Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Edisi November 2016

Edisi November 2016

Published by Irwandi Aw, 2017-03-15 23:35:21

Description: Edisi November 2016

Search

Read the Text Version

yang didapat komoditi padi lebih besar Baladina N, Anindita R, Isaskar R,dari satu dan paling besar dibandingkankomoditi tanaman pangan lainnya. Sukardi. 2013. IdentifikasiSedangkan jagung, ubi jalar, dan kacangtanah, masih belum berpotensi untuk Potensi Komoditi Pertaniandikembangkan atau belum basis dimananilai untuk komoditi tersebut kecil dari Unggulan Dalam Penerapanpada satu. Konsep Agropolitan di Kecamatan Poncokusomo, Kabupaten Malang. Jurnal AGRISE. 13(1):30-41. Nindhitya O R. 2013. Pemetaan Sub-SubDAFTAR PUSTAKA Sektor Pertanian Dalam Rangka Pengembangan PerekonomianArifien M, Fafurida, Noekent V. 2012. Daerah Kabupaten Wonosobo.Perencanaan Pembangunan Economics DevelopmentBerbasis Pertanian Tanaman Analysis Journal. 2(1):Pangan Dalam Upaya 01-08.Penanggulangan Masalah Oksatriandhi B, Santoso E B. 2014.Kemiskinan. Jurnal Ekonomi Identifikasi Komoditas UnggulanPembangunan. 13(2):288-302 di Kawasan AgropolitanBadan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Kabupaten Pasaman. JurnalLuas Lahan Menurut Jenis Teknik POMITS. 3(1): 08-11Penggunaanya 2012 . Padang Pemerintah Republik Indonesia. 2012.(ID): Badan Pusat Statistik Undang-Undang RepublikBadan Pusat Statistik Indonesia. 2013. Indonesia Nomor 18 TahunLuas Panen, Hasil Perhektar, 2012 tentang Pangan. Jakartadan Produksi Padi dan Palawija (ID) : Sekretariat Negara.(2008-2012). Padang (ID): Badan Rustiadi E, Sunsun S, Panuju R D. 2009.Pusat Statistik. Perencanaan danBaehaqi A. 2010. Pengembangan Pengembangan Wilayah.Komoditas Unggulan Tanaman Jakarta (ID): Yayasan PustakaPangan di Kabupaten Lampung Obor Indonesia.Tengah.[Tesis]. Bogor (ID) : Soekartawi. 2005. Agribisnis TeoriInstitut Pertanian Bogor (IPB). dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta (ID). 170

ANALISIS PERMINTAAN IMPOR GANDUM DAN TEPUNG TERIGU DI INDONESIA Hastuti11)Dosen Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor [email protected] AbstractThe development of wheat flour industry in Indonesia faces a dilemma. Wheat flour industryhave an important role in the development of local industry, employment absorption and createstax revenue the government, but the industry significantly uses large amount of foreign exchangeto import those products. To meet the domestic needs of wheat flour, Indonesia imports not onlywheat but also wheat flour. The purpose of this study is: (1) to identify the demand for imports ofwheat and wheat flour in Indonesia, and (2) to analyze the factors that influence the demand forimports of wheat and wheat flour in Indonesia. The methods used in this research arequantitative descriptive analysis and estimation methods to estimate model parameters usingthe Ordinary Least Squares. The data used is secondary data with the time series data from 1984- 2014. The Demand of wheat imports in Indonesia continues to increase as the development ofwheat flour industry. Otherwise, The import of wheat flour in Indonesia have trend to decline.The demand for imports of wheat in Indonesia is influenced by the price of wheat import, theproduction capacity of wheat flour industry, and income per capita, while the demand forimports of wheat flour is influenced by import tariffs on wheat flour, the price of wheat flourdomestic, labor, national income, and the exchange rate.Key Words: Wheat, Price, Ordinary Least Squares, Wheat Flour, TariffPENDAHULUAN Indonesia merupakan negara Indonesia untuk melakukanyang jumlah pendduduknya nomorempat di dunia, setelah Tiongkok, India perdagangan internasional yaitu impordan Amerika Serikat. Hal ini berdampakpada tingginya kebutuhan pangan di barang dan jasa khususnya kebutuhanIndonesia. Indonesia merupakan negaraagraris, namun Indonesia belum pangan untuk memenuhi kebutuhanmampu untuk melakukan swasembadapangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.dalam negeri. KetidakmampuanIndonesia tersebut mengharuskan Ketergantungan terhadap impor gandum di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Besarnya impor gandum di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Impor Gandum Indonesia Tahun 2009-2014Tahun Jumlah Impor (Ton) Laju Jumlah Impor Nilai Impor (1000 Laju Nilai (%) US$) Impor (%)2009 4,655,286 - 1,316,112 -2010 4,810,539 3.33 1,424,275 8.222011 5,604,861 16.51 2,193,987 54.042012 6,250,490 11.52 2,253,850 2.732013 6,737,512 7.79 2,439,987 8.262014* 7,432,598 10.32 2,387,262 (2.16)Sumber: FAOSTAT (2016) dan *Aptindo (2015) Berdasarkan tabel di atas impor gandum mengalami penurunan,diketahui bahwa setiap tahun jumlah hal ini dipengaruhi oleh nilai tukarimpor gandum meningkat cukup tinggi. Indonesia terhadap dollar.Meskipun pada tahun 2014 nilai dari 171

Salah satu sumber pangan Tingginya permintaan dapatpenting di Indonesia adalah tepung dilihat dari semakin meningkatnyaterigu yang berasal dari gandum. konsumsi tepung terigu di Indonesia.Gandum merupakan bahan pangan Konsumsi tepung terigu di Indonesiayang dibutuhkan di Indonesia karena mengalami peningkatan yang signifikanmerupakan bahan baku tepung terigu. setiap tahunnya, kecuali tahun 2015Berkembangnya industri tepung terigu yang cenderung mengalami penurunandi Indonesia mengindikasikan dari tahun sebelumnya (APTINDO,meningkatnya impor gandum di 2016). Data konsumsi tepung teriguIndonesia. nasional dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Konsumsi Tepung Terigu Nasional Tahun 2011-2015 Tepung Terigu Total KonsumsiTahun Lokal (Domestik) Impor 000 MT % 000 MT % 000 MT % 14.4 4,721 1002011 4,041 85.6 679 9.3 5,142 100 3.8 5,355 1002012 4,662 90.7 480 3.5 5,628 100 1.8 5,505 1002013 5,150 96.2 2052014 5,431 96.5 1972015 5,408 98.2 97Sumber: APTINDO (2016)Tabel di atas selain pangan), dan cenderung murahnya harga pangan berbahan baku tepungmenunjukkan konsumsi tepung terigu terigu. Bahkan menurut Afriani (2002) bahan pangan berbasis tepung teriguyang terus meningkat juga dikonsumsi hampir di setiap rumah tangga dan meliputi segala lapisanmenunjukkan konsumsi tepung terigu masyarakat, mulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah.impor yang terus menurun Berkembangnya industri tepungdibandingkan dengan konsumsi tepung terigu di Indonesia menimbulkan suatu dilema yang hingga saat ini belumterigu lokal. Menurut Aptindo (2016), terpecahkan. Industri tepung terigu berperan dalam pengembangan industriIndonesia mengimpor tepung terigu lokal, penyerapan lapangan kerja dan menciptakan penerimaan pajak bagiterbesar dari negara Turki yaitu pemerintah. Pada tahun 2010, besarnya investasi industri tepung terigusebesar 29,3 persen atau senilai 8 juta domestik telah mencapai sekitar Rp 12.9 Triliun, menyerap tenaga kerjadolar AS pada 2015. Negara lebih dari 5 500 orang, dan penerimaan pemerintah dari Pajak Pertambahanselanjutnya yakni Ukraina sebesar 22,3 Nilai (PPN) pengolahan gandum sekitar Rp 1 Triliun (APTINDO, 2011). Di sisipersen atau 7,1 juta dolar AS, dan India lain, industri tepung terigu domestik merupakan industri yang mengurasmencapai 21,3 persen atau senilai 7 devisa karena bahan bakunya secara keseluruhan dipenuhi dari gandumjuta dolar AS. impor (Khudori, 2011). Menurut Sumaryanto (2009), MeningkatnyaKonsumsi tepung terigu terusmeningkat seiring denganberkembangnya konsumsi panganberbasis tepung terigu, seperti: bakery,biscuit, cake, traditional cake, wetnoodle, pancake, pastry dan retailer(APTINDO, 2016). Menurut BadanKetahanan Pangan Nasional (2010)meningkatnya konsumsi tepung terigudi Indonesia disebabkan beberapaalasan, yaitu: semakin meningkatknyajumlah penduduk, doronganpemerintah terhadap pengembanganpangan non beras (diversifikasi 172

impor gandum tidak hanya membebani impor gandum dan tepung terigudevisa tetapi juga tidak kondusif untuk adalah sebagai berikut :perkembangan produksi pangan lokal Impor gandumdan industri pengolahannya. MGIt= α 0 + α1 PMGIRt + α2 TMGI + α3 PTIR + α4 KPTt + α5 GDPPOPIRt + α6 Perilaku impor tepung terigu, EXIURt + e1.......................................(1)selain menguras devisa juga dimana: MGIt= Impor gandum Indonesiamenimbulkan pesaing bagi industri tahun ke t (ton); PMGIRt= Harga importepung terigu domestik yang saat ini gandum di Indonesia tahun t (US$/ton);semakin berkembang. Sebaliknya, bagi TMGIt =Tarif impor terigu di Indonesiaindustri pengguna tepung terigu (%/tahun); PTIRt = Harga riil tepungadanya impor tepung terigu terigu Indonesia tahun ke t (Rp/ton);menyebabkan turunnya biaya KPTt = Kapasitas produksi induistriproduksi. Hal ini dikarenakan harga tepung terigu Indonesia tahun ke ttepung terigu impor lebih murah (ton/tahun); GDPPOPIRt = Pendapatandaripada tepung terigu domestik per kapita riil Indonesia tahun(Kementerian Perdagangan, 2008). (Rp/tahun); EXIURt= Nilai tukar riilBerdasarkan pemaparan di atas, maka Indonesia terhadap Dollar Amerikatujuan dari penelitian ini adalah: (1) tahun t; α0= Intersep; e1= Error term.mengidentifikasi permintaan impor Nilai dugaan parameter yanggandum dan tepung terigu di diharapkan adalah: α3, α4, α5 > 0 dan α1,Indonesia, dan (2) menganalisis faktor- α2, α6 < 0faktor yang mempengaruhi Impor tepung terigupermintaan impor gandum dan tepung MTIt = β0+β1PMTIRt+β2 TMTt+β3 PTIRtterigu di Indonesia. +β4UPH+β5IRT+β6GDPI+β7POPI+β8EXIURt +e2.....................................................(2)METODE PENELITIAN dimana: MTIt= Impor tepung terigu Indonesia tahun ke t (ton); TMTt= TarifJenis dan Sumber Data impor terigu di Indonesia (%/tahun); Jenis data yang digunakan PMTIRt =Harga riil terigu impor di Indonesia tahun t (US$/ton); PTIRt=dalam penelitian ini adalah data Harga riil tepung terigu Indonesia tahunsekunder dengan rentang waktu (time ke t (Rp/ton); UPHRt Tingkat upahseries) dari tahun 1984 - 2014. Sumber tenaga kerja pada tahun ke-t (Rp); IRTRtdata dalam penelitian ini diperoleh dari Tingkat suku bunga pada tahun ke-tbeberapa instansi yang terkait yaitu (%);GDPIt =GDP Indonesia (Rp); POPItBadan Pusat Statistik (BPS), Populasi (juta orang); EXIURt Nilai tukarDepartemen Perdagangan, Asosiasi riil Indonesia terhadap Dollar AmerikaProdusen Tepung Terigu Indonesia tahun t; β0 Intersep β1,β2,β3,...,β9(APTINDO), FAO (Food and Agriculture Parameter variabel independen. NilaiOrganization). dugaan parameter yang diharapkanMetode Analisis adalah β3, β6, β7 > 0 dan β1, β2, β4, β5 < 0. Metode analisis menggunakan Evaluasi Modelmodel regresi linear berganda. Metode Evaluasi model ekonometrikaestimasi untuk menduga parametermodel adalah metode jumlah kuadrat menggunakan tiga kriteria yaitu: (1)terkecil (Ordinary Least Squares). kriteria ekonomi, (2) kriteria statistik, dan (3) kriteria ekonometrika Pengolahan dan analisis data (Koutsoyiannis, 1977).dilakukan menggunakan komputerdengan aplikasi program Microsoft Excel2010 dan EViews 7. Fungsi permintaan 173

HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap gandum impor, terutamaImpor Gandum Indonesia gandum yang berasal dari Australia Amerika dan Kanada (Afriani, 2002). Impor gandum Indonesia Impor gandum Indonesia dari tigamemiliki kecenderungan yang negara eksportir utama di Indonesiameningkat. Hal ini menunjukkan dapat dilihat pada Tabel 3.besarnya ketergantungan IndonesiaTabel 3. Impor Gandum Indonesia dari Tiga Negara Eksportir Utama Gandum di Indonesia Tahun 2009 2013 (Ton)Tahun Australia Kanada Amerika ROW (Rest of Total Impor Gandum Serikat The World) Indonesia2009 2,655,519 885,306 603,149 511,312 4,655,2862010 3,299,579 758,313 633,643 119,004 4,810,5392011 3,737,762 982,156 747,917 137,026 5,604,8612012 4,420,923 930,619 686,380 212,568 6,250,4902013 3,808,899 1,372,007 535,335 1,021,271 6,737,512Sumber: FAO (2016) Pada Tabel 3, diketahui bahwa utama eksportir tepung terigu diimpor gandum Indonesia memiliki Indonesia, yaitu: Turki, Ukraina dankecenderungan meningkat. Impor India. Besarnya impor Indonesia darigandum pada periode tahun 2009-2013 negara-negara tersebut dapat dilihatmemiliki rata-rata laju peningkatan pada Tabel 4.impor sebesar 9.79 persen. Pada periode 2009-2013, diperoleh bahwa proporsi (share) rata-Impor Tepung Terigu Indonesia rata impor tepung terigu dari Turki Tepung terigu di Indonesia merupakan yang terbesar, meskipunmerupakan industri yang berbasis pada cenderung mengalami penurunan tiapimpor, sehingga produksi tepung terigu tahunnya. Secara kesleuruhan impordi Indonesia sangat bergantung pada tepung terigu di Indonesia memangbesarnya impor gandum Indonesia. cenderug mengalami penurunan. Hal iniDilihat dari negara eksportir tepung salah satunya disebabkanterigu utama ke Indonesia, maka berkembangnya industri tepung terigudiketahui bahwa terdapat tiga negara nasional.Tabel 4. Impor Tepung Terigu Indonesia dari Beberapa Negara Eksportir Utama di Indonesia, Tahun 2009- 2013 (Ton)Tahun Turki Ukraina India ROW Total Impor Tepung Terigu Indoneisa2009 382,145 851 12 263,853 6468612010 455,296 21,457 42 299,666 7764612011 390,522 31,449 610 263,422 6860032012 233,351 34,365 8,178 211,502 487,3962013 60,357 9,273 59,854 76,991 206,475Sumber: FAO (2016) Sebagaimana telah disebutkan perusahaan pada industri tepung terigusebelumnya, Indonesia memiliki potensi di Indonesia.untuk menekan impor tepung terigu. Berdasarkan Tabel 5, diketahuiPada tahun 2016, Indonesia memiliki 31 bahwa jumlah industri tepung terigu diperusahaan tepung terigu yang memiliki Indonesia mengalami peningkatan yangkapasitas produksi tepung terigu signifikan setelah adanya erasebesar : +/- 11.2 Juta MT/tahun. penghapusan monopoli impor olehBerikut ini dijabarkan jumlah BULOG atas beras, gandum, terigu, gula, kedelai dan bawang putih yaitu 174

pada awal tahun 1999. Hal ini pemerintah juga mempengaruhimenunjukkan perubahan kebijakan perkembangan industri-industri di dalam negeri.Tabel 5. Jumlah Perusahaan pada Industri Tepung Terigu Indonesia Tahun 2015Uraian Sebelum Regulasi Setelah Regulasi Total (BULOG Era) 1970-1998 1999-2009 2010-2014 2015 - 2016Jumlah 5 5 + 7 = 12 12 + 16 = 28 28+ 3 31Lokasi Jakarta (1); , Gresik (1); Cilegon (3); Jakarta (1); Jawa : 26 Surabaya (1); Tangerang (1); Tangerang (2); Cilegon (1); Makassar (1); Sidoarjo (3); Medan (2); Semarang (1); Medan (1); Bekasi (3); Cilacap (1); Gresik(3); Cilegon (1) Sidoarjo (1); Medan (1) Luar Jawa : Mojokerto (1); 5 Semarang (1)Sumber: APTINDO (2016) gandum di Indonesia memiliki R-sq =Impor Gandum Indonesia 89%, artinya bahwa keragaman Pentingnya komoditas gandum permintaan impor gandum dapatsebagai bahan baku industri tepung dijelaskan oleh variabel-variabel bebasterigu di Indonesia menyebabkan di dalam model sebesar 89%,pentingnya menganalisis permintaan sedangkan sisanya yaitu 11 % dijelaskanimpor kedua komoditas tersebut. oleh keragaman variabel-variabel lain diAnalisis faktor produksi dilakukan untuk luar model. Fungsi permintaan impormengetahui pengaruh dari masing- gandum setelah respesifikasi data diperoleh R-sq adjusted sebesar 87%,masing faktor yang mempengaruhi artinya keragaman keragamanpermintaan impor gandum dan tepung permintaan impor gandum dapatterigu di Indonesia. Berikut ini dijelaskan oleh variabel-variabel bebasdijelaskan hasil analisis factor-faktor sebesar 87%, sedangkan sisanya 13%yang mempengaruhi permintaan impor dijelaskan oleh variabel-variabel lain digandum. Fungsi permintaan impor luar model.Tabel 6. Hasil pendugaan fungsi permintaan impor gandum di IndonesiaVariable Nama Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ElastisitasC Konstanta 3766080 893333.1 4.215762 0.0003PMGIR Harga gandum impor -661.4017 258.2889 -2.560705 0.0172* -0.157TMGI Tarif impor gandum -51936.96 82286.13 -0.631175 0.5339 -0.014PTIR Harga tepung terigu 0.283713 0.198298 1.430740 0.1654 0.324KPT Kapasitas produksi 0.185627 0.09591 1.935432 0.0648* 0.251 industri tepung teriguGDPPOPIR Pendapatan perkapita 60.83066 40.5432 1.500391 0.1466** 0.255EXIU Nilai tukar -14.20803 56.69664 -0.250597 0.8043 -0.054R-squared 0.894277Adjusted R-squared 0.867847F-statistic 33.83482Prob(F-statistic) 0.000000Durbin-Watson stat 1.299020Keterangan :* Nyata pada taraf α 10 persen dan ** Nyata pada taraf α 15 persen Berdasarkan tabel di atas, maka 0.283713 PTIR + 0.185627 KPT +fungsi permintaan impor gandum 60.83066 GDPPOPIR -14.20803 EXIU.Indonesia ditunjukkan denganpersamaan yaitu, MGI = 3766080 - Hasil estimasi fungsi keragaman661.4017 PMGIR 51936.96 TMGI + permintaan impor gandum diketahui bahwa Pvalue untuk uji statistik F yaitu 175

0.000000 yang lebih kecil dari taraf α = dwtabel yaitu dengan batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Output hasil regresi0.15. Hal ini berarti bahwa seluruh memperlihatkan nilai statistik dw adalah 1.299020, dimana dL bernilai 1.020 danvariabel independen secara bersama- dU bernilai 1.920. Nilai dw berada di antara 1.020 dan 1.920 (dL < dw < dU),sama mampu menjelaskan keragaman artinya masalah autokorelasi pada fungsi permintaan impor gandumpermintaan impor gandum pada SK = Indonesia tidak dapat disimpulkan. Uji heteroskedastisitas menggunakan uji85%. Dari Uji-t diperoleh probabilitas Glejser. Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf nyata yang digunakan,variabel Harga gandum impor dan maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas, atau sebaliknya.Harga tepung terigu lebih kecil dari Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas, nilai probabilitastaraf α = 0.10. Hal ini menunjukkan Chi-Square fungsi permintaan impor gandum sebesar 0.4497 atau lebihbahwa variabel harga gandum impor besar dari taraf α = 0.15 artinya tidak terdapat masalah heteroskedastisitasdan Kapasitas produksi industri tepung pada fungsi permintaan impor gandum.terigu berpengaruh nyata terhadap Sebagaimana disebutkan di atas bahwa, variabel harga gandumpermintaan impor gandum di Indonesia. impor dan kapasitas produksi industri tepung terigu berpengaruh nyataVariabel pendapatan perkapita memiliki terhadap permintaan impor gandum di Indonesia. Variabel lain seperti tarifnilai probabilitas lebih kecil dari taraf impor gandum, harga tepung terigu dan nilai tukar tidak berpengaruh nyatanyata α = 0.15. Hal ini juga terhadap permintaan impor gandum di Indonesia. Tarif impor gandum tidakmenunjukkan bahwa pendapatan mempengaruhi impor gandum indonesia. Hal ini mengindikasikanperkapita berpengaruh nyata terhadap bahwa pengenaan tarif impor gandum oleh pemerintah Indonesia, tidakpermintaan impor gandum Indonesia. menyebabkan turunnya impor gandum Indonesia. Hal ini diduga dikarenakanSelanjutnya berdasarkan rendahnya tarif impor gandum yang ditetapkan pemerintah Indonesiaanalisis kriteria ekonometrika maka terhadap impor gandum di Indonesia selama ini. Hal ini juga dikarenakandiketahui hasil uji multikolinearitas, kebutuhan gandum yang besar di Indonesia, sehingga kebijakan tarifkenormalan, autokorelasi dan cenderung tidak mempengaruhi terhadap impor gandum di Indonesia.heteroskedastisitas.Uji Multikolinearitas Berikut ini dijabarkan lebih detail mengenai faktor-faktor yang secaradilakukan untuk memastikan bahwa nyata mempengaruhi impor gandum di Indonesia.tidak terjadi hubungan linear antaravariabel independen, yang dalam fungsipermintaan impor gandum dilihat darinilai Variance Inflation Factor (VIF) padamasing-masing variabel independen.Nilai VIF semua variabel independenpada fungsi permintaan impor gandumadalah 1.208282-3.323574 (VIF<10),artinya antara variabel independen satudengan yang lainnya dalam fungsipermintaan impor gandum tidakterdapat masalah multikolinearitas yangserius. Uji normalitas menggunakanmetode Jarque-Bera. Nilai uji Jarque-Bera sebesar 0.243366 sedangkanprobability nya sebesar 0.885429 lebihbesar dari α = 0.15 artinya residualterdistribusi normal atau tidak terjadimasalah normalitas pada fungsipermintaan impor gandum tersebut.Uji autokorelasi menggunakanmetode Durbin Watson. Nilai hitungstatistik Durbin Watson (dw) diperolehdari hasil perhitungan komputerkemudian dibandingkan dengan nilai 176

Harga Gandum Impor terhadap peningkatan impor gandum di Indonesia.Harga gandum imporberpengaruhnya nyata danberhubungan negatif terhadap impor Pendapatan Perkapitagandum di Indonesia. Peningkatan Pendapatan perkapitaharga gandum impor sebesar US$ 1 berpengaruh nyata dan berhubunganakan menurunkan permintaan impor positif terhadap permintaan imporgandum di Indonesia sebesar 661.4017 gandum di Indonesia. Hal initon, ceteris paribus. Berdasarkan nilai menunjukkan jika pendapatanelastisitas harga gandum impor perkapita meningkat maka akanterhadap permintaan gandum di meningkatkan permintaan imporIndonesia adalah -0.157, yang berarti gandum sebesar 60.83066 ton, ceteriskenaikan harga gandum impor sebesar paribus. Nilai elastisitas pendapatansatu persen akan menurunkan jumlah perkapita terhadap permintaan imporpermintaan impor gandum di Indonesia gandum adalah 0.251, yang berartisebesar 0.157 persen, ceteris paribus. kenaikan kapasitas produksi industriHal ini menunjukkan bahwa nilai tepung terigu sebesar satu persen akanelastisitas harga impor gandum bersifat meningkatkan permintaan imporin elastis yang berarti peningkatan gandum sebesar 0.255 persen, ceterisharga impor gandum memberikan paribus. Hal ini menunjukkan nilairespon yang lebih kecil terhadap elastisitas yang bersifat inelastis yangpenurunan jumlah permintaan impor berarti peningkatan pendapatangandum di Indonesia. Hal ini perkapita memberikan respon yangdikarenakan kebutuhan akan gandum lebih kecil terhadap peningkatan imporimpor yang sudah sangat tinggi di gandum di Indonesia.Indonesia.Kapasitas Produksi Industri Tepung Impor Tepung Terigu IndonesiaTerigu Impor tepung terigu menjadi Kapasitas produksi tersebut salah satu solusi menjamin ketersediaanberpengaruh nyata dan behubungan tepung terigu di domestik. Sehinggapositif terhadap impor gandum di penting dilakukan analisis faktor yangIndonesia. Peningkatan kapasitas mempengaruhi impor tepung terigu diproduksi industri tepung terigu sebesar Indonesia. Berdasarkan Tabel 7, maka1 ton pertahun akan meningkatkan fungsi permintaan impor tepung terigupermintaan impor gandum di Indonesia Indonesia ditunjukkan dengansebesar 0.185627 ton, ceteris paribus. persamaan MGI = 67201.01- -410.2050Nilai elastisitas Kapasitas produksi PMTIR - -33425.79 TMT + 0.338557 PTIindustri tepung terigu terhadap -0.924570 UPH -7161.334 IRT +permintaan impor gandum adalah 0.033607 GDPI + 2459.478 POPI -0.251, yang berarti kenaikan kapasitas 12.02198 EXIU.produksi industri tepung terigu sebesarsatu persen akan meningkatkan Fungsi permintaan imporpermintaan impor gandum sebesar tepung terigu setelah respesifikasi data0.251 persen, ceteris paribus. Nilai diperoleh R-sq adjusted sebesar 90%,elastisitas tersebut bersifat inelastis artinya keragaman permintaan imporyang berarti peningkatan kapasitas tepung terigu dapat dijelaskan olehproduksi industri tepung terigu variabel-variabel bebas sebesar 90%,memberikan respon yang lebih kecil sedangkan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. 177

Tabel 7. Hasil Pendugaan Fungsi Permintaan Impor Tepung Terigu di IndonesiaVariable Nama Variabel Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. ElastisitasC kostansta 67201.01 538579.2 0.124775 0.9018PMTI Harga tepung terigu impor -410.205 304.6157 -1.346631 0.1918 -0.452TMT Tarif impor tepung terigu -33425.79 11220.96 -2.978872 0.0069* -0.109PTI Harga tepung terigu 0.338557 0.048349 7.002324 0.0000* 2.357 domestikUPH Upah tenaga kerja -0.92457 0.140505 -6.580342 0.0000* -2.210IRT Tingkat suku bunga -7161.334 5475.023 -1.308001 0.2044 -0.531GDPI Pendapatan nasional 0.033607 0.021154 1.588667 0.1264** 0.325POPI Populasi 2459.478 2987.398 0.823284 0.4192 2.019EXIU Nilai tukar rupiah -12.02198 6.645947 -1.808918 0.0842* -0.670R-squared 0.928122Adjusted R-squared 0.901985F-statistic 35.50949Prob(F-statistic) 0.000000Durbin-Watson stat 2.065736Keterangan:* Nyata pada taraf α 10 persen dan ** Nyata pada taraf α 15 persenSumber : Data diolah (2016) Hasil estimasi fungsi keragaman 10), artinya antara variabel independenpermintaan impor gandum diketahui satu dengan yang lainnya dalam fungsibahwa Pvalue untuk uji statistik F yaitu permintaan impor tepung terigu tidak0.000000 yang lebih kecil dari taraf α = terdapat masalah multikolinearitas yang0.15. Hal ini berarti bahwa seluruh serius. Uji normalitas menggunakanvariabel independen secara bersama- metode Jarque-Bera. Nilai uji Jarque-sama mampu menjelaskan keragaman Bera sebesar 0.037803 sedangkanpermintaan impor tepung terigu pada probability nya sebesar 0.981276 lebihSK = 85%. besar dari α = 0.15 artinya residual Berdasarkan Uji-t diperoleh terdistribusi normal atau tidak terjadiprobabilitas variabel tarif impor tepung masalah normalitas pada fungsiterigu, harga tepung terigu domestik, permintaan impor tepung teriguupah tenaga kerja dan nilai tukar rupiah tersebut.terhadap dollar lebih kecil dari taraf α = Uji autokorelasi menggunakan0.10. Hal ini menunjukkan bahwa metode Durbin Watson. Nilai hitungvariabel-variabel tersebut berpengaruh statistik Durbin Watson (dw) diperolehnyata terhadap permintaan impor dari hasil perhitungan komputertepung terigu di Indonesia. Variabel kemudian dibandingkan dengan nilaipendapatan nasional memiliki nilai dwtabel yaitu dengan batas bawah (dL)probabilitas lebih kecil dari taraf nyata α dan batas atas (dU). Output hasil regresi= 0.15. Hal ini juga menunjukkan bahwa memperlihatkan nilai statistik dw adalahpendapatan nasional berpengaruh 2.065736, dimana dL bernilai 0.879 dannyata terhadap permintaan impor dU bernilai 2.120. Nilai dw berada ditepung terigu di Indonesia. antara 0.879 dan 2.120 (dL < dw < dU), Berdasarkan analisis kriteria artinya masalah autokorelasi padaekonometrika maka diketahui hasil uji fungsi permintaan impor tepung terigumultikolinearitas, kenormalan, di Indonesia tidak dapat disimpulkan.autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas menggunakan ujiUji multikolinearitas dalam fungsi Glejser. Jika nilai probabilitas lebihpermintaan impor tepung terigu dilihat besar dari taraf nyata yang digunakan,dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). maka tidak terdapat masalahNilai VIF semua variabel independen heteroskedastisitas, atau sebaliknya.pada fungsi permintaan impor tepung Berdasarkan hasil ujiterigu adalah 1.242425- 2.423450 (VIF < heteroskedastisitas, nilai probabilitas 178

Chi-Square fungsi permintaan impor terigu di Indonesia sebesar 0.109gandum sebesar 0.2287 atau lebih persen, ceteris paribus.besar dari taraf α = 0,15 artinya tidakterdapat masalah heteroskedastisitas Harga tepung terigu domestikpada fungsi permintaan impor tepungterigu. Harga tepung terigu domestik Berikut ini dijabarkan lebih berpengaruhnya nyata dandetail mengenai faktor-faktor yangsecara nyata mempengaruhi impor berhubungan positif terhadap importepung terigu di Indonesia. tepung terigu. Peningkatan harga tepung terigu domestik sebesar Rp 1 per ton akan meningkatkan permintaan impor tepung terigu di IndonesiaTarif Impor Tepung Terigu sebesar 0.338557 ton, ceteris paribus.Tarif impor tepung terigu Berdasarkan hasil analisis nilaiberpengaruhnya nyata dan elastisitasnya, maka diketahui bahwaberhubungan negatif terhadap elastisitas Harga tepung terigu domestikpermintaan impor tepung terigu di terhadap permintaan impor tepungIndonesia. Peningkatan tarif impor terigu adalah 2.357, yang berartitepung terigu sebesar 1 persen akan kenaikan kapasitas produksi industrimenurunkan permintaan impor tepung tepung terigu sebesar satu persen akanterigu di Indonesia sebesar 33425.79 meningkatkan permintaan importon, ceteris paribus. tepung terigu sebesar 2.357 persen,Berbeda halnya dengan tarif ceteris paribus. Hal ini menunjukka nilaiimpor gandum yang tidak berpengaruh elastisitas yang bersifat elastis yangnyata terhadap impor gandum di berarti peningkatan harga tepung teriguIndonesia, pada impor tepung terigu domestik memberikan respon yanginstrumen berupa tarif impor lebih besar terhadap peningkatan impormerupakan variabel independent yang tepung terigu di Indonesia.berpengaruh nyata. Hal inimenunjukkan bahwa jika terjadi Upah tenaga kerjaperubahan pada tarif maka akan secara Upah tenaga kerjanyata mempengaruhi permintaan berpengaruhnya nyata dantepung terigu. Hal ini disebabkan oleh berhubungan negatif terhadaprendahnya ketergantungan Indonesia permintaan impor tepung terigu.terhadap tepung terigu impor, sehingga Peningkatan upah tenaga kerja sebesarcenderung fleksibel mengikuti Rp 1 akan menurunkan permintaanperubahan tarif yang diterapkan oleh impor tepung terigu di Indonesiapemerintah. sebesar 0.924570 ton, ceteris paribus.Nilai elastisitas tarif impor Berdasarkan hasil analisis nilaitepung terigu bersifat in elastis yang elastisitasnya, maka diketahui bahwaberarti peningkatan tarif impor tepung upah tenaga kerja terhadap permintaanterigu memberikan respon yang lebih impor tepung terigu adalah 2.210, yangkecil terhadap penurunan permintaan berarti upah tenaga kerja sebesar satuimpor tepung terigu di Indonesia, persen akan meningkatkan permintaandimana nilai elastisitas tarif impor impor tepung terigu sebesar 2.210tepung terigu terhadap permintaan persen, ceteris paribus. Hal initepung terigu di Indonesia adalah - menunjukka nilai elastisitas yang0.109, yang berarti kenaikan tarif impor bersifat elastis yang berarti peningkatantepung terigu sebesar satu persen akan upah tenaga kerja memberikan responmenurunkan permintaan impor tepung yang lebih besar terhadap peningkatan impor tepung terigu di Indonesia. 179

Pendapatan nasional KESIMPULAN DAN SARAN 1. Permintaan impor gandum di Pendapatan nasional Indonesia terus mengalamiberpengaruhnya nyata dan peningkatan seiring berkembangnya industri tepung terigu. Sebaliknyaberhubungan positif. Peningkatan impor tepung terigu di Indonesia cenderung terus mengalamipendapatan nasional sebesar Rp 1 juta penurunan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki kemampuanakan meningkatkan permintaan impor untuk menghasilkan tepung terigu domestik.tepung terigu di Indonesia sebesar 2. Permintaan impor gandum di Indonesia dipengaruhi secara0.033607 ton, ceteris paribus. Namun, signifikan oleh harga gandum impor, kapasitas produksi industri tepungberdasarkan nilai elastisitasnya, terigu, dan pendapatan perkapita, sedangkan Permintaan impor tepungdiketahui bahwa nilai elastisitas terigu dipengaruhi secara signifikan oleh tarif impor tepung terigu, hargapendapatan nasional bersifat in elastis tepung terigu domestik, upah tenaga kerja, pendapatan nasional, dan nilaiyang berarti peningkatan pendapatan tukar rupiah terhadap dollar. Tarif impor gandum tidak secara nyatanasional memberikan respon yang lebih mempengaruhi impor gandum di Indonesia, sebaliknya tarif imporkecil terhadap peningkatan permintaan tepung terigu secara nyata mempengaruhi impor tepung teriguimpor tepung terigu di Indonesia, di Indonesia.dimana nilai elastisitas tarif importepung terigu terhadap permintaantepung terigu di Indonesia adalah0.033607, yang berarti kenaikanpendapatan nasional sebesar satupersen akan meningkatkan permintaanimpor tepung terigu di Indonesiasebesar 0.033607 persen, ceterisparibus.Nilai Tukar Rupiah Saran Nilai tukar rupiah terhadap 1. Dikarenakan permintaan terhadapdollar berpengaruhnya nyata danberhubungan negatif. Peningkatan Nilai impor gandum di Indonesia terustukar rupiah terhadap dollar sebesarRp/$ 1 akan menurunkan permintaan meningkat, maka perluimpor tepung terigu di Indonesiasebesar 12.02198 ton, ceteris paribus. dilakukannya upaya peningkatanNamun, berdasarkan nilai elastisitasnya,diketahui bahwa nilai elastisitas nilai diversifikasi produk, efisiensitukar rupiah terhadap dollar bersifat inelastis yang berarti peningkatan nilai produksi pangan utama lainnyatukar rupiah terhadap dollarmemberikan respon yang lebih kecil sehingga harga dapat bersaingterhadap penurunan permintaan importepung terigu di Indonesia, dimana nilai dengan pangan berbasis tepungelastisitas nilai tukar rupiah terhadapdollar terhadap permintaan tepung terigu, dan jika dimungkinkanterigu di Indonesia adalah -0.670, yangberarti kenaikan nilai tukar rupiah dapat mengembangkan budidayaterhadap dollar sebesar satu persenakan meningkatkan permintaan impor gandum,tepung terigu di Indonesia sebesar0.670 persen, ceteris paribus. 2. Permintaan impor tepung terigu di Indonesia terus mengalami penurunan, hal ini menunjukkan semakin berkembangnya industri tepung terigu domestik dimana Indonesia memiliki kapasitas industri tepung terigu yang besar. Untuk semakin menurunkan impor 180

tepung terigu, maka perlu upaya Gujarati, D. 1978. Basic Econometrics.untuk mengoptimalkan kapasitasproduksi industri tepung terigu The Mc Graw-Hill Bookdomestik. Company, New York. Kementerian Perdagangan. 2008. Identifikasi Instabilitas HargaDAFTAR PUSTAKA Kedele dan Terigu Dalam Negeri sebagai Dasar KebijakanAfriani, I. 2002. Dampak Kebijakan Stabilisasi Harga. Kementerian Pemerintah dan Perubahan Faktor Ekonomi terhadap Perdagangan, Jakarta. Penawaran dan Permintaan Tepung Terigu di Indonesia. Khudori. 2011. Melawan Krisis Pangan Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian dengan Diversifikasi. Asosiasi Bogor, Bogor. Ekonomi Politik Indonesia,Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia. 2010. Laporan Jakarta. Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia. APTINDO, Koutsoyiannis, A. 1977. Theory of Jakarta. . Econometrics: An Introductry 2011. Informasi Perkembangan Industri Tepung Terigu di Exposition of Econometric Indonesia. APTINDO, Jakarta. Methods. Second Edition. Harper and Row Publisher Inc, New York. Sawit, M. H. 2003. Kebijakan Gandum/Tepung Terigu harus Mampu Menumbuh dan Mengembangkan Industri Pangan dalam Negeri. Jurnal Agro Ekonomi, 1(2): 100-109.. 2015. An Overview of Sitepu, R. K. dan B. M. Sinaga. 2006.Indonesian Wheat FlourIndustry & Wheat Flour QualitY. Aplikasi Model Ekonometrika:APTINDO, Jakarta. Estimasi, Simulasi, dan Peramalan Menggunakan Program SAS. Program Studi. 2016. Indonesian Wheat Flour Ilmu Ekonomi PertanianIndustry Overview. APTINDO, Sekolah Pascasarjana, InstitutJakarta. Pertanian Bogor, Bogor.Badan Ketahanan Pangan Nasional. Sumaryanto. 2009. Diversifikasi Sebagai2010. Konsumsi Tepung Terigu Salah Satu Pilar KetahananIndonesia. Laporan BKPN 2009. Pangan Jurnal Agro Ekonomi,Jakarta. 27 (2): 93 – 108.Baga, L M dan Agnes A.D Puspita. 2013.Analisis Daya Saing dan StrategiPengembangan AgribisnisGandum Lokal di Indonesia.Jurnal Agribisnis Indonesia, 1(1):9-26. ISSN 2354-5690. 181

ANALISIS KELAYAKAN USAHA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI JAGUNG PADA LAHAN KERING DAN SAWAH DI KABUPATEN SUMBAWA Muhammad Nursan1 1)Dosen Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Cordova [email protected] AbstractMaize is one of the mainly crop growth and more cultivated in Indonesia. However, maize Productivityin Indonesia still low both in dry and wetland farming are due to using input factors are not optimally.Therefore, this study aims to: (1) analyze the factors that influence the production of dry and wetlandmaize farming (2) analyze the level of income of dry and wetland maize farming (3) analyze feasibilityof dry and wetland maize farming. Multistage and purposive sampling technique was used to select70 maize farmers in the study area. Data were collected and the method used are the stochasticfrontier production function, Income and R/C ratio analysis. Results showed that variables such asland, seed, fertilizer N, pesticides, and labor had expected signs significantly. The values of R2 of 0.92.The indicated that 92% productions of dry and wetland maize farming affected by inputs on themodel, and 8% affected the other inputs. The income of dry and wetland maize farming were each ofRp 9.402.562,78 and Rp 9.172.317,7 with value of R/C ratio were each of 2.02 and 2.19. Therefore, forincrease productions of dry and wetland maize farmers have to increase using the inputs such asland, seed, fertilizer N, pesticides, and labor.Keywords: factors production, Cobb-Douglas Production Function, Income, dry and wetland, maize farmingPENDAHULUAN konsumsi dan 834.900 ton untuk pakan dengan jumlah permintaan rata-rataJagung merupakan salah satu dari jagung domestik selama tahun 2001-2010 sebesar 13.914.200 ton. Sedangkankomoditas subsektor tanaman pangan produksi jagung dalam negeri hanya sebesar 13.081.139 ton. Tingginyayang memiliki peran strategis dalam permintaan jagung yang tidak diimbangi oleh jumlah produksi jagung dalam negeripembangunan pertanian dan mengharuskan pemerintah untuk mengimpor jagung untuk memenuhiperekonomian Indonesia. hal ini kebutuhan jagung dalam negeri. Pada kurun waktu tahun 2001-2010 rata- atadikarenakan selain sebagai bahan pangan impor jagung Indonesia sebesar 1.482.488,3 ton (Kementerian Pertanian,utama, jagung juga dapat digunakan 2011).sebagai kebutuhan pakan ternak dan Rata-rata permintaan jagung dalam negeri yang semakin meningkat, makadibuat tepung jagung (cornstarch) untuk diperlukan upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan antara produksi danproduk-produk makanan, minuman, permintaan jagung supaya pemerintah tidak selalu tergantung kepada imporpelapis kertas dan farmasi serta sebagaipenghasil sumber energi terbarukan(renewable) untuk keperluan bahan bakar(Daryanto, 2009).Permintaan jagung di Indonesiaterus mengalami peningkatan baik untukkonsumsi maupun untuk pakan ternak.Selama tahun 2001-2010 permintaanrata-rata sebesar 9.118.300 ton untuk 182

jagung. Upaya untuk mengatasi masalah dapat maksimal. Oleh karena itu, tujuantersebut salah satunya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:meningkatkan produksi melalui perluasan 1. Menganalisis faktor-faktor yanglahan dan peningkatan produktivitas. Saatini produktivitas jagung di Indonesia mempengaruhi produksi jagung padamasih tergolong rendah yakni rata-rata 4 lahan kering dan sawah di Kabupatenton per hektar dengan jumlah produksi Sumbawarata-rata sebesar 13.081.138 dan rata- 2. Menganalisis tingkat pendapatanrata luas lahan tanaman jagung sebesar usahatani jagung pada lahan kering3.602.430 pada tahun 2001-2010. dan sawah di Kabupaten Sumbawa 3. Menganalsis kelayakan usahatani Salah satu propinsi di Indonesia jagung pada lahan kering dan sawahyang dijadikan sebagai daerah penghasil di Kabupaten Sumbawajagung adalah Nusa Tenggara Barat (NTB).Hal ini dikarenakan propinsi NTB dari segi METODE PENELITIANlahan dan luas lahan sangat layakdijadikan sebagai daerah utama penghasil Lokasi Penelitianjagung guna mengurangi atau Penelitian ini dilaksanakan di Kabupatenmeniadakan ketergantungan impor Sumbawa karena merupakan daerahjagung Indonesia. Jumlah produksi jagung sentra jagung di Propinsi Nusa Tenggaradi Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak Barat. Pemilihan daerah sampel dilakukan456.915 ton dengan luas lahan 89.307 ha. dengan cara multi-stage dan purposiveKabupaten Sumbawa merupakan sampling. Dari tingkat kabupatenkabupaten yang memiliki luas lahan dan selanjutnya dipilih dua kecamatan yaituproduksi jagung tertinggi yaitu 26.065 ha Kecamatan Labangka dan Kecamatandan produksi sebesar 132.554 ton (BPS Utan. Kemudian dari kedua kecamatanNTB 2012). Akan tetapi, produktivitas tersebut dipilih masing-masing dua desausahatani jagung di propinsi Nusa yaitu Desa Jaya Makmur dan DesaTenggara Barat yang hanya sebesar 5.17 Labangka di Kecamatan Labangka danton per hektar dan Kabupaten Sumbawa Desa Orong Bawa dan Desa Pukat disebesar 5.09 ton per hektar, masih Kecamatan Utan.tergolong rendah jika dibandingkandengan produktivitas usahatani di daerah Penentuan Respondenlain seperti di Provinsi Yogyakarta yang Ada dua tipe usahatani jagung padasudah mencapai 12.85 ton per hektar(BPTP Yogyakarta, 2013). penelitian ini yakni usahatani jagung pada lahan kering dan usahatani jagung pada Permasalahan produktivitas jagung lahan sawah. Kemudian dari masing-yang rendah di Kabupaten Sumbawa masing tipe usahatani dipilih petanididuga akibat alokasi penggunaan input responden sebanyak 35 orang secaraseperti benih, pupuk, pestisida dan purposive sampling, sehingga total petanitenaga kerja yang masih belum optimal. responden pada penelitian ini sebanyakSelain itu diperlukan juga penggunaan 70 orang.input yang berkualitas seperti benihunggul, dan pupuk organik untuk Jenis dan Metode Pengumpulan Datameningkatkan produktivitas jagung. Jika Jenis data yang digunakan padapenggunaan input-input tersebut sudahoptimal maka output yang dihasilkan penelitian ini adalah data cross section yang berupa data kualitatif dan 183

kuantitatif. Sumber data yang digunakan 2. Jika nilai Fhitung ≤ Ftabel, yang berartipada penelitian ini adalah data primer bahwa variabel independen (X)dan data skunder. secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap variabel Data dikumpulkan dengan dependen (Y).melakukan wawancara langsung dengan Untuk mengetahui sejauh manapetani responden menggunakanquesioner. pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependenAnalisis Data digunakan formulasi uji-t: Untuk menganalisis faktor-faktor thitung = Koefisien Regresi ke-iyang mempengaruhi produksi jagung Standar Deviasi ke-ipada lahan kering dan sawah digunakan kriteria:persamaan penduga fungsi produksi 1. Jika nilai thiitung > ttabel, yang berartiCobb-Douglas dapat ditulis sebagaiberikut (Soekartawi, 1994): bahwa variabel independen (X) berpengaruh secara individualLn Y = β0 + β1lnX1 + β2lnX2+ β3lnX3+ β4lnX4 terhadap variabel dependen (Y). + β5lnX5+ β6lnX6+ vi 2. Jika nilai thitung ≤ ttabel, yang berarti bahwa variabel independen (X) tidakketerangan: berpengaruh secara individualY = jagung dalam bentuk pipilan kering terhadap variabel dependen (Y).(kg)X1= luas lahan (ha) Selanjutnya menghitung nilaiX2 = benih jagung (kg) koefisien determinasi (R2) untuk mengujiX3 = pupuk N (kg) seberapa jauh keragaman variabel Y yangX4 = pupuk PK (kg) disebabkan oleh variasi variabel X.X5 = pestisida (liter)X6 = tenaga kerja (HKO) Untuk menganalsis tingkatβ0 = konstanta pendapatan usahatani jagung pada lahanβj = koefisien parameter dimana kering dan sawah digunakan analisisj= 1,2,3,4,5, dan 6 pendapatan usahatani menurutvi = error term Soekartawi (2005): Untuk mengetahui apakah Keterangan:keseluruhan variabel independenberpengaruh secara bersama-sama = Keuntungan Usahatani Jagung (Rp/ha)terhadap variabel dependen makadigunakan uji F. TC = Total biaya (Rp)Fhitung = Kuadrat Tengah Regresi TR = Total penerimaan (Rp/ha) kuadrat Tengah Sisaankriteria: kriteria:1. Jika nilai Fhitung > Ftabel, yang berarti 1. TR>TC; menunjukkan bahwa bahwa variabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) usahatani jagung menguntungkan. berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). 2. TR= TC; menunjukkan bahwa usahatani jagung mengalami impas usaha. 3. TR<TC; menunjukkan bahwa usahatani jagung tidak menguntungkan 184

Untuk menganalsis kelayakan HASIL DAN PEMBAHASANUsahatani jagung digunakan analisis R/Cratio yang merupakan perbandingan Faktor-faktor yangmempengaruhiantara total penerimaan dengan total usahatani jagung pada lahan kering danbiaya yang dirumuskan sebagai berikut sawah seperti luas lahan, benih, pupuk N,(Hernanto, 1991): pupuk PK,pestisida dan tenaga kerja dianalisis menggunakan fungsi Cobb- R/C Ratio = Total penerimaan Douglas gabungan tanpa dummy karena Total Biaya nilai koefisien dan konstanta dari fungsi produksi jagung pada lahan kering dankriteria: sawah sama.Adapun hasil pendugaanR/C ratio > 1, usahatani jagung layak fungsi produksi Cob-douglas stokhastikdiusahakan ; R/C ratio  1, usahatani frontier usahatani jagung pada lahanjagung tidak layak. kering dan sawah dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Hasil pendugaan fungsi produksi Cob-douglas stokhastik frontier usahatani jagung pada lahan kering dan sawah di Kabupaten SumbawaVariabel Koefisien Standar error T-hitung Sig (0.00) F-hitung ParameterKonstanta 2.469 0.270 9.135 .000 124.408Luas lahan 0.346*** 0.133 2.601 0.012Benih 0.229*** 0.113 2.020 0.048Pupuk N 0.181* 0.116 1.566 0.122Pupuk PK 0.099 0.107 0.919 0.362Pestisida 0.078 0.054 1.446 0.153Tenga Kerja 0.224** 0.139 1.618 0.111Adjusted R2 0.92*** nyata pada taraf 5 %, ** nyata pada taraf 10% ,* nyata pada taraf 15 % Nilai pendugaan parameter kerja, benih, pupuk N, pupuk PK, pestisida dan tenaga kerja secara(parameter estimate) pada fungsi bersamaan berpengaruh nyata terhadap produksi jagung karena dari hasil uji Fproduksi Cobb-Douglas dapat yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai F hitungmenunjukkan nilai elastisitas dari input- sebesar 124.408 lebih besar dari F tabel (2,17).input yang digunakan. Varibel-variabel Berdasarkan hasil analisis uji t yanginput yang berpengaruh secara nyata bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing input produksi terhadapterhadap produksi jagung pada penelitian produksi jagung diperoleh bahwa faktor produksi luas lahan dan benihini adalah variabel luas lahan, jumlah berpengaruh secara nyata pada taraf 5%, tenaga kerja berpengaruh secara nyatabenih, pupuk N, pestisida, dan tenaga pada taraf 10% dan pupuk N berpengaruhkerja. Nilai R2 sebesar 0.92 artinya sebesar secara nyata pada taraf 15%. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi faktor-92% produksi usahatani jagung padalahan kering dan sawah dapat dijelaskanoleh variabel bebas (input-input) yangdimasukkan ke dalam model regresi,sedangkan sisanya 8% dipengaruhi olehfaktor-faktor lain di luar model regresi. Pengaruh penggunaan faktorproduksi berupa luas lahan, tenaga 185

faktor tersebut yang lebih kecil dari pada produksi jagung pada lahan kering ditaraf signifikansi yang diujikan yakni 5%, Kabupaten Tanah Laut Provinsi10% dan 15%. Adapun hasil koefesien Kalimantan Selatan.regresi masing-masing faktor produksiyang mempengaruhi produksi jagung Tenaga Kerjaadalah sebagai berikut: Variabel tenaga kerja berpengaruhLuas lahan nyata pada taraf 10 persen dan memilikiVariabel luas lahan berpengaruh nyata nilai koefisien atau elastistas sebesarpada taraf 5 persen dan memiliki nilai 0.224. Ini berarti bahwa setiapkoefisien atau elastistas paling besar penambahan tenaga kerja sebesar 1%sebear 0.346. Ini artinya jika maka akan meningkatkan produksi jagungpenggunaaan input luas lahan dinaikan sebesar 0.224%. Hasil temuan inisebesar 1% akan meningkatkan produksi konsisten dengan hasil penelitianjagung sebesar 0.346%. Hasil temuan ini Fadwiwati (2013); Situmorang (2013);sesuai dengan penelitian Fadwiwati Paudel & Matsuoka (2009) Kurniawan(2013); Isaac (2011); Kurniawan (2008); (2008); Msyua et al., (2008) yangdan Oyewo & Fabiyi (2008) yang menyatakan bahwa tenaga kerjamenyatakan bahwa luas lahan berpengaruh nyata dan positif terhadapberpengaruh positif dan nyata terhadap produksi jagung.produksi jagung. Benih Berdasarkan hasil pendugaan Variabel jumlah benih berpengaruh parameter pada fungsi produksi Cobb-nyata pada taraf 5 persen dan memiliki Doglas di atas bahwa lahan, benih, pupuknilai koefisien atau elastisitas sebesar N dan tenaga kerja mempunyai pengaruh0.229. ini artinya jika input jumlah benih positif dan nyata terhadap produksidinaikkan sebesar 1% maka akan jagung jagung sedangkan penggunaanmeningkatkan produksi jagung sebear pupuk PK dan pestisida berpengaruh0.229%. Hasil temuan ini sesuai dengan positif tapi tidak nyata. Hal ini dapatpenelitian Fadwiwati (2013); Situmorang dikatakan bahwa lahan, benih, pupuk N(2013); Kurniawan (2008); Isaac (2011); dan tenaga kerja merupakan inputZalkuwi et al., (2010); Paudel & Matsuoka produksi penggeser fungsi produksi ke(2009) yang menyatakan bahwa jumlah arah frontiernya.benih berpengaruh positif dan nyataterhadap produksi jagung. Implikasinya adalah diperlukan pemanfaatan lahan kering dan sawahPupuk N yang optimal untuk pertanaman jagung Variabel pupuk N berpengaruh supaya mendorong produksi lebih tinggi. Penggunaan benih varietas unggul barunyata pada taraf 15 persen dan memiliki yang memiliki produktivitas yang tingginilai koefisien atau elastisitas sebesar tinggi serta spesifik lokasi. Selanjutnya0.181. ini artinya setiap penambahan aplikasi penggunaan pupuk agar lebihinput pupuk N sebesar 1 persen akan memperhatikan rekomendasi penyuluhmeningkatkan produksi sebesar 0.181%. supaya petani memperoleh produksi yangHasil penelitian ini sesuai dengan lebih tinggi. Selain itu juga penggunaanpenelitian Kurniawan (2008) yang tenaga kerja lokal akan lebih menghematmenyatakan bahwa pemberian unsur N biaya tenaga kerja jika dibandingkanberpengaruh positif dan nyata terhadap dengan penggunaan tenaga kerja dari luar 186

daerah seperti Nusa tenggara timur dan kelayakan usahatani jagung pada lahanpulau Lombok. kering dan sawah digunakan anailsis R/C ratio yang merupakan perbandinganPendapatan dan Kelayakan Usahatani antara penerimaan dan total biayaJagung usahatani jagung pada lahan kering dan sawah. Besarnya pendapatan dan R/C Pendapatan usahatani jagung ratio usahatani jagung pada lahan keringpada lahan kering dan sawah merupakan dan sawah per hektar dapat dilihat padaselisih antara penerimaan dengan biaya Tabel 2.usahatani jagung pada lahan kering dansawah. Sedangkan Untuk analisisTabel 2. Analisis keuntungan usahatani jagung pada lahan sawah dan keringKeterangan Lahan Kering Lahan Sawah Nilai (Rp ha-1) Nilai (Rp ha-1) 17.353.226,90Penerimaan 18.675.998.16 8.180.909,13 9.172.317,77Total Biaya 9.273.435.38 2,19Keuntungan 9.402.562.78R/C Biaya Total 2,02 Pendapatan yang diperoleh secara nyata dipengaruhi olehpetani dalam melakukan usahatani jagung variabel luas lahan, benih, pupuk N,pada lahan kering dan lahan sawah di dan tenaga kerja.Kabupaten Sumbawa sebesar Rp 2. Pendapatan usahatani jagung pada9.402.562,78 per hektar dan Rp lahan kering dan sawah di Kabupaten9.172.317,77 per hektar. Sumbawa sangat menguntungkan yaitu sebesar sebesar RpKelayakan Usaha 9.402.562,78 per hektar dan Rp Dilihat dari nilai R/C ratio 9.172.317,77 per hektar. 3. Usahatani jagung pada lahan keringusahatani jagung pada lahan kering dan dan sawah di Kabupaten Sumbawalahan sawah dapat dikatakan layak karena sangat layak karena memiliki nilai R/Cnilai R/C ratio lebih besar dari satu yaitu ratio masing-masing sebesar 2,02 danmasing-masing sebesar 2.02 dan 2.19. Ini 2,19.artinya bahwa setiap penggunaan biayaRp 1 akan mendapatkan penerimaan Saransebesar Rp 2,02 pada lahan kering dan Rp 1. Perluasan areal tanam jagung pada2,19 pada lahan sawah. R/C ratio petanijagung lahan sawah lebih tinggi dari pada lahan kering dan sawah perlupetani lahan kering hal ini dikarenakan dilakukan karena variabel luas lahanbiaya memproduksi jagung pada lahan sangat berpengaruh terhadapsawah lebih rendah dari pada lahan peningkatan produksi. Selain itukering. potensi lahan di Kabupaten Sumbawa baik lahan kering maupunKESIMPULAN lahan sawah masih sangat layak1. Produksi jagung pada lahan kering untuk pengembangan usahatani jagung. dan sawah di Kabupaten Sumbawa 187

2. Pemerintah perlu menetapkan Hernanto. 1991. Ilmu Usahatani. Jakarta: kebijakan yang berkaitan dengan Penebar Swadaya. penyediaan sumber pembiayaan kredit untuk petani jagung pada Isaac, O. 2011. Technical Efficiency of lahan kering dan sawah dengan Maize Production in Oyo State. bunga yang rendah supaya dapat Journal of Economics and meningkatkan pendapatan dan Internasional Finance, 3(4), 211- kesejahteraan petani sehingga petani 216. tidak lagi meminjam pada rentenir ataupun bank yang kredit bunga Kementerian Pertanian. 2011. Outlook pinjamannya tinggi. Pertanian 2010-2025. Jakarta: Kementerian Pertanian.DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, A.Y. Analisis Efisiensi Ekonomi[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. dan Daya Saing Usahatani Jagung di Kabupaten Tanah Laut2012. Statistika Indonesia. Kalimantan Selatan. M.Si. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Jakarta: BPS Indoneisa. Oyewo, I.O. Fabiyi, Y.L. 2008. Productivity[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa of Maize Farmers in Sulurele Local Government Area of OyoTenggara Barat. 2012. Provinsi State. International Journal of Agricultural Economics and RuralNusa Tenggara Barat Dalam Development, 1(2), 25-32.Angka 2012. Mataram: BPS Paudel, P. Matsuoka A. 2009. Cost Efficiency Estimates for MaizeProvinsi NTB. Production in Nepal: A Case Study of The Chitwan District. Agric.[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Econ-Czech, 55(3), 139-148.Pertanian Provinsi Yogyakarta. Situmorang, H. 2013. Tingkat Efisiensi Ekonomi dan Daya Saing2013. Bupati Kulonprogo Dorong Usahatani Jagung di Kabupaten Dairi Propinsi Sumatera Utara.Petani Terapkan PTT Jagung M.Si. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor.Balitbangtan. Yogyakarta. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomihttp://www.litbang.deptan.go.id/ Produksi: Dengan Pokok Bahasan Analsisi Fungsi Cobb-Douglas.berita/one/1592/. Jakarta: Rajawali Persada Press.Daryanto, A. 2009. Dinamika Daya Saing Soekartawi. 2005. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: RajaIndustri Peternakan. Bogor: IPB Grafindo Persada.Press.Fadwiwati, A.Y. 2013. Pengaruhpenggunaan varietas unggulterhadap efisiensi, pendapatandan distribusi pendapatan petanijagung di Provinsi Gorontalo. Dr.Disertasi. Institut PertanianBogor. Bogor. 188

SRUKTUR BIAYA PERAWATAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT DI KECAMATAN BEUTONG KABUPATEN NAGAN RAYA Sri Handayani1 Aswin Nasution1, Amir21)Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Teuku Umar 2)Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Teuku Umar [email protected] AbstractA good management of plant will have an impact on the outcome of the optimal production,thatwill give a benefit for farmer. This Research aims to determine the cost of maintenance of folkpalm oil plantations in Beutong disrict at Nagan Raya regency based on the group of plantationage. The methods of data analysis was done by descriptive quantitative. The results showed thatthe maintenance charge for oil palm plantation per hectare immature (TBM) for the plant age 0years is Rp3.516.200, in age of 1 year is 2.123.700, in age of 2 years is Rp1.923.700 plants, in theage of plant in 3 years is Rp2.323.700. While the maintenance costs of palm oil produce (TM) forage 4-9 years is Rp10.862.800, and age 10-17 years is Rp10.134.600, in age 18-25 years isRp7.374.000.Keywords: Palm oil, the cost of maintenancePENDAHULUANKondisi perkebunan kelapa sawit menguraikan biaya produksi kedalam beberapa kategori biaya, dan setiapIndonesia dianggap masih menduduki kategori biaya dibagi dalam beberapa group biaya. Adapun uraian biayaporsi yang paling baik dibandingkan produksi perkebunan kelapa sawit tersebut terbagi dalam tiga kategori,tanaman lain. Untuk kalancaran yaitu factory cost, cash cost dan book cost.pengelolaan perkebunan kelapa sawit Menurut Pasaribu,(2012) Biayadibutuhkan tiga aspek agribisnis yang perawatan kelapa sawit yaitu satu hal yang memperhitungkan antara biayasaling terkait satu sama lainnya yakni yang dikeluarkan dalam usahatani perkebunan kelapa sawit denganaspek produksi, pemasaran, dan pendapatan karena penggunaan biaya tersebut.keuangan. Pada saat sekarang ini Perkebunan kelapa sawit rakyatmasyarakat pedesaan khususnya di adalah usaha budidaya kelapa sawit yang dilakukan oleh masyarakat denganKecamatan Beutong Kabupaten Nagan tujuan meningkatkan pendapatannya. Permasalahan perkebunan kelapa sawitRaya beramai-ramai menanam kelapa rakyat yaitu mulai dari penanaman sampai dengan perawatan sepertisawit, mereka memandang bahwa kondisi lahan penanaman yang tidak bersih, tingginya serangan hama babikeuntungan yang didapat dari usahatani dan landak setelah penanaman dan pengendalian gulma yang tidakkelapa sawit sangat menjanjikan sehingga seharusnya. Adapun tujuan penelitianlahan – lahan perkebunan karet, kakaodan tanaman lainnya kini berubahmenjadi kebun kelapa sawit.Menurut Pahan, (2006) Strukturbiaya pada perkebunan kelapasawit adalah sangat pentingsebab hanya struktur biaya yangdikelola dan dikontrol dengan tepat,usaha perkebunan akan memperolehhasil keuntungan yang lebih baik.Sistem akuntansi yang digunakan diperkebunan kelapa sawit, umumnya 189

ini adalah untuk mengetahui biaya TM umur 18 - 25 tahun.perawatan kebun kelapa sawit rakyat diKecamatan Beutong Kabupaten Nagan HASIL DAN PEMBAHASANRaya setiap kelompok umur tanaman. Biaya perawatan kebun kelapaMETODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di sawit yaitu seluruh biaya variabel danKecamatan Beutong Kabupaten Nagan biaya tetap yang harus dikeluarkanRaya. Populasinya adalah petani yangmemiliki luas lahan kelapa sawit 5 Ha. setiap tahunnya. Adapun saprodi dalamData yang digunakan dalam penelitianini adalah data primer dan data usaha perkebunan kebun kelapa sawitsekunder. oleh petani Kecamatan Beutong Analisis data dilakukan secaradeskriptif kuantitatif, yaitu dengan Kabupaten Nagan Raya adalah pupukmengelompokkan data untukselanjutnya dianalisis sesuai dengan urea, Sp-36, KCL, insektisida, herbisidatujuan penelitian. Menurut Nasution(2015), biaya perawatan kebun kelapa dan fungisida. Sedangkan biaya tenagasawit dapat dikelompokkan dalambeberapa umur, yaitu TBM Umur 0 kerja meliputi biaya pengendaliantahun, TBM Umur 1 tahun, TBM Umur 2tahun, TBM Umur 3 tahun, TM umur 4 - gulma, penyisipan, pengendalian gulma9 tahun, TM umur 10 - 17 tahun, dan pada piringan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, pemangkasan buah pasir, pemangkasan pelepah, perawatan jalan usaha perkebunan dan lain sebagainya. Untuk mengetahui jumlah biaya perawatan kebun kelapa sawit per hektar oleh petani Kecamatan Beutong Kabupaten Nagan Raya dari umur 0 – 25 tahun dapa dilihat pada tabel berikut ini.Tabel 1. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 0 Tahun (TBM)Uraian Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total Biaya (Kg/ltr)( (Rp/kg/ltr) (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan FisikPembersihan Lahan/Babat 600.000 PembuatanDrainase 1.500.000 1.500.000Penyisipan 150.000 Jumlah II 1.500.000PembersihanPiringan/Garuk 393.000 III. Bahan dan AlatPemupukan 135.000 Urea 69 2.800 193.200Pengendalian H/P 150.000 SP-36 69 4.600 317.400JUMLAH I 1.528.000 KCL 69 6.200 427.800 Insektisida 5 55.000 275.000 Herbisida 3 57.000 171.000 Fungisida 3 50.000 150.000 Jumlah 1.533.400 JUMLAH I + II + III 4.561.400Sumber : Data Primer (diolah), 2016 Tabel diatas menunjukkan kelapa sawit pada umur tersebut adalahbahwa jumlah biaya perawatan Rp 1.533.400,- Total biaya perawatantanaman kelapa sawit 1 ha pada umur 0 kebun kelapa sawit pada umur 0 tahuntahun yang harus dikeluarkan untuk sebesar Rp 4.561.400,- Umumnya,tenaga kerja sebesar Rp 1.528.000,-. pembersihan lahan/babat dilakukanBiaya kegiatan fisik berupa pembuatan setahun sekali dan perbaikan drainasedrainase pada tahun tersebut sebesar hanya sekali, sedangkan perawatanRp 1.500.000/ha. Sedangkan biaya lainnya 2 kali dalam setahun.bahan dan alat dalam perawatan kebun 190

Tabel 2. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 1 Tahun (TBM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total Biaya (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan Fisik 250.000 250.000Pembersihan Lahan/Babat 600.000 Pemeliharaan Drainase 250.000 193.200Penyemprotan Gulma 100.000 JUMLAH II 317.400 427.800Pemupukan 135.000 III. Bahan dan Alat 192.500 171.000Pengendalian H / P 150.000 Urea 69 2.800 150.000 1.451.300JUMLAH I 1.378.000 SP-36 69 4.600 3.079.300 KCL 69 6.200 Insektisida 3,5 55.000 Herbisida 3 57.000 Fungisida 3 50.000 JUMLAH III JUMLAH I + II + IIISumber : Data Primer (Diolah), 2016 Berdasarkan Tabel 2 di atas, dan pemeliharaan drainase hanyajumlah biaya perawatan tanaman sekali.kelapa sawit rakyat pada umur 1 tahunyang harus dikeluarkan untuk biaya Sedangkan Jumlah biayatenaga kerja sebesar Rp 1.378.000,-. perawatan kelapa sawit 1 ha pada umurBiaya kegiatan fisik berupa 2 tahun (Tabel 3) yang haruspemeliharaan drainase sebesar Rp dikeluarkan untuk tenaga kerja sebesar250.000,-. Sedangkan biaya bahan dan Rp 1.378.000,- Untuk kegiatan fisik Rpalat kebun kelapa sawit pada umur 250.000,- Sedangkan biaya bahan dantersebut adalah Rp 1.451.300,-. Total alat dalam pemeliharaan kebun kelapabiaya perawatan kebun kelapa sawit sawit pada umur tersebut adalah Rppada umur 1 tahun sebesar Rp 1.451.300,- Total biaya perawatan3.079.300,-. Perawatan dilakukan 2 kali kebun kelapa sawit pada umur 2 tahundalam setahun, sedangkan pembabatan sebesar Rp 3.079.300,- Perawatan dilakukan 2 kali dalam setahun, sedangkan pembabatan hanya sekali.Tabel 3. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 2 Tahun (TBM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total Biaya (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) (Rp)1.Pekerja II.Kegiatan FisikPembersihan Lahan/Babat 600.000 Pemeliharaan Drainase 250.000 250.000Penyemprotan Gulma 100.000 JUMLAH II 250.000Pemupukan 135.000 III. Bahan dan AlatPengendalian H / P 150.000 Urea 69 2.800 193.200JUMLAH I 1.378.000 SP-36 69 4.600 317.400 KCL 69 6.200 427.800 Insektisida 3,5 55.000 192.500 Herbisida 3 57.000 171.000 Fungisida 3 50.000 150.000 JUMLAH III 1.451.300 JUMLAH I + II + III 3.079.300Sumber : Data Primer (Diolah),2016Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa fisik berupa pemeliharaan jalan sebesarJumlah biaya perawatan kebun kelapa Rp 200.000,- Sedangkan biaya bahansawit pada umur 3 tahun yang harus dan alat dalam pemeliharaan kebundikeluarkan untuk tenaga kerja kelapa sawit pada umur tersebut adalahsebesarRp 1.806.300,- Biaya kegiatan Rp 1.451.900,-. 191

Tabel 4. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 3 Tahun (TBM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) Biaya (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan FisikPembersihan Lahan / Babat 600.000 Pemeliharaan jalan 200.000Penyemprotan Gulma 150.000 JUMLAH II 200.000Pemupukan 120.000 III. Bahan dan AlatPengendalian H / P 150.000 Urea 69 2.800 193.200Pemangkasan Buah Pasir 393.000 SP-36 69 4.600 317.400JUMLAH I 1.806.000 KCL 69 6.002 427.800 Insektisida 3,5 55.000 192.500 Herbisida 3 57.000 171.000 Fungisida 3 50.000 150.000 Jumlah III 1.451.900 JUMLAH I + II + III 3.458.200Sumber : Data Primer (Diolah),2016Sedangkan Total biaya Berdasarkan Tabel 5 dimanapemeliharaan kebun kelapa sawit pada biaya pemeliharaan tanaman kelapaumur 3 tahun sebesar Rp 3.458.200,- sawit/ha pada umur 4 - 9 tahun yangPerawatan dilakukan 2 kali dalam harus dikeluarkan untuk tenaga kerjasetahun, sedangkan pembabatan dan adalah sebesar Rp 1.813.800,-.pemeliharaan jalan hanya sekali.Tabel 5. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 4 - 9 Tahun (TM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total Biaya (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan FisikPembersihan Lahan / Babat 600.000 Pemeliharaan Jalan 300.000Penyemprotan Gulma 90.000 JUMLAH II 300.000Pemupukan 196.800 III. Bahan dan AlatPengendalian H / P 120.000 Urea 66 2.800 184.800Pemangkasan Pelepah 393.000 SP-36 131 4.600 602.600JUMLAH I 1.813.800 KCL 131 6.200 812.200 Insektisida 5 55.000 275.000 Herbisida 8 57.000 456.000 JUMLAH III 2.330.600 JUMLAH I + II + III 4.444.400Sumber : Data Primer (Diolah),2016Sedangkan biaya fisik (Tabel 5) pemeliharaan kebun kelapa sawit padaberupa pemeliharaan jalan usaha umur 4 - 9 tahun adalah sebesar Rpsebesar Rp 300.000. Sedangkan biaya 4.444.400. Perawatan dilakukan 2 kalibahan dan alat dalam pemeliharaan dalam setahun, sedangkan pembabatankebun kelapa sawit pada umur tersebut dan pemeliharaan jalan hanya sekaliadalah Rp 2.330.600. Total biaya setiap tahunnya.Tabel 6. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 10 - 17 Th (TM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total Biaya (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan FisikPembersihan Lahan / Babat 600.000 Pemeliharaan Jalan 200.000Penyemprotan Gulma 90.000 JUMLAH II 200.000Pemupukan 158.000 III. Bahan dan AlatPengendalian H / P 125.000 Urea 69 2.800 193.200Pemangkasan Pelepah 655.000 KCL 200 6.200 1.240.000JUMLAH I 2.021.000 Insektisida 5 55.000 275.000 Herbisida 7 57.000 399.000 JUMLAH III 2.107.200 JUMLAH I + II + III 4.328.200Sumber : Data Primer (Diolah),2016 192

Tabel diatas menunjukan, 2.107.200,- Perawatan dilakukan 2 kalijumlah biaya perawatan tanaman dalam setahun, sedangkan pembabatankelapa sawit/ha pada umur 10 - 17 dilikukan sekali karena dinilai gulmatahun yang harus dikeluarkan untuk tersebut sudah mampu diatasi dengantenaga kerja sebesar Rp 2.021.000,- penyemprotan insektisida danBiaya kegiatan fisik berupa pemeliharaan jalan hanya sekali setiappemeliharaan jalan usaha sebesar Rp tahunnya. Total biaya perawatan kebun200.000,- Sedangkan biaya bahan dan kelapa sawit pada tahun tersebutalat dalam perawatan kebun kelapa adalah Rp 4.328.200,-sawit pada umur tersebut adalah RpTabel 7. Biaya Perawatan Kebun Kelapa Sawit Rakyat Umur 18 - 25 Th (TM)Kegiatan Biaya (Rp) Uraian Dosis Harga Total (Kg/ltr) (Rp/kg/ltr) Biaya (Rp)I. Pekerja II. Kegiatan FisikPembersihan Lahan / Babat 600.000 Pemeliharaan Jalan 200.000Penyemprotan Gulma 90.000 JUMLAH II 200.000Pemupukan 200.000 III. Bahan dan AlatPengendalian H / P 125.000 SP-36 131 4.600 620.600Pemangkasan Pelepah 655.000 KCL 200 6.200 1.204.000JUMLAH I 2.063.000 Herbisida 2 57.000 114.000 JUMLAH III 1.938.600 JUMLAH I + II + III 4.201.600Sumber : Data Primer (Diolah),2016 Jumlah biaya perawatan umur tanaman 1 tahun adalah Rptanaman kelapa sawit/ha pada umur 18 2.123.700,- umur tanaman 2 tahun- 25 tahun yang harus dikeluarkan oleh adalah Rp 1.923.700, umur tanaman 3petani adalah sebesar Rp 2.063.000,- tahun adalah Rp 2.323.700,- SedangkanBiaya kegiatan fisik berupa biaya perawatan kelapa sawitpemeliharaan jalan usaha sebesar Rp menghasilkan (TM) yang berumur 4 – 9200.000. Sedangkan biaya bahan dan tahun adalah Rp 10.862.800,- yangalat dalam perawatan kebun kelapa berumur 10 – 17 tahun adalah Rpsawit pada umur tersebut adalah Rp 10.134.600, yang berumur 18 – 251.938.600,- Total biaya perawatan tahun adalah Rp 7.374.000,-kebun kelapa sawit pada umur 18 - 25tahun adalah sebesar Rp 4.201.600,- SaranPerawatan dilakukan 2 kali dalam Untuk mencapai produksi kelapa sawitsetahun, sedangkan pembabatan rakyat yang optimal, baiknya dalamdilikukan sekali karena dinilai gulma melakukan pemeliharaan, mamputersebut sudah mampu diatasi dengan memanfaatkan sumberdaya alam yangpenyemprotan insektisida dan ada untuk diolah menjadi pupuk organikpemeliharaan jalan hanya sekali setiap dalam rangka mengatasi tingginya hargatahunnya. pupuk non organik.KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKAKesimpulan Antoni, R, 2005. Pengendalian Gulma,Biaya perawatan kebun kelapa sawit Pemupukan, Pengelolaanrakyat per hektar yang belum Tajuk dan Manajemenmenghasilkan (TBM) untuk umur Pemungutan Hasil Kelapatanaman 0 tahun adalah Rp 3.516.200,- Sawit (Elais guinesis) di Kayangan Estate, PT. Salim 193

Indoplantation. Riau. Mulyadi, 2001. Akuntansi Manajemen :Laporan Keterampilan Salemba Empat. JakartaPropesi Jurusan Budidaya _______, 2007. Akuntansi Biaya, edisiPertanian, Fakultas ke-5. Graha Ilmu :Pertanian Bogor.(tidak Yogyakartadipublikasikan) Nasution, et.al, 2015. PerkebunanBangun, Deron, 2005. Peta Terkini Kelapa Sawit PT. TenagaPerkebunan dan Industri Nusa Inti.Kelapa sawit. Penerbit PT. Pahan, Iyung, 2006. Kelapa SawitISMaC Indonesia. Jakarta. Manajemen Agribisnis dariChandra, A, V, Widyani, 2005. Prediksi Hulu hingga Hilir. Penebardan Rekomendasi, Swadaya. Jakarta. 412 hal.Revitalisasi Industri Kelapa Pahan, Iyung, 2008. Panduan TehnisSawit Indonesia Sebagai Budidaya Kelapa Sawit.Andalan Pertumbuhan Cetakan kedua. Penerbit PT.Ekonomi Nasional 2010- Indopalma Wahana Hutama,2020. Penerbit PT. ISMaC Jakarta.Indonesia. Jakarta Pardamean, Maruli, 2008. PanduanDewi Riniarti, dan Bambang Utoyo. Lengkap Pengelolaan Kebun(2012). Budidaya tanaman Dan Pabrik Kelapa Sawit.Kelapa sawit. Malang: Cetakan pertama. PenerbitWineka Media PT. Agro Media Pustaka.Fauzi,dkk. 2005. Kelapa sawit, Edisi Jakarta.Revisi Budi Daya Pasaribu, Ali, M. 2012. PerencanaanPemanfaaatan Hasil dan dan Evaluasi ProyekLimbah Analisis Usaha dan Agribisnis. Lily Publisher.Pemasaran. Cetakan Yogyakarta.kedelapan Belas. Penerbit Sunarko, 2009. Budidaya danPenebar Swadaya. Jakarta Pengelolaan Kebun kelapaHernanto, Fadholi, 2000. Ilmu Usaha Sawit Dengan SistemTani. Cetakan pertama. kemitraan. Cetakan pertama.Penerbit PT. Penebar Penerbit PT. Agro MediaSwadaya. Jakarta. Pustaka. Jakarta.Lembaga Pertanian Perkebunan, 2000. Suratiyah, Ken, 2008. Ilmu Usaha Tani.Seri Budidaya Tanaman Cetakan kedua. PenerbitKelapa Sawit. Edisi Pertama. Penebar Swadaya. Jakarta.Penerbit LPP Press.Yogyakarta. 194

DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PERMINTAAN DAN PENAWARAN PULP DAN KERTAS INDONESIA Novindra1), Anggriani Oktavia Sitanggang2)1)Dosen Divisi Ilmu Ekonomi Pertanian,Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, IPB 2)Mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,FEM IPB [email protected] AbstractPulp is one of the main materials in producing paper so that the supply for pulp will influence thepaper production quantity. The quantities of pulp and paper productions to fullfill the domesticdemand for pulp and paper are not enough. The study objective are: to analyze the factors thatinfluence supply and demand for pulp and paper in Indonesia, and to evaluate the impact ofinterest rate subsidy for pulp and paper industry investment and the increase of paper's importtariff towards supply and demand for pulp and paper in Indonesia. This research was analysed byusing econometric model in term of simultaneous equations that estimated by two-stage leastsquares method. The model specification of demand and supply for pulp and paper consisting of16 equations (14 structural equations and 2 identity equations). The results showed that (1) thepolicy implementation of the interest rate subsidy for pulp and paper industries investmentincreases the pulp and paper production, and (2) the increase of paper's import tariff will protectthe domestic paper industry from the foreign paper production.Keywords: demand, supply, import tariff, interest rate subsidy for investment, pulp and paperPENDAHULUAN Pulp dan kertas merupakan membutuhkan lebih banyak danasalah satu subsektor yang memberikan investasi dalam merevitalisasi mesin-kontribusi pada PDB sektor industri mesin industri pulp dan kertas tersebut.pengolahan. Kontribusi pulp dan kertaspada PDB sektor industri dari tahun Rata-rata ekspor pulp dan kertas2007 sampai 2011 masing-masing di Indonesia dari tahun 2007 sampaisebesar 3,42 persen dan 4,62 persen 2011 sebesar 2,52 juta ton dan 3,73 juta(BPS, 2013). Hal ini menunjukkan ton per tahun (FAO, 2013). Eksporpentingnya industri pulp dan kertas kertas lebih besar dibandingkan ekspordalam membangun perekonomian di pulp karena industri turunan kertasIndonesia. kurang berkembang dibandingkan industri turunan pulp (Direktorat Rata-rata produksi pulp dan Jenderal Industri Agro dan Kimia, 2009),kertas Indonesia dari tahun 2007 sehingga dibutuhkan lebih banyaksampai 2011 sebesar 5,70 juta ton dan investasi untuk membangun industri9,46 juta ton per tahun (FAO, 2013). turunan/olahan kertas di Indonesia.Kita dapat melihat bahwa produksikertas lebih tinggi dibandingkan Indonesia tidak hanyaproduksi pulp karena kapasitas melakukan ekspor pulp dan kertas,terpasang industri kertas lebih besar tetapi juga melakukan impor pulp dandibandingkan industri pulp (APKI, 2010). kertas. Menurut data FAO (2013),Kapasitas terpasang industri pulp dan jumlah pulp dan kertas yang diimporkertas lebih besar dibandingkan oleh Indonesia lebih kecil dibandingkankapasitas terealisasi. Hal ini dikarenakan ekspor pulp dan kertas di Indonesia.mesin-mesin industri pulp dan kertas Pada tahun 2007 sampai 2011,sudah tua (Situmorang, 2009) sehingga Indonesia melakukan impor pulp dan kertas sebesar 0,83 juta ton dan 0,39 195

juta ton. Alasan Indonesia melakukan pemerintah juga menetapkan kebijakan perdagangan seperti peningkatan tarifimpor pulp karena a) bahan baku pulp impor kertas dalam rangka melindungi industri kertas dalam negeri.serat panjang belum mampu dipenuhi Adapun tujuan penelitian iniindustri pulp dalam negeri karena adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan danbahan baku kayu jarum yang penawaran pulp dan kertas di Indonesia serta mengevaluasi dampak kebijakanmenghasilkan pulp serat panjang lebih subsidi suku bunga kredit investasi dan peningkatan tarif impor kertas terhadapsedikit dibandingkan dengan kayu permintaan dan penawaran pulp dan kertas di Indonesia.berdaun lebar yang menghasilkan pulp METODE PENELITIANserat pendek padahal untuk produksi Jenis dan Sumber Datakertas tertentu dibutuhkan pulp jenis Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data deretserat panjang, b) adanya perusahaan waktu (time series) periode 1989 sampai 2011. Data sekunder bersumberkertas non integrated yang tidak dari: Food Agriculture Organization, Kementerian Perindustrian danmemiliki industri pulp sehingga alasan Perdagangan, Badan Pusat Statistik, Kementerian Kehutanan, Kementrianpersaingan menyebabkan industri Ketenagakerjaan dan Imigrasi, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, dan studikertas tersebut memilih membeli pulp pustaka dari penelitian terdahulu.dari luar, c) kapasitas terpasang indutri Analisis Data Analisis data menggunakanpulp dalam negeri lebih rendah analisis ekonometrika menggunakandibandingkan kebutuhan pulp industri Model Permintaan dan Penawaran Pulp dan Kertas Indonesia dalam bentukkertas dalam memenuhi kapasitas sistem persamaan simultan dan diestimasi menggunakan Metode Two-terpasangnya. Stage Least Squares (2SLS). Model terdiri atas 14 persamaan perilaku danKemudian, Indonesia mengimpor 2 persamaan identitas.kertas karena ada jenis kertas tertentu Analisis dampak perubahan kebijakan pemerintah terhadapyang masih sedikit diproduksi di dalam permintaan dan penawaran pulp dan kertas di Indonesia periode 2001-2011negeri, misalnya kertas khusus (meliputi dilakukan dengan 2 (dua) skenario simulasi historis menggunakan Metodekertas uang, kertas dekor, kertas label, Simulasi Newton, yaitu: (1) subsidi (penurunan) suku bunga kredit investasidan lain-lain) dan kertas kraft, tetapi sebesar 20 persen, dan (2) peningkatan tarif impor kertas sebesar 20 persen.menurut Komite PengamananPerdagangan Indonesia (2014) telahterjadi lonjakan impor kertas dan kertaskarton. Padahal industri dalam negerimampu memproduksi jenis kertas yangdiimpor tersebut sehinggamenyebabkan industri kertas dalamnegeri yang diwakili oleh PT. PabrikKertas Tjiwi Kimia Tbk dan PT. PindoDeli Pulp dan Paper Mills mengajukanperlindungan agar tidak terjadi kerugianserius bagi industri kertas.Berdasarkan uraian diketahuibahwa dibutuhkan dana yang besaruntuk membangun industri pulp dankertas dimana dana investasi diIndonesia sangat terbatas. Keterbatasandana investasi untuk membangunindustri pulp dan kertas membuatpemerintah menetapkan kebijakanuntuk mendukung iklim investasi bagiindustri pulp dan kertas sepertikebijakan subsidi suku bunga kreditinvestasi. Selain kebijakan investasi, 196

HASIL DAN PEMBAHASAN Penawaran kertas Indonesia merupakan persamaan identitas: produksi kertasFaktor-Faktor yang Mempengaruhi ditambah impor kertas kemudianPermintaan dan Penawaran Pulp dan dikurangi ekspor kertas. Produksi kertasKertas di Indonesia Indonesia dipengaruhi oleh harga riil impor kertas bekas, suku bunga riil Berdasarkan hasil estimasi Indonesia, dan produksi kertas tahun(Lampiran Tabel 1 - Tabel 7) diketahui sebelumnya. Harga riil kertas hanyabahwa permintaan pulp Indonesia dipengaruhi oleh harga riil kertashanya dipengaruhi oleh produksi kertas Indonesia tahun sebelumnya.Indonesia. Penawaran pulp di Indonesiamerupakan persamaan identitas dari Adapun ekspor kertas Indonesiapenjumlahan produksi pulp Indonesia hanya dipengaruhi oleh produksi kertasdan impor pulp Indonesia dikurangi Indonesia. Harga ekspor kertasekspor pulp Indonesia. Hal tersebut Indonesia dipengaruhi oleh jumlahmenunjukkan bahwa setiap perubahan ekspor kertas, trend, dan harga eksporkebijakan atau perubahan faktor lain kertas tahun sebelumnya. Sementara,yang mempengaruhi produksi, impor, impor kertas Indonesia dipengaruhidan ekspor pulp Indonesia akan oleh permintaan kertas dan nilai tukarmempengaruhi penawaran pulp riil rupiah terhadap dollar. Harga riilIndonesia. Produksi pulp Indonesia impor kertas Indonesia dipengaruhidipengaruhi oleh suku bunga kredit oleh tarif impor kertas dan harga riilinvestasi dan produksi pulp Indonesia impor kertas Indonesia tahuntahun sebelumnya. Kemudian, harga riil sebelumnya.pulp di Indonesia dipengaruhi olehpermintaan pulp, harga riil ekspor pulp Dampak Kebijakan Subsidi Suku BungaIndonesia, dan harga riil pulp di Kredit Investasi dan Peningkatan TarifIndonesia tahun sebelumnya. Impor Kertas terhadap Permintaan dan Penawaran Pulp dan Kertas di Adapun ekspor pulp Indonesia Indonesiadipengaruhi oleh produksi pulpIndonesia dan ekspor pulp Indonesia Berdasarkan Lampiran Tabel 15,tahun sebelumnya. Harga ekspor pulpIndonesia dipengaruhi oleh ekspor pulp diketahui bahwa kebijakan subsidi sukuIndonesia, harga riil pulp dunia, danharga ekspor pulp Indonesia tahun bunga kredit investasi sebesar 20sebelumnya. Sementara, impor pulpIndonesia dipengaruhi oleh harga riil persen mendorong industri pulp danimpor pulp Indonesia, permintaan pulp,nilai tukar riil rupiah terhadap dollar, kertas meningkatkan kapasitas produksidan impor pulp Indonesia tahunsebelumnya. Harga riil impor pulp pulp dan kertasnya (karena penurunanIndonesia dipengaruhi oleh tarif imporpulp dan harga riil impor pulp Indonesia biaya produksi) sehingga meningkatkantahun sebelumnya. produksi pulp dan kertas Indonesia. Kemudian, berdasarkan hasilestimasi (Lampiran Tabel 8 - Tabel 14) Peningkatan produksi menyebabkandiketahui bahwa permintaan kertasIndonesia dipengaruhi oleh harga riil penawaran maupun ekspor pulp dankertas Indonesia, harga riil kertas koranIndonesia, tren, dan permintaan kertas kertas Indonesia meningkat.Indonesia tahun sebelumnya. Selanjutnya peningkatan penawaran pulp dan kertas Indonesia menyebabkan harga pulp dan kertas Indonesia menurun. Penurunan harga pulp dan kertas Indonesia meningkatkan permintaan pulp dan kertas Indonesia. 197

Selanjutnya, kebijakan kapasitas terealisasi sesuai dengan kapasitas terpasang industri pulppeningkatan tarif impor kertas sebesar dan kertas. Oleh karenanya, dibutuhkan subsidi suku bunga20 persen menyebabkan peningkatan kredit investasi bagi industri pulp dan kertas guna meringankan biayaharga impor kertas sehingga revitalisasi kapasitas produksi pulp dan kertas.menyebabkan impor kertas menurun. 2. Peningkatan jumlah impor kertas di Indonesia dapat dibatasi denganPenurunan impor kertas menyebabkan meningkatkan tarif impor kertas agar industri kertas dalam negeri mampupenurunan penawaran kertas, sehingga bersaing dan produksi kertas dalam negeri meningkat.menyebabkan harga riil kertas DAFTAR PUSTAKAmeningkat. Peningkatan harga riil kertas [APKI] Asosiasi Pulp dan Kertas. 2010.mendorong kenaikan produksi kertas Indonesian Pulp and Paper Industry Directory 2010.dalam negeri. Kemudian, kenaikan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, Jakarta.produksi kertas menyebabkan [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produk Domestik Bruto Tabel.permintaan pulp sebagai bahan baku http://www.bps.go.id (13 Mei 2014).kertas juga meningkat sehingga Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia. 2009. Roadmap Industridiperlukan impor pulp untuk memenuhi Kertas.DepartemenPerindustri an, Jakarta.peningkatan kebutuhan bahan baku [FAO] Food Agriculture Organization. 2013. FAOSTAT Databasekertas. Kenaikan impor pulp homepage(http://www.fao.or g/). Food And Agriculturemenyebabkan penawaran pulp Organization of the United Nations, Rome.meningkat sehingga harga riil pulp Kementerian Kehutanan. 2012. Statistik KehutananIndonesia.Kementemenurun. Selanjutnya, penurunan rianKehutanan,Jakarta. Komite Pengamanan Perdaganganharga riil pulp menyebabkan penurunan Indonesia.2014.Pengumuman KomitePengamananPerdagangproduksi pulp sehingga menyebabkan anIndonesiaNomor05/KPPI/PE NG/06/2014.Kementrianekspor pulp menurun. Perdagangan, Jakarta Situmorang,S. 2009. Analisis PenawaranKESIMPULAN dan Permintaan Pulp dan Kertas Indonesia di Pasar1. Permintaan pulp hanya dipengaruhi Domestik. Jurnal Ilmiah ESAI. oleh produksi kertas, sementara 2(1):271-282. permintaan kertas dipengaruhi oleh harga kertas, harga kertas koran, trend, dan permintaan kertas tahun sebelumnya. Adapun penawaran pulp dan kertas ditentukan oleh produksi, impor, dan ekspornya.2. Kebijakan subsidi suku bunga kredit investasi sebesar 20 persen meningkatkan produksi pulp dan kertas sehingga jumlah ekspor pulp dan kertas meningkat.3. Peningkatan tarif impor kertas sebesar 20 persen menyebabkan penurunan jumlah impor kertas sehingga diharapkan melindungi produsen kertas dalam negeri.Saran1. Dalam rangka meningkatkan produksi pulp dan kertas Indonesia, perlu dilakukan revitalisasi mesin- mesin yang sudah tua sehingga 198

LAMPIRANTabel 1. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Permintaan PulpVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label Estimasi SR LRIntercept 0,1336 0,2307SHRPI -0,00002 -7,8E-05 - 0,3550 Selisih harga riil pulp Indonesia tahun ke-tTHRKI 0,0004 0,0019 - 0,3534 Laju pertumbuhan kertas Indonesia tahun ke-tQKI**** 0,4811 0,9543 - <,00005 Produksi kertas Indonesia tahun ke-tR-squared 0,9471 Prob>|f| <,0001 Durbin w stat 1,8196Tabel 2. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Produksi Pulp Variabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 1,4525 0,1627HRPI 0,0001 0,1034 0,2250 0,2352 Harga riil pulp Indonesia tahun ke tLHRLI -5,98E-06 -0,1912 -0,4159 0,2286 Harga log kayu bulat tahun ke t-1LSBKRI**** -0,0454 -0,1152 -0,2506 0,0087 Suku bunga kredit riil Indonesia tahun ke t-1T 0,0780 - - 0,2011 Trend waktu tahun ke tLQPI**** 0,5402 - - 0,0265 Produksi pulp Indonesia tahun t-1R-squared 0,9299 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat -Tabel 3. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil Pulp Variabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 3,234,093 0,4402LSPI -160,943 -0,1082 -0,1628 0,3223 Penawaran pulp tahun ke t-1LDPI* 5,126,162 0,4390 0,6603 0,1541 Permintaan pulp tahun ke t-1HRXPI*** 10,203 0,2766 0,4161 0,0848 Harga riil ekspor pulp Indonesia tahun ke tLHRPI*** 0,3351 - - 0,0827 Harga riil pulp Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,2477 Prob>|f| 0,2761 Durbin h stat -Tabel 4. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Ekspor PulpVariabel Parameter Elastisitas Prob> Variabel label SR LR |t|Intercept -0,2117 0,2400SHRXPI 0,00008 -0,0065 -0,0116 0,3752 Selisih harga riil ekspor pulp Indonesia tahunke tLQPI**** 0,3063 0,6341 1,1329 0,0019 produksi pulp Indonesia tahun t-1NTR 0,000017 0,1086 0,1941 0,2444 nilai tukar riil rupiah terhadap dollar tahun ke tLXPI**** 0,4402 - - 0,0089 ekspor pulp Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,9158 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,9225Tabel 5. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil Ekspor Pulp Variabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 650,8518 0,0382XPI**** -232,3290 -0,3537 -1,0168 0,0445 Ekspor pulp Indonesia tahun ke tSHRPWR**** 0,2029 -0,0261 -0,0751 0,0424 Selisih harga riil pulp dunia tahun ke tLHRXPI**** 0,6434 - - <0,00015 Harga riil ekspor pulp Indonesia tahun t-1R-squared 0,91647 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat -1,8127 199

Tabel 6. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Impor PulpVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 0,4446 0,0033HRIMPI*** -0,00005 -0,0833 -0,2162 0,0954 Harga impor riil pulp Indonesia tahun ke tSDPI** 0,0635 0,0218 0,0566 0,1405 Selisih permintaan pulp Indonesia tahun ke –tNTR**** -0,00001 -0,1487 -0,3858 0,0230 Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar tahun ke tLMPI**** 0,6164 - - 0,0003 impor pulp Indonesia tahun ke –tR-squared 0,8064 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,3518Tabel 7. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil Impor PulpVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 11,4963 0,4849LMPI 234,6284 0,1346 0,4477 0,2660 Impor pulp Indonesia tahun ke t-1TIP*** 54,7847 0,0568 0,1892 0,0676 Tarif impor pulp tahun ke tLHRIMPI**** 0,6994 - - <,00005 Harga impor riil pulp Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,9420 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,5389Tabel 8. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Permintaan KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 0,4812 0,0002SHRKI**** -0,0001 0,0023 0,0035 0,00025 Selisih harga riil kertas Indonesia tahun ke tSHRKNI**** 0,00013 -0,0041 -0,0063 Selisih harga riil kertas koran Indonesia tahun ke 0,0011 tT**** 0,1959 - - 0,00035 Trend waktu tahun ke tLDKI**** 0,3476 - - 0,0215 Permintaan kertas Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,9914 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,9504Tabel 9. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Produksi KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 1,4907 0,05365HRKI 0,000024 0.0217 0.2221 0,3588 Harga riil kertas Indonesia tahun ke-tHRIKBI* -0,00060 -0.0374 -0.3824 0,1775 Harga riil impor kertas bekas Indonesia tahun ke-tSBKRI**** -0,0276 -0.0383 -0.3908 0,0196 Suku bunga kredit riil Investasi tahun ke-tURKT -1,73E-07 -0.0349 -0.3568 0,2353 Upah riil industri kertas tahun ke-tLQKI**** 0,9019 - - <,00005 Produksi kertas Indonesia tahun ke-t-1R-squared 0,9797 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,9084Tabel 10. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 4686,7630 0,1317LSKI -358,2070 -0,2520 -0,3856 0,2720 Penawaran kertas tahun ke t-1HRKWR 0,0989 0,0442 0,0677 0,4360 Harga riil kertas dunia tahun ke-tLHRKI*** 0,3465 - - 0,0641 Harga riil kertas Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,3507 Prob>|f| 0,0465 Durbin h stat - 200

Tabel 11. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Ekspor KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept -0,8771 0,1669LHRXKI 0,00004 0,2823 - 0,4211 Harga riil ekspor kertas Indonesia tahun ke tQKI**** 0,47209 1,3092 - <,00005 Produksi kertas Indonesia tahun ke tNTR 0,00001 0,0672 - 0,2991 Nilai tukar riil rupiah terhadap dollarR-squared 0,9302 Prob>|f| <,0001 Durbin w stat 1,1606Tabel 12. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil Ekspor KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 567,6558 0,0969XKI**** -335,0790 -0,5282 -1,7363 0,0252 Ekspor kertas Indonesia tahun ke tT** 37,9508 - - 0,1137 Trend waktu tahun ke tLHRXKI**** 0,6957 - - <,00005 Harga riil ekspor kertas Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,9461 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 0,4522Tabel 13. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Impor KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept 0,1700 0,0231HRMKI -3,17E-06 -0,0366 -0,0421 0,3252 Harga riil impor kertas Indonesia tahun ke-tDKI*** 0,0346 0,5934 0,6815 0,0615 Permintaan kertas Indonesia tahun ke- tNTR**** -9,11E-06 -0,3528 -0,4053 0,0066 Nilai tukar riil rupiah terhadap dollar tahun ke-tLMKI 0,1293 - - 0,2392 Impor kertas Indonesia tahun ke-t-1R-squared 0,8864 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat -1,5847Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas pada Persamaan Harga Riil Impor KertasVariabel Parameter Elastisitas Prob>|t| Variabel label SR LRIntercept -291,506 0,3692LMKI 837,8657 0,0808 0,2430 0,3718 Impor kertas Indonesia tahun ke tTIK*** 62,2504 0,2940 0,8830 0,0985 Tarif impor kertas Indonesia tahun ke tLHRMKI**** 0,6672 - - 0,0012 Harga riil impor kertas Indonesia tahun ke t-1R-squared 0,8866 Prob>|f| <,0001 Durbin h stat 2,6302Keterangan: **** berpengaruh nyata pada taraf α= 5% *** berpengaruh nyata pada taraf α= 10% ** berpengaruh nyata pada taraf α= 15% * berpengaruh nyata pada taraf α= 20% 201

Tabel 15. Hasil Simulasi Historis Model Permintaan dan Penawaran Pulp dan Kertas di Indonesia Periode 2001- 2011. Nilai Perubahan dari setiap skenario simulasi (%) DasarVariabel Satuan Subsidi SBRKI TIK naik sebesar 20% sebesar 20%Permintaan Pulp Indonesia 41,9 juta ton 2,273649052 0,002385781Penawaran Pulp Indonesia 3,4 juta ton 2,297058824 0,002941176Produksi Pulp Indonesia 49,8 juta ton 2,790613573 -4,73362E-05Harga Riil Pulp Indonesia 3434,7 Rp/kg -0,125192884 -0,473361765Harga Riil Impor Pulp Indonesia 740,9 US$/ton 0,134970981 0,035264368Harga Riil Ekspor Pulp Indonesia 370,7 US$/ton -8,929053143 0,003365255Impor Pulp Indonesia 0,8 juta ton 0,205786224 0,000150304Ekspor Pulp Indonesia 24,0 juta ton 2,604643422 -1,44849E-05Permintaan Kertas Indonesia 60,3 juta ton 0,018246056 -6,43749E-07Penawaran Kertas Indonesia 55,0 juta ton 1,946812572 -0,010906513Produksi Kertas Indonesia 84,3 juta ton 2,348615147 1,545E-07Harga Riil Kertas Indonesia 4660,2 Rp/kg -1,019269559 0,006437492Harga Riil Impor Kertas Indonesia 934,7 US$/ton 0,01069862 16,29399807Harga Rill Ekspor Kertas Indonesia 603,2 US$/ton -12,36737401 -2,44353E-05Impor Kertas Indonesia 0,3 juta ton 0,000620366 -0,209706411Ekspor Kertas Indonesia 3,3 juta ton 2,785779957 7,29239E-08Keterangan : SBRKI = Suku bunga riil kredit investasiTIK = tarif impor kertas 202

PEDOMAN PENULISAN ARTIKELJurnal Bisnis Tani (Bistan) merupakan artikel ilmiah dalam dibidang sosial ekonomi pertanian. Redaksihanya menerima naskah asli yang belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang dalam pertimbanganuntuk diterbitkan. Frekuensi Jurnal Bistan diterbikan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan April danNovember. Jurnal terdiri dari judul, nama, instansi, dan email penulis, abstrak, pendahuluan, metodepenelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan serta daftar pustaka. Naskah ditulis menggunakan hurufCalibri dengan panjang naskah jurnal tidak melebihi 5.000 kata dengan jumlah tabel dan gambarmaksimal sebanyak 15 buah. Adapun ketentuan lainnya sebagai berikut:1. Judul ditulis dengan dengan huruf kapital Calibri bold ukuran 12pt dan tidak melebihi 12 kata menggunakan Bahasa Indonesia.2. Nama penulis, instansi dan email penulis ditulis menggunakan ukuran 10pt. Untuk nama penulis ditulis dengan tidak menyertai gelar dan/atau indikasi jabatan dan kepangkatan3. Abstrak ditulis menggunakan Bahasa Inggris dalam satu paragraf, tidak melebihi 250 kata, ditulis dengan ukuran 10pt (italic) satu spasi. Abstrak memuat uraian singkat mengenai tujuan (purpose), desain/metodologi/pendekatan (design/methodology/approach), hasil penelitian (findings), keywords yang berisi maksimal 5 kata kunci, dan jenis penelitian (paper type).4. Isi artikel ditulis dengan Calibri ukuran 11pt kecuali tabel, gambar dan keterangannya ditulis menggunakan ukuran 9pt bold. Untuk nomor dan judul tabel ditulis sejajar diatas tabel. Sedangkan sumber tabel dan gambar diletakkan dibawah tabel dan gambar. Apabila terdapat sub bab maka judul sub bab ditulis dengan huruf capital diawal dan bold. Akan tetapi apabila terdapat Sub sub bab dari masing-masing sub bab, maka judul sub bab menggunakan huruf capital diawal kemudian italic tanpa menggunakan pengkodean untuk keduanya. Untuk naskah yang menggunakan model matematika dianjurkan menggunakan Microsoft equation dan diberi nomor berkurung () secara berurutan.5. Daftar pustaka untuk setiap sumber yang dirujuk didalam isi naskah harus disusun berdasarkan nama pengarang, dan tahun terbit mengikuti standar penyusunan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard. Acuan rujukan pustaka merupakan acuan dari bahan terbitan dalam 10 tahun terakhir. Contoh penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut: Buku Bintarto, R. 1984. Interaksi Desa-Kota. Ghalia Indonesia. Jakarta Buku Teks Terjemahan Cresswell, J.W. 2008. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Third Edition. Sage Publication. California. Terjemahan A. Fawaid. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Cetakan 1. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Jurnal Saputra, T., Arief Darmayanto, Dudi S. Hendrawan. 2008. Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong Berwawasan Agribisnis Di Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen dan Agribisnis, Vol ….., No ….. Hal: 85-92. Prosiding Seminar Rusdi. 2009. Kompetensi Bidang Teknologi Pertanian dalam Mendukung Kerja Petani dan Penyuluh. Seminar Nasional Program Penyuluh. Hal: 193-199.

Web Himman, L.M. 2002. A Moral Change: Business Ethics After Enron. San Diego University Publication. http:ethics.sandiego.edu/LMH/oped/Enron/index.asp. 27 Januari 2008 (15:23).6. Naskah jurnal bistan dapat dikirm secara elektronik dalam bentuk attachement file MS. Word ke alamat email redaksi: [email protected] atau [email protected] serta melalui pos dalam bentuk soft-copy (floppy disk atau Compact Disk (CD) ke alamat redaksi berikut: Redaksi Jurnal Bisnis Tani (Jurnal Bistan) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar (UTU) Alue Penyareng, Meulaboh, Aceh Barat


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook