pada tipe jajar legowo 4:1 ditanam bibit umur muda dengan satu batang per lubang tanam, kemudian lahan dilembabkan dengan jarak tanam lebih lebar. Hal ini dapat memberikan hasil gabah 8 ton/ha. Budidaya padi metode SRI dengan penambahan bahan organik juga dapat menghemat biaya pemakaian pupuk anorganik menjadi saparuh dosis anjuran. Selanjutnya dapat dilihat hasil per petak dari penelitian budidaya tanaman padi metode Mina padi-SRI (Rozen et al., 2018). Tabel 4.5 Berat Gabah per Petak pada Tiga Jenis Ikan dan 3 Varietas Jenis ikan PB42 Varietas Batang Rata-rata Beras Merah Piaman Tawes 780,00 690,00 460,00 643.33 Mas 890,00 680,00 510,00 693,33 Nila 870,00 740,00 492,00 700,67 Rata-rata 846,67 703,33 487,33 Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut DNMRT 5% Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil per petak varietas PB42 lebih tinggi dibanding varietas beras merah dan Batang Piaman. Varietas PB42 termasuk varietas unggul nasional, walaupun sudah kena serangan hama penggerek batang, namun tetap memberikan hasil yang lebih dari varietas lainnya. Sementara jenis ikan yang baik dipelihara pada saluran air adalah ikan nila. Ikan nila lebih tahan dan beradaptasi pada lahan sawah. Ikan nila lebih enak dan gurih dijadikan babyfish. Dengan melakukan mina padi-SRI dapat meningkatkan produktivitas lahan. Bab 4 – Teknis Penanaman Padi Metode SRI 39
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
BAB 5 PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT Hama dan penyakit dapat dikendalikan secara alami dengan menggunakan bahan-bahan alami yang diramu sedemikian rupa. Bahan-bahan yang digunakan antara lain akar tuba, jariangau, jariamun, legundi, sirsak, mengkudu, jahe merah, surian, belerang, titonia, dan lain sebagainya. Pada budidaya tanaman padi metode SRI, jarang sekali terdapat hama dan penyakit berbahaya yang menyerang tanaman. Hal ini disebabkan karena dengan metode SRI ini, akan terjadi keseimbangan antara musuh alami dengan hama atau mikroorganisme penyebab penyakit. Apalagi pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara alami, maka musuh alami tidak akan mati akan tetapi berkembang dengan baik. Sementara, pengendalian secara kimia dapat membunuh musuh alami yang ada bahkan hama akan membludak dan menjadi resisten sehingga muncul hama baru. Disamping itu, penggunaan MOL (Mikro Organisme Lokal) juga sangat bermanfaat bagi tanaman padi dan tanah. MOL dapat menambah kesuburan tanaman dan mengendalikan hama serta penyakit. MOL berasal dari bahan-bahan alami seperti rebung, buah maja, buah-buahan, sayur-sayuran yang sudah busuk, bonggol pisang, dan keong mas. MOL keong mas, disamping dapat mengendalikan hama juga dapat mempercepat proses pengomposan jerami. Mol keong mas sebagai dekomposer sehingga mempercepat proses pelapukan. Mol rebung diberika pada persemaian agar bibit tumbuh lebih cepat dan serempak. Mol buah maja dan bonggol pisang digunakan untuk mencegah serangan Bab 5 – Pengendalian Hama dan Penyakit 41
hama. Mol sayur-sayuran diberikan pada tanaman selama fase vegetatif agar tanaman tumbuh dan berkembang lebih sempurna. Mol buah- buahan diberikan pada saat tanaman akan dipanen agar tanaman masak serentak. Terdapat beberapa jenis hama yang sering mengganggu tanaman padi. Berikut ini akan diuraikan beberapa hama penting yang mengganggu tanaman padi. 1. Hama wereng: Wereng Coklat dan Wereng Hijau 2. Hama penggerek batang padi: Penggerek batang padi kuning, Penggerek batang padi putih, Penggerek batang padi bergaris, Penggerek batang padi merah jambu 3. Walang sangit 4. Tikus sawah 5. Kepik hijau 6. Hama putih 7. Hama putih palsu 8. Hama ganjur 9. Kepinding tanah 10. Ulat gerayak 11. Burung 12. Keong Beberapa macam penyakit yang menyerang tanaman padi adalah: 1. Kerdil hama 2. Kerdil rumput 3. Tungro 4. Kresek 5. Bercak pelepah daun 6. Bercak garis 7. Bercak coklat sempit 8. Bercak coklat 9. Bercak belah ketupat 10. Hangus palsu 42 Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI (The System of Rice Intensification)
Dokumentasi hama yang menyerang tanaman padi dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 5.1 Hama Keong Memakan Bibit Padi Gambar 5.2 Keong Memakan Tanaman Padi Bab 5 – Pengendalian Hama dan Penyakit 43
Gambar 5.3 Tanaman Padi diserang Hama Wereng Gambar 5.4 Tanaman Padi Kering Akibat Serangan Wereng Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara pengendalian secara terpadu, antara lain; mengatur pola tanam (penanaman serempak, melakukan pergiliran tanaman, menanam varietas tahan secara bergiliran), eradikasi tanaman terserang, pengendalian hayati, penyiangan gulma, dan pengendalian secara kimia. Dokumentasi serangan hama wereng dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Hama yang sering menyerang tanaman padi dan menyebabkan tanaman tidak memberikan hasil adalah wereng. Hama wereng meletakkan telurnya dalam batang padi dan telur akan menetas lalu 44 Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI (The System of Rice Intensification)
hama wereng akan merusak tanaman padi sehingga tanaman menjadi rusak seperti hangus terbakar. Pengendalian hama wereng dapat dilakukan dengan cara alami yakni menggunakan daun surian dan tembakau dengan perbandingan 1: 1. Daun surian diremas dengan air lalu disaring, sedangkan tembakau direndam dalam air lalu disaring. Kemudian dicampurkan sampai merata dan larutan tersebut diambil 1 liter lalu ditambah 5 liter air dan disemprotkan pada tanaman. Kalau serangan sudah berat maka penyemprotan harus dilakukan berulang-ulang kali minimal 3 kali dalam seminggu. Pengendalian Walang Sangit dapat dilakukan dengan meletakkan keong emas yang sudah dihancurkan di atas sabut kelapa kemudian ditancapkan ditengah-tengah sawah. Selain itu, juga dapat diberikan jariamun atau dibuatkan perangkapnya dari botol akua. Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan cara merebus singkong dengan air kelapa sampai mendidih. Kemudian singkong rebusan tersebut dipotong-potong dan diletakkan ditengah-tengah sawah. Selain umbi singkong, dapat juga digunakan kapur barus yang diletakkan ditengah-tengah pertanaman padi yang dipasang pakai kayu atau ditebarkan di atas tanah. Akibat dari aroma kapur barus tersebut dapat mengganggu penciuman tikus sehingga tikus tidak akan mengganggu tanaman padi. Pengendalian hama tikus dengan kapur barus dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5.5 Pengendalian Hama Tikus dengan Kapur Barus Bab 5 – Pengendalian Hama dan Penyakit 45
Pengendalian hama penggerek batang padi dapat dilakukan dengan memberikan abu dapur atau abu sekam ke dalam rumpun tanaman padi. Seandainya tanaman sudah mulai berbunga maka pemberian abu dapat dilakukan dengan cara menebarkannya ditengah-tengah sawah. Lahan harus dikeringkan sebelum pemberian abu. Hama belalang memakan daun tanaman padi sehingga daun berlubang-lubang akibatnya dapat mengganggu proses fotosistesis. Dokumentasi belalang dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 5.6 Belalang pada Tanaman Padi Pengendalian hama burung dapat dilakukan dengan memasang jaring burung di atas tanaman padi. Jaring burung dapat merupakan perangkap sehingga burung banyak yang terjebak pada jaring tersebut dan akibatnya bisa mati. Burung yang sudah mati juga dapat mengendaliakan hama walang sangit. Dokumentasinya dapat dilihat pada gambar 5.7. Pengendalian penyakit dapat dilakukan secara preventif. Pupuk urea diberikan sesuai dosis jangan sampai berlebihan. Penyakit blas dapat diakibatkan karena kelebihan unsur hara N akibatnya daun tanaman padi menjadi subur dan kelembaban sekitar tanaman akan tinggi sehingga mengakibatkan daun bercak-bercak coklat belah ketupat. Akibat dari penyakit blas ini maka hasil akan menurun. Selain itu, penyakit kerdil rumput yang disebabkan oleh virus tungro menyebabkan tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya puso. Daun akan menguning dan tanaman kerdil. 46 Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI (The System of Rice Intensification)
Gambar 5.7 Burung Terperangkap pada Jaring Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri seperti xantomonas oryazae dapat mengakibatkan daun menguning seperti terbakar. Hal ini banyak menyerang varietas Inpari 33 seperti terdapat pada tanaman padi yang diserang di wilayah Jawa Tengah. Tanaman padi tidak berkembang dan akhirnya dapat menurunkan hasil. Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang diramu sendiri oleh petani seperti membuat MOL (Mikro Organiosme Lokal) yang berasal dari keong, daun-daun surian, mengkudu, sirsak, akar tuba, dan lain-lain, juga buah-buah busuk seperti tomat, mangga, sirsak, mengkudu. Sayuran yang sudah tidak bagus lagi bisa digunakan sebagai bahan baku MOL. Mol yang dibuat dapat dilihat pada pada gambar dibawah ini. Gambar 5.8 Bahan MOL dari Daun-daunan Bab 5 – Pengendalian Hama dan Penyakit 47
Gambar 5.9 Bahan MOL dari Daun-daunan Daun-dauan tersebut dapat diambil pada lingkungan sekitar sawah sehingga harga murah dan dapat dicari sehingga biaya produksi tanaman padi dapat ditekan. Ramuan alami ini tidak merusak lingkungan, akan tetapi sangat bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Gambar 5.10 MOL dari Keong Mas dan Buah-buahan Hasil ekstrak dari sayuran dan buah-buahan serta dauan-dauan tersebut dimasukan ke dalam wadah seperti gambar berikut ini. Masing- masing cairan dicampur 1:1 sehingga larutannya diambil sebanyak 1 48 Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI (The System of Rice Intensification)
liter dan dicampur dengan 5 liter air untuk disemprotkan ke tanaman padi. Penyemprotan ini dialakukan dua kali seminggu agar hasilnya lebih bagus. Fermentasi keong mas juga dapat digunakan untuk dekomposer jerami. Jerami akan cepat lapuk karena terdapat mikro organisme pengurai pada MOL keong mas tersebut. Gambar 5.11 Ekstrak dari Bahan-bahan Ramuan Alami Bab 5 – Pengendalian Hama dan Penyakit 49
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
BAB 6 PENUTUP Metode SRI merupakan salah satu metode inetnsifikasi pada budidaya tanaman padi yang dapat meningkatkan hasil sampai dua kali lipat. Metode ini sudah diterapkan di negara Indonesia, namun belum banyak petani yang memahami tentang SRI sehingga hanya segelintir petani saja yang dapat menerapkannya di lapangan. Kendalanya biaya penyiangan bertambah dengan tidak pahamnya petani untuk mengendalikan gulma. Semakin giatnya penelitian dilakukan tentang SRI, maka metode mina padi-SRI merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan nilai tambah dengan menmanfaatkan lahan yang tersedia dalam rangka meningkatkan produktivitas lahan. Pemanfaatan lahan yang tersedia mendapatkan dua hasil yakni panen padi dan ikan. Selain itu, penambahan bahan organik ke lahan juga telah banyak dilakukan pada penelitian, dengan penambahan bahan organik ini ke tanah menjadikan tanah lebih subur. Pemanfaatan kompos jerami sangat baik bagi struktur tanah. Selain itu, pada daerah yang banyak tersedia titonia, sebaiknya dimanfaatkan agar bermanfaat bagi tanaman yakni penambahan unsur hara ke lahan. Sumber daya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan guna memperbaiki struktur tanah sehingga lahan menjadi subur. Titonia belum banyak dimanfaatkan orang karena belum mengetahui akan manfaat dari titonia tersebut. Kompos jerami ditambah tironia dan pupuk kandang sapi dengan dekomposer jamur trichoderma dapat meningkatkan keseburan tanah, hasil tanaman karena tanaman menjadi sehat. Bab 6 – Penutup 51
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
DAFTAR PUSTAKA Berkelaar, D. 2001. Sistim intensifikasi padi (The system of Rice Intensification-SRI): Sedikit dapat memberi lebih banyak. Buletin ECHO Development Note, Januari 2001. ECHO Inc. 17391 Durrance Rd. North FtMyers FI.33917 USA. Hakim, N.,N. Rozen dan Jamilah. 2014. Kebutuhan unsur mikro untuk meningkatkan hasil padi sawah intensifikasi yang diberi pupuk organik titonia plus. Laporan Hasil Penelitian Hibah Stranas Tahun I. DP2M Dikti dan LP Unand, Padang. Kasim, M, N. Rozen dan Yaherwandi. 2016. Studi Perkembangan Phyllochron pada Budidaya Padi Metode SRI dan Konvensional. Laporan Penelitian Skim Hibah Guru Besar Univeritas Andalas. Padang. hlm. 20. Kementerian Pertanian. 2015. Budidaya Tanaman Padi Jajar Legowo. Modul Kegiatan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Poduksi Padi, Jagung dan Kedelai. Kementerian Pertanian Reuplik Indonesia. Rozen, N dan Gusnidar. 2016. Kebutuhan Unsur mikro padi sawah intensifikasi yang diberi pupuk prganik titonia plus. Laporan hasil penelitian tahun III Hibah kompetitif Penelitian Strategis Nasional DRPM Dikti. hlm. 42. Rozen, N. dan A. Anwar. 2017. Peningkatan Nilai Tambah Budidaya Padi melalui Penerapan Mina padi-SRI. Laporan Penelitian Skim PTUPT DRPM Dikti. hlm. 20. Daftar Pustaka 53
Rozen, N., A. Anwar dan N. Kristina. 2018. Peningkatan Nilai Tambah Budidaya Padi melalui Penerapan Mina padi-SRI. Laporan Kemajuan Skim PTUPT. DRPM Dikti. hlm. 21. Rozen, N., Gusnidar dan N. Hakim. 2016. Respon Tanaman Padi Sawah terhadap Penambahan Pupuk Organik Titonia Plus Unsur Mikro. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Agroteknologi/ Agroekoteknologi. Surakarta 21-22 Juli 2016. hlm. 409–412. Uphoff, N., K.S.Yang, P.Gypmantasiri, K.Prinzdan H.Kabir. 2002. The system of rice intensification (SRI) and its relevance for food security and natural resource management in Southeast Asia. International Symposium Sustaining Food Security and Managing Natural. Resource in Southeast Asia-Challenges for the 21st Century. January 8-11, 2002 at Chiang Mai, Thailand. (klaus.prinz@gmx. net); Advisor, Metta Development Foundation, Yangoon, Myanmar (h- [email protected]). hlm.13.
BIODATA PENULIS Dr. Ir. Nalwida Rozen, M.P. Penulis dilahirkan di Kota Batusangkar Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, pada tanggal 04 April 1965. Sarjana Pertanian ditempuh pada Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang, Program Studi Teknologi Benih, Jurusan Budidaya Pertanian, tamat tahun 1989. Dilanjutkan dengan Program Magister di Universitas Andalas Program Studi Agronomi, tamat tahun 1999. Penulis melanjutkan Program Doktoral tahun 2002 pada Program Pascasarjana Universitas Andalas Program Studi Ilmu-ilmu Pertanian dan diwisuda tahun 2008. Penulis bekerja sebagai dosen tetap pada Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Andalas sejak tahun 1990 sampai sekarang. Sudah banyak penelitian tentang metode SRI dilakukan sejak tahun 2015 sebagai penelitian disertasi dan sampai sekarang tetap melakukan penelitian tentang SRI. Pengabdian kepada masyarakat juga dilakukan dengan mengajak petani untuk membudidayakan tanaman padi metode SRI sejak tahun 2006 sampai sekarang. Penelitian tentang SRI sudah banyak dilakukan terutama dengan dana DRPM Dikti. Selain itu, Kerja sama penelitian dilakukan dengan pemerintah daerah dan kabupaten/kota serta dengan pihak swasta. Biodata Penulis 55
Prof. Dr. Ir. Musliar Kasim, M.S. Penulis dilahirkan di Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar pada tanggal 29 April 1958. Pendidikan Sarjana Pertanian di Universitas Andalas, tamat tahun 1983 dan melanjutkan studi ke IPB Bogor tamat tahun 1987. Selanjutnya menyelesaikan studi S3 di Los Banos Philipina tamat tahun 1992. Sebagai dosen tetap di Fakultas Pertanian Universitas Andalas sejak tahun 1984 sampai sekarang. Menjadi Guru Besar bidang Fisiologi Tanaman di Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang. Pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Andalas, Wakil Menteri Bidang Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sekarang menjabat sebagai Rektor Universitas Baiturrahmah Padang. 56 Teknik Budidaya Tanaman Padi Metode SRI (The System of Rice Intensification)
Search