Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Legenda Banyuwangi

Legenda Banyuwangi

Published by Muhammad Sodik, 2022-02-12 04:12:26

Description: Sebuah Dongeng yang menceritakan asal muasal Banyuwangi

Keywords: Dongeng Legenda

Search

Read the Text Version

Legenda Lahirnya Banyuwangi Sebagai Bukti Kesetiaan Seorang Istri Banyuwangi adalah sebuah daerah yang ada di wilayah Jawa Timur dan sudah sangat terkenal di Indonesia. Nama dari daerah ini ternyata menyimpan legenda yang sangat luar biasa. Cerita ini sudah terkenal, namun masih banyak juga yang belum tahu. Untuk itu, yuk intip legenda lahirnya Banyuwangi dan peristiwa yang melatarbelakanginya! Pertemuan Raden Banterang dan Putri Surti Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja yang adil dan bijaksana, Raja tersebut memiliki seorang putra bernama Raden Banterang yang sangat gagah, tampan, dan memiliki hobi berburu. Pada suatu hari, Raden Banterang bersama para pengawal kerajaan melakukan perburuan di dalam hutan. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang kijang dan berusaha untuk mengejar kijang tersebut hingga terpisah dari rombongan pengawal kerajaan. Sayangnya, kijang tersebut tidak berhasil didapatkannya dan ia justru melihat sungai yang sangat jernih. Karena kelelahan setelah mengejar kijang, Raden Banterang memutuskan untuk minum air dari sungai tersebut. Kemudian, ia dikejutkan oleh kehadiran seorang wanita yang cantik jelita. Meskipun ia takut jika wanita tersebut adalah penunggu dari hutan ini, ia tetap memberanikan diri untuk bertanya kepada wanita tersebut. Raden Banterang menanyakan siapakah wanita itu dan dari mana asalnya. Kemudian, wanita itu menjawab bahwa namanya adalah Surti berasal dari Kerajaan Klungkung.

Raden Banterang juga bertanya apa yang dilakukan Surti seorang diri di tengah hutan belantara seperti ini. Ternyata, Surti adalah seorang putri yang melarikan diri dari kerajaan musuh. Sementara itu, ayahnya sudah tewas dalam pertempuran tersebut, sehingga ia masuk ke dalam hutan untuk menyelamatkan diri. Putri Surti Diajak Pulang Raden Banterang Mendengar cerita Surti yang memilukan, Raden Banterang pun mengajak Surti untuk pulang bersamanya ke kerajaan. Raden Banterang ingin menyelamatkan Surti yang seorang diri di dalam hutan. Akhirnya, mereka kembali ke kerajaan bersama. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, mulai muncul perasaan cinta dari Raden Banterang kepada Putri Surti. Pasalnya, Putri Surti adalah wanita yang sangat cantik, sehingga tidak heran jika bisa membuat Raden Banterang jatuh cinta kepadanya. Tidak lama kemudian, mereka pun akhirnya memutuskan untuk menikah dan menjalani hidup dengan bahagia di dalam kerajaan tersebut. Kemunculan Rupaksa, Kakak dari Putri Surti Suatu hari Raden Banterang sedang melakukan perburuan ke dalam hutan dan Putri Surti tinggal di istana. Putri Surti berjalan-jalan keluar istana seorang diri, namun tiba-tiba ia mendengar ada suara yang memanggilnya. Ternyata, suara tersebut berasal dari kakaknya, Rupaksa, dan berpakaian compang-camping. Rupaksa ingin mengajak Putri Surti untuk balas dendam karena yang telah membunuh ayah mereka adalah Raden Banterang. Namun, Surti menolak hal itu karena Banterang kini sudah menjadi suaminya, ia juga memohon supaya Rupaksa tidak menyakiti

Banterang. Rupaksa tidak memaksa Putri Surti, tapi ia memintanya untuk menyimpan ikan kepala di bawah tempat tidur. Di hari yang lain, Rupaksa rupanya menemui Raden Banterang yang sedang berburu di dalam hutan. Ia berkata jika istrinya tengah berencana untuk membunuhnya dan ia meminta Banterang untuk melihat ikat kepala yang disimpan di bawah tempat tidur. Rupaksa berkata jika itu ikat kepala milik laki-laki yang dimintai tolong oleh Surti untuk membunuh Banterang. Kepulangan Raden Banterang Mendengar ucapan dari Rupaksa, Raden Banterang segera bergegas ke rumah untuk mencari ikat kepala yang dimaksud oleh lelaki tersebut. Betapa terkejutnya ia ketika melihat memang benar ada ikat kepala di bawah tempat tidur istrinya. Raden Banterang langsung marah dan berniat untuk menenggelamkan istrinya ke dalam sungai karena sudah mencoba mencelakainya. Banterang segera bertemu dengan istrinya dan menceritakan kisahnya bertemu dengan laki-laki tidak dikenal di dalam hutan. Laki-laki itu yang menceritakan tentang ikat kepala yang disimpan oleh Surti. Sementara itu, Surti juga bercerita jika ikat kepala tersebut berasal dari kakaknya yang menemuinya beberapa hari lalu dan meminta untuk disimpan di bawah tempat tidur. Akan tetapi, Raden Banterang tetap tidak percaya dengan perkataan istrinya dan lebih mendengar apa yang dikatakan oleh orang tidak dikenal. Ia tetap menganggap bahwa Putri Surti sudah berbohong dan berencana untuk membunuhnya dengan meminta bantuan kepada lelaki pemilik ikat kepala tersebut. Sumpah dari Putri Surti



Melihat suaminya yang tidak percaya dengan perkataannya, Putri Surti sangat merasa kecewa. Bagaimana bisa Banterang lebih percaya kepada perkataan kakaknya. Akhirnya, Surti bersumpah kepada suaminya jika air sungai berubah menjadi jernih dan harum setelah ia mati, artinya ia tidak berbohong. Namun, ketika yang terjadi sebaliknya, maka itu artinya ia berbohong. Belum juga cair, Raden Banterang langsung mengeluarkan kerisnya dan menusukkannya ke pinggang sang istri. Surti pun jatuh ke sungai tersebut dan hanyut terbawa arus. Namun, sebuah keajaiban terjadi karena tidak lama kemudian tercium bau yang sangat harum dari sungai tersebut. Tidak hanya itu, airnya juga menjadi sangat jernih. Setelah itu, barulah Raden Banterang menyadari jika istrinya mengatakan apa yang sebenarnya dan tidak berniat untuk mencelakainya. Ia pun sangat menyesal dan meratapi kematian Putri Surti. Nasi telah menjadi bubur dan dari sinilah muncul nama Banyuwangi atau air yang harum. Kini yang tersisa hanyalah penyesalan dari Raden Banterang. Legenda dari Banyuwangi memang sangat luar biasa dan memberikan banyak pelajaran. Jangan asal percaya dengan perkataan orang lain, terlebih yang tidak dikenal.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook