Katalog Tim Kurator: Pembukaan: 1. Nuning Y. Damayanti Jum’at, 22 Juli 2022 pukul 16.00 - 18.00 WIB 2. Arleti M. Apin 3. Citra Smara Dewi Pameran Berlangsung: 23 Juli - 22 Agustus 2022 Di Galeri Virtual Makmoer Art Project atau Channel Youtube Makmoer Art Project Email: [email protected]
Panitia Pelaksana PROF. SETIAWAN PROF. ENDANG ANNA SUNGKAR LINA SYAHRIR DYAH PARAMITA SABANA, M.FA CATURWATI Ketua pelaksana CANDRAVARDANI Penasehat Wakil Ketua Penasehat Wakil Ketua CITRA SMARADEWI NUNING DAMAYANTI ARLETI M. APIN ARIESA PANDANWANGI DEBORAH RAM MOZES SIGIT PURNOMO ADI Kurator Kurator Kurator Ketua Tim Buku/ Penerimaan Galeri Virtual/E-Catalog/ Humas & Publikasi Pendaftaran Karya Desain Grafis E-Poster RINI MAULINA LILIS NURHAYATI SABANA SRI SAPTAWATI PUJI RAHAYU I.G.P.A MIRAH Sekretaris Bendahara Kordinator Wilayah Kordinator Wilayah RAHMAWATI Kordinator Wilayah
Kata Sambutan Oleh: Prof Dr Setiawan Sabana, MFA PEREMPUAN PERUPA DAN DIRINYA Perhelatan seni rupa Indonesia identik dengan kaum lelaki. Pelukis, pematung, pegrafis kebanyakan lelaki. Ketika pendidikan tinggi seni dibuka, misalnya Seni Rupa ITB ( Sekarang FSRD ITB), mulai meningkatnya jumlah mahasiswi seni rupa. Dari fakta itu berkembang jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang cukup berimbang atau proporsional. Peminat FSRD bukan hanya seni rupa murni juga desain (DKV), Desain Interior, Desain Produk dan Kriya. Peminat Seni Murni meningkat dengan peminat terbanyak pada Seni Lukis, Seni Grafis dan Seni Patung. Seni Keramik peminatnya terbatas. Proporsi ini berlangsung sampai sekarang. Keadaan tersebut berlaku sampai hari ini. Di luar kampus perempuan perupa cenderung bertambah. Dewasa ini keberadaan perempuan perupa di Indonesia sudah biasa. Garasi Seni 10 pernah menggagas kegiatan pameran seni rupa khusus untuk perempuan dalam tema \"Perempuan Perupa dan Pandemi\", Perempuan Perupa di Bumi Kertas Nusantara. Sekarang Perempuan dan Dirinya, sebuah tema yang kian menggali nilai-nilai perempuan lebih dalam lagi. Saya berharap sambutan ini menggairahkan aktivitas dan kreativitas insan perempuan dalam perhelatan seni di Indonesia lebih bermakna lagi. Semoga. Insya Allah Bandung, 6 Juli 2022.
Pengantar Kuratorial Oleh: Nuning Y. Damayanti Pameran “Pameran Perempuan Perupa di Bumi Kertas Nusantara 2022”, pameran Nasional yang digelar secara Virtual ini merupakan pameran ketiga yang diwakili peserta khusus perupa perempuan dari berbagai wilayah Indonesia. Pameran tahun ini mencoba menawarkan karya seni yang dibuat dengan bahan dasar kertas melalui olahan secara kreatif. Visualisasi karya didominasi oleh obyek dan subyek figur perempuan dan bunga, salah satu kekuatan perupa perempuan Indonesia dalam menyampaikan ekspresi dirinya dalam simbolisasi tersebut. Karya-karya tersebut sesuai dengan tujuannya menjadi karya Ilustratif dan naratif yang sangat komunikatif dalam menyampakan pesannya dengan baik sehingga mudah dipahami, yang dibuat dengan beragam teknik drawing dengan medium pinsil, ballpoint, pinsil warna, cat air, cat akrilik dan ada juga cat minyak. Tampilan yang terlihat cukup dominan adalah teknik kolase dan eksperimen media dengan bahan dasar kertas digabung dengan teknik Sulam, Bordir, Kolase dan lainnya. Rangkaian yang tampil dengan deformasi bentuk stilasi figur perfempuan dan bunga tersebut juga memperlihatkan alternatif mix Media kertas dengan logam, kain,kayu dan lain sebagainya. Ada visualisasi menampilkan produk seni Kriya berupa karya yang dibangun dari benda-benda limbah keseharian sehingga terlihat unik, juga memiliki nilai artistik. Tema keseharian dan kecenderungan naratif dalam karya yang dipamerkan memperlihatkan kemampuan sejumlah perupa yang baik, bila dilihat dari kemampuan menggambarkan bentuk melalui beragam gaya diantaranya realis, naturalis, simbolis, juga abstrak. Karya-karya diwujudkan dalam bentuk dwimatra (2Dimensi), Trimatra (3Dimensi) dan Relief. Visualisasi karya-karya yang inovatif secara eksperimentatif dan bermain terlihat seperti tanpa beban diantaranya adalah, Luh Budiaprilliana, “Bunglon Aprillia”, terlihat dibuat dengan teknik pewarnaan cat Akrilik pada bidang Anyaman dan digabung dengan Print Foto pada kertas Linen. I.G.P.A Mirah Rahmawati, gambaran alam floral dan figur feminin, dekoratif khas Bali sedangkan Melati Yusuf, “Woman”, komposisi kolase kertas, sama-sama menggabungkan pewarna glitter dan acrylic di atas canvas. Rosalia Ratih Darmawati, membentuk sepasang figur manusia dengan wajah topeng yg dibentuk dari olahan limbah kertas dan lem kemudian diwarna dgn akrilik dan kanji yang inovatif. Edya Asmara, “Kesadaran”, obyek ilustrasi berupa topeng dibuat pada kertas hasil dari pelepah dan daun pisang. Sedangkan karya Puji Rahayu , yang berjudul “Nun” tampak sederhana tapi tampil kuat, memanfaatkan limbah karton wadah telur dan pewarnaan acrylic membentuk perahu berukuran cukup besar, 100x150cm. Karya Yoocey Tutkey, “Perempuan di Rimba”, memanfaatkan limbah kertas, karton/kardus dan kalender bekas diwarnai dengan cat akrilik. Vidya Sukma Nurhandayani, dengan karya “Persona”nya, memvisualisasikan wujud topeng, dibuat dari kertas daur ulang dan pewarnaan cat akrilik. Ada juga beberapa perupa memanfaatkan karakter kertas tissue yang rapuh tetapi bisa tampil menjadi kuat sebagai media seperti karya Dewi Ulantina, komposisi warna dibentuk dari Kolase tissue paper yang diwarna dengan cat air. Jenar Sukaningsih, “Ros 2”, keindahan, ilustrasi floral, dengan media cat air, pada kertas tissue tampil unik. Insanul Qisti Barriyah relief
kolase kertas dan material alami yang dibuat secara manual menjadi tampilan yang unik. Ika Ismurdiyahwati , “Bayangan”, gambaran wajah dibuat dengan cara mix media kertas, benang, logam dll. Menik Retnadi, Hope of Mother Nature, karya yang dibuat Mix media lukisan cat air & sulaman tangan sebagai aksen yang unik tumpukan kolase diatas kertas daur ulang. Fenny Rochbeind, Mask and Paper Bag, teknik Kolase terlihat seperti dari limbah paper bag yang diwarnai dengan blok/opaque cat Akrilik. Karya Ni Wayan Penawati, “Sweet”, berupa bulatan gulungan-gulungan kertas diwarnai gradasi putik ke warna pink, dalam bentuk melingkar kontras diatas board kayu berwarna hitam. Ike Ratnawati, “Yang terpinggirkan”, komposisi kolase kertas dan benda-benda temuan yang diterapkan pada bidang yang diwarna dengan cat tembok. Toyibah Kusumawati, menampilkan karya yang dibentuk dari limbah kertas yg diwarna Berti Alia Bahaduri, Senandung segara, mix media kolase, cat air. Diyah Vardani gambaran komposisi beragam bunga tersusun dari beragam limbah kemasan makanan, benda-benda keseharian dengan menggunakan lem. Atridia Wilastrina, ilustrasi dengan gaya dekoratif dengan teknik dan material Mix Media Fitri Gurnitasari, Smilling Flower, mix media, kolase kertas. Sri Supriyatini memunculkan figur perempuan teknik kolase limbah beragam kertas membentuk figur perempuan. Karya Belinda Sukapura Dewi, berjudul “Latoha”, tumpukan dan olahan seperti kertas daur ulang menjadi tekstur yang unik muncul pada permukaan kanvas. S. Ken Atik, memberi judul karyanya “Metaverse”, berupa komposisi potongan kertas warna dan karton, beragam warna menjadi komposisi abstrak, seperti juga karya Ira Adriati, “Perahu Indung”, terlihat terinspirasi dari motif geometris dekoratif toraja dan Batik, dibuat dengan teknik kolase dan lipat kertas. Satu-satunya perupa perempuan yang memakai teknik fotografi, kemudian dibuat menjadi rupa tiga dimensional dengan cara memotong dan melipat karya Luki Lutvia, dan juga satu-satunya yang menampilkan Video Art adalah Ariesa Pandanwangi karya yang dibentuk berupa lembaran kertas kemudian diinstal membentuk tirai bermotif bunga tampil bergerak dan puitis. Sejumlah perupa perempuan juga ada yang menggunakan teknik dan media konvensional, diantaranya adalah Francisca CS, memberi judul karyanya “Merekah bunga”, sangat dipengaruhi oleh china painting, menggunakan tinta cina pada kertas berukuran besar yang terbagi menjadi tiga bagian, 280x230cm, sedangkan Farida Wahyu memakai cat air pada kertas, mengolah bentuk figur manusia dan binatang. Karya Ika AIK KM, berjudul “Terpasung” memperlihatkan kepiawaiannya menggunakan media ballpoint pada kertas dengan teknik Drawing dan arsir. Dieni Nuraini, karyanya yang berjudul “Leaf”, tampil sederhana dengan kekuatan teknik menggambar pensil warna di atas kertas. Sifa Anindia, dengan karyanya yang berjudul “Pengrajin Wayang” dibuat dengan media cat air pada kertas, memperlihatkan penguasaan teknik yang cukup baik. Mia Syarief membuat lukisan figur perempuan dengan media cat air, Budiyatmi melukis Krisan Kertas dengan media akrilik pada kertas, Sri Rahayu melukis dengan gaya dekoratif pada kain dengan teknik batik painting dengan judul “Pesona Keluarga Ayam”, Ni Luh Gde Widiani membuat figur wanita dan tokoh mitologi Jatayu dengan
teknik drawing yang apik dan presisi memunculkan kekuatan warna hitam putih melalui media tinta hitam, Vonny Indah, dengan karya yang naratif dan puitis “Walking Time”, “Tea time”, “Playing in the garden”, “let's swing”, juga menjadi menonjol karena berukuran mini, menggunakan media cat air dan drawing mix media ballpoint pada kertas. Karya Siti Sartika, “Matahariku”, mengolah figur manusia dengan kekuatan teknik arsir pada media kertas berwarna hitam putih saja. Aulia Azahrah, “Simfoni Seorang Dara”, perupa yang melukis dengan media akrilik pada kertas. Alliya Rahma Heriadi membuat karya “Wanita Nusantara”, mempergunakan pensil dan ballpoin pada kertas, membentuk figur wanita. Karya Shopia Himatul Alya, “ Satukan Cahaya”, karya dengan gaya realis simbolik menunjukan kerkuatan mix media pensil warna dan pastel di atas kertas. Sedangkan ”Padung-padung mejile 2”, karya Ariani Rachman juga memperlihatkan keunikan teknik Mix Media pada limbah kertas koran. Le Lie Yung, “in Modestly, akrilik pada canvas. Karya Zeta Ranniry , “Take a Break”, teknik gambar dengan media pinsil warna pada kertas. Karya yang menggambarkan angsa dan unggas lainnya dibuat dengan sulam benang terlihat diwarnai pewarna kain pada permukaan karton ciptaan Sukrillah dengan kecermatan dan tampil apik. Lesh Dewika, dengan karyanya “Eccedentesiast”, menampilkan wajah perempuan dan bunga, komposisi cut paper art yang diwarna dengan cat air pada kertas. Karya-karya lain dalam pameran yang sangat beragam ini didominasi teknik kolase, alternatif mix media, juga kekuatan teknik konvensional yang dikuasai oleh perempuan perupa dengan sangat baik, meskipun terasa agak monoton, bila tidak ada karya perupa Daryagitha Rizal, berjudul “Breeze”, yang dibuat dengan teknik Cetak Grafis konvensional linocut, kekuatan warna hitam putih terlihat menjadi sangat atraktif, karena keberbedaannya yang memperlihatkan karakter dinamis torehan alat cukil pada bahan linolium yang sangat khas ketika dicetakan pada permukaan kertas. Karya lain yang cukup menarik perhatian adalah karya Savitri, berupa lampu duduk yang dihiasi lapisan lembaran kertas bermotif flora, yang diterakan dengan teknik Ecoprint. Kemudian diaplikasikan pada lampu duduk, menjadi karya kriya yang sangat unik dan sangat apik. Sebenarnya ada dua karya yang memiliki kesamaan tetapi juga menyiratkan kehidupan paradoks, antara masa lalu, masa kini dan masa depan, bila dilihat dari wujud 3Dimensi dan dari pilihan medium, warna juga judul karya. Kedua karya ini menjadi sangat menonjol dan menarik untuk diperbincangkan. Keduanya sama-sama menampilkan maneqin sebagai “obyek yang didandani” secara berbeda dengan kostum yang unik dan tampil sebagai karya kontemporer. Karya ciptaan Lilis Nuryati, berjudul “Bebegig cantik”, maneqin itu memakai kostum dari olahan mix media limbah kertas koran dipadupadankan dengan kain motif hasil ecoprint. Karya lainnya adalah karya Tiarma Dame Ruth Sirait salah seorang perupa perempuan Indonesia yang sudah cukup dikenal di Asia Tenggara. Karyanya berjudul “Pink to Punk Couple”, maneqin yang diberi kostum dari limbah kartu telepon dan kertas daur ulang dilapisi kostum kertas refleksi, terlihat seperti lembaran logam dan ring logam sebagai pengikat medium lainnya, menjadi seperti patung maneqin dengan kostum fashion yang selain ironi juga memberi pesan futuristik.
Dari pengamatan yang sangat terbatas melalui tayangan di layar komputer, tentunya tidak mudah untuk bisa membaca dan menarasikan unsur-unsur rupa serta value estetis ciptaan perupa perempuan dalam pameran ini secara rinci. Karya karya memperlihatkan kecenderungan fitrah wanita yang bergaya naratif, bercerita tentang dirinya. Karya naratif yang menunjukkan keterbacaan teks dalam wujud visual yang kadang bisa langsung dipahami alur narasinya, akan tetapi seringkali juga bermakna ganda atau jamak. Representasi seni memang sangat khas karena bisa mewakili menarasikan realitas yang tidak bisa dinarasikan melalui kata- kata. Visualisasi karya-karya perupa perempuan peserta “Pameran Perempuan Perupa di Bumi Kertas Nusantara 2022”, bisa juga merupakan juga gambaran bhineka tunggal ika yang tampil harmoni, menyampaikan pesan kedamaian dan kebersamaan. Indah dan tetap sebagai narasi perempuan yang mengharu biru kadang juga bisa membahagiakan penglihatan. (Nuning Y. Damayanti, 21 Juni 2022).
Pengantar Kuratorial Oleh: Arleti M. Apin Manusia sebagai makhluk sosial tak terpisahkan dari hubungan dengan sesamanya,. Kelompok manusia kemudian melakukan aktifitas yang saling melibatkan. Keterkaitan ini pasti mendatangkan banyak hal fisikal dan emosional . Kelompok manusia senantiasa berinteraksi satu dengan yang lain karena kebutuhan di kegiatan yang dilakukan. Saling mengisi, saling membantu hingga hal yang negatif senantiasa melibatkan kehadiran manusia lain. Sebagian besar perupa memilih untuk mengolah objek manusia dalam karyanya, terlepas dari penggabungan objek manusia dengan objek lain pemandangan atau pun dengan aktifitasnya. Apakah itu bagian dari tubuh manusia, misalnya menggambarkan mata atau bibir sebagai bagian dari wajah. Tangan dan jemari mewakili tubuh maupun dalam keutuhannya. Manusia juga ditampilkan sebagai objek dalam ungkapan kegiatan; bekerja bermain, menari, bahkan dalam kondisi emosi mulai dari ekspresi tawa, galau,sedih, hingga serius. Selain itu beberapa perupa menyuguhkan manusia melalui ungkapan lain, bagian torso diwakili lewat art wear,atau menggambarkan bagian wajah dengan wujud topeng. Menceritakan manusia dengan lingkungan dan kegiatan merupakan refleksi hubungan erat diantaranya . Ini adalah suatu ungkapan tentang konsep diri, yaitu ketika seseorang memiliki persepsi berkaitan dengan manusia itu sendiri terlepas dari hubungan pribadi ataupun manusia lain di luar dirinya. Aspek gambaran diri yang meliputi; perasaan, keyakinan, nilai, dan pengalaman dengan lingkungan jelas sekali terlihat dalam pilihan dominan objek perupa dalam pameran ini. Selain objek manusia sejumlah perupa menyukai tema flora atau fauna dalam karya mereka. Objek ini seperti halnya tema manusia, ditampilkan dalam bagian kecil atau utuh, dalam gabungan benda lain ataupun dalam bentuk luas seperti pemandangan alam. Sedang sejumlah kecil perupa memilih objek bebas tanpa mengacu pada objek tertentu, murni melakukan eksplorasi garis, bentuk, tekstur dan warna sebagai media ungkapnya. Sepenuhnya menikmati permainan unsur- unsur dasar sebagai 'permainan' kreatif mereka tanpa keinginan terikat objek yang dikenali secara spesifik. Seperti tak terganggu untuk melakukan kegiatan berkesenian dikaitkan pada objek yang dikenali.
Pengantar Kuratorial Oleh: Citra Smara Dewi Menulis historiografi seni rupa Indonesia tak dapat dipisahkan dari dinamika seni rupa yang berkembang di seluruh pelosok bumi Nusantara. Sebagai negara kepulauan yang masyarakatnya mendiami daratan, pegunungan, dan pesisir pantai, menghantar Indonesia sebagai bangsa dengan kekuatan dan karakteristik seni budaya berbasis multikultur. Spirit multikultur ditandai dengan kekayaan suku-suku bangsa dengan adat istiadat, bahasa, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Semua ini merupakan deposit budaya (cultural capital) yang sangat besar yang membedakan bangsa kita dengan bangsa lain. Salah satu deposit budaya yang tak boleh diabaikan adalah karya-karya seni rupa yang diciptakan para perempuan perupa Nusantara. Potensi seni rupa Nusantara dapat dicermati pada pameran “Perempuan Perupa di Bumi Kertas Nusantara 2022”, Dalam Rupa, Gerak, Bunyi dan Cahaya yang menampilkan 75 karya dari 63 peserta. Pameran ini sangat menarik karena diikuti perempuan perupa dari berbagai wilayah Nusantara yaitu Jawa Barat, Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Timur, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Bali, Malang, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan , Kalimantan Barat, Pontianak dan Kalimantan Tengah. Keterwakilan perupa dari wilayah Jawa memang masih mendominasi diikuti wilayah lain diluar pulau Jawa dan Bali. Pulau Jawa memang memiliki sejarah Panjang. Menurut Benard Mekke dalam Nusantara Sejarah Indonesia, sebagian sejarah kepulauan Indonesia, walaupun tidak semuanya, adalah sejarah Jawa. Sumatera juga memiliki peran penting dalam sejarah, terutama bagian Timur dan Utara, sementara pedalaman Kalimantan dan Sulawesi dapat dibilang memiliki sejarah berbeda, karena hanya wilayah pantai yang terpengaruh Jawa dan Sumatera. Hal tersebut terkait dengan kondisi geografis tanah Jawa yang subur dengan curah hujan tidak terlalu besar dan tanah hasil erosi vulknaik. Peradaban Hindu dengan kedudukan raja Jawa yang paling kuat membuat Jawa sebagai pusat peradaban masa silam. Sejalan dengan perkembangan infrastruktur, teknologi dan komunukasi, perkembangan seni rupa luar pulau Jawa dan Bali mulai tumbuh, dengan kehadiran perupa-perupa potensial. Fenomena tersebut dapat dicermati pada pameran ini dimana keterlibatan perupa-perupa luar pulau Jawa dan Bali, menjadi kekuatan tersendiri pada pameran ini. Eksistensi perempuan perupa dalam ras seni rupa Nusantara memang masih terbilang rendah, misalnya pada kajian yang penulis lakukan melalui Kajian Pameran Seni Rupa Nusantara yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia era 2000-an hingga 2010-an, peran perupa perempuan tidak mencapai 5 % dari keseluruhan peserta pameran. Sehingga pameran “Perempuan Perupa di Bumi Kertas Nusantara 2022” menjadi sangat penting. Setidaknya terdapat dua hal yang penting menjadi catatan yaitu (1) Kebangkitan komunitas seni berbasis gender dengan keterlibatan perupa perempuan secara intens, (2) proses berkesenian dan aktivitas seni yang terbangun melalui semangat solidaritas berlandaskan nilai-nilai cultural oriented namun bukan profit oriented. Fenomena yang menarik ini sesungguhnya dapat dijadikan bahan kajian kedepan baik bagi seniman, akademisi maupun peneliti. Selamat berpameran!
Peserta Pameran Alliya Rahma Heriadi - Jawa Barat Maria Ruswita Dewi - Banten Ariani Rachman - Bogor Melati Yusuf - Kalimantan Selatan Ariesa Pandanwangi - Jawa Barat Menik Retnadi - Banten Arradya Rachmania - Banten Mia Syarief - Jawa Barat Atridia Wilastrina - Jakarta Ni Luh Gede Fridayani - Bali Aulia Azahrah – Kalimantan Tengah Ni Luh Gede Widiyani - Bali Belinda Sukapura Dewi - Bandung Ni Luh Nyoman Sri Rahayu - Bali Berti Alia Bahaduri - Jawa Barat Ni Made Kurniati Andika - Bali Budiyatmi - Sulawesi Utara Ni Wayan Penawati - Bali Christine Magdalena Mandalahi - Bandung Nina Fajariyah - Jakarta Utara Daryagitha Rizal - Jakarta Paulina Soesri Handajani - Jawa Timur Dewi Ulantina - Jawa Timur Puji Rahayu - Pontianak Dieni Nuraini - Jawa Barat Ratih Mahardika - Jakarta Timur Dina Lestari - Tangerang Banten Rosalia Ratih Darmawati - Bali Dyah Vardani - Kalimantan Tengah S. Ken Atik - Bandung Edya Asmara - DKI Jakarta Sari Dewi Kuncoroputri - Jawa Barat Farida Wahyu - Bandung Savitri - Jakarta Fenny Rochbeind - Jawa Timur Sekar Ayu Kuncoroputri - Bandung Barat Francisca CS - Jawa Barat Shopia Himatul Alya - Jawa Barat Hj. Fitri Gurnitasari - Tasikmalaya Sifa Anindia - Yogyakarta Ie Lie Yoeng - Bandung Siti Sartika - Bandung I.G.P.A Mirah Rahmawati - Bali Sri Rahayu Saptawati - Bandung Ika Kurnia Mulyati - Banten Sri Supriyatini - Bali Ika Ismurdiyahwati - Jawa Timur Sukrillah Ike Ratnawati - Malang Susy Irma Adisurya - DKI Jakarta Insanul Qisti Barriyah - Yogyakarta Tiarma Dame Ruth Sirait - Jawa Barat Ira Adriati - Jawa Barat Toyibah Kusumawati - Yogyakarta Jenar Sukaningsih - Bandung Vidya Sukma Nurhandayani - Jawa Barat Lesh Dewika - Bekasi Vonny Ratna Indah - Tangerang Lilis Nuryati - Jawa Barat Yooce Tutkey - Pontianak Luh Budiaprilliana - Bali Zeta Ranniry -Jawa Timur Luki Lutvia - Bandung
Karya - Karya
Wanita Nusantara Artist : Alliya Rahma Heriadi Ukuran : A4 Teknik : Pulpen Dan Pensil Di Atas Kertas Tahun : 2022 (Jawa Barat)
Nyai Pohaci Artist : Ariesa Pandanwangi Durasi : 2.37 menit Teknik : Video Art Tahun : 2022 (Jawa Barat)
Padung-padung mejile 2 Artist : Ariani Rachman Ukuran : 60 x 90 cm Teknik : Mix media on newspaper Tahun : 2022 (Bogor)
Merona Artist : Arradya Rachmania Ukuran : 21 × 15 cm Teknik : Cat Air diatas kertas Tahun : 2020 (Banten)
Siluet wanita Artist : Atridia Wilastrina Ukuran : 80 x 100 cm Teknik : Mix Media Tahun : 2022 (Jakarta)
Simfoni seorang Dara Artist : Aulia Azahrah Ukuran : 30 x 40 cm Teknik : Kertas dan cat akrilik Tahun : 2022 Kalimantan Tengah
Latohan Artist : Belinda Sukapura Dewi Ukuran : 30 x 60 cm Teknik : Paper on canvas Tahun : 2022 (Bandung)
Senandung Segara Artist : Berti Alia Bahaduri Ukuran : 45 x 45 cm Teknik : Mixed media (kolase dan ilustrasi cat air) Tahun : 2022 (Jawa Barat)
Krisan Kertas Artist : Budiyatmi Ukuran : 70 X 90 Cm Teknik : Acrilyc Mix Media Diatas Kanvas Tahun : 2022 (Sulawesi Utara)
Tugas Perempuan #1 Artist : Christine Magdalena Mandalahi Ukuran : 120 x 120 cm Teknik : Cat Minyak dan Cat Akrilik di atas Kanvas Tahun : 2022 (Bandung)
Breeze Artist : Daryagitha Rizal Ukuran : 20 x 30 cm Teknik : Linocut Tahun : 2022 (DKI Jakarta)
Pearls Artist : Dewi Ulantina Ukuran : A3 ( 30 x 40 cm ) Teknik : Kolase tissue paper Tahun : 2022 (Jawa Timur)
Leaf Artist : Dieni Nuraini Ukuran : 29x42cm/ A3 Teknik : Pensil warna di atas kertas Tahun : 2021 (Jawa Barat)
Bedhiyang Artist : Dina lestari Ukuran : 29,7 x 42 cm Teknik : Pastel on Paper Tahun : 2022 (Tangerang)
Joy Artist : Dyah Vardani Ukuran : 80 x 60 cm Teknik : Kolase (Kalimantan Tengah)
Kesadaran Artist : Edya Asmara Ukuran : 45 x 35 cm Teknik : Kertas dari pelepah pisang Tahun : 2022 (DKI Jakarta)
Senda Gurai dipagi hari Artist : Farida Wahyu Ukuran : 75 x 55 cm Teknik : Water Color on paper Tahun : 2021 (Bandung)
Penjual Sate Bali Artist : Farida Wahyu Ukuran : 36 x 55 cm Teknik : Water Color on paper Tahun : 2020 (Bandung)
Laris Manis Artist : Farida Wahyu Ukuran : 56 x 38 cm Teknik : Water Color on paper Tahun : 2019 (Bandung)
Mask and Paper Bag Artist : Fenny Rochbeind Ukuran : 50 x 70 cm Teknik : Cat Akrilik (blok/opaque) dan Teknik Menempel Tahun : 2022 (Jawa Timur)
Merekah Artist : Francisca CS Ukuran : 280 x 230 cm Teknik : Tinta Cina, Cat Air di atas Kertas Tahun : 2022 (Jawa Barat)
Smiling Flower Artist : Hj. FITRI GURNITASARI, S.Pd, M.Pd. Ukuran : 100 x 100 cm Teknik : Kolase & Mix Media Tahun : 2021 (Tasikmalaya)
In modestly (Lunar New Year) Artist : Ie Lie Yoeng Ukuran : 80 x 60 cm Teknik : Acrylic On Canvas Tahun : 2021 (Bandung)
Love To Death Artist : Ika Kurnia Mulyati Ukuran : 30x 40 cm Teknik : Drawing, Bolpoint On Paper Tahun : 2022 (Banten)
Lingkar Rupa Bali Artist : I.G.P.A Mirah Rahmawati Ukuran : 30 x 40 cm Teknik : Dekoratif Tahun : 2022 (Bali)
Bayangan Artist : Ika Ismurdiyahwati Ukuran : 50 x 50 cm Teknik : Mix Media Tahun : 2022 (Jawa Timur)
Yang Terpinggirkan 9 Artist : Ike Ratnawati Ukuran : 60 x 50 cm Teknik : Kertas di atas cat tembok Tahun : 2022 (Malang)
In Between Artist : Insanul Qisti Barriyah Ukuran : 155 x 55 cm Teknik : Kertas, kertas dan kertas dari bahan alami (relief) Tahun : 2022 (Yogyakarta)
Parahu Indung Artist : Ira Adriati Ukuran : 40 x 50 cm Teknik : Teknik kolase dan lipat Tahun : 2021 (Jawa Barat)
Ros 2 Artist : Jenar Sukaningsih Ukuran : 40 x 30 Cm Teknik : cat air di atas kertas tisu Tahun : 2020 (Bandung)
Keindahan Artist : Jenar Sukaningsih Ukuran : 40 x 30 Cm Teknik : Cat Air Di Atas Kertas Tisu Tahun : 2020 (Bandung)
Eccedentesiast Artist : Lesh Dewika Artist: Aulia Azahrah Ukuran Ukuran: 40x50 cm Teknik Teknik: Cat Akrilik di atas Kertas Tahun: 2022 (Palangka Raya, Kalimantan Tengah) : 40 x 50 cm : Cat Air (cut paper art) di atas kertas (Bekasi)
Eccedentesiast Artist : Lesh Dewika Ukuran : 40 x 50 cm Teknik : Cat Air (cut paper art) di atas kertas (Bekasi)
Bebegig cantik Artist : Lilis Nuryati (Garasi 10) Ukuran : Kertas koran diberi pewarna alami kemudian dipola Teknik ukuran sedang (lingkar badan 96cm,tinggi badan 79 cm, Tahun tanpa lengan ) : Membuat baju dengan menggunakan bahan kertas koran dan kain Cetak daun (ecoprint) : 2022 (Jawa Barat)
Beyond The Blooms Artist : Luh Budiaprilliana “Bunglon Aprillia” Ukuran : 29 x 42 cm Teknik : Cat Akrilik di atas Anyaman Print Foto Tahun di Kertas Linen : 2022 (Bali)
Portrait in Tesselation Artist : Luki Lutvia Ukuran : 75 x 55 Cm Teknik : Digital Photography dan Origami Tahun : 2020 (Bandung)
Artist : Luki Lutvia Ukuran : 75 x 55 Cm Teknik : Digital Photography dan Origami Tahun : 2020 (Bandung)
Artist : Luki Lutvia Ukuran : 75 x 55 Cm Teknik : Digital Photography dan Origami Tahun : 2020 (Bandung)
Nenek Moyangku Seorang Pelaut Artist : Maria Ruswita Dewi Ukuran : 30 x 42 cm Teknik : Ink on Paper Tahun : 2021 (Banten)
Search