Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Menulis_berita_dan_features_edit

Menulis_berita_dan_features_edit

Published by Zona Literasi, 2021-02-17 22:54:43

Description: Menulis_berita_dan_features_edit

Search

Read the Text Version

matang untuk mencapai ke satu titik. Tidak boleh terjadi penyimpangan sedikit pun. Titik itu adalah kilmaks. Dalam cerpen, teknik klimaks menggunakan alur dan pola tradisional dengan menyertakan enam unsur pokok: pengenalan tokoh dan penataan adegan (exposition), pemunculan masalah dam pertentangan (complication), penekanan pada ketegangan yang mulai memuncak (rising action), penunjukan titik krisis yang paling mendebarkan untuk mencapai klimaks (turning point), dan penjelasan singkat tentang akhir cerita (ending). (Tarigan, 1933:151). Cerita feature, bisa mengikuti gaya dan alur yang lazim ditemukan pada cerpen seperti ini. Contoh .: a. Sejam kemudian residivis itu ditangkap di rumahnya, di Jalan teluk Tiram. \"Saya tahu Juminto itu anggota ABRI. Saya melakukannya dalam keadaan mabuk, \" kata Udin, 36 tahun, kepada petugas yang memeriksanya. Setelah itu, barulah dilakukan razia terhadap preman di kota itu (Ekor Tewasnya Sersan Juminto, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 27 April 1996). b. Tes yang dilakukan pada 1989 oleh Dokter Joseph Keul menunjukkan, Steffi memiliki kapasitas paru-paru 38 persen lebih besar dari ukuran normal, dan memiliki ukuran jantung 40 persen lebih besar dari ukuran normal wanita. Artirya, Steffi mampu menghirup 4,5 liter udara, yang merupakan hirupan paling dalam dari rata-rata wanita normal yang hanya 4-5 liter. Walaupun hasil tes ini berkaitan dengan kondisi fisik Steffi, peranan program latihan yang dilakukan Steffi Graf sqjak kecil adalah salah satu penyebab Steffi mampu mencapai kelebihan itu (Rahasia Permainan Steffi Graf, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 31 Agustus 1996). 4. Penutup Menggantung Penulis dengan sengaja mengakhiri cerita dengan menekankan pada sebuah pertanyaan pokok yang tidak terjawab. Selesai membaca, pembaca tetap tidak mengetahui dengan jelas apakah tokoh cerita menang atau kalah. la menyelesaikan cerita sebelum mencapai klimaks, karena penyelesaiannya memang belum 147 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s

diketahui, atau karena penulisnya sengaja ingin membuat pembaca tergantung-gantung. Seorang penulis harus hati-hati dalam menilai ending cerita, menimbang-nimbangnya apakah penutup itu merupakan akhir yang logis bagi cerita itu. Bila merasakan bahwa ending-nya lemah atau tidak wajar, is cukup melihat beberapa paragraf sebelumnya, untuk mendapat penutup yang sempurna dan masuk akal. Menulis penutup feature sebenarnya termasuk gampang. Kembalilah kepada peranan. \"tukang cerita\" dan biarkanlah cerita Anda mengakhiri dirinya sendiri secara wajar. Seorang wartawan profesional selaku berusaha bercerita dengan lancar, masuk akal, dan tidak dibuat-buat (Bujono, Hadad, 1997:54). Contoh: a. Jumat pekan lalu, satuan pemburu itu hampir menyergap gerombolan penculik. Dari helikopter, tenda biru yang digunakan Yogi sudah terlihat. Penculik pun sudah tampak. Tapi begitu pasukan akan diterjunkan, mendadak turun hujan. Karena itu, pada Sabtu pekan lalu, pasukan tak lagi hanya dilengkapi dengan tiga anjing pelacak, tapi juga seorang pawang hujan. Pasukan itu kini diarahkan ke Warotali. Wilayah ini dekat Duma, lokasi yang diperkirakan menjadi sarang gerombolan Tadius Yogi (Jalan Berliku ke Tenda Biru, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 31 Agustus 1996). b. Soegiantoro telah mengeluarkan surat panggilan, agar Matsuo datang ke kantornya, menyelesaikan urusan anaknya. Jika sampai tiga kali panggilan tidak mau datang, Soegiantoro mengancam akan mendeportasikan Matsuo. Ia memberi toleransi pada Andreya sampai 5 September ini. Jika tidak segera dibawa ke luar negeri, pihaknya akan mengambil tindakan hukum (Kasih Ibu Tertambat di Imigrasi, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 31 Agustus 1996). 5. Penutup Ajakan Bertindak Pada paragraf terakhir, penulis memetakan tentang tingkat kerumitan persoalan dan memetakan kembali jalan-jalan yang harus atau sudah dilalui. Setelah itu barulah 148 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s

penulis melontarkan saran, imbauan, seruan, atau ajakan kepada pembaca, pendengar, atau pemirsa, untuk melakukan suatu tindakan tertentu yang dianggap relevan dan sangat mendesak. Penutup jenis ini terutama digunakan mencari dan mernecahkan suatu persoalan. Penutup jenis ini juga biasa dipilih untuk peristiwa yang mengancam keamanan dan keutuhan masyarakat atau bangsa seperti pada kasus-kasus unjuk rasa masif, pertentangan etnis, konflik berkepanjangan, kerusuhan, perang. Contoh: a. Rupanya, pengalaman pahit bom bunuh diri dari kelompok militan hamas, yang telah menewaskan 58 orang Israel di akhir Februari dan awal Maret lalu, sulit dilupakan Israel. Demi keamanan, desain kekerasan untuk menghadapi pemilihan umum perlu diciptakan oleh Israel (Dwain Konflik, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 27 April 1996). b. Menteri P dan K Wardiman Djojonegoro meminta kepada pers agar menempatkan masalah pengiriman Puteri Indonesia secara proporsional. Wardiman tidak ingin terlibat dalam polemik. \"Kalau masih ada yang dianggap salah, tentu menjadi tanggung jawab bersama untuk memperbaikinya. Jika keliru, mari kita betulkan, toh rambu- rambunya sudah ada, \" tuturnya. Tak ada gunanya Baling menuding, seolah merasa paling benar (Putri Betawi Terbilur Pakaian Renang, Majalah Berita Mingguan Gatra, Jakarta, 1 Juni 1996). 149 | M e n u l i s B e r i t a d a n F e a t u r e s


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook