Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Warta 2 Juni 2019

Warta 2 Juni 2019

Published by gulf201074, 2019-06-01 01:58:46

Description: Warta 2 Juni 2019

Search

Read the Text Version

Warta Sepekan, 02 Juni 2019 Gereja yang Berdoa, Menyembah, Bersaksi dan Melayani BETHANY CHURCH PERAK MALAYSIA 73A, Jln Perempuan Mazwin, Roundabout, Silibin; 64A, Jln Pengkalan Indah 1, Bandar Pengkalan (05-3212812); 67A, Jalan Laluan Klebang Restu 3, Medan Klebang Restu, Ipoh ; No 51A, 1st floor,Persiaran PM 2/3, Pusat Perniagaan seksyen 2 Sri Manjong, Sitiawan-: Desa Merbau Air Tawar. Pastor in charge : Ps. Robert James (email : [email protected]) RENUNGAN KHUSUS melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang MENANG TERHADAP DAYA TARIK DUNIA lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup Hari-hari ini, Tuhan banyak berbicara selama-lamanya.” kepada kita tentang apa yang harus kita lakukan agar kita memiliki hidup yang kekal atau memiliki Matius 6:24 keselamatan, salah satunya adalah bahwa kita ha- “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua rus mengasihi Tuhan Yesus dan bukan dunia ini. tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci Agar kita bisa mengasihi Tuhan Yesus, maka kita yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia harus lebih memperhatikan arti dari kata akan setia kepada yang seorang dan tidak “Menang Terhadap Daya Tarik Dunia”. mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” 1 Yohanes 2:15-17 Manusia pada umumnya memiliki 5 “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang (lima) indera yang sering kita kenal dengan ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, nama panca indera, yang terdiri dari indra maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang penglihat (mata), pendengar (telinga), penci- itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu um (hidung), pengecap (lidah) dan perasa keinginan daging dan keinginan mata serta (kulit). Manusia akan merasa senang sekali keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, bila kelima indera ini dipuaskan. Contohnya:

melihat yang bagus-bagus, mendengar yang merdu, mencium bau-bau yang harum, mengecap yang enak dan lezat, merasakan yang lembut — dan semua itulah yang ditawarkan oleh dunia. Hal ini akan membuat manusia semakin melekat kepada dunia, bahkan bukan lagi melekat, bahkan lebih daripada itu manusia memiliki ketergantungan yang luar biasa akan dunia ini. Belum lagi kebutuhan manusia akan kebanggaan diri, pengakuan dari orang lain yang se- makin membuat manusia memperbaiki penampilan supaya dilihat indah dan menawan — manusia jadi tergila-gila dengan barang-barang bermerek, mereka lakukan hal-hal itu hanya untuk memuas- kan rasa bangga dan mendapat pengakuan dari dunia (yang sebetulnya juga tidak peduli). Semua hal tersebut di atas adalah salah satu keinginan daging manusia yang juga ditawarkan oleh dunia, dan ini sungguh-sungguh terjadi, semakin hari manusia semakin berusaha memuaskan hasratnya dan ked- agingannya. Karena itulah kita harus bertobat dari segala kedagingan kita dan mengenal Tuhan Ye- sus lebih lagi sebagai Tuhan dan Juruselamat. BERTOBAT DAN MENGENAL TUHAN KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN JURUSELAMAT Pada waktu manusia bertobat dan mengenal Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka: Manusia Diperhadapkan dengan Sebuah Kebenaran yang Baru Yesus Kristus tidak menawarkan kemegahan dan kemewahan dunia — tetapi Yesus Kristus mem- berikan contoh kesederhanaan dalam kehidupan-Nya di muka bumi ini. Dan Ia mengajarkan kebenaran, damai sejahtera dan sukacita. Roma 14:17 “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Manusia yang sudah bertobat dan mengenal kebenaran yang baru ini tidak secara langsung dapat mengubah pola pikirnya. Yesus Kristus pun sadar akan hal ini, tidak mudah bagi manusia untuk mengubah paradigma yang sudah terlanjur melekat di dalam kepala manusia. Yesus perlu mengajar berkali-kali akan hal ini, bahkan Yesus pun mengakui bahwa cinta uang (salah satu ben- tuk keinginan daging) adalah pesaing terberat Yesus dalam memenangkan manusia. Seorang ahli Alkitab bernama Jim Senneth menemukan bahwa: Ada 2,350 ayat tentang uang, 500 ayat tentang doa dan 500 ayat tentang iman Ada 1 dari 10 ayat di Perjanjian Baru berbicara mengenai uang Perumpamaan Tuhan Yesus mengenai uang lebih banyak dari pada tentang surga dan neraka Manusia mulai belajar kebenaran yang baru Ada satu langkah lagi yang diperkenalkan oleh Tuhan kepada manusia — Tuhan memberikan Roh -Nya kepada manusia dan Roh-Nya ini diam dalam manusia untuk memimpin, menguatkan dan memampukan manusia untuk dapat hidup sebagai manusia roh. Manusia diproses untuk tidak lagi memprioritaskan keinginan dagingnya dan mulai belajar untuk

menumbuhkembangkan manusia rohnya sehingga akhirnya manusia dipersiapkan untuk mem- iliki hidup yang kekal yaitu keselamatan. Roma 8:9 “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di da- lam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Memiliki Roh Kristus adalah sebuah tanda dan bukti bahwa kita adalah milik Kristus. Roma 8:6-8 “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.” Galatia 5:16-17a “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging.” Dunia masih berusaha untuk menarik manusia dengan segala jerat dan tipu dayanya. Bila kita masih memilih untuk memuaskan keinginan daging (kedagingan), tipu daya dunia akan terasa sangat menarik; tetapi bila kita berusaha untuk menjadi manusia roh (lebih mementingkan pertumbuhan rohani), tipu daya dunia menjadi tidak menarik lagi. Dunia dengan segala jerat dan tipu dayanya sedang menuju pada kemusnahannya, sedangkan kita sebagai milik Kristus yang sudah diperlengkapi dengan Roh-Nya, terus menerus berusaha dan ber- juang untuk mendapatkan kepastian dalam hidup yang kekal yaitu keselamatan itu. Dengan belajar akan kebenaran yang baru ini, manusia diperhadapkan dengan dua kutub — yang satu adalah daya tarik dunia yang menawarkan kepuasan daging, dan yang satu lagi adalah hidup kekal yaitu keselamatan yang membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan dari manusia roh. Faktanya dua hal ini dari hari ke hari sepertinya saling berusaha menarik masing-masing kita. Apakah kita masih ingin memuaskan keinginan daging, yang secara manusia kelihatannya sangat menawan hati, dengan segala kegemilangan dan kemuliaannya, apa yang ditawarkan dunia (daya tarik dunia) itu sangat menarik. Dan kubu satunya adalah keinginan untuk mendapatkan hidup kekal yaitu keselamatan itu, yang membutuhkan kedewasan roh. Kedewasaan roh dalam ayat-ayat di atas sudah dituliskan bahwa keinginan roh berlawanan dengan keinginan daging, sehingga bila kita ingin betul-betul serius untuk memiliki roh yang semakin kuat dan semakin bertumbuh, kita harus berani untuk menahan keinginan daging kita, bukan hanya menahan tapi juga kita harus berjuang dan be- rusaha untuk mengalahkan keinginan daging kita. “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan

keinginan daging.” Sehingga menjadi sangat jelas sekali bahwa salah satu tanda bahwa kita sudah memiliki hidup yang kekal yaitu keselamatan adalah waktu kita menang terhadap daya tarik dunia, kita tidak tertarik lagi dengan tipu daya dan jerat dunia. Waktu kita sudah menang terhadap daya tarik dunia, hidup yang kekal yaitu keselamatan sudah menanti kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. (NS) Lawan Kebodoha Dunia Dengan Cara Ini. Kamu Pasti Bisa Hidup Kudus dan Diberkati! Sumber: Jawaban.com Dunia ini penuh dengan masalah dan sebab. Dan menariknya, semua orang sudah cukup berani menyatakannya. Namun niat baik saja nggak cukup. Keberanian kita harus berakar pada kebenaran dulu, jika tid- ak kamu hanya akan dianggap bodoh. Dan menurut Yesus, kebodohan adalah dosa. Sementara itu, defenisi bodoh dalam bahasa Yunani adalah Moros yang berarti ada- lah tidak hormat, ketidaksopanan kepada Tuhan dan ketidaktahuan. Nah, akar kata moros ini adalah musterion yang artinya merujuk kepada sesuatu yang rahasia, dan misterius. Tahukah kamu bahwa ternyata ada kecenderungan yang tersembunyi menuju ke- bodohan tersebut di dalam diri kita, dan itu bisa menjadi dosa. Dan untuk mengatasinya, kita membutuhkan Roh Kudus untuk memanggil kita dan bertanggung jawab atas itu. Inilah yang bisa kita lakukan jika tak ingin melewati masalah dengan kebodohan. 1. Bangun dasar yang kuat atas Firman Allah Batu karang yang teguh adalah Yesus Kristus dan Kristus adalah Firman Allah. Yohanes 1: 1 berkata, \"Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.\" Sementara itu, 1 Korintus 10:4 juga berkata, \"Dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu adalah Kristus.\" Ketika dunia ini menekan kita, maka jika iman kita yang berakar pada Firman Tu- han, itu akan memungkinkan kita bisa melawannya dengan begitu berani. Kita nggak dipanggil olehNya menjadi bodoh dan diam saja. Hati yang berpusat pa- da Kristus akan mampu membela apa yang benar dan tidak. Karunia Roh Kudus ada disana dan menopang kita, asal kita mau dan rajin serta taat menyerahkan keinginan daging kita kepadaNya. Percayalah, ada kuasa di dalam nama Yesus, karena bumi ini, sehingga kita membu- tuhkanNya. Dia adalah harapan kita. 2. Jagalah agar hubungan doa kamu tetap kuat. Gimana kita bisa tahu bahwa hidup kita selaras dengan Firman Tuha? Yap, dengan berdoa. Doa sangat kuat. Sepanjang hidup kita, kita harus terus bicara dengan Tuhan karena kebangkitan dan kematianNya di kayu salib, dan Dia duduk di sebelah kanan Bapa dan berdoa untuk kita.

Doa adalah hal yang paling penting yang membuat kita berani. Mazmur 139:23 berkata,\"Selidilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku.\" Mazmur 51:10 juga berkata,\" Jadikanlah diriku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!\" Tuhan melihat kita, Dia juga mendengar kita. Ketika kita berdoa kepadaNya disaat- saat kita punya masalah dan lain sebagainya, ketika kita merasa keberanian diri itu menyala, Dia akan terus setia membimbing tujuan kita dan mengarahkan hidup kita sehingga selaras dengan kehendakNya. Keberanian kita menghadapi persoalan dan kebodohan atau dosa, pasti berakar dari kasih Tuhan. Ketika kita berani menerima kasihNya, maka kasih itu akan mengalir melalui kita. Kita menjadi rendah hati dan berani pada saat kita menghadapi dosa dan masalah apapun. Berani tanpa menjadi bodoh, tetapi berhikmat karena kita telah membangun fondasi hati kita diatas kebenaranNya dan mengingat siapa Dia dan siapa kita selalu. Sumber : ibelieve/ jawabanco

5 Alasan Millenial Tetap Terhubung ke Gereja Rilis Penelitian dalam Generasi Millenial & Generasi • 17 September 2013 Setiap orang memiliki pendapat tentang mengapa kaum Millenial meninggalkan gereja. Ini adalah topik kontroversial, yang telah diteliti oleh para peneliti Grup Barna selama satu dekade. Topik ini dinyalakan kembali musim panas ini ketika blogger dan penulis Rachel Held Evans menulis sebuah artikel tentang mengapa Millennial meninggalkan gereja. Editorialnya mengejutkan, memicu tanggapan di seluruh web dan menghasilkan lebih dari 100.000 reaksi media sosial dalam minggu pertama saja. Namun, apa pun pandangan pribadi seseorang tentang alasan di balik Millenial tetap atau pergi, satu hal yang jelas: hubungan antara Millenial dan Gereja sedang bergeser. Peneliti Barna Group telah memeriksa perkembangan iman Millennial sejak generasi itu di masa remajanya — yaitu, selama sekitar satu dekade. Selama waktu itu, perusahaan telah melakukan 27.140 wawancara dengan anggota generasi Millenial da- lam lebih dari 200 studi. Dan sementara penelitian Barna Group sebelumnya telah menyoroti apa yang tidak bekerja untuk menjaga Millennial di gereja, penelitian ini juga menerangi apa yang berhasil — dan apa yang dapat dilakukan ger- eja untuk melibatkan orang dewasa muda ini. Realitas Kejam dari Iman Milenium Tetapi pertama-tama, keprihatinan kaum Millenial yang meninggalkan Gereja harus dipahami. Orang tua dan pemimpin telah lama prihatin tentang perkembangan iman generasi yang lahir antara tahun 1984 dan 2002 — dan untuk alasan yang baik. Pertama, penelitian Barna menunjukkan hampir enam dari sepuluh (59%) dari orang-orang muda yang tumbuh di gereja-gereja Kristen akhirnya meninggalkan agama mereka atau dari gereja institusional di beberapa titik dalam dekade pertama kehidupan dewasa mereka. Kedua, segmen yang belum bergereja di kalangan kaum Millenial telah meningkat dalam dekade terakhir, dari 44% menjadi 52%, mencerminkan tren budaya yang lebih besar dari tidak pergi ke gereja di antara populasi bangsa. Ketiga, ketika ditanya apa yang telah membantu iman mereka bertumbuh, “gereja” tidak menjadikan 10 faktor teratas. Sebaliknya, pendorong pertumbuhan spiritual yang paling umum, seperti yang diidentifikasi oleh Millennial sendiri, adalah doa, keluarga dan teman-teman, Alkitab, memiliki anak, dan hubungan mereka dengan Yesus. Budaya: Akselerasi (Percepatan ) dan Kompleksitas Namun, tidak semua adalah malapetaka dan kesuraman ketika datang ke iman di kalangan milenium. Ber- beda dengan kekecewaan agama yang meluas yang ditandai di antara begitu banyak teman sebaya mereka, jutaan orang Millennial Kristen tetap berkomitmen dan aktif dalam iman mereka. Sekitar seperempat dari anak-anak berusia 18 hingga 29 tahun mempraktekkan orang Kristen, yang berarti mereka menghadiri gereja setidaknya sebulan sekali dan sangat menegaskan bahwa iman agama mereka sangat penting dalam kehidupan mereka. Mayoritas generasi Millenial mengklaim untuk berdoa setiap minggu, seperempat mengatakan mereka telah membaca Alkitab atau menghadiri kelompok kecil agama minggu ini, dan satu dari tujuh telah menjadi sukarelawan di sebuah gereja dalam tujuh hari terakhir. Praktek-praktek spiritual ini patut diperhatikan, kata David Kinnaman, presiden Barna Group, karena tren budaya yang lebih luas tidak terlalu ramah terhadap kepercayaan. “Generasi Millen memikirkan kembali sebagian besar institusi yang menengahi kehidupan, dari pernikahan dan media, hingga pemerintahan dan gereja,” kata Kinnaman, penulis You Lost Me dan bukan Kristen yang telah menghabiskan 20 bulan terakhir berbicara secara nasional tentang tantangan yang dihadapi kaum Millenial saat ini. “Mereka tumbuh dalam budaya dan di antara rekan-rekan yang sering netral atau menentang Injil. Dan kehidupan terasa dipercepat dibandingkan dengan 15 tahun yang lalu — keberadaan informasi di mana-mana membuat lebih sulit bagi banyak orang untuk menemukan makna di lembaga-

lembaga yang merasa tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Milenium sering menggambarkan gereja, misalnya, sebagai 'tidak relevan' atau mengatakan bahwa menghadiri layanan ibadah 'terasa seperti tugas yang membosankan.' \"Selain itu, banyak orang muda Amerika mengatakan kehidupan tampak rumit - bahwa sulit untuk menge- tahui bagaimana hidup dengan serangan informasi, pandangan dunia, dan pilihan yang mereka hadapi se- tiap hari. Salah satu kritik khusus yang sering dilakukan kaum muda tentang agama Kristen adalah bahwa hal itu tidak menawarkan jawaban yang mendalam, bijaksana atau menantang untuk kehidupan dalam bu- daya yang kompleks. ” Tetapi kritik ini juga merupakan tanda harapan, Kinnaman menyarankan, karena itu berarti kaum Millenial mendambakan kedalaman — suatu kebutuhan yang secara unik ingin dipenuhi oleh Gereja. Dalam hal ini, penelitian menunjuk pada lima cara komunitas iman dapat membangun hubungan yang lebih dalam, lebih tahan lama dengan Millennial. 1. Beri ruang untuk hubungan yang bermakna. Faktor pertama yang akan melibatkan kaum Millenial di gereja adalah sesederhana seperti integral: hub- ungan. Ketika membandingkan dua puluh sesuatu yang tetap aktif dalam iman mereka di luar sekolah menengah dan dua puluhan yang keluar dari gereja, studi Barna menemukan perbedaan yang signifikan antara keduanya. Mereka yang tinggal dua kali lebih mungkin memiliki persahabatan pribadi yang akrab dengan orang dewasa di dalam gereja (59% dari mereka yang tinggal melaporkan persahabatan seperti itu versus 31% di antara mereka yang tidak lagi aktif). Pola yang sama terbukti di antara hubungan yang lebih disengaja seperti mentoring — 28% dari generasi Millenial yang tinggal memiliki seorang mentor dewasa di gereja selain dari pendeta mereka, dibandingkan dengan 11% yang putus sekolah yang mengatakan hal yang sama. Kinnaman dengan cepat menunjukkan batasan dari penelitian semacam itu: \"Penting bagi siapa pun yang menggunakan penelitian untuk menyadari korelasi tidak sama dengan sebab-akibat. “Namun, di antara mereka yang tetap aktif, ini sangat jelas: pengalaman gereja yang paling positif di antara kaum Millenial bersifat relasional. Ini juga berlaku dari sudut terbalik: Tujuh dari 10 Millenial yang keluar dari gereja tidak memiliki persahabatan dekat dengan seorang dewasa dan hampir sembilan dari sepuluh tidak pernah memiliki mentor di gereja. “Implikasinya adalah bahwa sebagian besar remaja yang pergi ke gereja tidak merasa diterima secara rela- sional di gereja. Informasi semacam ini harus menjadi panggilan untuk membangunkan para pemimpin pelayanan serta orang-orang dewasa di gereja tentang perlunya berteman dengan generasi orang percaya yang akan datang. ” 2. Ajarkan penegasan budaya. Hasil pelayanan penting kedua bagi milenium hari ini adalah membantu mereka mengembangkan ket- erampilan penegasan - terutama dalam memahami dan menafsirkan budaya hari ini. Misalnya, orang Kris- ten Millenial yang aktif lebih dari dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka “belajar tentang bagaimana orang Kristen dapat berkontribusi secara positif kepada masyarakat” dibandingkan dengan mereka yang putus sekolah (46% berbanding 20%). Orang-orang yang aktif juga hampir empat kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka “lebih memahami tujuan hidup saya melalui gereja” (45% berbanding 12%). Untuk generasi yang sudah menyesalkan kompleksitas kehidupan modern, Gereja dapat menawarkan ke- jelasan yang berharga. Milenium membutuhkan bantuan belajar bagaimana menerapkan hati dan pikiran mereka ke realitas budaya saat ini. Dalam banyak hal, budaya pop telah menjadi pendorong agama bagi kaum Millenial, jadi membantu mereka berpikir dan merespons budaya dengan tepat harus menjadi priori- tas.

Meskipun demikian, perkembangan seperti itu juga harus berhati-hati untuk menghindari impuls yang ter- lalu protektif yang didorong oleh rasa takut terhadap budaya. Sebaliknya, kaum Millenial membutuhkan bimbingan tentang melibatkan budaya secara bermakna, dan dari sudut pandang Kristen yang berbeda. Ga- gasan menemukan cara untuk membawa iman mereka kepada Yesus ke masalah yang mereka temui di dunia tampaknya menjadi salah satu motivasi paling kuat dari orang-orang Millenial yang mempraktikkan Kristen saat ini. Mereka tidak ingin iman mereka diturunkan ke ibadat hari Minggu, dan keinginan untuk iman yang holistik ini adalah sesuatu yang dapat diucapkan Gereja dengan cara yang bermakna. 3. Jadikan Umpan Balik mentoring sebagai prioritas. Hal ketiga yang dipelajari tim Barna Group tentang pelayanan yang efektif bagi Millennial adalah bahwa kaum muda ingin ditanggapi dengan serius hari ini — bukan untuk posisi kepemimpinan masa depan yang jauh. Di mata mereka, kehidupan gereja institusional terlalu hierarkis. Dan mereka tidak tertarik untuk mendapatkan jalan mereka ke atas begitu banyak karena mereka ingin menempatkan hadiah dan ket- erampilan mereka untuk bekerja untuk gereja lokal di masa sekarang - bukan masa depan - tegang. Istilah \"mentoring terbalik\" telah datang untuk menggambarkan jenis memberi dan menerima antara pem- impin muda dan mapan. Kinnaman berkata, “Pelayanan yang efektif bagi kaum Millenial berarti memban- tu orang-orang percaya muda ini menemukan misi mereka sendiri di dunia, bukan hanya meminta mereka untuk menunggu giliran. Salah satu cara untuk berpikir tentang generasi ini adalah bahwa mereka diasing- kan dalam sesuatu seperti 'Babel digital' - sebuah lingkungan yang imersif, interaktif, kaya gambar di mana banyak orang yang lebih tua merasa asing dan hilang. Yang benar adalah, Gereja membutuhkan bantuan generasi berikutnya untuk menavigasi medan digital ini. \" Penelitian menunjukkan beberapa gereja membantu kaum muda menemukan rasa misi, meskipun ini juga penting dalam menumbuhkan iman yang bertahan lama. Generasi Millenial yang tetap aktif di gereja dua kali lebih mungkin dibandingkan yang dropout untuk mengatakan mereka melayani orang miskin melalui gereja mereka (33% berbanding 14%). Mereka juga lebih cenderung mengatakan bahwa mereka melakukan perjalanan yang membantu memperluas pemikiran mereka (29% banding 16%) dan lebih cenderung untuk menunjukkan bahwa mereka telah menemukan penyebab atau masalah di gereja yang memotivasi mereka (24% banding 10%). 4. Merangkul potensi pemuridan kejuruan. Cara keempat gereja dapat memperdalam hubungan mereka dengan Millennial adalah dengan mengajarkan teologi panggilan atau panggilan yang lebih kuat. Generasi Millenial yang tetap aktif memiliki kemung- kinan tiga kali lebih tinggi daripada yang dropout untuk mengatakan bahwa mereka belajar untuk me- mandang karunia dan hasrat mereka sebagai bagian dari panggilan Tuhan (45% berbanding 17%). Mereka empat kali lebih mungkin untuk belajar di gereja “bagaimana Alkitab berlaku untuk bidang atau karier saya” (29% berbanding 7%). Kesenjangan yang sama ada ketika datang untuk menerima masukan yang bermanfaat dari seorang pendeta tentang pendidikan (21% versus 5%), meskipun sejauh menawarkan beasiswa (5% vs 2%) tidak terlalu luas. ”Sebagian besar gereja tampaknya meninggalkan hasil berbasis panggilan semacam ini sebagian besar di depan pintu,” komentar Kinnaman, “kecuali para siswa ini menunjukkan minat dalam pelayanan berbasis gereja tradisional.” Tetapi apa yang dicari oleh kaum Millenial melampaui ini. Kinnaman menyebutnya “pemuridan kejuruan,” suatu cara untuk membantu kaum Millenial terhubung dengan sejarah kekristenan yang kaya dengan karya unik mereka sendiri yang telah dipanggil oleh Tuhan untuk mereka. 5. Memfasilitasi koneksi dengan Yesus.

Akhirnya, lebih dari sekadar klub komunitas yang membantu kaum muda melewati ambang kedewasaan, komunitas gereja dapat membantu kaum Millenial menghasilkan iman yang langgeng dengan memfasili- tasi rasa keintiman yang lebih dalam dengan Tuhan. Misalnya, kaum Millenial yang tetap aktif lebih mung- kin daripada mereka yang keluar untuk mengatakan bahwa mereka percaya Yesus berbicara kepada mere- ka secara pribadi dengan cara yang nyata dan relevan (68% berbanding 25%). Selain itu, orang-orang yang aktif lebih cenderung percaya bahwa Alkitab mengandung hikmat untuk menjalani kehidupan yang ber- makna (65% berbanding 17%). “Ini berarti kaum Millenial yang mempertahankan iman yang lebih tahan lama daripada rekan-rekan mere- ka lebih mungkin untuk menemukan rasa otoritas dalam Firman Allah — baik dalam halaman-halaman Alkitab maupun dalam pengalaman keintiman mereka dengan Allah yang mereka ikuti, \"Kata Kinnaman. Tentu saja, banyak pemimpin gereja sudah mencoba untuk menghubungkan otoritas Alkitab dengan hub- ungan pribadi dengan Yesus bagi kaum muda mereka. Jadi apa yang terjadi untuk menggagalkan upaya ini? Kinnaman menjelaskan, “Sebagian, adalah kegagalan untuk tidak menghubungkan Yesus dan Alkitab dengan hasil-hasil lain yang diidentifikasi dalam penelitian ini — kepekaan relasional, misi, kejuruan, dan budaya. Dengan kata lain, versi 'Yesus dalam ruang hampa' yang sering dikemas untuk kaum muda tidak bertahan lama dibandingkan dengan iman kepada Kristus yang tidak terkotak-kotak tetapi sepenuhnya ter- integrasi ke dalam semua bidang kehidupan. \" Segenggam Peringatan Ada beberapa peringatan yang datang dengan penelitian semacam ini, Kinnaman menunjukkan. “Pertama, karena Millenial cepat mengatakannya sendiri, hidup itu rumit — ada banyak pengaruh signifikan yang sedang terjadi dalam kehidupan mereka saat ini. Lima prinsip ini tentu saja bukan daftar lengkap, tetapi itu mencerminkan beberapa hal yang telah dipelajari tim kami sejauh ini. “Kedua, orang tua serta pemimpin gereja dan organisasi harus terbuka untuk mempelajari semua yang mereka dapat tentang Millenial untuk memaksimalkan upaya mereka untuk melibatkan mereka secara ro- hani. Namun, mereka harus berhati-hati untuk tidak mengidolakan generasi yang sedang muncul ini dan dengan demikian menciptakan bentuk usia-isme. Generasi Millenial harus menjadi prioritas bukan karena 'pemuda harus dilayani,' tetapi karena generasi ini sedang mencoba mempelajari kesetiaan dalam budaya pasca-Kristen yang berubah dengan cepat. Milenium membutuhkan bantuan orang percaya yang setia dari generasi yang lebih tua jika mereka ingin memahami semuanya dan bergerak maju secara bermakna dalam kehidupan dan iman mereka. ”

DOA BANGSA-BANGSA : POLANDIA Nama negara : Polandia Population : 38,6 juta jiwa Agama mayoritas : Roma Katolik Pokok doa 1. Tuhan terus berkarya atas bangsa Polandia. Setiap benih komunisme yang masih ada di bangsa ini akan terus dibersihkan dengan kuasa Allah dan akan memberikan kelepasan dan kebebasan yang seutuhnya kepada bangsa ini. Tuhan akan memimpin bangsa Polan- dia masuk ke dalam terangNya yang ajaib. Amin. 2. Berdoa ketika berita Injil itu disampaikan khususnya kepada anak-anak muda di sana, tidak akan sia-sia. Setiap telinga yang mendengar menjadi percaya dan hati terbuka menerima Injil keselamatan ini. Banyak jiwa dari anak-anak muda di Polandia dituai bagi Kerajaan Allah. 3. Tuhan menumbuhkan Gereja-gereja Evangelical di negeri ini, sehingga melalui Gereja ini terjadi perubahan kehidupan iman di Polandia. Kepercayaan dan cara berpikir yang aga- mawi dan bersifat tradisi akan digantikan dengan pengajaran dan pola pikir yang baru sesuai dengan kebenaran firman Tuhan dan nilai-nilai Kerajaan Allah. 4. Biarlah bangsa Polandia dapat berkata : Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari- hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka (Maz 90 : 15). Sukacita Tuhan itulah kekuatan kami. Haleluya.

Daftar Community Of Love (COoL) Daftar Community Of LoVe (COoL) BCM PENGKALAN BCM SILIBIN Kord A/Shift : Cassie Ratih 2 Kordinator Asmur dan Meru : Esterlina Hutasoit 0116153704 1. COoL Filadelfia : Vivi L 2. COoL Alfa&Omega : Safira Nopika 1. COoL Keluarga 1 ; Ps Kristina 3. COoL Gloria : Natalia Sembiring 2. COoL Taman Meru : Dorcas Dewi 4. COoL Immanuel ; Joan Butar Butar 3. Taman Meru AA : Yosi Anna 5. COoL Sangkakala A : Evelyn 4. Taman Meru BB1 : Marni Lumban Gaol 6. COoL Faith : Rina Ambarita 5. Taman Meru BB 2 : Laura Elfrida 7. COoL Rajawali ; Roulina 6. Asrama Murni AA1 : Marissa Hillary 8. COoL Anak Baru ; Cassie Ratih 7. Asrama Murni AA2 : Sari Zega 8. Asrama Murni AA3 : Esterlina Hutasoit Kord B/Shift : Nia Suardina 9. Asmur BB1– Victory : Othniela Evi 10. Asmur BB3- : Ester Nellly 1. COoL Sangkakala B : Sartika Napitu 11. Asmur BB4 —Glory : Sarmiani Damanik 2. COoL Bethesda : Betaria Lumban Batu 12. Asmur CC1-Grace : Ruth Ira 3. COoL Wanita Bijak : Helty Samosir 13. Asmur CC2-Alena : Ika Alexandra Saragi 4. COOL Ekklesia ; Tabitha Ginting 14. Asmur CC3-Helsa : Rina Tambunan 5. COoL Anugerah : Rebecca Situmorang 15. Asmur CC4-Glory : Ika Alexandra Saragi 6. COoL Glory ; Annaria Sihombing 16. COOl Mapa : Eninta Florentina Kord C/Shift : Ibu Roma Aritonang Daftar Community Of Love (COoL) Sitiawan 1. COoL Maranatha :Siska Telambanua 2. COoL Haleluya1: Martha Indri 1. Keluarga Sitiawan ; Ibu Novi Simanjuntak 3. COoL Haleluya2: Ibu Roma Aritonang 2. COoL Cengkat jering ; 4. COoL Putri Sion : Naomi Triana 3. COoL Kampung Baru ; 5. COoL Igrea : Lindy Tetty R 6. COoL Grace : Helmi Sihite 7. COoL Yobel : Tabitha Helmi 8. COoL Boru Ni Raja: Renia Sihombing 9. COoL Sangkakala C : Riwani Kord Panorama dan Pinji : Yenida Sinaga No HP Kordinator Lainnya 1. COoL Eirene : Yenida Kordi Ibadah Sitiawan ; Ibu Novi 01131741224 2. COoL Agape : Gloria Tamborine : Friska Hasibuan 0175443340 3. COoL Hebron : Ibu Saut Dancer : Joan Romantika 0165274396 4. COoL Batsyeba : Firma Tiang Doa : Naomi Triana 0184628027 5. COoL Faith ; Meiria Purba Sek Minggu Silibin: Dorcas Dewi 01136139590 6. COoL Agatha : Melidar Simbolon 7. COoL Emmanuel ; Given Unisem A/S ; Cassie Ratih 011114210060 8. COoL Talent : Arlina Unisem B/S : Nia Suardina 01137882528 9. COoL Joy : Novita Unisem C/S : Ibu Roma 01137810720 10. COoL Gift : Lela Manik Panorama & Salutica ; Yenida 0102912209 11. COoL Atarah : Risda Manik 12. COoL Betsaida 1: Susiwanti 13. COoL Betsaida 2: Asri Manurung 14. COoL Liora : Juwita 15. COoL Grace : Agustina Tinambunan 16. COoL Angela ; Ivana 17. COoL Alpha : Irawati 18. COoL Wanita Teladan : Uli Ulina Pinem 19. COoL CC3 : Samot

Daftar Community Of Love (COoL) No HP Kordinator KLEBANG RESTU 1. Finisar Q/S : Mida Sagala 0142381370 Kord Finisar S/Shift : Lena Veronica 1. Wing Onn S ; Bertha 2. Finisar R/ S : Hilda L 01151937101 2. Putri Sion 1 : Elisabateh 3. Putri Sion 2 ; Tirza Manalu 2 3. Finisar S/S : Veronica Lena 01136138864 4. Putri Sion 4 ; Cornelia 5. Putri Sion 5 : Hanna Sirait 4. Yamaha ; Irma Hariyati —0123439536 Kord Kamaya : Trisna Sheba 5. Kamaya : Trisna Sheba — 0 16-791 4875 1. COoL Kemenangan: Irma Aritonang 6. MMC ; Saurma Sinaga—01139520436 2. COoL Kasih : Fitry Simatupang 3. COoL Yehovah Roi: Trisna Sheba Kord Yamaha ; Irma Hariyati Napitupulu 4. COoL Yehovah Shalom: Lamria N 1. COoL Gab Yamaha ; Siska Maria 5. COoL Selomitha ; Eter Maniar Kord Finisar R/Shift: Adriel 6. COoL Tehilah : Mery Aritonang 1. Cool Wing Onn : Stevani Siburian 7. COoL Yehovah Jireh : Desi D 2. COoL Anugrah 1 : Rokaya Simanjuntak 8. Immanuel : Widya Sinulingga 3. COoL Anugrah 2 : Hilda 9. Purti Sion : Dumaringgas 4. COoL Anugrah 3; Roindah Tamba 10. YES: Merry Sidabutar 5. COoL Anugrah 4 : Satriani 11. Klebang Ria ; Felicia Winda Silitonga 12. Okuli : Eva Situmorang 13. Filadelfia : Christina Kord Finisar Q /Shift : Helmida Sagala 1. Wing Onn 1 : Zelda 2. Wing Onn 2 : Eti Rachel 3. Wing Onn 3 : Bintang Siburian 4. Khantan Immanuel 1 : Rosdella 5. Khantan Immanuel 2 : Ella Sinaga 6. Khantan Immanuel 3 : Martha S 7. Khantan Immanuel 4 : Rini Sinaga 8. Khantan Immanuel 5 : Winda N Kord MMC; Saurma Sinaga 1. COoL Eklesia : 2. COoL Eliezer : Debora Purba 3. COoL Putri Sion : Yemima Bakara 4. MMC Gefira (Klebang Restu 1); Evelyn 5. MMC Talitakum (Klebang 2) : Salsa 6. MMC Gloria (Klebang Ria) : Selfrida Imperial Tambun & Klebang Kord : Tamara Esti 1. Blok Unshakeable Woman ; Emelia Sinaga 2. Blok A Tambun : Evi Sialagan 3. Blok F Tambun : Mai Santa Clara 4. Imperial Kasih : Tamara 5. Imperial Hosana : Debora Hutasoit 6. Imperial YES ; Mida Manurung 7. Imperial Blok H ; Romma Haloho 8. Ibu Ibu Bijaksana ; Ibu Dewi S

1. Minggu ini 2 Juni 2019 seluruh ibadah Raya disertai dengan Perjamuan Kudus. Persiapkan diri an- de dengan sebaik baiknya. 2. Terimakasih untuk pelayanan PS Septerianus Waruwu dan Ps Fredy Simanjuntak disepanjang Ibadah Raya hari ini. Tuhan memberkati 3. Minggu ini tidak ada perkuliahan, Kelas dilanjutkan pada Seni 10—14 Juni 2019 di Kelas Klbang Restu. Semua mahasiswa memperhatikan. 4. Telah dibuka pendaftaran perkuliahan angktan IX yang akan dimulai Senin 22 Juli 2019. Daftarkan diri dengan segera segera kepada Ps Joni Gultom. Biaya pendaftaran RM 150 . Kelas perkuliahan akan ditentukan menurut jumlah asal hostel mahasiswa yang terbanyak. Mari raihlah masa de- pan mu sekarang juga. 5. Bagi jemaat yang rindu di layani Baptisan Air, daftarkan diri anda kepada Ps Kristina dan akan dil- aksanakan Pengarahan Baptisan terlebih dahulu. Selamat untuk jiwa jiwa yang telah mengambil baptisan air minggu ini. 6. Bagi jemaat yang belum mendapatkan sertifikat baptisan, berhubungan langsung dengan Ps Joni dengan membawa foto 3x4 sebanyak 2 lembar. 7. Mari bertumbuh dalam kelompok sel Community of Love (COoL) di tempat masing mas- ing. Dengan tema KESATUAN HATI, TUMBUH BERSAMA DAN MENANGKAN JIWA BUAT KRISTUS Pelayanan Umum / STT Real Ipoh : Ps Joni Gultom : 0165120731 / +62895603721262 Pelayanan Baptisan : Ps Kristiana - 016-5635082 Kordinator Sitiawan dan Pos PI Pelayanan Ipoh dan sekitarnya : Ps Sarce - 019-5698350 Pelayanan Praise And Worship ; Ps Kristiana - 016-5635082 : Doni (0165959012) dan Mida Sagala (0142381370) Selamat datang bagi jiwa jiwa baru di gerejaTuhan, mari bertumbuh dan berakar dalam Kristus. Tuhan memberkati No Jadwal Ibadah Hari Jam Tempat Ahad/ Pengkalan 1 Ibadah Raya Pengkalan 1 Minggu 08.30-10.30am Ibadah Raya Pengkalan 2 10.45—12.45 pm Silibin Ibadah Raya Pengkalan 3 Sabtu 08.30—10.30 pm Ibadah Raya Silibin 1 Senin– 08.30– 10.30pm Klebang Restu Ibadah Raya Silibin 2 Jumat 08.30-10.30pm Ibadah Raya Klebang 1 Sabtu 08.45-10.45 am Tambun Ibadah Raya Klebang 2 Sabtu 11.00– 12.45 pm Sitiawan Ibadah Raya Klebang 3 08.45-10.45 pm Ibadah Raya Tambun 03.00-05.00 pm Hostel, rumah Ibadah Raya Sitiawan 09.00-11.00 am doa, gereja POS PI Cengkat Jering 07.00-08.30pm Semua Cabang POS PI Kampung Baru 07.00-08.30 pm Gereja dan ru- mah doa 2 Ibadah Community Of Pagi dan malam Love 08.30-10.00am 3 Doa Puasa 08.00-09.00pm 4 Doa Persiapan Pengkalan, S P, Silibin, Sitiawan dan Klebang Restu

MO T I V A S I & ART I KE L NILAI NILAI DALAM PELAYANAN  Dasar Pelayanan bukan Kemampuan tetapi Karakter Karakter adalah Dasar kompetensi dari bangunan rohani kita.  Sifat Pelayanan bukan dilYayani, tetapi Melayani. Melayani tanpa mengharapkan pengembalian atau balas jasa dari aktif itas yang kita laksanakan  Motivasi pelayanan bukan Kekuasaan, tetapi Kasih. Tujuan kita Melayani bukan agar berkuasa atas mereka, tetapi karean dorongan kasih.  Ukuran Pelayanan bukan Kesuksesan, tetapi Pengorbanan. Sukses yang sejati ialaha membawa jiwa jiwa semakin serupa dengan Kristus dan memuliakan Nama Yesus di dalam kehidupan kita.  Otoritas pelayanan bukan dengan memilih Jabatan, tetapi Ketaatan. Cari fungsi masing masing, bukan posisi!  Tujuan Pelayanan bukan Popularitas, tetapi Kemuliaan Tu- han Motivasi yang tidak murni, adalah sebuah kejahatan rohani.  Alat Pelayanan bukan Fasilitas, tetapi Firman allah dan Doa. Firman Allah dan Doa, menarik urapan Allah turun atas pelayanan kita. Dampak pengurapan adalah keberhasilan pelayanan. Bukan fasilitas yang mendatangkan urapan, tetapi urapanlah yang men datangkan fasilitas.  Hasil pelayanan bukan Kuantitas , tetapi Kualitas (Mutu). Kuantitas belum tentu akan diikuti dengan kualitas, tetapi kualitas sudah pasti akan diikuti dengan kuantitas.  Kuasa Pelayanan bukan Hikmat Dunia atau Manusia, teta- pi Roh Kudus. Belajarlah, dan persiapkanlah diri dengan sebaik baiknya, tetapi andal kan Roh Kudus agar kedua hal itu disertai dengan Kuasa allah  Modal utama dalam Pelayanan bukan Tokoh Utama, Pem- bicara Terkenal, Para Pemimpin, tetapi Tuhan Yesus Kristus. Keberhasilan menjadikan Kristus sebagai teladan, akan membuat mereka berhasil dalam pelayanan.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook