Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 4G_Nur Asmah_19510126_Proposal Tesis.cetak

4G_Nur Asmah_19510126_Proposal Tesis.cetak

Published by Nur Asmah, 2021-11-26 06:46:36

Description: 4G_Nur Asmah_19510126_Proposal Tesis.cetak

Search

Read the Text Version

44 dan staf karyawan, g) diciptakannya kebebasan-kebebasan yang mendukung tegaknya disiplin kerja. Menurut Nitisemito (2000: 214) faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan ada lima yaitu : 1) Tujuan dan kemampuan. Tujuan yang ingin dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal dan cukup menantang bagi kemampuan guru. Hal ini berarti bahwa tujuan yang dibebankan kepada guru harus sesuai dengan kemampuan agar bersungguh-sungguh mengerjakan. 2) Keteladanan kepala sekolah sebagai pemimpin. Keteladanan kepala sekolah sebagai pemimpin sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan guru karena kepala sekolah dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Seorang kepala sekolah harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil dan sesuai antara kata dengan perbuatan sehingga guru akan termotivasi untuk mencontoh dan lebih semangat bekerja menjalankan tugas dan fungsinya dalam pembelajaran. 3) Kesejahteraan. Kesejahteraan juga mempengaruhi kedisiplinan guru karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan seorang guru terhadap pekerjaannya. Jika kecintaan itu terbangun semakin baik maka kedisiplinan mereka akan menjadi semakin baik pula juga kesejahteraan. 4) Ancaman. Ancaman berperan penting dalam memelihara dan mempertahankan kedisiplinan guru karena dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka guru akan semakin takut untuk melanggar peraturan, sikap dan perilaku indisipliner. 5) Ketegasan. Ketegasan kepala sekolah dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan guru. Kepala

45 sekolah harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap guru yang tidak disiplin sesuai dengan sanksi hukuman yang ditetapkan. 3. Indikator Kedisiplinan Guru. Menurut Avin (2007: 34) indikator-indikator disiplin kerja guru adalah sebagai berikut : a) disiplin kerja tidak semata-mata patuh dan taat terhadap penggunaan jam kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri waktu, b) upaya dalam mentaati peraturan tidak disadarkan adanya perasaan takut atau terpaksa, c) komitmen dan loyal terhadap organisasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap dalam bekerja. Menurut Keke (2005: 4) pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan suatu organisasi, yakni: (1) tujuan dan kemampuan, tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan guru; (2) teladan pimpinan (Kepala sekolah), pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin, jujur, adil serta sesuai kata dan perbuatan; (3) balas jasa (gaji dan kesejahteraan), akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap pekerjaannya; (4) keadilan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlukan sama dengan manusia lainnya; (5) waskat (Pengawasan melekat), karena guru akan merasa mendapat perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan dan pengawasan dari atasannya; (6) sanksi hukuman, harus diterapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua

46 karyawannya; (7) ketegasan, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan dan (8) hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara semua karyawan akan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Sujono (1987: 17), membagi dimensi disiplin kerja guru sebagai berikut: 1) Disiplin mengenai waktu. Mengenai tata tertib kehadiran guru dan pegawai lainnya diadakan absen, sedangkan untuk siswa juga harus diadakan absen jika terlambat, berarti melanggar tata tertib, ia harus menerima sanksi atau ganjaran yang setimpal atau yang sudah ditentukan sebelumnya. 2) Disiplin guru dan pegawai lainnya. Untuk menjaga agar mutu Pendidikan itu tetap terjaga dan tinggi tujuan Pendidikan akan tercapai, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik selalu berusaha dan menciptakan disiplin dalam segala aspek yang berhubungan dengan sekolah dimana ia bertugas yang menjadi tanggungjawabnya. 3) Disiplin pelayanan. Untuk menjaga mutu sekolah, diperlukan adanya kedisiplinan dalam pemberian pelayanan kepada siswa, orangtua siswa dan masyarakat.

47 4) Disiplin Administrasi sekolah. Dalam administrasi sekolah terdapat petugas personal lainnya seperti pemilik sekolah, pengawas sekolah, petugas bimbingan dan penyuluhan, yang kesemuannya ini mempunyai tujuan dan harapan sekolah. Maka untuk itu perlu kiranya dibuat satu peraturan, tata tertib yang jelas dan tegas sehingga tujuan yang diharapkan tidak searah dan tidak kabur. Berdasarkan uraian pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru adalah kesediaan, kerelaan, menghargai dan kepatuhan guru dalam menjalankan tugas dan kewajiban untuk melayani masyarakat yang meliputi pelayanan kepada peserta didik, orangtua peserta didik dan masyarakat sekitar tempat Pendidikan. Dimensi dan Indikator yang digunakan dalam variabel kedisiplinan kerja guru yakni: 1) kepatuhan indikatornya: (a) ketepatan waktu guru dalam bekerja yakni ketepatan dalam menjalankan tugas, ketepatan menyelesaikan administrasi, ketepatan waktu datang ke sekolah, (b) kesadaran guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam melaksanakan proses belajar mengajar dan dalam kehidupan bermasyarakat sebagai seorang guru; 2) tanggung jawab, indikatornya: (a) tanggung jawab dalam melaksanakan KBM, (b) disiplin dalam tugas kedinasan yang meliputi mentaati peraturan kerja, dan melaksanakan tugas-tugas pokok kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku serta kode etik guru, (c) disiplin dalam suasana kerja yakni memanfaatkan lingkungan sekolah, menjalin pengaruh yang baik, dan

48 menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban; 3) korektif, indikatornya: (a) komitmen dan loyalitas. d. Penelitian Terdahulu yang Relevan Beberapa penelitian yang sesuai dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Handriyani Timor, Udin Syaefudin Saud, Dadang Suhardan, 2018 dalam Penelitian “Mutu Sekolah: Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kinerja Guru”. Hasil penelitian dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru mempunyai hubungan yang signifikan dengan mutu sekolah dan memberikan pengaruh. 2. Widagdo, 2017 dalam penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kepuasan Kerja Guru Terhadap Mutu Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal”. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja guru terhadap mutu sekolah di SD negeri di kecamatan Pagerarang kabupaten Tegal dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05. 3. Ngadi, 2016 dalam penelitian “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Kedisiplinan Guru Terhadap Mutu Sekolah di SD Daerah Binaan II Unit Pengelolaan Pendidikan Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang”. Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan hasil penelitian menunjukan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap mutu sekolah sebesar 43,8%.

49 4. Kisnadi, 2016 dalam penelitian “Pengaruh Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Sekolah Dasar Di Dabin I Ki Hajar Dewantara Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang”. Hasil penelitian mendapatkan kesimpulan bahwa kemampuan mengendalikan pada kompetensi manajerial kepala sekolah di sekolah dasar Dabin I Ki Hajar Dewantara Kecamatan Bantarbolang Kabupaten Pemalang berdasarkan persepsi guru sebanyak 34,1% mengatakan cukup baik. Dari beberapa penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap mutu sekolah, namun tentunya mutu sekolah juga dipengaruhi faktor lain selain kepemimpinan kepala sekolah maupun kedisiplinan guru. Yang membedakan penelitian kami dengan penelitian terdahulu adalah dari segi pengambilan datanya. Penelitian ini selain dengan menyebarkan angket untuk sumber datanya, juga melakukan wawancara terhadap para responden yang terkait. Dari beberapa penelitian terdahulu yang relevan, peneliti menggunakan penelitian-penelitian tersebut sebagai rujukan penelitian yang akan dilakukan yaitu dilihat dari relevansi objek dan fokus penelitian. Yaitu penelitian-penelitian tersebut mendeskripsikan adanya regresi dan korelasi yang signifikan antara variabel-variabel bebas dan variabel terikat yang didukung dengan data dan fakta empirik penelitian tersebut.

50 e. Kerangka Berfikir 1. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Mutu Sekolah Salah satu kekuatan pokok yang dapat mendorong gerak lembaga sekolah mencapai mutu sekolah yang diharapkan yaitu kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh tanggung jawab. Kepemimpinan kepala sekolah yang yang dilaksanakan fungsinya secara efektif akan dapat menggerakkan segala sumber daya sekolah yang ada, sehingga sekolah dapat bergerak maju dan semakin meningkat mutunya. 2. Hubungan kedisiplinan Guru terhadap Mutu Sekolah Faktor kedisiplinan guru merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu sekolah. Disiplin guru berarti guru mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya dengan penuh tanggung jawab, tepat waktu, tidak melanggar kode etik profesi dan mampu menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Penerapan kedisiplinan tersebut akan mendukung pencapaian tujuan pengajaran dan pendidikan sehingga mendorong pencapaian mutu sekolah, untuk mencapai tujuan pendidikan pendidikan dan pengajaran serta untuk mengarahkan sekolah tersebut kearah yang lebih baik dan sempurna.

51 3. Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kedisiplinan Guru terhadap Mutu Sekolah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, yang di dalamnya terlibat guru dan murid serta pegawai lainnya yang dikoordinir oleh kepala yang lazim disebut sebagai kepala sekolah. Dalam hal ini untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah para guru memegang peranan penting baik sebagai tenaga pendidik maupun sebagai tenaga pengajar di sekolah, maju mundurnya suatu sekolah merupakan tanggung jawab guru dan pegawai lainnya yang diawasi dan dikoordinir oleh seorang kepala sekolah. Untuk menjaga agar mutu pendidikan itu tetap terjaga dan tinggi tujuan pendidikan akan tercapai, guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik selalu berusaha dan menciptakan disiplin dalam segala aspek berhubungan dengan sekolah dimana ia bertugas yang menjadi tanggung jawabnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin guru dapat memberikan kontribusi yang positif dalam peningkatan mutu di sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah berkaitan dengan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemampuan dan sifat-sifat kepribadian sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh tanggung jawab sehingga akan membentuk kedisiplinan guru yang melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya dengan penuh tanggung jawab, tepat

52 waktu, tidak melanggar kode etik profesi dan mampu menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien sehingga pencapai mutu sekolah dapat tercapai. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 dimana terdapat keterkaitan antara kepemimpnan kepala sekolah (XI) dan disiplin guru (X2) terhadap mutu sekolah (Y). Kepemimpinan Mutu Sekolah kepala sekolah 1. Input 1. Bersikap profesional 2. Proses 2. Menciptakan iklim sekolah 3. Output yang positif 3. Kepemimpinan dalam pengajaran 4. Melakukan evaluasi 5. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Kedisiplinan Guru 1. Kepatuhan 2. Tanggung jawab 3. Korektif Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

53 f. Hipotesis Penelitian 1. Hipotesis Deskriptif Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap mutu sekolah SD di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. 2. Terdapat pengaruh positif kedisiplinan guru (X2) terhadap mutu sekolah SD di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. 3. Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan kedisiplinan guru (X2) terhadap mutu sekolah SD di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. 2. Hipotesis Statistik Sedangkan untuk hipotesis statistiknya dapat disusun sebagai berikut : a. Kepemimpinan kepala sekolah (X1) berpengaruh terhadap Mutu sekolah (Y). Ho : ß = 0 : Tidak ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel mutu sekolah. Ha : ß ≠ 0 : Ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel mutu sekolah. b. Kedisiplinan Guru (X2) berpengaruh terhadap mutu sekolah (Y) Ho : ß = 0 : Tidak ada pengaruh antara variabel kedisiplinan guru terhadap variabel mutu sekolah.

54 Ha : ß ≠ 0 : Ada pengaruh antara variabel kedisiplinan guru terhadap variabel mutu sekolah. c. Kepemimpinan kepala sekolah (X1) dan k edisiplinan Guru (X2) berpengaruh terhadap Mutu Sekolah (Y). Ho : ß = 0 : Tidak ada pengaruh antara variable kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru terhadap variabel mutu sekolah. Ha : ß ≠ 0 : Ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru terhadap variabel mutu sekolah.

3. METODOLOGI PENELITIAN a. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif korelasional.Pendekatan kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapan (Sugiyono, 2012: 11). Penelitian yang hendak dilakukan yaitu pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian korelasional non eksperimental yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, (Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2009: 24-25). Menghubungkan kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu sekolah dan kedisiplinan guru dengan mutu sekolah. Penelitian non eksperimental tidak melakukan manipulasi terhadap variabel bebas, karena variabel tersebut sudah terjadi sebelum penelitian dilakukan. Rancangan penelitian ini disebut penelitian korelasi karena peneliiti ingin mengetahui tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh antara variabel bebas dan terikat yang diukur dalam bentuk angka-angka, yang akan dianalisis secara statistik, (Seniati, Yulianto dan Setiadi, 2009: 22). Metode pendekatan kuantitatif untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan antara 55

56 kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru terhadap mutu sekolah di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal.. Aspek yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah besaran pengaruh variabel bebas kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan kedisiplinan guru (X2) terhadap variabel terikat yaitu mutu sekolah dasar (Y). b. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, mulai dari penyusunan proposal, observasi awal, penyusunan instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penusunan hasil penelitian sehingga menjadi tesis sebagai bentuk tugas akhir Program Pasca Sarjana Magister Manajemen pada Univeristas PGRI Semarang. Secara rinci alokasi waktu kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Alokasi Waktu Kegiatan Penelitian No Jenis Kegiatan Bulan Pelaksanaan 2020/2021 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 1 Pengajuan judul √ 2 Penyusunan proposal √ √ √ √√√ 3 Seminar proposal √ 4 Revisi proposal √ 5 Uji coba instrumen Tesis √ 6 Penyebaran instrumen √ 7 Pengolahan, analisis data √√ 8 Seminar Tesis √ 9 Penyusunan laporan √

57 c. Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mendapatkan informasi dan gambaran tentang variabel penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan korelasional dengan metode survey. Sehingga dalam penelitian ini tidak mengadakan perlakuan terhadap variabel penelitian tidak dilakukan, namun hanya menggali fakta-fakta dengan menggunakan angket yang berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang merefleksikan persepsi mereka terhadap variabel yang diteliti. Data penelitian berupa angka-angka yang diperoleh dari lapangan berupa angket dan selanjutnya dianalisis menggunakan data statistik. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu mutu sekolah dan dua variabel bebas yaitu kepemmpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru. Desain penelitian tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan kedisiplinan guru terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal, tampak pada gambar berikut: X1 Y X2 Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan: X1 : Variabel bebas (Kepemimpinan Kepala Sekolah)

58 X2 : Variabel bebas (Kedisiplinan Guru) Y : Variabel terikat (Mutu Sekolah) d. Variabel Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel penelitian, yaitu kepemimpinan kepala sekolah (X1), kedisiplinan guru (X2) baik secara parsial maupun secara simultan dengan mutu sekolah dasar (Y) di Kecamatan Ringinarum. Adapun definisi konseptual dan operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel a. Mutu Sekolah 1) Definisi Konseptual Mutu sekolah merupakan gambaran atau karakteristik menyeluruh dari pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik melalui dimensi input, proses, dan output/outcome pendidikan yang sesuai dengan rancangan spesifikasinya yang dapat memuaskan penerima jasa pendidikan dan pelanggan pendidikan serta bermanfaat terhadap seluruh masyarakat. 2) Definisi Operasional Pengukuran persepsi terhadap Mutu sekolah merupakan gambaran atau karakteristik menyeluruh dari pendidikan yang mampu melakukan proses pematangan kualitas peserta didik melalui dimensi input, proses dan output/outcome pendidikan yang sesuai dengan

59 rancangan spesifikasinya yang dapat memuaskan penerima jasa pendidikan dan pelanggan pendidikan serta bermanfaat terhadap seluruh masyarakat. Datanya diukur melalui dimensi dan indikator: 1) Input dengan indikator: (a) sumber daya manusia, (b) sarana prasarana, (c) manajemen, dan (d) kurikulum; (2) proses dengan indikator: (a) proses pembelajaran efektif, (b) lingkungan yang kondusif, (c) monitoring dan evaluasi, (d) pengelolaan kelembagaan; (3) ouput dengan indikator: (a) prestasi akademik, (b) prestasi non akademik dan (c) Sikap/Karakter . Selanjutnya variabel mutu sekolah disebut dengan variabel Y. b. Kepemimpinan Kepala Sekolah 1) Definisi Konsepual Kepemimpinan kepala sekolah adalah serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh tanggung jawab. 2) Definisi Operasional Pengukuran persepsi terhadap Kepemimpinan kepala sekolah adalah serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela dan penuh tanggung jawab. Datanya diukur melalui dimensi dan indikator:

60 (1) bersikap profesionalisme, indikatornya: (a) bersikap demokratis, lugas, dan terbuka, (b) berani, jujur, dan inisiatif; 2) menciptakan iklim sekolah yang positif , inikatornya: (a) keterbukaan dan transparansi, (b) memperhatikan usulan partisipatif; 3) kepemimpinan dalam pengajaran, indikatornya: (a) komitmen terhadap visi dan misi, (b) fokus pada kegiatan pembelajaran dan kinerja guru di kelas, 4) melakukan evaluasi, indikatornya: (a) melakukan evaluasi guru dengan supervisi (b) mendokumentasikan kinerja guru; 5) mengembangkan sumber daya manusia, indikatornya: (a) pengembangan staf, dan (b) kerjasama dengan staf. Selanjutnya variabel kepemimpinan kepala sekolah disebut dengan variabel X1. c. Kedisiplinan Guru 1) Definisi Konseptual Kedisiplinan guru adalah kesediaan, kerelaan, menghargai dan kepatuhan guru terhadap peraturan-peraturan yang didasari dengan kesadaran dalam dirinya untuk menjalankan tugas-tugas keguruan, kode etik guru serta aturan-aturan sekolah tanpa adanya pelanggaran dirinya sendiri, orang lain atau sekolah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak sanksi-sanksi apabila seorang guru melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepada guru yang bersangkutan.

61 2) Definisi Operasional Pengukuran persepsi terhadap disiplin guru adalah kesediaan, kerelaan, menghargai dan kepatuhan guru terhadap peraturan-peraturan yang didasari dengan kesadaran dalam dirinya untuk menjalankan tugas- tugas keguruan, kode etik guru serta aturan-aturan sekolah tanpa adanya pelanggaran dirinya sendiri, oranglain, atau sekolah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak sanksi-sanksi apabila seorang goru melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepada guru yang bersangkutan. Datanya diukur melalui dimensi dan indikator: 1) kepatuhan, indikatornya: (a) ketepatan waktu, (b)kesadaran dalam bekerja; 2) tanggung jawab, indikatornya: (a) tanggung jawab melaksanakan KBM, (b) kepatuhan kepada peraturan, (c) disiplin dalam suasana kerja; 3) korektif, indikatornya; (a) komitmen dan loyalitas. Selanjutnya variabel kedisiplinan guru disebut dengan variabel X2. e. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sugiyono (2011:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah semua guru SD dan kepala sekolah di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal sejumlah 165. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

62 Tabel 3.2 Jumlah Populasi Kepala Sekolah Dan Guru Di Kecamatan Ringinarum No Nama Sekolah Kepala Guru Jumlah 1 SDN PURWOREJO Sekolah 7 8 2 SDN MOJO 1 8 9 3 SDN ROWOBRANTEN 1 7 8 4 SDN 1 KEDUNGGAGING 1 8 9 5 SDN 2 KEDUNGGADING 1 8 9 6 SDN 3 KEDUNGGADING 1 7 8 7 SDN 1 KEDUNGASRI 1 8 9 8 SDN 2 KEDUNGASRI 1 7 8 9 SDN NGERJO 1 8 9 10 SDN 1 TEJOREJO 1 8 9 11 SDN 2 TEJOREJO 1 9 10 12 SDN 3 TEJOREJO 1 7 8 13 SDN 1 RINGINARUM 1 8 9 14 SDN 2 RINGINARUM 1 7 8 15 SDN 1 NGAWENSARI 1 7 8 16 SDN 2 NGAWENSARI 1 7 8 17 SDN CARUBAN 1 9 10 18 SDN PAGERDAWUNG 1 7 8 19 SDN WUNGUREJO 1 9 10 1 146 165 Jumlah 19 2. Sampel Menurut Sugiyono (2012: 62) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling . Teknik ini digunakan karena pengambilan anggota sampel dari populas dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 64). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin dalam Ridwan (2010: 27) sebagai berikut:

63 n= . +1 Keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d2 = presesi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh sampel sebagai berikut: n= = = = 116,8 = 117 . ( ). , , 3. Sampling Jumlah saampel yang diambil sebanyak 117 orang, terdiri dari 19 kepala sekolah dan 98 orang guru berasal dari 19 SD Negeri di Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal. Selanjutnya untuk mengetahui ukuran sampel respoden, dilakukan dengan cara proporsional random sampling (untuk menentukan sampel yang sebanding dengan besarnya kelompok dan pengambilannya secara acak) dimana rumus yang digunakan adalah: ni = n . Keterangan: ni = ukuran sampel responden setiap sampel Ni = ukuran populasi atau responden setiap sampel N = ukuran populasi responden n = ukuran sampel respoden Lebih rinci sampel responden penelitian tiap SD se-Kecamatan Ringinarum dapat dilihat pada tabel berikut:
















































Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook