Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Ontologi dan Metafisika

Ontologi dan Metafisika

Published by orsicha25, 2021-10-07 12:38:58

Description: Ontologi flipbook

Search

Read the Text Version

Team 5 filsafat (team A) Sri Atika_F1121211026 Wina Orsicha_F1121211003 Ernisya Putri_F1122211015 Lusiana_F1122211004

Team 5 Filsafat (team B) Tiara Shalini_F1121211029 Dini Rahmadayani_F1122211017 Tasya Wananda_F1121211013 s Resti Maharani_F1121211001

Kata Pengantar Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa karena berkat rahmat nya lah kami dapat menyelesaikan flipbook mata kuliah Filsafat yang berjudul “ONTOLOGI.” Kami menyadari bahwa flipbook ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu segala macam kritik dan saran yang menuju kearah perubahan yang lebih baik untuk tulisan ini sangat kami harapkan. Dalam pembuatan flipbook ini kami banyak mendapat bantuan dari penulis-penulis yang telah menuliskan ide nya atau tulisan nya di internet. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih karena telah ikut membantu dan mempermudah kami untuk mendapatkan literatur serta bahan dan data yang kami perlukan untuk penulisan makalah ini. Tujuan dari flipbook ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat. Semoga flipbook ini bermanfaat sebagai bahan pembelajaran bagi rekan-rekan atau pun siapa saja yang membutuhkan nya. Team 5 Filsafat, 7 Oktober 2021 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i DAFTAR ISI……………………………………………………………………………... ii A. ONTOLOGI………………………………………………………………………. 1 B. ONTOLOGI DAN METAFISIKA……………………………………………….. 3 C. LANDASAN METAFISIKA…………………………………………………….. 5 D. CABANG METAFISIKA………………………………………………………... 6 E. SUMBER KEBENARAN METAFISIKA……………………………………….. 8 F. KEGUNAAN METAFISIKA……………………………………………………. 9 G. TANYA JAWAB TERKAIT ILMU ONTOLOGI………………………………. 10 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..... iii ii

A. ONTOLOGI Ontology adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Ontology merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat kongkret. Kata ontology berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Onthos” yang berarti ada dan “logos” berarti ilmu. Ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada. Hakikat sendiri memiliki arti realitas atau real, kenyataan. Hakikat adalah realitas, realitas adalah kenyataan yang sebenarnya. Realitas yaitu kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Realitas dalam ontology ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan : apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada?; apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja?; adakah sesuatu dibalik realita itu?; apakah realitas terdiri dari satu bentuk unsur (monoisme), dua unsur (dualisme) atau pluralism?. Dalam Pendidikan, kegiatan membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang pangkal atas realita merupakan stimulus menyelami kebenaran tahap pertama. Dengan demikian potensi berpikir kritis anak-anak untuk mengerti kebenaran telah dibina sejak awal oleh guru di sekolah atau pun oleh orang tua di keluarga. Pembahasan tentang ontology sebagai dasar ilmu yang berusaha untuk menjawab pertanyaan “apa itu ada” yang menurut Aristoteles merupakan The Firs Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda (sesuatu). 1

Objek yang menjadi kajian dalam ontology adalah realita yang ada. Ontology berusaha mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan atau menjelaskan yang ada dalam setiap bentuknya. Contohnya misalnya meja. Dalam ontology meja yaitu realiatas tentang meja. Realitasnya adalah terdapat gambar atau ide yang membuat kita mengenali sebuah meja. Tidak peduli berapa banyak model meja yang ada, tidak perduli berapapun ukuranya, warnanya, dan fisiknya yang berbeda, benda tersebut tetaplah sebuah meja. Inilah menjadi realitas dari ide atau gambaran yang ada. Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontology dengan dua macam sudut pandang : 1. Kuantitatif, yaitu dengan menanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? 2. Kualitatif, yaitu dengan menanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum. Istilah-istilah terpenting yang terkait dengan ontology adalah  Yang ada (being)  Kenyataan / realitas (reality)  Eksistensi (existence)  Esensi (essence)  Substansi (substance)  Perubahan (change)  Tunggal (one)  Jamak (many) 2

B. ONTOLOGY dan METAFISIKA Ontology yaitu ilmu yang memgetahui tentang hakikat yang ada. Hakikat memiliki arti realitas, real, kenyataan. Beberapa aliran dalam bidang ontologi yakni : 1. Monisme Yaitu aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah satu saja, baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang menjadi seumber dominan dari yang lain 2. Dualisme Kelompok ini menyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi (jasad) dan jasmani (spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam ala mini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia. 3. Materialis Aliran ini menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala sesuatu yang lainnya yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut paham materialism bahwa jiwa atau roh itu hanyalah merupakan proses gerakan benda dengan salah satu cara tertentu. Materialism terkadang disamakan orang dengan naturalisme. Namun sebenarnya terdapat perbedaan antara keduanya. Naturalism merupakan aliran filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam tidak ada, (tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam (natural) disana ialah segala-galanya 3

meliputi benda dan roh. Sebaliknya materialisme menganggap roh adalah kejadian dari alam, jadi tidak sama nilainya dengan benda. 4. Idealisme Merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan spritualisme. Aliran ini menganggap bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis dengan itu. Intinya sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan manusia”. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan atau penjelmaan saja. 5. Agnostisisme Pada intinya agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu mengetahui hakikat yang ada baik yang berupa materi maupun ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal yang transenden. Metafisika berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Meta” berarti selain, sesudah atau sebaliknya dan “Physika” yang berari alam nyata. Jadi Metafisika merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat dibalik realitas atau dibalik kenyataan. Metafisika dibagi menjadi dua : 1. Metafisika umum 2. Metafisika khusus Ontology dan metafisika saling berkaitan karena ontology membahas hakikat yang “ada” lalu metafisika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? 4

C. LANDASAN METAFISIKA Metafisika berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Meta” berarti selain, sesudah atau sebaliknya dan “Physika” yang berari alam nyata. Jadi Metafisika merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat dibalik realitas atau dibalik kenyataan. Metafisika merupakan cang filsafat yang membicarakan tentang hal-hal yang sangat mendasar yang berada diluar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi fisafat secara menyeluruh metafisika adalah ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang dapat diserap oleh pancaindra. Metafisika Sebagai Landasan Memahami Hakikat. Metafisika adalah suatu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada. Metafisika bisa berarti upaya untuk mengkarakterisasi eksistensi atau realitas sebagai suatu keseluruhan. Istilah ini juga berarti sebagai usaha untuk menyelidiki alam yang berada di luat pengalaman atau menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas. Studi ini amat kompleks dan cenderung melampaui rasionalitas atau melampaui jangkauan akal budi. Metafisika sebagai ilmu tertinggi yang mempunyai objek paling luhur dan sempurna dan menjadi landasan bagi seluruh adaan, yang mana ilmu ini sering disebut dengan theologia. Teologi atau kadang disebut ilmu agama adalah wacana yang berdasarkan nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Dengan demikian, teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan. 5

D. CABANG METAFISIKA Metafisika sebagai cabang filsafat di bagi menjadi dua yaitu metafisika umum (General) dan metafisika khusus (Spesifik). 1. Metafisika Umum (General) Metafisika umum (General) atau di sebut juga dengan otologi yang membahas tentang wujud (ada). Wujud ada ini terbagi menjadi dua yaitu wujud (ada) dan wujud (ada) relatif, wujud (ada) mutlak ini hanya ada satu yaitu Tuhan, sedangkan wujud (ada) relatif ini yaitu manusia dan alam luar manusia atau juga di sebut dengan kosmos. Metafisika umum membahas mengenai yang ada sebagi yang ada, artinya prinsip- prinsip umum yang menata realitas. Metafisika umum (untuk seterusnya digunakan istilah ontology) mengkaji realitas sejauh dapat diserat melalui pancaindera. Metafisika umum atau yang lebih dikenal dengan ontology. Cabang utama metafisika adalah ontology, studi mengenal katagorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Pada metafisika umum atau ontology muncullah beberapa paham yaitu Monokisme, Dualisme, Pluralisme, Nihilisme, dan Agnotitisme. 2. Metafisika Khusus (Spesifik) Sedangkan metafisika khusus (Spesifik) ini terdiri dari kosmologi, teologi metafisika, filsafat antropologi dan eskatologi.  Teologi Teologi mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi dan sifat tuhan. Pertanyaan didalam teologi ini dijawab juga secara jelas oleh filsafat Agama, Aristoteles, seorang filsuf Yunani kuno, memasukkan teologi de dalam cabang metafisika. Dia juga mengatakan bahwa teologi sebagai pusat dalam 6

filsafat. Pada abad ke-20, para filsuf berusaha menjawab pertannyaan-pertannyaan teologi tersebut. Filsafat dan teologi memiliki keterkaitan, filsafat menjadi akar didalam memahami teologi. Pelajaran agama menjadi salah satu contohnya. Perbandingan agama-agama besar di dunia dapat lebih mudah dilakukan dengan menggunakan filsafat  Kosmologi Dalam sistematika filsafat, kosmologi merupakan bagian dari kajian metafisika. Dilihat dari dasarnya, kosmologi berasal dari kata kosmos yang berarti aturan, atau keseluruhan yang teratur, sebagi lawan dari choos (kekacauan balauan). Maka sebenarnya kosmologi adalah pengetahuan filosofis tentang keteraturan alam.  Antropologi Berasal dari Bahasa Yunani : Anthropos yang berarti manusia, antropologi merupakan bagian dari kajian metafisika yang membicarakan soal hakikat manusia. Dari pertanyaan hakikat tentang manusia ini, telah terlahir berbagai cabang ilmu, misalnya psikologi, sosiologi dengan berbagai cabangnya, ilmu biologi, kedokteran juga dengan berbagai cabangnya. Belum lagi dari sudut pandang agama, tradisi, budaya, dll. Semua ini memperlihatkan betapa problem manusia benar-benar merupakan pembicaraan yang menarik sepanjang zaman  Eskatologi Eskatologi (dari Bahasa Yunani Eschatos yang berarti “terakhir” dan logi yang berarti “studi tentang”) adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan 7

dengan peristiwa-peristiwa pada masa depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia yang biasanya dirujuk sebagai kiamat (akhir zaman). E. SUMBER KEBENARAN METAFISIKA Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai kebenaran dan realita yang menyertainya. Kajian mengenai metafisika umumnya berparas pada pernyataan mendasar mengenai kebenaran dan sifat- sifat yang meliputi realita yang di kaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda. Secara umum topik analisis metafisika meliputi pembahasan mengenai eksistensi, keberadaan aktual, dan karakteristik yang menyertai, ruang dan waktu, realita antar keberadaan seperti pembahasan mengenai kausalitas, posibilitas, dan pembahasan metafisika lainya. Objek bahasan metafisikan bukan semata-mata hal-hal empiris atau hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengamatan individual, melainkan hal-hal atau aspek-aspek yang menjadi dasaar realitas itu sendiri. Klaim-klaim atas metode dan objek kajian metafisika telah menjadi problem perennial kefilsafatan. Pembahasan mengenai metafisika memiliki berbagai sub bahasan. Misalnya pembahasan sentral metafisika adalah ontology, yaitu proses analitis dan penggalian klasifikasi dan relasi diantaranya. Bahasan sentral lainnya adalah kosmologi metafisik, yaitu kajian mendalam atas prinsip keberadaan dunia, realitas, asal mula, dan makna keberadaan atasnya. 8

F. KEGUNAAN METAFISIKA Tujuan utama kajian metafisika adalah pemahaman mengenai struktur dasar dan prinsip-prinsip realitas. Dengan pemahaman dan pandangan filsafat yang beragam, pemahaman metafisika dapat menjadi sesuatu yang khusus, yang umumnya mencakup pembahasan yang kaya.Umumnya kajian metafisika menjadi \"batu pijakan\" atas struktur gagasan kefilsafatan dan prinsip-prinsip yang lebih kompleks untuk menjelaskan problem lainnya. Sehingga, dalam pemahaman metafisika klasik, metafisika membahas pertanyaan- pertanyaan mendasar yang jawaban-jawaban atasnya dapat digunakan menjadi dasar bagi pertanyaan yang lebih kompleks.[butuh rujukan] Misalnya: adakah maksud utama dalam beradanya dunia ini? Lalu apakah keberadaannya sebatas keberadaan yang \"mengada\" atau dependen terhadap keberadaan lainnya?; Apakah tuhan/tuhan-tuhan ada? Lalu, jika ada, apa saja hal-hal yang bisa manusia tahu/tidak tahu tentangnya?; Benarkah terdapat hal semacam intellectus, terutama dalam pembahasan mengenai pembedaan antara problem pemisahan entitas jiwa–badan?; Apakah jiwa sesuatu yang nyata, dan apakah ia berkehendak bebas?; Apakah segalanya tetap atau berubah? Apakah terdapat hal atau relasi yang selalu bersifat tetap yang bekerja dalam berbagai fenomena?; dan pertanyaan- pertanyaan lainnya yang sejenis 9

TANYA JAWAB TERKAIT ILMU ONTOLOGI 1. Bagaimana cara menerapkan pembelajaran ontomologi kepada anak usia dini dan berikan contoh pembelajaran ontomologi untuk anak usia dini? (Neni Susanti) Jawab : Dilihat dari segi Ontologi. Seperti yang dijelaskan sebelumnya Ontologi merupakan Ilmu yang mempelajari dan mengkaji lingkup apa yang dikaji oleh suatu ilmu, misalnya apa saja lingkup ilmu yang ada dalam pendidikan anak usia dini. Ontologi ilmu adalah suatu proses pengkajian sesuatu secara mendalam dalam lingkup dunia empiris. Ontologi membahas tentang apa yang dikaji oleh suatu ilmu dan wilayah kerjanya. Contoh: PAUD mempelajari anak usia dini dari usia 0 sampai dengan 8 tahun dengan wilayah kajian di lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah (TK, RA, PG/KB, TPA, BKB, Posyandu PAUD, Pos PAUD, dan sebagainya). Ketika mempelajari ontologi ilmu kependidikan, maka kita akan mempelajari segala yang ada dalam bidang pendidikan (subjek dalam dunia pendidikan adalah siswa/anak didik yang harus dipelajari dari anak didik adalah perkembangan jasmani, intelektual dan psikologisnya). Jadi, ontologi pada PAUD benar-benar pencarian hakikat sesuatu yang dilandasi keingintahuan akan suatu hal yang mungkin ada dan sudah ada segala hal mengenai PAUD. Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Dini .Pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Usia dini 10

merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Model Pendidikan Anak Usia Dini Model pembelajaran berdasarkan minat adalah model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajaran berdasarkan minat dirancang untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan spesifik anak. Prinsipnya, dalam model pembelajaran berdasarkan minat mengutamakan : 1) Pengalaman belajar bagi setiap anak secara individual 2) Membantu anak untuk membuat pilihan-pilihan melalui kegiatan dan pusat-pusat kegiatan melibatkan peran serta keluarga. 3) Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan minat dapat menggunakan beberapa area antara lain: area agama, balok, bahasa, drama berhitung/matematika, sains, seni/motorik, musik, membaca dan menulis. ( Penjawab Resti Maharani ) 2. Jelaskan problema metafisika menyangkut relasi materi dan roh? (Desy ) Jawab : Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan sifat- sifat yang meliputi realitas yang dikaji. Pemaknaan mengenai metafisika bervariasi dan 11

setiap masa dan filsuf tentu memiliki pandangan yang berbeda. Secara umum topik analisis metafisika meliputi pembahasan mengenai eksistensi, keberadaan aktual dan karakteristik yang menyertai, ruang dan waktu, relasi antarkeberadaan seperti pembahasan mengenai kausalitas, posibilitas, dan pembahasan metafisis lainnya. Mengingat jangkauan kajian yang dipusatkannya, metafisika menjadi sebuah disiplin yang fundamental dalam kajian filsafat. Sepanjang sejarah kefilsafatan, metafisika menjangkau problem-problem klasik dalam filsafat teoretis. Umumnya kajian metafisika menjadi \"batu pijakan\" atas struktur gagasan kefilsafatan dan prinsip-prinsip yang lebih kompleks untuk menjelaskan problem lainnya. Sehingga, dalam pemahaman metafisika klasik, metafisika membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar yang jawaban-jawaban atasnya dapat digunakan menjadi dasar bagi pertanyaan yang lebih kompleks.[butuh rujukan] Misalnya: adakah maksud utama dalam beradanya dunia ini? Lalu apakah keberadaannya sebatas keberadaan yang \"mengada\" atau dependen terhadap keberadaan lainnya?; Apakah tuhan/tuhan-tuhan ada? Lalu, jika ada, apa saja hal-hal yang bisa manusia tahu/tidak tahu tentangnya?; Benarkah terdapat hal semacam intellectus, terutama dalam pembahasan mengenai pembedaan antara problem pemisahan entitas jiwa–badan?; Apakah jiwa sesuatu yang nyata, dan apakah ia berkehendak bebas?; Apakah segalanya tetap atau berubah? Apakah terdapat hal atau relasi yang selalu bersifat tetap yang bekerja dalam berbagai fenomena?; dan pertanyaan- pertanyaan lainnya yang sejenis. Objek bahasan metafisika bukan semata-mata hal- hal empiri atau hal-hal yang dapat dijangkau oleh pengamatan individual, melainkan hal- hal atau aspek-aspek yang menjadi dasar realitas itu sendiri. Klaim-klaim atas metode dan objek kajian metafisika telah menjadi problem perenial kefilsafatan. Pembahasan 12

mengenai metafisika memiliki berbagai subbahasan. Misalnya pembahasan sentral metafisika adalah ontologi, yaitu proses analitis dan penggalian klasifikasi berdasarkan prinsip-prinsip kategori keberadaan dan relasi di antaranya. Bahasan sentral lainnya adalah kosmologi metafisik, yaitu kajian mendalam atas prinsip keberadaan dunia, realitas, asal mula, dan makna keberadaan atasnya. ( Penjawab Dini Rahmadayani ) 3. Apakah antara general dan spesikik ada keterkaitan nya?( Felintina arita) Jawab : Metafisika sebagai cabang filsaafat dibagi menjadi dua yaitu Metafisika Umum (General) dan metafisika khusus (spesifik). Metafisika umum (general)atau disebut juga dengan ontologi yang membahas tentang wujud (ada). Wujud ada ini terbagi lagi menjadi dua yaitu wujud (ada) dan wujud (ada) relatif. Wujud (ada) mutlak ini hanya ada satu yaitu Tuhan, sedangkan wujud (ada) relatif ini yaitu manusia dan alam diluar manusis atau juga disebut dengan kosmos. Sedangkan metafisika khusus (spesifik) ini terdiri dari kosmologi, teologi metafisik, dan filsafat antropologi. Yang dimaksud dengan kosmologi adalah penyelidikan atau penelitian tentang dunia atau alam. Beberapa hal yang dibahas di dalam kosmologi antara lain adalah ruang dan waktu, perubahan, kemungkinan- kemungkinan, dan keabadian. Sedangkan dalam teologi metafisik mempersoalkan tentang eksistensi Tuhan atau keberadaan Tuhan dan terlepas daari kepercayaan agama, selanjutnya filsafat antropologi adalah bagian dari metafisika khusus (spesifik) yang membahas tentang apakah manusia dan apa hakikat manusia itu? Ada dua hal tentang persoalan pokok metafisika yaitu, terkait dengan kuantitas realitas dan yang terkait dengan kualitas realitas. Yang petama yaitu terkait dengan kuantitas realitas yang memunculkan aliran mononisme, 13

pluralisme, dan hirarki wujud. Sedangkan yang terkait dengan kualitas realitas memunculkan aliran idealisme, materialisme, dan dualisme. Aliran monisme sendiri terdiri atas monisme mutlak dan monisme lunak, monisme mutlak menyusutkan sedapat mungkin segala kegandaan dan keragaman, sehingga hanya tinggal satu realitas tunggal. Sedangkan menurut monisme lunak hanya ada satu pendanda entah itu materi ataupun roh, yang meliputi seluruh realitas. Aliran pluralisme juga terbagi menjadi dua yaitu pluralisme mutlak sulit di pertahankan dan pluralisme lunak atau tendensi pluralisme. Sedangkan hirarki wujud membahas tentang wujud sesuatu seperti, wujud manusia, wujud binatang, wujud tumbuhan, dan wujud wujud lainnya. ( Penjawab Tiara Shalini ) 4. Apa hubungan metafisika dalam hubungan pendidikan dan dalam kehidupan sehari-hari? ( Diana Lia Andriani ) Jawab : Metafisika adalah cabang filsafat yang berasal dari kata meta yang berarti melampaui dan fisika dari kata phusis yang berarti alam. Maka, metafisika memelajari tentang segala hal yang mendasari segala hal yang ada di dalam alam semesta. Realitas ini ada tanpa harus dipertanyakan, namun hal ini cenderung dilupakan padahal manusia sering mencapai batas-batas tertentu dalam kehidupan yang tidak bisa dijawab dengan ilmu pengetahuan. Pertanyaan-pertanyaan itu hanya bisa dijawab melalui filsafat dengan memertanyakan apa yang sebenarnya ada di balik semua itu berkaitan dengan proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya. Kajian mengenai metafisika umumnya berporos pada pertanyaan mendasar mengenai keberadaan dan sifat- sifat yang meliputi realitas yang dikaji. Sebagai contoh, beberapa orang menganggap 14

kepemilikan uang adalah segalanya dalam hidup. Filsafat tidak menerima itu begitu saja. Ia mencoba untuk mencari apa itu yang segalanya dalam hidup. Paham eudaimonisme mengatakan bahwa itu adalah kebahagiaan. Apakah dengan kepemilikan uang maka orang akan bahagia? Belum tentu, karena itu hanya bersifat material. Kebahagiaan tidak mudah diterjemahkan begitu saja, maka uang pun bukan jawaban. Lalu dimana metafisikanya? Hal ini terletak pada materi dan non-materi. Bahwa memiliki uang pun juga tidak salah karena manusia butuh untuk memenuhi kebutuhannya, namun menyerahkan diri demi uang juga bisa menjerumuskan manusia. Kedua logika itu tidak salah karena keduanya logis. Maka, metafisika keduanya pun juga sah karena bersifat universal. Indikator yang dipergunakan adalah terkait dengan diri manusia itu sendiri. ( Penjawab Tasya Wananda) 5. Bagaimana sebenarnya proses ontologi itu dapat menunjukan tentang kebenaran sesuatu hal atau perkara? ( Fika Novianti ) Jawab : Hakikat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang: kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum..Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yak dapat membantu dalam mencari suatu kebenaran yakni Monisme, Dualisme, Materialisme, Idealisme, dan Agnostisisme. ( Penjawab Wina Orsicha) 15

6. Apa yg menjadi tantangan dikembangkannya metafisika dalam filsafat di negara kita? ( Apriani Masfufa) Jawab : Metafisika membahas pertanyaan-pertanyaan mendasar yang jawaban-jawaban atasnya dapat digunakan menjadi dasar bagi pertanyaan yang lebih komplek. Metafisika juga merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat dibalik realitas atau dibalik kenyataan. Tantangan berkembangnya metafisika dinegara kita adalah karena masih ada orang yang hanya ingin tau dasarnya saja, dan enggan mencari tau secara mendetail tentang suatu hal. keingintahuan mereka masih tidak ada terhadap suatu hal. Padahal dengan metafisika kita dapat menyelidiki, mencari tahu secara mendetail tentang suatu hal.( Penjawab Sri Atika ) 16

DAFTAR PUSTAKA ( Sumber : https://www.slideshere.net >makalah-metasika ) Sumber: https://www.kompasiana.com/radakusumadevi/5bec9997677ffb2aae4c5a73/metafisika- sebagai-cabang-filsafat Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Metafisika (Sumber : https://id.m.wikipedia.org) Sumber : https://www.uin-malang.ac.id › onto...Hasil web ONTOLOGI - UIN Malang Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Metafisika Sumber ; https://brainly.co.id/tugas/18691428 iii


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook