”Penyetaraan gender diwujudkan lewat pelayanan yang holistik berlandaskan kasih Kristus.”
”Aduh… so ada tampa bermain di RS, ada oto-oto, ada luncur-luncur, asyik-asyik….”
Dijelaskan dalam https://health.detik.com/ulasan-khas/d-1839165/mengapa- seorang-anak-bisa-menderita-hidrosefalus, penyakit ini disebabkan oleh: 1. Kekurangan oksigen (hipoksia) 2. Radiasi 3. Kekurangan nutrisi 4. Radang atau infeksi 5. Cedera atau trauma 6. Obat-obatan 7. Hormonal Sekarang banyak lembaga yang memberikan pelatihan kepada para tenaga medis baik perawat, bidan maupun dokter, berhubungan dengan penanganan- penanganan kasus tertentu seperti kasus di atas. Tujuannya jelas, untuk membantu mendeteksi secara dini penyakit-penyakit yang diderita oleh bayi dan anak-anak. Pelatihan semacam ini bukan hanya bertujuan agar tenaga medis mendapat wawasan baru, namun juga agar tenaga medis dapat menolong dan menyelamatkan Sweetly-Sweetly yang lain. Dengan penanganan yang tepat, mungkin saja anak-anak seperti Sweetly dapat tertolong dan bisa sembuh. Beruntunglah RSU Monompia Kotamobagu—yang merupakan salah satu rumah sakit responsif gender dan ramah anak yang merupakan binaan dan anggota Pelkesi—boleh mendapat bantuan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan resusitasi neonatus. Kegiatan ini bertujuan untuk merawat bayi sejak lahir yang dilaksanakan di RSU Monompia pada Januari 2020 dengan sasaran perawat di ruang perawatan anak, perawat di ruang neonatus serta bidan yang ada di RSU Monompia Kotamobagu. Dengan adanya pelatihan ini akan banyak lagi anak yang dapat ditolong. Bukan hanya pada kasus Sweetly di atas, namun banyak kasus yang sering terjadi pada bayi baru lahir, apabila tidak ditangani dengan baik, akan berakibat fatal bahkan dapat berakhir dengan kematian.
”Selama ini rumah sakit belum memahami makna dari kata ‘inklusi’. Namun, siang itu makna itu terpatri di benak para tenaga kesehatan.”
”Secara tidak langsung rumah sakit telah menerapkan pelayanan yang inklusif khususnya bagi pasien dengan keterbatasan fisik.”
”Kenyataan harus diterima. Namun, tak boleh ada kata menyerah.”
”Mereka yang sangat terbatas mobilitasnya diharapkan tetap bisa mendapatkan pangan sehat dengan budidaya lele dan kangkung sehat (Lekas).”
“Kami terus melihat ada titik terang… …dalam perjuangan kesetaraan terhadap penyandang disabilitas.”
”Bahan-bahan y dan seng terlalu
yang diajarkan semua ada u mahal kecuali ikang.”
“Nah, ketika tangan-tangan kecil itu bertindak—ditambah dengan topangan berkat dari Tangan Besar Sang Ilahi— perubahan niscaya terjadi. Kuncinya adalah kerinduan mengubah wacana menjadi tindakan.”
Didukung oleh: PELKESI facebook: Pelkesi Icahs email: [email protected] www.pelkesi.or.id
Search