Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 5. Komunitas praktisi

5. Komunitas praktisi

Published by utomo.md1, 2021-05-28 23:54:36

Description: 5. Komunitas praktisi

Search

Read the Text Version

Dalam menjalankan peran sebagai penggerak komunitas, guru penggerak menjalin kemitraan dengan beberapa pihak terkait, antara lain: Kepala Dinas Pengawas Pendidikan kab/kota: Ÿ Menjadi mitra bagi anggota Ÿ Memastikan terbentuknya komunitas melakukan riset komunitas praktik di praktik kemitraan. masing-masing satuan pendidikan. Ÿ Melakukan refleksi keberhasilan dampak Ÿ Memfasilitasi terbentuknya praktik baik komunitas forum konsultasi guru secara berkala. penggerak di tingkat kabupaten/kota. Ÿ Memfasilitasi kolaborasi berbagi praktik baik antar Ÿ Memfasilitasi penyebaran guru di semua tingkatan. dan publikasi karya bagi anggota komunitas praktik. 50

Kepala Sekolah Ÿ Memastikan tersedianya sarana dan prasarana belajar bagi pengembangan komunitas praktik. Ÿ Mendorong guru mengambil peran dalam pertemuan belajar yang diselenggarakan komunitas praktik. Ÿ Memastikan terselenggaranya pertemuan pendidik berbagi praktik baik di sekolah. Ÿ Menyebarluaskan cerita praktik baik yang dilakukan anggota komunitas sekolah pada forum pertemuan para kepala sekolah. 51

PENUTUP “ ”“Guru belajar paling baik dari guru lain, saat saling mengajar seni mengajar” (Schmoker, 2005b) Pada buku ini Anda sudah Selanjutnya, kolaborasi menjadi mempelajari tentang Komunitas tahapan yang esensial dalam Praktisi dan pentingnya pengembangan komunitas yang membangun Komunitas Praktisi dapat memenuhi kebutuhan guru. bagi pengembangan diri guru. Guru Penggerak dapat mencari Membangun komunitas praktisi tahu individu-individu dan bukan berarti harus membuat organisasi yang dapat diajak untuk organisasi yang baru, bisa saja berkolaborasi. Ide-ide kolaborasi konsep ini diterapkan pada dapat datang kebutuhan atau cita- komunitas atau organisasi profesi cita para anggota guru yang sudah ada. Membangun Komunitas Praktisi Buku ini juga telah menjelaskan adalah sebuah proses yang panjang peran Guru Penggerak dalam dan tidak mudah. membangun Komunitas Praktisi Namun, ingat bahwa Anda adalah yang bermanfaat bagi anggotanya bagian dari komunitas praktisi guru serta membangun budaya positif di penggerak yang terhubung Komunitas Praktisi. Guru dengan rekan sejawat dari seluruh Penggerak juga bisa membagi Indonesia. Jangan ragu untuk ketujuh peran tersebut dengan berbagi dan belajar bersama agar rekan sejawat yang bersemangat guru penggerak bisa menjadi mengembangkan komunitas pembelajar sepanjang hayat dan praktisi di sekolah. pemimpin pendidikan Indonesia. Mari kita mempersatukan diri demi Indonesia yang lebih baik! 52

Strategi Refleksi Anggota Komunitas Praktisi 53

Refleksi Harian Pembekalan Pendamping Guru Penggerak Refleksi Hari ke-1 Jawaban (4F: Fact, Feeling, Finding, Future) Pertanyaan Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembekalan pada hari ini? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses 1 pembekalan pada hari ini? Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki 2 perasaan tersebut Ceritakan yang anda pelajari pada hari ini? Elaborasi cerita Anda dengan pembelajaran yang paling berkesan? 3 Ceritakan manfaat pembelajaran pada hari ini untuk peran Anda sebagai Pendamping Guru Penggerak? 4 54

Refleksi Hari ke-2 (Model DEAL) Lanjutkan pernyataan ini… 1 Hari ini saya belajar ... 2 Hal yang paling membuat tertarik pada hari ini ketika ... 3 Hal tersulit yang terjadi pada saya hari ini ketika ... 4 Saya bangga kepada diri saya hari ini ketika ... 5 Saya ingin tahu lebih banyak tentang ... 6 Satu hal yang ingin saya coba adalah ... 55

Refleksi hari ke-3 Jawaban (Teknik 6 Topi) Pertanyaan Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembekalan pada hari ini? 1 Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti proses pembelajaran hari ini? 2 Ceritakan hal-hal positif yang terjadi dari pembelajaran hari ini? 3 Ceritakan hal-hal yang menghambat pembelajaran Anda pada hari ini? 4 Ceritakan ide-ide yang muncul setelah Anda mengikuti pembelajaran hari ini? 5 Ceritakan kesimpulan-kesimpulan yang Anda dapatkan setelah 6 mengikuti pembelajaran hari ini? 56

Refleksi hari ke-4 (Papan Cerita Reflektif - Reflective Storyboard) Anda boleh menggambarkannya di sebuah kertas kemudian memfoto dan menguploadnya di LMS. Buatlah 4 gambar bersambung yang mengilustrasikan refleksi Anda tentang hari ini 12 34 57

Refleksi Hari ke-5 Jawaban ( 4C: Connection, Challenge, Concept, Change) Pertanyaan Ceritakan keterkaitan materi dengan peran Anda sebagai pendamping Calon Guru Penggerak? 1 Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini? 2 Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Pendamping Calon Guru Penggerak? 3 Ceritakan sebuah perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini? 4 58

Refleksi Hari ke-6 (Model Segitiga) Silakan identifikasi pada segitiga di bawah ini mengenai apa yang Anda pelajari dari pembelajaran hari ini. Anda boleh membuatnya dalam bentuk Ms. Word, Ms. PowerPoint, atau menggambarkannya kemudian memfoto dan menguploadnya di LMS. Setelah pembelajaran Setelah pembelajaran hari hari ini, akhirnya saya ini, akhirnya saya mampu.... memahami bahwa... Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah... Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah... 59

Refleksi Hari ke-7 Jawaban (Teknik Model Driscoll) Pertanyaan Apa pengalaman paling menantang selama pembelajaran Anda hari ini? 1 Ceritakan apa hal yang berubah dari pendapat, pemikiran, atau apapun yang Anda yakini sebelumnya, setelah Anda 2 mengikuti pembelajaran hari ini? Setelah Anda melakukan pembelajaran hari ini, apa yang ingin Anda bagikan kepada rekan atau lingkungan Anda yang Anda yakini hal tersebut merupakan hal baru atau bermanfaat untuk mereka? 3 60

Refleksi Hari ke-8 Jawaban (Model 4MAT) 61 Pertanyaan Silakan Anda memilih salah satu hal menarik yang Anda dapatkan selama pembelajaran hari ini. Kemudian ceritakan apa yang membuat hal tersebut menarik menurut Anda. 1 Apa hal yang ingin Anda ketahui lebih banyak lagi berkaitan pembelajaran yang Anda alami hari ini? 2 Bagaimana caranya agar hasil pembelajaran hari ini optimal sesuai dengan yang Anda harapkan? 3 Bayangkan Anda sudah berada dalam situasi pendampingan Calon Guru Penggerak, pada situasi apa hasil pembelajaran ini bisa Anda terapkan dan 4 bagaimana hasilnya?

Refleksi Hari ke-9 Jawaban (Gaya Round Robin) Pertanyaan Apa hal yang paling Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa Anda merasa hal tersebut bisa membuat Anda sangat menguasainya? 1 Apa hal yang belum Anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut? 2 Apa hal yang masih membingungkan Anda dari pembelajaran hari ini? Ceritakan hal-hal apa saja yang membuat hal tersebut membingungkan. 3 62

Cerita Kolaborasi Komunitas Praktisi 63

Cerita Kolaborasi Antar Komunitas Ibu Titis Kartikawati dari SD Negeri 09 Jika murid SDN 09 lebih dominan pada Sanggau dan Ibu Juliawati dari SD kegiatan baca tulis, maka murid Bu Negeri 08 Sanggau. Pada akhir Juliawati mengusung literasi budaya. semester keduanya sepakat untuk Murid-muridnya menampilkan kesenian membuat pameran karya anak. tari daerah Kalimantan, pementasan Mengusung semangat yang sama yakni drama dan membuat proyek video merdeka belajar. Kolaborasinya bukan kesenian lokal. hanya melibatkan guru, tapi juga murid- murid dari sekolah yang berbeda. Bagaimana dampaknya? Murid sangat antusias. Mereka mendapatkan ruang Pada hari yang sudah ditentukan, kedua untuk mengembangkan diri pada peserta dari sekolah yang berbeda ekosistem yang lebih luas, pada orang berkumpul di lapangan Sanggau. yang berbeda. Tidak ada perlombaan. Murid-murid memperkenalkan dirinya Semua murid hanya menampilkan karya dan bercerita tentang karya yang yang mereka suka dan kuasai. Murid juga mereka tampilkan. Ibu Titis mengusung tidak dipaksa untuk menjadi lebih baik tema literasi baca tulis yg isinya melatih dari peserta yang lain karena minat dan siswa untuk berbicara dan membuat kegemarannya yang berbeda. Ibu Titis produk buku sesuai kegemarannya. dan Ibu Juli berhasil mengantar pesan Bagi murid yang gemar makan, maka yang kuat bahwa anak boleh belajar apa mereka membuat buku resep makanan. yang saja mereka suka, semua pelajaran Bagi yang gemar dengan sains maka sama pentingnya. menampilkan buku sains yang didesain. Proyek-proyek kolaborasi seperti ini Karya-karya tersebut kemudian memberi kesempatan bagi para guru diceritakan dari awal proses untuk menggabungkan kegemaran pembuatannya sampai akhirnya mereka ke dalam pekerjaan dan juga menjadi karya buku. mendukung para guru untuk melihat masa depan profesi mereka melebihi lingkungan sekolah. Melihat banyaknya kemungkinan untuk melanjutkan profesi mereka di luar lingkungan sekolah, dapat mendorong motivasi mereka untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan. 64

Cerita Kolaborasi Antar Penggerak. Dalam menyiapkan sebuah acara Temu Pendidik Daerah, para pendidik dalam komunitas praktisi di Semarang saling berbagi peran. Ada yang menjadi koordinator, narasumber dan reporter. Biasanya peran-peran yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah penggerak. Koordinator bertugas untuk mengkoordinir seluruh kegiatan, dari rapat persiapan hingga selesai acara. Narasumber biasanya penggerak yang bertugas untuk berbagi praktik baik pengajaran kepada peserta Temu Pendidik Daerah. Sedangkan reporter adalah penggerak yang meliputi keseluruhan acara dan mengunggahnya ke kanal-kanal media sosial yang dimiliki. Peran- peran tersebut bergantian setiap kegiatan. Sehingga semua penggerak juga belajar untuk mengenal dan berkontribusi dalam berbagai peran di komunitasnya. Kolaborasi antar penggerak seperti itu sangat efektif untuk menumbuhkan dan kebersamaan dan menguatkan semangat berbagi di dalam sebuah komunitas belajar. Cerita Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan Pengawas Sekolah Dukungan dinas pendidikan sangat dibutuhkan dalam melibatkan lebih banyak guru lain. Komunitas praktisi di Surakarta rajin mengadakan audiensi dengan dinas pendidikan untuk mengenalkan diri dan kegiatan mereka. Berkolaborasi dengan inspektorat, termasuk koordinasi dan pengawasan pelaksanaan program yang akan dijalankan, komunitas praktisi diamanahi menyampaikan materi dan menjadi fasilitator sesuai dengan draft hasil audiensi. Para penggerak komunitas praktisi Surakarta terlibat kerjasama pula dengan Radio Republik Indonesia untuk menyiarkan praktik baik para guru penggerak ini. Setiap hari dari pukul 10-11 pagi para guru menyampaikan materi dan berbagi praktik baik mereka secara terjadwal dan bergantian. 65

Cerita Pak Haerun - “Meramu Obat Tradisional untuk Mempelajari Jenis-jenis Daun” Pak Haerun, guru kelas V SD membawa muridnya ke kebun warga di belakang sekolah. Sesuai tujuan belajar, muridnya diharapkan mampu mengidentifikasi jenis-jenis daun seperti yang tertera di instruksional kurikulum. Tapi apa sesederhana itu? Keresahan kemudian diceritakan ke rekan sejawatnya di SD Negeri Tindangkeke. Oleh pak Very Fadly diberi usulan. Bagaimana jika topik tersebut dilakukan dengan pendekatan proyek? Kegiatan pembelajaran tidak sekadar mengantar murid menghafal atau mengidentifikasi jenis-jenis daun seperti biasanya. Tapi juga mampu membuat karya dari materi yang telah dipelajari. Dari berbagai sumber yang bisa diakses murid, mengidentifikasi jenis-jenis daun kemudian meramunya menjadi obat tradisional yang telah terbukti manjur mengobati berbagai penyakit. Dari karya murid, akan didapatkan obat penurun panas, obat kolesterol, asam urat, obat jerawat, obat batuk, saluran pernapasan atau untuk kesehatan pencernaan. 66

Cerita Pak Saing - “Belajar Sejarah melalui Cerita dan Gambar” Pak Saing, guru Sejarah di salah Atau membuat animasi tapi satu SMA Negeri. Mengalami sesungguhnya belajar tentang kesulitan mendesain pembelajaran sejarah. Muridnya diberikan Sejarah di kelasnya. Masalah yang kebebasan memilih dan berlarut dan berulang. Nampaknya, menggunakan aplikasi yang mudah pelajaran Sejarah sulit untuk dikuasai dan sesuai dengan dipisahkan dengan hafalan tentang kemampuannya, sesuai jenis gawai peristiwa, tentang nama-nama yang dimilikinya. Murid yang tidak tokoh, tentang waktu dan tempat memiliki gawai pun tetap bisa kejadian. Tidak semua murid mengikuti dengan melukisnya memiliki kesiapan belajar seperti secara langsung. yang diharapkan. Tujuan belajar sejarah bisa Oleh rekan sejawatnya, bercerita tersampaikan dengan baik, pengalamannya menggunakan kebutuhan dan minat belajar murid aplikasi komik dalam pun terpenuhi. Masing-masing menyampaikan materinya. Tiba- murid membuat cerita dan gambar tiba Pak Saing mendapatkan ide tersendiri sesuai perspektif terhadap mengantar pelajaran Sejarah bahan bacaan sejarah yang telah dengan menggunakan media yang disiapkan lebih awal. Tak hanya itu, sama. Murid belajar Sejarah dengan setiap murid diberi kesempatan membuat komik. untuk memamerkan hasil karyanya melalui penerbitan buku atau pameran tahunan sekolah. 67

Cambridge, D., Kaplan, S. & Suter, V. (2005). Community of DAFTAR PUSTAKA practice design guide. Louisville, CO: Educause. Wenger-Traynor, E. & Wenger-Traynor, B. (2015). Introduction to communities of practice: A brief overview of the concept and its uses. http://wenger- trayner.com/introduction-to-communities- of-practice/ Wenger, E., McDermott, R., & Snyder, W. (2002). Cultivating communities of practice. Boston, MA: Harvard Business School Press. Mostafa, A.R.A. (2017). Creating a positive learning environment for adults. International Journal of Learning and Teaching. 9(3), 378-387. Bryan, R. L., Kreuter, M. W., & Brownson, C. R. (2009). Integrating Adult Learning Principles into Training for Public Health Practice. Health Promotion Practice, 10(4), 557–563. https://doi.org/10.1177/1524839907308117 Chinnasamy, J. (2012). International Journal of Management Research and Review Mentoring and Adult Learning: Andragogy in Action, 3(5), 2835–2844. Retrieved from www.ijmrr.com Knowles, M. S. (1984). Andragogy in Action. San Fransisco, Calif, London: Jossey-Bass. Kunter, M., Baumert, J., Blum, W., Klusmann, U., Krauss, S., & Neubrand, M. (2013). Cognitive Activation in the Mathematics Classroom and Professional Competence of Teachers. In International Encyclopedia of Education (eBook, pp. 1–439). New York: Springer. https://doi.org/10.1016/B978-0-08-044894-7.00680-1 Lestari, P. R. D. (2019). Community of Practice in Indonesia and Its Impact on Teachers' Professional Development: Study Case of Komunitas Guru Belajar [Unpublished Master's Dissertation]. University of Glasgow. 68

Rahman, M. S. (2019). Teachers' peer support: difference DAFTAR PUSTAKA between perception and practice. Teacher Development, 23(1), 121–138. https://doi.org/10.1080/13664530.2018.1488765 Sari, E. R. (2012). Online learning community: A case study of teacher professional development in Indonesia. Intercultural Education, 23(1), 63–72. https://doi.org/10.1080/14675986.2012.664755 Vella, J. (2002). Learning to Listen, Learning to Teach. Journal of Pastoral Care & Counseling: Advancing theory and professional practice through scholarly and reflective publications (Revised Ed). San Francisco: Jossey-Bass. https://doi.org/10.1177/002234099905300315 Wallen, M., & Tormey, R. (2019). Developing teacher agency through dialogue. Teaching and Teacher Education, 82, 129–139. https://doi.org/10.1016/j.tate.2019.03.014 Wenger-Trayner, E., Fenton-O'Creevy, M., Hutchinson, S., Kubiak, C., & Wenger-Trayner, B. (2015). Learning in Landscapes of Practice, Boundaries, Identity, and Knowledgeability in Practice-based learning. Oxon: Routledge. 69


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook