JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3 DEWI MASHITHOH FATMAWATI CGP ANGKATAN 6 KOTA MOJOKERTO
Jurnal Refleksi Model 5R 1. Reporting (Menceritakan ulang peristiwa yang terjadi) Beberapa aktivitas yang sudah saya lakukan pada modul ini adalah : a. Dimulai dari alur mulai diri . Pada kegiatan ini CGP ditugaskan untuk menuliskan refleksi diri mengenai kegiatan supervisi akademik yang pernah dilaksanakan (ketika CGP disupervisi kepala sekolah) serta menuliskan harapan yang ingin dicapai sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul 2.3 ini. b. Kegiatan dilanjutkan dengan alur eksplorasi konsep. Materi yang diberikan mengenai konsep, paradigma dan prinsip, kompetensi inti dan TIRTA, supervisi akdemik dengan paradigma coaching. Kemudian dilanjutkan dengan forum diskusi di eksplorasi konsep.
Kemudian kami semua melaksanakan kegiatan ruang kolaborasi bersama fasilitator kami yaitu Bapak Sovfan dan teman-teman CGP dari kelompok 47. Di alur ini saya secara berpasangan dengan Pak Dani melakukan praktek coaching. Praktik berlangsung sangat seru didampingi bu Indah sebagai PP kami dan juga bpk Sovfan. Selanjutnya kami memasuki alur demonstrasi kontekstual. Pada alur ini kami berpasangan dengan 3 CGP yaitu saya, P. Dani dan Bu Eka yang akan berperan sebagai coach, coachee, dan pengamat secara bergantian. Kami bertiga melaksanakan proses coach, coachee dan pengamat secara bergantian dan di rekam, lalu rekaman kita upload ke LMS. Alur berikutnya adalah elaborasi pemahaman, yang dipandu oleh Instruktur bernama Ibu Wahyu Ekawati.
Alur berikutnya adalah mengerjakan koneksi antar materi. Pada alur ini kami ditugaskan untuk membuat kaitan antara materi coaching dengan materi sebelumnya yaitu pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional. Kami juga diminta untuk menuliskan keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Berikutnya kami akan melaksankan aksi nyata implementasi coaching untuk supervisi akademik di sekolah kami dengan melibatkan rekan sejawat sebagai coachee kami. Pada hari Selasa 13 Desember 2022. kami melakukan pendampingan individu bersama PP saya bu Indah Tri Rahayu. Sebagai penutup kami juga akan melaksanakan refleksi dwi mingguan dan post test. Pada tanggal 17 Desember 2022 ini kami akan melaksanakan lokakarya 3 bersama pengajar praktik dan rekan CGP lainnya. Pada kesempatan lokakarya 3 ini sangat spesial bagi saya dan rekan CGP lainnya. Karena untuk pertama kalinya kami bisa langsung bertemu dengan fasil kami Bpk Sovfan dari Lampung. Sungguh ini adalah hadiah dari Allah untuk kelompok kami.
Kami memulai alur pembelajaran modul 2.3 ini dengan melakukan refleksi mengenai kegiatan supervisi akademik yang telah dilakukan. Kemudian kami mempelajari materi-materi diantaranya mengenai konsep, paradigma dan prinsip, kompetensi inti dan TIRTA, supervisi akdemik dengan paradigma coaching. Pemahanan saya diperkuat dengan adanya penugasan untuk berpendapat mengenai apa itu (coaching)
Saya sebagai calon guru penggerak, saya akan mempersiapkan dan terus belajar agar menguasai keterampilan coaching yang akan membantu saya dalam proses kolaborasi baik dengan rekan sejawat atau dengan siswa. Harapan saya dengan menguasai keterampilan coaching saya dapat membantu menyelesaikan masalah seorang coachee sampai ia benar-benar bisa menemukan solusi dari masalahnya secara mandiri. Saya juga ingin meningkatkan kompetensi coaching saya dengan melakukan : a. kehadiran penuh b. mendengarkan aktif c. mengajukan pertanyaan berbobot Sebagai implementasi di masa depan, diharapkan dapat menerapkan konsep dasar coaching untuk proses supervisi akademik maupun permasalahan yang dihadapi murid.
Selama mempelajari modul 2.3 alur penugasan merdeka sangat membantu saya dalam memahami materi coaching ini, saya harus memiliki keterampilan dalam memahami coachee. Saya mulai dalam menjalin kemitraan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot untuk menggali permasalahan yang terjadi, serta belajar kesadaran penuh dalam mendengarkan coachee ketika bercerita sampai ia bisa menemukan sendiri solusi masalah yang ia hadapi.
4. Reasoning (Menganalisis dengan detail mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi) ● Sebagai seoarang coach, kita ● Coach juga harus mampu harus mampu menuntun mendorong coachee untuk coachee, membuat tindakan memilih orang yang akan serta alternatif jalan yang dipercaya dalam mungkin dipraktekkan menyelesaikan masalah, coachee. Dorongan yang coach juga harus diberikan coach dalam memberikan dorongan menyusun rencana kepada coachee untuk penyelesaiaan dengan waktu mempertanggung jawabkan yang tepat, jelas, dan spesifik aksi nyata yang akan diambil sesuai kebutuhan. dan dijalankan sesuai rencana capaian berdasarkan jadwal yang sudah dibuatnya.
● Hal yang tidak kalah penting ● Seorang coach berperan sebagai yang harus diperhatikan seorang patner bagi seorang coachee coach adalah meyakinkan agar memiliki kerangka berpikir coachee bahwa setiap masalah yang tepat dalam menemukan pasti terselesaikan dengan solusi melalui pertanyaan menciptakan keakraban dan strategis. Pertanyaan berbobot kenyamanan sehingga coachee yang tepat dapat menggarahkan dapat menceritakan masalahnya coachee menemui solusi tepat. dengan detail. Seorang coach yang baik ● Mendengarkan aktif harus dibangun oleh coach dengan percaya setiap coachee selalu merasakan apa yang dirasa memiliki jawaban atas setiap masalah yang dimiliki, tetapi coachee dengan situasi saling menghragai dan menghormati mereka butuh bantuan untuk menemukan jawabnnya. (seorang coach harus mampu ● Dalam proses coaching kita masuk dalam cerita masalah belajar tanpa mengajari sehingga Couchee, agar si couchee couchee pun merasa nyaman. merasa berharga dan dihargai)
5. Reconstructing (Menuliskan rencana alternatif jika menghadapi kejadian serupa di masa mendatang) ● Rencana alternatif yang akan saya lakukan agar perencanaan berjalan dengan lancar adalah menggunakan model TIRTA pada proses coaching. Peran kita sebagai coach dapat mendampingi murid maupun rekan sejawat dalam mengeksplorasi dirinya dalam menemukan kebutuhan belajar dan strategi dalam memecahkan masalah pada dirinya. ● Melalui proses coaching menggunakan alur TIRTA, coache akan lebih percaya diri dan dapat menemukan kekuaatannya yang ada dalam dirinya.
DOKUMENTASI Melakukan coaching dengan rekan CGP Pendampingan Individu dengan PP dan saat itu PP ijin dengan kepala sekolah
DOKUMENTASI Kelompok CGP bersama fasil Bpk sovfan Hasil kerja kelompok kita dalam lokakarya 3
Search
Read the Text Version
- 1 - 13
Pages: