Vol. 19. No.2, Agustus 2022 kemensosri Kabar Utama: DALAM RANGKA HAN 2022 ANAK BAHAGIA LANSIA SEJAHTERA
Assalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.. Salam Sejahtera dan dalam sehat untuk kita semua.. Pertama dan selalu kita panjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, karena semua limpahan rahmat dan hidayah Nya kita masih diberi kekuatan untuk kembali menyusun penerbitan majalah Empati Edisi ke dua di tahun 2022. Terimakasih dan apresiasi kami sampaikan kepada para penulis yang telah berpartisipasi dan berkontribusi memberikan buah pikiran nya berupa artikel dan karya ilmiah dalam penerbitan edisi kali ini. Pada kesempatan ini kami mengangkat tema Anak dan Lansia sebagai tema besar. Berbagai artikel kami sajikan bagi para pembaca semoga menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca sekalian. Kegiatan Penyuluhan Sosial yang dilaksanakan BBPPKS Yogyakarta kepada para Anak Berhadapan dengan Hukum menjadi salah satu tulisan yang kami highlight selain beberapa tulisan lain mengenai anak dan lansia yang juga menarik untuk diketahui. Akhirnya seraya memohon ridho dari Tuhan, semoga penerbitan kali ini memberikan manfaat bagi kita sekalian. Mohon maap bila masih terdapat kekurangan dalam penulisan, bahasa dan penyajian. Saran dan kritik membangun masih sangat kami harapkan. Terimakasih Wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh. Redaksi Penanggungjawab: Salam Redaksi 2 Eva Rahmi Kasim Kabar Utama: Dalam Rangka HAN 2022 BBPPKS Yogyakarta 3 Gelar Penyuluhan Sosial Milenial Untuk Anak Berhadapan Redaktur: Dengan Hukum (ABH) 6 Ujang Taofik Hidayat Fokus: Anak Indonesia Hebat Bebas dari Kenakalan Remaja di 10 Jalanan 13 Penyunting: Peksos: Peran Pekerja Sosial dalam Proses Diversi ABH 16 Prih Wardoyo Edukasi: Mewaspadai Delinquensi Anak 19 Anis Rahmawati di Masa Learning From Home Era Pandemi Covid 19 21 Opini: Kerentanan Kesejahteraan Anak-anak di Perkotaan 23 Desain Grafis/Fotografer: Gunawan Purnomo Aji Opini: Pengasuhan Anak di Era Digital 27 Opini: Memperkenalkan Perpustakaan Pada Anak Usia Dini, 30 Alamat Redaksi: Perlukah? BBPPKS Yogyakarta - Purwomartani, Opini: Penguatan Kemampuan Keluarga dalam Merawat dan Kalasan, Sleman - D. I. Yogyakarta Mengasuh Lanjut Usia Telp/Fax. (0274) 496925 Opini: Upaya Peningkatan Kualitas Kesejahteraan Sosial Lanjut Email: bbppks.jogja@kemsos.go.id Usia Lensa BBPPKS Yogyakarta
DALAM RANGKA HAN 2022 BBPPKS YOGYAKARTA GELAR PENYULUHAN SOSIAL MILENIAL UNTUK ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) Prih Wardoyo, Penyuluh Sosial Ahli Madya Dalam rangka menyemarakkan Hari Anak Nasional (HAN) 2022, BBPPKS Yogyakarta, pada hari Jumat, 15 Juli 2022, mengadakan penyuluhan sosial milenial, bertempat di lapangan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Sleman. Berkolaborasi dengan Dinas Sosial DIY, penyuluhan sosial yang dikemas dalam bentuk motivasi dan edukasi dengan metode fun game ini diikuti oleh 32 anak remaja penerima manfaat BPRSR Sleman. Selain menyemarakkan HAN 2022, dibalik berbagai game yang dimainkan. penyuluhan sosial milenial ini juga dimaksudkan Kegiatan diawali pada pukul 08.30 untuk memberikan dukungan psikososial dan penguatan terapi perilaku sosial bagi anak-anak dengan sapa salam dan perkenalan 11 personil penerima manfaat yang merupakan remaja tim penyuluh BBPPKS Yogyakarta. Pada awal “bermasalah”, seperti remaja pelaku kejahatan aktivitas, 32 anak remaja peserta kegiatan masih jalanan, yang sering disebut sebagian orang terlihat canggung dan cenderung pasif. Namun dengan “klithih”, remaja terlibat penyalah- setelah dilakukan ice breaking yang dipandu Prih gunaan narkoba, pelaku pencurian, kekerasan Wardoyo dan Totok Sumardiyanto, berangsur- dan anak berhadapan dengan hukum lainnya. angsur suasana semakin cair. Anak-anak sudah mulai ekspresif dan mengikuti setiap instruksi Disebut penyuluhan sosial milenial dengan rileks, gembira dan penuh canda tawa. karena kegiatan penyuluhan sosial ini dikemas Ketika dimainkan ice breaking berbalik memutar dengan metode kekinian khas remaja milenial, dan opposite, semakin menambah cair suasana yaitu menggabungkan aktivitas fisik outdoor dan anak-anak semakin larut dalam kegiatan. yang interaktif, fun, santai, namun diselingi Suasana semakin cair dan fun ketika game lap- dengan aksi reflektif agar mendapatkan makna sit atau duduk di pangkuan dimainkan. Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 3
Kabar Utama Langkah berikutnya, memotivasi anak-anak Selanjutnya, aktivitas penyuluhan sosial untuk memiliki komitmen sebagai Anak Indonesia yang digagas oleh Kepala BBPPKS Yogyakarta, Hebat sebagaimana tagline HAN 2022. Teriakan Eva Rahmi Kasim bersama Kepala Dinas Sosial, fasilitator “siapa kita???”, langsung dijawab Endang Patmintarsih, memasuki tahap kompetitif serempak “anak Indonesia!!”. Ketika fasilitator game. Kompetitif game diikuti oleh empat meneriakkan “Anak Indonesia??”, anak-anak kelompok yang terbentuk, yaitu kelompok Capung, menyahut kompak “hebaaat!!” sambil tangan Kelompok Kumbang Hitam, Kelompok Celeng dan kanan mengepal ke atas. Dan ketika fasilitator Kelompok Kenari. Sejumlah game menarik dan meneriakkan “Anak Jogjaaa?”, semua anak seru dimainkan, yaitu hoola hoop, f-one racing dan dengan semangat menyambut pula dengan tembak jitu. Semua anak terlibat dalam kompetitif teriakan membahana “Istimewa.. pintar… sehat.. game yang selain membutuhkan kerjasama dan hebaaat”, diakhiri dengan tepuk tangan panjang. kekompakan juga menguras tenaga anak-anak. Di tengah aktivitas, saat jam menunjukkan pukul 10.00, anak-anak dan seluruh partisipasan Di setiap jeda permainan, para Penyuluh menghentikan aktivitas, kemudian dengan sikap memandu anak-anak melakukan refleksi agar sempurna menghormat bendera merah putih dan menemukan makna positif dari permainan. Anak- menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. anak menyampaikan pendapatnya dengan spontan dan gembira. Pada jeda permainan f-one 4 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Kabar Utama Taofik Hidayat dan Kepala BPRSR Sleman, Barid Wibowo. racing misalnya, Ani, satu-satunya peserta perempuan mengemukakan Pada bagian akhir penyuluhan bahwa permainan ini mengajarkan sosial milenial ini, Kabag Tata Usaha pentingnya kerjasama, kekompakan, BBPPKS Yogyakarta menyampaikan pembagian tugas dan semangat pantang motivasi kepada anak-anak untuk tetap menyerah. semangat, giat belajar dan fokus menjadi anak hebat dan disiplin agar bisa meraih Pada setiap game, fasilitator cita-cita dan membanggakan orang tua. memberikan reward berupa snack Selanjutnya Kepala BPRSR Sleman, kepada kelompok yang unggul. menutup kegiatan penyuluhan sosial Demikian pula saat jeda refleksi diselingi dengan ucapan terima kasih kepada Tim dengan kuis untuk mengasah Penyuluh BBPPKS Yogyakarta atas pengetahuan. Anak-anak yang mampu kolaborasi dalam kegiatan yang positif menjawab pertanyaan dengan benar ini, sambil berharap di waktu mendatang diberikan reward berupa makanan tetap bisa melanjutkan kerjasama. ringan dan minuman susu kotak. Bahkan Sebagai penutup, anak-anak bersama pada bagian akhir kegiatan, dibagikan Tim Penyuluh dan para pengasuh gift away berupa jersey klub sepakbola BPRSR Sleman berfoto bersama sambil dunia, kepada anak-anak yang mampu meneriakkan yel-yel Anak Indonesia menjawab pertanyaan yang diajukan Hebat. pembina kegiatan yaitu Kabag Tata Usaha BBPPKS Yogyakarta, Ujang Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 5
Fokus ANAK INDONESIA HEBAT BEBAS DARI KENAKALAN REMAJA DI JALANAN Lidia Nugrahaningsih Ayal, Peneliti Ahli Muda Masa kini adalah masa yang sedang kita jalani dan masa depan adalah masa yang akan datang, dimana di masa kini kita mempunyai sebuah impian untuk menyusun sebuah masa depan yang indah, nyaman, tertram, dan adil. Impian sebagai sebuah harapan untuk masa mendatang yang ada ditangan semua baik bagi diri sendiri maupun bagi negeri kita tercinta. Untuk mewujudkan sebuah masa depan seperti yang nyaman, tentram dan adil perlu diimbangi dengan aksi yang harus kita lakukan. Banyak mimpi dan harapan kita semua bagi negri kita tercinta dan kita adalah salah satu untuk mewujudkan impian serta harapan itu. Melihat fenomena yang sedang Mada (UGM) Arie Sujito menuturkan makna terjadi saat ini khususnya di kota Yogyakarta arti istilah klitih adalah kegiatan keluar terdapat kasus yang sednag viral di seluruh rumah dimalam hari untuk menghilangkan sosial media akhir-akhir ini yaitu tentang kepenatan, Kompas.com (5/4/2022). “klitih” nyatanya kasus ini sudah ada sejak Sedangkan menurut Sosiolog UGM dahulu tetapi kembali muncul disatu tahun Sunyoto Usman juga mengatakan bahwa ini. Klitih atau yang memiliki kepanjangan makna klitih adalah mengisi waktu luang Golek getih merupakan salah satu tidak ada konotasi negatif pada makna asli fenomena kejahatan jalanan yang terjadi di klitih. Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, umumnya pelaku klitih adalah Klitih adalah fenomena sosial yang pelajar remaja. Sosiologi Universitas Gajah terjadi di Yogyakarta, hal ini yang membuat warga yogya merasa khawatir dan miris 6 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Fokus sebayanya agar dianggap berani atau dianggap jagoan selain itu mereka juga selama ini kota yogyakarta yang terkenal melakukan hanya untuk sekedar sebagai kota pelajar dimana pelajar dari mendapatkan pujian dan untuk seluruh nusantara ingin tinggal dan menunjukkan identitas dirinya (mencari jati menuntut ilmu di Yogyakarta, dengan diri) didepan teman-temannya dan adanya kenakalan remaa ini menjadi mendapat pengakuan dari lingkungan tercemar, dengan perilaku banyaknya sosial mereka, namun dengan cara yang remaja atau pelajar sekolah yang merugikan orang lain dan menyebabkan melakukan klithih yang dilakukan dimalam teror dimasyarakat Kita sebagai warga hari dimana saat jalanan sepi dari Yogyakarta merasakan sedih melihat keramaian dan mencari target sasaran. pelaku yang hampir rata-rata masih bisa Pelaku klitih melakukan perudungan pada dikategorikan sebagai pelajar, melakukan korban secara fisik dimana para korban tindakan kriminalitas seperti kekerasan diikuti dan dikejar motornya lalu diserang bahkan pembunuhan. Pemerintah daerah atau dicelakai dengan senjata tajam dan setempat juga sudah berusaha melakukan terkadang pelaku juga mengambil barang penertiban dan penangkapan pelaku yang milik korban sehingga kejahatan klitih juga umumnya adalah pelajar, namun setiap masuk kategori perampokan. Ada pula tahun aksi klitih muncul dan terus meneror korban klitih yang sampai meninggal dunia aktivitas masyarakat. Sementara target akibat serangan fisik yang parah. Para dari aksi klitih umumnya adalah siswa remaja melakukan klitih sebagai syarat SMA, SMK, atau anggota geng yang saling untuk seseorang remaja masuk salah satu bersaingan dan terkadang mereka juga geng yang ada disekolahnya atau mencelakai korban sesuka hati mereka ditempat dia berkumpul atau nongkrong. siapa korban yang ditemukan dijalan saat Selain itu juga mereka melakukan klitih untuk menunjukan kepada teman-teman Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 7
Fokus ini. Ketika kita membayangkangkan remaja, dengan dimulai sejak usia remaja, perlu mungkin tidak jauh dengan sifat ingin dilakukan sosialisasi yang berkaitan dengan menunjukan jati dirinya, ketika kita melihat dampak negatif dari bahayanya kenakalan negara tetangga yaitu Australia nyatanya remaja. Namun perlunya sebuah juga memiliki kasus kenakalan remaja yang pendampingan para pelajar dilingkungan cukup tinggi dari mulai sex bebas, keributan, sekolah dan di lingkungan rumah Keluarga) penyalahgunaan obat terlarang dan faktor agar mereka dapat mulai menggantikan kesulitan belajar, tetapi memiliki faktor kegiatan yang tidak bermanfaat menjadi penyebab yang kurang lebih sama yaitu kegiatan yang bermanfaat dan positif. Hal itu inggin menunjukak eksistensinya. Ada sebagai beberapa cara pencegahan beberapa faktor penyebab permasalahan ini kenakalan remaja. Kita sebagai orang tua antaralain, permasalahan dengan orang tua, menjadi berfikir bagaimana bisa ikut ber andil ajakan dari orang yang lebih dewasa, dalam pencegahan kasus klitih dalam pengaruh minuman keras dan obat obatan. lingkungan terdekat, karena sangat Ini artinya kejadian seperti ini terjadi hampir di mengkhawatirkan bagi para orangtua, tetapi seluruh dunia. hal itu bukanlah sesuatu yang mudah dan bukan juga sesutu yang mustahil, harus kita Tetapi itu semua dapat kita hindari 8 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Fokus lakukan bersama-sama dengan pihak datang. Agar mimpi yang besar yang yang terkait. Dibuat kegiatan-kegiatan dimiliki para remaja dimasa depan untuk yang dilakukan untuk mengatasi berbagai menjaga negri kita Indonesia terutama kasus kenakalan remaja seperti klitih ini, untuk mengatasi kenakalan remaja, agar para remaja tidak lagi melakukan dengan cara mulai memberikan tindakan tidak senonoh tersebut yaitu pemahaman sejak dini akan pentingnya dengan menyadarkan para remaja akan karakterikstik jiwa kepemimpinan, pentingnya masa depan dengan mengajak mengedukasi para remaja untuk dapat untuk melakukan dan mengikuti berbagai mengembangkan dirinya proaktif dalam kegiatan positif seperti menjadi volunteer kegiatan-kegiatan yang positif, dan dan bergabung di organisasi, selain itu berharap para remaja Indonesia memiliki juga mengadakan sebuah acara yang jiwa bela negara, adil, dan damai, sehingga diikut sertakan oleh seluruh pelajar dimana anak indonesia menjadi anak yang hebat dalam acara tersebut kita dapat saling dan bebas dari khlitih. membuka pikiran dan saling memberikan motivasi untuk menuju ke masa yang akan Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 9
Peksos PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PROSES DIVERSI ABH Joko Sulistyo, Widyaiswara Ahli Utama Anak merupakan generasi penerus dan investasi kemajuan sebuah bangsa. Setiap anak yang lahir dengan segala keunikan dan potensinya perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik, psikologis maupun sosialnya. Situasi dan lingkungan yang kondusif bagi anak tidak hanya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar anak, tetapi juga berkaitan dengan segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak- anak dan hak- haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya menjadi korban tindak pidana akan mengalami pemenuhan hak-hak anak sebagaimana yang penderitaan secara fisik, mental, dan/ atau kerugian diamanatkan dalam UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 yang ekonomi yang disebabkan oleh tidak pidana. Masalah menyatakan bahwa setiap anak berhak atas lain yang mungkin dialami Anak yang berhadapan dengan kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta hukum ini antara lain ia diperlakukan sebagaimana berhak atas perlindungan dari kekerasan dan narapidana dewasa, misalnya dalam proses diskriminasi. Indonesia juga telah merativikasi Konvensi persidangannya tidak mengikuti tata cara sidang anak, Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child) di dan ditempatkan satu sel dengan narapidana dewasa. tingkat Internasional. Perlindungan anak di tingkat Seharusnya seorang anak yang berkonflik dengan nasional terdapat pada UU no. 35 Tahun 2014 yang hukum diberi perlakukan berbeda dengan narapidana merupakan perubahan atas UU no. 23 Tahun 2002 dewasa dan diberikan perlindungan khusus. Apabila tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Nomor anak dijatuhi hukuman dan proses hukuman telah 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak selesai, maka anak akan berada dalam situasi yang sangat (SPPA). beresiko. Anak cenderung akan diasingkan oleh lingkungan sosial, lingkungan bermainnya, dan Berbagai kondisi memungkinkan seorang anak lingkungan keluarganya. Hal tersebut akan menyebabkan berada pada situasi yang melanggar hukum negara atau anak menjadi sangat terasing dan terbuang dari sering kita sebut dengan anak yang berhadapan dengan lingkungan sosialnya. Selain itu label yang diberikan oleh hukum (ABH). UU no. 11 tahun 2012, Anak yang masyarakat sebagai mantan narapidana akan terus Berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik melekat. dengan hukum, anak yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana. Anak Keadilan restoratif merupakan merupakan bisa berada dalam situasi yang melanggar atau penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan melakukan tindak pidana sesungguhnya tidak terlepas pelaku, korban, keluarga pelaku, keluarga korban, dan dari situasi dan kondisi yang melingkupi diri anak dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari lingkungannya. Laporan Pendataan Pusat Data dan penyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan Informasi Kementerian Sosial RI menunjukkan bahwa, kembali pada keadaan semula dan bukan pembalasan. faktor kemiskinan menempati urutan tertinggi yaitu Pengalihan ini bertujuan untuk mencegah ABH agar 29,35% disusul oleh faktor lingkungan sebanyak terhindar dari proses hukum lebih lanjut. 18.07%, salah didik sebesar 11, 3%, keluarga tidak harmonis sebesar 8,9% dan minimnya pendidikan agama Peran pekerja sosial dalam proses diversi anak hanya 7,28%. berhadapan dengan hukum sangatlah penting. Sebagai sebuah profesi pertolongan sangatlah diperlukan Anak berada di dalam situasi berhadapan dengan terutama dalam menyiapkan ABH untuk kembali hukum, secara otomatis akan berada dalam situasi yang (reintegrasi) ke lingkungan sosialnya. Keterlibatan profesi sangat rentan terhadap dampak dari proses hukuman pekerja sosial diatur dalam Undang-Undang Sistem baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Anak yang Peradilan Pidana Anak (SPPA) Nomor 11 Tahun 2012. 10 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Peksos Pasal 8 UU SPPA disebutkan bahwa: (1) Proses diversi keadilan restorasi (restorative justice). Hasil asesmen dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak meliputi kondisi Bio-Psiko-Sosial ABH serta harapan dan Orang Tua atau Wali, Korban dan/atau Orang tua/ keinginanya. Hal ini sangat penting, agar masing masing walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, Pekerja Sosial pihak terutama pelaku mengerti kondisi korban serta Profesional berdasarkan pendekatan keadilan restoratif. harapan dan keinginannya yang nantinya disampaikan (2) dalam hal diperlukan musyawarah sebagaimana saat proses diversi. Pihak pelaku diberi kesempatan dimaksud pada Ayat (1) dapat melibatkan Tenaga pertama untuk mengemukakan permasalahan dari sudut Kesejahteraan Sosial, dan/atau Masyarakat. pandangnya, serta mengungkapkan penyesalannya atas tindakannya terhadap korban. Korban diberikan Pentingnya keterlibatan pekerja sosial dalam kesempatan untuk mengungkapkan kondisi penanganan kasus anak yang berhadapan dengan hukum permasalahan dari perspektifnya sebagai korban, situasi , untuk melihat dan memberdayakannya akan kita kupas dan kondisinya serta harapan dan tuntutannya kepada dalam Karya Tulis Ilmiah ini “ Bagaimana peran pekerja pihak pelaku jika perdamaian ingin terwujud. Pelaku juga sosial dalam proses diversi penanganan ABH ? “ menyampaikan persetujuan atau keberatan atas tuntutan korban terhadap pelaku. Apabila diversi tidak Pekerja Sosial Sebagai enabler, melakukan berhasil. Pekerja sosial berperan untuk menjelaskan dan identifikasi untuk melihat situasi dan kondisi ABH baik mengingatkan kembali posisi Pelaku dan konsekuensinya secara fisik, psikis, sosial serta menggali latar belakang apabila proses ini gagal. Proses pengajuan tuntutan oleh terjadinya perkara. Laporan sosial dari pekerja sosial pihak korban terhadap pihak pelaku mungkin saja bisa dijadikan dasar untuk penyusunan strategi pemecahan langsung disetujui oleh pihak pelaku. Pada situasi ketika masalah dalam rangka musyawarah diversi maupun pelaku merasa keberatan atas tuntutan korban maka pasca musyawarah diversi . Sebelum proses diversi pekerja sosial menjembatani atau menengahi dilaksanakan pekerja sosial terlebih dahulu menggali perbedaan-perbedaan tersebut agar dimengerti oleh harapan dan keinginan ABH. Pekerja sosial memiliki masing-masing pihak tanpa adanya kesalahpahaman. kewajiban untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan ABH , juga potensi dan sumber yang tersedia. Pekerja sosial sebagai motivator, dalam hal ini Hasil asesmen pekerja sosial ini akan menjadi dasar memberikan semangat dan penguatan secara psikologis penyusunan rencana layanan lanjutan bagi ABH. kepada ABH dan meyakinkan mereka bahwa mereka akan Rencana yang telah disusun oleh pekerja sosial akan bisa melewati proses diversi. Keputusan diversi disampaikan pada proses diversi dan akan menjadi bagian seringkali membuat para pihak merasa cemas baik pihak dari kesepakatan diversi. pelaku maupun korban. Pekerja sosial memberikan penguatan dan menenangkan kedua belah pihak dalam Pekerja Sosial Sebagai mediator, pekerja sosial menghadapi musyawarah diversi. Pekerja sosial memediasi atau menjembatani keluarga pelaku dan keluarga korban agar mau berdamai sehingga tercapai 11 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Peksos memberikan pengertian bahwa musyawarah diversi akan dijadikan dasar pengambilan keputusan diversi merupakan amanat Undang Undang khususnya Undang- demi kepentiangan terbaik bagi anak. Pada kasus Undang Nonor 11 Tahun 2012 tentang Sistm Peradilan ABH yang kembali ke keluarganya, pekerja sosial Pidana Anak (SPPA), dan dilakukan untuk kepentingan memastikan bahwa ABH mendapatkan hak-haknya dan terbaik bagi anak. Saat ini pekerja sosial memberikan bisa berfungsi sosial secara wajar sesuai dengan usianya. motivasi pelaku agar tidak putus asa dan memberikan Pekerja sosial melakukan advokasi terhadap pemerintah gambaran kepada pelaku bagaimana seandainya dia daerah setempat mulai RT, RW, Kelurahan/Desa agar berada di posisi korban sehingga pelaku menyesali sama sama melakukan pendampingan dan monitoring perbuatannya dan mau meminta maaf kepada korban sehingga tercipta kondisi yang kondusif bagi ABH agar dan keluarganya dengan kerendahan hati pada berfungsi sosial kembali. musyawarah diversi. Puncak dari peran pekerja sosial sebagai motivator adalah mengajak pelaku untuk Pada kasus ABH dirujuk ke LPKS, Pekeja sosial mengambil hikmah dari perilakunya agar menjadi mengadvokasi lembaga/institusi baik milik pemerintah pembelajaran dan efek jera, sehingga pelaku tidak akan maupun swasta untuk memberikan akses layanan yang berani lagi untuk melakukan kesalahan yang sama atau dibutuhkan oleh ABH. perilaku lain yang melanggar hukum. Biasanya ketika kejadian belum lama terjadi, pihak korban Pendekatan penangan anak yang berhadapan seringkali masih merasa sakit hati dan terluka atas dengan hukum telah bergeser dengan perilaku atau tindakan pelaku sehingga sulit untuk mempertimbangkan pemenuhan hak- hak anak dan memaafkan dan melakukan perdamaian. Pekerja sosial tercapainya Keadilan Restoratif (Restoratif Justice). Salah dalam hal ini memberikan berbagai pertimbangan satu implementasi keadilan restoratif ditempuh melalui kepada pihak korban keluarganya tanpa mengurangi proses diversi. Diversi adalah pengalihan penyelesaian hak korban untuk melanjutkan perkara apabila tidak perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses tercapai perdamaian. diluar peradilan pidana. Keterlibatan profesi pekerja sosial dalam proses diversi diatur dalam Undang Undang Pekerja sosial sebagai Advokat berkoordinasi No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dengan pembimbing kemasyarakatan berusaha untuk (SPPA). Pekerja sosial memiliki peran yang sangat memperjuangkan hak-hak ABH untuk mendapatkan penting dalam dalam proses diversi Anak yang pelayanan yang dibutuhkan setelah proses diversi. Berhadapan dengan Hukum. Laporan sosial diantaranya berisi hasil asesmen terkait kebutuhan ABH akan layanan lanjutan pasca diversi. Peran pekerja sosial dalam proses diversi Kebutuhan pelayanan bisa berupa kebutuhan akan akses diantaranya; peran pekerja sosial sebagai pemungkin pendidikan, akses kesehatan, akses ketenagakerjaan, (enabler), peran pekerja sosial sebagai perantara akses layanan sosial untuk pemulihan trauma, maupun (mediator), peran pekerja sosial sebagai pemberi layanan untuk pembinaan bagi pelaku yang nantinya motivasi (motivator), dan peran pekerja sosial sebagai pembela (advocate). 12 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Edukasi MEWASPADAI DELINQUENSI ANAK DI MASA LEARNING FROM HOME ERA PANDEMI COVID 19 Achmad Buchory, MA, Widyaiswara Muda BBPPKS Yogyakarta Pandemi Covid 19 yang sudah berlangsung setahun ini membawa dampak di berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Covid 19 yang dimulai pada bulan maret tahun 2020 telah membawa perubahan sistem kehidupan di masyarakat. Perubahan ini memaksa masyarakat untuk terus beradaptasi dalam bidang kehidupan. Dampak perekonomian akibat covid 19 mengubah pola pelayanan perekonomi yang mengacu pada prinsip protokol kesehat. Dalam kehidupan sosial pun, sistem new normal diterapkan dalam kehidupan sosial sehari-hari, dimana harus berjaga jarak, tidak bersentuhan dan selalu menggunakan masker. Pada bidang Pendidikan perubahan sistem belajar mengajar juga terjadi dimana pembelajaran dilaksanakan melalui dalam jaringan (daring) sehingga muncul kebijakan Learning From Home dimana anak untuk belajar dari rumah tidak melakukan aktivitas di sekolah secara tatap muka. Kebijakan ini dimaksudkan agar bisa memutus rantai penularan Covid 19. Berbagai kebijakan yang diambil oleh non gamers dengan sasaran utama keluarga muda pemerintah di berbagai bidang ini secara dampak yang memiliki anak-anak berusia 5 hingga 12 tahun langsung sangat positif karena bisa memutus rantai dan hasilnya adalah hampir 70-80% keluarga muda penularan covid 19 walaupun sampai saat ini grafik memiliki anak-anak yang sedang memainkan penularan covid 19 masih terus meningkat dan permainan facebookmaupun permainan dari iPad, tembus hampir 1,5 juta positif. Dampak positif ini sehingga tidak lama kemudian anak-anak tersebut ternyata tidak mampu membendung dampak tidak akan mulai bosan dengan permainan langsungnya dibidang sosial akibat kebijakan sistem facebookmaupun permainan iPaddan mencoba Pendidikan daring yang dilakukan oleh pemerintah. game onlineyang lebih menantang. Dampak sosial akibat kebijakan Pendidikan ini menyanyasar pada anak didik sekolah. Pembelajaran Angka survey diatas menunjukan bagaimana jarak jauh mengubah pola aktivitas sehari-sehari anak meningkatnya anak-anak memainkan game online di didik. Aktivitas 6 jam untuk pembelajaran di sekolah saat pandemic covid 19 ini. Apabila control sosial yang menjadi hilang dan menyatu pada aktivitas sehari- dilakukan orang tua dan guru tidak maksimal maka hari dirumah. Dengan demikian jam aktivitas anak bisa jadi dampak domino delinkuensi anak akan semakin bertambah serta aktivitas bermain juga terjadi. Alat peraga dalam learning from home yaitu semakin bertambah pula. Dari penambahan waktu internet dan menggunakan gadget maupun aktivitas dirumah maka anak-anak semakin kurang computer malah mengarahkan anak untuk lebih mendapatkan pengawasan dari orang tua maupun memainkan game online ketimbang belajar materi gurunya. pembelajaran yang diberikan kepada gurunya. Dengan pola aktivitas demikian maka dampak Lemahnya pengawasan orang tua dan guru domino akan terjadi anak dimana anak akan terbawa terhadap aktivitas sehari-hari selama pandemic covid kharakter kekerasan yang ada pada game. Disamping 19 ini membuka ruang perilaku anak diluar itu anak akan lebih mudah berbohong menggunakan kenormalan. Anak-anak memiliki kebebasan uang saku untuk kepentingan game online, dan beraktivitas yang mengakibatkan munculnya pola- fatalnya anak akan melakukan tindakan criminal pola penyimpangan sosial yang dilakukan oleh anak- untuk memenuhi kebutuhan game online salah anak di rumah selama pandemic covid 19. Perilaku satunya adalah kuota data. Kekhawatiran ini penyimpangan yang sering terjadi adalah bermain didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh game online. Hasil survey yang dilakukan oleh salah Melani (2009), memperlihatkan bahwa game online satu forum komunitas pemain game online terbesar memiliki efek negatif pada anak, yakni remaja yang di Indonesia, Liga game, dalam waktu pandemic covid bermain game online cenderung lebih agresif dari 19 ini jumlah pemain game di Indonesia akan pada anak lain yang tidak bermain game online. meningkat pesat secara drastis (http://www.ligagame.com). Survey tersebut Anak-anak yang menjalankan Learning From dilakukan secara acak padakalangan gamers maupun Home akan lebih banyak melakukan aktivitas diluar hanya untuk sekedar bermain. Hal ini dikarenakan Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 13
Fokus Edukasi tugas-tugas yang diberikan dari sekolah tidak sinkron berbagai perilaku, dari perilaku yang tidak dapat dengan aktivitas waktu disekolah yaitu selama 4-6 diterima secara sosial sampai tindakan kriminal. jam lamanya. Pembelajaran tatap muka secara online Sudarsono (1997), merumuskan bahwa perilaku tidak dilaksanakan pula akibatnya kebanyakan anak- delinkuensi memiliki arti yang luas, yaitu perbuatan anak sering beraktivitas keluar rumah dengan teman- yang menimbulkan keresahan masyarakat, sekolah temannya pada jam-jam sekolah. Disisi lain orang tua maupun keluarga, akan tetapi tidak tergolong pidana bekerja sehingga pengawasan tidak bisa dilakukan. umum maupun khusus. Antara lain, perbuatan yang Kelonggaran-kelonggaran waktu inilah yang bersifat anti susila, yaitu durhaka kepada orang tua dimanfaatkan oleh anak-anak untuk melakukan membantah, melawan, tidak patuh, tidak sopan, tindakan diluar norma-norma yang ada. Bisa jadi berbohong, memusuhi orang tua, saudara- anak-anak akan melakukan tindakan-tindakan saudaranya, masyarakat dan lain-lain. Serta merokok, berkelahi dengan temanya, minum- dikatakan delinkuensi, jika perbuatan tersebut minuman keras, dan bisa jadi melakukan tindakan bertentangan dengan norma-norma agama yang criminal seperti mencuri dan lain sebagainya. dianut. Semua bentuk-bentuk perilaku di atas adalah Berdasarkan pendapat-pendapat di atas delinkuensi (delinquency) berasal dari bahasa latin dapat disimpulkan bahwa perilaku delinkuen pada delinquerel, yang diartikan terabaikan, mengabaikan, remaja adalah kecenderungan remaja untuk yang kemudian diperluas menjadi jahat, anti sosial, melakukan tindakan menyimpang, melanggar aturan kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, atau norma yang berlaku yang menimbulkan pengacau, penteror dan tidak dapat diatur. Kartono keresahan masyarakat, sekolah maupun keluarga dan (1998), dalam mengartikan delinkuensi lebih dapat mengakibatkan kerugian serta kerusakan baik mengacu pada suatu bentuk perilaku menyimpang, terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. yang merupakan hasil dari pergolakan mental serta emosi yang sangat labil dan defektif. Turgay (2009) mengungkapkan beberapa ciri remaja delinkuen adalah perilaku yang bertahan Anak-anak yang terpengaruh oleh pengaruh- lama, tidak kooperatif, pemberontak, dan perilaku pengaruh negatif tersebut akan melakukan tindakan bermusuhan terhadap orang yang memiliki otoritas yang melanggar aturan atau berperilaku delinkuen. pada dirinya, namun tidak melakukan perilaku Sarwono (2002) mengungkapkan delinkuen pada antisosial yang berat. International Classification of remaja sebagai tingkah laku yang menyimpang dari Diseases-T enth Edition (ICD-10) menambahkan norma hukum pidana, sedangkan Fuhrmann (1990) bahwa klasifikasi dari perilaku menentang sebagai menyebutkan bahwa delinkuen pada remaja adalah bentuk ringan dari perilaku delinkuen atau gangguan suatu tindakan anak muda yang dapat merusak dan perilaku, dan diperkirakan 60 % dari anak-anak yang mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun mengalami perilaku menentang akan berkembang orang lain. Santrock (1999) juga menambahkan menjadi perilaku delinkuen atau gangguan perilaku. delinkuen pada remaja sebagai kumpulan dari 14 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Edukasi Pengaruh Learning From Home Terhadap masa kebijakan learning from home. Delinkuensi Pendidikan Pengaruh Kebijakan Learniong From Home Prestasi belajar anak sangat dipengaruhi Terhadap Delinkuensi Sosial dengan metode pembelajaran dalam Pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah. Kebijakan learning from home di masa Metode pembelajaran Pendidikan merupakan pandemic covid 19 membawa dampak cara untuk melaksanakan kegiatan belajar delinkuensi sosial bagi anak-anak. Perilaku mengajar dengan tujuan transfer pengetahuan delinkuen pada anak adalah kecenderungan kepada anak didiknya. Dimasa pandemic covid anak untuk melakukan tindakan menyimpang, 19 ini metode pembelajaran dan mengajar melanggar aturan atau norma yang berlaku yang dirubah dengan kebijakan learning from home menimbulkan keresahan masyarakat, sekolah yaitu metode pembelajaran mengajar jarak jauh maupun keluarga dan dapat mengakibatkan dimana menggunakan alat bantu berupa aplikasi kerugian serta kerusakan baik terhadap dirinya berbasis internet seperti zoom, google meet sendiri maupun orang lain. Hal ini apabila tidak atau learning manjemen system. Metode diteksi oleh orang tua dan guru maka akan pembelajaran ini pada dasrnya sama dengan mengakibatkan anak akan berbuat yang lebih dengan metode tatap muka akan tetapi metode dari penyimpangan tersebut yang berakibat learning from home guru tidak bertatap muka pada pelanggaran hokum criminal. dan control sosial hanya menggunakan aplikasi. Metode learning from home membawa Turgay (2009) mengungkapkan beberapa pengaruh yang signifikan terhadap prestasi ciri anak delinkuen adalah perilaku yang belajar siswa. Hal ini disebabkan kesiapan siswa bertahan lama, tidak kooperatif, pemberontak, dalam menjalankan pembelajarana dengan dan perilaku bermusuhan terhadap orang yang sistem learning from home serta kesiapan guru. memiliki otoritas pada dirinya, namun tidak Maka dari itu, banyak siswa yang kesulitan untuk melakukan perilaku antisosial yang berat. mengikuti pembelajaran serta juga guru International Classification of Diseases-T enth melakukan transfer pengetahuan kepada siswa Edition (ICD-10) menambahkan bahwa yang mengakibatkan penurunan prestasi belajar klasifikasi dari perilaku menentang sebagai siswanya. bentuk ringan dari perilaku delinkuen atau gangguan perilaku, dan diperkirakan 60 % dari Penurunan prestasi belajar siswa dapat anak-anak yang mengalami perilaku menentang dipengaruhi oleh cara belajar siswa dalam akan berkembang menjadi perilaku delinkuen mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan atau gangguan perilaku. guru pengampunya. Disamping itu penyimpangan dalam cara belajar siswa juga Dimasa kebijakan learning from home mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa. yang sudah diberlakukan pemerintah Indonesia Penyimpangan dalam cara belajar siswa juga selama 1 tahun ini telah menyebabkan banyak bagian dari delinkuensi anak dibidang perilaku delinkuen pada anak. Perilaku ini terjadi pendidikan. Delinkuensi dalam Pendidikan karena pola Pendidikan yang diselenggarakan di merupakan kecenderungan anak untuk rumah memberikan waktu luang anak untuk menyimpang dalam proses belajar mengajar. melakukan tindakan delinkuensi. Anak-anak Penyimpangan itu diantaranya cara belajar anak yang memiliki waktu sangat luang dan memiliki yang tidak ideal, seperti lebih banyak melakukan kecenderungan bosan dirumah maka banyak aktivitas bermain yang tidak bermanfaat, melakukan aktivitas di luar rumah tanpa mengabaikan tugas yang diberikan guru, pengawasan orang tua maupun gurunya. Dari mencari contekan kepada teman atau sumber data yang disurvai dari responden bahwa anak- lainya, dan tidak mau mempelajari materi yang anak banyak melakukan penyimpangan seperti diberikan kepada guru. Bentuk-bentuk Merokok, Berkelahi, Pergaulan Bebas dan delinkuensi demikian menjadi penyebab kenapa Membantah Orang Tua dimasa learning from prestasi belajar siswa mengalami penurunan di home. Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 15
Opini KERENTANAN KESEJAHTERAAN ANAK-ANAK DI PERKOTAAN Siti Mulyani, MSi, Widyaiswara Ahli Muda Jumlah anak-anak yang tinggal di area perkotaan di Indonesia terus meningkat. Terlepas dari fakta bahwa anak-anak di daerah perkotaan memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan anak-anak di perdesaan, kelompok- kelompok yang terpinggirkan masih kesulitan untuk bertahan hidup dan berkembang. Masyarakat miskin dan kelompok rentan di daerah perkotaan, yang mana hampir sepertiganya adalah anak-anak memiliki akses yang terbatas ke layanan berkualitas dan peluang yang lebih kecil untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Beberapa temuan kunci diperoleh dari data gabungan Pendidikan dan Pembelajaran data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Secara keseluruhan, indikator pendidikan anak-anak di Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) untuk daerah perkotaan lebih baik dibandingkan memahami situasi anak-anak di perkotaan. Selain itu dengan anak-anak di daerah perdesaan. Lebih lagi, digunakan analisis sekunder mengukur sekitar 20 anak-anak yang tinggal di rumah tangga kumuh di indikator berdasarkan tema Tujuan Pembangunan daerah perdesaan tampak paling mengalami kesulitan Berkelanjutan (TPB), dan yang selaras dengan Rencana akses ke sekolah dan Internet. Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia · Anak-anak yang berpartisipasi dalam studi juga 2020–2024.menghasilkan wawasan tentang kendala dan peluang yang mereka dan komunitas mereka kesulitan untuk beradaptasi dengan metode belajar hadapi. daring, di mana mereka seringkali tidak dapat berinteraksi secara langsung dan lancar dengan guru Kesehatan dan Kesejahteraan dan teman sekolahnya. Data SUSENAS 2019 menunjukkan bahwa kebiasaan · Meskipun daerah perkotaan umumnya memiliki merokok di kalangan anak-anak tidak banyak bisa kinerja yang lebih baik dari pada daerah perdesaan dibedakan antara di perkotaan/perdesaan, daerah pada banyak indikator yang berkaitan dengan kumuh perkotaan, dan daerah kumuh perdesaan. pendidikan dan pembelajaran, masih terdapat anak- Sementara, dalam hal berat lahir dan imunisasi, anak- anak di kota yang kesulita untuk mendapatkan anak di daerah kumuh perdesaan secara konsisten pendidikan yang layak. mengalami kondisi yang lebih buruk Analisis data SDKI menunjukkan bahwa angka kematian balita secara Perlindungan dan Kekerasan umum lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya, · Kepemilikan akta kelahiran di kalangan anak-anak dan juga untuk kelompok usia ini di perdesaan, meskipun angka ini mengalami penurunan dari tahun dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik di 2012 hingga 2017. perdesaan maupun di perkotaan. · Meskipun perkawinan anak tampaknya sedikit Berdasarkan konsultasi dengan anak-anak di perkotaan, menurun antara tahun 2015 dan 2019 di daerah perbedaan pemahaman dan kepatuhan mereka pada perdesaan, praktik kawin anak di daerah perkotaan protokol kesehatan bisa terkait dengan terus ada dan cenderung tidak menurun. kesalahpahaman tentang pandemi · Di perkotaan, perkawinan anak lebih marak terjadi COVID-19. Beberapa anak-anak mengutarakan bahwa pada rumah tangga yang tinggal di permukiman mereka meragukan betapa besar dan beratnya dampak kumuh dibandingkan dengan anak yang tinggal di virus dan pandemi ini, dan hal ini tampak diyakini luas rumah tangga yang tidak kumuh. oleh banyak teman mereka di komunitasnya. Meski beberapa masih meragukan, pandemi telah Akses Ke Air dan Sanitasi menciptakan situasi penuh ketidakpastian dan · Antara tahun 2015 dan 2019, proporsi jumlah anak- kecemasan bagi anak-anak yang tinggal di perkotaan dan berpartisipasi anak yang tinggal di rumah tangga dengan air minum dalam studi ini. yang layak mengalami penurunan. Namun, hal ini mungkin dapat dijelaskan dengan adanya peningkatan penggunaan air isi ulang bermerek dan praktik isi ulang tangki air, yang merupakan dua 16 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Fokus sumber yang tidak termasuk dalam definisi air dan kebakaran sering mereka alami. minum layak menurut Badan Pusat Statistik (BPS). · Keberadaan permukiman kumuh merupakan · Sebaliknya, akses terhadap sanitasi layak tampaknya telah meningkat antara tahun 2015 gejala minimnya tempat tinggal yang terjangkau hingga 2019, baik di daerah perkotaan maupun dan memadai di perkotaan. Anak-anak yang perdesaan. diwawancarai sangat menyadari masalah ini dan · Akses ke sanitasi layak masih menjadi masalah menyuarakan keprihatinan mereka atas situasi yang jauh lebih besar di daerah perdesaan. rumah mereka saat ini dan masa depan. · Meskipun reklamasi lahan membawa peluang Kemiskinan dan Deprivasi ekonomi baru, reklamasi juga meningkatkan · Tingkat kemiskinan anak – yang didefinisikan ancaman penggusuran bagi orang-orang yang tinggal di daerah sekitarnya. Penggusuran tidak sebagai persentase anak yang hidup di bawah hanya didorong oleh pembangunan fisik atau garis kemiskinan, atau yang termasuk dalam 40 infrastruktur besar-besaran, tetapi juga oleh persen berpendapatan terendah – lebih rendah di proyek-proyek mitigasi banjir. daerah perkotaan Indonesia, dibandingkan dengan di daerah perdesaan. Partisipasi Dalam Pengambilan Keputusan · Meskipun perkotaan menunjukkan proporsi anak- · Anak-anak yang berpartisipasi dalam konsultasi anak miskin yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah perdesaan, kemiskinan perkotaan menganggap kegiatan masyarakat sebagai tetap menjadi masalah di Indonesia. bagian dari interaksi sosial perkotaan dan wadah · Mayoritas informan dari konsultasi melaporkan bersama untuk melibatkan anak muda. pernah menerima bantuan dari setidaknya satu · Para peserta juga mengeksplorasi berbagai jalur jenis program bantuan sosial selama pandemi. formal untuk melibatkan partisipasi publik, seperti Forum Anak atau Organisasi Siswa Intra Ruang Aman dan Berkelanjutan Sekolah (OSIS). Mereka juga mengungkapkan · Beberapa anak muda yang berpartisipasi dalam keinginan akan wadah yang lebih inklusif dan inovatif yang dapat menjangkau lebih banyak studi menyebutkan bahwa bencana alam dan anak muda dari berbagai latar belakang termasuk bencana ulah manusia, seperti banjir, kekeringan mereka yang paling rentan dan sulit dijangkau. Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 17
Edukasi Kesimpulan lingkungan, atau dalam bentuk kekerasan dan Ÿ Analisis data sekunder menunjukkan bahwa diskriminasi. Ÿ Kesempatan, pengalaman, dan kemampuan rata-rata kondisi anak-anak di daerah perkotaan anak-anak di daerah perkotaan untuk lebih baik daripada anak-anak di daerah berpartisipasi dalam pengambilan keputusan perdesaan, meskipun situasi di daerah hari-kari di rumah atau di ruang publik, dapat perdesaan perlahan-lahan membaik. Namun berkontribusi pada daya diri (agency) mereka. demikian, beberapa indikator menunjukkan Ditemukan banyak cara bagi anak-anak untuk bahwa kesejahteraan beberapa kelompok anak membentuk dan menyampaikan pandangan diperkotaan terancam. mereka dalam mempengaruhi rencana dan Ÿ Anak-anak di daerah perkotaan mungkin tidak keputusan yang berkaitan dengan hidup menghadapi banyak hambatan ketika mereka. Hal ini termasuk keterlibatan mereka mengakses layanan dasar, karena infrastruktur dalam kegiatan sekolah dan masyarakat. di perkotaan relatif mapan. Namun, anak-anak di Ÿ Pandemi COVID-19 memperparah kerentanan perkotaan dapat menghadapi tantangan dalam yang telah ada yang dialami oleh anak-anak dan menggunakan atau memperoleh manfaat dari kaum muda perkotaan dan, sebagai akibatnya, layanan tersebut secara optimal. bagaimana hal ini menempatkan populasi Ÿ Terlepas dari status tempat tinggal mereka di tersebut pada risiko yang lebih besar yang perkotaan atau perdesaan, anak-anak membuat mereka kesulitan untuk bertahan mengalami ancaman eksternal terhadap hidup dari pandemi COVID-19. kesejahteraan mereka. Hal ini dapat terjadi dalam bentuk bencana alam dan risiko Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 18
Opini PENGASUHAN ANAK DI Era Digital Agus Wiyono, S.Sos, M.I.P, Widyaiswara Ahli Muda Orang tua seringkali merasa kesulitan dalam melakukan pengasuhan digital terhadap anak karena adanya perbedaan generasi dan adaptasi media digital. Pada umumnya saat ini orang tua termasuk dalam generasi imigran digital yaitu tumbuh sebelum lahirnya media digital sedangkan anak merupakan generasi digital atau bahkan native digital yaitu generasi yang lahir ketika media digital sudah ada. Atau juga bisa disebut Generasi Z atau Gen Z disebut sebagai generasi yang lahir setelah generasi Y. Kumpulan orang yang termasuk ke dalam generasi ini adalah mereka yang lahir di tahun 1995 sampai dengan 2010. Jadi bila Anda lahir di rentang waktu itu maka Anda juga turut termasuk ke dalam generasi Z. Itu sebabnya mereka yang lahir setelah Generasi Z akan dipanggil Generasi A alias Generasi Alfa. Generasi A alias Generasi Alfa, tahun kelahirannya dimulai dari 2010. Menurut McCrindle, Generasi Alfa yakni anak-anak dari Generasi Milenial akan menjadi generasi paling banyak di antara yang pernah ada. Umumnya mereka yang merupakan generasi Z Kedua psikolog itu juga menjelaskan praktik dan A disebut juga sebagai iGeneration atau generasi pengasuhan digital antara lain yaitu meningkatkan internet atau generasi net. Mereka selalu terhubung literasi digital, mengenal sisi positif dan negatif era dengan dunia maya dan dapat melakukan segala digital, mengajarkan anak untuk memilih informasi sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan internet dengan benar, evaluasi bersama anak terkait teknologi yang ada. Contoh karakteristik dari generasi konten, menciptakan lingkungan digital yang sehat, dan digital yaitu aktif dalam mengemukakan identitas diri, mengenalkan etika dalam berinteraksi di dunia memiliki wawasan yang luas, menyukai kebebasan, ingin maya.Dengan pola komunikasi yang baik dan sehat orang memiliki kontrol, bergantung terhadap teknologi, tua lebih mudah dalam melakukan adaptasi terhadap menikmati lingkungan online, memiliki kemampuan berbagai perilaku anak ketika berinteraksi dengan media adaptasi teknologi yang baru serta kemampuan digital. Maka Modal utama dalam pola pengasuhan multitasking. Petingnya kontrol dari orang tua sangat digital adalah komunikasi orang tua terhadap anak,” dibutuhkan buat buah cinta agar tidak salah arah. Peran Orang Tua Yuk kita cari tahu... apa itu pengasuhan anak di era digital. “Dengan mengetahui karakteristik masing- “Orang tua harus lebih bijak memberikan masing generasi digital khususnya native digital kebebasan pada anak untuk mengakses internet dan harapannya tenaga pendidik dan orang tua dapat berselancar di dunia maya. Kegiatan belajar dengan memahami sehingga dapat menentukan cara yang teknologi digital ini tentunya harus tetap dengan sesuai untuk mengarahkan anak,” tutur Psikolog Wirdatul Anisa, M.Psi. Psikolog lainnya, Nurul Kusuma, 19 M.Psi., mengatakan pengasuhan digital adalah bagaimana orang tua mendampingi anak sehingga bisa memaksimalkan manfaat dari lingkungan digital dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan (https://cpmh.psikologi.ugm.ac.id/) Artinya, bukan selalu ada secara fisik disamping anak ketika anak sedang berinteraksi dengan media digital, namun secara keseluruhan dari mulai edukasi awal mengenai media digital hingga evaluasi penggunaan media digital. Ia menjelaskan tahapan dalam pengasuhan media digital yaitu media instruktif yaitu dengan memberikan pemahaman kepada anak terkait media digital, mediasi menonton bersama yaitu hadirnya orang tua ketika anak beraktivitas dengan media digital, media terbatas yaitu penerapan aturan bagi anak mengenai media digital, dan media teknis yaitu penggunaan alat bantu kontrol dan monitor aktivitas digital bagi anak Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini pengawasan orang tua, kenyataanya peran orang tua 5. Persiapkan Anak Masuk Pubertas sangat penting dalam mengawasi perilaku buah hati saat Zaman sekarang ini, pendidikan seks perlu dimulai menggunakan perangkat digital. Mengingat kemudahan informasi yang dapat diakses tanpa batas, hal ini sejatinya sejak dini namun tentu dengan bahasa yang sesuai dengan sangat baik, namun juga terdapat ancaman yang bisa saja usia anak. menjadi dampak buruk pada perilaku anak. “Saat ini anak 6. Tentukan Tujuan Pengasuhan dengan Jelas menuggunakan gadget sudah menjadi hal yang lumrah. Namun disamping itu juga pola asuh orang tua menjadi Orangtua perlu merumuskan tujuan pengasuhan ekstra mengawasi anaknya saat menggunakan gadget. sejak anak dilahirkan. Rumusan tersebut juga harus Keluarga sebagai garda terdepan pembentukan karakter disepakati antara ayah dan ibu, apa prioritas bagi anak anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi serta bagaimana pendekatannya. Dengan adanya tujuan, yang edukatif dan efektif. Pola asuh orangtua dalam maka orangtua tahu `how to` dan `what to do` nya. lingkungan keluarga sangat menentukan nilai-nilai yang 7. Persiapkan Anak Masuk Era Digital didapatkan oleh anak. Batasi penggunaan gadget serta akses internet, “Peran pola asuh orangtua tidak hanya berkutat dan beri alternatif kegiatan yang sesuai hobi anak. Selain dengan pola pendidikan perubahan kebiasaan yang itu, kedepankan komunikasi rutin dengan anak sehingga begitu pesat juga seperti berkembangnya teknologi saat anak terbiasa mengungkapkan perasaannya kepada ini harus menajdi perhatian setiap orang tua dan perlu orangtua. memahami bagai mana pengasuhan anak pada era digital, ada 7 tips pengasuhan dari Psikolog Elly Risman : Tidak ada salahnya untuk memperkenalkan anak dengan gawai dan teknologi. Namun, sebaiknya orangtua 1. Tanggung Jawab Penuh punya sikap tegas akan hal ini. Berikan aturan untuk anak ketika anak akan menggunakan gawai dan teknologi. Baik ayah maupun ibu memegang tanggung jawab Jangan lupa untuk tetap memantau anak. Ketika orangtua penuh atas jiwa, tubuh, pikiran, keimanan, serta membatasi waktu anak bermain gawai, isi waktu mereka kesejahteraan anak secara utuh. Bukan zamannya lagi dengan kegiatan positif seperti mengikuti les atau kegiatan peran seorang ibu lebih besar bagi anak, sosok ayah juga lain yang disukai anak.Pola asuh setiap orangtua memang sama pentingnya. Walaupun orangtua bekerja, hal itu berbeda. Berikan yang terbaik untuk anak agar tumbuh bukanlah menjadi alasan untuk melepaskan anak secara kembang anak menjadi sempurna. total kepada orang ketiga, seperti mertua atau pengasuh. Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 2. Kedekatan Baik ayah maupun ibu harus memiliki kedekatan dengan anak. Kedekatan yang dimaksud adalah kedekatan fisik (seperti afeksi melalui pelukan) sekaligus kedekatan emosional. Jika anak tidak mendapatkan ini sedari kecil, maka dia akan tumbuh menjadi individu yang berjiwa hampa. 3. Berbicara Baik-Baik Orangtua harus belajar berbicara baik-baik dengan anak. Jangan membohongi anak, belajar membaca bahasa tubuh anak, dan tak segan untuk mendengar curahan hati anak. Jangan berbicara yang menyalahkan, memerintah, memberi label, dan membandingkan, yang akan membuat anak merasa tak berharga dan tak bisa mengambil keputusan. 4. Mengajarkan Agama Ajaran ini perlu ditanam sejak dini serta secara emosional, agar anak tidak merasa terpaksa menjalankannya sekaligus tahu apa tujuan ajarannya. 20
Opini MEMPERKENALKAN PERPUSTAKAAN PADA ANAK USIA DINI, PERLUKAH? Trimiyati, Pustakawan Madya BBPPKS Yogyakarta “Membaca buku tuh kayak kalau kita ke gym untuk melatih otot. Otak kita juga punya otot, untuk bisa thinking out of the box. Dengan membaca buku, kita bisa melatih otot imajinasi kita,“ tutur Dian Sastro. Artis cantik 39 tahun inipun mempunyai harapan, dengan menerapkan kebiasaan membaca sejak dini, maka anak-anaknya akan memiliki kemampuan visual yang baik. Dian Sastro menambahkan “Karena saya pengen anak saya punya kemampuan untuk membangun imajinasi visual dia, untuk sesuatu yang yang bahannya deskripsi secara tulisan, tekstual, jadi ada proses berpikir ada bagian otak yang dilatih” Kebiasaan membaca perlu ditanamkan pada bayi sejak Deborah (2006) dalam penelitiannya mengenai peranan dini. Bahkan sebelum usia anak mencapai satu tahun. Ibu dalam dalam perkembangan literasi anak Kegemaran membaca disamping untuk mengasah menyatakan bahwa ketertarikan anak dalam membaca kemampuan linguistik juga dapat meningkatkan mempunyai hubungan yang kuat dengan cara yang kecerdasan anak dalam memproses informasi. Kegiatan digunakan ibu dalam membacakan buku. Beberapa membaca anak bersama orangtua akan meningkatkan tahapan yang bisa dijadikan panduan belajar membaca bonding. Bayi menjadi merasa mendapatkan perhatian sesuai usia bayi sehingga memikat si Kecil dengan buku: lebih dan disayangi orangtua daripada dibiarkan melihat layar televisi. 1. Bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan Pada tahapan ini bayi penglihatan bayi masih Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat berkembang. Buku yang cocok untuk usia ini adalah Baca Pada Anak buku yang gambarnya besar serta memiliki kontras Minat baca anak-anak di daerah perkotaan lebih tinggi warna yang tinggi. Pilih juga buku yang teksnya darpada anak-anak di daerah pedesaan. Di daerah sedikit. Ketika seorang ibu mengenalkan buku perkotaan pemerintah mengalokasi anggaran dan kepada bayi, maka saat itu jugalah seorang ibu mulai perhatian lebih kepada pengembangan perpustakaan. membangun kemampuan literasinya. Aktivitas Namun hal inipun belum menjamin anak-anak bisa membaca ibu dan bayi pada usia ini dapat membaca dengan baik sesuai dengan perkembangan mengasah ketrampilan bayi mendengar, melihat, usianya. Beberapa hal yang mempengaruhi rendahnya berkonsentrasi, mengenal irama, mengenal warna, minat baca pada anak, sebagai berikut: tekstur, bentuk, dan yang lebih utama adalah a. Masih rendahnya kemahiran membaca siswa di membangun bonding antara ibu dan bayi. sekolah 2. Bayi berusia 7 sampai dengan 12 bulan. b. Sistem pembelajaran di Indonesia, belum membuat Bayi pada usia ini mulai dapat memahami beberapa kata yang dibacakan ibu. Beberapa kata yang anak-anak/siswa/mahasiswa harus membaca buku, bermakna lebih adalah kata atau hal-hal sehari-hari mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang seperti mama, papa, susu, atau bobok. Ibu dapat diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, memilihkan buku yang memiliki satu obyek atau sastra dan sebagainya. orang. Ketika bayi mendengar ibu menyebutkan c. Banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan satu kata yang dikenali akan memperkuat kosa kata tayangan televisi yang mengalihkan perhatian anak- bayi. Hal ini ternyata membantu bayi bahwa gambar anak dan orang dewasa dari buku yang ada di buku mewakili hal-hal nyata. Ibu perlu d. Banyaknya tempat hiburan yang menghabiskan mengetahui dan memilihkan buku sesuai dengan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night minat bayi. Ibu juga dapat memperagakan bacaan club, mall, play station, supermarket. dengan wajah, tangan serta suara. e. Daya beli masyarakat terhadap buku yang masih rendah. 21 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini 3. Bayi berusia 13 sampai dengan 18 bulan gaya membaca yang sama sebelumnya. Pengulangan Pada usia ini anak mulai dapat menyebut nama ini ternyata membantu anak memahami dan benda, jenis makanan, menanyakan nama benda mengingat kata-kata baru. yang belum dikenal, mengenal beberapa warna dasar (merah, biru, kuning, hijau, serta menyebutkan nama Memperkenalkan perpustakaan kepada anak usia dini diri sendiri dan orang-orang yang dikenal. Oleh karena itu, ibu dapat mulai memperkenalkan buku yang Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, disertai dengan satu atau dua kalimat per pasal 1 ayat 1 bahwa perpustakaan adalah institusi halamannya. Ibu dapat menceritakan buku semenarik pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya mungkin. Ketika membacakan tentang kucing, maka rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna ibu dapat menyertainya dengan menirukan suara memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, kucing. Bayi juga dapat dilibatkan dengan mengajukan informasi, dan rekreasi para pemustaka. Memperkenalkan beberapa pertanyaan seperti 'mana kupingmu?”. perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi yang merupakan kebutuhan mutlak masyarakat informasi perlu 4. Usia antara 18 sampai dengan 24 bulan dilakukan. Kesadaran akan pentingnya perpustakaan perlu Anak pada usia ini sudah dapat mempergunakan alat dipupuk sejak dini dengan menyediakan sarana prasarana permainan dengan cara memainkannya tidak perpustakaan yang memadai dan menarik anak. beraturan, seperti memukul-mukul balok, Perpustakaan untuk anak perlu didesain sesuai dengan memahami gambar orang, memahami milik diri jiwa dan dilengkapi dengan informasi sesuai kebutuhan sendiri dan orang lain, menyebutkan berbagai nama anak. makanan disertai rasanya. Demikian juga anak mulai dapat menyusun balok dari yang paling besar hingga Pengenalan perpustakaan kepada anak sejak usia dini akan paling kecil, menyadari akibat dari perbuatannya menimbulkan kesadaran pada diri anak bahwa misalnya menarik taplak meja di ruang tamu yang ada perpustakaan merupakan salah satu sumber ilmu dan gelasnya mengakibatkan gelas diatasnya menjadi pengetahuan. Hal ini dimaksudkan agar anak sejak dini jatuh, dan mulai dapat merangkai puzzle. Apabila ibu menyadari pentingnya perpustakaan sebagai sarana untuk mulai memperkenalkan membaca sejak dini, maka mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Ketika anak sudah pada usia ini anak merasa rutinitas membaca adalah menjadi dewasa, mereka akan mengetahui akan kegiatan yang menenangkan dan menyenangkan. pentingnya perpustakaan sebagai salah satu sarana Pada usia ini anak akan meminta ibu untuk tempat sumber pengetahuan bagi mereka. mengulang-ulang membaca buku yang telah dikenalnya dan meminta ibu untuk membaca dengan 22 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini PENGUATAN KEMAMPUAN KELUARGA DALAM MERAWAT DAN MENGASUH LANJUT USIA Dra. Supartini, M.Si., Widyaiswara Muda Perawatan dan pengasuhan lanjut usia adalah tanggung jawab keluarga. Keluarga memiliki kewajiban Keluarga dari banyak negara dan budaya juga menekankan pentingnya keluarga sebagai salah satu sumber kebahagiaan lanjut usia. Lanjut usia di negara Jepang, dan China misalnya juga dirawat oleh atau bersama keluarganya. Narasi kultural menekankan pentingnya anak-anak mengambil tanggung jawab merawat orang tuanya ketika mereka berusia lanjut. Dalam perawatan lanjut usia Indonesia juga mendasari pada filosofi budaya yang mengutamakan tugas keluarga dalam merawat lanjut usia. Dalam budaya Jawa misalnya banyak pitutur atau piwulang (ajaran moral) seperti mikul dhuwur mendhem jero sebagai bentuk penghormatan terhadap lanjut usia dan menjadi prinsip dalam perawatan dan pengasuhan lanjut usia. Keluarga dari banyak negara dan budaya juga menekankan pentingnya keluarga sebagai salah satu sumber kebahagiaan lanjut usia. Lanjut usia di negara Jepang, dan China misalnya juga dirawat oleh atau bersama keluarganya. Narasi kultural menekankan pentingnya anak-anak mengambil tanggung jawab merawat orang tuanya ketika mereka berusia lanjut. Dalam perawatan lanjut usia Indonesia juga mendasari pada filosofi budaya yang mengutamakan tugas keluarga dalam merawat lanjut usia. Dalam budaya Jawa misalnya banyak pitutur atau piwulang (ajaran moral) seperti mikul dhuwur mendhem jero sebagai bentuk penghormatan terhadap lanjut usia dan menjadi prinsip dalam perawatan dan pengasuhan lanjut usia. Pergeseran peran dalam keluarga akibat perubahan sosial ekonomi, khususnya masuknya perempuan menjadi pekerja menyebabkan asuhan keperawatan lanjut usia menghadapi banyak tantangan. di banyak kebudayaan, perempuan berperan sebagai care giver primer bagi anggota keluarga yang berusia lanjut. perempuan menyediakan makan, membantu mandi, menuntun berjalan atau bahkan menyuapi dan memandikan lanjut usia yang sudah berusia sangat lanjut atau lanjut usia dengan penyakit penyerta yang sudah tidak lagi mampu mandiri dalam melakukan activity daily Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 23
Opini living. (ADL). Masuknya perempuan ke dunia kerja di luar sector domestic mengurangi curahan waktu yang dialokasikan untuk merawat dan mengasuh lanjut usia. Bagi lanjut usia yang tidak dalam situasi bedridden, anak atau menantu dapat menyiapkan makan dan mencuci pakaian serta menyiapkan mandi sebelum keluar rumah bekerja, namun bagi lanjut usia yang hidupnya sangat tergantung dengan bantuan keluarganya, hal ini menimbulkan masalah dalam keluarga karena ketidakhadiran care giver secara penuh. peran mereka sulit untuk digantikan oleh anggota keluarga lain, seperti laki-laki karena peran mereka lebih dominan di sector public dan dalam asuhan keluarga yang masih menganut ideology patriarkhi, merawat lanjut usia, anak-anak dan orang sakit banyak dilakukan oleh perempuan, sehingga ketrampilan dan passion untuk menggantikan peran perempuan yang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama kurang terasah. Tantangan asuhan keperawatan lanjut usia dalam keluarga akan lebih besar lagi apabila lanjut usia memiliki penyakit penyerta yang membutuhkan pemeriksaan dan tindakan medis secara teratur dan konsumsi obat terus menerus, fisioteraphy serta diet makanan yang ketat dan ketergantungan total. Selain kehadiran keluarga sepanjang waktu, pengasuh perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik tentang perawatan lanjut usia. Demikian pula dengan lanjut usia yang mengalami gangguan kesehatan mental, termasuk mengalami dementia, keluarga memerlukan pengetahuan dan ketrampilan yang lebih spesifik. Ketidakhadiran keluarga sepanjang waktu seperti yang dibutuhkan lanjut usia dan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan mengasuh menyebabkan lanjut usia menjalani hidup kurang berkualitas, bahkan terlantar, tidak terawat dengan baik. Lanjut usia yang harusnya mendapat perawatan medis berkelanjutan, hanya kadang kala diperiksakan oleh keluarganya, berhenti minum obat dan tidak melakukan theraphy, asupan gizi kurang atau mengkonsumsi makanan yang tidak tepat sesuai diet yang dianjurkan dokter. lanjut usia dengan gangguan kesehatan mental bahkan kurang mendapat perhatian dan penanganan yang tepat atau malah diperlakukan salah, terlebih lagi dikurung, ditempatkan dalam bilik khusus yang tertutup, dipasung karena ketidaktahuan keluarga tentang asuhan lanjut usia dengan problem kesehatan mental. keluarga juga mengalami tekanan ganda, khususnya bagi keluarga yang dalam kategori tidak mampu atau keluarga miskin, karena harus menjalankan kewajiban mengurus orang tua/lanjut usia dan mempertahankan kehidupan ekonomi keluarganya. Ketidakmampuan mengasuh dan merawat lanjut usia juga dialami oleh keluarga yang lebih mampu secara ekonomi. Namun problemnya hampir sama, yaitu dinamika perubahan struktur dan peran keluarga. Dalam banyak kasus, terdapat lanjut usia yang hidup sendiri atau hanya dengan pasangannya karena anak-anaknya bekerja dan tinggal di luar kota. Jadi meskipun latar belakang keluarganya bukan tergolong keluarga miskin, namun lanjut usia memiliki resiko hidup terlantar. Kasus yang lebih spesifik terjadi manakala lanjut usia justru diberi beban baru yaitu mengasuh cucu karena orang tuanya bekerja di luar kota atau bahkan menjadi TKI dan bekerja di luar negeri. Alih-alih mendapat perhatian dan pelayanan dari anak cucu, lanjut usia justru masih harus mengasuh cucu dalam kondisi fisik, sosial ekonominya yang semakin menurun. Generasi muda saat ini memiliki beban yang cukup besar dalam melaksanakan kewajibannya merawat lanjut usia. meningkatnya usia harapan hidup sebagai hasil dari semakin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan gizi telah tergambar pada struktur penduduk dunia yang semakin menua. Bisa jadi anak-anak muda saat ini akan merawat orang tua dan neneknya karena dalam satu keluarga bisa saja tinggal 3 generasi yang 2 diantaranya sudah berusia lanjut. Sementara itu biaya merawat lanjut usia juga tidak murah, termasuk bagi lanjut usia yang sudah memiliki jaminan kesehatan. Pemenuhan makanan sehat dan bergizi, biaya transportasi dan akomodasi dari dan ke fasilitas pelayanan kesehatan, perlengkapan khusus seperti diapers dan alat bantu lain bukanlah jumlah yang sedikit. Apalagi jika harus menggunakan jasa orang lain untuk menjaga di saat ditinggal bekerja atau bahkan ketika harus menggunakan jasa pramurukti . Keluarga perlu mendapat dukungan dalam melaksanakan kewajiban merawat dan mengasuh lanjut usia. Dukungan ini sekaligus akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lanjut usia. PENINGKATAN KEMAMPUAN KELUARGA Dukungan dapat dilakukan oleh Pemerintah, lembaga non pemerintah, maupun masyarakat baik secara individual maupun kelompok. Bentuk dukungan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan dalam asuhan keperawatan lanjut usia di dalam keluarga, mengurangi beban pengeluaran keluarga yang diperuntukkan bagi lanjut usia, menyediakan pelayanan kesehatan dan pelayanan dasar lainnya yang berkualitas, memperkuat lembaga, perkumpulan dan kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian dan kontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. 1. Peran Pemerintah Indonesia sudah memiliki regulasi yang memberi mandate kepada pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan lanjut usia dengan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia, Peraturan Presiden Nomor 24 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini 88 Tahun 2021 tentang Strategi nasional kelanjutusiaan, dan Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 4 Tahun 2017 tentang Kawasan Ramah Lanjut usia. dalam pelaksanaannya pemerintah telah menyelenggarakan berbagai layanan yang mendukung dan meningkatkan kemampuan keluarga, seperti memberikan bantuan sosial bagi lanjut usia dari keluarga miskin melalui Program keluarga Harapan, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga dalam memberikan pelayanan untuk lanjut usia juga bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH, layanan home care dan Jaminan Kesehatan melalui Pemberian bantuan Iuran. Sejumlah Pemerintah Daerah juga memiliki regulasi dan program perlindungan sosial yang berbentuk Jaminan Sosial, Seperti Pemerintah Daerah Kabupaten Bukittinggi, Pemerintah DKI Jakarta, Pemerintah Propinsi Jawa Timur Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Seluruh skema bantuan sosial dapat mendukung kemampuan keluarga dalam meningkatkan kualitas hidup lanjut usia, khususnya dalam mengurangi beban pengeluaran keluarga untuk membiayai lanjut usia dalam kehidupan sehari-hari. 2. Peran Lembaga Non Pemerintah Regulasi pemerintah membuka kesempatan dan partisipasi bagi lembaga non pemerintah dalam memberikan perhatian dan pelayanan kepada lanjut usia. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang bergerak dalam bidang kelanjutusiaan membantu keluarga dalam mengasuh lanjut usia, dengan cara memberi asuhan keperawatan di dalam lembaga/Panti maupun berbasis keluarga dengan layanan home care. Dukungan dari LKS ini dapat mengurangi beban keluarga dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam mengasuh dan merawat lanjut usia. Sementara lanjut usia dilayani di dalam unit layanan LKS, keluarga dapat meningkatkan kemampuan ekonominya sampai waktu tertentu lanjut usia diintegrasikan kembali dengan keluarganya. Dalam layanan Home Care, keluarga dilatih dan diedukasi cara yang benar sebagai care giving lanjut usia. Lembaga pendidikan baik pendidikan universitas, atau sekolah tinggi kesehatan juga memberi kontribusi dan dukungan kepada keluarga, dengan memberikan edukasi tentang asuhan keperawatan lanjut usia dan bahkan memberi layanan langsung ke rumah lanjut usia, misalnya dalam bentuk pemeriksaan medis untuk deteksi penyakit kronis, layanan fisiotheraphi serta pemberian makanan sehat dan bergizi. Lembaga pendidikan tinggi juga menyelenggarakan pelatihan care giving bagi keluarga lanjut usia sehingga secara langsung diarahkan untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam asuhan keperawatan. organisasi profesi juga bisa secara spesifik meningkatkan kemampuan keluarga dalam asuhan keperawatan lanjut usia, melalui bimbingan teknis, pelatihan dan kegiatan edukasi lainnya. 3. Peran Masyarakat Masyarakat juga dapat berkontribusi untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam asuhan keperawatan lanjut usia. Dukungan tersebut dapat dilakukan secara individual, kelompok dan komunitas. Warga yang lebih mampu dapat memberi dukungan materi dan finansial untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga. Secara individual, warga masyarakat juga dapat secara sukarela mencurahkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk merawat lanjut usia, misalnya ketika keluarga lanjut usia memiliki kegiatan sangat penting di luar rumah, sementara lanjut usia membutuhkan pendamping. warga masyarakat yang kebetulan memiliki ketrampilan khusus, misalnya perawat, fisiotherapist, pembimbing agama, Pekerja Sosial juga secara khusus bisa berkontribusi memampukan keluarga sesuai kompetensinya. Kelompok atau komunitas juga dapat mendukung keluarga dengan mengaktifkan POS Yandu lanjut usia serta kegiatan sosial keagamaan lanjut usia sehingga keluarga memiliki akses yang lebih dekat untuk memantau status kesehatan lanjut usia. Keluarga juga memiliki media untuk memenuhi kebutuhan psiko sosial lanjut usia dengan mengajak lanjut usia bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi dengan warga masyarakat lainnya. Masyarakat juga bisa menggerakkan warga untuk mewujudkan Kampung/Dusun/Desa ramah lanjut usia yang nantinya akan mempermudah keluarga dalam mengajak lanjut usia berpartisipasi dalam kegiatan di masyarakat dan dalam mengkases berbagai pelayanan yang dibutuhkan lanjut usia. misalnya Desa Ramah lanjut usia memiliki kursi roda atau alat bantu mobilitas yang bisa digunakan oleh warganya serta Mobil Ambulance yang membantu keluarga lanjut usia ketika akan melakukan pemeriksaan kesehatan di rumah sakit. Dukungan dari berbagai pihak akan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat dan mengasuh lanjut Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 25
Opini usia. Keluarga akan memiliki kemampuan sebagai berikut : a. melakukan komunikasi yang efektif dan empatik sesuai dengan situasi dan kondisi psiko sosial lanjut usia. b. menyediakan menu makanan yang sehat dan bergizi serta dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan lanjut usia. c. mendampingi lanjut usia dalam melaksanakan ibadah sesuai agama dan keyakinannya. d. mendampingi lanjut usia dalam menjalani pemeriksaan dan perawatan kesehatan, konsultasi dengan dokter, tenaga medis lainnya, memberi dukungan psikologis saat tindakan medis dilakukan, mendampingi minum obat serta teraphi kesehatan lainnya termasuk membantu lanjut usia yang membutuhkan latihan mandiri di rumah saat rehabilitasi medik. e. membantu lanjut usia dalam melakukan ADL, memandikan, Buang air kecil (BAK), Buang Air Besar (BAB), memasang diapers, mengenakan pakaian serta merubah posisi tubuh lanjut usia yang beridden untuk mencegah luka decubitus. f. membantu makan dan minum baik menggunakan peralatan makan atau peralatan khusus (sonde). g. menyiapkan, menggunakan dan menyimpan alat bantu mobilitas dengan benar. h. menyertakan lanjut usia dalam kegiatan sosial masyarakat untuk mempertahankan komunikasi, interaksi dan keterhubungan sosial. I. Keluarga yang mampu merawat dan mengasuh dengan baik, akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan lanjut usia. Karunia usia yang panjang dapat dijalani dengan bahagia di tengah keluarga dengan perhatian, dan kasih sayang penuh dari anak-anak dan cucu-cucu serta saudaranya. Keluarga sendiri juga merasa sudah melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, merasa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak sehingga beban psiko sosial dan finansial menjadi dapat diatasi dengan baik. Dari perspektif pengambil kebijakan, perawatan dan pengasuhan lanjut usia dalam keluarga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam implementasi kebijakan pelayanan kesejahteraan lanjut usia. Pemerintah tidak perlu menanggung semua bentuk pelayanan, karena adanya dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak. Pemerintah memfasilitasi berbagai pelayanan dasar serta menyediakan berbagai regulasi untuk meningkatkan keterlibatan multipihak dalam mendukung keluarga yang mengasuh dan merawat lanjut usia. 26 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini Dinah Pangestuti, Widyaiswara Ahli Madya Lansia dalam beraktivitas sehari-hari tidak seperti orang lain pada umumnya, lansia sudah mulai tidak terlalu aktif, sehingga lansia ada yang tidak mampu merawat dirinya sendiri seperti jarang mandi, lupa makan, dan tidak memperhatikan lingkungan. Pemilihan masalah lanjut usia ini diperlukan suatu upaya untuk mengurangi merupakan salah satu skala prioritas dengan terjadinya fenomena sosial lanjut usia. Salah adanya kecenderungan peningkatan jumlah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan lanjut usia di Indonesia dari tahun ke tahun. upaya meningkatkan kualitas kesejahteraan Fakta ini ditengarai karena bertambahnya usia sosial bagi penyandang masalah lanjut usia. hidup masyarakat sebagai dampak keberhasilan pembangunan di Indonesia. Sedangkan dilihat Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sudut pandang kesehatan, istilah menua adalah ada teori-teori tentang lanjut usia yang dapat suatu proses menghilangnya secara perlahan- menjelaskan fenomena sosial yang mereka lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki hadapi dan gejala-gejalanya, serta pengaruh diri dan mempertahankan fungsi normalnya. Hal dinamika kehidupan masyarakat secara ini mengakibatkan, kita sebagai manusia yang keseluruhan, yaitu: pertama, teori pelepasan masih berusia produktif perlu memperhatikan (Disengagement Theory). Teory ini menjelaskan, lanjut usia dalam kesehariannya. bahwa lanjut usia mulai melepaskan dirinya sendiri dari berbagai ikatan sosial dan begitu Menurut UU N0. 13 Tahun 1998 tentang pula masyarakat pun mulai melepaskan ikatan Kesejahteraan Lanjut Usia dalam Ketentuan dengan lanjut usia (pensiun). Menurut Cumming Umum Pasal 1 Ayat (2), Pengertian Lanjut Usia & Henry (1961), ”Sebagai proses penurunan adalah seseorang yang telah mencapai usia di interaksi antara lanjut usia dan orang lain di atas 60 tahun. Ayat (3): Lanjut Usia Potensial lingkungan sosialnya”. Kedua, teori minoritas adalah lanjut usia yang masih mampu (Minority Group Theory). Menjelaskan melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang keberadaan status sosial ekonomi di masyarakat dapat menghasilkan barang dan/atau jasa; Ayat juga mempengaruhi perlakuan orang lain (4): Lanjut Usia Tidak Potensial adalah lanjut terhadap lanjut usia. Hal ini dikemukakan oleh usia yang tidak berdaya mencari nafkah Baron (1983), bahwa: “Keberadaan lanjut usia di sehingga hidupnya bergantung pada bantuan masyarakat mendapatkan perlakuan yang sama orang lain. Dari pengertian ini, senyatanya juga seperti yang dialami oleh kelompok minoritas permasalahan lanjut usia saat ini merupakan lain, yaitu status sosial ekonomi yang rendah, salah satu masalah sosial yang sedang diskriminasi dan prasangka”. Demikian pula mengemuka (trendi). menurut Alwi Dahlan, (1990) bahwa: “Lanjut usia yang kurang produktif atau tidak produktif sering Proses penuaan bagi manusia dan sekali tidak memperoleh perlakuan yang wajar semua makhluk hidup lainnya merupakan sebagai manusia”. Ketiga, teori stratifikasi umur proses alamiah yang dimulai sejak lahir (Linda (Age Stratification Theory). Menurut teori ini: Davidof, 1988). Kita semua akan memasuki “Setiap masyarakat secara konseptual terbagi hari–hari lanjut usia karena merupakan suatu dalam kelas-kelas umur dan sosial yang masing- kenyataan yang tidak dapat ditolak. Maka masing mempunyai karakteristik yang berbeda beruntunglah bagi mereka yang bisa menikmati dan unik termasuk di dalamnya lanjut usia (Riley, masa tuanya dengan hidup sejahtera, tenteram 1973). Alur kehidupan manusia diklasifikasikan dan damai. seperti dalam tahap-tahap perkembangan manusia (Hurlock, 1992). Dengan demikian, Proses penuaan yang akhirnya menjadi lanjut usia merupakan generasi unik dengan lanjut usia ini mempunyai pengaruh yang besar berbagai pengalaman khas yang pernah mereka bagi kehidupan manusia maupun lingkungan alami dalam tahapan perkembangan sosialnya. Agar proses penuaan tersebut dapat sebelumnya. Keempat, teori aktivitas (Activity dirasakan secara wajar, tidak menimbulkan Theory). Teori ini menjelaskan, bahwa: “Lanjut banyak fenomena sosial, serta tidak menganggu atau menyusahkan lingkungan sosial, maka Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 27
usia yang masih aktif akan terus-menerus Opini melakukan aktivitas sehari-hari seperti usia sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan tersenyum bahagia karena sejahtera. Impian hidupnya. Lanjut usia seperti ini selalu dari semua manusia normal. menginginkan hubungan sosial dengan lingkungan sosialnya untuk melaksanakan CARA PENINGKATAN KUALITAS peranannya, seakan-akan usia tidak KESEJAHTERAAN SOSIAL LANJUT USIA berpengaruh pada dirinya. Teori ini sejalan dengan pendapat Handaru (2004) bahwa: Ada banyak cara, agar para lanjut usia “Lanjut usia potensial bisa bekerja untuk dapat mengisi sisa hidupnya dengan lebih menghidupi dirinya sendiri tanpa harus berdaya, yaitu: yang pertama adalah dengan tergantung pada orang lain (anak-anaknya). menjaga pola makan yang sehat. Kita harus bisa Pekerjaan tersebut juga tidak membuat lanjut memberikan makanan yang tepat sesuai dengan usia menjadi terasing dengan orang lain”. kondisi sang lanjut usia. Jangan pernah Pendapat senada dikemukakan oleh Quadagno berlebihan dalam mengkonsumsi makanan yang (1980), yang berpendapat bahwa: “Lanjut usia berminyak, instan, apalagi yang mengandung optimal akan dialami oleh orang yang tetap aktif pengawet buatan. Terkadang mengurangi melaksanakan peranannya dalam masyarakat asupan karbohidrat dan gula sangat dianjurkan sehingga semangat hidupnya tetap tinggi”. Dari untuk lanjut usia. dua pendapat tersebut berarti, fenomena sosial akan muncul bila lanjut usia sudah tidak mampu Kedua, lanjut usia mesti rutin melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar berolahraga. Seperti yang namanya senam dalam masyarakat. Kelima, teori pertukaran lansia. Gerakan senam lansia ini memiliki tujuan sosial (Social Change Theory) seperti yang supaya lanjut usia tetap lincah dan energik, serta dikemukakan oleh Dowd (1975), bahwa: dengan gerakan-gerakan tertentu dapat memicu “Interaksi antara lanjut usia dan masyarakat syaraf-syaraf yang kaku agar berfungsi kembali. harus tetap dipertahankan karena satu sama lain Sebenarnya selain untuk menyehatkan jasmani, saling menguntungkan” Hubungan interaksi senam lansia juga dapat menjadi ajang lanjut antara lanjut usia dengan masyarakat selalu usia untuk bergaul dengan sesama lanjut usia dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, politik dan yang lain. Dengan saling berbagi dan sosial. Dan fenomena sosial lanjut usia akan berkomunikasi diharapkan lansia menjadi makin muncul apabila kekuatan-kekuatan lanjut usia bersemangat dalam menjalani hidupnya, tidak melemah atau terganggu terhadap hal tersebut. putus asa, merasa ditinggalkan, dan lain semacamnya. Gambaran keadaan ideal bagi kehidupan lansia adalah pada tahap pasca Ketiga, berilah lanjut usia aktifitas yang transisi. Untuk mencapai seperti gambaran mereka senangi. Baik itu hobi, rutinitas harian, tersebut, maka para lanjut usia perlu dijamin pekerjaan ringan, bahkan kalau perlu berikan kesehatan dan potensinya agar tetap produktif bekal keterampilan mengolah kerajinan tangan. agar bisa menghasilkan karya dan berprestasi, Kami yakin, bahwa dengan menyibukan diri sehingga terjadi peningkatan kualitas dengan sesuatu yang produktif, biasanya para kesejahteraan sosial lanjut usia. Sebagaimana lansia ini akan merasa dihargai keberadaannya. dikemukakan oleh Agate (1970) dalam Dan dengan aktifitas rutin ringan yang produktif Rahmanto (2002), bahwa: “Lanjut usia tersebut diharapkan dapat menghambat proses merupakan tenaga kerja yang handal dan kepikunan dari lansia. berpengalaman, lebih dipercaya, lebih teliti dan jarang mangkir kerja”. Akan tetapi untuk menjadi Kempat, upaya untuk memberikan pekerja fisik berat (blue collar worker), memang penyantunan yang baik bagi lanjut usia bukanlah tidak sesuai dengan lanjut usia (R. Boedi suatu hal yang mustahil. Banyak cara dan jalan Darmojo, 2002). yang dapat dilakukan. Kuncinya adalah pada niat dan kesadaran kita tentang masalah Berbagai teori dan kutipan pendapat di tersebut. Persaingan untuk mendapatkan alat atas untuk memberikan gambaran keadaan pemenuhan kebutuhan memang semakin keras, yang dapat mendukung upaya peningkatan karena ketersediaannya semakin terbatas kesejahteraan sosial lansia Indonesia dimasa sedangkan yang membutuhkan semakin yang akan datang. Peningkatan kualitas bertambah. kesejahteraan sosial lanjut usia, akan menempatkan lanjut usia pada suasana aman, Kelima, lanjut usia tinggal di lingkungan tentram dan sejahtera lahir batin dihari tuanya. keluarga, adalah tempat yang paling tepat bagi Kondisi seperti ini akan memungkinkan lanjut lanjut usia untuk menjalani sisa kehidupannya. usia untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik Keluarga juga merupakan wadah pelayanan untuk menghadap al khaliknya. Sehingga ketika yang paling layak dan sesuai dengan nilai sosial maut menjemput, lanjut usia tersebut dapat budaya serta agama. Pelayanan seperti ini akan mempererat hubungan kekeluargaan (tanggung 28 jawab moral dan sosial) antara lansia dengan keluarganya. mengasihi, menyayangi dan melayani orang tua kita adalah perbuatan utama Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Opini dan mulia. Sejak dahulu nenek moyang dan terhadap lanjut usia. Kelompok ini bisa orang tua kita selalu menghormati dan menyediakan kegiatan yang berbasis memberikan pelayanan yang baik terhadap keagamaan, rekreasi, latihan keterampilan, orang tuanya. Sikap perbuatan seperti ini kesenian, kesehatan dan lain-lain. Melalui menjadi nilai moral yang dituntunkan dalam pelayanan ini lanjut usia terlibat dalam kegiatan agama maupun budaya bangsa kita. positif yang dapat mengurangi rasa kesepian, Seharusnya nilai seperti ini dicontoh, dihayati, keterasingan kertidakberdayaan dan diamalkan/ dilaksanakan, dilestarikan secara ketidakbergunaan dan kejenuhan para lanjut turun-temurun. usia. Selain itu melalui kegiatan kelompok para lanjut usia dapat memperkuat ikatan Keenam, selain perhatian dan kasih persaudaraan, pertukaran pengalaman dan sayang untuk menyantuni lansia keluarga juga pengetahuan yang mungkin berguna bagi perlu dibekali dengan pengetahuan dan sesama mereka. keterampilan dalam bidang pemeliharaan kesehatan. Hal ini sangat diperlukan guna PENUTUP mencegah timbulnya penyakit fisik dan mental Jangan pernah menganggap Orang pada lansia. Dengan pemberian pengetahuan dan keterampilan kesehatan yang memadai, Lanjut Usia (Lansia) sebagai beban, sebenarnya keluargapun dapat berperan dalam pelayanan lansia adalah cerminan kita di masa depan. Ada kesehatan bagi orang tuanya. Sebagaimana kita banyak cara agar para lansia dapat mengisi sisa ketahui kondisi lansia umumnya lemah, hidupnya dengan berdaya. Terakhir, sebagai sehingga rawan terserang berbagai penyakit. pesan moral bagi kita semua. Perlakukanlah Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan Lansia dengan baik karena apa yang kita tabur kesehatan yang memadai keluarga dapat, itulah yang akan kita tuai nantinya. Mari kita beri menjaga, memelihara dan menanggulangi dukungan dan semangat kepada lansia agar kesehatan lansia yang menjadi tanggung lansia tetap bahagia dan berkarya. Wujudkan jawabnya secara teratur dan terarah. lanjut usia Indonesia yang sehat dan bahagia. Ketujuh, pelayanan yang bisa dilakukan 29 oleh organisasi sosial atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pelayanan Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
LENSA BBPPKS YOGYAKARTA 30 Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI
Lensa BBPPKS Yogyakarta Volume 19, No. 2, April 2022, EMPATI 31
Vol. 19. No.1, April 2022
Search
Read the Text Version
- 1 - 32
Pages: