LEOTOLSTOI 279 ia seakan merasa kikuk dan malu karena masih mampu berjalan dengan tegap, karena memiliki anggota tubuh yang besar-besar dan penuh lemak. Hampir-hampir ai merasa dirinya tak berbaju di tengah orang banyakitu. \"Bayangkan, bayangkan diriku di tengah teman-teman yang barn itu,\" katanya kepada Kitty sambil menjepit tangan anaknya itu dengan siku. \"Betul-betul aku jatuh cinta pada Sodenmu yang brengsek ini, bahwa dia menyambutmu dengan baik. Cuma sedih, ya, sedih sekali di sini. Siapa itu?\" Kitty menyebutkan nama-nama orang yang dikenalnya mapun yang tidak, yang waktu itu berpapasan dengan mereka. Tepat di pintu masuk kebun, mereka bertemu dengan M-me Berthe yang butabersama pengantarnya, dan pangeran senang melihat ekspresi haru di wajah perempuan Prancis itu saat perempuan itu mendengar suara Kitty. Perempuan Prancis itu, dengan keramahan Prancisnya yang berlebihan, mulai bicara dengan Pangeran, memuji-mujinya karena Pangeran punya anak perempuan yang begitu baik, dan tak henti-hentinya memuji Kitty setinggi langit dan menamakan gadis itu harta karun, mutiara dan bidadari-penghibur. \"Kalau begitu, dia ini bidadari kedua,\" kata Pangeran tersenyum. \"Dia sebut M-lle Varenka bidadari nomor satu.\" \"O, M-lle Varenka itu bidadari yang sebenarnya, allez,\"6s sahut M me Berthe. Di dalam sanggar, mereka bertemu dengan Varenka sendiri. Varena buru-buru menemui mereka sambil membawa tas merahnya yang molek. \"Ini Papa sudah datang,\" kata Kittykepada Varenka. Varenka membuat gerakan yang biasa sekali dan wajar, seperti semua yang dilakukannya, yaitu gerakan antara membungkuk dan melipat lutut, dan seketika itu ia sudah bicara dengan Pangeran seperti ia bicara dengan semua orang lain, wajar dan biasa sekali. \"Tentu saja saya kenal Anda, kenal sekali,\" kata Pangeran sambil tersenyumkepada Varenka, dan dari senyuman itu tahulah Kitty dengan gembira bahwa ayahnya senang kepada sahabatnya itu. \"Mau ke mana Anda buru-buru?\" \"Maman di sini,\" kata Varenka kepada Kitty. \"Ia tak tidur sepanjang 65 Allez (Pr): Dalam segala hal.
280 ANNA KAR£NINA malam, dan dokter menasihatkan untuk pergi dari sini. Saya bawa pekerjaan untuk dia.n \"Itu tadi bidadari nomor satu!\" kata Pangeran, ketika Varena sudah perg1. Kitty melihat ayahnya ingin menertawakan Varenka, tapi dia tak juga sanggup melakukannya, karena Varena menarik hatinya. \"Yah, akan kita lihat semua sahabatmu hari ini,\" tambah Pangeran, \"juga Madame Stahl, kalau ia memberikan kehormatan untuk mengenal Papa.\" \"Apa memang Papa mengenalnya?\" tanya Kitty khawatir, ketika ai melihat ada bunga api ejekan di mata ayahnya saat mengingat Madame Stahl. \"Papa kenal suaminya dan dia sedikit, dulu, sebelum dia ikut pietisme.'' \"Apaitupietisme, Papa?\"tanyaKittyyangmerasaketakutan,karenaha! yang sangat dibargainya pada Madame Stahl itu ternyata ada namanya. \"Papa sendiri tak begitu tahu. Yang Papa tahu cuma ai bergyukur pada Tuhan atas segalanya, termasuk semua kemalangannya; dan atas meninggalnyasang suami pun ia bersyukurpadaTuhan. Yah, lalujadinya lucu sekali, karena kenyataannya hidup mereka tak keruan. \"Itu siapa? Wajahnya betul-betul bikin kasihan!\" tanya Pangeran melihat seorang pasien yang bertubuh sedang, duduk di bangku menge nakan mantel coklat dan pantalon putih, dan pantalon itu terlipat-lipat aneh di bagian kakinya yang tak berdaging. Tuan itu mengangkat sedikit topi jerami yang menutup rambutnya yangjarangberombak, sehingga terlihat dahinya yang tinggi dan meme rah tak sehat. \"Itu Petrov, pelukis,\"jawab Kitty, memerahwajahnya, \"dan itu istri nya,\" tambahnya sambil menunjuk Anna Pavlovna, yang ketika mereka mendekat seakan dengan sengaja mulai mengejar seorang anak yang berlari dijalan. \"Betul-betul mengibakan, tapj wajahnya itu simpatik sekali,\" kata Pangeran. \"Kenapakamutak mendekat? Barangkali dia mau mengatakan sesuatu padamu?\" \"Kalau begitu, mari mendekat,\" kata Kitty sambil membelok tanpa ragu-ragu. \"Bagaimana kesehatan Anda sekarang?\" tanyanya kepada Petrov. Petrov berdiri, bertopang pada tongkatnya, dan dengan takut-takut
LEOTOLSTOI 281 memandang Pangeran. \"Ini anak saya,\" kata Pangeran. \"Perkenalkan.\" Pelukis itu membungkuk tersenyum, memperlihatkan giginya yang puthi berkilau aneh. \"Kemarin kami menunggu Anda, Nona Pangeran,\" katanya kepada Kitty. Waktu mengatakan ituai terhuyung, lalu ia ulangi gerakan itu untuk menunjukkan bahwa ai melakukan itu dengan sengaja. \"Saya mau datang, tapi Varenka mengatakan, Anna Pavlovna menyuruh dia mengatakan pada saya bahwa Anda takjadi pergi.\" \"Bagaimana pula tak jadi pergi?\" kata Petrov memerah wajahnya, dan seketika itu pula batuk-batuk, lalu mencari-cari istrinya. \"Aneta, Aneta!\" ujarnya keras, dan pada lehernya yang kurus putih seperti tali muncul urat-uratbesar. Anna Pavlovna mendekat. \"Kenapa kamu surub mengatakan pada Nona Pangeran babwa kita tak jadi pergi?\" desisnya kepada sang si tri dengan gemetar karena kehilangan suara. \"Selamat pagi, Nona Pangeran,\" kata Anna Pavlovna dengan se nyuman dai tur, yang samasekali tak sesuai dengan ucapan selamatnya. \"Senang sekalibisaberkenalan denganAnda,\"katanyakepada Pangeran. \"Sudah lama kami menanti Anda, Pangeran.\" \"Kenapa kamu suruh mengatakan pada Nona Pangeran bahwa kita tak jadi pergi?\" desis pelukis sekali lagi dengan suara serak dan lebih marah lagi, agaknya lebih berang karena ai tak bisa mengeluarkan suaranya dengan wajar, dan ia tak mampu mengekspresikan apa yang dikehendaki dalam kata-katanya. \"Ya Tuhan! Aku pikir kita takjadi pergi,\"jawab istrinya kesal. \"Lo, ketika...,\" pelukis itu pun terbatuk-batuk dan mengibaskan tangannya. Pangeran mengangkat topinya sedikit, lalu bersama anaknya me ninggalkan mereka. \"Yah, yah!\" kata Pangeran sarnbil rnenarik napas panjang. \"Orang orang yang rnalang.\" \"Ya, Papa,\"jawab Kitty. \"Tapiperlu diketahui, merakaitupunya tiga anak, tak punya seorang pun pembantu, dan hampir tak punya surnber penghidupan. Memang adaia menerirnauang dariAkademi,\"cerita Kitty bersernangat, dalam usahanya menindas kegelisahan yangtimbul dalarn
282 ANNA KAR£NINA dirinya akibat perubahan aneh dalam sikap Anna Pavlovna kepada dia. \"Itu dia Madame Stahl,\" kata Kittysambil menunjuk sebuah kereta, di mana terbaring sesuatuyang dipayungi, ditutup kani kelabu dan biru, dikelilingi bantal-bantal. ltu adalahNyonya Stahl. DibeEakang berdiri seorangpekerjaJerman berbadan sehat, tapi murung, yang mendorongnya. Di dekatnya berdiri seorang grafSwediaberambut cokelat cemerlang, yang namanya dikenal Kitty. Beberapa orang sakitjalan berlambat-lambat di dekatkeretauntuk melihat nyonya itu, seperti melihat sesuatu yang luarbai sa. Pangeran menghampiri nyonya itu. Dan seketika itu tampak oleh Kittybunga apiejekanyangmembingungkan diwajah ayahnya. Pangeran menghampiriMadame Stahldanbicaradengan diadalambahasaPrancis yang baik sekali: dengan bahasa macamitu sekarang, yaitu dengan tertib dan manis, takbanyak lagi orang bicara. \"Saya tak tahu apakah Anda ingat saya atau tidak, tapi saya harus mengingatkan diri untuk mengucapkan terimakasih atas kebaikan Anda terhadap anak perempuan saya,\" kata Pangeran sambil melepaskan topi dan tak mengenakannya kembali. \"Pangeran Aleksander Shcherbatskii,\" kata Madame Stahl yang lalu menengadahkan mata surganya kepada Pangeran, dan dalam mata itu Kitty melihat tanda tak senang. \"Saya senang sekali. Dan saya jatuh sayang pada anak Anda ini.\" \"KesehatanAnda masih kurang baik?\" \"Ya, tapi saya sudah biasa,\" kata Madame Stahl, kemudian diperke nalkannya Pangeran kepada grafSwedia itu. \"Anda sedikit sekali berubah,\" kataPangerankepadaMadame Stahl. \"Sepuluh atausebelas tahun saya tak memperoleh kehormatan menemui Anda.\" \"Ya, Tuhan memberikan salib pada kita, dan memberikan kekuatan untuk memanggulnya. Memang kita sering heran, ke mana arah hidup ini.... Dari sebelah situ!\" katanya tak puas kepada Varenka yang kurang tepat menyelimuti kakinya. \"Untuk berbuat kebaikan, saya rasa,\" kata Pangeran sambil ketawa dengan matanya. \"Itu bukan kita yang harus menilai,\" kata Nyonya Stahl, melihat rona wajah Pangeran. \"Jadi Anda akan kirimkan buku itu pada saya, Grafyang baik? Saya ucapkan terimakasih pada Anda,\" katanya kepada anak muda Swedia itu.
LEOTOLSTOI 283 \"A!\" seru Pangeran ketika dilihatnya kolonel dari Moskwa yang berdiri tak jauh dari situ; sesudah membungkuk kepada Nyonya Stahl ia pun meninggalkan tempat bersama anaknya dan kolonel, yang menggabungkan diri dengan mereka. \"Itulah aristokrasi kita, Pangeran!\" kata kolonel dari Moskwa yang tampak ingin bersikap sinis; ia memang tak suka kepada Nyonya Stahl, karena nyonya itu takkenal dengannya. \"Masih seperti dulujuga,\"jawab Pangeran. \"Apa Pangeran sudah kenal dia sebelum sakit? Jadi sebelum dia tiduran saja?\" \"Ya. Dia mulai tiduran waktu saya masih muda.\" \"Orang bilang, sepuluh tahun dia tak bangun.\" \"Ya, tak bangun, sebab kakinya pendek! Memang jelek sekali cacatnya....\" \"Papa, itu tak mungkin!\" seru Kitty. \"Lidah yang jahat memang bilang begitu, Kawan. Tapi memang sudah nasib sahabatmu Varenka itu rupanya,\" tambahnya. \"Begitulah memang nyonya-nyonya yang sakit itu!\" \"Ah, tidak, Papa!\" kata Kitty bernafsu, menyatakan keberatan. \"Varenka sangat mengagumi Madame Stahl. Selani itu, dia hanya ber buat kebaikan! Boleh tanya siapa saja! Semua orang kenal dia dan Aline Stahl.\" \"Barangkali juga,\" kata Pangeran sambil menekan tangan Kitty dengan sikunya. \"Kalau begitu, lebih baik tanya kepada siapa saja, dan tak seorangpun tahu!\" Kittyterdiam, tapibukankarena takadayanghendak dikatakannya; kepada ayahnya sendiri pun ia tak berniat mengungkapkan pikiran pikiran rahasianya. Tapi mengherankan, sekalipun ai bertekad untuk tidak tunduk pada pandangan ayahnya, dan tak memberikan peluang kepada ayahnya untuk masuk ke dalam relung sucinya, ia merasa bahwa gambaran Nyonya Stahl yang surgawi, yang selama satu bulan disimpannya dalam jiwa, tiba-tiba saja lenyap dan tak kembali lagi, seperti tubuhyang hanya terdiri atas gaun yang sudah dibuang, padahal orang melihat gaun itu ada. Yang tinggal hanyalah perempuan berkaki pendekyang terus berbaring karena cacatnyajelek sekali, yang menyiksa Varenkayang patuh, karenatidaktepat menggulung selimutnya. Dengan mengerahkan angan-anganapapun, takmungkin lagi ai mengembalikan gambaran tentang Madame Stahl sebelumnya.
284 ANNA KAR£NINA xxxv Pangeran menularkan kegembiraannya kepada para anggota keluarga, para kenalan, dan bahkan juga kepada orang Jerman pemilik rumah yang mereka tinggali. Sepulang bersama Kitty dari sumber air, dan mengundang kolonel, Maria Yevgenyevna, dan Varenka untuk minum kopi, Pangeran memerintahkan mengeluarkan meja serta kursinya ke kebun di bawah pohon kastanye, dan menghidangkan makan pagi di sana. Baik tuan rumah maupun pembantunya ikut gembira terpengaruh kegembiraan Pangeran. Mereka tahu sifat derrnawan Pangeran, dan setengah jam kemudian dokter dari Hamburg yang sakit dan tinggal di tingkat atas dengan iri melihat ke jendela, ke kumpulan orang Rusia yang sehat gembira di bawah pohon kastanye itu. Di bawah bayangan dedaunan yang terns berayun, Nyonya Pangeran dudukmenghadap meja bertaplak putih lengkap dengan poci kopi, roti, mentega, keju, dan daging buruan dingin; dengan mengenakan tutup kepala berpita-pita warna lila ai membagi-bagikan cangkir dan roti bermentega. Di ujung meja yang lain Pangeran duduk makan dengan penuh selera, bercakap-cakap dengan riang gembira. Pangeran meletakkan barang-barang belai nnya di dekatnya, kotak-kotak berukir, patung-patung biryulka, bermacan pisau kertas yang banyak dibelinya di semua sumber air dan kemudian dihadiahkannya, antara lain kepada Lishchen, pelayan dan pemilik rumah yang bisa diajaknya berkela:kar dengan bahasaJermanyangjelek dan lucu. Kepada pemilik rumah itu ia katakan, bukan air yang telah menyembuhkan Kitty, tapi masakan pemilik rumah yang enak sekali, terutama sop buah prem itu. Nyonya Pangeran menertawakan suaminya yang tak lepas dari kebiasaan Rusianya, tapi Nyonya Pangeran begitu bersemangat dan senang, suatu hal yang tak pernah terjadi selama ia berada di sumber air. Kolonel seperti biasa tersenyum saja mendengar kelakar Pangeran; tapi mengenai Eropa yang dipelajarinya dengan teliti, menurut pendapatnya, ia berpihak kepada Nyonya Pangeran Maria Yevgenyevna yang baik hati, sampai terguncang badannya karena ketawa mendengar segala yang diucapkan pangeran yang lucu, sedangkanVarenka, akibat kelakar Pangeran, sampai terpingkal-pingkal oleh ketawanya yang tidak keras namun mudah dimengerti maknanya, suatu hal yang belum pernah dilihat Kitty. Semua itu menyenangkan, tapi bagaimanapun, tidak dapat tidak
LEOTOLSTOI 285 Kitty terpaksa berpikir. Kitty itak mampu sekarang ini memecahkan soal yang tanpa disadarinya telah diberikan ayahnya, yaitu bagaimana mungkin ayahnya memandang para sahabat Kitty dan hidup yang demikian dicintainya itu dengan pandangan gembira? Soal itu ditambah lagi dengan soal berubahnya hubungannya dengan keluarga Petrov yang sekarangjadi tegang dan tak menyenangkan. Semua orang merasa senang, tapi Kitty tak mungkin bisa merasa senang, dan ini lebih menyiksanya lagi. Ia merasa, seperti pernah dirasakannya di masa kecil dulu, ketika ai dihukum dengan dikurung dalam kamarnya, dan dari situ ia mendengar tawa gembira saudara-saudaranya. \"Jadi untuk apa kamu bell segala tetek-bengek itu?\" tanya Nyonya Pangeran tersenyum sambil menyerahkan cangkir kopi kepada suaminya. \"Kami jalan, lalu kami datangi warung belanja; 'Erlaucht, excellent, durchlaucht.'66 Dan begitu me-reka mengatakan 'Durchlaucht', betul betul aku tak taban lagi; keluar uangku sepuluh thaler.n \"Itu cuma karena bosan,\" kata Nyonya Pangeran. \"Tentusajakarenabosan. Begitubosannyasampai taktabu, apa lagi yang bendakkita buat.\" \"Bagaimana bisa bosan, Pangeran? Begini banyak bal menarik di Jerman,\" kata Maria Yevgenyevna. \"Semua yang menarik itu sudah saya kenal; sup buah prem itu saya tahu, worst kacang polong saya tahu. Semuanya saya kenal.\" \"Tapi terserahlah pada Pangeran, menurut pendapat saya yang menarik adalah lembaga-lembaga mereka,\" kata kolonel. \"Apanya yang menarik? Mereka semua sudah puas, seperti uang tembaga; semua orang lain telah dikalahkan. Kalau saya sendiri, apalah yang bisa membuat saya puas? Saya tak mengalahkan siapapun, cuma mesti mencopot sepatu sendiri, dan menaruhnya di balikpintu. Pagibari bangun, lekas berpakaian, pergi ke salon minum teh muraban. Tidak seperti di rumah. Banguntanpaburu-buru, marab-marah karena sesuatu perkara, mengomel sedikit, lalu sadar kembali baik-baik, memikirkan semuanya tanpa buru-buru.n \"Tapi waktu adalah uang, Anda lupa itu,\" kata kolonel. \"Waktuyang mana! Waktu sudab lain sekarang, dulu sebulan penub bisa dibayar dengan setengah rube], sekarang kerja setengab jam saja 66 Erlaucht, excellent, durchfaucht(Jr):Tuan Besar,Tuan Yang Mulia.
286 ANNA KAR£NINA sudah tak terbayar oleh kita. Betul tidak, Katenka? Kamu kenapa ini, diam saja?\" \"Sayatidak apa-apa.\" \"Mau ke mana Anda ni i. Duduklah dulu,\" kata Pangeran kepada Varenka. \"Saya harus pulang,\" kata Varenka sambil berdiri, dan kembali ketawa riuh. Sesudah normal kembali ia pun minta diri, dan masuk rumah mengambil topi. Kitty mengikutinya. Varenka pun kini tampak lain di mata Kitty. Memangtaklebih buru.k, tapisekarang inilain daripadayang semula dibayangkannya. \"Oh, sudah lama saya tidak ketawa seperti tadi!\" kata Varenka mengambil payung dan tasnya. \"Ayahmu itu baik sekali!\" Kitty diam saja. \"Kapan kita ketemu lagi?\" tanya Varenka. \"Maman ingin singgah ke rumah keluarga Petrov. Anda tidak ke sana?\" kata Kittymencoba mengetahui rencana Varenka. \"Ya, saya akan ke sana. Mereka akan pergi, dan saya sudah berjanji akan membantu mereka menyiapkan barang-barangnya.\" \"Kalau begitu saya akan datan.gjuga.\" \"Ah, untuk apa?\" \"Kenapa? Kenapa? Kenapa?\" ujar Kitty membuka matanya lebar lebar sambil memegang payung Varenka agar gadis ini tidak pergi. \"Tidak, tunggu dulu, kenapa?\" \"Begitulah, Papa Anda sudah datang, dan lagi mereka malu pada Anda.\" \"Tidak, Anda katakan, kenapa Anda tidak menginginkan saya datang ke rumah keluarga Petrov? Anda tak senang saya ada di sana, kan? Kenapa?\" \"Saya tidak bilang begitu,\" kata Varenka tenang. \"Tidak, tapi Anda katakan!\" \"Mau saya beberkan semuanya?\" tanya Varenka. \"Ya, semua, semua.I\" sahut Kitty. \"Sebetulnya tak ada yang istimewa, cuma, Mikhail Alekseyevich (begitu nama pelukis itu) tadinya ingin pergi lebih dini, tapi sekarang ai tak mau pergi,\" kata Varenka tersenyum. \"Lalu! Lalu!\" desak Kitty sambil menatap Varenka. \"Dan entah kenapa, Anna Pavlovna mengatakan, suamni ya tak mau
LEOTOLSTOI 287 pergi karena Anda ada di sini. Tentu saja ini bukan pada tempatnya, tapi karena hal itulah, karena Andalah terjadi pertengkaran. Anda tahu sendiri, orang-orang sakit itu mudah sekali naik darah.\" Kitty diam saja, dengan wajah lebih murung lagi; tinggal Varenka yang bicara, mencoba melunakkan dan menenangkannya; sementara itu ai melihat akan terjadi ledakan pada Kitty, hanya saja ai tak tahu, ledakan airmata atau kata-kata. \"Jadi lebih baik Anda tak usah pergi.... Dan Anda tahu, jangan karena ituAnda tersinggung....\" \"Salah saya sendiri, salah saya sendiri!\" ujar Kitty cepat sambil merebut payung dari tangan Varenka, lalu memandang jauh tanpa memerhatikan mata sahabatnya. Varenka ingintersenyummelihatkemarahankekanakan sahabatnya itu, tapi ia takut menyinggung perasaannya. \"Salah sendiri bagaimana? Saya tak mengerti,\" katanya. \"Salah sendiri, ka.rena semua ini ternyata cuma pura-pura, karena semua ini cuma dikarang-karang, bukan dari dasar hati.Apa urusan saya dengan orang lain? Tapi ternyata ini yang terjadi, saya jadi penyebab pertengkaran, dan saya melakukan hal yang tak seorang pun meminta saya melakukannya. Karena semua ni i cuma pura-pura! Pura-pura! Pura-pura!\" \"Lalu apa maksud pura-pura itu?\" kataVarenka lirih. \"Yah, bukan main bodohnya, kejinya! Sebetulnya saya samasekali tak membutuhkan apa-apa. Semua ini pura-pura saja!\" katanya sambil membuka-menutup payung. \"Lalu apa maksudnya?\" \"Supaya tampak lebih baik di mata orang, di mata diri sendiri, di mata Tuhan, tak segan-segan menipu semua orang. Tidak, sekarang saya tidak akan membiarkan diri saya terbawa. Memang ini jelek, tapi setidak-tidaknya tidak palsu, tidakjadi penipu!\" \"Tapi siapa yang jadi penipu?\" kata Varenka bernada mencela. \"Anda bicara seolah....\" Tapi Kitty sudah meledak. Ia tak memberi kesempatan kepada Varenka untuk menyelesaikan bicaranya. \"Saya tidak sedang bicara tentang Anda, samasekali bukan tentang Anda. Anda orang yang sempurna. Ya, ya, saya tahu Anda orang yang sempurna; tapi apa yang harus saya lakukan kalau sayajahat? Semua ini tak bakal terjadi kalau saya tidak jahat. Tapi biarlah saya tetap seperti
288 ANNA KAR£NINA adanya, asalkan saya tidak pura-pura. Apa urusan saya dengan Anna Pavlovna! Biarlah rnereka hidup seperti yang dikehendaki, dan saya pun seperti yang saya rnau. Saya tak bisa jadi orang lain.... Dan sernua itu bukan yang saya cari, bukan yang saya cari!...\" \"Apa yang bukanAnda cari?\" kataVarenka takjuga rnengerti. \"Semuainibukanyangsayacari. Sayatakbisahidupdengancaralain selain menuruti kata hati, sedangikan Anda hidup rnenurut peraturan. Sayajatuh sayang padaAnda secara biasa saja, sedangkan Anda rupanya dengan rnaksud menyelamatkan saya, mengajar saya.\" \"Anda salah,\" kataVarenka. \"Saya tidak sedang bicara tentang orang lain, saya bicara hanya tentang diri sendiri.\" \"Kitty!\" terdengar suara ibunya. \"Cobake sini, tunjukkan pada Papa raja karnu.'' Dengan wajah angkuh dan tak kenal darnai, Kitty rnengarnbil raja raja rnainan yang ada dalarn kotak dari atas rneja, dan datang rnenernui ibunya. \"Kenapa karnu ini? Kenapa begitu rnerah?\" kata ibu dan ayahnya serentak. \"Tidak apa-apa,\" jawabnya. \"Sebentar saya ke sini,\" lalu ia lari ke luar. \"Dia rnasih disini!\" pikirnya. \"Apayanghendakkukatakan padanya? Ya Tuhan! Apa yang telah kulakukan, apa yang telah kukatakan! Kenapa aku rnenghinanya? Apayang hams kulakukan?Apayang akan kukatakan padanya?\" pikir Kitty, berhenti dekat pintu. Varenka yang bertopi dan rnemegang payung sedangduduk di dekat meja sambil menatap pegas payung yang dirusak Kitty. Ia menegakkan kepala. \"Varenka, maafkan saya, maafkan saya!\" bisik Kitty sambil menghampiri sahabatnya itu. \"Saya tak ingat lagi apayang saya katakan. Saya....\" \"Saya betul-betul tak berniat membuatAndabersedih,\" kata Varenka tersenyum. Perdamaian telah tercapai. Tapi dengan kedatangan ayahnya, berubahlah seluruh hidup Kitty yang telah diternpuhnya. Ia tak mengingkari segala yang telah diketahuinya, tapi ia mengerti dirinya
LEOTOLSTOI 289 telab menipu diri sendiri, ketika menurutpendapatnya iabisajadi orang seperti yang diinginkannya itu.... Ia seakan tersadar akan dirinya, dan ia merasakan sukarnya bertaban di atas ketinggian yang ingin dicapainya tanpa berpura-pura dan tanpa beromong besar; selain itu ia merasakan segalabeban dunia yang penuh kesediban, penyakit dan maut di tempat ia bidup; dan terasalab olebnya betapa sangat menyiksa segala usaba yang dilakukannya terbadap diri sendiri untuk mencintai dunia ini, dan inginlabai lekas-lekas mendapatkan udarasegardi Rusia, diYergosbovo, karena dari surat-surat yang mereka terima, kakaknya Dolly bersama anak-anaknya sudab pindab ke sana. Tapi rasa cintanya kepada Varenka tak juga berkurang. Ketika mereka berpisab Kitty membujuk Varenka untuk bertandang kepada mereka di Rusia. \"Saya akan datang kalau Anda nanti kawin,\" kata Varenka. \"Saya tidak akan kawin.\" \"O, kalau begitu sayatidak akan pernab datang.\" \"Kalau begitu saya akan kawin buat menyambut Anda saja. Awas, ya, ingatjanji itu!\" kata Kitty. Apayangdikatakandokterduluternyatabenar. KittypulangkeRusia dalam keadaan sebat. Ia tak begitu rileks dan riang seperti sebelumnya, tapitenang. Kesedibanyang pernab dai laminya di Moskwa dulu kinijadi kenang-kenangan baginya.
BAGIAN KETIGA
I Sergei Ivanovich Koznishov ingin beristirahat dari kerja otak, tapi ia tak pergi ke luar negeri seperti biasa dilakukannya, tapi dengan datang ke rumah adiknya di desa pada akhir bulan Mei. Menurut keyakinannya, hidup yang terbaik adalah di desa. Ia datang ke ru.mah adiknya sekarang untuk menikmati hidup di desa itu. Konstantin Levin sangat senang, lebih-lebih karena musim panas itu ia sudah tak lagi menanti kedatangan kakaknya Nikolai. Sekalipun mencintai dan menghormati Sergei Ivanovich, Konstantin Levin tetap merasa kikuk menghadapi kakaknya di desa. Ia merasa kikuk dan bahkan merasa tak senang melihat sikap kakaknya terhadap desa. Bagi Konstantin Levin, desa merupakan tempat hidup, jadi merupakan tempat berlangsungnya kegembiraan, penderitaan, kerja; bagi Sergei lvanovich, desa di satu pihak merupakan tempat istirahat dari kerja keras, dan di lain pihak merupakan obat mujarab penangkal kerusakan, dan ia paham dan sadar betul manfaatnya. Bagi Konstantin Levin, desa itu baik, karena merupakan medan kerja keras yang tak disangsikan lagi faedahnya; bagi Sergei Ivanovich, desa itu baik sekali, karena di sana orang bisa dan memang harus tidak mengerjakan apa-apa. Selain itu, sikap Sergei Ivanovich terhadap rakyat agak menyinggung Konstantin. Sergei Ivanovich mengatakan, ia mencintai dan mengenal rakyat, sering berbincang dengan para petani, dan ia sanggup melakukan itu dengan baik, tanpa berpura-pura dan tanpa dibuat-buat, dan lewat percakapan demikian bisa dihimpunnya data umum demi kepentingan rakyat dan untuk membuktikan bahwa ia mengenal rakyat. Sikap terhadap rakyat seperti itu tak menyenangkan Konstantin Levin. Bagi Konstantin, rakyat adalah pelaku utama kerja kemasyarakatan, dan ia menaruh hormat dan semacamkecintaan mendasar terhadap petani, yang menurut kata katanya sendiri agaknya ai peroleh lewat susu perempuan penyusu. Sebagai peserta kerja kemasyarakatan, ia kadang-kadang merasa
294 ANNA KAR£N!NA kagum dengan tenaga, sopan-santun, dan sifat adil orang-orang itu; tapi seringkali, ketika demi kepentingan umum dituntut adanya sifat sifat yang lani , ia bisa marah besar kepada rakyat itu karena cerobohnya, joroknya, kesukaannya minum, dan berbohong. Sekiranya Konstantin Levin ditanya, cintakah ia kepada rakyat, tak bisa ia menjawab. Ia mencintai dan juga tak mencintai rakyat, persis seperti orang lainjuga. Dengan sendirinya, sebagai orang yang baik, ia lebih banyak mencintai daripada tidak mencintai orang banyak, jadijuga mencintai rakyat. Tapi mencintai atau tidak mencintai rakyat sebagai sesuatu yang luarbiasa, ai tak sanggup, karena bukan hanya karena ia hidup bersama rakyat, bukan hanya karena semua kepentingannya bersangkutan dengan rakyat, tapi juga karena ia menganggap dirinya bagian dari rakyat, tidak melihat dalam dirinya dan dalam diri rakyat nilai-nilai ataukekurangan kekurangan yang luarbiasa, dan ia tak bisa mempertentangkan dirinya dengan rakyat. Selain itu, meskipun ia lama hidup dalam hubungan sebagai tuan maupun perantara dengan petani, dan terutama sekali sebagai penasihat (petani agaknya memercayainyadanbersediaberjalan sampai empatpuluh werst ke tempatnya untuk meminta nasihat), ia tak punyapenilaian tertentumengenai rakyat, dan kalauditanya, kenalkahai dengan rakyat, ia akan sukar menjawab, seperti halnya kalau ia ditanya, cintakah ai kepada rakyat. Mengatakan mengenal rakyat baginya sama saja dengan mengatakan bahwa ai mengenal orang banyak. Ia memang senantiasamengamatidanmengenalberbagaimacamorang,diantaranya para petani yang dianggapnya orang-orang yang baik dan menarik, dan tak henti-hentinya ia melihat dalam diri mereka itu ciri-ciri barn, dan ai pun telah mengubah penilaiannya yang lama mengenai mereka serta memberimerekaciri-ciribarn. SergeiIvanovichsebaliknya: Sepertinyaia mencintai dan mengagungkan kehidupan desa sebagai lawan kehidupan yang tak dicintainya, seperti ia mencintai rakyat sebagai lawan kelas manusia yang takdicintainya, dan sepertinya ia mengenal rakyat sebagai sesuatu yang bertentangan dengan orang kebanyakan. Dalam otaknya yang metodis dengan jelas sudah mengendap bentuk-bentuk tertentu kehidupan rakyat, yang sebagian berasal dari kehidupan rakyat itu sendiri, tapi terlebih berasal dari yang bertentangan dengan kehidupan rakyat. Tak pernah ai mengubah. pendapatnya mengenai rakyat dan sikapnyayang bersimpati kepada mereka. Dalam perbedaan pendapat di antara kedua bersaudara itu, sewaktu mereka mengemukakan penilaian mengenai rakyat, Sergei
LEOTOLSTOI 295 Ivanovich selalu mengalahkan adiknya justru karena ia punya pengertian-pengertian tertentu tentang rakyat, tentang wataknya, ciri ciri dan seleranya, sedangkan Konstantin Levin tak punya pengertian tertentu yang bersifat tetap, sehingga dalam perdebatan-perdebatan itu Konstantinselaluterbukti bertentangan dengan dirinya sendiri. Menurut Sergei lvanovich, adiknya itu orang baik yang punya hati, atau menduduki tempatnya dengan baik (menurut ungkapan bahasa Francis), tapi juga punya aka], dan aka] yang cukup tangkas, tapi aka] itu terlalu tunduk pada kesan-kesan selintas, dan karena itu penuh pertentangan. Dengan kesabaran seorang kakak, Sergei Ivanovich kadang-kadang memberikanpenjelasankepadaKonstantin Levin makna hal-ihwal, tapi ia tak memperoleh kepuasan berdebat dengan adiknya, karena terlalu mudah ia mengalahkannya. Konstantin Levin memandang kakaknya sebagai orang yang punya nalar tinggi dan pendidikan mulia dalam arti yang paling murni, dan berbakatmelakukan berbagaikegiatan demikepentingan masyarakat. Di dasarjiwanya, makin ia berumur dan makin mengenal kakaknya, makin sering terpikir olehnya bahwa kemampuan untuk melakukan kegiatan demi kepentingan masyarakat, yang menurut perasaannya samasekali tak ada dalam dirinya itu, barangkali bukan merupakan kelebihan, melainkan sebaliknya, kekurangan, kekurangan dalam berharap dan berselerabaik,tulus,dan mulia, danjuga kekurangan daya hidup seperti biasa orang menamakan tekad, kekurangan dalam kecenderungan yang memaksa manusia dari segala macam lapangan hidup yang tak terhitungjumlahnya untuk memilih satu lapangan hidup saja dan hanya mengharapkan yang satu itu saja. Makin dalam ia mengenal kakaknya, makin mampu ai melihat bahwa Sergei Ivanovich dan banyak aktivis masyarakat lainnya bukan dengan hati mereka membela kepentingan umum, melainkan dengan akal mereka menilai bahwa membela kepentingan umum adalah baik, dan mereka melakukannya demi pekerjaan itu sendiri. Dalam mengambil kesimpulan ini, yang lebih meyakinkan lagi bagi Levin adalah penglihatannya bahwa sang kakak menerima dalam hati soal-soal yang menyangkut kepentingan umum dan keabadian jiwa tidak dengan lebih sungguh-sungguh daripada permainan catur atau tentang susunan mesin baruyang rumit. Di luar itu, Konstantin Levin merasakan tak enak juga berada di desa itu dengan abangnya, karena di desa itu, terutama pada musim panas, biasanya ia amat sibuk dengan kerja pertanian, dan baginya tak
296 ANNA KAR£N!NA ada hari di musim panas yang cukuppanjang untuk melakukan kembali apayangperlu dilakukan, sedangkan Sergei Ivanovich hanyaberistirahat saja. Tapi sekalipun tengah beristirahat, tidak menulis karangan, Sergei Ivanovich demikian terbiasa dengan kegiatan otak, sehingga ai senang mengemukakan pikiran-pikiranyangtimbul padanya dalambentukyang ni dah dan padat, daniasenangkalauadaorangyangmau mendengarkan pembicaraannya. Dan pendengar yang paling biasa dan wajar adalah adiknya. Itulah sebabnya, sekalipun hubungan mereka sederhana dan bersahabat, Konstantin merasa kikukmeninggalkankakaknyasendirian. Sergei Ivanovich senang berbaring di rumput di bawah sinar matahari, berbaring sambil berjemur, dan mengobrol dengan malas. \"Kamu barangkali takpercaya,\" katanyakepada Konstantin. \"Bukan main nikmatnya buatku kemalasan ala Ukraina ini.\" Tapi Konstantin Levin merasa bosan duduk mendengarkan abangnya,terutama karena ia tahu, kalauia tak hadirdantakmengawasi, orang-orang akan mengangkut pupuk ke ladang yang belum dipupuk dan menumpahkan begitu saja seenaknya; matabajak tak dikencangkan, lalu mereka copot, dan mereka katakan bahwa bajak itu bajak kodian buatan si Andrew dan lain sebagainya. \"Sudahlah, jangan banyak-banyak kamu jalan di matahari,\" kata Sergei lvanovich kepada Konstantin. \"Tidak, saya cuma sebentar akan lari ke kantor,\" kata Levin, lalu berlari ke ladang. II Hari-hari pertama bulan Juni terjadi satu peristiwa. Bibi Agafya Mikhailovna yang merangkap sebagai kepala rumahtangga membawa ke ruang bawah tanah sebuah kaleng berisijamur yang baru diasinkan, dan di situ ia tergelincir, terjatuh, dan tulang telapak tangannya terkilir. Datang seorang pemuda yang banyak omong, seorang mahasiswa yang baru selesai pendidikan dan kini jadi dokter zemstvo. Ia memeriksa tangan itu, dan mengatakan perempuan itu tidak terkilir, karena itu hanya dikompres; ia tinggal untuk makan siang, dan agaknya sangat menikmati percakapan dengan Sergei Ivanovich Koznishov yang terkenal, dan memintanya mengemukakan pandangan yang maju mengenai macam-macam persoafan, mengenai pergunjingan sekitar uyezd, serta mengeluhkan buruknya urusan zemstvo. Sergei lvanovich
LEOTOLSTOI 297 mendengarkan dengan penuh perhatian, dan mengajukan pertanyaan pertanyaan; didorong pendengar yang baru, ia pun banyak bicara dan mengemukakan beberapa penilaian yang tepat dan berbobot, yang mendapat pujian besar dari dokter muda tersebut, sampai akhirnya tercapai suasana jiwa bergairah yang dikenal baik oleh adiknya, suasana jiwa yang selalu diperoleh sehabis memberikan uraian yang cemerlang dan bergairah. Sesudah dokter pergi Sergei lvanovich mengatakan ingin memancing di sungai. Ia memang senang memancing, dan seakan merasa bangga bisa mencintai pekerjaan yang bodoh itu. Konstantin Levin, yang waktu itu perlu pergi ke tempat pembajakan dan perumputan, menawarkan diri mengantarkan kakaknya dengan kabriolet. Waktu itu kebetulan saat yang tepat di musim panas, karena panen untuk tahun ini sudah bisa ditentukan, ketika penebaran benih untuk tahun mendatang sudah mulai dipikirkan dan saat untuk memotong rumput sudah tiba, ketika gandum hitam sudah berbulir seluruhnya dan bulir warna hijau kelabu yang belum bernas dan masih ringan itu sudah berayun-ayun ringan ditiup angin, ketika tanaman haver warna hijau yang dijalari rumpun rumput kuning secara tak merata menjalar di tempat-tempat yang terlambat ditebari, ketika gandum coklat yang ditanamlebhi dulu sudah melebar daunnya menutup bumi, ketikatanah tandusyang mengeras karena terinjak temak baru separuhnya terbajak, dengan jejak-jejak matabajak tampak jelas, ketika onggokan-onggokan pupuk kering yang didatangkan dari tempat lain semerbak baunya tiap fajar bercampur bau rumput madu, sementara di tempat-tempat yang rendah terhampar rumput tanam bak Iautan Iuas yang menanti dipotong, dan batang-batang kerokot yang telah dicabut beronggok onggok menghitam wamanya. Itulah saat pekerjaan pertanian sudah tiba, suatu kesempatan singkat menjelang panen yang tiap tahun berulang dan membutuhkan seluruh tenaga rakyat. Panen waktu itu baik sekali, dan hari-hari itu merupakan hari-hari musim panas yang cerah, panas, disertai malam malam singkat berembun. Kedua bersaudara harus melintasi hutan terlebih dulu sebelum sampai diperumputan. Sepanjangwaktuitu Sergei Ivanovich menikmati keindahan hutan yang telah gugur daunnya, sempat pula menunjukkan kepada adiknya pohon linden tua berwarna gelap yang ada di sisinya karena tertimpa bayangan,juga berwarna belang-belang karena kuncup-
298 ANNA KAR£N!NA kuncup daunkuningyangsiap mekar, dan menunjukkankuncup-kuncup daun muda yang gemerlap bak zamrud pada pepohonan tahun ini. Konstantin Levin tak suka bicara dan tak suka pula mendengarkan kata katatentang keindahan alam. Kata-kata telah menghilangkankeni dahan segala sesuatu yang dilihatnya. Ia terus mengiyakan kakaknya, tapi tanpa disengaja ai memikirkan hal lain. Ketki a mereka telah melintasi hutan itu, seluruh perhatiannya tercurah pada padang kosong di atas bukit, yang sebagian menguning oleh warna rumput, sebagian terinjak injak dan tersekat petak-petak, sebagian tertimbun onggokan, sebagian lagi terbajak. Di padang itu bisa dilihat gerobak berderet-deret. Levin menghitungjumlahnya, dan puaslah dia karena semua yang diperlukan bakal terangkut, dan melihat perumputan itu pikirannya punberalih pada soal memotong rumput. Ia selalu merasa ada sesuatu yang menyinggung menghadapi panen rumputitu. Tiba di perumputan Levin menghentikan kudanya. Embun pagi masih tertinggal di bawah, di balik rumput yang rimbun, dan Sergei Ivanovich minta diantarkan dengan kabriolet itu melintasi perumputan agar kakinya tak basah sampai di rumpun broom tempat ikan perch bersarang. Meski Konstantin Levin merasa sayang mengusutkan rumput, diterjangnya juga perumputan itu. Rumput yang tinggi itu dengan lunak membelit roda kereta dan kaki kuda, meninggalkan biji buahnyapadajari-jari roda dan lingkaran tengah roda yang basah. Sesudah memeriksa pancingnya, duduklah si abang di bawah rumpunpohon, sedangkan Levinmembawapergikudanya, mengikatnya, lalu menyeberangi lautan rumput mahaluas dan berwarna hijau kelabu, yang takbergerakmeskiditerpa angin. Rumputyangbak sutra dansudah masak bijinya itu hampir sepinggangtingginya di tempat yangberair. Lewat perumputan, Konstantin Levin sampai di jalan dan bertemu dengan orang tua bermata melotot membawa keranjang berisi sarang lebah. \"Apa itu? Dapat sarang lebah, Fomich?\" tanya Konstantin. \"Sarang lebah apa, Konstantin Dmitrich? Punya sendiri saja nggak mampu jaga. Sudah dua kali si brengsek ini pergi.... Untung anak-anak bisa menyusul. Orang lagi membajak. Kuda dilepas, disusul....\" \"Lalu bagaimana, Fomich, dipotong sekarang atau tunggu?\" \"Yahl Kalau menurut kami, perlu tunggu sampai hari Santo Petrus. Saya lihat, Tuan selalu memotong lebih dulu. Yah, mudah-mudahan
LEOTOLSTOI 299 beres, Tuan; rumputnya baik. Bakal cukup buat makan ternak.\" \"Kalau cuaca, bagaimana pendapatmu?\" \"ltu urusan Tuhan. Barangkali cuacajuga akan baik.\" Levin menghampiri abangnya. Belum ada ikan yang terpancing, tapi Sergei lvanovich tak merasa bosan, dan agaknya ia sedang senang. Levin melihat, sesudah bergairah karena bicara dengan dokter itu, abangnya sekarang ingin bicara lagi. Levin, sebaliknya, ingin lekas lekas pulang agar bisa mengatur pengangkutan para pemotong rumput dan mengambil keputusan tentang pemotongan rumput yang sangat merepotkannya itu. \"Mari kita pergi,\" katanya. \"Mau ke mana buru-buru.? Duduk dulu. Basah betul badanmu! Memang belum dapat ikan, tapi enak di sini. Tiap perburuan itu baik, karena ada hubungannya dengan alam. Coba lihat, bukan main indahnya air yang warnanya perak kelabu itu!\" katanya. \"Tapi pinggir perumputan itu,\" katanya lagi, \"selalu mengingatkanku pada teka-teki, tahu tidak? Rumput bilang pada air: tapi kita bisa menggelandang, ya, menggelandang.\" \"Aku tak tahu teka-teki itu,\"jawab Levin murung. III \"Kamupercayatidak, akutadi memikirkankamu,\"kata Sergei lvanovich. \"Betul-betul tak ada bandingannya apa yang terjadi di uyezd kalian, menurut cerita dokter tadi; dokter itu orang yang tidak bodoh. Pernah kukatakan padamu, dan sekarang kukatakan lagi: kurang baik kalau kamu tak datang ke sidang-sidang dan samasekali melepaskan diri dari kerja zemstvo. Kalau orang baik menjauhkan diri dari kerja itu, tentu semuanya akan jadi entah bagaimana. Uang kita berikan, tapi temyata cuma dipakai untuk membayar gaji; tak ada sekolah, tak ada pembantu dokter, tak ada bidan, tak ada apotek, tak ada apa-apa.\" \"Kan sudah kucoba!\" jawab Levin lirih tanpa semangat. \"Tak bisa! Apa boleb buat!\" \"Tapikenapatakbisa? Betul-betulakutakmengerti. Sikapmasabodob dan tak ca.kap takbisa kubenarkan; apa barangkali sekadar malas?\" \"Yang pertama bukan, yang kedua bukan, dan yang ketiga pun bukan. Akusudab coba, dan aku lihattakada yang bisa kuperbuat,\" kata Levin.
300 ANNA KAR£N!NA Levin tak begitu mendalami apa yang dikatakan abangnya. Meman dang ke tempat di seberang sungai sana, tampak olehnya sesuatu berwarna hitam, tapi tak bisa ia memastikan, kudakah itu, ataupengatur rumahtangga di punggung kuda. \"Tapi kenapa tak ada yang bisa kamu lakukan? Kamu sudah mencoba, dan menurut pendapatmu kamu tak berhasil, lalu kamu menyerah. Kenapa tak punya harga diri?\" \"Harga diri,\" kata Levin yang merasa ditelanjangi kata-kata abangnya. \"Tak mengerti aku. Kalau di universitas orang mengatakan padaku bahwa orang lain mengerti apa yang dinamakan kalkulasi integral, sedangkan aku tak mengerti, itu baru namanya harga diri. Sedangkan dalam ha! zemstvo, kita perlu merasayakin dulu apakah kita punya kecakapan yang dibutuhkan untuk menangani suatu urusan, dan yang penting, urusan itu memang penting sekali.\" \"Lalu? Apa urusan ini tak penting?\" kata Sergei Ivanovich yang merasa ditelanjangi oleh pendapat adiknya bahwa kegiatannya tak penting, danterutamasekali ia merasa ditelanjangikarenaLevin agaknya tak mendengarkan kata-katanya. \"Menurut pendapatku, itu tak penting, dan aku tak tertarik. Apa sebetulnya yang kamu kehendaki?\" jawab Levin. Waktu itu ia sudah tahu bahwa yang diihl atnya di sana adalah pengatur rumahtangga, dan pengatur rumahtangga itu agaknya baru saja membubarkan para petani pembajak. Mereka sudah membalik semua matabajaknya. \"Ah, masa mereka sudah selesai membajak?\" pikirnya. \"Walaupun begitu, cobalah dengar apa yang kukatakan ini,\" kata si abang sambil mengerutkan wajahnya yang tampan dan pintar. \"Segala sesuatu ada batasnya. Memang baik sekali jadi orang eksentrik, jadi orang tulus dantak sukakepalsuan, aku tahu semua itu; tapi yang kamu katakan itu tak bermakna, atau mengandung arti yang buruk sekali. Bagaimana kamubisa menganggap tak penting bahwa rakyat yang kamu cintai, menurut kata-katamu sendiri....\" \"Tak pernah aku mengucapkan kata-kata itu,\" pikir Konstantin Levin. \"...mampus tanpa pertolongan? Perempuan-perempuan kasar membiarkan anaknya mati kelaparan, dan rakyat terbenam dalam kepicikan dan jatuh dalam cengkeraman juru t uisl mana saja; dalam tanganmu tersimpan alat untuk membantu rakyat, tapi kamu tak menolongnya, karena menurut pendapatmu itu tak penting.\"
LEOTOLSTOI 301 Kemudian Sergei Ivanovicb mengajukan dilemaini: \"Mungkin kamu tak berpendidikan, sehingga tak mampu melihat apa yang bisa kamu lakukan, atau mungkin kamu tak mau menggunakan kemampuanmu karena masa bodob, glia hormat, entablab yang mana.\" Konstantin Levin merasa dirinya banya tinggal tunduk atau mengakui babwa darma baktinya pada kepentingan umum kurang. Dan ini sangat menyinggung perasaannya, dan mengecewakannya. \"Baik yang pertama maupum yang kedua,\" kata Levin mantap, \"aku tak melibat kemungkinannya untuk....\" \"Apa? Apa kalau kita sudah menanamkan modal dengan baik, lalu tak mungkinkah kita kasih pertolongan kedokteran?\" \"Rasanya tak mungkin. Di seluruh uyezd kami yang empatribu werst persegi ini, dengan penyumbatan esnya, badai saljunya, danwaktu kerjanya, aku tak melihat kemungkinan untuk memberikan pertolongan kedokteran di semua tempat. Dan memang aku tak percaya obat.\" \"Ah, ini tak adil. Bisakuberikan padamuberibucontob. Lalutentang sekolab bagaimana?\" \"Untukapa sekolah?\" \"Apa katamu? Apa masih diragukan manfaat pengajaran? Kalau pengajaran baik untuk kamu, ia baikjuga untuk semua orang.\" KonstantinLevinmerasabudi pekertidri inyadipojokkan. Karenaitu wajahnya jadi merah-padam, dan tanpa disadari ai pun mengemukakan alasan pokok mengapa ai bersikap masa bodoh terhadap kepentingan umum. \"Barangkali pula semua itu baik; tapi bagiku, apa gunanya susah payab mendirikan pos pengobatan yang tak pernab kubutuhkan, dan sekolahyang takbakal dimasuki anak-anakku, dan para petani pun tidak akan mengirimkan anak-anaknya ke sana, sedangkan aku sendiri belum merasa yakin bahwa memang perlu mengirim anak-anak itu ke sana?\" katanya. Sergei Ivanovicb sekejap merasa beran mendengar pandangan adiknya yang tak terduga itu; tapi seketika itu ia langsung menyusun rencana baru untuk menyerang. Ia diam, menarik pancing, melontarkannya kembali, dan sambil tersenyum mengatakan kepada adiknya: \"Coba pikirkan. Pertama, pos pengobatan itu diperlukan. Kita lihat sendiri, untuk Agafya Mikhailovna saja kita panggil dokter zemstvo.\" \"Tapi kukira tangannya akan tetap bengkok.\"
302 ANNA KAR£NINA \"Tentang itu masih harus kita lihat. Sudah itu, petani yang melek huruf, pekerja yangmelek huruf, tentunyabuat kamulebih berharga dan lebih diperlukan.\" \"Tidak, kamu boleh tanya pada siapa saja,\" jawab Konstantin Levin mantap. \"Orang yang melek huruf itu adalah pekerja yang jauh lebih buruk. Jalan tak bisa diperbaiki; dan jembatan, begitu dipasang, langsung dicuri orang.\" \"Pokoknya,\" kata Sergei lvanovich sambil mengerutkan dahi karena taksenang dibantah, danterutama bantahanyang terus-menerusberalih dari soal satu ke soal lain dan tanpahubunganjelas yang menjurus pada kesimpulan-kesimpulan baru, sehingga sukar mengetahui mana yang barns dijawab, \"pokoknya, bukan itu soalnya. Coba pikirkan. Kamu mengakui tidakbahwa pengajaran itu berfaedah untuk rakyat?\" \"Mengakui,\" kata Levin putusasa, dan seketika itu terpikir bahwa yang dikatakan itu bukan ha! yang sedang dipikirkannya. la merasa, jika ia mengakui hal itu, kepadanya akan dibuktikan bahwa apa yang dia katakan adalah omong-kosong belaka. Bagaimana hal itu akan dibuktikan ai tak tahu, tapi ia tahu bahwa tak sangsi lagi ha! itu akan dibuktikan kepadanya secara logis, dan ia menantikan pembuktian itu. Tapi ternyata argumentasinya jauh lebih sederhana daripada yang dinantikan Konstantin Levin. \"Kalau kamu mengakui faedaihnya,\" kata Sergei lvanovich, \"kamu, sebagai orang yang tulus, tak mungkin tidak mencintai dan bersimpati pada urusan itu, dan karena itu tak mungkin tidak ingin bekerja untuknya.\" \"Tapi aku belum mengakui urusan itu sebagai urusan yang baik,\" kata Konstantin Levin memerah wajahnya. \"Bagaimana? Kamu kan baru saja mengatakan....\" \"Maksudku, aku tak mengakuinya sebagai urusan yang baik atau urusan yang mungkin dilakukan.\" \"Itu tak bisa kamu ketahui sebelum kamu berusaha.\" \"Ya taruhlah,\" kata Levin, walaupun ia samasekali tak berpendapat demikian, \"taruhlah bahwa itu memang demikian; tapi bagaimanapun aku tak melihat alasan kenapa aku harus mengurusnya.\" \"Apa maksudmu?\" \"Bukan,kalaukitamemangbicarasungguh-sung,uhg cobaterangkan padaku dari sudut pandangan filsafat,\" kata Levin. \"Tak mengerti aku apa ini hubungannya dengan filsafat,\" kata
LEOTOLSTOI 303 Sergei Ivanovich dengan nada yang menurut perasaan Levin seakan ka.kaknya tak mengakui hak ad'iknya untuk bicara tentang filsafat. Dan ini menaikkan darah Levin. \"O, ini dia hubungannya!\" kata Levin mulai dengan bersemangat. \"Menurut pendapatku, bagaimanapun, penggerak segala tindakan kita adalah kebahagiaan pribadi. Sekarang ini di lembaga zemstvo, aku sebagai seorang bangsawan samasekali tak melihat sesuatu yang sifatnya mendorong kesejahteraanku. Jalan-jalan tak lebih baik dan tak mungkin lebih baik; kuda-kudaku tetap jalan di jalanan yang buruk. Dokter dan pos pengobatan tak kubutuhkan, hakim di dunia ini tak kuperlukan; tak pemah aku membutuhkan pertolongannya, dan tak bakal membutuhkannya. Sekolah-sekolah bukan hanya tak perlu buatku, tapi bahkan merugikan, seperti sudah kukatakan tadi. Buatku, lembaga zemstvo hanya sekadar keharusan membayar delapanbelas kopek per desyatin, keharusan bepergian ke kota dan menginap untuk digigiti bangsat, dan keharusan mendengarkan segala omong-kosong dan kebrengsekan, dan itu samasekali tak menunjang kepentingan pribadiku.\" \"Tapi coba dengarkan,\" tukas Sergei Ivanovich tersenyum, \"kepen tingan pribadi tidak mendorong kita bekerja demi pembebasan kaum tani, namun toh kita bekerja.\" \"Tidak!\"tukasKonstantinlebihbersemangatlagi. Pembebasankaum tani soallani lagi. Di sini adakepentinganpribadi. Yaitu keinginan untuk membuang kuk yang menindas kita sebagai orang baik-baik. Tapi tak ada artinyajadi anggotaduma61 kota, memikirkan berapa ahli emas yang diperlukan dan bagaimana mendatangkan cerobong ke kota, sedangkan aku tidak tinggal di kota; tak ada gunanya jadi hakim anggota dan mengadili petani yang mencuri ham, enam jam lamanya mendengarkan segala macam omong-kosong yang dikumandangkan para pembela dan jaksa, lalu ketua bertanya kepada si tua pandir Alyoshka: 'Apa Tuan tertuduh mengaku telah mencuri ham?' 'Ha?\"' Konstantin Levin sudah melantur dan mulai membayangkan ketua pengadilan dan si pandir Alyoshka; menurut perasaannya, semua itu penting dikemukakan. Tapi Sergei Ivanovich mengangkat bahu. \"Lalu apa yang hendak karnu katakan dengan itu?\" 67 Duma (Rus): Dewan Perwakilan.
304 ANNA KAR£N!NA \"Aku cuma mau mengatakan bahwa hak-hak yang... yang jadi kepentinganku, akan selalu kubela dengan segenap tenaga; itu sebabnya ketika terhadap kami, mahasiswa, dilakukan penggeledahan dan surat suratkamidibacapolisi militer, akusiap dengansegenap tenaga membela hak-hak itu, membela hak-hakku atas pengajaran, atas kebebasan. Aku mengerti kewajiban militer berkenaan dengan nasib anak-anakku, saudara-saudaraku, dan diriku sendiri; aku siap membicarakan apayang ada hubungannya denganku; tapii menetapkan ke mana akan dibagi bagikan uang zemstvo yangjumlahnya empatpuluh ribu, atau mengadili si pandirAlyoshka, aku tak mengerti, dan tak bisa mengerti.\" Konstantin Levin bicara seakan sudah bobol bendungan kata katanya. Sergei Ivanovich tersenyum. \"Danbesokkamusendiri akan diadili: lalu bagaimana, apa untukmu akan lebih menyenangkan kiranya. diadili pengadilan pidana yang lama itu?\" \"Tak bakal aku diadili. Tak pernah aku akan menyembelih orang, dan itu tak kuperlukan. Nah!\" sambungnya, dan kembali ia beralih ke soal yang samasekali tak ada hubungannya, \"lembaga zemstvo kita dan semua yang lain itu mirip pohon birk yang kita tancapkan pada hari Tritunggal68 agar mirip hutan yang tumbuh bebas di Eropa. Karena itu tak bisa aku menyiraminya dengan hati senang, dan tak bisa aku percaya dengan pohon birk itu!\" Sergei lvanovich hanya mengangkat bahu, dan dengan gerakan itu ia ingin mengungkapkan keheranannya, lantaran pohon birk itu muncul dalam perdebatan mereka, walaupun seketika itu pula ai mengerti apa yang hendak dikemukakan adiknya dengan perumpamaan pohon birk itu. \"Coba dengar, masa bisa kita menerima jalan pikiran seperti itu,\" ujarnya. TapiKonstantinLevin inginmembuktikankekuranganyangmemang ia akui ada padanya, dan sikap masa bodohnya pada kepentingan umum, dan ia pun melanjutkan: \"Aku pikir,\" kata Konstantin, \"tak ada satu pun kegiatan manusia yang bisa teguh tanpa dasar kepentingan pribadi. Ini kebenaran umum, kebenaran filsafat,\" katanya, dan dengan sangat mantap ia ulang-ulang kata.filsafat itu, seakan dengan itu ia ingin menunjukkan bahwa ia pun 68 HariTritunggal:Salah satu hari suci dalam agama Kristen.
LEOTOLSTOI 305 berhakbicaratentang filsafat seperti halnya semua orang. Sergei Ivanovich sekali lagi tersenyum. \"Rupanya ia punya filsafat sendiri untuk membela kecenderungannya,\" pikirnya. \"Tapi sudahlah, tinggalkan soal filsafat itu,\" katanya. \"Tugas terpenting filsafat sepanjang abad adalah justru untuk menemukan hubungan mutlak yang ada antara kepentinganpribadi dan kepentingan umum. Tapi itu tak kita perlukan; yang kita perlukan sekarang cuma aku perlu membetulkan perbandingan yang kamu buat tadi. Pohon birk itu bukan ditancapkan, tapi adayangditanam dan ada yang disebarkan, dan ia harus diurus dengan hati-hati. Rakyat yang punya masa depan, rakyat yang boleh dikatakan punya arti sejarah, hanyalah rakyat yang punya daya penciuman tajam mengenai apa yang penting dan berarti dalam lembaga-lembaga yang dipunyainya, dan memeliharanya dengan baik.\" Dan Sergei Ivanovich pun mengalihkan persoalan ke bidang filsafat dan sejarah yang tak terjangkau Konstantin Levin serta menunjukkan kepada adiknya betapa keliru pandangan adiknya itu. \"Mengenai pernyataankuyang membuatkamu tak senang, maafkan aku; itu adalah sifat malas dan sok tuan kita orang Rusia, tapi aku yakin semua itu cuma sesat sementara dan akan berlalu.\" Konstantin diam. Ia merasa terpukul dari segala penjuru, tapi bersamaan dengan itu ia pun merasa bahwa apa yang hendak dikata kannya belum dimengerti kakaknya. Hanya saja ai tak tahu kenapa hal itutak dimengerti: apakah karenaia tak mampu mengemukakan dengan jelas apa yang hendak dikatakannya, ataukah karena kakaknya tak mau mengerti dan karena itu takbisa memahami dia. Walaupunbegitu ia tak mau memasuki pikiran-pikiran itu, dan tanpa mengajukan keberatan kepada kakaknya, ia pun memikirkan hal yang lain samasekali, yaitu mengenai urusan pribadinya. Sergei Ivanovich menggulung tali pancingnya yang terakhir, melepaskan kuda, dan mereka pun pulang. IV Urusanpribadiyangmemenuhipikiran Levinselamaiaberbicara dengan kakaknya adalah ini: tahun lalu, ketika pada suatu hari ia datang melihat orang memotong rumput dan marah kepada pengatur rumahtangga, Levin punya cara sendiri untuk menenangkan diri, yaitu mengambil sabit petani itu dan mulai menyabit sendiri.
306 ANNA KAR£NINA Pekerjaan itu begitu menyenangkan hatinya, sehingga sesudah itu beberapa kali lagi ia menyabit sendiri; ia telah menyabit seluruh perumputan di depan rumah, dan tahun ini, sejak musim semi, ai sudah berencana menyabit bersama para petani beberapa hari lamanya. Semenjak abangnya datang, ia sudah menimbang-nimbang: akan menyabitatau tidak? Iamerasaengnga meninggalkan kakaknya sendirian beberapaharilamanya, danai puntakutsang abang akan menertawakan dia karena tingkahnya itu. Tapi sesudah melintasi peremputan dan teringat kesan yang diperoleh dari menyabit itu, sudah hampir pasti ai memutuskan akan ikut menyabit. Usai melakukan percakapan panas dengan kakaknya itu, kembali ai teringat niatnya. \"Alm membutuhkan gerak fisik. Kalau tidak, otakku pasti rusak,\" pikirnya, dan ia pun memutuskan menyabit, betapapun kikuknya nanti ia menghadapi sang kakak dan orang banyak. Sejak sore hari Konstantin Levin sudah pergi ke kantor, mengatur pekerjaanyangakan dilakukannya dan mengirimkan orangkekampung kampung memanggil para penyabit untuk memotong perumputan Kalinov, perumputan paling luas dan paling baik, esok harinya. \"Berikan sabitku pada Tit supaya ditajamkan dan dibawa besok; barangkali aku akan menyabit sendiri juga,\" katanya sambil menekan perasaan agar takbingung. Pengatur rumahtangga tersenyum, katanya: \"Baik, Tuan.\" Petang hari, ketika minum teh, Levin mengatakan kepada kakak- nya: \"Rupanya cuaca sudah baik,\" katanya. \"Besok aku mulai menyabit.\" \"Aku senang pekerjaan itu,\" kata Sergei Ivanovich. \"Aku sendiri senang bukan main. Aku kadang memang menyabit bersama para petani, dan besok aku hendak menyabit sepanjang hari.\" Sergei Ivanovich mengangkat kepala dan memandang adiknya bertanya-tanya. \"Apa maksudmu? Sama dengan petani, sepanjang hari?\" \"Ya, itu menyenangkan sekali,\"kata Levin. \"Itu baik sekali untuk latihan badan, cuma, apa kamu tahan,\" kata Sergei Ivanovich tanpa maksud menertawakan. \"Sudah kucoba. Mula-mula berat, kemudian ada kemajuan. Aku pikirtakbakal ketinggalan....\" \"Begitu! Lalu, bagaimana pendapat para petani melihat itu? Tentu
LEOTOLSTOI 307 merekaketawa melihat tuannya berbuat aneh-aneh.\" \"Tidak, aku kira tidak dem\"ikian; tapi ini pekerjaan yang riang dan juga sukar, sehingga tak ada waktu buat memikirkannya.\" \"Tapi bagaimana kamu akan makan siang bersama mereka? Nanti kamu dikirimi anggur merah La:fita dan kalkungoreng; bisakurang enak juga.\" \"Tidak, aku akan pulang sekali, waktu mereka istirahat.\" Pagi harinya, Konstantin Levin bangun lebih awal daripada biasa, tapi pekerjaan mengatur pertanian telah menghambatnya, sehingga ketika ia tiba di tempat penyabitan para penyabit sudah sampai di larik kedua. Dari atas bukit sudah tampak olehnya di bawah bukit sana bagian perumputan yang teduh dan sudah disabit, dengan larik-larik sabitan warna kelabu dan onggokan-onggokan baju kaftan hitam yang dilepas para penyabit di awal larikpertama. Ketika tiba di tempat itu, tampak olehnya para petani berarak arak mengayunkan sabit dengan caranya masing-masing, ada yang mengenakan baju kaftan, ada. yang hanya mengenakan kemeja. Ia menghitung mereka, jumlahnya empatpuluh duaorang. Mereka bergerak pelan di petak perumputan yang rendah dan tak rata,tempattanggulberada. Levin mengenalibeberapaorangnyasendiri. Di situ terdapat si tua Yermil, yang mengenakan kemeja putih sangat panjang, sedang mengayunkansabit denganbadan membungkuk; disitu pula terdapat anak muda Vaska yang pernahjadi kusir Levin dan kini tengah menempuh larik sabitannya dengan ayunan lebar. Di situ pula Tit, si paman Levin dalam urusan menyabit, seorang petani bertubuh kecil kurus berada. Tanpa membungkukkan badan ia berjalan di depan seakan bermain dengan sabitnya, menebas larik sabitannya yang lebar. Levin turun dari kuda; sesudah diikatnya kuda di pinggir jalan, ia pun menghampiri Tit yang mengambil sabit kedua dari rumpun pohon dan menyerahkannya kepada Levin. \"Siap, Tuan; bisa dipakai; boleh dikata menyabit sendiri,\" kata Tit tersenyum sambil melepaskan topinya waktu menyerahkan sabit. Levin menerima sabit dan mulai menimbang-nimbang. Selesai dengan larik sabitan pertama, para penyabit yang berpeluh riang satu persatunaikkejalan,dan sambiltertawabertukarsalamdengantuannya. Mereka semua memandang wajah tuannya, tapi tak seorang pun yang mengucapkan sesuatu sampai akhirnya seorang petani tua bertubuh
308 ANNA KAR£NINA tinggi, dengan wajah keriput, tanpajenggot, dan mengenakanjaket kulit biri-biri naik kejalan dan mengatakan kepadanya: \"Awas, Tuan, kalausudah mulai,janganketinggalan!\"katanya; maka terdengar oleh Levin tawa tertahan di tengah-tengah para penyabit. \"Akan saya coba agar tak ketinggalan,\" kata Levin, yang kemudian berdiri di belakang Tit dan menanti saat dimulai. \"Awas,\" ulang orang tua itu. Tit mengosongkan tempat untuk Levin, dan Levin maju ke tem patnya. Rumput di situ rendah, rumput tepi jalan. Levin yang sudah lama tak menyabit (tapi tak bingung karena tatapan mata orang banyak itu) mula-mula jelek sabitannya, sekalipun ia mengayunkan sabitnya kuat-kuat. Di belakangnya terdengar suara-suara: \"Merebahkannya tak beres, pegangannya terlalu tinggi, coba lihat caranya membungkuk,\" kata mereka. \"Tumit mesti lebih banyak digerakkan,\" kata seorang lagi. \"Tak apa, sudah baik, jalan juga,\" sambung si orang tua. \"Lihat itu, jalan.... Kalau terlalu lebar lariknya, memang kacau.... Kan buat punya sendiri mesti berusaha? Ha, coba lihat, itu rapi! Karena kerja ini, dulu kawan kita kena.\" Rumput makin lunak; Levin mendengar kata-kata itu, tapi ia tak memedulikannya; ia hanya mencoba menyabit sebaik-baiknya, meng ikuti Tit. Sudahsekitar seratus langkahmerekatempuh. Titterusberjalan tanpa henti dan tak menunjukkan sedikit pun tanda-tanda Ielah; tapi Levin sudah merasa amat Ielah sampai tak sanggup Iagi bertahan: ai begitu Ielah. Ia merasa sudah dengan tenaga terakhir mengayunkan tangan, dan sudah memutuskan minta kepada Tit agar berhenti. Tapi waktu itu pula Tit sendiri berhenti, membungkuk mengambil rumput, menggosok sabitnya dan mulaimenajamkannya. Levin menegakkan badan, menarik napas, dan menoleh. Di belakangnya menyabit seorang petani yang agaknyajuga sudah lelah, karena waktu itu, sebelum mendekati Levin, ia berhenti dan mulai menajamkan sabitnya. Titsudah selesai menajamkan sabitnya sendiri dan sabit Levin, dan mereka pun mulai kerja lagi. Tahap kedua ini sama dengan yang pertama. Tit terus berjalan, mengayunkan sabit ayun demi ayun tanpa berhenti dan tak kenal lelah. Levin mengikutinya dan berusaha tak ketinggalan, tapi ia merasa makin lama makin berat: tibalah saat ketika ia merasa tak ada lagi tenaga dalam tubuhnya, tapi waktu itu pula Tit kembali berhenti menajamkan
LEOTOLSTOI 309 sabitnya. Demikianlah mereka melewati larik pertama. Larik sabitan yang panjang itu terasa sangat berat buat Levin, tapi ketika ujung larik sudah tercapai, Tit sambil memanggul sabitnya mulai berbalikmenginjakbekas bekas injakan tumit sepatunya di atas larik sabitan itu dengan langkah pelan, maka Levin pun berbuat demikian juga di atas larik sabitannya. Walaupun peluh di wajahnya bercucuran seperti kerikil dan menetes netes dari hidungnya, dan seluruhpunggung basah seperti dicelupkanke dalam air, ia merasa sangat senang. Yang sangat menggembirakannya, sekarang ia tahu bahwadirinya bisabertahan. Kegembiraannya itu hanya dikurangi oleh kurang rapinya larik sabitan yang ia buat. \"Akan kukurangi ayunan tanganku, dan lebih banyak menggunakan ayunan badan,\" pikirnya membandingkan larik sabitan Tit yang lurus seperti henang dengan larik sabitannya sendiri yang berkelok-kelok dan tak rata sisinya. Pada larik pertama, menurut penglihatan Levin, Tit berjalan cepat sekali, agaknya bermaksud mencoba tuannya, dan larik itu kebetulan panjang. Larik-Iarikberikutnya sudah lebih ringan. Walaupun demikian Levin harus mengerahkan seluruh tenaganya agar tak ketinggalan dari para petani itu. Tak ada yang dipikirkannya, tak ada yang diharapkannya, selain tak tertinggal dari para petani, dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Yang terdengar olehnya hanya desir sabit. Dan yang terlihat hanya sosokTit yang tegak dan makin menjauh di depannya, juga larik sabitan yang melingkar setengah lingkaran, rumput dengan pucuk bunga yang mencondong pelan dan berombak di dekat mata sabitnya, dan akhirnya ujung larik sabitan di hadapamnya, yang berarti sebentar lagi sudah waktunya beristirahat. Tanpa diketahuinya apa itu, dan dari mana datangnya, di tengah tengah kerja itu tiba-tiba ia beroleh perasaan sejukyang menyenangkan pada bahunya yang berpeluh. Ketika sabit sedang diasah, ia pun meninjau langit. Segumpal awanyang berat rendah melayang turun, dan hujan deras pun turun. Sebagian petani pergi mengambil baju kaftan dan mengenakannya, yang lain, seperti juga Levin, hanya mengangkat bahu dengan riang karena mendapat kesegaran yang menyenangkan itu. Berlarik-larik sabitan mereka tempuh lagi, melewati larik-larik panjang dan pendek, dengan. rumput baik maupun buruk. Levin samasekali sudahkehilangan rasa waktu, dan samasekali taktahu apakah
310 ANNA KAR£NINA hari masih pagi atau sudah sore. Di tengah kerja itu terjadi perubahan yangmemberinyakenikmatanyangluarbiasabesarnya. Ditengah-tengah kerja, datang saat-saat ai lupa akan apa yang sedang dilakukannya, dan perasaannyajadi enteng waktu itu, dan saat-saatitulah larik sabitannya ternyata hampir sama rata dan sama baiknya dengan larik sabitan Tit. Tapi begitu ia teringat akan apa yang tengah dilakukannya dan mulai berusaha lebih baik lagi, saat itu pula dirasakannya betapa berat pekerjaan itu, dan lariksabitannyapunjadi buruk. Ketika satu lariksabitan lagi terselesaikan, kembali ia ingin berjalan balik, tapi waktu itu Tit berhenti. Seorang petani menghampiri orang tua itu dan mengatakan sesuatu kepadanya dengan suara lirih. Berdua mereka memandang matahari. \"Tentang apa merekabicara, dan kenapa ai tak jalan balik?\" pikir Levin yang samasekali tak menduga bahwa para petani sudah sekitar empat jam menyabit tanpa henti, dan sudah waktunya mereka makan pagi. \"Makan pagi, Tuan,\" kata si orang tua. \"Apa sudah waktunya? Baiklah.\" Levin menyerahkan sabit kepada Tit, kemudai n pergi ke tempat kudanya bersama para petani yang pergi ke tumpukan baju kaftan mereka untuk mengambil roti, melewati larik-larik sabitan panjangyang sudah terpotong yang kini agak basah karena hujan. Baru waktu itulah ai tahu bahwa dirinya tak memperhitungkan perubahan cuaca, dan sekarang hujan telah membasahi basil sabitannya. \"Bisa rusak rumput ini,\" katanya. \"Tak apa, Tuan, kita sabit hujan, kita garu cuaca!\" kata si orang tua. Levin melepaskan ikatan kudanya dan pulang untuk minum kopi. Sergei Ivanovich baru saja bangun dari tidur. Setelah minum kopi, kembali Levin pergi ke tempat penyabitan sebelum Sergei Ivanovich sempat berpakaian dan masuk ke kamar makan. v Sesudah makan pagi, Levin sudah tak mendapat tempat di larik sabitan yang tadi, melainkan di antara orang tua pelawak yang mengajaknya berdampingan dan seorang pemuda yang baru kawin di musim gugur dan baru di musim panas itu ikut menyabit. Orang tua itu, dengan tubuh tegak berjalan di depan, melangkahkan kakinya yang pengkar dengan tera;tur dan lebar, dan dengan gerak yang
LEOTOLSTOI 311 amatteraturia membuatlariksabitanyang ratadantinggi; agaknyagerak itu tak menuntut tenaga lebih <laripada sekadar mengayunkan tangan sambil berjalan, seakan bermain saja. Seakan bukan dia yang bekerja, melainkan si sabit tajam sendiri yang menebas rumputberair itu. Di belakang Levin berjalan pemuda Mishka. Wajahnya yang tampan kekanakan, dengan rambut terikat pilinan rumput, tampak memperlihatkan ia sedang mengerahkan segenap tenaga; tapi kalau orang memandangnya dengan cermat, anak muda itu juga tersenyum. Ia agaknya pilih mati daripada mengaku bahwa pekerjaan itu berat baginya. Levin berjalan di antara kedua orang itu. Sewaktu pekerjaan sedang hebat-hebatnya, menyabit dirasakan Levin tak begitu berat. Peluh yang membasahi tubuh menyegarkannya, sedangkan matahari yang memanggang punggung, kepala, dan tangannya yang tertutup lengan baju yang dsi ingsingkan sampai ke siku memberinya keteguhan dan kesungguhan kerja; dan makin seringlah datang kepadanya saat-saat lenyap kesadaran, ketika ia larut dalam pekerjaannya. Sabit-menyabit dengan sendirinya. Itulah saat-saat yang membahagiakan. Tapi yang lebih menggembirakan lagi adalah ini: ketika sudah dekat ke sungai tempat berakhirnya larik-lariksabitan, orangtua itu menggosoksabitnya dengan rumput yang lebat basah, mengusap-usap bajanya dengan air sungai yang segar, lalu mencidukkan wadah air dan menyuguhkannya kepada Levin. \"Silakan, ini minuman saya! Bagaimana, enak?\" katanya sambil mengejapkan mata. Dan memang benar, belum pernah Levin meneguk minuman yang sebanding dengan air hangat itu, dengan daun-daun mengambang di atasnya dan dengan rasa karat dari kaleng wadah air. Dan tepat sesudah itu menyusul acara jalan santai yang menyenangkan sambil memegang sabit, ketikapeluh yangmeleleh bisa dihapus, udara bisa dihirup sepuas puasnya, dan iringan panjang para penyabit serta segala yang terjadi di sekitar, di hutan, dan di ladang bisa dai mati. Makin lama menyabit, makin sering Levin merasakan saat-saat lenyap diri, ketika bukan lagi tangannya yang mengayunkan sabit, tapi sabit itu sendiri yang menggerakkan tubuhnya yang sangat sadar akan dirinya dan penuh dengan daya hidup; dan seakan dengan ajaib dan samasekali tanpa pikiran tentang menyabit, hasil yang lurus dan saksama itu berlangsung dengan sendirinya. Itulah saat-saat yang
312 ANNA KAR£N!NA menyenangkan. Yang berat hanyalah sewaktu ai harus menghentikan gerakan yang sudahberjalantanpakesadaranitu, danmengingatkapanharusmenyabit bukit kecil di tengah rawa, atau menyabit kerokot yang belum dicabut. Tapi orang tua itu sanggup melakukan semua itu dengan ringan. Ketika sampai di bukit kecil itu ia mengubah gerakannya, yakni menebasnya dari kedua sisi dengan sapuan-sapuan pendek dari pangkal atau ujung sabit. Dan sambilmelakukanitu ia terus melihat danmengamati apayang ada di hadapannya; kadang ia memetik buah kochetok dan melahapnya atau menawarkannya kepada Levin, kadang membuang ranting kayu dengan ujung sabit, kadang memeriksa sarang burung puyuh yang tepat berada di bawah sabitnya, yang baru saja ditinggal terbang oleh betinanya, dan kadang pula ia menangkap ular berbisa yang kepergok dan ditunjukkannya ular itu kepada Levin sesudah diangkat dengan sabit seolah garpu, lalu dibuangnya. Baik untuk Levin maupun an.ak muda di belakangnya, perubahan gerak itu terasa sukar. Sehabis melakukan satu gerakan yang membu tuhkan pengerahan tenaga, mereka berdua lantas terdorong oleh nafsu, dan tak kuasa lagi mengubah gerakan mereka, padahal mereka juga harus mengamati apayang ada di depan. Levin tak merasak.an waktu berlalu. Sekiranya orang bertanya sudah berapa lama ia menyabit, ia mungkin saja menjawab setengah jam, padahal waktu itu sudah saatnya makan siang. Ketika tiba waktunya menyabit ke arah yang berlawanan, orang tua itu minta Levin memerhatikan anak-anak perempuan dan laki-laki, yang ketika itu berjalan mendatangi para penyabit, tapi hampir tak tampak karena terhalang rumput tinggi di tengah jalan; mereka membawa bungkusan roti dan buyung isi kvas bertutupkan kain. \"Coba lihat, serangga-serangga sudah menjalar!\" katanya sambil menunjuk anak-anak itu, lalu meninjau matahari lewat telapak tangannya. Dua larik Iagi dilalui, dan orang tua itu pun berhenti. \"Yah, Tuan, makan siang!\" katanya mantap. Sampai di sungai para penyabit pun memintasi larik-Iarik sabitan menuju ke tempat menum puknya baju kaftan, di mana anak-anak pembawa mak.an siang sudah duduk menanti. Para petani berkumpul, yang jauh di bawah gerobak, yang dekat di bawah rumpun pohon liu yang sudah dialasi rumput. Levin ikut duduk dengan mereka; tak ingin ai pergi dari situ.
LEOTOLSTOI 313 Rasa malu para petani kepada tuannya sudah lama hilang. Mereka bersiap makan siang. Ada yang membasuh badan, anak-anak muda mandi di sungai, yang lain menyiapkan tempat istirahat, kantong kantong roti dibukadanbuyung-buyung isikvas dicabuttutupnya. Orang tua itu mengiris-iris roti di mangkuk, melunakkannya dengan gagang sendok, menuanginya dengan air dariwadahnya, lalu mengiris roti lagi, dan sesudah menaburinya dengan garam ia menghadap ke timur untuk berdoa. \"Mari, Tuan, makan turka,\" katanya sambil berjongkok di depan mangkuknya. Turka memang enak, sehingga Levin tak jadi pulang makan siang. Ia makan siang dengan orang tua itu dan bercakap-cakap tentang soal soal pertanian, dan dalam percakapan itu ia ambil bagian yang lebih aktif. Ia sampaikan kepada orangtua itu soal-soal yang dihadapinya dan semua keadaan yang mungkin menarik hati orang tua itu. Dan ia merasa dirinyajadi lebih dekat dengan orang tua itu daripada dengan kakaknya sendiri, dan tanpa disadarinya ia pun tersenyum karena rasa sayang kepada orang tua itu. Ketika orang tua itu kembali berdiri, berdoa, dan kemudai n membaringkan badan di bawah semak berbantalkan rumput, Levin pun berbuat demikianpula. Sekalipun lalat dan serangga lainyang lengket menggelitikwajah dantubuhnyayang berpeluh, seketika itupula Levin jatuh tertidur, dan ai baru bangun ketika matahari sudah turun ke sebelah sana semak dan mulai menyorot tubuhnya. Orang tua itu sudah lama bangun dan sudah duduk sambil mengasah sabit anak-anak muda. Levinmenolehkesekitardantakmengenalilagiternpatitu: semuanya sudah demikian berubah. Peru.mputan yang amat luas sudah tersabit, dan perumputan itu bersinar dengan rona baru yang lain daripada yang lain, denganlarik-lariksabitanyangkini sudah terciumbaunya, dibawah cahayamatahari sore yang mencondongturun. Semak-semakyang sudah ditebas di tepi kali, lalu kali itu sendiri, yang tadinya tak terlihat tapi sekarang berkilauan dengan warna perak-kelabu berkelok-kelok, lalu orang banyak yang terus bergerak mendaki, lalu burung-burung elang yang berputar-putar di atas perumputan yang sudah gundul-semua itu kini jadi baru samasekali. Tersadar oleh semua itu, mulailah Levin membayangkan betapa luas rumput yang telah disabit, dan betapa lebih luas lagi yang masih bisa disabitt kini. Banyak sekali yang telah dikerjakan empatpuluh dua orang itu.
314 ANNA KAR£NINA Selurnh pernmputan Iuas yang disabit dua hari lamanya dengan tenaga korve tigapuluh sabit sudah selesai dikerjakan. Yang belum tersabit tinggal sudut-sudutnya, dengan larik-larik sabitan yang pendek. Levin ni gin menyabit sebanyak-banyaknya hari itu, hanya sayang matahari demikiancepatturnn. lasamasekalitakmerasalelah;yangdiinginkannya hanyalah selekas-lekasnya dan :sebanyak-banyaknya menyele:saikan pekerjaan. \"Bagaimana pendapatmu, bisa kita sabit terns bukit Mashkin Verkh?\" katanyakepada orang tua itu. \"Mudah-mudahan bisa, tapi matahari sudah tak tinggi lagi. Apa anak-anak akan diberi wodka?\" Ketika orang-orang sedang makan penganan dan para perokok mulai merokok, orang tua itu mengumumkan kepada para pemuda bahwa: \"Kalau mampu menyabit Mashkin Verkh akan dapat wodka.\" \"Ah, apa sanggup? Ayo, Tit! Kita potong cepat! Malam hari nanti kamu makan kenyang. Ayo!\" terdengar berbagai suara; selesai makan roti para penyabit pun turnn kerja lagi. \"Ayo, anak-anak, kita kerjakan!\" kata Tit; ia pun bergerak maju seperti kuda menderap. \"Jalan, ya,jalan terns! \"kata siorang tuayangberjalan dibelakangnya dan dengan mudah mengejarnya. \"Alm potong ini! Awas!\" Anak muda dan orang tuaitu pun terns menyabit seakan berlomba. Tapi bagaimanapun mereka bergegas, mereka tak merusak rumput, dan larik-larik sabitan bisa tersusun bersih dan saksama. Petak kecil yang masih tinggal di sudut, dalam waktu lima menit sudah tersabit. Ketika para penyabit terakhir mencapai ujung larik, para penyabit di depan sudah mengambil baju kaftan dan menyampirkannya ke bahu, lalu menyeberangjalan menuju ke Mashkin Verkh. Matahari sudah turun menghampiri pepohonan, dan ketika mereka memasuki jurang yang dalam di hutan Mashkin Verkh, mereka diiringi derak-derak bunyi kotak-kotak batu asah. Rumput sampai setinggi pinggang di tengah ngarai, rumput yang lembut, lunak, dan di sana-sini di tengah hutan diselang-seling bunga Ivan-dan-Maria. Sesudahberundingsebentartentangcara menyabit, yaitu membujur atau melintang, Prokhor Yermilin, penyabit yang juga terkenal dan petaniyang berkulit kehitam-hitaman dan bertubuh amatbesarberjalan di depan. la telah menyelesaikan satu larik, kemudian berbalik dan mulai lagi, dan semua orang mengejarnya turun ke bawah dan naik
LEOTOLSTOI 315 bukit di tepian hutan paling ujung. Matabari telab turnn di sebelab sana hutan. Embun sudah turnn dan hanya para penyabit yang ada di atas bukit saja yang terkena sinar matabari, sedangkan di bagian bawah yang berselimutkan kabut dan di sebelab sana, para penyabit berjalan dalam bayangan yang segar berembun. Pekerjaan terns berjalan. Rumput yang telab dipotong dengan bunyi mengandung air dan semerbak baunya seperti berbumbu kinitergolek dalam larik-larik yang tinggi. Para penyabit berdesak-desakan dalam larik-larik sabitan yang sempit, berkejar-kejaran dari segala penjurn disertai bunyi kotak-kotak batu asah yang riuh-rendab; suasana amat ribut karena bunyi sabit yang berbenturan, desir batu asah pada sabit yang sedang diasab, dan teriakan-teriakan gembira para penyabit. Levin masih terus berjalan di antara anak muda dan orang tua itu. Orang tua yang mengenakan jaket kulit biri-biri masih terns gembira, lucu, dan bergerak bebas. Di tengab hutan itu tak henti-hentinya orang menemukan jamur pobon birk yang mekar di tengab-tengab rumput yang sarat air dan kena tebas sabit. Menemukan jamur, orang tua itu tiap kali membungkukkan badan, memungut dan memasukkannya ke dalam kemejanya. \"Buat menjamu si nenek nanti.\" Betapapun mudah menyabit rnmput yang basah dan lemab, sukar juga menurnni dan mendaki lerengjurang yangterjal. Tapi bagi si orang tua, semua itu samasekali tak mengganggu. Sambil terns mengayunkan sabit, dengan kaki bersepatu besar dari kulit kayu, dengan langkah pendek dan mantap, ia pelan-pelan terus mendaki tebing. Walaupun selurnh tubuhnyabergoyang dan celananya sampai kedodoran di bawah kemejanya, tak selembar rumput pun dan tak satu jamur pun lolos darinya, danbersamaan dengan itu ia masih sanggupberkelakar dengan para petani dan Levin. Levin, yang berjalan di belakang orang tua itu, sering berpikir babwa sebentar lagi orang tua itu akan jatuh akibat menaikibukityangdemikianterjal denganmembawasabit,karenatanpa sabit pun sudah sukar bukit itu didaki; tapi ia mendaki juga, dan masih sanggup melakukan apa yang barns dilakukan. Levin merasa, kekuatan luarlab yang menggerakkannya. VI Masbkin Verkh berhasil juga dsiabit, larik-larik sabitan terakhir selesai dikerjakan, orang-orang mengenakan baju kaftannya dan dengan riang
316 ANNA KAR£NINA berangkat pulang. Levin menaiki kudanya, lalu pulang, sesudah dengan rasa haru berpisah dengan para petani. Dari puncak bukit ia menoleh; mereka takterlihat karena berada di tengahkabutyang nail< darijurang; hanya terdengar suara-suara kasar riang, ketawa terbahak dan bunyi sabit berbenturan. Sergei lvanovichsudah lama selesai makan siang. la tengah minum airlimun dengan es di kamarnya sambil melihat-lihatkoran dan majalah yang baru saja diterimanya dari pos ketil<a Levin menyerbu ke dalam kamar sambil bicara riang, dengan rambut kusut melekat ke dahi karena keringat, dengan punggung dan dada basah menghitam. \"Seluruh perumputan habis dil<erjakan! Oh, bukan main, menga gumkan! Lalu apa kabannu?\" kata Levin yang samasekali sudah lupa pada percakapan yang tak menyenangkan kemarin. \"Ya Tuhan, mirip apa kamu ini!\" kata Sergei Ivanovich yang dengan rasa takpuas memandang adiknya. \"Pintu itu, pintu itu, tutup!\" serunya. \"Sebentar lagi sepuluh ekor bisa masuk.n Sergei Ivanovichtaktahan lalat; membukajendelakamarpunhanya ia lakukan di malam hari, dan semua pintu ditutupnya baki -baik. \"Untung seekor pun tak masuk. Tapi kalau masuk, akan kutangkap nanti. Kamu barangkali tak percaya, bukan main nikmatnya. Lalu bagaimana kamu menghabiskan waktu hari ini?\" \"Baik-bail< saja. Tapi apa betul sepanjang hari kamu menyabit? Alm kira kamu pasti kelaparan sekarang. Kuzma sudah menyiapkan semuanya untukmu.\" \"Ahtidak,makanjugatidakingin rasanya. Di sanaakusudahmakan. Sebentar lagi aku mandi.\" \"Ya, pergi sana, pergi sana, sebentar lagi aku datang ke tempatmu,\" kata Sergei Ivanovich sambil menggelengkan kepala memandang adiknya. \"Pergi sana cepat,\" tambahnya sambil tersenyum, dan sesudah ia kumpulkan buku-bukunya ia pun bersiap pergi. Tiba-tiba ia sendiri merasa gembira dan tak ingin rasanya berpisah dengan adiknya. \"Lalu ketika hujan tadi di mana kamu?\" \"Hujanapa?Cumagerimis sedikit. Sebentarakudatang.Jadi, cukup baik kamu menghabiskan waktu? Itu bagus sekali.\" Dan pergilah Levin berpakaian. Lima menit kemudian kakak-beradik itu masuk ke kamar makan. Meski Levin tak bernafsu makan, duduk juga ia menghadapi sajian makan siang agartak menyinggung perasaan Kuzma, tapi ketika ia mulai
LEOTOLSTOI 317 makan, ternyata makanan itu terasa enak sekali di lidahnya. Sambil tersenyum Sergei Ivanovich memandang adiknya. \"O, ya, ada surat untukmUJ,\" katanya. \"Kuzma, coba bawa ke sini, dari bawah. Danjangan lupa turup pni tu.\" Surat itu dari Oblonskii. Levin membacanya keras-keras. Oblonskii menulis dari Petersburg. \"Aku terima surat dari Dolly; dia ada di Yergushovo, dan rupanya belum juga beres keadaannya. Temuilah dia, bantu dia dengan nasihat, kamu tahu urusan semua itu. la tentu senang sekali bertemu kamu. Dia sendirian, anak malang itu. Mertua perempuanku, bersama yang lain-lain, masih di luar negeri.\" \"Bagus sekali! Aku tentu akan mengunjungi mereka. \"Atau, bagaimanakalaukita pergi sama-sama? Dia perempuanyangbaiksekali. Betul tidak?\" \"Apa rumahnya takjauh dari sini?\" \"Kira-kira tigapuluh werst. Barangkali juga empatpuluh. Tapi jalannya besar. Kita bisa cepat sampai ke sana.\" \"Bolehlah,\" kata Sergei Ivanovich tersenyum. Melihat adiknya, Sergei Ivanovich langsung gembira. \"Bukan main selera makanmu!\" katanya sambil memandang wajah dan leher adiknya yang berwarna coklat kelabu dan merah terbakar menunduk menghadapi pri ing. \"Bukan main! Kamu barangkali tak percaya, ini latihan yang bermanfaat buat melawan segala yang buruk. Aku ni gin memperkaya dunia kedokteran dengan istilah: Arbeitscur.69 \"Tapi untuk kamuagaknya tak perlu.\" \"Ya, tapi untuk orangyang menderita berbagai penyakit sarafperlu.\" \"Ya, itu harus dicoba dulu. Padahal tadi aku mau datang ke tempat penyabitan untuk melihatkamu, tapi panasnya tak tertahankan, sampai tak lebih jauh daripada hutan aku berjalan. Aku duduk sebentar, lalu lewat hutan berjalan ke kampung, dan di sana bertemu dengan ibu susuanmu; aku tanya dia tentang pandangan para petani terhadapmu. Sepanjang pengetahuanku, mereka tak setuju. Dia bilang: 'Itu bukan urusan Tuan-tuan.' Pokoknya,. menurut pendapatku, dalam pikiran rakyat sudah mantap sekali rumusan tentang apayang mereka namakan kegiatan 'tuan-tuan', yangjuga sudah dikenal orang itu. Dan mereka tak suka tuan-tuan itu keluar dari kerangka yang sudah terbentuk dalam 69 Arbeitscur (Jr):Terapi kerja.
318 ANNA KAR£NINA benak mereka.\" \"Barangkali juga; tapi ini merupakan kenikmatan yang tak pernah kualami dalam hidup. Dan lagi di sini tak adajeleknyasamasekali. Betul, kan?\" jawab Levin. \"Apa yang harus kita lakukan kalau mereka tak senang? Tapi, yah, aku pikir ini tak apa-apa. Aa?\" \"Pokoknya,\" sambung Sergei lvanovich, \"menurut penglihatanku, kamu puas dengan acaramu hari ini.\" \"Puas sekali. Kami berhasil menyabit seluruh perumputan. Dan dengan orang tua macam apa pula aku telah bersahabat di sana! Kamu tak mungkin bisa membayangkan, bukan main menariknya.\" \"Ya, kamu memang puas dengan acara hari ini. Aku juga. Pertama, aku sudah bisa menyelesaikandua problem catur, danyangsatu problem yang baik sekali-dibuka dengan pion. Nanti kutunjukkan. Kemudian, aku pikirkan percakapan kita kemarin.\" \"Apa?Tentangpercakapankemarin?\"kataLevinsambilmemicingkan mata dengan nikmat dan menguap, sesudah menyelesaikan makan siang dan samasekali takberdaya mengingat macam percakapan kemarin. \"Aku akui, kamu benarjuga sebagian. Perbedaan antara kita adalah karena kamu menganggap kepentingan pribadi sebagai penggerak, sedangkan menurut pendapatku kepentingan umum harus jadi pendorong semua orang yang punya pendidikan tertentu. Barangkali juga kamu benar, lebih baik lagi adalah kegiatan yang mengandung kepentingan material. Sesungguhnya kamu ni i makhluk yang terlalu prime-sautiere70 kata orang Francis; kamu menghendaki kegiatan yang penuh gairah dan energik, atau tidak samasekali.\" Levin mendengarkan kata-kata kakaknya, tapi ia samasekali tak mengerti apa yang diucapkannya, dan memang tak ingin pula mengerti. Ia hanya takut kakaknya akan mengajukan pertanyaan, dan dari situ akan kelihatan bahwa ia samasekali tak mendengarkan kakaknya. \"Jadi begitulah, Kawan,\" kata Sergei Ivanovich sambil menepuk babu Levin. \"Itu dengan sendirinya. Lalu apa urusannya! Aku pun tak bersi keras,\" jawab Levin dengan senyum kekanakan bernada bersalah. \"Apa yang baru saja kukatakan?\" pikirnya. \"Ya, tentu saja, aku benar, dan dia pun benar, nah, bagus sekali akhirnya. Hanya, sekarang ini aku perlu ke kantor untuk memberikan perintah-perintah.\" Ia pun berdiri sambil 70 Prime·sautiere(Pr): lmpulsif.
LEOTOLSTOI 319 meregangkan badan dan tersenyum. Sergei Ivanovich tersenyum pula. \"Kalau mau, kita pergi sama-sama,\" katanya, karena tak ingin berpisah dengan adiknyayang segar dantegar. \"Mari ke kantormu kalau memang diperlukan.\" \"Astaga!\" pekik Levin begitu keras sampai Sergei lvanovich keta kutan. \"Ada apa, ada apa kamu ini?\" \"Bagaimana tangan Agafya Mikhailovna?\" kata Levin sambil me mukul kepalanya sendiri. \"Aku benar-benarlupa dia.\" \"Sudahjauh lebih baik.\" \"Tapi,bagaimanapun, akuharus lihat dia sekarang.Aku pasti sudah kembali sebelumkamu sempat pakai topi.\" Danseperti tresotka7'iapunberlari menurunitanggayangberderak derak bunyinya terkena sol sepatu. VII Stepan Arkadyich tiba di Petersburg untuk melaksanakan kewajiban yang paling perlu, paling wajar, dan dikenal semua pegawai, sekalipun tak dimengerti orang yang bukan pegawai, dan tanpa kewajiban itu ia memang tak mungkin berdinas, yaitu kewajiban melaporkan diri di kementerian. Dan sesudah melaksanakan kewajiban itu, dengan membawa hampri semua uang dari rumah, ia habiskan waktunya di pacuan kuda dan di bungalo dengan riang gembira, sementara Dolly dan anak-anaknya pindah ke desa untuk sedapat mungkin mengurangi pengeluaran. la pindah ke desa Yergushovo yang merupakan hadiah perkawinannya, yaitu desa tempat hutan yang dijual itu, yang letaknya sekitar limapuluh werst dari desa Levin, Pokrovskoye. Di Yergushovo, rumah besar yang tua sudah lama rusak, sedangkan pesanggrahan sempat dirombak dan diperluas Pangeran. Pesanggrahan itu, sekitar duapuluh tahun yang lalu, ketika Dolly masih kanak-kanak, memang lapang dan enak diitempati, walaupun seperti semua pe sanggrahan, sisinya menghadap ke jalan, ke luar, ke arah selatan. Tapi sekarang, pesanggrahan itu sudah tua dan lapuk. Pada musim semi, ketika Stepan Arkadyich pergi ke sana untuk menjual hutan, Dolly 71 Tresotka (Rus): Giring-giring mainan bayi.
320 ANNA KAR£N!NA memintanya untuk melihat-lihat pesanggrahan itu dan menyuruhnya memperbaiki mana-mana yang perlu diperbaiki. Sebagaimana semua suami yang merasa bersalah dan sangat memerhatikan kesenangan sang istri, StepanArkadyich memeriksa sendiri rumah itu dan mengatur semua yang menurut pendapatnya diperlukan. Menurut pendapatnya, semua meja-kursi harus diganti bekledingnya dengan kain kreton, kain gorden dipasang, kebun dibersihkan,jembatan kecil dekat kolam dibuat, dan bunga-bungaan ditanam; tapi ia lupa banyak hal yang diperlukan, yang kemudian sangat menggusarkan Darya Aleksandrovna. Stepan Arkadyich sudah berusaha keras menjadi ayah dan suami yang penuh perhatian, tapi sayang, ia tak selalu ingat bahwa ia punya istri dan anak-anak. Yang ada padanya adalah selera orang bujangan, dan memang orang-orang bujangan itulah yang terbayang olehnya. Ketika kembali ke Moskwa, dengan bangga ia menyatakan kepada sang istri bahwa semuanya telah siap, rumah akanjadi sebangsa mainan, dan dengan bergairah ia menyarankan istrinya untuk ke sana. Kepergian istrinya ke desa, bagi Stepan Arkadyich, sangat menyenangkan dalam segala hal, karena bagi anak-anak lebhi sehat, pengeluaran lebih sedikit, dan dia pun bisa lebih bebas. Darya Alesandrovna sendiri menganggap kepni dahannya ke desa selama musim panas perlu untuk anak-anak, terutama untuk anak perempuannya yang tak juga sembuh sesudah terkena demam campak, namun akhirnya perpindahan itu pun untuk melepaskan diri dari hal-hal sepeJ.e yang merendahkannya, dari utang utang kecil kepada tukang kebum, tukang ikan, tukang sepatu, yang menyiksanya. Lebihdaripadaitu,perpindahankedesamenyenangkannya juga, karena ia ingin menarik adiknya Kitty untuk tinggal bersama di desa, dan kebetulan adiknya sudah.kembali dari luarnegeri pertengahan musim panas, dan ia mendapat resep untuk acara mandi-mandi. Kitty menulis dari sumber air bahwa tak ada yang lebih memikat hatinya daripada menghabiskan musim panas bersama Dolly di Yergushovo yang penuh kenangan masa kecil bagi mereka berdua. Saat pertama tinggal di desa dirasakan Dolly berat sekali. Ia memang tinggal di desa semasa kecil, dan ia masih menyimpan kesan bahwa desa adalah tempat untuk menyelamatkan diri dari segala hal yang tak menyenangkan di kota, dan walaupun kehidupan di situ tak indah (tentang ini Dolly bisa dengan mudah menerimanya) kehidupan itu murah ongkosnya dan enak: semua ada, semua murah, semua bisa dicari, dan untuk anak-anak pun menyenangkan. Tapi sekarang, ketika
LEOTOLSTOI 321 iadatangke desa sebagai nyonyarumab, ia melibatsemua itusamasekali takseperti dibayangkannya. Hari kedua sesudab kedatangannya, bujan deras turun, dan malam bari lorong rumab dan kamar anak-anak bocor, sebingga ranjang ranjang barns dipindabkan ke kamar tamu. Juru masak tak ada. Dari sembilan ekor sapi yang ada, temyata menurut pengurus temak, ada yang masib kecil, ada yang akan beranak, yang ketiga sudab tua, dan seterusnya; mentega tak cukup, susu tak cukup sekalipun banya untuk anak-anak. Telur pun tak ada. Ayam betina tak bisa diperoleb; yang dipanggang atau dimasak banya ayamjago sudab tua yang berwama lila dan berotot. Tenaga perempuan untuk mengepel lantai tak diperoleh, karena semua pergi memanen kentang. Jalan-jalan dengan kereta tak bisa, karena seekor kudanya mogok, dan kemudian mematabkan boom kereta. Mau mandi di sungai pun tak ada tempat, karena selurub tepi sungai diinjak-injak ternak dan terbuka mengbadapjalan; babkanjalan jalan biasa pun tak bisa, karena temak masuk taman lewat pagar yang rusak, dan ada seeker sapi jantan yang suka menggeram, dan karena itu tentu suka menanduk. Lemari untuk pakaian tak ada. Kamar tidur tak bisa ditutup sebingga tetap tterbuka dan terlihat kalau orang lewat di dekatnya. Kendi! dan kuali takada; periuk untuktukang cuci dan babkan papan setrikaan untuk kamar pembantu tak ada. Pertamakalimengbadapisemuabalaitu,yangmenurutpandangannya mengerikan, dan mengbadapi hal-hal yang bertolak-belakang dengan ketenangan dan istirabat itu, Darya Aleksandrovna merasa putusasa; ia telab berusaba keras dengan segenap tenaga, ia merasakan buntunya keadaan, dan tiap menit ai menabanjatubnya airmata yang terus meng genang. Pengatur rumabtangga, bekas sersan mayor kavaleri yang sangat disenangi Stepan Arkadyicb dan telab diangkat Stepan Arkadyicb di antara para portir, berkat sosoknya yang tampan dan sikapnya yang sopan, samasekali takikut campur-tangan mengatasibalayangmenimpa Darya Aleksandrovna dan hanya mengatakan: \"Ini sulit sekali, orang orang begitu brengsek,\" dan samasekali tak membantu. Keadaan waktu itu seperti. sudab buntu. Tapi di rumab keluarga Oblonskii, seperti di semua rumab keluarga lainnya, ada satu orangyang paling penting dan bermanfaat, meskipun tak kentara, yaitu Matryona Filimonovna. Perempuan inilah yang menenangkan nyonya rumab, meyakinkannya babwa semuanya alcan beres (ini memang kata-kata dia, yang dipungutnya dari Matvei), dan tanpa tergesa dan tanpa emosi
322 ANNA KAR£N!NA perempuan itu bertindak. Ia segera mendatangi istri pengatur rumahtangga, dan hari itu pula ia minum teh bersama dia beserta suamni ya di bawah pohon akasia, membicarakan semua persoalan itu. Tak lama kemudian terbentuk klub Matryona Filimonovna, dan berkat klub yang terdiri atas istri pengatur rumahtangga, lurah dan pengurus kantor, mulailah sedikit demi sedikit kesulitan itu diselesaikan, dansatuminggukemudiansemuanyamemang sudah beres. Atap telah diperbaiki, juru masak telah didapat, yaitu ibu baptislurah, ayambetinadibeli, sapi-sapimulai memberikan susu, kebun telah dipagar dengan bilah-bilah k.ayu, lapangan skats dibangun tukang kayu, lemari pakaian dibuat, pintu kamar tidur diperbaiki, dan papan setrikaan yang dilapisi terpal militer dibuat dari tanganan kursi besar meja laci, sehingga di dalam kamar bujang mulai tercium bau setrikaan. \"Nah! Padahal tadinya semua sudah putusasa,\" kata Matryona Filirnonovna sambil rnenunjuk papan setrikaan. Bahkan telah dibuat juga tempat mandi dari tebeng jerami. Lilie mulai mandi, dan terpenuhilah barapan Darya Aleksandrovna untuk memperoleh kehidupan desa yang nyaman, walaupun hanya sebagian, walaupun tak tenang. Dengan enam anak, jelas tak mungkin Darya Aleksandrovna bisa hidup tenang. Satu jatuh sakit, yang lain juga bisa jatuh sakit,yangketigakurangini-itu,yangkeempatmenunjukkantanda tandawatakburuk, dansebagainya.Tapisemuakesibukandankeresahan Darya Alesandrovna sungguh merupakan satu-satunya kebahagiaan yang mungkin diperolehnya. Kalau tak ada semua itu pastilah ai sudah tinggal sendiri memikirkan sang suami yang tak mencintainya itu. Tapi, betapapun hebatnya rasa takut pada penyakit, betapapun hebatnya penyakit itu sendiri, dan betapapun hebatnya kesedihan rnelihat tanda tanda kecenderungan kurang baik pada anak-anaknya, anak-anak itu sendiri sekarang sudah rnemberinya kegembiraan-kegembiraan kecil sebagai ganti kesedihannya. Kegembiraan-kegembiraan itu begitu halus hingga tak kentara, seperti emas di tengah pasir, dan di saat-saat yang paling buruk, Darya Aleksandrovna hanya melihat kesedihannya atau pasimya, tapi ada pula saat-saat yang baik, ketika ia bisa melihat kegembiraannya, emasnya. Kini, dalam hidup menyendiri di desa, makin lama makin sering ai menyadari adanya kegembiraan itu. Sering, sewaktu memandang anak anak itu, ia melakukan segala yang mungkin baginya untuk meyakinkan diri bahwa ia sedang tersesat, dan bahwa sebagai seorang ibu ia terlalu
LEOTOLSTOI 323 mencurahkan perhatian kepada anak-anak, namun tak sanggup ia tak mengatakan pada dirinya bahwa ai punya anak-anakyang manis, semua saja, keenamnya; semuanya, dengan berbagai kepribadiannya, adalah anak-anak yang jarang didapat; dan berbahagialah ai dengan mereka dan banggalah ia terhadap mereka. VIII Akhirnya bulan Mei, ketika semua keadaan lebih-kurang sudah heres, ia beroleh jawaban dari suaminya mengenai keluhan-keluhan sekitar ketidakberesan di desa itu. Suaminya menulis surat berisi permintaan maaf karena tak memikirkan semua itu. Dan ia berjanji akan datang begitu kesempatan ada. Ternyata kesempatan tak juga datang, dan sampai awal Juni Darya Aleksandrovna tinggal sendiri di desa. Pada hari Santo Petrus yang jatuh pada Minggu, Darya Aleksan drovna pergi menghadirkan semua anaknya dalam acara misa. Darya Aleksandrovna, dalam percakapan intim bersifat filosofis dengan adik nya, ibunya, atau teman-temannya, seringkali mengherankan mereka dengan sikap bebasnya terhadap agama. Ia punya agama sendiri, yaitu metempsikosis yang sangat dipercayainya, sementara ia sedikit saja mau berurusan dengan dogma-dogma gereja. Tapi di rumah ia memenuhi semua tuntutanagamadenganketat-dan itubukan hanyauntuksekadar memberikan contoh, melainkan memang darilubukhatinya,juga karena anak-anaknya sudah sekitar setahun tak pernah mendapat sakramen, dan itu sangat menggelisahkannya; maka dengan dukungan dan simpati Matryona Filimonovna ia pun memutuskan untuk melaksanakan hal itu sekarang, musim panas ni i. Beberapa minggu sebelumnya, Darya Aleksandrovna sudah me mikirkan pakaian semua anaknya. Gaun-gaun telah dijahit, dirombak dan dicuci, keliman dan lipatan dilepaskan, kancing dilekatkan dan pita pita disiapkan. Hanya gaun untuk Tanya, jahitan si perempuan Inggris, yang telah menghabiskan banyak tenaga Darya Aleksandrovna. Ketika menjahit gaun itu kembali, perempuan Inggris itu membuat kelokan bukan di tempatnya, dan jahitan itu terlalu mengerutkan lengan gaun sehingga betul-betul merusaklkan gaun. Bahu Tanya jadi demikian terjepit gaun itu, sehingga betul-betul tak enak dipandang mata. Tapi Matryona Filimonovna mendapat aka! memberikan ganjalan dan membuatkan tutup bahu. Memang urusan itu bisa diselesaikan, tapi
324 ANNA KAR£N!NA dengan perempuan Inggris itu hampir saja terjadi pertengkaran. Pagi harinya semua sudah heres, dan menjelang pukul sembilan, waktu yang diminta agarpendeta menanti mereka untuk mendapat sakramen, anak anakyang berseri gembira dan berpakaian rapi sudah berdiri di serambi di depan kereta menunggu ibunya. Untuk kereta yang akan dipakai, yang dipasang bukan si Gagak, melainkan si Coklat-kelabu atas anjuran pengatur rumahtangga Matryona Filimonovna. Darya Aleksandrovna agak terlambat karena lamabersolek. Ia mengenakan gaun kain muslin putih, dan kini ia keluar rumah untuk naik ke kereta. Darya Aleksandrovna menyisir dan berpakaian dengan sebaik baiknya dan sebisa-bisanya. Dulu ia berpakaian untuk diri sendiri agar tampakcantikdanmenyenangkan; kemudian, makin ia menua makintak menyenangkan baginyaberpakaian; ia melihat, betapa wajahnya makin memburuk. Tapi sekarang ia berpakaai n dengan senang hati dan penuh perasaan. Sekarang ia berpakaian bukan untuk diri sendiri, bukan demi kecantikan sendiri, tapi agar sebagai ibu anak-anak yang manis ia tidak merusak kesan umum terhadap dirinya. Ketika untuk terakhir kali ai memandang cermin, ai tetap merasa puas terhadap dirinya. Memang ia menarik. Bukan menarik seperti dulu ia ingin tampil menarik dibal, tapi menarik demi suatu tujuan yang sekarang terkandung dalam hatinya. Di gereja tak ada siapa-siapa selain para petani, tukang kebun dan istri mereka. Tapi Darya Aleksandrovna melihat, atau barangkali hanya merasa melihat, adanya rasa kagum yang ditimbulkan anak-anak dan dirinya di tengah-tengah orangbanyak. Anak-anak itu baiksekali, bukan hanya lantaran mereka mengenakan pakaian mentereng, tapi mereka manis-manis karena membawakan diri dengan baik. Memang Alyosha tak begitu baik berdirinya; ia terus-menerus menengok ke belakang mau melhi at jaket bagian belakan.g; tapi bagaimanapun juga, ia manis bukan main hari itu. Tanya berdiri seperti orang dewasa dan mengawasi adik-adiknya. Si adik Lilie tampak manis karena sikap kagumnya yang naif terhadap semua, dan sukar untuk tak tersenyum mendengar ai mengatakan: \"Please some more,\" ketika ia sudah mendapat sakramen. Pulang ke rumah anak-anak merasa bahwa sesuatu yang megah telah terjadi, dan mereka bersikap patuh sekali. Semuanya berjalan baik pula di rumah; tapi ketika sedang makan pagi, Grishatemyatabersiul, dan yanglebih buruklagi, ia membangkang
LEOTOLSTOI 325 aturan perempuan Inggris sehingga tak diperbolehkan makan pastel manis. Darya Aleksandrovnatakingin pada hari seperti itu memberikan hukuman sekiranya ia ada di sana; tapi ia perlu berpegang teguh pada aturan perempuan Inggris itu, sehingga ia mengukuhkan keputusan si perempuan Inggrisbahwa Grishatidakakan mendapat pastel manis. Hal ini agak merusak kegembiraan mereka semua. Grisha menangis dan mengatakan bahwa Nikolinka juga bersiul, tapi kenapa ia tak dihukum? Ia menangis bukan karena pastel-buat dia itu tak ada artinya-tapi karena diperlakukan tak ad.ii. Ini yang membuat Darya Aleksandrovna sedih, dan ia pun memutuskan akan mengampuni Grisha sesudah lebih dulu bicara dengan si perempuan Inggris, lalu pergilah ia menemui perempuan Inggris. Maka ketika ia melewati ruangan besar, tampak olehnya suatu pemandangan yang membuat hatinya penuh perasaan gembira hingga keluar ainnata, dan dai mpuninya si terhukum. Si terhukum duduk di ruangan besar, dekat jendela yang ada di sudut; di dekatnyaberdiriTanyamemegangpiring. Dengandalihhendak memberi makan bonekanya, anak perempuan itu minta izin kepada perempuan Inggris untuk membawa pastel bagiannya ke kamar anak anak, tapi pastel itu dibawanya untuk sang kakak. Sambil terus menangis karena tak adilnya hukuman yang dijatuhkan kepadanya, Grisha makan pastel yang dibawakan adiknya, dan di sela-sela sedu-sedannya, katanya: \"Kamu ikut makanjuga, kita makan sama-sama... sama-sama.\" Tanya mula-mula merasakasihankepadaGrisha, kemudian menya dari perbuatan baiknya, dan akhirnya ai menangis juga; ia tak menolak dan ikut makan bagiannya. Melihat ibunya datang mereka ketakutan, tapi ketika mereka memerhatikanwajahibunya, merekapunmengertibahwa sesungguhnya mereka melakukan perbuatan yang baik; mulailah mereka ketawa, dan dengan mulut masih penuh pastel mereka mulai menghapus bibimya yang tersenyum, dan mencemongi wajah yang berseri dengan airmata sekaligus dengan manisan. \"Astaga! Pakaian putih yang baru! Tanya! Grisha!\" kata si ibu berusaha menyelamatkan pakaian mereka, tapi dengan mata basah karena airmata ia tersenyum nikmat penuh kemenangan. Pakaian baru pun dilepas, kemudian untuk anak-anak perempuan, mereka disuruh mengenakan blus, sedangkan untuk anak laki-lakijaket
326 ANNA KAR£N!NA lama, lalu untuk kereta besar guna pergi mencari jamur dan ke tempat mandi suruh dipasangkan si Coklat-kelabu(satu halyangmengecewakan pengatur rumahtangga lagi). Suara sorak gembira terdengar dari dalam kamaranak-anak, dan takjugaberbenti sampai saatberangkatketernpat mandi. Jamur berhasil dikumpulkan satu keranjang penuh, bahkan Lllie menemukan jamur pohon birk. Oulu Miss Gull yang biasa menemukan dan kemudian menunjukkan jamur itu kepadanya; tapi sekarang ai sendiri menemukanjamur sekoci dari pohon birk yang besar itu; maka semua orang pun berteriak dengan gembira: \"Lille dapatjamur sekoci!\" Kemudian mereka menuju ke sungai. Kuda-kuda dibawa ke bawah pohon birk, lalu mereka pergi mandi. Kusir Terentii menambatkan kuda yang mengibas-ngibaskan ekornya karena dgi igit kutu pada sebuah pohon, kemudian berbaring di rumput di bawah bayangan pohon birk dan mulai merokok, sementara dari tempat mandi tak henti-hentinya terdengar sorak-sorai anak-anak. Walaupun mengawasi semua anak dan menghentikan senda gurau mereka merupakan pekerjaan yang merepotkan, walaupun sukar mengingat dan tak mempertukarkan semua kaos kaki, celana, dan terompah untuk kaki yang bennacam-macam itu, demikian pula melepas, membuka, dan menyimpulkan tali dan kancing, bagi Darya Aleksandrovna, yang memang amat senang mandi dan menganggapnya berfaedah untuk anak-anak, tak ada yang dirasakannya lebih nikmat daripada mandi bersama semua anak itu. Buat Darya Aleksandrovna, merupakan kenikmatan besar bisa meraba kaki-kaki kecil yang sintal, dan mengenakankaoskakikekaki-kakiitu; kenikmatan besarmemegang dan menceburkan tubuh-tubuh yang telanjang serta mendengar jeritan riang atau ketakutan; kenikmatan besar melihat wajah terengah dengan mata terbuka, ketakutan dan gembira, melihat malaikat-malaikat kecilnyaberkecipakdengan air. Ketika separuh anak-anak telah berpakaian, datanglah di tempat mandi itu dengan takut-takut para perempuan yang berpakaian warna warni. Mereka sengaja datang ke tempat itu untuk mencari tumbuhan snitka12 dan molochnik.13 Matryona Filimonovna memanggil seorang dari mereka untuk disuruh mengeringkan pakaai n dalam dan kemeja 72 Snitka (Rus): Sejenis tumbuhan belebas. 73 Molochnik (Rus): Sejenistumbuhan belebas.
LEOTOLSTOI 327 yang terjatub ke air, dan Darya Aleksandrovna pun bercakap-cakap dengan para perempuan itu. Mereka ketawa saja sambil menutup mulut dengan tangan dan tak sanggup memabami pertanyaan yang diajukan, tapi tak lama kemudian mereka sudab lebib berani dan mau bercakap cakap, dan seketika itu mereka. pun menyatakan kagum kepada Darya Aleksandrovna karena anak-anakyang dimilikinya. \"Bukan maincantiknya, putihseperti gula,\" kata seorangyangwaktu itu mengagumi Tanicbka sambil menggeleng-gelengkan kepala. \"Sayang kurns....\" \"Memang, babis sakit.\" \"Bukan main, tabu mandi juga, ya?\" kata yang lain kepada anak yang tengab disusui. \"Tidak, dia barn tiga bulan,\"jawab DaryaAleksandrovna bangga. \"Bukan main!\" \"Tapi kamu punya anak tidak?\" \"Ada, empat orangtadinya, tinggal dua: laki-perempuan. Barn babis puasa lalu saya sapib.\" \"Berapa umurnya?\" \"Tahun kedua.n \"Mengapa begitu lama kamu susui?\" \"Itu kebiasaan kita, tiga kali puasa....\" Dan percakapan itu pun menjadi sangat menarik bagi Darya Aleksandrovna: Bagaimana melabirkan? Suami sakit apa dulu? Di mana suami sekarang? Apa sering datang? Tak ingin rasanya Darya Aleksandrovna meninggalkan para perempuan itu, karena begitu menarik bercakap-cakap dengan mereka, dan karena temyata minat mereka sama belaka. Tapi yang paling menyenangkan Darya Aleksandrovna adalab babwa ia bisa melibat dengan jelas betapa semua perempuan itu mengagumi banyaknya anak Darya Aleksandrovna, dan betapa anak-anak itu semua baik-baik. Para perempuan itu juga mengetawakan Darya Aleksandrovna dan perempuan Inggris. Dia inilab penyebab ketawayangtakdipabami Darya Aleksandrovna. Seorang dari mereka yang masih muda mengamat-amati perempuan Inggris yang mengenakan pakaai n paling akbri , dan ketika mengenakan rokbawabyang ketiga, takbisa lagi perempuan itu menaban diri untuk mengatakan: \"Bukan main, berputar-putar, berputar-putar, dan terns berputar-putar!\" katanya, dan semuanya tertawa terbabak babak.
328 ANNA KAR£N!NA IX Dikelilingi semua anaknya yang telah mandi dengan rambut masih basah, Darya Aleksandrovna yang bertutup kepala sudah hampirtiba di rumah ketika kusir mengatakan kepadanya: \"Ada seorang tuan sedang berjalan; rupanya orang Pokrovskoye.\" Darya Aleksandrovna melihat ke depan, dan giranglah ai , karena waktu itu ai melihat sosok tubuh Levin yang dikenalnya berjalan menyongsong dia, mengenakan topi kelabu dan mantel kelabu pula. Levin selalu senang melihat Dolly, tapi sekarang ia lebih senang lagi karena bisa melihat perempuan itu dalam segala kemuliaannya. Tak ada oranglainkecuali Levinyang mampu memahami keagungan perempuan itu. Melihat perempuan itu Levin seperti mendapati dirinya berada di hadapan satu dari banyak gambaran yang dimilikinya mengenai kehidupan keluarga di masa depan. \"Anda ini seperti babon, Darya Aleksandrovna.\" \"Oh, alangkah senang hati saya!\" kata Darya Aleksandrovna sambil mengulurkan tangan kepada Levin. \"Anda senang, tapi tak memberitahu saya. Abang saya tinggal di tempat saya. Saya dapat berita dari Stivabahwa Anda ada di sini.\" \"Dari Stiva?\" tanya Darya Aleksandrovna heran. \"Ya, dia tulis bahwa Anda telah pindah, dan menurut pendapatnya Anda akan senang mendapat pertolongan dari saya, entah dalam ha! apa,\" kata Levin, dan sesudah mengatakan itu mendadak iajadi bingung. Ia berhenti bicara, dan tanpa berkata-kata ia pun berjalan di samping kereta sambil menggigit-gigit pucuk daun linden yang baru dipetiknya. Ia jadi bingung akibat kata-katanya, yang menyatakan bahwa Darya Aleksandrovna akan senang mendapat bantuan orang ketiga untuk menyelesaikan persoalan yang seharusnya diselesaikan oleh suaminya. Darya Aleksandrovna memang kurang senang dengan tingkah Stepan Arkadyich yang menyangkutkan persoalan keluarga kepada orang lain. Dan seketika ia pun paham bahwa Levin menangkap ha! itu. Justru karena ketajaman pengertian dan kehalusan perasaannya itu Darya Aleksandrovna menyukai Levin. \"Dengan sendirinya saya pun mengerti,\" kata Levin, \"bahwa itu artinyaAnda ingin bertemu saya. Karena itu saya merasa sangat senang. Dengan sendirinyasaya pun maklum, bagi Anda sebagai seorang nyonya
Search
Read the Text Version
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
- 11
- 12
- 13
- 14
- 15
- 16
- 17
- 18
- 19
- 20
- 21
- 22
- 23
- 24
- 25
- 26
- 27
- 28
- 29
- 30
- 31
- 32
- 33
- 34
- 35
- 36
- 37
- 38
- 39
- 40
- 41
- 42
- 43
- 44
- 45
- 46
- 47
- 48
- 49
- 50
- 51
- 52
- 53
- 54
- 55
- 56
- 57
- 58
- 59
- 60
- 61
- 62
- 63
- 64
- 65
- 66
- 67
- 68
- 69
- 70
- 71
- 72
- 73
- 74
- 75
- 76
- 77
- 78
- 79
- 80
- 81
- 82
- 83
- 84
- 85
- 86
- 87
- 88
- 89
- 90
- 91
- 92
- 93
- 94
- 95
- 96
- 97
- 98
- 99
- 100
- 101
- 102
- 103
- 104
- 105
- 106
- 107
- 108
- 109
- 110
- 111
- 112
- 113
- 114
- 115
- 116
- 117
- 118
- 119
- 120
- 121
- 122
- 123
- 124
- 125
- 126
- 127
- 128
- 129
- 130
- 131
- 132
- 133
- 134
- 135
- 136
- 137
- 138
- 139
- 140
- 141
- 142
- 143
- 144
- 145
- 146
- 147
- 148
- 149
- 150
- 151
- 152
- 153
- 154
- 155
- 156
- 157
- 158
- 159
- 160
- 161
- 162
- 163
- 164
- 165
- 166
- 167
- 168
- 169
- 170
- 171
- 172
- 173
- 174
- 175
- 176
- 177
- 178
- 179
- 180
- 181
- 182
- 183
- 184
- 185
- 186
- 187
- 188
- 189
- 190
- 191
- 192
- 193
- 194
- 195
- 196
- 197
- 198
- 199
- 200
- 201
- 202
- 203
- 204
- 205
- 206
- 207
- 208
- 209
- 210
- 211
- 212
- 213
- 214
- 215
- 216
- 217
- 218
- 219
- 220
- 221
- 222
- 223
- 224
- 225
- 226
- 227
- 228
- 229
- 230
- 231
- 232
- 233
- 234
- 235
- 236
- 237
- 238
- 239
- 240
- 241
- 242
- 243
- 244
- 245
- 246
- 247
- 248
- 249
- 250
- 251
- 252
- 253
- 254
- 255
- 256
- 257
- 258
- 259
- 260
- 261
- 262
- 263
- 264
- 265
- 266
- 267
- 268
- 269
- 270
- 271
- 272
- 273
- 274
- 275
- 276
- 277
- 278
- 279
- 280
- 281
- 282
- 283
- 284
- 285
- 286
- 287
- 288
- 289
- 290
- 291
- 292
- 293
- 294
- 295
- 296
- 297
- 298
- 299
- 300
- 301
- 302
- 303
- 304
- 305
- 306
- 307
- 308
- 309
- 310
- 311
- 312
- 313
- 314
- 315
- 316
- 317
- 318
- 319
- 320
- 321
- 322
- 323
- 324
- 325
- 326
- 327
- 328
- 329
- 330
- 331
- 332
- 333
- 334
- 335
- 336
- 337
- 338
- 339
- 340
- 341
- 342
- 343
- 344
- 345
- 346
- 347
- 348
- 349
- 350
- 351
- 352
- 353
- 354
- 355
- 356
- 357
- 358
- 359
- 360
- 361
- 362
- 363
- 364
- 365
- 366
- 367
- 368
- 369
- 370
- 371
- 372
- 373
- 374
- 375
- 376
- 377
- 378
- 379
- 380
- 381
- 382
- 383
- 384
- 385
- 386
- 387
- 388
- 389
- 390
- 391
- 392
- 393
- 394
- 395
- 396
- 397
- 398
- 399
- 400
- 401
- 402
- 403
- 404
- 405
- 406
- 407
- 408
- 409
- 410
- 411
- 412
- 413
- 414
- 415
- 416
- 417
- 418
- 419
- 420
- 421
- 422
- 423
- 424
- 425
- 426
- 427
- 428
- 429
- 430
- 431
- 432
- 433
- 434
- 435
- 436
- 437
- 438
- 439
- 440
- 441
- 442
- 443
- 444
- 445
- 446
- 447
- 448
- 449
- 450
- 451
- 452
- 453
- 454
- 455
- 456
- 457
- 458
- 459
- 460
- 461
- 462
- 463
- 464
- 465
- 466
- 467
- 468
- 469
- 470
- 471
- 472
- 473
- 474
- 475
- 476
- 477
- 478
- 479
- 480
- 481
- 482
- 483
- 484
- 485
- 486
- 487
- 488
- 489
- 490
- 491
- 492
- 493
- 494
- 495
- 496
- 497
- 498
- 499
- 500
- 501
- 502
- 503
- 504
- 505
- 506
- 507
- 508
- 509
- 510
- 511
- 512
- 513
- 514
- 515
- 516
- 517
- 518
- 519
- 520
- 521
- 522
- 523
- 524
- 525
- 526
- 527
- 528
- 1 - 50
- 51 - 100
- 101 - 150
- 151 - 200
- 201 - 250
- 251 - 300
- 301 - 350
- 351 - 400
- 401 - 450
- 451 - 500
- 501 - 528
Pages: