Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. SUPARNO, S.Pd CGP 7 SDN Cinderejo Kota Surakarta.

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. SUPARNO, S.Pd CGP 7 SDN Cinderejo Kota Surakarta.

Published by Suparno Suparno, 2023-06-04 11:20:50

Description: KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid. SUPARNO, S.Pd CGP 7 SDN Cinderejo Kota Surakarta.

Search

Read the Text Version

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID SUPARNO, S. Pd CGP 7 KOTA SURAKARTA

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 KOTA SURAKARTA GIYANTO, S.Pd. M.Pd HUSNI MALIK, S.Pd Fasilitator Penggajar Praktik SUPARNO, S.Pd CGP

Steve Jobs

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Calon Guru Penggerak dapat melakukan koneksi antar materi yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini? Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya? Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Perasaan saya setelah mempelajari modul ini PERASAAN PENGALAMAN Melalui modul 3.3 ini, Saya merasa bahagia, saya banyak belajar mengenai karena saya belajar banyak hal yang pentingnya seorang guru mengajak murid menarik, di mana hal-hal ini yang untuk terlibat dalamprogramprogram membuat pikiran saya terbuka, untuk sekolah baik intrakurikuler,ko-kurikuler, terus memberikan yang terbaik untuk maupun ekstrakurikuler. Seorang murid murid. Saya merasa tertantang untuk ternyata bisa menjadi pemimpin menyusun program berdasarkan aset pembelajaran bagi dirinya sendiri, dan yang ada, kemudian mengelolanya guru hanya mendampingi & dengan prinsip mengawasi. \"Dari Murid Untuk Murid\"

Perasaan saya setelah mempelajari modul ini CAPAIAN KETERKAITAN DENGAN KOMPETENSI DIRI: Selama mempelajari modul ini, saya menyadari sebagai seorang pemimpin pembelajaran, ketika Nilai dan peran guru penggerak ingin menyusun program sekolah, harus sangat dibutuhkan dalam mengelola sebuah melalui tahapan mulai dari perencanaan pelaksanaan, mentoring, hingga evaluasi. program yang berdampak pada murid. Pentingnya seorang guru memperbaiki Adanya keinginan diri untuk berinovasi & proses penyusunan program selama ini sehingga lebih mengedepankan suara, melakukan yang terbaik untuk murid mendorong saya untuk terus belajar pilihan, & kepemilikan murid. mengajak murid agar menjadi pemimpin pembelajaran sehingga menciptakan \"well being\" bagi dirinya

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

APA ITU KEPEMIMPINAN MURID (STUDENTS AGENCY) DAN BAGAIMANA KAITANNYA DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA? \"Student agency\" atau kepemimpinan murid adalah ketika murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya. Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan menjadi bersifat kemitraan. Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya

BAGIAMANA SUARA (VOICE), PILIHAN (CHOICE) DAN KEPEMILIKAN (OWNERSHIP) MURID DALAM KONSEP KEPEMIMPINAN MURID Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri (atau kita katakan; saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan mereka.

STUDENT AGENCY VOICE CHOICE OWNERSHIP pemdorValheeonarhieptescimkciebeasaanent(ursrged,raukmaigioakdmkarnopegmabltleaea)rineslkisaalahbd,tadnnauiislafduseskylmiikiiaealknppohpneaaalyumgnpadarthadtm.pauin,iesspekediankrproangoesamnapksdsgeruraiaause,annnshykiis,taitkainafsgn, Ownership in learning Choice (pilihan) adalah (kepemilikan dalam peluang yang diberikan belajar) sebenarnya mengacu pada: rasa kepada murid untuk keterhubungan, memilih kesempatan- kesempatan dalam ranah keterlibatan aktif, dan sosial, lingkungan, dan investasi pribadi seseorang dalam pembelajaran. proses belajar.

BAGAIMANA MELIBATKAN KOMUNITAS UNTUK MENDUKUNG TUMBUHNYA KEPEMIMPINAN MURID? Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami bahwa sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka. Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid 'berada' dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada komunitas keluarga, kelas dan antar kelas, sekolah, sekitar sekolah, dan komunitas yang lebih luas lainnya. Semua komunitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran murid. Komunitas-komunitas tersebut merupakan aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah.

BAGAIMANA LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG TUMBUH KEMBANGNYA KEPEMIMPINAN MURID? Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan di mana guru, sekolah, orangtua, dan komunitas secara sadar mengembangkan wellbeing atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah: Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif; Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana; Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya; Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya; Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaul pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan; Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri; Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

KETERKAITAN MODUL 1.1 DENGAN 3.3 Ki Hajar Dewantara menyampaikan, peran seorang guru adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, sehingga mereka bisa selamat dan bahagia sebagai individu masyarakat. Seorang pendidik, dalam mengelola program yang berdampak pada murid haruslah menitikberatkan pada keterlibatan murid dan berorientasi pada pengembangan potensi (kodrat anak), mengembangkan keterampilan atau kepemimpinan dalam diri murid sehingga bermanfaat untuk mereka baik sebagai individu maupun dalam kehidupan masyarakat. Dalam modul 3.3, penghambaan murid lebih ditekankan pada bagaimana melihat murid sebagai pribadi yang utuh, dan menuntun murid sesuai kodratnya dengan mengelola program-program yang berdampak pada murid.

KETERKAITAN MODUL 1.2 DENGAN 3.3 Melalui nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, dan Berpihak pada murid, diharapkan guru bisa menyusun dan mengelola program yang berdampak pada murid, nilai- nilai tersebut harus dipedomani guru agar kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mengembangkan kepemimpinan murid, Selain itu, Guru Penggerak tidak hanya berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas, namun memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam hal pengelolaan program yang berdampak pada murid di sekolah.

KETERKAITAN MODUL 1.3 DENGAN 3.3 Guru Penggerak disajikan bagaimana cara membuat visi dengan menerapkan IA yang di dalamnya terdapat BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi). dalam berpikir strategis disebutkan bahwa perubahan yang positif dan konstruktif membutuhkan waktu dan sifatnya bertahap. Oleh sebab itu, sebagai Pemimpin Pembelajaran, guru harus selalu berlatih mengelola diri sendiri dan berupaya menggerakkan orang lainyang berada di dalam lingkaran pengaruhnya. Hal tersebut akan sangat bermanfaat saat berproses melakukan perubahan dapat dilakukan secara kolaboratif dengan rekan guru di sekolah.

KETERKAITAN MODUL 1.4 DENGAN 3.3 Pengelolaan program yang berdampak pada murid diharapkan dapat memberikan dampak positif dengan terwujudnya Budaya Positif di lingkungan sekolah. Budaya positif berupa lingkungan yang mendukung perkembangan siswa terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Dalam lingkungan belajar budaya positif, murid dibiasakan untuk dapat melakukan komunikasi dua arah bersama guru, serta menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter untuk mendukung terlaksananya program sekolah yang berdampak pada murid

KETERKAITAN MODUL 2.1 DENGAN 3.3 Merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid tidak terlepas dari apa yang menjadi kebutuhan murid seperti kesiapan belajar murid, minat belajar dan profil belajar murid. Seorang guru Penggerak dibekali dengan pembelajaran yang berpihak pada murid karena kebutuhan mereka beragam. Kebutuhan belajar mereka menjadi dasar guru dalam mengelola program yang berdampak pada murid. Keragaman murid ini merupakan aset atau modal untuk melakukan diferensiasi program yang berdampak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan murid.

KETERKAITAN MODUL 2.2 DENGAN 3.3 Perencanaan program yang berdampak pada murid, perlulah guru mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional di dalamnya, Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfulness) murid. Agar dapat melaksanakan program sekolah, murid dapat merasa tenang, fokus, berempati, termotivasi, dan memiliki sikap tanggung jawab atas pilihannya Teknik mindfulness menjadi strategi pengembangan lima kompetensi sosial emosional yang berdasarkan pada keberpihakan pada murid yang berdampak pada anak.

KETERKAITAN MODUL 2.3 DENGAN 3.3 Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah untuk menggali segala potensi dan melejitkan kinerja murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi ketika melaksanakan program sekolah yang berdampak pada murid, Untuk itu, sikap kreatif, inovatif, dan sikap kritis dari murid sangat diharapkan agar tercipta murid merdeka belajar Coaching memberikan kesempatan Pada anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada pribadi. Maka dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi dalam mengembangkan sumber daya murid.

KETERKAITAN MODUL 3.1 DENGAN 3.3 Pemimpin pembelajaran adalah orang yang mau melakukan perubahan ke arah yang positif dan senang berkolaborasi, Agar keputusan yang diambil bersifat efektif dan efisien terkait rancangan program yang ingin dilakukan, tentunya keputusan tersebut haruslah memperhatikan 3 prinsip berpikir, 4 paradigma pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran Hal ini untuk mendorong rasa percaya diri, keselamatan dan kebahagiaan murid, serta seluruh pihak yang terkait dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid

KETERKAITAN MODUL 3.2 DENGAN 3.3 Pengelolaan program yang berdampak pada murid hendaknya didukung oleh identifikasi aset/modal yang dimiliki oleh sekolah (modal manusia, sosial, fisik, lingkungan/alam, finansial, politik, agama dan budaya), sehingga pemanfaatan dan Pengefektifan sumber daya menjadi prioritas yang perlu diperhatikan oleh seluruh stakeholder yang ada. Dengan berfokus pada kekuatan apa yang kita miliki, maka perencanaan dan pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terencana dengan baik.

Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

PERSPEKTIF SAYA TENTANG PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID Dari rangkaian di atas terlihat sekali keterkaitan antar modul. Mempelajari modul – modul yang ada pada diklat Calon Guru Penggerak akan memberikan arah terwujudnya visi Pendidikan Indonesia sesuai yang diamanatkan Ki Hajar Dewantara yang tersurat dalam filosofinya.Dan kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa penyusunan program yang akan dijalankan oleh sekolah perlu mempertimbangkannya dengan matang agar dapat memberikan dampak yang positif bagi peserta didik. Dari sini terlihat peran guru sangat besar untuk mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas murid melalui program tersebut.

Bagaimana seharusnya program direncanakan, dilaksanakan, dan program atau kegiatan sekolah harus dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Program atau kegiatan sekolah yang dapat berdampak positif pada murid Penyusunan program sekolah, tidak terlepas dari pemetaan aset manusianya, terutama pada potensi murid, Untuk mempermudah dalam melakukan pemetaan, dilakukanlah suatu pendekatan yang berbasis pada aset. Selain pemetaan kompetensi/kekuatan/aset yang ada di sekolah, dalam pengembangan program ini, diperlukan juga pemetaan kebutuhan murid & semua warga sekolah. Untuk dapat melakukan pemetaan kebutuhan dengan baik, terstruktur, dan terarah, maka diperlukan pendekatan yang dapat menghimpun semua harapan warga sekolah terutama murid, yakni menggunakan pendekatan IA model BAGJA. Selain pemanfaatan kebutuhan ataupun kekuatan yang ada di sekolah, dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid juga harus memperhatikan visi yang merupakan buah kreativitas murid

Program tersebut adalah program RAGI, yaitu suatu program pembiasaan Rabu Religi yang digali dari potensi siswa sendiri dan dilaksanakan oleh siswa dan guru sebagai motivator dan pembimbimbing agar menjadi kebiasaan yang bemanfaat untuk meningkatkan Imtaq siswa. Program ini disusun dengan memperhatikan tahapan BAGJA. Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi. Program RAGI pada pelaksanaannya setiap hari Rabu pagi hari sebelum dimulainya jam pelajaran efektif, sebagai wujud pembelajaran Ko Kurikuler yang menunjang pembelajaran intra kurikuler dan mendukung terbentuknya budaya positif dan meningkatkan Imtaq anak .

Thank You