6) Masukkan sisa benih yang telah diambil 10 gram pada plastik klip beri label atau ditulis menggunakan spidol permanen (keterangan tulisan : K.A, varietas, tanggal pengambilan contoh kerja benih (benih padi) 7) Menghaluskan atau menggiling benih menggunkaan grinder skala 1 8) Menyiapkan dua buah cawan uji kadar air, timbang cawan dan tutupnya (untuk mendapatkan M1) menggunakan timbangan analitik satu-persatu, dengan tutup cawan diletakkan dibawah cawan 9) Timbang benih yang telah dihaluskan didalam cawan dan tutupnya (untuk mendapatkan M2) 10) Masukkan benih yang ada didalam cawan kedalam desikator selagi menunggu suhu oven naik dalam keadaan cawan tertutup 11) Masukkan benih pada cawan kedalam oven setelah suhu oven sudah mencapai 130ºC - 133ºC dalam keadaan cawan terbuka (tutup cawan diletakkan dibawah cawan), tunggu selama 2 jam 12) Keluarkan cawan yang berisi benih padi dari oven, kemudian tutup cawan tersebut dan masukkan kedalam desikator, biarkan selama 30-45 menit untuk pendinginan 13) Keluarkan cawan yang berisi benih padi dari desikator, lalui timbang menggunakan timbangan analitik untuk medapatkan M3 14) Bersihkan kembali alat yang dipakai dan kembalikan alat ketempat semula 15) Hitung persentase kadar air benih (benih padi) setelah data terkumpul dengan rumus %KA = 16) Hitung rata-rata kedua persentase kadar airnya dengan cara Rata-rata = 17) Hitung toleransi dari kedua ulangan tersebut dengan cara Toleransi = Ulangan tertinggi – Ulangan terendah44 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
Keterangan : Standar kelulusan kadar air benih padi adalah maksimal 13,0%, maka kadar air yang diuji haruslah kurang dari 13,0% ataupun 13,0%. Jika lebih dari 13,0% maka uji kadar air benih tersebut tidak lulus. Untuk toleransi, batas toleransi maksimal adalah 0,2%, jika hasil perhitungan toleransi lebih dari 0,2% maka pengujian harus diulang. Sekalipun hasil uji kadar airnya lulus pengujian tetap harus diulang.Uraian Laporan : Nomor laboratorium, metode pengujian, tanggal selesai pengujian, hasil ditulisdalam persen dengan 1 desimal (1 angka dibelakang koma).Contoh Data Hasil Uji Kadar Air PadiTabel 7. Contoh Data Hasil Uji Kadar Air Padi KODE VARIETAS/ ULANGAN RATA- PENGUJIAN KELAS RATANO BENIH KET. (%) PB.42/BD I (%) II (%) Lulus 11,3 Tidak1 Sd. 379 11,312 11,201 Lulus 13,6 Lulus2 Py. 04 Mekongga/BR 13,652 13,601 Lulus 12,1 Lulus3 Sy. 909 Inpari 30/BR 12,174 12,097 12,0 Lulus 12,078 11,6 Lulus3 St. 03 Mekongga/BP 11,953 11,589 11,2 11,246 11,34 Sj. 400 Inpari 2/BR 11,637 11,2485 Sj. 10 Mekongga/BP 11,1486 Si. 13 Inpari 30/BR 11,36545 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
BAB VI. UJI PEMATAHAN DORMANSI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik mampu: 1. Mengetahui cara uji pematahan dormansi 2. Memahami konsep dan standar pematahan dormansi 3. Melakukan uji pematahan dormansi dengan benar B. URAIAN MATERI Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidakberkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telahmemenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansibenih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagalberkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah,seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai. Dormansi benih disebabkan oleh faktor fisik dan fisiologi. Faktor fisiologicontohnya embrio rudimenter, keseimbangan hormonal, dan fenomena after-ripening.Fenomena after-ripening terjadi pada benih padi yaitu keadaan di mana benih tidakmampu berkecambah ketika baru dipanen dan baru dapat berkecambah setelahmelampaui periode penyimpanan kering. Faktor fisik meliputi impermeable terhadap airdan gas, kulit benih tebal dan keras, benih mengandung inhibitor, dan adanyapenghambatan mekanik. Beberapa penyebab dormansi fisik adalah Impermeabilitas kulit biji terhadap airdimana benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut sebagai \"Benihkeras\" karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagiandalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula; Resistensi mekanis kulit bijiterhadap pertumbuhan embrio, disini kulit biji cukup kuat sehingga menghalangipertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio akan tumbuh dengansegera; Permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas pada dormansi ini,perkecambahan akan terjadi jika kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitarbenih ditambah. Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan46 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio. Keadaan ini terjadiapabila benih berimbibisi pada daerah dengan temperatur hangat (Wikipedia, 2012). Dormansi Fisiologis, dapat disebabkan oleh sejumlah mekanisme, tetapi padaumumnya disebabkan oleh zat pengatur tumbuh, baik yang berupa penghambat maupunperangsang tumbuh. Beberapa penyebab dormansi fisiologis adalah ImmaturityEmbrio,dimana pada dormansi ini perkembangan embrionya tidak secepat jaringansekelilingnya sehingga perkecambahan benih-benih yang demikian perlu ditunda.Sebaiknya benih ditempatkan pada tempe-ratur dan kelembapan tertentu agarviabilitasnya tetap terjaga sampai embrionya terbentuk secara sempurna dan mampuberkecambah; After ripening, dimana benih yang mengalami dormansi ini memerlukansuatu jangkauan waktu simpan tertentu agar dapat berkecambah, atau dika-takanmembutuhkan jangka waktu \"After Ripening\". After Ripening diartikan sebagai setiapperubahan pada kondisi fisiologis benih selama penyimpanan yang mengubah benihmenjadi mampu berkecambah. Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda daribeberapa hari sampai dengan beberapa tahun, tergantung dari jenis benihnya; DormansiSekunder, disini adalah benih-benih yang pada keadaan normal maupun berkecambah,tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang tidak menguntungkan selamabeberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya untuk berkecambah.Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua kondisi yangdibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan cahayapada benih yang membutuhkan, cahaya. Ada beberapa cara pematahan dormansi yang telah diketahui adalah denganperlakuan mekanis diantaranya yaitu dengan Skarifikasi. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit bijidengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untukmelemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas Dengan perlakuan kimia, perlakuan ini bertujuan menjadikan agar kulit bijilebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asamsulfat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunaksehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Sebagai contoh perendaman benih ubijalar dalam asam sulfat pekat selama 20 menit sebelum tanam. Perendaman benih padidalam KNO3 pekat selama 30 menit. Pemberian Gibberelin pada benih terong dengandosis 100 - 200 ppm. Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium47 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat jugadigunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA). Perlakuan perendaman dengan air juga dapat dilakukan perlakuan perendamandi dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranyayaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dandibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel,direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkatkeluar untuk dikecambahkan. Perlakuan dengan suhu, cara yang sering dipakai adalah dengan memberitemperatur rendah pada keadaan lembap (Stratifikasi). Selama stratifikasi terjadisejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahanpenghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsangpertumbuhan. Kebutuhan stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antarvarietas dalam satu famili. Perlakuan dengan cahaya, cahaya berpengaruh terhadapprosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. Pengaruh cahaya pada benihbukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya danpanjang hari.C. SOAL LATIHAN 1. Sebutkan dan jelaskan penyebab terjadinya dormansi pada benih! 2. Jelaskan pengertian dormansi benih! 3. Jelaskan yang dimaksud dengan after ripening! 4. Apa yang dimaksud dengan dormansi fisik 5. Jelaskan pa yang dimaksud dormansi fisiologis 6. Pematahan dormansi secara mekanik dapat diaplikasikan pada kondisi? 7. Jelaskan cara pematahan dormansi dengan perendaman pada air panas! 8. Stratifikasi dapat mematah dormansi pada benih dengan cara? 9. Jelaskan tujuan pematahan dormasi secara kimia! 10. Sebutkan bahan kimia yang biasa digunakan dalam upaya pemecahan dormansi benih!48 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
a). Menyiapkan benih padi 20 ml b).Meletakkan benih pada cawan petric).Pengovenan benih pada suhu 50 oC d).Perendaman benih dengan KNO3e).Mencuci benih sampai benih f).Melakukan uji kecambah benihGambar 8. Pelaksanaan Pematahan Dormansi Benih Padi Secara Kimia49 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
D. PETUNJUK PRAKTIKUM Pematahan Dormansi a. Definisi : Pematahan dormansi adalah pemberian perlakuan untuk menghilangkan dormansi (masa tidur benih) terhadap benih yang mengalami dormansi (masa tidur benih). b. Tujuan : 1) Untuk menghilangkan dormansi pada benih yang mengalami dormansi agar pada saat pengujian daya berkecambah benih bisa tumbuh maksimal. c. Prinsip : Mematahkan/menghilankan masa dormansi benih. d. Alat : 11. Oven suhu rendah 12. Petridish 13. Gelas ukur 14. saringan e. Bahan : 1. Benih padi murni 2. Kertas label 3. Larutan KNO3 3 % f. Prosedur Kerja : 1) menyediakan 20 ml benih padi yang sudah dilakukan pemurnian, (ukur meggunakan erlenmeyer) kemudian masukkan kedalam petridis dan dimasukkan kedalam oven dengan suhu 50ºC selama 24 jam. Apabila sudah 24 jam, keluarkan petridis yang didalam oven dan benih direndam dengan larutan KNO3 selama 24 jam 2) Cuci benih dengan air mengalir dan siapkan kertas CD 8 lembar utuk 4 ulangan, masing-masing ulangan menggunakan 2 lembar kertas 3) Tabur benih untuk uji daya kecambah50 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
DAFTAR PUSTAKABPMBTPH Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura. 2006. Pedoman laboratorium pengujian mutu benih Tanaman pangan dan hortikutura . Jakarta (id): Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Direktorat Perbenihan.Imran, S., Syamsuddin, dan Efendi. 2002. Analisis vigor benih padi (Oryza sativaL.) pada lahan alang-alang. Agrista 6(1):81-86.ISTA Internasional Seed Testing Association. 2006. International Rules For Seed Testing: edition 2006. The International Seed Testing Association. Switzerland (ch): ISTA.ISTA Internasional Seed Testing Association. 2006. International Rules For Seed Testing: edition 2010. The International Seed Testing Association. Switzerland (ch): ISTA.Justice ol, bass ln. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. Roesli r, penerjemah. Jakarta (id): pt raja grafindo persada. Terjemahan dari: Principles And Practices Of Seed StorageJurnalis.1979.Teknologi Benih I. Angkasa Raya. Padang.Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Penerbit Andi. YogyakartaMakarim, A. Karim dan E. Suhartatik.2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ITKP 11 : 306-308Nasrudin. 2009. Evaluasi perkecambahan biji. Http://teKnologibenih.blogspot.com/2009/10/evaluasi-Perkecambahan- Biji.html. Diakses 24 Juli 2017.Opeland, L. O. 1976. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. Minnesota. 369pSutopo,Lita. 2002. Teknologi Benih. Universitas Brawijaya. Malang.51 | Diktat Pengujian Mutu Benih oleh Fofa Arofi, SST. MP
Search