MODUL SUPLEMEN PPG PGSD KEGIATAN BELAJAR 1 BAHASA INDONESIA
MODUL SUPLEMEN PPG PGSD KEGIATAN BELAJAR 1 BAHASA INDONESIA Penulis: Esti Swastika Sari, M.Hum Seni Apriliya, M.Pd Penelaah: Dr. Hari Sunaryo, M.Si. Reni Nur Eriyani, M.Pd Agus Firdaus, M.Pd. Diana Indrawati, M.Pd. Copyright © 2020 Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 2
DAFTAR ISI A. Pendahuluan .................................................................................................................. 4 1. Deskripsi singkat ....................................................................................................... 4 2. Petunjuk belajar........................................................................................................ 4 B. Inti .................................................................................................................................. 5 1. Capaian Pembelajaran.............................................................................................. 5 2. Sub Capaian Pembelajaran ....................................................................................... 5 3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar) ...................................................... 6 C. Advanced material......................................................................................................... 8 1. Teks Nonfiksi............................................................................................................. 8 a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi .............................................................................. 8 b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya ..................... 10 c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya........................................................ 11 d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya.................................................... 28 e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice ........................................... 39 2. Teks Fiksi (Sastra anak) ........................................................................................... 40 a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak) ............................................................ 40 b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak ........................................................................... 42 c. Kreasi Sastra Anak ............................................................................................. 45 D. Telaah kasus................................................................................................................. 49 1. Mari kita lakukan hal berikut.................................................................................. 49 a. Kasus 1............................................................................................................... 49 b. Kasus 2............................................................................................................... 49 2. Bacalah teks berikut. .............................................................................................. 50 a. Kasus 1............................................................................................................... 50 b. Kasus 2............................................................................................................... 51 E. Penutup........................................................................................................................ 51 1. Rangkuman ............................................................................................................. 51 2. Tes formatif............................................................................................................. 53 3. Rujukan ................................................................................................................... 60 KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 3
A. Pendahuluan 1. Deskripsi singkat Pemahaman yang kuat terhadap urgensi ragam teks nonfiksi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak) serta internalisasinya merupakan prasyarat bagi terimplementasikannya keterampilan berbahasa di dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman tentang urgensi ragam teks dapat membantu peserta didik dalam menciptakan koneksi antara peserta didik dengan materi yang dipelajari. Pendidik akan lebih mudah mendapatkan perhatian dan fokus peserta didik karena mereka merasakan urgensi materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pada Kegiatan Belajar 1 (untuk selanjutnya ditulis dengan KB) ini kita akan mempelajari fungsi dan ragam teks nonfiksi serta menguasai fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak). Pada pokok bahasan fungsi ragam teks nonfiksi membahas urgensi fungsi dan ragam teks nonfiksi serta bagaimana memahami dan memproduksi ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya. Selanjutnya, pada pokok bahasan fungsi dan apresiasi sastra anak membahas urgensi fungsi dan apresiasi sastra anak, penerapan dan pengintegrasian hasil apresiasi terhadap ragam teks fiksi ke dalam kehidupan sehari-hari; serta menyusun karya sastra berdasarkan pemahaman terhadap fungsi dan hasil apresiasi terhadap sastra anak. 2. Petunjuk belajar Untuk membantu memahami KB 1, perlu diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini. a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam kegiatan belajar ini sampai Saudara memahami secara tuntas tentang apa dan untuk apa mempelajari kegiatan belajar ini! b. Ikutilah aktivitas pengalaman belajar dengan saksama! KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 4
c. Bacalah materi advanced material dengan cermat yang terdapat di dalam modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta diskusikanlah dengan teman sejawat dan instruktur! d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet! e. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif yang tersedia dalam kegiatan belajar ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara buat dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di akhir kegiatan belajar! f. Refleksikanlah apa yang telah dipelajari, apa yang telah dipahami dengan baik, bagaimana cara memperoleh pemahaman termasuk, termasuk hal-hal yang dianggap masih sulit! Hasil refleksi tersebut bisa didiskusikan dengan teman sejawat. B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Untuk lebih memperdalam materi Bahasa Indonesia di sekolah dasar, maka capaian pembelajaran dari KB 1 ini adalah: a. menguasai fungsi dan ragam teks nonfiksi, b. menguasai fungsi dan apresiasi sastra anak. 2. Sub Capaian Pembelajaran Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian pembelajaran berikut ini. a. Subcapaian pembelajaran fungsi dan kaidah kebahasaan ragam teks nonfiksi 1) menganalisis urgensi fungsi teks nonfiksi., 2) memahami dan memproduksi teks nonfiksi dan strategi pembelajarannya. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 5
b. Subcapaian pembelajaran fungsi dan apresiasi sastra anak 1) menganalisis urgensi fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak), 2) memahami dan mengkreasi teks fiksi (sastra anak). 3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar) a. Mengamati Peserta mengamati (membaca dan/atau menyimak) materi dan beragam fenomena atau peristiwa, dan teks baik fiksi maupun nonfiksi di lingkungan sekitar melalui beragam sumber belajar (misalnya dari media massa, baik elektronik maupun cetak, buku, atau jurnal). b. Menanya Peserta berdiskusi dan merumuskan beragam pertanyaan tentang urgensi, proses terjadinya atau pembentukannya, serta fungsi teks fiksi dan nonfiksi. c. Mengeksplorasi Peserta mengumpulkan informasi tentang urgensi, proses terjadi/pembentukan, serta fungsi teks fiksi dan nonfiksi. d. Menalar Peserta mengolah hasil informasi dan mencoba untuk menyampaikan urgensi dan fungsi teksfiksi dan nonfiksi serta memproduksi kedua teks tersebut. e. Mengomunikasikan Peserta menyampaikan hasil yang telah diproduksi secara lisan dan atau tulisan. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 6
PETA KONSEP Fungsi dan Apresiasi Sastra Anak (Teks Fiksi (urgensi, memahami, dan mengkreasi Sastra anak (Teks Fiksi) KB 1 Ragam KB 2 Struktur, KB 4 Apreasiasi teks dan Fungsi, dan dan Kreasi Sastra Anak satuan bahasa Kaidah pembentuk Kebahasaan teks Teks Fiksi Fungsi dan ragam teks nonfiksi (urgensi, memahami, dan memproduksi teks nonfiksi KB 3 Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 7
C. Advanced material Mari kita cermati kutipan teks berikut. Menagih Hak Pendidikan bagi Siswa Disabilitas (Adam Prawira) Rabu, 4 Desember 2019 - 16:20 WIB Memaknai Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember, Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan pemerintah untuk lebih serius memenuhi hak pendidikan bagi penyandang disabilitas. “Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, kita memahami ada 22 hak para penyandang disabilitas yang harus kita tegakkan bersama, di antaranya hak pendidikan. Sayangnya beberapa amanah peraturan turunan terkait pendidikan belum terealisasi sehingga menghambat pemenuhan hak pendidikan atas siswa penyandang disabilitas,” kata Ledia dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews, Rabu (4/12/2019). Menurut Ledia, di antara hak pendidikan para siswa penyandang disabilitas yang masih kerap terabaikan adalah persoalan deteksi dan intervensi dini pada peserta didik. (https://nasional.sindonews.com/read/1465293/15/menagih-hak-pendidikan-bagi- siswa-disabilitas-1575451177) Wacana di atas merupakan kutipan, dapatkah Saudara mendapatkan ‘sesuatu’? Jika iya, apakah itu? Lalu adakah hal lain yang Saudara bisa bayangkan setelah membacanya? Lalu mengapa muncul teks di atas? Apa yang melatarbelakanginya? Untuk memahami terkait kutipan teks di atas, bacalah materi berikut. 1. Teks Nonfiksi a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi Teks nonfiksi bertujuan menginformasikan, menginstruksikan, atau membujuk dengan memberikan fakta dan informasi. Teks KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 8
nonfiksi didasarkan pada fakta dan bukan fiksi (cerita atau puisi yang dibuat-buat). Teks nonfiksi terbagi atas berbagai jenis. Mulai dari artikel surat kabar hingga ulasan mengenai suatu hal. Teks-teks tersebut ditulis untuk berbagai tujuan dan ditujukan untuk banyak orang atau pembaca yang berbeda. Teks nonfiksi meliputi iklan, ulasan, surat, buku harian, artikel koran, selebaran informasi, dan artikel majalah. Ada juga tulisan perjalanan, otobiografi, atau esai yang mempertimbangkan sudut pandang tertentu. Tujuan utama mereka adalah untuk menghibur sambil menginformasikan tentang peristiwa atau informasi faktual. Teks nonfiksi sudah mulai diajarkan di jenjang pendidikan dasar dengan fokus pada membaca dan menulis (literasi dasar). Ada beberapa urgensi perlunya teks nonfiksi diajarkan mulai dari kelas awal, yaitu: 1) materi ajar tentang teks nonfiksi terdiri atas beragam informasi dari berbagai bidang studi, ada matematika, sains, ilmu sosial, seni musik, dan menulis (Pike & Mumper, 2004); 2) materi ajar teks nonfiksi merupakan materi yang biasanya diukur atau dinilai untuk tes membaca(Duke & Bennett-Armistead, 2003). Oleh karenanya siswa kelas awal menghabiskan lebih banyak waktu untuk memahami teks ini sebelum masuk ke kelas atas; 3) bahan bacaan nonfiksi termasuk struktur teks yang sangat berbeda dari teks naratif. Ini berarti bahwa anak-anak harus belajar membaca teks ekspositori (misalnya, teks yang menekankan sebab dan akibat) karena ini teks berbeda secara struktural dan organisasional dari teks naratif (Blachowicz & Ogle, 2001); KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 9
4) memungkinkan dan memberikan kesempatan pada anak-anak memiliki akses ke berbagai literasi pengalaman (Padgett, 2006); 5) Salah satu alasan mengapa membaca nonfiksi sangat penting adalah karena membantu siswa mengembangkan latar belakang pengetahuan mereka, yang dengan sendirinya menyumbang 33% dari variasi dalam prestasi siswa (Marzano, 2000). Setelah Saudara membaca materi tentang urgensi fungsi ragam teks nonfiksi, coba diskusikan mengapa ragam teks nonfiksi perlu diajarkan? (aktivitas mengumpulkan informasi) b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya Salah satu contoh metode pengajaran keaksaraan terintegrasi adalah pertanyaan yang berpusat pada siswa. Inkuiri adalah ide yang siswa aktif mengejar atau mendapatkan topik penelitian yang menarik (Pardales &Girod, 2006). Melalui inkuiri, siswa belajar membaca, menulis, menganalisis, mengkritik, dan membangun pengetahuan mereka tentang suatu topik (Jablon, 2006). Topik yang dipilih oleh siswa mencerminkan topik yang penting dan relevan dengan mereka. Guru mendukung siswa melalui proses penyelidikan untuk memberikan dukungan dan informasi yang lebih luas. Melalui penyelidikan, siswa secara aktif menemukan informasi. Sepanjang proses ini, siswa belajar membaca kritis untuk memperoleh informasi dengan tujuan dapat menjawab pertanyaan, juga untuk mengamati dan menganalisis informasi dari berbagai sumber bacaan. Inquiri based instruction adalah komponen penting dari instruksi untuk guru yang ingin mengajar siswa bagaimana membuat belajar lebih bermakna. Inquiri based instruction adalah pendekatan yang berpusat KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 10
pada siswa di mana guru membimbing siswa melalui beragam pertanyaan yang diajukan dan tahapan yang dirancang khusus. Selain inkuiri, mengintegrasikan pengalaman literasi nonfiksi ke dalam kurikulum kelas dasar, mempersiapkan siswa untuk memahami konsep yang kompleks, menganalisis data, dan berpikir secara logis (Goodman,Hood, & Goodman, 1991). Berikut contoh tahapan ketika siswa kelas awal belajar tentang katak, 1) siswa dapat memulai pelajaran dengan mencermati katak, 2) menulis hasil pengamatan tentang katak tersebut, 3) meneliti berbagai spesies katak di berbagai teks informasi lainnya, 4) siswa dapat mengumpulkan data dari yang lain teks informasi tentang katak, 5) menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk menulis tentang pengalaman belajar mereka. Tahapan di atas menjadi cara terintegrasinya kesempatan belajar yanng memungkinkan siswa untuk mempelajari materi nonfiksi dengan cara yang relevan dan inovatif. Saudara tentu telah memahami ragam teks nonfiksi. Jika Saudara ingin menanggapi beragamnya teks berita tentang “Virus Corona”, coba tuliskan dalam sebuah teks tanggapan dengan memperhatikan fungsi teks tanggapan dan bagaimana cara Saudara mengajarkannya? (aktivitas menalar) c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya Untuk memahami teks nonfiksi perlu diajarkan membaca nonfiksi. Setiap strategi yang diajarkan kepada siswa harus dimodelkan beberapa kali sebelum meminta siswa untuk KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 11
melakukannya sendiri. Ada beberapa strategi umum yang baik yag harus diketahui siswa tentang membaca teks nonfiksi, yaitu: 1) pratinjau teks, membaca judul, subpos, dan melihat grafik, 2) berpikir dan berdiskusi dengan siswa, 3) dalam kebanyakan kasus, baca teks nonfiksi lebih lambat daripada fiksi, 4) baca kembali teks bila perlu, 5) lihat kembali teks bila perlu, 6) ilustrasi dan gambar dalam nonfiksi sangat penting, dan mungkin mengandung informasi tidak termasuk dalam teks yang mendukung paparan teks. Selain itu, penting untuk membantu siswa mengidentifikasi format umum teks nonfiksi (urutan, sebab atau akibat, masalah atau solusi, bandingkan atau mengkontraskan, deskripsi, daftar). Salah satu strategi membaca teks nonfiksi adalah membaca nonfiksi secara mandiri yang dilakukan dengan cara membaca seksama, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan. Tujuannya adalah agar para siswa dapat belajar menganalisis teks untuk mengecek kebenaran ide penulis, menggunakan struktur dan fitur teks untuk mengidentifikasi ide serta informasi. Setelah ditekankan, strategi terus digunakan secara aktif sebagai \"kebiasaan\" belajar. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah: 1) tetapkan tujuan membaca, 2) pratinjau sebuah bagian, 3) sesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesulitan teks, 4) telusuri teks untuk mengidentifikasi pola visual utama, 5) ajukan pertanyaan pada diri sendiri saat Saudara membaca, 6) gunakan struktur teks untuk mencari informasi, KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 12
7) pindai teks untuk mencari informasi dengan cepat, 8) baca kembali untuk mengklarifikasi, 9) tentukan arti grafis dan mereka hubungan dengan isi teks, 10) klasifikasikan informasi yang terkait dengan suatu topik atau pertanyaan, 11) kembangkan citra mental dari maknanya, mungkin termasuk gambar dan grafik, 12) buat alur waktu atau urutan kejadian, evaluasi pentingnya kejadian dan sebab-akibat, 13) gunakan diagram sebab-akibat untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan, 14) identifikasi ide-ide penting, termasuk mengutip bukti untuk mendukung pilihan Saudara, 15) uraikan gagasan sentral dan gagasan pendukung, 16) buat diagram Venn untuk membandingkan atau kontras lalu meringkas, 17) identifikasi jenis pertanyaan dan respons yang sesuai, 18) ambil catatan dan tinjau untuk mengidentifikasi ide-ide penting informasi, 19) gambar dan dukung kesimpulan dengan bukti, 20) sintesiskan dalam berbagai format, 21) evaluasi kekuatan dukungan untuk ide atau posisi, 22) bandingkan dua teks pada topik yang sama untuk ditentukan perbedaan antara penekanan dan gaya penulis. Untuk membantu mengajarkan membaca teks nonfiksi, ada beragam lembar kerja yang dapat digunakan, misalnya untuk menganalisis struktur dan sudut pandang, mengajarkan makna penggunaan kata, juga dengan menggunakan beragam graphic organizer. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 13
( silakan akses di https://teacher.depaul.edu/html/Guide_Assess_Nonfiction.html ; https://www.education.com/). Menganalisis Struktur dan Sudut Pandang Struktur teks Bagaimana mengorganisasi teks - Urutan waktu - Membandingkan - Deskripsi - Sebab-akibat ________________________________________________________ _________________ Apa ide pokok yang digunakan? ________________________________________________________ _________________ Bagaimana struktur membantu penulis memperjelas idenya? ________________________________________________________ _________________ Sudut Pandang Bagaimana perasaan penulis tentang topik tersebut? ________________________________________________________ ___________ Mengapa kamu berpikir begitu? Apa saja contoh atau kata-kata yang menunjukkan bagaimana perasaan penulis tentang topik tersebut? ________________________________________________________ ___________ KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 14
Nama: _________________ Tanggal: __________________ Ukuran Binatang Laut Ada beragam hewan laut dengan ukuran berbeda di lautan. Paus adalah mamalia besar yang memiliki berat 182.000 kg. Hiu putih besar memiliki rahang dengan gigi pengganti yang tidak terbatas dan beratnya 320 kg. Ada juga seekor makhluk laut keci, yaitu singa laut dan beratnya bisa antara 0,5 – 1 kg. Petunjuk: Baca kolom Pertanyaan. Kemudian, temukan jawabannya di paragraf dan tulis kata-kata persis di kolom Informasi Teks yang Disalin. Terakhir, tulis ulang Informasi Teks yang Disalin untuk menjawab pertanyaan. Pertanyaan Kutipan dari Teks Jawaban Di mana hewan laut hidup? Apa itu paus? Apa yang jumlahnya tak berbatas pada ikan hiu? Seekor singa laut bisa memliki berat hingga berapa kilogram? Untuk memahami ragam teks nonfiksi ada beberapa skenario yang dapat dilakukan. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 15
1) Memahami Tipe Teks dengan Pembandingan Ada dua teks nonfiksi yang hampir mempunyai persamaan. Kedua teks tersebut sama-sama dibentuk oleh tiga bagian dengan istilah yang hampir serupa. Teks eksposisi terdiri atas pembukaan (tesis), argumen, dan simpulan (penegasan ulang). Adapun teks eksplanasi meliputi pernyataan umum, rincian proses, dan penafsiran. Berikut contoh dari kedua tipe teks tersebut. Contoh Teks I Contoh Teks II Pisang dan Manfaatnya Ebeg, Seni Tradisi di Banyumas Pisang adalah tumbuhan yang biasa tumbuh di sekitar Ebeg merupakan salah rumah. Pisang biasa diambil satu bentuk tarian rakyat yang buahnya hanya untuk dimakan. berkembang di daerah Buah pisang sangat baik untuk Banyumas. Jenis tarian Ebeg kesehatan karena mengandung terdapat juga di luar daerah vitamin (A, B, B6, C) mineral ( Banyumas khususnya di Jawa kalium, fosfor, magnesium, Tengah dan Jawa Timur. kalsium dan besi) serta Dengan nama yang berbeda karbohidrat. Selain buah, yaitu ada yang menyebut seluruh bagian dari tanaman Jarang Kepang, Kuda Lumping, pisang dari daun, bonggol, dan Jathilan. jantung, hati, bahkan hingga Ebeg dahulunya kulit pisang mempunyai merupakan tarian sakral yang manfaat untuk kesehatan. biasa diikutsertakan dalam Daun pisang dapat upacara keagamaan. Setiap digunakan masyarakat sebagai regu Ebeg terdiri dari dua alat membungkus makanan kelompok dengan dua orang atau bahkan tempe. Hal pemimpin. Ada dua warna tersebut tentu bukan tanpa kuda yang digunakan sebagai alasan, selain juga bermanfaat properti tari yaitu kuda putih untuk kesehatan. Daun pisang dan kuda hitam. Kuda yang mempunyai zat polifenol yang berwarna putih dapat digunakan menggambarkan pemimpin sebagai antioksidan. yang menuju kebenaran sejati, Antioksidan dapat berfungsi sedangkan kuda berwarna untuk menangkal radikal hitam menggambarkan bebas. Membungkus makanan pemimpin yang menuju KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 16
Contoh Teks I Contoh Teks II menggunakan daun pisang juga kejahatan. Pada trik-trik akan membuat makanan tertentu dalam permainan tersebut terserap kandungan kedua pemimpin itu bertemu daun pisangnya. dan saling menggelengkan Masyarakat di pedesaan kepala. Hal ini menunjukan juga memanfaatkan jantung bahwa antara kebenaran dan pisang yang sudah waktunya kejahatan tak dapat bertemu. dipotong dari pohonnya untuk Kemudian mundur beberapa dimasak. Kebiasaan ini sudah langkah, maju lagi sesaat turun menurun. Jantung pohon ketemu menggelengkan kepala pisang mengandung flavonoid begitulah seterusnya dengan yang bisa menangkal radikal gerak-gerak lain. bebas dan pemicu kanker. Ciri-ciri khas Ebeg Jantung pisang mengandung banyumas antara lain memakai mineral, serat, zat besi, fosfor, makutha (mahkota), pakainnya vitamin B1 dan C serta protein. lebih tertutup dan diiringi lagu- Hal ini juga memberikan lagu banyumasan, seperti Ricik- beberapa manfaat untuk ricik, Lung Gadung, Blendhong, kesehatan seperti mencegah Gudril, Eling-eling yang menjadi diabetes, stroke, andalan dalam setiap pentas gondok,anemia, dan dapat ebeg banyumasan dan lagu menurunkan kolesterol lainnya. Pisang mempunyai Di dalam suatu banyak manfaat untuk pertunjukkan Ebeg biasanya kesehatan manusia. Baik ditampilkan satu adegan yang dengan mengkonsumsi secara unik pada bagian tengah langsung, maupun dengan pertunjukan. Atraksi tersebut proses pengolahan sebagaimana dikenal dalam terlebih dahulu. Seharusnya bahasa Banyumasan dengan ketika memanen buah pisang, istilah mendhem. Pemain akan bagian pisang lainnya juga kesurupan dan mulai dimanfaatkan untuk dapat melakukan atraksi-atraksi unik. dikonsumsi. Dengan Bentuk atraksi tersebut seperti mengetahui beragam manfaat halnya: makan Beling atau dan cara pengolahan buah ini, pecahan kaca, makan masyarakat bisa dedaunan yang belum matang, memanfaatkannya baik untuk makan daging ayam yang masih pribadi atau menjadikan hidup, berlagak seperti sebagai lahan usaha. monyet, ular, dan lain-lain. (sumber: Akibat perkembangan https://www.romadecade.org/ budaya, Ebeg yang pada dengan pengubahan) awalnya merupakan sarana KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 17
Contoh Teks I Contoh Teks II ritual telah bergeser menjadi sekedar seni pertunjukan saja. Sebagai sebuah seni pertunjukan kesenian Ebeg mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dunia seni hiburan. Perubahan pada Ebeg dapat dilihat dalam bentuk iringan, gerak tari, kostum ataupun propertinya banyak dilakukan oleh para seniman Banyumas. (sumber: https://id.wikipedia.org/ dengan pengubahan) Dengan melihat pendahuluannya, kedua teks di atas belum bisa dibedakan karena sama-sama diawali oleh pernyataan umum. Bahkan, kalimat pertamanya sama-sama menggunakan kopula. Perbedaan pada kedua teks itu akan mudah dikenali begitu masuk ke paragraf berikutnya. Pada contoh I, dibentuk oleh paragraf-paragraf yang berupa pendapat (argumen). Sementara itu, pada contoh II, dibentuk oleh paragraf-paragraf yang berupa fakta, sebagai suatu proses. Pada bagian ini, barulah kita bisa memastikan tipenya, bahwa contoh I merupakan teks eksposisi karena isi pokoknya menyatakan argumen-argumen dan contoh II merupakan teks eksplanasi karena isi pokoknya terdiri atas fakta- fakta yang berupa proses. Perbedaan kedua teks tersebut juga diperkuat berdasarkan kaidah kebahasaannya. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 18
a) Contoh I banyak menggunakan kata yang menyatakan konsekuensi (penyebaban), seperti karena, untuk itu, dengan begitu, dengan demikian. Adapun contoh II lebih banyak menggunakan kata bermakna urutan temporal, seperti pada tanggal, pukul, pada hari, sebelum, dalam waktu. b) Contoh I banyak menggunakan kata kerja mental, seperti mengalami gejolak emosi, membentuk remaja, berprestasi, diajari. Sementara itu, contoh II lebih banyak menggunakan kata-kata yang menyatakan peristiwa, seperti menyiarkan, mengumumkan, dikibarkan, berdatangan, melarang. Adapun langkah-langkah pada strategi pembandingan ini adalah sebagai berikut. a) Tahap Orientasi Wacana Guru menyajikan dua buah tipe teks yang memiliki kemiripan dalam hal strukturnya, misalnya teks eksplanasi dan eksposisi. Kedua teks itu dibaca siswa untuk dicermati struktur dan kaidah-kaidah kebahasaannya. Pada proses tersebut, diharapkan dari siswa muncul sejumlah pertanyaan yang terkait dengan perbandingan dari kedua teks yang diamatinya. Apabila pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan itu tidak muncul, guru bisa saja mengajukan pertanyaan- pertanyaan penggugah, seperti berikut. (1) Perhatikan bagian pendahuluan kedua teks itu. Apakah ada perbedaan dalam penyampaiannya? (2) Perhatikan bagian isi dari kedua teks itu! Apakah ada perbedaan pada keduanya? (3) Perhatikan pula bagian penutup kedua teks itu! Apakah ada perbedaan-perbedaannya? KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 19
b) Tahap Pemerolehan dengan Membandingkan Teks Secara berkelompok dan intensif, siswa kembali membaca kedua teks itu dalam rangka menjawab pertanyaan- pertanyaan secara benar. Mereka diharapkan mengumpulkan fakta-fakta dari kedua teks itu secara nyata, sesuai dengan karakteristik dari teks yang dihadapinya, baik itu terkait dengan struktur maupun kaidah-kaidah kebahasaannya. (1) Terkait dengan strukur teks, setiap kelompok siswa diharapkan dapat menunjukkan bagian tesis, argumen, dan simpulan untuk teks eksposisi; dapat pula menunjukkan bagian pernyataan umum, perincian, dan penafsiran untuk teks eskplanasi. Kemudian, mereka pun diharapkan bisa membedakan bagian-bagian itu dari kedua teks yang diamatinya secara lebih jelas. (2) Terkait dengan kaidah kebahasaannya, setiap kelompok juga diharapkan dapat menemukan perbedaan karakteristik penggunaan kebahasaan yang dianggap dominan pada masing-masing teks. Perbedaan itu, berkenaan dengan penggunaan konjungsi, kata kerja, kata depan, jenis kalimat, dan fitur-fitur kebahasaan lainnya. Mereka mendafatarkannya dalam deretan kata ataupun kalimat dan menyandingkannya. Dengan demikian, mereka bisa memperoleh kejelasan akan perbedaan karakteristik kebahasaannya itu secara langsung mereka sendiri yang membuktikannya. c) Tahap Elaborasi Setelah mereka melakukan proses pengumpulan data dan merumuskan simpulan-simpulannya, setiap perwakilan kelompok melakukan presentasi ke depan kelas secara KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 20
bergiliran. Mereka mempertanggungjawabkan pekerjaan kelompoknya masing-masing untuk ditanggapi pula oleh kelompok lainnya, terutama berekenaan dengan kelengkapan bagian-bagian jawabannya, yakni meliputi struktur dan kaidah dari kedua teks yang diamatinya itu. Tanggapan harus pula menyangkut ketepatan isinya; dalam arti salah benarnya. Misalnya, dalam teks eksplanasi itu banyak didominasi oleh konjungsi penyebab. Kelompok penanggap harus memberikan komentar atas kebenaran jawaban itu dengan meminta sejumlah bukti. Tanggapan dapat pula mereka ajukan terkait dengan kelancaran ataupun kejelasan di dalam penyampaiannya, termasuk penggunaan bahasa dari siswa yang bertugas untuk melaporkannya. Dengan demikian, kegiatan melaporkan atau mempresentasikan hasil diskusi tentang perbedaan- perbedaan teks itu akan lebih dinamis, tidak hanya terpaku pada aspek formal yang ada pada teks itu sendiri. d) Tahap Penguatan Pada akhir kegiatan, guru memberikan sejumlah penguatan, termasuk kesimpulan-kesimpulan tentang perbedaan struktur dan kaidah-kaidah kebahasan yang terdapat pada beragam jenis teks. 2) Memahami Tipe Teks dengan Menulis Langsung Memahami teks dengan teknik menulis langsung (direct writing) dapat digunakan untuk teks faktual: teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, prosedur. Dengan teknik ini siswa dapat membuat teks-teks tersebut langsung dengan struktur teksnya. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 21
Pemahaman Teks Faktual: Teks Hasil Observasi, Tanggapan Deskriptif, dan Teks Prosedur a) Tahap Orientasi Teks Perhatikanlah ketiga tipe teks berikut! Teks I Tidak Hanya Ganggu Kesehatan, Sampah juga Merusak Lingkungan Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir, industri, dan pertambangan. Sampah di bumi akan terus bertambah selama masih ada kegiatan yang dilakukan oleh baik alam maupun manusia. Sampah yang dihasilkan di Indonesia mencapai 11.330 ton per hari. Sampah tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat. Pencemarannya yang bisa melalui udara, air, tanah, maupun kontak dengan organisme lain dapat menimbulkan penyakit. Dosen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes., mengatakan, sampah dapat dikelompokkan tiga jenis. Ada organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah organik yang tidak terkelola, selain menimbulkan bau tidak sedap dan mengganggu estetika, juga menjadi media perkembangbiakan vektor dan hewan pengerat. Dampak langsungnya menurunkan kualitas lingkungan yang dapat menimbulkan efek pada biota maupun kesehatan manusia. Efek tidak langsung sampah organik, mengakibatkan meningkatnya penyakit yang dibawa vektor nyamuk (vektor borne disease) dan tikus (rondent borne diseas). Sementara, sampah anorgaik, seperti mikroplastik, terutama diapers atau popok sekali pakai yang bahan mayoritasnya limbah impor, mengandung super adsorbent polymer (SAP). Sampah jenis ini memiliki efek perusak hormon pada biota perairan. Melalui rantai makanan, SAP masuk ke tubuh manusia serta berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormone. Akibatnya, muncul berbagai penyakit gangguan hormon, infertility, dan sebagainya. Limbah plastik, sangat mungkin terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi yang mengakibatkan senyawa mikroplastik lebih mudah terlepas ke lingkungan atau alam. Selanjutnya, masuk ke tubuh makhluk hidup, termasuk sangat mungkin terakumulasi dalam tubuh manusia. Jika terkena suhu tinggi, termasuk selama perjalanan di kontainer untuk waktu lama, bakteri sangat mungkin berkembang biak. Terutama, bila ada limbah organik yang merupakan kesukaan mikroba. Efeknya dapat mengganggu kesehatan. Sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sesungguhnya tidak boleh sama sekali ada di lingkungan bebas, karena sifatnya beracun. “Harus diisolasi. Penanganan sampah maupun limbah perlu kehati-hatian. Jika limbah langsung mengenai tanah, dapat meningkatkan risiko soil borne disease, soil KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 22
transmited disease berupa kecacingan. Bila kena air, dapat meningkatkan water borne disease seperti diare, hepatitis, keracunan logam berat, serta alergi. Sedangkan dengan udara, meningkatkan air borne disease seperti sesak nafas, asma, kerusakan paru, dan sebagainya. Limbah jika dibakar dapat menyebabkan polusi, menurunnya kualitas udara karena mengandung karbondioksida (CO2), metan, polycyclik aromatik hidrocarbin, yang ini dapat menyebabkan berbagai penyakit infeksi saluran napas, gangguan syaraf, jantung, dan kanker. Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di Indonesia, menunjukkan adanya penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air, dan tanah. Perluk penanganam segera terhadap kondisi lingkungan tercemar, agar tidak terjadi dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Tidak hanya berdampak akut (saat itu juga), tapi kronis (beberapa tahun kemudian), seperti kanker dan gangguan syaraf. Toksisitas limbah bisa masuk ke tubuh lewat oral (makanan), saluran pernapasan, dan kontak kulit. Bila terakumulasi, merusak sistem tubuh manusia. (sumber: https://www.mongabay.co.id/2019/07/03/tidak-hanya-ganggu- kesehatan-sampah-juga-merusak-lingkungan/ dengan pengubahan) Teks II Candi Borobudur Bagi orang Indonesia, nama Candi Borobudur sudah pasti tidak menjadi sesuatu yang asing di telinga. Borobudur mendapatkan banyak perhatian dunia termasuk oleh UNESCO yang kemudian didaftarkan sebagai situs warisan dunia. Namun, tidak semua memahami fakta sejarah serta bagaimana Borobudur tersebut dibangun. Borobudur dibangun pada abad ke-8, Candi Borobudur sempat terlupakan karena tertimbun abu vulkanik akibat letusan gunung Merapi. Namun, pada akhirnya candi kolosal yang dibangun pada Wangsa Syailendra ini kembali ditemukan dan oleh Sir Thomas Raffles pada masa kolonialisme dan kembali memegahkan diri pada tahun 1835. Megahnya Candi Borobudur mengambil inspirasi dari gaya Mandala yang merupakan simbolisasi alam semesta menurut agama Buddha. Deskripsi Candi Borobudur seperti struktur bangunan yang kotak dengan empat pintu masuk di keempat sisinya, serta lingkaran di tengahnya memberikan gambaran sebagai alam semesta. Bagian yang tampak dalam deskripsi Candi Borobudur tersebut menyimbolkan alam nirwana sebagai pusatnya serta tiga bagian luar yang menyimbolkan alam duniawi. Ketiga alam duniawi tersebut adalah Kamadathu, Rupadathu dan yang paling dalam adalah Arupadathu. Deskripsi Candi Borobudur di area Kamadathu, terdapat 160 relief yang menjelaskan tentang Karmawibhangga Sutra yang merupakan hukum sebab akibat. Dalam relief ini menggambarkan alam duniawi dengan segala sifat dan KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 23
nafsu manusia yang menggambarkan tentang merampok, memperkosa, membunuh, penyiksaan dan lainnya. Pada tingkatan selanjutnya, yakni Rupadhatu terdapat 328 patung Buddha dengan hiasan relief, juga terdapat manuskrip Sansekerta yang terdiri dari 1300 relief. Dalam relief tersebut dikisahkan Gandhawayuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Semuanya itu terbentang sepanjang 2,5 KM dalam 1212 panel. Dalam tingkatan Rupadhatu yang ada dalam deskripsi Candi Borobudur, menceritakan tentang alam peralihan manusia yang membebaskan manusia dari urusan keduniawian. Yang terakhir yakni Arupadhatu merupakan simbol dari kebangkitan dunia. Disini menggambarkan alam tertinggi yakni kediaman Tuhan. Tidak akan ditemukan hiasan atau relief disini, pasalnya tingkatan ini menampilkan kesempuranan dan juga kemurnian. Terdapat patung Buddha yang menghadap keluar candi serta 72 stupa secara keseluruhan. (sumber: http://www.berdesa.com/deskripsi-candi-borobudur-yang-wajib- diketahui/ dengan pengubahan) Teks III Menjadi Pribadi Penuh Percaya Diri Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, Anda harus menerima diri apa adanya. Ini sangatlah penting karena begitu Anda menerima diri Anda apa adanya, Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri. Artinya, Anda menerima apapun kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri Anda selama ini. Tentunya, yang dimaksud dengan menerima kekurangan di sini bukan sama sekali membiarkan kekurangan diri Anda begitu saja. Sebaliknya. Anda terdorong untuk memperbaiki kekurangan dengan sepenuh hati, tanpa putus asa. Langkah pertama dengan menanyakan kepada diri Anda tentang hal-hal berikut dan jawablah sejujurnya! a. Apa saja kekurangan diriku selama ini, yang harus aku perbaiki, demi mencapai impian muliaku? b. Hal apakah dari diri saya yang kurang disukai orang lain atau teman saya? Adapun yang dimaksud dengan kelebihan di sini adalah hal-hal positif diri Anda yang patut Anda syukuri dan maksimalkan. Cara mengenali kelebihan diri Anda ini sangatlah mudah. Kemauan, untuk mengenali kelebihan Anda, jawablah pertanyaan berikut. a. Hal positif apa sajakah yang teman saya sukai dari diri saya? b. Apa yang saya sukai dari diri saya selama ini? c. Apa yang orang lain rindukan dari diri saya? KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 24
Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda sendiri. Keyakinan adalah fondasi kehidupan. Sekali Anda yakin kepada diri sendiri, sejak itulah Anda lebih mudah melangkah dalam meraih impian. Langkah ketiga, bersyukurlah atas apa pun yang Anda dapatkan. Bersyukur adalah bukti kebahagiaan seseorang. SemakinAnda pandai bersyukur, semakin tinggi kebahagiaan yang Anda dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah mengakui setiap kebaikan yang Anda dapatkan serta menikmati setiap kebaikan yang kita lakukan. Langkah keempat, tersenyumlah dengan tulus kepada setiap orang, termasuk orang yang pernah menyakiti diri Anda. Senyum adalah doa. Setiap doa adalah kebaikan. Setiap kebaikan adalah awal dari kebahagiaan. Itulah sebabnya semakin sering Anda tersenyum dengan tulus, semakin bahagialah diri Anda . Semakin kita bahagia, semakin percaya dirilah diri Anda . Selamat menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh bahagia! (Sumber: http/: www.kompas.com dengan pengubahan) b) Tahap Pemerolehan dengan Pemahaman Langsung Ketiga tipe teks di atas diasumsikan sudah dapat dikenali oleh siswa, baik struktur maupun kaidahnya. Siswa juga sudah dapat membedakan ketiga teks secara jelas karena mereka sudah melalui proses pembelajaran sebelumnya. (1) Teks I merupakan teks laporan observasi, yang strukturnya yang terdiri atas definisi umum, deskripsi bagian, dan dan deskripsi manfaat. (2) Teks II merupakan teks tanggapan deskriptif, yang strukturnya terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan deskripsi bagian. (3) Teks III merupakan teks prosedur, yang strukturnya terdiri atas pengantar yang menjelaskan tujuan dan urutan langkah-langkah/tahapan untuk melakukan sesuatu. Siswa diajak secara langsung untuk menuliskannya sesuai dengan karaktestik dari masing-masing teks itu, KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 25
setidaknya dengan cara menyusun perbagian teks. Untuk menyusun beragam teks tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara. (1) Untuk menulis teks laporan observasi, secara berkelompok siswa terlebih dahulu mengamati lingkungan yang berbeda di dalam sekolah, misalnya, kantin, perpustakaan, tempat parkir, pos satpam, lapangan olahraga. (2) Untuk menulis teks tanggapan deskriptif, secara berkelompok dapat secara langsung menentukan objek tertentu yang akan mereka tanggapi tanpa telebih dahulu melalukan langkah pengamatan atapun kalau langkah itu akan dilakukan para siswa bisa menjadi lebih baik. Objek yang akan mereka deskripsikan dapat berupa benda- benda, peristiwa sosial, ataupun budaya. (3) Untuk menulis teks prosedur, secara berkelompok siswa harus mengawalinya dengan menentukan satu petunjuk yang akan mereka buat, misalnya tentang cara penggunaan peralatan tertentu, petunjuk pembuatan, petunjuk mengikuti kegiatan, dan sejenisnya. c) Tahap Elaborasi Pada langkah berikutnya, siswa mencatat atau mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan topik yang akan ditulisnya. Fakta-fakta itu kemudian disistematisasikan sesuai dengan struktur teks masing-masing yang sudah mereka ketahui. Diperkuat pula oleh kaidah-kaidah kebahasaan yang menjadi penanda utama setiap teks. Misalnya, untuk teks prosedur harus memiliki ketepatan dalam penggunaan kata- kata kerja imperatif. Untuk teks eksposisi dapat dilengkapi dengan penggunaan konjungsi penyebaban ataupun konjungsi KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 26
jenis lainnya. Contoh-contoh teks yang ada bisa menjadi model ketika siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan tulisan-tulisannya, baik itu dalam struktur ataupun kaidah- kaidah kebahasannya. Namun, pada intinya siswa berlatih menulis ketiga jenis teks itu secara langsung dengan mengandalkan pemahamannya berdasarkan proses belajar sebelumnya. Setelah selesai, hasil pekerjaan masing-masing siswa tersebut disilangbacakan dengan teman sekelompok untuk dikomentari berdasarkan struktur, kaidah kebahasaan, dan isinya. Dalam proses ini diharapkan setiap siswa bisa memberikan saran kepada tulisan temannya, disertai alasan dan saran-saran yang jelas. Dalam proses ini, siswa dapat menggunakan rubrik berikut sebagai pedoman di dalam kegiatan silang baca tersebut. Rubrik Kegiatan Silang Baca Saran Perbaikan Aspek Pengamatan Komentar a. Struktur b. Kaidah c. Isi d) Tahap Penguatan Peran guru dalam kegiatan ini adalah memberikan penguatan ataupun pelurusan terhadap komentar-komentar siswa. Dengan demikian, diharapkan para siswa memperoleh KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 27
kejelasan-kejelasan sekaligus pegangan atas kebenaran ataupun ketidakbenarannya. d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya Saat seseorang ingin menuangkan ide, memberikan informasi, memberikan instruksi, atau bahkan memberikan klarifikasi, maka dia perlu memproduksi sebuah tulisan. Ide, informasi, klarifikasi menjadi sebuah tujuan penulisan. Oleh karenanya, sebelum menulis, perlu tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan menentukan tipe atau jenis teks yang akan ditulis. Ketika kita menulis teks informasi, penting untuk memahami tujuannya yang ditulis dan kemudian untuk memilih jenis teks yang sesuai dengan tujuan. Jika tujuannya adalah untuk menggambarkan, bisa dibuat dalam bentuk artikel berita, puisi, pertanyaan-dan buku jawaban, surat, pesan email, atau laporan informasi. Jika tujuannya adalah untuk memberikan instruksi, dapat disampaikan dengan poster, brosur, prosedur ilmiah, resep, atau serangkaian petunjuk tertulis. Berikut ini akan dipaparkan tentang tujuan dan jenis teks nonfiksi. TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS MENGINFORMASIKAN ekspositori, Laporan informasi untuk memberikan judul, (memahami informasi: gambarkan, pernyataan bagaimana katak jelaskan, beri fakta pembuka, makan), laporan pada pembaca, informasi logis, deskriptif (tentang ikan katakan sesuatu kesimpulan atau paus), laporan penjelas seperti apa, meringkas ringkasan — memberi tahu bagaimana atau mengapa (bagaimana air membantu pertanian), buku pengamatan (efek warna air dicampur KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 28
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS dengan daun pandan), ilmiah deskripsi (pola sisik pada ikan), ilmiah deskripsi (pola sisik pada ikan), teks perbandingan, artikel berita, diskusi, wawancara, pidato MENGINSTRUKSIKAN Judul dan / atau Resep, percobaan untuk memberi tahu sasaran, bahan sains, arah, instruksi pembaca bagaimana atau peralatan atau manual, prosedur melakukannya daftar, langkah keselamatan, prosedur sesuatu; untuk diberi nomor kesehatan (mencuci menguraikan proses dengan kata tangan, menutupi kerja-pertama bersin), rencana kalimat atau perjalanan / jadwal, disajikan dalam aturan, urutan tertentu menggambarkan menggunakan langkah-langkah dalam kata-kata urutan suatu proses seperti waktu (pertama, operasi matematika, kedua, ketiga; proyek seni, langkah- sekarang, langkah dalam latihan selanjutnya, api, proses penulisan, kemudian, peta dengan arah akhirnya) MENARASIKAN Setting yang Narasi pribadi, naratif untuk memberikan dikembangkan nonfiksi (penulisan wawasan tentang dengan baik, faktual yang akurat suatu situasi atau pencitraan yang diresapi elemen kehidupan seseorang sensorik, citraan), akun saksi atau benda hidup struktur mata, berita / majalah lainnya sekuensial artikel menceritakan (biasanya suatu peristiwa, berdasarkan storyboard nonfiksi, waktu), rincian buku harian, yang relevan otobiografi, biografi, menempatkan catatan sejarah, esai peristiwa dalam foto (berurutan), buku waktu dan pengamatan observasi tempat, yang mencakup KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 29
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS signifikansi / pemikiran dan refleksi pentingnya pribadi (seiring waktu), situasi mapan, naratif puisi, akhir yang menceritakan kembali berbeda MEMENGARUHI Ikhtisar topik, Surat, iklan, poster, untuk memengaruhi pernyataan esai, iklan, brosur, pembaca untuk penulis atau ulasan (film atau buku), mengambil tindakan argumen, fakta pidato (misi politik), atau menambah pendukung atau debat, argumen pro- keyakinan bukti, menarik kontra bagi pembaca, kesimpulan atau ringkasan MENANGGAPI Menjelaskan Tanggapan terhadap untuk referensi untuk literatur: reflektif, mengekspresikan ide teks yang sudah analitis, atau analisis tentang suatu teks ada; mengutip evaluatif, tinjauan atau tema; untuk contoh-contoh kritis, studi literature terlibat dalam analitis, spesifik dan Tanggapan untuk kritis, pemikiran termasuk pertanyaan akademis: evaluatif analisis jawaban esai, menanggapi tes cepat Tanggapan terhadap komunikasi pribadi: surat, catatan,surel (sumber: Stead and Hyot, 2011:13) Ketika penulis pertama kali melakukan proses penulisan, mereka dapat mengerjakannya pertahap dengan pemodelan dan dukungan guru. Untuk penulis pemula, mereka baru diperkenalkan dengan proses penulisan, melakukan prosesnya berdasarkan bimbingan guru. Setelah proses dipahami, pepenulis nonfiksi akan dapat menulis tidak hanya secara berkelompok namun juga individu. Dalam KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 30
hal ini, Saudara pertama-tama perlu menganalisis tingkat pemahaman Saudara tentang jenis teks yang Saudara akan tulis dan membimbing penulis melalui penugasan atau proyek secara klasikal. Kemudian, ketika tiba saatnya untuk proyek individu, para penulis dapat melakukannya dengan tingkat kemandirian yang tinggi. Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan: merencanakan dan meneliti Draf mempresentasikan, berbagi, dan merayakan Bersiap untuk Bersiap Memoles Menyelarask Menerbitkan dan menulis menuangka pemikiran an konvensi menyajikan n ide Berpikir Fokus pada Baca Fokus pada Jika tulisan Saudara Mengamati apa yang kembali dan satu hal pada Penelitian. ingin tanyakan: satu waktu. adalah buku, maka Dapatkan Saudara Apakah ini Baca untuk fakta dari katakan. masuk akal? memeriksa Buatlah nomor gambar, buku, Gunakan Apakah ada spasi antar komputer, riset cukup detail kata. halaman dan video,wawanc Saudara sehingga Kemudian ara, di mana untuk pembaca bacalah lagi membuat sampul, saja. mendapatk bisa\"Lihat\" untuk Tulis atau an fakta. apa yang memeriksa halaman judul gambarkan Tulis huruf saya tulis? ejaan, dan fakta yang Apakah sebagainya. daftar isi, tentang- penelitian Saudara fakta Cek untuk: Saudara. kenal untuk tentang hal Spasi, ejaan, penulis Bicarakan mengeja yang sama huruf kapital, fakta Saudara. kata-kata. dikelompok kerapian, halaman, Pilih topik. Gunakan kan Saudara Pikirkan untuk struktur dan bersama? baca, kalimat sebuah siapa Saudara jenis teks Apakah lengkap. menulis. (surat, faktanya Apakah saya indeks Pikirkan catatan, akurat? memiliki mengapa poster, Apakah ini judul, judul atau laporan,dan terlihat yang jelas, Glosarium, dan sebuah halaman untuk komentar pembaca Jika penulisan Saudara adalah sebuah surat, kirimkan Itu! KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 31
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan: merencanakan dan meneliti Draf mempresentasikan, berbagi, dan merayakan Saudara seterusnya). seperti milik gambar, Jika tulisan Saudara menulis. Gunakan guruku keterangan, adalah poster, Pilih apa yang kata-kata contoh teks dan perlihatkanlah! akan Saudara menarik: semacam sebagainya? tulis. (Sebuah kata benda ini? Bisakah Bacalah dengan surat?Sebuah yang tepat, (prosedur, teman saya lantang kepada poster? kata kerja penjelasan, membaca teman sekelas Laporan? Atau yang kuat, surat,melap ini? Apa Saudara, keluarga, apa?) gambar orkan, dan ide mereka atau teman-teman sensorik. sebagainya) untuk dari sekolah lain. Sertakan , Apakah membuatnya Kirim tulisan Saudara fitur kalimatnya lebih baik? ke surat kabar atau nonfiksi bervariasi? layanan penerbitan seperti Apakah online judul dan mereka gambar. mulai Tulis dengan permulaan kata-kata yang yang menarik berbeda? dan akhir Berapa yang panjang dan memuaskan pendek? . Apakah saya menggunak an kata- kata yang menarik? Ketika saya membaca ini untuk teman- teman saya, apa KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 32
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan: merencanakan dan meneliti Draf mempresentasikan, berbagi, dan merayakan pertanyaan yang mereka tanyakan padaku? Apa saya dapat membuat lebih baik? Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah kembali kembali kembali kembali kembali (sumber: Stead & Hyot, 2011: 19) Ada beberapa media yang dapat digunakan untuk menulis beragam teks nonfiksi tersebut, misalnya dengan menggunakan graphic organizer, model Frayer (sumber: www.adlit.org/strategies). Menulis informasi Menulis prosedur KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 33
Selain penggunaan media, ada juga model/strategi/metode yang dapat digunakan untuk mengajarkan menulis teks nonfiksi. Menurut Stead & Hyot (2011: 40), ada beberapa pendekatan yang dapat dipraktikkan dalam mengajarkan menulis teks nonfiksi. Berikut dipaparkan pendekatan instruksional yang dapat dijadikan panduan. Pendekatan Instruksional Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa instruksional Model menulis dukungan Dengarkan dan amati gurunya. Menulis bersama Maksimal Biasanya Berikan Menulis interaktif seluruh model kelas tetapi bagaimana dapat penulis digunakan menulis, dalam menggunakan pengaturan bahasa kelompok dengan kecil atau tingkatan individu berpikir kritis Tinggi Dapat Berikan Bantu guru digunakan demonstrasi dengan menulis. di seluruh pada proses kelas, penulisan. kelompok Sampaikan kecil, atau pertanyaan pengaturan untuk individu membantu siswa memahami bagaimana penulis menulis. Susunlah teks umum bersama dengan siswa. Tinggi Paling baik Para penulis Berpartisipasi penuh dan digunakan dan guru berbagi tanggung jawab untuk dalam berbagi menulis kata-kata pengaturan peran, grup kecil KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 34
Pendekatan Instruksional Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa instruksional dukungan Menulis menyusun dan memasukkan terpandu/termbimbing teks bersama. fitur teks. Menulis sendiri Konferensi/kelompok Medium Kelompok Bantu siswa dengan bantuan Tinggi kecil dengan dari guru dan kebutuhan rekan-rekan Individu yang sama mereka. dengan komposisi Penulis mereka mempertahankan sendiri. Guru kontrol atau apa dapat yang mau ditulis. memilih Saran guru dan untuk komentar melakukan diberikan secara penulisan lisan, atau model ditempatkan tambahan jika pada catatan penulis perlu tempel untuk untuk melihat membantu contoh lain. penulis dalam Fokus pada menyimpan kebutuhan informasi. seorang penulis tunggal. Penulis dapat meminta diskusi karena kebutuhan tertentu. Guru dapat meminta Diskusi untuk penilaian, instruksi tambahan, membimbing penulis melalui proses KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 35
Pendekatan Instruksional Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa instruksional dukungan penulisan, dan sebagainya. Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses menulis teks nonfiksi adalah dengan pemodelan minilesson. Dalam model ini, guru mulai dengan pemodelan, lebih tepatnya menunjukkan dari mengatakan-bagaimana cara terlibat dalam tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis nonfiksi, misalnya, guru mungkin menunjukkan cara membuat beberapa kalimat nonfiksi. Pada saat bersamaan, penulis adalah pengamat yang cermat. Tugas mereka adalah mengawasi dengan cermat dan memperhatikan bagaimana teks itu dibuat. Mereka juga dengarkan guru tentang apa yang guru pikirkan saat menulis. Mereka melihat, mendengarkan, menjelaskan apa yang dia pikirkan. Dalam praktik terbimbing, penulis memulai bekerja dan menerapkan pembelajaran. Mereka mungkin menggambar, menulis, dan bekerja dengan pasangan. Hal ini menjadi poin penting karena mereka semua akan memikirkan target penulisan yang dulu dimodelkan dalam minilesson yang terfokus dan berusaha mengintegrasikannya ke dalam tulisan mereka. Penulis pemula mendapatkan banyak bimbingan dan dukungan selama ini karena mereka mencoba aplikasi kolaboratif atau individual. Periode praktik terbimbing ini masih sangat diarahkan oleh guru, dan pelatihan ulang dan pembinaan terjadi dalam kelompok- kelompok kecil atau dengan individu. Praktik yang dipandu memberikan peluang penting untuk penilaian juga, karena penulis secara aktif berusaha untuk meniru format penulisan dimodelkan oleh guru. Ketika kepercayaan diri KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 36
meningkat, siswa menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan meningkatnya kebebasaan berekspresi. Mereka lebih percaya diri. Beberapa penulis mencapai tahap ini dengan cepat, namun ada juga yang mungkin masih ada banyak pelatihan dan dukungan. Tetapi semua penulis mengerti bahwa tujuannya adalah untuk mampu menulis secara individu. Selama masa penulisan dan pembinaan aktif ini, guru dapat mendukung penulis (siswa) di berbagai cara. Yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya adalah. 1) Melakukan diskusi dengan penulis (siswa), misalnya dengan mendekati mereka di kelompok kerja. 2) Bertemu dengan grup kecil untuk tulisan terbimbing untuk melakukan pemodelan tambahan dan menawarkan bimbingan. 3) Libatkan sekelompok kecil siswa di berbagi pengalaman menulis manakala siswa bekerja sama untuk membangun teks yang mirip dengan yang dimodelkan oleh guru. Dalam tulisan bersama, siswa menyumbangkan gagasan secara bebas dan berpartisipasi pada tingkat yang lebih tinggi daripada selama penulisan model minilesson. Tulisan bersama juga dapat menjadi tulisan interaktif jika penulis berbagi pena dan bergantian menambahkan fitur huruf, kata, dan teks ke teks yang mereka buat bersama. Ada juga strategi yang dapat digunakan untuk memproduksi teks nonfiksi, misalnya untuk tujuan menginformasikan (menulis informatif). Menulis informasi bertujuan untuk menyampaikan informasi (writing to inform) tentang topik atau menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu (Duke & Armistead, 2003:8-9). KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 37
1) Tahap Survei Teks Membaca Karakter Lewat Goresan Tanda Tangan Oleh Fachrurozi Tanda tangan mampu mencerminkan karakter dan tipe kepribadian individu karena tanda tangan merupakan hasil grafis dari kerja otak. Memang tidak sepenuhnya tepat, tapi para ahli grafologi berpendapat tingkat akurasi itu bisa mencapai 80 persen. Figur seseorang bisa terlihat dari tanda tangannya. Tanda tangan juga bisa memperlihat kencenderungan, minat, serta motivasi seseorang. Tandanya adalah jika tanda tangan miring ke kanan, menunjukkan gambaran pribadi yang terbuka, hangat, dan sosok yang apa adanya kala berada di depan publik. Sebaliknya, bila miring ke kiri menggambarkan kecenderungan seorang yang tertutup dan egois. Apabila tegak, menggambarkan tipikal seorang realis dan pandai menempatkan emosi. Tanda tangan yang tertulis dengan cara menekan menunjukkan pribadi yang kurang yakin terhadap diri sendiri. Sedangkan tanda tangan yang memiliki garis bawah memperlihatkan optimisme sang pemilik. Pun bila tak disertai garis, menandakan pribadi yang tegar, ekonomis, dan memiliki kesadaran lingkungan yang baik. Lain halnya jika menorehkan tanda tangan semirip nama pemiliknya menunjukkan individu spontan dan menyenangi pujian. Atau jika tidak mirip dan sekadar coretan menunjukkan pribadi sederhana. Sumber: https://id.she.yahoo.com/membaca-karakter-lewat- goresan-tanda-tangan 2) Tahap Menjawab pertanyaan berdasarkan tujuan menulis Informasi apa yang didapat dari teks di atas? Jawaban pertanyaan 1. Tanda tangan mampu mencerminkan Informasi karakter dan tipe kepribadian teks seseorang dan juga bisa memperlihatkan kencenderungan, minat, serta motivasi seseorang disertai dengan tanda-tandanya. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 38
e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice Mengajarkan ragam teks nonfiksi dengan segala urgensi yang terkait dengan literasi dasar siswa yakni membaca dan menulis bukan hanya memerlukan ragam teks nonfiksi, namun juga cara mengajarkannya dengan mudah. Selain hal itu, ada hal yang tentu saja perlu dikembangkan lagi oleh guru terkait dengan kemampuan minimal guru SD untuk dapat mengajarkan keterampilan berbahasa. Beberapa hal yang dimaksud adalah semacam rekomendasi pengembangan kemampuan guru, diantaranya: a) guru senantiasa terlibat dalam kegiatan pengembangan profesional, misalnya melalui penelitian tentang dampak membaca dan menulis nonfiksi terhadap prestasi belajar siswa; b) guru harus mempertimbangkan memeriksa literatur ilmiah tentang kegunaan dan pentingnya mengembangkan minat siswa dalam membaca dan menulis nonfiksi; c) memanfaatkan strategi berbasis literasi yang melibatkan literatur nonfiksi di ruang kelas; d) mencoba berkolaborasi dengan guru lain dan atau dosen dari sebuah universitas untuk terlibat dalam studi kritis dan menelitia tentang hubungan teori pembelajaran dan aplikasi berbasis kelas yang melibatkan literatur nonfiksi (misalnya guru dan dosen dapat berbagi ide untuk mengajar nonfiksi dan berkolaborasi satu sama lain dalam berbagai topik, seperti mengajar siswa cara menulis teks biografi dan mengajari siswa bagaimana melakukan penelitian atau menulis proposal penelitian); e) mempertimbangkan untuk mencari informasi lebih tentang beragam strategi mengajar misalnya untuk membaca bersama dan membaca terbimbing dengan materi teks nonfiksi. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 39
2. Teks Fiksi (Sastra anak) Teks sastra anak menghibur atau memperoleh respons emosinal dengan menggunakan bahasa untuk membuat gambar/teks secara psikologis. a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak) Sastra anak dipercaya menjadi salah satu faktor yang berkontribusi besar dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian seorang anak. Kepribadian dibentuk oleh lingkungan baik diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. Lingkungan yang dimaksud amat luas wilayahnya. Ia mulai dari kebiasaan, tingkah laku, contoh, dan lain-lain yang diberikan oleh orang tua, pendidikan yang secara sadar dan terencana dilakukan di lembaga sekolah, sampai adat istiadat, konvensi, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Di antara hal-hal tersebut salah satu yang termasuk di dalamnya adalah sastra, baik sastra lisan yang diperoleh anak lewat saluran tuturan maupun sastra tulis yang diperoleh lewat bacaan (Nurgiyantoro, 2010:35). Sastra anak memiliki banyak fungsi, yang dikelompokkan menjadi nilai personal dan nilai pendidikan berikut ini. a) Nilai Personal (1)Perkembangan Emosional (2)Perkembangan Intelektual (3)Perkembangan Imajinasi (4)Pertumbuhan Rasa Sosial (5)Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius b) Nilai Pendidikan (1)Eksplorasi dan Penemuan (2)Perkembangan Bahasa (3)Pengembangan Nilai Keindahan KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 40
(4)Penanaman Kawasan Multikultural (5)Penanaman Kebiasaan Membaca Selain itu, fungsi sastra anak dapat dikategorisasikan berdasarkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya (Tarigan, 2010). Fungsi sastra anak berdasarkan unsur instrinsiknya, yaitu (1) memberi kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak, (2) mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan, (3) memberikan pengalaman baru yang seolah-olah dirasakan dan dialami sendiri, (4) mengembangkan wawasan kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan, (5) menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal, dan (6) meneruskan warisan sastra. Sedangkan fungsi sastra anak berdasarkan unsur ekstrinsiknya, relevan dengan tujuan pendidikan secara umum, yaitu berguna untuk (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial. Jika diselaraskan dengan ranah pendidikan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, maka sastra anak berperan penting dalam mengisi ranah afektif karena konten sastra anak hakikatnya adalah realitas kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya, maka kemampuan afeksi anak akan banyak terasah melalui kegiatan apresiasi. Dengan demikian, sastra anak penting karena memberi siswa peluang untuk menanggapi sastra (Crippen: 2012). Sastra anak memberi peluang siswa untuk mengapresiasi warisan budaya mereka sendiri dan juga warisan budaya orang lain. Hal tersebut membantu siswa mengembangkan kecerdasan dan kreativitas emosional; memelihara pertumbuhan dan pengembangan kepribadian dan KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 41
keterampilan sosial siswa; serta mentransmisikan karya sastra dan tema penting dari satu generasi ke generasi berikutnya. Memperhatikan urgensi sastra anak tersebut, maka kegiatan mengapresiasinya pun menjadi sangat krusial. b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak Belum memuaskannya tingkat keberhasilan pendidikan di Indonesia, salah satunya ditunjukkan dengan rendahnya angka literasi. Hal tersebut terjadi karena kekuatan teks, khususnya teks berupa sastra anak, belum diberdayakan secara optimal, baik di sekolah, maupun di rumah. Pembelajaran sastra di sekolah, pada umumnya terjadi di ruang kelas, tetapi terbatas hanya pada pemahaman struktur teks, belum diorientasikan pada fungsi sastra serta belum memperhatikan pendekatan dan prosedur yang tepat. Dengan demikian, tidak begitu berdampak pada menguatnya budaya literasi. Horatius (Luxemburg, 1989: 76) seorang penyair latin yang hidup pada masa 65 SM-8 M berpandangan bahwa fungsi sastra hendaknya docere (memberikan ajaran) dan delectare (memberikan kenikmatan). Dengan kata lain, sastra mestilah berfaedah dan menyenangkan bagi pembaca. Di dalam konteks pendidikan dasar fungsi kedualah yang diutamakan, yakni apresiasi sastra sebagai sesuatu yang menghibur dan menyenangkan bagi anak-anak. Kesenangan yang disukai anak-anak tersebut jika dikelola dengan pendekatan dan prosedur yang tepat akan beralih menjadi suatu kebutuhan bagi anak-anak. Kebutuhan akan apresiasi sastra yang berkesinambungan secara sadar dan tidak sadar akan beralih menjadi kebiasaan. Pada saat apresiasi sastra menjadi sebuah kebiasaan, maka terbentuklah budaya literat. Dengan demikian, ketika anak-anak telah terbiasa mengapresiasi teks sastra, akan jauh KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 42
lebih mudah untuk mereka mengakses beragam teks lainnya. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran apresiasi sastra. Setidaknya ada dua pendekatan utama dalam pembelajaran apresiasi sastra, yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan inkuiri. Pendekatan prosedural yang dapat digunakan, di antaranya model P- IKADKA, singkatan dari Persiapan, Introduksi, Koneksi, Apresiasi, Diskusi, Komprehensi, dan Afirmasi. Model P-IKADKA dikembangkan berdasarkan teori prosedur apresiasi HLB Moedy (1971) yang dikombinasikan dengan prosedur apresiasi sastra dari Flood & Lapp (1994), Dugan (1997), dan Amstrong (2013). Model ini relevan digunakan untuk pembelajaran apresiasi sastra anak, bahkan di SD kelas awal. MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA P-IKADKA No Tahapan Penjelasan 1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan pemilihan bahan ajar apresiasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan 2 Introduksi memperhatikan karakteristik peserta didik. 3 Koneksi Memperhatikan struktur teks cerita dan hal-hal penting di dalamnya. 4 Apresiasi Pada tahap ini juga ditentukan strategi atau cara 5 Diskusi penyajian cerita agar efektif dan sesuai tujuan. Pada tahap ini disampaikan tentang tujuan apresiasi, teks yang dipilih sebagai bahan ajar, serta informasi umum tentang cerita yang akan disampaikan (judul, pengarang, penerbit, dsb.). Pada tahap ini dilakukan koneksi antara cerita dengan peserta didik dengan cara membentuk keterkaitan/keterhubungan antara keduanya. Menciptakan hubungan antara peserta didik dengan teks cerita yang akan diapresiasi. Hal tersebut bisa diperoleh dari konteks atau konten cerita dengan diri peserta didik. Pada tahap ini disajikan cerita untuk diapresiasi peserta didik. Cerita dibacakan dengan cara dramatic reading dan interaktif agar peserta didik terlibat dalam cerita. Pada tahap ini dilakukan diskusi terbimbing untuk memastikan terjadinya pertukaran gagasan KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 43
No Tahapan Penjelasan antarpeserta-didik, terjadi tanya jawab dan pembahasan tentang materi pembelajaran. 6 Komprehensi Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk mendalami materi, misalnya dengan cara mengerjakan LKPD yang relevan. 7 Afirmasi Pada tahap ini dilakukan penguatan dan pengukuhan terhadap hasil apresiasi sastra dengan cara menyebutkan kembali ringkasan umum hasil pembelajaran apresiasi cerita. Pembelajaran apresiasi sastra dengan pendekatan inkuiri biasanya digunakan untuk pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konstruktivis, difokuskan pada bagaimana seorang siswa belajar. Pendekatan ini digunakan guru dengan tujuan agar siswa menyadari betul kekuatan sastra dalam hal menjelaskan kondisi kemanusiaan. (Lynch-Brown, 2004: 244). Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini siswa dipandu oleh pertanyaan mereka sendiri yang berkaitan dengan suatu karya sastra. Pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat mereka. Misalnya bagaimana rasanya jadi karakter tokoh x? Mengapa ilustrasi rumahnya berwarna hitam? Selama proses inkuiri tersebut, siswa memperbaiki atau mengubah pertanyaan beriringan dengan saat mereka belajar dan berdiskusi, berdebat, dan berbagi informasi dengan siswa lain. Pembelajaran kolaboratif, proyek kelompok, dan diskusi kelompok kecil lebih ditekankan. Penekanan difokuskan pada proses tentang bagaimana seorang murid mencapai tujuan pembelajaran dan memahami informasi tentang sastra yang diapresiasinya sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan secara lebih luas. Guru bertindak sebagai fasilitator daripada sebagai sumber pengetahuan. Selain itu, guru juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan pemandu kepada siswa, bukan memberikan jawaban. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 44
Pendekatan inkuiri ini bisa berbasis tema atau berbasis genre. Tema-tema yang dipilih misalnya tetap sehat, pertemanan dan perkelahian di sekolah, mengatasi orang tua dan saudara yang lebih muda, berbagi masalah yang sama?, ketergantungan dan kemandirian, dunia masa depan, menerima mereka yang berbeda dari diri kita sendiri, hewan peliharaan, berjalan dengan menggunakan sepatu orang lain: pentingnya perspektif, serta tema lain yang relevan. Genre sastra yang dipilih bisa berupa prosa, puisi, maupun drama. c. Kreasi Sastra Anak Wujud tertinggi apresiasi adalah kreasi. Oleh karena itu, selain mengapresiasi, guru perlu menguasai kemampuan mengkreasi sastra anak, terutama dalam bentuk tertulis. Berikut ini tahapan yang dilakukan untuk menyusun sastra anak, khususnya genre prosa, baik dalam bentuk cerita lepas maupun dalam bentuk buku cerita anak tersendiri. Menulis cerita lepas untuk pemula, secara sederhana dapat diawali dengan menggunakan pendekatan respons estetik. Pendekatan Respons Estetik merupakan strategi menyusun cerita dengan meminjam pendekatan ini relatif lebih mudah karena proses kreatif menyusun cerita didasarkan pada struktur cerita yang sudah ada dikombinasikan dengan kreativitas, imajinasi, dan bahkan dapat dikaitkan dengan konteks kehidupan pembaca. Misalnya pada cerita Bawang Merah dan Bawang Putih versi Anda kedua saudara tiri tersebut tidak saling bermusuhan, justru sebaliknya mereka berkolaborasi dan bersinergi menjadi vlogger/youtober karena ternyata mereka berdua sama-sama gemar memasak masakan khas nusantara dengan cita rasa khas bawang merah dan bawang putih. Sementara itu, menulis buku cerita secara mandiri dapat menggunakan pendekatan prosedur penulis profesional yang diadaptasi dari Seuling (2004) dengan tahapan sebagai berikut. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 45
1) Menemukan ide terbaik Biasanya tantangan pertama pada saat akan menulis adalah sulitnya menemukan ide. Namun, apabila Saudara sudah memiliki ide, tahapan berikutnya yaitu memastikan bahwa ide tersebut merupakan ide terbaik. Untuk itu, Saudara dapat melakukan beberapa cara berikut ini. Gunakan mesin pencari cerita anak dan kata/frasa yang menggambarkan buku Saudara. Saat kita telah menemukan buku yang mirip, lihat ringkasan dari buku-buku orang lain tersebut. Cari tahu dan pastikan bagaimana buku kita telah benar-benar berbeda dari buku-buku yang telah ada. Meski hal ini terlihat biasa, namun langkah sederhana ini penting untuk mengecek dan memastikan buku kita berbeda, dengan mengecek apakah sudah ada buku sejenis yang pernah diterbitkan sebelum kita mulai menulis. Membuat hal yang berbeda pada cerita kita menunjukkan orisinalitas. 2) Kembangkan karakter utama Buat karakter kita seolah-olah NYATA. Tanyakan pada diri Saudara hal-hal berikut tentang karakter utama. Apa yang karakter utama inginkan? Apa kebiasaan terburuk/terbaik karakter utama? Apakah karakter utama itu introvert atau extrovert? Apakah karakter utama memiliki cara bicara yang berbeda pada orang lain (ucapan lucu, perkataan yang diulang, aksen, suara yang pelan atau keras)? Bagaimana perbedaannya? Apakah karakter utama meragukan diri mereka sendiri atau mereka terlalu berani? Apakah karakter utama memiliki hewan peliharaan (atau karakter binatang kita memiliki pemilik)? Apa yang membuat karakter utama merasakan bahagia? Apa karakter utama memiliki rahasia? Apa yang akan karakter utama lakukan yang akan sangat ‘tidak dia’ out of character? Hal apa yang KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 46
karakter utama sangat sukai tapi orang lain pada umumnya tidak suka? Jika sudah dapat memastikan 8 jawaban atas 10 pertanyaan tersebut, maka karakter utama Saudara dapat dikatakan sudah terasa nyata. 3) Sesuaikan panjang cerita Menyusun buku cerita anak perlu memperhatikan jenis buku dan jumlah kata agar sesuai dengan usia anak. Jumlah Kata Usia Jenis Buku 0-200 0-3 Board Book 2-5 Early Picture Book 200-500 3-7 Picture Book 500-800 4-8 Older Picture Book 600-1000 5-10 Chapter Book 3000-10.000 7-12 Middle Grade 10.000-30.000 4) Mulai cerita dengan cepat Memulai cerita perlu dilakukan dengan cepat. Caranya dengan menulis kalimat pertama yang langsung fokus pada inti cerita. Hal ini penting, untuk menghindari detail yang tidak perlu. Selain itu, dapat menghindarkan cerita dari detail yang akan melambatkan narasi. 5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah utama Buat karakter utama berusaha keras menyelesaikan masalahnya. Perlu diperhatikan agar ada pertentangan batin saat karakter utama menyelesaikan masalahnya. Untuk memperkuat cerita, karakter utama harus merasa masalahnya itu sangat penting bagi dirinya. KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 47
6) Gunakan repetisi Untuk memahami cerita, anak-anak akan sangat terbantu dengan pengulangan. Pengulangan tersebut dapat berupa pengulangan kata atau frasa dalam suatu halaman, pengulangan kata atau frasa di sepanjang buku, atau pengulangan struktur cerita. 7) Menulislah untuk ilustrator Menulis cerita anak perlu menyediakan ruang untuk ilustrasi. Oleh karena itu hindari detail yang terlalu spesifik. Dengan demikian, membuka ruang untuk hadirnya imajinasi dan ilustrasi. 8) Akhiri cerita dengan cepat Seperti halnya memulai, mengakhiri cerita juga perlu dilakukan dengan cepat. Gunakan kalimat sederhana dan langsung pada resolusi. Menghindari menulis detail yang rumit. 9) Pilih judul yang tepat Judul buku cerita perlu dipilih dengan tepat dan menarik. Caranya dengan menggunakan kata yang berima, misalnya Tikus Rakus. Selain itu, disarankan untuk tidak menggunakan judul yang deskriptif. Oleh karena itu, perlu menggunakan judul cerita dengan kata kerja aktif.Gunakan juga teknik misteri untuk membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. 10) Gunakan Strategi Revisi Ada jarak antara draf cerita dengan naskah cerita jadi. Jarak tersebut dapat dimaknai sebagai revisi. Penting untuk memeriksa naskah akhir dengan mengecek kata atau kalimat yang betul-betul penting untuk dipertahankan atau sebaliknya. Caranya dengan memperhatikan apakah ada atau tidaknya suatu bagian dalam KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 48
cerita berpengaruh terhadap struktur dan makna cerita secara keseluruhan atau tidak. Saudara juga dapat menggunakan beberapa aplikasi menulis berikut ini untuk berlatih menyusun cerita: Writer Pluss, JotterPad, Novellist, Writer Tools, Wattpad, Writer, My Story Today, iA Writer, Evernote, atau Pure Writer. D. Telaah kasus Menampilkan dua kasus pembelajaran bahasa meliputi teks nonfiksi dan sastra anak yang spesifik dan memerlukan analisis kritis. 1. Mari kita lakukan hal berikut. a. Kasus 1 1) Kunjungilah link https://lingkunganhidup.co/sampah-plastik- indonesia-dunia/. 2) Bacalah teks tersebut dengan saksama. 3) Respon apa yang muncul setelah Saudara memahami informasi dari teks tersebut? Mulailah dengan memetakan informasi apa saja yang dapat diperoleh dari teks tersebut? b. Kasus 2 topik peristiwa (sumber: Berikut disajikan sebuah https://nasional.okezone.com) KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 49
Identifikasi dan petakan apa yang dapat menjadi latar belakang munculnya topik tersebut. Mengapa topik tersebut menjadi hal yang perlu diberitakan? Mengapa terjadi (sering) di sekolah? Lalu apakah mungkin terkait dengan konteks berbahasa? Petakan temuan dan analisis dalam sebuah peta konsep dan cobalah memaparkannya dalam sebuah teks nonfiksi. 2. Bacalah teks berikut. a. Kasus 1 Timun Emas Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem. Ia hidup sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak, agar dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu semua mustahil karena ia tidak mempunyai suami. Setiap hari Mbok Yem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada suatu hari, di tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang sangat menyeramkan. Tubuh raksasa itu lebih tinggi dari pohon. Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya gelap. Mulutnya terdapat sepasang taring yang sagat tajam. Kukunya panjang dan kotor. 1) Bagaimana kesan Saudara terhadap cerita tersebut? KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 50
Search