Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Modul Fiksi Selasar Aksara Unboxing

Modul Fiksi Selasar Aksara Unboxing

Published by Selasar Aksara, 2021-12-31 15:00:09

Description: Modul Fiksi Selasar Aksara Unboxing

Search

Read the Text Version

9. Menggambar peta Di tangan penulis-penulis yang handal, informasi-informasi yang rinci akan membuat kecepatan menulis meningkat dan memberikan dampak yang besar bagi ceritanya. Misalnya seorang penulis bernama Ruth Rendell membuat peta untuk menggambarkan rute perjalanan yang biasa diambil oleh tokoh protagonis sehingga lebih terasa nyata. 10. Menuliskan suasana tempat tersebut Terkadang dalam suatu cerita, setting merupakan kesatuan dari plot. Misalnya cerita tentang bagaimana tembok Berlin terbentuk. Dan untuk menuliskan tempat- tempat yang ‘fenomenal’ seperti ini, kita perlu menuliskan bagaimana suasana di daerah sana karena mereka sudah punya suatu keunikan tersendiri. 100

11. Menuliskan setting dengan cara menggunakan tempat yang familiar dengan kita. 12. Membuat sendiri lokasi yang kita inginkan. biasanya digunakan untuk ceritanya sci-fic. 13.Menuliskan tempat yang eksotis, misalnya pantai atau hutan yang belum pernah dikunjungi. Untuk melakukan hal ini, kita bisa mencari info dari biro perjalanan, brosur tempat wisata, atau pengalaman kita sendiri selama berlibur. 101

B. POINT OF VIEW Oleh: Ernawati Secara sederhananya, “Point of View” (POV) bisa diartikan sebagai ‘suara’. Ketika naskah kita sudah selesai dan ingin kita bacakan, suara siapa yang kira- kira akan terdengar di cerita itu? Apakah suara orang pertama? Apakah suara orang kedua? Apakah suara orang ketiga? Atau ada juga menganggap POV sebagai ‘kamera’ dalam melihat cerita. Ketika kita menulis, kita pakai kamera yang seperti apa. Apakah kamera yang hanya punya satu sudut pandang? Apakah kamera yang justru dilihat dari orang kedua? Atau kamera yang bisa melihat semua tokoh dalam satu pandangan? 102

POINT OF VIEW 1. Sudut pandang orang pertama a. Penulis berperan sebagai “Aku”. b. Kelebihan menggunakan POV ini: i. Lebih terasa natural bagi penulis karena seolah-olah menuliskan dunianya sendiri ii. Penulis hanya perlu mendalami pikiran satu tokoh, yaitu “Aku” iii.Kita bisa menuliskan tentang suara hati si tokoh secara lebih eksklusif (karena penulis hanya tahu suara hati satu tokoh, dan tidak tokoh lain) iv.Kita bisa membuat banyak adegan unik karena tidak semua tokoh dituliskan oleh penulis jalan pikirannya. v. Cocok untuk dipakai penulis pemula c. Kekurangan POV 1: i. Penulis hanya terbatas dalam melihat atau merasakan sesuatu ii. Tidak bisa masuk ke pikiran semua orang iii.Penulis harus konsisten ada di satu tokoh 103

POINT OF VIEW 2. Sudut pandang orang kedua a. Penulis berperan sebagai “Kamu” b. Lebih banyak digunakan di tulisan non-fiksi, misalnya tutorial. c. Kelebihan: Tulisan akan terasa berbeda dan eksentrik d. Kekurangan: Tulisan terasa aneh, baik bagi si penulis, maupun untuk pembaca e. Contoh: https://www.wattpad.com/358068452- kelas-menulis-the-wwg-14-pov-2-sudut-pandang- orang 3. Sudut pandang orang ketiga a. Penulis bisa masuk ke semua pikiran tokoh b. Kelebihan i. Akan memperkaya cerita karena penulis bisa masuk ke semua tokoh ii. Bisa lebih mudah mengembangkan setting dan konflik cerita iii.Baik penulis dan pembaca bisa mendapatkan gambaran secara utuh c. Kekurangan i. Terkadang membuat penulis bingung ketika menuliskan karakter, kecuali kalau karakter yang dibuat benar-benar kuat. ii. Cerita jadi kurang mengalir karena penulis sering berpindah sudut pandang. 104

C. PLOT Oleh:Ari Fatimah Berikut beberapa pengertian Plot: 1. Plot adalah alur cerita. 2. Plot mepaparkan apa, bagaimana, dan mengapa. 3. Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita kemudian dihubungkan satu sama lain. 4. Plot adalah struktur peristiwa-peristiwa cerita yang terlihat dalam penyajian untuk mencapai efek emosional pembaca. Proses kreatif dalam membentuk Plot: 1. Dari setting 2. Dari tokoh: Josip Novakovich dalam bukunya “Berguru Kepada Sastrawan Dunia” merumuskan bahwa SETTING+TOKOH=PLOT 3. Dari cerita lain yang diparodikan 105

Sedikitnya ada 4 kaidah yang harus diperhatikan dalam membuat Plot: 1. Plausibilitas (Keterpercayaan). Suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. 2. Suspense (Unsur ingin tahu). Sebuah cerita yang baik adalah cerita yang membuat pembacanya tidak berhenti membaca sampai cerita itu selesai. Beberapa cara untuk membangun suspense: • Dengan memberikan isyarat. • Dengan membangun empati pembaca terhadap tokoh. • Dengan menyimpan sebuah informasi penting dari pembaca dan mengungkapkannya di akhir cerita. 3. Kejutan. Sebuah cerita yang menarik adalah cerita yang memberikan kejutan di akhir cerita kepada pembaca. Seperti kisah yang diceritakan tidak sesuai atau bertentangan dengan harapan pembaca. 4. Kesatuan (fokus) antara alur, karakter, konflik, dan unsur-unsur lainnya akan sangat membantu untuk mempertahankan cerita. Jika tidak ada ketertarikan peristiwa satu dan lainnya maka bangunan cerita akan rapuh dan tidak bulat. Dengan demikian ketegangan akan sulit tercipta. 106

Secara umum unsur-unsur alur dapat dijelaskan seperti di bawah ini: 1. Pengenalan cerita Pada bagian ini, penulis akan memperkenalkan tokoh utama, penataan adegan cerita, dan hubungan antar tokoh yang ada di dalam sebuah cerita. 2. Awal konflik Pada bagian ini, penulis akan memunculkan bagian-bagian dalam sebuah cerita yang dapat menimbulkan permasalahan. 3. Menuju konflik Penulis akan mulai meningkatkan permasalahan yang dialami tokoh. 4. Konflik memuncak atau klimaks Pada bagian ini merupakan puncak dari permasalahan yang dihadapi oleh si tokoh. Pada bagian ini juga tokoh akan dihadapkan dalam sebuah penentuan akhir yang akan dialaminya. Berhasil atau gagal. 5. Penyelesaian atau ending Pada bagian ini akan menjelaskan bagaimana nasih si tokoh. Apakah endingnya bahagia, buruk, atau menggantung. 107

Jenis-jenis Plot: 1. Konfrontasional: Plot dapat diciptakan karena ada konflik antar tokoh. Satu yang ditekankan di sini, tokoh itu tidak harus nama manusia, dia bisa saja alam, kondisi social, diri sendiri, dan lainnya. 2. Non Konfrontasional: Plot ini biasanya berupa: • (Auto) Biografi • Epifani (Penyingkapan) : Pada Epifani biasanya tokoh memperoleh pencerahan/penyelesaian. 3. Plot berdasarkan keeratan hubungan antar peristiwa: • Plot Erat/Padat: Cara ini disajikan secara cepat • Plot Longgar: Cara ini disajikan secara lambat 4. Plot berdasarkan urutan waktu: • Maju • Mundur/Flash Back • Campuran 108

Kalau bicara PLOT, maka sering sekali mendengar istilah PLOT TWIST dan PLOT HOLE. Siapa, sih, mereka itu? Kedua istilah itu sebenarnya sama-sama alur, tetapi sifatnya justru saling bertentangan. Kok bisa? • Plot twist artinya memelintir atau membelokkan alur sehingga membuat efek kejutan. • Plot hole artinya alur yang justru harus dihindari oleh penulis karena dapat menyebabkan cacat logika pada sebuah cerita. 5 Hal yang harus diperhatikan ketika membuat plot twist agar terhindar dari plot hole: 1. Siapkan sedari awal dengan cerdas dan baik. 2. Menyamarkan plot twist, sehingga ketika terungkap semua akan masuk akal. 3. Plot twist harus membuat cerita terus bergerak maju karena ia memiliki fungsi terhadap cerita. 4. Buatlah semenarik mungkin agar pembaca penasaran. 5. Bangun plot twist dengan keren, tetapi jangan sampai mengabaikan bagian cerita lainnya. 109

Bagaimana cara meminimalisir plot hole? 1. Buatlah story line dan mind map terlebih dahulu. Fungsinya untuk melawan LUPA. dengan begitu penulis dapat melihat kembali alur pada bab sebelumnya, peristiwa, dan juga konflik yang sudah ditulis tanpa takut ada yang saling bertentangan antar bab. 2. Lakukan riset. Ciri khas plot hole yang paling mudah dikenali: • Saat dibaca membingungkan • Alur yang lompat atau patah • Tidak masuk akal (kecuali fantasi) • Tidak nyambung • Ada adegan yang tidak sinkron Contohnya: • Naik pesawat dari Indonesia ke London hanya dua jam. • Awal pembicaraan setting sedang ada di meja makan, tetapi setelah beberapa dialog muncul kalimat narasi yang menjelaskan tokoh sedang berada di teras depan. 110

PREMIS Sebenarnya terdapat satu unsur lagi yang ada dalam Premis, Premis adalah ide dasar tetapi cukup disimpan hanya dari sebuah novel yang untuk penulis saja, yairu dijabarkan dalam kalimat Resolusi. Ending cerita. pendek dan lugas. Apakah si tokoh berhasil atau Maksimal dua kalimat. tidak mencapai tujuannya. Rumus premis: KARAKTER/TOKOH+ Contoh premis: TUJUAN+HALANGAN Seorang anak remaja yang ✔ Tokoh/Karakter, boleh tidak ingin berpacaran. Keinginannya untuk fokus tentukan nama atau memikirkan sekolah saja hanya karakternya terganggu dengan sikap agresif saja, lalu hidupkanlah ketua mading yang jatuh cinta dia! dan ingin memilikinya. ✔ Tujuan, tentukanlah keinginan terbesar si ✔ Karakter: Anak remaja tokoh. ✔ Tujuannya: Tidak ingin ✔ Halangan, halangan utama apa yang dapat berpacaran hanya fokus menghalangi tokoh dengan sekolah utama mencapai ✔ Halangan: Sikap agresif tujuannya. ketua mading yang jatuh cinta dan ingin memilikinya Untuk resolusi sengaja disembunyikan, karena berkaitan dengan rahasia plot. 111

OUTLINE Apa, sih, outline? Intinya, sih, outline itu adalah garis besar atau biasa disebut dengan kerangka cerita yang berisikan ide-ide yang terstruktur, sistematis, dan logis. Dengan melihat outline, penulis sudah dapat mengetahui apa yang harus ditulisnya dan sampai batas mana kepenulisan tersebut harus dilakukan. Penulis yang tidak membuat outline akan sering kebingungan menentukan langkah berikutnya bahkan kehilangan ide atau mengalami serangan writer block. Selain itu, menulis outline dapat menghindari penulis dari yang namanya plot hole. Seperti lupa nama tokoh atau cerita sebelumnya apa. Terkadang lupa akan ciri fisik si tokoh. Bagaimana membuat outline agar Rapih, Cerdas, dan Rinci? 1. Sinopsis Sinopsis adalah versi panjangnya premis. Buatlah sinopsis maksimal dua halaman. Jabarkan dan kembangkan konflik utama, alur utama, dan solusi dari konflik tersebut sampai ketemu ending cerita. Intinya, sinopsis adalah cerita ringkas dari awal sampai akhir. 2. Judul Sementara Buatlah judul sementara tulisanmu. Itu akan menambah semangatmu dalam menulis. 112

3. Saingan Buku Sejenis Coba kamu list, buku apa saja di luar sana yang sudah terbit dan temanya sama dengan ceritamu. Coba dibaca buku mereka. Cari kelebihan dan kekurangannya. Kalau ada kekurangan, jadikan itu sebagai kelebihan buku kamu. Melihat saingan itu penting, agar kamu tahu harus bagaimana mendesain cerita kamu sekreatif mungkin. 4. Alur Tentukan alur apa yang ingin kamu gunakan. Apakah maju, mundur, atau maju-mundur. Namun, kalau sebagai pemula, sebaiknya gunakan alur maju. Jadi, kamu tidak perlu memutar otak ke masa lalu, fokus matanya terus melihat ke depan. 5. Latar Saat kamu ingin mengambil latar di Jogja, maka kamu harus tahu bagaimana budaya di sana, kebiasaan yang ada di sana, dan sebagainya. Penentuan latar ini akan membuat novelmu terasa benar-benar real. 6. Sudut Pandang (Point of View) Pilihlah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan cerita. 7. Penokohan Kamu perlu menuliskan semua nama-nama tokoh beserta karakternya sedetail mungkin. Jangan sampai ketika karakter yang kamu buat bersikap penyabar, tetapi saat dialog bernada emosi dan tidak sabaran tanpa sebab yang jelas. Kalau seperti itu dinamakan plot hole. Konsistensi dalam membuat novel itu penting. 113

Berikut contoh tabel penokohan TOKOH CIRI FISIK WATAK & LATAR KEBIASAA BELAKA N NG 8. Amanat Tanamkanlah sisi-sisi positif dari novel yang kamu buat agar pembaca bukan hanya suka dengan karyamu, tetapi juga dapat mengambil nilai positif yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya. 9. Tuangkan Ide Dalam Mind Map Apa sih fungsinya? Agar semua ide yang ada di kepala dapat tertuang dengan baik. Misalkan kamu ingin membuat novel urban legend, yaitu palasik. Nah, kamu bingung kira-kira bagaimana jalan ceritanya nanti, kamu bisa menuangkan segala ide yang mucul ke dalam mind map. 114

Comtohnya: Tokoh utama didatangi Palasik Bertemu Banuak dengan korban orang berjatuhan yang selamat dari Palasik Palasik Pelaku Tokoh ternyata utama tidak tetangganya sendiri percaya makhluk halus Setiap malam selalu mendengar suara aneh 115

Setelah selesai, barulah kamu dapat membuat story line. Story line ini nantinya akan menjadi daftar isi novel kamu. Bagilah story line kamu menjadi tiga babak. ✔ Perkenalan: kurang dari 25% ✔ Konflik: kurang lebih 50% ✔ Konklusi: sisa dari yang di atas URUTAN ALUR CERITA KETERANGAN Bangian Awal Part 1 Si tokoh namanya Mengenalkan Judul Sementara: Ayu. Di sini tokoh utama Setting waktu: dideskripsikan dengan unik dan Setting tempat: siapa Ayu. menarik. Kenapa dia Gunakan teknik Part 2 berada di tempat showing. Bagian Tengah yang terkenal Part 3-12 dengan palasik Bagian Akhir itu. Part 13-15 Di atas hanya sebagai contoh jika hanya ingin menulis 15 bab saja. Itu pun per babnya kurang lebih 2.000 kata. Kalau ingin babnya dibuat lebih banyak dengan jumlah kata per babnya 1.000 kata juga tidak apa-apa. 116

4 TEKNIK MENULIS FIKSI 3Power T Point Prese ntatio n Power Point Prese ntatio n 117

A. MENULIS PUISI Oleh: Raida Hasanah Power Beberapa orang mungkin berpendapat Point menulis puisi itu sulit. Menulis puisi perlu Prese referensi kata-kata yang mengena, terkait ntatio antara kalimat satu dengan lainnya. Sebenarnya menulis puisi tidak sesulit n kelihatannya, karena puisi itu sendiri ada beragam jenisnya. Ada yang tak harus Power terikat rima, tak harus dibatasi jumlah kata, Point namun tetap meninggalkan kesan Prese mendalam di hati pembacanya. ntatio Sapadi Djoko Damoni sendiri n memandang bahwa puisi adalah bentuk karya sastra paling sederhana. Setiap orang dapat menulis puisi kalo mau. Puisi yang bagus adalah puisi yang enak dibaca bisa dikreasikan menjadi bentuk karya lain seperti, lagu, cerpen, novel, bahkan komik. Dan tidak mirip tulisan di koran. 118

Tertarik dengan puisi? Yuk kita ulik lebih jauh.. A. Pengertian Puisi Puisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki beberapa arti. Pertama, puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Kedua, puisi diartikan sebagai gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Dan yang ketiga, puisi diartikan sebagai sajak. Dari pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa makna puisi itu sendiri sebenarnya luas. Jadi tak perlu ragu saat kita mencoba menggoreskan pena. Jangan takut salah, karena bisa jadi karya yang kita tuliskan merupakan salah satu dari jenis puisi. Memang ada berapa jenis puisi sih? Yuk kita ulas lebih jauh. 119

B. Jenis-Jenis Puisi Mengenai jenis-jenis puisi, dalam Gramedia Blog disampaikan bahwa puisi memiliki dua jenis yang umum, yaitu puisi lama serta puisi modern. Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, gurindam, talibun, dan mantra. Sedangkan jenis- jenis puisi modern berupa puisi naratif, puisi lirik dan puisi deskriptif. Puisi modern biasa disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh rima, jumlah baris dan lain sebagainya. 120

a. Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi. e. Mantra 1. b. Syair merupakan jenis puisi Puisi Lama meruapakan jenis lama yang diciptakan puisi lama yang dalam kepercayaan memiliki larik animism, biasanya empat bait dan dibacakan dalam acara bersajak a a a a ritual kebudayaan serta menggunakan kata serta isinya mengisahkan yang dapat menimbulkan efek suatu hal. bunyi magis. d. Talibun c. Gurindam merupakan jenis puisi meruapakan jenis lama yang terdiri dari puisi lama yang terdiri sampiran dan isi lebih dari empat baris dan atas dua baris, selalu genap, contohnya berirama sama, isinya dua baris sampir dan baris pertama adalah sebab sedangkan baris dua baris isi. kedua berisi akibat. 121

c. Puisi Deskriptif merupakan jenis puisi modern mengemukakan pendapat serta kesan penyair. 2. b. Puisi Lirik Puisi Modern merupakan jenis puisi modern yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair. a. Puisi Naratif merupakan jenis puisi modern yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu romansa , balada, dan epik ❖ Romansa ❖ Balada ❖Epik merupakan puisi merupakan salah merupakan salah modern dan satu jenis puisi satu jenis puisi berisikan modern yang modern yang menggambarkan berisi tuntutan mengenai kisah cerita, puisi atau ajaran hidup cinta atau balada terdiri serta memiliki dari tiga bait. perasaan penyair cerita tentang cinta. kepahlawanan1.22

C. Contoh Puisi Berdasarkan Jenisnya Agar bisa lebih memahami bagaimana puisi lama maupun puisi modern, berikut contoh-contohnya. 1. Contoh Pantun, karya Raida Hasanah: Jalan-jalan ke pasar buah Jangan lupa membeli mangga kuliah di bunpro benar-benar wah Bisa membuat proyek bermakna 2. Contoh Syair: Ilmu didapat tiada cepat Mesti sabar hatinya kuat Semoga tuhan berikan rahmat Maka jaga hati serta niat 123

3. Contoh Gurindam: Pikir dahulu sebelum berkata Supaya terelak silang sengketa Apabila anak tak dilatih Jikalau besar bapaknya letih Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu kelak tersesat Pekerjaan marah jangan dibela Nanti hilang akal di kepala Tanda orang yang amat celaka Aib dirinya tiada disangka 4. Contoh Talibun: Pergi merantau jauh ke negeri seberang Janganlah lalai membawa perbekalan berupa makanan Jika tersesat di perjalanan ingatlah peta yang kau bawa Serta jangan malu mendatangi orang untuk bertanya Jika engkau berbuat baik kepada semua orang Niscaya kebaikan pula yang akan engkau dapatkan Sudahlah engkau kan dapat pahala Di dunia pun engkau akan hidup bahagia 124

5. Contoh Mantra, dipercaya dapat mengobati sakit perut: Gelang-gelang si gali-gali Malukut kepada padi Air susu kerus asalmu jadi Aku sapa tidak berbunyi Sapardi Djoko Damono (2016) 6. Contoh Puisi Romansa, karya Raida Hasanah dengan judul “Caraku Mencintamu” Biarkanku mencintamu dalam diamku Hingga waktu yang tak berbatas Jikapun yang ku rasa tiada berbalas Ku takkan kecewa Cukuplah di hati cinta itu kurasakan Tak perlu ada pengungkapan Karena yang ku ingin bukanlah jawaban Atau suatu pertalian Ku hanya ingin mencintamu dalam diamku Dalam debaran yang tak tertata Dalam kata yang yang tak pernah terucap 125

7. Contoh Puisi Balada, karya W.S. Rendra dengan judul “Balada Orang-Orang Tercinta” Kita bergantian menghirup asam Batuk dan lemas terceruk Marah dan terbaret-baret Cinta membuat kita bertahan dengan secuil redup harapan Kita berjalan terseok-seok Mengira lelah akan hilang di ujung terowongan yang terang Namun cinta tidak membawa kita memahami satu sama lain Kadang kita merasa beruntung Namun harusnya kita merenung Akankah kita sampai di altar Dengan berlari terpatah-patah Mengapa cinta tak mengajari kita Untuk berhenti berpura-pura? Kita meleleh dan tergerus Serut-serut sinar matahari Sementara kita sudah lupa rasanya mengalir bersama kehidupan Melupakan hal-hal kecil yang dulu termaafkan Mengapa kita saling menyembunyikan Mengapa marah dengan keadaan? Mengapa lari ketika sesuatu membengkak jika dibiarkan? Kita percaya pada cinta Yang borok dan tak sederhana Kita tertangkap jatuh terperangkap Dalam balada orang-orang tercinta 126

8. Contoh Puisi Epik, karya Chairil Anwar 127 dengan judul “Diponegoro” Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali Dan bara kagum menjadi api Di depan sekali tuan menanti Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri Berselempang semangat yang tidak bisa mati. MAJU Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditinda. Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup baru bisa merasai. Maju. Serbu. Serang. Terjang.

9. Contoh Puisi Lirik, karya Sapardi Djoko Damono dengan judul “Narcissus” seperti juga aku: namamu siapa, bukan? pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam tetapi jangan saja kita bercinta jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun dan jatuh di telaga: panndangmu berpendar, bukan? cemaskah aku kalau nanti air hening kembali? cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi? 1971 10. Contoh Puisi Deskriptif, karya Sapardi Djoko Damono dengan judul “Kolam di Pekarangan” Daun yang membusuk di kolam itu masih juga tengadah ke ranting pohon jeruk yang dulu melahirkannya. Ia ingin sekali bisa merindukannya. Tak akan dilupakannya hari itu menjelang subuh hujan terbawa angin memutarnya pelahan, melepasnya dari ranting yang dibebaninya begitu banyak daun yang terus menerus berusaha untuk tidak bergoyang. Ia tak sempat lagi menyaksikan matahari yang senantiasa hilang-tampak di sela-sela rimbunan yang kalau siang diharapkan lumut yang membungkus batu-batu dan menempel di dinding kolam itu. Ada sesuatu yang dirasakannya hilang di hari pertama ia terbaring di kolam ini, ada lembah angin yang tidak akan bisa dirasakannya lagi di dalam kepungan air yang berjanji akan membusukkannnya segera setelah zat yang dikandungnya meresap ke pori-porinya. Ada gigil matahari yang tidak akan bisa dihayatinya lagi yang berkas-berkas sinarnya suka menyentuh-nyentuhkan hangatnya pada ranting yang hanya berbisik jika angin lewat tanpa mengatakan apa-apa. Zat itu bukan angin. Zat itu bukan cahaya matahari…. 128

D. Cara Menulis Puisi Aveus Har dalam buku yang berjudul Yuk, Menulis! Diary, Puisi, Dan Cerita Fiksi menjelaskan ada 3 tahap yang dapat diterapkan untuk memulai menulis puisi, yaitu: 1. Membuat kerangka puisi Dimulai dari jenis puisi yang ingin ditulis. Jika ingin menulis puisi lama, maka irama, rima sajak harus ditentukan terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca puisi. 1. Menentukan judul Penentuan judul di awal dapat mempermudah kita untuk membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi. 1. Proses kreatif Dapat diperoleh melalui membaca referensi serta puisi atau berimajinasi. Dalam proses membuat puisi, penggunaan diksi tidak perlu terlalu sulit, cukup memulai dengan kata-kata yang familiar, dengan begitu kita akan mulai terbiasa untuk membuat ragam puisi lainnya. 129

Secara lebih gamblang Tajuddin Noor Ghanie dalam buku Teori Menulis Puisi memaparkan ada 5 tahapan dalam penulisan puisi. yaitu: 1. Tahap Persiapan Tentukan terlebih dahulu pokok pikiran yang akan diungkapkan atau pokok perasaan yang akan diekspresikan. Umumnya kita bisa mendasarkan diri pada inspirasi yang sedang berkecamuk saat itu. Setelah pokok pikiran dan pokok perasaan berhasil ditetapkan, maka kita bisa memilih jenis puisi yang paling sesuai sebagai sarana pengungkap atau pengekspresikanya. Terkait dengan pemilihan puisi ini, pada umumnya seorang penyair mendasarkan dirinya pada kemampuannya yang paling dominan (paling disukai atau paling dikuaisainya secara teknis). 2. Tahap Pengendapan Pada tahap pengendapan (inkubasi), seorang penyair harus mengerahkan segenap potensi kreatif yang dimilikinya agar dapat dengan mudah mengungkapkan pikiran dan mengekspresikan perasaannya itu secara tertulis. Inspirasi awal mulai berkembang dengan melahirkan sejumlah inspirasi baru yang harus dipilih dan dipilah, yang bisa jadi mendukung inspirasi awal atau justru menolak inspirasi awal. Tahap ini bisa berlangsung singkat dalam hitungan jam, tetapi ada juga yang berlarut-larut hingga hitungan hari, minggu, bulan, tahun, dan puluhan tahun. Bahkan tak jarang di sela-sela pengendapan ini, penyair justru berhasil merampungkan puisi lain. 130

3.Tahap Pembulatan Inspirasi Pada tahap ini, pikiran yang akan diungkapkan dan perasaan yang akan diekspresikan sudah mulai memasuki proses pengkristalan di wilayah bawah sadar, sudah mulai terbentuk secara imajinatif, dan sudah siap untuk dituangkan secara tertulis dalam bentuk puisi yang masih kasar. 4.Tahap Penulisan Pada saat ini penyair berusaha menuliskan segala sesuatu yang selama ini dipikirkan dan dirasakannya pada tahap- tahap pengendapan dan pembulatan inspirasi. Semuanya dituangkan secara tertulis tanpa kontrol diri sama sekali, spontan, penuh gairah, tanpa pertimbangan rasio, tanpa penilaian tepat tidaknya, tanpa penilaian baik buruk, tanpa nalar, dan tanpa-tanpa yang lainnya. Puisi yang dihasilkan pada tahap ini adalah puisi yang masih kasar, karena masih bersifat draf, yakni rancangan awal puisi yang masih harus dipoles lebih lanjut. Draf yang masih kasar itu bisa dimasukan ke dalam map, laci atau lemari selama beberapa hari tanpa disentuh sama sekali. Tujuannya untuk memutuskan hubungan emosional yang begitu dekat tantara penyair dengan draf naskah puisi. Hal ini juga disampaikan Sapadi Djoko Damono dalam tips menulis bahwa saat menulis puisi hendaknya memberi jeda/jarak dengan peristiwa penting yang terjadi. 131

5.Tahap Revisi Setalah sekian waktu berlalu, setelah pikiran dan perasaan pulih Kembali, dan setelah hubungan emosional antara penyair dengan draf naskah kasar puisinya terputus sekian lama, barulah penyair melakukan revisi terhadap draf naskah tersebut. Perevisian dilakukan dengan memanfaatkan pengetahuan kepuisian atau kebahasaan. Pada tahap ini penyair melakukan pemotongan, penambalan, penyulaman, dan penjahitan ulang yang dirasa perlu sesuai dengan pertimbangan rasio, nalar, etika, estetika, dan lain-lain. 132

E. Tips Menulis Puisi Penyair terkenal Joko Pinurbo alias Jokpin membagikan tips bagi pemula yang baru memulai menulis puisi. ❖Banyak membaca dan mendengar puisi karya penyair lain. Dengan hal tersebut, seseorang akan bisa melihat banyak keistimewaan dari penyair sekaligus membantu menemukan keistimewaan diri sendiri. Selain itu, kita bisa mendapatkan pembendaharaan kata yang banyak. Setelah membaca karya orang lain, kita bisa membandingkan dengan puisi yang kita buat sendiri. Dari situ dapat diketahui kekurangan dari puisi yang kita buat. ❖Segeralah tulis puisi bila sedang mendapat ide. Jangan ditunda-tunda. Jika menunda, jiwa dalam puisi yang akan kita tulis bisa hilang. ❖Untuk penulis pemula tidak sampai memikirkan metode dalam menulis. Sebab, terlalu patuh dengan metode hanya membuat seseorang tidak kreatif dan tidak bisa menghasilkan karya yang indah. 133

Lalu belajar dari penyair yang mendunia, Sapardi Djoko Damono, yang karyanya diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa dan disertakan dalam antologi karya sastra top dunia, menurutnya sebelum menulis seseorang harus jadi pembaca dulu. Agar dapat menjadi penulis puisi yang baik. Baca sebanyak-banyaknya karya lain, lalu coba untuk meniru dan memodifikasi. Berikut ini tips menulis puisi menurut Sapardi Djoko Damono: ❖Jangan Libatkan Emosi Penulis tidak boleh terlibat secara emosional dengan apa yang ditulis. Jika memaksakan menulis, maka yang keluar hanyalah emosi sang penulis. Misal dalam keadaan marah, maka yang keluar hanyalah kemarahan- kemarahan saja. Oleh sebab itu, saat menulis puisi hendaknya memberi jeda/jarak dengan peristiwa penting yang terjadi. ❖Puisi Ada di Sekitar Kita Puisi bisa berasal dari, pengalaman pribadi, dongeng dari orang lain, karya sastra lain atau koran. Kalau di zaman ini bisa dari sosial media dan lain-lain. Saat membuat puisi, tidak perlu terlalu mengawang-awang atau melangit. Karena hal ini justru membuat penulis kesulitan sendiri. next - - -> 134

❖Jangan Meniru Karya Sendiri Kejahatan paling sadis seorang penulis menurut Sapardi adalah meniru karyanya sendiri. Sebab hal ini hanya akan membuat si penulis berputar di wilayah itu-itu saja. Tak hanya itu, kreativitasnya pun mandek. Meski banyak orang yang mengenal Sapardi sebagai penyair cinta. Tapi, dirinya tidak mengakui hal itu. Sebab banyak pula tema yang dia angkat, selain percintaan. Seperti keresahan sosial, masa kecil, keluarga, kritik kepada penguasa, dan lain sebagainya. Menurut Sapardi, agar kreativitas terus menjalar. Seorang penulis perlu banyak membaca dan menambah wawasan. Agar cakrawala pandangannya semakin luas dan perbendaharaan katanya semakin kaya. Demikian beberapa tips yang patut untuk dicoba bagi yang berminat dengan dunia kepenulisan puisi. Tentu banyak sekali tips-tips lain yang bertebaran di mana-mana yang bisa ambil dan sesuaikan dengan kondisi dan minat diri. Satu hal yang pasti, cobalah untuk menulis puisi, sesederhana apapun itu. Yakinlah kita mampu. Dan yakinlah bahwa setiap tulisan akan menemukan pembacanya. Selamat berkarya. 135

B. SWASUNTING Oleh: Evi Novita Sari Apa itu swasunting? Swasunting atau yang biasa dikenal dengan istilah self editing adalah proses mandiri yang dilakukan oleh penulis untuk memperbaiki karya. Swasunting berfungsi, antara lain: 1. Meminimalkan kesalahan yang terdapat pada tulisan. 2. Meningkatkan kualitas tulisan dan kredibilitas sebagai penulis. 136

Menurut Rahajeng Mufid (2021), ada tiga dimensi penyuntingan, yaitu: dimensi isi, dimensi legalitas dan dimensi bahasa. 1. Dimensi isi Artinya, memeriksa dan memperbaiki naskah dari sisi substansi. Inilah editing yang paling penting dan harus dilakukan oleh penulis. Karena semua resiko akibat isi tulisan atau cerita dipertanggungjawabkan oleh penulis, bukan editor maupun penerbit. 2. Dimensi Legalitas Swasunting dalam dimensi legalitas menyangkut tentang tanggung jawab hukum. Pastikan karya kita tidak melanggar hak cipta. 3. Dimensi Bahasa Dimensi ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang digunakan harus sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Imdonesia) dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 137

Langkah-langkah dalam melakukan Swasunting. 1. Memastikan naskah sudah selesai ditulis Bagaimana cara memastikannya? Yang jelas naskah yang akan diterbitkan menjadi buku tersebut sudah selesai ditulis. Yang langsung menulis di perangkat lunak pengolah kata, bisa dilihat dari adanya penutup. Sedangkan yang masih ada di blog, pastikan semua sudah disalin tempel secara keseluruhan. Apa yang mau disunting kalau naskah belum jadi? Iya, kan? 2. Istirahatkan naskah Biarkan tulisan selama beberapa waktu. Hal ini bertujuan agar kita lupa dengan apa yang kita tulis. Sehingga ketika kita membaca kembali, karya tersebut terkesan dikerjakan oleh orang lain. Dengan begitu kita akan lebih mudah mendeteksi kesalahan. 3. Memeriksa keutuhan naskah Untuk mengetahuinya, bisa dilakukan dengan memeriksa alur dan adegan-adegan yang terjadi. Juga memeriksa kembali setiap unsur yang ada pada karya fiksi. 138

4. Mengetahui gaya bahasa Pada langkah ini kita sebagai penulis harus mengetahui gaya bahasa yang kita gunakan. Apakah sudah sesuai dengan target pembaca buku kita nantinya? Tidak lucu, dong, kalau target kita anak milenial tetapi memakai gaya bahasa zaman dulu. Demikian juga sebaliknya. Selain itu, hendaknya juga disesuaikan dengan tema naskah buku yang diangkat. 5. Mengembangkan ide Pada langkah ini penulis bisa menambahkan hal-hal yang dirasa masih kurang. Selain itu juga bisa sekaligus mengurangi pembahasan yang berlebihan atau tidak perlu. Langkah ini diambil karena kadang pada saat menulis draf ada yang ketinggalan dan baru ingat saat melakukan penyuntingan. Namun, demikian langkah ide dibatasi oleh kerangka tulisan yang telah disusun 6. Menyederhanakan kalimat Saat menulis draf kadang kita terlalu asyik menulis. Saking asyiknya kadang kita tidak sadar bahwa kalimat yang kita buat terlalu panjang. Teknik mengetahui panjang atau pendeknya kalimat 139 adalah dengan cara membacanya. Kita baca kalimat yang dirasa panjang kemudian rasakan pernapasan kita. Jika saat membaca kalimat itu kita berkali-kali harus menarik napas, berarti kalimat harus disederhanakan. Penyederhanaan ini bisa juga dilakukan menyesuaikan dengan target pembaca.

7. Menyederhanakan paragraf Paragraf yang baik terdiri dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat penjelas. Penyederhanaan dilakukan apabila dalam satu paragraf terdapat lebih dari satu kalimat pokok. Caranya yaitu dengan cara memecah paragraf tersebut. 8. Memilih diksi dan istilah yang sesuai Hal ini dilakukan jika kita menginginkan pembaca mendapatkan efek tertentu dari tulisan kita. Pilihan kata yang tepat akan memberikan pengalaman berbeda kepada pembaca. Pun pemakaian istilah yang sesuai. Kesesuaian diksi dan istilah berperan penting dalam menjaga kenyamanan pembaca untuk melanjutkan bacaan hingga selesai. 9. Memastikan tulisan bebas dari SARA Hal ini penting melihat kemajemukan target pembaca buku kita. Sentiment terhadap SARA akan berdampak tidak baik terhadap buku kita di pasar. Tekniknya dengan membaca cermat untuk menemukan apakah ada pernyataan menyudutkan pihak atau kelompok tertentu. Dengan langkah ini setidaknya kita telah berusaha menuliskan narasi positif yang layak dipublikasikan dan dibagikan. 140

10. Memeriksa penulisan kata Langkah penting yang harus kita kuasai untuk bisa melakukan langkah ini, perlu kita siapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kenapa KBBI dan PUEBI? Dengan panduan keduanya kita bisa melakukan penyuntingan penulisan dengan lebih baik. Misalnya terkait penggunaan kata baku, penggunaan tanda baca, konsistensi, penomoran, dan lain sebagainya. Termasuk dalam tahap ini adalah terkait salah ketik. Sayang bukan jika naskah bagus ternoda oleh salah ketik yang bertebaran. 11. Menentukan judul Judul yang baik adalah yang sesuai dengan isi buku dan mudah diingat (eye catching). Judul buku adalah hal pertama yang dilihat calon pembaca. Judul yang baik akan mampu membuat calon pembaca penasaran adalah pintu pembuka bagi minat calon pembaca untuk membeli dan membaca buku. Meskipun bukan satu-satunya faktor, tetapi judul adalah salah satu faktor penentu ketertarikan untuk membaca. 12. Meminta orang lain untuk Membaca Kita memerlukan mata kedua untuk memberikan pendapat dan menemukan kesalahan-kesalahan dalam tulisan kita. Setelah ditemukan kesalahan, kita bisa memperbaiki tulisan kita sebelum diserahkan pada editor ataupun penerbit. 141

DDD C. PENERBITAN NASKAH Oleh: Raida Hasanah Kata siapa menerbitkan naskah itu susah? Dulu mungkin iya, karena wawasan saya yang sangat minim tentang dunia penerbitan. Namun di era sekarang, dimana kesempatan menerbitkan naskah terhampar luas. Gampang banget!, justru para penerbit yang menanti naskah kita. Dari yang berbayar hingga menerbitkan karya kita dengan gratis. Nah lho, sayang banget kan kalau tulisan-tulisan kita hanya dibaca untuk diri sendiri. Karena saat kita menerbitkan tulisan dalam bentuk buku, insya Allah kebermanfaatannya pun akan semakin meluas. Zaman boleh serba digital, tetapi buku fisik tetap memiliki pesonanya tersendiri. Setuju? Kalau iya, yuks dilanjut.. kita bahas tentang penerbitan naskah, khususnya yang terkait dengan penerbitan naskah fiksi. Penerbitan naskah bisa dalam bentuk buku antologi maupun buku solo. Apa perbedaan antara keduanya? Berikut ulasannya. 142

������ Buku Antologi ❖Tema/topik ditentukan penerbit itu sendiri atau bisa juga kerjasama dengan event menulis di berbagai media sosial. ❖Judul puisi atau cerpen disesuaikan dengan tema dan ketentuan-ketentuan khusus penerbit atau event penyelenggara (font huruf, jumlah halaman, pemakaian titimangsa, dsb) ❖Blurb ada yang langsung dibuatkan oleh penerbit namun ada juga diambil dari masukan kontributor antologi. ❖Cover buku ada yang langsung dibuatkan oleh penerbit namun ada juga yang dari penerbit memberikan beberapa pilihan cover yang bisa dipilih kontributor berdasarkan kesepakatan bersama. ❖SBSN langsung diurus oleh penerbit ke Perpusnas. ❖Royalti sesuai dengan ketentuan penerbit masing- masing. Ada juga yang tidak pakai royalti, keuntungan diperoleh dari penjualan penulis itu sendiri berdasarkan selisih harga jual umum dengan harga kontributor. ❖Untuk beberapa penerbit, ada tambahan merchandise. Ada yang sudah sepaket dengan harga buku, ada juga dengan biaya tambahan (opsional). 143

������ Buku Solo ❖ Tema/topik kita sendiri yang tentukan. ❖ Judul puisi atau cerpen kita sendiri yang tentukan. ❖ Blurb kita sendiri yang membuatnya. ❖ Jumlah halaman kita sendiri juga yang tentukan. Tapi dari penerbit tetap ada minimal halamannya. ❖ Untuk cover buku, penulis deskripsikan dulu ingin seperti apa. Nanti dari penerbit memberikan beberapa pilihan cover yang sesuai dengan deskripsi yang kita berikan. Kita yang memilih cover yang kita sukai. ❖ SBSN langsung diurus penerbit ke Perpusnas (ada biaya untuk mengurus SBSN meski penerbitan gratis) ❖ Ada Kontrak Kerjasama (Surat Perjanjian Penerbitan Buku) dengan penerbit. ❖ Royalti sesuai dengan Kontrak Kerjasama. ❖ Jika penulis menginginkan, ada tambahan merchandise dengan biaya tambahan (opsional). Nah, sudah tergambar kan bagaimana mudahnya menerbitkan naskah?! Jangan ragu, yakinlah karyamu sudah ditunggu untuk menjadi buku. Semoga sukses..!! *Sumber: pengalaman pribadi penulis 144

DDDReferensi: Tajuddin Noor Ghanie, Teori Menulis Puisi. Banjarmasin: Pustaka Banua, 2013. Jenkins, J. Tanpa tahun. How to write a novel (A 12 – Step Guide). James, S. Tanpa Tahun. Understanding Differences in POV dalam Crafting Novels and Short Stories: The Complete Guide to Writing Great Fiction. Ohio: Writer Digest. Ramet, A. 2007. Creative Writing 7th Edition. United Kingdom: How to Book. Laksamana Media. 2008. Mudah & Cepat Mengarang Novel Profesional dengan Dramatica Pro. Yogyakarta: Penerbit Andi. @ImperialJathee. 2014. 13 Mantra Menulis Fiksi. Yogyakarta: Penerbit Andi Aksan, Hermawan. 2015. Proses Kreatif Menulis Cerpen. Bandung: Nuansa Cendekia. Nugiyantoro, Burhan. 2017. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Penerbit UGM Press. Efendy, Rudy. 2013. Selamanya Cinta. Yogyakarta: Penerbit Andi. 145

DDDhttps://www.rinmuna.com/2019/02/macam-macam-dialog- tag.html diakses tanggal 10 November 2021. https://www.wattpad.com/888235360-ayo-belajar-menulis- dialog-tag-dan-dialog-aksi diakses tanggal 10 November 2021. https://www.baraaksara.my.id/2021/09/tips-menulis-puisi- sapardi-djoko-damono.html diakses tanggal 9 November 2021. https://kbbi.web.id/puisi diakses tanggal 9 November 2021. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian- puisi/#Jenis-Jenis_Puisi diakses tanggal 9 November 2021. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian- puisi/#Cara_Menulis_Puisi diakses tanggal 9 November 2021. https://www.republika.co.id/berita/pzq7kh284/joko- pinurbo-bagi-tips-menulis-puisi-untuk-pemula diakses tanggal 9 November 2021. 146

https://narabahasa.id/keterampilan- bahasa/membaca/swasunting-mengapa-penting diakses tanggal 19 November 2021. https://ruangmenulis.id/proses-swasunting-naskah/ diakses tanggal 19 November 2021. https://fachmycasofa.com/panduan-self-editing/ diakses tanggal 19 November 2021. https://ruangmenulis.id/proses-self-editing/ diakses tanggal 19 November 2021. https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/11/10- langkah-penting-swasunting/amp/ diakses tanggal 19 November 2021. DDD 147

TIM PENYUSUN Modul Fiksi Selasar Aksara Unboxing Roshinta Dewi Aryani Istikharoh Ari Fatimah Ernawati Nisa Nuraeni Raida Hasanah Evi Novita Sari 148

Terima Kasih 149


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook