Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore E-Modul Interaktif Praktikum Konseling Psikodinamik_Devy P BK FIP UM

E-Modul Interaktif Praktikum Konseling Psikodinamik_Devy P BK FIP UM

Published by lingkar produktip, 2022-11-05 18:56:16

Description: E-Modul Interaktif Praktikum Konseling Psikodinamik_Devy P BK FIP UM

Search

Read the Text Version

1

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga e-modul interaktif praktikum konseling psikodinamika dapat terselesaikan. E-modul interaktif ini digunakan untuk memandu mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah praktikum konseling psikodinamika. Tersusunnya e-modul interaktif ini diharapkan dapat memudahkan mahasiswa untuk melakukan praktik konseling secara individu dan kelompok sesuai dengan tahapan dan strategi pembelajaran. E-modul interaktif praktikum konseling psikodinamika terdiri dari 3 bab yaitu pengantar, rancangan pembelajaran, prosedur dan rincian kegiatan pembelajaran. Ketiga bab tersebut dapat membantu mahasiswa untuk memahami aktivitas perkuliahan setiap pertemuan selama 1 semester. E-modul interaktif ini juga berbasis case-method, artinya menyajikan beberapa contoh kasus dan meminta mahasiswa untuk melakukan analisis. Keseluruhan isi dari panduan ini diharapkan dapat memandu mahasiswa dalam melaksanakan praktik konseling psikodinamika. Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terselesaikannya e-modul interaktif berbasis case-method pada mata kuliah praktikum konseling psikodinamika. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pengguna e-modul interaktif ini. Harapannya e-modul interaktif pada mata kuliah praktikum konseling psikodinamika dapat bermanfaat bagi Departemen Bimbingan dan Konseling. Malang, Agustus 2022 Penulis 1 i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii PENGANTAR ........................................................................................................................ 1 A. Rasional........................................................................................................................1 B. Tujuan ..........................................................................................................................2 C. Pokok Materi Pendekatan Konseling Psikodinamik....................................................2 1. Konseling Psikoanalisis Freud ...............................................................................2 2. Konseling Adlerian ................................................................................................ 7 RANCANGAN PEMBELAJARAN .................................................................................... 10 A. Identitas Mata Kuliah...................................................................................................10 B. Deskripsi Mata Kuliah .................................................................................................10 C. Standar Capaian Pembelajaran Lulusan.......................................................................10 D. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah.............................................................................11 E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran..............................................................................11 F. Evaluasi Pembelajaran .................................................................................................12 G. Media dan Perangkat Pembelajaran.............................................................................12 H. Sumber Belajar.............................................................................................................12 PROSEDUR DAN RINCIAN KEGIATAN PERKULIAHAN..........................................14 A. Prosedur Kegiatan Perkuliahan....................................................................................14 B. Rincian Kegiatan Perkuliahan......................................................................................17 1. Pertemuan Ke-1.....................................................................................................17 2. Pertemuan Ke-2.....................................................................................................18 3. Pertemuan Ke-3.....................................................................................................20 4. Pertemuan Ke-4.....................................................................................................24 5. Pertemuan Ke-5.....................................................................................................26 6. Pertemuan Ke-6.....................................................................................................27 7. Pertemuan Ke-7.....................................................................................................28 8. Pertemuan Ke-8.....................................................................................................29 9. Pertemuan Ke-9 sd. 15 ..........................................................................................30 10. Pertemuan Ke-16...................................................................................................31 ii 2

PENGANTAR A. Rasional Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh konselor adalah kompetensi professional. Perwujudan kompetensi tersebut ditunjukkan dengan memberikan layanan konseling pada siswa. Berdasarkan tuntutan kompetensi tersebut, calon konselor di Departemen S1 Bimbingan dan Konseling wajib menempuh mata kuliah praktikum konseling. Pada mata kuliah ini lebih memfokuskan proses praktik yang tersupervisi. Calon konselor diharapkan tidak hanya menguasai teoritis saja, akan tetapi implementasi dari teori tersebut penting untuk dilakukan. Pelaksanaan perkuliahan praktikum konseling menunjang mahasiswa untuk mampu mengaplikasikan pemahaman teori yang sudah dipelajari pada semester sebelumnya. Dapat dikatakan mata kuliah praktikum konseling ini sangat penting untuk menunjang ketercapaian kompetensi calon konselor. Substansi dari mata kuliah praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan sikap dan keterampilan konseling, sehingga dapat menjadi konselor professional yang seutuhnya. Praktikum konseling psikodinamika merupakan salah satu pendekatan konseling yang dapat diimplementasikan oleh calon konselor guna memberikan layanan konseling untuk siswa. Fokus pendekatan ini lebih mengarah pada menyadarkan kembali perasaan dan pikiran konseli agar mampu menerima keadaan sekarang sehingga dapat membawa perubahan ke arah yang lebih optimal. Melalui prosedur pelaksanaan dan teknik konseling psikodinamika, calon konselor dapat memaksimalkan dalam berlatih dengan teman sebaya maupun siswa SMP/SMA sederajat secara langsung. Langkah yang dilakukan untuk mewujudkan ketercapaian kompetensi tersebut, disusunlah e-modul interaktif ini sebagai panduan dalam melaksanakan praktikum konseling psikodinamika. E-modul ini disusun dengan mengacu pada rancangan pembelajaran dan satuan acara perkuliahan selama satu semester. Isi dari e-modul ini harapannya dapat memandu mahasiswa calon konselor untuk melaksanakan perkuliahan praktikum konseling psikodinamika secara efektif dan optimal. Penyusunan e-modul juga menggunakan strategi case-method, karena pada modul ini disajikan contoh kasus dan contoh video praktik konseling sehingga mahasiswa dapat menganalisisnya. 3 1

B. Tujuan Tujuan e-modul interaktif praktikum konseling psikodinamika berbasis case-method ini untuk memandu mahasiswa calon konselor selama perkuliahan. E-modul ini berisi rincian aktivitas perkuliahan disetiap pertemuannya lengkap dengan media perkuliahan yang sesuai topik. C. Pokok Materi Pendekatan Konseling Psikodinamik Konseling Psikoanalisis 1. Tokoh Tokoh konseling psikoanalisis adalah Sigmun Freud. Ia adalah yang pertama lahir di keluarga Wina dari tiga anak laki-laki dan lima perempuan. Ayahnya sangat otoriter, seperti halnya banyak ayah-ayah pada tempat dan masa itu. Latar belakang keluarga Freud merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memahami perkembangan teorinya. Freud memiliki banyak kepentingan, tapi pilihan karirnya dibatasi karena warisan Yahudinya. Dia akhirnya menetap di kedokteran. Hanya 4 tahun setelah mendapatkan gelar dokter dari Universitas Wina pada usia 26, ia mencapai posisi bergengsi di sana sebagai dosen. Freud mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk merumuskan dan memperluas teori psikoanalisis. Menariknya, fase paling kreatif dalam hidupnya berhubungan dengan periode ketika ia mengalami masalah emosional yang berat sendiri. Freud sangat kreatif dan produktif, karyanya terkumpul hingga 24 jilid. Freud meninggal di London 1939, dan ia mempelopori teknik baru untuk bisa memahami perilaku manusia. 2. Hakikat Manusia Struktur kepribadian manusia menurut pendekatan ini terdiri atas tiga sub sistem, meliputi id, ego dan super ego. a. Ide adalah sistem dasar kepribadian yang merupakan sumber dari pada segala dorongan instinktif, khususnya seks dan agresi. b. Ego merupakan aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan individu untuk berhubungan dengan dunia realita. c. Super ego merupakan sub sistem ini berfungsi sebagai kontrol internal, yang terdiri dari kata hati (apa yang seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan) dan ego-ideal (apa yang seharusnya saya menjadi). Perilaku manusia menurut teori psikoanalisis, yaitu (1) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting, (2) dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau dan ditentukan oleh faktor-faktor interpersonal dan intra-psikis. Freud membagi 4 2

tahap perkembangan kepribadian manusia dari lahir sampai meninggal menjadi lima bagian, yaitu (1) tahap pragenital (0-6 tahun), meliputi: fase oral (18 bulan pertama), fase anal (18 bulan – 3 tahun), dan fase falik (3 tahun – 5 atau 6 tahun); (2) periode latensi (sulit mengubah kebiasaan), rentang usia sekitar 6 sampai 12 tahun; dan (3) tahap genital (12 tahun dan seterusnya). Kepribadian manusia menurut Freud terdiri dari tiga macam, yaitu dijabarkan sebagai berikut. a. Ketidaksadaran (The Unconscious) merupakan bagian terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan di dalam ketidaksadaran. Pada tingkatan ini, tingkah laku manusia sebagian besar didorong oleh perasaan dan pikiran yang tersimpan di tingkat ketidaksadaran ini. b. Prasadar (The Preconcious) merupakan tempat untuk menyimpan ide, ingatan, dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ke tingkat kesadaran. Tingkatan prasadar bukan merupakan bagian dari tingkat kesadaran, tetapi merupakan tingkatan lain yang biasanya membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyadari sesuatu. c. Kesadaran (Consciousness), tingkatan ini merupakan bagian yang berfungsi untuk mengingat, menyadari, merasakan sesuatu secara sadar. Kesadaran ini memiliki ruang yang terbatas dan tampak pada saat individu menyadari berbagai stimulus yang ada disekitarnya. 3. Hakikat Konseling Menurut pendekatan psikoanalisis, hakikat konseling yaitu untuk membantu individu menyadari ego dan mampu menempatkan ego pada tempat yang benar yaitu sebagai pihak yang mampu memilih secara rasional dan menjadi mediator antara Id dan Superego. Konseling dalam pandangan psikoanalisis yaitu sebagai proses re-edukasi terhadap ego menjadi lebih realistik dan rasional. 4. Kondisi Pengubahan Tujuan terapi psikoanalisa menurut Corey (2016) yaitu untuk membentuk kembali struktur karakter individu, dengan cara merekonstruksi, membahas, menganalisa, dan menafsirkan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau, yang terjadi di masa kanak- kanak. Selain itu, konselor membantu konseli untuk membentuk kembali struktur karakternya dengan menjadikan hal-hal yang tidak disadari menjadi disadari oleh konseli. Secara spesifik, membawa konseli dari dorongan-dorongan yang ditekan (ketidaksadaran) yang mengakibatkan kecemasan kearah perkembangan kesadaran intelektual, 35

menghidupkan kembali masa lalu konseli dengan menembus konflik yang ditekan, memberikan kesempatan kepada konseli untuk menghadapi situasi yang selama ini ia gagal mengatasinya. Konselor membangun hubungan kerja sama dengan konseli dan kemudian melakukan serangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor juga memberikan perhatian kepada resistensi konseli untuk mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran. Sementara konseli berbicara, konselor berperan mendengarkan dan kemudian memberikan tafsiran-tafsiran terhadap informasi konseli, konselor juga harus peka terhadap isyarat-isyarat non verbal dari konseli. Salah satu fungsi utama konselor adalah mengajarkan proses arti proses kepada konseli agar mendapatkan pemahaman terhadap masalahnya sendiri, mengalami peningkatan kesadaran atas cara-cara berubah, sehingga konseli mampu mendapatkan kendali yang lebih rasional atas hidupnya sendiri. Situasi hubungan antara konselor dan konseli dalam psikoanalisis dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut. a. Aliansi adalah sikap konseli kepada konselor yang relatif rasional, realistik, dan tidak neurosis (merupakan prakondisi untuk terwujudnya keberhasilan konseling). b. Transferensi adalah pengalihan segenap pengalaman konseli di masa lalunya terhadap orang-orang yang menguasainya, yang ditujukan kepada konselor yang merupakan bagian dari hubungan yang sangat penting untuk dianalisis dan membantu konseli untuk mencapai pemahaman tentang bagaimana dirinya telah salah dalam menerima, menginterpretasikan, dan merespon pengalamannya pada saat ini dalam kaitannya dengan masa lalunya. c. Kontratransferensi adalah kondisi dimana konselor mengembangkan pandangan- pandangan yang tidak selaras dan berasal dari konflik-konfliknya sendiri. Kontratransferensi bisa terdiri dari perasaan tidak suka, atau justru keterikatan atau keterlibatan yang berlebihan, kondisi ini dapat menghambat kemajuan proses konseling karena konselor akan lebih terfokus pada masalahnya sendiri. 5. Tahapan Konseling a. Opening phase (tahap pembukaan) Pada tahap ini konselor mempelajari riwayat dan perkembangan konseli, memahami fantasi, pikiran, perasaan, konflik ketidaksadaran, dan cara pasien mengatasi masalah. Tahap pembukaan meliputi rapport dan wawancara awal, yaitu menciptakan hubungan kerja dengan konseli dan free association dengan menggunakan katarsis. 6 4

b. Developing of transference (pengembangan transferensi) Pada tahapan ini perasaan konseli mulai ditunjukkan kepada konselor yang dianggap telah memahami masa lalunya (significant figure person). Jika konseli sudah benar- benar siap untuk dilaksanakannya konseling, maka langkah selanjutnya pada tahapan ini yaitu berdiskusi atau melakukan analisis mengenai dorongan dan konflik tidak disadari dari masa lalu yang mempengaruhi hingga masa kini, sehingga dihasilkan gambaran mengenai masa lalu konseli terutama pada masa kanak-kanak. c. Working through (bekerja melalui transferensi) Bekerja melalui tranferensi yaitu merealisasikan hal-hal yang diperoleh dalam tahap insight sehingga reaksi lebih adaptif. Pada tahapan ini mencakup mendalami pemecahan dan pengertian konseli sebagai seorang yang terus melakukan transferensi, untuk pemahaman diri konseli. d. Resolution of transference (resolusi transferensi) Resolusi transferensi adalah memecahkan perilaku neurosis konseli yang ditunjukkan kepada konselor sepanjang hubungan konseling. Tahapan ini merupakan fase penutup (termination phase) dari konseling. Jika konseli dan konselor merasa puas, tujuan utama konseling tercapai, maka transference di pahami dan berhasil sehingga mendapat insight baru atau bisa disebut konseli memperoleh kehidupan yang baru. 6. Teknik Konseling a. Asosiasi bebas Teknik ini mengupayakan konseli untuk mengatakan semua hal yang terjadi pada dirinya, walaupun tidak menyenangkan dan terkesan tidak ada artinya. Konseli didorong untuk tidak mengkritik dirinya dan menyampaikan segala pikiran, perasaan, ide, kenangan, dan asosiasi mereka secara bebas. Tujuan asosiasi bebas adalah untuk membantu mengangkat represi dengan membuat materi yang tidak disadari menjadi semakin disadari. Pada dasarnya, teori Freudian digunakan untuk menolong orang yang mempunyai masalah emosional. Freud menggunakan ungkapan “where id was, let go be”. Dengan kata lain, dengan katarsis orang-orang akan menjadi lebih sadar terhadap kehidupan emosionalnya dan lebih mantap mengontrol perasaannya dengan cara yang tepat. 7 5

b. Resistensi Parrott (1973: 94) mengatakan, “Resistence is means of keeping the counscious conflict intact, there by impeding any attemts to probem into the real sourses of personality problems”. Hal ini berarti resistensi adalah sebuah penolakan, sehingga diperlukannya upaya konselor untuk menyadarkan konseli terhadap alasan-alasan terjadinya penolakan. Keinginan konseli untuk sembuh dan relasi positif konseli dengan konselor akan sangat membantu dalam menangani resistensi. c. Transferensi Penerapakan teknik ini menurut Freud sebaiknya konselor melakukannya dengan berbagai macam cara atau bervariasi, hal ini sebagai bentuk pencegahan agar transferensi tidak berubah menjadi negatif dan terjadilah permusuhan, sehingga bisa terjadi resistensi. Konselor mengupayakan konseli agar menghidupkan kembali pengalaman dan konflik masa lalu terkait dengan cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan yang dibawa konseli di masa sekarang. Konselor cenderung bertindak alami dan netral kepada konseli, sehingga konselor dapat meyakinkan bahwa perasaan konseli terhadap dirinya bukan akibat dari apa yang dilakukannya, tapi sebagai hasil dari konseli dalam memproyeksikannya kepada konselor. d. Interpretasi Interpretasi adalah sarana untuk mentransformasikan materi yang direpresi dan tidak disadari menjadi materi prasadar dan kemudian disadari. Konselor menginterpretasi impuls-impuls yang direpresi dengan tujuan untuk membantu konseli mengganti represi-represi itu dengan tindakan judgments (evaluasi kritis terhadap hal, kejadian atau peristiwa) yang sesuai dengan situasi masa kini daripada situasi masa kanak- kanaknya. Materi untuk interpretasi dapat bersumber dari transferensi, mimpi, dan asosiasi bebas. Melalui penafsiran mimpi, kenangan, dan transference, seorang konselor berusaha membantu pasiennya untuk memahami akar permasalahan yang dihadapinya, dan kemudian mendapatkan kontrol yang lebih besar terhadap permasalahan tersebut serta lebih banyak kebebasan untuk melakukan tindakan yang berbeda. e. Analisis mimpi Konselor menganalisis ungkapan konseli tentang setiap ide atau pikiran yang terjadi dalam kaitannya dengan topik tertentu dan mimpi-mimpi mereka. Menurut Freud, mimpi merupakan pemenuhan keinginan dan pemenuhan tersamar dari keinginan- keinginan yang di represi. Ketika seseorang tidur, ego mengurangi represi sehingga 8 6

materi tidak sadar menjadi materi sadar dalam bentuk mimpi. Peristiwa dalam mimpi secara simbolis mempresentasikan orang sebenarnya, dorongan atau situasi yang terjadi pada masa sadar. Konseling Adlerian 1. Tokoh Alfred Adler, Lahir pada tanggal 07 Februari 1870 di Wina, Austria. Pada usia lima tahun adler menderita sakit pneumonia, kemudian dia bercita-cita menjadi dokter dan bertekad melawan penyakitnya, dan pada Tahun 1985 dia mendapat gelar M.D. dari Universitas Wina. Adler anak pintar dan sering menjadi no satu di kelasnya. Pada usia 28 (1898) Adler menulis buku pertamanya berjudul Health Conditions of Tailors. Ini memberikan pendirian teoritis utama Adler, melihat manusia sebagai keseluruhan, sebagai kesatuan yang berfungsi, reaksi terhadap lingkungan termasuk lingkungan fisik (lebih luas dari konsep insting dari Freud). Pada tahun 1902 Adler menyenangi tulisan Freud yang berjudul Interpretation of Dreams. Freud mengajak Adler untuk bergabung dengan lingkungan Freud. Adler bergabung dengan Freud dengan syarat Freud mendengar juga pandangannya. Pada masa ini Adler melakukan penelitian mengenai reaksi organik dan psikologis konseli penyandang cacat. Adler tidak pernah benar-benar menyetujui pemahaman Freud tentang mimpi, trauma seksual, insting, dan lainnya. Adler meninggalkan lingkungan Freud pada tahun 1991 dengan delapan orang rekan lainnya dan membentuk aliran mereka sendiri. Pada tahun 1912 dia menerbitkan buku The Neurotic Constitution yang merupakan landasan Psikologi Individual. Adler melihat manusia sebagai pencipta dan ciptaan kehidupan mereka sendiri; yaitu, orang mengembangkan gaya hidup yang unik yang merupakan gerakan menuju dan ekspresi dari tujuan yang mereka pilih. 2. Hakikat Manusia Manusia dimotivasi terutama oleh dorongan-dorongan sosial. Pria dan wanita adalah makhluk sosial dan masing-masing orang dalam berelasi dengan orang lain mengembangkan gaya hidup yang unik. Adler menekankan determinan-determinan sosial kepribadian, bukan determinan-determinan seksual. Pusat kepribadian adalah kesadaran, bukan ketidaksadaran. Manusia adalah tuan, bukan korban dari nasibnya sendiri. Perasaan rendah diri dapat merupakan sumber kreativitas; tujuan hidup adalah kesempurnaan, dan bukan kesenangan. Adler menekankan tanggung jawab, perjuangan mencapai kelebihan dari orang lain, dan upaya mencari nilai-nilai dan keberartian hidup. 79

Adler percaya bahwa individu tersebut mulai membentuk pendekatan untuk hidup di suatu tempat dalam 6 tahun pertama kehidupan. Dari perspektif Adlerian, perilaku manusia tidak ditentukan semata-mata oleh faktor keturunan dan lingkungan. Adler menegaskan bahwa genetika dan keturunan tidak sepenting apa yang kita pilih untuk lakukan dengan kemampuan dan keterbatasan yang kita miliki. Meskipun Adlerian menolak pendirian deterministik Freud, mereka tidak pergi ke ekstrim lain dan mempertahankan bahwa individu dapat menjadi apapun yang mereka inginkan. Adlerian menyadari bahwa kondisi biologis dan lingkungan membatasi kemampuan kita untuk memilih dan menciptakan. Adlerian menempatkan fokus pada mendidik kembali individu dan membentuk kembali masyarakat. Adler adalah cikal bakal pendekatan subyektif terhadap psikologi yang berfokus pada faktor penentu perilaku internal seperti nilai, kepercayaan, sikap, tujuan, minat, dan persepsi individu tentang realitas. Dia adalah pelopor pendekatan yang holistik, sosial, berorientasi pada tujuan, sistemik, dan humanistik. Adler juga merupakan terapis sistemik pertama, karena ia berpendapat bahwa sangat penting untuk memahami orang-orang dalam sistem di mana mereka hidup. 3. Tujuan Konseling a. Membentuk dan memelihara hubungan empati antara konseli dengan konselor yang didasarkan atas saling mempercayai dan menghargai di mana konseli merasa dipahami dan diterima oleh konselor. b. Memberikan suatu iklim terapeutik dimana konselor dapat memahami keyakinan dan perasaan-perasaan dasarnya mengenai diri sendiri dan memahami, mengapa keyakinan itu salah. c. Membantu konseli mengembangkan wawasan mengenai tujuan-tujuannya keliru dan perilakunya yang cenderung merugikan dirinya melalui proses konfrontasi dan penafsiran. d. Membantu konseli menemukan pilihan-pilihan dan mendorongnya membuat pilihan 4. Tahapan Konseling a. Membangun hubungan: kemajuan terapeutik hanya dimungkinkan bila ada keselarasan tujuan yang jelas antara terapis dan klien. agar efektif proses konseling, harus berurusan dengan masalah-masalah pribadi yang signifikan dan bersedia untuk mengeksplorasi dan berubah.Adlerian berusaha untuk melakukan kontak man to man dengan klien daripada memulai dengan \"masalahnya. 10 8

b. Jelajahi dinamika psikologis individu: tujuan dari fase kedua konseling Adlerian adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang gaya hidup individu. Selama fase penilaian ini, fokusnya adalah pada konteks sosial dan budaya individu. c. Mendorong pemahaman diri dan wawasan: selama tahap ketiga ini, para terapis Adlerian menafsirkan temuan penilaian sebagai sarana untuk memajukan pemahaman diri dan wawasan. d. Reorientasi dan re-edukasi: tahap terakhir proses terapeutik adalah fase berorientasi pada aksi yang dikenal sebagai reorientasi dan pendidikan ulang: menempatkan wawasan ke dalam praktik. Fokus fase ini untuk membantu orang menemukan perspektif baru yang lebih fungsional. Konseli didorong sekaligus ditantang untuk mengembangkan keberanian dalam mengambil risiko dan membuat perubahan dalam hidup mereka. 9 11

RANCANGAN PEMBELAJARAN A. Identitas Mata Kuliah : S1 Bimbingan dan Konseling 1. Nama Program Studi : Genap 2. Semester : Praktikum Konseling Psikodinamik 3. Nama Mata Kuliah : MKBKUM 6013 4. Kode Mata Kuliah : 2/2 5. SKS/JS : Dosen Bimbingan dan Konseling 6. Dosen Pengampu : MKBKUM 2012 (Konseling Psikodinamik) 7. MK Prasyarat B. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah praktikum konseling psikodinamik memuat aktivitas praktik penerapan dari konsep dasar, prosedur pelaksanaan dan teknik-teknik konseling psikodinamik yaitu psikoanalisis Sigmun Freud dan pendekatan adlerian melalui setting layanan konseling individual dan kelompok untuk membantu individu menuju perubahan yang lebih optimal. C. Standar Capaian Pembelajaran Lulusan 1. SCPL 4: Mampu melaksanakan layanan dasar, layanan responsif, layanan peminatan, dan perencanaan individual, dan dukungan sistem secara klasikal, kelompok (bimbingan kelompok), dan individual dengan menggunakan metode, teknik, dan media/multimedia yang relevan serta memperhatikan kebutuhan sasaran layanan yang berasal dari keberagaman sosial budaya dalam jenis, jalur dan jenjang satuan pendidikan. 2. SCPL 5: Mampu melaksanakan konseling individu dan kelompok dengan menggunakan pendekatan, prosedur, dan teknik konseling psikodinamik, humanistik, behavioristik, kognitif, postmodern dan integratif berdasarkan masalah yang dihadapi oleh sasaran layanan, yang disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi lingkungan sosial budaya. 12 10

D. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah 1. Memahami konsep dan prinsip praktikum konseling dengan menggunakan pendekatan konseling psikodinamik secara individual dan kelompok 2. Merencanakan praktikum konseling individu dan kelompok dengan pendekatan psikodinamik dan memperhatikan kebutuhan sasaran layanan yang berasal dari keberagaman sosial budaya dalam jenis, jalur dan jenjang satuan Pendidikan 3. Melaksanakan praktikum konseling individu dan kelompok dengan menggunakan pendekatan konseling psikodinamik dan teknik-teknik konseling yang sesuai berdasarkan masalah yang dialami oleh sasaran layanan 4. Mengevaluasi hasil pelaksanaan praktikum konseling individu dan kelompok dengan menggunakan pendekatan konseling psikodinamik E. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Strategi pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah praktikum konseling psikodinamika ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu tatap muka, online sinkronus, dan online asinkronus. Kegiatan yang dilakukan pada 3 strategi tersebut menggunakan metode case-method dengan cara menyajikan masalah dan meminta mahasiswa untuk menganalisisnya. Selain itu, mahasiswa juga diberi tugas untuk mencari kasus atau permasalahan dan dilakukan analisis dari sudut pandang pendekatan konseling psikodinamika. 1. Tatap Muka Strategi pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka merupakan kegiatan utama yang dilakukan pada kegiatan praktikum konseling psikodinamik. Kegiatan tatap muka ini perlu untuk dilakukan untuk mencermati secara langsung proses praktik konseling secara peer baik dalam layanan konseling individua tau kelompok. Hasil dari praktik tersebut dapat direview secara bersama-sama dan diskusi serta tanya jawab secara tatap muka. 2. Online Sinkronus Strategi pembelajaran secara online sinkronus dilakukan pada beberapa pertemuan untuk melihat bagaimana proses praktik konseling secara online melalui platform seperti google meeting/zoom meeting. Proses pencermatan praktik konseling secara sinkronus dilakukan dengan teman sebaya atau peer dan juga siswa SMP/SMA/SMK. 3. Online Asinkronus Strategi pembelajaran online asinkronus dilakukan pada beberapa pertemuan. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara tidak langsung. Aktivitas yang dapat 13 11

dilakukan pada online asinkronus ini adalah membuat laporan asesmen masalah, rancangan intervensi, dan mencermati contoh video praktik konseling. F. Evaluasi Pembelajaran Evalusi yang digunakan pada matakuliah ini adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilaksanakan dalam proses diskusi di kelas dan praktik konseling dengan sesama mahasiswa di kelas tersebut. Evaluasi hasilnya adalah mahasiswa melakukan konseling dengan konseli di luar kelas. Kriteri dan bobot nilai hasil belajar mahasiswa dijabarkan sebagai berikut. No. Komponen Penilaian Bobot Penilaian 1. Aktivitas menganalisis kasus 50% 2. Tugas-tugas perkuliahan 10% 3. UTS 20% 4. UAS 20% G. Media dan Perangkat Pembelajaran 1. Laptop/PC 2. Smartphone 3. Jaringan internet 4. Aplikasi google meet, zoom meeting, Sipejar H. Beberapa Sumber Belajar 1. McKenzie-Smith, S. 2011. Psychoanalytic Psychotherapy with Depressed Older Adults (A Qualitative Research Study). UK: University of East London. 2. Ursano, R.J., Sonnenberg, S.M., dan Susan G.L. 2004. Concise Guide to Psychodynamic Psychotherapy: Principles and Techniques of Brief, Intermittent, and Long-Term Psychodynamic Psychotherapy, 3th Ed. London, Englang: American Psychiatric Publishing, Inc. 3. Ivey, A.E., Ivey, M.B., dan Carlos P.Z. 2010. Intentional Interviewing and Counseling: Facilitating Client Development in a Multicultural Society, 7th, Ed. USA: Brooks/Cole. 4. Corey, G. 2012. Theory & Practice of Group Counseling, 8th, Ed. USA: Brooks/Cole. 5. Corey, G. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy, 9th,Ed. USA: Brooks/Cole. 6. Charman, D.P. 2004. Core Processes in Bried Psychodynamic: Advancing Effective Practice. Marwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. 14 12

7. Hays, D.G. 2013. Assessmen in Counseling: A Guide to The Use of Psychological Assessment Procedures. Alexandria 5th,Ed. VA: American Counseling Association. 15 13

PROSEDUR DAN RINCIAN KEGIATAN PERKULIAHAN A. Prosedur Kegiatan Perkuliahan Pertemuan Deskripsi Isi Aktivitas Tagihan 1 Pengantar perkuliahan a. Penjelasan terkait rencana Hasil diskusi yang perkuliahan selama 1 semester disajikan dalam PPT 2 Review teori konseling b. Pembagian kelompok diskusi Hasil analisis kasus psikoanalisis untuk membahas tugas pada dan adlerian pertemuan berikutnya 3 Analisis kasus Kelas dibagi menjadi 4 kelompok yang disajikan dengan rincian topik sebagai oleh dosen berikut. a. Kelompok 1: konseling 4 Analisis contoh video praktik psikoanalisis setting individu konseling b. Kelompok 2: konseling psikoanalisis psikoanalisis setting kelompok 5 Identifikasi c. Kelompok 3: pendekatan masalah konseli Adlerian setting individu 6 Penyusunan d. Kelompok 4: rancangan intervensi pendekatan Adlerian setting konseling kelompok Mencermati kasus, melakukan 7 Praktik analisis dan diskusi konseling psikoanalisis Mencermati contoh video praktik Hasil analisis contoh dan pendekatan konseling, melakukan analisis, video praktik konseling Adlerian dan diskusi psikoanalisis 8 UTS Melakukan asesmen Laporan asesmen 9 Praktik ulang permasalahan konseli (teman masalah konseli sebaya di kelas) konseling Menyusun rencana intervensi Laporan intervensi psikoanalisis konseling konseling dan Adlerian Praktik konseling yang dilakukan Video praktik konseling berdasarkan rencana intervensi awal yang telah disusun dan mahasiswa merekam praktik konseling tersebut a. Menunjuk video praktik Hasil review konseling mahasiswa untuk direview oleh teman-teman lain b. Hasil dari review tersebut dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka 16 14

Pertemuan Deskripsi Isi Aktivitas Tagihan Hasil review 10 Praktik ulang c. Mahasiswa lain kembali konseling mencermati hasil praktik Hasil review psikoanalisis ulang dan Adlerian Hasil review a. Menunjuk video praktik 11 Praktik ulang konseling mahasiswa untuk Hasil review konseling direview oleh teman-teman psikoanalisis lain dan Adlerian b. Hasil dari review tersebut 12 Praktik ulang dipresentasikan dan konseling mahasiswa yang bersangkutan psikoanalisis mempraktikkan ulang dan Adlerian konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka 13 Praktik ulang konseling c. Mahasiswa lain kembali psikoanalisis mencermati hasil praktik dan Adlerian ulang a. Menunjuk video praktik konseling mahasiswa untuk direview oleh teman-teman lain b. Hasil dari review tersebut dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka c. Mahasiswa lain kembali mencermati hasil praktik ulang a. Menunjuk video praktik konseling mahasiswa untuk direview oleh teman-teman lain b. Hasil dari review tersebut dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka c. Mahasiswa lain kembali mencermati hasil praktik ulang a. Menunjuk video praktik konseling mahasiswa untuk direview oleh teman-teman lain b. Hasil dari review tersebut dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka 17 15

Pertemuan Deskripsi Isi Aktivitas Tagihan Hasil review 14 Praktik ulang c. Mahasiswa lain kembali konseling mencermati hasil praktik Hasil review psikoanalisis ulang dan Adlerian Tugas UAS a. Menunjuk video praktik 15 Praktik ulang konseling mahasiswa untuk konseling direview oleh teman-teman psikoanalisis lain dan Adlerian b. Hasil dari review tersebut 16 UAS dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka c. Mahasiswa lain kembali mencermati hasil praktik ulang a. Menunjuk video praktik konseling mahasiswa untuk direview oleh teman-teman lain b. Hasil dari review tersebut dipresentasikan dan mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang konseling psikoanalisis dan Adlerian secara tatap muka c. Mahasiswa lain kembali mencermati hasil praktik ulang a. Mencari konseli siswa SMP/SMA sederajat b. Menyusun laporan asesmen masalah konseli c. Menyusun rancangan intervensi menggunakan pendekatan psikoanalisis dan Adlerian d. Membuat video konseling sesuai rancangan intervensi yang sudah dibuat 1618

19

B. Rincian Kegiatan Pertemuan Ke-1 a. Teknis pelaksanaan: tatap muka b. Aktivitas: pada pertemuan pertama ini kegiatan yang dilakukan adalah menyajikan RPS dan SAP perkuliahan selama 1 semester. Aktivitas pada pertemuan ini yaitu memaparkan tujuan perkuliahan, kontrak perkuliahan. Dosen juga akan menyampaikan sumber belajar yang dapat digunakan selama perkuliahan sampai rincian penugasan yang wajib dipenuhi oleh mahasiswa. Selain itu, pada pertemuan pertama ini mahasiswa diminta untuk membagi menjadi 4 kelompok. c. Tagihan dan luaran: membuat ringkasan dan tayangan presentasi untuk mereview teori pendekatan psikoanalisis dan Adlerian d. Lampiran: Berikut ini disajikan RPS mata kuliah praktikum konseling psikodinamika. Mohon dapat dicermati dan dapat diunduh dengan menekan tombol dibawah ini: 1720

21

Pertemuan Ke-2 a. Teknis pelaksanaan: tatap muka dan sinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan kedua, aktivitas yang dilakukan adalah melakukan presentasi konseling psikodinamika. Tujuan presentasi tersebut adalah untuk mereview kembali teori konseling psikoanalisis dan pendekatan Adlerian agar para mahasiswa dapat mencermati ulang, sehingga siap untuk melaksanakan praktik konseling. c. Tagihan dan luaran: ringkasan materi setiap kelompok dan tayangan presentasi d. Lampiran: berikut ini disajikan beberapa materi mengenai konseling psikodinamika, silahkan dapat dicermati dengan cara menekan gambar dalam setiap materi dibawah ini 1822

23 19

24

Pertemuan Ke-3 a. Teknis pelaksanaan: tatap muka b. Aktivitas: pada pertemuan ketiga yang dilakukan adalah menganalisis kasus yang disajikan oleh dosen. Kasus tersebut dianalisis menggunakan pendekatan psikoanalisis. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memantapkan pemahaman mahasiswa terkait implikasi dari teori yang sudah dipelajari. Dari kasus tersebut mahasiswa dapat mengkaitkan dengan substansi terkait struktur kepribadian, karakteristik hubungan, dan pribadi sehat serta bermasalah c. Tagihan dan luaran: hasil analisis kasus d. Lampiran: berikut beberapa kasus yang dapat saudara cermati pada gambar berikut: 2025

Gambar Kasus 1 26 21

Gambar Kasus 2 27 22

Gambar Kasus 3 28 23

29

Pertemuan Ke-4 a. Teknis pelaksanaan: tatap muka b. Aktivitas: pada pertemuan ini dosen menyajikan contoh video praktikum konseling psikodinamika. Berdasarkan video tersebut dicermati bagaimana prosedur pelaksanaannya dan teknik yang digunakan. Contoh video praktik konseling yang disajikan tersebut belum tentu tepat dan benar, oleh karena itu mahasiswa diminta untuk menganalisis kekurangan dan kelebihan yang ada pada contoh video tersebut, sehingga dapat mengimplementasikannya pada praktik yang akan dilakukan. c. Tagihan dan luaran: hasil analisis contoh video praktikum konseling psikodinamika d. Lampiran: silahkan cermati video praktikum konseling psikodinamika dibawah ini dengan menekan tombol yang tersedia. 30 24

31 25

32

Pertemuan Ke-5 a. Teknis pelaksanaan: online asinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan ini perkuliahan dilaksanakan secara online asinkronus. Mahasiswa diminta untuk menyusun identifikasi masalah konseli. Sebelumnya mahasiswa sudah dibagi pasangan dengan teman di kelas dan juga menentukan pendekatan yang digunakan (psikoanalisis Freud atau Adlerian). Sesuai dengan pasangan dan pembagian pendekatan tersebut, selanjutnya mahasiswa dapat membuat laporan masalah konseli. Format laporan identifikasi masalah sudah tercantum pada lampiran, silahkan dapat menyesuaikan. c. Tagihan dan luaran: laporan identifikasi masalah d. Lampiran: silahkan unduh format laporan identifikasi masalah dan kemudian upload hasil laporan anda dengan menekan tombol dibawah ini. 2633

34

Pertemuan Ke-6 a. Teknis pelaksanaan: online asinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan ini dilakukan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang menyusun laporan identifikasi masalah konseli. Kegiatan yang dilakukan yaitu berdasarkan hasil identifikasi masalah, masalah menyusun rancangan intervensi yang digunakan (konseling psikoanalisis Freud atau konseling Adlerian). Konsep kunci teori yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa dalam menyusun rancangan intervensi ini yaitu terkait dengan struktur kepribadian, tujuan konseling, hakikat konseling, prosedur pelaksanaan konseling dan teknik yang digunakan c. Tagihan dan luaran: laporan rancangan intervensi d. Lampiran: silahkan unduh format rancangan intervensi konseling dan unggah hasil rancangan anda dengan menekan tombol dibawah ini. 2735

36

Pertemuan Ke-7 a. Teknis pelaksanaan: online asinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan ketujuh, kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu membuat video praktik konseling psikodinamik. Video yang disusun tersebut berdasarkan hasil identifikasi masalah konseli dan rancangan intervensi. Ketentuan pembuatan video praktik konseling ini yaitu sebagai berikut; 1) Pelaksanaan praktik konseling harus dilakukan secara luring. 2) Meskipun secara luring, akan tetapi kondisi dan tempat yang digunakan dapat dimana saja asalkan sesuai dengan ketentuan konseling. 3) Tidak memerlukan pengambilan gambar yang professional, silahkan dapat menggunakan smartphone masing-masing untuk membuat video, hanya saja suara dari praktikan konselor dan konseli harus terdengar dengan jelas. c. Tagihan dan luaran: video praktik konseling psikodinamika d. Lampiran : Silahkan upload video yang sudah dibuat dengen menekan tombol dibawah ini. 37 28

38

Pertemuan Ke-8 a. Teknis pelaksanaan: online sinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengerjakan UTS. Soal UTS sudah terlampir, silahkan dapat dicermati. c. Tagihan dan luaran: UTS d. Lampiran: Silahkan unduh soal UTS dan unggah jawaban anda dengan menekan tombol dibawah ini. 2939

29 40

Pertemuan Ke-9 s/d Ke-15 a. Teknis pelaksanaan: tatap muka b. Aktivitas: pada pertemuan ke-9 sampai ke-15 ini kegiatan yang dilakukan dijabarkan sebagai berikut: 1) 3 hari sebelum tatap muka, dosen menunjuk 2-3 video praktik konseling mahasiswa 2) Mahasiswa lain melakukan pengamatan berdasarkan video tersebut (form pengamatan terlampir) 3) Hasil dari pengamatan video praktik konseling diserahkan pada mahasiswa yang bersangkutan 4) Mahasiswa yang bersangkutan kemudian merangkum hasil pengamatan konseling 5) Saat perkuliahan tatap muka, mahasiswa menyajikan hasil rangkuman pengamatan video konseling 6) Berdasarkan masukan dan saran dari pengamatan video, mahasiswa yang bersangkutan mempraktikkan ulang di depan kelas 7) Mahasiswa lain kembali mengamati dan memberikan masukan secara langsung setelah proses praktik selesai dilakukan c. Tagihan dan luaran: hasil pengamatan d. Lampiran: Silahkan unduh form pengamatan konseling dan unggah hasil pengamatan anda dengan menekan tombol dibawah ini. 3041

30 42

Pertemuan Ke-16 a. Teknis pelaksanaan: online asinkronus b. Aktivitas: pada pertemuan ini kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah mengerjakan UAS. Soal UAS sudah terlampir, silahkan dapat dicermati. c. Tagihan dan luaran: UAS d. Lampiran: Silahkan unduh soal UAS dan unggah jawaban anda dengan menekan tombol dibawah ini. 3143

44


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook