Potensi dan Budaya Lokal KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul dengan judul “Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja”. Modul ini juga dilengkapi dengan materi belajar mengenai berbagai potensi dan budaya lokal masyarakat tanah toraja beserta latihan soal untuk menguji pemahaman siswa terkait dengan materi keanekaragaman hayati yang terdapat pada modul. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyelesain modul ini, terutama dosen pengampu mata kuliah kajian budaya dan potensi lokal, yang telah membimbing penyusun dalam pembuatan modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik. Yogyakarta, Desember 2022 Penulis Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 1 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal DAFTAR ISI Cover KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ 2 GLOSARIUM ...................................................................................................................................... 3 PETA KONSEP.................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 5 A. Identitas Modul ......................................................................................................................... 5 B. Kompetensi Dasar ..................................................................................................................... 5 C. Deskripsi Singkat Materi........................................................................................................... 5 D. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................................................... 6 E. Materi Pembelajaran ................................................................................................................. 7 Kegiatan Pembelajaran 1 ...................................................................................................................... 8 A. Tujuan Pembelajaran................................................................................................................. 8 B. Uraian Materi ............................................................................................................................ 8 1. Keanekaragaman Tingkat Gen dan Spesies........................................................................... 8 2. Tanaman Bambu Bagi Masyarakat Toraja ............................................................................ 9 3. Potensi Tanaman Bambu dalam Aktivitas Budaya/Adat Masyarakat Toraja ...................... 11 C. Rangkuman ............................................................................................................................. 13 D. Penugasan Mandiri.................................................................................................................. 13 E. Latihan Soal ............................................................................................................................ 13 F. Penilaian Diri .......................................................................................................................... 15 Kegiatan Pembelajaran 2 .................................................................................................................... 16 A. Tujuan Pembelajaran............................................................................................................... 16 B. Uraian Materi .......................................................................................................................... 16 1. Keragaman Jenis Bambu Di Indonesia................................................................................ 16 2. 6 Jenis Bambu Di Tanah Toraja .......................................................................................... 18 3. Peranan Tumbuhan Bambu Bagi Masyarakat Toraja .......................................................... 19 4. Ancaman Degredasi Kawasan Hutan Bambu...................................................................... 21 5. Upaya Penyelamatan Kawasan Hutan Bambu Di Tanah Toraja.......................................... 22 C. Rangkuman ............................................................................................................................ 22 D. Penugasan Mandiri.................................................................................................................. 23 E. Penilaian Diri .......................................................................................................................... 24 Daftar Pustaka..................................................................................................................................... 25 Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 2 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal GLOSARIUM Tongkonan : Ruah Adat masyarakat toraja Aluk Ma’lolo : Upacara Kelahiran Rambu solo : Upacara Kematian Passuling : Seseorang yang bermain suling bambu Pa’Bombang : Alat musik yang terbuat dari bambu Alang : Pondok atau hunian lumbung Lantang : Pondok yang digunakan menerima tamu Parring : Bambu Perling/Petung (Schizotachyum zollingeri Stend.) Ao’Malotong : Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea) Talang : Bambu Talang (Schizotachyum brachycladum Kurz.) Ao'maido : Bambu Ater (Gigantochloa utter Hassk.) Ao'mariri : Bambu kuning (Bambusa vulgaris Schrad.) Bulo : Jenis bambu kecil. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 3 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal PETA KONSEP Peta konsep di bawah ini merupakan bahasan dalam modul ini. Pelajari dan pahami agar kamu mempunyai gambaran sebelum membaca uraian kegiatan materi tentang “Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja”. Keanekaragaman Hayati di Kawasan tanah toraja Budaya dan Adat Petensi lokal dan Keragaman jenis Tanah Toraja Keragaman Jenis bambu bambu di indonesia Ancaman Degredasi kawasan hutan bambu Peranan tanaman bambu bagi masyarakat toraja Gambar 1 Skema Peta Konsep Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 4 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal PENDAHULUAN A. Identitas Modul : Biologi Mata Pelajaran :X Kelas : 6 x 45 menit Alokasi Waktu : Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Judul Modul Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja B. Kompetensi Dasar 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia beserta ancaman dan pelestariannya beserta ancaman dan pelestariannya. 4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai tingkat keanekaragaman hayati di Indonesia dan usulan upaya pelestariannya. C. Deskripsi Singkat Materi Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis, dan ekosistem merupakan dasar kehidupan di bumi. Keanekaragaman tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Tidak hanya itu keanekaragaman hayati juga dapat berbeda- beda tergantung letak di wilaya atau daerah di mana ditemukannya beberapa potensi sumber daya alam tersebut yang tersebar hampir merata di seluru pulau-pulau di Indonesia. Keanekaragaman hayati tersebar di seluruh permukaan bumi mewarnai 5 keberagaman mahluk hidup dan memberi manfaat terutama kepada kehidupan manusia. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Keanekaragaman hayati sangat diperlukan untuk kelestarian hidup organisme dan berlangsungnya daur materi (aliran energi). Namun demikian, kualitas dan kuantitas keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat menurun atau bahkan dapat menghilang. Keanekaragaman hayati dapat dijaga kelestariannya serta dapat dipulihkan kembali. D. Petunjuk Penggunaan Modul Supaya anda berhasil mencapai kompetensi maka ikuti petunjuk langkah- langkah yang harus anda lakukan selama mempelajari modul ini : 1. Baca dan pahami kompetensi yang akan dipelajari dalam modul ini, cermati 6 pula tujuan pembelajaran dari masing-masing kegiatan belajar. 2. Baca dan pahami materi yang ada dalam modul ini dengan baik, jika menemukan kesulitan, Anda dapat mendiskusikannya dengan teman-teman, dan apabila belum terpecahkan, sebaiknya tanyakan kepada guru. 3. Jika modul ini dirasa belum cukup memberikan informasi, carilah referensi yang menunjang Anda dalam menyelesaikan kegiatan belajar dan tugas. 4. Modul ini dilengkapi dengan glosarium, jadi apabila dalam mempelajari modul menemukan beberapa kata sulit, Anda dapat mencari makna kata tersebut dalam glosarium. 5. Rangkuman materi akan mempermudah Anda untuk menemukan poin penting materi dan menyimpulkan materi dalam setiap kegiatan belajar. 6. Kerjakan secara mandiri soal latihan dalam setiap kegiatan belajar dan soal tes penilaian akhir guna evaluasi keberhasilan belajar Anda. 7. Periksalah hasil kegiatan belajar, tugas, dan latihan soal Anda dengan kunci jawaban dalam modul ini. Apabila hasil pekerjaan Anda belum benar, maka pelajari kembali materi yang berkaitan dengan hal tersebut dan perbaiki kesalahan Anda. Khusus untuk jawaban soal latihan dan tes penilaian akhir, Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal perhatikan umpan balik di setiap akhir kegiatan dalam modul ini. Apabila hasil soal evaluasi mencapai 80% benar maka Anda dapat melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya. 8. Untuk keberhasilan belajar Anda, dalam mempelajari modul ini, urutan kegiatan harus diikuti dengan benar. E. Materi Pembelajaran Modul ini terbagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian materi, penugasan, soal latihan dan soal evaluasi. Pertama : Kearifan Lokal Masyarakat Tanah Toraja Terhadap Penggunaan Bambu Dalam Kehidupan Sehari-Hari Kedua : Keanekaragaman Jenis Bambu Di Tanah Toraja Dan Ancaman Degredasi Habitatnya Di Tanah Toraja. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 7 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Kegiatan Pembelajaran 1 “Kearifan Lokal Masyarakat Tanah Toraja Terhadap Penggunaan Bambu Dalam Kehidupan Sehari-Hari” A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta Didik Mampu Menjelaskan Dan Menganalisis Pemanfaatan Tanaman Bambu Bagi Masyarakat Tanah Toraja Melalui Sumber Referensi/Video/Gambar Dengan Baik 2. Peserta Didik Mampu Menjelaskan Contoh-Contoh Pemanfatan Potensi Lokal Tanaman Bambu Bagi Masyarakat Melalui Gambar Dengan Baik APERSEPSI Perhatikan Gambar foto berikut, variasi apa saja yang bisa 8 kalian temukan?? B. Uraian Materi 1. Keanekaragaman Tingkat Gen dan Spesies Keanekaragaman gen adalah keanekargaman individu dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga berpengaruh pada genotip (sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal gen pada individu-individu sejenis. Gen-gen tersebut mengekspresikan berbagai variasi dari satu jenis makhluk hidup, seperti tampilan pada warna mahkota bunga, ukuran daun, tinggi pohon, dan sebagainya. Variasi dalam spesies ini disebut varietas. Setiap individu tersusun atas banyak gen, bila terjadi perkawinan atau persilangan antar individu yang karakternya berbeda akan menghasilkan keturunan yang semakin banak variasinya. Hal ini terjadi karena pada saat persilangan akan terjadi penggabungan gen-gen dari masing-masing individu melalui sel kelamin. Hal inilah yang menyebabkan keanekaragaman gen semakin tinggi. Perhatikan gambar tanaman mawar di atas dengan warna merah, putih dan kuning. Gambar 2 Variasi Gen Pada Mawar Tanaman mawar ini merupakan contoh keanekaragaman gen. Tanaman mawar yang beraneka warna memiliki keanakeragaman tingkat gen dalam warna bunga. Contoh lain adalah warna kulit manusia yang beraneka ragam sesuai dengan sebaran mereka tinggal. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada mahluk hidup antar jenis. Perbedaan antar jenis pada mahluk hidup yang termasuk pada satu keluarga (family) lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan individu dalam satu spesies. Keanekaragaman spesies adalah seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar spesies. Misalnya, di halaman rumah dapat dijumpai rumput, pohon mangga, bunga melati, burung pipit, semut, dan kodok. 2. Tanaman Bambu Bagi Masyarakat Toraja Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas pada batangnya. Bambu memiliki banyak jenis. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, pring dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 9 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia yang ditentukan oleh kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3– 12 cm per hari. Beberapa dari spesies bambu dapat tumbuh hingga tingginya melebihi 30 m Gambar 3 Tumbuhan Bambu dan diameter batang mencapai 30 cm. Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian beberapa sentimeter saja. Bambu tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rhizomanya dengan cara menyusur di bawah tanah. Penyebaran akar rhizoma sangatlah mudah, hal ini juga sangat ditentukan oleh jenis tanah dan iklim setempat. Dengan persebaran yang sangat mudah, maka tunas muda akan tumbuh dimana-mana, bahkan apabila tidak dikendalikan tanaman bambu akan dapat berpotensi menjadi tanaman invasif. Berikut adalah klasifikasi tanaman bambu : Kingdom : Plantae Ordo : Poales Famili : Poaceae Subfamili : Bambusoideae Superbangsa : Bambusodae Bangsa : Bambuseae Bagi masyarakat toraja tanaman bambu sangat erat penggunaannya dalam kehudupan sehari-hari dan kerap kali digunakan dalam berbagai perayaan ada masyarakat toraja. Umumnya masyarakat Toraja mengenal 6 jenis bambu yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu pattung (Dendrocalamus asper), parring (Schizotachyum zollingeri Stend.), talang (Schizotachyum brachycladum Kurz.), ao'maido (Gigantochloa utter Hassk.), ao'mariri (Bambusa vulgaris Schrad.) dan bulo (jenis bambu kecil). Bambu umumnya digunakan Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 10 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal sebagai bahan bangunan sederhana, bahan bakar, tempat masak, pemanpung air, alat musik dan hiasan (Sallata, 1998). Ke ena6 jenis bambu inilah yang kerap kali menjadi salah satu bagian dalam berbagai kegiatan keseharian masyarakat toraja. 3. Potensi Tanaman Bambu dalam Aktivitas Budaya/Adat Masyarakat Toraja a) Upacara Kelahiran (Aluk Ma’lolo) Dalam upacara Aluk Ma’lolo, tali pusar dari bayi yang baru lahir dikubur di bawah tangga rumah yang letaknya di sebelah timur. Pada penguburan tersebut lalu dipanjatkan doa agar saat tumbuh dewasa bisa menjadi orang yang bijaksana. b) Upacara adat Kematian (Rambu Solo) Rambu Solo adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi dan dilakukan pada tengah hari. Tujuan diadakannya upacara rambu solo adalah untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam Gambar 4 Aktivitas Adat Masyarakat Toraja roh,yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. c) Budaya Artefak (Rumah adat Tongkonan) Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya dilakukan dengan bantuan keluarga besar. Ada tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah Gambar 5 Rumah Adat Masyarakat Toraja Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 11 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat \"pemerintahan\". Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki wewenang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu. d) Budaya Artefak (Alang) Alang merupakan tempat penyimpanan padi, didaerah lain sering disebut lumbung. Didirikan dengan tiang yang agak tinggi untuk menghindari gangguan binatang dan serangga yang dapat merusak keranjang padi. Padi merupakan makanan utama yang diyakini memiliki roh sehingga memerlukan pemeliharaan yang khusus, demikian pula dengan tempat penyimpanannya. Gambar 6 Lantang Bambu dalam Acara Adat Kematian (Rambu Solo') Perkembangan fungsi Alang cukup beragam, yaitu tahap Alang Palipu dan Alang Lemba yaitu fungsi Alang untuk tempat menyimpan padi, kemudian Alang Palimbung yang difungsikan sebagai tempat menerima tamu dan Alang Pollo ‘Seba yang juga digunakan sebagai tempat pertemuan dan musyawarah e) Musik Tradisional (Passuling) Passuling adalah suling tradisional toraja yang digunakan untuk semua lagu- lagu hiburan dan duka. Suling ini dimainkan oleh laki-laki untuk mengiringi lantunan lagu duka dalam menyambut keluarga maupun kerabat yang menyatakan duka citanya. Passuling bisa juga dimainkan diluar acara kedukaan, bahkan boleh dimainkan untuk menghibur diri dalam keluarga di pedesaan sambil menunggu padi menguning. Alat musik yang digunakan berupa bambu kuning yang berukuran kecil. f) Pa’pombang Inilah musik bambu yang pagelarannya merupakan satu simponi orkestra. Dimainkan oleh banyak orang biasanya muridmurid sekolah di bawah pimpinan seorang dirigen. Musik bambu jenis ini sering diperlombakan pada perayaan bersejarah seperti hari peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Peringatan Hari Jadi Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 12 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal tana Toraja. Lagu yang dimainkan bisa lagu-lagu nasional, lagulagu daerah Tana Toraja, lagu-lagu gerejawi, dan lagu-lagu daerah di seluruh Indonesia. g) Pa'tulali' Bambu kecil yang halus, dimainkan sehingga menimbulkan bunyi/suara yang lumayan untuk menjadi hiburan. C. Rangkuman 1. Keanekaragaman hayati disebut juga biodiversitas , meliputi keseluruhan berbagai variasi yang terdapat pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman ini terjadi karena adanya pengaruh faktor genetik dan faktor lingkungan yang memengaruhi fenotip . 2. Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia yang ditentukan oleh kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Beberapa dari spesies bambu dapat tumbuh hingga tingginya melebihi 30 m dan diameter batang mencapai 30 cm. Bambu tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rhizomanya dengan cara menyusur di bawah tanah. Penyebaran akar rhizoma sangatlah mudah, hal ini juga sangat ditentukan oleh jenis tanah dan iklim setempat. 3. Aktivitas Masyarakat Toraja dalam kegiatan sehari-hari melibatkan tumbuhan bambu yaitu aktivitas adat (kelahiran dan kematian), aktivitas membuat alat musik, rumah adat, Alang, dll. D. Penugasan Mandiri Buatlah kliping yang berisi artikel dan gambar tentang flora dan fauna yang ada di daerah Oriental dan daerah- daerah Indonesia bagian timur. Pisahkan flora dan fauna yang termasuk di antara dua daerah tersebut. Kemudian, berilah pembahasan pada tiap-tiap artikel. Kerjakan secara berkelompok. Kumpulkan kliping dan hasil pembahasan kalian! E. Latihan Soal 1. Mengapa Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang termasuk dalam golongan tertinggi di dunia? Jawab: 2. Apakah yang dimaksud dengan keragaman gen dan spesies? 13 Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Jawab: 3. Jelaskan dengan singkat mengapa tanaman bambu sangat berhubungan erat dengan aktivitas tanaman bambu! Dan 3 contohnya? Jawab: Pedoman Pengskoran Skoring Pertanyaan 43 2 5 Cukup Kurang Tidak mampu menjelaskan 1 Menjelasakan menjelaskan menjelaskan keanekaragaman dengan lengkap hayati Indonesia keanekaragaman keanekaragaman keanekaragaman mempunyai yang hayati Indonesia termasuk dalam mempunyai yang hayati Indonesia hayati Indonesia golongan termasuk dalam tertinggi di dunia golongan mempunyai yang mempunyai yang tertinggi di dunia termasuk dalam termasuk dalam golongan golongan tertinggi di dunia tertinggi di dunia 2 Menjelaskan Menjelaskan Cukup Kurang dengan lengkap dengan lengkap menjelaskan menjelaskan keragaman gen salah satu dari dengan lengkap dengan lengkap dan spesies keragaman gen keragaman gen keragaman gen dan spesies dan spesies dan spesies 3 Menjelasakan Menjelasakan Cukup Kurang dengan lengkap dengan lengkap menjelasakan enjelasakan dan hubungan hubungan hubungan memberikan tanaman bambu tanaman bambu tanaman bambu contoh dangan dangan dangan hubungan bambu masyarakat masyarakat masyarakat dan masyarakat toraja beserta 3 toraja beserta 2 toraja beserta 1 toraja contohnya contohnya contohnya Konversi tingkat penguasaan: 14 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal < 70% = kurang x 100 % Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai F. Penilaian Diri Lakukan penilaian diri untuk mengetahui seberapa jauh Anda memahami materi pada kegiatan pembelajaran 1. Berilah tanda centang ( ) pada kolom jika sesuai atau tidak sesuai dengan yang dirasakan. No. Deskripsi Kompetensi Hasil Penilaian diri YA TIDAK 1 Apakah Anda dapat menjelaskan pengertian keanekaragaman hayati! Dan mampu membedakan keanekaragaman gen. Spesies, dan ekosistem? 2 Apakah Anda mampu menjelaskan aktivitas masyarakat Toraja yang melibatkan tumbuhan bambu? 3 Apakah Anda mampu mendeskripsikan secara singkat mengenai tanaman bambu? Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas maka pelajari kembali modul kegiatan pembelajaran 1. “Jangan putus asa”. Jika menajwab “Ya” pada semua pertanyaan, maka lanjutkan ke kegiatan pembelajaran 2. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 15 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Kegiatan Pembelajaran 2 “Keanekaragaman Jenis Bambu Di Tanah Toraja Dan Ancaman Degredasi Habitatnya Di Tanah Toraja” A. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta Didik Mampu Menjelaskan Keragaman Jenis Bambu Di Tanah Toraja Melalui Gambar Dengan Baik 2. Peserta Didik Dapat Menjelaskan Alasan Ancaman Degredasi Lahan Hutan Bambu Di Tanah Toraja melalui telah artikel dengan baik APERSPSI Prosesi pembuatan rumah adat Perhatikanlah video berikut ini,, berdasarkan video singkat yang kalian saksikan apa sajakah jenis bambu yang digunakan dalam pembuatan rumah adat toraja tersebut?? B. Uraian Materi 16 1. Keragaman Jenis Bambu Di Indonesia Bambu di Indonesia pada habitat alam tumbuh secara berkelompok karena perkembangbiakannya melalui tunas. Menurut Husnil 2009 bambu adalah tanaman yang mampu menggunakan ruang tumbuh secara maksimal. Produktivitas biomasa Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal bambu per satuan luas lebih tinggi dibanding dengan sebagian besar jenis tanaman lainnya, sehingga banyak negara yang memilih bambu sebagai sumber energi baru yang terbarukan. Menurut Widnyana 2011, masyarakat Indonesia tidak terlepas dari bambu karena sifatnya yang ulet, lurus, rata, keras mudah diolah, mudah dibentuk dan dikerjakan serta ringan. Selain itu bambu relatif lebih murah, sehingga Keragaman Jenis Bambu banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan rumah, perabotan rumah tangga, alat angkut, kerajinan, produk-produk yang menggunakan teknologi tinggi seperti papan bambu laminasi, pulp dan kertas serta masih banyak lagi. Beberapa jenis spesies tanaman bambu yang terdapat di Indonesia a) Bambu Cendani (Bambusa multiplex) b) Bambu Apus (Gigantochloa apus) c) Bambu Andong (Gigantochloa verticillata / Gigantochloa pseudo arundinacea) d) Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) e) Bambu Talang (Schizostachyum brachycladum) f) Bambu Cangkoreh (Dinochloa scandens) g) Bambu Ater (Gigantochloa atter) h) Bambu Betung (Dendrocalamanus asper) i) Bambu Hitam (Gigantochloa atroviolacea) j) Bambu Tutul k) Bambu Perling (Schizostachyum zollingeri) l) Bambu Loleba (Bambusa atra) m) Bambu Batu (Dendrocalamus strictus) n) Bambu Tamiang (Schizostachyumb blumei) o) Bambu Belangke Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 17 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Gambar 7 Tabel Jenis-jenis Bambu 2. 6 Jenis Bambu Di Tanah Toraja Umumnya masyarakat Toraja mengenal 6 jenis bambu yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu pattung (Dendrocalamus asper), parring (Schizotachyum zollingeri Stend.), talang (Schizotachyum brachycladum Kurz.), ao'maido (Gigantochloa utter Hassk.), ao'mariri (Bambusa vulgaris Schrad.) dan bulo (jenis bambu kecil). Bambu umumnya digunakan sebagai bahan bangunan sederhana, bahan bakar, tempat masak, pemanpung air, alat musik dan hiasan. Gambar 8 6 Jenis bambu yang ditemukan di Toraja 18 a) Pattung (Dendrocalamus asper), Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal b) Parring (Schizotachyum zollingeri Stend.), c) Talang (Schizotachyum brachycladum Kurz.), d) Ao'maido (Gigantochloa utter Hassk.), e) Ao'mariri (Bambusa vulgaris Schrad.) f) Bulo (jenis bambu kecil). Gambar 9 Tabel Komparasi Morfologi tanaman bambu 19 3. Peranan Tumbuhan Bambu Bagi Masyarakat Toraja Tanaman bambu merupakan salah satu tanaman yang paling sering digunakan oleh masayarakat toraja dalam keseharian yang melibatkan kegiatan Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal adat. Tanaman bambu sebagain besar digunakan dalam pembuatan rumah adat (Rumah tongkonan) → kerangka rumah. Tanaman bambu juga digunakan sebagai alat arak-arakan dalam berbagai kegaiatan dalam upacara kematian masyarakat tanah toraja → Tandu Babi, Pembuatan lantang (pondok), Pembuatan Pak Piong (Makanan khas), Suke (alat minum tuak), dll Tanaman bambu yang paling sering digunakan oleh masyarakat toraja ada 6 jenis. Material bambu pada rumah tongkonan yaitu kombinasi dari jenis bambu betung dan jenis bambu gombong. Penggunaan jenis material bambu pada rumah tongkonan yaitu kombinasi dari jenis bambu betung dan jenis bambu gombong. Penamaan jenis material bambu pada tiap daerah tanaman dapat berbeda beda. Permasalahan yang umum terjadi adalah Gambar 10 Perakitan atap menggunakan Bambu kurangnya perhatian pemeliharaan dan perawatan pada pasca pemasangan material atap bambu sehingga pada waktu tertentu dapat mengakibatkan tumbuhnya tanaman liar pada permukaan atap bambu. Gambar 11 Tabel manfaat tanamn Bambu 20 Beberapa Manfaat tanaman bambu: a) Memperbaiki resapan air. b) Sebagai penghijau bekas lahan tambang. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal c) Tanaman penyerap Co2 (62%to/ha/tahun). d) Tanaman pelepas o2 hasil fotosintesis sebesar 35%. e) Tanaman pereda kebisingan. f) Tanaman yang mampu mereduksi pencemaran udara. g) Akar tanaman bambu digunakan sebagai filtrasi air. h) Bambu muda (rebung) digunakan sebagai bahan makanan. i) Daun bambu digunakan sebagai pembungkus makanan. j) Batang bambu dapat dijadikan bahan baku bangunan, tekstil, kerajinan tanggan, alat minum, alat musik, dan herbal. 4. Ancaman Degredasi Kawasan Hutan Bambu Rumah Tongkonan Toraja Utara di Sulawesi Selatan, yang berupa bangunan monumen maupun bangunan rakyat, menyimpan warisan budaya yang tak terkira nilainya. Bukan hanya dari segi perwujudan arsitekturalnya saja, namun juga dari segi kekayaan ilmu pengetahuan konstruksi bangunan. Ketangguhan Rumah tongkonan di Toraja Utara telah teruji oleh tantangan alam selama ratusan tahun. Upaya pelestarian telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui pemerintah daerah setempat, dengan diterbitkannya Undang-Undang RI No.11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang merupakan pembaharuan dari Undang- Undang RI No.5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Beberapa hasil penelusuran referesi mengenai kegiatan adat masyarakat toraya diperkirakan Menjumpai Ancaman Degradasi Akut Pelestarian Bambu di Toraja. Pelestarian bambu sangat penting, sebab sebagai salah satu Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), bambu memiliki banyak manfaat. Bambu memiliki serat kuat yang dapat mengimbangi kekuatan kayu dari hutan. Kegunaannya istimewa yakni dapat meredam suara maupun polusi lingkungan karena menyerap nitrogen dan Karbon dioksida (CO)2 dalam jumlah tinggi. Peneliti dari Litbang LHK Makassar, Ir. Merryana Kiding Allo, menyebutkan, bambu di Tana Toraja tetap eksis karena sudah menjadi budaya. Sayangnya, kata Merry, bambu sekarang yang ada itu merupakan warisan. Bukan hasil tanam generasi sekarang, sehingga di Toraja sebagian rumah Tongkonan secara perlahan itu kondisi bambunya sudah mulai tereduksi oleh massifnya penggunaannya. Sementara laju penggunaan tidak sesuai dengan laju Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 21 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal pertumbuhan setiap tahunnya. Tumpukan Hasil sampingan tanaman Bambu setelah pakai pesta adat bisa sampai berton-ton setiap tahunnya 5. Upaya Penyelamatan Kawasan Hutan Bambu Di Tanah Toraja Jenis bambu yang dominan yang tumbuh di kawasan wisata bambu Dusun To’Kumila Desa Tonga’ Riu yakni Bambu Betung (69%), kemudian Bambu Tallang (20% ) dan Bambu Parrin (10%). Potensi tegakan bambu dari seluruh 3 jenis relatif rendah yaitu sebanyak 2577 batang per ha (1416 batang bambu tua umur > 3 tahun, 779 batang bambu muda umur 1-2 tahun dan 382 permudaan umur < 1 tahun, dengan jumlah rumpun 68 rumpun per ha atau rata-rata sebanyak 38 batang per rumpun. Rata-rata bambu yang dipanen setiap tahunnya berkisar 5% dari total potensi bambu. Masyarakat Dusun To’Kumila telah memanfaatkan semua bagian pada tanaman bambu (rebung,batang dan daun) yang dijual maupun digunakan sendiri dalam bentuk masakan, wadah maakan, pembungkus makanan, kerajinan tangan, konstruksi bangunan dan kebudayaan. Selain itu, tanaman bambu juga memberikan fungsi dari aspek ekologi (pencegah erosi) dan aspek ekowisata. Potensi budidaya bambu diperoleh dengan cara membuat plot (petak ukur) yang berukuran 20 x 20 m dengan jumah petak ukur disesuaikan berdasarkan luas lahan yang dikelola oleh masyarakat. Masyarakat di beberapa kampung mulai sadar dan mencoba menanam Kembali tanaman bambu agar bisa digunakan Kembali dikemudian hari. Adanya desa konservasi tanaman bambu di salah satu desa ditanah toraja menjadi titik balik mengatasi permasalahan produksi. Serta adanya sistem pengelolahan (3R) Kembali bambu hasil. pakai acara adat C. Rangkuman 1. Keragaman jenis tanaman bambu yang sudah diidentifikasi terdiri atas 16 jenis tanaman 22 bambu yang telah tersebar diseluruh indonesia 2. Keragaman jenis tanaman bambu yang ditemukan di tanah toraja terdapat enam jenis tanaman 3. Peranan tumbuhan bambu bagi masyarakat toraja dijadikan sebagai bahan bangunan, kerajinan tangan, alat musik, pembungkus makanan, obat herbal, bahan makanan. 4. Penggunaan bambu dalam berbagai acara aktivitas adat masyarakat toraja kerap menghabiskan ber ton-ton Tumpukan Hasil sampingan tanaman Bambu setelah pakai pesta adat setiap tahunnya yang digunakan untuk membuat allang dan rumah adat pesta. 5. Masyarakat sudah berupaya membuat realokasi penanaman bambu secara mandiri dan terorganisir oleh pemerinta dibeberapa kawasan konservasi hutan bambu di tanah toraja Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal D. Penugasan Mandiri Telah Jurnal : “Menata Hutan Menjaga Tongkonan: Alternatif Upaya Pelestarian Budaya Toraja” Sumber:https://repositori.kemdikbud.go.id/346/1/Menata%20Hutan%20Menjaga%20Tongkonan%2C %20Alternatif%20Upaya%20Pelestarian%20Budaya%20Toraja.pdf Tujuan utama dari memperkuat eksistensi ja diri budaya Toraja di era global ini adalah agar masyarakat Toraja dapat tetap menujukkan kearifan jati dirinya tanpa terombang- ambing oleh nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan nurani dan pandangan hidupnya. Warisan fisik bangunan atau artefak masa lalu yang dapat dijadikan indikator produk peradaban masa lalu, yang sekaligus juga dapat menjaga spirit generasi kini dan generasi penerus harus dijaga dalam kawasan cagar budaya Toraja. Kawasan cagar budaya di Toraja diperlukan penetapannya untuk usaha preservasi peninggalan sejarah dan budaya warisan generasi pendahulu. Budaya sifatnya dialek sehingga secara dinamis tumbuh berkembang sesuai dengan interaksi antar etnis yang sangat didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi belakangan ini. Daya kemandirian beragam budaya Nusantara yang menunjukkan keunikan dan kearifan masing-masing budaya dengan nilai-nilai kearifan lokalnya sebagai ja diri masing-masing yang sesuai dengan karakter alam dan sosial ekonomi masyarakatnya perlu ditumbuhkembangkan dalam azas Bhineka Tunggal Ika. Relasi yang begitu kuat antara budaya Tongkonan dengan alam, termasuk di dalamnya hutan, dapat menjadi peluang untuk membangun konsep pelestarian budaya Tongkonan yang disinergikan dengan konsep pelestarian hutan. Upaya pelestarian hutan ditempuh dalam bentuk nyata menata hutan di Toraja yang melibatkan masyarakat adat Toraja. Dalam proses ini pemerintah harus berperan serta ak f sebagai fasilitator yang menjamin terlaksananya program pelestarian hutan yang berdampak nyata pada lestarianya budaya Tongkonan di Toraja. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 23 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Pertanyaan: Silahkan carilah mengapa cagar alam budaya hutan di tanah toraja, mengupayakan untuk melestrikan hutan alam yang melekat dengan aktivitas budaya masyarakat toraja? E. Penilaian Diri Lakukan penilaian diri untuk mengetahui seberapa jauh Anda memahami materi pada kegiatan pembelajaran 1. Berilah tanda centang ( ) pada kolom jika sesuai atau tidak sesuai dengan yang dirasakan. No. Deskripsi Kompetensi Hasil Penilaian diri YA TIDAK 1. Apakah anda sudah memahami keragaman jenis bambu di indonesia dan juga keragaman jenis bambu di toraja? 2. Apakah anda telah mampu memahami peranan tumbuhan bambu bagi masyarakat? 3. Apakah anda telah paham mengapa masyarakat toraja bergantung pada potensi tumbuhan bambu? 4. Apakah anda telah memahami beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat tanah toraja dalam melestarikan hutan bambu? 5. Apakah anda telah mampu menjelaskan beberapa ancaman mengenai degredasi hutan bambu akibat aktivitas budaya masyarakat toraja? Jika menjawab “Tidak” pada salah satu pertanyaan di atas maka pelajari kembali modul kegiatan pembelajaran 2. “Jangan putus asa”. Jika menajwab “Ya” pada semua pertanyaan, maka kamu telah menyelesai semua kegiatan modul dengan baik. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 24 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Potensi dan Budaya Lokal Daftar Pustaka Anita Mayasari Dan Ady Suryawan. 2012. The Diversity Of Bambu Types And Its Utilization In Alas Purwo National Park. Jurnal Info BPK Manado Volume 2 No 2, Desember 2012. Campbell, Neil A, & Reece, Jane B. 2008. Biologi Ed. 9. Jakarta: Erlangga. Deapati, Andi Karina : Ruang Dan Ritual Kematian, 2009, Universitas Indonesia. Dian Setyo Putro, Jumari Dan Murningsih. 2014. Species Diversity And Utility Of Bamboo At Lopait Village Semarang Regency Central Of Java. Jurnal Biologi, Volume 3 No 2, April 2014 Hal. 71-79 E-Book : Sekilas Keunggulan Tanaman Bambu. Pusat Pengendalian Pembangunan Ecoregion Kalimanatan. Faidah Rahmawati, Nurul Urifah, Ari Wijayati. 2020. Biologi Untuk SMA/MA Kelas X.Program MIPA. Jakarta .CV.Ricardo. Husnil, Y. A. 2009. Perlakuan Gelombang Mikro Dan Hidrolisis Enzimatik Pada Bambu Untuk Pembuatan Bioetanol. Fakultas Teknik UI. Departemen Teknik Kimia. Jakarta. Di Akses Di Link: Http://Eprints.Lib.Ui.Ac.Id/3718/1/122682- T%2025899- Perlakuan%20gelombang-Pendahuluan.Pdf Kurniawan. Anis. 2020. Ancaman Degredasi Pelestarian Bambu Toraja. Di Akses Https://Klikhijau.Com/Read/Pelestarian-Bambu/ Mayasari, A. Dan Faida, L.R.W. 2008 Interaksi Antara Taman Nasional Alas Purwo Dengan Masyarakat Sekitar Dalam Pemanfaatan Bambu. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Pabian. Caesar .2020. Potensi Dan Pemanfaatan Tanaman Bambu Di Kawasan Wisata Bambu Dusun To’kumila Desa Tonga’ Riu Kecamatan Sesean Suloara Kabupaten Toraja Utara / Caesar Yulieka Pabianan. Skripsi. Universitas Hasanuddin : Fak. Kehutanan, 2020. Rangga Wijaya Dan Putri Raudya. 2015. Makalah “Suku Toraja”. Laporan Harian Wawasan Budaya Nusantara, Program Studi Televisi Dan Film. Jurusan Seni Media Rekam. Institut Seni Indonesia (Isi). Rilatupa. James, Dkk. 2020. Pengembangan Daerah Pariwisata Melalui Pemanfaatan Upacara Adat Rambu Solo Kabupaten Toraja Utara. Jurnal Comunita Servizio. 3- ISSN:2656-67710 Vol.2 No.1 Tahun 2020 Hal 330-338. Said, Abdul Azis, Simbolisme Unsur Visual Rumah Tradisional Toraja Dan Perubahan Aplikasinya Pada Desain Modern (Yogyakarta: Ombak, 2004), Hlm 7. Potensial Lokal Pemanfaatan Tanaman Bambu dalam Pembuatan Rumah 25 Tongkonan dan Acara Adat Masyarakat Toraja
Search
Read the Text Version
- 1 - 26
Pages: