Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Geotangkas-Edisi_5

Geotangkas-Edisi_5

Published by rayu21, 2019-01-29 20:32:09

Description: Geotangkas-Edisi_5

Keywords: buletin,geospasial,geotangkas

Search

Read the Text Version

Geo-Teknologi Gambar 8. Pilihan menu Model Pembuatan skenario mencakup sistem dinamis, bobot dan driving factors dan persentase pertumbuhan. Pilihan menu tersebut sudah mengakomodir berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika spasial. Dalam menu (tab) sistem dinamis terdapat pilihan dialog perencanaan untuk mengatur penggunaan data RTRW sebagai batasan, dialog suksesi lahan mengatur penerapan alih fungsi lahan cukup dengan urutan prioritas atau ada kriteria suksesi lahan tertentu, serta dialog model historis untuk mengatur perubahan penggunaan lahan dari tahun awal ke tahun akhir dijadikan sebagai salah satu variabel dalam penentuan kemenarikan atau tidak. (Figure 9) Gambar 9. Window skenario pemodelan Dalam tab Sistem Dinamis juga terdapat form kelas lahan dihasilkan dari perbandingan antara Skenario Investasi. Skenario investasi ini berisi perubahan luas lahan data penggunaan lahan awal informasi besaran-besaran tambahan investasi dan akhir terhadap perubahan GDP tahun awal dan untuk tiap sektor, baik dalam harga konstan (juta akhir. Perbandingan ini misalnya akan menghasilkan rupiah) ataupun dalam persen terhadap output suatu kesimpulan di wilayah tersebut untuk kelas (persentase terhadap total GDP tiap tahun selama lahan permukiman dapat ditumbuhkan 20 ha model berjalan). Informasi investasi itu juga lahan untuk setiap 1 juta rupiah penambahan GDP. dilengkapi tahun awal investasi, lama investasi Kesimpulan ini tertulis secara statis pada model (tahun) dan delay investasi (tahun). sistem dinamis. Selanjutnya masih di tab Sistem Dinamis Dalam tab Persentase Pertumbuhan, pengguna terdapat form Skenario Alih Fungsi Lahan. Form ini dapat menentukan sumber data alokasi lahan berisi pengaturan model tambahan luasan lahan apakah hasil perhitungan sistem dinamis atau input untuk tiap kelas lahan dalam sistem dinamis. Pada secara manual baik dalam hektar (ha) atau dalam prinsipnya demand pertumbuhan jumlah tiap persen terhadap luas lahan tahun berjalan. GGEEOOttaannggkkaassVVool.l.35--22001179 4499

Geo-Teknologi Gambar 10. Window persentase pertumbuhan Beberapa Contoh Hasil Pemodelan Setiap skenario nantinya akang menghasilkan produk-produk pemodelan berikut : Gambar 11. Peta animasi perubahan penggunaan lahan dari tahun ke tahun 5050 GEGOEOtantagnkgaksaVsoVl.o5l. -32-0210917

Geo-Teknologi Gambar 12. Peta kemenarikan untuk tiap demand jenis lahan Gambar 13. Validasi Sistem Dinamis GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 5511

Geo-Teknologi Gambar 14. Validasi Spasial Gambar 15. Peta animasi nilai/cadangan karbon 5252 GEGOEOtantagnkgaksaVsoVl.o5l. -32-0210917

Geo-Teknologi Gambar 16. Grafik Perbandingan Gambar 17. Evaluasi RTRW tiap jenis lahan Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 5533

Geo-Teknologi Pengembangan Sistem Model FEWEAS dalam Skala Besar Oleh: Ferrari Pinem dan Abed Nego Baputra Bencana merupakan peristiwa karena proses Badan Informasi Geospasial (BIG), Kementerian kejadian alam dan pengaruh aktivitas manusia yang menimbulkan kerugian. Kejadian bencana sering Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan terjadi tiap tahun di Indonesia. Kerugian harta benda, rusaknya rumah tinggal dan permukiman, Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pakar dari bahkan kehilangan sanak saudara tak terhindarkan akibat bencana seperti gunung meletus, gempa ITB, pakar dari Institut Pertanian Bogor, serta tim bumi, tsunami, dan banjir. Upaya pemerintah bersama segenap masyarakat tidak mengendor dari ESRI. Pertemuan ini dilandasi oleh peran BIG dalam rangka meminimalkan dampak bencana dan berupaya mengembangkan model mitigasi bencana selaku walidata peta bencana banjir yang tentunya berbasis informasi teknologi. perlu berkontribusi dalam pengembangan sistem Salah satu langkah yang dilakukan adalah pengembangan sistem model FEWEAS (Flood model FEWEAS, khususnya dalam hal pemanfaatan Early Warning and Early Action System) pada pemetaan skala besar. Sistem ini dibuat oleh tim data informasi geospasial dasar maupun tematik peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Bertempat di Hotel Fave Bogor, Senin, 28 Mei 2018 yang ada di BIG. telah berlangsung Focus Group Discussion untuk membahas pengembangan sistem model FEWEAS. Fokus pertemuan menekankan pada Pertemuan ini melibatkan beberapa praktisi dari badan dan lembaga pemerintah serta Perguruan pembahasan pengembangan sistem model Tinggi. Beberapa pakar yang terlibat dalam FGD tersebut adalah Peneliti dan Tim Teknis dan Peneliti FEWEAS. Model ini diharapkan dapat terintegrasi dengan Sistem Informasi Rapid Mapping yang akan dikembangkan dan menjadi bagian dalam inageoportal (www.tanahair.indonesia.go.id). Aplikasi pengembangan model banjir dalam skala besar merupakan pekerjaan integrasi data antara 3 Kementerian/Lembaga yang merupakan walidata, yaitu BIG, BMKG, dan Kementerian PUPR. Integrasi antara kedua sistem diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam penanganan dini bencana banjir dan perencanaan tata ruang berbasis bencana. 5454 GGEEOOtatnangkgaksasVVolo.l5. 3- 2- 2001197

Geo-Teknologi Sistem model FEWEAS merupakan sistem informasi peringatan dan aksi dini banjir yang dibangun dengan kombinasi antara prediksi cuaca dan prediksi genangan pada resolusi/ ketepatan tinggi. Sistem informasi ini diharapkan dapat menjadi sebagai salah satu solusi adaptasi dan mitigasi untuk pengurangan risiko dan peningkatan ketahanan masyarakat terhadap bencana banjir. Aplikasi ini sudah dibangun sejak tahun 2015, diterapkan untuk lokasi DAS Bengawan Solo dan pada tahun 2017 sudah dilakukan di DAS Citarum. Dari sisi teknis, model dalam FEWEAS yang digunakan untuk prediksi cuaca adalah WRF (Weather Research and Forecasting) dengan resolusi 3 km dan interval 1 jam. WRF kemudian digunakan sebagai input prediksi cuaca ke dalam prediksi banjir FEWEAS yang menggunakan model WMS (Watershed Modelling System). Sementara prediksi iklim menggunakan Smart Climate Model (SCM) yang merupakan prediksi curah hujan dasarian hingga 5 tahun. Hasil prediksi cuaca yang dilakukan ITB melalui SCM ini sudah cukup teruji karena merupakan hasil dari riset yang cukup lama. Tim ITB pun memastikan model ini sudah sesuai, dengan cara mencocokkan data hujan ekstrim kejadian hujan di Bandung Selatan dengan prediksi curah hujan. FGD Pengembangan Model FEWES GGEEOOtatannggkkaassVVool.l3. 5--22001179 5555

Geo-Teknologi Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG sebagai wali data dari peta rawan banjir, berinisiatif untuk turut serta membantu pengembangan sistem model FEWEAS. Salah satunya adalah dengan memperkuat pada parameter permukaannya serta peningkatan skala data yang digunakan. Paramater permukaan terutama pada penggunaan data tutupan lahan terbaru skala besar dan data DEM dengan resolusi 9 meter yang lebih teliti. Masukan data tersebut dalam rangka optimalisasi akurasi hasil serta peningkatan tingkat ketelitian dari model FEWEAS dan nilai manfaatnya supaya bisa lebih terasa dampaknya pada masyarakat dalam rangka penanggulangan dan mitigasi bencana banjir. Dalam konteks yang lebih luas, kolaborasi ini juga untuk membuka ruang dalam kajian pengembangan model permukaan genangan banjir dengan Kementerian/lembaga dan perguruan tinggi untuk mencegah secara dini bencana banjir. Bencana Longsor Cisolok Sukabumi 5656 GEGOEOtatnagnkgaksaVsoVlo. 5l. -32-0210917

Geo-Teknologi Berdasarkan gambar 3 Dimensi dari akuisisi data foto udara Longsor Cisolok tanggal 3 januari 2019 oleh Tim Satuan Reaksi Cepat Badan Informasi Geospasial (SRC-BIG) memperlihatkan bahwa Longsor berasal dari lereng atas sebelah timur yang menerjang permukiman dibawahnya (sisi barat) dan terus bergerak turun kearah lembah yang mengakibatkan banyaknya bangunan dan lahan pertanian yang terdampak. Penulis 1 adalah Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim, BIG Penulis 2 adalah Surveyor Pemetaan Muda, BIG GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 5577

Geo-Teknologi Inovasi Atlas Audio Taktual: Peta Suara Bagi Disabilitas Netra Oleh: Satrio Jati Kinantyo Widhi Era teknologi informasi memudahkan setiap disabilitas rungu. Berbeda dengan pertelevisian orang untuk mengakses berbagai bentuk informasi di negara maju dengan kesadaran dan kepedulian melalui berbagai piranti digital. Namun, kemudahan terhadap kalangan disabilitas sudah sangat baik, memperoleh dan saling berbagi segala bentuk setiap informasi yang diucapkan selalu diikuti informasi seperti saat ini, masih menyisakan dengan tulisan berjalan di bawahnya. Contoh lain beberapa kalangan yang belum bisa menikmati dalam kehidupan keseharian, masih banyak akses kemudahan-kemudahan tersebut. Salah satu informasi yang terbatas bagi bagi penyandang faktornya adalah tidak meratanya pembangunan disabilitas netra. Mereka sangat sulit memperoleh infrastruktur telekomunikasi di daerah sehingga informasi saat berada di lokasi-lokasi tertentu, mempengaruhi terbatasnya jaringan internet yang misalnya pada papan penunjuk jalan ataupun peta pada akhirnya akan menghambat masyarakat umum informasi yang hanya dicetak 2 dimensi dan tidak dalam memperoleh informasi. mencantumkan huruf braille. Selain masyarakat umum terutama di daerah Melihat kondisi tersebut dan mengingat perbatasan dan perdesaan, kalangan disabilitas pentingnya sebuah informasi untuk dapat juga mengalami hal yang sama terkait akses dalam disampaikan kepada semua kalangan tanpa memperoleh informasi dengan baik. Hal ini tentu terkecuali khususnya informasi tentang wilayah saja merupakan tantangan bagi para pengambil NKRI, BIG tergerak dan bergerak aktif. Melalui Pusat kebijakan dan para pihak yang peduli disabilitas Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA), sejak tahun untuk membuka keran akses informasi. Perhatian 2009 telah mengembangkan peta dengan bentuk pemerintah cukup tinggi, ditandai dengan keluarnya simbol yang timbul dan dilengkapi dengan huruf Undang-undang (UU) Nomor 8 tahun 2016 tentang Braille. Peta ini dikenal dengan istilah peta taktual. Penyandang Disabilitas tanggal 15 April 2016, Peta ini dikhususkan bagi penyandang disabilitas disahkan oleh Presiden Joko Widodo. Di dalamnya netra untuk dapat mengenali informasi geospasial mengatur tentang hak-hak kalangan disabilitas untuk wilayah NKRI dengan cara diraba. Peta taktual memperoleh informasi. Pada Pasal 123, dengan disajikan dalam bentuk atlas dan lembaran peta jelas disebutkan bahwa Pemerintah wajib menjamin dengan tema-tema tertentu yang selalu bertambah akses informasi untuk Penyandang Disabilitas baik dari tahun ke tahun. Diawali dengan tema wilayah dalam bentuk audio maupun visual. administrasi di tahun 2009, dilanjutkan dengan tema sebaran sungai dan gunung, sebaran obyek Melalui UU yang mengatur mengenai hak- wisata, dan seterusnya hingga terakhir mengangkat hak disabilitas, tidak serta merta membuat tema Peta Taktual Dunia. Penyandang Disabilitas terfasilitasi dengan baik untuk memperoleh informasi dengan mudah dalam Atlas taktual secara rutin tiap tahun diujicoba kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh dapat dilihat dan disosialisasikan ke SLB-SLB yang tersebar di pada media televisi yang sehari-hari menayangkan seluruh Indonesia. Dari hasil sosialisasi, ujicoba, dan berbagai macam informasi, mulai dari yang bersifat evaluasi keterbacaan, pembaca peta yang notabene informasi umum seperti berita, maupun yang adalah penyandang disabilitas netra sangat terbantu bersifat hiburan. Keduanya masih minim untuk untuk dapat mengenali bentuk dan sebaran kalangan disabilitas, bahkan tidak menyediakan informasi geospasial terkait NKRI. tulisan atau peraga bahasa isyarat untuk penonton 58 58 GEOGEtaOngtaknagskVaosl.V5ol-.230-129017

Geo-Teknologi Namun dibalik itu ada keterbatasan-keterbatasan Model Kerja Atlas Audio Taktual yang ditemukan, mulai dari daya tahan pembaca untuk membaca keseluruhan peta dan keterangannya Pada kajian awal ada beberapa metode penyajian dalam satu buah atlas, hingga kemampuan pembaca yang bisa digunakan, salah satunya seperti pada dalam mengingat bentuk-bentuk simbol yang teknologi Alquran digital yang membaca tulisan dan bermacam-macam. Keterbatasan teknis juga ditemui mengeluarkan suara melalui pena khusus. Metode yaitu daya tahan kertas timbul yang digunakan saat ini memanfaatkan stiker transparan yang bisa di- diraba terus menerus dalam jangka waktu yang lama scan menggunakan inframerah yang ada pada pena akan mengalami degradasi. elektronik, namun untuk dapat memodifikasinya perlu campur tangan langsung dari perusahaan Tidak bisa dipungkiri bahwa bentuk informasi pembuatnya. Pada akhirnya metode penyajian atlas yang paling mudah diterima oleh penyandang audio taktual yang dipilih untuk digunakan adalah disabilitas netra adalah dalam bentuk audio atau dengan memanfaatkan teknologi layar sentuh suara. Pemain besar di dunia teknologi saat ini seperti yang ada pada ponsel pintar. Perbedaannya sudah mulai mengembangkan teknologi yang terletak pada media sentuh yang bukan berbentuk mempermudah penyandang disabilitas netra untuk sebuah layar, namun berupa panel seperti bingkai dapat berkomunikasi dan memperoleh informasi. foto yang memancarkan sinar inframerah yang Ponsel pintar yang di awal kemunculannya tidak kasat mata (invicible). Sinar inframerah ini ditujukan untuk pengguna awas, saat ini sudah memenuhi seluruh area yang berada di tengah panel dapat digunakan oleh penyandang disabilitas netra yang akan merespon saat dilalui oleh konduktor dengan memanfaatkan audio feedback. Google listrik seperti jari manusia. Respon dari panel ini saat Talkback pada ponsel berbasis android dan Apple disentuh adalah akan menunjukan koordinat X dan Y VoiceOver pada ponsel berbasis iOS menjadi salah sehingga dapat dikombinasikan dengan peta taktual satu jawaban agar ponsel pintar dapat dinikmati dan yang diletakkan ditengah-tengahnya. digunakan oleh semua kalangan termasuk disabilitas netra. Teknologi ini memanfaatkan suara sebagai Dengan memanfaatkan mini komputer sebagai media penghubung antara hal yang bersifat visual otak, kombinasi respon sentuhan pada area panel dengan pengguna disabilitas netra. akan disinkronkan dengan informasi suara melalui proses coding dan programming. Pada awalnya, Melihat keterbatasan atlas taktual yang selama mini komputer yang digunakan tidak memiliki sistem ini dikembangkan dan tuntutan atas kebutuhan operasi seperti layaknya Windows, sehingga proses kalangan disabilitas netra untuk memperoleh coding menggunakan bahasa pemrograman yang informasi dengan lebih mudah, PPTRA berinovasi berupa kombinasi huruf, angka dan simbol. Untuk mengembangkan Model Atlas Audio Taktual. memudahkan proses pemrograman, mini komputer Model Atlas Taktual Audio ini memanfaatkan suara yang digunakan diinstal sistem operasi Linux agar sebagai media pemberi informasi namun tetap tidak interaksi antara user dengan komputer dapat menghilangkan aktivitas meraba bagi disabilitas menggunakan sarana grafis gambar. OS Linux dipilih netra. Dalam proses pembuatannya, PPTRA karena merupakan Open Source Operating System bekerjasama dengan ahli elektronika instrumentasi tak berbayar dan hanya membutuhkan kapasitas dari Yogyakarta untuk dapat merepresentasikannya storage yang jauh lebih ringan bila dibandingkan ke dalam sebuah purwarupa yang dapat bekerja dengan sistem operasi berbayar seperti Windows. sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 1. Panel Inframerah sentuh berukuran 15 inch (Sumber : PPTRA-BIG) GGEEOOtatannggkkaassVVool.l.53--22001197 5599

Geo-Teknologi Beberapa komponen pendukung utama disamping panel layar sentuh dan mini komputer yang digunakan dalam penyusunan model atlas audio taktual ini adalah speaker untuk mengeluarkan informasi dalam bentuk suara sesuai dengan simbol yang diraba, barcode scanner, dan casing sebagai wadah semua komponen agar dapat saling terhubung. Fungsi dari barcode scanner adalah untuk mendeteksi lembar peta taktual tema tertentu yang diletakkan untuk dibaca. Nantinya setiap lembar peta taktual yang digunakan akan ditempelkan sticker barcode pada bagian belakang agar dapat diidentifikasi oleh alat, sehingga secara otomatis program akan berjalan sesuai dengan informasi yang ada pada peta tersebut. Gambar 2. Mini komputer sebagai ‘otak’ utama (Sumber : PPTRA-BIG) Gambar 3. Barcode Scanner (Sumber : PPTRA-BIG) Gambar 4. Proses penyusunan dan pemrograman komponen (Sumber : PPTRA-BIG) 60 60 GEOGEtaOngtaknagskVaosl.V5ol-.230-129017

Geo-Teknologi Penggunaan panel inframerah menjadi sangat baik dan tidak membosankan. Disamping nilai efektif karena dengan begitu lembar-lembar efektivitas, penggunaan lembar peta taktual yang peta taktual yang sudah dicetak sebelumnya bisa sudah ada juga tidak mengurangi informasi lain yang dimanfaatkan kembali. Dalam konteks tersebut dapat diperoleh oleh pengguna melalui rabaan, , tidak perlu membuat lembar peta taktual misalnya seperti bentuk area pulau yang memang baru yang khusus untuk dapat digunakan pada dicetak secara 3 dimensi. model atlas audio taktual ini. Untuk permulaan pengembangan purwarupa, ada 6 lembar peta Melalui rintisan Model Atlas Audio Taktual taktual yang digunakan, yaitu lembar peta wilayah ini diharapkan kalangan disabilitas netra dapat administrasi NKRI, Pulau Sumatera, Pulau Jawa-Bali- memperoleh informasi mengenai kewilayahan Nusatenggara, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi , NKRI dengan lebih mudah dan lengkap terutama dan Pulau Papua-Maluku. Lembar-lembar peta ini karena informasi suara/audio. Kedepan, purwarupa diletakkan pada laci yang disediakan pada casing ini dapat dikembangkan dengan menambahkan sehingga pengguna dapat memilih lembar peta informasi audio yang lebih lengkap dan juga tidak wilayah tertentu yang ingin digunakan. hanya terbatas pada simbol titik namun juga dapat diaplikasikan pada simbol garis dan area. Dari masing-masing peta timbul tersebut, Pengaplikasian pada simbol garis dan area sangat terdapat tiga jenis simbol yaitu simbol titik, simbol mungkin dilakukan karena panel inframerah garis, dan simbol area. Pada purwarupa ini akan dapat mengenali ucapan, namun memang perlu terfokus pada simbol titik, dimana nantinya saat formula yang tepat agar sistem dan output suara disentuh dan ditahan selama 1 detik menggunakan dapat berjalan dengan baik dan akurat. Disamping jari, secara otomatis alat akan mengeluarkan itu juga dari sisi estetika dan portabilitas produk informasi terkait dengan simbol titik tersebut. dapat dikembangkan agar dapat memiliki ukuran Simbol titik yang ada pada peta taktual ini adalah dimensi yang lebih kecil dan ringan. Semoga inovasi simbol ibukota negara dan simbol ibukota provinsi. Model Atlas Audio Taktual ini dapat membantu Informasi pada masing-masing ibukota provinsi memenuhi hak-hak kalangan Disabilitas Netra dihimpun secara seksama agar dapat disampaikan untuk memperoleh informasi khusunya di bidang secara singkat namun padat sehingga pengguna geospasial dengan mudah, komplet, dan akurat. dapat mendapatkan informasi melalui suara dengan Gambar 5. Model Atlas Audio Taktual (Sumber : PPTRA-BIG) Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG GGEEOOtatannggkkaassVVool.l.53--22001197 6611

Bedah Wilayah POTENSI IJEN oleh: Zidni Farhati Silmi dan Erna Kusumawati Gambar 1. Kawah Ijen (Foto : PPTRA-BIG) Geomorfologi bagian tengah wilayah Jawa belerang. Puncak ini sebenarnya merupakan Timur umumnya didominasi oleh zona gunungapi hasil aktivitas vulkanik yang berumur lebih muda atau vulkanik. Zona ini membujur dari barat ke timur, dibanding Gunung Ijen Tua yang telah meletus mulai dari Gunung Lawu di perbatasan Jawa Tengah- dahsyat hingga menyisakan kaldera berukuran Jawa Timur, Gunung Wilis, Gunung Kelud, Kompleks besar (diameter 14-16 Km). Menurut data dari Gunung Arjuno-Welirang, Kompleks Gunung Bromo- PVMBG, sekitar 3.500 tahun yang lalu, Gunung Ijen Semeru, Gunung Lamongan, Gunung Argopuro, memiliki ukuran yang sangat besar. Lereng bawah hingga ujung timur yaitu Kompleks Gunung Raung hingga atas Gunung Ijen Tua masih terlihat jelas, dan Ijen. Masing-masing gunung memiliki potensi terutama di bagian utara. Saat terjadi letusan besar dan karakteristik yang khas dan unik. Gunung Ijen dalam 3 periode pada Gunung Ijen Tua, bagian salahsatunya. Gunung ini nilai jualnya tidak hanya puncaknya tidak lagi berbentuk kerucut lancip kawah yang eksotis saja, tetapi lingkungan sekitarnya tetapi menghasilkan lubang besar atau kaldera. Dari memiliki kekayaan dan potensi sumberdaya yang bagian kaldera hingga dataran kaki Ijen Tua berada di layak dieksplorasi. wilayah Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. Di balik fenomena letusan dan bencana alam Ijen yang Gunung Ijen termasuk jenis gunungapi tipe A terjadi di masa lampau, kini Gunung Ijen dan wilayah atau pernah mengalami erupsi magmatik minimal sekitarnya sangat subur, memiliki banyak potensi satu kali setelah tahun 1600. Puncak Gunung Ijen antara lain pariwisata, pertanian, perkebunan, berupa kawah yang sangat terkenal di kalangan peternakan, dan pertambangan. pendaki gunung. Selain panorama kawah berair kehijauan, di kawah tersebut terdapat sumberdaya Apalagi saat ini sudah dibuka penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi, semakin mempermudah Potensi Wisata pengunjung dari luar daerah yang akan mendaki Ijen. Pos pendakian Taman Wisata Alam Kawah Ijen Pesona daya tarik wisata kawasan Ijen yang masuk ke dalam wilayah pengelolaan Kabupaten sudah tidak asing bagi wisatawan lokal maupun Banyuwangi. mancanegara yaitu kawah Ijen. Kawah Ijen berada di wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Lokasinya yang strategis di ujung timur Pulau Jawa berdekatan dengan Pulau Bali menjadi berkah tersendiri untuk dijangkau oleh wisatawan mancanegara yang berlibur di Pulau Bali. 62 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 62 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Bedah Wilayah Terdapat 2 akses untuk mencapai Kawah yang memiliki berbagai wisata alam, jalur ini banyak Ijen, yaitu melalui jalur utara dan selatan. Jalur tersedia berbagai penginapan dengan beragam utara melewati Kecamatan Sempol, Kabupaten fasilitasnya. Selain itu juga terdapat beberapa rumah Bondowoso. Apabila melalui jalur ini, terdapat makan bernuansa alam. Sebagian besar wisatawan beberapa tempat wisata menarik yang wajib yang menuju ke Kawah Ijen lebih memilih untuk dikunjungi, salah satunya Air Terjun Kali Pahit. melewati Banyuwangi karena akses jalan dan Dinamakan Air Terjun Kali Pahit karena berada fasilitas yang baik. pada aliran Kali Pahit yang berhulu di Gunung Ijen. Kandungan belerang pada air terjun ini tergolong Pintu pendakian menuju Kawah Ijen dibuka tinggi karena berada di lereng atas Gunung Ijen, sekitar pukul 12 malam. Akses menuju kawah harus aliran air berwarna kuning kehijauan dan memiliki ditempuh dengan berjalan kaki membutuhkan bau menyengat. Umumnya masyarakat setempat waktu sekitar 1-2 jam untuk sampai puncak kawah, dan dari luar memanfaatkannya sebagai obat tergantung dari kecepatan berjalan. Saat mendaki, penyakit kulit. Selain air terjun Kali Pahit, terdapat pengunjung akan berjalan bersamaan dengan beberapa tempat wisata di Kawasan Blawan yang penambang belerang yang mendorong gerobak meliputi Air Terjun Mini Niagara, Air Terjun Blawan, untuk mengangkut belerang dari kawah. Beberapa dan Pemandian Air Panas Blawan. Munculnya penambang memanfaatkan gerobaknya untuk mata air panas di sekitar Blawan disebabkan oleh mengangkut wisatawan yang tidak kuat berjalan terbentuknya patahan di Kaldera bagian utara. Di kaki hingga ke puncak kawah. Untuk menggunakan kawasan tersebut terdapat homestay dan pabrik jasa angkut perlu mengeluarkan biaya sekitar 700 pengolahan kopi. ribu rupiah untuk wisatawan lokal dan lebih dari 1 juta rupiah untuk wisatawan mancanegara. Biaya Akses jalur selatan melewati Kecamatan Licin, ini dirasa sebanding karena gerobak tersebut ditarik Kabupaten Banyuwangi. Berbeda dengan jalur utara secara manual oleh 2-3 orang. Gambar 2. Jalur pendakian menuju Kawah Ijen Dari Kawah Ijen, pengunjung dapat melihat Pada tahun 1921, Belanda membangun bendungan beberapa gunung di sekitarnya, yaitu Gunung Raung, atau dam di dekat Kawah Ijen untuk mengatur Gunung Merapi, Gunung Suket, dan Gunung Rante. tingkat air dan mencegah limpahan air selama Danau Kawah Ijen bersifat asam karena kandungan musim hujan. Saat ini bendungan tersebut sudah belerang yang tinggi, di sekitarnya terdapat solfatara ditutup untuk wisatawan. Sebelumnya bendungan yang dapat terhirup oleh pengunjung apabila tertiup tersebut juga menjadi tujuan wisatawan yang naik angin, sehingga pengunjung harus menggunakan ke Kawah Ijen. masker khusus agar tidak menghirup asap belerang. GEOtangkas Vol. 3 - 2017 63 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 63

Bedah Wilayah Fenomena blue fire pada kawah gunung Di sisi utara Kaldera Ijen terdapat Bukit Ijen juga menjadi daya tarik wisatawan untuk Paralayang Megasari. Tempat ini disebut puncak mengunjungi Kawah Ijen. Blue fire merupakan hasil paralayang tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian reaksi dari gas bumi yang bertemu dengan oksigen sekitar 1.700 m. Sejauh mata memandang terlihat pada suhu tertentu. Blue fire hanya dapat dilihat hamparan perkebunan kopi milik PTPN XII. Kondisi pada waktu dini hari sebelum matahari terbit. Untuk angin yang kencang sering dimanfaatkan atlet mencapai blue fire, pengunjung harus berjalan paralayang untuk berlatih atau berkompetisi. Saat kaki sekitar 800 meter dari puncak tepi kawah/igir kompetisi berlangsung, banyak wisatawan yang menuruni Kawah Ijen. Akses jalannya terjal, berbatu, ingin menyaksikan. Namun, kondisi jalan untuk dan berpasir. Di puncak Kawah Ijen sebenarnya menuju bukit paralayang masih berupa jalan tanah sudah terdapat larangan agar wisatawan tidak turun dan berbatu. ke kawah karena alasan keamanan. Gambar 3. Air terjun Kali Pahit (Foto : PPTRA-BIG) Gambar 4. Gambar 5. Wisatawan yang turun ke Kawah Ijen Kawah Wurung (Foto : PPTRA-BIG) Foto : PPTRA-BIG 64 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 64 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Bedah Wilayah Gambar 6. Air Terjun Mini Niagara (Foto : PPTRA-BIG) GEOtangkas Vol. 3 - 2017 65 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 65

Bedah Wilayah Gambar 7. Foto Drone Perkebunan Glenmore (Foto : PPTRA-BIG) Potensi Perkebunan Perkebunan yang terdapat di Kawasan Gunung Ijen terdiri dari Perkebunan Rakyat, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), dan Perkebunan Besar Swasta. Perkebunan di Kawasan Ijen yang dikelola oleh PTPN XII dengan komoditas berupa kopi arabika, kakao, dan aneka kayu. Perkebunan ini terdiri dari 4 kebun, yang meliputi Kebun Kalisat Jampit, Kebun Blawan, dan Kebun Pancur Angkrek di Kabupaten Bondowoso serta Kebun Kayumas di Kabupaten Situbondo. Selain itu juga terdapat perkebunan swasta PT. Perkebunan Kalibendo yang terletak di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Perkebunan swasta seluas 822 hektar ini memiliki komoditas utama berupa kopi, karet, dan cengkeh. Perkebunan rakyat menggunakan lahan yang disewa dari PTPN XII dan Perhutani Bondowoso untuk ditanami kopi. Komoditas utama di wilayah sekitar Ijen adalah kopi dengan masa panen sekitar bulan Mei - September. Setelah proses pemetikan kopi selesai langsung dipilah berdasarkan kualitas kopi dari grade A hingga C. Potensi Pertanian Kawasan lereng utara Gunung Ijen memiliki jenis tanaman sayur lainnya. Tidak menutup kondisi tanah yang subur. Kawasan tersebut kemungkinan sayuran lainnya juga ditanam dengan merupakan kawasan yang dikelola oleh PTPN XII. metode tumpang sari, antara lain sayur kol, cabe, Warga sekitar diperbolehkan untuk menyewa lahan dan terong. Pengairan untuk kebun sayur diambil tersebut dengan kisaran biaya tiga juta sekali masa dari sungai yang membutuhkan sekitar 1000 panen. Warga memanfaatkannya untuk bercocok meter pipa air. Musuh petani di wilayah ini adalah tanam kentang yang menghasilkan keuntungan perubahan cuaca ekstrim dan hama. tinggi mencapai 100% biaya produksi dibandingkan 66 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 66 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Bedah Wilayah Gambar 8. Lereng yang dimanfaatkan untuk bertani (Foto : PPTRA-BIG) Potensi Peternakan Di sekitar Blawan dikembangkan juga untuk peternakan. Kandang-kandang hewan dibangun warga di pinggiran sungai dengan metode mengelompok, sehingga baunya tidak mengganggu permukiman warga. Hewan ternak yang dikembangkan adalah kambing. Gambar 9. Lembah sungai yang dimanfaatkan untuk beternak kambing (Foto : PPTRA-BIG) GEOtangkas Vol. 3 - 2017 67 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 67

Bedah Wilayah Potensi Pertambangan Air kawah Ijen yang berwarna toska ini yang seharusnya dapat dipanen. Hal ini disebabkan memiliki tingkat keasaman yang tinggi. Nilai karena teknologi cara menangkap sublimasi keasaman bergantung pada musim kemarau dan uap belerang yang kurang optimal. Saat ini 1 kg penghujan. Pada sisi tenggara danau kawah Ijen, bongkahan belerang dihargai Rp1.050. Umumnya terbentuk lapangan solfatara (titik panas bumi 1 orang penambang belerang mampu mengangkut di permukaan gunungapi yang menghasilkan gas 60-90 kg belerang setiap harinya. Belerang dapat belerang). Belerang merupakan hasil sublimasi gas- dimanfaatkan untuk industri kimia, seperti bahan gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara. campuran kosmetik, pupuk, obat, pemutih dalam Rata-rata produksi belerang setiap harinya yaitu industri benang atau kain, pabrik gula, pembuatan 40 ton. Badan Geologi menyebutkan jika produksi mesiu, dan sebagainya. belerang di Kawah Ijen hanya berkisar 20% dari total Gambar 10. Bongkahan belerang yang ditambang (Foto : PPTRA-BIG) Gambar 11. Belerang yang dicetak dalam berbagai bentuk untuk souvenir (Foto : PPTRA-BIG) 68 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 68 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Bedah Wilayah Banyaknya potensi Kawasan Ijen sebaiknya tidak hanya dimanfaatkan untuk untuk kepentingan ekonomi dan kesejahteraan semata, tetapi perlu juga memperhatikan kelestarian dan keseimbangan lingkungannya. Sebagai contoh kecil, wisatawan yang membuang sampah sembarangan di sepanjang jalan pendakian menuju Kawah Ijen dan di puncak Kawah Ijen. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus akan membuat Kawah Ijen menjadi kumuh dan mengurangi minat wisatawan. Kelestarian lingkungan juga harus diperhatikan, seperti menanami tanaman keras di lereng-lereng yang dimanfaatkan untuk pertanian agar tidak terjadi erosi. Pada akhirnya, semoga potensi dan sumberdaya di Kawasan Ijen dapat menjadi berkah untuk masyarakat tanpa meninggalkan bencana. Gambar 12. Peta Sebaran Potensi Kawah Ijen Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG GEOtangkas Vol. 3 - 2017 69 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 69

Bedah Wilayah Masih Tentang C iliwung oleh: Setiyani Sungai Ciliwung terletak di Tatar Pasundan, Pulau Jawa. Aliran Sungai Ciliwung melewati dua Provinsi yaitu Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta. Sungai ini mengalir dari hulu di daerah Gunung Gede - Gunung Pangrango Kabupaten Bogor, membelah Kota Bogor, menyusuri Kota Depok dan DKI Jakarta, hingga bermuara di Laut Jawa. Panjang aliran utama Sungai Ciliwung sekitar 120 km dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) 38.610,25 Hektar. Ciliwung berasal dari dua kata dalam bahasa Sunda yaitu Ci yang berarti sungai dan Liwung yang berarti bingung, jika digabungkan memiliki arti sungai yang membingungkan. Dalam naskah Bujangga Manik abad ke 15, Ciliwung diartikan menjadi Cihaliwung, Ci yang berarti air dan haliwung berarti keruh, kotor. Jika digabungkan berarti air keruh. Hal ini sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Sungai Ciliwung saat ini. DAS Ciliwung dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir. Geomorfologi bagian hulu DAS Ciliwung merupakan bentuk lahan kerucut gunungapi muda sampai lereng kaki gunungapi muda kompleks Gunung Gede-Gunung Pangrango. Bagian tengah sebagian besar didominasi oleh bentuk lahan berupa kipas lahar, sedangkan bagian hilir didominasi oleh bentuk lahan berupa dataran aluvial dan rawa. 7700 GGEEOOtatannggkkaassVVool.l4. 5- -22001189 Gambar 1. Peta DAS Ciliwung 70 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Bedah Wilayah Salah satu hal yang menarik di bagian hilir Sungai Ciliwung adalah sungai ini mengalami normalisasi karena adanya intervensi dari manusia. Aliran yang semula berkelok-kelok membentuk meander, dibuat menjadi lurus. Secara hidrologis, hal ini juga membawa dampak bagi Sungai Ciliwung maupun terhadap daerah sekitarnya. Sungai secara alami berkelok-kelok karena berfungsi untuk menahan air di daratan, jika diluruskan akan membentuk kanal yang berfungsi sebagai drainase, sehingga akan mempercepat aliran air sampai ke laut. Di daerah Manggarai, aliran Sungai Ciliwung banyak dimanipulasi untuk mengendalikan banjir. Jalur aslinya mengalir melalui daerah Cikini, Gondangdia, sampai Gambir. Semenjak zaman Belanda, jalur lama tidak ditemukan lagi setelah Pintu Air Istiqlal karena telah dibuat kanal-kanal. Gambar 2. Normalisasi aliran Sungai Ciliwung Dahulu, Sungai Ciliwung menjadi salah satu dari 13 sungai di Jakarta yang berfungsi sebagai sumber kehidupan masyarakat Jakarta dan menjadi habitat berbagai jenis ikan. Pada masa VOC, Sungai Ciliwung digunakan sebagai sarana transportasi air, artinya Ciliwung menjadi sarana dan fasilitas angkutan orang dan barang. Saat itu Ciliwung dapat disusuri sampai ke tempat permukiman warga pada saat air pasang. Namun, gambaran indah ratusan tahun yang lampau hanya tinggal catatan sejarah. Saat ini banyak masalah melanda Ciliwung seperti padatnya permukiman di tepi sungai, sampah yang menumpuk, pendangkalan sungai karena sedimentasi, lebar sungai yang semakin menyempit, sampai kualitas air yang sudah tercemar limbah. GEOtangkas Vol. 3 - 2017 71 GGEEOOtatannggkkaassVVool.l4. 5- -22001189 7711

Artikel Gambar 3. Perahu-perahu yang berlayar di Sungai Ciliwung Foto: Dinas Perputakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta 72 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 Gambar 4. Timbunan sampah di Sungai Ciliwung. foto: PPTRA-BIG 72 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Artikel Setiap mendengar kata Ciliwung yang salah satu DAS kritis yang memiliki peranan penting terbersit dalam benak kita adalah “banjir Jakarta”. sebagai buffer zone wilayah DKI Jakarta. Melalui Air mengalir cukup deras saat musim hujan tiba. RPJM tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam Menggelontor dari bagian hulu, tertahan di Keputusan Presiden No.2 Tahun 2015, pemerintah Bendung Katulampa untuk kemudian dialirkan ke telah memprioritaskan untuk memulihkan 15 bagian tengah menuju hilir. Tak jarang berakibat DAS yang berpotensi menyebabkan kerusakan banjir terutama di bagian hilir Kota Jakarta, ibukota lingkungan. Salah satunya adalah DAS Ciliwung. negara. Ciliwung meluap menghentikan sejenak keriuhan kota, berganti kepiluan karena sebagian Kerusakan lingkungan menyebabkan timbulnya warga terdampak harus mengungsi menunggu air bencana seperti banjir, tanah longsor, dan segera surut. Tepian Ciliwung seperti diketahui tak kekeringan. Rusaknya wilayah hulu DAS sebagai bebas dari permukiman warga. Akibat luapan Sungai daerah tangkapan air juga diduga sebagai salah satu Ciliwung memiliki dampak paling luas ketika musim penyebab utama terjadinya bencana alam tersebut. hujan karena mengalir melalui tengah kota Jakarta Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan dan melintasi perkampungan, perumahan padat, pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari dan permukiman kumuh. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, konflik kepentingan, dan kurang keterpaduan antar Sungai yang seharusnya sebagai wilayah sektor, antar wilayah hulu-tengah-hilir. resapan air, tidak lagi berfungsi normal karena terdapat banyaknya permukiman kumuh yang Perubahan penggunaan lahan yang sangat mengakibatkan sempitnya aliran sungai. Terdapat pesat dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai banyak permukiman yang tidak mempunyai dengan peruntukannya menyebabkan penurunan prasarana, sarana maupun utilitas umum yang fungsi hidrologis DAS. Penurunan fungsi hidrologis memadai, terutama di bantaran Sungai Ciliwung. tersebut menyebabkan kemampuan DAS untuk Permukiman tersebut merupakan permukiman berfungsi sebagai penyimpan air pada musim kumuh yang berdiri diatas bantaran sungai. Daerah penghujan dan kemudian dipergunakan melepas bantaran sungai menurut Peraturan Pemerintah air sebagai “base flow” pada musim kemarau, Nomor 38 Tahun 2011 termasuk dalam garis telah menurun. Ketika air hujan turun pada musim sempadan sungai, yaitu garis maya di kanan penghujan, air akan langsung mengalir menjadi dan kiri sungai yang ditetapkan untuk menjaga aliran permukaan yang dapat menyebabkan banjir fungsinya sebagai jalan air. Jika kondisi daerah dan sebaliknya pada musim kemarau aliran “base dalam sempadan sungai ini terjaga, maka sungai flow” sangat kecil. akan mampu menjaga lingkungan di sekitarnya dari bahaya banjir dan longsor. Dalam upaya perbaikan terhadap DAS Ciliwung di bagian hilir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Kondisi Ciliwung di bagian hilir, terutama di memiliki program normalisasi sungai. Usaha daerah Jakarta, keadaannya cukup memprihatinkan. tersebut dilakukan dengan melakukan pengerukan Maraknya pembangunan rumah, perkantoran, serta daerah aliran sungai yang mengalami pendangkalan, kawasan bisnis lainnya mengakibatkan masalah besar pembersihan sampah, serta penertiban bangunan bagi Sungai Ciliwung. Ketika sampah-sampah yang dan aktivitas warga di sekitar sungai untuk proses ada menyumbat aliran air, mengakibatkan sungai pelebaran dan perbaikan lingkungan sekitar aliran berbau dan kotor. Bahkan pada saat musim hujan sungai. Ciliwung memiliki berbagai peranan dan menjadi momok warga Jakarta karena berpotensi fungsi bagi kehidupan penduduk kota. Oleh karena menimbulkan banjir. Kondisi ini mengantarkan itu keberadaannya perlu kita jaga, jangan hanya Sungai Ciliwung menjadi salah satu DAS dengan karena keteledoran dan perlakuan buruk manusia kondisi memprihatinkan. DAS Ciliwung termasuk maka Ciliwung berubah menjadi petaka. Penulis adalah Surveyor Pemetaan Muda, BIG GEOtangkas Vol. 3 - 2017 73 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 73

Fenomena Alam ATRAKSI ALAM DI KOMPLEKS PEGUNUNGAN BROMO - TENGGER - SEMERU oleh : Randhi Atiqi Gambar 1. Gunung Bromo (Foto : PPTRA - BIG) Profil Gunung Bromo : Brama :- Nama lain : 2329 meter Nama kawah : 200 meter Tinggi dari muka air laut : Kerucut sinder dalam kaldera Tinggi dari dasar kaldera : 7° 56’ 30” LS dan 112° 57’ BT Tipe gunung : Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kab. Lokasi geografis Probolinggo, Prov. Jawa Timur. Lokasi administratif : 1804, 1815, 1820, 1822-1823, 1825, 1829, 1830, 1835, 1842, 1843, 1844, 1856, 1857, 1858, 1859, 1860, 1865, 1866, Sejarah letusan tercatat 1867, 1868, 1877, 1885, 1886, 1887, 1888, 1890, 1893, 1896, 1906, 1907, 1908, 1909, 1910, 1915, 1916, 1921,1922, 1928, 1929, 1930, 1935, 1940, 1948, 1949, 1950, 1956, 1972, 1980, 1984, 1995, 2000, 2004, 2010. 74 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 74 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Fenomena Alam Profil Gunung Semeru Nama lain : Semeroe, Smeru, Smiru Nama kawah : Jonggring seloko Tinggi dari muka air laut Puncak Mahameru : 3676 meter Kubah lava Jonggring Seloko : 3744,5 meter Tipe gunung : Strato dengan kubah lava Lokasi geografis : 08°06’30’’LS dan 112°55’00’’BT Lokasi administratif : Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur Sejarah letusan tercatat : 1818, 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844 – 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, 1878, 1884, 1885, 1886, 1887, 1888, 1889, 1890, 1891, 1892, 1893, 1894, 1895, 1896, !897, 1898, 1899, 1900, 1901, 1903, 1904, 1905, 1907, 1908, 1909, 1910, 1911, 1912, 1913, 1941 – 1942, 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 – 1957, 1958, 1959, 1960, 1961, 1963, 1967, 1968, 1969, 1972, 1973, 1974, 1975 – 1976, 1977, 1978, 1979, 1980, 1981, 1982, 1983, 1984, 1985, 1986 – 1989, 1990, 1992, 1994, 2002. Gunung Semeru Kaldera Tengger Gunung Widodaren Gunung Korsi Lautan Pasir Gunung Batok Gunung Bromo Gambar 2. Kompleks Pergunungan Bromo-Tengger-Semeru Sumber: PVMBG - Kementerian ESDM GEOtangkas Vol. 3 - 2017 75 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 75

Fenomena Alam Tengger merupakan sebuah pegunungan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa dengan kaldera besar yang di dalamnya terdapat Timur. Sedangkan desa-desa di sekitar Sukapura yang beberapa puncak gunung, yaitu Gunung Batok, wilayahnya berada di sekitar kaldera Tengger adalah Widodaren, Kursi, dan Bromo. Gunung Bromo Desa Sukapura, Sapikerep, Ngadirejo, Wonokerto, adalah gunung termuda dalam kaldera Tengger Ngadas, Jetak, Wonotoro, Ngadisari, Sariwani, dan merupakan gunung api aktif tipe A. Meskipun Pakel, Kedasih, dan Ngepung. Secara keseluruhan, di dalamnya terdapat beberapa gunung, namun terdapat puluhan desa yang bermukim di sekitar komplek Pegunungan Tengger lebih dikenal sebagai kaldera Tengger yang tersebar di sebagian wilayah Gunung Bromo. Di sebelah selatan kaldera Tengger, Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan berdiri kokoh Gunung Semeru yang merupakan Lumajang. Masyarakat asli di sekitar pegunungan gunung tertinggi di Pulau Jawa. Puncak Gunung Tengger dikenal dengan masyarakat suku Tengger. Semeru juga dikenal dengan puncak Mahameru dengan tinggi 3.676 meter di atas permukaan laut Keberlanjutan ekosistem yang unik di komplek (mdpl). Pegunungan Tengger dan Gunung Semeru pegunungan Bromo - Tengger - Semeru perlu terus adalah satu kesatuan wilayah pegunungan vulkanik dipertahankan. Kombinasi yang luar biasa antara yang dikenal dengan komplek pegunungan Bromo - lautan pasir, savana, hingga hutan hujan tropis di Tengger - Semeru. wilayah pegunungan ini mungkin tak bisa ditemukan di wilayah lain. Isu lingkungan, seperti perambahan Bentangan kaldera Tengger mencapai sekitar hutan perlu mendapatkan solusi supaya tidak terus 8 x 9 km, sementara tinggi dinding kaldera mencapai meluas dari waktu ke waktu. ratusan meter. Lantai kaldera bagian selatan didominasi oleh rerumputan, sementara bagian Salah satu cara untuk menjaga kelestarian alam utara tersusun oleh material abu dan pasir yang melalui ekowisata. Daya tarik utama pegunungan dikenal dengan nama lautan pasir. Pada lautan pasir Bromo - Tengger - Semeru adalah fenomena alam ini terlihat jelas jejak erosi angin, baik pada dinding sangat spektakuler yang dapat dinikmati, mulai gunung maupun pada tumpukan sedimen di kaki dari panorama matahari terbit hingga letupan- gunung. Pada bagian dalam kaldera Tengger tidak letupan kecil yang dapat didekati dengan mudah di terdapat tubuh air dan longsor yang terjadi. kawah Bromo. Di samping itu, di sekeliling lereng pegunungan juga banyak terdapat tempat-tempat Sebagian besar wilayah kompleks Pegunungan yang dapat menjadi magnet yang kuat untuk Bromo - Tengger - Semeru ditetapkan sebagai menarik wisatawan. kawasan Taman Nasional Bromo - Tengger - Semeru (TNBTS). Di wilayah ini terdapat banyak jenis flora 1. Kawah Bromo dan fauna endemik yang dilindungi. Kawasan ini dijuluki dengan “Land of Edelweiss”. Saat ini, telah Kawah Bromo dapat dinikmati dari puncak teridentifikasi tiga jenis Edelweiss, yaitu: Anaphalis gunung Bromo. Kawah Bromo memiliki kekhasan longofilia, Anaphalis javanica, dan Anaphalis viscida. karena merupakan kawah di tengah “kawah” Di kawasan ini juga ditemukan anggrek udang (creater in the creater) dengan hamparan lautan (Pedilonum jacobsonii) dan pinang jawa (Pinanga pasir yang mengelilinginya. Tinggi gunung Bromo Javana). sekitar 2.329 mdpl, atau 200 meter dari dasar kaldera. Dari puncak gunung, kita dapat melihat Menurut data TNBTS tahun 2015, di langsung ke permukaan kawah yang mengeluarkan pegunungan ini terdapat 38 jenis satwa liar yang suara gemuruh, kepulan asap tipis, dan aroma dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. belerang. Sementara, apabila kita membelakangi 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan kawah, kita akan melihat pemandangan lautan pasir dan Satwa. Secara umum, satwa tersebut terdiri dari dan dinding bagian dalam kaldera yang curam. 24 jenis aves, 11 jenis mamalia, 1 jenis reptil, dan 2 jenis insekta. Gunung Bromo juga memiliki atraksi budaya yang menarik. Setahun sekali, pada tanggal 14 bulan Wilayah sekitar kaldera Tengger adalah habitat ke sepuluh kalender Jawa, dilangsungkan upacara Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Macan Tutul Jawa ritual Kasada. Ritual puncak masyarakat suku (Panthera pardus), Lutung Jawa (Trachypithecus Tengger ini ditandai dengan pelemparan hasil bumi auratus), Ular Kobra Jawa (Naja sputatrix), dan sebagai persembahan ke kawah Gunung Bromo. Kupu-kupu Besar (Triodes cuneifera). Upacara ini berpusat di sekeliling kawah gunung Bromo. Sebagian besar kaldera Tengger masuk ke dalam wilayah Kabupaten Probolinggo. Gunung Bromo secara administratif terletak di Kecamatan 7676 GGEEOOtatnangkgaksasVVool.l5. 3- -22001197

Fenomena Alam Gambar 3.Kawah Bromo Foto : PPTRA-BIG 2. Puncak B-29 Puncak B-29 terletak di Dusun Pucuk, Desa Argosari, Lumajang. B-29 merupakan singkatan dari Bukit 2900 yang mengisyaratkan ketinggian tempatnya mencapai ± 2.900 mdpl. Dari Puncak B-29 kita dapat menyaksikan kaldera Tengger dan gunung Batok dari arah timur. Pemandangan Gunung Semeru di sebelah selatan juga dapat terlihat dengan jelas saat mengeluarkan kepulan asap dari puncaknya. Puncak B-29 berada di sisi timur kaldera Tengger sehingga saat fajar akan terlihat dengan jelas naiknya matahari dari batas cakrawala dengan siluet puncak Argopuro. Mata pencaharian masyarakat Desa Argosari adalah bertani dengan komoditas kentang, bawang merah, dan daun bawang. Sistem pertanian yang diterapkan yaitu non-terasering walaupun di lereng yang sangat terjal. Agama yang dianut oleh masyarakat setempat adalah Hindu dan Islam. Di sini berdiri Masjid Jabal Nur Hidayatullah. Konon masjid ini terletak di tempat tertinggi di Pulau Jawa. Gambar 4. Puncak B-29 Foto : PPTRA-BIG GGEEOOtatannggkkaassVVool.l3. 5- -22001179 7777

Bukit Teletubies Fenomena Alam 3. “Bukit Teletubies” Pemandangan “Bukit Teletubies” dapat disaksikan dari sisi selatan kaldera Tengger. Bukit Teletubies sebenarnya adalah lereng bagian bawah gunung Kursi hingga ke dasar kaldera. Bagian lereng yang berbukit-bukit ditumbuhi oleh hutan primer sedangkan dasar kaldera adalah lembah yang ditumbuhi rumput-rumputan. Torehan yang lebar dan dalam pada bukit menunjukkan tingkat erosi yang tinggi. Material abu vulkanik yang mengendap di dasar lembah menyebabkan terbentuknya sungai menyulam. Gambar 5. Bukit Teletubies” Foto : PPTRA-BIG 4. Coban Sewu Coban Sewu atau Tumpak Sewu adalah air terjun yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang dengan elevasi ± 500 mdpl. Air terjun ini mengalir di dalam lembah berbentuk huruf “V” dengan lereng yang sangat terjal. Lokasi di sekitar air terjun masih tertutup hutan namun pada jarak cukup dekat dapat dijumpai tanaman jati, kopi, dan kelapa. Air terjun ini unik karena keluar di sela-sela batuan dari atas tebing yang tinggi, yaitu sekitar 120 meter. Sungai di Coban Sewu berjenis perennial atau mengalir sepanjang tahun sehingga debit air terjun tetap deras walaupun di musim kemarau. 78 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 78 GEOtangkas Vol. 3 - 2017

Fenomena Alam Gambar 6. Coban Sewu Foto : PPTRA-BIG 5. Air Terjun Madakaripura Air terjun Madakaripura terletak di Kabupaten Probolinggo di dekat perbatasan dengan Kabupaten Pasuruan pada elevasi ± 620 mdpl. Air terjun ini terletak di ujung lembah sempit berbentuk ceruk pada dinding jurang dengan kemiringan >90°. Debit air terjun Madakaripura selalu tinggi meskipun pada musim kemarau. Tinggi air terjun Makaripura adalah sekitar 200 meter dan menjadi salah satu air terjun tertinggi di Indonesia. Nama Madakaripura bermakna “tempat tinggal terakhir”. Pada masa Kerajaan Majapahit, lokasi ini merupakan tempat patih Gadjah Mada mengasingkan diri. GEOtangkas Vol. 3 - 2017 79 GEOtangkas Vol. 5 - 2019 7799

Bukit Teletubies Fenomena Alam Gambar 7. Air Terjun Madakaripura Foto : PPTRA-BIG 6. Coban Pelangi Coban Pelangi merupakan air terjun yang terletak di sisi barat lereng komplek pegunungan Tengger pada ketinggian ±1.280 mdpl, dapat ditempuh dari jalur Kota Malang menuju Poncokusumo. Coban Pelangi berada dalam lembah di antara tebing-tebing dengan kemiringan >55°. Wilayah sekitar Coban Pelangi masih diselimuti hutan dengan jenis tanaman pakis dan pinus. Tinggi air terjun adalah sekitar 100 meter. Debit air terjun ini tetap tinggi meskipun di musim kemarau. Di dekat Coban Pelangi hampir selalu terbentuk pelangi akibat pembiasan cahaya matahari oleh percikan air terjun. Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG 80 80 GEGOEtOantgaknagskVasolV.o5l.-320- 129017

Fenomena Alam Gambar 8 Coban Pelangi GGEEOOttaannggkkaassVVooll..53--22001197 8811 Foto : PPTRA-BIG

Fenomena Alam Cagar Alam Gunung Gamping oleh : Adinda Cempaka Pemerintah Indonesia berusaha melindungi Eksploitasi penambangan kapur sangat intensif setiap hutan, keunikan alam, budaya, dan wilayah cenderung massif dan besar-besaran tanpa ada yang strategis. Salah satu upayanya adalah regulasi yang membatasinya sehingga keberadaan perlindungan fisik alam dan ekosistemnya berupa deretan Gunung Gamping semakin sedikit/menipis, cagar alam. Sebuah bongkah batu gamping (70 menyisakan sebongkah batu penanda sejarah. 48’ 17” LS, 1100 19’ 11” BT) dijadikan Cagar Alam Padahal Junghuhn, seorang botani asal Belanda Gunung Gamping karena bernilai sejarah. Luas (1809-1864) melukiskan kawasan ini dulunya sangat cagar alam yang hanya sebesar 0,015 Ha diatur indah. melalui SK Menhut No.785.Kpts.II-1989. Kawasan Cagar Alam ini berlokasi di Desa Ambarketawang, Dari aspek umur batuan, Gunung Gamping Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi purba terbentuk sekitar 42,5-16 juta silam (masa Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama wilayah Eosen Tengah) di lautan dangkal berombak yang (toponim) ‘Gamping’ yang menjadi tempat bongkah lokasinya tidak jauh dari pantai. Pada lautan dangkal batu tersebut karena pada masa lalu wilayah ini berombak tersebut terdapat beberapa ekosistem merupakan perbukitan gamping. terumbu yang selanjutnya menciptakan endapan perbukitan bawah laut yang kaya kalsium karbonat. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Memasuki masa Pliosen, endapan perbukitan bawah tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan laut tersebut terangkat menjadi daratan setelah Ekosistemnya, pada Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1, terlipat karena proses tektonik. Poin 10, dinyatakan bahwa Cagar Alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya Eksploitasi besar-besaran pada kawasan mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan Gunung Gamping diperkirakan dimulai tahun ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu 1855. Masyarakat umum dapat dengan mudah dilindungi dan perkembangannya berlangsung mendapatkan batu kapur dari wilayah ini karena secara alami. wilayah ini sangat mudah terjangkau. Dalam proses eksploitasi, penambang menggunakan dinamit Sejak awal berdiri Kesultanan Yogyakarta sampai digunakan secara maksimal, selanjutnya bongkahan beberapa masa setelahnya, pembangunan keraton, batu kapur tersebut diangkut oleh gerobak-gerobak bangunan bersejarah, dan aktivitas pabrik gula yang ditarik oleh kerbau atau sapi menuju ke tobong- mengandalkan pasokan batu kapur yang berasal dari tobong gamping yang ada. Faktor utama lain yang kawasan perbukitan gamping di Ambarketawang. membuat massifnya penambangan batu kapur di Awalnya hasil olahan dari batu kapur tersebut wilayah ini untuk kebutuhan bangunan (perekat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan semen dan cat putih) dan industri gula pasir. Kualitas bangunan untuk wilayah keraton. Setelah itu barulah gamping disini sangat bagus karena singkapan digunakan untuk menopang produksi gula pasir kapurnya tebal serta kualitas kapurnya baik. di beberapa pabrik gula di wilayah Yogyakarta. 8282 GGEEOOtatannggkkaassVVool.l.53--22001197

Fenomena Alam Pemanfaatan batu kapur untuk kebutuhan Tertinggi Perbukitan Gamping) untuk mencari bangunan, khususnya di wilayah Yogyakarta petunjuk. Menjelang subuh kesadarannya hilang, sudah ada sejak zaman Kesultanan Yogyakarta Ki Demang Prana merasa berada disuatu tempat dimulai. Fenomena ini dapat dilihat pada masa yang tidak dikenalnya, lalu muncullah sosok Ki dan awal dimulainya Kesultanan Yogyakarta. Banyak Nyai Wirasuta yang memberitahu bahwa jika ingin bangunan-bangunan bersejarah/monumental yang Gunung Gamping tenang maka harus mengirimkan dapat dilihat pada masa kini, bahan bangunannya tumbal setiap tahunnya yaitu sepasang pengantin. sebagian besar di pasok dari kapur Gunung Gamping. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut yaitu Setelah Ki Demang Prana memikirkan Kraton Yogyakarta, Benteng Baluwarti, Taman Sari, solusinya beberapa hari kemudian, akhirnya beliau Benteng Vredeburg, Stasiun Tugu, serta Selokan Van menemukan cara yang bagus agar Gunung Gamping Der Wijk. tenang tanpa memakan korban nyawa manusia yaitu dengan mengganti sepasang pengantin manusia Eksploitasi kebutuhan kapur juga untuk dengan sepasang pengantin boneka yang memiliki mendukung proses berjalannya pabrik gula pasir di paras manusia dan badannya terbuat dari beras wilayah Yogyakarta dimulai sejak tahun 1930. Tidak ketan, sedangkan darahnya dari air gula merah, kurang dari 19 pabrik gula membutuhkan suplai batu untuk disembelih. Semenjak saat itu konon Gunung kapur untuk kelancaran produksi gula. 19 Pabrik Gamping menjadi tenang dan tidak lagi memakan Gula tersebut yaitu Pabrik Gula Randugunting, korban. Adat tersebut masih dilestarikan sampai Tanjungtirto, Kedaton Pleret, Wonocatur, Padokan, kini sebagai bagian penting dari Cagar Alam Gunung Bantul, Barongan, Sewugatur, Gondanglipuro, Gamping. Pundong, Gesikan, Sedayu, Rewulu, Demak Ijo, Cebongan dan Klaci, Beran, Medari, Banjarharja, Untuk menjaga kelestarian dan serta Sendangpitu. Tiap pabrik biasanya memiliki keberlanjutannya, Cagar Alam Gunung Gamping tungku pembakaran untuk mengolah gamping sekarang ini dibawah pengelolaan Balai KSDA menjadi kapur. Biasanya agar nira menjadi jernih, Yogyakarta. Setumpuk pekerjaan rumah pun larutan kapur dicampur sari tebu dan dipanaskan. menunggu bagi sang pengelola agar keberadaan Selanjutnya kapur akan mengikat kotoran (blothong) Cagar Alam Batu Gamping tetap terjaga dan menjadi dan ampas nira. Hasil dari proses ini berupa nira penanda alam pembangunan di Yogyakarta. jernih yang dapat diolah selanjutnya menjadi gula pasir. Gambar 1. Gerbang Utama Taman wisata Gunung Gamping Selain terkenal sebagai Kawasan Cagar Alam, Kawasan Gunung Gamping juga terkenal karena Foto : PPTRA-BIG memiliki nilai budaya. Di tempat ini ada sebuah adat yang masih dilestarikan masyarakat sekitar GGEEOOtatnagnkgaksasVoVlo.l3. 5- 2- 0210719 8833 sampai sekarang ini, yaitu Upacara Saparan Bekakak. Upacara adat ini dilakukan setiap satu tahun sekali yaitu setiap hari Jumat di bulan Sapar antara tanggal 10-20 menurut kalender Jawa. Lokasi cagar alam juga berdekatan dengan situs petilasan Kraton Ambarketawang sebagai tempat “mesanggrah” Sultan Hamengku Buwana I. Kisah awal adanya Upacara Saparan Bekakak ini konon dahulu kala sewaktu batu gamping ditambang secara besar-besaran, bencana datang silih berganti, Gunung Gamping seolah marah, banyak penambang yang tertimpa musibah saat menambang, tak jarang pula yang kehilangan nyawanya. Bencana-bencana yang terjadi tersebut membuat warga resah, suatu malam akhirnya para warga datang ke rumah Ki Demang Prana untuk meminta bantuan mencarikan jalan keluar bagi permasalahan yang dialami mereka. Setelah mendengar keluh kesah para warga, akhirnya Ki Demang Prana menuju Gunung Gede (Puncak

Fenomena Alam Gambar 2. Lukisan Junghuhn tentang Gunung Gamping Gambar 3. Bongkahan Batu Kapur Gunung Gamping Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG 8484 GEGOEOtatnagnkgaksaVsoVlo. 5l. -32-0210917

Fenomena Alam Kawah Putih yang Eksotis di Bandung Selatan oleh : Dinar Farahiyah Rahmah Gambar 1. Kawah Putih (Foto : PPTRA-BIG) Bandung bukan hanya terkenal dengan mode ketinggian 2.194 mdpl. Saat ini Kawah Putih menjadi dan wisata kuliner, namun juga terkenal dengan salah satu andalan objek wisata di Bandung. wisata alamnya. Hamparan gunung, bukit, cekungan danau, air terjun, dan panorama hijau perkebunan Untuk mencapai kawasan wisata ini dapat teh merupakan pemandangan penyejuk mata ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam dari pusat saat melancong ke Kota Kembang ini. Salah satu Kota Bandung. Pengunjung dapat menggunakan wisata alam yang cukup populer ialah Kawah Putih. kendaraan pribadi maupun angkutan umum melalui Kawah Putih terletak di wilayah Bandung Selatan, Jalan Soreang menuju Kawasan Wisata Ciwidey- tepatnya di perbatasan antara Kecamatan Rancabali Rancabali. Bagi anda yang menggunakan mobil dan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Kawah ini sendiri, lebih cepat melalui Tol Pasirkoja-Soreang. merupakan salah satu kawah dari Gunung Patuha, Setibanya di Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, suasananya sangat sejuk karena terletak pada menuju ke arah selatan kurang lebih 22 Km. GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 8855

Artikel Perjalanan dari Soreang-Ciwidey-Rancabali diperbolehkan bermain-main terlalu dekat dengan sangat menyenangkan karena masih terasa suasana tepi kawah. Hal ini karena Kawah Putih memiliki pedesaan berpadu panorama areal pertanian tingkat keasaman yang sangat tinggi yaitu pH 1,5-2,5. perkebunan yang terhampar luas. Lalu lalang petani Selain itu, suhu permukaan airnya juga mencapai memikul hasil panen atau dinaikkan dibelakang 41-42oC sehingga berbahaya apabila mengenai kulit motor, menjadi pemandangan umum saat melintas manusia. Aroma belerang yang kuat dapat dirasakan menuju Bandung Selatan. ketika memasuki kawasan ini karena adanya uap sulfur dari kawah. Pada saat-saat tertentu, Gerbang wisata Kawah Putih dapat ditemukan ketika adanya peningkatan kandungan belerang, di sisi kiri jalan. Di gerbang wisata Kawah Putih pengunjung dianjurkan untuk menggunakan masker pengunjung diharuskan membayar tiket masuk. dan berkunjung tidak lebih dari 20 menit. Hal ini Tiket ini terhitung paket, selain tiket masuk, juga karena apabila terpapar belerang terlalu lama dapat tiket retribusi lingkungan apabila menggunakan berpengaruh pada kesehatan, misalnya pusing dan kendaraan pribadi yang langsung menuju kawah gangguan pernafasan ringan. Beberapa tempat putih. Namun begitu, anda juga dapat memarkir istirahat tersedia untuk pengunjung apabila lelah kendaraan di samping gerbang masuk wisata dan mengelilingi kawah. menggunakan angkutan yang disediakan pengelola. Cara ini cukup tepat untuk mengurangi terpaan Dari tepi kawah juga terdapat jembatan air conditioner mobil anda setelah melakukan kayu atau dermaga yang membentang hingga ke perjalanan jauh, berganti dengan mobil angkutan tengah kawah. Dermaga ini sering dimanfaatkan yang mengandalkan kesejukan hawa Gunung oleh penunjung sebagai tempat berfoto atau Patuha. Kendaraan yang disediakan ini juga dapat untuk sekedar menikmati pemandangan tengah digunakan bagi pengunjung yang tidak membawa kawah. Pengunjung cukup membayar retribusi kendaraan pribadi dengan membayar tiket angkutan. masuk jembatan untuk biaya perawatan jembatan. Pengunjung yang membawa kendaraan pribadi juga Jembatan buatan ini cukup menambah keindahan disediakan fasilitas lapangan parkir gratis yang cukup kawah, berpadu dengan dinding kawah dan rona luas. Lapangan parkir tersedia di dua lokasi yang biru langit apabila cuaca cerah. pertama yaitu di dekat gerbang wisata dan tersedia di atas, dekat obyek Kawah Putih. Kawasan sekitar Kawah Putih dikelilingi hutan yang masih cukup lebat. Akses jalan yang tersedia Perjalanan dari gerbang tiket menuju Kawah berada dalam kondisi yang cukup baik dengan Putih menembus hutan Gunung Patuha. Kondisi medan yang menanjak dan berliku. Pada kanan jalan beraspal, di kanan kiri hutan lindung, sangat serta kiri jalan diapit oleh tebing Gunung Patuha dan menarik bagi wisatawan. Namun, khusus bagi sopir jurang. Apabila dilanjutkan terus ke atas maka dapat harus tetap hati-hati karena jalan cukup menanjak juga dijumpai puncak Gunung Patuha. Selain sebagai menuju puncak. Ketika sampai di lapangan parkir obyek wisata, masyarakat sekitar memanfaatkan atas, pengunjung perlu menuruni anak tangga untuk obyek wisata ini untuk berjualan. Para pedagang ini sampai ke Kawah Putih. dapat ditemui di lapangan parkir. Barang yang dijual misalnya bubuk belerang. Apabila kondisi belerang Rimbunnya pohon Cantigi (Vaccinium sedang tinggi juga dapat dijumpai beberapa penjual varingifolium) seakan menemani dan cukup masker. Selain itu, pedagang buah stroberi hasil melindungi anda ketika menuruni setapak demi pertanian lokal juga dapat ditemui disekitar Kawah setapak anak tangga. Tak usah terburu-buru menuju Putih. kawah, sempatkan foto sejenak di anak tangga berlatar pohon Cantigi bersama teman dan keluarga. Ketika sudah separuh menuruni tangga, tampak dari jauh warna putih kehijauan Kawah Putih, bau belerang yang menyengat sudah mulai terasa. Sesampai di tepi kawah, wisatawan dapat berkeliling kawah melewati jalan setapak berbatu. Kawah Putih yang tergolong danau vulkanik ini memiliki belerang berwarna putih dan memiliki air danau berwarna kehijauan. Warna dapat berubah tergantung pada kandungan sulfur, suhu dan juga tingkat oksidasi. Walaupun Kawah Putih terlihat berpanorama indah namun para pengunjung tidak 8686 GGEOEOtatnagnkgaksaVsoVlo. 5l. -32-0210917

Artikel Gambar 2. Jalur dari lapangan parkir bawah menuju Kawah Putih Sejarah dan Penamaan Kawah oleh Franz Wilhelm Junghuhn seorang ahli botani Jerman-Belanda pada tahun 1837. Sebelum itu, Proses terbentuknya Kawah Putih diawali Kawah Putih dianggap angker oleh warga dimana dari adanya aktivitas geologi dari arah selatan setiap burung yang terbang diatas Kawah Putih menuju utara yang kemudian membentuk Gunung akan mati. Namun, Junghuhn berhasil memecahkan Patuha Tua dan aktivitas tersebut terus berlanjut misteri tersebut dan berhasil mendokumentasikan dan kemudian disusul oleh pembentukan Gunung Kawah Putih. Kemudian semasa penjajahan Patuha. Keduanya memiliki Kawah Tamansaat Belanda, di kawasan tersebut juga sempat dibangun atau Kawah Kaler yang saat ini lebih dikenal dalam tambang sulfur yang diberi nama Zwavel Ontgining Bahasa Sunda yaitu Kawah Saat atau Kawah Kering Kawah Putih kemudian berganti nama menjadi dalam bahasa Indonesia. Proses pembentukan Kawah Putih Kenzaka Yokoya Ciwidey pada masa kegunungapiannya diakhiri dengan terbentuknya penjajahan Jepang. Saat ini pertambangan tersebut Kawah Putih dari Gunung Patuha. sudah tidak aktif namun beberapa bekasnya masih dapat terlihat. Ada beberapa pendapat yang mengungkapkan asal usul nama Patuha. Asal usul penamaan tersebut Pengembangan Wisata sangat berkaitan dengan aktivitas Gunung Patuha yang pernah mengalami erupsi. Pendapat pertama Di sekitar Kawah Putih juga dapat dijumpai menyatakan bahwa nama patuha berasal dari kata obyek wisata lainnya seperti Situ Patenggang, patuka yang berarti lereng yang curam atau tebing perkebunan teh, curug, dan wisata kebun stroberi. yang menurun. Namun, dapat juga berasal dari kata Lokasinya yang terletak di kaki Gunung Patuha putha yang memiliki arti api. Pendapat lain juga menyebabkan kawasan ini memiliki suhu udara yang menyatakan patuha berasal dari kata pathuwa yang cukup dingin sehingga cocok untuk perkebunan artinya suara memanggil dan hu yang artinya suara misalnya perkebunan stroberi dan teh. Selain itu, teriakan. Kemudian ucapannya menjadi pathuwa pengunjung tak perlu khawatir karena di sekitar yang artinya suara yang bergemuruh (Bachtiar & kawasan Kawah Putih juga banyak dijumpai rumah Dewi, 2012). Sementara itu, nama Kawah Putih makan, penginapan dengan fasilitas pemandian air berasal dari warna kawah tersebut yang memang panas. Air panas yang ditawarkan berupa mata air berwana putih. Warna putih tersebut disebabkan panas dari patahan akibat pelepasan energi dari oleh adanya endapan tuff (abu gunung api) yang dalam bumi. berwarna putih. GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 8877 Kawah Putih pertama kali didokumentasikan

Artikel Kawasan wisata Kawah Putih memiliki keunggulan dan potensi wisata yang tinggi. Untuk menikmati objek wisata ini dapat dilakukan dalam satu hari. Selain itu, kawasan ini juga memiliki akses yang mudah dijangkau serta tidak membutuhkan banyak biaya. Bagi pengunjung yang berencana datang di akhir pekan atau hari libur maka perlu mewaspadai adanya lonjakan pengunjung yang berpotensi menimbulkan kemacetan. Kawah Putih, Tata Ruang, dan Keberlanjutannya Karena keunikan wisata alamnya, Kawah Putih memiliki potensi untuk menjadi ekowisata andalan nasional. Pemerintah Kabupaten Bandung juga serius untuk mengembangkan potensi wisata Kawah Putih dan sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari rencana pola ruang Kabupaten Bandung tahun 2016-2036 yang menetapkan kawasan di sekitar Kawah Putih direncanakan sebagai kawasan peruntukan pariwisata alam. Gambar 3. Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Bandung Tahun 2016-2036 Sumber: Bappeda Kabupaten Bandung Sebagai kawasan wisata, infrastruktur dan fasilitas di Kawah Putih dan sekitarnya cukup baik, mudah di akses dan dilengkapi dengan sarana prasarana pariwisata lainnya. Keseriusan pemerintah ini juga dibuktikan dengan adanya jalan Tol Soreang-Pasir Koja yang mulai diresmikan pada tahun 2017 oleh Presiden Joko Widodo. Jalan tol ini membentang sepanjang 15 kilometer dan merupakan kelanjutan dari jalan Tol Purbaleunyi. Pengunjung dapat menggunakan Tol Soreang-Pasir Koja dan keluar melalui gerbang Soreang. Adanya jalan tol ini tentunya memberikan dampak positif bagi pengunjung misalnya memudahkan akses dan dapat mempersingkat waktu tempuh terutama bagi yang berasal dari Kota Bandung. 8888 GGEOEOtatnagnkgaksaVsoVlo. 5l. -32-0210917

Artikel Gambar 4. Jalur menuju Kawah Putih dari Gerbang Tol Soreang-Pasir Koja Pengembangan Kawah Putih sebagai obyek wisata juga perlu memperhatikan kondisi alam yang merupakan daya tarik utamanya. Pertambangan sulfur di Kawah Putih yang kini telah dihentikan juga salah satunya untuk menjaga kelestarian ekosistemnya. Dari aspek ekosistem alam, di kawasan sekitar Kawah Putih yang merupakan hutan lebat diketahui menjadi habitat bagi spesies seperti burung elang, burung hantu, monyet, rusa dan juga ular. Bahkan, binatang macan tutul juga pernah ditemukan di wilayah ini. Selain dari aspek infrastruktur yang terus dibenahi dan ditata, pengembagan Kawah Putih menjadi kawasan ekowisata andalan ini juga perlu memperhatikan aspek ekologisnya, sehingga kelestarian dan keseimbangan ekosistem didalamnya tetap terjaga. Penulis adalah Surveyor Pemetaan Pertama, BIG Sumber: Bachtiar, T dan Dewi Syafariani. 2012. Bandung Purba. Pusataka Jaya. Bandung Brahmatyo, Budi dan T. Bachtiar. 2009. Wisata Bumi Cekungan Bandung. Truedee Pustaka Sejati. Bandung. Bappeda Kabupaten Bandung. 2017. Dokumen RTRW Kabupaten Bandung Tahun 2016. Diambil pada 15 Oktober 2018 dari http://bappeda.bandungkab.go.id/produk/detail/72. GGEEOOttaannggkkaassVVooll..35--22001179 8899

Artikel Gambar 5. Panorama Kawah Putih nan cantik (Foto : PPTRA-BIG) Gambar 6. Gambar 7. Jembatan Kayu atau Dermaga di Tengah Kawah Putih Anak Tangga Menuju Kawah Putih dari Parkir Atas, Foto : PPTRA-BIG kanan kirinya pohon Cantigi Foto : PPTRA BIG 9900 GGEEOOttaannggkkaass VVooll.. 53 -- 22001197




Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook