Bab II Ilustrasi dan Peribahasa 1. Bonar duduk di kelas VI. Ia selalu ingin membeli aneka mainan di sekolahnya. Karena uangnya tidak cukup, ia sering meminjam uang kepada teman‐temannya. Setiap hari ia diberi uang saku Rp4.000,00 oleh ibunya, sedangkan harga mainan yang ia beli seharga Rp8.000,00. Peribahasa yang tepat untuk bonar adalah Besar pasak daripada tiang. 2. Sarmin anak seorang pemulung, tetapi dia tidak mau dikatakan miskin. Dia suka jajan di sekolahnya. Uang sakunya hanya Rp2.000,00, tetapi dia selalu jajan sebanyak Rp10.000,00. Peribahasa yang tapat sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Besar pasak daripada tiang. 3. Kak Mia suka berbelanja. Jika ada barang bagus, ia tergiur untuk membelinya. Tentu barang itu mahal harganya. Lebih baik mengutang teman‐temannya demi mendapatkan barang yang diinginkannya. Padahal penghasilannya hanya cukup untuk makan sebulan. Peribahasa yang tepat sesuai ilustrasi tersebut adalah Besar pasak daripada tiang. Ragam Bahasa Indonesia | 45
4. Hari ini Nova ulang tahun. Sore hari Nova merayakan ulang tahunnya di rumah. Nova mengundang teman‐ temannya. Setiap temannya membawa kado untuk Nova. Saat menerima kado dari teman‐temannya, Nova mengatakan dia telah memiliki hadiah spesial dari ayahnya. Menurut Nova, kado dari teman‐temannya tidak ia butuhkan. Nova akan memberikan kado‐kado tersebut kepada anak pembantunya. Perkataan Nova tersebut sangat menyakiti hati teman‐temannya. Peribahasa yang tepat untuk Nova adalah Laksana kera mendapat bunga. 5. Oleh teman‐temannya, Ninda dijuluki si banyak omong. Di kelas pun ia selalu mengomentari penjelasan guru dan mengkritik teman‐temannya yang kebetulan mendapat giliran maju. Namun, pada saat dia mendapat giliran menjawab pertanyaan guru atau mendapat giliran maju, ia tidak bisa apa‐apa. Menjawab pertanyaan guru pun ia tidak bisa. Peribahasa yang tepat untuk Ninda adalah Air beriak tanda tak dalam. 6. Ratri terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba Menyanyi. Ratri pun bangga dan menceritakan hal itu kepada teman‐temanya. Ratri pun berlatih setiap hari agar suaranya semakin bagus. Ibu Ratri mengingatkan Ratri agar berlatih secukupnya saja. Ibu Ratri khawatir suara Ratri akan serak karena terlalu sering berlatih. Namun, Ratri tidak menuruti nasihat ibunya. Apa yang 46 | Repto Cholidin
terjadi? Pada hari Lomba Menyanyi suara Ratri serak. Ratri pun kesulitan bersuara. Akhirnya, Ratri tidak jadi mengikuti Lomba Menyanyi. Ratri sangat menyesal. Namun, apa daya semua sudah terlambat. Peribahasa yang tepat untuk ilustrasi tersebut adalah Nasi sudah menjadi bubur. 7. Sungguh terpuji sikap Indra. Selama ini ia dikenal sebagai anak yang pintar. Sudah sejak kelas I Indra selalu menjadi juara I. Selain berprestasi di sekolah, Indra juga punya prestasi di bidang olahraga. Namun, prestasi yang dicapainya ini tidak membuat Indra tinggi hati. Justru Indra semakin rendah hati. Peribahasa yang tepat untuk Indra adalah Seperti ilmu padi semakin berisi semakin runduk. 8. Sari anak yang pandai. Ia selalu menempati peringkat pertama di kelasnya. Setelah lulus SD, Sari ingin melanjutkan sekolah ke SMP swasta favorit di kotanya. Namun, biaya untuk masuk ke SMP itu sangat mahal. Orang tua Sari tidak mampu menyekolahkan Sari ke SMP tersebut. Mimpi Sari untuk belajar di SMP favoritnya kandas karena masalah ekonomi. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan keadaan Sari adalah Ingin hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. 9. Ayah Nungki adalah pelukis yang terkenal di Bali. Sejak kecil, Nungki sering diajak ayahnya mengunjungi berbagai Ragam Bahasa Indonesia | 47
tempat untuk mencari inspirasi melukis. Nungki selalu memperhatikan teknik dan cara ayahnya melukis. Ia mulai mencoba melukis. Kini, ia berani menampilkan beberapa hasil lukisannya di galeri lukisan milik ayahnya. Peribahasa yang tepat berdasarkan ilustara tersebut adalah Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. 10. Sikap sopan dan bertutur kata halus membuat para tetangga Nuri segan dan hormat kepadanya. Para pemuda pun menaruh hormat dan tidak ada yang berani menggodanya. Orang tua Nuri di kampung itu pun sangat dihormati karena bersikap sopan dan bertutur kata halus. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan sikap Nuri adalah Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. 11. Bu Siti tinggal bersama anak semata wayangnya. Anak Bu Siti bernama Nani. Sudah sepuluh tahun mereka hidup berdua. Suami Bu Siti telah meninggal dunia karena sakit saat Nani berusia dua tahun. Bu Siti sangat menyayangi Nani dengan sepenuh hati. Ketika Nani sakit, Bu Siti senantiasa merawat dan selalu berada disampingnya. Tak lupa pula, setiap hari Bu Siti selalu mendoakan anaknya agar selalu diberi kesehatan oleh Tuhan, menjadi orang sukses, dan taat beribadah. Ia juga sering memberikan nasihat‐nasihat untuk Nani. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Bagai menjaga permata intan ketika dicanai. 48 | Repto Cholidin
12. Tia adalah anak tunggal keluarga berada. Kedua orang tuanya sangat membatasi pergaulan Tia. Bahkan ia tidak boleh bermain dengan teman‐temannya. Ayah ibunya melarang Tia keluar rumah kecuali pergi ke sekolah. Sepulang sekolah ia harus diam di rumah. Peribahasa yang sesuai untuk ilustrasi tersebut adalah Bagaikan burung dalam sangkar. 13. Tari dan Sinta bersahabat sejak kecil. Kebetulah rumah Tari dan Sinta satu kampung. Mereka pergi ke sekolah selalu bersama‐sama. Di sekolah pun mereka bermain bersama‐sama. Mereka tidak pernah bermusuhan. Di mana ada Tari pasti ada Sinta. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Seperti api dengan asap. 14. Suatu hari Tari datang ke rumah Nita. Saat itu Ari juga ada di rumah Nita. Tari berniat menanyakan tugas Matematika kepada Nita. Akan tetapi, Ari mengatakan bahwa tugas matematika itu sangat mudah. Ari menyayangkan Tari tidak dapat mengerjakan soal matematika itu. Kemarin, Tari meminta Ari untuk membantu mengerjakan tugas matematika itu. Ari pun segera membaca buku milik Tari. Setelah membaca buku Tari, raut muka Ari berubah. Kemudian, Ari mengatakan bahwa dirinya tidak bisa mengerjakan soal itu. Ari menyerahkan tugas matematika itu kepada Nita. Ari memang anak yang banyak bicara, tetapi tidak tahu apa‐ apa. Ragam Bahasa Indonesia | 49
Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan Ari adalah Tong kosong berbunyi nyaring. 15. Sudah satu tahun Andika tidak bertemu kakaknya. Kakaknya sedang kuliah di Universitas Samratulangi, Makassar. Biasanya, Andika selalu bermain bersama kakaknya. Ia sangat merindukan kakaknya. Ia selalu berkomunikasi dengan kakanya melalui telepon. Peribahasa yang sesuai untuk ilustrasi tersebut adalah Jauh di mata dekat di hati. 16. Lusi bersahabat dengan Dewi. Setiap hari mereka pergi ke mana‐mana berdua. Duduk di bangku kelas pun mereka berdua. Mereka berdua tidak dapat dipisahkan. Ternyata, persahabatan Lusi yang tulus mendapat balasan dari Dewi. Dewi selalu ingin dekat dengan Lusi karena ingin menyaingi Lusi. Lama‐kelamaan watak asli Dewi kelihatan. Akan tetapi, Lusi tidak pernah membalas sakit hatinya terhadap Dewi. Berdasarkan ilustrasi tersebut, persahabatan antara Dewi dan Lusi dapat diperibahasakan Musuh dalam selimut. 17. Rita dan Diana bersahabat. Setiap hari mereka selalu bersama baik di sekolah maupun di rumah. Sebagai seorang sahabat, Diana selalu memberi apa pun yang selalu diminta Rita. Di depan Diana, Rita selalu berbuat baik. Namun, di belakang Diana, Rita sering menceritakan keburukan Diana di depan teman‐teman lain. Ternyata Rita hanyalah berpura‐pura agar dapat menyaingi Diana. 50 | Repto Cholidin
Peribahasa yang sesuai ilustrasi tersebut adalah Musuh dalam selimut. 18. Nanda hidup dengan ibu dan adiknya. Ayah Nanda sudah lama meninggal. Ibu Nanda seorang penjual sayur keliling. Setiap hari ibu Nanda bekerja agar dapat menyekolahkan Nanda dan adiknya. Terkadang Nanda ingin seperti teman‐temannya. Nanda ingin memiliki sepeda, tas, dan seragam baru. Akan tetapi, semua itu hanya impian semata. Nanda sadar semua keinginannya tersebut tidak mungkin terpenuhi. Peribahasa yang menggambarkan keadaan Nanda adalah Bagai pungguk merindukan bulan. 19. Gita mempunyai teman bernama Desi. Desi adalah anak seorang pengusaha sukses. Gita sengaja mendekati Desi agar setiap kali makan bersama dibayari oleh Desi. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Ada udang di balik batu. 20. Tauvian dikenal sebagai anak yang baik dan pintar di lingkungannya. Setiap hari dia belajar dengan membaca buku, mengulang materi pelajaran, atau mengerjakan latihan soal. Selain itu, dia juga rajin membantu orang tua. Dia selalu membantu ibunya setiap hari, misalnya menyapu halaman dan mengepel. Dia juga suka membantu ayahnya mencuci motor dan mobil serta membersihkan kucing peliharaan. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut yakni Bagai lebah menghimpun madu. Ragam Bahasa Indonesia | 51
21. Saat menutup pidato dalam acara pergantian kepala sekolah di SD Sukasari, Pak Agus menyatakan permintaan maaf atas segala kekurangannya selama menjabat sebagai kepala sekolah. Ia merasa belum mampu melaksanakan tugas dengan baik karena sebagai manusia biasa tentu memiliki kesalahan. Peribahasa yang tepat berdasarkan ilustrasi tersebut adalah Tak ada gading yang tak retak. 22. Indra adalah anak dari Pak Yanto dan Bu Umi. Indra duduk di bangku kelas 6. Indra termasuk anak yang rajin. Ibunya membuka kios sayur‐mayur di pasar. Sepulang sekolah, Indra membantu ibunya di pasar. Kadang Indra menolong pembeli membawakan belanjaannya. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Cepat kaki ringan tangan. 23. Pak Angga seorang dokter. Ia memiliki dua orang anak. Anak pertamanya bernama Rudi yang kuliah di jurusan kedokteran. Anak keduanya bernama Mira. Mira selalu juara kelas. Ia pun bercita‐cita ingin menjadi dokter. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. 24. Pak Made dikenal sebagai orang yang ramah dan dermawan. Ia tak segan memberi bantuan bagi orang yang mengalami kesusahan, baik kerabat maupun tetangga. Suatu hari, Agung, anak pertama Pak Made mendapat kabar bahwa salah satu teman sekelasnya 52 | Repto Cholidin
mengalami musibah sehingga harus dirawat di rumah sakit dan membutuhkan banyak biaya. Agung meminta izin kepada orang tuanya untuk mengambil uang tabungannya. Ia bermaksud membantu biaya pengobatan temannya yang sedang sakit tersebut. Peribahasa yang tepat sesuai dengan sifat Agung pada ilustrasi tersebut adalah Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. 25. Suatu hari, Rivo bermain bola di halaman rumahnya. Saat menendang bola, tak sengaja bola itu mengenai botol minum yang ada di atas meja. Isi botol tersebut tumpah dan mengenai kanvas lukisan kakaknya. Karena takut, Rivo pun menyembunyikan kanvas tersebut di belakang pintu. Namun sayang, keesokan harinya saat menyapu ruangan, kakaknya menemukan kanvas lukisan tersebut. Dia pun kecewa karena lukisannya rusak. Melihat kakaknya telah menemukan kanvas tersebut, Rivo pun segera meminta maaf. Walaupun kecewa, kakaknya memaafkan kesalahan Rivo. Peribahasa yang tetap sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Sepintar‐pintarnya bangkai ditutupi, baunya akan tercium juga. 26. Pak Herman seorang arif dan bijaksana di kampungnya. Dia juga selalu salat berjamaah di masjid. Anak Pak Herman anak yang saleh. Dia juga selalu salat berjamaah di masjid. Peribahasa yang tepat sesuai ilustrasi cerita tersebut adalah Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya. Ragam Bahasa Indonesia | 53
27. Ketika Pak Guru masuk ke dalam kelas, beliau langsung marah karena melihat salah satu meja di kelas itu penuh dengan coretan. Hanya Ucok yang melakukannya, tetapi semua siswa dimarahi. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Seekor kerbau berkubang, semua kena lumpurnya. 28. Hasan duduk di kelas 6 SDN Juang 01. Dari kelas 1 Hasan selalu mendapat juara pertama. Hasan termasuk anak yang pendiam. Saat di kelas, Hasan selalu fokus memperhatikan pelajaran yang dijelaskan guru. Jika ada kerja kelompok, banyak temannya yang ingin sekelompok dengan Hasan. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Air tenang menghanyutkan. 29. Ketika menutup pidatonya, Kades ingin menyatakan permintaan maaf atas segala kekurangannya. Ia merasa bukanlah seorang yang sempurna. Kades pun berucap, “Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila ada kekurangan dalam bertutur kata. Saya adalah manusia biasa yang tidak sempurna.” Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Tak ada gading yang tak retak. 30. Naya adalah bintang kelas di sekolahnya. Selain selalu mendapat peringkat pertama di kelas, Naya juga beberapa kali menjadi pemenang dalam perlombaan yang mewakili sekolahnya. Meski begitu, dia tidak sombong. Naya juga dikenal sebagai anak pendiam dan ramah kepada semua orang. 54 | Repto Cholidin
Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Air tenang menghanyutkan. 31. Bu Nafisah adalah guru kesenian di sekolahku. Dia dikenal sebagai guru yang adil dan bijak. Kasih sayang Bu Nafisah terhadap para siswanya tidak dibeda‐bedakan. Ini disebabkan semua siswa dianggap sebagai anak. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Membagi sama adil, memotong sama panjang. 32. Indah sudah mempunyai handphone sejak setahun lalu. Handphone tersebut selalu ia bawa ke mana‐mana. Ia merasa terbantu dengan adanya handphone tersebut. Setelah ayahnya pulang merantau, Indah mendapat hadiah handphone baru. Menurut Indah, handphone barunya lebih canggih dan lebih bagus. Indah mulai melupakan handphone lamanya. Ia sudah tidak mau lagi menggunakan handphone lamanya. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Habis manis sepah dibuang. 33. Anjas suka mencari kesalah dan kelemahan orang lain. Bahkan, masalah kecil sering dibesar‐besarkan. Kelemahan dan kesalahan orang seolah‐olah menjadi objek yang menarik baginya. Sementara itu, kelemahan dan kesalahan dirinya ditutup‐tutupi. Peribahasa yang tepat sesuai dengan sikap Anjas adalah Kuman di seberang laut tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak. Ragam Bahasa Indonesia | 55
34. Mega adalah sepupuku yang tinggal di Ciputat. Di selalu membeli barang yang kurang berguna. Dia mempunyai hobi belanja. Suatu hari, dia memesan sebuah pakaian kepada temannya. Mega tidak melihat dahulu pakaian yang akan dibelinya. Dia langsung saja memberikan uang kepada temannya. Ketika sampai di rumah, dia terkejut karena ukuran baju yang dipesan sangat kecil. Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan peristiwa yang dialami Mega adalah Bagai membeli kucing dalam karung. 35. Bu Nurhayati pergi ke pasar mengendarai sepeda motor. Di tengah perjalanan Bu Nurhayati mengalami kecelakaan. Banyak orang menolongnya. Setelah tenang, Bu Nurhayati mencari‐cari dompetnya. Ternyata dompet Bu Nurhayati hilang. Peribahasa yang tepat sesuai ilustrasi di atas tersebut adalah Sudah jatuh tertimpa tangga. 36. Suatu hari Dodi tidak sengaja memecahkan vas bunga kesayangan ibunya. Hal ini disebabkan bola yang ditendangnya saat bermain di halaman rumah ternyata menyasar ke vas tersebut. Karena takut dimarahi ibu, Dodi menyembunyikan pecahan vas bunga itu ke dalam plastik, kemudian meletakkannya di kamar tidurnya. Keesokan harinya, tanpa diduga ibu menemukan plastik itu saat ia membersihkan kamar Dodi. Setelah itu, ibu langsung mengambil Dodi dan bertanya apakah benar 56 | Repto Cholidin
Dodi telah memecahkan vas bunga. Akhirnya, Dodi mengakui kesalahannya. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi cerita tersebut adalah Sepandai‐pandai tupai melompat, pasti terjatuh juga. 37. Riri adalah anak baik hati dan rajin membantu orang tuanya. Keluarga Riri adalah keluarga yang kurang berada. Ayah Riri bekarja sebagai tukang becak sedangkan ibunya bekerja sebagai tukang cuci. Suatu hari, ayah Riri mengalami kecelakaan dan harus masuk rumah sakit, sedangkan ibunya tidak mempunyai uang untuk biaya rumah sakit. Riri mempunyai tabungan. Namun, uang tabungan itu akan digunakan untuk membayar sekolah. Riri bingung sekali. Ia tak mau ayahnya sakit, tapi ia juga ingin tetap bersekolah. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Bagai makan buah simalakama. 38. Delia tidak mudah mendapatkan pengaruh dari orang lain. Delia sangat ingin sekolah di sekolah swasta. Orang tua Delia menyarankan Delia bersekolah di sekolah negeri dengan alasan biaya lebih murah. Akan tetapi, Delia tetap pada pendiriannya. Ia sangat menginginkan bersekolah di sekolah swasta. Bujukan orang tua dan keluarganya tidak mempu membuat Delia berubah pikiran untuk menentukan sekolah. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Tak lapuk karena hujan, tak lekang karena panas. Ragam Bahasa Indonesia | 57
39. Nelis kebingungan mendapatkan raket miliknya. Terpaksa ia mengambil raket milik kakaknya karena takut terlambat mengikuti ekstrakurikuler bulu tangkis. Saat latihan, senar raket milik kakaknya putus. Nelis merasa bersalah kepada kakaknya. Ia tidak sengaja merusak senar raket milik kakaknya. Ia juga merasa bersalah karena meminta izin terlebih dahulu kepada kakaknya. Sesampai di rumah, ia menyampaikan permintaan maaf kepada kakaknya. Kakak Nelis tidak marah. Kakak Nelis menyadari bahwa semua orang pasti pernah bersalah. Peribahasa yang sesuai dengan peristiwa dialami Nelis adalah Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tidak ditimpa hujan. 40. Sepulang sekolah Banu diberi pesan oleh ibunya, nanti pukul 14.00 antar baju ke rumah Bu Yanti. Setelah makan, Banu mengantuk dan ketiduran di depan televisi. Ibu Banu pun pergi membeli bahan pakaian ke pasar. Banu terbangun dan jam menunjukkan pukul 15.00. Banu terlambat dan bergegas pergi dengan sepeda. Di tengah jalan, ban sepeda Banu bocor terkena paku. Banu pun mendorong sepeda mencari tambal ban. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Sudah jatuh tertimpa tangga pula. 41. Andi anak terusil di kelas. Ia senang mencari kesalahan teman‐temannya. Padahal, kelemahan dan kesalahan dalam dirinya lebih besar dibandingkan teman‐teman. Peribahasa yang sesuai dengan perilaku Andi adalah Kuman di seberang laut tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak. 58 | Repto Cholidin
42. Iksan anak yang sangat pendiam. Ia jarang berbicara apabila tidak penting. Akan tetapi, di balik sikapnya yang pendiam ia sangat pandai. Setiap menghadapi ulangan, nilainya selalu terbaik di kelas. Selain itu, ia sering menyelesaikan soal‐soal yang sulit dengan baik. Padahal teman‐temannya belum tentu dapat menyelesaikannya. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Air tenang menghanyutkan. 43. Setiap pulang sekolah Rino langsung menuju meja makan. Rino tidak berganti pakaian terlebih dahulu. Rino juga meletakkan sepatunya di sembarang tempat. Ibu sudah menasihati Rino. Rino hanya mendengarkan setiap kali ibu memberi nasihat. Rino tidak melaksanakan nasihat ibu. Nasihat ibu belum mampu mengubah kebiasaan Rino. Peribahasa yang sesuai dengan perilaku Rino adalah Air di daun keladi. 44. Rizki bercita‐cita menjadi seorang direktur perusahaan besar. Ia berusaha keras memajukan usaha bisnisnya. Namun, ia berkali‐kali mengalami kebangkrutan. Utang‐ utangnya sangat banyak. Akhirnya, ia hanya membuka usaha warung makan kecil‐kecilan di rumahnya. Peribahasa yang sesuai dengan perilaku Andi adalah Maksud hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. 45. Namaku Desi Yulianti. Aku murid kelas VI Sekolah Dasar. Saat liburan sekolah, aku mengikuti lomba menyanyi se‐ Ragam Bahasa Indonesia | 59
Kabupaten Blora. Ketika mengikuti lomba, aku hanya berharap mendapatkan juara harapan. Akan tetapi, ternyata aku memperoleh juaru ketiga. Aku sangat senang. Ibuku juga sangat bangga terhadapku. Peribahasa yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah Cempedak berbuah nangka. 46. Robi termasuk anak yang suka mencari kesalahan dan kelemahan teman‐temannya. Suatu hari ia menyebarkan cerita tentang Dino yang tidak mampu membayar uang perpisahan sekolah. Kelemahan dan kesalahan orang lain seolah‐olah menjadi objek yang menarik baginya. Kelemahan dan kesalahan dirinya ditutup‐tutupi. Peribahasa yang tepat untuk Robi adalah Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. 47. Fani rajin menabung. Setiap ibunya memberikan uang jajan, ia hanya menggunakan setengahnya. Kemudian, sisanya ia tabung. Sudah satu tahun ia menabung, hasil tabungannya ia belikan seragam dan alat tulis baru. Peribahasa yang tepat untuk tersebut adalah Hemat pangkal kaya. 60 | Repto Cholidin
Bab III Pantun Pantun adalah karya sastra lama Indonesia berbentuk puisi berupa bait yang bunyi akhirannya sama. Ciri‐ciri pantun: 1. Bersajak a‐b‐a‐b 2. Setiap bait terdiri dari 4 baris. 3. Tiap baris terdiri dari 8‐12 suku kata. 4. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. 5. Baris ketiga dan keempat disebut isi. Jenis pantun bermacam‐macam, antara lain pantun agama, pantun jenaka, pantun nasihat, pantun teka‐teki, dan pantun percintaan. Berikut ini disajikan contoh pantun: Buat apa bersedih hati, menanti kawan belum tiba. Bila tuan bijak lestari, kuda apa berkaki dua. Burung dara burung merpati, terbang tinggi dikejar‐kejar. Merenung saja tidak berarti, lebih baik untuk belajar. Ragam Bahasa Indonesia | 61
Sungguh lucu si anak kancil, anak badak dan induknya. Tuntutlah ilmu selagi kecil, sudah besar tinggal senangnya. Pergi ke warung membeli roti, jangan lupa membeli serbat. Sesama teman harus baik hati, kita pasti banyak sahabat. Jika ingin menanam padi, hendaknya dirawat dengan tekun. Meski telah berilmu tinggi, jangan tinggalkan sopan santun. Siang‐siang mencari batu, batu dicari di dalam taman. Paling asyik bermain gundu, bermain gundu bersama teman. Dayung perahu sampai ke tepi, agar sampai ke seberang sana. Kalau kamu suka ingkar janji, semua kawan tak akan percaya. Berburu ke padang datar, mendapat rusa belang kaki. Berburu kepalang ajar, bak bunga kembang tak jadi. 62 | Repto Cholidin
Beli gula di Kemiri Muka, ke sana naik angkutan darat. Janganlah kita jadi durhaka, rida orang tua tak akan didapat. Di sini kosong di sana kosong, tak ada batang tembakau. Bukan saya berkata bohong, ada katak memikul kerbau. Kita jalan‐jalan dekat pohon, terantuk batu patahlah kuku. Malam jangan banyak menonton, senang‐senanglah membaca buku. Ada kancil di luar pagar, berbinar‐binar mencari mangsa. Sejak kecil malas belajar, sudah besar pasti sengsara. Ke mana kancil akan dikejar, ke dalam pasar cobalah lari. Ketika kecil rajinlah belajar, sesudah besar senanglah hati. Daripada main layang‐layang, lebih baik main di kali. Daripada pikiran melayang, lebih baik tidur bermimpi. Ragam Bahasa Indonesia | 63
Kalau ada kembang yang baru, bunga kenanga dikupas jangan. Kalau ada sahabat baru, sahabat lama ditinggalkan jangan. Dibawa itik pulang petang, dapat di rumput bilang‐bilang. Melihat ibu sudah datang, hati cemas jadi hilang. Sapi besar menarik muatan, muatan terisi dengan sengat. Memilih teman jangan sembarangan, jangan sampai kamu tersesat. Padi ditanam lurus berjajar, pagar harus dicat supaya mulus. Jika kamu rajin belajar, tentu ujianmu akan lulus. Anak merak kampung cina, wajah nona tampak berseri. Emas perak sungguh memesona, budi bahasa tak dapat dicari. Ayo pergi kawan, di tengah jalan jangan berhenti. Orang tua jangan dilawan, jadilah anak berbakti. 64 | Repto Cholidin
Tuan Kayam penembak jitu, sering menembak buah beringin. Lihatlah‐lihat orang itu, badan kecil tertiup angin. Kalau kita main catur, tidak lupa memegang kuda. Kalau hidup kita teratur, badan sehat dan sejahtera. Lilin kecil nyala berpijar, nyala terang di balik tirai. Sejak kecil rajin belajar, bila besar menjadi pandai. Jika Anda membeli sayur, jangan lupa membeli kelapa. Jika kita berkata jujur, maka kita akan dipercaya. Jangan suka makan mentimun, mentimun itu banyak getahnya. Jangan suka duduk melamun, melamun tak ada gunanya. Jalan‐jalan ke kota tua, beli es potong dibagi tiga. Kita harus turuti nasihat orang tua, agar hidup kita bahagia. Ragam Bahasa Indonesia | 65
Awan putih tinggi di langit, di bawah bumi jadi naungan. Cita‐cita harus tinggi selangit, tata krama tetap jadi pegangan. Ke hulu hendak memotong pagar, jangan terpotong batang durian. Carilah guru tempat belajar, jangan sampai kamu ketinggalan. Tumbuh merata pohon tebu, pergi ke pasar membeli daging. Banyak harta miskin ilmu, bagai rumah tak berdinding. Makan‐makan beli ikan bakar, belinya di stasiun kota. Ayo kawan rajin belajar, agar terwujud cita‐cita kita. 66 | Repto Cholidin
Bab IV Pesan Pantun Banyak sayur dijual di pasar, banyak juga yang menjual ikan. Kalau kamu rajin belajar, pastilah kamu jadi kebanggaan. Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah Kalau rajin belajar akan menjadi anak kebanggaan. Dayung diayun perahu ke tapi, perahu didayung melihat buaya. Kalau kamu tidak menepati janji, temanmu tak akan pernah percaya. Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalahTepati janjimu agar semua teman percaya padamu. Ke hulu membuat pagar, jangan terpotong batang durian. Cari guru tempat belajar, supaya jangan sesal kemudian. Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah Kita harus rajin belajar agar tidak menyesal di kemudian hari. Di tepi kali saya menyinggah, melihat katak terkena jerat. Ragam Bahasa Indonesia | 67
Orang tua janganlah disanggah, agar selamat dunia akhirat. Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah Jika ingin selamat dunia dan akhirat, jangan pernah melawan orang tua. Kemumu di tengah pecan, ditembus angin jatuh ke bawah. Ilmu yang tidak diamalkan, bagai pohon tidak berbuah. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Ilmu yang tidak dimanfaatkan tidak ada gunanya. Kalau ada kembang yang baru, bunga kenanga dikupas jangan. Kalau ada sahabat yang baru, sahabat lama ditinggalkan jangan. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kalau mendapat teman baru, jangan lupa teman lama. Ke hulu membuat pagar, jangan terpotong batang durian. Cari guru tempat belajar, supaya jangan sesal kemudian. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Tuntutlah ilmu di sekolah agar kelak tidak menyesal. Sungguh harum kayu cendana, bila disimpan di dalam rumah. 68 | Repto Cholidin
Hati ini sungguh merana, ditinggal ibu juga ayah. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kita merasa sedih jika ditinggal ibu dan ayah. Pergi ke pasar membeli papan, pulangnya sambil beli gergaji. Buat apa punya wajah tampan, kalau tidak pernah mengaji. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jangan bangga memiliki wajah tampah kalau tidak pernah mengaji. Ibu ayah segera datang, datang membawa buah mangga. Janganlah lupa kebaikan orang, kebaikan orang sangat berharga. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kebaikan dibuat seseorang tidak akan hilang. Jika kamu pergi ke dusun, jangan lupa bawa beras. Belajarlah dengan tekun, agar kita naik kelas. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jika kita belajar tekun, kita akan naik kelas. Bermain musik dengan gitar, jangan lupa sambil berpantun. Jikalau kamu ingin pintar, Ragam Bahasa Indonesia | 69
maka belajarlah dengan tekun. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jika ingin pintar, kita harus tekun belajar. Jalan‐jalan bersama Johar, di pasar membeli sepatu. Ayo, kita rajin belajar, bersikap santun kepada guru. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kita harus rajin belajar dan bersikap santun terhadap guru. Buah nangka buah kedondong, jangan dimakan di siang terik. Hai, teman jangan berbohong, bohong itu tidak baik. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jangan suka berbohong karena berbohong tidak baik. Kelapa muda manis airnya, bak terasa minum limun. Jika ingin hidup bahagia, sejak muda bekerjalah tekun. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jika kita tekun bekerja, hidup kita akan bahagia. Adik bermain sembunyi di kolong, di kolong meja ada hewan. Jadi orang jangan sombong, orang sombong dijauhi teman. 70 | Repto Cholidin
Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jangan sombong agar tidak dijauhi kawan. Petani bekerja di sawah luas, sawah dibajah tanah pun subur. Jangan cepat merasa puas, tetap belajar agar negeri makmur. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Seseorang yang memiliki ilmu tinggi hendaknya rajin belajar. Bunga kenanga di atas kubur, pucuk sari pandan jawa. Apa guna sombong dan takabur, rusak hati badan binasa. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Sombong adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan diri. Anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan. Tuntutlah ilmu bersungguh‐sungguh, sebagai bekal di hari kemudian. Pesan yang terkandung dalam pantun tersebut adalah Menuntut ilmu sangat penting karena sebagai bekal masa depan. Jangan bersembunyi di kolong, di kolong meja ada hewan. Janganlah engkau menjadi sombong, orang sombong sedikit kawan. Ragam Bahasa Indonesia | 71
Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jangan sombong agar tidak memiliki sedikit kawan. Di tepi kali saya menyinggah, menghilang penat menahan jerat. Orang tua jangan disanggah, agar selamat dunia akhirat. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Patuhilah nasihat orang tua kita. Melompat riang si anak kancil, kancil terjerat helah sendiri. Sabar dan ikhlas membuahkan hasil, hasil dikutip di akhirat nanti. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Hasil kita berbuat sabar dan ikhlas akan dirasakan di akhirat. Jalan‐jalan ke daerah Semanggi, jumpa teman tinggal di sana. Punya cita‐cita harus tinggi, agar menjadi orang berguna. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Cita‐cita harus diraih dengan penuh perjuangan. Kalau harimau sedang mengaum, bunyinya sangat berirama. Kalau ada ulangan umum, marilah kita belajar bersama. 72 | Repto Cholidin
Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Belajarlah bersama teman‐teman untuk menghadapi ulangan umum. Apa guna berkain batik, kalau tidak berbaju kasa. Apa guna berwajah cantik, kalau tidak berbudi bahasa. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Memiliki wajah cantik tidak akan berguna apabila tidak memiliki sopan santun. Terik mentari enak berenang, sambil makan buah kelapa. Berbuat baik menolong orang, akan dapat banyak pahala. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Berbuat baik dan menolong orang mendapat pahala. Pagi hari potong kuku, sambil duduk di atas dipan. Rajinlah membaca buku, agar cerah masa depan. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Membaca buku bermanfaat bagi masa depan. Jika mau membeli sukun, beli saja di kota Blitar. Kalau kamu rajin dan tekun, Ragam Bahasa Indonesia | 73
pastilah menjadi anak yang pintar. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Agar menjadi pintar harus tekun belajar. Kemumu di dalam semak, jauh melayang selarasnya. Meski ilmu setinggi tegak, tadak sembahyang apa gunanya. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Orang yang tidak sembahyang tidak ada gunanya walupun berilmu tinggi . Anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan. Tuntutlah ilmu sungguh‐sungguh, tidak menyesal di kemudian. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Mencari ilmu harus sungguh‐sungguh agar kelak tidak menyesal. Elok rupanya kumbang jati, di bawa itik pulang petang. Tidak terkata senangnya hati, melihat ibu sudah pulang. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Hatinya senang melihat ibu pulang. Lurus jalan ke Payakumbuh, kayu jati bertimbal jalan. Di mana hati tidak kan rusuh, 74 | Repto Cholidin
ibu mati bapak berjalan. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kita harus kuat dan tabah meskipun kehilangan orang tua. Pisang emas bawa berlayar, masak sebiji di dalam peti. Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Berbuatlah yang terbaik kepada semua orang. Bunga kenanga di atas kubur, pucuk sari pandan jawa. Apa guna sombong dan takabur, rusak hati badan binasa. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Sombong adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan diri. Jika ke kota beli kain kaca, beli pita dua seuntai. Rajin menulis rajin membaca, itu pertanda anak yang pandai. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Tanda anak yang pandai adalah ia rajin membaca dan menulis. Jalan‐jalan ke pasar baru, beli pisang, pepaya, dan mangga. Wahai, kawan ingatlah selalu, banyak kawan banyak untungnya. Ragam Bahasa Indonesia | 75
Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Mempunyai banyak teman menguntungkan kita. Terang bulan di malam sepi, cahaya memancar ke pangkal kelapa. Hidup di dunia buatlah bakti, kepada ibu dan juga bapa. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Berbaktilah kepada kedua orang tua selagi hidup di dunia. Burung kutilang terbang lepas, hinggap di ranting pohon jati. Jadi orang janganlah malas, agar tidak menyesal nanti. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kita harus giat bekerja sehingga pada hari tua tidak menyesal. Tangan dicuci menjadi wangi, kaki dicuci jangan berkelit. Apalah arti punya ilmu tinggi, jika hati kita setinggi langit. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Ilmu yang kita miliki tidak akan berguna jika disertai kesombongan. Petani bekerja di sawah luas, sawah dibajak tanah pun subur. Jangan cepat merasa puas, tetap belajar agar negeri makmur. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Belajar terus untuk membangun negeri. 76 | Repto Cholidin
Di hutan ada anak kancil, anak kancil berlari cepat. Jika nanti ingin berhasil, belajarlah dengan giat. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Giatlah dalam belajar agar kelak berhasil. Anak kecil sedang dipangku, menepuk gendang dan rebana. Alangkah senangnya hatiku, mendapat baju dan celana. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jika mendapat barang dari orang lain, kita menerimanya dengan senang. Terik mentari enak berenang, sambil makan kue kelapa. Berbuat baik menolong orang, pasti dapat banyak pahala. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Berbuat baiklah dengan ikhlas, tulus, dan tanpa pamrih. Pergi ke pasar beli kawat, di jalan bertemu teman. Setiap belajar harus semangat, agar tidak menjadi beban. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Jika kita bersemangat beban akan pergi. Ragam Bahasa Indonesia | 77
Pisang emas dibawa berlayar, masak sebiji di atas peti. Utang emas boleh dibayar, utang budi dibawa mati. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Utang harta dapat dibayar, tetapi utang budi dibawa mati. Menjemur padi terhujan basah, dibeli di pasar ditukar benang. Walau hancur badan dikandung tanah, budi yang baik akan selalu dikenang. Pesan yang terkandung pada pantun tersebut adalah Kebaikan tulus seseorang akan terus dikenang meski sudah meninggal. 78 | Repto Cholidin
Bab V Ungkapan (Frasa Idiomatis) U ngkapan adalah gabungan kata yang memiliki makna kiasan tertentu. Ungkapan disebut juga frasa idiomatis yaitu frasa yang sudah membentuk idiom tertentu sehingga maknanya pun sudah bersifat idiomatis, artinya makna yang terbentuk tidak bisa diuraikan berdasarkan unsur‐unsur leksikal pembentuknya. Beberapa idiom dalam bahasa Indonesia merupakan bentuk beku (tidak dapat berubah), artinya kombinasi dalam idiom bersifat tetap. Berikut ini beberapa ungkapan dan artinya. 1. Adu domba = menghasut (supaya cekcok, berkelahi, dan sebagainya) 2. Adu nasib = mencari pekarjaan yang lebih baik (merantau) 3. Akal bulus = tipu muslihat yang licik 4. Anak bawang = peserta yang tidak masuk hitungan (ikut‐ikutan saja); anak kecil yang tidak mengerti apa‐apa 5. Anak buah = anggota kelompok yang berada di bawah pemimpin 6. Anak bungsu = anak yang lahir paling akhir 7. Anak emas = orang yang paling disayangi Ragam Bahasa Indonesia | 79
8. Anak mentimum = anak angkat yang dijadikan istri 9. Anak semang = orang yang menumpang 10. Anak sulung (mondok) 11. Anak tangga = anak yang lahir pertama kali 12. Angkat bicara = bagian tangga tempat berpijak 13. Angkat kaki = mulai berbicara (berpidato, dsb) 14. Angkat tangan = pergi; melarikan diri; kabur 15. Angkat topi = menyerah 16. Asam garam = menaruh hormat; kagum 17. Bajak laut = pengetahuan 18. Bajing loncat = perampok di laut = pencuri barang muatan dari atas 19. Balas jasa 20. Banting harga kendaraan yang sedang berjalan = upah 21. Banting tulang = menurunkan harga sebanyak‐ 22. Banyak akal 23. Banyak mulut banyaknya; menjual dengan 24. Belahan hati harga sangat murah 25. Belahan jiwa = bekerja keras 26. Benang merah = banyak ide, cerdas = banyak bicara 27. Berat hati = kekasih 28. Berat kaki = kekasih; istri 29. Berat sebelah = sesuatu yang menghubungkan 30. Berat tulang beberapa hal sehingga menjadi satu kasatuan = kurang suka melakukan = malas bekarja = memihak salah satu; tidak adil = malas 80 | Repto Cholidin
31. Berbadan dua = hamil 32. Berdarah dingin = tidak berperasaan; tidak mempunyai rasa belas kasihan 33. Berhati baja = pantang meyerah 34. Berhati dingin = tidak gembira; tidak bersemangat 35. Bermuka dua = plinplan, tak tetap pendiriannya, berpihak kepada keduanya 36. Bermuka masam = cemberut 37. Benang basah = perkara yang benar‐benar salah 38. Benang kusut = perkara yang mustahil untuk diselesaikan 39. Berpangku tangan = malas 40. Bersilat lidah = pandai berbicara 41. Bertepuk sebelah tangan=niatnya tidak dilayani 42. Besar akal = pandai; banyak akal 43. Besar hati = sombong 44. Besar kepala = sombong 45. Besar lengan = berkuasa 46. Besar mulut = pembual, bohong 47. Besar perut = rakus 48. Bintang kelas = juara kelas 49. Bintang keluarga = yang menjadi idaman keluarga 50. Bintang lapangan = pemain sepak bola yang menjadi idola 51. Buah bibir = selalu menjadi pembicaraan orang banyak 52. Buah cinta = anak/keturunan 53. Buah hati = anak/keturunan; kekasih 54. Buah pena = karangan Ragam Bahasa Indonesia | 81
55. Buah pikiran = pendapat 56. Buah tangan = oleh‐oleh; hasil pekerjaan 57. Buku putih = belum pernah melakukan 58. Bulat hati kejahatan = memutuskan untuk berbuat 59. Bunga bank 60. Bunga desa sesuatu dengan sungguh‐ sungguh 61. Bunga kehidupan = tambahan dari tabungan 62. Bunga tidur = yang menjadi idaman desa 63. Cakar ayam (tercantik di desa) 64. Cakar langit = kesenangan hidup; hiburan 65. Campur tangan = mimpi = sangat jelek 66. Cari muka = bangunan yang menjulang tinggi = turut mencampuri perkara orang 67. Cari uang lain 68. Cepat kaki = berbuat sesuatu dengan maksud 69. Cepat tangan supaya mendapat pujian dari 70. Cuci muka orang lain = berusaha mandapatkan uang 71. Cuci mulut = tangkas = giat bekerja 72. Cuci otak = bersenang‐senang dengan melihat sesuatu yang indah = hidangan penutup (buah‐buahan, dsb) yang dimakan sektelah makan = proses menghilangkan pendapat/keyakinan 82 | Repto Cholidin
73. Cuci tangan = tidak turut campur dalam suatu masalah walaupun mengetahuinya 74. Darah bangsawan = keturunan orang yang berjiwa kebangsaan 75. Darah biru = keturunan bangsawan/raja 76. Darah daging = sudah menjadi kebiasaan 77. Darah mendidih = marah sekali 78. Darah rakyat = keturunan rakyat biasa 79. Darah rendah = kebanyakan keturunan 80. Darah terakhir = keturunan terakhir, meninggal 81. Darah tinggi = suka marah, 82. Datang bulan = menstruasi/haid 83. Daun muda = wanita/perempuan muda 84. Dewi malam = rembulan 85. Emas hitam = pasir besi 86. Gang tikus = gang/lorong yang sempit 87. Gedung pencakar langit=bangunan yang menjulang tinggi 88. Gelap mata = sangat marah sehingga menjadi lupa dan mengamuk 89. Gigit jari = kecewa 90. Gila harta = mata duitan; terlalu mengejar kekayaan 91. Gila pangkat = selalu mencari pangkat/kedudukan 92. Gulung tikar = bangkrut 93. Hati kecil = perasaan hati sebenarnya 94. Hati terbuka = senang hati Ragam Bahasa Indonesia | 83
95. Hilang akal = tidak dapat berpikir; bingung 96. Hitam di atas putih = surat perjanjian 97. Hotel bintang lima = hotel dengan standar internasional 98. Hotel melati = hotel dengan tarif murah 99. Hotel prodeo = penjara 100. Hukum rimba = hukum yang berlaku yang menyatakan siapa yang menang/kuat dialah yang berkuasa 101. Iri hati = dengki, menginginkan milik orang lain 102. Isap benak = memeras tenaga/pikiran orang lain 103. Isap darah = menyuruh orang bekerja keras, tetapi dengan upah yang sangat kecil 104. Isapan jempol = kabar yang tidak benar; kabar bohong 105. Jaga mulut = berbicara hati‐hati agar tidak menyakiti hati orang lain 106. Jambu batu = jambu biji 107. Jambu monyet = jambu mete 108. Jantung hati = kekasih; yang mencintai; yang sangat disayangi 109. Jatuh hati = cinta, menaruh perhatian 110. Jiwa besar = pemberani 111. Kabar angin = kabar yang belum jelas kebenarannya 84 | Repto Cholidin
112. Kabar burung = kabar yang belum jelas kebenarannya 113. Kabar dengkul 114. Kaki gunung = kabar bohong 115. Kaki tangan = lereng gunung bagian bawah = orang yang diperalat orang lain 116. Kalang kabut 117. Kamar kecil untuk membantu; mata‐mata; 118. Kamar mandi orang kepercayaan 119. Kamar tidur = bingung tidak keruan 120. Kambing hitam = jamban, tempat buang air = bilik tempat mandi 121. Kecil hati = bilik tempat tidur = orang yang dalam suatu peristiwa 122. Kelinci percobaan sebenarnya tidak bersalah, tetapi dipersalahkan atau dijadikan 123. Kepala batu tumpuan kesalahan = hilang kepercayaan, hilang 124. Kepala dingin keberanian 125. Kepala dua = orang yang pertama‐tama dimanfaatkan sebagai percobaan 126. Keras hati = tidak mau menuruti nasihat orang; bandel 127. Keras kepala = tenang dan sabar 128. Kuat hati = memihak ke sana sini (tidak hanya satu pihak) = tidak lekas putus asa; tidak akan berhenti bekerja sebelum yang dicita‐citakan tercapai = bebal; tidak mau diperingatkan = teguh pendiriannya Ragam Bahasa Indonesia | 85
129. Kuda hitam = perserta pertandingan yang semula tidak diperhitungkan akan 130. Kuli tinta menang tetapi akhirnya menjadi 131. Kulit badak pemenang 132. Kurang akal 133. Kurang bahasa = wartawan = tidak malu 134. Kurang beres = tidak seberapa pandai 135. Kurang biasa = tidak tahu sopan‐santun; tidak 136. Kurang jantan 137. Kurang ingatan tahu adat 138. Kutu buku = gila = canggung 139. Kutu loncat = penakut = gila 140. Lancang mulut = orang yang senang membaca 141. Lapang dada 142. Lepas tangan buku = orang yang menggantungkan 143. Lidah buaya hidupnya dengan menumpang 144. Lidah ular dari satu orang ke orang lain 145. Lintah darat = omongannya tak terkendali = sabar; senang 146. Lupa daratan = tidak campur tangan; tidak tanggung jawab = kata‐kata yang penuh dengan tipu daya = suka menipu; tidak jujur; licik = orang yang meminjamkan uang dengan bunga yang sangat tinggi = bertindak tanpa menghiraukan harga diri; tidak peduli apa‐apa 86 | Repto Cholidin
147. Lupa diri = tidak sadar akan dirinya 148. Lurus hati = jujur 149. Macan ompong = sesuatu yang tampak kuat/galak 150. Mahal senyum = jarang tersenyum 151. Main gila = melakukan perbuatan tak baik/berbahaya 152. Main mata = mengadakan kontak dengan pihak lain untuk tujuan menguntungkan pihak tertentu 153. Makan pagi = sarapan 154. Makan siang = makan tengah hari 155. Makan malam = makan malam hari 156. Makan angin = berjalan‐jalan untuk mencari hawa segar 157. Makan asam garam = sudah berpengalaman dalam hidup 158. Makan bawang = marah‐marah 159. Makan besar = berpesta 160. Makan darah = mengambil banyak untung; rusak hatinya karena sedih 161. Makan dawai = miskin sekali 162. Makan emas = menerima suap 163. Makan hati = menderita sedih karena perbuatan orang lain 164. Makan suap = menerima sogok 165. Makan waktu = memerlukan waktu yang lama 166. Makan jalan = prasmanan 167. Makan riba = makan barang yang tidak sah 168. Makan sumpah = celaka karena melanggar sumpah Ragam Bahasa Indonesia | 87
169. Makan tangan = untung; memperoleh laba 170. Makan tulang = selalu menyuruh temannya 171. Makan hati = menjadi pikiran/beban 172. Mandi darah = berlumuran darah 173. Mandi keringat = berlumuran keringat karena bekerja keras 174. Masih bau kencur = masih kekanak‐kanakan 175. Masih hijau = belum banyak pangalaman 176. Mata‐mata = kaki tangan musuh 177. Mata angin = arah 178. Mata keranjang = suka melirik wanita/pria yang bukan kenalannya 179. Mata rantai = kejadian yang saling berhubungan 180. Meja hijau = pangadilan 181. Membabi buta = melakukan sesuatu secara nekat; tidak peduli apa‐apa lagi 182. Membanting harga = menurunkan harga 183. Membanting stir = berusaha lain 184. Membanting tulang = bekerja keras 185. Memberi hati = menyenangkan orang lain 186. Membuang harga = mengganggu nilai harga barang 187. Memerahkan telinga= membuat marah 188. Memeras otak = berpikir keras 189. Memikat hati = menarik perhatian 190. Memutar otak = mencari akal 191. Mendarah daging = meresap banar ke dalam hati sanubari; menjadi kebiasaan 88 | Repto Cholidin
192. Mengambil alih = memindahkan wewenang dari orang lain 193. Mengambil hati = mempersenang hati orang supaya disayangi 194. Mengambil keputusan =memutuskan sesuatu 195. Menusuk hati = menyinggung perasaan 196. Mendapat hati = mendapat perhatian 197. Muka badak = tidak mempunyai rasa malu 198. Muka dinding = tidak mempunyai rasa malu 199. Muka dua = tidak jujur 200.Muka manis = ramah‐tamah 201. Muka masam = cemberut; tidak senang 202. Muka tembok = tidak mempunyai rasa malu 203.Mulut harimau = bahaya besar; kesulitan besar 204.Murah hati = suka memberi; baik hati 205. Naik darah = marah 206.Naik daun = sedang terkenal 207. Naik haji = menunaikan ibadah haji 208.Naik gaji = gajinya bertambah banyak 209.Naik kelas = kelasnya menjadi tinggi 210. Naik pangkat = pangkatnya berubah menjadi tinggi 211. Naik pitam = marah 212. Orang asing = orang yang tak dikenal 213. Orang awam = orang yang tak tahu apa‐apa 214. Orang baik = orang yang berkelakuan baik 215. Orang pertama = pelopor 216. Orang sebelah = tetangga 217. Otak udang = sukar mengerti; bodoh Ragam Bahasa Indonesia | 89
218. Panas hati = sangat iri 219. Panjang akal = dapat berpikir dengan baik 220. Panjang lidah = suka mengomel 221. Panjang tangan = suka mencuri 222. Patah arang = sudah putus sama sekali; tidak dapat didamaikan lagi 223. Patah hati = hilang keberanian 224. Pedagang kaki lima = pedagang yang berjualan di emper toko/tepi jalan 225. Pendek akal = kurang luas pikiran 226. Pendek kata = berbicara singkat 227. Perang mulut = adu pendapat 228. Peti es = mendiamkan 229. Polisi tidur = bagian permukaan jalan yang ditinggikan secara melintang untuk menghambat laju kendaraan 230.Pusing tujuh keliling = sangat kebingungan 231. Putih tulang = mati 232. Raut muka = wajah, rupa 233. Rendah diri = merasa dirinya kurang 234. Rendah hati = tidak sombong 235. Ringan kaki = suka datang 236.Ringan kepala = mudah mengerti 237. Ringan lidah = pemarah 238. Ringan mulut = usil 239.Ringan tangan = suka membantu; suka bekerja 240.Ringan tulang = giat bekerja 241. Sakit hati = marah; dendam; kecewa 90 | Repto Cholidin
242. Sapi perahan = orang yang diperas tenaganya/penghasilannya oleh 243. Selalu ingat orang lain 244.Sembunyi tangan 245. Setengah hati = rindu 246.Si jago merah = pura‐pura tidak tahu 247. Silat lidah = bimbang = api 248.Surat kaleng = berdalih atau berkelat; memutar 249.Tahan banting balikkan perkataan; berdebat = surat yang tidak terdapat 250. Tangan besi 251. Tangan hampa pengirimnya 252. Tangan kanan = tidak mudah menyerah dalam 253. Tangan kosong menghadapi tantangan 254. Tangan terbuka perubahan 255. Tebal hati = kekuasaan; tindakan keras 256. Tebal muka = tidak mendapatkan apa‐apa 257. Tebal telinga = pembantu utama; orang kepercayaan 258. Tinggi hati = tidak berhasil 259. Tutup mulut = diterima dengan suka hati 260.Tutup usia = tidak menaruh belas kasihan 261. Turun tangan = tidak punya malu = tidak tahu mendengar kata orang lain = sombong; angkuh = tak mau bicara; diam = meninggal, wafat = membantu Ragam Bahasa Indonesia | 91
262. Uang jajan = uang/upah khusus untuk biaya perjalanan 263. Uang makan 264.Uang panas = uang/upah khusus untuk makan = uang yang diperoleh dengan jalan 265. Uang pecah 266.Ular kepala dua tidak sah 267. Unjuk gigi = uang receh = orang munafik = menunjukkan kekuatan (kepandaian, kekuasaan, dsb) 92 | Repto Cholidin
Daftar Pustaka Pamungkas, dkk. 1994. Inti Sari Kata Bahasa Indonesia. Surabaya: Apollo. ‐‐‐‐‐‐. 1998. 360 Peribahasa Indonesia. Surakarta: CV Seti Aji. ‐‐‐‐‐‐. 2005. Persiapan Menghadapi Ujian Sekolah SD/MI. Bandung: Yrama Widya. Haryanto, Drs. dkk. 2007. Seri Pendalaman Materi Bahasa Indonesia SD. Surakarta: PT Gelora Aksara Pratama. ‐‐‐‐‐‐. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Nur Azman, Drs. 2008. Meraih Sukses UAS SD/MI. Bandung: Ganeca Sains. ‐‐‐‐‐‐. 2009. Detik‐detik UASBN. Klaten: Intan Pariwara. ‐‐‐‐‐‐. 2009. Kupas Tuntas UASBN SD. Sukoharjo: CV Sindunata. Hidayati, Inoer. 2012. Buku Pintar EYD. Yogyakarta: Indonesia Tera. ‐‐‐‐‐‐. 2012. Detik‐detik UASBN. Klaten: Intan Pariwara. Dwi Tyas Utami, Dra., dkk. 2013. SPM Plus US/M untuk SD/MI. Jakarta: Erlangga. Dwi Tyas Utami, Dra., dkk. 2014. SPM Plus US/M untuk SD/MI. Jakarta: Erlangga. Baehaqie, Imam. 2014. Sintaksis Frasa. Yogyakarta: Ombak. Ragam Bahasa Indonesia | 93
Profil Penulis Pria bernama lengkap Repto Cholidin, S.Pd.SD. ini lahir di Batang pada tanggal 7 Februari 1976. Ia menyelesaikan pendidikan SD sampai SLTA di Kabupaten Batang. Ia menyelesaikan pendiidkan S1 di UPBJJ UT Semarang Pokjar Batang lulus pada tahun 2011. Ia mulai mengabdi di SD Negeri Kebumen 02 sebagai pengajar sampai sekarang. Selain mengajar ia juga aktif sebagai anggota PGRI dan kepramukaan. Untuk berkomunikasi dapat menghubungi E‐ mail [email protected] dan HP 085 226 484 887. Buku ini merupakan karya perdana penulis. 94 | Repto Cholidin
Search