Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Isi_Manik untuk Menik_SD

Isi_Manik untuk Menik_SD

Published by SDN 02 PAGERGUNUNG, 2022-05-25 01:06:55

Description: Isi_Manik untuk Menik_SD

Search

Read the Text Version

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Manik untuk Menik Dwi Rahmawati Ahmad Saba Dunya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Manik untuk Menik Penulis : Dwi Rahmawati Ilustrator : Ahmad Saba Dunya Penyunting : Wenny Oktavia Diterbitkan pada tahun 2019 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Cetakan pertama, 2019 Cetakan kedua, 2022 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. PB Katalog Dalam Terbitan (KDT) 398.209 598 4 RAH Rahmawati, Dwi m Manik untuk Menik/Dwi Rahmawati; Penyunting; Wenny Oktavia; Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2019 iv; 24 hlm.; 29,7 cm. ISBN 978-602-437-803-5 1. DONGENG – KALIMANTAN 2. KESUSASTRAAN ANAK

KATA PENGANTAR MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhimya dibacakan oleh Bung Kamo merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata. Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan. Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi. Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan, serta masyarakat luas. Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar.

Sekapur Sirih Adik-Adik tentu tahu, Indonesia memiliki beragam budaya dan suku bangsa. Setiap daerah juga memiliki kerajinan tangan dan cenderamata yang khas. Di Kalimantan Timur ada kerajinan manik-manik dengan ukiran Dayak. Suku Dayak meronce manik-manik untuk dijadikan hiasan aksesoris, misalnya penutup kepala, tas, kalung, gendongan bayi, dan pakaian adat. Manik-manik dari suku Dayak umumnya berwarna terang, yaitu merah, kuning, hijau, putih, dan hitam. Setiap warna tersebut melambangkan keharmonisan. Keterampilan meronce manik dapat dipelajari. Kalian juga bisa meronce manik bila gigih dan tekun mengerjakannya. Seperti yang dilakukan Menik dalam cerita ini. Semoga setelah membaca buku ini, Adik-Adik semakin mengenal kerajinan setiap daerah, menjaga, dan berinovasi dalam mengembangkannya menjadi kegiatan ekonomi kreatif. Samarinda, Mei 2019 Dwi Rahmawati iv

1

Menik suka membaca. Ia membawa bukunya ke sekolah. Teman-teman senang bisa meminjamnya. 2

3

Mamak uyul adalah perajin manik. Ia menjual kalung hingga ke Malaysia Uangnya untuk menambah penghasilan keluarga. 4

5

6

Menik ingin belajar meronce. “Nanti sore aku ke rumahmu, Yul!” kata Menik. “Ya. Kutunggu, Menik!” jawab Uyul. 7

“Susah, ya?” keluh Menik. “Mudah, kok. Kita meronce manik besar,” hibur Uyul. “Kalau kamu tekun, pasti bisa,” kata Mamak Uyul. 8

Menik mulai meronce. gunting manik benang kuning manik merah pola gelang teliti hore, aku bisa! tekun selesai 9

Letakkan manik di tengah. Masukkan menik merah ke Masukkan kedua ujung benang masing-masing benang. menyilang ke dalam manik. Hasilnya seperti ini. Ulangi langkah nomer satu. Ulangi terus langkah nomor 2 sampai selesai 10

Menik meronce pola berbeda. “Lihat, gelangku!” seru Menik. “Bagus,”puji Uyul. 11

“Kenapa kamu sedih, Menik?” tanya Uyul. “Aku akan pindah ke Papua,” jawab Menik Ayah Menik adalah ASN Pusat, tugasnya berpindah-pindah daerah. 12

13

14

Menik akan pindah ke Papua,” kata Uyul. “Ha...? Menik pindah?” Ijum kaget. “Ayo, kita beri cenderamata!” usul Ela. 15

Uyul dan teman-teman menyiapkan cenderamata. “Berikan ini untuk Menik,” kata Mamak Uyul. “Terima kasih!” jawab mereka serempak. 16

17

18

Hari perpisahan tiba. “Selamat jalan, Menik, “ bisik Uyul. “Aku akan merindukan kalian,” jawab Menik. 19

20

Menik berharap bisa kembali ke Samarinda. Bersama teman-teman, merajut persahabatan seindah roncean manik. 21

Catatan Manik : benda berbentuk bulat dengan lubang di bagian tengah untuk memasukkan benang; terbuat dari keramik, batu, kaca, dan plastik sintesis Cenderamata: pemberian sebagai kenang-kenangan, sebagai pertanda ingat; tanda mata. 22

Biodata Penulis Dwi Rahmawati yang lahir di Samarinda pada 16 Juli adalah alumnus Fahutan Universitas Mulawarman. Ibu tiga anak ini telah menerbitkan buku sejak tahun 2013. Hingga saat ini ia masih aktif menulis buku dan mengajar membaca anak usia SD. Penulis dapat dihubungi melalu posel [email protected] dan https://www.facebook.com/dwi.d.rahmawati.1 Ilustrator Ahmad Solihin, dikenal dengan nama pena Ahmad Saba Dunya, lahir di Bandung, 12 Agustus1977. Bapak dua anak perempuan ini suka menggambar sejak kecil. Pada tahun 2001 ia mengikuti pelatihan pembuatan film animasi 2-D, dan membentuk rumah produksi animasi. Ia terlibat dalam berbagai aktivitas yang berhubungan dengan dunia animasi dan ilustrasi. Ia dapat dihubungi melalui posel [email protected] dan https://www.facebook.com/ahmad.saba1. Penyunting Wenny Oktavia lahir di Padang pada tanggal 7 Oktober 1974. Sebagai penyunting di Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, ia telah menyunting naskah di beberapa instansi, seperti Mahkamah Konstitusi dan Kementerian Luar Negeri. Sejak 2016 ia menyunting bahan bacaan literasi dalam Gerakan Literasi Nasional Kemendikbud. Ia dapat dihubungi melalui posel [email protected]. 23

Tahukah Kamu Kamu bisa membaca buku literasi lainnya di laman buku digital Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu www.budi.kemdikbud.go.id. Mari, selangkah lebih dekat dengan buku melalui Budi! Baca buku bisa di mana saja dan kapan saja. 24


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook