Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore IMAM FARIH

IMAM FARIH

Published by IMAM FARIH, 2022-06-07 16:46:25

Description: MODEL MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM
PERSPEKTIF HADIS DAN AKTUALISASINYA

Search

Read the Text Version

MODEL MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF HADIS DAN AKTUALISASINYA Oleh: IMAM FARIH NIP: 19810606 201102 1 002 SEKOLAH DASAR NEGERI 016 SUKA MULYA KECAMATAN BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU 2021

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah media pembelajaran lahir siering dengan lahirnya perintah untuk mencari ilmu, hal ini dibuktikan dengan turunnya wahyu pertama yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW yakni Qs. Al-‘Alaq ayat 1-5, dimana pada ayat yang ke 4 dengan jelas menyatakan ‫(“ الذي علم بالقلم‬Allah Swt yang telah mengajarkan manusia dengan perantara(Media) qolam”. Media pembelajaran menjadi bagian yang penting dalam proses pembelajaran, sehingga keberhasilan dalam mencapai tujuan kopetensi dasar sebagai indikator dalam mencapai komtensi inti yang dijadikan sebagai tujuan pendidikan. dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh dua hal yakni metode dan media pembelajaran. Keduanya saling mempunyai keterkaitan yang erat, dalam pemilihan metode pembelajaran tentunya akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang akan digunakan. Media pembelajaran adalah alat yang harus ada dalam proses pembelajaran, bahkan diluar dunia pendidikan, mediapun menjadi sangat penting bila ingin mencapai hasil yang maksimal, seorang petani akan mudah mengolah tanah dengan media cangkul atau alat alat modrn yang lebih canggih, seorang nelayan akan lebih mencapai hasil penangkapan yang maksimal apabila menggunakan media tangkap yang sesuai. Begitu pentingnnya media pembelajaran dalam proses pengajaran, sehingga seorang pendidik dituntut mampu memiliki kemampuan dalam memilih media pembelajaran sesuai dengan karakter materi yang akan diajarkan, sehingga dalam melaksanakan proses pembelajaran tidak terjadi proses pembelajaran yang monoton dan membosankan bagi peserta didik, keadaan ini tentu akan mempengaruhi nilai efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik / fasilitator telah mempunyai pengetahuan dan ketrampilan mengenai media pembelajaran. Peranan dari seorang guru harus mempunyai profesionalisme. Seperti yang telah dijelaskan di Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV Guru pasal 10 Ayat 1 bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Guru yang professional menggunakan media pembelajaran dalam mengajar. Pada pendidikan Islam, proses pendidikannya sudah dilakukan semenjak zaman Rasulullah Saw. Pada zaman Nabi Saw. sebenarnya media pembelajaran itu sendiri sudah ada dan diaplikasikan oleh Rasulullah Saw.. Beliau dalam mengajarkan ilmu pengetahuan kepada sahabat-sahabatnya tidak lepas dari adanya media sebagai sarana penyampaian materi ajaran agama Islam sebagaimana salah satu hadis riwayat Imam Muslim yang Artinya: “Telah menceritakan padaku Amrun dan Naqid. Telah menceritakan pada kami Abu Ahmad Zubair. Telah menceritakan pada kami Muhammad bin Abdul Aziz, dari Ubaidillah bin Abu Bakar bin Anas, dari Anas bin Malik r.a: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa memelihara dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat dia datang bersamaku,” beliau menggenggam jemarinya.” (HR. Imam Muslim). Dalam hadits di atas, Nabi SAW menjelaskan tentang keistimewaan orang yang menyantuni atau memelihara dua anak perempuan dengan menggunakan jari tangan beliau. Nabi SAW menggenggamkan jemarinya untuk memberikan penekanan tertentu sehingga dapat dipahami bahwa Jika orang yang memelihara dua anak perempuannya hingga ia dewasa, atau sudah bisa menikah. Maka kelak hari kiamat dia akan dekat dengan Nabi SAW.1 Begitulah Rasulullah menyampaikan syariat Islam melalui proses pendidikan dan pengajaran dengan segala komponennya, yaitu pendidik, peserta didik, materi pendidikan, metode dan tujuan pendidikan, dan dilengkapi dengan medianya. Dalam proses pembelajaran dengan para sahabat, Rasulullah saw.. menjadikan pribadinya sebagai media. Melalui ucapan, sifat dan perilaku beliau. Para sahabat dapat memahami ajaran Islam dan mampu pula mengamalkannya dengan baik. Rasulullah SAW diutus bukan hanya sebagai Nabi dan Rasul. Bukan pula hanya sebagai panglima perang yang hebat atau kepala rumah tangga yang ideal. Tetapi beliau juga mengemban tugas dan fungsi yang jauh lebih penting yaitu sebagai pengajar sekaligus pendidik umat sehingga masyarakat Arab jahiliyah pada waktu itu mengalami pencerahan hingga ke tingkat peradaban yang paling tinggi. Beliau bersabda: 1 Shinqithy Djjamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, Ringkasan Shahih Muslim, (Bandung: Mizan, 2002), h. 125

‫ان الله لا لم يبعثني معنتا ولا متعنتا ولكن بعثني متعلما ميسرا‬ Artinya: “Allah tidak mengutusku sebagai orang yang kaku dan keras, tetapi Allah mengutusku sebagai pendidik dan mempermudah” (HR. Muslim). Hadis di atas mengisyaratkan dua hal penting yaitu: 1) Rasulullah SAW adalah pendidik yang lebih mengedepankan fleksibilitas dalam mendidik, artinya tidak kaku dan tidak pula keras (ruhamâ’ bainahum); dan 2) Rasulullah SAW adalah pendidik yang senantiasa mempermudah.2 Salah satu cara mempermudah dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah dengan memahami tentang model media pembelajaran, Tulisan ini membahas mengenai hakikat model media pembelajaran pendidikan islam dalam perspektif hadits dan aktualisasinya. B. Rumusan masalah Dari latar belakang permasalahan di atas, maka masalah pokok dalam tulisan ini adalah mengkaji secara teoretis tentang model media pembelajaran pendidikan islam dalam perspektif hadits dan aktualisasinya, Agar menjadi fokus dan tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka dirumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1. Apa saja model media pembelajaran pendidikan islam dalam perspektif hadits? 2. Dan Bagaimana mengaktualisasikannnya dalam pembalajaran? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui model media pemebalajaran pendidikan islam dalam perspektif hadits 2. Untuk mengetahui aktualisasi media pemebalajaran pendidikan islam dalam perspektif hadits 2 Ratna Kasni Yuniendel, Sasmi Nelwati, Meneladani Rasulullah SAW sebagai Pendidik yang Memudahkan, Murabby Jurnal Pendidikan Islam, Vol 2 No 1, April 2019, (1 – 12), Print ISSN: 2615-2061 Online ISSN:2622-4712, Available Online at: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/murabby.









Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. System ini tentu dapat digabungkan dengan media visual lain.12 Media berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang berpusat pada masalah dan memberi contoh. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Teknik memberi contoh inilah yang telah dipraktikkan oleh Rasulullah saw. dalam hadis di atas. Penggunaan teknik seperti itu telah membuat perhatian para sahabat terfokus untuk melihat inti pelajaran yang disampaikan.13 Manusia sebagai media pembelajaran dalam lembaga pendidikan adalah seorang pendidik, Persepsi pendidik yang dipahamkan dalam Islam memiliki kepribadian yang baik, mulia dan lengkap, tidak bisa sepotong-sepotong, karena kesadaran terhadap pengemban amanat mendidik adalah tugas yang luas dan berat, suci dan mulia. Karakter yang seperti itu mestinya telah ada pada seorang pendidik. Oleh karena itu, bila terjadi sebaliknya, maka hasil pendidikan akan tidak sesuai dengan cita-cita dan harapan ideal dalam ajaran Islam. Harapan ideal dimaksud yakni menjadi manusia yang mampu mendayagunakan nilai-nilai multipotensi kepribadiannya terhadap tujuan Allah swt. Pendidik dalam masyarakat modern yang ideal seperti dalam masyarakat Islam, lebih dari sekedar petugas yang mendapat gaji dari pemerintah atau organisasi swasta semata. Ia hendaknya memahami dirinya lebih dari itu. Bahwa ia adalah teladan yang akan ditiru anak didiknya, baik cara bersikap, berucap maupun berperilaku. Ia diharapkan untuk memperlakukan murid-murid tidak seperti domba atau ternak yang perlu digembala dan didisiplinkan, melainkan sebagai manusia yang mudah dipengaruhi, yakni sifat-sifatnya yang mesti harus dibentuk dan harus dididik olehnya untuk mengenal aturan moral, etika, estetika dan spiritual yang dianut oleh masyarakat. Oleh karena itu, Islam mengisyaratkan bahwa seorang pendidik diwajibkan untuk memenuhi syarat, bukan hanya orang yang pandai tapi 12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2005), 82. 13 Mihmidaty Ya’cub, Media Pendidikan Perspektif Al Quran Hadits Dan Pengembangannya, CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 4, Nomor 2, Desember 2018; P-ISSN 2443-2741; E-ISSN 2579- 5503

juga orang yang berbudi, orang yang beriman yang perbuatannya sendiri dapat memberikan pengaruh pada pikir, jiwa dan akhlak muridnya.14 2. Media anggota tubuh Dalam melaksanakan proses pembelajaran, anggota tubuh seorang pendidik dapat digunakan menjadi media pembelajaran agar perhatian peserta didik terpusat dan dapat memahami pelajaran dengan mudah sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: ‫عن ابي موشى الاشعري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم المؤمن‬ ‫للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا ثم شبك رسول الله صلى الله عليه و سلم بين اصابعه‬ Artinya: “Dari abu musa al’asy’ari ra, rasulullah saw berkata orang yang beriman dengan orang yang beriman lainnya ibarat satu bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya”, kemudian rasululla saw menyilangkan jari jarinya.HR. Bukhari Dalam hadis ini Rasulullah saw menganjurkan antar sesama muslim itu bersaudara, sehingga mengibaratkan sebuah bangunan yang saling menguatkan, bahkan untuk memudahkan makna pesan ini beliau sampai menyilangkan seluruh jari dari kedua tangannya sebagai media agar lebih mudah difahami oleh para sahabatnya. Dalam hadis lain menggunakan media jari dan lidahnya sebagai mana dalam hadis berikut ini: ‫عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال اشتكي سعد بن عبادة شكوي له قاتاه صلى الله عليه‬ ‫وسلم يعوده مع عبد الرحمن بن عوف و سعد بن ابي وقاص وعبد الله بن مسعود عمر رضي‬ ‫الله عنهم فلما دخل عليه فوجده في غاشية اهله فقال قد قضي قلوا يا رسول الله فبكى النبي‬ ‫صلى الله عليه وسلم فلما رائ بكاء النبي صلى الله عليه وسلم بكوا فقال الا تسمعون ان الله لا‬ ‫يعذب بدمع العين ولا يخزن القلب ولكن يعذب بهذا واشار الى لسانه او يرحم وان الميت يعذب‬ ‫ببكاء اهله عليه وكان عمر رضي الله عنه يضرب فيه بالعصا ويرمى بالحجارة ويخشى‬ Artinya” Dari Abdullah bin Umar r.a ia berkata, “Sa’ad bin Ubadah menderita sakit. Lalu Nabi saw. datang menjenguknya bersama Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdullah bin Mas’ud. Ketika beliau masuk 14 Prof. Dr. Hasan Asari, MA, (Ed), Hadis-hadis pendidikan, sebuah penelusuran akar-akar ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Perdana Publishing, 2020), h. 89

menemuinya, beliau mendapatinya sedang dikelilingi keluarganya. Beliau bertanya, “Apakah ia telah meninggal? Mereka menjawab “Tidak, wahai Rasulullah. Nabi saw. menangis. Ketika orang melihat beliau menangis, maka mereka pun turut menangis. Beliau lalu bersabda, “Apakah kalian tidak mendengar, sesungguhnya Allah tidak menyiksa dengan sebab air mata dan tidak pula kesedihan hati. Akan tetapi, Dia menyiksa dengan sebab ini, seraya mengisyaratkan dengan lidahnya, atau memberi rahmat. Sesungguhnya mayit disiksa dengan sebab tangisan keluarganya kepadanya. Umar bin Al-Khattab memukul orang dengan tongkat karena hal tersebut dan melempari dengan batu serta tanah.” (HR.Al-Bukhari dan Muslim).15 Kandungan hadis sehubungan dengan tema ini adalah ketika menjelaskan yang salah beliau menggunakan media, yaitu jari dan lidahnya dengan sebab ini- sambil menunjuk lidahnya. Dengan demikian, Rasulullah saw. telah menggunakan media jari dan lidah untuk menyampaikan pesan. Penggunaan media ini tentu sangat efektif untuk menjelaskan maksud pelajaran yang diberikan oleh beliau. Hadis tersebut sesuai dengan hadis lainnya ‫عن سفيان بن عبدالله الثقفي قال قلت يا رسول الله حدثني بامر اعتصم به قال قل ربي الله ثم‬ ‫استقم قلت يارسول الله ما اخوف ما تخاف علي فاخذ بلسان نفسه ثم قال هذا‬ Artinya” Dari Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi, ia berkata, “Saya pernah berujar, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu hal yang akan saya pegang selalu”. Beliau besabda, “Katakanlah, Tuhanku adalah Allah, kemudian beristiqamahlah (konsistenlah dengan pengakuan itu).” Saya bertanya lagi, “Ya Rasulullah, apa yang engkau khawatirkan tentang diri saya? Beliau memegang lidahnya kemudian berkata, ini.” (HR.At-Tirmidzi dan Ahmad).16 Dalam hadis ini, Rasulullah ditanya tentang dua hal , yaitu hal-hal paling prinsipil yang harus dipegang erat dan hal-hal yang beliau khawatirkan terhadap umatnya. Untuk menjawab pertanyaan kedua, beliau menjawab dengan singkat sambil menggunakan lidahnya sendiri sebagai media. Dengan menunjuk lidahnya sendiri, Rasulullah telah menjawab pertanyaan sahabat dengan jelas. Dikatakan jelas, karena fungsi umum dan utama dari lidah adalah sebagai alat berbicara. 15 Al-Bukhary, Shahih Bukhari, 453. 16 Abu Isa bin Surah al- Tirmidzi, Sunan Tirmidzi (Beirut; dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2005), 346.

Dalam kesempatan lain Nabi Muhammad Saw pernah menggunakan dua jarinya sebagai media dalam menyampaikan materi pembelajaran seperti dalam hadis berikut ini: Artinya” Dari Anas ia berkata, Rasulullah saw.. bersabda, “Barang siapa yang membantu dua anak perempuan, maka aku dan ia akan masuk ke dalam surga seperti kedua (jari) ini. Beliau sambil memberi isyarat dengan kedua jari telunjuknya.” (HR.At-Tirmidzi).17 Hadis berikutnya adalah Dari Anas ia berkata, Rasulullah saw bersabda: ‫عن انس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من عال جارتين دخلت الجنة انا وهوا‬ ‫كهاتين واشار باصبعه‬ Artinya “Barang siapa yang membantu dua anak perempuan, maka aku dan ia akan masuk ke dalam surga seperti kedua (jari) ini. Beliau sambil memberi isyarat dengan kedua jari telunjuknya.” (HR.At-Tirmidzi) ‫عن سهل بن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم انا وكافل اليتيم فى الجنة كهاتين‬ ‫واشار باصبعيه يعني السبابة والوسطى‬ Artinya “Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, Aku dan pengayom anak yatim dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan kedua jarinya yang dirapatkan, yaitu telunjuk dan jari tengah.” (HR.At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad).18 Dalam kedua hadis ini, Rasulullah saw.` mengajarkan bahwa orang yang mengayomi anak yatim memiliki kedudukan yang mulia dalam islam dan akan menempati tempa terhormat di dalam surga. Kemuliaan dan kehormatan itu digambarkan oleh beliau bagaikan dua jari tangan (telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan).dalam hal ini kedua jari tengah dijadikan media oleh Rasulullah saw. untuk menjelaskan kedekatannya dengan para pengayom anak yatim. Dengan menggunakan media seperti itu, para sahabat dapat dengan cepat dan mudah memahami isi pelajaran yang disampaikan oleh beliau. 3. Media gambar diatas tanah Kadang Rasulullah saw menggunakan media tanah untuk menggambar makna makna yang akan diajarkan pada para sahabatnya, sebagaimana dalam hadis dalam la musnad imam ahmad: 17 Ibid, h. 357 18 Al-Bukhary, Op.cit, 569.

‫ كنا جلوسا عند النبي صلى الله عليه وسلم فخط بيده فى الارض هكذا امامه فقال‬:‫قال جابر‬ ‫هذا سبيل الله عز وجل وخط خطين عن يمينه وخطين عن شماله وقال هذا سبل الشيطان ثم‬ ‫وضع يده فى الخط الاوسط ثم تلا هذه الاية (وان هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا‬ 19‫السبل فتفرق بكم عن سبيله ذالكم وصاكم به لعلكم تتقون‬ Artinya:” Jabir berkata, kami sedang duduk bersama rosulullah saw maka kemudian beliau menggaris/menggambar dengan tangannya diatas tanah seperti ini didepannya, sambil berkata”ini adalaj jalan Allah ‘azza wajalla kemudian menggambar dua gambar dari sisi kanannya dan dua gambar lagi dari sisi kirinya sambil berkata”ini adalah jalan syeitan, kemudian meletakkan tangannya pada gambar yang ditengah kemudian membaca ayat sesunnguhnya ini adalah jalanku yang lurus maka ikutilah dan jangan kamu ikuti jalan syeitan maka kamu akan terpisah dari jalan Allah swt, yang demikian itu aku wasiatkan padamu agar kamu menjadi orang yang bertqwa” Dalam hadis lain yang diriwayatkn oleh imam Bukhori dari abdulloh bin mas’ud : ‫عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال خط النبي صلى الله عليه وسلم خطا مربعا وخط‬ ‫خطا فى الوسط خارجا منه وخط خطوطا صغارا الى هذا اللذي فى الوسط من جانبه اللذي فى‬ ‫الوسط فقال هذا الانسان وهذا اجله محيط به وهذا اللذي هوا خارج امله وهذه الخطوط‬ ‫الصغار الاعراض فان اخطاءه هذا نهشه هذا وان اخطاءه هذا نهشه هذا‬ Artinya “Nabi Saw. pernah membuat garis (gambar) persegi empat dan membuat suatu garis lagi di tengah-tengah sampai keluar dari batas (persegi empat), kemudian beliau membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi garis tepi, lalu beliau bersabda: Beginilah gambaran manusia. Garis persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis yang keluar ini adalah anganangannya, dan garis-garis kecil ini adalah pelbagai cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan tertimpa cobaan lainnya, jika ia terbebas dari cobaan yang satunya lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR. Imam Bukhari)” 19 Yang dibaca oleh Rosululloh saw adalah Surat al-‘an’am ayat 153

4. Media alam raya Rasulullah saw pernah menggunakan media langit dan bumi ketika ingin membangkitkan semangat jihad tentara islam pada berperang melawan kaum musyrikin, sebagaimana dalam hadis: ‫ع ْن أَ َن ِس ْب ِن َما ِل ٍك رضي الله عنه قَا َل بَعَ َث َر ُسو ُل َّل هلاِ صلى الله عليه وسلم بُ َس ْي َسةَ َع ْينًا َي ْن ُظ ُر‬ ‫َما َصنَعَ ْت ِعي ُر أَبِى ُس ْف َيا َن فَ َجا َء َو َما ِفى ا ْل َب ْي ِت أَ َح ٌد َغ ْي ِرى َو َغ ْي ُر َر ُسو ِل َّل هلاِ صلى الله عليه‬ ‫وسلم َقا َل لاَ أَ ْد ِرى َما ا ْستَثْنَى َب ْع َض نِ َسائِ ِه َقا َل فَ َح هدثَهُ ا ْل َح ِدي َث َقا َل َف َخ َر َج َر ُسو ُل َّل هلاِ صلى الله‬ ‫ َف َجعَ َل ِر َجا ٌل‬. ‫عليه وسلم فَتَ َكله َم َفقَا َل ِإ هن َلنَا َط ِلبَةً َف َم ْن َكا َن َظ ْه ُر ُه َحا ِض ًرا َف ْل َي ْر َك ْب َم َعنَا‬ ِ‫ فَا ْن َطلَ َق َر ُسو ُل َّل هلا‬. ‫يَ ْستَأْ ِذنُونَهُ فِى ُظ ْه َرانِ ِه ْم فِى ُع ْل ِو ا ْل َم ِدي َن ِة فَ َقا َل لاَ ِإلاه َم ْن َكا َن َظ ْه ُرهُ َحا ِض ًرا‬ ‫صلى الله عليه وسلم َوأَ ْص َحابُهُ َحتهى َسبَقُوا ا ْل ُم ْش ِر ِكي َن ِإلَى بَ ْد ٍر َو َجا َء ا ْل ُم ْش ِر ُكو َن فَقَا َل َر ُسو ُل‬ ‫ فَ َدنَا ا ْل ُم ْش ِر ُكو َن‬. ُ‫َّل هلاِ صلى الله عليه وسلم لاَ يُ َق ِّد َم هن أَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِإ َلى َش ْى ٍء َحتهى أَ ُكو َن أَ َنا ُدو َنه‬ ‫ َقا َل يَقُو ُل‬. ‫فَ َقا َل َر ُسو ُل َّل هلاِ صلى الله عليه وسلم قُو ُموا ِإ َلى َجنه ٍة َع ْر ُض َها ال هس َم َوا ُت َوالأَ ْر ُض‬ ٍ‫ َقا َل َبخٍ َبخ‬. ‫ُع َم ْي ُر ْب ُن ا ْل ُح َما ِم الأَ ْن َصا ِر ُّى َيا َر ُسو َل َّل هلاِ َجنهةٌ َع ْر ُض َها ال هس َم َوا ُت َوالأَ ْر ُض قَا َل َن َع ْم‬ ‫ قَا َل لاَ َوَّل هلاِ يَا َر ُسو َل َّل هلاِ ِإلاه‬. ٍ‫فَقَا َل َر ُسو ُل َّل هلاِ صلى الله عليه وسلم َما يَ ْح ِملُ َك َع َلى قَ ْو ِل َك َبخٍ بَخ‬ ‫ فَأَ ْخ َر َج تَ َم َرا ٍت ِم ْن َق ْرنِ ِه فَ َجعَ َل َيأْ ُك ُل ِم ْن ُه هن ثُ هم‬. ‫ َقا َل َف ِإنه َك ِم ْن أَ ْه ِل َها‬.‫َر َجا َءةَ أَ ْن أَ ُكو َن ِم ْن أَ ْه ِل َها‬ ‫ ثُ هم‬.‫قَا َل َلئِ ْن أَ َنا َح ِيي ُت َحتهى آ ُك َل تَ َم َرا ِتى َه ِذ ِه ِإنه َها لَ َح َياةٌ َط ِويلَةٌ َقا َل َف َر َمى بِ َما َكا َن َم َعهُ ِم َن الته ْم ِر‬ ‫َقاتَلَ ُه ْم َحتهى قُتِ َل رواه مسلم‬ Artinya: ” Dari Anas bin Malik , ia berkata: Rasulullah saw menugaskan Busaisah sebagai mata-matai utuk mengawasi apa yang dilakukan oleh kafilah Abu Sufyan. Ketika Busaisah datang (untuk melapor) di rumah tidak ada seorang pun selain aku dan Rasulullah saw, aku tidak tahu barangkali terkecualikan (ada) sebagian isteri beliau (di rumah). Lalu Busaisah menyampaikan laporannya. Anas berkata: Kemudian Rasulullah keluar dan bersabda: “Sesungguhnya kita mempunyai satu tujuan, siapa yang telah siap kendaraannya, berangkatlah bersama-sama kami” Seorang laki-laki minta izin kepada baginda hendak mengambil kenderaannya di luar kota. Beliau bersabda: “Tidak usah, cukup orang- orang yang kendaraannya telah siap saja!” Maka berangkatlah Rasulullah saw berserta para sahabatnya sehingga mereka lebih dahulu tiba di Badr dari pada kaum musyrikin. Setelah kaum musyrikin tiba, Rasulullah saw bersabda, “Kalian tidak boleh bertindak sebelum ada perintah daripadaku!” Setelah kaum musyrikin tembah dekat maka bersabda baginda, “Majulah kalian ke syurga yang lebarnya





sebagaimana dalam hadis hadis yang telah dikemukakan diatas. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita disesuaikan dengan kebutuhannya. Beberapa penjelasan mengenai isi kandungan hadis-hadis di atas, yang dikisahkan tentang Rasulullah Saw. menggunakan gambar, jari tangan dan kerikil sebagai penjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya, Rasulullah Saw. Mencontohkan penggunaan sarana-sarana tersebut untuk memberi gambaran perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya. Manusia sebagai pendidik bisa sekaligus menjadi media pembelajaran, artinya perilaku/ahlak pendidik juga merupakan media untuk menyampaikan kepada peserta didik tentang nilai nilai dari materi yang diajarkan sebagai suri tauladan, hal ini sesuai dengan pendapat M. Ramli yang membagi media pembelajaran menjadi dua macam yakni Perbuatan pendidik (biasa disebut software atau immaterial), mencakup nasehat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman dan hukuman. Dan benda- benda sebagai alat bantu.23 Jika kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadis-hadis tersebut berkaitan dengan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yakni media pembelajaran. Uraian di atas, menjelaskan bahwa media telah digunakan pada pelaksanaan pembelajaran dalam Islam. Selanjutnya pada era modern sekarang media yang sesuai dengan hadis hadis diatas ini dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Media pembelajaran berupa Softwere/Immateril. Perilaku pendidik sebagai media mengharuskan pendidik mempunyai peilaku ahlak yang bagi untuk diteladani peserta didik, oleh karena itu pendidik harus memiliki sikap khusus yang penting yaitu:24 a. Adil, maksudnya dalam memperlakukan anak-anak didiknya harus dengan cara yang sama. Ia tidak membeda-bedakan anak yang cantik, anak saudaranya dan anak pejabat atau anak yang menjadi kesayangannya b. Mempercayai murid-muridnya, Guru harus mengakui dan menginsafi bahwa anak-anak adalah makhluk yang mempunyai kemauan, mempunyai kata hati sebagai daya jiwa untuk menyesali perbuatannya yang buruk dan menimbulkan kemauan untuk mencegah perbuatan yang buruk. Tentu kemauan dan kata hati 23 M. Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran (Banjarmasin; Antasari Pers, 2012), h. 1 24 Suteja, Tafsir tarbawi (Cirebon: Nurjati press, 2012), h. 111-112

anak masih lemah, masih harus berkembang dan dikembangkan. Disinilah salah satu tugas penting guru untuk membentuk kemauan dan kata hati anak kearah yang baik. c. Sabar dan rela berkorban, sabar dalam melakukan tugas mendidik maupun dalam menanti hasil jerih payahnya. Hasil pekerjaan tiap-tiap guru dalam mendidik seorang anak tidak sama dengan pekerjaan tukang roti yang membuat roti lezat yang bisa dilihat hasilnya dengan hanya beberapa jam. Tetapi guru, semuanya itu memerlukan kesabaran dan kerelaan berkorban jika ingin menjadikan anak didiknya orang yang sukses. d. Berwibawa, Tanpa adanya kewibawaan pada pendidik, tidak mungkin pendidikan itu dapat masuk kedalam hati sanubari anak-anak, tanpa kewibawaan murid-murid hanya akan menuruti kehendak dan perintah gurunya karena takut atau karena paksaan. Jadi bukan karena keinsafan atau karena kesadaran dalam dirinya. e. Penggembira, Seorang guru hendaknya memiliki sifat suka tertawa dan suka memberi kesempatan tertawa kepada murid-muridnya. Sifat ini banyak gunanya bagi seorang guru, antara lain ia akan memikat perhatian anak-anak pada waktu mengajar,sehingga anak-anak tidak lekas bosan atau merasa lelah. f. Bersikap baik terhadap guru lainnya, Tingkah laku dan budi pekerti anak-anak sangat banyak dipengaruhi oleh suasana dikalangan guru-guru. Jika guru-guru saling bertentangan tidak mungkin diambil sikap dan tindakan yang sama. g. Bersikap baik terhadap masyarakat, Menurut aliran-aliran baru dalam pendidikan dan pengajaran selalu dianjurkan supaya sekolah jangan menjauhkan diri dari masyarakat. Sekolah hendaknya menjadi cermin bagi masyarakat sekitarnya, dan gurupun harus bersikap baik terhadap masyarakat. h. Mengusai materi pelajaran, Guru harus selalu menambah pengetahuannya. Mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Guru yang pekerjaannya memberikan pengetahuan-pengetahuan kepada muridmuridnya tidak mungkin akan dapat berhasil baik, jika guru itu sendiri tidak selalu berusaha menambah pengetahuannya. Jadi, sambil mengajar sebenarnya guru itupun belajar. 2. Media pembelajaran berupa benda-benda Berbeda media pembelajaran yang digunakan oleh Rosululloh saw pada 21 abad yang lalu Di era globalisasi saat ini teknologi informasi dan komunikasi

berkembang sangat pesat, dan sangat mempengaruhi dalam tatanan kehidupan manusia. Pengaruh terhadap kehidupan sosial, ekonomi, kebudayaan, politik dan juga terhadap dunia pendidikan. Khususnya di dunia pendidikan dituntut untuk selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, dari kelas dasar hingga perguruan tinggi. Penyesuaian tersebut terutama penyesuaian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai media pembelajaran. Dengan berkembangnya teknologi informasi, institusi pendidikan di Indonesia mencoba berkompeteisi untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk proses pembelajaran dan pendidikan dengan membangun infrastruktur hardware, jaringan internet, dan lain sebagainya, demi memenuhi kebutuhan metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Apalagi dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sangatlah vital dalam rangka keberlangsungan proses pendidikan dan belajar mengajar. Uraian di atas, menjelaskan bahwa media penmbelajaran telah mengalami kemajuan yang pesat sesuai dengan tuntutan zaman begitu pula dalam pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan Islam. Selanjutnya pada era modern sekarang media pembelajaran berupa benda benda dapat dikategorikan sebagai berikut: a. Buku-buku baik berupa cetak maupun digital, ini termasuk tingkat belajar konseptual, maka bahan-bahan itu harus disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan bahasa siswa, pada lembaga pendidikan formal, buku buku ini kemudian ada yang namanya buku guru, buku siswa sebagai buku pokok tiap mata pelajaran termasuk pendidikan agama islam dan ada buku pendamping yang sifatnya adalah pengayaan b. Alat paraga, alat peraga adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita. c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol- simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah: gambar, sketsa, diagram/ skema, bagan/chart, grafik

d. Papan tulis; alat ini merupakan alat klasik yang tak pernah dilupakan orang dalam proses belajar mengajar. Peranan papan tulis dan papan lainnya masih tetap digunakan guru, sebab merupakan alat yang praktis dan ekonomis e. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa. Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead Transparency/OHT) dan perangkat keras (Overhead Projector/OHP). f. Film bingkai/slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2 x 2 inci. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus g. LCD (Liquid Crystal Display) adalah seperangkat alat sebagai teknik untuk menyajikan data dalam bentuk huruf-huruf kristal yang tidak tembus cahaya apabila ada dalam medan listrik tertentu. h. Media sosial, Media sosial adalah sebuah media yang isinya diciptakan dan didistribusikan melalui sebuah interaksi sosial. Media sosial merupakan sebuah aplikasi yang mengizinkan penggunanya berinteraksi dan memberikan timbal balik dengan sesama pengguna membagikan informasi dalam berbagai bentuk.seperti facebook, whatsapp, youtube, zoom, googleclass, dll i. LMS(learning Management System), Platform e-learning memiliki potensi untuk membuat pembelajaran menjadi mudah dan efektif dengan menggunakan alat TIK yang fleksibel. Banyak platform e-learning yang ada dan bisa dipilih yang lebih relevan dan futuristik, disesuaikan dengan teknologi yang bisa digunakan di masing-masing institusi untuk mendukung proses pembelajaran di pendidikan disemua tingkatan. Dari penjelasan media pendidikan tersebut di atas, dapat dilihat bahwa media pembelajaran atau pendidikan dewasa ini tidak terlepas dari media yang sudah diterapkan oleh Rasulullah saw. Media pendidikan yang diterapkan Rasulullah tersebut sampai sekarang masih bisa dikatakan tetap aktual, karena perkembangan media pembelajaran sampai saat ini merupakan hasil pengembangan-pengembangan dari apa yang pernah rosulullah saw lakukan.

BAB III PENUTUP Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai bahwa media pendidikan Islam adalah alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai perantara komunikasi untuk menyampaikan materi atau informasi ilmu pengetahuan Agama Islam kepada siswa guna mencapai tujuan pendidikan Agama Islam, yaitu “manusia yang sempurna. Rasulullah saw. telah mengaplikasikan penggunaan media pendidikan ini untuk menyampaikan dan memahamkan wahyu dari Allah atau syariat Islam kepada para sahabat, berupa media keteladanan dari prilaku Rasulullah sendiri, tangan, lidah, jari-jari, langit dan bumi serta gunung, , gambar dan lain-lain, sehingga para sahabat hafal al- Qur an, faham dan menguasai kandungannya serta menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari. Pengembangan media pendidikan dewasa ini telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi di era globalisasi dewasa ini, yang mana kehidupan sudah tidak ada jarak, telah mendunia yang harus pula diikuti oleh semua pendidik untuk mengakses teknologi modern tersebut dalam proses penggunaan media pembelajaran, termasuk Pendidikan Agama Islam, namun meskipun demikian perkembangan perkembangan media pembelajaran tersebut merupakan aktualisasi dari media pembelajaran yang pernah dilakukan oleh Rosulullah saw.

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abu bin al-Bukhari, Ismail, Muhammad, Al-Jâmi’ al-Shahih al-Mukhtasar (Dar ibn Kasir al-Yamamah, 1987) al- Tirmidzi , bin Surah , Abu Isa, Sunan Tirmidzi (Beirut; dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2005) al-Asqalani , Abu al-Fadhil , Ali ibn Hajar , Ahmad, ibn, Fathul Bâri Syarah Shahih alBukhâri (Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1379H) Al-Asqalani, Hajar, Ibnu, Fath Al-Bari bi Syarh Shahih Al-Bukhari, Juz VI (Beirut: Dar Al- Fikr, 1414 H/1993 M) Al-Bukhary, Shahih Bukhari, 453. al-Qazwini , bin Yazid , Muhammad, Abdullah, Abu Al-, Sunan Ibnu Majah, Jilid I (Beirut: Dar alFikr, 2004) Arsyad , Azhar, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo, Persada, 2005) Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:Grafindo Persada, 2002 ) Asari, Hasan, Prof, Dr, MA, (Ed), Hadis-hadis pendidikan, sebuah penelusuran akar-akar ilmu pendidikan Islam (Jakarta: Perdana Publishing, 2020) Dardjat , Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi aksara, 1996) Dardjat, Zakiah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, Cet. Ke- 1, 1995) Djjamaluddin, Shinqithy dan Zoerni ,Mochtar, H.M. Ringkasan Shahih Muslim, (Bandung: Mizan, 2002) Hadimiarso, Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali, 1986) Majid, Abdul, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) Ramli, M, Media dan Teknologi Pembelajaran (Banjarmasin; Antasari Pers, 2012) Satir, Muhammad, Pengembangan Kurikulum Materi Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Ardana Media, Cet:1, 2010) Suteja, Tafsir tarbawi (Cirebon: Nurjati press, 2012) Ya’cub , Mihmidaty, Media Pendidikan Perspektif Al Quran Hadits Dan Pengembangannya, CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 4, Nomor 2, Desember 2018; P-ISSN 2443-2741; E-ISSN 2579-5503 Yuniendel, Kasni, Ratna, Nelwati, Sasmi, Meneladani Rasulullah SAW sebagai Pendidik yang Memudahkan, Murabby Jurnal Pendidikan Islam, Vol 2 No 1, April 2019, (1 –

12), Print ISSN: 2615-2061 Online ISSN:2622-4712, Available Online at: https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/murabby. Zayadi , Ahmad dan Majid , Abdul, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) berdasarkan Pendekatan Kontekstual (Jakarta : Rajawali Press, 2013)


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook