Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Pendidikan Kewirausahaan (Edupreneurship) Berbasis Al-Qur'an

Pendidikan Kewirausahaan (Edupreneurship) Berbasis Al-Qur'an

Published by Tri Ananto, 2022-08-23 07:53:48

Description: Pendidikan Kewirausahaan (Edupreneurship) Berbasis Al-Qur'an

Search

Read the Text Version

hal. Jika kalian membunuh hewan, maka bunuh dengan cara baik, jika kalain menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan pisau sembelihan dan merehatkan sembelihannya. (HR: Muslim dari Syaddâd bin Aus) Menurut hadits di atas kata ihsan dapat dipahami dengan makna kebaikan atau lebih membaguskan melakukan perihal yang bermanfaat, lebih indah dan menyenangkan.400 Kata Ihsan juga bisa diterjemahkan sebagai arti perbaikan atau menjadikan sesuatu lebih baik dari sebelumnya.401 Allah SWT dalam Al-Qur‟an menjelaskan kata ihsan sangat banyak dijabarkan Allah SWT dengan berbagai variasi dari segi bentuk kata dan pemaknaannya berjumlah sebanyak 211 kali.402 Sedangkan makna ihsan menurut Quraish Shihab diartikan sebagai memperlakukan orang lain sebagaimana memperlakukan diri sendiri, kemudian memberi lebih banyak sesuatu yang harus diberikan dan mengambil lebih sedikit dari apa seharusnya diambil.403 Ihsan merupakan puncak ibadah dan akhlak senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah dalam ibadah. Sebab, ihsan menjadikan sosok yang mendapatkan kemuliaan dari Allah. Sebaliknya, seorang hamba tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat dihadapan Allah.404 Mengenai hal itu, Allah berfirman dalam Al-Qur‟an menjelaskan ihsan sebagaimana berikut: ‫َوَب َد َأ‬ ۖ‫َخ َل َق ُ َۥه‬ ‫َش‬ ‫ُم َّل‬ ًَ ‫َأخ َظ‬ ‫ٱ َّل ِر ٓي‬ ٧ُ‫َخل َق ٱِۡلو َٰظ ًِ ِمً ِطحن‬ ‫ي ٍء‬ 400Lihat Al-„Asqalani, Fath Al- Bari Syarh Shahih Al- Bukhari, Beirut: Dar Al- Kutub Al- „Ilmiyyah, 1997 , hal. 160. 401A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997 , hal. 265. 402Muhammad Fuad Abd. Al-Baqi, Mu‟jam Al-Mufahras Li Alfazi Al-Qur‟an, Cairo: Darul Hadits, t.th, hal. 248-251. 403M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur‟an, Jakarta: Lentera Hati, 1995, hal. 731. 404Ali Amran, “Konsep Adil Dan Ihsan Menurut Aqidah, Ibadah Dan Akhlaq,” Jurnal Hikmah, Vol. VI, No. 1 Tahun 2012, hal. 108. 190 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Artinya : Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. (QS. Al- Sajadah/32: 7) Menurut ayat di atas, dapat dipahami ihsan ialah berbuat baik kepada sesama manusia dan berupaya memaksimalkan kebaikan itu, baik dalam konteks ibadah yang bersifat sunnah atau wajib dan termasuk melaksanakan kebaikan dalam permasalahan urusan ekonomi atau dalam berwirausaha. Ihsan kepada manusia secara umum bersikap baik, ramah kepada sesama dalam pergaulan dan pembicaraan, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada berbuat kemungkaran, membimbing manusia yang tersesat, mengajari manusia yang bodoh menjadi cerdas, berlaku adil terhadap manusia, mengakui hak-hak semua golongan, tidak menyakiti sesama manusia serta tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan dan membahayakan atau mengganggu manusia lain. Ihsan dalam entrepreneur dengan berusaha untuk membaguskan dan menyempurnakan pekerjaan, memahirkan keterampilan serta membersihkan seluruh pekerjaan atau bisnis dari unsur penipuan dan kezaliman.405 B. Prinsip-Prinsip Pendidikan Kewirausahaan Berdasarkan prinsip dasar dalam pendidikan kewirausahaan atau edupreneurship maka secara teologis Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum penerapan dalam bisnis atau usaha disesuaikan dengan perkembangan zaman kemudian mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Prinsip- prinsip umum dalam edupreneurship seperti tauhid, khilafah, ibadah, tazkiyah dan ihsan. Dari prinsip-prinsip dasar dalam kewirausahaan ini dapat diangkat menjadi prinsip-prinsip umum seperti prinsip keadilan, kejujuran, keterbukaan (transparansi), kebersamaan, kebebasan, tanggungjawab dan akuntabilitas.406 Menurut Abdul Aziz,407 ada beberapa hal terkait dengan prinsip-prinsip dalam eduprenenurship atau berwirausaha yaitu 405Abu Bakar Jabir Al-Jaziry, Pedoman Hidup Harian Seorang Muslim, Jakarta: Ummul Qur‟an, 2017, hal. 344. 406Amru Khalid & Fattah Santoso, Etika Bisnis: Perspektif Islam dalam Maryadi dan Syamsuddin (ed.), Agama Spiritualisme Dalam Dinamika Ekonomi Politik, Surakarta: Muhammadiyah Press, 2001, hal. 213-214. 407Abdul Aziz, Etika Bisnis Islam: Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha, Bandung: Alfabeta, 2013, hal. 45-46. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 191

diantaranya berbentuk kesatuan (unity). Kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam nilai-nilai Islam yang memadukan keseluruhan aspek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi dan sosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini pula nilai etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun horizontal, membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam sistem ajaran Islam. Prinsip keseimbangan (equilibrium), dalam beraktivitas di dunia usaha dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tanpa terkecuali pada pihak yang tidak disukai, seorang entrepreneur tidak boleh menzalimi hak individu lain demi mendapatan keuntungan sendiri. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah sebagai berikut: ‫ِهد ُلىْاىْٖۚا َق ََّٰٱى ِغمحِدَُلنىِْال َّل ُِههُ َى َُأش َقه ََسد ٓاُ َبء‬٢ُ‫ًَٰٓٱََألُّشَّيلََُىهَاها ُن َٱخَّلَِبقِحرًُۢىرٍ َِبمًَماََغءََلحا ََٰٓىمػ َُى َمأَُّلىَْالى ََُحُنمػى‬ ‫ِ ِلبلٱَّخل ِقق َىظََٰۖي ِ َۖ َطوٱ ََّج َوَُقلىْاًَ ٱجلَِّلسَ َٖۚمهَّى ُِئن َّمن‬ Artinya : Duhai orang-orang beriman hendaknya kalian menjadi orang-orang yang selalu menjalankan kebenaran karena Allah, menjadi saksi-saksi secara adil. Dan jangan kalian sekali-kali memiliki kebencian kepada sesuatu golongan yang membuat kalian tidak bisa berlaku adil. Bersikap adillah kalain karena keadilan itu amat dekat dengan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kalian lakukan. (QS. Al-Mâidah/4: 8) Setelah menjelaskan tentang prinsip equalibrium (keseimbangan), yang tidak kalah penting perlu dipahami yaitu prinsip kehendak bebas (free will) prinsip free will bermakna kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika berwirausaha akan tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibuka lebar tidak ada batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimiliki. Kecenderungan manusia untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tidak memiliki batas untuk 192 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

dikendalikan dengan sebuah kewajiban setiap manusia kepada sesama masyarakat melalui program zakat, infak dan sedekah. Kemudian rasa tanggungjawab (responsibility) keterbukaan tanpa batas bagian dari suatu hal yang mustahil dapat dilaksanakan manusia oleh sebab itu tidak menuntut ada pertanggungjawab dan akuntabilitas untuk memenuhi semua melakukan keadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dikerjakan baik selama hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Secara logis prinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Manusia harus menetapkan batasan mengenai apa saja yang bebas dilakukan penuh dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukan. Selanjutnya prinsip kejujuran dan kebenaran, kebenaran dalam konteks ini sesuatu yang mengandung makna berlawanan dengan sesuatu berasal dari kesalahan, kebenaran disini memiliki kandungan dari dua unsur seperti kejujuran itu sendiri dan kebajikan. Dalam konteks berwirausaha kebenaran dimaksud sebagai sikap, niat dan perilaku benar seseorang yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini, dinilai sebagai etika bisnis Islami, Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian dari salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis atau wirausaha. Prinsip kebenaran dan kejujuran harus menjadi tujuan utama (visi) seseorang dalam kehidupan untuk melakukan wirausaha dengan baik, dari sifat benar dan jujur ini seseorang mampu menerbitkan suatu efesiensi dan efektivitas dalam kinerja seseorang. Sebagai seorang wirausaha muslim lebih fokus bekerja untuk mencapai target dari semua usaha-usaha dengan tepat, cepat dan baik. Kemudian melaksanakan semua rangkaian usaha penuh dengan keyakinan dan dengan cara yang benar yakni menggunakan metode dan teknik yang lebih efektif. Dengan memiliki prinsip dasar dalam berusaha maka mendapatkan keuntungan dan kemudahan dalam segala usaha. Dengan prinsip kejujuran dan benar, seorang wirausaha akan dapat dikatakan meraih keuntungan, keuntungan merupakan kelebihan atas modal pokok atau pertambahan pada modal pokok yang diperoleh melalui proses wirausaha. Jadi, tujuan utama para pebisnis/wirausaha melindungi kemudian menyelamatkan modal Penulis : DR. H. ADI MANSAH 193

pokok dan mendapatkan keuntungan. Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad berkaitan dengan keuntungan, sebagaimana berikut: ‫غً غلي بً أبي طالب زض ي الله غىه غً الىبي ضلى الله غلُه و طلم قاى‬ ‫مال ِهُ لرل َو اْلطلي‬ ‫له زبد ُُه ختى ًخل َظُ زأ ُُض‬ ُ‫مث ُلُ اْلطلي لمثل الخاحسَل ًخل ُظ‬ 408)‫أبي طالب‬ ً‫(زواه البيهقي غً غلي ب‬ ‫َل ُجقب ُل هافلخ ُهُ ختى ًُإ ّدي الفسٍػ َت‬ Artinya : Dari „Ali bin Abi Thalib RA bahwa Rasulullah bersabda perumpamaan seorang yang salat seperti seorang pedagang dia tidak akan mendapatkan keuntungan sebelum dia memeperoleh modal awalnya. Seperti itu juga seorang beriman tidak akan memperoleh balasan amalan sunahnya kecuali dia telah melakukan amalan wajibnya. (HR: Al-Baihâqî dari Alî bin Abî Thâlib) Dalam hadits tersebut Rasulullah SAW mengumpamakan seorang mukmin dengan seorang pedagang. Pebisnis tidak akan mendapatkan keuntungan apabila belum mendapatkan modal dari pokok yang dimiliki. Begitu juga seorang mukmin tidak akan mendapatkan pahala amalan sunnah apabila amalan wajib belum disempurnakan untuk dikerjakan. Maka keuntungan merupakan bagian yang berlebih setelah mendapatkan dan menyempurnakan modal pokok yang dikeluarkan. Penjelasan ini, sesuai dengan pengertian secara bahasa atau dalam makna menurut Al-Qur‟an yaitu dapat dijelaskan sebagai bentuk kelebihan atau pertambahan dari modal pokok yang telah dikeluarkan seseorang. Al-Qur‟an mengajarkan amal saleh merupakan bentuk kongkrit dari etika bisnis Islami. Rasulullah pernah menjadi pedagang, memimpin kabilah dagang dan tentu dalam posisi seperti itu menerapkan etika bisnis dimana “keuntungan” menjadi salah satu unsur etika dominan. Calon istrinya Khadijah sebagai pemilik perusahaan sangat senang dengan kinerja dan kejujuran Muhammad sebagai manajer bisnis dikala itu. Mengedepankan dalam bisnis berpijak pada niat ikhlas dan motivasi untuk beramal saleh.409 Dari pengembangan prinsip-prinsip dasar tersebut, kemudian terdapat beberapa prinsip utama yang dapat 408HR. Baihaqi, Sunan Al-Baihaqi..., hal, 57, no. 4. 409Abdul Aziz, Etika Bisnis Islam..., hal. 140. 194 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

diimplementasikan dalam praktik kewirausahaan sekaligus harus dimiliki bagi setiap entrepreneur, adapun prinsip tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 1. Prinsip Kemandirian Kemandirian dapat dipahami sebagai sebuah sikap dan prinsip yang tidak memiliki ketergantungan kepada orang lain dalam menyelesaikan sebuah tugas atau pekerjaan.410 Kemandirian berarti upaya yang dilakukan masyarakat dalam memperbaiki ekonomi diri tanpa ketergantungan kepada orang lain melalui optimalisasi daya dan peningkatan kekuatan modal sendiri.411 Menurut Deswita bahwa prinsip kemandirian terdapat empat poin penting harus diperhatikan seperti kemandirian emosional, kemandirian ekonomi, kemandirian intelektual dan kemandirian sosial.412 Dalam pendidikan kewirausahaan bahwa prinsip kemandirian sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang dalam menjalankan usaha yang dilakukan, sebagai seorang wirausahawan sangat penting untuk menanamkan nilai- nilai kemandirian dalam dirinya kemudian akan menghasilkan dan mampu membimbing orang lain. Langkah yang sangat strategis bagi masyarakat untuk menanamkan nilai nilai kemandirian tidak tergantung dengan orang lain dan percaya dengan kemampuan diri. Apabila kemandirian dapat terwujud maka masyarakat tidak perlu lagi bersusah payah dalam berusaha dalam mencari pekerjaan namun mereka mampu untuk mewujudkan dan membuka serta menciptakan pekerjaan sendiri dengan modal kejujuran dan kreatifitas yang telah dimiliki. Seorang yang mandiri akan memiliki kemampuan inovasi yang tinggi dan semangat yang kuat untuk mencapai keberhasilan serta pantang menyerah dan tidak takut gagal. Kemandirian merupakan bagian salah satu peningkatan kapasitas diri dalam berusaha secara individual kemampuan tersebut terlihat dari jiwa dan kepribadian serta kepemimpinan dalam mengelola sektor usaha sehingga dapat meningkatkan 410Doddy Astya Budy, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dan Motivasi Kewirausahaan Terhadap Keterampilan Wirausaha,” Journal for Business and Entrepreneur, Vol. 1, No. 1, Desember 2017, hal. 12. 411Ahmad Mustanir, “Pemberdayaan Masyarakat Kewirausahaan,” Jurnal STISIP Muhammadiyah Rampang, hal. 2. 412Deswita, Psikolog Perkembangan..., hal. 186. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 195

daya saing dan kualitas yang meningkat. Oleh karena itu, kemandirian dalam kewirausahaan harus dapat menghasilkan usaha yang kuat dan berdaya saing yang dilakukan sendiri tidak bergantung kepada orang lain serta mampu bertanggungjawab dan menemukan gagasan-gagasan baru dengan memberdayakan sumber yang ada semisal lingkungan dan alam sekitar dengan memaksimalkan potensi diri yang dimiliki. Secara kesimpulan kemandirian dapat dipahami yaitu kemampuan dalam mengambil keputusan sendiri terkait dengan masalah yang dihadapi. Pengelolaan dapat dilakukan secara mandiri jika didukung oleh sumberdaya manusia yang kompeten. Pimpinan unit produksi/jasa (UP/J), teaching factory, bussines center dan sejenisnya harus memiliki kemampuan manajerial yang meliputi merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, memecahkan masalah, mengambil keputusan, berkomunikasi dan berkoordinasi dengan anggota secara sinergis. Pemimpin unit produksi/jasa menganut azas transformasional sehingga memberi peluang terjadi perubahan organisasi untuk melakukan kepemimpinan secara jujur, adil, demokratis, transparan dengan memantaafkan sumber daya yang ada secara optimal. Kemandirian mampu memberikan pelajaran bagi setiap orang untuk melakukan kegiatan atas inisiatif sendiri atau tidak selalu menunggu perintah. Dengan kata lain kemandirian diharapkan mampu melatih seseorang untuk menjadi mandiri dan bertanggungjawab. Dalam Al- Qur‟an Allah berfirman sebagai berikut: ٖ٢ ‫ُم ُّل َهف ِۢع ِب َما َل َظ َبذ َز ِهُ َى ٌُت‬ Artinya : Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. (QS. Al-Muddatsir/74: 38) Dalam kaitan dengan kemandirian setiap manusia memiliki kewajiban dan tanggungjawab terhadap diri sendiri dan terhadap apa saja yang telah dilakukan, oleh karena itu Islam menganjurkan kepada setiap manusia supaya bergerak dan berbuat sesuai dengan kemampuan dan kualitas diri dan mampu menangani semua persoalan yang dihadapi secara mandiri. Perlu diingat kesuksesan seseorang individu tidak hanya dinilai dari sisi dunia saja melainkan setiap perbuatan 196 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak disaat berhadapan dengan Allah SWT. Oleh karena itu dalam urusan duniawi termasuk di dalamnya bekerja atau menyelesaikan persoalan hidup dan dalam urusan akhirat meliputi pelaksanaan ibadah secara vertikal maupun horizontal, manusia dituntut untuk mandiri, melaksanakan tugas-tugas tersebut tanpa menggantungkan nasib kepada manusia lain. Itulah konsep kemandirian sesungguhnya yang bisa mengantarkan manusia menjadi lebih berarti. 2. Prinsip Memberdayakan Prinsip memberdayakan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam membentuk dan menjalankan usaha. Daya berarti kemampuan dan kekuatan dalam mengelola sesuatu kemudian dapat menghasilkan suatu barang atau jasa yang diinginkan. Sedangkan makna dari pemberdayaan dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengarah pada berdaya, atau suatu proses untuk mendapatkan kekuatan, daya dan kemampuan, dari berdaya kepada yang belum atau tidak berdaya.413 Pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat dan memaksimalkan kemampuan atau kekuatan pada suatu kelompok yaitu masyarakat yang kurang berdaya.414 Dapat disimpulkan bahwa memberdayakan merupakan upaya yang dilakukan dengan sekuat tenaga sehingga melahirkan kekuatan (power) kepada pihak yang diberdayakan (powerless). Dengan memberdayakan akan melahirkan rasa kepedulian dan mengurangi rasa penguasaan terhadap pihak- pihak tertentu. Hakikat dari pemberdayaan bagian dari upaya untuk membuat masyarakat lebih mampu dalam mengembangkan diri dan kemampuan dalam berwirausaha sehingga melahirkan masyarakat yang mandiri. Dalam Al- Qur‟an dijelaskan tentang pentingnya pemberdayaan bagi manusia karena pada dasarnya manusia merupakah makhluk yang memberdayakan sebagai berikut: 413Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, Yogyakarta: Gava Media 2004, hal. 77. 414Chabib Soleh, Dialektika Pembangunan Dengan Pemberdayaan, Bandung: Fokusmedia, 2014, hal. 6. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 197

‫َخم ََُثجٗرََّإللِح ُ ٓس َيموِلَُأَُنُمم َٗلتَه٘إَطُمُِّ ََّبُل ٗت ِخ َحل ِۢ َنشِبَِاج َذس ِةن َ َِّزطبَُِّه ََۗاب ٍ َتوٍَ َأػضُِلس َ ُهبا‬٢َ ًَ ٤‫ََزٱأ َاللَِّبلمُهذ َجٱ ََۡوسَلَفمََثلساُُغ ََهى َا ِفلِفل َّىياَغٱ َِلسض ََّ َظبل َ َمػَّٓاٱلِلُءَّهل ُمه‬ Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. (QS. Ibrâhîm/14: 24-25). Dari ayat ini diisyaratkan bahwa berdaya berarti memiliki kekuatan dan kemampuan untuk beridiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain, pemberdayaan ibarat sebatang kayu yang kokoh uratnya menghujam ke dalam tanah sedangkan batang tumbuh dan subuh ke atas. Pemberdayaan merupakan uapaya dalam membangun dan mengembangkan potensi, memotivasi dan mendorong masyarakat untuk maju dan berjaya. Seorang yang sudah diberdayakan harus memiliki empat kemampuan seperti; sebuah rencana terukur, mampu memperbaiki kehidupan masyarakat, memproritaskan kepada kelompok-kelompok lemah dan kurang beruntung dan meranang program yang berkesenambungan demi untuk peningkatan kapasitas diri dan masyarakat luas. Dalam pemberdayakan masyarakat dalam kaitan dengan berwirausaha harus disertai dengan beberapa tahapan- tahapan penting sebagai pendukung dalam mengembangkan usaha seperti:415 a) Tahapan penyadaran dan pembentukan tingkah laku menuju tingkah laku secara sadar dan peduli sehingga dapat merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. b) Tahap trasformasi atau pemberian kemampuan berupa wawasanpengetahuan, kecapakan-keterampilan agar dapat terbuka wawasan danmemberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran didalam pembangunan. 415Ambar Teguh, Kemitraan...., hal. 82. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 198

c) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan- keterampilan, sehingga dapat terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif agarmengantarkan pada kemandirian. Kemudian dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pemberdayaan adalah suatu pemberian kekuasaan pada masyarakat, terutama bagi kelompok yang lemah dan ketidak berdayaan, baik karena dalam kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri) maupun kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). sedangkan pemberdayaan merupakan kegiatan dari cara pembangunan yang berbasis pada masyarakat (people centered development). Berhubungan dengan hal ini, pembangunan, apapun pengertian yang diberikan kepadanya, selalu mengarah pada suatu upaya perbaikan, yang utama dalam perbaikan mutu-hidup manusia, baik secara fisik, mental, ekonomi maupun ekonomi-sosial. 3. Prinsip Kejujuran Kejujuran merupakan sebuah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.416 Prinsip kejujuran menjadi hal yang paling penting mendukung keberhasilan usaha/bisnis. Nilai kejujuran harus dijalankan semua pihak terkait dengan kegiatan bisnis. Setiap orang harus menjunjung tinggi nilai kejujuran yang kemudian akan mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat sekitar dan mitra kerja sebagai penunjang dalam keberhasilan usaha tersebut.417 Dalam edupreneurship kejujuran sangat penting diterapkan, karena diantara kunci keberhasilan dalam berwirausaha itu memiliki sikap jujur, jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap orang lain serta jujur kepada produk yang dihasilkan. Sebagai seorang entrepreneur muslim nilai kejujuran harus ditempatkan pada skala prioritas dan jangan sampai terabaikan sehingga kejujuran menjadi sebuah sumber keberkahan dalam usaha. Seorang bersikap jujur bukan hanya mendapatkan keberuntungan usaha akan tetapi juga mendapatkan kepercayaan dan keberkahan hidup serta 416Astya Budy, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan..., hal. 12. 417Irjus Indrawan, dkk, Pendidikan Kewirausahaan Dan Etika Bisnis, Jakarta: Pena Persada, 2020, hal. 84. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 199

kejujuran termasuk kunci kehahalan hasil dari usaha yang dilaksanakan.418 Dalam Al-Qur‟an kejujuran sangat erat kaitannya dengan ketakwaan, seseorang yang bertakwa tentulah seorang yang selalu menerapkan sikap jujur dalam dirinya. Bersikap jujur merupakan perintah Allah SWT hal ini terdapat dalam surah Al-Taubah ayat 119 sebagai berikut: ‫َءا َم ُىىْا‬ ًَ ً‫ٱ َّل ِر‬ ‫ًَٰٓ َأ ُّيَها‬ ٔٔ٩ ‫ٱل ََّٰط ِد ِقح َُن‬ ‫ٱ َّج ُقىْا ٱل َّل َه َو ُمىُُهىْا َم َؼ‬ Artinya : Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. Al- Taubah/9: 119) Dan lihat juga firman Allah dalam Al-Qur‟an surah Al- An‟âm ayat ke 152 menjelaskan tentang ketegasan sifat jujur yang harus dimiliki seseorang dalam berbagai kondisi dan keadaan meskipin harsu berhadapn dengan kerabat sendiri, s‫م‬e‫ن‬bُ ‫ل‬aِ ‫ذ‬gَٰ a‫ا‬iْٖۚ‫ى‬m‫ُف‬a‫و‬n‫ َأ‬a yang berbunyi: ٔ‫ََووِئ َ َّذضاَٰى ُنُقلم ُخ ِب ِمهۦ َف َلٱ َػغَّلِ ُد ُنلمىْا َج ََروََّلل ُىسو َمَانُ َنٕ َ٘ذا‬ ‫ُقسَب ََٰۖى َوِب َػه ِد ٱل َّل ِه‬ Artinya : \"Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.\" (QS. Al-An'âm/6: 152). Dari ayat di atas dapat dikaitkan dengan kewirausahaan bahwa seorang yang bertakwa akan selalu berlaku dan berbuat jujur, kejujuran baginya bagaikan seperti nafas dalam tubuhnya. Diantara sumber dalam meraih kejujuran menemukan teman dan relasi dalam usaha yang memiliki sifat yang sama, kejujuran bertemu dengan kejujuran akan mengahsilkan ketakwaan karena seorang yang bertakwa tidak mungkin akan berlaku curang. 418Rizali Hadi, Pembelajaran Nilai Kejujuran Dalam Berbisnis, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013, hal. 48. 200 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Rasulullah SAW sangat menekankan sifat kejujuran kepada umat manusia terutama dalam permasalahan bisnis/usaha, karena kejujuran merupakan bagian kunci keberhasilan karena seorang yang tidak jujur akan menemukan kebinasaan apabila diketahui oleh rekan atau konsumen maka mereka akan pergi menjauh. Kejujuran akan membuat orang lain senang bahkan juga relasi atau konsumen akan menjadi tertarik dengan hasil produk yang dimiliki apabila dilandasi dengan kejujuran. Secara kesimpulan bahwa kejujuran dalam berwirausaha atau meraih keuntungan sangat penting, berwirausaha diperbolehkan dalam Islam namun tetap dengan menjalankan hukum syariah dan tidak boleh mengabaikannya karena syariah menjadi kontrol dalam menjalankan usaha sehingga selalu berjalan di dalam koridornya. Sebagai seorang muslim perlu diingat bahwa setiap perbuatan di dunia akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak sebagai pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT. Kejujuran dan tanggungjawab dalam berwirausaha penting dilakukan untuk menjaga kepercayaan orang lain. Seseorang harus menanamkan sifat jujur dan tanggungjawab sebagai akhlak paling utama untuk memperbaiki kinerja usaha/bisnis. Dengan memberikan barang/pelayanan sesuai dengan kriteria yang diminta dan tidak cacat atau merugikan orang lain. 4. Prinsip Memakmurkan Prinsip memakmurkan dalam pendidikan kewirausahaan atau berwirausaha sangat penting dikarenakan Islam mengajarkan supaya manusia memakmurkan bumi Allah dengan cara yang baik, Bahkan memakmurkan bumi merupakan salah satu tujuan utama syari‟ah Islam yang ditegakkan dalam Al-Qur‟an, dan diserukan oleh para ulama. Diantara ulama tersebut Imam Raghib al-Asfahani menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia karena salah satu alasan sebagaimana y‫ٓ ٍىْاه‬a‫ئبَٰل‬nُ‫ ِى‬g‫ ًُج‬t‫مم‬eَِّّ r‫ ُز‬d‫ُهم‬a‫نو‬pُ‫َُلس‬a‫ِف‬t‫مغا‬dَ‫َخ‬a‫هط‬lَa‫َّلٱ‬m‫اٱ َلف‬A‫يوَْاه‬l‫دف‬-ِ ُQ‫غ ُمب‬u‫ل‬rُ‫ َ‟سٱ‬a‫َمم‬n‫ىِػ‬s‫قَخ‬u‫ًَٰ َط‬r‫ٱ‬a‫ىو‬hََ ٙ‫عا‬H‫ َِٔق‬ûُ‫ٖۚازب‬d‫ٱلَُۡٗلح‬a‫ضِج‬yَِٰ ً‫م‬aَ ُّ t‫مبِّم‬6‫م‬1‫ِالس ٍُه‬bُ ‫أقخ‬eَََ ‫ش‬r‫َيَأ‬ik‫َزِّأدبو‬uَ َ‫ىى‬tَ‫َُّهمن‬iُn‫ َِئُز‬i‫ُه َۖۥه‬:‫َِئ ََوِلغئَحلُ َُِٰٖۚرى‬ Penulis : DR. H. ADI MANSAH 201

Artinya : Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: \"Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)\". (QS. Hûd/11: 61) Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka yaitu Nabi Saleh. Allah memerintahkan manusia hanya menyembah Allah semata, karena hanya Allah yang berhak untuk disembah yang paling penting telah diciptakan manusia dari tanah dan kemudian Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk memakmurkan bumi dengan bercocok tanam, dan menyiapkan bagi manusia berbagai macam cara untuk mendapatkan penghidupan di bumi ada diantara manusia yang bisa memahat gunung-gunungnya, mendirikan bangunan di tanahnya yang lapang, menikmati rezeki dari Allah SWT. Memakmurkan berarti memiliki kemauan dan kemampuan serta keahlian dalam mengelola bumi, menguasai dan kemudian menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk kehidupan manusia itu sendiri, tidak dapat dipungkiri bahwa memakmurkan bumi harus dilakukan dengan niat yang benar, ketika dilakukan dengan benar kemudian akan menjadi nilai ibadah dan akan mendatangkan ketundukan kepada Allah SWT yang pada saat bersamaan merupakan pelaksanaan terhadap kewajiban manusia sebagai khalifatullah di bumi yang kemudian mengamanahkan kekhalifahan kepada manusia tersebut. Allah menghendaki pemakmuran bumi bukan penghancurannya, menghendaki keteraturannya bukan kerusakannya karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kerusakan dan orang-orang yang berbuat kerusakan.419 Dalam berwirausaha seharusnya dapat memberikan dampak yang positif dalam pengembangan alam dan pemakmurannya, disamping dapat memberikan kesuksesan kepada diri sendiri juga diharapkan mampu memberikan peluang baik bagi orang banyak. Dampak positif inilah yang 419Yusuf Qaradhawi, Daurul Qiyam Wa Al-Akhlaq Fi Al-Iqtishadi Al-Islami, Kairo: Maktabah Wahbah, 1995, hlm.153. 202 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

sangat dibutuhkan dalam menjalankan usaha, kemakmuran yang dihasilkan bisa diraih secara bersama-sama yang kemudian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi umat dan membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain. Menurut hemat peneliti bahwa keberhasilan dalam memakmurkan bumi ialah dapat mengembangkan dan memberikan solusi kongrit serta melahirkan wirausahawan- wirausahawan baru dari masyarakat kalangan yang kurang mampu namun bisa berinovasi dalam membuka dan mengembangkan sebuah produk atau usaha yang dicita-citakan. Kemudian setelah mampu membuka dan mengembangkan usaha sendiri maka kemudian mampu untuk bersaing secara sehat dengan produk-produk asing. Penumbuhan wirausahawan baru merupakan bagian terpenting dalam edupreneurship yang kemudian menghasilkan manusia-manusia yang unggul dan kreatif serta mampu berinovasi dalam berbagai macam usaha. Oleh karena itu, Lembaga pendidikan di Indonesia harus mampu memberikan pemahaman mengenai kewirausahaan tidak hanya berupa teori melainkan lebih banyak untuk berkarya dan mencipta, sehingga dari sanalah tangan-tangan muda akan terlatih untuk selalu berkarya dan mencipta untuk kemajuan bangsanya. 5. Prinsip Al-Ta’âwun Saling tolong menolong dalam suatu urusan merupakan ibadah dan Allah SWT memerintahkan di dalam Al-Qur‟an serta amalan-amalan yang sangat dianjurkan syariah Islam untuk saling membantu satu sama lainnya. Apabila seseorang menolong orang lain dengan ikhlas, maka Allah akan menolongnya dan memudahkan urusannya di dunia. Allah akan memberikan ganjaran atau pahala yang sama di akhirat nanti. Perintah tolong menolong ini tercantum dalam Al-Qur‟an sebagaimana berikut: ‫َغ َلى‬ ‫َح َػا َوُهىْا‬ ‫َ َوَل‬ ‫ٱ َلوََّلح ََۖهػاِ َئوَُّهنىْاٱل َّلَغََهلى َشٱ ِلدِبًِّ ُرد َوٱٱلل َِّخػ َقق َاى ََِٰۖيُب‬ ‫َوٱ َّج ُقىْا‬ ‫َوٱل ُػد َٰو ِٖۚن‬ ‫ٱِۡلز ِم‬ ٕ Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan Penulis : DR. H. ADI MANSAH 203

permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (QS. Al-Mâidah/4: 2) Dari ayat tersebut diisyaratkan bahwa prinsip tolong menolong hanya berlaku dalam kebaikan dan takwa, pada ayat ini menyadarkan bahwa manusia betapa pentingnya menolong sesama dengan penuh keikhlasan dan kesadaran dalam melakukannya.420 Dalam sebuah hadits Nabi telah dijelaskan betapa pentingnya saling tolong menolong dengan sesama, karena dengan saling memberikan pertolongan kepada orang lain, itu berarti sama saja dimaknai dengan menolong diri pribadi dan pertolongan itu akan datang dari Allah SWT yang Maha Penolong, sebagaimana telah disabdakan Rasulullah d‫ًم‬،‫ة ُِهه‬i‫غْْسلُِى‬r‫ََطَلغ‬i‫خغ‬wَ ِ‫ْهامو‬aُ‫لللُْه‬y‫َل َّلولظَّه‬a‫اُا‬t‫الم‬k‫َََُعغس‬a‫دَّ ْههظ‬n‫َلٌَّلوفُّها‬o‫ا َازهل‬،l(e‫ُىٍيسا‬hُ‫دُِِْلهِفظَه‬M‫ا ِللُْػهخُّض‬u‫اَُأمل‬s‫ىنب‬l‫ِِهي‬iُِّ‫سىرل‬m‫لَُطَّلغََىتغَََِْب‬sَ‫َاس‬eً‫ظي‬bًْ‫ممِْفَّا‬aٌِ‫دَغ‬gَ‫تًظ ُِل‬a‫ ًْْْب‬i‫َهمسَمَبػ‬bُْ‫ىاَلْول‬eُ‫َغر‬r،‫َنت‬iً‫َتط‬kٍَِ‫مها‬u‫لإا َِلَمم‬tًُْ‫ا‬:َ‫غمضِْدًَا ْولَيَمُِمقمْا‬،‫تلهَأُِِّبدِ\"فْمهَُيَميًُْاًَُْهُغَلََْوهسَْىٍُلَِّسْ َفِْنساَةِب َخا َْعًَلسَِْةػىزَِْب‬:ًُ‫َِفََُقولَغاياْلْسَََّبلًىا‬ 421)‫أبي هسٍسة‬ Artinya : Dari abi Hurairah RA dari Nabi Muhammad SAW berkata “Barangsiapa melapangkan dari seorang beriman sebuah kesulitan dunia niscaya Allah lapangkan atasnya dari kesulitan hari kiamat, siapa yang memudahkan seorang yang sulit bayar hutang, niscaya Allah akan mudahkan atasnya kesulitan di dunia dan akhirat, siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah tutupi aibnya di dunia dan akhirat, dan Allah selalu menolong seorang hamba selama ia menolong saudaranya.” (HR: Muslim dari Abû Hurairah) 420Erne, Trisnawati. dkk, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Refika Aditama, 2016, hal. 39. 421HR. Muslim, Shahih Muslim..., hal. 57, no 2699. 204 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Dari penjelasan hadits di atas, dapat diperhatikan sangat besar pahala atau balasan didapatkan bagi orang yang suka memberikan pertolongan kepada orang lain dengan ketentuan menolong harus dilandasi dengan niat ikhlas hanya karena Allah. Pahala imbalan yang diberikan Allah kepada orang yang gemar menolong bukan hanya diberikan di dunia namun sampai di akhirat kelak. Perlu diperhatikan ketika seseorang memberikan pertolongan kepada orang lain, selain niat ikhlas maka harus disertai dengan sifat ihsan, kelembutan atau penuh dengan kasih sayang serta dengan baik hati tanpa menyakiti. Dengan demikian tidak akan menimbulkan sikap angkuh dan sombong serta memiliki akhlak mulia, inilah ciri-ciri orang yang mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Ketika seseorang memberikan pertolongan kepada orang lain dilandasi dengan rasa iman dan takwa maka disitulah pertolongan akan berubah menjadi kebaikan. Dalam kehidupan ini, hendaklah saling tolong menolong bukan hanya kepada sesama individu, akan tetapi juga kepada kelompok atau golongan masyarakat umum dengan menolong orang lain kemudian orang juga ikut menolong sesamanya, inilah yang dikatakan sebagai tolong menolong dalam kebaikan dan takwa. Nabi Muhammad SAW sangat menyukai umat-Nya yang gemar menolong sesame bahkan beliau sangat bahagia apabila seluruh umat-Nya bisa memberikan pertolongan, tolong menolong dan menjamin kekurangan ekonomi yang dialami orang lain. Gambaran dari prinsip tolong menolong ini terpancar dari kedermawanan seorang wirausaha kepada orang lain dengan memberikan harta menunaikan zakat, sedekah infak dan menyantuni anak yatim serta kaum dhuafa yang diperuntukkan dan ditujukan kepada mereka yang dalam kesulitan masalah ekonomi dengan pertolongan tersebut maka mereka akan terbebas dan terlepas dari kesulitan yang dihadapi.422 Barang siapa memberikan pertolongan kepada orang lain akan mendapatkan pertolongan dari Allah dan dicintai Allah dan Rasul-Nya. Oleh sebab itu, sebaiknya senantiasa memberikan pertolongan kepada siapa saja mereka yang membutuhkan terutama menolong orang-orang miskin yang 422Erne, Manajemen Bisnis Syariah..., hal. 39. 205 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

mengalami kesulitan dalam ekonomi dengan memberikan pertolongan dan bantuan apa saja dimiliki yang baik dan dapat meringankan beban kelemahan ekonomi saudara sesama manusia. Dapat dipahami dasar semangat dalam menolong sesama hanya karena Allah semata-mata untuk ibadah dan amal saleh maka di dalam dunia usaha bukan persaingan yang didapatkan akan tetapi wajah saling membantu dan saling tolong menolong dengan sesama dalam mencapai tujuan baik. 6. Prinsip Al-Ukhuwah Prinsip persaudaraan (ukhuwah),423 merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bisnis atau kewirausahaan, rasa persaudaraan esensinya memiliki nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Seorang wirausaha harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, nilai kebersamaan untuk memperoleh manfaat (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan atas kerugian orang lain. Ukhuwah dalam wirausaha atau bisnis harus berdasarkan kepada prinsip saling mengenal satu sama lain (ta‟âruf), kemudian berlanjut saling memahami (tafâhum), selanjutnya memiliki ra sa tolong menolong (ta‟âwun), saling menjamin (takâful) serta saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).424 Bisnis harus bisa menghasilkan kemanfaatan kepada setiap individu maupun secara kelompok tanpa mengabaikan terhadap sesuatu yang seharusnya menjadi hak milik orang lain. Hak-hak dan kewajiban ekonomi setiap individu disesuaikan dengan kapabilitas, kapasitas yang dimiliki dan sinkronisasi pada setiap peranan normatif masing-masing dalam struktur sosial. Ajaran Islam tidak menjadikan manusia memiliki adanya kelompok-kelompok sosio-ekonomis karena ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan prinsip persaudaraan (ukhuwah) maupun persamaan (musawwamah). Disebabkan kepatuhan manusia dalam menjalankan ajaran Islam merupakan hal penting dan utama untuk dilakukan dalam semua aspek-aspek 423Lihat QS. Al-Hujarat/ 49:10. 424Ika Yunia Fauzia, “Perilaku Pebisnis Dan Wirausahawan Muslim Dalam Menjalankan Asas Transaksi Syariah,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL) Volume 9, No. 1, April 2018, hal. 39. 206 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

kehidupan, karena ini dipandang dari bagian jalan dalam memperoleh ridha Allah SWT.425 Persaudaraan dalam Islam sangat erat hubungannya antar sesama bahkan bisa melebihi persaudaraan sedarah atau saudara kandung.426 Oleh karena itu Rasulullah mengabarkan kepada manusia ada sekelompok manusia dicintai Allah lantaran saling mencintai dan menyangi karena Allah kemudian akan mendapatkan kemulian, dijauhkan dari rasa sedih dan takut. Sebagaimana terdapat dalam hadits Nabi SAW sebagai berikut: ‫ََاأاًَ ْقََْلغلخخَّاوِلِلاَقِػًَََُهىُا َااََفََۡءطغمُُلَهِْهااىمتَْاللنمَََّّلهىِسًبِااطَبهَامق ََََُْهفًَىضاَملٌِىامنِاَهَلَوخَََُّخْلجهمْلِطىْهَ َمداًِ ٌمِاِئُّبْبفَْدَّبأًَْنهى َصاُِغهبَاَقَُلُلْاِوىيَّبِال َهََُُِءحىنسهْموَِىاَئَوَِحَُلََهحَوَذَُّلىػَهاِالبَْلاُُّميلُىشََّلهخََهلُِِْهََىمصقَدَضاََّانُىًلٌلََءزغَْاىىدلَالٌَََّىاوىِصَُْئهغًلاََِّّنالبُىهَُغَُهَُْْحطنضزمُِ\"ُهرََطغَْوََم(لأغََْْقىُلززَََََِْسىوهىأخَااْاهَُاٍههَِوبلهمََّلَُىأٍِِاطربزََّهُبِلءهَُْىَََُجنمَُللهودِْْاْخْئاَلِاًمبًََّوُُّنَرََدهَخشتوَاَاِهَمُ َ\"فلغَْدمًَاىَأأًََُْءًَْنمِلَغًََِغُِىبئْئاهاَىمٍذََِّْاىمدنمس‬ 427)‫بً خطاب‬ Artinya : Dari Umar bin Khtattab Nabi Muhammad SAW bersabda: Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para nabi dan orang-orang yang mati syahid. Para nabi dan para mati syahid merasa iri kepada mereka pada Hari Kiamat karena kedudukan mereka disisi Allah. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, apakah anda akan mengabarkan kepada kami siapakah mereka? Beliau bersabda: Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai dengan ruh dari Allah tanpa ada hubungan kekerabatan diantara mereka dan tanpa adanya harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sesungguhnya 425Mabarroh Azizah,“Etika Perilaku Periklanan dalam Bisnis Islam,” Jurnal Ekonomi Syariah Indonesia, JESI, Vol. III, No.1 Juni 2013, hal. 45. 426 Lihat QS. Al-Maidah/4: 48. 427Sulaiman Bin Asy‟ats Bin Ishaq Bin Basyir Bin Syidad Al-Sijistani, Musnad Abu Daud, hal. 23, no. 3060. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 207

wajah mereka adalah cahaya dan sesungguhnya mereka berada di atas cahaya, tidak merasa takut ketika orang-orang merasa takut, dan tidak bersedih ketika orang-orang merasa bersedih. Dan beliau membaca ayat ini: Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak rasa khawatir dalam hati mereka dan tidak juga mereka merasa bersedih hati. (HR: Abû Dâud dari „Umar bin Khattâb). Terdapat juga dalam hadits lain Rasulullah menegaskan agar manusia menjaga persaudaraan dan menguatkan tali ukhuwah karena manusia semua merupakan hamba Allah bersaudara. Hal ini terdapat dalam hadits riwayat imam Muslim berbunyi sebagai berikut: ‫ََُاب ْموْغْلَُػَُّضلطًَّْْلدظُِاِػلَْْزِأِمُلُهبنم َََْْزيظمََِلَلَ ِللَجمَهََغًََرلدسٍَغاْىظََِلسملَةَُّطىَسمباُُُْداهٍِْزْوؼلُثاَض ْوََِبََظبِوَللىََِْػدلَمً ْا َلظُْجٍخَلَىؼِخُهارَبُسلَاَحُوٌاُهغممُْىمشَىَُِههدوَسىٍَُاملبىاَُقَهَاًَِومَََِْلْوىغدًََمبَِقُجااََُُبالزَسدُلاُُههطََّغاَشاىلوِّلَُّلسَُِّىخػغَِْأْهقسىاْاَنلِىَُّئلغَ َُِْوًَيهُهَخ َْلدى(َاَِهًجقزهَا ََاضوَُّدسهالاَََىأهبىا ْاَُُْلسخامَواْلواَُُّظهَلِلظَُِهلُاوَشمَْْحُلملُ ََرْغأََظًلِِغئُِْلَُبلخ ًَِْؼمىهى‬ 428)‫أبي هسٍسة‬ Artinya : Dari abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW berkata: Jangan kalian saling dengki, saling fitnah, salingbenci, dan saling bermusuhan. Jangan adaseorang diantara kalian yang melakukan jual beli terhadap apa yang masih dalam penawaran saudaranya sendiri dan jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Orang muslim satu dengan muslim yang lain mereka bersaudara, maka janganlah saling menyakiti, merendahkan, maupun menghina. Takwa itu ada disini (di dada), Beliau mengucapkan sampai tiga kali. Seseorang telah dicatat berbuat jahat apabila telah menghina saudara muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya diharamkan darahnya. hartanya, dan kehormatannya untuk direnggut. (HR: Muslim dari Abû Hurairah). 428HR. Muslim, Shahih Muslim..., hal. 361, no. 4650. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 208

Nilai persaudaraan (ukhuwah) harus menjadi suatu hal yang melekat dalam sikap berwirausaha terutama berkaitan dengan sikap kepemimpinan dan leadership dalam wirausaha. Karena dalam berwirausaha tidak seorangpun yang tidak membutuhkan tenaga orang lain maka oleh karena itu, seorang wirausaha harus menyadari sepenuhnya kebersamaan dan persaudaraan dengan pihak lain dalam hal apa saja harus dibangun selagi memiliki nilai positif bagi dirinya dan orang lain. Prinsip persaudaraan dalam wirausaha tidak hanya sebatas kerjasama antara relasi dua orang yang bekerja, melainkan perlakuan tersebut harus dilandasi asas persaudaraan dengan memanusiakan manusia sesuai dengan porsinya. Posisi relasi kerja tidak hanya diposisikan sebagai buruh atau karyawan yang bekerja, tetapi diperlakukan sebagai mitra kerja/saudara dalam bekerja. Inilah prinsip persaudaraan dalam sebuah kerjasama dengan memuat nilai-nilai Islam sehingga terwujudnya kekerabatan dan persaudaraan melahirkan keuntungan usaha bersama secara merata. Karena seorang saudara tidak mungkin menzalimi sadaranya yang lain dan tidak mungkin ingin merugikan saudaranya. Menurut Quraish Shihab berpendapat makna bahwa ukhuwah atau persaudaraan dapat dilihat dalam sebuah ungkapan berikut: Ukhuwah biasa diartikan sebagai “persaudaraan” diambil dari akar kata yang awal mulanya berarti “memperhatikan”. Maka asal ini memberi kesan persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara.429 Ukhuwah Islamiyah salah satu fondasi dan tali keimanan yang kokoh sebagaimana sabda Nabi berikut ini: ،‫َو َط َّل َم‬ ‫َغ َل ُْ ِه‬ ‫الل ُه‬ ‫َاوالْلَّىُِبب ّْغِي ُ َؼض َِّلفىي‬ ‫قاى‬ ‫الترمري‬ ‫(زواه‬ ‫الل ِه‬ ً‫غ‬ ‫اا ْللل ُهح ُّبغىِفهي‬ ‫َأ ْغوَزًُقأبُغيَسيذ ْزالِإْزً َضما ِىن‬ ً‫غ‬ ‫الل ِه‬ 430)‫أبي ذز‬ 429M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an, Bandung: Mizan, 1999, hal. 486. 430HR. Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi, hal. 373, no. 3983. Ahmad, Musnad Ahmad..., hal. 245, no. 3138. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 209

Artinya : Dari abi dzar RA bahwa Rasulullah berkata tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah (HR: Tirmîdzî dari Abû Dzar) ‫َأَغ َ ْخً َّ َبأ ِب ِل َّيل ِ ُهأ َ َمواَأَْبم َغت ا َل َؼبا ِلِ َّهل ِلهي‬ ً‫َوَأ ْصغحَطابىيِل َّل ِمهًَو َأم َى َؼص ِحل َّال ِهب َفا َلقىِدبيا ْمط َخدْنمَمد َلقْاالِإْىً َمَما َْن‬ 431)‫(زواه أبي داود والطبراوي غً أبي أمامت‬ Artinya : Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya. (HR: Abû Dâud dan Thabrânî dari Abû Umâmah) Dalam hadits tersebut di atas, dapat dipahami kasih sayang merupakan cerminan dari keimanan seseorang, mencintai karena Allah dan memusuhi karena Allah. Semua harus dilandaskan karena Allah harus menjadi sebab segala hal dalam menjalin kebersamaan dan rasa persaudaraan, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan benci sehingga siapapun harus bersikap semua berdasarkan karena Allah dengan demikian persaudaraan dapat melahirkan rasa tolong menolong, sharing economics, saling mengenal, saling memahami dan saling memotivasi. 7. Prinsip Al-Tawâzun Secara sederhana kesimbangan (Al-Tawâzun) bisa diartikan sebagai ada terjadi hubungan timbal balik diantara dua belah pihak, dimana modal sosial senantiasa diwarnai oleh kecenderungan saling tukar kebaikan antara individual dalam suatu kelompok atau antara masyarakat itu sendiri. Al-Tawazun juga bisa dimaknai sebagai jalan supaya dapat mencapai kesejahteraan dan keseimbangan pembangunan bagi seluruh umat dalam berbagai sektor, terutama sektor ekonomi kemudian diperlukan adanya masyarakat harmoni (madani).432 Berikut ini ada ayat Allah dalam kitab Al-Qur‟an menjelaskan tentang 431HR. Abu Daud, Sunan Abu Daud..., hal. 200, no. 3024. 432Abdul Wahid Al-Faizin dan Nash Akbar, Tafsir Ekonomi Kontemporer: Menggali Teori Ekonomi Dari Ayat-Ayat Al-Qur‟an, Jakarta: Gema Insani, 2018, hal. 199. 210 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

penting seseorang dalam segala perilaku agar selalu bisa berbuat seimbang dan adil: ٩ ‫َوَأ ِقُ ُمىْا ٱل َىش َن ِبٱل ِقظ ِط َ َوَل ُجخ ِظ ُسو ْا ٱِْلح َزا َُن‬ Artinya : Dan hendaklah tegakkan timbangan-timbangan secara adil dan jangan sampai kalian mengurangi ukurannya (neraca). (QS. Al- Rahmân/55: 9) Sebagai pendukung dari penjelasan di atas, silahkan perhatikan juga ayat menjelaskan tentang pengakatan derajat manusia dari sebagiannya sebagai berikut: ‫ُسخ ِسٍّٗ َۗا‬ ‫َبػ ٗػا‬ ‫َبػ ُػ ُهم‬ ‫ِّل َُ َّخ ِخ َر‬ ‫ًََبػج َم ُػؼى ََدن َز َٰٕحٖذ‬ َْ ‫َوَز َفػ َىا َبػ َػ ُهم َفى‬ ‫َوَزخ َم ُذ َزِّب َو َخحر ِّم َّما‬ Artinya : Dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Al-Zukhruf/43: 32) Berikutnya, Allah menjelaskan bahwa manusia harus meperhatikan kebahagiaan di akhirat, namun akan tetapi jangan sampai melupakan bagian dunia serta selalu berbuat baik k‫َََُۖاه‬e‫لهَّل‬p‫ ُّٱد‬a‫ل‬d‫ َّنٱ‬a‫َ ًِئ‬s‫ع‬i‫َِِۖم‬ap‫زو‬aَ‫ۡ َل‬p‫ َٱب‬uِ‫ط‬n‫ف ِي‬,ِ ‫ه‬hَ ‫َد‬a‫اع‬lَ‫َظ‬in‫جَفي‬iَ ‫ل‬d‫َلٱ‬iَ‫غو‬lَiِ h‫َۖجةب‬aَ‫َس‬t‫َخل‬dِ‫ َٓل َو‬aۡ‫ٱ‬r‫و‬iَۖ ‫َز‬fُ‫ا‬i‫دل‬rَ َّ‫ئ‬mِ ‫ُهٱل‬a‫ل‬nَّ‫ٱ ُله‬٧‫ل‬Aَّ ‫ل‬٧ًُ‫ٱ‬lَla‫ََوًُظ‬hَ ً‫دىخ‬bَٰ ِ‫أَج‬e‫ء َاظ‬rَِ‫ا‬iٓ‫مف‬kَ‫لُٓا‬u‫ٱََْمل‬tًُ‫ف‬i‫ ِب‬nُّ ‫ظ‬i‫ِدغ‬:ِِ ‫ََََووَلأٱبًَُخخ‬ Artinya : Dan gapailah apa-apa yang telah Allah anugerahkan kepada kalian berupa kebahagiaan di akhirat, dan jangan sampai kalian lupa akan bahagian dari karunia dari dunia dan selalu berbuat baiklah siapapun sebagaimana Allah telah memberikan kebaikan kepada kalian, dan janganlah kalian melakukan kerusakan di muka bumi ini. Karena sesungguhnya Allah tidak menyenangi orang-orang yang melakukan kerusakan. (QS. Al-Qasas/28: 77) Penulis : DR. H. ADI MANSAH 211

Keseimbangan dalam konsep kejayaan dunia dan akhirat hanya dapat dipenuhi jika keseluruhan aktifitas yang dilakukan manusia bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT. Kesejahteraan dan kemakmuran tidak dijadikan sebagai tujuan utama hidup di dunia namun ditujukan sebagai wasilah atau perantara untuk mewujudkan perintah Allah SWT dan kebahagiaan di akhirat. Tujuan hidup hakiki berpedoman nilai- nilai Islam. Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis. Islam mengharuskan untuk selalu berlaku seimbang dan selalu berada dalam koridor kebenaran dan kemaslahatan. Konsep keseimbangan diartikan sebagai upaya untuk menyerukan kepada semua entrepreneuragar bisa merealisasikan tindakan-tindakan baik dalam semua bentuk bisnis dapat menempatkan diri dan orang lain dalam kesejahteraan duniawi dan keselamatan akhirat, karena Islam mengajarkan tentang keseimbangan dalam segala lini kehidupan, begitu pula dalam masalah kewirausahaan atau bisnis harus merujuk kepada nilai-nilai Islam, sebagaimana telah diajarkan dalam Al-Qur‟an mulia. Konsep keseimbangan merupakan sebuah konsep yang berkelanjutan mempunyai arah yang sama dengan konsep berkeadilan. Perlu diingat Allah SWT telah memberikan gambaran kepada manusia posisi sebagai wirausahawan pada kondisi dimana ada terjadi ketimpangan- ketimpangan dalam kehidupan berekonomian, maka sebaiknya harus diserahkan kepada kondisi semula yaitu kondisi dan posisi yang dimaksud seperti penegakan keadilan, keseimbangan, pertengahan, persamaan. Dalam sistem ekonomi keseimbangan sangat perlu diterapkan, sehingga dapat terwujud kesuksesan secara merata, manakala kekayaan tidak hanya bergulir dan berputar di segolongan masyarakat tertentu saja. Maka oleh sebab itu dalam rangka menciptakan pertengahan dan keseimbangan dalam ekonomi Islam mengajarkan tentang sirkulasi harta kekayaan harus secara merata, adil, seimbang dan menyeluruh supaya tidak hanya berputar di sekelompok kecil masyarakat saja atau dimonopoli segelintir orang. Berkaitan dengan keseimbangan ekonomi, hal ini dapat dilihat dalam Al-Qur‟an surah Al-Hasyr ayat ke 7 sebagai berikut: 212 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

‫ٱل َّس ُطى ُى‬ ‫ِئ ََّون َم ٓاٱل َّل ََءها َج ََٰىشُ ِند ًُم ُد‬ ‫ََمفيُخ ُرََول ُه َ َىًَ ُمهاىَ َنَنه َٰى ُنُدموَل ََۢتغى َُهبح ََفنٱه َتُهٱۡىَْٖۚلاغ َِىوَٱُ َّٓجا ُِءقىْا ِمٱىلَُّنل َٖۖۚهم‬ ‫ٱل ِػ َقا ِ ُب‬ ٧ Artinya : Supaya harta tersebut tidak hanya berputar disekeliling orang- orang kaya saja diantara kalian. Apa yang dianugerahkan Rasul kepada kalian, maka hendaklah diterima. Dan apa yang dilarang oleh Rasul bagi kalian, maka jauhkanlah. Dan hendaklah kalian bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat pedih hukumannya. (QS. Al-Hasyr/59: 7) Manusia diperbolehkan, diperintahkan untuk mengambil dan mengolah semua isi bumi namun tetap harus berpedoman pada nilai-nilai Islam yang memiliki dan atas nilai keseimbangan. Nilai-nilai keseimbangan yang dimaksud merujuk pada konsep kejayaan (al-falâh) di dunia dan akhirat.433 Tidak ada pemisahan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Setiap aktifitas manusia di dunia secara mutlak diyakini berdampak pada kehidupan di akhirat kelak. Konsep al-falah menjadi tujuan dasar dari sistem kewirausahaan Islam, sebagaimana keuntungan menjadi tujuan utama dalam sistem ekonomi kapitalis.434 Prinsip keseimbangan dalam kewirausahaan Islam bagian terpenting dalam pelaksanaan usaha (bisnis) dengan konsep moderat dan posisi tengah, diantara sistem kapitalis dan sosialis. Sistem kapitalis mayakini modal merupakan sebagai penggerak ekonomi dan pemilik modal sebagai penguasa. Sedangkan dalam konsep Islam segala menjadi milik Allah manusia hanya sebagai pengelola dan mengembangkan apa yang sudah diberikan Allah kepada manusia.435 Agama Islam selalu mengajarkan dan mengarahkan manusia agar selalu menjaga keseimbangan, baik itu keseimbangan lahir maupun batin, keseimbangan antara ibadah dan muamalah, keseimbangan dunia dan akhirat. Tanpa ada keseimbangan dunia tidak akan pernah dapat berjalan 433Tim Penulis P3EI UII, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2008, hal. 2. 434P3EI UII, Ekonomi Islam..., hal. 2. 435Wartoyo, “Etika Bisnis Islam: Kontruksi Nilai Keseimbangan Dan Kemanusiaan,” Jurnal Al-Amwal, Vol. 10, No. 2 Tahun 2018, hal. 232. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 213

sebagaimana mestinya. Dalam konsumsi misalnya keseimbangan terjadi apabila seorang dapat membedakan mana yang merupakan kebutuhan (needs) dan mana keinginan (wants), menghindarkan diri dari mengkonsumsi barang-barang haram, tidak berperilaku boros (ishraf) dan berlebih lebihan (tabdzir) serta mempertimbangkan faktor kebutuhan orang lain meskipun mampu membeli barang sebanyak-banyaknya. 8. Prinsip Al-’Adâlah Kata adil dalam istilah bahasa Arab ditulis dengan kata “‫ ”عدل‬mempunyai arti dengan seimbang dan ‫ انعدانح‬juga memiliki pengertian tidak memihak tidak berat sebelah, selalu berpihak kepada kebenaran, tidak zalim, sewenang-wenang, patut dan seimbang. Sedangkan menurut pengertian secara istilah bahwa kata adil ialah sikap tegas kepada kebenaran dalam dua masalah atau beberapa masalah untuk diselesaikan secara seimbang dengan menjalankan semua aturan-aturan yang telah diajarkan dalam ajaran Islam.436 Pendapat lain adil juga dapat didefenisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat kesamaan perlakuan dimata hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, hak menikmati pembangunan dan tidak adanya pihak yang dirugikan serta ada keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan.437 Sedangkan menurut pandangan sistem ekonomi Islam bisa diartikan kata adil ini sebagai makna dari tidak menzalimi orang dan tentu tidak mau dizalimi orang lain.”438 Implementasi sistem ekonomi menurut nilai ini merupakan bagian dari pelaku ekonomi yang tidak dibolehkan hanya mencari harta dan keuntungan pribadi saja, apabila ini terjadi, maka akan dapat merugikan orang lain atau merusak alam semesta. Jika tidak ada keadilan, maka manusia akan terkotak-kotak dalam berbagai golongan-golongan dan kelompok-kelompok. Bisa saja golongansatu akan menzalimi golonganlain, sehingga terjadi 436Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Erlangga, 2007, hal. 100. 437Ekonomi Islam, Pusat Pengkajian Pengembangan Ekonomi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada , 2008, hal. 59. 438Kezaliman memiliki tiga tingkatan, yaitu: Kezaliman manusia terhadap Allah yang sering melupakan perintah-perintah dan melanggar larangan-Nya. Sedangkan yang kedua kezaliman manusia terhadap sesama yang sering terjadi diantara manusia, kezaliman ini seringkali terjadi pada permasalahan harta dan kepemilikan harta tersebut. sedangkan yang terakhir kezaliman manusia terhadap diri sendiri, dengan melakukan sesuatu yang membauat dirinya teraniaya dan terancam dengan siksa Allah. Sebagai entrepreneurship harus bisa menjaga diri dari kezaliman, baik terhadap Allah, manusia dan terhadap diri sendiri. 214 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

eksploitasi manusia atas manusia, penguasaan manusia atas manusia, begitulah selanjutnya.439 Prinsip keadilan “‟adalah” merupakan poin penting dalam kewirausahaan Islam. Adil bukan harus sama rata atau siapapun bisa mendapatkan yang diusahakan dengan cara-cara yang tidak benar. Suatu kegiatan usaha dinyatakan adil apabila terbebas dari riba (unsur bunga), kezaliman (yang merugikan), maysir (judi, gambling), gharar (ketidakjelasan) dan haram.440 Secara umum ajaran Islam menawarkan nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip umum penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman, mepertimbangkan dimensi ruang dan waktu dalam prinsip ekonomi Islam terdapat nilai-nilai dasar entrepreneur etic diantaranya prinsip tauhid, khilafah, ibadah dan tazkiyah serta sikap ihsan. Dari nilai dasar tersebut dapat dilihat ke prinsip umum tentang keadilan, kejujuran, keterbukaan, kebersamaan, kebebasan dan tanggungjawab serta akuntabilitas. Keadilan merupakan suatu yang harus diangungkan dan diidamkan seluruh manusia dimanapun berada, keadilan sering dikaitkan dengan salah satu bidang ilmu yaitu ilmu hukum. Hukum dan keadilan adalah dua hal yang berjalan beriringan dan tidak dapat dipisahkan. Hukum dibuat dan ditetapkan agar manusia berada di bawah naungan hukum tersebut bisa menikmati dan merasakan keadilan. Keadilan merupakan bentuk pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban, keadilan juga dapat berarti suatu tindakan yang tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak, memberikan suatu kepada orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya. Bertindak secara adil berarti mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak dengan jujur dan tepat menurut peraturan dan hukum yang telah ditetapkan serta tidak bertindak semena-mena.441 Rasulullah SAW memberikan contoh bagaimana sikap adil dalam berdagang atau bisnis semenjak waktu muda, kebijakan ekonomi Nabi mementingkan keadilan bukan saja 439Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Pekanbaru: Suska Press, t.th, hal. 15. 440Fauzia, “Perilaku Pebisnis Dan Wirausahawan Muslim Dalam Menjalankan,” Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 9, No. 1, April 2018, hal. 38-56 441Ahmad Jarifin, 88 Strategi Bisnis Ala Rasulullah Yang Tak Pernah Rugi, Yogyakarta: Araska 2019, hal. 118. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 215

berlaku untuk kaum muslimin tetap juga berlaku untuk kaum musyrikin lainnya yang berada di Madinah, ini terbukti ketika beliau diminta untuk menentukan harga, beliau marah dan menolaknya, ini membuktikan menyerahkan penetapan harga kepada kekuatan pasar yang alami.442 Al-Qur‟an menjelaskan keadilan sangat erat hubungannya dengan ketakwaan seorang hamba kepada Tuhan sebagaimana firman Allah dalam Al- Qur‟an surah Al-Maidah ayat ke 8 berbunyi: ‫َأق َس ُب‬ ‫ُه َى‬ ‫ٱغ ِد ُلىْا‬ ٢ُ‫ِلل َّخق َى ََٰۖي َوٱ َّج ُقىْا ٱل َّل َٖۚه ِئ َّن ٱل َّل َه َخ ِبح ُۢر ِب َما َحػ َم ُلى َن‬ Artinya : Bersikap adillah kalian, sebab sikap adil itu lebih dekat dengan ketakwaan. Dan bertakwalah kalian terhadap Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Mengetahui semua yang kalian lakukan. (QS. Al-Mâidah/4: 8) Dapat dipahami dalam ayat tersebut dalam konteks berwirausaha keadlilan sangat penting dan utama untuk dilakukan terlebih ketika pendistribusian suatu barang atau jasa, pendistribusian menjadi hal pokok dalam usaha, sangat sampai pendistribusian diuatamakan kepada orang-orang yang memiliki uang lebih. Jangan sampai pendistribusian tidak seimbang dan merata, hendaklah pendistribusian tersebut dilakukan secara merata dan mengutamakan kebutuhan maslahat orang banyak. Keadilan mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan meningkatkan derajat manusia inilah bagian keistimewaan konsep Islam jika dibandingkan dengan konseop konvensional, sosialisme dan kapitalisem. Islam mengajarkan tentang keadilan dan manusia dituntut untuk bisa melakukannya, keadilan dalam Islam tidak bisa ditawar-tawar. Seorang yang adil akan terlihat dari perilakunya dalam berusaha/bisnis, seperti seimbang dalam memberikan hak-hak orang lain. Keadilan merupakan perbuatan yang dicintai Allah. Lihat firman Allah dalam Al-Qur‟an pada surah Al-Hujarat ayat ke 9 sebagai berikut: ‫ٱل َّل َه‬ ‫ِئ َّن‬ ‫َوَأق ِظ ُط ٓىَْۖا‬ ٩ ُ‫ًُ ِد ُّب ٱْ ُلق ِظ ِطح َن‬ Artinya : 442Jarifin, 88 Strategi Bisnis Ala Rasulullah..., hal. 119. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 216

Dan hendaklah kamu berlaku adil, sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Hujarât/49: 9) Dapat dilihat juga dalam kaidah dijelaskan berlaku adil itu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim: ُ‫ال َػ ْد ُى َوا ِح ٌب ِفي ُم ِ ّل َش ْي ِء َوا ْل َف ْػ ُل َم ْظ ُى ْى ٌن‬ Artinya : Keadilan („Adlu) itu merupakan kewajiban untuk dilakukan dalam segala sesuatu dan sedangkan tambahan (Al-Fadhl) merupakan suatu yang sunnah saja. Keadilam merupakan perlakuan sikap seimbang dan setara dalam bisnis, keseimbangan selalu diterapkan dalam segala bentuk urusan terutama dalam urusan bisnis atau usaha. Wirausaha dilarang melakukan kezaliman (suatu yang merugikan) mengambil sesuatu yang bukan merupakan hak seseorang. Kegiatan zalim bisa juga dilakukan dengan cara memberikan sesuatu tidak sesuai dengan ukuran, kualitas dan tempo serta meletakkan suatu hal bukan pada tempat serta posisinya. Perilaku zalim mengakibatkan kerusakan (mudharat) bagi masyarakat ataupun pihak-pihak yang melakukan transaksi. Keadilan/‟adlu tidak harus memberikan porsi pada setiap orang untuk mendapatkan bagian yang sama, akan tetapi pemberian hak sesuai dengan pekerjaan dan kemampuanya serta terhidarnya seseorang dari watak ingin menguasai, monopoli dan penguasaan bagi segelintir orang atau penguasaan secara berlebihan sehingga orang lain mendapatkan kesulitan. Dapat disimpulkan keadilan itu bagian dari suatu keadaan yang sama dan seimbang, di dalam suatu masyarakat terdapat bagian-bagian yang berbagai macam ragam dalam menuju suatu tujuan tertentu, maka disana terdapat beberapa yang menjadi syarat. Dengan terkumpulnya syarat tersebut, maka kelompok masyarakat itu, akan mampu bertahan dan bisa memberikan pengaruh besar dari yang dikehendaki dari dalam dirinya, serta mampu menjalankan semua tugas yang telah diamanahkan kepadanya. Berdasarkan komponen makna adil yang terdapat di dalam Al-Qur‟an sebagaimana dijelaskan tadi, maka bisa diturunkan berbagai macam nilai yang berasal darinya sebagai intisari keadilan yaitu persamaan konpensasi, Penulis : DR. H. ADI MANSAH 217

persamaan di mata hukum, sikap toleransi, sikap moderat dan proporsional dalam berbagai macam pekerjaan. 9. Prinsip Al-Syurâ Musyawarah merupakan diantara satu cara pengambilan keputusan dalam bidang bisnis atau usaha, secara umum musyawarah merupakan sentralisasi yang menekankan kepada pengambilan keputusan yang dilakukan baik secara individu maupun otoritas dan pemerintah. Semisal pengambilan suatu keputusan paling dominan seperti wewenang pemerintah pusat, kemudian dijalankan para pelaku ekonomi atau wirausaha sebagai pelaksana isi dari sebuah keputusan atau kebijakan.443 Dalam konteks perekonomian suatu negara, dengan sistem al-syura akan menghasilkan suatu perekonomian yang terencana (plained economy). Sistem ini dihadirkan dari paham sosialisme. Pada sisi lain, kapitalisme pengambilan keputusan cenderung diserahkan kepada setiap pelaku ekonomi sehingga tidak diharapkan adanya suatu otoritas tunggal dalam penentuan keputusan ekonomi. Sistem disentralisasi ini akan menghasilkan suatu pasar persaingan bebas seperti yang diharapkan oleh kapitalisme.444 Pengambilan keputusan dalam ekonomi (kewirausahaan) harus dilandasi kepada prinsip mekanisme pasar, namun dengan tetap memandang nilai-nilai Islam untuk kebaikan bersama dan nilai-nilai kebenaran (al-haq). Oleh karena itu, musyawarah (shuratic processes) untuk mendapatkan kesepakatan atas dasar kemaslahatan umum merupakan prinsip pengambilan keputusan yang sesuai ajaran Islam. Musyawarah merupakan kombinasi antara proses disentralisasi dan sentralisasi yang dikendalikan nilai-nilai maslahah al-„ammah bukan ada maslahah al-khassah.445 Menurut Syafi‟i Ma‟rif bahwa musyawarah atau syura merupakan esensi dari ajaran Islam yang wajib dijalankan bagi segenap pemeluknya dalam urusan kehidupan sosial manusia, tradisi syura memang sudah ada sejak peradaban pra Islam dan ini menjadi tradisi orang-orang arab. Kemudian Islam 443Bagus Pratama dan Ajeng Sonia Manara, “Sistem Ekonomi Islam: Keseimbangan Dalam Pembangunan Dan Kesejahteraan Umat,” Jurnal Sains Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya, t.th, hal. 11. 444Pratama, Sistem Ekonomi Islam..., hal. 12. 445Pratama, Sistem Ekonomi Islam..., hal. 13. 218 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

mempertahankan tradisi karena musyawarah merupakan fitrah manusia sebagai makhluk sosial.446 Rasulullah SAW mempraktikkan contoh musyawarah kepada semua para sahabat berdasarkan prinsip bersumber dari tuntunan Al-Qur‟an. Pendapat para sahabat selalu diperhatikan disetiap kali hendak mengambil keputusan. Namun sekiranya sahabat berbeda pendapat dengan Nabi dalam suatu persoalan, maka Nabi terkadang memberikan keleluasaan atau mengambil keputusan sendiri. Pada kasus tawanan perang Badar misalnya, sahabat Abu Bakar berpendapat para tawanan dapat dibebaskan dengan syarat diwajibkan untuk membayar uang tebusan. Akan tetapi sahabat Umar dan sahabat lainnya menyarankan agar para tawanan dibunuh saja, sebab perlakuan mereka sudah melampaui batas dan mengusir kaum muslimin dari tanah kelahirannya kota Makkah. Sikap Nabi SAW dalam pengambilan keputusan seperti itu dapat dibenarkan karena tindakan tersebut sesuai dengan petunjuk Al-Qur‟an apabila telah membulatkan tekad maka bertawakal kepada Allah SWT pada setiap urusan dan perkara hendaklah melakukan permusyarawatan.447 Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an terdapat pada surah Ali Imran ayat ke 159 sebagai berikut: ‫َغ َلى‬ ‫َف َخ َى َّمل‬ ‫َغ َصم َذ‬ ‫َفِا َذا‬ ‫ِف٘ئ ٱۡ َلم َِۖس‬٩‫َٱوْ ُلَ َخش َاىِِّومِلزحُهَُنم‬ ‫ٱل َّل ِٖۚه ِئ َّن ٱل َّل َه ًُ ِد ُّب‬ Artinya : Dan bermusyawarahlah kalian dari semua perkara yang kalian hadapi. Kemudian apabila kalian mempunyai tekad bulat, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat menyukai kepada orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imrân/3: 159) Dan lihat juga ayat lain dalam firman Allah SWT terdapat dalam surah Al-Syura ayat ke 38 sebagai berikut: 446Ahmad Syafi‟i Ma‟arif, Islam Dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: Mizan. 1995, hal. 203. 447Mukhid, “Musyawarah Dalam Perspektif Ekonomi Islam,” Jurnal Masharif Al-Syariah, Vol. 1 No. 2 November 2016, hal. 20. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 219

‫ِهٖم َوَأ َقا ُمىْا ٱل َّط َل َٰى َة َوَأم ُس ُهم ُشىَز َٰي َبُ َنُهم‬٢‫ََوو ِٱمَّلَّ ِمراً ََزًَشق َٰٱنُهطمَخ ًَُجىاُِفب ُقىْاى َ ِنُل َ ِّسب‬ Artinya : Dan orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (QS. Al- Syurâ/62: 38) Menurut ayat di atas dijelaskan musyawarah atau syura dianjurkan dalam agama Islam bahkan sebagian ulama menyatakan syura adalah suatu kewajiban bagi umat Islam terutama dalam sistem kepemimpinan, pemangku kepentingan dan penguasa. Pada intinya dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan manusia supaya selalu melakukan musyawarah dalam mempersatukan hati dan menemukan kebulatan pendapat kemudian mereka laksanakan dan lakukan apa yang sudah menjadi hasil dari kesepakatan tersebut. Hal ini diperkuat oleh hadits Nabi Muhammad tentang bagaimana pentingnya musyawarah dan orang yang paling baik untuk dijadikan contoh dalam melakukan musyawarah sebagai b‫ز ًة‬eَ ‫ى‬ri‫ش‬kُ u‫َم‬t:‫َأ ْل َث َر‬ ‫َأ َخ ًدا‬ ُ‫ََ َزوأ ًَْط َُّلذَم‬ ‫ىال َّلا ِلهله َض َّغلىىهال َّلق ُاهى َغ َل َُْم ِاه‬ ‫هسٍسة زض‬ ‫ِۡ َغلًْص َأحبا ِبي ِه‬ ً‫الترمري غ‬ ‫(زواه‬ ‫ِم ًْ َز ُطى ِى‬ 448)‫أبي هسٍسة‬ Artinya : Dari abu Hurairah RA berkata Rasulullah SAW aku tidak pernah melihat seseorang yang paling sering bermusyawarah dengan para sahabat selain dari pada Rasulullah SAW. ( HR: Tirmîdzî dari Abû Hurairah) Rasulullah merupakan seorang Nabiyallah telah memberikan contoh dan teladan banyak kepada umat-Nya mengenai konsep bermusyawarah terutama dalam permasalahan perkara umat, karena dengan bermusyawarah 448HR. Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi..., hal. 118, no. 1636. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 220

maka berarti sama-sama menggali petunjuk Allah agar sebuah kesepakatan itu bisa dihasilkan dengan baik dan kemudian membawa kemaslahatan untuk banyak orang. Syura tidak semerta-merta mengambil suara terbanyak namun syura harus dilakukan berulang-ulang demi untuk mendapatkan hasil terbaik dan syura tidak hanya dilakukan oleh banyak orang saja akan tetapi dalam melakukan syura seseorang harus memiliki dan mempunyai akhlak mahmudah/terpuji atau mulia. Musyawarah atau syûrâ merupakan wahana yang ditampilkan Al-Qur‟an untuk segenap manusia supaya untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan hidupnya. Syura bisa merupakan bentuk tolong menolong diantara sesama manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial.449 Bermusyawarah dapat menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta bidang bisnis, musyawarah merupakan suatu keharusan yang mutlak untuk ditegakkan, baik terhadap urusan-urusan kehidupan yang belum ada terdapat di dalam ajaran Al-Qur‟an dan Al-Hadits secara tekstualis, maupun kaifiyah atau tatacara dalam pelaksanaan persoalan yang sudah ada nashnya. Seperti kelembagaan permusyawaratan, pelaksanaan hajat hidup orang banyak, masyarakat atau rakyat, amanah yang akan diberikan kepada pemimpin, pengangkatan pemimpin, sistem pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara, urusan pendidikan atau budaya, politik, hukum, lingkungan, ekonomi dan lain sebagainya.450 Perlu diperhatikan musyawarah sangat penting dilakukan ketika seseorang dalam bisnis atau usaha agar tidak terjadi kezaliman dan kecurangan diantara dua belah pihak, maka Islam menganjurkan agar umat Islam melakukan musyawarah baik tentang urusan pribadi, urusan negara dan juga masalah ekonomi. Misal dalam praktik musyawarah yang berkaitan dengan kewirausahaan/bisnis seperti pembuatan/perancangan akad, ketika terjadi masalah atau sengketa anatar dua belah pihak dan masalah urusan-urusan lainnya. 449Tsalis Rifa‟i, “Komunikasi dalam Musyawarah: Tinjauan Konsep Asyura Dalam Islam,” Jurnal Channel, Vol. 3 No. 1 April 2015, hal. 41. 450Muhammad Hanafi, “Kedudukan Musyawarah Demokrasi Di Indonesia,” Jurnal Cita Hukum. Vol. I No. 2 Desember 2013, hal. 234. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 221

10. Prinsip Al-Tasâmuh Sikap toleransi (tasâmuh) terhadap sesama harus dimiliki terutama dalam dunia usaha, karena toelarnsi bukan hanya dalam hal masalah perkara agama saja, akan tetapi juga dalam bidang sosial kemasyarakatan dan sosial ekonomi serta dalam dunia bisnis. Kalimat toleransi dalam bahasa arab dalam ditemukan seperti kata “tasâmuh” atau “samâhah” berarti lemah lembut dan mempermudah orang lain dalam segala urusan termasuk urusan bisnis. Kemudian bisa juga dimaknai sebagai lapang dada dan mudah menerima keberadaaan orang lain yang berbeda dengannya.451 Toleransi dalam berbagai hal merupakan dari ajaran Islam terutama masalah perkara muamalah bukan hanya pada masalah perkara agama atau keyakinan saja. Allah SWT menjelaskan dalam Al-Qur‟an pada surah Al-Mumtahanah ayat ke 8 sebagai berikut ini: ً‫م ِّم‬٢‫ََِّد َٰلً ًَِسُنَله َٰىم ُنَأ ُمن َٱج َلبَّلُّرُهو ُ َهغ ِمً َوٱُجَّل ِقر ًِظًَ ُط َٓلىْام ِئًَُل َٰيِقهِخ ُٖۚلم ِىئُلَّنمُ ِٱفل َّلي َهٱ ُلً ِّ ِددً ِ ًُّب َٱوَْل ُلمق ًُِظ ِخطِسح َُحنى ُل‬ Artinya : Allah tidak melarang kalian dari melakukan kebaikan dan berbuat adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kalian karena agama dan tidak juga mengusir kalian dari tanah air kalian sendiri. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat adil. (QS. Al-Mumtahanah/60: 8) Dalam hadits Nabi Rasulullah SAW juga pernah dijelaskan mengenai penting sesorang memiliki sikap toleransi ‫سر‬d‫ْظحُ ٍِؼ‬aٌ‫اَِِخ‬l‫ب‬a‫ًُُأَْػ‬m‫ُِماذْْْ ُل‬b‫ى‬eً‫َْل ْذ‬rُ ‫غ‬bَ‫ ْل‬i‫ِمي‬s‫وغ‬nَِّ‫َُأش‬i‫و‬s‫جح َْالَر‬sْ4‫ َغه‬5eََ 2‫ج‬bَ)‫واَهأ‬a‫ًلئَ ُت‬gَ‫ ِْف‬a‫ًَََلشس‬i‫ط‬m‫خِىمق ُِر‬aُ ‫لُلَف‬nَْْ‫ًْاغ‬a‫خَأ ُه‬y‫ا َُغس‬a‫ِموظ‬n‫هُزَي‬gْ‫َافؼَُأىز‬bَ‫قخا‬eَ r‫ِْسبمب‬b‫ْاهقْل‬u‫هَشُيُِظ‬nِ‫اْاِهل‬y‫ َووحا‬iُ‫ُُأهز‬b‫ََلَلَل(و‬eْْ‫اُت‬rَ‫َال‬i‫هَّى‬kُ‫اهََُُج‬uْ‫َُّْجلدِق‬t‫ملَاأ‬i‫هتُا‬nُ ‫فَل‬i‫َّغل‬:ْ‫َِفأاًلي‬ ‫خر‬ ‫َقغا ًَى‬ ‫َما‬ ‫اَفلَأَّىْاد َخَ َلض ُه‬ 451Agung Setiyawan, “Pendidikan Toleransi dalam Hadits Rasulullah SAW,” Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2, Desember 2015, hal. 221. 452HR. Bukhari, Shahih Al-Bukhari..., hal. 253, no. 3194. 222 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Artinya : Dari Huzaifah Rasul bersabda datang seseorang dari suatu kaum sebelum kalian dihampiri oleh malaikat untuk mencabut nyawa kalian kemudian ditanyakan kepadanya tentang apakah kalian sudah melakukan amal kebajikan? Kemudian orang itu menjawab: Saya tidak tahu. Disampaikan lagi kepadanya: Coba kalain ingat- ingat! Kemudian orang itu kembali menjawab: Saya tidak tahu apa-apa kecuali saya pernah melaksanakan sebuah akad jual beli dengan sesama manusia, terhadap yang diberi kelonggaran hartanya pun saya memberi toleransi waktu untuk membayar hutangnya dan terhadap orang yang dalam kesulitan saya merelakan. Allah SWT kemudian memasukkan orang itu ke dalam Surga. (HR: Bukhârî dari Huzaifah) Dalam hadits ini sangat jelas terkadung pesan agar umat Islam bersikap toleran dan menjunjung tinggi akhlak mulia dalam berbisnis (wirausaha). Sikap seperti ini akan mendatangkan kebaikan dan keberkahan bagi para pelaku bisnis bahkan Nabi mendoakan bagi pelaku bisnis bagi siapa saja yang memiliki toleransi dan memberi kemudahan bagi orang lain dalam urusan usaha. Maka pada intinya sebagai pelaku usaha atau bisnis harus memiliki sikap toleran baik kepada sesama pelaku bisnis maupun kepada para konsumen. Sehingga hal ini akan mendatangkan kebaikan bagi bisnis dan keberkahan dalam semua usaha yang digeluti. Menurut Puspo Wardoyo,453 ada beberapa prinsip- prinsip toleransi dalam bisnis (wirausaha) yang harus dipahami bagi wirausahawan sebagai berikut ini: a) Bahwa Nabi-nabi diturunkan semua bersaudara dan tidak ada perbedaan diantara misi mereka yaitu mengajak manusia untuk tunduk dan patuh kepada sang pencipta dan berakhlaq mulia. b) Akidah atau keyakinan tidak bisa dipaksankan kepada orang lain, akidah merupakan kerelaan dan kesadaran yang memerlukan keikhlasan. c) Semua tempat dan sarana ibadah harus dipelihara dan dilarang untuk merusak dan menghancurkannya. 453Puspo Wordoyo, Membentuk Entrepreneur Muslim, Solo: Baryatussalamah, t.th, hal. 76. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 223

d) Manusia tidak boleh bermusuhan lantaran berbeda pandangan, manusia harus memahami perbedaan dan menyelesaikannya dengan perdamaian dan kekeluargaan. e) Kelebihan manusia terhadap yang lain berdasarkan kepada kadar kebaikan yang dipahami dan dilakukan. f) Perbedaan tidak dijadikan sebagai penghalang seseorang dalam melakukan kebaikan dan silaturahim. g) Jika terjadi pertentangan dan perselisihan maka cara dialog dan diskusi harus diutamakan. h) Bila suatu umat menimbulkan permusuhan dikarenakan berbeda keyakinan dan berbeda agama maka kedua belah pihak wajib menghapuskan permusuhan tersebut demi untuk memelihara kebersamaan dan menghindarkan permusuhan dan malapetaka. Dengan terciptanya toleransi dalam berwiarsuaha maka akan melahirkan nilai-nilai kebersamaan dan persamaan (al- Musawamah) yang dapat diartikan sebagai bentuk usaha bersama atau mengerjakan segala sesuatu dengan bersama- sama, masyarakat banyak memiliki selogan hidup tentang prinsip kebersamaan dengan makna bersendikan kepada bersama kita bisa. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, gotong royong, kerja bakti merupakan beberapa semboyan dan nilai-nilai kehidupan yang sarat dengan makna kebersamaan. Semboyan tersebut menggambarkan kemudahan, keringanan bahkan keberhasilan suatu aktivitas bila dilakukan secara bersama-sama. Dalam Islam makna kebersamaan ini bisa dipahami dari istilah kata jama‟ah, ukhuwah. Istilah jama‟ah seringkali dikonotasikan sebagai kegiatan bersama atau lebih dari satu orang misalnya dalam salat jama‟ah.454 Dalam perspektif agama Islam kewirausahaan berlandaskan kepada prinsip Al-Qur‟an dan Hadits sangat menekankan nilai-nilai kebersamaan bukan individualisme. Bahkan dapat pahami ajaran Islam adalah agama tentang kebersamaan. Ajakan agama untuk hidup bersama dilandasi oleh posisi, kedudukan dan kapasitas manusia sebagai makhluk 454La Ode Ismail Ahmad, “Indahnya Kebersamaan,” Jurnal Diskursus Islam, Vol. 6 Nomor 2, Agustus 2018, hal. 3. 224 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

sosial.455 Bermakna manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendirian, tanpa bergantung kepada yang lainnya. Kehadiran manusia di bumi sejak awal kehidupannya telah melibatkan orang lain. Prinsip kebersamaan dan kesetaraan telah dijelaskan dalam Al-Qur‟an dua belah pihak yang sedang melakukan suatu akad kerjasama harus dilandasi dengan kebersamaan dan kesetaraan hubungan keduanya merupakan bentuk relasi bukan bermakna antara atasan dengan bawahan. F‫ َل‬i‫ة‬rِ ‫ا‬mٓ ‫َق َب‬aٔ‫و‬nَ ٖA‫ىٗبُرا‬l‫ح‬l‫ب‬a‫خ ُِػ‬hَ‫ ُش‬d‫ ٌم‬a‫ُم‬l‫ل‬aِ‫َُغن‬m‫ػَهُل َٰى‬sَ ‫ل‬uَّ‫ٱ َلح‬r‫و‬aَ ‫ن‬tَّ ‫ى‬A‫مَث َِٰئ‬l‫ٖۚه‬-‫ُأ‬H‫ى َُون‬uَٰ ‫َقس‬ja‫أَجل‬rَ‫َذ‬a‫ِه‬t‫ًَّل‬a‫ٱل‬y‫ ِّم‬a‫َد‬t‫ىم‬k‫نِغ‬eُ ‫َٰمى‬1‫ق‬3‫خ َُلن‬s‫َ َم‬e‫ َس‬b‫ال‬a‫ََّأه‬g‫ن ِئ‬aَّ ‫ض‬i‫ ُِئ‬b‫ىْٖۚا‬e‫ى ٓا‬rَّ‫ُف‬i‫زل‬k‫اا َٱ‬u‫ََهػ‬t‫ُّخي‬:َ‫ًَِٰٓلَأ‬ Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal- mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujarât/49: 13) Dalam ayat di atas, bisa dipahami semua manusia diciptakan untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya, dan inti dari itu bahwa tidak ada manusia yang lebih baik dan lebih mulia melainkan manusia yang memiliki tingkat ketakwaan yang tinggi kepada Allah. Apabila seorang wirausaha telah memahami bahwa semua derajat manusia itu sama pada dasarnya dari bangsa apapun atau golongan manapun yang dilihat dan dinilai adalah takwa bukan jabatan apalagi harta kekayaan. Prinsip kerjasama semua elemen memiliki hak yang sama, antara dua orang yang terikat dalam suatu kontrak tidak boleh merasa paling mulia dan paling merasa berhak karena semua harus dilihat dari aspek kepemilikan modal dan peran pentingnya. Sebagai makhluk sosial disamping sebagai makhluk individu tentu manusia tidak bisa hidup sendiri. Kebutuhan terhadap orang lain mengharuskan seseorang untuk berusaha memposisikan diri secara tepat agar bisa diterima secara baik 455M. Quraish Shihab, Dia Dimana-Mana: Tangan Tuhan Dibalik Setiap Fenomena, Cet. IV, Jakarta: Lentera Hati, 2006, hal. 153. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 225

dalam suatu lingkungan sosial kemasyarkatan. Kemampuan memposisikan diri secara tepat dalam suatu lingkungan sosial yang terdiri atas berbagai kelompok sosial berlatar belakang intelegensi, etnis dan budaya yang berbeda-beda merupakan hal yang sangat signifikan dalam membangun satu tatanan kehidupan sosial yang bebas dari konflik yang dapat membawa kepada kekacauan sosial.456 Salah satu upaya yang efektif dalam memperkuat kebersamaan adalah adanya kesadaran dalam mengembangkan dialog secara intensif dikalangan anggota masyarakat, baik antara satu individu dengan individu lain maupun antara satu kelompok dengan kelompok lain dalam suatu masyarakat. Dialog merupakan solusi yang sangat baik dalam proses penciptaan sebuah komunitas yang bebas dari prasangka- prasangka sosial yang sering menjadi penyebab lahirnya sejumlah penyakit sosial seperti kecemburuan sosial, diskriminasi sosial dan semacamnya.457 Menurut La Ode,458 aktivitas dialog harus melibatkan berbagai unsur masyarakat berlatar belakang social berbeda dapat dilakukan berdasarkan kenyataan sebagai berikut: a) Memahami dan meyakini tentang kesamaan hakikat kemanusiaan. Meskipun manusia yang satu berbeda dengan manusia lain, namun pada hakikatnya memiliki kesadaran kemanusiaan yang sama. Kesamaan ini berdasar atas kenyataan bahwa manusia berasal dari satu sumber yang sama yaitu Nabi Adam AS. Ketika manusia memamhami tentang asal usul mereka maka dari situ akan muncul rasa persaudaraan dan kemudian menimbulkan sikap kebersamaan. b) Merasa ketergantungan antarsesama manusia. Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan sekaligus yang menjadikan manusia selalu dalam keadaan siap untuk memberi dan siap untuk menerima. c) Kesamaan kepentingan. Sebagai civitas akademika yang sama dengan visi dan misi mengembangkan kampus yang lebih baik, maka semua harus bekerja untuk mewujudkan visi misi tersebut. 456Norman Said, “Memperkukuh Relasi Sosial Menuju Indonesia Baru,” Jurnal Titik- Temu, Vol. 2, No. 1, Juli-Desember 2009, hal. 59. 457Norman Said, Memperkukuh Relasi Sosial..., hal. 60 458Ismail Ahmad, Indahnya Kebersamaan..., hal. 246. 226 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Apabila diperhatikan asal muasal manusia semua diciptakan dalam asal satu dan memiliki nenek moyang sama akan muncul kebersamaan dan rasa persaudaraan karena sungguhnya tidak ada perbedaan manusia antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam Hadits Nabi SAW ‫لل‬d‫ََّامس ٌَََََُِّ ٍمىميهضهغ‬i‫ِِوسََّّاَّئالل‬r‫مساج َقخَبل‬iَ‫ََْخَاز‬w‫اَّْىََملأىمع( َّاَى‬a‫َمىزٌُْأْبِلخسد‬yُ‫أَقْاقْهَا‬a‫َُُِي ََةنشهطمََى‬t‫َذزأغلهىُّال‬kََّ‫ل َلُطَََغَغ‬a‫اتغَ ْلغىالَََّا‬n‫دبىدغاََّبلُ َّلَ ٍََياسًْوا‬o‫ىَََِّأ ْقَََُسهطِنْب‬lَ‫ػََُاهأ‬eِ‫ُفالااطِقخَْا‬hَ‫َأَّأَ َََفِْشغرْرَلَو‬A‫اىُلقَهلَ َََؼىهَله‬h‫ْقَّوٍَلمََِِْاسمػ‬mٍ‫دشَل َُشف َقِْلاْسهَغَاطل‬aّ‫ِىٌَْبىََدِم‬d‫َُّلِضَبَطلَّيَََّْدسلُلَايًُل‬s‫ََلاِخْمَز‬e‫ ََََْأديأى‬bَ ‫دىَِهىَُاىأأفم‬aَِ‫اللداٌَا ِق‬g‫خبَأَقغقَلََّرلًٌَّال‬a‫َِهَ َوَاَََم‬iَ ‫اسلط‬m‫َْزََىىمَمىِطَُّوَى َّهامى‬a‫طلاامخوغُط ُل‬nََ‫لَِولََ ٌُسققُْْم‬a‫لااَْ َِِههسَُۡاهز‬bُ‫أََلَلغْربخلْيشم‬eََََ‫وَغنَفا‬4‫َُهِل‬rََّ5َ‫ليَمنب‬i‫م‬9‫َ ٌََّى‬k‫ِْةلىِدُئّىاىفهٍ)يا‬uَ‫للَلَاَّمسًَِطسضلبٍََّو‬tَََْ‫َوَْواََغداأازػب ُر‬i‫ََُهَ ٌىق‬n‫هُّليخَى‬iِ‫ماذَلُىه‬:ِ‫َََََِأأأَببَََُزقوَْلغاَََُُِّا َلضلخْىُيلَّطَّ َدخًلُِىَِئمْْنلًىىقس َََُُّْْأََمدزِمنىىعٍبىِا َّتَملَم َاجَّيِيغزَّل َبلدًَََُِّْلََُمَههْأمهقًنَِّىٍبَيااهَِّْرََلمأمَءَْاِغُبْىػََُغنلغَلَ َََْيوسَُْقلضَُْأامَّة‬ Artinya : Dari abi Nadhrah berkata pernah mendengar khutbah Rasulullah SAW ditengah-tengah hari tasyriq, beliau bersabda: Wahai sekalian manusia! Rabb kalian satu dan ayah kalian satu, ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang „ajam dan bagi orang „ajam atas orangarab, tidak ada kelebihan bagi orang berkulit merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah kecuali dengan ketakwaan. Apa aku sudah menyampaikan? mereka menjawab: Rasulullah SAW telah menyampaikan. Kemudian Rasulullah bersabda: Hari apa ini? mereka menjawab: Hari haram. Rasulullah SAW bersabda: Bulan apa ini? mereka menjawab: Bulan haram. Rasulullah SAW bersabda: Tanahapa ini? mereka menjawab: Tanah haram. 459HR. Ahmad, Musnad Ahmad..., hal. 412, no. 22391. 227 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

Rasulullah SAW bersabda: Allah mengharamkan darah dan harta kalian diantara kalian aku (Abu Nadhrah) Berkata: Aku tidak tahu apakah beliau menyebut kehormatan atau tidak seperti haramnyahari kalian ini, di bulan ini dan di tanah ini. Rasulullah SAW bersabda: Apa aku sudah menyampaikan? mereka menjawab: Rasulullah SAW telah menyampaikan. Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir. (HR: Ahmad dari Abî Nadhrah) Hendaklah sebagai umat Rasulullah kehidupannya menjadi teladan atau uswah bagi manusia, seharusnya dialog dan diskusi yang sifatnya secara kolektif harus menjadi bagian dari kehidupan manusia. Ketakutan untuk berdialog secara kolektif dengan mengajak seluruh anggota komunitas, menunjukkan bahwa manusia belum menjadikan Rasulullah SAW sebagai cerminan kehidupan. Dalam Al-Qur‟an disebutkan kebersamaan disini dalam konotasi makna positif (kebaikan) bukan kepada kedurhakaan atau suatu perbuatan yang melarang perintah Allah. Dalam rangka untuk memupuk kebersamaan ini maka haruslah saling mengingatkan, saling menegur untuk kebaikan, kebenaran (al- haq) dan untuk merealisasikan ini semua diperlukan sikap sabar (al-shabr) karena kadangkala apa yang dikehendaki tidak sesuai dengan apa yang mereka kehendaki. Oleh karena itu harus ingat sebagai manusia diciptakan bersaudara dan harus saling mengkuatkan satu dengan yang lainnya agar kebersamaan mudah diciptakan dalam individu maupun golongan. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Nabi menjelaskan tentang prinsip kebersamaan sebagai berikut: ‫غلُه‬ ‫الىبي ضلى الله‬ ‫ي َمااْلل ُبل ْهي َُا ِغنىه ٌَ أُشنُّد‬ ً‫ا ْْىلُ ْإ َِماًُش ِػل ْلس ُمُيُْإ ِزم ِض‬ ‫غًُأبي مىس‬ ‫(زواه‬ ‫َب ْػ ُػ ُه َب ْػ ًػا‬ ‫وطلم قاى‬ )‫ى‬460 ‫البخازي ومظلم غً أبي مىس‬ Artinya : Dari abi Musa Al-Asy‟ari RA bahwa Rasulullah SAW berkata: bahwa orang berimana yang satu dengan mukmin lainnya, 460HR. Bukhari, Shahih Al-Bukhari, hal. 232, no. 2266. Muslim, Shahih Muslim..., hal. 394, no. 4684. 228 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

ibaratkan sebuah bangunan, diantara satu dengan lainnya saling mengkuatkan. (HR: Bukhârî dan Muslim dari Abî Mûsâ) Dari hadits di atas, maka dapat dipahami kebersamaan itu muncul dari adanya rasa kepedulian akan sesama yang kemudian diibaratkan sebagai satu anggota tubuh atau seperti sebuah bangunan yang saling mengkuatkan satu dengan yang lainnya. Seperti satu tubuh apabila satu sakit maka seluruh tubuh lain akan merasakan sakit juga, bentuk kepedulian ini diwujudkan dengan adanya tanggungjawab untuk mengingatkan siapa saja bila berbuat salah. Kebersamaan itu akan terlahir dari besarnya rasa kepedulian seseorang terhadap orang lain. Dalam Islam kepedulian ini seringkali diwujudkan dengan silaturahim maupun berbuat baik. Jika ingin memperkuat hubungan persaudaraan maka cukup dengan berbuat baik dan silaturahim. Bila seseorang selalu berbuat baik maka akan terbentuk empati dan simpati yang baik kemudian berlanjut dengan menguatnya silaturrahim yang disadari dari semangat kebersamaan itu sendiri.461 C. Tauhid Sebagai Fondasi Pendidikan Kewirausahaan 1. Pengertian Tauhid Ilmu Tauhid secara umum dapat diartikan dengan ilmu yang membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan menggunakan dalil-dalil yang meyakinkan, baik dalil naqli, dalil „aqli maupun dalil perasaan ‫وجىدا‬. Sarjana barat menterjemahkan Ilmu Tauhid ke bahasa mereka dengan “Theologi Islam”. Secara etimologi “Theologi” itu terdiri dari dua kata “theos” berarti Tuhan “Legos” berarti ilmu. Dengan demikian dapat diartikan sebagai ilmu ketuhanan.462 Tauhid dalam bahasa artinya menjadikan sesuatu esa. Adapun yang dimaksud disini merupakan hal yang wajib mempercayai Allah itu Tuhan Maha Esa.463 Tauhid secara bahasa merupakan masdar (kata dasar) dari fi‟il (kata kerja) ‫ َو َّح َد‬- ‫– ٌ َى ِّحد‬ ‫ ت ْى ِح ٍْ ًدا‬artinya menjadikan sesuatu menjadi satu atau tunggal.464 461Hasan Bin Ali Al-Hijazy, Al-Fikrut Tarbawy „Inda Ibni Qayyim, terj. Muzaidi Hasbullah, Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001, hal. 222. 462Muadz, dalam https://www.risalahislam.com/2013/10/diakses pada 13 Agustus 2019. 463Lihat dalam http://gusdayat.com/2012/11/07/diakses pada tanggal 13 Agustus 2019. 464Lihat dalam http://www.muadz.com/makna-tauhid/diakses pada tanggal 13 Agustus 2019. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 229

Sebagai istilah tekhnis dalam ilmu kalam, ilmu yang diciptakan dari kaum teologis Islam atau kaum mutakallim menyatakan kalimat tauhid dimaksudkan sebagai paham Memaha Esakan Tuhan atau lebih sederhananya paham tentang ketuhanan Maha Esa atau monoteisme. Meskipun secara harfiah kata-kata tauhid tidak terdapat dalam kitab suci Al-Qur‟an (yang ada dalam Al-Qur‟an ialah kata-kata ahad dan wahid), namun istilah ciptaan kaum mutakallim itu memang secara tepat mengungkapkan isi pokok ajaran kitab suci itu yaitu ajaran tentang Memaha Esakan Tuhan. Bahkan kata-kata tauhid juga secara tepat menggambarkan inti ajaran semua Nabi dan Rasul mereka itu telah diutus oleh Allah untuk setiap kelompok manusia di bumi sampai diutusnya Nabi Muhammad SAW yaitu ajaran tentang Memaha Esakan Allah SWT.465 Hal ini sangat jelas dan tegas dinyatakan dalam surah Al-Ikhlas, Yunus dan Al-Anbiya‟ sebagai berikut: ٔ ‫ُقل ُه َى ٱل َّل ُه َأ َخ ٌُد‬ Artinya : Katakanlah: Bahwa Allah SWT itu adalah Tuhan Yang Maha Esa. ‫ََل‬ (QS. Al-Ikhlâs/112: 1) ‫َز ُطىُل ُهم‬ ‫َح ٓا َء‬ ‫َفِا َذا‬ ‫ َّٗز ُطى َۖى‬٧‫ًَُوِل ُظهَلِ ُّلم ُىأ ََّنُمت‬ ‫ُق ِض َي َبُ َنُهم ِبٱل ِقظ ِط َو ُهم‬ Artinya : Pada setiap umat memiliki rasul masing-masing, maka apabila telah sampai utusan kepada kalian, maka diberikan keputusan diantara mereka itu dengan adil dan mereka tidak akan pernah ‫ََّ ٓل َأ َه ۠ا‬d‫ ِئ‬ia‫َه‬n‫َٰل‬i‫ئ‬aِ y‫ٓل‬aََ. (‫ُهۥ‬Q‫أ َّه‬Sَ .‫ه‬Yِ ُû‫ئ َل‬nِ u‫ ٓي‬s‫ح‬/ِ ‫ى‬1‫ه‬0ُ :‫ل‬4ََّ ‫ئ‬7ِ )‫ََفو َٱم ٓاغ ُبَأ ُدز َو ِطلُن َىا٘ ِٕمً َقب ِل َو ِمً َّز ُطى ٍى‬ Artinya : Dantidaklah kami membangkitkan seorang rasulsebelum kamu, kecuali Kami telah sampaikan wahyu kepadanya: Sesungguhnya 465Nurcholis, Islam Doktrin..., hal. 156. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 230

tiada Tuhan selain Allah, maka sembahlah oleh kalian sekalianakan Aku\". (QS. Al-Anbiyâ‟/21: 25) Masalah dampak pembebasan semangat tauhid dalam hidup manusia sering muncul dalam berbagai percakapan serius di masa-masa akhir ini. Pembahasan itu biasanya merupakan bagian dari dambaan manusia, khususnya kaum muslimin kepada pandangan hidup mampu membawa kebebasan dari berbagai belenggu zaman modern. Menurut Huston Smith dalam sebuah buku tentang agama-agama dunia, berkenaan dengan perkembangan Islam di zaman modern ini Smith menyatakan: Sebagian dari agama-agama yang dibicarakan dalam buku ini kita harus akui akan mati atau sedang terhapus. Tidaklah demikian halnya dengan Islam. Merupakan agama termuda diantara agama-agama besar dunia, Islam kembali bergerak dengan kekuatan dan kesegaran usia muda. Dibanyak tempat, dimana Islam dan Kristen bersaing untuk pengikut, Islam unggul dengan rata-rata sepuluh dibanding satu.466 Sebagian manusia percaya kepada Allah tidaklah dengan sendirinya berarti bertauhid. Sebab, percaya kepada Allah itu masih mengandung kemungkinan percaya kepada yang lain-lain sebagai peserta Allah dalam keilahian. Ini memang problem manusia yaitu manusia umumnya memang percaya kepada Allah atau Tuhan, namun tidak murni sebagaimana digambarkan dalam sebuah firman Allah berikut ini: ‫َغ َلُ ِه‬ ‫َح ُظ ُل ُهم‬ ‫َو َما‬ ٤٤٣ ‫ََأو َمحٓاٍٖۚس َِأئل َنث ُرُهٱَلى َِّىئَّاَل ِ ِضذ َلوَلس ِّلىل ََٰػ َخل َِسمح َضُن َذٗ ِٓب ُٔمإ ِم ِىح َن‬ ً‫ِم‬ Artinya : Dan sebahagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya. Dan kamu sekali-kali tidak meminta upah kepada mereka (terhadap seruanmu ini), itu tidak lain hanyalah pengajaran bagi semesta alam. (QS. Yûsuf/12: 103-104) Diantara manusia memang ada yang tidak percaya sama sekali kepada Tuhan yaitu kaum ateis, tetapi mereka adalah 466Huston Smith, The Religion Of Man, New York: Harper and Row, hal. 223. 231 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

minoritas kecil sekali dalam masyarakat, termasuk dalam masyarakat negeri-negeri komunis yang secara resmi berideologi ateis sebagaimana hari-hari ini terbukti dan terungkap dengan gamblang. Karena itu ateisme bukan problem utama umat manusia. Sebaliknya, problem utama manusia justeru politeisme atau syirik yaitu kepercayaan yang sekalipun berpusat kepada Tuhan yang Maha Esa atau Allah, namun masih membuka peluang bagi adanya kepercayaan kepada wujud-wujud Tuhan lain dianggap bersifat ketuhanan atau ilâhî, meski lebih rendah dari Allah itu sendiri.467 Problem utama manusia politeisme bukan ateisme, maka program pokok Al-Qur‟an membebaskan manusia dari belenggu paham Tuhan banyak itu dengan mencanangkan dasar kepercayaan yang dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat al- Nafy wa al-Itsbât atau negasi konfirmasi dengan kalimat tidak ada Tuhan selain Allah (The God, Tuhan yang sebenarnya yaitu Tuhan Yang Maha Esa adalah Allah SWT).468 2. Tujuan Ilmu Tauhid Ilmu tauhid wajib dimiliki setiap muslim sebab ilmu tauhid ini akan menjadi dasar bagi seseorang supaya bisa meyakini dan percaya kepada tentang Maha Esaan Allah SWT. Maka dari itu ilmu tauhid sangat jelas bertujuan untuk menjadi motivator utama seorang muslim untuk mencintai Allah dengan mengetahui sifat-sifat dan nama-nama-Nya mulia. Pemahaman tauhid sudah digagas Ismail Razi Al-Faruqi secara komprehensif dan menyederhanakannya dalam pemahaman tauhid amaliah yang dilihat pada tatanan pemikiran dan kehidupan, sementara implikasinya terhadap ilmu pendidikan, dimensi kehidupan lain hanya tinggal memperhatikan dan mengembangkan saja.469 Bertauhid adalah manifestasi dari kesadaran terhadap kalimat tiada Tuhan Selain Allah (Lâ Ilâha Illa Allâh) dan implikasinya terlihat dari keseluruhan proses dan aspek kehidupan tetap mengakar pada kesadaran tauhid, Keharusan untuk mempertegas makna tauhid ini didorong adanya pemahaman keagamaan yang keliru tauhid hanya terbatas dalam dimensi kepercayaan. Padahal bila sebatas percaya saja belum disebut sebagai beriman. Sebagaimana firman Allah 467Nurcholis, Islam Doktrin..., hal. 162. 468Nurcholis, Islam Doktrin..., hal. 163. 469Ismail Raji Al-Faruqi, Tauhid, Bandung: Pustaka, t.th, hal, 45. Lihat juga Jaharuddin dan Bambang Sutrisno, Pengantar Ekonomi Islam, Jakarta: Salemba Empat, 2019, hal. 6. 232 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

dalam surah Al-Zumar ayat 38 menjelaskan tentang penting b‫ ُ َُۖمذه‬e‫لَُّخل‬r‫َٰٱًف‬t‫َشء‬a‫يِس‬uََ ‫َفبل‬hَِٰ ‫َأظ‬idً‫ َ َّخل‬d‫ ُُقه‬a‫ل‬l‫ُٖۚله‬a‫لُق‬mَّ ‫ ٖۚۦٱَله‬k‫ ًٍِّسه‬eَّ‫ُِػخ‬h‫ َىُمل‬i‫بخ‬d‫زُ ِق‬uََُُ‫ُله‬pَ‫َُّلذ‬a‫َٱلع‬n‫زظ َٰن‬m‫وۡ َلَِي‬a‫َٱد ِم‬n‫زَُامو‬uَ ‫ًَثأ‬sَِّi‫ن‬a‫م َُٰهى‬s‫لَِٰئ‬e‫ظ‬bَّ‫َِٖهه‬a‫ٱَّلل‬٢‫ل‬g‫ٍٱت‬a‫نُمق‬iَََ‫لىخن‬bَِ‫سوخ‬eَُ‫دم َُل‬r‫ىُِِّب‬iًَk‫ًَخي‬u‫ َِّْولُم‬t‫َمٱد‬:ِ ‫ََّ َموَغلَُاِلغئ ُِّ َسِِجنههدَۦًَٓ َُخَغطأََأىىلوََّمَتَُأنهَُلزام‬ Artinya : Dan sungguh jika kalian ingin bertanya kepada mereka: \"Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?\" niscaya mereka menjawab: \"Allah\". Katakanlah: \"Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala- berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: \"Cukuplah Allah bagiku\" Kepada-Nya-lah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. (QS. Al-Zumar/39: 38) Meskipun mereka sudah meyakini Allah berhak dijadikan sebagai Tuhan, namun masih banyak sekali manusia memiliki sifat syirik, menyekutukan Allah dengan mempercayai sesuatu benda atau makhluk mampu memberi maslahat dan mudharat bagi dirinya.470Hal itulah menjadikan ilmu tauhid ini menarik untuk dikaji, dipelajari dan diketahui setiap umat Islam sehingga bisa mengambil manfaat dari ilmu ini untuk mencapai sebuah tujuan hakiki dari kehidupan ini. Akan tetapi bukan berarti disiplin ilmu ini ilmu satu-satunya yang harus dipelajari karena sebagaimana dikatakan Harun Nasution untuk mengetahui dan mempelajari serta memahami ajaran Islam maka harus belajar tentang ilmu tauhid.471 Selain itu pembela ajaran tauhid berfungsi sebagai pembimbing umat manusia untuk menemukan kembali jalan lurus seperti yang telah dilakukan para Nabi dan Rasul, karena jika diibaratkan sebuah pohon dalam materi pembela ajaran 470Muhammad Quthub, La Ilaha Illa Allah Sebagai Akidah Syariah Dan Sistem Kehidupan, terj. Syafril Halim, Jakarta: Robbani Press, t.th, hal. 37. 471Roni Ismail, Menuju Hidup Islam, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008, hal. 23. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 233

tauhid adalah pokok akar untuk menemukan kembali jalan Allah yang dapat membawa umat manusia kepada puncak dari segala kebaikan.472 Dengan demikian seharusnya semua perbuatan, sikap, tingkah laku dan perkataan seseorang selalu berpokok kepada Allah sebagai Tuhan yang disembah dan Tuhan yang memberi segala kebutuhan manusia. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Fâtihah ayat 5 berbunyi: ُ٘‫ِئ ًَّا َك َوػ ُب ُد َوِئ ًَّا َك َوظ َخ ِػح ُن‬ Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS. Al-Fâtihah/1: 5) Perlu diketahui ketauhidan tidak hanya menyangkut hal-hal batin, akan tetapi jugameliputi sikap tingkah laku, perkataan dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu orang-orang yang mampu memahami dan menghayati tentang ilmu tauhid dengan baik dan benar akan membawa kepada kebahagiaan baik itu lahir ataupun batin. Mempelajari ilmu tauhid tidak cukup dengan dikuasai dan dihayati semata namun juga memiliki tujuan penting serta mengandung berbagai macam perihal penting dan sangat berguna untuk semua kehidupan manusia di dunia dan akhirat nanti seperti:473 a. Sebagai sumber inspirasi perbuatan manusia dalam melakukan kebaikan. b. Mampu membimbing manusia kejalan yang benar (mardhâtillâh) sekaligus mendorong mereka dalam mengerjakan ibadah penuh dengan keikhlasan. c. Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan. d. Mengantarkan manusia kepada kesempurnaan lahir dan bathin. Dari empat poin disebutkan di atas dapat dipahami pembelajaran ilmu tauhid selain bermanfaat bagi hal-hal batin juga bermanfaat bagi hal-hal lahir sehingga dari semua poin tersebut sangat jelas manfaatnya kehidupan manusia. Selain itu 20. 472Khalis M. Muhammad, Mu‟tahim La Tansa Ya Muslim, Jakarta: Alifbata, 2007, hal. 473Muhammad Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid, Jakarta: Citra Niaga Rajawali Press, t.th, hal. 7. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 234

dalam pembelajaran tauhid bertujuan tidak saja terbatas pada hubungan vertikal dengan Tuhan melainkan mencakup hubungan horizontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk yang ada dan hubungan ini harus sesuai dengan kehendak Allah sehingga dengan misi ini tauhid dapat mewujudkan sesuatu bentuk kehidupan sosial adil dan beradab. 3. Hakikat Tauhid dalam Pendidikan Kewirausahaan Ajaran tentang Keesaan Allah SWT atau Tauhîdullâh menjadi dasar pengetahuan. Tauhid mempunyai pengertian keyakinan tentang keesaan Tuhan dan segala pikiran dan teori berikut dalil-dalil yang menjurus kepada kesimpulan Allah sebagai Tuhan Maha Esa. Pada setiap jiwa seorang muslim harus mampu memulai pemahaman terhadap ketegasan sikap dari mengesakan Allah SWT. Adapun menurut Al-Faruqi sebagai konsep ilmu pengetahuan ilmu tauhid merupakan sikap pengakuan, keyakinan tentang Allah bahwa Allah merupakan Al-Haq atau kebenaran yang wujud/ada dan Allah itu Maha Esa tidak beranak dan tidak diperanakkan. Al-Faruqi melanjutkan sebagai seorang muslim berarti yakin dalam hati dengan kesadaran yang kuat kemudian dengan keyakinan itu manusia senantiasa mengabdi kepada Allah karena Allah Tuhan Maha Pencipta dan Maha Bijaksana. Seseorang menjadi Islam berarti mengerjakan segala yang diperintahkan-Nya semata-mata demi Dia yaitu Allah SWT.474 Tauhid sebagai landasan dan fondasi bagi setiap muslim tauhid ini menghasilkan keyakinan rezeki selalu disediakan Allah. Menurut Sayyid Nawab konsep tauhid bisa diaktualisasikan dalam menempa kekebalan iman seseorang dalam menjalin relasi bersifat vertikal dan sekaligus horizontal.475 Secara vertikal setiap muslim harus meyakini Allah menjamin rezeki bagi setiap makhluk hidup. Tetapi, keimanan tersebut harus ditransformasikan dalam aktualisasi wilayah horizontal. Konsekuensinya, manusia harus bekerja (sebagai contoh melakukan wirausaha) pelaksanaannya melibatkan 474Ibrahim Muhammad Ibn Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, terj. Muhammad Anis Matta, Jakarta: Litbang Pusat Studi Islam Al-Manar, t.th, hal. 4. Lihat juga dalam Ismail Razi Al-Faruqi, Tauhid, Bandung: Pustaka, t.th , hal. 45. 475Sayyid Nawab Naqvi, Ethics And Economics, An Islamic Synthesis, terj. Husin Anis, Etika Dan Ilmu Ekonomi Suatu Sintesis Islami, Bandung: Mizan, 1993, hal. 50-51. Dan Labib Muzaki Shobir, “Tasawuf Enterpreneurship: Membangun Etika Kewirausahaan Berbasis Prophetic Intelligence,” Jurnal Al-Nisbah, Vol. 03, No. 02, April 2017, hal. 427. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 235

hubungan mutual relationship antara dirinya sebagai penyedia barang/jasa dengan orang lain sebagai konsumen.476 Fondasi atau dasar tersebut bisa dikembangkan sesuai dengan konteks pelaksanaan wirausaha. Fondasi tauhid dalam wirausaha tersebut harus selalu dipelihara bagi setiap wirausahawan muslim berbarengan dengan pelaksanaan kewirausahaan yang digeluti. Karena itu, tauhid merupakan dasar fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan harus semakin kokoh fondasi yang dibuat. Kalau fondasi lemah bangunan akan cepat ambruk dan roboh tidak ada bangunan tanpa ada fondasi.477 Tauhid menjadi landasan dalam berwirausaha karena manusia harus mengikuti aturan dan syariat yang telah ditetapkan Allah, seorang yang mengikuti aturan syariat itu merasakan bahwa dalam semua kegiatan usahanya mampu menghadirkan Allah SWT. Hal ini perlu dilakukan oleh setiap wirasuahawan karena tidak boleh berlepas diri dan lari dari ‫ل‬aَُtَ uًrَ aًn‫ل ِر‬tَّ ‫ٱ‬er‫ء‬sَ ‫ا‬eٓ‫ى‬bَ ‫ه‬u‫أ‬tَ , ‫ؼ‬se‫د ِب‬bَّ ‫َج‬ag‫َل‬aَ‫َو‬im‫َها‬a‫ػ‬n‫ِب‬a‫ٱ َّج‬f‫ف‬iَ r‫س‬mِ ‫م‬a‫ۡ َل‬n‫ٱ‬ Allah dalam Al-Quran: ًَ ‫َش ِسَ َػت ِّم‬ ‫ؤ َغ َل َٰى‬٢َ ‫َُزٌ َّمػ َل ُمَحىَػَلنُ َٰى‬ Artinya : “Kemudian kami jadikan bagi kamu syari‟ah dalam berbagai urusan, maka ikutilah syariah itu, Jangan ikuti hawa nafsu orang- orang yang tidak mengetahui” (QS:1Al-Jâtsiyah/45: 18). Kalau ajaran Islam dapat dibagi dalam sistematika Akidah, Ibadah, Akhlak dan Muamalah atau Akidah, Syariah dan Akhlak atau Iman, Islam dan Ihsan, maka ketiga aspek tersebut di atas tidak dapat dipisahkan sama sekali antara satu dengan yang lain saling mengikat dan terkait. Seseorang yang memiliki akidah yang kuat pasti melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermuamalah dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima Allah kalau tidak dilandasi dengan akidah yang lurus seseorang tidaklah dinamai berakhlak mulia apabila tidak memiliki akidah yang benar begitu seterusnya bolak balik dan bersilang. 236 476Labib, Tasawuf Enterpreneurship..., hal. 427. 477Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, Yogyakarta: LPPI, 2011, hal. 10. Penulis : DR. H. ADI MANSAH

D. Orientasi, Urgensi dan Esensi Pendidikan Kewirausahaan 1. Orientasi Pendidikan Kewirausahaan Orientasi bagian dari salah satu inti penting menjadi faktor yang turut mempengaruhi produktifitas dan kualitas kinerja seseorang dalam berwirausaha atau bekerja diantara faktor yang menjadi pendorong dalam berwirausaha ialah ketenangan hati. Dalam Islam ketenangan hati itu langsung diabadikan Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur‟an disebutkan ketenangan hati dengan istilah muthmainnah,478 Sesungguhnya manusia memiliki kemampuan dalam menyeimbangkan kebutuhan pribadi dengan baik ketika seseorang mampu menyeimbangkan kepribadian diri maka disitulah seseorang menemukan ketenangan jiwa dengan menjalankan kehidupan secara normal serta menghiasi kehidupan dengan akhlak mulia. Apabila seseorang menjalankan dengan baik maka mendapatkan gelar istimewa yaitu “al-Nafsu al-Muthmainnah” dengan makna jiwa yang tenang artinya jiwa yang memiliki derajat tinggi dari seluruh jiwa yang ada.479 Adapun diantara ayat menjelaskan tentang ketenangan h‫ َۗم‬a‫نِه‬tِi‫ َٰم‬bً‫ئ‬eِ r‫َؼ‬s‫م‬uَّ m‫ٗٗىا‬b‫ َٰم‬eً‫ا‬r‫ ٗ ِمئ‬d‫نوُْا‬aٓ ِ‫ُد‬r‫َاخ‬i‫َد‬A‫حمُاز‬lًَ‫ل‬lُِa‫لن‬hَِ‫ح َغ‬S‫ه ِى‬W‫ل َّلإ ُِم‬Tُ‫ٱْٱل‬s‫ن‬eَ‫ب‬b‫ىَم ِا‬a‫َو‬g‫عق ُل‬aُ ِٖۚi‫ي‬b‫فز‬eِ‫ۡ َل‬r‫ٱَت‬i‫وى‬kَ َُu‫ِثن‬tِ‫ظ‬:‫َُوِهل ََّلى ِهٱ َّل ُِحر ُى ٓيى َُدأه َٱصل َىَّظٱَٰمل َٰ َّى‬ Artinya : Dia Allah yang telah memberikan kedamaian ke dalam hati manusia yang beriman agar keimanan mereka bertambah-tambah di samping keimanan mereka. Dan milik Allah SWT semua yang adadi langit dan di bumi serta Allah Maha Mengetahui lagi Maha Hakim. (QS. Al-Fath/48: 4) Menurut ayat di atas dijelaskan tidak bisa seseorang mendatangkan ketenangan dan ketenteraman dalam kehidupan kecuali lebih mengutamakan iman kepada Allah SWT sebagai 478Kata Muthmainnah berarti ketenangan hati hanya bisa diraih dengan cara berzikir kepada Allah SWT. Karena dengan berzikir kepada-Nya hati dan jiwa manusia jadi tenang dan tentram. Muthmainnah juga bisa diartikan sebagai orang-orang yang bijak dan mendalam pengenalannya terhadap Allah dikenal sebagai orang arif. Lihat Abdullah Gymnastiar, Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu, Jakarta: Gema Insani Press, 2007, hal. 13. 479Musfir Bin Said Al-Zahrani, Konseling Terapi, Jakarta: Gema Insani Press, 2005, hal. 451. Lihat juga Hilmy Bakar Almas City, Panduan Jihad Untuk Aktifis Gerakan Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, hal. 300. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 237

dasar dari ketenangan dan ketenteraman itu. Bersama ini juga telah ditegaskan Allah dalam Al-Qur‟an pada surah Al-Ra‟d ayat 28 sebagai berikut: ‫َأ ََل‬ ‫ٱل َّل َِۗه‬ ‫ِب ِرل ِس‬ ‫ُق ُلىُبُهم‬ ‫َوَجط َم ِئ ُّن‬ ‫ َمُٕىىْا‬٢‫ٱٱ َّلل ُِقرُلً َىً ُبُ َءا‬ ‫ِب ِرل ِس ٱل َّل ِه َجط َم ِئ ُّن‬ Artinya : Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra‟d/13: 28) Menurut ayat di atas seorang yang beriman akan mendapatkan ketenangan jiwa dan ketenteraman hati semakin tenang hati seseorang maka semakin tenteram jiwa dan kehidupan. Sebaliknya semakin tercipta ketenangan dalam kehidupan seseorang supaya semakin meningkat pulalah rasa keimanan terhadap Allah SWT.480 Ketenangan dan ketenteraman hati orang beriman selalu berzikir kepada Allah dengan lisan seperti membaca Al-Qur‟an, membaca tasbih, tahmid dan takbir atau dengan mendengarkan serta melaksanakan ibadah salat. Karena ketenangan dan ketenteraman hati orang beriman dapat diraih dengan berzikir terhadap Allah dan mengesakan-Nya tanpa ada keraguan sedikitpun. Sedangkan menurut pendapat lain dalam ayat Al-Qur‟an bisa ditemui beberapa kali terdapat 8 kali istilah “muthmainnah” yang dihubungkan langsung dengan keadaan kejiwaan manusia. Bahkan 7 kali diungkapkan berkaitan dengan istilah kata “qalb” sekalian berpasangan dengan kata “nafs” bisa dilihat dalam QS. Al-Fajr: 27. Kedelapan ayat tersebut terdapat pada surah sebagian telah peneliti sebutkan pada bahasan sebelumnya. Adapun rincian ayat dapat dilihat pada QS. Ali-Imran: 126, QS. Al-Mâidah: 113, QS. Al-Anfâl: 8, QS. Al-Ra‟d: 28, QS. Al-Baqarah: 260, QS. Al-Nahl: 106, QS. Al-Fajr: 27, QS. Al-Haj: 11.481 Ayat- ayat tersebut memberi petunjuk sumber ketenangan bagi seorang manusia adalah Allah SWT dengan jalan beriman dan bertakawa kepada-Nya. Kondisi kejiwaan manusia itu bukan 480Said Agil Siraj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial: Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi, Bandung: Mizan, 2006, hal. 391. 481Wardoyo, Membentuk Entrepreneur Muslim..., hal.144. 238 Penulis : DR. H. ADI MANSAH

hanya saja dialami di hari akhirat kelak saja namun juga memberi dampak positif dalam berbagai aspek kehidupan manusia di dunia, termasuk menumbuhkan semangat dan memiliki orientasi kerja dan peningkatan produktifitas dalam dunia usaha.482 Nilai terkandung dalam kata “muthmainnah” merupakan sebagai salah satu motivasi dan self control bagi pendidikan kewirausahaan, apabila seseorang telah mencapai ketenangan jiwa pada tingkat yang paripurna, maka ini akan menjadi landasan dalam semua usaha dan pekerjaannya. Al-Qur‟an tidak lagi menyebutkan dengan istilah qalb tetapi menjadi nafs, karena istilah nafs mengandung arti totalitas manusia. Kata nafs hanya satu kali berdampingan dengan kata muthmainnah dalam Al- Qur‟an sebagaimana terlihat pada surah Al-Fajr: 27 berbunyi sebagai berikut: ٕ٧ ُ‫ًَٰٓ َأ ًَّ ُتَها ٱل َّىف ُع ٱْلُط َم ِئ َّى ُت‬ Artinya : Hai jiwa yang tenang. (QS. Al-Fajr/89: 27) Ayat tersebut di atas, menyatakan bahwa ketenangan hanya ada di dalam surge meskipun ketenangan jiwa secara relatif diperoleh manusia semasa di dunia. Sebab pada hakikatnya sepanjang kehidupan di dunia, jiwa manusia yang beriman merupakan rangkaian antara perasaan cemas dan harap. Berkaitan dengan masalah pekerjaan ketenangan jiwa seseorang akan melahirkan dua kekuatan. Pertama, berfungsi sebagai sumber semangat (optimisme) sehingga akan melahirkan motivasi dan gairah kerja. Kedua, unsur kecemasan yang terkandung makna di dalamnya akan menimbulkan sikap kehati-hatian dalam menangani dan menghadapi segala pekerjaan. Dalam pendidikan kewirausahaan seseorang harus memiliki ketenangan jiwa agar segala yang di hadapi bisa dijalani dengan sempurna paling tidak ada lima faktor orienatsi yang sangat mempengaruhi ketenangan jiwa seseorang yaitu situasi dan kondisi sekitar, rasionalisme, kesehatan lahir batin, unsur material, nilai aktifitas sehari-hari.483 Hal lain menentukan 482Wardoyo, Membentuk Entrepreneur Muslim..., hal. 145. 483Sri Larasati, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Budi Utama, 2018, hal. 78. Penulis : DR. H. ADI MANSAH 239


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook