Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Bermain ke Taman-converted

Bermain ke Taman-converted

Published by sitijullaikah, 2021-07-26 08:54:41

Description: Bermain ke Taman-converted

Search

Read the Text Version

Bermain ke Taman Oleh: Joni Hendri Suatu pagi yang indah dan cerah, matahari masih sedikit-sedikit menampakan bentuknya di sebelah barat. Hari itu adalah hari libur Ade dan Wahyu, mereka berdua merupakan teman dekat di Sekolah. Sejak hari Sabtu mereka sudah berniat untuk pergi berlibur ke taman. Taman itu tidak jauh dari rumah mereka, bersebelahan dengan Masjid. Mereka berjanjian dengan menggunakan sepeda. Pada jam 08:15 wib, Ade sudah sampai di rumah Wahyu, lalu memanggil: “Wahyu...Wahyuuuuu.......” Ade memanggil dengan suara yang agak kuat. Tapi yang keluar Mamanya si Wahyu. “Wah, Ade rupanya.” Kata Mama. “Iya Nte, selamat pagi Nte.” “Pagi kembali, Ade sudah sarapan?” Pertanyaan Mama. “Sudah, Wahyu ada Nte?” “Wahyu masih tidur De. Sebentar ya biar Tante bangunkan.” Jawab Mama. “Iya.” Tidak lama kemudian, Wahyu keluar dengan menggosok-gosok matanya. Ia masih dalam keadaan ngantuk berat. Sebab malam itu, telat tidrunya, akbiat maen game. Tiba-tiba ia kaget melihat Ade sudah menunggu di depan rumah. “Eh, maaf ya De. Saya telat bangun.” Wahyu menyapa temannya. “Iya, gak papa. Sekarang cuci muka lalu bersiap-siaplah. Mumpung cuaca masih dingin takutnya, nanti cuaca sangat panas.” Jawab Ade. Tidak lama kemudian mereka pun pergi ke taman menggunakan sepeda masing- masing. Sepeda dikayuh dengan sangat kencang, menikmati udara pagi yang segar. Melewati sawah-sawah menguning di pinggir jalan itu. Terlihat orang-orang turun ke sawah menanam padi.

Sesampainya di taman, mereka duduk di sebuah kursi yang terletak di bawah pohon yang rindang dan dingin. Bunga-bunga taman sangat segar, ada bunga mawar yang merah beserta harum baunya, dan bunga-bunga lainnya. Disertai dengan melihat pemandangan yang indah ke arah buki-bukit. Lalu menikmati bekal jajanan dari rumah masing-masing. Sedang asik makan, tiba-tiba jajanan si Ade tak sengaja terjatuh, namun diam-diam tetap diambil dan dimakan kembali. Begitu juga dengan jajanan si Wahyu yang sempat terkena bersinan si Ade. Namun mereka tetap tidak peduli dan kembali memakannya. “Totet, totetttt, totetttttt...” Bunyi penjual es krim, lewat depan mereka. Lalu mereka memanggilnya. “Es, banggg... Esssnya bangggggg.” Si tukang es pun berhenti. Mereka membeli es tersebut tanpa pikir panjang, tidak ada rasa takut akan akibat yang terjadi nantinya ketika es sudah dibeli dan dimakan. Mereka sangat menikmati, tanpa terlebih dahulu memperhatikan kesehatan jajanan. Udara pagi membantu rasa nikmat jajan yang sedang dirasakan itu. Tiba-tiba ada motor melintasi di depan mereka, dan di jalan itu ada genangan air yang belum kering. Maka makanan si Ade sempat terpencrat becek oleh motor itu, yang baru saja lewat kecang di depan mereka. Bekas kotoran yang menempel di es tersebut hanya dibersihkan Ade dengan bajunya. Setelah itu diisap kembali dengan nikmat, dengan merasakan manis es tersebut. Setelah itu mereka memulai bermain sepeda di taman. Alhasil, saat asik-asiknya bermain, tiba-tiba perut mereka menjadi mulas tak tertahankan akibat membeli jajan es sembarangan dan tidak memperhatikan kebersihan yang dimakan. “Perutku.” Kata ade, sambil mengelus-ngelus perutnya. “Ada apa dengan perutmu?” Wahyu mendekati. “Sakit!” Jawab Ade. “Kalau begitu ayo kita pulang.”

Setelah berkata seperti itu, Wahyu juga merasakan hal yang sama yaitu merasa sakit yang sama di perutnya. Lalu mereka berdua duduk istirahat di kursi, di bawah pohon cemara yang rindang dan dingin. Angin masih bersahabat bersama mereka. SDN 153 Pekanbaru, 2021


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook