Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore PGP-1-KABUPATEN GARUT-SUSI LIAWATI-1.4.-AKSI NYATA(2)

PGP-1-KABUPATEN GARUT-SUSI LIAWATI-1.4.-AKSI NYATA(2)

Published by susiliawati62, 2021-08-27 14:53:10

Description: PGP-1-KABUPATEN GARUT-SUSI LIAWATI-1.4.-AKSI NYATA(2)

Search

Read the Text Version

LAPORAN TINDAKAN AKSI NYATA Budaya Positif Riksa Diri PGP-I-KABUPATEN GARUT-SUSI LIAWATI-1.4-AKSI NYATA

I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif yang ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 . Pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) didasari pertimbangan bahwa masih terabaikannya implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Untuk mencapai hal tsb, tentu perilaku positif harus menjadi bagian proses belajar dan budaya bukan hanya di lingkungan formal saja , tapi diberbagai lingkungan pendidikan. Sehingga lingkungan pendidikan menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi semua orang. Salah satu yang merupakan implementasi penumbuhan budi pekerti adalah perilaku hidup bersih dan sehat. PHBS merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu/keluarga/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan dan perwujudan paradigma sehat, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Salah satu pelaksanaan PHBS di SMPN 3 Banyuresmi yang sudah terwujud adalah kegiatan Jumat bersih dan Riksa kelas. Jumat bersih merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum masa pandemic,dimana setiap Hari Jumat seluruh warga sekolah bersama sama, berkolaborasi untuk turun tangan menciptakan suasana dan lingkungan yang bersih di setiap sudut sekolah. Sedangkan riksa kelas merupkan program baru dalam perwujudan budaya positif sekolah, yang dilatarbelakangi

dimana pada masa Pandemi ini segala kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara virtual, otomatis kelas-kelas secara intensif tidak terurus. Riksa Kelas ini merupakan kegiatan dimana setiap minggu setiap kelompok bergilir untuk memeriksa dan menjaga kebersihan kelasnya , sehingga meskipun ruang kelas tidak digunakan , kebersihan dan keindahannya akan tetap terjaga. Sebagai bagian keberhasilan dari pelaksanaan riksa kelas,maka selama masa pandemi ini, dimana semua pembelajaran dilaksanakan di rumah, maka seluruh siswa berupaya untuk mengimplementasikan kegiatan positif budaya bersih dan sehat itu di lingkungan rumahnya.. Selain sebagai pembiasaan , penerapan dan pembentukan karakter siswa, hal ini dilakukan dalam rangka menjaga lingkungan keluarga menjadi nyaman, sehat , indah dan bersih.. Selain itu tentu saja sebagai bagian dari pengamalan dari keyakinan sebagai Umat Islam, yang menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, \"Kesucian itu separuh dari keimanan.\" Di riwayat lain seperti dikutip dari Kitab Ihya' Ulumiddin karya Imam Al Ghazali, Aisyah Radhiallahu Anha menyebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda,\" Bersucilah kalian, karena Islam itu bersih.\" Berdasarkan hal itulah maka Aksi nyata kali ini mengambil tema Riksa Diri, Keluarga Nyaman dan Sehat. Riksa Diri merupakan suatu kegiatan pembiasaan mengenai pentingnya kebersihan. Riksa diri tidak hanya penting bagi individu itu sendiri, namun juga bagi orang dan lingkungan sekitarnya. Sehingga tentu dengan pembiasaan riksa diri ini bisa berdampak terhadap kehidupan di lingkungan keluarganya. Riksa diri dapat berdampak pada bagaimana cara orang lain melihat dan memperlakukan kita sehingga dapat dikatakan bahwa dengan riksa diri dapat membantu kita untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam melaksanakan hubungan social di berbagai lingkungan. . B. Tujuan Pada dasarnya, kegiatan aksi nyata ini bertujuan menerapkan konsep filosofis Ki Hajar Dewantara, yakni penanaman Budi Pekerti. Menurut pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan budi pekerti menekankan pada pembentukan karakter,

perilaku dan kepribadian melalui suatu pembiasaan berbuat baik yang dilakukan sejak kecil hingga dewasa. Artinya pendidikan budi pekerti yang dimaksudkan Ki Hadjar Dewantara bukanlah mengajarkan teori-teori tentang baik dan buruk berserta dalilnya yang sangat rumit. Melainkan pembiasaan berbuat baik yang dilakukan setiap hari hingga perbuatan tersebut mendarah daging pada jiwa seorang anak. Adapun tujuan secara khusus dari kegiatan ini adalah; 1. Dapat meningkatkan rasa kepedulian dan tanggung jawab 2. Dapat meningkatkan kreatifitas siswa 3. Dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. C. Tolak Ukur Untuk menentukan keberhasilan kegiatan kita perlu membuat standar pencapaian berupa indikator target yang dapat menggambarkan pencapaian tujuan. Beberapa indikator yang menjadi tolok ukurnya antara lain: 1. Ada keterlibatan siswa dalam pelaksanaan budaya bersih baik di lingkungan sekolah maupun di keluarga 2. Ada peningkatan kompetensi baik sikap , keterampilan maupun pengetahuan sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah terutama yang berhubungan dengan penanaman nilai di sekitar kehidupan siswa.

II KEGIATAN AKSI NYATA A. Pelaksanaan Aksi Nyata Kegiatan tindakan aksi nyata ini dilakukan selama 4 minggu, dengan rincian : 1. Persiapan (Minggu Ke 1)  Merencanakan proses pelaksanaan Riksa diri keluarga nyaman dan sehat  Berkordinasi dengan Pemangku kebijakan di sekolah  Mengarahkan siswa dalam memulai aktivitas riksa diri keluarga nyaman dan sehat  Berkolaborasi dengan orang tua siswa 2. Tindakan (Minggu Ke 2-3 )  Melakukan aksi nyata sesuai dengan rencana  Membimbing dan memfasilitasi siswa ketika proses pembelajaran berbasis aktivitas sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan  Memfasilitasi, mengarahkan, membimbing dan memberikan stimulus ketika proses pembelajaran  Melakukan diskusi dengan siswa tentang pengalaman di lapangan. 3. Evaluasi dan laporan (Minggu ke 4)  Menganalisa hasil pelaksanaan budaya positif yang telah dilakukan siswa  Memberikan simpulan dan refleksi hasil pembelajaran berbasis aktivitas yang sudah di lakukan  Membuat laporan hasil kegiatan B. Hasil dari Aksi Nyata Setelah selama sebulan melaksanakan kegiatan aksi nyata, ternyata sebagian besar anak merasa tidak pernah terbebani dengan kegiatan kegiatan Riksa Diri ini, karena pada dasarnya mereka sudah terbiasa dengan kegiatan ini sehari-hari. Malah ada beberapa anak yang menjadi tumpuan keluarganya dalam hal menjaga kebersihan rumah, karena orangtuanya berangkat pagi pulang sore . Dan itu bisa dilihat dari

pengumpulan hasil kerja mereka berupa video-video pembelajaran dengan kreatifitas yang berbeda. ( dok. terlampir) C. Pembelajaran dari Aksi Nyata 1. Keberhasilan Pembelajaran yang didapat dari hasil kegiatan aksi nyata ini selain meningkatkan kemandirian, melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban tugas serta meningkatkan rasa kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan keluarga juga diharapkan dari pembiasaan ini tumbuh menjadi karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Sehingga nilai-nilai yang ada bukan sekedar konseptual namun menjadi sesuatu yang nyata diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Kegagalan / Hambatan Dalam kegiatan aksi nyata ini, muncul berbagai hambatan terutama dalam proses pelaksanaan yang dilakukan oleh siswa/peserta didik putra, dimana hanya sebagian kecil peserta didik putra yang mengumpulkan tugasnya. Namun demikian ini adalah tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan supaya semua peserta didik mempunyai rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan. D. Tindak Lanjut Dari tahapan yang telah dilalui, mulai dari identifikasi masalah, pelaksaaan, dan menganalisa keberhasilan serta tantangan yang ada, beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti dari program ini adalah : 1. Melanjutkan serta meningkatkan hubungan komunikasi antara guru dan siswa 2. Mencoba strategi yang baru demi terciptanya penumbuhan karakter pada diri siswa terutama siswa putra. 3. Mengapresiasi keberhasilan yang diraih baik oleh siswa 4. Memberikan laporan kepada pihak sekolah untuk ditindak lanjuti bersama dengan komunitas guru lainnya.

III SIMPULAN Salah satu konsep pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin dan karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Salah satu caranya dengan memunculkan pembiasaan pembiasaan yang baik pada diri siswa yang mampu menyokong perkembangan hidup anak-anak, lahir dan batin. Dimana pelaksanaannya akan lebih cepat tercapai apabila ada kolaborasi antara Trisentra atau Tri Pusat Pendidikan yang terdiri dari keluarga. Sekolah, dan lingkungan masyarakat. Program riksa diri merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan budi pekerti anak yang dilakukan di lingkungan keluarga, yang diharapkan mampu menyokong terhadap pembentukan karakter siswa yang mampu meningkatkan proses perolehan kognitif dan peningkatan afektif serta psikomotor. Karena pada dasarnya pendidikan yang bermutu tidak hanya diukur dari aspek kognitif tetapi pendidikan yang memadukan seluruh potensi manusia menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.

LAMPIRAN DOKUMENTASI PELAKSANAAN AKSI NYATA HASIL KERJA SISWA https://youtu.be/QugOMpwadzw https://youtu.be/U31pkzmLbl4 Beberapa kegiatan Siswa