BAB. II. MITIGASI BENCANA ALAM (bagian 2) PETA KONSEP Pentingnya Mitigasi Mitigasi Struktural Bencana Alam Mitigasi Non Struktural Jenis Mitigasi Bencana Alam Mitigasi Bencana Banjir Mitigasi Mitigasi Bencana Tanah Bencana Alam Longsor Mitigasi Bencana Gunung Berapi Meletus Mitigasi Bencana Gempa Bumi Mitigasi Bencana Tsunami Mitigasi Bencana Kekeringan Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung 1
A. Pentingnya Mitigasi Bencana Alam B. Jenis Mitigasi Bencana (bagian 1) 1. Mitigasi Struktural 2. Mitigasi Non Struktural C. Mitigasi Bencana Banjir (bagian 1) D. Mitigasi Bencana Tanah Longsor (bagian 1) E. Mitigasi Bencana Gunung Berapi Meletus (bagian 1) F. Mitigasi Bencana Gempa Bumi 1. Pengertian Gempa Bumi Gempa Bumi merupakan getaran yang terjadi pada permukaan bumi yang disebabkan pelepasan energi dari dalam dengan tiba-tiba yang membuat gelombang seismatik. Gempa Bumi yang disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada macam dan ukuran gempa Bumi yang dialam dalam beberapa periode. Pengukuran gempa Bumi memakai alat Seismometer. Moment magnitudo merupakan skala yang biasa, dimana gempa bumi terjadi untuk semua dunia. Skala Rickter ialah skala yang dilaporkan oleh Sumber : https://manado.tribunnews.com/2019/12/05/kenali-tanda-tanda- observatorium nasional yang diukur pada skala besarnya akan-terjadi-gempa-bumi-ini-agar-anda-bisa-mengantisipasi-lebih-awal- lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama pada rentang tanpa-panik?page=all angka itu valid. Gempa 3 magnitude atau atau lebih Gb.2.12. Akibat gempa bumi sebagian besar hampir tidak ada serta bila besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di adaerah yang luas, tergantung di kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar yang bersejarah sudah lebih dari 9, walaupun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar yang terkhir besarnya 9,0 atau lebih besar merupakan 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), serta gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dilakukan. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli. 2. Jenis Gempa Bumi Jenis gempa bumi bisa dibedakan berdasarkan: a. Berdasarkan penyebab 1) Gempa bumi tektonik Gempa bumi tektonik tersebut disebabkan dengan adanya aktivitas, yakni pergeseran lempeng-lempeng tektonik dengan mendadak yang memiliki kekuatan dari yang terkecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi tersebut banyak menimbulkan bencana dan kerusakan pada alam di bumi, getaran BUmi yang kuat mampu menjalar keseluruhan bagian Bumi. Gempak bumi ini disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi sebab pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik serta dilepas dengan tiba-tiba. 2) Gempa bumi tumbukan Gempa bumi tersebut disebabkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini tidak sering terjadi. 3) Gempa bumi runtuhan Gempa bumi tersebut umumnya ada pada daerah kapur maupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini tidak sering terjadi serta bersifat lokal. 4) Gempa bumi buatan Gemap bumi buatan merupakan gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas dari manusia, yaitu peledakan dinamit, nuklir atapun yang dipukulkan ke permukaan bumi. 5) Gempa bumi vulkanik (gunung api) Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. b. Berdasarkan kedalaman Gempa bumi tersebut terjadi disebabkan adanya aktivitas magma, yang umumnya terjadi sebelum gunung apu meletus. Jika keaktifitasnya semakin tinggi maka akan menyebabkan keluarnya ledakan yang juga akan menyebabkan gempa bumi. Gempa bumi itu hanya terasa di sekitar gunung api itu. 1) Gempa bumi dalam 2
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. 2) Gempa bumi menengah Gempa bumi menegah merupakan gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km hingga 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa bumi menengah pada bisanya menimbulkan kerusakan ringan serta getarannya lebih terasa. 3) Gempa bumi dangkal Gempa bumi dangkal merupakan gempa bumi yang hiposentumnya pada posisi kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi tersebut menimbulkan kerusakan yang besar. c. Berdasarkan gelombang/getaran gempa. Gelombang Primer Gelombang primer (gelombang longitudinal) ialah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepata sekitar 7-14 km/detik. Getaran tersebut dari hiposentrum. Gelombang Sekunder Gelombang skunder (gelombang transversal) merupakan gelombang atau getaran yang merambat, contohnya gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yaitu 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak bisa merambat lewat lapisan cair. 3. Penyebab terjadinya gempa bumi Umumnya gempa bumi diakibatkan dari lapisan energi yang dihasilkan tekanan yang disebabkan lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan tersebut semakin membesar pula dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan itu tidak bisa ditahan lagi oleh penggiringan lempengan. Di saat itu pula gempa Bumi akan terjadi. Pembesaran lempeng bumi bisa menyebabkan gempa bumi sebab dalam peristiwa itu diikuti dengan pelepasan sejumlah energi yang besar. Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga bisa menyebabkan gempa bumi. Hal itu disebabkan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru diantara keduanya. Lempeng baru yang sudah terbentuk mempunyai berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama. Lempeng baru terbentuk akan mendapat tekabab yang cukup besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah serta menimbulkan pelepasan energi yang juga cukup besar. Terakhir ialah gerak lempeng yang saling mendekat juga bisa menyebabkan gempa bumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendepat juga berdampak pada terbentuknya gunung. Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tinggi disebabkan gerak lempeng di bawahnya yang makin lama makin mendekat serta saling bertumpuk. Gempa bumi umumnya tejadi di perbatasan lempengan-lempengan itu, Gempa bumi yang sangat parah umumnya terjadi pada pertabatasan lempengan kompresional serta translasional. Gempa Bumi fokus pada kemungkinan besar terjadi sebab materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami tansisi fase di kedalaman lebih dari 600 km. Bebarapa gempa bumi lain juga bisa terjadi disebabkan pergerakan magma dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu bisa menjadi gejala akan terjadi letusan gunung berapi. Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi disebabkan penumpukan massa air yang begitu besar dibalik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagaian lagi (jarang juga) juga bisa terjadi disebabkan injeksi atau akstraksi cairan ke/dari dalam bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi serta di Rocky mountain Amerika). Terakhir, gempa juga bisa terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal tersebut bisa membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan oleh pemerintah. Gempa bumi diakibatkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi. 4. Berikut ini istilah-istilah yang terkait dalam gempa bumi. Hiposentrum, yaitu pusat gempa di dalam bumi. Episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi. Makroseisma, yaitu getaran gempa yang kuat dan terasa oleh umum. Mikroseisma, yaitu getaran gempa yang halus dan hanya tercatat oleh seismograf. Pleistoseista, yaitu daerah gempa yang paling parah mengalami kerusakan. Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempattempat yang sama kuat getarannya. Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat dengan catatan waktu getarannya sama. Seismograf, yaitu alat untuk mengukur getaran gempa. Seismogram, yaitu data yang tercatat pada waktu getaran gempa terjadi. 5. Mitigasi bencana gempa bumi 3
Gempa bumi datang tanpa mampu diprediksi sebelumnya. Kejadian begitu cepat dengan dampak yang begitu hebat, karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan – bangunan yang kuat, sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. a. Mitigasi bencana sebelum terjadi gempa Membuat bangunan tahan gempa Menata barang – barang perabot rumah seperti lemari dan kabinet agar tidak roboh saat terjadi gempa Menyimpan barang yang berat dan mudah pecah di bagian bawah lemari atau rak Matikan listrik, air dan gas jika tidak digunakan Menyimpan kotak P3K, senter dan makanan sebagai perlengkapan darurat b. Mitigasi bencana saat terjadi gempa Tenang dan tidak panik Jika saat gempa berada di dalam ruangan, cari tempat berlindung yang kuat dan mampu menahan reruntuhan seperti di bawah meja atau tempat tidur Bisa menggunakan bantal atau benda lain untuk melindungi kepala Jauhi lemari, rak buku atau jendela Jika berada di luar ruangan, cari ruang terbuka yang jauh dari gedung tinggi, tebing terjal, tiang listrik, papan reklame, pepohonan besar Jika berada di pantai, segera jauhi pantai untuk menghindari tsunami Jika berada di pegunungan, cari tempat aman yang dari tanah longsor Jika berada dalam mobil saat perjalanan, jika di jalan biasa, hentikan, gunakan rem tangan dan keluar. Tetapi jika berada di jalan layang, terus saja jangan hentikan. c. Mitigasi bencana sesudah gempa berlangsung Segera menuju ke titik evakuasi (daerah aman dan biasanya tempat bantuan materi dan medis). Apabila terjebak dalam bangunan atau reruntuhan, sebaiknya singkirkan reruntuhan terlebih dahulu(tutup hidung dan mulut agar tidak terkena debu) Periksalah kebakaran, gas bocor, korsleting listrik, saluran air serta jangan menyalakan api dalam ruangan. Gunakan telepon untuk meminta pertolongan atau benda apapun untuk mengirim sinyal kepada orang lain Keluar ruangan dengan tenang dan tertib Jika Anda berada di luar ruangan, jangan memasuki bangunan setelah gempa ( menghindari runtuhnya bangunan) Jika berada di pantai, segera jauhi pantai untuk menghindari kemungkinan terjadinya tsunami. 4
Gb.2.13. Poster Mitigasi Gempa Bumi G. Mitigasi Bencana Tsunami 1. Pengertian Tsunami Tsunami (bahasa Jepang: tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti \"ombak besar di pelabuhan\") adalah perpindahan badan air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang Sumber : https://www.bbc.com/news/science-environment-22572096 tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500–1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Gb.2.14. Peristiwa tsunami Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh- tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. 5
Geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai \"gelombang laut seismik\". Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008. Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia. Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam Tanda tanda akan terjadinya tsunami air pantai surut secara tiba-tiba. terdapat suara gemuruh yang terdengar dari kejauhan. terdapat perpindahan burung yang tidak lajim secara mendadak dari pulau kecil di tengah laut. didahului oleh gempa berkekuatan besar. gelombang besar yang tidak biasanya. 2. Penyebab terjadinya tsunami Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau. Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer. Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter. Gempa yang menyebabkan tsunami Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun 3. System peringatan dini Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit. Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami 6
Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965. Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas. Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami, ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat. 4. Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi. Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Risiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, KesiapsiagaanSebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat. Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMKG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id). Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai. 5. Tsunami dalam sejarah 1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisbon, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa. 7
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa. 2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m, 2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis 2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3–4 m. 2010 - 27 Februari, Santiago, Chili 2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia 2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang 6. Mitigasi Tsunami Oleh karena dahsyatnya akibat tsunami, maka perlu tindakan mitigasi untuk meminimalkan resiko yang terjadi. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kesiapsiagaan serta kewaspadaan terhadap bahaya tsunami b. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengenalan bahaya tsunami. c. Membuat alat peringat dini tsunami atau Early Warning System. d. Membangun tembok penahan tsunami dan pemecah ombak (break water) pada garis pantai yang berpotensi mengakibatkan bahaya. e. Membuat bangunan evakuasi yang aman. Bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk menghindari ketinggian tsunami. f. Melakukan penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai yang dapat meredam ombak tsunami. Sumber : Sumber : https://www.dictio.id/t/apa-saja-jenis-jenis-hutan-bakau-atau- https://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/07/xbloc_breakwate hutan-mangrove/70634 r_poti_10-08-03.jpg Gb.2.16. Hutan mangrove Gb.2.15. Bangunan breakwater H. Mitigasi Bencana Kekeringan Indonesia terletak di sekitar garis Khatulistiwa , sehingga mengalami dua macam musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada waktu musim penghujan rentan terkena bencana banjir. Namun, saat musim kemarau bencana kekeringan juga terkadang tidak dapat dielakkan. Kekeringan adalah kondisi langkanya keberadaan air di suatu daerah pada waktu tertentu yang diakibatkan oleh beberapa peristiwa tertentu. Penyebab kekeringan dapat berupa musim Sumber : kemarau yang panjang, minimnya peresapan air karena https://madura.tribunnews.com/2020/08/12/puluhan-desa-di- sedikitnya pohon, penggunaan air yang berlebihan, sampang-alami-kekeringan-jumlahnya-makin-parah-dibanding- kekurangan sumber air, jauhnya jarak sumber air, dan tahun-lalu minimnya tampungan air buatan. Gb.2.17. Sawah yang kekurangan air Kekeringan menjadi salah satu bencana alam di Indonesia yang perlu diperhatikan agar tidak semakin parah. Akibat dari kekeringan ini sangat luar biasa berbahaya. Tidak hanya menyusahkan manusia, tetapi juga dapat merenggut nyawa manusia, binatang dan tumbuh – tumbuhan. Kekeringan dapat menyebabkan kekurangan sumber air minum dan kebutuhan lainnya., 8
tanaman dan hewan menjadi mati, kelaparan massal, lingkungan kotor, serta timbulnya banyak bibit penyakit. Guna meminimalkan resiko yang terjadi akibat bencana kekeringan, maka diperlukan upaya mitigasi yang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Mengelola air secara bijaksana, yaitu dengan mengganti air tanah dengan air permukaan. 2. Mengonversi tanah dan mengurangi tingkat erosi dengan pembuatan Dam Pengendali (Check dams) dan reboisasi. 3. Mengganti penggunaan bahan bakar kayu menjadi bahan bakar minyak untuk menghindari penebangan hutan atau tanaman. 4. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pendidikan dan pelatihan tanah kering. 5. Memperbaiki daerah yang tandus dengan memaksimalkan pengelolaan hutan, waduk peresapan dan irigasi. Gb.2.18. Check dams I. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung 1. Pengertian Angin Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin Leysus, di daerah Sumatera disebut Angin Bohorok dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis lain dengan ukuran lebih besar yang ada di Amerika yaitu Tornado mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat Sumber : https://bpbd.ntbprov.go.id/?q=pengetahuan-bencana-puting-beliung menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat Gb.2.19. Puting beliung dan terlempar. 2. Gejala Awal Puting Beliung Udara terasa panas dan gerah (sumuk). Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (awan putih bergerombol yang berlapis-lapis). Diantara awan tersebut ada satu jenis awan mempunyai batas tepinya sangat jelas bewarna abu-abu menjulang tinggi yang secara visual seperti bunga kol. Awan tiba-tiba berubah warna dari berwarna putih menjadi berwarna hitam pekat (awan Cumulonimbus). Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah menjelang. Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung paling lama sekitar 1 jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini. 3. Karakteristik Puting Beliung Puting berliung merupakan dampak ikutan awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa tumbuh selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan CB akan menimbulkan angin puting beliung. Kehadirannya belum dapat diprediksi. Terjadi secara tiba-tiba (5-10 menit) pada area skala sangat lokal. 9
Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner. Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan. Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah. 4. Hal-hal yang pelu diperhatikan untuk mengantisipasi dampak angin puting beliung a. Sebelum Datangnya Angin 1) Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini cuaca setempat; 2) Waspadalah terhadap perubahan cuaca; 3) Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat; 4) Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut; 5) Langit gelap, sering berwarna kehijauan; 6) Hujan es dengan butiran besar; 7) Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar; 8) Suara keras seperti bunyi kereta api cepat; 9) Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan (bunker) bila ada angin topan mendekat. b. Saat Datangnya Angin 1) Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker); 2) Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman, basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah, jauhilah sudut- sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela. 3) Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah disebutkan di atas. c. Jika Anda Berada di Luar Ruangan dan Jauh dari Tempat Perlindungan, maka yang anda harus lakukan adalah sebagai berikut: 1) Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda. 2) Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan lebih aman tiarap pada tempatyang datar dan rendah. 3) Jangan pernah melarikan diri dari angin putingbeliung dengan menggunakan kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat perlindungan terdekat. 4) Hati-hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini dapat menyebabkan kematian dan cedera serius. LATIHAN SOAL 1. Mitigasi bencana penting dilakukan untuk … A. menghindari bencana B. menambah bencana C. mengurangi resiko bencana D. mengurangi jumlah bencana E. menambah kesadaran masyarakat 2. Pembangunan kanal banjir dan alat pendeteksi tsunami merupakan contoh mitigasi bencana yang bersifat … A. struktural B. non struktural C. nasional D. internasional E. regional 3. Perhatikan upaya mitigasi bencana berikut ! 1) Pembuatan kanal banjir 2) Alat pendeteksi aktivitas gunung berapi 3) Pembuatan UU Penanggulangan Bencana 4) Pembuatan tata ruang kota yang baik 10
Upaya mitigasi struktural ditunjukkan oleh nomor … A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 4. Perhatikan upaya mitigasi bencana berikut ! 1) Alat pendeteksi tsunami 2) Pembuatan UU Penanggulangan Bencana 3) Pembuatan tata ruang kota yang baik 4) Pembuatan kanal banjir Upaya mitigasi non struktural ditunjukkan oleh nomor … A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 5. Upaya mitigasi dengan pembuatan kebijakan dan peraturan birokrasi untuk meminimalkan terjadinya resiko bencana alam disebut … A. struktural B. non struktural C. nasional D. internasional E. regional 6. Letak Indonesia yang berada di sabuk Sirkum Pasifik dan Mediterania menyebabkan menyebabkan Indonesia sering dilanda bencana … A. banjir B. tanah longsor C. tsunami D. gempa bumi E. gunung meletus 7. Berikut ini hal – hal yang menyebabkan seringnya banjir di perkotaan, kecuali … A. minimnya daerah resapan air hujan B. lahan banyak yang sudah dipaving C. betonisasi bangunan D. minimnya pepohonan E. banyak pohon rindang 8. Perhatikan upaya mitigasi bencana berikut ! 1) Membangun infrastruktur kedap air. 2) Membuat tanggul penahan air sungai. 3) Membuat struktur bangunan tahan api. 4) Mendesain bangunan rumah tahan gempa. Upaya mitigasi bencana banjir ditunjukkan oleh nomor … A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 9. Gempa bumi dan tsunami pernah mengguncang Indonesia tepatnya di Nangroe Aceh Darussalam pada tahun … A. 2003 B. 2004 C. 2009 11
D. 2013 E. 2016 10. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung berapi. Tentang cara menghindar serta tindakan yang dilakukan ketika terjafi letusan gunung api merupakan salah satu upaya mitigasi bencana … A. gunung meletus B. gempa bumi C. banjir D. tanah longsor E. kekeringan 11. Jika tidak ada aktivitas tekanan magma, maka level gunung berapi adalah … A. awas B. siaga C. waspada D. siap – siap E. normal 12. Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang di setiap bangunan untuk menghindari bahaya liquefaction merupakan salah satu upaya mitigasi bencana … A. gunung meletus B. gempa bumi C. banjir D. tanah longsor E. kekeringan 13. Naiknya magma ke permukaan bumi menyebabkan terjadinya … A. hujan abu B. awan panas C. erupsi D. lava E. lahar 14. Level terendah dalam status gunung berapi adalah … A. normal B. waspada C. awas D. siaga E. siap – siap 15. Gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi disebut gempa … A. tektonik B. waspada C. tektonik – vulkanik D. patahan E. retakan 16. Suatu bencana alam berupa kelangkaan pasokan air bersih, sehingga masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan air disebut … A. banjir B. kekeringan C. angin puting beliung D. gempa bumi E. tanah longsor 17. Berikut ini penyebab kekeringan, kecuali … A. kemarau panjang B. hujan lebat terus menerus C. kekurangan sumber air D. jauhnya jarak sumber air 12
E. minimnya tampungan air 18. Perhatikan upaya mitigasi bencana berikut ! 1) Mengelola air secara bijaksana 2) Membuat titik pengungsian yang permanen 3) Memperbaiki daerah yang tandus 4) Menghindari tempat – tempat yang sekiranya dilewati aliran lava Upaya mitigasi bencana kekeringan ditunjukkan oleh nomor … A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 E. 3 dan 4 19. Angin musim di Indonesia yang berputar dengan kecepatan tinggi sehingga dapat menerbangkan banyak objek disekitarnya disebut … A. tornado B. nancy C. puting beliung D. katrina E. sepoi – sepoi 20. Di daerah Sumatera, angin puting beliung disebut juga angin … A. wambrau B. bohorok C. leysus D. tornado E. katrina 21. Mengapa di Indonesia sering dilanda gempa bumi ? 22. Mengapa gunung berapi dapat meletus ? 23. Sebutkan 5 (lima) contoh gunung api yang pernah meletus di Indonesia ! 24. Jelaskan yang dimaksud dengan erupsi gunung berapi ! 25. Apakah yang menyebabkan terjadinya tsunami ? 26. Apakah yang harus dilakukan jika air laut surut secara tiba – tiba dan terdengar suara seperti gemuruh dari tengah laut? 27. Faktor apakah yang mempengaruhi ketinggian gelombang tsunami ? 28. Apakah yang menyebabkan lapisan bumi terlepas dari tanah induk, sehingga memicu terjadinya tanah longsor ? 29. Akah tindakan yang perlu dilakukan saat status gunung berada pada level “SIAGA” ? 30. Apakah tindakan mitigasi yang perlu dilakukan saat terjadi gempa bumi dan kita berada dalam perjalanan ? 13
Search
Read the Text Version
- 1 - 13
Pages: