Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 4. Menembus-Batas-Potensi-Anak

4. Menembus-Batas-Potensi-Anak

Published by Supardi, 2023-01-26 13:25:47

Description: Menembus-Batas-Potensi-Anak

Search

Read the Text Version

Berkolaborasi dengan: Menembus Batas Potensi Belajar Anak Laporan Peneliti: Kontributor Penelitian: Belynda McNaughton Dr Gita Nasution Monica Agnes Sylvia Murni Leo Popo Ronald Alexander Simanjuntak

Daftar Isi Pesan dari Filantropi Indonesia 1 Ringkasan Eksekutif 2 Daftar Istilah 3 Ucapan Terima Kasih 4 Ringkasan Temuan Utama 4 Pertanyaan Penelitian Utama 5 Metodologi 5 BAB 1: LATAR BELAKANG 6 Kondisi Pendidikan di Indonesia 6 Status Perkembangan PAUD di Indonesia 6 Pendidikan Anak Usia Dini 7 Program Pengasuhan 9 Kesehatan dan Gizi Anak 9 BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA 11 Kepustakaan Global 11 Penelitian Tentang Stunting dan Hasil Belajar 13 Pendidikan Pra Sekolah Dasar 14 Kajian Pustaka Indonesia tentang PAUD dan 16 Perkembangan Kognitif Anak 19 BAB 3: TEMUAN UTAMA 19 Analisis/Pembahasan/Rekomendasi 20 Lampiran 1: Latar belakang sistem pendidikan Indonesia 22 Lampiran 2: Praktik yang sangat efektif untuk meningkatkan akses dan hasil belajar dalam 23 pendidikan 25 Referensi Sumber/Definisi

Pesan dari Filantropi Indonesia Rizal Algamar dini mengingat signifikansi periode ini terhadap hasil pembelajaran anak pada tahapan selanjutnya. Tahapan Ketua Badan Perhimpunan ini juga pada dasarnya memiliki pengaruh yang Filantropi Indonesia signifikan terhadap perkembangan dan kemampuan otak anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Pendidikan merupakan sektor yang signifikan dalam peningkatan kualitas pembelajaran dan peluang lainnya membangun sumber daya manusia Indonesia. Oleh di masa mendatang. sebab itu, berbagai pihak – baik publik maupun swasta, telah mengupayakan tranformasi program dan Melalui rumusan masalah berdasarkan data dan fakta peningkatan investasi pada sektor pendidikan di tanah yang ada, Klaster Pendidikan Filantropi Indonesia, air dalam dua dekade terakhir. Hal ini dapat dilihat melalui studi ini, menelaah aspek hasil pembelajaran dan dari upaya pemerintah dalam meningkatkan kuantitas tantangan yang ada di lapangan. Publikasi ini melihat dan kualitas pelatihan pedagogi bagi tenaga pendidik, diperlukannya pendanaan terhadap program pra- pengayaan kurikulum sesuai kebutuhan perkembangan sekolah, advokasi dan pendekatan inovatif seperti melalui peserta didik, perluasan alokasi anggaran, serta peran pengasuhan orang tua, partisipasi kegiatan pra- perubahan arah kebijakan. Di sisi lain, kualitas sekolah, serta perhatian terhadap kesehatan juga gizi ibu pembelajaran di Indonesia dapat dikatakan cenderung dan anak. Studi “Menelusuri Faktor Penunjang Potensi belum optimal, tercermin dari hasil pembelajaran yang Anak terhadap Pembelajaran” merupakan penelitian belum berbanding lurus dengan peningkatan pendanaan awal Klaster Filantropi Pendidikan atas kolaborasi dan modifikasi program yang telah dilakukan. Lantas, dari Filantropi Indonesia dan Tanoto Foundation, yang apa yang sesungguhnya menjadi penghambat hasil bertujuan untuk mengeksplorasi potensi pendidikan di pembelajaran pada ekosistem pendidikan di Indonesia? Indonesia, khususnya melalui integrasi dari berbagai Apa upaya lainnya yang perlu diperhatikan dan dilakukan inisiatif pada tumbuh kembang dan pendidikan anak untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal usia dini. dalam upaya membangun sumber daya manusia yang berkualitas? Kami berharap publikasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesadaran publik yang lebih Berfokus pada dampak yang berkelanjutan dan besar, serta mendorong munculnya lebih banyak diskusi kolaborasi strategis, Klaster Filantropi Pendidikan dan upaya berbagi pengetahuan tentang pentingnya menyadari pentingnya intervensi pada tumbuh kembang intervensi tumbuh kembang anak usia dini. Pada dan pendidikan anak usia dini yang terstruktur dan akhirnya, kami menyambut terciptanya kerjasama terukur untuk memaksimalkan potensi anak dan dan kemitraan antara masyarakat, tenaga pendidik, dampaknya terhadap pendidikan. Hal ini didasari mitra pembangunan dan pemerintah melalui berbagai pada kebutuhan akan perhatian publik yang lebih kebijakan, praktik, dan penelitian untuk meningkatkan besar terhadap tumbuh kembang anak pada usia hasil pembelajaran anak Indonesia secara menyeluruh di masa yang akan datang. 1   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Ringkasan Eksekutif \"Investasi pada anak usia dini akan memberikan hasil yang maksimal pada jenjang pendidikan selanjutnya.\" Meskipun telah dilakukan berbagai upaya reformasi anak usia dini dan hasil belajar siswa di sekolah dasar. dan investasi secara signifikan pada sistem pendidikan Kesimpulan dari penelitian diharapkan dapat melengkapi di Indonesia, dampak terhadap capaian pembelajaran temuan di lapangan yang dapat dijadikan dasar dalam siswa terlihat masih jauh dari yang diharapkan. Skor PISA penelitian selanjutnya. Selain berkontribusi secara ilmiah, Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan sebanyak 70% temuan dan rekomendasi dari penelitian ini diharapkan siswa masih berada di bawah standar untuk kompetensi dapat bermanfaat terhadap pembuatan kebijakan membaca, 72% untuk bidang matematika dan 60% untuk sebagai kunci dalam merancang sistem pendidikan yang bidang sains1. Pencapaian ini juga belum menunjukkan berkelanjutan di Indonesia. peningkatan yang signifikan sejak tahun 2011. Kajian pustaka secara lebih lanjut mengungkapkan Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini dimulai dengan bahwa intervensi pada anak usia dini berperan secara pemaparan umum tentang berbagai kondisi yang signifikan dalam menentukan kualitas belajar anak. berkontribusi terhadap kurang optimalnya progress Ditemukan bahwa investasi pada anak usia dini capaian pembelajaran siswa. Hal ini mencakup akan memberikan hasil yang maksimal pada jenjang kesenjangan pendidikan yang signifikan di seluruh pendidikan selanjutnya. Intervensi pada anak usia Indonesia, kualitas guru yang belum optimal, dan dini mencakup pola pengasuhan, pendidikan pra- kurang maksimalnya intervensi pada pengembangan sekolah dasar yang berkualitas, stimulasi dini, program anak usia dini. Penelitian ini dilakukan melalui tinjauan pengasuhan anak, kesehatan dan gizi ibu dan anak. kepustakaan di tingkat global dan regional termasuk Selain itu, keluarga berperan penting dalam mendukung dalam konteks Indonesia, serta wawancara untuk kualitas pembelajaran anak dari usia dini hingga tahapan mengkaji temuan-temuan praktis oleh TF. Laporan usia selanjutnya, meminimalisir kesenjangan kemiskinan, ini berupaya untuk meninjau berbagai faktor pada dan mendukung anak-anak yang paling rentan untuk anak usia dini yang berkontribusi terhadap capaian dapat memiliki kesempatan bertumbuh seperti dengan pembelajaran yang kurang optimal pada siswa sekolah anak-anak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi dasar, dan merekomendasikan berbagai pendekatan pada anak usia dini bersifat menyeluruh dengan pada perkembangan anak usia dini dengan biaya mempertimbangkan beragam faktor, termasuk dukungan yang efektif yang telah berhasil meningkatkan capaian gizi bagi anak dan ibu serta dukungan dan stimulasi pembelajaran. Laporan ini menyoroti berbagai temuan dari orang tua. Temuan lain yang disoroti yaitu peran utama mengenai hubungan antara intervensi pada keluarga dalam memberikan pengasuhan dan kesiapan 1 Dinyatakan berada di bawah level 2 band dalam OECD for Programme International Student Assessment (PISA) 2   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

anak, keluarga, dan sekolah (Britto, 2010) serta peran • Mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan dua tahun masyarakat sebagai faktor kunci yang berkontribusi pada pendidikan pra-sekolah dasar pada tahun 2030. pertumbuhan dan perkembangan anak di tahun-tahun selanjutnya, termasuk kemampuan belajar mereka. • Meningkatkan pendanaan publik untuk tumbuh kembang dan pendidikan anak usia dini dan mengidentifikasi Pada tatanan pembuatan kebijakan, studi ini menemukan potensi pendanaan dari pendekatan alternatif dan inovatif. bahwa pemerintah daerah memerlukan dukungan dalam menerjemahkan dan menerapkan kebijakan dari tingkat • Memanfaatkan alokasi anggaran PAUD untuk nasional terkait intervensi pada anak usia dini yang sesuai mendukung pendidikan anak usia dini yang berkualitas. dengan konteks lokal mereka. Terbatasnya ketersediaan data juga tampaknya menjadi tantangan di tingkat sub- • Menstimulasi partisipasi terhadap layanan PAUD nasional, termasuk terbatasnya data perkembangan melalui kampanye dan sosialisasi. akademik siswa pada jenjang awal sekolah dasar. • Meningkatkan pendataan dan kolaborasi antara guru, Pada akhirnya, mengutip rekomendasi studi Bank Dunia siswa, dan para pemangku kepentingan terkait lainnya. (2019)2, terdapat upaya advokasi kebijakan yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: • Mengembangkan kemitraan strategis antara Mitra Pembangunan untuk mendukung koordinasi, advokasi kepada pemerintah dan memastikan penerapan penyampaian pesan secara konsisten di antara berbagai mitra pelaksana dan wilayah geografis yang berbeda. Daftar Istilah BPS Badan Pusat Statistik DAPODIK Data Pokok Pendidikan ECED Early Childhood Education and Development (Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini) GoI Government of Indonesia (Pemerintah Indonesia) INAP Indonesian National Assessment Program (Program Penilaian Nasional Indonesia) Kemendikbud Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan MOEC Ministry of Education and Culture (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) MORA Ministry of Religious Affairs (Kementerian Agama) OECD Organisation for Economic Co-operation and Development (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) PAUD Pendidikan Anak Usia Dini PAUD DAK Dana Alokasi Khusus PINTAR Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (Tanoto Foundation’s Flagship program for Basic Education) PISA Programme for International Student Assessment (Program Penilaian Siswa Internasional) PKH Program Keluarga Harapan Pusmenjar Pusat Asesmen dan Pembelajaran Riskesdas Riset Kesehatan Dasar RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional SDG Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) SIGAP Siapkan Generasi Anak Berprestasi (Program Unggulan Tanoto Foundation untuk Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini) Susenas Survei Sosial Ekonomi Nasional TF Tanoto Foundation UNICEF United Nations Children’s Fund 2 B ank Dunia. 2019. The Promise of Education in Indonesia: Consultation Edition: Overview (English). Washington, DC: Grup Bank Dunia. http://documents.worldbank.org/curated/en/968281574095251918/Overview. 3   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Filantropi Indonesia atas dukungan yang diberikan dan juga kepada staff Tanoto Foundation atas masukan terkait topik penelitian, kesediaan untuk berpartisipasi dalam wawancara untuk pengumpulan data, serta mengalokasikan waktu untuk memberikan umpan balik dan saran dalam pembuatan laporan penelitian. Ringkasan Temuan Utama Dengan pemahaman bahwa efektifitas suatu intervensi lingkungan sosial, seperti latar belakang pendidikan dipengaruhi oleh konteks, laporan penelitian ini, yang orang tua dan lingkungan tempat tinggal. didasarkan pada kajian pustaka di tingkat global dan Indonesia, menyoroti beberapa temuan utama yang • Intervensi yang memberikan paket dukungan kepada berhubungan dengan keterkaitan antara intervensi pada seluruh unit keluarga, bukan hanya anak, dinilai lebih anak usia dini dan capaian pembelajaran di tingkat efektif. Sebagai contoh, kunjungan ke Posyandu pendidikan dasar sebagai berikut: dapat mencakup imunisasi anak ditambah pelatihan keterampilan pengasuh tentang disiplin positif. 1. Pola pengasuhan (terutama pada anak usia 0-3 tahun) adalah intervensi pada anak usia dini yang 4. Intervensi pada anak usia dini untuk masyarakat dengan paling sering dirujuk sebagai intervensi efektif dalam kondisi ekonomi menengah ke bawah memiliki potensi memberikan dampak terhadap perkembangan anak untuk mengurangi kesenjangan (antara kalangan kaya (termasuk perkembangan kognitif). Pola pengasuhan dan miskin, ataupun daerah perkotaan dan pedesaan). ditandai oleh adanya lingkungan stabil yang dapat Saat ini akses pada layanan anak usia dini serta kualitas meningkatkan kesehatan dan gizi anak, melindungi layanan di pedesaan dan daerah terpencil di Indonesia anak dari ancaman, dan memberi mereka kesempatan jauh lebih rendah. untuk belajar sejak dini, melalui interaksi dan hubungan yang penuh kasih sayang. Penelitian lain dari negara 5. Pola asuh yang baik dalam keluarga, layanan penitipan berkembang menunjukkan adanya keterkaitan yang kuat anak yang memadai, dan partisipasi dalam pendidikan antara stimulasi pada anak usia dini, akses terhadap pra-sekolah pada periode awal tumbuh kembang anak layanan pra-sekolah yang berkualitas, dan pemberian perlu disertai dengan dengan sekolah dan berbagai bantuan tunai bersyarat berkatian dengan indikator layanan berkualitas hingga periode remaja agar dapat tumbuh kembang dan pendidikan pada anak usia dini, memberikan manfaat dari saling kebergantungan pada khususnya pada kemampuan akademik. Sementara itu, berbagai investasi yang dilakukan dalam berbagai tahap Lampiran 2 memberikan daftar lebih rinci tentang praktik- kehidupan. praktik yang memiliki efek positif terhadap pembelajaran dan akses serta pembiayaan yang sebanding. Hal ini 6. Intervensi yang dibangun berdasarkan media menunjukkan bahwa selain menyediakan akses terhadap penyampaian yang sudah ada sebelumnya akan prasekolah yang berkualitas, investasi dalam praktik meningkatkan penerimaan masyarakat, meningkatkan terkait metode pengajaran dapat meningkatkan kualitas kemungkinan replikasi dan keberlanjutan intervensi pembelajaran dengan biaya yang efektif. tersebut. 2. Apabila anak menempuh pra-sekolah dasar/taman 7. Pendanaan untuk penyediaan akses terhadap layanan kanak-kanak dalam waktu lebih lama, termasuk anak usia dini yang berkualitas di Indonesia sangat kelompok bermain informal sebelum pra-sekolah dasar minim dan terdapat banyak layanan yang diberikan oleh formal, hasil belajar akan lebih jauh meningkat. pemerintah dan mitra belum terkoordinasi dengan baik. 3. Semakin banyak faktor risiko yang ditangani dalam Walaupun telah terdapat sejumlah perkembangan, intervensi pada anak usia dini, semakin besar pula masih terdapat banyak kesenjangan data terkait tumbuh dampaknya terhadap hasil belajar. kembang dan pendidikan anak usia dini, terutama di tingkat sub-nasional. Hal ini menjadi hambatan bagi para • Intervensi gizi akan lebih efektif dalam meningkatkan pembuat kebijakan dan praktisi dalam pengambilan capaian pembelajaran apabila digabungkan dengan keputusan berdasarkan informasi yang tersedia terkait intervensi lainnya yang menangani faktor-faktor cara paling efektif untuk berinvestasi di bidang tumbuh kembang dan pendidikan anak yang berdampak pada 4   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak capaian hasil pembelajaran.

Pertanyaan Penelitian Penelitian ini didasarkan pada beberapa pertanyaan 2) Intervensi apa saja terkait perkembangan anak usia berikut ini: dini dengan biaya yang efisien dan efektif yang telah berhasil dilakukan di negara berkembang dan pada 1) Penelitian apa saja yang tersedia di tingkat konteks Indonesia untuk meningkatkan kemampuan global terkait perkembangan anak usia dini yang kognitif dan hasil capaian pembelajaran di sekolah menunjukkan faktor-faktor yang berkontribusi serta dalam kehidupan di usia mendatang? Seberapa terhadap tidak optimalnya hasil belajar di tingkat efektifkah intervensi tersebut? sekolah dasar? Termasuk penelitian yang menyoroti dan membandingkan dampak kesehatan dan gizi 3) Upaya advokasi apa saja (termasuk pendekatan anak, latar belakang sosial ekonomi keluarga, tingkat dan saran kebijakan) yang dapat dilakukan untuk keterlibatan orang tua dalam tumbuh kembang anak, mempengaruhi kebijakan dan pembuatan program oleh dan akses pada pendidikan pra-sekolah dasar. Pemerintah Indonesia terkait dengan tumbu kembang anak dan peningkatan capaian pembelajaran? Metodologi Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan • Wawancara semi-terstruktur dengan staf TF yang metode campuran. Penelitian ini mengkaji sumber terlibat dalam investasi terhadap tumbuh kembang data sekunder yang terdiri dari informasi kualitatif dan anak usia dini dan pendidikan dasar; kuantitatif. Metode penelitian mencakup: • Tinjauan terhadap data baseline dan monitoring • Tinjauan pustaka dari sejumlah penelitian yang relevan, internal Dasar TF untuk investasi pada tumbuh berbagai laporan yang dipublikasikan oleh organisasi kembang anak usia dini dan pendidikan dasar. internasional dan nasional seperti Bank Dunia, UNICEF, TF, OECD; • Tinjauan terhadap data indikator perkembangan anak dan capaian pembelajaran yang diambil dari badan statistik di Indonesia seperti Riskesdas, BPS, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan Kementerian Agama (Kemenag). 5   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Bab 1 rendahnya tingkat kehadiran guru, pelatihan dan dukungan terhadap guru yang kurang memadai, serta Latar Belakang kelemahan konten kurikulum dan sistem penilaian. Kondisi Pendidikan Namun demikian, penelitian menunjukkan bahwa 85% di Indonesia perkembangan otak anak hampir mencapai sempurna pada usia enam tahun (UNICEF, 2019). Oleh sebab Meskipun telah dilakukan reformasi pendidikan dengan itu, fondasi yang kuat sangat dibutuhkan pada saat skala besar selama dua dasawarsa terakhir, termasuk seorang anak berada di jenjang kelas satu Sekolah Dasar peningkatan pendanaan, kualitas pembelajaran di untuk memastikan anak-anak dapat mencapai potensi Indonesia belum menunjukkan peningkatan yang penuh mereka. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan diharapkan. Terdapat kesenjangan kualitas pembelajaran bahwa pengalaman anak usia dini memiliki dampak yang cukup signifikan antar daerah, antar sekolah, besar pada perkembangan otak – mempengaruhi maupun dalam sekolah. Meskipun Indonesia telah pembelajaran, kesehatan, perilaku, dan peluang mencapai tingkat partisipasi sekolah yang tinggi selama seumur hidup pada tahun-tahun selanjutnya. Agar dua dasawarsa terakhir, kualitas pembelajaran tetap Indonesia dapat memperoleh manfaat dari 'bonus berada pada status quo dan ketidaksetaraan dalam hasil demografis' yang diharapkan pada tahun 2030, pembelajaran terus meningkat. Hasil pembelajaran diperlukan upaya serius dan segera, untuk memastikan mayoritas siswa Indonesia berada di bawah anak-anak mencapai potensi penuh mereka termasuk kemampuan dasar3: 70% dalam literasi, 72% dalam kemampuan mereka untuk belajar. matematika, dan 60% dalam sains. Terdapat kurang dari satu persen siswa Indonesia yang mencapai kecakapan COVID-19 kemungkinan akan mengancam semua 'tinggi' (level 5 atau lebih) dalam setidaknya satu bidang perkembangan terkait akses dan kualitas yang telah studi. Skor Indonesia lebih rendah dibandingkan negara dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah lainnya di kawasan Asia Tenggara, kecuali Filipina. Indonesia telah bergerak cepat untuk mendukung Skor PISA 2018 belum menunjukkan peningkatan yang pembelajaran selama masa pandemi, melakukan signifikan sejak Indonesia pertama kali menerapkan tes pembelajaran daring dan menyalurkan siaran pendidikan PISA pada tahun 2001. Untuk mengetahui latar belakang lewat media televisi untuk anak usia dini hingga sekolah yang lebih rinci tentang status sistem pendidikan dan menengah atas (Surat Edaran Kemendikbud No. 4/2020). hasil belajar di Indonesia, lihat Lampiran 1. Namun, studi terbaru dari Bank Dunia telah meneliti dampak COVID-19 terhadap pembelajaran dan capaian Data dari berbagai penelitian (Bank Dunia, 2017) di sekolah. Studi ini memperkirakan bahwa anak-anak Indonesia menunjukkan kualitas guru yang rendah Indonesia telah kehilangan 11 poin skor literasi PISA merupakan satu-satunya faktor utama di balik dan pendapatan tahunan sebesar USD249 di waktu rendahnya hasil belajar siswa di sekolah. Pembelajaran mendatang akibat masa penutupan sekolah selama hafalan dan pendekatan pengajaran yang berfokus pada empat bulan sejak Maret hingga Juli 2020 (Yarrow, N., materi di buku mendominasi sistem pembelajaran di Masood, E., Afkar, R , 2020). Kerugian ini diperkirakan seluruh Indonesia, dan masih banyak guru di tanah air akan terus bertambah dikarenakan penutupan sekolah yang belum memiliki keterampilan berpikir kritis seperti yang masih berlangsung. yang diukur dalam PISA. Masalah-masalah lain yang menghambat pembelajaran di sekolah dasar mencakup Status Perkembangan Anak Usia Dini di Indonesia Terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa tumbuh kembang dan pendidikan anak usia dini menjadi prioritas kebijakan yang semakin ditingkatkan di Indonesia. Pembentukan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada tahun 2000 telah diikuti dengan Grand Design dan beberapa peraturan menteri pada 3 Dinyatakan berada di bawah level 2 band dalam Program OECD for International Student Assessment (PISA) 6   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Latar Belakang

intervensi anak usia dini. Berbagai layanan bersifat lintas sektoral dan disediakan dalam format yang berbeda oleh berbagai kementerian di Indonesia (Lihat Tabel 1). Undang-Undang Pendidikan Indonesia No. 20/2003 menetapkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mencakup anak usia sejak lahir hingga enam tahun melalui berbagai jenis layanan seperti kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak. Meskipun terdapat peningkatan pada fokus layanan terpadu, namun cakupan dan jangkauannya masih sangat terbatas. Peraturan Presiden No. 60/2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik- Integratif (PAUD HI) bertujuan untuk memberikan fondasi yang kokoh bagi peningkatan implementasi dan koordinasi. Tabel 1: Ringkasan Layanan PAUD yang disediakan oleh Pemerintah Indonesia Ministry of Education and Ministry of Religious Ministry of Home Affairs National Family Planning with Ministry of Health Board Culture (MoEC) Affairs (MoRA) staff Formal Kindergartens (taman Islamic kindergartens kanak-kanak, TK) (raudhotul atfal, RA) Nonformal Playgroups (kelompok Islamic kindergartens Integrated health service Toddler family groups bermain, KB) (taman pendidikan quran, units (Posyandu) (bina keluarga balita, BKB) TPQ) ECED posts (Pos PAUD) Child care centers (taman penitipan anak, TPA) Other early childhood units (satuan PAUD sejenis, SPS) Sumber: World Bank 2012. Pendidikan Anak Usia Dini namun masih sangat rendah yaitu kurang dari 38,1% (SUSENAS, 2018), berada jauh di bawah target nasional Meskipun pendidikan anak usia dini belum diwajibkan sebesar 77% sebagaimana yang tercantum dalam RPJMN di Indonesia, subsektor ini terus berkembang dan 2015-2019 (Lihat Gambar 1). Menteri Pendidikan terpilih, bertujuan untuk mewajibkan pendidikan pra-sekolah dasar Bapak Nadiem Makarim, baru-baru ini mengintegrasikan selama satu tahun pada tahun 2030 (Bank Dunia, 2020). Direktorat PAUD di bawah Direktorat Jenderal PAUD, Terdapat peningkatan dalam pendaftaran dan partisipasi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah untuk pra-sekolah anak usia dini selama periode 2015-2018, mengakomodasi kelancaran transisi pembelajaran dari PAUD ke Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Atas. Gambar 1. Rasio Kasar Pendaftaran di Pendidikan Anak Usia Dini (usia 3-6 tahun) (2015-2018) 45% 40% 35% National 30% Boys 25% Girls 20% Urban Rural 15% 2015 2016 2017 2018 Source: SUSENAS juta orang Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan (US$2 per hari) dan setengah dari seluruh rumah tangga Kesenjangan pendidikan di Indonesia dimulai sejak usia berada di kelompok garis kemiskinan. Dari total populasi dini, tercermin dari kesenjangan akses pada pendidikan masyarakat miskin, 65 persen saat ini tinggal di daerah anak usia dini (termasuk Taman Kanak-Kanak, PAUD). pedesaan. Bagi keluarga dalam kelompok ini, perbaikan Ketidakmerataan tersebut terjadi bukan hanya di antara ekonomi nasional hanya membawa manfaat kecil dalam keluarga dari kuintil termiskin hingga terkaya, tetapi juga di antara daerah perkotaan dan pedesaan. Lebih dari 30 7   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Latar Belakang

bidang kesehatan dan pendidikan, yang membawa resiko mendorong setiap desa untuk memiliki setidaknya satu bagi perkembangan anak dan mengancam pembangunan PAUD, kualitas PAUD tersebut sering dipertanyakan. nasional. Profil pencapaian pendidikan (Bank Dunia, 2012) Meskipun kurikulum pendidikan anak usia dini telah mengungkapkan bahwa meskipun hampir semua anak dari diperkenalkan, wawancara5 menunjukkan bahwa kurikulum semua lapisan masyarakat mulai bersekolah pada tingkat ini belum diterapkan secara universal dan terdapat pendidikan dasar, anak-anak dari rumah tangga yang lebih kesenjangan pembelajaran yang luas antara pra-sekolah miskin dan anak-anak dari daerah pedesaan menghadapi dasar dan sekolah dasar tanpa dukungan peralihan yang lebih banyak kesulitan melanjutkan pendidikan dari tingkat kemudian berdampak pada kesiapan anak dan sekolah. pendidikan yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya 55 persen anak-anak pedesaan yang berhasil Meskipun standar kualitas minimal untuk PAUD telah masuk ke Sekolah Menengah Pertama, dan kurang dari ditetapkan oleh pemerintah, standar tersebut belum seperempatnya yang mendaftar ke Sekolah Menengah diaplikasikan dengan optimal, dimana data yang tersedia Atas. Sebaliknya, 80 persen anak-anak perkotaan berhasil menunjukkan hampir 80% di antaranya tidak terakreditasi mencapai Sekolah Menengah Pertama dan hampir dua (UNICEF, 2020). Terdapat banyak penyedia layanan pertiganya mendaftar di Sekolah Menengah Atas. Menurut PAUD yang tidak menyadari tujuan dari standar ini, (Won, Studi Lancet Indonesia, anak-anak yang telah mengikuti E. & Adriany, V., 2020). Menurut data PAUD 2019–20 pendidikan PAUD, lebih siap untuk sekolah, lebih kecil (UNICEF, 2020), persentase layanan PAUD non-formal kemungkinan untuk tertinggal dan oleh karena itu lebih yang terakreditasi masih sangat kecil. Layanan ini banyak mungkin untuk tetap bersekolah lebih lama. beroperasi di rumah atau garasi pribadi, dan sebagian berjalan secara paralel dengan pusat pelayanan terpadu Pada tahun ajaran 2019/2020, terdapat 205.472 pusat (Posyandu). pendidikan anak usia dini di Indonesia (UNICEF, 2020). Jumlah tersebut mencakup lembaga formal dan informal Meskipun UNICEF (2020) merekomendasikan agar 10 di seluruh negeri dan terdapat disparitas yang signifikan persen dari total pengeluaran pendidikan digunakan antar wilayah geografis. Sebagai contoh, Jawa Timur untuk PAUD pada tahun 2020, alokasi di Indonesia memiliki jumlah institusi lembaga pendidikan paling tinggi saat ini baru mencakup 1,33 persen dari seluruh (38.673), sementara itu di Papua hanya terdapat kurang anggaran sektor pendidikan (Kemdikbud, 2019). Saat dari 1.000 (939) dan Kalimantan Utara (629). Meskipun ini, PAUD yang terdaftar menerima subsidi sebagian dari jumlah layanan PAUD di Indonesia masih terbatas, pemerintah sebesar Rp600.000 untuk setiap siswa per SUSENAS (2019) mencatat bahwa semua anak Indonesia tahun. Dana ini ditransfer ke PAUD terkait untuk membeli di bawah usia 0-6 tahun telah mengakses pendidikan bahan dan perlengkapan belajar, dukungan tambahan anak usia dini dalam berbagai bentuk, dari formal hingga untuk transportasi dan pertemuan guru, dukungan non-formal dan informal. Akan tetapi, data tingkat nasional pendidikan orang tua, makanan tambahan untuk anak- menunjukkan 61,98% siswa dapat berpartisipasi di anak, dan kegiatan pendidikan lainnya. Walaupun telah pendidikan taman kanak-kanak formal (Taman Kanak- terdapat dukungan untuk PAUD, pendidikan PAUD masih Kanak, di bawah Kemendikbud) dan hanya 20,72% yang belum terjangkau bagi banyak keluarga dan sumber daya mengakses layanan pra-sekolah non-formal dan informal. pendukung masih terbilang kurang memadai. Sebagian PAUD terletak jauh dari pemukiman masyarakat, Selain masalah akses, tantangan besar lainnya yaitu terutama di daerah pedesaan, sehingga sulit bagi orang rendahnya kualitas PAUD di Indonesia (UNICEF, 2020). tua untuk menyekolahkan anaknya yang masih kecil. Faktor rendahnya kualitas ini diperparah oleh terbatasnya Selain itu, karena para orang tahu rendahnya kualitas kualitas guru PAUD4. Hanya 32% guru PAUD yang bergelar PAUD di pedesaan, orang tua sering memilih untuk sarjana pendidikan dan sekitar 68% lulusan Sekolah mengasuh anaknya di rumah. Menengah Atas (UNICEF, 2020). Meskipun pemerintah 4 Wawancara dengan Staf TF, 2020 Latar Belakang 5 Ibid 8   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Program Pengasuhan Anak Kesehatan dan Gizi Anak Indonesia semakin menyadari pentingnya pendidikan Global Nutrition Report tahun 2018 (Tomlinson & Andina, bagi orang tua tidak hanya terkait dengan PAUD, 2015) menunjukkan beberapa perkembangan telah tetapi juga pada tingkat pendidikan lainnya. Sebagai dicapai dalam mengurangi stunting pada anak usia di hasilnya, terdapat banyak program yang dikembangkan bawah lima tahun di Indonesia. Stunting pada anak usia dan dilaksanakan oleh berbagai kementerian (seperti di bawah lima tahun mencapai 42% pada tahun 2000. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kesehatan, Angka ini secara bertahap telah berkurang hingga tahun Sosial, Agama, dan Badan Keluarga Berencana 2013 (menjadi 37,2%). Baru-baru ini terjadi percepatan Nasional), lembaga swadaya masyarakat internasional, penurunan sesuai dengan data pada tahun 20196 yang dan mitra lokal lainnya. Sayangnya, program-program menunjukkan penurunan angka stunting secara lebih tersebut belum memiliki pesan dan koordinasi yang lanjut menjadi 27,67%. Indonesia saat ini bertujuan untuk konsisten, dengan banyak orang tua kehilangan informasi mengurangi angka stunting hingga mencapai 14% pada pengasuhan yang relevan terkait tumbuh kembang anak tahun 2024 dan langkah ini sudah sesuai dengan jalur. (Bank Dunia, 2020). Studi Bank Dunia pada program Pengasuhan Indonesia (Tomlinson, H. & Andina, S., 2015) pada tahun 2015 memberikan berbagai rekomendasi untuk meningkatkan penentuan target pesan dan peningkatan sistem untuk jangka pendek dan panjang. Gambar 2: Prevalensi Stunting di Tingkat Provinsi (2019) 45,00 14,42 40,00 16,84 35,00 19,93 30,00 19,96 25,00 21,03 20,00 21,04 15,00 21,18 10,00 23,95 24,11 5,00 24,58 0,00 26,21 26,25 26,28 26,86 26,86 27,47 27,68 28,09 28,98 29,07 29,36 30,11 30,38 30,59 31,26 31,44 31,46 31,75 32,30 34,18 34,89 37,85 40,38 43,82 27,68 BKaSenDuIlpgauDlkYwaaoKIeugBsJyaieaanlJikkUtatRaauiBrramnattrabliiaauag NNuuKKsSsaaSalulaKKKilSiSuaaaaTSulSulTlilmlimiSemeuuwaaaaunJamnmlmeMntnmmPwagwatagaatsJaeJiaaaleegnarnatgInawtawtstutpsLGainaTeeaainnBearwakarurrwaeoedsaanrTTTSSSnuaaianaanBnMomeeePoeeegTTTalllagniiiUUUBBBBBBapnnnlAngtttaaantkReaaaaaaucgggtttiptummmaaaarrrrrrauslneeaaaaaaklaiurrrruuuaaaaaatrhthnrahntauohuanaguatarttn Sumber: SSGBI 2019 (SAE) atau Perkiraan Wilayah Kecil untuk memetakan status gizi di tingkat desa di Kabupaten Rokan Hulu, Meskipun terjadi peningkatan prevalensi stunting di Riau dan menemukan bahwa prevalensi stunting tingkat nasional dalam setahun terakhir, disparitas telah berubah akibat dinamika di tingkat lokal (Lihat geografis wilayah tetap ada (Lihat Gambar 2). Dalam Gambar 3). Beberapa faktor yang dapat berkontribusi empat tahun target waktu yang ditentukan, belum ada mengurangi stunting yaitu: pendidikan orang tua, satupun provinsi di Indonesia yang mencapai target berkurangnya kemiskinan di daerah, sanitasi bersih serta prevalensi stunting di bawah 14%. Adapun persentase tenaga kesehatan dan kepala desa yang berkomitmen. stunting tertinggi berada di Provinsi NTT (43,82%). Di sisi lain, faktor yang berpotensi meningkatkan stunting yaitu kendala transportasi, praktik kebersihan Meskipun laporan ini menunjukkan bahwa angka stunting pada masyarakat, kondisi geografis yang ekstrem, dan di tingkat nasional dan provinsi menurun, keadaan ini masalah ketahanan pangan. tidak merata di tingkat kabupaten bahkan desa. SMERU (2019) mengembangkan metode Small Area Estimation 6 Survei Status Gizi Balita Indonesia (2019) 9   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Latar Belakang

Gambar 3: Pemetaan Gizi untuk Mengidentifikasi Prevalensi Stunting (Kabupaten Rokan Hulu) Kabupaten Kabupaten Padang Lawas Utara Rokan Hilir N Kecamatan WE Tambusai Utara Kabupaten Bengkalis S 20 Kecamatan Kecamatan Kecamatan 0 5 10 Tambusai Kepenuhan Bonai Darussalam Kabupaten Kecamatan Kecamatan Padang Lawas Rambah Hilir Kepenuhan Hulu Kabupaten Kecamatan Kecamatan Kabupaten Mandaling Natal Bangun Purba Kunto Darussalam Siak Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kabupaten Kota Rambah Rambah Samo Pagarantapah Kampar Pekanbaru Darussalam Kecamatan Stunting (HAZ) Ujung Batu 48,96%-52,77% 52,77%-55,83% Kecamatan 55,83%-57,70% Rokan IV Koto 57,70%-59,70% 59,70%-63,25% Kecamatan Kecamatan Kabupaten Tandun Kabun Pasaman Kecamatan Pendalian IV Koto Kabupaten Lima Puluh Kota Sumber: SMERU (2019) menjadi tantangan utama dalam upaya peningkatan akses pangan. Ketiga, pola konsumsi makanan sebagian Pemetaan ini, bersamaan dengan hasil yang ada di provinsi besar masyarakat Indonesia masih kurang ideal, dengan lain ke depannya, akan memberikan panduan yang sangat karbohidrat yang masih mendominasi asupan makanan; bermanfaat terhadap bagaimana sumber daya PAUD dapat konsumsi sumber protein, buah dan sayur yang tidak diarahkan di masa mendatang, yang berpotensi menyasar memadai; dan kecenderungan peningkatan konsumsi daerah yang sangat terdampak dan idealnya selaras makanan olahan baik di perkotaan maupun pedesaan. dengan investasi dalam pendidikan dasar. Keempat, meskipun terdapat prevalensi stunting (tinggi badan rendah tidak sesuai dengan umur), berat badan Ketahanan pangan dan gizi saling terkait erat. Kerentanan kurang dan kurang gizi (berat badan rendah tidak sesuai pangan dapat mengakibatkan berbagai manifestasi dengan tinggi badan) pada anak usia di bawah 5 tahun malnutrisi. Salah satu unsur penting yang menjelaskan menurun sejak 2013, tingkat gizi buruk masih tinggi hubungan ini adalah kualitas dan nilai gizi makanan yang menurut standar internasional. Selain itu, prevalensi dikonsumsi. Kerentanan pangan dapat mempengaruhi kelebihan berat badan dan obesitas terus meningkat di kualitas pola makan dengan cara berbeda, yang berpotensi antara anak-anak usia 6 sampai 12 tahun, remaja dan, menyebabkan gizi buruk serta kelebihan berat badan orang dewasa. Hasil di lapangan juga menunjukkan atau obesitas. Memastikan pola makan yang sehat bahwa defisiensi mikronutrien terjadi meskipun data yang merupakan prasyarat untuk mencapai target SDGs yaitu representatif beberapa tahun terakhir belum dikumpulkan pemberantasan segala bentuk malnutrisi. Analisis situasi dan ditelaah. Dengan demikian, Indonesia menghadapi terkini oleh SMERU (Sirojuddin et al. 2020) menunjukkan tiga beban malnutrisi sekaligus, yaitu kekurangan gizi yang bahwa Indonesia telah menunjukkan kemajuan yang terjadi bersamaan dengan kelebihan gizi dan kekurangan cukup signifikan dalam meningkatkan ketahanan pangan zat gizi mikro. Krisis saat ini yang disebabkan oleh pandemi dan gizi. Namun demikian, masih terdapat beberapa COVID-19 dan langkah-langkah jarak sosial dapat mengikis tantangan. Pertama, peningkatan produksi sebagian perkembangan yang telah dicapai. Laporan tersebut besar komoditas pangan, terutama beras, belum mampu memberikan beberapa rekomendasi bagi pemerintah mengimbangi peningkatan konsumsi. Ketergantungan yang mencakup menggalakkan pola makan seimbang terus-menerus pada impor beras dapat mengancam melalui penyampaian perubahan perilaku, meningkatkan ketahanan pangan selama krisis akibat COVID-19. Kedua, akses pada layanan kesehatan, air dan sanitasi, sistem meskipun ketidakcukupan konsumsi pangan menurun, pangan yang peka terhadap nutrisi, dan keterjangkauan pada tahun 2018, sekitar 21 juta orang di Indonesia pangan, serta memastikan sistem perlindungan sosial yang masih mendapatkan asupan kalori di bawah kebutuhan menyasar mereka yang paling membutuhkan. minimal pola makan. Kemiskinan dan tingginya harga pangan dalam hubungannya dengan pendapatan masih Latar Belakang 10   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Bab 2 Tinjauan Kepustakaan Kepustakaan Global Seri Lancet terbaru tentang Perkembangan Anak Usia Dini (2016) menyoroti \"pola asuh\", khususnya Usia awal kehidupan seseorang menghadirkan peluang pada anak-anak di bawah usia tiga tahun, dan bagi masyarakat untuk berinvestasi pada anak guna intervensi multi-sektor (yang menggunakan mendukung keberhasilan anak di tingkat pendidikan kesehatan sebagai titik awal intervensi) diperlukan dasar, demi mencapai kesejahteraan dan mengubah untuk memaksimalkan potensi tumbuh kembang nasib dan ekonomi keluarga di masa yang akan datang anak. Pola asuh ditandai oleh lingkungan stabil yang (Heckman, 2007). Untuk mencapai kondisi tersebut, mendukung kesehatan dan gizi anak, melindungi anak anak-anak harus bebas dan terhindar dari kondisi dari ancaman, dan memberi mereka kesempatan tumbuh kembang yang tidak maksimal akibat dari untuk belajar sejak dini, melalui interaksi dan hubungan stunting. Kesenjangan awal dalam pembelajaran dan yang penuh kasih sayang. Manfaat pola asuh tersebut keterampilan akan membuat anak terperangkap dalam dirasakan seumur hidup, mencakup peningkatan lintasan perkembangan yang lebih rendah dari tahap ini kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk dan menjadikan mereka semakin sulit untuk keluar dari belajar dan bekerja. Intervensi sektoral yang digabungan kondisi keterbatasan ini (Bank Dunia, 2020). Keadaan ini dengan unsur pengasuhan dan perlindungan, dapat melanggengkan siklus rendahnya capaian akademis dan meningkatkan dampak positif pada anak. Pendekatan tingginya angka putus sekolah yang terus mengancam ini pada dasarnya mendukung intervensi yang generasi muda (UNICEF, 2019). Tinjauan kepustakaan ditujukan kepada keluarga sebagai satu kesatuan, dari sejumlah penelitian global dan di Indonesia berikut ini bukan hanya kepada anak. Pengasuhan dan didikan menyoroti temuan terkait dengan berbagai indikator pada yang baik dalam lingkup keluarga di mana seorang anak anak usia dini dan intervensi spesifik serta pengaruhnya tumbuh dan berkembang, layanan penitipan anak yang terhadap capaian pembelajaran. Terdapat banyak situasi memadai, dan partisipasi pada layanan pendidikan masa kanak-kanak mencakup lingkungan, biologis, dan pra-sekolah pada tahun-tahun awal kehidupan seorang psiko-sosial yang mempengaruhi potensi perkembangan anak perlu dilanjutkan dengan sekolah dan layanan seorang anak. Tinjauan ini berfokus terutama pada yang berkualitas hingga remaja untuk memanfaatkan bidang-bidang yang memiliki relevansi khusus dengan saling ketergantungan antar investasi yang dilakukan konteks Indonesia yang mencakup gizi, pendidikan anak dalam berbagai tahap siklus kehidupan. Hasil tinjauan usia dini, dan program pengasuhan anak. ini menunjukkan bahwa intervensi yang “sukses, cerdas dan berkelanjutan” untuk meningkatkan capaian Meskipun terdapat banyak definisi PAUD, Global perkembangan harus dapat: (i) mempromosikan pola Monitoring Report 2007 berfokus pada pendekatan asuh dan perlindungan; (ii) diimplementasikan sebagai holistik yang mencakup “kelangsungan hidup, paket yang menyasar beberapa risiko; (iii) diterapkan pertumbuhan, perkembangan, dan pembelajaran pada waktu yang sesuai dengan perkembangan selama anak – termasuk kesehatan, gizi dan kebersihan, dan siklus kehidupan; (iv) berkualitas tinggi; dan (v) dibangun perkembangan kognitif, fisik sosial dan emosional – sejak dari media yang sudah ada untuk meningkatkan lahir hingga masuk ke pendidikan dasar formal, informal, kemungkinan terjadinya replikasi dan keberlanjutan dan non-formal” (UNESCO, 2007). Di bawah payung intervensi. Adapun intervensi yang terbukti memberikan SDGs yang lebih luas, upaya investasi dalam tumbuh manfaat signifikan bagi perkembangan anak dirangkum kembang anak pada usia dini tidak hanya menjadi tujuan dalam Gambar 4 dan Gambar 5 yang menyoroti tiga utama, tetapi juga mempengaruhi dampak pencapaian intervensi terpadu yang direkomendasikan dari penelitian. SDG lainnya (misal SDG 1-5, 10, 16, dan 17). Tinjauan Pustaka 11   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Gambar 4: Intervensi berbasis bukti yang mempengaruhi aspek pola asuh (The Lancet, 2016) • Family planning • Routine antenatal care and • Routine care for • Neonatal disease prevention and • Infectious disease prevention antenatal nutrition labour and childbirth treatment • Periconceptional • Detection and management of nutrition • Maternal infection prevention, • Management of birth • Healthy home care and nutritional childhood illness diagnosis, and treatment complications support • High quality childhood care and • Assessment and management of • Immediate newborn • Promotion of optimal infant and educatioin programmes fetal health and growth care young child feeding • Management of pregnancy • High quality early childhood care complications and education programmes Adolescence and Pregnancy Labour and birth Neonatal Infancy Early childhood School age adulthood Labour onset-first 3 days 1-23 months 24-60 months 5-10 years First Second Third First week-first trimester trimester trimester month 10 12 14 16 >18 0 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 Birth 24 48 72 1 2 3 4 6 12 18 24 3 4 5 6 8 >10 Years Weeks Hours Weeks Months Years Interventions throughout the life course Parenting programmes* Maternal mental health and Social protection Water, sanitation, and hygiene • Periconceptional nutrition wellbeing (WASH) • Positive parenting and • Conditional cash • Ensuring access to clean water • Assessment and treatment transfers • Creating sanitation infrastructure responsivity for anxiety, psychosis, and • Promoting hygiene behaviours • Maltreatment prevention depression Sumber: SMERU (2019) Gambar 5: Intervensi yang Direkomendasikan Lancet Series (2017) Paket Dukungan PAUD yang direkomendasikan yaitu sebagai berikut: 1. Intervensi terhadap keluarga: Terdapat tiga unsur dukungan terhadap keluarga yang dapat meningkatkan kemungkinan keluarga dalam memberikan pengasuhan yang baik bagi anak: akses terhadap layanan berkualitas (misalnya perawatan antenatal, imunisasi, gizi); pengembangan keterampilan (misalnya pola asuh dan upaya mengurangi pola pola asuh dengan didikan disiplin yang keras); dan dukungan terhadap keluarga (misal, perlindungan sosial, jaringan keamanan, dan kebijakan yang mendukung keluarga). 2. Intervensi terhadap pengasuh: Intervensi dua generasi ini menekankan pada pola asuh dan perlindungan terhadap kesehatan fisik dan mental orang tua, sekaligus meningkatkan kapasitas pengasuh untuk memberikan pengasuhan kepada anak mereka. 3. Intervensi pembelajaran dan perlindungan usia dini: Serangkaian intervensi ini mengintegrasikan dukungan kepada anak usia dini dengan dukungan orang tua dengan upaya memfasilitasi kemampuan guru dan pengasuh untuk menciptakan lingkungan pengasuhan yang mendukung di pusat penitipan anak maupun PAUD. Titik berat dari intevensi ini terletak pada kualitas dan dukungan keluarga melalui pemberdayaan orang tua, arahan gizi dan pola asuh, serta perlindungan anak. 12   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

Penelitian Tentang Stunting Candland & Odden, 2015) dari 55 studi di negara dan Capaian Pembelajaran berkembang telah menunjukkan bahwa stimulasi usia dini, pendidikan pra-sekolah, dan bantuan tunai Pertumbuhan yang terhambat (atau pertumbuhan linier7) tampaknya menjadi intervensi paling efektif dalam pada usia dini kerap dikaitkan dengan penilaian kognitif meningkatkan capaian pendidikan. Ini menunjukkan dan prestasi sekolah yang lebih rendah dari rata-rata intervensi anak usia dini dapat mempengaruhi dan juga dengan kondisi kesehatan di masa mendatang. pendidikan yang diterima di sekolah melalui sejumlah Publikasi Lancet (Prado & Kubes, 2019) baru-baru kemungkinan cara seperti perkembangan kognitif yang ini menunjukkan dalam intervensi penambahan gizi, dapat menghasilkan peningkatan prestasi akademis, peningkatan pertumbuhan linier diasosiasikan dengan sementara anak-anak yang lebih sehat berpartisipasi peningkatan yang minimal dalam perkembangan anak, secara lebih maksimal di dalam kelas. Studi ini juga sedangkan intervensi pengasuhan dan stimulasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran di sekolah memiliki efek yang signifikan pada perkembangan cenderung dialami secara lebih optimal oleh anak-anak anak meskipun tidak berpengaruh pada pertumbuhan yang mendapatkan layanan pra-sekolah yang berkualitas linier. Ini menunjukkan bahwa faktor penentu serta program pemberian makanan tambahan dalam pertumbuhan linier dan perkembangan otak hanya kurun waktu yang lebih panjang. berpengaruh sebagian. Untuk alasan ini, agar seseorang dapat berkembang dan mencapai potensi yang utuh, Studi Bank Dunia baru-baru ini memperlihatkan intervensi harus secara spesifik menyasar penentu kombinasi bantuan tunai dengan program pengasuhan perkembangan otak dan tidak hanya pertumbuhan yang berdampak pada tumbuh kembang anak dengan linier (misal: hanya menyediakan asupan gizi). hasil yang menjanjikan (Arriagada, et.al. 2018). Gambar 6 menunjukkan dampak bantuan tunai terhadap Penelitian mengenai dampak dari hasil intervensi anak perkembangan bahasa dan kognitif pada anak di usia dini pada rentang usia selanjutnya pada dasarnya beberapa negara berkembang. masih terbatas. Sebuah tinjauan sistematis (Tanner, Gambar 6: Dampak Bantuan Tunai pada anak usia dini terhadap keterampilan kognitif dan bahasa .25 .18 Cognitive .15 Language .20 .13 .15 .18 .15 .10 .23 .05 .15 .11 .00 Paxson et Paxson et .18 al. 2010 al. 2011 ECUADOR Lopez Boo Marcours Barhamet Lopez Boo et al. 2010 et al. 2010 et al. 2010 et al. 2010 HONDURAS NICARAGUA MEXICO Sumber: Arriagada, Ana-Maria et al. 2018. Note: Size effects measured in standard deviations 7 Gangguan pertumbuhan linier dan stunting dianggap sebagai manifestasi dari kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang kompleks, di antaranya kekurangan nutrisi kronis dan paparan kondisi lingkungan yang buruk. 13   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

Gambar 7 menunjukkan hasil gabungan program bantuan tunai (Bantuan Tunai Bersyarat dan Tanpa Syarat) dengan intervensi pengasuhan di empat negara berbeda. Figure 7: Impact of adding parenting interventions to cash transfer programs KOLOMBIA MEKSIKO NIGERIA PERU CCT UCT CCT Platform Jaring CCT Pengaman* Pertemuan kelompok Modalitas Penyampaian Kunjungan ke rumah Kunjungan ke rumah Kunjungan ke rumah dan Pertemuan dan Pertemuan kelompok kelompok Kurikulum Pengasuhan Diadaptasi dari “Reach Educación Inicial Diadaptasi dari UNICEF Diadaptasi dari “Reach Up” atau “Jangkaulah” “Essential Family Up” atau “Jangkaulah” Pratices Package” Dampak pada Peningkatan praktik Tidak diukur Peningkatan gizi dan Peningkatan praktik praktik dan perilaku pengasuhan (aktivitas stimulasi praktik dan pengasuhan; pengasuhan bermain dan bahan pengurangan disiplin peningkatan aktivitas bermain) dalam jangka yang keras bermain dan bahan pendek bermain, pengurangan disiplin yang keras Dampak pada anak Tidak ada Tidak dilaporkan Tidak ada Tidak dilaporkan kurang gizi dan stunting Dampak pada hasil Peningkatan kognisi dan Dampak positif Peningkatan Dampak positif pada kognitif dan non-kognitif keterampilan bahasa pada kognisi dan tetapi dampak tidak bahasa hanya ketika Keterampilan sosial- perkembangan anak, berlangsung dalam program mencakup jangka menengah. peningkatan promosi emosional tetapi tidak terutama kognisi dan Tidak ada dampak pada pada intervensi keterampilan sosial- pengasuhan ada dampak pada bahasa emosional domain perkembangan lain anak Sumber: Arriagada, Ana-Maria et al. 2018, berdasar laporan evaluasi damak dari Kolombia (Attanasio et al 2014 dan Andrew et al 2018), Meksiko (Fernald et al 2017) (Barry et al. 2017 dan Premand et al 2016), dan Peru (Araujo et al. 2016) ** CCT= Bantuan Dana Bersyarat, UCT= Bantuan Dana Tanpa Syarat Catatan: Dampak laporan didasarkan pada perbandingan transfer dan plus intervensi pengasuhan anak versus transfer dana itu sendiri. Pendidikan Pra-Sekolah Dasar membatasi peluang di kemudian hari. Terdapat banyak studi yang menunjukkan bahwa fondasi pembelajaran Laporan UNICEF (2019) secara khusus menyoroti sebagian besar dibangun pada tahun-tahun awal pentingnya pendidikan pra-sekolah dasar sebagai kehidupan, sebelum seorang anak memasuki jenjang komponen yang tidak terpisahkan dari tumbuh sekolah dasar. Pendidikan pra-sekolah dasar yang kembang anak usia dini. Lampiran 2 menunjukkan berkualitas membentuk fondasi dasar yang kuat untuk bagaimana pendidikan pra-sekolah dasar dibandingkan pembelajaran yang meliputi: dalam hal biaya dan efektivitas terkait dengan intervensi lain yang meningkatkan hasil pembelajaran. Dari 20 • keterampilan sosial yang lebih kuat, kosa kata yang praktik, praktik yang terkait dengan peningkatan metode lebih banyak, kepekaan yang lebih baik terhadap pengajaran tercatat 7 kali, dengan 4 praktik terkait angka, dan lebih banyak rasa ingin tahu untuk belajar8; pengajaran masuk dalam 10 besar. • anak-anak memiliki kecenderungan yang lebih besar Pendidikan anak usia dini yang berkualitas menghasilkan untuk tetap bersekolah serta mencapai kompetensi rangkaian pembelajaran yang positif – sedangkan membaca dan matematika minimal di pendidikan kurangnya akses pada pendidikan pra-sekolah dasar dasar dan jenjang pendidikan seterusnya; dan terbukti memperbesar kesenjangan pencapaian dan • membantu anak-anak mengembangkan kemampuan untuk mengatasi situasi traumatis dan stres, seperti konflik dan keadaan darurat lainnya9. 8 In the Philippines, children who attended pre-primary programmes continued to demonstrate higher performance in literacy, mathematics and social and emotional development at the end of Grade 1. 9 ibid 14   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

Pendidikan pra-sekolah dasar yang universal bekerja dengan baik dengan anak-anak lain serta terlibat juga berperan dalam proses pembelajaran dalam kegiatan belajar, selain mencakup keterampilan yang lebih efisien, dimana terdapat lebih sedikit akademik seperti literasi dan berhitung (Mclanahan, pengulangan, dan lebih sedikit strategi perbaikan 2005). Kemampuan ini berasal dari aspek yang lebih yang diperlukan untuk 'mengejar ketinggalan'. luas dari kesejahteraan fisik dan perkembangan motorik; Terlepas dari pendapatan rumah tangga atau nasional, perkembangan sosial dan emosional; pendekatan partisipasi dalam program pendidikan anak usia dini untuk belajar; perkembangan bahasa; pemahaman dan adalah salah satu penentu yang signifikan dalam pengetahuan umum, perkembangan spiritual dan moral; memastikan kesiapan anak untuk bersekolah (UNICEF, penghargaan terhadap keragaman dan kebanggaan 2019). Pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas nasional. Terdapat banyak pendapat mengenai mempersempit kesenjangan pencapaian awal bagi adanya penekanan yang tidak proporsional pada anak-anak dari keluarga yang kurang mampu dan kesiapan anak dibandingkan kesiapan sekolah untuk menempatkan mereka pada posisi yang lebih setara mendukung transisi anak (Woodhead & Moss, 2007). dengan teman sebaya mereka yang berasal dari kondisis Unsur kunci dari kesiapan sekolah mencakup: ekonomi yang lebih memadai. Sebuah studi di 55 negara berpenghasilan rendah menunjukkan peningkatan pada • Adanya pemahaman di antara guru kelas awal bahwa tingkat pendaftaran pra-sekolah dasar nasional dari anak-anak belajar melalui bermain dan pengalaman 25 persen menjadi 75 persen yang dikaitkan dengan alamiah dan memastikan anak-anak memiliki sumber peningkatan sebesar 27 persen dari proporsi anak- daya yang memadai untuk belajar; anak yang memenuhi kompetensi matematika minimal di sekolah dasar dan 25 persen untuk kompetensi • Terdapat kurikulum di Taman Kanak-kanak kelas membaca minimal (UNICEF, 2019). Orangtua atau awal sekolah dasar yang dibangun berdasarkan pengasuh juga dapat kembali bekerja dan berkontribusi proses dan hasil pembelajaran sebelumnya. Bukti pada perekonomian negara. Pendidikan pra-sekolah menunjukkan bahwa keterampilan cenderung dipelajari dasar membangun keterampilan yang akan dibutuhkan dan dipraktikkan secara paling efektif ketika dikaitkan di pasar kerja, termasuk kolaborasi, pengendalian dengan pengalaman yang bermakna. Bahkan bagi diri, pemikiran kritis, dan motivasi – keterampilan yang anak-anak yang masuk sekolah tanpa menguasai mengubah pengetahuan menjadi keterampilan teknis keterampilan khusus, kurikulum harus mencakup (know-how) dan mengubah manusia menjadi warga kegiatan yang dikembangkan oleh anak dan didukung negara yang produktif (UNICEF, 2019). oleh guru dan harus menekankan pembelajaran praktis dan terintegrasi. Seiring dengan layanan bagi anak usia dini yang terus berkembang di masyarakat, terdapat sejumlah perhatian • Apabila Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar tidak yang diberikan terhadap peralihan dari pembelajaran di berada di lokasi yang sama, sejumlah Taman Kanak- rumah menuju pendidikan pra-sekolah formal menuju kanak dapat memberikan catatan portofolio anak yang pendidikan dasar. dapat diteruskan ke guru Kelas 1 untuk memastikan para guru memiliki informasi tentang anak di berbagai Meskipun bukan istilah baru, dari gagasan inilah aspek; dan pertanyaan tentang 'kesiapan sekolah' kerap menuai berbagai diskusi dan perdebatan. Dengan bertambahnya • Sekolah perlu mempertimbangkan perbedaan bahasa, tekanan di sekolah untuk terus meningkatkan angka budaya, dan pengalaman sebelumnya pada anak pendaftaran, retensi dan kelulusan, terdapat perhatian yang membentuk keterkaitan bermakna pada setiap yang cukup besar terhadap peran layanan bagi anak usia keluarga, budaya dan masyarakat dimana anak dini dalam mempersiapkan anak-anak untuk sekolah tumbuh dan berkembang. Hal ini mencakup upaya dan dampaknya terhadap masa depan mereka (Arnold memberikan kesempatan bagi keterlibatan orang tua et.al. 2008). Britto (2010) menekankan bahwa faktor di sekolah, misalnya melalui berbagai aktivitas seperti kesiapan anak, keluarga dan sekolah bersifat sama hari penyambutan masuk sekolah, diskusi antara pentingnya. ‘Kesiapan anak’ juga harus mencakup anak orang tua dan guru. 'Sekolah yang siap' juga diyakini yang berasal dari perekonomian yang kurang beruntung dapat menjembatani peran dan interaksi yang terjadi di dan mencakup kemampuan untuk mengikuti arahan, rumah dan sekolah dan mencakup upaya kolaboratif dengan orang tua untuk mengatasi berbagai tantangan seperti penggunaan bahasa ibu pada anak 15   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

ketika terhadap perbedaan bahasa di rumah dan efektif untuk pembelajaran anak usia dini memerlukan di sekolah (Woodhead & Moss, 2007). Anak-anak pendekatan menyeluruh di masyarakat. beserta orang tua mereka perlu mengunjungi sekolah bersama proses pembelajaran formal dimulai guna Temuan lainnya yang disorot dalam penelitian ACER meningkatkan keakraban dan mengurangi kecemasan meliputi: ketika mulai masuk sekolah di lingkungan baru. • Efek intervensi pada setiap anak akan berbeda Dukungan keluarga dan masyarakat yang berkontribusi tergantung pada usia anak, durasi partisipasi, dan pada kesiapan untuk bersekolah pada dasarnya frekuensi (jumlah jam per minggu); mencakup lingkungan rumah yang aman, asupan gizi • Pelatihan staf merupakan salah satu faktor kunci yang baik, akses terhadap layanan pra-sekolah yang keberhasilan; berkualitas, waktu yang disediakan setiap hari oleh • Dukungan masyarakat juga berkontribusi pada orangtua untuk membantu anak mereka belajar dengan efektivitas intevensi; dukungan (dari sekolah) yang juga membantu anak untuk • Intervensi center-based yang berfokus pada anak belajar. Britto (2010) menekankan bahwa ketiga dimensi pada dasarnya beragam dalam hal pengaturan, tersebut saling terkait, dan salah satu dimensi tidak kepegawaian, desain, dan skala, tergantung pada dapat dicapai tanpa dimensi lainnya dan juga mengakui konteks penerapannya; dan pengaruh budaya terhadap kesiapan bersekolah. • Partisipasi dalam intervensi center-based yang berfokus pada anak dapat memberikan dampak protektif Sebuah studi dari Australian Centre for Education terhadap pembelajaran di masa mendatang, sekalipun Research (ACER) (2019) yang didanai oleh Departemen kualitas pendidikan dasar cenderung kurang optimal. Luar Negeri Australia melakukan tinjauan pada 109 studi yang dilakukan selama jangka waktu 20 tahun, Kajian Pustaka Indonesia dari tahun 1998 hingga 201710, di berbagai wilayah tentang PAUD dan geografis, termasuk Indonesia, untuk memahami Perkembangan Kognitif Anak efektivitas program PAUD dan dampaknya pada capaian pembelajaran anak. Studi ini mencakup aspek Tinjauan ini hanya menyoroti beberapa studi longitudinal perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, dan terkait perkembangan anak usia dini dan pembelajaran motorik. Hasil tinjauan tersebut menunjukkan bahwa di periode usia berikutnya pada konteks Indonesia. lebih baik melakukan sesuatu daripada tidak melakukan Sayangnya, tidak banyak penelitian yang tersedia pada apa-apa bagi tumbuh kembang dan pendidikan anak konteks Indonesia dalam bidang ini. usia dini; semua jenis intervensi (termasuk tambahan pendapatan, intervensi yang berfokus pada orang tua, Bank Dunia (Nakajima, Jung & Pradhan, 2016) meneliti maupun pada anak), apabila diberikan dengan kualitas kontribusi pendidikan anak usia dini terhadap capaian yang baik, dapat berpengaruh positif pada tumbuh pembelajaran di usia dini (0-6 tahun) dan sekolah dasar kembang anak usia dini. Hasil studi ini juga menunjukkan awal (6-9 tahun) dalam kurun waktu tahun 2009 hingga bahwa program yang dapat mengoptimalkan sumber 2016. Intervensi dilakukan di 50 kabupaten dan berfokus daya yang ada di masyarakat untuk mendukung pada 3.000 desa yang telah diidentifikasi berdasarkan pembelajaran anak-anak, pada dasarnya dapat tingkat dan ukuran kemiskinan mereka. Hasil penelitian memberikan dampak yang signifikan. Sebagai contoh, menunjukkan bahwa di daerah pedesaan, siswa yang program yang meningkatkan praktik pengasuhan pernah belajar di PAUD menunjukkan prestasi awal pada anak oleh orangtua dapat memperkuat fondasi untuk aspek kompetensi sosial, perkembangan bahasa dan pembelajaran anak usia dini, tanpa dikaitkan dengan kognitif, mengalami lebih sedikit masalah perilaku sosial. program berbasis pusat pembelajaran dengan biaya Selain itu, kesiapan sekolah di kalangan siswa cenderung yang lebih mahal. Tinjauan tersebut juga mengemukakan lebih baik pada anak-anak yang mengenyam pendidikan bahwa, pada tingkat paling dasar, intervensi tambahan pada usia dini yang lebih lama atau diikuti dengan pendapatan rumah tangga secara langsung dapat pendidikan tahap lanjutan. Studi ini menemukan bahwa membantu mengatasi hambatan terhadap pembelajaran usia dini di lingkungan rumah. Sementara itu, di sisi lain, program terpadu menunjukkan bahwa dukungan paling 10 S ebuah peta ringkasan bukti, yang dibuat menggunakan perangkat lunak 3ie, menyajikan studi berdasar jenis intervensi, wilayah DFAT, tahun publikasi dan kelompok usia anak-anak yang berpartisipasi dalam intervensi. https://egmopenaccess.3ieimpact.org/evidence-maps/improving- young-childrens-learning-economically-developing-countries-scoping-review 16   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

anak-anak yang pernah menjalani pendidikan berbasis bermain seperti pra-sekolah (3-4 tahun) dan dilanjutkan dengan taman kanak-kanak (5-6 tahun) mendapat skor lebih tinggi daripada mereka yang kurang memiliki akses terhadap layanan ini. Evaluasi tersebut juga menemukan bahwa layanan pra-sekolah yang berkualitas memiliki menunjukkan korelasi dengan capaian tumbuh kembang yang lebih baik di berbagai aspek seperti kompetensi sosial, perkembangan bahasa dan kognitif, keterampilan komunikasi, dan pengetahuan umum. Studi lain pada program yang sama (Jung & Hasan, 2014) membandingkan kesenjangan pencapaian anak-anak yang berasal dari kalangan perekonomian kaya dan miskin di desa-desa proyek dan desa non-proyek selama 2 tahun. Terdapat temuan yang menjelaskan bahwa di desa-desa proyek, kesenjangan pencapaian antara anak-anak kaya dan anak-anak miskin pada aspek pengetahuan umum, kompetensi sosial dan komunikasi cenderung menurun. Sebaliknya, di desa-desa non-proyek, kesenjangan ini cenderung meningkat atau tetap konstan. Rekomendasi dari studi yang sama mencakup adanya bantuan tunai langsung dalam Program Keluarga Harapan (PKH) terkait kehadiran anak di PAUD. Pada saat penelitian dilakukan, persyaratan untuk mendapatkan PKH mencakup pemeriksaan bayi dan partisipasi pada pendidikan sekolah dasar, bukan PAUD. Sebuah studi longitudinal oleh Lancet (Prado, et al. 2017) dari masa kehamilan hingga usia sekolah di Indonesia menemukan bahwa intervensi biomedis pada ibu hamil (misalnya, pemberian asupan gizi mikro, asam folat) meningkatkan memori prosedural yang setara dengan setengah hingga satu tahun sekolah. Namun, terdapat hubungan yang lebih kuat antara faktor sosial-lingkungan (pendidikan orang tua, status sosial ekonomi, lingkungan tempat tinggal, dan kondisi depresi pada ibu) terhadap peningkatan kemampuan kognisi (Lihat Gambar 8). Ini menunjukkan bahwa program kesehatan anak yang hanya berfokus pada faktor biomedis bisa jadi tidak dapat meningkatkan kemampuan kognisi anak secara optimal. Gambar 8: Perkiraan hubungan faktor biomedis dan faktor sosial-lingkungan terhadap setiap aspek pada sampel Biomedical risk Socio- factors environmental risk factors Maternal supplement 10 Low (MMN vs IFA) socioeconomic 09 status Maternal (below median) MUAC during 08 pregnancy * Low maternal (<23,5 cm) 07 * education Maternal 06 haemoglobin * (<6 years) during 05 * pregnancy Coefficient size Low paternal (<110 g/L) 04 * education Maternal * height (<6 years) (<155 cm) 03 * * Mother Preterm birth 02 * depressed at * follow-up Small for ** * gestational age * * Home inventory 01 * score at follow- Post-natal ** up (below growth (below * median) median) * * Child ** haemoglobin at follow-up 0 (<115 g/L) General Declarative Procedural Executive Academic Fine motor Socioemotional intelectual function Achievement dexterity memory memory ability MMN maternal memiliki manfaat jangka panjang bagi perkembangan kognitif anak pada usia 9-12 tahun, sehingga hal ini mendukung perannya dalam perkembangan anak usia dini, dan perubahan kebijakan terhadap MMN. Hubungan yang lebih erat antara faktor sosial-lingkungan dengan peningkatan kemampuan kognitif pada anak menunjukkan program kesehatan reproduksi pada ibu hamil, masa pasca kehamilan, dan pada anak saat ini yang memfokuskan pada faktor biomedis dianggap tidak sepenuhnya memadai dalam meningkatkan kognisi anak, dan bahwa program yang juga mengikutsertakan faktor sosial-lingkungan sangat penting untuk menciptakan populasi masyarakat yang berkembang. Sumber: Lancet 2017 17   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

Studi Baseline oleh TF (Tanoto Foundation, 2018) Intervensi Tanoto Foundation pada Tumbuh menunjukkan bahwa siswa yang bersekolah di PAUD Kembang dan Pendidikan Anak Usia Dini dan dapat membaca lebih cepat sekitar 12 kata per menit Pendidikan Dasar dan rata-rata memiliki pemahaman terhadap bacaan yang lebih tinggi. Sejak tahun 2018, TF telah mulai berinvestasi pada intervensi tumbuh kembang dan pendidikan anak usia Districts with good governance arrangements e.g. Bantul dini melalui 3 pilar yang berfokus pada penurunan angka and Magelang were having more success and support for stunting, program pengasuhan anak, dan pengembangan local districts to develop a local responsive framework was kapasitas guru PAUD. Intervensi tersebut disalurkan melalui recommended to better implement the HI-ECED program. berbagai lembaga dan sektor, mulai dari keluarga hingga pusat pendidikan anak usia dini, dari kebijakan pemerintah Sementara itu, sebuah studi di Indonesia baru-baru ini tentang stunting hingga kualitas pengasuhan (formal dan (Siagian & Adriany, 2020) telah menyoroti tantangan informal). Sementara itu, pada bidang pendidikan dasar, yang dihadapi pemerintah dalam menerapkan TF mendukung peningkatan kualitas pendidikan melalui program PAUD Holistik-Integratif. Konsep layanan peningkatan kapasitas guru, serta kepala sekolah dalam terpadu tidak dipahami dengan baik di antara para mengelola sekolah. Intervensi terhadap tumbuh kembang pemangku kepentingan termasuk guru, layanan dan pendidikan anak usia dini melalui program SIGAP yang ditawarkan oleh kabupaten tidak terintegrasi, dimulai pada tahun 2019, sedangkan intervensi pada serta kerja sama dan koordinasi lintas sektoral di pendidikan dasar dan menengah melalui program PINTAR tingkat lokal cenderung masih kurang. Kabupaten dimulai pada tahun 2018. dengan pengaturan tata kelola yang baik misal Bantul dan Magelang lebih berhasil dan dukungan terhadap kabupaten-kabupaten lokal sangat dianjurkan untuk mengembangkan kerangka kerja responsif dalam menerapkan program PAUD HI secara lebih optimal. 18   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak Tinjauan Pustaka

Bab 3 Temuan Utama Ringkasan temuan kunci dari kajian kepustakaan tertera pencapaian yang disebabkan oleh kemiskinan dan pada Kotak 1 di bagian awal laporan ini. membantu anak-anak yang paling rentan untuk mengejar ketertinggalan dari anak-anak lainnya. Analisis/Pembahasan/Rekomendasi • Investasi pada tahun-tahun awal tumbuh kembang • Pemerintah daerah memerlukan dukungan dalam menerjemahkan dan memberlakukan kebijakan anak memberikan dampak yang signifikan pada PAUD HI di tingkat nasional dengan cara yang sesuai semua tingkat pendidikan. Pengembalian investasi dengan konteks lokal pemerintah daerah tersebut. (return of investment) tertinggi terjadi pada periode antara usia kelahiran dan usia lima tahun, terutama • Terdapat tantangan terkait ketersediaan data di untuk anak-anak yang berasal dari keluarga miskin. tingkat daerah tentang faktor-faktor utama yang Bukti menunjukkan bahwa setiap $1 (USD) yang berkontribusi terhadap peningkatan pembelajaran diinvestasikan dalam program pengembangan tetap buruk. Tantangan tersebut mencakup anak usia dini yang berkualitas akan menghasilkan keterbatasan data mengenai perkembangan pengembaliani investasi (return of investment) di akademik siswa di tahun-tahun awal sekolah dasar. kemudian hari hingga $17. Early Childhood Development Index (ECDI) dan • Meskipun stunting cenderung berdampak pada pemetaan gizi yang didukung oleh Tanoto Foundation, perkembangan anak dan upaya memberikan merupakan awalan yang baik dalam mengidentifikasi dukungan gizi kepada ibu dan anak dapat keragaman dan disparitas antar wilayah dan upaya meningkatkan tumbuh kembang anak, faktor sosial- semacam ini perlu untuk dilanjutkan. lingkungan lainnya juga dapat berdampak pada perkembangan otak. Oleh karena itu, intervensi anak Adapun Bank Dunia (2019) baru-baru ini memberikan usia dini perlu dirancang secara holistik dengan rekomendasi sebagai pertimbangan bagi Pemerintah mempertimbangkan faktor penentu utama lainnya Indonesia khususnya mengenai upaya peningkatan seperti dukungan dan stimulasi oleh orang tua. tumbuh kembang dan pendidikan anak usia dini. • Peran keluarga, termasuk orang tua dan pengasuh Rekomendasi tersebut mencakup beberapa hal, dalam memberikan “pola asuh” diyakin diantaranya adalah: sebagai faktor utama yang berkontribusi bagi perkembangan anak di kemudian hari, termasuk • Mengeluarkan kebijakan untuk mewajibkan dua tahun kemampuan mereka untuk belajar. Dukungan pendidikan pra-sekolah dasar pada tahun 2030. tambahan seperti intervensi sosial yang digabungkan dengan intervensi kesehatan anak sebaiknya dilakukan • Meningkatkan pendanaan publik untuk tumbuh dengan memanfaatkan media yang sudah ada dan kembang dan pendidikan anak usia dini dan dengan biaya yang relatif lebih terjangkau. mengidentifikasi potensi pendanaan dari pendekatan • Partisipasi anak dalam program pra-sekolah dasar alternatif dan inovatif. yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang berkontribusi paling signifikan pada peningkatan • Memanfaatkan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) capaian belajar siswa. Program pra-sekolah dasar PAUD untuk upaya mendukung pendidikan anak usia yang berkualitas dapat mengurangi kesenjangan dini yang berkualitas. 19   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak • Menggunakan kampanye sosialisasi untuk menstimulasi pendaftaran layanan PAUD dan partisipasi yang lebih tinggi; • Meningkatkan kolaborasi para pemangku kepentingan PAUD serta meningkatkan pendataan layanan PAUD, guru dan peserta didik. Temuan Utama

Lampiran 1: Latar belakang sistem pendidikan Indonesia Status Pendidikan Capaian Pembelajaran Siswa Indonesia Meskipun Indonesia telah mencapai tingkat partisipasi Sistem pendidikan Indonesia merupakan sistem sekolah yang tinggi selama dua dasawarsa terakhir, pendidikan terbesar ke-empat di dunia. Sistem formal capaian pembelajaran terlihat tetap 'statis' dan secara kolektif mempekerjakan sebanyak 3,3 juta guru ketidaksetaraan hasil pembelajaran terlihat meningkat. yang mendidik 53,1 juta anak di kelas 1 sampai 12 Mayoritas siswa Indonesia memiliki prestasi di bawah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecakapan dasar, yang ditentukan pada tingkat di bawah (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag). level 2 dalam Program OECD untuk Asesmen Siswa Tambahan sebanyak 231.446 layanan pendidikan Internasional (PISA):11 70% siswa dalam membaca, 72% anak usia dini telah mendukung proses pembelajaran dalam matematika, dan 60% dalam sains mencapai dini bagi 7,4 juta anak (Kemdikbud, 2019). Meskipun kecakapan di bawah kecakapan dasar. Kurang dari satu reformasi pendidikan dengan skala besar selama dua persen siswa Indonesia mencapai kecakapan 'tinggi' dasawarsa terakhir telah dilakukan termasuk melalui (level 5 atau lebih tinggi) dalam setidaknya satu bidang peningkatan pendanaan, kualitas pembelajaran studi. Skor Indonesia lebih rendah dari semua negara di tampaknya hanya mencapai sedikit kenaikan. Dengan kawasan ini, kecuali Filipina. upaya memanfaatkan bonus demografi dari populasi muda dalam beberapa tahun ke depan, Presiden Joko Skor PISA 2018 belum menunjukkan peningkatan yang Widodo telah menjadikan pengembangan sumber signifikan sejak Indonesia pertama kali melakukan daya manusia sebagai fokus utama dari masa jabatan PISA pada tahun 2001 (Lihat Gambar 1). Beberapa keduanya. RPJMN baru untuk kurun waktu 2019-2024, capaian sedikit lebih baik terjadi pada tahun 2009 dalam telah menekankan realisasi sekolah untuk anak usia kemampuan membaca dan pada tahun 2015 untuk sekolah, mengurangi stunting, dan meningkatkan kualitas kemampuan sains, tetapi hasil terbaru menunjukkan pendidikan. Inisiatif ini sejalan dengan Sasaran SDGs 4 stagnasi, dan di banyak bidang terjadi penurunan tentang pemerataan akses pendidikan, khususnya Goal pencapaian. Sebagian analis mengaitkan penurunan 4.2 tentang pemerataan akses pendidikan anak usia dini. ini dengan kelompok yang lebih luas, terutama dari Indonesia bagian timur yang sekarang turut serta dalam penilaian12. 11 Diadakan setiap tiga tahun, PISA adalah tes berbasis sampel yang menguji kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam bidang literasi, matematika, dan sains. PISA mengukur kompetensi yang akan memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara efektif dan produktif dalam kehidupan sebagai siswa, pekerja, dan warga negara secara berkelanjutan – dengan penekanan pada pemikiran kritis dan penerapan pengetahuan pada situasi kehidupan nyata. Indonesia telah berpartisipasi dalam PISA sejak tahun 2000. 12 Presentasi OECD PISA kepada Donor, 2019. 20   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Gambar 1. Skor PISA Indonesia 2018 score points Reading score points Mathematics score points Science 550 550 v v 550 500 500 500 450 450 450 400 382 402º 397º 400 400 383 403 396 371 393º 371 391 396º 386 350 350 360º 371 375 379 363º 382 350 2000 2003 2006 2009 2012 2015 2018 2003 2006 2009 2012 2015 2018 2006 2009 2012 2015 2018 PISA PISA PISA Indonesia OECD average Trend - Indonesia Sumber: OECD 2019 Meskipun skor Indonesia cenderung rendah secara keseluruhan, beberapa kelompok dan bidang menunjukkan hasil yang lebih baik daripada negara lain. Nilai rata-rata tes membaca untuk Jakarta dan Yogyakarta berada sekitar 40 poin lebih tinggi dari rata-rata nasional (masing-masing 410 dan 411 dibandingkan dengan rata-rata nasional 371), dan daerah perkotaan umumnya mengungguli daerah pedesaan dengan selisih yang hampir sama. Siswa yang lebih beruntung secara sosial ekonomi mengungguli siswa yang kurang beruntung sebanyak 52 poin untuk membaca. Sekolah-sekolah yang kurang beruntung juga memiliki akses ke sumber daya yang lebih sedikit. Selain itu, data menunjukkan bahwa anak perempuan mendapat skor lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki di semua mata pelajaran, sesuai dengan data penilaian lain yang tersedia untuk negara tersebut, namun perbedaannya secara statistik tidak signifikan. Gambar 2: Kemampuan Membaca Siswa Secara Keseluruhan Sama dengan PISA, asesmen siswa lain yang dilakukan oleh lembaga yang berbeda menunjukkan hasil yang serupa. Program Asesmen Nasional Indonesia (INAP) yang dilakukan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa lebih dari 70% siswa menunjukkan performa rendah dalam Matematika dan Sains, dan nilai Baca/literasi di bawah rata-rata (46,83%). Menariknya, meskipun banyak dari orang tua siswa memiliki pendidikan tinggi (yang diketahui mempengaruhi capaian anak), fakta ini tidak berdampak positif pada hasil pengukuran mereka (Pusmenjar Kemendikbud, 2020). 21   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Lampiran 2: Praktik dengan efektivitas yang signifikan dalam meningkatkan akses dan hasil pembelajaran dalam pendidikan Highly effective practices to increase access and learning outcomes in education Impact Cost Gabungan dampak peningkatan akses dan • Interventions cost 0% to 3% of strandard (basic) costs pembelajaran (anggapan nilai garis dasar 50% dari •• Interventions cost 4% to 9% of standard costs ••• Interventions cost 10% or more of standard cost pendaftaran dan pembelajaran 50%) Preschool (learning effect by Grade 5) Akses Pendidikan 25% Ekonomi Infrastruktur Student performance incentives Metode Pengajaran 21% Metode Pengajaran Masyarakat New school in village Kesehatan 15% Metode Pengajaran Metode Pengajaran Mother-tounge/bilingual instruction Infrastrutur/Tech 13% Kesehatan Ekonomi Better teaching methods Kesehatan/Sanitasi 12% Metode Pengajaran Metode Pengajaran Community-based monitoring Akses Pendidikan 11% Metode Pengajaran Kesehatan School feeding Ekonomi 10% Manajemen Remedial education for those behind 7% Cut waste – double learning time 6% Computer-assissted learning and materials 6% Malaria treatment (in high malaria areas) 6% Cash transfers 4% Washrooms and water 4% Group by ability 4% Provide info to teachers on student progress 4% User fee reduction 4% Providing instructional materials 3% micronutrient intervention 2% Teacher performance incentives 2% Train school management 2% Sumber: UNICEF 2019, A World Ready to Learn: Prioritising Early Childhood Education 22   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Referensi Arnold, C., et al (2008). “Transition to School: Reflections on Readiness”. Journal of Developmental Processes, 3 (26). Available at: https://www.researchgate.net/publication/236003946_Transition_to_School_Reflections_on_ Readiness/link/00b49515873f29f9f1000000/download. Arriagada, A., et al (___). “Promoting Early Childhood Development Through Combining Cash Transfer and Parenting Programs”. Available at: http://documents1.worldbank.org/curated/en/489331538646764960/pdf/Promoting- Early-Childhood-Development-through-Combining-Cash-Transfer-and-Parenting-Programs.pdf Heckman, J. (2007). “The economics, technology, and neuroscience of human capability formation”. National Academy of Sciences, 104 (33) 13250-13255; DOI: 10.1073/pnas.0701362104. Jung, H. & Hasan, A. (2014). The Impact of Early Childhood Education on Early Achievement Gaps: Evidence from the Indonesia Early Childhood Education and Development (ECED) Project. (February 1, 2014). World Bank Policy Research Working Paper No. 6794, Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=2404644 Mclanahan, S. 2005. “School readiness: Closing racial and ethnic gaps – Preface”. The Future of Children. 15. 3-3. 10.1353/foc.2005.0011, https://futureofchildren.princeton.edu/sites/futureofchildren/files/media/school_ readiness_15_01_fulljournal.pdf MoEC (2019) DAPODIK. Myers, R., & Landers, C. (1989). Preparing children for schools and schools for children. Ponencia presentada ante el CGECCD. Toronto: CGECCD. Nakajima, H., Jung, B., Pradhan, K. (2016). “Investing in School Readiness: An Analysis of the Cost-Effectiveness of Early Childhood Education Pathways in Rural Indonesia”. The World Bank Policy Research Working Paper 7832. The World Bank Education Global Practice Group. OECD PISA Presentation to donors, 2019. Prado, E., et al. (2017) \"Maternal multiple micronutrient supplementation and other biomedical and socio- environmental influences on children's cognition at age 9–12 years in Indonesia: follow-up of the SUMMIT randomised trial.\" The Lancet Global Health 5.2: e217-e228. Prado, E.L & Kubes, J.N (2019). “Do effects of early life interventions on linear growth corresponds to effects on neuro-behavioural development? A systematic review and meta-analysis”. Available at: https://www.thelancet.com/ journals/langlo/article/PIIS2214-109X(19)30361-4/fulltext Pusmenjar Kemdikbud, 2020 Siagian, N. & Adriany, V. (2020). The Holistic Integrated Approach of Early Childhood Education and Development in Indonesia: Between Issues and Possibilities. 10.2991/assehr.k.200808.037. Sirojuddin A, et al. (2020). Strategic Review of Food Security and Nutrition in Indonesia: 2019–2020 Update. Jakarta: SMERU Research Institute. Available at: https://www.smeru.or.id/sites/default/files/publication/rr_fsn_ indonesia_finalreport_eng.pdf Survey Status Gizi Balita Indonesia. (2019) SUSENAS. (2018). Tanner, J., Candland., T & Odden, W. (2015). “Later Impacts of Early Childhood Interventions: A Systematic Review”, IEG Working Paper 2015/3. Washington, D.C: World Bank. Available at: https://ieg.worldbankgroup.org/sites/ default/files/Data/reports/chapters/ecd-later-outcomes_overview-introduction.pdf. 23   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Tanoto Foundation Monitoring Baseline, 2018. The Lancet (2016). “Advancing Early Childhood Development: from Science to Scale. Lancet Series Paper ECD 2, https://www.thelancet.com/series/ECD2016. Tomlinson, H.B & Andina, S. (2015) Parenting Education in Indonesia: Review and Recommendations to Strengthen Programs and Systems. Washington, D.C: World Bank Group. Available at: https://globalnutritionreport. org/resources/nutrition-profiles/asia/south-eastern-asia/indonesia/ UNESCO (2007) Global Monitoring Report. Available at: https://bangkok.unesco.org/content/global-monitoring- report-2007. UNICEF (2019) A World Ready to Learn: Prioritizing quality early childhood education, Global Report. New York: UNICEF. Available at https://www.unicef.org/media/57926/file/A-world-ready-to-learn-advocacy-brief-2019.pdf. UNICEF. (2020) The State of Children in Indonesia. Jakarta: UNICEF Indonesia. Available at: https://www.unicef.org/ indonesia/sites/unicef.org.indonesia/files/2020-06/The-State-of-Children-in-Indonesia-2020.pdf Won, E. & Adriany, V. (2020). “Purpose of Indonesian Early Childhood Education Accreditation: Is It for Rating Grade of Institutions or Improving Their Quality?”. 10.2991/assehr.k.200808.022. Woodhead, M., & Moss, P. (2007). Early childhood and primary education: Transitions in the lives of young children (No. 2). ___: Open University. World Bank (2012) Early Childhood Education and Development in Indonesia: Strong Foundations, Later Success - A Preview. Jakarta: World Bank Group. Available at: https://openknowledge.worldbank.org/ handle/10986/12122 World Bank. (2017) “Improving Education Quality in Indonesia’s Poor Rural and Remote Areas”. Available at: https://www.worldbank.org/en/results/2017/12/22/improving-education-quality-in-indonesia-poor-rural-and-remote- areas. World Bank (2019) The Promise of Education in Indonesia: Consultation Edition: Overview. Washington, D.C.: World Bank Group. Available at: http://documents.worldbank.org/curated/en/968281574095251918/Overview. World Bank (2020) The Promise of Education in Indonesia. Available at: https://www.worldbank.org/en/country/ indonesia/publication/the-promise-of-education-in-indonesia. Yarrow, N., Masood, E., Afkar, R. (2020) Estimates of COVID-19 Impacts on Learning and Earning in Indonesia: How to Turn the Tide. Washington, D.C.: World Bank Group. Available at: https://openknowledge.worldbank.org/ handle/10986/34378 24   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Sumber/Definisi PAUD Gross Participation Percentage or ECE Gross Enrolment Rate 2019 (Badan Pusat Statistik, 2020) 3-6 year olds: Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Menurut Kabupaten/Kota 2019/2020 http://dashboard.setnas-stunting.id/apk-paud/ Percentage of Stunting per Kabupaten (2018): http://dashboard.setnas-stunting.id/ Percentage of Stunting per Provinsi (2018): https://www.bps.go.id/indicator/30/1325/1/persentase-balita-pendek-dan-sangat-pendek.html Stunting is defined here as the percentage of children (over 2 year) under the height/age or length/age compared to WHO-MGRS (Multi Growth Reference Study) 2006 Percentage of Poor Population per Kabupaten/Kota 2019 (Badan Pusat Statistik, 2020) Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota 2015-2020 Early Childhood Development Index (ECDI) (2018) Numeracy and Literacy and Learning Ability for Children 36 to 59 months Shows the percentage of children mastering set literacy and numeracy tasks in PAUD https://www.bps.go.id/publication/2020/10/22/7318afd993e5483a36649b4d/analisis-perkembangan-anak-usia-dini- indonesia-2018-integrasi-susenas-dan-riskesdas-2018.html Early Grade Reading Assessment (EGRA) EGRA data here shows percentage of students in category 1 i.e. Fluent Reading with Comprehension: obtained 80% of correct answers for reading comprehension questions, with a note that all of the texts were completely read. 25   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

Informasi dan opini dalam laporan ini disusun oleh mitra peneliti bekerjasama dengan Perhimpunan Filantropi Indonesia (“Filantropi Indonesia”) dan Tanoto Foundation. Materi dalam laporan ini dapat disalin dan didistribusikan secara bebas hanya untuk penggunaan nonkomersial, selama pemberitahuan hak cipta dan publikasi dikutip dengan benar. Filantropi Indonesia dan Tanoto Foundation tidak bertanggung jawab atas penggunaan sebagian atau seluruh materi laporan ini oleh pihak ketiga. Semua informasi dalam laporan ini disediakan hanya untuk tujuan informasi dan bukan merupakan kontrak hukum antara Filantropi Indonesia dan/atau Tanoto Foundation dan orang atau badan mana pun kecuali ditentukan lain. Beberapa gambar, dokumen, dan data yang terdapat di situs dapat merupakan hak cipta milik orang lain. Namun, pengakuan hak cipta terhadapnya dengan ini diberikan melalui kutipan yang tepat. Setiap referensi yang digunakan dalam publikasi ini diberikan sebagai pengakuan hormat. Hal ini tidak untuk ditafsirkan sebagai dukungan Filantropi Indonesia dan Tanoto Foundation atas konten atau pandangan dari materi yang dikutip. Filantropi Indonesia dan Tanoto Foundation tidak mengontrol, memantau, atau menjamin informasi yang dikutip yang terkandung dalam laporan ini dan tidak mendukung pandangan apa pun yang diungkapkan di dalamnya. Dalam keadaan apa pun Filantropi Indonesia dan Tanoto Foundation tidak bertanggung jawab atau berkewajiban, secara langsung atau tidak langsung, atas kerusakan atau kerugian yang disebabkan atau diduga disebabkan oleh atau sehubungan dengan penggunaan atau kepercayaan pada informasi yang tersedia pada atau melalui sumber tersebut. Hak Cipta © 2021 Yayasan Bhakti Tanoto (“Tanoto Foundation”) Hak cipta dilindungi undang-undang. 26   |   Menembus Batas Potensi Belajar Anak

@filantropiindonesia Filantropi Indonesia @FilantropiINA Filantropi TV Filantropi Indonesia www.filantropi.or.id


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook