PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI & SOSIAL EMOSIONAL Disampaikan dalam rangka Pembimbingan Guru oleh: Sriah, S.Pd., M.Pd Malang, 21 Desember 2021 Di Sekolah Alam Avisiena Malang
Agenda 01 Pembelajaran Berdiferensiasi 02 Pembelajaran Sosial Emosional 03 RPP Berdiferensiasi dan Sosial Emosional 04 Penyusunan RPP Berdiferensiasi dan Sosial Emosional
DASAR UU Nomor 20 Tahun 2003 Visi Kemendikbud 2020-2024 Sistem Pendidikan Nasional ”Mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat mandiri, dan berkepribadian PP Nomor 57 Tahun 2020 melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun 2005 beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, PP Nomor 32 Tahun 2010 dan berakhlak mulia, bergotong royong, PP Nomor 13 Tahun 2015 dan berkebinekaan global” Tentang Standar Nasional Pendidikan SE No 15 Tahun 2020 Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Corona Virus Deseas (COVID-19). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 Tentang Pelaksanaan Kurikulum Pada Standar Kelulusan Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus Standar Isi SE Mendikbud No 4 Tahun 2020 3 Standar Proses Standar Penilaian Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Darurat Penyebaran Corona Virus Disease Tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar (Covid-19)
Tujuan Kegiatan Guru dapat mengelola aspek sosial dan emosional dalam menjalankan tupoksinya 02 Guru dapat memahami 01 Guru dapat pembelajaran berdiferensiasi 03 menerapkan pembelajaran sosial emosional di kelas 04 Guru dapat menyusun RPP yang berpihak pada murid PB dan PSE
Sumber: Peta Jalan Pendidikan Indonesia, 2020 (Renstra 2020 – 2024)
Objektif Utama: Pengembangan SDM unggul harus bersifat holistik dan tidak terfokus kepada kemampuan kognitif saja “Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila” Beriman, Bertaqwa Kebhinekaan Global kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia Mandiri Gotong Royong Bernalar Kritis Kreatif Wardah Inspiring Teacher (WIT) – 25 November 2020 PROFIL PELAJAR PANCASILA 6
Episode #6 Transformasi dana Pemerintah Episode #7 Program Sekolah untuk Pendidikan Tinggi Penggerak
MERDEKA BELAJAR EPISODE 1 : 1 2 3 4 Mengubah Ujian Menghapus Ujian Menyederhana Menyesuaikan Nasional menjadi Sekolah kan Rencana kuota penerimaan Asesmen Kompetensi Pelaksanaan peserta didik baru Minimum dan Survei Berstandar Pembelajaran Nasional berbasis zonasi Karakter
TRANSFORMASI PENDIDIKAN EPISODE 5 EPISODE 7 EPISODE 1 ASESMEN NASIONAL Asesmen Kompetensi Minimum Survey Karakter Survey Lingkungan Belajar PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia, maupun anggota masyarakat “Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu” Didiklah anak-anak dengan cara Ing ngarso sung tuladha, yang sesuai dengan tuntutan ing madyo mangun karso, alam dan zamannya sendiri tut wuri handayani
KODRAT ALAM KODRAT ZAMAN
Mengapa kita melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi?
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI serangkaian keputusan masuk Penilaian berkelanjutan akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang Manajemen kelas yang efektif berorientasi kepada kebutuhan murid Menciptakan lingkungan belajar Tujuan pembelajaran yang “mengundang’ yang didefinisikan murid untuk belajar secara jelas Merespon kebutuhan belajar murid 5
MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR Minat Murid Kesiapan Belajar Murid (interest) (Readiness) Respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan (menyanyi, menggambar, dll) Profil Belajar Murid (Learning Profiles) • Visual (belajar dengan melihat: diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator). • Auditori (belajar dengan mendengar: ceramah, membaca dengan keras, mendengarkan musik). • Kinestetik (belajar sambil melakukan, bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on)
Kesiapan Belajar Murid (Readiness)
Minat Murid (interest) Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada: ● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga; ● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains; ● 4 orang senang membuat prakarya dan; ● 2 orang senang memasak. Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
Profil Belajar Murid (Learning Profiles) Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual , sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal berikut ini: 1. Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini: - Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan. - Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid. - Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi. 2. Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play
Pembelajaran Berdiferensiasi Konten Proses Produk
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 1. Mendiferensiasi Konten Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 2. Mendiferensiasi Proses: Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi.
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran 3. Mendiferensiasi Produk: Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. Contoh
PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL “Pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya (kodratnya).” “Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia seca holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya bud (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan pekerti (tenaga). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaa
Sekilas tentang RPP
Sekilas Tentang Penilaian Assessment is derived from latin word “assidere” which mean to sit with or beside. It is something we do with and for a student,not something we do to them. ___________________ Wiggins, cited in Green, 1998
Sekilas Tentang Penilaian ❏ Penilaian memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran berdiferensiasi. ❏ Penilaian, terutama penilaian formatif, akan menentukan sejauh mana efektifitas pembelajaran berdiferensiasi. I believe that if teachers leverage formative assessment best practices more, differentiation will come naturally.(Andrew Miller- A teacher) https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Asesmen & Pembelajaran Berdiferensiasi Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada asesmen. Asesmen formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka lebih baik dan, oleh karena itu, membuat keputusan terbaik untuk menantang mereka dengan tepat dan melibatkan mereka dalam pembelajaran.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan: 1. Guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran yang jelas dari awal ● Langkah pertama menuju diferensiasi adalah memiliki tujuan yang jelas. ● Guru perlu menanyakan pada diri sendiri pertanyaan ini setiap hari: “Apa yang akan kita pelajari hari ini?” ● Guru perlu mengetahui pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang esensial yang perlu dikuasai oleh murid. ● Jika guru memiliki tujuan yang jelas, mereka tahu bagaimana mereka dapat memeriksa pemahaman murid.
2. Memeriksa Pemahaman murid ● Ada banyak cara untuk memeriksa pemahaman murid. Bukan hanya melalui tes tertulis. ● Lewat pertanyaan-pertanyaan yang mereka berikan, guru dapat mengecek apakah murid-murid telah memahami apa yang yang telah dipelajari. ● Guru juga dapat menggunakan writing tools (misalnya tulisan atau karangan, poster atau diagram yang mereka buat, dsb); performance tools, kuis, alat-alat teknologi, dan sebagainya untuk mengetahui sejauh pemahaman murid. ● Jadi dengan kata lain, guru dapat menggunakan alat-alat penilaian formal (yang mungkin membutuhkan waktu untuk memberikan umpan balik kepada murid) atau, guru juga dapat menggunakan alat-alat penilaian informal yang cepat, misalnya melalui respon murid, exit ticket (tiket keluar), dbs.
3. Keterlibatan siswa Penilaian formatif dapat digunakan untuk meningkatkan keterlibatan murid dalam belajar. Contoh: Jika guru tahu bahwa setengah jumlah siswanya ternyata telah menguasai materi yang akan ia berikan minggu depan, maka ia bisa mengubah rencana pembelajarannya agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Di sisi lain, jika guru menggunakan penilaian formatif secara efektif, mereka dapat membedakan untuk memberikan instruksi “secara tepat waktu” yang benar-benar dibutuhkan dan dianggap relevan oleh siswa. Instruksi yang tepat waktu dan relevan menghasilkan keterlibatan siswa yang lebih tinggi.
4. Memberikan informasi bagi perencanaan yang akan dibuat guru ● Penilaian formatif memungkinkan guru untuk bergerak \"maju\" untuk merencanakan jenis kegiatan pembelajaran yang tepat untuk digunakan di masa depan. ● Dari proses penilaian guru dapat menemukan kesalahan-kesalahan atau miskonsepsi yang dibuat baik oleh individu maupun keseluruhan murid, sehingga guru dapat bekerja lebih efektif untuk merencanakan strategi pengajaran yang tepat. ● Dengan demikian, mereka dapat membantu murid yang perlu di “ extend” atau di”tantang” lebih jauh atau sebaliknya, memberikan dukungan bagi murid yang masih “berjuang” untuk mendapatkan pemahaman. ● Guru dapat secara efektif merencanakan pengajaran individu, kelompok kecil, dan seluruh kelas karena mereka tahu di mana murid mereka berada dan apa yang mereka butuhkan. Ini adalah kunci untuk diferensiasi.
Mari kita lihat penilaian yang ada dalam contoh RPP kita. ● Strategi dan alat penilaian apa yang digunakan di dalam RPP Luring tersebut? ● Apakah terdapat diferensiasi dalam penilaian yang dilakukan? Jelaskan jawaban Anda.
Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil 1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif. 2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif. 3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian 4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. 5. Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid. 6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual. 7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat \"organik\" dan dinamis.
Search
Read the Text Version
- 1 - 34
Pages: