Gangguan Kecemasan Alfiah Dewi Rahmawati (K3121006) Archika Fadhilah Sausan (K3121015)
setiap harinya seorang individu akan dihadapkan pada berbagai situasi atau kejadian yang dapat memicu munculnya kecemasan Kaplan, Sadock dan Grebb (dalam Fausiah & Widuty, 2007) menyatakan bahwa kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukannya, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup.
Kecemasan merupakan suatu istilah yang menggambarkan keadaan psikologis seseorang yang di tandai dengan rasa takut yang intens, berlebihan, atau terus menerus berhubungan dengan situasi sehari-hari. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-5) mendefinisikan bahwa gangguan kecemasan (anxiety) sebagai perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang yang berdampak pada terganggunya kegiatan sehari-hari (American Psychiatric Association, 2013). Gangguan kecemasan ada beberapa macam, yaitu ada phobia, social anxiety disorder, separation anxiety disorder, panic disorder, dan generalizedanxiety disorder.
Ciri-Ciri Gangguan Kecemasan Fisik Perilaku Kognitif
Ciri Kecemasan dalam Hal Fisik a. Kegelisahan, kegugupan b. Tangan atau anggota tubuh bergetar c. Banyak berkeringat d. Telapak tangan berkeringat e. Pening f. Mulut atau kerongkongan terasa kering g. Sulit berbicara h. Sulit bernapas
Ciri Kecemasan dalam Hal Fisik i. Bernapas pendek j. Jantung berdebar keras atau berdetak kencang k. Suara yang bergetar l. Jari-jari atau anggota tubuh menjadi dingin m. Leher atau punggung terasa kaku n. Sensasi seperti tercekik atau tertahan o. Sakit perut atau mual p. Sering buang air kecil q. Wajah terasa memerah r. Diare
Ciri Kecemasan dalam Hal Perilaku a. Perilaku menghindar b. Perilaku melekat dan dependen c. Perilaku terguncang
Ciri Kecemasan dalam Hal Kognitif a. Khawatir tentang sesuatu b. Perasaan terganggu akan ketakutan dan aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan c. Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa ada penjelasan yang jelas d. Terpaku pada sensasi tubuh e. Sangat sensitif terhadap sensasi tubuh f. Merasa terancam oleh orang atau suatu peristiwa g. Ketakutan akan kehilangan kontrol h. Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah i. Berfikir bahwa dunia akan runtuh
Ciri Kecemasan dalam Hal Kognitif j. Berfikir bahwa semuanya susah tidak bisa dikendalikan k. Berfikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi l. Khawatir terhadap hal sepele m. Berfikir tentang hal yang mengganggu yang sama secara berulang-ulang n. Pikiran terasa campur aduk o. Tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran negatif p. Berpikir akan segera mati q. Khawatir akan ditinggal sendiri r. Sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian
Jenis-Jenis Gangguan Kecemasan 1) Kecemasan Rasional suatu tanda ketakutan akibat adanya objek yang memang mengancam. 2) Kecemasan Irasional seseorang mengalami emosi di bawah keadaan spesifik yang biasanya tidak dipandang mengancam. 3) Kecemasan Fundamental kecemasan eksistensial yang mempunyai peran fundamental pada diri seseorang.
Pendapat lain dari Kartono Kartini (2006:45) yang membagi kecemasan menjadi dua, yaitu : 1) Kecemasan Ringan Kecemasan ringan ini dibagi menjadi dua yaitu kecemasan ringan sebentar dan kecemasan ringan lama. 2) Kecemasan Berat Kecemasan berat ialah bentuk kecemasan yang terlalu berat bagi seorang individu dan berakar terlalu dalam. Biasanya seseorang yang mengalami kecemasan berat ialah seseorang yang tidak dapat mengatasinya.
Faktor Penyebab Gangguan Kecemasan - Faktor Biologis Dari faktor biologis tersebut gangguan panik dapat diturunkan dv ari gen keluarga. Dalam beberapa kasus, sensasi fisik yang disebabkan oleh suatu penyakit dapat memicu beberapa orang mengalami gangguan panik. - Faktor Psikologis Perspektif psikodinamika menjelaskan bahwa kecemasan adalah suatu signal bahaya dimana impuls-impuls yang mengancam yang sifatnya seksual atau agresif mendekat ke taraf kesadaran.
Menurut Savitri Ramaiah (2003:11) beberapa faktor yang menunjukkan reaksi kecemasan, yaitu : 1) Lingkungan 2) Emosi yang ditekan 3) Sebab-sebab fisik Zakiah Daradjat (Kholil Lur Rochman, 2010:167) mengemukakan beberapa penyebab dari kecemasan yaitu : 1) Rasa cemas yang dapat timbul akibat dari melihat adanya suatu bahaya yang mengancam dirinya. 2) Cemas karena merasa salah atau berdosa, karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nuraninya. 3) Kecemasan yang merupakan suatu penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Musfir Az-Zahrani (2005:511) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi adanya kecemasan, yaitu : 1) Lingkungan Keluarga 2) Lingkungan Sosial Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009:31) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi kecemasan ialah : 1) Faktor fisik 2) Trauma atau konflik 3) Lingkungan awal yang tidak baik
Pendekatan Terapi
1) Terapi perilaku kognitif (CBT) Terapi ini merupakan bentuk psikoterapi yang dirancang untuk mengubah pikiran dan perilaku seseorang agar dapat memengaruhi emosi secara positif. Dengan terapi ini, penderita gangguan kecemasan diminta untuk mengganti pola pikir negatif menjadi lebih realistis. Selain itu, terapi ini juga mengubah pola perilaku konseli agar menjadi lebih efektif. 2) Terapi pemaparan Dalam terapi ini, terapis akan memaparkan konseli pada objek atau situasi yang memicu munculnya gejala gangguan kecemasan. Terdapat tiga tahap yang harus dilewati dalam terapi ini, antara lain: - tenang - daftar - ekspos
3) Terapi perilaku dialektika (DBT) Konseli akan diminta untuk belajar menerima kecemasan, sambil secara aktif berusaha mengubahnya. Cara ini sama seperti gagasan ’mencintai diri sendiri apa adanya’, tetapi tetap berusaha untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Terdapat empat kemampuan untuk menghadapi gangguan kecemasan, seperti: - Mindfulness - Distress tolerance - Interpersonal effectiveness - Emotion regulation
4) Acceptance and commitment therapy (ACT) ACT adalah bentuk terapi kecemasan yang meminta penderitanya untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka dalam menjalani hidup. Setelah itu, penderita gangguan kecemasan akan diminta bertindak dan menghadapi pemicunya sesuai nilai-nilai yang ada dalam diri mereka tersebut. 5) Terapi seni Pada terapi ini melibatkan penggunaan seni visual seperti melukis, menggambar, atau memahat sebagai media relaksasi untuk mengatasi kecemasan. Biasanya terapi ini dikombinasikan dengan CBT agar mendapatkan hasil yang maksimal. Terapi seni masih tergolong baru dibandingkan yang lainnya. Oleh sebab itu, masih dibutuhkan banyak penelitian untuk memastikan efektivitas terapi ini dalam mengurangi gejala kecemasan.
Teknik Pendekatan Bimbingan dan Konseling
1) Aktif Dalam teknik ini, anak diharapkan mampu untuk selalu aktif dalam kegiatan bimbingan konseling, baik dalam mengambil keputusan, mengungkapkan pendapat ataupun hal lainnya. Tidak hanya pada anak, pihak pembimbing atau konselor juga harus aktif dalam kegiatan bimbingan konseling. Kegiatan konseling yang dilakukan secara aktif bertujuan untuk memberikan pemahaman yang dapat diterima oleh anak dengan baik, terutama bagi anak yang mempunyai gangguan kecemasan sosial, teknik aktif mejadi faktor yang sangat penting dalam melakukan bimbingan konseling.
2) Kreatif Teknik ini juga bertujuan agar guru menciptakan Kegiatan- kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan anak. Sebagai seorang guru sekaligus seorang konselor harus mampu menciptakan media pembelajaran yang kreatif sehingga anak dengan gangguan Social Anxiety Disorder mampu mengatasi kecemasan sosial yang dimiliki. Guru atau Konselor menggunakan teknik kreatif agar merangsang minat anak dengan gangguan Social Anxiety Disorder terhadap aktivitas teman-temannya di kelas dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok merupakan sebagian tanda dari perkembangan perilaku sosial anak (Mayar, 2013: 460).
3) Efektif Teknik efektif ini dapat diterapkan kepada anak dengan gangguan kecemasan sosial melalui kegiatan bermain di luar kelas yang memerlukan diskusi. Melalui diskusi tersebutlah anak akan belajar untuk bersosialisasi dan hal tersebut dapat membantu anak mengatasi gangguan kecemasan sosial yang dimilikinya, karena dengan berdiskusi anak dapat terbiasa dalam bersosialisasi dengan orang-orang yang berada di lingkungannya. 4) Menyenangkan Kegiatan bimbingan konseling yang menyenangkan, membuat anak merasa aman, dan nyaman akan mengaktifkan bagian neo-cortex (otak berpikir) anak. Kondisi yang menyenangkan juga dapat membuat kepercayaan diri anak meningkat serta dapat mengoptimalkan setiap proses kegiatan belajar sambil bermain yang dilakukan saat bimbingan konseling (Nuzliah, 2017).
Kesimpulan Kecemasan merupakan suatu istilah yang menggambarkan keadaan psikologis seseorang yang di tandai dengan rasa takut yang intens, berlebihan, atau terus menerus berhubungan dengan situasi sehari-hari. Ciri-ciri gangguan kecemasan dapat dilihat berdasarkan fisik, perilaku, dan kognitif. Adapun faktor penyebab gangguan kecemasan meliputi faktor biologis dan faktor psikologis. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu kecemasan rasional, kecemasan irasional, dan kecemasan fundamental. Berbagai perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa, behavioral, kognitif, dan biologis. Perbedaan perspektif tersebut juga berdampak pada perbedaan bentuk penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Terdapat lima pendekatan terapi yang dapat diterapkan, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT), terapi pemaparan, terapi perilaku dialektika (DBT), Acceptance and Commitment Therapy (ACT), dan terapi seni.
Kesimpulan Selain itu, terdapat teknik bimbingan dan konseling yang juga dapat diimplementasikan untuk mengatasi gangguan kecemasan sosial anak usia dini, yaitu seperti aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari dan dipahami dalam proses kegiatan bimbingan dan konseling bagi anak dengan gangguan kecemasan sosial. Dengan mengetahui dan mempelajari teknik-teknik bimbingan konseling, kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil sebuah keputusan dengan bijak dalam menyelesaikan gangguan yang dialami anak tersebut, dan dapat mengarahkan anak usia dini agar menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya.
Thank you!
Search
Read the Text Version
- 1 - 25
Pages: