BINTANG PRESTASI SEBAGAI STIMULAN PEMBENTUKAN KARAKTER MULIA SISWA DI SMP NEGERI 7 CILACAP Karya Tulis Untuk Diseminarkan Pada Seminar Nasional Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2018 Oleh: SIGIT KINDARTO, M.Pd. NIP. 19700501 200801 1 007 SMP NEGERI 7 CILACAP Alamat: Jln. Kancil No. 4 Mertasinga Cilacap Jawa Tengah Telpon. (0282) 543225 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN CILACAP JAWA TENGAH 2018 Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 1 | 15
BINTANG PRESTASI SEBAGAI STIMULAN PEMBENTUKAN KARAKTER MULIA SISWA DI SMP NEGERI 7 CILACAP Oleh Sigit Kindarto SMP Negeri 7 Cilacap [email protected] Abstrak Best practice ini merupakan laporan pengalaman penulis dalam rangka menanamkan benih- benih kejujuran kepada siswa di SMP Negeri 7 Cilacap. Karakter jujur menjadi oase mahal bagi kehidupan di negeri ini, di tengah maraknya penangkapan pejabat Negara karena tersangkut kasus korupsi secara massal. Oleh karena itu, penanaman karakter jujur perlu dilakukan sejak dini. Metode pemberian Stimulus Bintang Prestasi, Warung SMS Mandiri serta Kantin Kejujuran menjadi sarana efektif mewujudkan kepribadian siswa berkarakter jujur secara inkulkasi. Rekapitulasi dari stimulan bintang prestasi terdapat 68,73% siswa SMP Negeri 7 Cilacap yang telah menunjukkan aktualisasi diri berkarakter mulia. Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 2 | 15
BINTANG PRESTASI SEBAGAI STIMULAN PEMBENTUKAN KARAKTER MULIA SISWA DI SMP NEGERI 7 CILACAP A. Pendahuluan Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan kualitas siswa. Dalam pasal 2 Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No. 20 Th. 2003) dijelaskan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian kualitas siswa tidak hanya dilihat dari aspek intlektual semata, akan tetapi menyangkut ketiga aspek pendidikan, yaitu aspek kognitif yang berkaitan dengan kecerdasan, aspek afektif berkaitan dengan sikap, dan perilaku atau karakter, serta aspek psikomotor, berkaitan dengan kecakapan siswa. Istilah karakter dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 683) diartikan sebagai ”tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Watak dapat dimaknai sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku, budi pekerti, serta tabiat dasar”. Pembentukan karakter seperti diungkapkan pakar Karakter dari UNY yaitu Prof. Zamroni mencirikan nilai keberagaman yang berimplikasi pada terbentuknya perilaku menghormati dan menghargai orang lain / respect; keterbukaan dan adil / fairness; serta kepedulian / caring. (Mumpuniarti, 2012: 248-257), Oleh karena itu, karakter yang dibudayakan di sekolah akan melahirkan siswa-siswa yang cerdas, baik dari sisi intelektual dan emosional yang dibuktikan dengan hasil belajarnya, implementasi sikap keseharian maupun kemampuan Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 3 | 15
skillnya. Lembaga pendidikan tidak hanya sekedar menghasilkan lulusan yang berprestasi dari sisi nilai hasil ujian yang tinggi, akan tetapi mampu melahirkan generasi baru yang berkarakter mulia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Generasi yang senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam norma yang berlaku ke dalam tingkah laku keseharian. Namun demikian Thomas Lickona (1991: 51) telah memprekdisikan akan terjadinya perilaku yang mengarah kepada dekarakterisasi moral di masyarakat. Dekarakterisasi tersebut sebagai pertanda akan segera datangnya kehancuran suatu bangsa yaitu: 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, 2. Ketidakjujuran yang membudaya, 3. Semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orangtua, guru, dan figur pemimpin 4. Pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan, 5. Meningkatnya kecurigaan dan kebencian, 6. Penggunaan bahasa yang memburuk, 7. Penurunan etos kerja, 8. Menurunnya rasa tanggungjawab individu dan warga negara, 9. Tingginya perilaku merusak diri, dan 10. Semakin kaburnya pedoman moral. Saat ini prediksi tersebut telah terlihat nyata di hadapan kita. Terjadinya tawuran yang melibatkan kaum berpendidikan (baca: pelajar dan mahasiswa) yang mestinya mengedepankan sisi intelektualitasnya dalam menyelesaikan problema bersama bukan ototnya yang diutamakan, pudarnya rasa hormat kepada orang tua, siswa berani melukai secara fisik gurunya. Dekadensi moral di kalangan pelajar sungguh meresahkan dan membuat keprihatinan banyak pihak, free sex merajalela, realita pelanggaran tata krama di jalan seakan sudah menjadi tradisi, ketidakjujuran merajalela disegala lini dan sendi kehidupan masyarakat ditunjukkan dengan banyak tersangka korupsi dan pungli yang berhasil ditangkap oleh petugas berwajib akan tetapi ternyata tidak mengurangi niat jahat bagi yang lain untuk berbuat yang sama. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dicari solusinya. Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 4 | 15
Penulis berpikir bahwa untuk memutus mata rantai dekarakterisasi moral tersebut harus dimulai dari dunia pendidikan. Sekolah selama ini belum bertindak proaktif dalam penanaman budaya karakter mulia siswa karena sifatnya top-down. Oleh karena itu, sekolah sebagai garda terdepan pembentuk karakter siswa sudah saatnya harus tampil optimal melalui program yang kreatif dengan mengutamakan kearifan lokal untuk memberikan inkulkasi karakter mulia kepada siswanya. Dengan demikian setiap sekolah harus dapat dan mampu menggali potensi yang dimilikinya dalam mengembangkan karakter mulia, sehingga setiap sekolah satu dengan lainnya mungkin mempunyai program dan pendekatan yang berbeda dalam penanaman inkulkasi karakter mulia ini karena disesuaikan dengan potensi diri, kearifan lokal serta stakeholdernya . SMP Negeri 7 mempunyai cara dan pendekatan yang unik, menarik akan tetapi mampu mengajak siswa untuk membumikan dan membudayakan karakter mulianya karena cara pendekatan tersebut dapat diaplikasikan secara nyata dalam peri pergaulan dan kehidupan keseharian di sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada pendahuluan terebut, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pembentukan karakter mulia pada siswa di SMP Negeri 7 Cilacap ? C. Pembahasan Dan Solusi Pembentukan Karakter Mulia di SMP Negeri 7 Cilacap dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut : 1. Pemberian Bintang Prestasi Bintang Prestasi adalah reward yang diberikan sekolah yang dikelola melalui Program Urusan Kesiswaan kepada setiap siswa yang telah berbuat Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 5 | 15
jujur dan kebaikan lainnya kepada sesama siswa, guru maupun masyarakat sekitar. Perbuatan jujur merupakan esensi dasar perbuatan baik lainnya. Orang berbuat jujur maka efek dominonya perbuatan berikutnya akan selaras dengan norma yang berlaku dalam masyarakat termasuk norma di sekolah. Oleh karena itu, kejujuran mendapat perhatian utama sebagai dasar pembentukan karakter mulia di SMP Negeri 7 Cilacap. Pemberian bintang prestasi ini dimaksudkan sebagai stimulus kepada siswa sebaga reward atas perilaku kejujuran yang ditunjukkannya, dengan demikian akan diikuti kesadaran siswa lainnya untuk berbuat jujur pula. Kriteria siswa yang mendapatkan bintang prestasi adalah siswa : a. Menemukan barang bukan miliknya kemudian diserahkan kepada guru yang mengurusi barang temuan untuk diserahkan kembali atau diumumkan kepada yang kehilangan. b. Melakukan perbuatan baik yang dampaknya luar biasa bagi kepentingan siswa, sekolah dan masyarakat c. Berinisiasi positif disaat siswa lain tidak mau melakukannya, tetapi ada siswa yang berani mengambil sikap untuk tampil menginisiasinya. Teknis pemberian / penyematan bintang prestasi adalah ketika dilaksanakan upacara bendera hari Senin atau hari besar lainnya setiap bulan sekali. S i g i t K i nGd aamr tboar– 1.S Pe meni yneamr aKtaenm Bd iinktab nu gd P2r0e1st8asi P a g e 6 | 15
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa penerima bintang prestasi diketahui oleh siswa lain dan menjadi tokoh pelopor kejujuran, kemudian siswa lain mengikuti jejaknya untuk berbuat baik dan jujur. Selain penyematan bintang prestasi pada waktu upacara bendera juga dilakukan “Celebrasi Anak Jujur”, yaitu semua siswa penerima bintang prestasi balik kanan menghadap barisan peserta upacara kemudian melompat ke udara sambil melemparkan topinya dengan meneriakkan yel yel “Akulah Anak Jujur”. Bintang prestasi yang diperoleh siswa kemudian dapat ditukarkan nilai kepada guru mGaatmabpaerl2a.jaCraenlebyraansgi Ldoimkephaetnadna“kAinkyualakhaArennaaknJiluajiurh”ariannya kurang untuk mendapatkan tambahan nilai dari mata pelajaran tersebut. Selain mendapatkan tambahan nilai, penerima bintang prestasi juga mendapatkan Voucher Belanja di Kantin Kejujuran Sekolah dengan besar nominal yang telah ditentukan. Pemberian Voucher Belanja di Kantin Kejujuran ini diberikan pada moment - moment istimewa, seperti peringatan: Hari Pendidikan Nasional, Hari Anak Indonesia, HUT RI, Sumpah Pemuda, Hari Guru. Semua itu dilakukan agar siswa mampu membumikan karakter mulianya. Semenjak diberikannya stimulant bintang prestasi ini tidak ada lagi kekawatiran barang-barang berharga yang tertinggal, baik HP, uang, Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 7 | 15
kacamata, dompet akan hilang atau tidak kembali, karena telah terbukti siswa di SMP Negeri 7 Cilacap mempunya rasa peduli dan menunjukkan karakter jujurnya. Sebelum diadakan Reward Bintang Prestasi jarang sekali siswa yang mau melaporkan hasil temuannya kepada sekolah, meskipun banyak anak yang melapor dan merasa kehilangan. Kehilangan barang ini bukan berarti SMP Negeri 7 Cilacap banyak terjadi pencurian (hilang dicuri), tetapi barang tersebut hilang karena jatuh disuatu tempat, tertinggal atau lupa meletakkannya. Banyaknya bintang prestasi yang telah diberikan kepada siswa SMP Negeri 7 Cilacap selama tahun 2015 tampak dalam tampilan tabel berikut ini: Tabel 1. Stimulan Bintang Prestasi PEMBERIAN STIMULAN BINTANG PRESTASI DI SMP NEGERI 7 CILACAP TAHUN 2015 NO NAMA BARANG VOLUME TEMUAN BULAN JANUARI PERLENGKAPAN SEKOLAH 12 FEBRUARI UANG 18 MARET 1 PERLENGKAPAN MINUM 5 APRIL ASESORIS 9 MEI LAIN - LAIN 2 P a g e 8 | 15 PERLENGKAPAN SEKOLAH 10 JUNI UANG 20 2 PERLENGKAPAN MINUM 2 ASESORIS 8 LAIN - LAIN 3 PERLENGKAPAN SEKOLAH 5 UANG 20 3 PERLENGKAPAN MINUM 6 ASESORIS 5 LAIN - LAIN 5 PERLENGKAPAN SEKOLAH 27 UANG 33 4 PERLENGKAPAN MINUM 4 ASESORIS 4 LAIN - LAIN 3 PERLENGKAPAN SEKOLAH 23 UANG 34 5 PERLENGKAPAN MINUM 11 ASESORIS 10 LAINS -i LgAiINt K i n d a r t o – S e m i n a r K e m d i 3k b u d 2 0 1 8 PERLENGKAPAN SEKOLAH 15 UANG 22 6 PERLENGKAPAN MINUM 2 ASESORIS 2 LAIN - LAIN 1
Dari tabel temuan tersebut dapat direkapitulasikan ke dalam pemberian bintang prestasi kepada siswa SMP Negeri 7 Cilacap selama satu (1) tahun di tahun 2015 seperti tampak dalam tabel berikut : Tabel 2. REKAPITULASI PEMBERIAN STIMULAN BINTANG PRESTASI DI SMP NEGERI 7 CILACAP TAHUN 2015 NO NAMA BARANG VOLUME TEMUAN PERLENGKAPAN SEKOLAH UANG 155 1 PERLENGKAPAN PENUNJANG SEKOLAH 250 ASESORIS 59 LAIN - LAIN 59 31 JUMLAH 554 Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 9 | 15
Hasil dari rekapitulasi tersebut dapat ditunjukkan dalam grafik berikut: PERSENTASE STIMULAN BINTANG PRESTASI 5% 28% PERLENGKAPAN SEKOLAH 11% UANG 11% PERLENGKAPAN PENUNJANG 45% SEKOLAH ASESORIS LAIN - LAIN Gambar 3. Persentase Pemberian Bintang Prestasi Dari tabel dan grafik dapat diketahui bahwa selama satu tahun terdapat 554 dari 806 siswa yang dapat menunjukkan perilaku jujur dan berbuat baiknya dengan mengembalikan barang yang ditemukannya dan secara persentase ada 68,73%. Sedangkan persentase untuk stimulant penerima bintang prestasi dapat dibedakan 45% untuk penemu uang, 28% penemu perlengkapan sekolah, 11% untuk penemu asesoris, 11% untuk penemu perlengkapan penunjang sekolah dan 5% untuk lain-lain. Dampak dari Stimulus pemberian Bintang Prestasi ini yang mampu menunjukkan tingkat kejujuran yang cukup tinggi yaitu 68,73%, kemudian di SMP Negeri 7 Cilacap menyediakan fasilitas Warung SMS Mandiri. 2. Warung SMS Mandiri Warung SMS Mandiri adalah sebuah program yang berupa penyediaan fasilitas komunikasi siswa dengan orangtua / wali murid disaat waktu jam Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 10 | 15
sekolah dengan mengedepankan kejujuran siswa. Bentuk Warung SMS Mandiri ini adalah 1 (satu) buah Handphone yang diletakkan di atas meja, dilengkapi dengan banner identitas Warung SMS Mandiri dan Kotak uang untuk menempatkan pembayaran setelah melakukan transaksi, serta satu buah buku transaksi kegiatan SMS yang dilakukan siswa. Warung SMS Mandiri ini diletakkan di tempat yang strategis dan mudah dijangkau siswa. Ide dasar penyediaan Warung SMS Mandiri ini adalah Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cilacap, yang berisi larangan siswa membawa Handphone ke sekolah. Untuk memberi solusi atas kebutuhan komunikasi siswa dengan orang tua atau wali siswa selama jam sekolah, maka disediakanlah 1 (satu) buah Handphone yang dapat digunakan oleh siswa untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Fasilitas yang dapat digunakan dari handphone ini hanya untuk berkirim SMS saja. Maka diberilah nama Warung SMS Mandiri. Warung SMS Mandiri dipilih menjadi penyedia layanan komunikasi siswa setelah mengevaluasi kegiatan Stimulan Bintang Prestasi yang menunjukkan peningkatan karakter mulia pada diri siswa. Pengelolaan Warung SMS Mandiri diserahkan kepada OSIS Seksi Kewirausahaan. Di dalam Warung SMS Mandiri setiap satu kali mengirim pesan, siswa dikenai biaya pulsa Rp. 500,-. Uang tersebut dimasukkan ke dalam kotak uang yang tidak terkunci dan tidak ada petugas jaganya sehingga kegiatan ini melatih tingkat kejujuran siswa. kemudian dalam waktu 1 minggu uang perolehan transaksi di Warung SMS Mandiri dibukukan dalam Kas Seksi Kewirausahaan OSIS. Modal pertama yang digunakan untuk usaha ini membeli pesawat handphone Nokia Rp. 250.000, Kartu Perdana Rp. 25.000 dan buku catatan transaksi penggunaan Warung SMS Mandiri Rp. 10.000 dan bolpoint Rp. 3.000, jadi total modal Rp. 288.000. Saat ini perolahan uangnnya sebesar Rp. 2.321.500. Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 11 | 15
Warung SMS Mandiri ini memberikan ruang dan tempat kepada seluruh siswa SMP Negeri 7 Cilacap untuk senantiasa mengaktualisasi perilaku karakter mulianya yaitu jujur 3. Kantin Kejujuran Setelah melihat progresifitas dan keberhasilan penanaman karakter mulia khususnya sikap jujur berdasarkan Stimulan Bintang Prestasi dan penyediaan layanan Warung SMS Mandiri di SMP Negeri 7 Cilacap kemudian dilakukan launching wadah dan sarana lanjutan untuk semakin membumikan pembentukan karakter mulia siswa yaitu Kantin Kejujuran. Kantin Kejujuran mungkin bukan merupakan kosa kata yang asing bagi kita (baca: guru), karena telah banyak sekolah yang mencoba melaksanakannya. Bahkan pemerintah dalam upaya menumbuhkan karakter mulia secara nasional pernah melakukan seminar, pelatihan dan pengenalan program kantin kejujuran di sekolah. Kucuran dana subsidipun digelontorkan untuk pembentukan Kantin Kejujuran di sekolah-sekolah. Banyak sekolah yang menyelenggarakan dan membuka kantin kejujuran sebagai sarana untuk melatih dan membentuk karakter jujur pada diri siswa. Akan tetapi banyak Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 12 | 15
sekolah yang harus menutup operasional kantin kejujurannya dan gulung tikar, dikarenakan perolehan hasil penjualan barang yang disediakan oleh Kantin Kejujuran tidak sesuai dengan modal yang telah disediakan. Ini berarti banyak pembeli yang tidak jujur dalam transaksinya sehingga kantin mengalami kerugian, dan pada akhirnya tutup alias gulung tikar. Belajar dari pengalaman sekolah lain yang telah menyelenggarakan fasilitas Kantin Kejujuran tetapi mengalami kebangkrutan dan menyadari fasilitas kantin kejujuran memerlukan modal dana yang tidak sedikit, maka SMP Negeri 7 Cilacap mulai merintis dan membuka Kantin Kejujuran setelah mengetahui tingkat kejujuran siswa tinggi. Tujuannya adalah memberikan tambahan wadah dan ruang bagi siswa untuk senantisa menjaga marwah kejujurannya setiap saat, setiap waktu dan terbukti siswa SMP Negeri 7 Cilacap mampu melanggengkan karakter mulianya ini dengan perolehan income Kantin Kejujuran yang tidak pernah defisit. Gambar 5. Transaksi di Kantin Kejujuran Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 13 | 15
Kantin kejujuran selain menjadi wahana implementasi kejujuran siswa juga dapat digunakan untuk menambah kesejahteraan bagi SMP Negeri 7 Cilacap. Dua tujuan sekaligus dapat dicapai dalam satu langkah yang sama. D. Kesimpulan dan Harapan Penulis Stimulan Bintang Prestasi adalah pemberian dan penyematan reward berupa Pin Bintang ke dada siswa yang telah berkarakter mulia dengan ditunjukkan berlaku jujur dan berbuat baik. Stimulan Bintang Prestasi ini memberikan penghargaan dan menempatkan siswa yang telah berkarakter mulia menjadi pelopor bagi siswa lain untuk bisa berkarakter yang sama. Rekapitulasi dari stimulan bintang prestasi terdapat 68,73% siswa SMP Negeri 7 Cilacap yang telah menunjukkan aktualisasi diri berkarakter mulia. Inkulkasi moral melalui stimulan bintang prestasi telah menjadi sarana efektif dalam membudayakan karakter mulia pada siswa di SMP Negeri 7 Cilacap. Dampak positif dari pelaksanaan stimulant dan inkulkasi moral ini adalah dilaunchingnya program lanjutan berbasis kejujuran, yaitu Warung SMS Mandiri dan Kantin Kejujuran yang kesemuanya menunjukkan hasil yang menggembirakan bagi pembentukan karakter mulia di SMP Negeri 7 Cilacap Harapan penulis, semoga program ini dapat diterapkan di sekolah lain untuk bersama-sama membangun karakter mulia siswa dalam rangka mempersiapkan generasi emas Indonesia. Penulis siap melakukan desiminasi Program Stimulan Bintang Prestasi dan program lanjutannya. Semoga bermanfaat…. Aamiin yaa robbal’alamin Kejujuran akan menyelamatkan hidup kita di dunia dan akherat…… Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 14 | 15
DAFTAR PUSTAKA Kamus Bahasa Indonesia (2008) Pusat Bahasa Indonesia Mumpuniarti (2012) Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun II, Nomor 3, Oktober 2012, halaman 248-257, Yogyakarta: UNY Press. Thomas Lickona. (1991) Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sigit Kindarto – Seminar Kemdikbud 2018 P a g e 15 | 15
Search
Read the Text Version
- 1 - 15
Pages: