Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 1
Peringatan HUT RI ke 73 di Lingkungan RSJS Magelang Lensa RSJS 2 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
EDITORIAL PELINDUNG : Membangun Pondasi Direktur Utama yang Kokoh PENASEHAT : Direktur SDM dan Pendidikan Dikaruniai buah hati berkebutuhan khusus (penyandang Direktur Medik dan Keperawatan autisme misalnya), membutuhkan penerimaan luar biasa, karena semua orang tua menginginkan anak yang PENANGGUNGJAWAB: sempurna tumbuh kembangnya. Tapi bagaimanapun, orang Direktur Keuangan dan Administrasi tua, baik ayah maupun ibu, harus sepakat bisa berdamai dengan kenyataan. Agar si kecil mendapatkan haknya, sebagaimana anak Umum yang lain. Dan orang tua pun berkewajiban sama, memberikan yang terbaik untuk semua anaknya. PEMIMPIN REDAKSI Kepala Sub Bagian Hukor dan Humas Si kecil berkebutuhan khusus memiliki dunia, yang berbeda dengan anak lainnya, dengan gangguan pertumbuhan yang REDAKTUR : dihadapinya, menjadi kesulitan untuk bicara dan sukar beradaptasi dr. Ratna Dewi Pangestuti, Sp.KJ. pada lingkungan karena keterbatasan kemampuan komunikasi, interaksi sosial, perilaku motorik, emosi, dan persepsi sensoriknya. Barkah Sutiyono, SST Itu mengapa, orang tua harus peka dan jeli mendampingi tumbuh Triyana, S.Kep., Ns kembangnya sejak dini, baik kemampuannya berkomunikasi, bersosialisasi, hingga makanan yang dikonsumsi. PENYUNTING/ EDITOR: Herman Sayogo, SH Di edisi ini, selain Rubrik Kejiwaan yang mengangkat tema Imron Fauzi, SH gangguan psikis pada jamah haji lansia, semaraknya rangkaian peringatan HUT RI ke-73, dan warta teranyar dari kegiatan di RSJS DESAIN GRAFIS & FOTOGRAFER: Magelang, kami juga sajikan bagaimana memilih makanan yang Yanuar Sapto Nugroho, AMK sesuai untuk si kecil yang berkebutuhan khusus, juga memahami Wahyu Setyawan, Amd kapan ia membutuhkan terapi wicara agar semua inderanya Hario Hendro Baskoro berfungsi optimal, dan potensinya berkembang maksimal. SEKRETARIAT: Semakin cepat ditangani maka semakin cepat si kecil memiliki Galuh Novi Wulandari, S.Sos kehidupan yang normal seperti anak-anak lain. Kunjungi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang untuk memetakan pokok permasalahan, dan Reni Indraswari, SH memberikan segera terapi yang dibutuhkan. PEMBUAT ARTIKEL: Terus dukung si kecil, untuk membangun pondasi yang kokoh dr. Kornelis Ibrawansyah, M.Sc., Sp.KJ. bagi masa depannya. Ni Made Ratna Paramita, M.Psi Salam sehat jiwa! Purwono, S.Kep.,Ns. Agus Heri, AMK Siska Yunita Lisnawati, AMK ALAMAT REDAKSI : Sub Bag Hukor & Humas RSJS Jl. A. Yani No. 169 Magelang Telp. (0293) 363602, Fax. (0293) 365183 Email : [email protected] DICETAK OLEH: Citra Mandiri Utama Jl. S. Parman (Ngaglik Lama No.72) Semarang 50231, Telp. (024) 8316727 email : [email protected] Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 3
edisi 49 daftar isi KEJIWAAN 5 Gangguan Psikis Pada Jamaah Haji Lansia ANAK & REMAJA Optimalkan Kemampuan 9 Komunikasi Si Kecil Dengan Terapi Wicara NON JIWA 13 Makanan Khusus Untuk Anak Berkebutuhan Khusus KEPERAWATAN 18 Primary Nursing KELUARGA 26 Dukungan Sosial Bagi Keluarga Dengan Penyakit Terminal WARTA LAPORAN UTAMA 21 36 Re-Akreditasi RS Pendidikan Afiliasi PROFIL 29 Dalam rangka Hari Kemerdekaan RI tahun ini, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang menggelar Resmi menjabat sebagai Direktur Utama beberapa agenda kegiatan. Sebagai Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, pembuka, kegiatan diawali dengan Pekan dr. Eniarti, MSc, SpKJ, MMR, siap memulai tugas Olah Raga Antar Pegawai. barunya. “Saya bersyukur kepada Allah SWT, atas amanah yang sekarang saya jalankan. LAPORAN KHUSUS 24 Saya juga berterimakasih kepada Kementerian Kesehatan yang sudah memberikan kepercayaan Anak-anak sebagai bagian dari elemen untuk menjalankan roda organisasi di RSJ masyarakat memiliki peran sama pentingnya Prof. Dr. Soerojo Magelang. Amanah ini bukan dengan orang-orang dewasa. Kelak mereka hanya tentang jabatan yang dipercayakan, tapi akan tumbuh dan berkembang untuk menjadi bagaimana kita dapat mempertanggungjawabkan pemimpin dan sosok-sosok penting untuk amanah tersebut, ” kata dr. Eniarti. membangun Indonesia. 4 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
KEJIWAAN Gangguan Psikis Pada Jamaah Haji Lansia Sesuai dengan amanat 54.132 orang berusia 41-50 tahun, seperti: empat bulan mengikuti Undang-Undang No. 71.871 orang berusia 51-60 tahun, bimbingan manasik haji sekali 13 tahun 2008 tentang dan yang berusia 61-70 tahun seminggu, penyelenggaraan penyelenggaraan ibadah mencapai 41.534 orang. pamitan di rumah sendiri, melayani haji, Kementerian tamu dari sanak saudara dan Kesehatan diberi tanggung Mengingat jumlahnya handai taulan, serta latihan jawab sepenuhnya dalam bidang yang mendominasi, tentu perlu jalan kaki setiap pagi untuk pelayanan kesehatan dalam proses penanganan khusus apalagi pembelajaran fisik. Rangkaian penyelenggaraan ibadah haji, kemampuan fisik dan psikis lanjut kegiatan ini tentu melelahkan, mengingat bahwa setiap tahun usia yang cenderung menurun. terutama bagi lanjut usia. tantangan pelayanan kesehatan Terlebih jika lanjut usia tersebut haji terus bertambah karena memiliki beberapa penyakit dan Selain mengalami gangguan disebabkan oleh jumlah calon haji rentan terhadap penyakit. Pada usia kesehatan fisik, jamaah haji yang besar, jumlah yang memiliki lansia umumnya sudah memiliki lansia juga rentan mengalami resiko tinggi dan lanjut usia cukup penyakit, seperti kolesterol, asam gangguan psikis. Kasus gangguan besar, selain itu beragamnya latar urat, darah tinggi, vertigo, gagal psikis / jiwa yang muncul saat belakang psikologis, sosial budaya, ginjal, diabetes, dan penyakit jamaah melaksanakan ibadah haji dan pendidikannya. lainnya. didominasi oleh gangguan mental organik (dimensia) dan delirium, Berdasarkan data Penurunan kondisi fisik depresi dan masalah penyesuaian. Siskohat (Sistem Informasi dan juga dimungkinkan karena Komputerisasi Haji Terpadu), waktu pelaksanaan ibadah haji Gangguan mental organik jamaah haji asal Indonesia pada dilaksanakan kurang lebih selama adalah suatu gangguan mental tahun 2018 didominasi oleh jamaah 40 hari (Indonesia). Belum lagi, perilaku yang disebabkan oleh berusia lanjut usia (lansia), tak ritual budaya yang menyertai penyakit/gangguan fisik atau kurang dari 60 persen. Sebanyak sebelum keberangkatan haji, kondisi medis yang secara primer Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 5
KEJIWAAN mempengaruhi otak dan secara terbalik atau edukasi pada ketua regu dan sekunder akibat dari kondisi melakukan teman sekamar agar bisa memberi metabolik. pengurangan lingkungan kondusif. angka, selain Kriteria diagnosis delirium, itu juga terdapat Penyebab multifaktoral Diasnostic & Statistical Manual disorientasi waktu, Of Mental Disorders (DSM-IV-TR) ruang, atau orang. Penyebab gangguan jiwa adalah: tersebut tidak hanya disebabkan Faktor resiko delirium oleh satu faktor saja tetapi • Gangguan kesadaran disertai adalah: berusia lebih dari 65 multifaktoral seperti biologis, penurunan kemampuan tahun, menderita penyakit yang psikologis, sosial dan kultural, untuk memusatkan, berat, mempunyai multipatologi sehingga penanganan yang mempertahankan, dan (mengidap lebih dari satu penyakit dilakukan juga harus holistik mengalihkan perhatian. pada satu saat), terdapat adanya mencakup semua faktor di atas. demensia yang disebabkan • Terdapat bukti bahwa oleh infeksi atau dehidrasi, Faktor biologis yang paling gangguan yang terjadi adalah sebelumnya sudah memiliki sering terjadi adalah dehidrasi dampak dari psikologis kondisi riwayat delirium, riwayat terjatuh, karena kondisi cuaca panas di medis. terdapat gangguan kognitif, tanah suci yang cukup ekstrim terdapat gangguan penglihatan, dengan kelembaban yang rendah. • Perubahan fungsi kognitif/ terdapat gangguan pendengaran, Hal ini dapat menyebabkan jamaah munculnya gangguan persepsi mempunyai gangguan fungsi mengalami masalah fisik dan (halusinasi) bukan karena ginjal, terdapat keadaan depresi, psikis seperti gelisah dll. Selain demensia. gangguan kemampuan untuk itu masalah sosial dan kultural melakukan aktifitas hidup sehari- dari masing-masing jamaah yang • Terdapat fluktasi gejala dan hari, riwayat terkena stroke, riwayat berbeda daerah dan negara tanda berubah-ubah sepanjang struktur otak tidak normal. menyebabkan beberapa jamaah hari. mengalami kesulitan dalam hal Sedangkan faktor pencetus penyesuaian dengan lingkungan • Tanda dan gejala gangguan delirium pada usia lanjut adalah: baru dan dengan jumlah orang tersebut timbul secara kelainan neurologis (contohnya yang sangat ramai sehingga mendadak. stroke akut), penggunaan mengalami kebingungan dan obat-obatan terutama yang kecemasan. Berdasarkan kriteria diagnosis mempunyai efek antikolinergik diatas, maka dapat disimpulkan atau psikoaktif (contohnya Faktor lainnya, tidak setiap bahwa diagnosis delirium dapat antihistamin, antispasmodic, jamaah haji paham secara ditegakkan berdasarkan kondisi antidepresi), putus obat atau mendalam mengenai rangkaian klinis penderita, akan tetapi alkohol, gangguan metabolik dibutuhkan pemeriksaan penunjang (contohnya gangguan glukosa, untuk dapat menelusuri penyebab asam basa, dan hyponatremia), delirium. Secara umum, algoritma penurunan curah output, dehidrasi penapisan delirium dilakukan (kekurangan cairan tubuh), susah dengan instrumen CAM (confusion BAB (konstipasi), retensi urin, assessment method). Seseorang kurang tidur, penggunaan kateter dapat dikatakan mengalami urin, faktor lingkungan, status delirium apabila memenuhi kriteria nutrisi buruk, komplikasi iatrogenic, 1 & 2 ditambah dengan kriteria 3 stimulus sensorik yang sangat atau 4 CAM, yaitu: kurang atau berlebihan. 1. Timbulnya secara mendadak Mengatasi jamaah dengan (akut) dan berfluktuasi. gangguan perilaku adalah dengan pemberian obat. Kedua, dengan 2. Perubahan tingkat kesadaran. pendekatan psikologis atau 3. Cara berfikir atau berbicara psikoterapi. Terakhir, dengan pendekatan sosial, termasuk tidak nyambung. 4. Sulit untuk memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian, contohnya sulit menyebutkan nama-nama hari secara 6 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
KEJIWAAN kloter maupun tenaga PPIH adalah lebih mengenal serta mampu menangani kasus gangguan jiwa ringan (masalah psikososial) dan masalah gangguan jiwa berat (masalah psikotik). Sehingga harapan dari seluruh jamaah yaitu dapat ibadah haji. beberapa jamaah yang tidak melaksanakan Terutama bisa berbahasa Indonesia dan seluruh para jamaah menggunakan bahasa daerah, rangkaian ibadah lansia yang padahal petugas yang ditempatkan haji tidak terhambat mengalami di sana dari hampir semua provinsi karena masalah penurunan di tanah air, tetapi tetap ada gangguan jiwa. daya kognisi beberapa bahasa yang masih tidak dan membuatnya dipahami oleh petugas. Solusinya, Macam-macam sulit untuk belajar. dengan menggunakan bahasa kategori status kesehatan Misalnya, meskipun isyarat sambil menunggu keluarga jamaah haji adalah: sudah diberikan materi atau teman satu kloter sebagai bahwa seseorang harus penterjemah. Kondisi ini juga 1. Haji mandiri ; adalah status suci dari hadas kecil dan besar menjadi salah satu sebab pasien kesehatan jemaah haji yang ketika melaksanakan thawaf, menjadi cemas. terkategori sehat, sehingga masih ada jamaah haji lansia yang mampu melaksanakan aktifitas tetap melaksanakan thawaf walau Itu mengapa, kasus gangguan pribadi dan ibadah secara berhadas kecil (misalkan kentut). jiwa di atas perlu diantisipasi sejak mandiri. Sebenarnya, jamaah haji paham di tanah air. Upaya preventif yang 2. Haji observasi; adalah bahwa kentut dapat membatalkan dapat dilakukan seperti skreening status kesehatan jamaah thawaf. Akan tetapi, banyak faktor gangguan jiwa pada jamaah (bisa haji yang terkategori yang mendorong jamaah haji untuk melibatkan RSJ maupun Puskesmas membutuhkan pengamatan tidak berwudlu kembali, misalkan dengan program CMHN), proses karena mengalami gangguan takut tertinggal oleh rombongan. pendampingan jamaah-jamaah kesehatan ringan, akan tetapi lansia, edukasi tentang gangguan mampu melaksanakan aktivitas Selain itu, bagi jamaah haji jiwa yang dapat terjadi pada pribadi dan ibadah secara Indonesia yang rata-rata belum jamaah. Sedangkan bagi petugas mandiri. pernah pergi ke luar negeri, 3. Haji pengawasan; adalah apalagi naik pesawat terbang status kesehatan jamaah yang lamanya sekitar 12 jam, haji yang terkategori perlu menjadi persoalan serius terkait pengawasan dari tenaga tekanan udara di luar pesawat yang kesehatan dan pendampingnya berakibat pada kepala pening, karena mengalami gangguan sesak nafas, menahan buang air kesehatan sedang hingga kecil, dan mabuk ketinggian. berat, sehingga tidak mampu melaksanakan aktivitas pribadi Kendala bahasa, juga bisa dan ibadah secara mandiri. menambah kecemasan. Ada 4. Haji tunda; adalah status kesehatan haji yang terkategori perlu penundaan keberangkatan karena Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 7
KEJIWAAN mengalami gangguan kesehatan yang tidak memenuhi syarat penerbangan dan atau penyakit infeksi yang dilarang oleh peraturan kesehatan dunia. Perlu banyak konsep bimbingan, konseling serta psikologi. Untuk mengantisipasi Berdasarkan tahapan tersebut, Upaya dukungan ini bisa berbagai permasalahan tersebut, lansia rentan mengalami krisis dilakukan dengan prinsip perlu dicarikan formula untuk keputusasaan. Krisis ini terjadi karena unconditional positive regard membimbing jamaah haji lansia. mayoritas lansia sudah berhenti (penghargaan positif tanpa syarat), Tentu saja bukan hanya bimbingan bekerja sehingga kehilangan makna dipopulerkan oleh Carl Rogers, secara agama saja, tetapi juga atas dirinya sendiri. Dalam konteks seorang psikolog humanistik bimbingan secara psikis. Karena agama Islam, khususnya rukun eksistensial. Dalam ranah untuk memahami jamaah haji Islam, krisis keputusasaan ini bisa bimbingan dan konseling, prinsip lansia, diperlukan banyak konsep diatasi salah satunya jika lansia ini penting untuk menumbuhkan bimbingan dan konseling serta melaksanakan ibadah haji. Dengan dan memperkuat motivasi psikologi. kata lain, ketika lansia menunaikan seseorang untuk melakukan ibadah haji, maka lingkungan sosial sesuatu. Selain itu, prinsip ini Diantaranya dibutuhkan harus mendukungnya dengan segala bisa digunakan dalam konteks pemahaman karakteristik upaya antisipasi agar meminimalisir membimbing ibadah haji lansia. lansia. Dalam kajian psikologi resiko yang terjadi pada lansia serta bimbingan dan konseling, selama ibadah haji. Dengan demikian, Di satu sisi, lansia yang rentan terdapat teori psikososial yang lansia tidak mengalami krisis akan penyakit tetap dihargai dan disampaikan oleh Erik H. Erikson. keputusasaan. tidak dihalangi untuk beribadah Konsep ini menjelaskan tentang haji. Di sisi lain, lingkungan juga perkembangan psikososial individu harus memunculkan kesadaran mulai dari anak-anak sampai lanjut bagi jamaah haji lansia (dan usia. Tahapan perkembangan juga lingkungan sendiri) untuk psikososial ini dituliskan dalam melakukan langkah antisipasi bukunya yang berjudul Childhood guna meminimalisir resiko and Society. Adapun tahapan ibadah haji. Penghargaan positif perkembangan psikososial tersebut tanpa syarat bagi lansia ini juga sebagai berikut (Erikson, 1993): bertujuan untuk meminimalisir kecemasan dan tekanan serta Tabel Tahapan Psikososial oleh Erikson gangguan psikologis lain yang mungkin terjadi selama ibadah No. Tahap Masalah Keutamaan haji. Pada akhirnya, ketika jamaah Harapan haji lansia tidak mengalami 1. Oral Percaya vs Tidak percaya Kekuatan & kehendak kecemasan dan tekanan, maka akan mudah untuk melaksanakan 2. Anal Otonomi vs Malu & Tujuan ibadah haji. *** (dari berbagai rasa bersalah Kemampuan sumber) Kesetiaan 3. Genital Inisiatif vs Rasa bersalah Cinta Perhatian 4. Latensi Usaha vs Rasa rendah diri Kebijaksanaan 5. Remaja Identitas vs Kekacauan peran 6. Pemuda Intimasi vs Isolasi 7. Dewasa Generativitas vs Stagnansi 8. Lansia Integrasi Diri vs Putus asa 8 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
ANAK & REMAJA Optimalkan Kemampuan Saat si kecil memiliki Komunikasi Si Kecil kemampuan bicara Dengan Terapi Wicara yang tidak optimal sesuai usianya, Gangguan bicara dan Selanjutnya, orang dewasa dengan bahasa adalah salah pencapaian akademik yang rendah kemungkinan mereka satu penyebab gangguan akibat keterlambatan bicara membutuhkan terapi perkembangan yang dan bahasa, berisiko mengalami paling sering ditemukan pada masalah perilaku dan penyesuaian wicara. Terapi ini anak. Anak yang mengalami psikososial. merupakan metode keterlambatan bicara dan bahasa berisiko mengalami kesulitan Maka sangat penting yang bertujuan belajar, kesulitan membaca dan untuk mengoptimalkan proses meningkatkan menulis. Efeknya, sangat mungkin perkembangan bahasa pada periode kemampuan bicara menyebabkan pencapaian akademik ini dengan deteksi dini, untuk serta memahami dan yang kurang secara menyeluruh. menilai tingkat perkembangan mengekspresikan bahasa. Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 9
ANAK & REMAJA bahasa anak, sehingga dapat lain yang mendengar tidak penderita mengalami gangguan meminimalkan kesulitan dalam mampu memahami apa yang bicara dan berkomunikasi proses belajar anak tersebut saat dikatakannya. nonverbal. Jika hal ini terjadi, memasuki usia sekolah. Karena • Ketidakjelasan suara atau maka terapi wicara bisa mereka yang tidak memperoleh resonansi. Gangguan jenis memainkan peranan kunci penanganan dengan baik sejak dini, ini bisa menyebabkan untuk pengobatan autisme. dapat berdampak secara signifikan ketidaknyamanan atau rasa terhadap hal-hal lain. sakit yang muncul saat anak Contoh-contoh gangguan berbicara. Biasanya ditandai bicara lainnya adalah: Apraksia Keterlambatan bicara sering dengan gangguan pada kualitas verbal pada anak, gangguan disertai gangguan lainnya sesuai volume atau ketidakjelasan artikulasi atau bicara tidak jelas, dengan penyakitnya seperti suara yang keluar dari mulut Disfagia, yaitu masalah saat hiperaktif, tingkah laku yang aneh, si kecil. Gangguan tersebut mengunyah, menelan, batuk saat sulit untuk diajak kerja sama, maka kemudian membuat lawan makan, tersedak ketika makan, penanganannya harus dimulai bicara tidak bisa menangkap dan susah menerima makanan, dengan memperbaiki perilakunya. perkataan anak dengan jelas. Disartria atau gangguan artikulasi Setelah itu baru bisa diberikan karena kerusakan saraf pusat, terapi yang mendukung seperti Selain gangguan yang terkait gangguan otot orofasial, kesulitan terapi wicara, terapi okupasi, terapi pengucapan, terapi wicara juga belajar, dalam membaca, mengeja, sensori integrasi dll. Penanganannya mungkin dibutuhkan bagi anak-anak atau menulis, Mutisme, Afasia atau memerlukan kerja sama dari yang mengalami gangguan dalam gangguan berbahasa, gangguan berbagai ahli seperti fisioterapis, menerima perkataan orang lain irama bicara, Lisp atau tidak mampu ahli terapi okupasi, dan tentu ahli maupun mengekspresikan bahasa. melafalkan huruf dengan baik. terapi wicara. Gangguan dari jenis ini antara lain: Gangguan tersebut disebabkan Gangguan Komunikasi yang • Kesulitan menempatkan kata oleh berbagai faktor, termasuk: Membutuhkan Penanganan Terapi secara bersama-sama untuk kelainan pertumbuhan, seperti celah Wicara membentuk kalimat. Rendahnya bibir dan langit mulut, gangguan jumlah kosa kata yang dimiliki pendengaran, gangguan saraf, Pada dasarnya, gangguan serta kesulitan menempatkan cedera otak, penyalahgunaan obat- komunikasi yang bisa menimpa anak kata-kata secara tepat di obatan, penyalahgunaan suara. dan membutuhkan terapi wicara dalam suatu pembicaraan.Pada Namun, dalam kasus tertentu, adalah terganggunya kemampuan umumnya, penderita mengalami penyebab gangguan ini tidak bicara anak. Gangguan bicara yang gangguan pada kemampuan diketahui sama sekali. mungkin membutuhkan terapi komunikasi kognitif. Kesulitan wicara adalah: ini mempengaruhi kemampuan Agar tidak terlambat, dalam menyatukan, sebaiknya gangguan pada anak • Kelancaran bicara anak. Yang mengatur, dan memecahkan bisa diantisipasi orang tua lebih termasuk ke dalam gangguan permasalahan yang dia awal sehingga penanganan terapi jenis ini adalah gagap. hadapi. Selain itu, anak turut wicara dapat dilakukan sedini Gangguan ini bisa berupa mendapat kesulitan ketika mungkin. Misalnya saja, jika anak terjadinya pengulangan suku berkomunikasi akibat adanya pada usia enam bulan belum bisa kata atau ucapan yang terhenti gangguan memori, perhatian, mengucapkan suara vokal maka pada huruf-huruf tertentu. dan persepsi. sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter. Periksakan anak • Terganggunya artikulasi, • Kesulitan memahami atau ke dokter juga jika dia belum bisa yaitu kesulitan anak dalam mengolah bahasa. mengucapkan satu kata pun di menghasilkan suara atau usia 15 bulan. Untuk informasi dan mengucapkan suku kata • Autisme. Terapi wicara mungkin penanganan lebih lanjut, Anda bisa tertentu secara jelas. juga dibutuhkan oleh anak yang membawa si kecil ke RSJ Prof. Dr. Kedua kondisi semacam mengalami gangguan autisme. Soerojo Magelang. ini menyebabkan orang Autisme berpotensi membuat 10 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
ANAK & REMAJA Umur Kemampuan Motorik Kemampuan Wicara Untuk anak usia sekolah, terapi dipadukan dengan layanan edukasi Lahir Fiksasi pandangan Bereaksi terhadap suara khusus, yang dikenal sebagai IEP 5 Minggu Mengikuti benda di tengah garis Tersenyum sosial (Individualized Education Program). 2 Bulan Guuu...Guuu.. Program ini untuk mendidik anak 3 Bulan Telapak tangan terbuka Orientasi terhadap suara sesuai dengan tingkat dan fase 4 Bulan A guuu.., a guuu... yang dapat dipahami. Untuk 5 Bulan Menyatukan kedua tangan Mengoceh terus memberikan perhatian dan 6 Bulan Orientasi kepada suara bek fase I dukungan, biasanya terapi wicara 7 Bulan Mengetahui adanya benda kecil Mengoceh dipadukan dengan IFSP atau Memindahkan benda antara Mengoceh Individualized Family Services Plan. 8 Bulan kedua tangan Dadadada...(menggumam) Ini bertujuan untuk mengajarkan Menoleh kepada suara bel fase II keluarga akan kebutuhan khusus 9 Bulan Meraih unilateral Mengerti perintah:“tidak boleh!” pasien dan peranan keluarga dalam 10 Bulan Da-da..tanpa arti keberhasilan terapi. 11 Bulan Memeriksa benda Ma-ma tanpa arti 12 Bulan Beberapa teknik yang juga 13 Bulan Memeriksa benda Dada diterapkan adalah: bersiul (untuk 14 Bulan meningkatkan penguasaan otot- 15 Bulan Pincet grasp premature Menoleh kepada suara bel fase III otot mulut, tenggorokan, dan lidah), 16 Bulan Melemparkan benda Mengerti perintah ditambah mainan dan boneka tangan, pemadu 17 Bulan Membuka penutup mainan mimik suara, teknologi asistif, permainan 18 Bulan Pincet grasp dengan jari Mama dan kata pertama selain berbicara, kartu bergambar. 21 Bulan Meletakkan kubus di bawah gelas mama 24 Bulan Melepaskan benda dengan Kata kedua Tes yang dirancang untuk diagnosis 25-27 Bulan sengaja Kata ketiga dan memeriksa perkembangan 30 Bulan Mencoret pasien selama terapi, diantaranya: Memasukkan biji ke dalam botol Mengerti perintah tanpa mimik 3 Tahun Minum dari gelas sendiri • Denver Articulation Screening Menggunakan sendok 4-6 kata Exam – Tes ini untuk 4 Tahun Melepaskan biji dengan meniru Menunjuk lima bagian badan mendiagnosis gangguan Meniru membuat garis yang disebutkan bicara. Tes menilai pelafalan 5 Tahun Menyusun dua kubus dan kejelasan bicara pasien. 6 Tahun Melepaskan biji spontan 7-20 kata Ini sangat efektif untuk anak Menyusun tiga kubus berusia 2-7 tahun. Kalimat pendek yang terdiri atas Membuat garis secara spontan dua kata • Early Language Milestones Scale 2 – Tes untuk menentukan Kereta api dengan empat kubus 50 kata perkembangan bahasa pasien. Membuka baju sendiri Tujuannya untuk mendiagnosis Kalimat pendek yang terdiri atas keterlambatan bicara dan Membuat garis datar dan tegak dua kata gangguan berbahasa. 250 kata Kereta api dengan cerobong asap Kalimat terdiri dari tiga kata Penanganan Terapi Sensori Integrasi Menirukan membuat lingkaran Bantu Stimulasi Anak Membuat lingkaran spontan Kalimat terdiri dari 4-5 kata Membuat jembatan dari tiga Sebelum menjalani proses kubus Bercerita terapi wicara, anak-anak sebaiknya Membuka kancing mengikuti terapi okupasi sensori Membuat pintu gerbang dari lima Menanyakan arti suatu kata integrasi (SI). kubus Memasang kancing Menghitung sampai 20 Sayangnya, kebanyakan Meningkatkan tali sepatu orangtua ingin anaknya hanya Membuat tangga dan dinding menjalani terapi wicara saja. beberapa kubus tanpa contoh Padahal, tanpa terapi SI, anak yang langsung terapi wicara tidak mampu Cara Kerja Terapi Wicara Komponen dari setiap program pengobatan tergantung pada Komponen dan metode dalam gangguan yang menyebabkan terapi wicara, antara lain: fonasi, masalah. Pemilihan metode terapi resonansi, kelancaran, intonasi, didasarkan pada usia dan situasi variasi pola titinada, suara dan pasien. Sistem intervensi dini pernafasan. Komponen bahasan dilaksanakan untuk mengobati bayi dan komunikasi yang terlibat dan balita yang menderita masalah adalah: fonologi, manipulasi bicara karena gangguan tumbuh suara, morfologi, sintaksis, tata kembang. bahasa, semantic, interpretasi atau penerjemahan tanda dan lambang komunikasi, pragmatis. Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 11
ANAK & REMAJA 5 Tips bertahan lama. Misal, anaknya hiperaktif Terapi Wicara Sederhana di Rumah membutuhkan gerak yang banyak. Saat diterapi wicara, anak tersebut tidak Untuk membantu si kecil memahami, mengingat dan bisa diam. Padahal, dia harus mengikuti mengucapkan, kita dapat melakukan beberapa hal sederhana terapi SI agar tenaganya lebih berkurang ini sebagai terapi wicara di rumah. dan duduk tenang. Akhirnya, anak yang langsung terapi wicara mundur, suasana 1. Matikan televisi terapi menjadi tidak kondusif karena Sebisa mungkin, matikan televisi ketika tidak ada yang anak belum bisa diam. menonton. Karena suara televisi dapat mengganggu konsentrasi anak dalam mendengar pembicaraan di Lain halnya, anak yang hipoaktif. sekelilingnya. Mereka cenderung diam. Terapis harus mengajak anak untuk lebih gesit dan 2. Ajari anak Anda bahasa isyarat. Mereka akan lebih mudah aktif. Stimulasinya, dengan mengajak mengerti maksud Anda. Gunakan bahasa isyarat sambil main. Memang tidak akan langsung mengucapkan kata - kata dengan jelas, perlahan dan bereaksi. Prosesnya memang lebih konsisten. lama. Yang dimaksud dengan konsisten adalah menggunakan kata yang sama untuk sebuah benda. Misalnya bila Anda Berbeda lagi dengan anak menyebut ‘baju’, gunakan kata ‘baju’ setiap kali Anda hipersensitif, yang tidak mau memegang menyebutnya. Jangan menggunakan berbagai kata lain benda-benda lembek. Pendekatan seperti ‘pakaian’, walaupun artinya sama. Hal ini akan sensorinya berupa benda-benda yang membuat anak lebih cepat ingat dengan kata tersebut. diraba. Misalnya, memakai ronce yang dimasukkin tali ke balok. Intinya, 3. Bantuan gambar. bagaimana dia merasakan rabaan di Gunakan flash card bergambar sederhana, dan minta tangan. Permainan ini kelihatan simple, anak untuk menyebutkan dan mengulangi kembali apa tapi mampu memberikan stimulus yang dilihatnya. motorik anak. 4. Permainan yang memperkuat otot mulut. Penanganan khusus juga diberikan Berlatih meniup beberapa benda yang enteng di atas untuk anak dengan autisme. Dalam meja seperti kapas atau kertas dengan menggunakan penanganan anak berkebutuhan khusus sedotan. Hal ini membantu menguatkan otot wajah dan dilakukan terapi wicara dan sensori mulut yang banyak digunakan saat berbicara. integrasi. Terapi SI untuk anak autis lebih besar dengan instruksi berupa 5. Trik agar mereka berbicara. sentuhan: pegang, ambil, dan masukkan. Taruh benda kesukaan mereka di tempat yang tak Khusus anak autis, instruksi yang terjangkau olehnya, sehingga memancing anak untuk diberikan harus singkat dan jelas. berbicara meminta tolong untuk mengambilnya. Ajarkan anak meminta bantuan menggunakan bahasa isyarat dan Terapi ini untuk melatih anak ajarkan cara mengucapkannya. terampil mempergunakan sistem encoding berupa kemampuan Semua harus dilakukan dengan membangun suasana mempergunakan organ untuk bicara, yang menyenangkan ya, agar si kecil juga enjoy dan menggerakkan lengan tangan dan tubuh kemampuannya terasah maksimal. *** yang lain, serta ekspresi wajah. Sedangkan dalam pengetahuan, anak diharapkan mampu mengerti tentang cara mengucapkan seluruh bunyi bahasa dengan benar, mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan pengamatan visual, auditori, dan kinestetis. Sementara untuk sikap diharapkan anak berperilaku baik terhadap orang lain sehingga emosi anak berkembang seimbang. *** 12 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
NON JIWA Makanan Khusus Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Kebanyakan anak autis merupakan pemilih makanan sehingga cenderung mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang. Sebagian lainnya, memiliki gangguan pada pencernaannya. Penderita autis seringkali alergi atau hipersensitif terhadap makanan- makanan yang mengandung gluten maupun kasein. Itu mengapa orang tua perlu selektif, dan berkonsultasi dengan dokter. Sehingga anak autis dapat memperoleh nutrisi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan tanpa mengganggu sistem pencernaannya. Autisme adalah gangguan diet Gluten Free Casein Free Makanan lain yang perilaku yang luas dan di mana anak penyandang harus dihindari adalah yang berat, mencakup bidang autis menghilangkan konsumsi mengandung bahan tambahan komunikasi, interaksi gluten dan casein. Selain pangan (food additives), sosial, perilaku motorik, emosi, diyakini dapat memperbaiki mengandung ragi dan gula, dan persepsi sensorik yang gangguan pencernaan, juga bisa dan penyebab alergi dan/atau banyak ditemukan pada anak- mengurangi gejala atau tingkah intoleransi. Anak autis harus anak. Seorang anak penyandang laku autisme anak. menghindari bahan pangan autisme mempunyai dunia yang berbeda dengan anak yang bukan penyandang, termasuk makanan yang dikonsumsi. Penyandang autisme harus menghilangkan sumber peptida (sejenis zat medium yang terbentuk dari asam animo yang mempunyai ciri khas protein tapi tidak sama dengan protein), yaitu gluten (protein dari gandum) dan kasein (protein dari susu). Diet GFCF menjadi salah satu diet yang bisa dilakukan oleh anak autis. Diet GFCF ialah Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 13
NON JIWA tersebut agar perkembangan protein yang secara alami ada gandum bisa dikategorikan perilaku, kemampuan di dalam hampir semua serealia sebagai protein nabati. Artinya, berkomunikasi dan kemampuan atau biji-bijian. Kandungan gluten gluten memiliki mutu yang baik sosialnya dapat berkembang dapat mencapai 90% dari total saat dicerna oleh tubuh dan optimal. protein dalam tepung, 8% lemak memberikan manfaat seperti dan 2% karbohidrat. Makanan protein untuk tubuh. Namun bagi Dari banyak penelitian, yang mengandung gluten anak yang menderita autisme penerapan diet khusus ini telah kebanyakan adalah makanan perlu menghindari bahkan menunjukkan perkembangan yang berbahan dasar gandum harus membebaskan diet atau ke arah yang positif. Gangguan dan gandum itu sendiri. Contoh makanannya dari gluten karena perilaku interaksi sosial, antara makanan yang mengandung metabolisme glutennya berbeda lain rasa malu yang tidak wajar, gluten: roti dan produknya (pizza, dengan orang biasa. tidak ada kontak mata, dan bagel, pie, dll), tepung roti, suka menyendiri mengalami gandum dan produknya, pasta, Anak autis tidak bisa penurunan yang signifikan. sereal, kue, daging kemasan, saus mencerna kasein dan gluten Selain itu, gangguan komunikasi (termasuk kecap manis), kentang dengan sempurna. Anak-anak nonverbal yang lazim dialami goreng, oat. penyandang autisme memiliki anak penyandang autisme; lubang-lubang kecil pada mukosa seperti menggumam kata-kata Selain itu, nutrisi lain (lendir usus) sehingga mereka yang tidak bermakna, perilaku yang sebaiknya dihindari oleh mengalami kesulitan mencerna hiperaktif dan berjalan secara penyandang autis adalah kasein. kasein dan gluten, padahal kedua tidak wajar, turut berkurang. Kasein merupakan suatu protein zat tersebut merupakan protein Demikian pula gangguan emosi yang lazim ditemukan pada yang susah dicerna menjadi asam dan persepsi sensorik, misalnya susu dan produknya. Produk - amino melainkan masih terdiri suka menjilat dan tidak merasa produk yang mengandung kasein dari rangkaian beberapa asam sakit jika terluka. contohnya; susu(termasuk susu amino peptida dan tidak bisa kedelai), yoghurt, keju, mentega, terserap tubuh karena ukurannya Apa itu gluten dan kasein? es krim, whipped cream. yang besar. Namun karena keadaan usus Gluten merupakan campuran Sebetulnya, gluten yang lebih bisa ditembus air, peptida bentuk yang tidak beraturan dari banyak terdapat pada tanaman 14 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
NON JIWA sanggup menyelinap melalui dan dapat berpengaruh terhadap akan menyelinap melewati lubang-lubang kecil pada persepsi, emosi, perilaku dan lubang-lubang tersebut. Di luar mukosa, lalu terserap oleh sensitivitas. Hal ini membuat dinding usus, terdapat sel-sel usus dan dibawa aliran darah perilaku mereka menjadi pembuat antibodi. Oleh sel- ke otak. Di otak, peptida ini hiperaktif atau terlalu senang. sel antibodi yang terdapat di bersatu dengan sel–sel receptor dinding usus, makanan yang opioid (opioid= memiliki sifat Tapi karena masuknya belum tercerna sempurna tadi opium) menjadi seperti morfin. gluten lewat saluran pencernaan, dianggap sebagai zat asing Peptida yang berasal dari gluten maka efek yang ditimbulkan dalam tubuh. Misalnya, anak akan menjadi gluteomorphin, kebanyakan juga terjadi pada mengonsumsi coklat dan belum sedangkan peptida yang berasal saluran cerna seperti kembung tercerna sempurna, maka coklat dari kasein akan menjadi dan diare. Karena itulah gluten tersebut akan dianggap ‘musuh’ caseomorphin. Kedua jenis disinyalir memperberat gejala oleh sel-sel antibodi sehingga peptida ini efeknya seperti morfin autisme. akan terbentuk zat antibodi yang mempengaruhi perilaku terhadap coklat. Akibatnya, tubuh seseorang, persepsi dan respons Lubang-lubang pada mukosa anak penyandang autisme alergi terhadap lingkungannya. Dengan (lendir usus) ini juga membuat coklat. Hal yang sama terjadi kata lain, peningkatan aktivitas anak penyandang autisme untuk bahan-bahan makanan lain. opioid akan menyebabkan jadi alergi terhadap makanan. gangguan susunan saraf pusat Makanan-makanan yang belum tercerna dengan sempurna Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 15
NON JIWA Cara Diet Untuk Minggu ke III; Selain mie, biskuit, kurangi atau Anak Autis kalau mungkin hapuskan makanan yang berupa roti. Roti biasanya dominan mengandung tepung Dengan diet GFCF perkembangan anak autis terigu dan ragi. Buatkan makanan yang bebas dari akan lebih baik. Catatan; hindari makanan tepung sebagai camilan. yang mengandung pengawet, perasa, pewarna dan MSG, dan kontrollah secara Minggu ke IV; Selain mie, biskuit, roti, kurangi teratur. Diet GFCF baiknya dilakukan setiap minggu, atau kalau mungkin hapuskan makanan yang dengan jadwal sebagai berikut : berasal dari susu sapi, seperti: susu bubuk untuk anak yang banyak di pasaran, keju – kurangi atau Minggu ke I ; Kurangi (dan kalau mungkin kalau mungkin hapuskan makanan yang berasal hapuskan), makanan yang berasal dari terigu dalam dari susu sapi, seperti: susu bubuk untuk anak bentuk mie. Cari makanan mirip mie yang berasal yang banyak di pasaran, keju, coklat yang dijual di dari tepung beras. Seperti : bihun, rice spaghetti, pasaran. Solusi : Susu kedelai dengan tambahan corn spaghetti, rice & corn fetucinni, kwetiauw aroma pandan, aroma jahe, susu kentang. Bila beras. diperlukan, kurangi atau hapuskan susu kedelai. Sebagai penggantinya, pakailah air tajin dari beras. Minggu ke II; Selain mie di atas, kurangi atau kalau mungkin hapuskan makanan yang berupa Minggu ke V; Selain mie, biskuit, roti, susu, biskuit. Biskuit yang ada di pasaran bebas terdiri kurangi atau kalau mungkin hapuskan makanan dari susu, terigu, zat aditif (perenyah, pengawet, yang banyak mengandung gula, seperti: sirup, perasa, dll). Cari biskuit dari tepung beras. permen, minuman kotak yang dijual di pasaran, soft drink. No sugar, ganti dengan gula merah, atau Stevia. Minggu ke VI; Selain mie, biskuit, roti, susu, gula, atur buah-buahan yang biasa dikonsumsi anak. Hindari apel, anggur, melon, tomat, jeruk, strawberry. Konsumsi: pepaya, nenas, sirsak, kiwi. Bila perlu, dalam bentuk puding. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pemberian diet terhadap anak Autism Spectrum Disorder (ASD) bersifat individual. Diet yang diberikan pada satu anak autis bisa tidak sama dengan diet terhadap anak lain yang juga mengalami ASD. Itu sebabnya, konsultasi terhadap dokter sangat diperlukan. Kunjungi RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang untuk mendapatkan informasi serta penanganan yang tepat dan lebih jelas, sehingga diet CFGF ini dapat membantu anak-anak autis untuk lebih sehat, cukup gizi dan bebas dari masalah pencernaan. *** 16 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
NON JIWA Contoh Menu Untuk Anak Autis Kita bisa kok memasak sendiri makanan bebas Cara Membuat: gluten untuk anak penyandang autis di rumah. Tumbuk ikan hingga lembut lalu masukkan tepung Selain bisa menjamin bahwa prosesnya tidak tapioka dan santan secara bergantian sedikit demi menggunakan bahan yang yang dipantang, tentu sedikit, sambil diaduk hingga rata. Masukkan daun juga lebih ekonomis dari makanan berlabel “gluten bawang dan bumbu halus, aduk rata. Dengan free” yang kebanyakan adalah produk impor. menggunakan selembar plastik, bentuk adonan menjadi Berikut ini beberapa contoh menu untuk anak autis dan persegi empat, atau bentuk lain yang menarik. Goreng berkebutuhan khusus lainnya. dengan minyak banyak di atas api sedang. MUFFIN UBI · Untuk 8 porsi Nilai gizi per porsi: Energi: 107 Kal Protein: 5,6 g Bahan: Lemak: 3,9 g Karbohidrat: 11,8 g - 150 ml minyak jagung 100 g gula fruktosa - 5 btr telur ayam, pisahkan kuning dan putih PANCAKE KENTANG PEPAYA - 200 g ubi jalar kuning, kukus, haluskan Bahan: - 100 g tepung beras - 500 g pepaya, potong dadu - 50 g tepung maizena - 750 ml santan - 30 g fruktosa Cara Membuat: - 500 g kentang, kupas, parut halus 1. Kocok putih telur hingga kaku. - 1 btr telur 2. Kocok kuning telur dengan gula hingga kental. - 5 sdm minyak jagung - 2 sdt gula halus Masukkan tepung beras, maizena, dan ubi aduk - 1/4 sdt garam rata. Tuang minyak jagung sedikit demi sedikit hingga rata. Masukkan putih telur. Cara Membuat: 3. Siapkan cetakan yang sudah dialasi paper cup. 1. Buat saus: Rebus pepaya, fruktosa, dan santan Tuangkan adonan dan panggang hingga matang 4. Sajikan selagi hangat dan dapat diberikan untuk dengan api kecil, saring sambil ditekan-tekan. sarapan. Masak kembali dengan api kecil hingga kental. 2. Kocok telur dengan 2 sdt minyak jagung, gula, dan · Untuk 10 porsi garam. Masukkan parutan kentang, aduk rata. Nilai gizi per porsi: Energi: 247 Kal Protein: 4,3 g 3. Panaskan wajan datar, olesi dengan sedikit minyak Lemak: 13,1 g Karbohidrat: 27,4 g agar tak lengket. Buat dadar dari adonan kentang. 4. Sajikan dadar kentang dengan saus pepaya. NUGGET IKAN Bahan: · Untuk 10 porsi - 250 g fillet ikan tenggiri Nilai gizi per porsi: Energi: 109 Kal Protein: 4,3 g - 100 g tepung tapioka Lemak: 3,3 g Karbohidrat: 19,2 g - 100 ml santan encer - 2 btg daun bawang/kucai, iris halus - 100 ml minyak jagung untuk menggoreng Bumbu Halus: - 3 btr bawang merah - 2 siung bawang putih - 1 1/2 sdt garam - 1 sdt pala - 1/2 sdt merica Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 17
KEPERAWATAN PRIMARY NURSING Metode primary nursing memberikan keuntungan terhadap klien, perawat, dokter dan rumah sakit. Perawat Primer atau Primary Primary nursing adalah model berkaitan dengan pasien/keluarga nursing adalah penyerahan asuhan keperawatan yang diberikan seperti kebutuhan ruangan pasien, menyeluruh, koordinasi, kepada 1-6 pasien dari mulai obat, pemeriksaan penunjang, dan kontinu, perawatan pasien masuk sampai pulang, asuhan yang lain-lain menjadi tanggung jawab individu yang dilakukan oleh diberikan selama 24 jam dilakukan dari perawat primer. Semua masalah perawat profesional yang memiliki oleh perawat primer dibantu oleh pasien selama 24 jam menjadi otonomi, akuntabilitas dan otonomi. perawat pelaksana (associate nurse), tanggung jawab perawat primer setiap perawat primer memberikan (Manthey, 1980). Jellinek et all (1994) asuhan keperawatan secara menyatakan konsep primary nursing menyeluruh sesuai dengan masalah • Kedua; Berani membuat kepu- adalah setiap pasien dirawat oleh dan kebutuhan pasien selama tusan. seorang perawat primer yang dirawat (Manthey, 1980). memiliki tanggung jawab penuh Berani membuat keputusan selama 24 jam. Ilumin (2003), adanya Elemen Primary Nursing artinya perawat primer harus model keperawatan primary nursing mampu dan berani membuat memerlukan tanggung jawab yang • Pertama; Memiliki tanggung keputusan yang berhubungan tinggi dan adanya otonomi dari jawab. dengan kebutuhan pelayanan perawat primer diharuskan memiliki keperawatan pasien. Perawat primer persiapan yang baik, pengetahuan, Perawat primer memiliki harus memiliki bekal ilmu dan sehingga perawat primer dalam tanggung jawab terhadap 1-6 skill yang tinggi sehingga dalam menjalankan peranannya mampu pasien dari mulai pasien masuk membuat keputusan berdasarkan dan membawa hasil akhir yang baik sampai pulang dalam hal pemberian ilmu yang dimiliki. Perawat primer bagi pasien. asuhan keperawatan. Hal-hal yang dapat berhubungan langsung 18 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
KEPERAWATAN dengan kepala ruangan, dokter yang Membuat asuhan keperawatan • Keuntungan bagi perawat merawat pasien, dan tim kesehatan secara menyeluruh selama 24 primer mendapatkan lain (Manthey, 1980). jam artinya perawat primer akuntabilitas yang tinggi harus mampu melakukan asuhan terhadap hasil, pengembangan • Ketiga; Mampu berkomunikasi keperawatan yang dimulai dari diri melalui implementasi ilmu interpersonal dengan baik. pengkajian, penegakan diagnosa pengetahuan dan meningkatkan keperawatan, perencanaan mutu asuhan keperawatan. Berkomunikasi secara keperawatan, pelaksanaan interpersonal artinya perawat keperawatan sampai evaluasi. • Keuntungan bagi klien/pasien primer harus mampu berkomunikasi Sejak pasien masuk hingga pulang, adalah mereka merasa lebih baik kepada pasien/keluarga, tahap - tahap asuhan keperawatan dihargai sebagai manusia karena dokter, kepala ruangan, pihak tetap direncanakan, dilakukan oleh terpenuhi kebutuhannya secara manajemen, perawat associate dan perawat primer dan dilanjutkan oleh individu, asuhan keperawatan tim kesehatan lainnya. perawat pelaksana. Semua masalah yang bermutu tinggi dan dan kebutuhan pasien selama tercapainya pelayanan yang Berkomunikasi dalam dirawat yang berhubungan dengan efektif terhadap pengobatan, pemberian pelayanan asuhan asuhan keperawatan, tetap harus dukungan, proteksi, informasi dan keperawatan merupakan salah di bawah pengawasan perawat advokasi. satu kunci keberhasilan dalam primer walaupun yang dinas adalah penyelesaian masalah pasien/ perawat associate (Manthey, 1980). • Keuntungan bagi dokter adalah keluarga yang berhubungan dengan mendapatkan informasi dari penyakitnya. Perawat primer dalam Kelebihan Primary Nursing perawat yang benar-benar berkomunikasi dengan perawat mengetahui keadaan kliennya. associate sebagai penerus dalan Menurut Gilies (1989), pemberian asuhan keperawatan kelebihan primary nursing • Keuntungan bagi rumah harus benar dan jelas saat adalah: bersifat kontuinitas dan sakit adalah rumah sakit tidak pertukaran shift (Manthey, 1980). komprehensif. Metode primary harus mempekerjakan terlalu nursing memberikan keuntungan banyak tenaga keperawatan, • Keempat; Mampu membuat terhadap klien, perawat, dokter dan tetapi harus mempekerjakan asuhan keperawatan secara rumah sakit. perawat yang berkualitas tinggi menyeluruh selama 24 jam. (Gillies, 1989). Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 19
KEPERAWATAN Kozier et al. (1997) menyatakan perawat pelaksana terhadap asuhan Pemilihan seorang perawat di negara maju pada umumnya keperawatan yang diberikan kepada primer dalam tim pemberian perawat primer adalah seorang klien/pasien. pelayanan keperawatan dalam spesialis perawat klinis (clinical satu ruangan harus melibatkan nurse specialist) dengan kualifikasi Kepala ruangan memberikan seluruh staf yang terkait. master keperawatan. Seorang evaluasi kinerja perawat primer dan Keputusan diambil berdasarkan perawat primer bertanggung jawab perawat pelaksana dalam primary kesepakatan bersama untuk untuk membuat keputusan yang nursing dengan memberikan memilih seorang perawat terkait dengan asuhan keperawatan pertanyaan langsung kepada pasien primer dengan memiliki klien. Kualifikasi kemampuan tentang pelaksanaan primary kompetensi empat elemen perawat primer minimal adalah nursing. Kepala ruangan melakukan yaitu: mampu nerkomunikasi sarjana keperawatan (ners). ronde dan pertemuan dengan secara interpersonal, mampu perawat primer, perawat pelaksana bertanggung jawab, mampu Peran kepala ruangan dalam dan dokter tentang keadaan pasien mengambil keputusan dan Primary Nursing serta hambatan yang ditemukan mampu melakukan asuhan di ruangan. Kepala ruangan keperawatan. Menurut Gillies (1989) peran memfasilitasi ruangan bekerja sama kepala ruangan dalam primary dengan pihak manajemen rumah 2. Penggunaan format nursing adalah: sebagai konsultan sakit agar pelaksanaaan primary pengambilan keputusan. dan pengendalian mutu perawat nursing berjalan nyaman. Kepala Metode penugasan primary primer, orientasi dan merencanakan ruangan memberikan usulan kepada nursing yang akan dilaksanakan karyawan baru, menyusun jadwal pihak manajemen rumah sakit dalam satu ruangan harus dinas dan memberi penugasan pada tentang jasa (reward) bagi perawat memiliki format keputusan perawat asisten, evaluasi kerja, primer (Manthey, 1980). bersama. Seorang perawat merencanakan/menyelenggarakan primer yang sudah terpilih pengembangan staf dan membuat Pelaksanaan Primary Nursing harus berdasarkan format yang 1-2 pasien untuk model agar dapat sudah disetujui bersama oleh mengenal hambatan yang terjadi. Ada 3 faktor suksesnya primary staf di ruangan tersebut. Format nursing yaitu : tersebut sebagai dasar untuk Kepala ruangan melakukan diajukan ke pihak manajemen. komunikasi langsung dan koordinasi 1. Keterlibatan anggota staf dengan perawat primer dan sebagai pembuat keputusan. 3. Adanya dukungan dari pihak manajemen. Kesuksesan metode penugasan primary nursing harus mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak manajemen rumah sakit. Pelaksanaan primary nursing di ruangan harus mendapat pengakuan dari pihak manajemen rumah sakit misalnya: kelengkapan sarana dan prasarana ruangan pasien, keputusan untuk memakai metode penugasan primary nursing di ruangan, keputusan untuk perawat primer. Dukungan pihak manajemen rumah sakit merupakan salah satu motivator bagi perawat primer dan timnya untuk melaksanakan metode penugasan primary nursing. *** 20 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
LAPORAN UTAMA Peringatan HUT RI ke-73 Menjunjung Tinggi Sportivitas Dalam rangka Hari Kemerdekaan RI tahun ini, RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang menggelar beberapa agenda kegiatan. Sebagai pembuka, kegiatan diawali dengan Pekan Olah Raga Antar Pegawai. Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 21
LAPORAN UTAMA 22 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
LAPORAN UTAMA Dilaksanakan pada Senin (6/8) di Lapangan Bola Volly RSJS Magelang, Direktur Utama RSJ Prof. Dr Soerojo Magelang membuka Pekan Olah Raga Antar Pegawai. Dalam sambutannya, Direktur RSJS Magelang, dr. Eniarti,M.Sc.,Sp. KJ.,MMR berpesan agar semua kontingen pada seluruh cabor untuk menjunjung tinggi sportifitas selama jalannya pekan olah raga antar pegawai ini. “Peringatan HUT RI ke-73 ini merupakan awal dari beberapa agenda kita ke depan,” kata dr. Eniarti. ” Setelah ini, kita akan memperingati HUT RSJS Magelang, Hari Kesehatan Nasional dan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, yang tentunya membutuhkan semangat yang sama dalam melaksanakannya,” tegasnya. Dalam pembukaan tersebut Dirut RSJS menandai Cabang Olah Raga Bola Volly sebagai cabang olahraga (cabor) pembuka pada rangkaian Pekan Olah Raga Antar Pegawai dengan melakukan service pertama. Selain Pekan Olah Raga Antar Pegawai dengan 6 cabang olah raga yang dipertandingkan, diantaranya bulutangkis, tenis lapangan, tenis meja, catur, dan bola voli, rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan HUT RI ke-73 lainnya adalah lomba kebersihan ruangan, Senam Bersama, Jalan Sehat, serta Upacara Bendera 17 Agustus 2018. Upacara Bendera dilaksanakan secara khidmat di halaman upacara RSJS Magelang pada Jumat (17/8) mulai pukul 07.30 WIB, sebagai puncak dari rangkaian peringatan HUT RI ke-73 di RSJS Magelang. Pada upacara tersebut diumumkan pula para juara dari masing – masing cabang olah raga maupun lomba yang dipertandingkan sekaligus mendapatkan hadiah dan diserahkan oleh jajaran Direksi RSJS Magelang. Moment ini sekaligus sebagai pencanangan gerakan kantor berhias, pencanangan gerakan nasional sadar tertib arsip serta penandatanganan komitmen sukses akreditasi SNARS Edisi 1. *** Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 23
LAPORAN KHUSUS Peringati Hari Anak Nasional, Anak-anak sebagai bagian dari elemen RSJS Bagikan Hadiah masyarakat memiliki Pada Pasien Anak peran sama pentingnya dengan orang-orang dewasa. Kelak mereka akan tumbuh dan berkembang untuk menjadi pemimpin dan sosok-sosok penting untuk membangun Indonesia. 24 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
LAPORAN KHUSUS Tahun ini, Remaja), bertepatan dengan peringatan Hari Anak Kementerian Nasional (23/7) juga ada yang spesial. Pemberdayaan Perempuan dan Psikiater Sub Spesialis Kesehatan Jiwa Anak Perlindungan Anak (KPPA) dan Remaja Prof. Dr. dr. W. Edith Humris Sp.KJ (K) menetapkan tema Hari Anak menyampaikan kepada pengunjung Poliklinik Nasional (HAN) yang diusung Ayodya bahwa sebagai orang tua, kita mempunyai adalah anak Indonesia anak kewajiban untuk mengantarkan anak – anak kita GENIUS (Gesit-Empati-Berani-Unggul- meraih cita – cita mereka. Sehat). Melalui tema ini diharapkan anak Indonesia dapat menjadi anak yang ”Kita dapat membimbing anak – anak kita sehat, bahagia dan aman. Menurut Menteri meraih cita – citanya dengan sentuhan 6 Cinta, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan yaitu cinta kepada Tuhan, cinta kepada agama, Anak Yohana Yembise, tema ini juga dikaitkan cinta kepada orang tua, cinta kepada diri sendiri, dengan penyelenggaraan pesta olahraga Asian cinta kepada sesama, serta cinta kepada alam dan Games, di mana Indonesia menjadi tuan rumah. lingkungan,”jelasnya. “Sejalan dengan digelarnya Asian Games Pengunjung juga diajak bermain dan bernyanyi 2018, anak juga dapat berolahraga, beraktivitas di bersama dengan para petugas Poliklinik Ayodya. luar ruangan, belajar sportivitas sehingga dapat terhindar dari pengaruh lingkungan yang negatif,” Selain membagi-bagikan hadiah kepada pasien paparnya. anak-anak, doorprize dan hadiah juga dibagikan kepada para pengunjung Poliklinik Ayodya. Untuk Bagi-bagi hadiah lebih mengenal Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja, pengunjung juga diajak berkeliling melihat Di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang, khususnya di seluruh ruangan dan fasilitas yang ada di Poliklinik Poliklinik Ayodya (Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Ayodya. *** (why) Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 25
KELUARGA Dukungan Sosial problem sosial, isolasi dan Bagi Keluarga keterasingan, perpisahan; problem Dengan Penyakit spiritual; rasa ketidak-sesuaian Terminal (antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang didapat Estimasi global menyebutkan, pada tahun 2020 akan mengalami misalnya dari dokter, perawat, peningkatan menjadi 157 juta orang yang menderita penyakit kronis keluarga, dsb). yang juga termasuk dalam penyakit terminal (Partnership for solutions, 2004, dalam Lubkin dan Larsen, 2006). Mereka membutuhkan dukungan Maka kebutuhan pasien pada secara psikologis, sosial dan spiritual. stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya pemenuhan / pengobatan Kematian adalah rahasia Tuhan. macam peran hidup yang dijalani fisik, tapi juga pentingnya dukungan Namun, sebab-sebab kematian selama ini pasti akan menghadapi terhadap kebutuhan psikologis, selalu mengalami dinamika kendala baik itu disebabkan karena sosial dan spiritual yang dilakukan perubahan sesuai dengan kendala fisik, psikologis, sosial, dengan pendekatan interdisiplin dinamika perubahan manusia. kultural maupun spiritual. Demikian yang dikenal sebagai perawatan Kubbler Rose (1998) atau Pattison pula, prognosis akan kematian pada paliatif (Doyle & Mac. Donald, dalam Papalia (1977) menyatakan ; para pasien terminal illness akan 2003:5) Manusia yang mati secara mendadak lebih memberikan dampak konflik Adaptasi Dengan Terminal illness tanpa melalui proses menuju psikologis, sosial, kultural maupun kematian atau sekarat dalam spiritual yang sangat kompleks. Proses penerimaan akan jangka waktu yang relatif pendek penyakit pada pasien dengan pasti tidak menunjukkan dinamika, Salah satu contohnya, para stadium terminal, tentu tidaklah sedangkan mereka yang mati penderita gagal ginjal terminal mudah. Berdasarkan Kubler Ross melalui proses menuju kematian sudah mengalami penderitaan (1969) ada beberapa tahapan dalam jangka waktu yang relatif secara fisik dan mental seperti reaksi pasien (atau keluarga) ketika panjang seperti pasien terminal gangguan kecemasan, depresi atau mendengar penyakit yang diderita. illness akan menunjukan dinamika bahkan psikotik dan pada umumnya Yaitu Denial (pasien menolak yang sangat kompleks. Pasien gejala yang lebih sering ditunjukkan keadaan), Anger (pasien tidak dapat terminal illness adalah pasien yang adalah depresi dan kekecewaan mengontrol emosinya), Bargaining sedang menderita sakit dimana (Soewadi, 2003), karena di satu sisi (pasien mencoba berdialog dengan tingkat sakitnya telah mencapai harus bergantung seumur hidup perasaannya), Depression (pasien stadium lanjut sehingga secara pada mesin dialysis, dan di sisi sudah mulai dapat beradaptasi pengobatan medis sudah tidak dapat lain ia harus tetap menjalankan tapi masih belum cukup motivasi menyembuhkan lagi. peran dalam kehidupannya yang sehingga masuk fase sense of Ketika seseorang didiagnosa menuntut dirinya untuk tetap dapat hopelessness) dan Acceptance sakit dengan sebuah sakit yang beraktifitas, sementara mereka juga (pasien menerima kenyataan dan tergolong berat dan berstadium mengalami kemunduran kondisi fisik patuh terhadap rencana tindak lanjut dimana pengobatan medis yang signifikan dan efek samping lanjut). sudah tidak mungkin diterimakan dari penyakit yang diderita sehingga kepada si pasien, maka kondisi menghambat aktifitas sehari-hari. Sarafino (2002) menjelaskan pasien tersebut akan mengalami bagaimana cara seseorang beradap- sebuah goncangan yang hebat. Secara umum, penderita tasi dengan terminal illness sesuai Berjalannya waktu, bagi para penyakit terminal mengalami dengan umurnya, sebagai berikut: pasien terminal illness adalah berbagai problem: problem fisik hari-hari yang sangat menyiksa (berkaitan dengan kondisi penyakit 1. Anak karena mereka seolah menghitung terminalnya: nyeri, perubahan Konsep kematian masih mundur waktu kematian dengan berbagai fungsi sistem tubuh, penderitaan rasa nyeri yang sangat perubahan tampilan fisik), problem abstrak dan tidak dimengerti hebat. (Megawe ; 1998) Berbagai psikologis (ketidakberdayaan: dengan baik oleh anak-anak. kehilangan kontrol, ketergantungan, Sampai umur 5 tahun, anak kehilangan diri dan harapan), masih berpikir bahwa kematian adalah hidup di tempat lain dan orang dapat datang kembali. Mereka juga percaya bahwa kematian bisa dihindari. Kematian adalah topik yang tidak mudah bagi orang dewasa untuk didiskusikan dan mereka biasanya menghindarkan anaknya dari realita akan kematian dengan mengatakan bahwa orang mati akan “pergi” atau “berada di surga” atau 26 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
KELUARGA hanya tidur. anak akan membuat pasien Dukungan emosional; Pada anak yang mengalami merasa bersalah tidak dapat merupakan ekspresi empati dan merawat anaknya dan seolah- perhatian sehingga seseorang terminal illness kesadaran olah merasa bahagia melihat merasa nyaman, lebih baik, mereka akan muncul secara anaknya tumbuh. Karena memperoleh keyakinan, merasa bertahap. Pertama, anak akan kematian pada saat itu terasa dimiliki dan dicintai pada saat stres. menyadari bahwa mereka tidak semestinya, dewasa Merupakan ungkapan empati, peduli sangat sakit tetapi akan sembuh. muda menjadi lebih marah dan perhatian terhadap penderita Kemudian mereka menyadari dan mengalami tekanan penyakit kanker. penyakitnya tidak bertambah emosi ketika hidupnya baik dan belajar mengenai diancam terminal illness Dukungan penghargaan kematian dari teman seumurnya . (esteem support); berupa ekspresi terutama orang yang memiliki 3. Dewasa madya dan dewasa tua yang positif dari orang-orang penyakit mirip, lalu mereka sekitarny. Jenis dukungan ini menyimpulkan bahwa mereka Penelitian membuktikan membuat seseorang merasa juga sekarat. bahwa dewasa muda menjadi berharga dan dihargai. Dukungan ini semakin tidak takut dengan berupa dorongan atau pernyataan Saat ini, para ahli percaya kematian ketika mereka setuju terhadap ide-ide atau bahwa anak-anak seharusya bertambah tua. Mereka peresaan seseorang. Bentuk mengetahui sebanyak mungkin menyadari bahwa mereka dukungan penghargaan ini muncul mengenai penyakitnya agar mungkin akan mati karena dari pengakuan dan penghargaan mereka mengerti dan dapat penyakit kronis. Mereka juga terhadap kemampuan keterampilan mendiskusikannya terutama memiliki masa lalu yang lebih dan prestasi yang dimiliki seseorang. mengenai perpisahan panjang dibandingkan orang dengan orang tua. Ketika dewasa muda dan memberikan Dukungan instrumental ; anak mengalami terminal kesempatan pada mereka berupa bantuan langsung misalnya illness biasanya orang tua akan untuk menerima lebih banyak. memberikan bantuan langsung menyembunyikannya, sehingga Orang-orang yang melihat masa mengerjakan tugas tertentu pada emosi anak tidak terganggu. lalunya dan percaya bahwa saat seseorang mengalami tekanan Untuk anak yang lebih tua, mereka telah memenuhi hal- psikologis. pendekatan yang hangat, hal penting dan hidup dengan jujur, terbuka, dan sensitif baik tidak begitu kesulitan Dukungan informas; berupa mengurangi kecemasan dan beradaptasi dengan terminal nasehat, petunjuk dan saran atau mempertahankan hubungan illness. umpan balik. Dukungan ini akan yang saling mempercayai bermanfaat apabila seseorang dengan orang tuanya. Mempengaruhi Psychological Well- mengalami kekurangan informasi. Being Kebanyakan anak- anak Diharapkan dengan adanya (anak yang menderita penyakit Dukungan sosial adalah dukungan sosial maka seseorang terminal) membutuhkan perasaan positif, kepercayaan dan akan merasa diperhatikan, dihargai keberanian, bahwa ia dicintai perhatian dari orang lain yaitu orang dan dicintai. dan tidak akan merasa berperan penting dalam kehidupan ditinggalkan. individu yang bersangkutan (Katc Dukungan sosial juga dapat dan Kahn, 2000). Andrews dan bermanfaat antara lain dalam 2. Remaja atau Dewasa muda Robinson (1991) berpendapat memperkuat atau menaikkan Walaupun remaja dan bahwa dukungan sosial dapat perasaan harga dirinya, memberikan mempengaruhi psychological well- informasi yang relevan terhadap dewasa muda berpikir bahwa being yang dirasakan individu. masalah yang dihadapi dan kematian pada usia muda cukup Dan hubungan positif dapat alternatif penyelesaiannya, tinggi, mereka memimpikan memperbaiki kesehatan dan well- memberi nasehat ataupun tuntunan, kematian yang tiba-tiba. Jika being (Krause dalam Papalia, 2007). berfungsi bagi individu dalam mereka mengalami terminal Teman merupakan sumber yang melakukan bermacam-macam illness, mereka menyadari dapat menimbulkan kegembiraan, aktifitas sosialnya, dan memberikan bahwa kematian tidak terjadi kesenangan. Sedangkan keluarga dorongan kepada individu dalam semestinya dan merasa marah dapat memberikan rasa aman dan mengambil keputusan serta dengan “ketidakberdayaannya” dukungan yang lebih besar. memberikan keyakinan bahwa dan “ketidakadilan” serta tidak masalah yang dihadapi dapat adanya kesempatan untuk Setiap individu mempunyai terselesaikan, Wills (Cohen dan mengembangkan kehidupannya. kebutuhan dukungan sosial Syme, 1985). yang berbeda-beda tergantung Pada saat seperti ini, pada keadaan yang dihadapinya. Melalui dukungan sosial hubungan dengan ibunya akan Beberapa jenis dukungan sosial tersebut penderita akan dapat menjadi lebih dekat. Menderita menurut Safarino (1994) yaitu: mengurangi tekanan psikologis terminal illness terutama yang diakibatkan oleh penyakitnya pada pasien yang memiliki (Brehm dan Kassin, 1990). Ketika Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 27
KELUARGA penderita mampu untuk mengurangi dipegang teguh oleh penderita hidupnya dan tidak bergantung pada tekanan psikologis yang diakibatkan dan keluarganya. keluarga saja. oleh penyakitnya maka penderita tersebut mampu untuk dapat lebih Peran Keluarga dan Teman 2. Apakah penderita dan keluarganya menerima dirinya. Penyakit terminal tidak hanya mampu tetap mempertahankan hubungan interpersonal yang Bagaimana membantu mereka? mempengaruhi penderita sendiri, baik seperti sebelum salah satu Untuk membantu agar tetapi juga pada keluarganya. Sangat anggota keluarganya menderita penting untuk memahami beberapa penyakit terminal ? Banyak penderita dapat menyesuaikan diri faktor berkaitan dengan keluarga penelitian menemukan bahwa dengan penyakit yang dideritanya penderita penyakit terminal : penderita yang mampu menjalin dan mengantisipasi agar tidak dan mempertahankan hubungan mengalami permasalahan lain yang 1. Apakah dan bagaimana keluarga baik dengan anggota keluarga yang dapat memperparah kondisi fisik dan memberikan support pada penderita lain lebih dapat menerima dan psikologisnya, melakukan beberapa untuk tetap punya semangat hidup menyesuaikan diri dengan keadaan hal mendasar di bawah ini bisa yang tinggi ? sakitnya. Apabila hubungan antar membantu kebutuhan emosional Kemampuan keluarga penderita anggota keluarga memang sudah dan spiritualnya terpenuhi : untuk memberikan dukungan tidak harmonis, maka diagnosa 1. Yakinkan penderita bahwa sangatlah penting. Namun perlu penyakit terminal justru akan diingat bahwa tiap anggota keluarga membuat keluarga tidak dapat mereka dapat membicarakan mungkin mempunyai persepsi diharapkan menjalankan fungsi apa yang mereka rasakan individual tentang penyakit ini suportif pada penderita. secara privat dengan orang yang termasuk pula opini terhadap model mereka pilih ; penyembuhan/ intervensi dan juga 3. Bagi pasangan (suami atau istri) 2. Ciptakan suasana informal pandangan tentang tenaga medis dari penderita kanker, biasanya sehingga mendorong penderita dan profesi lain yang terlibat. mereka juga merupakan pihak yang untuk mengungkapkan Dukungan keluarga penderita tidak diharapkan memberikan dukungan perasaannya dengan lebih hanya dukungan emosional dan yang terbesar, namun pada nyaman. Jangan menyampaikan psikologis semata, namun pada kenyataannya pasangan biasanya hal-hal yang tidak diminta oleh kenyataannya mereka akan terlibat justru membutuhkan pendampingan penderita. pula dalam permasalahan finansial, emosional untuk menghadapi 3. Gunakan bahasa yang pekerjaan, bahkan termasuk pula kenyataan ini. mudah dipahami dan hindari pembagian tugas pengasuhan penggunaan istilah – istilah (terutama bila terdapat anak dari 4. Bila terdapat riwayat penyakit rumit yang tidak mudah penderita yang masih membutuhkan terminal yang sama pada keluarga, dimengerti. Cek kembali untuk pengawasan dan pengasuhan). maka reaksi penderita dan keluarga mengetahui apakah penderita Komitmen keluarga pada awal akan berbeda karena biasanya telah menangkap informasi biasanya masih mudah didapatkan, mereka ‘lebih terbiasa dan lebih dengan benar. namun setelah jangka waktu siap’, walaupun reaksi awal biasanya 4. Tunjukkan bahwa Anda tertentu, fokus perhatian bisa saja tak berbeda dengan mereka yang memperhatikan mereka dengan berubah dan penderita dan keluarga tidak mempunyai riwayat keluarga memandang penderita saat intinya tetap harus mengupayakan dengan penyakit yang sama. berbicara. sendiri bagaimana menjalani 5. Jangan memberikan nasehat yang tidak diminta. Nasehat Bila Anda memutuskan untuk berperan lebih dari sekedar teman yang berlebihan justru tidak dan bermaksud memberikan dukungan bagi penderita penyakit membantu. terminal, maka beberapa hal di bawah ini dapat Anda pertimbangkan: 6. Mengacu pada usaha untuk memberikan dukungan 1. Siapkan diri sendiri dan bertindaklah apa adanya, tidak perlu yang sesuai dengan kondisi dibuat-buat penderita. Biasanya bantuan yang sangat berguna dimulai 2. Dengarkan dan jangan menghakimi ! dengan membuat penderita 3. Ketika menjadi semakin dekat, Anda bisa merasakan ‘sakit’ nya. mengevaluasi skedul hariannya untuk ‘merencanakan’ hidupnya Anda kan merasakan ‘sakit’ Anda sendiri. Artinya pertemanan lebih realistis sesuai dengan Anda dengan penderita terkadang membuat Anda sendiri kondisinya saat itu. Cara ini menemukan hal-hal yang menyakitkan dalam hidup Anda. Saat diharapkan mampu mencegah ini Anda merasa bahwa Anda hanyalah manusia biasa yang tidak penderita masuk dalam tahap kekal. depresi. 4. Temukan keindahan dari sekeliling Anda. Bawalah bunga, gambar/ 7. Pahami masalah budaya dan foto keindahan alam, CD yang menggambarkan keindahan alam hal-hal yang berhubungan sekitar untuk memberikan kekuatan bahwa ciptaan- Nya sungguh dengan keyakinan yang indah termasuk KITA. 5. Dalam kebersamaan dengan penderita, Anda dan penderita 28 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 bersama sesungguhnya saling ‘disembuhkan’. Menolong orang lain terkadang membuat kita menerima sesuatu pengalaman dan pelajaran berharga. *** (dari berbagai sumber)
Direktur Utama RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang Ibu dr. Eniarti, MSc, Sp.KJ, MMR Jadilah Self Driver, Jangan Hanya Passenger Resmi menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, dr. Eniarti, MSc, SpKJ, MMR, siap memulai tugas barunya. “Saya bersyukur kepada Allah SWT, atas amanah yang sekarang saya jalankan. Saya juga berterimakasih kepada Kementerian Kesehatan yang sudah memberikan kepercayaan untuk menjalankan roda organisasi di RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. Amanah ini bukan hanya tentang jabatan yang dipercayakan, tapi bagaimana kita dapat mempertanggungjawabkan amanah tersebut, ” kata dr. Eniarti. Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 29
PROFIL Apakah ada prioritas khusus? “RSJS sudah ini, visi kami kami yaitu Menjadi Pusat Kesehatan melaksanakan melaksanakan Pola Jiwa Holistik dengan Unggulan Kesehatan Jiwa Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Anak dan Remaja Tahun 2019. Kita tahu, manusia Umum (PPK-BLU). Dalam PPK-BLU itu memiliki batas usia, sehingga kita butuh kader, dituntut agar rumah sakit ini bisa mandiri, terutama butuh anak-anak bangsa yang berkarakter, sehat pada belanja-belanja tupoksinya. Ini menuntut kita fisik, mental, spiritualitas, sosial dan ekonominya, berpikir dan bertindak inovatif, bagaimana menjadi karena merekalah yang kelak akan jadi pemimpin- entrepeneurship, juga bagaimana menjalankan pemimpin negeri ini. Untuk menjadi anak yang sehat, leadership di rumah sakit ini. Sehingga semua lini perlu juga bibit yang sehat, dari orangtua-orangtua dalam organisasi tidak ada yang hanya menunggu. yang sehat baik fisik, mental, spiritualitas, sosialnya Saya selalu mengajak kepada seluruh civitas pula,” jelas Dirut. hospitalia; Jadilah self driver, jangan hanya menjadi passenger. Sesuai motto RSJS ; Bersama menjadi Tapi dalam perjalanannya, untuk mewujudkan bintang, berarti semakin seseorang punya itikad itu perlu effort yang luar biasa. “Tidak hanya dari baik dan komitmen bersama untuk menjalankan anak – anak itu sendiri, tapi juga dari lingkungannya. organisasi, tak ada yang tak mungkin. Insya allah, Baik itu keluarga inti, lingkungan sekolah, Bersama Menjadi Bintang dan RSJS Jaya itu akan lingkungan bermain, dan masyarakat dimana anak terwujud,” papar dr. Eniarti. itu dibesarkan. Ini peran kami sebagai Rumah Sakit Jiwa untuk memberikan yang terbaik, khususnya bagi Menurut dr. Eniarti, motto “Bersama Menjadi kota Magelang dan masyarakat secara luas, dengan Bintang” itu bisa diartikan menjadi jati diri yang bersinergi dan berperan aktif bersama elemen – profesional. “Apapun profesinya, dia harus menjadi elemen pemerintah dan masyarakat, agar mereka bintang dalam profesinya itu. Untuk rumah sakit menjadi anak-anak milenial yang berkarakter,” tambah Dirut. Terkait tema HKJS tahun 2018 ; Generasi Muda yang Bahagia, Tangguh dan Sehat Jiwa Menghadapi Perubahan Dunia, tentu merupakan momentum untuk kembali menyuarakan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membentuk karakter dan mendampingi perkembangan buah hati. “Kami membuat rangkaian kegiatan terkait tema tersebut, mengingat banyak moment – moment bersejarah di waktu yang berdekatan; HUT Kemerdekaan RI, 15 September HUT RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang ke-95, Oktober peringatan HKJS, November peringatan HKN. Diantaranya bekerjasama dengan lintas sektor, baik pemda, maupun masyarakat, akan buka event di Artos Mall Magelang, memberikan gambaran tentang pentingnya kesehatan jiwa anak & remaja kepada masyarakat, memperkenalkan alat-alat penunjang kesehatan mental, diantaranya neurofeedback dan stress analyzer. Kami berharap dengan dengan adanya event tersebut, masyarakat yang tadinya malu datang ke RSJ, akan dengan senang hati datang karena ingin tahu kondisi anak mereka. Jika kemudian perlu assessment – assessment tertentu, bisa dilanjutkan di RSJS Magelang melalui Instalasi Penilaian Kapasitas Mental. Dari sini, orangtua juga akan mendapat gambaran lebih terarah, kemana 30 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
PROFIL anak mereka akan menentukan pilihan di yang lebih baik, juga penghargaan/penerimaan sebagai pendidikan dan karir nantinya, sehingga bisa manusia.” memberikan support secara optimal.” Membiasakan budaya kerja yang seharusnya Upaya preventif lainnya adalah dengan mengadakan seminar-seminar awam tentang KARS telah menetapkan kebijakan baru kesehatan jiwa anak & remaja, ke sekolah mengenai Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) edisi - sekolah untuk memberikan pembekalan 1, dan sudah mulai diberlakukan pada 1 Januari 2018 di tentang remaja yang bermental sehat dan seluruh Indonesia. positif, pendampingan Desa / Kelurahan Siaga Sehat Jiwa, dan membentuk kader- “Pada SNARS Edisi 1 ini, lebih menitikberatkan kader sehat jiwa, agar mampu melakukan pada implementasi dari regulasi – regulasi yang deteksi dini permasalahan kesehatan jiwa di sudah ada. Apakah sudah menjadi budaya kerja, atau masyarakat. Salah satunya, turun langsung hanya menjadi catatan kerja yang disimpan dalam memantau dan membantu masyarakat yang lemari. Dalam standart yang baru ini, kita baru bisa karena ketidaktahuan dan ketidakmampuannya membawa anggota keluarga ke RSJ, sehingga Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 31 terpaksa dipasung. Upaya ini tentu tak bisa dilakukan sendiri. Perlu kesepahaman dari berbagai pihak. Maka ketika ada agenda kunjungan dari DPR RI Komisi 9 di RSJS Magelang, merupakan moment yang tepat untuk menyuarakan kondisi yang ada. “Tentu banyak yang harus kita lakukan. Data-data yang menguatkan fakta perlu kita siapkan. Misalnya bahwa pasien-pasien jiwa yang dipasung, bukan kemauan mereka atau keinginan keluarga. Tapi karena banyak faktor. Bisa karena ketidakmampuan dan ketidakberdayaan. Ternyata kita belum semua bisa mengakses pelayanan kesehatan. RSJS sendiri berprinsip tidak boleh menolak pasien, apapun kondisinya. Meski mereka tidak dijamin KIS (Kartu Indonesia Sehat), Jamkesda, apalagi asuransi lain, bahkan mereka yang tunawisma, kami tetap akan melakukan yang terbaik. Masalahnya, setelah fase pengobatan selesai, belum tentu mereka bisa diterima kembali ke masyarakat. Inilah yang harus kita jawab bersama. Mereka juga punya hak hidup layak dan bermartabat. Maka kami rasa, perlu peningkatan sinergi dari semua stakeholder terkait, menyatukan langkah dari Kemenkes, Kemensos, Dinkes, LSM, lintas sektor, pengusaha-pengusaha, KPSI dan masyarakat sekitar agar kita bisa bersama – sama bergerak dalam upaya kesehatan jiwa baik dalam preventif, promotif, dan kuratif dan rehabilitatif. Bisa bersatu padu memberikan yang terbaik bagi mereka pasca kembali ke masyarakat. Mereka butuh pekerjaan, dan memiliki quality of life
mengajukan kapan dilakukan survey, jika sismadak (sistem manajemen dokumen akreditasi) sudah terupload minimal 85%. Dari situlah KARS kemudian menilai kesesuaian antara regulasi dan implementasi yang telah kita lakukan. Kami berharap, akreditasi ini bisa merubah ‘budaya kerja yang biasanya’, menjadi ‘membiasakan budaya kerja yang seharusnya’.” Salah satu elemen penting dalam Standar Akreditasi Rumah Sakit adalah terkait mutu & keselamatan pasien, yang akan tetap relevan. “Mutu pelayanan dan keselamatan pasien itu harus membudaya. Kami komit sesuai standar prosedur yang ditetapkan, punya indikator – indikator yang kami jalankan dengan baik, juga Komite Manajemen Risiko & Keselamatan Pasien yang secara berkala melakukan monitoring evaluasi terhadap mutu dan keselamatan pasien, sehingga saat menemukan misalnya sentinel atau kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, kami bisa lakukan tindakan RCA 32 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
PROFIL (Teknik Root Cause Analysis) atau FMEA (Failure dikeluhkan masyakarat, meski sebenarnya tujuannya Mode & Effect Analysis). RCA digunakan untuk sangat mulia, untuk mendekatkan akses pelayanan menindaklanjuti tingkat risiko tinggi dan ekstrim. kesehatan pada masyarakat. Hanya saja perlu waktu FMEA adalah suatu alat mutu untuk mengkaji lebih dalam hal penataan, sosialisasi, dll. Ditambah, suatu prosedur secara rinci dan mengenali model- belum semua masyarakat memiliki kesadaran model adanya kegagalan/ kesalahan pada suatu berasuransi kesehatan. Sehingga antara sumber prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model dana BPJS dan biaya yang harus dikeluarkan untuk kesalahan/ kegagalan, dengan mencari penyebab mengcover klaim BPJS, terjadi kesenjangan. Tapi terjadinya, mengenali akibat dari kegagalan / saya tetap optimis, dengan melihat berbagai kondisi kesalahan, dan mencari solusi dengan melakukan tersebut, setidaknya target akan tercapai minimal perubahan disain dan prosedur. Ini bukan untuk 75 - 80%.” menyalahkan, tapi untuk melihat, mengkaji, mencari solusi, dimana simpul-simpul yang harus kita Pada seluruh civitas hospitalia, dr. Eniarti sangat perbaiki, sehingga kejadian tersebut tidak terjadi berterimakasih atas kinerja yang sudah diberikan lagi.” terhadap masyarakat dan organisasi. “Kami sampaikan dengan kebersamaan, keterbukaan, Optimalisasi kejujuran, kerendahan hati dan integritas. Terimakasih untuk tetap bekerja dengan baik Dinamika yang terjadi dalam upaya optimalisasi sesuai dengan SPO apapun kondisinya. Kita harus pelayanan kesehatan publik oleh pemerintah, sedikit optimis, bahwa jika kita memberikan yang terbaik, banyak berdampak pada sebagian besar rumah sakit. melayani dengan hati dan ikhlas, akan menghasilkan Tak terkecuali RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang. pelayanan yang berkualitas dan menjunjung tinggi kejujuran, loyalitas dan obyektifitas.” Dari target pendapatan tahun 2018 sebesar 81 Miliar, dr. Eniarti optimis tercapai minimal 75 - 80%. Kondisi ini menuntut semua harus bergerak, “Sebenarnya di bulan Juli 2018 kami optimis tercapai, memutar otak. “Kami harus aktif melakukan bahkan hingga 102%. Tapi dengan diberlakukannya berbagai inovasi agar tidak tergantung kepada sistem rujukan online per 1 September 2018 oleh BPJS. RSJS punya keunggulan Instalasi Penilaian BPJS Kesehatan, masyarakat tidak bisa mengakses Kapasitas Mental, Assesment Center, Medical Check secara langsung pelayanan di RSJ Prof. Dr. Soerojo up, dll. Alhamdulillah, Kemenkes khususnya Dirjen Magelang terutama di Rawat Jalan kecuali Pelayanan Kesehatan, memberikan kepercayaan mendapatkan rujukan secara online[online=italic] untuk pemeriksaan para pejabat eselon 3 & 4 di melalui FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama), Kementerian Kesehatan RI baik untuk keperluan saya rasa semua rumah sakit akan terpengaruh akan rotasi, mutasi atau promosi area Joglosemar hal tersebut, begitu juga masyarakat tampaknya (Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi DIY) di RSJS belum siap. Rujukan berjenjang secara online masih Magelang. Kami juga menggandeng mitra perbankan Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 33
untuk melakukan medical check Nama: up rutin di sini. Selain itu, tentu dr. Eniarti, MSc., Sp.KJ, MMR Layanan Anak & Remaja, akan terus kami kembangkan, misalnya Tempat & tanggal lahir: melalui kerjasama dengan Dinas Sumatra Barat, 10 Januari 1969 Kesehatan dan Dinas Pendidikan untuk assessment bagi siswa Nama suami: sekolah, juga universitas. “ Letkol. CAJ. Drs. Tauhid, MM (TNI AD) Selain itu, optimalisasi aset juga dilakukan. “Kami sedang dalam Nama anak: proses mengelola pemanfaatan Jifani Rasyad Tauhid, Safira Qurota Ayunin, Safinatun Najah air minum dari sumber mata air rumah sakit ini, terutama Riwayat Pendidikan: untuk pemenuhan kebutuhan • Sekolah Dasar Umum - SDN Ujung Gading Sumatera Barat (1982) rumah sakit sendiri. Dan sedang • Sekolah Menengah Pertama - SMPN 1 Ujung Gading Sumatera Barat menelaah kemungkinan untuk bisa mengembangkannya lebih (1985) luas lagi, dengan optimalisasi • Sekolah Menengah Atas - SMAN 3 Padang (1988) asset lainnya, misalnya lahan yang • Dokter Umum - FK Andalas (1997) luas, kolam ikan, dan mencoba • S.2 Ilmu Kedokteran Klinik - FK UGM (2009) menggandeng investor, tentu • Spesialis I Ilmu Kedokteran Jiwa - UGM Yogyakarta (2009) dengan mengikuti aturan yang • Magister Manajemen Rumah Sakit - Universitas Muhammadiyah berlaku. Intinya, asal kita punya niat baik, pasti akan berbuah Yogyakarta (2015) baik. Meski mungkin bukan kita sendiri yang merasakan hasilnya. Riwayat Jabatan: Kita harus berpikiran positif. • Staf Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Magelang Karena jika kita berpikir negatif, • Dokter Ahli Muda (JFT) Unit Rawat Jalan Rumah Sakit kita tidak akan pernah berbuat dan menghasilkan apa – apa,” Jiwa Magelang tegasnya. • Kepala Bidang Medik Direktorat Medik dan Dirut yakin, dengan banyaknya Keperawatan RSJ Magelang tamu yang sengaja berkunjung • Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Jiwa ke RSJS, merupakan pengakuan bahwa RSJ Prof. Dr. Soerojo Prof. Dr. Soerojo Magelang Magelang layak dibanggakan. • Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit “Karena RSJS adalah milik kita semua, harus kita jaga bersama, Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dan kemanfaatan buat masyarakat • Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. menjadi prioritas utama,” pungkasnya. ** Soerojo Magelang 34 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 Hobi: Membaca Makanan favorit: Lotek dan gado-gado Filosofi hidup / kutipan motivasi favorit: Prinsip itu tak ada yang sia-sia. Jadilah selfdriver, meski kita harus keluar dari zona nyaman, dan menimbulkan banyak benturan, asal kita melakukan sesuatu dengan aturan dan tujuan yang jelas, tak perlu khawatir. Saya yakin, ketika orang tahu tujuan kita, mereka akan ikut mendukung apa yang kita lakukan.
Prinsip Hidup Tak Ada Yang Sia-Sia Dibesarkan di sebuah kampung di wilayah Wirabraja - Kodam I/Bukit Barisan), juga seorang ibu. Sumatra Barat, Eniarti kecil bercita-cita Lulus kuliah, kemudian menjadi PTT di Puskesmas sederhana. Kayu Tanam Padang Pariaman. Meski tak bisa selalu berkumpul dengan anak & suami, mereka saling Ia melihat bahwa menjadi guru atau perawat menguatkan. itu luar biasa. Karena ingin menjadi guru, ia sempat akan mendaftar SPG, tapi kata sang Minimal seminggu sekali harus ada waktu bersama ayah, menjadi guru pun, harus mencapai keluarga. “Setidaknya ada moment untuk mengetahui universitas. Sang Ibu yang berprofesi bidan, serta perkembangan anak-anak, apa kesulitan-kesulitan ayah seorang dosen di IKIP Padang, memiliki cara mereka, apa yang sudah mereka lakukan untuk pikir lebih terbuka. Ibunya berharap, Eniarti kecil menyelesaikan kesulitan itu,” ungkap dr. Eniarti. memiliki cita-cita yang lebih tinggi dari apa yang ia cita-citakan waktu kecil, juga dari orangtuanya. “Kami bersama-sama dalam pengabdian, maka waktu pun harus seimbang. Saling menjaga satu Akhirnya ia diterima di SMA N 3 Padang. Lulus sama lain. Suami adalah imam buat saya. Ridlo SMA, diterima melalui jalur PMDK di Fakultas suami menjadikan langkah saya sebagai istri lebih MIPA jurusan Biologi Universitas Andalas. Saat itu, ringan, lebih cepat dan lebih baik. Saya memberikan sebenarnya ia sudah berubah cita-cita jadi dokter, kepercayaan penuh kepada suami, begitu pula karena ingin membantu sesama di kampungnya. sebaliknya. Bagaimana menjaga keluarga, etika dan Maka meskipun sangat enjoy dengan kehormatan keluarga.” persahabatan & persaudaraan yang luar biasa di FMIPA, setahun kemudian ia putuskan untuk Dalam setiap pengabdiannya, dr. Eniarti memegang ikut tes, dan diterima di Fakultas Kedokteran teguh prinsip, dimanapun berada, berikan yang Universitas Andalas. terbaik. Saat menjadi dokter Puskesmas di Sumatra Barat, ia berusaha keras mengembangkan Puskesmas Di semester keenam, bertemulah ia dengan Induk Pembantu sampai menjadi Puskesmas Rawat jodohnya, Drs. Tauhid, MM, dan mereka menikah. Inap. Saat pengabdian itu pula, ia dianugerahi Ia pun mulai harus pintar mengatur waktu, penghargaan sebagai dokter teladan (thn 2000). menjadi mahasiswi, istri, Ketua Persit Kartika “Prinsip itu tak ada yang sia – sia. Jadilah self Candra Kirana (kala itu, sang suami adalah driver, meski kita harus keluar dari zona nyaman, dan Kepala Pembinaan Mental Korem 032/ menimbulkan banyak benturan, asal kita melakukan sesuatu dengan aturan dan tujuan yang jelas, tak perlu khawatir. Saya yakin, ketika orang tahu tujuan kita, mereka akan ikut mendukung apa yang kita lakukan.” Satu yang ia tekankan. “Saat Anda siap menjadi seorang pejabat, Anda harus siap 24 jam untuk memikirkan organisasi.” Menjadi seorang pemimpin sebaiknya selalu siap 24 jam bagi organisasi. Karena pemimpin selalu dibutuhkan untuk mengambil suatu keputusan untuk menjaga pelayanan yang paripurna kepada masyarakat. *** Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 35
WARTA Re-Akreditasi RS Pendidikan Afiliasi RS Pendidikan Afiliasi rangka mencapai kompetensi ketentuan yang berlaku, maka (Eksilensi) adalah RS berdasarkan Standar Pendidikan tahun ini dilaksanakan kembali Khusus atau RS Umum Profesi Kedokteran. akreditasi RS Pendidikan. dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan RSJ Prof. Dr. Soerojo Akreditasi Pendidikan pelayanan medik tertentu yang Magelang telah terakreditasi ini dilaksanakan pada Selasa merupakan jejaring Institusi dan ditetapkan sebagai RS (21/8), yang meliputi telusur Pendidikan Kedokteran dan Pendidikan Afiliasi pada tahun dokumen dan telusur lapangan digunakan sebagai wahana 2013. Mengingat berakhirnya yang dilakukan oleh Tim Visitasi pembelajaran klinik untuk masa akreditasi RSJS pada 5 RS Pendidikan dari Direktorat memenuhi modul pendidikan April 2018, sehingga untuk dapat Pelayanan Rujukan Kemenkes tertentu secara utuh dalam terus melaksanakan pelayanan RI berjumlah 6 orang, yang pendidikan afiliasi sesuai terdiri dari Perwakilan Bagian 36 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
WARTA Hukormas Setditjen Pelayanan Kesehatan, Perwakilan Subdit RS Pendidikan Dit. Pelayanan Rujukan, Perwakilan ARSPI, Perwakilan AIPKI Hadir pula dalam Akreditasi RS Pendidikan ini perwakilan 7 Fakultas Kedokteran Jejaring, perwakilan 4 RS Pendidikan Utama Jawa Tengah dan DIY, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kota Magelang, Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Pembimbing Klinik PPPD, perwakilan Pembimbing Klinik Keperawatan dan Non Medik, serta Kepala Puskesmas Mertoyudan I. Pencapaian kompetensi terfasilitasi optimal Makin banyaknya institusi pendidikan kedokteran di Indonesia, membutuhkan peningkatan jumlah rumah sakit pendidikan. Dimana ketersediaan rumah sakit pendidikan merupakan salah satu persyaratan pendidikan kedokteran sebagai fasilitas pendidikan klinik bagi mahasiswa kedokteran. Rumah sakit pendidikan diwajibkan memenuhi standar sesuai ketentuan yang berlaku, agar mutu pelayanan rumah sakit makin meningkat, khususnya dalam pelayanan pembelajaran klinik mahasiswa kedokteran. Tujuan akhirnya adalah agar pencapaian kompetensi peserta didik dapat terfasilitasi secara optimal. *** Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 37
asah otak MENURUN 1 Atasan, pemimpin 2 Dengki, iri hati 3 Guna 4 Pemula, pendatang baru 5 Mama, ibu 6 Nama bulan 10 Imbau 12 Dewa petir Mitologi Nordik 13 Kereta api 14 Sayap (ingg.) 16 Remuk, hancur 18 Ramal 21 Perbuatan buruk 22 Kakak, abang 25 Burung karnivora 26 Khas 31 Cepat tanggap/ cepat beraksi 32 Istilah kekinian bagi kelompok pembenci 33 Bunga air 35 Kering (Ingg.) 38 Kurang, dibawah nol 39 Panggilan sayang bagi adik 41 Bahan buatan yang ditempelkan pada tubuh 43 Seluruh, semua 46 Berlaku pura-pura 48 Samaran/nama lain 49 Mantan gubernur DKI Jakarta 50 Pasukan, prajurit 51 Memasukkan dalam kerongkongan 53 Awal aliran air 55 Jasa transportasi online 56 Alarm 59 Lagu, senandung 61 Air conditioner 62 Inisial plat nomor Magelang ASAH 49 MENDATAR 36 kalimat sebagai pelembut maksud 37 Hewan bersel satu OTAK 1 Buah campuran minuman; seperti 39 Satuan berat melon Orang/anak (khas surabaya) 3 Ketakutan berlebihan 40 Kontra 5 Obat oles penghangat tubuh 42 Keren, kece, bagus 7 Lawan, ditandingkan 44 Kartu untuk meramal 8 Ingin, hendak 45 Klub sepakbola 9 Alat penangkap ikan 47 Majikan, pemilik, panggilan pria 11 Penglihatan, mata 48 Federasi sepakbola asia 13 Nama buah dan burung 50 Satuan informasi terkecil dalam 15 Menyambut, mengharapkan 17 Bahan penyusun utama setiap sistem informasi 52 Jenis tanah bahan tembikar organisme hidup 53 Organ tubuh penawar racun 19 Perbuatan yang sesuai etika 54 Nyeri sendi/ tulang 20 Berkata/bergumam saat tidur 56 Jenis kue 21 Karib, kenal baik 57 Satu, tunggal 23 Janji, pengakuan 58 Tolol, sangat bodoh 24 Permainan mengambil balok kayu 60 Sepuluh ribu 62 Sudut (Ingg.) yang disusun 63 Buah yang populer saat festival 27 Tempat memuja dewa 28 Suara bak seruling menggunakan haloween 64 Suka, asmara mulut 65 Peraturan (Ingg.) 29 Alat pengukur derajat sudut 30 Pemahaman/pengertian 34 Sedang, menengah 35 Kata yang dipakai dibelakang Kirimkan jawaban ke Redaksi Majalah LENTERA JIWA (Sub Bagian Hukor & Humas) Jl. A. Yani 169 Magelang, paling lambat 3 minggu setelah terbit. Sertakan fotokopi data diri ke dalam amplop. Tempelkan kupon ASAH OTAK di sudut kiri atas. Pemenang diumumkan pada edisi selanjutnya dan akan mendapatkan hadiah sebesar Rp. 200.000,- untuk 2 orang pemenang. 38 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018 39
40 Lentera Jiwa. Edisi 49 Tahun 2018
Search
Read the Text Version
- 1 - 40
Pages: