Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Masyarakat Konsumsi: Jean Baudrillard dan Covid 19

Masyarakat Konsumsi: Jean Baudrillard dan Covid 19

Published by s_bakhri, 2020-05-18 23:44:53

Description: Membahas secara detail Masyarakat Konsumsi: Jean Baudrillard

Search

Read the Text Version

Syamsul Bakhri, M.Sos Ketua Umum Braindilog Sosiologi Indonesia Dosen Sosiologi IAIN Pekalongan

• Dilahirkan di Perancis barat, 5 Januari 1929-Meninggal 2007 (78TH) • Sosiolog • Fotografer • Seorang pakar teori kebudayaan, filsuf Kontemporer Perancis dalam aliran post modern dan post strukturalis. • Keluarga Petani dan Ayah Seorang PNS • Satu2nya yang kuliah dikeluarga Memiliki perhatian terhadap fenomena konsumerisme masyarakat modern dan keterkaitannya dengan perkembangan media massa kontemporer.

Pemikiran Seduction Jean Baudrillard Distintion

Kritiknya Kpd Marx Mode Produksi Ke Konsumsi Perubahannya Manusia (Subjek) yg diluar dirinya (Objek) sekarang Sistemnya Objek-Objek

Konsumerisme simbol Sehingga masyarakat Tindakan konsumsi tidak sebagai konsumen lagi berdasarkan pada tidak pernah merasa kegunaannya (makna) melainkan lebih puas dan akan terjadi konsumsi secara terus mengutamakan pada tanda atau simbol yang melekat menerus. pada barang dan jasa (obyek) itu sendiri

Lanjutan.. • Lebih penting kemasan dari pada isi/ lebih penting obyek dari pada makna. • Persepsi dibentuk oleh teknologi yang semakin maju dan media massa (iklan) • Manusia hidup dalam dunia yang tidak asli/palsu (simulacra)

Perkembangan teknologi yang cepat mempengaruhi tingkat konsumerisme masyarakat Kemajuan teknologi yang semakin cepat tidak terlepas dari peran media iklan

Aku mengkonsumsi maka aku ada Konsumsi Menentukan Status dan Eksistensimu ditentukan oleh status Contoh: Konsumsi Simbol Smartphone terbaru, jeans merk ternama, tas merk ternama, Sepatu merk ternama

Kritik Terhadap Strukturalisme  Strukturalisme = Tanda – Penanda – Petanda Contoh:



Simulakra Konstruksi pikiran imajiner terhadap sebuah realitas, tanpa menghasilkan realitas itu sendiri secara esensial atau Sebentuk instrumen yang mampu merubah hal-hal yang bersifat abstrak menjadi konkret dan begitu pula sebaliknya konkret menjadi abstrak Contoh TV, Komputer/Internet, Surat Kabar, Majalah, Bahkan Lukisan.

Lanjutan Simulakra  Dibuat untuk mengontrol manusia dengan cara menjebak mereka untuk percaya bahwa simulasi itu nyata.  Dibuat untuk membuat manusia tergantung kepada simulasi dan tidak bisa hidup tanpanya.  Dan Manusia tidak sadar akan adanya simulasi ini dan kontrolnya pada dirinya sendiri sebenarnya

Hiperrealitas dan Seduction  Melampaui kenyataan dan merupakan “kebohongan” yang dibawa oleh simulakra.  Di dalam Simulakra juga ada Seduction (Rayuan/Hasrat).  Contoh: Iklan parfum yang habis pakai cewe2 ikut semua  Minuman Roso2  Cerebrovot XL

Sejarah Simulakra 1. Simbolic Order Reality 2. First Order Of Simulacra 3. Second Order Of Simulacra 4. Third Order Of Simulacra

Fase Simulakra  Mereflesikan Realitas  Menyelubung dan Membelokan Realitas Menjadi Tanda Yang berbeda  Lenyapnya realitas, berlaku sebagai yang asli, meskipun tanpa asal  Lenyapnya hubungan sama sekali dengan realitas, secara murni menjadi simulasi

 Citraan dalam simulacra yang tidak memiliki referensi secara bertahap menjadi simulacrum  Simulacrum diibaratkan lubang hitam  Simulacrum = proses perubahan citra yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan realitas.

Contoh  Based on Reality  Reproducted Endlessly  Reality yang tdk real (Nyata)  Disneyland = Hiperrealitas  Contoh lagi Barbie, Sponbob, Doraemon, Panda, Afatar dll.  Hasil Editing Komputer, film Jurasic Park, Kingkong, TV Reality Show.

Konsumsi Simbol  Konsumsi yang semula esensinya untuk kebutuhan hidup sekarang menjadi gaya hidup.  Minum di minuman merk Ternama  Gonta ganti merk motor

Konsumsi Tanpa Batas (Objek)  Akhirnya melahirkan Drugstore (Minimarket, Supermarket, Aplikasi Belanja Online)  Hati-Hati Terjebak pada Logika Konsumsi tanpa batas (Pasar)  Melahirkan Juga Sampah Visual (Baner, Pamflet, iklan, dll)  Jarak sosial atau distintion

Distintion/Distingsi  Jarak Sosial yang diakibatkan oleh pilihan selera  Dibalik selera ada kelas dan jarak sosial  Misal dalam penikmat musik jazz dan dangdut.  Ketika sakit ada yang ruqiyah, ada yang dokter, dan ada yang dukun.

Status Sosial ditentukan oleh konsumsi  Era Sekarang ini status sosial anda ditentukan oleh apa yang anda konsumsi bukan yang apa yang anda produksi  Pakai mobil mahal, pakai dasi jas mobil ke restoran mahal pasti akan dihormati, tapi kalau pakai pakaian sederhana tidak dihormati.

Hilangnya ruang publik dan covid 19  Karena terjadi ekstasi komunikasi (mabuk komunikasi) selalu membuat status, cek HP, sehingga ruang privat kita tidak jadi privat lagi dan ruang publik sudah tidak jadi tontonan.  Kita harus hati2 karena jika ruang publik benar2 hilang akan menjadi akhir dari kehidupan sosial. Apakah kehidupan saat dan pasca pandemi menegaskan teori ini?

Apakah akhir kehidupan sosial  Anak maenan diluar dan bersama?  Ibu-ibu petanan?  Bapak-bapak nongkrong di pos ronda?

Ontologis Simulakra  Dunia nyata ada realitas jelek, kemiskinan, kesederhanaan, kejahatan, kegalauan, penderitaan, kegalauan, kegusaran, dan realitas lainnya.  Dunia Simulakra menawarkan kecantikan, kekayaan, kemewahan, status sosial, kenikmatan, kegembiraan, gairah, dll

Problem Epistemologis Filsafat era Sekarang  Kesadaran era Filsafat Ghozali (Hidup kita yang nyata bagaimana?  Bagaimana kita tahu sesuatu itu nyata atau tidak?  Bagaimana kita tahu hidup ini tidak sekedar ilusi, mimpi, atau satu manipulasi dari sebuah mesin besar.

Aksiologisnya  Sekarang yang maya bisa lebih real lagi dengan yang sejati/nyata  Didunia maya lebih tertib, lebih indah, lebih lainnya hehehehehe  Terus gmna kita harusnya?

Terimakasih Baudrillard memberi kesadaran bahwa kita memang tidak membeli barang, tetapi membeli tanda yang menyimbolkan diri kita, demi eksistensi dan status sosial dalam kelompok mana kita berada, untuk itu sebagai manusia modern mari kita lebih bersikap bijak dalam melakukan praktik konsumsi. Kita harus bersikap kritis terhadap praktik konsumsi dan melakukan skala prioritas kebutuhan serta tidak hanyut oleh janji-janji manis (seduction) iklan.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook