Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Published by yuslinalina525, 2021-04-04 14:16:16

Description: Dinamika Perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa

Search

Read the Text Version

DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

A. PENERAPAN PANCASILA DARI MASA KE MASA 1. Masa Orde lama a. Periode 1945-1950 Implementasi Pancasila bukan saja menjadi masalah, tetapi lebih dari itu ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan faham komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun tahun 1948 dan oleh DI/TII yang akan mendirikan negara dengan dasar islam. Pada periode ini, nilai persatuan dan kesatuan masih tinggi ketika menghadapi Belanda yang masih ingin mempertahankan penjajahannya di Indonesia. Namun setelah penjajah dapat diusir, persatuan mulai mendapat tantangan. Dalam kehidupan politik, sila keempat yang mengutamakan musyawarah dan mufakat tidak dapat dilaksanakan.Dimana presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara, sedang kepala pemerintahan dipegang oleh Perdana Menteri. Sistem ini menyebabkan tidak adanya stabilitas pemerintahan. Kesimpulannya walaupun konstitusi yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945, namun dalam praktek kenegaraan pencasila dan UUD 1945 tidak dapat diwujudkan.

PERIODE 1945 - 1950 Penyelewengan nilai-nilai Pancasila:  Pemberontakan PKI di Madiun, 18 Sep 1948 dipimpin oleh Muso ; Ada keinginan utk merubah Ideologi pancasila dengan Ideologi Komunis  Pemberontakan DI/TII, 17 Agustus 1949, dipimpin oleh Kartosuwiryo

B. PERIODE 1950-1959 Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting). Sistem pemerintahannya yang liberal sehingga lebih menekankan hak-hak individual. Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan munculnya pemberontakan RMS, PRRI, dan Permesta yang ingin melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante hasil pemilu tidak dapat menyusun UUD seperti yang diharapkan. Hal ini menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, UUD 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada UUD 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan. Periode 1950-1959

C. PERIODE 1959-1966 Pada masa ini berlaku demokrasi terpimpin. Setelah menetapakan berlakunya kembali UUD 1945, Presiden Soekarno meletakkan dasar kepemimpinannya. Yang dinamakan demokrasi terpimpin. Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno adalah demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang. Dimana demokrasi dipimpin untuk kepentingan- kepentingan tertentu.

2. MASA ORDE BARU Masa Orde baru muncul dengan tekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Semangat tersebut muncul berdasarkan pengalaman sejarah dari pemerintahan sebelumnya yang telah menyimpang dari Pancasila serta UUD 1945 demi kepentingan kekuasaan. Akan tetapi, yang terjadi sebenarnya adalah tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada masa orde lama. Pada masa ini terjadi banyak penyimpangan seperti penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil serta kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat

3. MASA REFORMASI Penerapan pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa terus menghadapi barbagai tantangan. Penerapan pancasila tidak lagi pada pemberontakan- pemberontakan tetapi lebih konsen kepada kehidupan masyarakat. Tantangan dalam penerapan pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama warga bangsa saat ini. Ditandai dengan adanya konflik tawuran,tindakan kekerasan. Pada saat lengsernya Soeharto setelah menjadi Presiden RI selama kurang lebih 32 tahun, Indonesia baru memiliki dua Presiden dalam hampir 53 tahun. Setelah itu, Presiden- Presiden silih berganti dengan amat cepat. Habibie yang menggantikan Soeharto bertahan hampir 18 bulan. Penunjukan Habibie sebagai Presiden dipandang banyak pihak sebagai perpanjangan era kekuasaan Soeharto yang tidak sah. Alhasil Habibie menjadi sasaran banyak demonstrasi, namun Habibie ketika itu mengejutkan para pengritiknya. Masa jabatan Habibie sejak awal ditandai pengakuan pragmatis dan juga keyakinannya bahwa harus memerintah secara reformis, sebab kalau tidak bisa saja terjadi revolusi.

B. NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN 1. Hakikat ideologi terbuka Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai nilai dan cita citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri. 2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka Keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai nilai sebagai berikut : a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila. b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai nilai dasar ideologi Pancasila. c. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai nilai instrumental dalam suatu pengamalan nyata dalam kehidupan sehari hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

 1. Demensi Ideologi Terbuka: o A. Dimensi Realita o B. Dimensi Idealisme o C. Dimensi Fleksibilitas (kelenturan) 2. Dimensi Ideologi Tertutup: A. Tidak adanya dimensi reallita, idealisme, dan fleksibilitas B. Rakyat bersikap statis,apatis C. Stabilitas politik, ekonomi, dan hankam tercapai, tapi tidak ada kebebasan individu

PANCASILA SEBAGAI IDIOLOGI NEGARA  Idiologi negara dpt dipahami sebagai gagasan ,ide ,nilai nilai yang diakui kebenarannya dan mendorong suatu bangsa untuk mewujudkan dalam kehidupan nyata baik dalam bidang politik,sosial,maupun dalam bidang ekonomi.  Pancasila sebagai idologi negara nilai – nilai Pancasila diakui kebenarannya dan mendorong bangsa Indonesia mewujudkannya dalam kehidupan berbangsa ,bermasyarakat dan bernegara baik dalam bidang poleksosbud

C. PERWUJUDAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM BERBAGAI KEHIDUPAN 1. Perwujudan Nilai nilai Pancasila di bidang Politik 1. Bersikap kritis korektif yang bersifat membangun 2. Menghargai adanya perbedaan pendapat. 3. Selalu musyawarah dalam setiap membuat keputusan 4. Tidak memaksakan kehendak 5. Menerima dan melaksanakan keputusan bersama. 6. Menjamin kebebasan berpendapat,berserikat dan berkumpul 7. Menghormati hak pilih 8. Tidak golput dalam kegiatan pemilihan 9. Mentaati peraturan perundang-undangan yg berlaku

2. PERWUJUDAN NILAI NILAI PANCASILA DI BIDANG EKONOMI  Berkoperasi  Menciptakan iklim usaha sehat  Memakai produksi dalam negri  Memanfaatkan peluang untuk exsport hasil produksi  Meningkatkan daya saing hasil produksi  Membayar pajak  Menciptakan lapangan kerja sendiri  Berwiraswasta

3. PERWUJUDAN NILAI NILAI PANCASILA DI BIDANG SOSIAL BUDAYA  Membantu orang yang perlu dibantu  Menyantuni fakir miskin ,anak terlantar  Mengembangankan rasa setia kawan  Memberi fasilitas khusus kepada penyandang kelaianan fisik  Menjalin persaudaraan persahabatan dengan suku bangsa lain dlm masyarakat bhineka tunggal ika  Menghormati suku budaya lain


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook