Penelitian Sederhana dengan Distribusi-t \"Rata-rata Kecepatan Membaca Kelas XII MIPA 1\" Oleh: Dave / 9 XII MIPA 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membaca merupakan hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita, karena hal tersebut digunakan dimana saja, mulai dari sekolah, di jalan, di internet dan lainnya. Dengan membaca kita bisa menyerap informasi dengan cepat, maka semakin cepat kita membaca, akan cepat pula kita mendapatkan informasi tersebut. Dengan melatih kecepatan membaca, kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak, dan wawasan juga bertambah semakin luas Sebagai siswa, membaca dengan cepat akan sangat efektif untuk menyerap berbagai pelajaran. Sebagai contoh, jika kita membaca buku dengan kecepatan 300 kata / menit, maka kita membutuhkan 2,8 jam untuk membaca 100 halaman, dan 8,4 jam untuk menamatkan buku dengan tebal 300 halaman. Dengan kecepatan tersebut kita bisa membaca buku lebih banyak. Semakin cepat kemampuan kita untuk memahami informasi, maka keefektifan kita saat belajar bisa ditingkatkan, dengan penelitian ini, kita mengetahui tingkatan kecepatan membaca, dan mengetahui apakah kita perlu untuk meningkatkan kecepatan membaca kita. B. Rumusan Masalah Bagimana menentukan validitas kecepatan membaca siswa SMAK SANTA MARIA MALANG dibandingkan dengan kecepatan rata rata orang dewasa menggunakan distribusi-t? C. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan dengan menggunakan timer selama 30 detik dengan bacaan cerpen bersumber dari https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek 2. Cerpen berjudul “Dilema Nara” oleh Alya Khalisah D. Tujuan Penelitian Menentukan validitas kecepatan membaca siswa kelas XII MIPA 1 SMAK SANTA MARIA MALANG dibandingkan dengan kecepatan rata rata orang dewasa menggunakan distribusi-t.
BAB II PEMBAHASAN A. KAJIAN PUSTAKA Penelitian berjudul \"Rata-rata Kecepatan Membaca Kelas XII MIPA 1\", dibuat berdasarkan materi distribusi normal. Ada 5 langkah untuk melakukan pengujian hipotesis: Langkah 1: Menentukan formulasi hipotesis nol (H) dan hipotesis alternatifnya (H) Langkah 2: Memilih suatu taraf nyata (a) dan menentukan nilai table. Langkah 3: Membuat criteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan Ho Langkah 4: Melakukan uji statistik Langkah 5: Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan Ho 1. Formula Hipotesis Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) di tolak. Demikian pula. sebaliknya, jika hipotesis alternatif (Ha) di terima (benar) maka hipotesis nol (H0) ditolak. Ada 2 jenis pengujian hipotesis, yaitu Ini berarti hipotesis nol juga mencakup semua nilai yang tidak dicakup oleh hipotesis alternatif. A. Pengujian hipotesis tunggal/1 arah Adalah pengujian hipotesis dengan wilayah kritis pada 1 bagian kurva saja (kanan/kiri) H0: θ = θ0 Ha : θ < θ0 atau θ > θ0 B. Pengujian hipotesis majemuk/2 arah Adalah pengujian hipotesis dengan 2 wilayah kritis pada bagian kurva saja (kanan dan kiri) H0: θ = θ0 Ha : θ ≠ θ0 2. Taraf Nyata (α) Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil hipotesis terhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang di gunakan,
semakin tinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang di uji, padahal hipotesis nol benar. Besaran yang sering di gunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan dalam %, yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf nyata dituliskan sebagai α0,01, α0,05, α0,1. Besarnya nilai α bergantung pada keberanian pembuat keputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan (yang menyebabkan resiko) yang akan di tolerir. Besarnya kesalahan tersebut di sebut sebagai daerah kritis pengujian (critical region of a test) atau daerah penolakan (region of rejection). Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata di gunakan untuk menentukan nilai distribusi yang di gunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z), distribusi t. 3. Kriteria Pengujian Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai α tabel distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian adalah sisi atau arah pengujian. a) Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di luar nilai kritis. b) Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di dalam nilai kritis. 4) Menentukan Nilai Uji Statistik Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi tertentu (distribusi normal (Z), distribusi t) dalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk menduga parameter data sampel yang di ambil secara random dari sebuah populasi. Misalkan, akan di uji parameter populasi (P), maka yang pertama-tama di hitung adalah statistik sampel (S). 5) Membuat Kesimpulan Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal penerimaan atau penolakan hipotesis nol (H0) yang sesuai dengan kriteria pengujiaanya. Pembuatan kesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji statistik dengan nilai α tabel atau nilai kritis. a) Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya. b) Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.
B. DISTRIBUSI T Data: Nama Kata / 30 s Nico 131 No. Rubbens 70 1. Caca 134 2. Jennifer 82 3. Melisa 101 4. Gabie 129 5 Rio 144 6 Alex 202 7 Khrisna 145 8 Ulung 129 9 Florent 92 10 Priskilla 101 11 Raffa 147 12 Gun Gun 124 13 Wanda 104 14 15 Pengolahan Data: No. ������ ������ ������. ������ |������ − ������̄ |2 |������ − ������̄ |2. ������ 70 2738.4289 2738.4289 1. 70 1 82 1626.5089 1626.5089 92 919.9089 919.9089 2. 82 1 202 454.9689 909.9378 104 335.9889 335.9889 3. 92 1 124 258 2.7889 2.7889 4. 101 2 131 44.4889 88.9778 134 75.1689 75.1689 5. 104 1 144 136.1889 136.1889 145 469.5889 469.5889 6. 124 1 147 513.9289 513.9289 202 608.6089 608.6089 7. 129 2 1835 6347.3089 6347.3089 14773.3335 8. 131 1 9. 134 1 10. 144 1 11. 145 1 12. 147 1 13. 202 1 Total - 15 a) Rata rata: ∑(������. ������) = 1835 ������̄ = ∑(������.������) = 1835 = 122,33 15 ������
b). Simpangan Baku: ������2 = ∑|������−������̄|2.������ = 14773.3335 = 984.8889 ∑������ 15 ������ = √������2 = √984.8889 = 32,4844 No. Nama Data (x) μ x^2 σ μ˳ t˳ 122,333 32,4844 1,2 14,4422 1 Nico 1 131 17161 2 Rubbens 1 70 4900 3 Caca 1 134 17956 4 Jennifer 1 82 6724 5 Melisa 1 101 10201 6 Gabie 1 129 16641 7 Rio 1 144 20736 8 Alex 1 202 40804 9 Khrisna 1 145 21025 10 Ulung 1 129 16641 11 Florent 1 92 8464 12 Priskilla 1 101 10201 13 Raffa 1 147 21609 14 Gun Gun 1 124 15376 15 Wanda 1 104 10816 TOTAL 15 1835 17089,6 Langkah-langkah distribusi-t 1) Rumusan Hipotesis (Penelititan 2 arah) α = 5% H0= 169 µ0= 1,2 H1≠ 169 n=15 2) Taraf nyata dan nilai tabelnya Taraf nyata(α) 5%, tα/2 = 2,5% = 0,025 sehingga -tα/2=-2,145 db = n-1=15-1 = 14
3) Kriteria Pengujian H0 ditolak jika t0 ˃ 2.145 atau t0 < -2.145 H0 diterima jika -2.145 ≤ ������0 ≤ 2.145 4) Uji Statistik t0= ������̄ −µ0 = 122,33−1,2 = 14,4422 ������ = 32,4844 √������ √15 5) Kesimpulan H0 ditolak karena: t0 ˃ 2.145 14,4422 ˃ 2.145
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Karena H0=14,4422 ≤ -2.1448, maka H0 ditolak, jadi rata-rata kecepatan membaca murid XII MIPA 1 SMAK SANTA MARIA tidak sama dengan 169 kata / 30 detik.
LAMPIRAN https://docplayer.info/345691-200-kata-permenit-kpm-kecepatan-baca-rata-rata-anak- sekolah-dasar.html https://irisreading.com/what-is-the-average-reading-speed/ https://www.rumusstatistik.com/2015/05/tabel-t-distribusi-t-student.html https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek https://capitalizemytitle.com/reading-time/100-pages/
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: