PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA, DAGANG, DAN MANUFAKTUR AKUNTANSI & KEUANGAN LEMBAGA MODUL 2021 SMK KELAS XI VIULFAH ANDRIYANI
HALAMAN PENGESAHAN Judul : Modul Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Kelas Manufaktur Tahun Ajaran Nama Penulis : XI AKL NIPY : 2021/2022 Sekolah : Viulfah Andriyani, S.Pd : 850 050 676 : SMK Bhakti Praja Margasari Disetujui dan disahkan pada: Hari : Senin Tanggal : 5 Juli 2021 Tempat : SMK Bhakti Praja Margasari Modul ini di setujui dan disahkan untuk digunakan sebagaimana mestinya sesuaidengan ketentuan yang berlaku. Margasari, 5 Juli 2021 Kepala Sekolah Akhmadi, S.Kom NIPY: 850 050 113
KATA PENGANTAR Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dankarunia-Nya penulis dapat menyelesaikan ‘Modul Praktikum Kauntansi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur” yang khusus disusun oleh penulis untuk membantu pembelajaran di kelas XI SMK . Modul ini dilengkapi dengan latihan soal untuk menguji pemahaman siswa terkait dengan materi yang terdapat pada modul. Modul ini penulis susun berdasarkan KI/KD yang telah direvisi dan disesesuaikan dengan kurikulum 13 revisi 2017, yang memang mengalami beberapa perubahan untuk menyempurnakan kurikulum yang sudah ada serta sebagai jawaban untuk pemenuhan tututan masyarakat dan dunia kerja bagi lulusan SMK, khususnya untuk siswa SMK kelas XI. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan modul ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan dan semoga mendapat imbalan dan rahmat dari Allah SWT, aamiin. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para peserta didik. Penulis
PENDAHULUAN A. Identitas Modul Mata Pelajaran : Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa, Dagang, dan Manufaktur Kelas/Semester : XI/ Semester 1 Judul Modul : Modul Praktikum Akuntansi Perusahaan Jasa B. KOMPETENSI DASAR Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 1. Melakukan pengecekan dokumen 1. Menganalisis dokumen sumber dan sumber dan dokumen pendukung dokumen pendukung pada pada perusahaanjasa 2. Melakukan pencatatan transaksi ke perusahaan jasa dalamjurnal umum untuk perusahaan jasa 2. Menerapkan proses pencatatan 3. Melakukan posting jurnal umum ke dalam buku besar untuk perusahaan transaksi ke dalam jurnal umum untuk jasa 4. Melakukan pencatatan transaksi perusahaan jasa penyesuaian untuk perusahaan jasa 5. Melakukan posting jurnal 3. Menerapkan posting jurnal umum penyesuaian ke dalam buku besar untuk perusahaan jasa kedalam buku besar untuk 6. Menyusun neraca lajur untuk perusahaan jasa perusahaan jasa 7. Menyusun laporan laba/rugi, 4. Menganalisis transaksi penyesuaian untuk perusahaan jasa 5. Menerapkan posting jurnal penyesuaian ke dalam buku besar untuk perusahaan jasa 6. Menganalisis akun-akun yang terkait dalam penyusunan neraca lajur (worksheet) untuk perusahaan jasa 7. Menganalisis akun-akun yang terkait
dalam penyusunan laporan perubahan modal, neraca dan arus kas untuk perusahaan jasa laba/rugi, 8. Menyusun jurnal penutup dan neraca 8. Menganalisis akun-akun untuk saldo setelah penutupan untuk perusahaan jasa penyusunan jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan untuk perusahaan jasa. C. Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik dapat menganalisis dan melakukan pengecekan dokumen sumber dan dokumen pendukung pada perusahaan jasa 2. Peserta didik dapat Melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum untukperusahaan jasa 3. Peserta didik dapat Melakukan posting jurnal umum ke dalam buku besar untukperusahaan jasa 4. Peserta didik dapat Menganalisis transaksi dan Melakukan pencatatan transaksipenyesuaian untuk perusahaan jasa 5. Peserta didik dapat Melakukan posting jurnal penyesuaian ke dalam buku besar untukperusahaan jasa 6. Peserta didik dapat Menyusun neraca lajur untuk perusahaan jasa 7. Peserta didik dapat Menyusun laporan laba/rugi, perubahan modal, neraca dan arus kasuntuk perusahaan jasa 8. Peserta didik dapat Menyusun jurnal penutup dan neraca saldo setelah penutupan untukperusahaan jasa
BAB 1 DOKUMEN SUMBER DAN DOKUMEN PENDUKUNG Menurut mulyadi, ditinjau dari pengolahan data akuntansi, dokumen atau formulir digolongkan menjadi dua macam: dokumen sumber (source document) dan dokumen pendukung (supporting document atau corroborating document). A. Pengertian Dokumen Sumber Dokumen sumber adalah dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu. Dokumen sumber disebut juga sebagai bukti transaksi. Bukti transaksi terdiri dari bukti internal dan bukti eksternal. 1. Bukti transaksi internal adalah bukti transaksi yang khusus dibuat dan digunakan oleh intern perusahaan. Berikut ini contoh bukti transaksi internal: a. Bukti memo adalah bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan perusahaan atau orang yang diberi wewenang untuk suatu kejadian kejadian yang berlangsung di dalam internal perusahaan bersangkutan. Contoh memo adalah perintah penyusutan peralatan. b. Bukti kas masuk adalah bukti transaksi atas peristiwa penerimaan uang (kas) yangtelah dilengkapi dengan buktinya.
c. Bukti kas keluar adalah bukti transaksi atas peristiwa penerimaan uang (kas) yangtelah dilengkapi dengan buktinya. 2. Bukti transaksi eksternal adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan pihak dari luar perusahaan. Contohnya sebagai berikut: a. Kuitansi adalah bukti yang digunakan saat transaksi penerimaan sejumlah uang.
b. Nota Kontan adalah bukti transaksi yang dikeluarkan oleh penjual kepada pembeliyang melakukan transaksi pembelian secara tunai. c. Cek adalah surat perintah pembayaran yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di suatu bank, dengan tujuan agar bank tersebut membayar sejumlah uang yang tertulis kepada orang yang membawa surat atau yang namanya tertulis di surat cek tersebut. d. Rekening koran adalah bukti untuk mutasi kas di bank yang disusun oleh pihak bank untuk para nasabahnya. e. Bilyet giro adalah surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah suatu bank ke rekening penerima yang namanya disebutkan dalam bilyet giro pada bank yang sama atau pada bank lain (berbeda). 7. Faktur adalah bukti transaksi pembelian ataupun penjualan yang dilakukan secara kredit
8. Nota kontan adalah bentuk transaksi pembelian atau penjualan yang dilakukandengan pembayaran secara tunai
9. Nota Kredit adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang telah dijualkarena sebagian rusak atau tidak sesuai dengan pesanan 10.Nota debet adalah bukti transaksi pengiriman kembali barang yang telah dibelikarena sebagian rusak atau tidak sesuai dengan pesanan B. Pengertian Dokumen Pendukung Dokumen pendukung adalah dokumen yang dilampirkan dokumen sumber sebagai bukti shahihnya transaksi yang direkam dalam dokumen sumber. Contoh, surat pesanan dari pelanggan digunakan untuk mendukung faktur penjualan dan
surat permintaan barang dari Departemen yang membutuhkan barang digunakan untuk mendukung faktur pembelian. Contoh lainnya, bukti kas keluar untuk membayar gaji karyawan membutuhkan daftar gaji dan rekap daftar gaji. Berikut ini rekap penggunaan dokumen sumber dan dokumen pendukung yang biasa digunakan perusahaan: Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung Penjualan tunai Faktur penjualan tunai yang Bersangkutan Pita register kas Penjualan kredit Faktur penjualan Surat order pengiriman, Laporan pengiriman Retur penjualan Memo kredit barang Surat muat Pembelian Bukti kas keluar Laporan penerimaan barang Surat order pembelian Retur pembelian Memo debit Laporan penerimaan barang Faktur dari pemasok Penggajian dan Bukti kas keluar Laporan pengiriman barang Daftar gaji pengupahan Rekap daftar gaji Pemakaian barang Bukti permintaan dan gudang pengeluaran barang gudang
BAB 2 JURNAL UMUM A. Pengertian Jurnal Umum Jurnal berasal dari kata ‘journal’ (bahasa Perancis) yang artinya buku harian. Jurnal adalah alat yang digunakan untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis. Adapun fungsi jurnal umum antara lain: 1. Fungsi Pencatatan Semua transaksi yang terjadi pada perusahaan dicatat dalam jurnal umum. Dengan begitu, maka perubahan modal, biaya, kekayaan, dan pendapatan, harus dicatat terlebih dahulu ke dalam jurnal umum agar pembuatan laporan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan baik. 2. Fungsi Historis Dalam jurnal umum, semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan tanggal transaksi. Dalam hal ini jurnal umum menggambarkan aktivitas suatu perusahaan setiap hari secara berurutan dan terus- menerus. Dengan kata lain, jurnal umum disebut memiliki fungsi historis karena dilakukan secara kronologis dan sistematis. 3. Fungsi Analisis Semua pencatatan transaksi yang dilakukan dalam jurnal umum adalah hasilanalisis transaksi berupa kredit dan debit yang terpengaruh. Proses analisis ini meliputi penggolongan nama akun, pencatatan kredit atau debit, serta jumlah/ besar transaks 4. Fungsi Intruksi Jurnal umum mempunyai fungsi instruktif dalam proses memasukkan data ke general journal. Proses pencatatan dalam jurnal ini tidak hanya sebatas dokumen transaksi, namun bersifat perintah atau petunjuk kredit atau debit. 5. Fungsi Informatif Di dalam jurnal umum juga terdapat informasi dan penjelasan bukti pencatatan transaksi yang terjadi pada perusahaan.
B. Bentuk Jurnal Umum Jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi yang terjadi. Contoh jurnal umum sebagai berikut: Nama perusahaan Jurnal Umum Per Desember 2020 Tanggal No. Keterangan Ref Debet Hal : 01 Bukti Kredit Total Jurnal umum memiliki beberapa unsur: 1. Kop. Memuat Nama jurnal, Nama Perusahaan dan Periode pencatatan. Ini dibuat untuk mengetahui jurnal tersebut dilakukan berdasarkan transaksi perusahaan apa atau siapa, pencatatannya dilakukan pada jurnal apa, dan pada periode kapan. 2. Halaman, Ini dimaksudkan agar mengetahui apakah memiliki daftar transaksi lanjutan karena jika pada perusahaan besar akan melakukan pencatatan dengan jumlah transaksi yangbanyak 3. Tanggal, Memuat keterangan Tahun, Bulan dan Tanggal. Pencatatan dilakukan secara continue (berkelanjutan) dan sistematis berdasarkan waktu paling awal menuju akhir penutupan pencatatan 4. Nomor Bukti, Untuk mengetahui dokumen sumber maupun dokumen pendukung yang digunakan 5. Nama Akun/Keterangan, Memuat nama akun yang digunakan berdasarkan transaksi yang terjadi 6. Referensi (Ref), Memuat nomor akun dengan tujuan memastikan nominal akun tersebut sudah terinput ke buku besar atau belum 7. Debet Dan Kredit, untuk menentukan mutasi nominal yang terjadi pada akun transaksi. 8. Total, Pada akhir Debet dan Kredit akan diakumulasikan untuk memastikan
keseimbangan sehingga mengurangi risiko kesalahan pencatatatan. C. Cara Pencatatan Jurnal Umum 1. Prinsip Dasar Dalam Membuat Jurnal Umum Dalam akuntansi, ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam membuat jurnal umum, diantaranya: 1) Proses identifikasi bukti transaksi keuangan yang terjadi pada suatu perusahaan. Misalnya, memo, kwitansi, nota, invoice (baca: pengertian invoice), dan lain-lain. 2) Menentukan akun yang mengalami pengaruh terhadap transaksi yang terjadi, danmengklasifikasikannya dalam jenis utang, harta, atau modal. 3) Menentukan apakah terjadi pengurangan atau penambahan terhadap akun yangberhubungan dengan transaksi 4) Memutuskan apakah melakukan kredit atau mendebit akun yang berhubungan dengantransaksi. 5) Membuat catatan transaksi ke dalam general journal (jurnal umum) berdasarkan buktitransaksi yang ada. 2. Cara Membuat Jurnal Umum Untuk bisa membuat jurnal general journal dengan baik perlu beberapa langkah berikut ini untuk diterapkan. Simak baik-baik alasannya berikut ini. a. Pahami Persamaan Akuntansi Sebelum membuatnya pastikan untuk paham persamaan akuntansi. Pemahaman ini penting agar tahu bagaimana cara mencatat transaksi dalam jurnal, akun mana yang harus digunakan hingga posisi debit-kredit yang benar. Dengan pemahaman ini maka nantinya bisa menjurnal dengan lebih cepat dan tepat. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai persamaan dasar akuntansi, Anda bisa membacanya melalui https://accurate.id/akuntansi/pengertian- persamaan-dasar-akuntansi/ b. Kumpulkan dan Identifikasi Bukti Transaksi Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan bukti transaksi seperti invoice,
nota, faktur atau bahkan kuitansi. Kemudian, lanjutkan dengan identifikasi transaksi. Ingat, hanya transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan saja yang boleh dicatat dalam jurnal. Dalam satu transaksi, minimal ada dua akun yang pasti terpengaruh. c. Pencatatam Jurnal Umum Selanjutnya, bisa melakukan pencatatan transaksi yang sudah diidentifikasi ke dalam jurnal. Sistem pencatatan ini akan menggunakan double-entry system yaitu setiap transaksi yang dicatat akan memiliki dampak pada dua posisi keuangan (debit dan kredit) dalam jumlah yang sama.
BAB 3 BUKU BESAR A. Pengertian Buku Besar Pengertian buku besar adalah buku yang berisi perkiraan mengenai ikhtisar dari pengaruh transaksi keuangan akibat perubahan aktiva, kewajiban, maupun modal dalam perusahaan.Dalam pengertian lain, buku besar juga merupakan alat yang dipakai untuk melakukan pencatatan beragam perubahan di sebuah akun karena adanya transaksi keuangan.Jumlah perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan tentu saja berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yang meliputi jenis kegiatan, keuangan dan kekayaan perusahaan, informasi yang diperlukan perusahaan, serta volume transaksi. Aktivitas mencatat buku besar disebut juga dengan posting. Buku besar merupakan pemindahan akun dari jurnal umum. Sehingga, posting dilakukan setelah membuat jurnal umum.Dalam buku besar, akun-akunnya digolongkan dalam akun ril atau real account dan juga nominal account atau akun nominal. Akun ril merupakan akun yang ada pada neraca sepertihutang, aktiva, modal, dan kewajiban. Sedangkan akun nominal merupakan akun yang ada pada laporan laba rugi seperti akun beban dan pendapatan. Dari ulasan di atas, fungsi dari buku besar dapat disimpulkan sebagai berikut: Menjadi bahan dan informasi dalam penyusunan laporan keuangan. Untuk dasar penggolongan dari transaksi yang sudah tercatat pada jurnal. Untuk alat menggolongkan data keuangan dan bisa mengetahui jumlah maupun keadaanrekening atau akun Untuk alat meringkas data transaksi yang sudah tercatat di dalam jurnal umum. B. Bentuk Buku Besar Terdapat beberapa bentuk buku besar yang dibuat. Beberapa diantaranya meliputi: a. Buku Besar Berbentuk T Bentuk buku besar ini adalah yangpaling sederhana serta paling kerap digunakan. Buku besar jenis ini digunakan untuk keperluan analisis transaksi serta untuk
menjelaskan mekanisme penggunaan akun. b. Buku Besar Berbentuk Skontro Bentuk selanjutnya adalah skronto yang mana buku besar ini berbentuk dua kolom. Buku skronto merupakan bentuk T yang sudah lebih lengkap lagi. c. Buku Besar Berbentuk Staffel Buku besar ini memiliki bentukhalaman serta mempunyai lajur saldo. Ada dua jenis buku besar staffel yang meliputi buku besar 3 kolom yang mempunyai lajur saldo tunggal serta buku besar dengan 4 kolom yang mempunyai lajur saldo rangkap. C. Cara Posting Buku Besar Cara memindahkan data dari jurnal umum dalam buku besar adalah sebagai berikut: a. Pertama, Anda terlebih dahulu memindahkan tanggal kejadian pada jurnal umum dalam tanggal yang ada pada buku besar. b. Kedua, pindahkan juga jumlah debet dan jumlah kredit dalam kolom debet dan kreditdalam buku besar. c. Selanjutnya, masukkan nomor halaman dalam jurnal dalam kolom referensi dalam bukubesar. d. Terakhir, pindahkan penjelasan dan keterangan singkat dalam jurnal umum dalam bukubesar.
BAB 4 JURNAL PENYESUAIAN A. Pengertian Jurnal Penyesuaian Dalam suatu kegiatan akuntansi, ada sebuah jurnal yang bermanfaat untuk menetapkan saldo catatan akun pada buku besar di periode akhir, jurnal tersebut adalahjurnal penyesuaian. Tak hanya itu, jurnal ini juga berfungsi untuk menghitung beban dan pendapatan pada periode yang bersangkutan. Secara luas, pengertian dari jurnal penyesuaian sendiri merupakan jurnal yang dibuat pada proses pencatatan perubahan saldo di dalam akun yang pada akhirnya akan mencerminkan saldo pada jumlah yang sesungguhnya.Sedangkan ayat jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat untuk proses mencatat perubahan saldo padabeberapa akun. Tujuannya agar saldo menunjukkan jumlah yang sesungguhnya. B. Fungsi Jurnal Penyesuaian Sesuai dengan pengertian yang telah dipaparkan di atas, jurnal penyesuaian pun memiliki beberapa fungsi. Meliputi: a. Supaya akun nominal yakni akun pendapatan serta bebannya bisa diakui di suatu periode serta menunjukkan situasi yang sesungguhnya. b. Menghitung perkiraan nominal (pendapatan serta beban) sebenarnya dalam periode terkait. c. Menetapkan saldo catatan pada akun buku besar di akhir periode sehingga perkiraan saldo kewajiban dan harta (saldo riil) menunjukkan jumlah sesungguhnya. d. Supaya di akhir periode, akun riil yang berupa harta, kewajiban, serta modal menampakkan situasi sebenarnya. C. Akun-Akun Penyesuaian Adapun hal-hal yang perlu diadakan penyesuaian antara lain karena adanya: 1. Beban Yang Masih Harus dibayar (Accrued Expenses) Untuk beban yang masih harus dibayar, ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode:
Des. 31 Beban...... Rp xxx,xx Hutang .... Rp xxx,xx Keterangan: Beban ................................. (diisi nama beban yang harus dibayar) Hutang. ...................(diisi nama beban yang harus dibayar) Contoh: Dalam Neraca Saldo Per 31 Desember 2020 Hutang Gaji dan Beban Gaji sebelum No. Akun Nama Akun Debet Kredit - - 211 Hutang Gaji Rp 21.800.000,00 - 511 Beban Gaji penyesuaian sebagai berikut: Data penyesuaian berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: PENJAHIT SATRIA BUKTI MEMORIAL : Kabag. Akuntansi Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek Keterangan : Gaji Karyawan Bulan Des. 2003 akan dibayar tanggal 2 Januari 2004 Dibukukan Oleh, No. Akun Rp Debet Rp Kredit 511 Rp 4.400.000,00 Rp - 212 - 4.400.000,00 TOTAL 4.400.000,00 4.400.000,00 Ayat Jurnal Penyesuaiannya: Rp 4.400.000,00 - Des. 31 Beban Gaji - Rp 4.400.000,00 Hutang Gaji
2. Beban dibayar dimuka Untuk Beban dibayar dimuka ada dua cara pencatatan saat pembayaran beban tersebut: a. Jika saat membayar dicatat sebagai “Beban”, (Beban .....) atau pendekatan Rugi/Laba Jurnal saat membayar : .... .... Beban.... Rpxxx,xx - Kas - Rpxxx,xx Jurnal penyesuaian akhir periode: Rpxxx,xx - Des. 31 .... Dibayar dimuka - Rpxxx,xx Beban .... b(Seebbaens)ar yang belum menjadi b. Jika saat membayar dicatat sebagai “Harta” (........ dibayar dimuka) atau pendekatan neraca. Jurnal saat membayar: ... ... .... dibayar dimuka Rpxxx,xx - Kas - Rpxxx,xx Jurnal penyesuaian akhir periode: Rpxxx,xx - Des. 31 Beban... - Rpxxx,xx ... Dibayar dimuka (Sebesar yang telah menjadi beban) Contoh: a. Jika saat membayar dicatat sebagai Beban atau pendekatan laba rugi Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 akun asuransi dibayar dimuka dan Beban Asuransi sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit 114 Asuransi dibayar dimuka -- 514 Beban Asuransi Rp 1.200.000,00 -
Data penyesuaian per 31 Desember 2020 berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: PENJAHIT SATRIA : Kabag. Akuntansi BUKTI MEMORIAL Dari Nomor : 02/AJP/03 Untuk : Bagian Pembukuan Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek : Setoran Modal Pemilik Keterangan : Beban Asuransi sebesar Rp 1.200.000,- dibayar tanggal 1 April 2020 untuk masa 1 tahun terhitung sejak tanggal pembayaran Diketahui Oleh, Dibukukan Oleh, (...................) (....................) Rekapitulasi: Kredit No. Debet - Akun 300.000,00 300.000,00 114 Rp 300.000,00 514 - Rp TOTAL Rp 300.000,00 Rp Ayat jurnal penyesuaian akhir periode (31 Desember 2020) Des. 31 Asuransi dibayar dimuka Rp 300.000,00 - Beban Asuransi - Rp 300.000,00 (Sebesar yang belum menjadi beban) Perhitungan: Beban asuransi setahun sebesar Rp 1.200.000,- per bulan Rp100.000,- Yang telah menjadi beban dari 1 April sampai 31 Desember 2003 = 9 bulan, yang belum menjadi beban 3 bulan @ Rp 100.000,- = Rp 300.000,- b. Jika saat membayar dicatat sebagai Harta atau pendekatan neraca Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 akun Asuransi dibayar dimuka danBeban Asuransi sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit 114 Asuransi dibayar dimuka Rp 1.200.000,00 - 514 Beban Asuransi - -
Data penyesuaian 31 Desember 2020 berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: PENJAHIT SATRIA BUKTI MEMORIAL Dari : Kabag. Akuntansi Nomor : 02/AJP/03 Untuk : Bagian Pembukuan Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek : Setoran Modal Pemilik Keterangan : Asuransi dibayar dimuka Rp 600.000,- dibayar tanggal 1 April 2020 untuk masa 1 tahun terhitung sejak tanggal pembayaran Diketahui Oleh, Dibukukan Oleh, (...................) (....................) Rekapitulasi: No. Akun Debet Kredit 514 Rp 900.000,00 - 114 - Rp 900.000,00 900.000,00 Rp 900.000,00 TOTAL Rp Ayat jurnal penyesuaian akhir periode (31 Desember 2020) : Des. 31 Beban Asuransi Rp 900.000,00 - Asuransi dibayar dimuka - Rp 900.000,00 (Sebesar yang telah menjadi beban) Perhitungan: Beban asuransi setahun sebesar Rp 600.000,- per bulan Rp 100.000,- Yang telah menjadi beban beban dari 1 April sampai 31 Desember 2020 adalah 9 bulan @ Rp100.000,0 = Rp900.000,- 3. Penghasilan/pendapatan yang masih harus diterima Ayat jurnal penyesuaian akhir periode sebagai berikut: ... ... Piutang ... Rp xxx,xx - Pendapatan ... - Rp xxx,xx Contoh: Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 Akun Piutang bunga dan Pendapatan Bunga sebelum penyesuaian sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Debet Kredit - - 113 Piutang Bunga - - 412 Pendapatan Bunga penyesuaian berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: PENJAHIT SATRIA : 31 Desember 2020 BUKTI MEMORIAL Dari Subyek Keterangan : Bunga yang masih harus diterima Rp 200.000,- Dibukukan Oleh, No. Akun Debet Kredit 112 Rp 200.000,00 - 412 - Rp 200.000,00 200.000,00 Rp 200.000,00 TOTAL Rp Jurnal penyesuaian pada akhir periode sebagai berikut: Des. 31 Piutang Bunga Rp 200.000,00 - Rp 200.000,00 Pendapatan Bunga - 4. Penghasilan diterima dimuka Untuk penghasilan/pendapatan yang diterima dimuka ada dua cara pencatatan saat penerimaan tersebut: a. Semula dicatat sebagai “Pendapatan” (Pendapatan...) atau Pendekatan Rugi/Laba Ayat jurnal saat menerima: Rp xxx,xx - ... ... Kas Pendapatan ... - Rp xxx,xx Ayat jurnal penyesuaian akhir periode: Rp xxx,xx - - Rp xxx,xx ... ... Pendaoatan .... ... diterima dimuka (Sebesar yang belum menjadi pendapatan)
b. Semula dicatat sebagai “Hutang” (……………… diterima dimuka) atau Pendekatan Neraca Jurnal saat menerima: ... ... Kas Rp xxx,xx - ... diterima dimuka - Rp xxx,xx Jurnal penyesuaian akhir periode: Rp xxx,xx - - Rp xxx,xx ... ... .... diterima dimuka Pendapatan ... (pSeenbdeaspaartayann)g telah menjadi Contoh: 1) Jika saat penerimaan dicatat sebagai pendapatan atau pendekatan laba rugi Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 Akun Sewa diterima di muka danPendapatan Sewa sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit - - 214 Sewa diterima dimuka - Rp 2.400.000,00 413 Pendapatan sewa Data penyesuaian per 31 Desember 2020 Akun Sewa diterima dimuka dan Pendapatan Sewa sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Debet Rp Kredit 214 Rp 800.000,00 Rp - 413 - 800.000,00 800.000,00 800.000,00 TOTAL Rp Ayat jurnal penyesuaian akhir periode (31 Desember 2020) : Des. 31 Pendapatan Sewa Rp 800.000,00 - Sewa diterima dimuka - Rp 800.000,00 p(Seenbdeaspaartayann)g belum menjadi
Perhitungan: Pendapatan Sewa setahun Rp 2.400.000,- per bulan Rp 200.000,- Yang telah menjadiPendapatan dari 1 Mei sampai 31 Desember 2020 = 8 bulan, yang belum menkadi Pendapatan 4 bulan @ Rp 200.000,- = Rp 800.000,- 2) JIka saat penrimaan dicatat sebagi hutang atau pendekatan neraca Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 Akun Sewa diterima dimuka dan Pendapatan Sewa sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit - Rp 2.400.000,00 214 Sewa diterima dimuka - - 413 Pendapatan sewa Data penyesuaian per 31 Desember 2003 berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: Dari : Kabag. Akuntansi PENJAHIT SATRIA : 04/AJP/03 Untuk : Bagian Pembukuan BUKTI MEMORIAL : 31 Desember 2020 Subyek : Setoran Modal Pemilik Nomor Tanggal Keterangan : Sewa diterima dimuka Rp 2.400.000,- diterima tanggal 1 Mei 2020 untuk masa 1 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan Diketahui Oleh, Dibukukan Oleh, (...................) (....................) Rekapitulasi No. Akun Debet Kredit - 214 Rp 1.600.000,00 1.600.000,00 413 - Rp 1.600.000,00 TOTAL Rp 1.600.000,00 Rp : jurnal penyesuaian akhir periode (31 Desember 2020) : Des. 31 Sewa diterima dimuka Rp 1.600.000,00 - Rp 1.600.000,00 Pendapatan sewa - (Sebesar yang telah menjadi Pendapatan)
Perhitungan: Pendapatan Sewa setahun sebesar Rp 2.400.000,- per bulan Rp 200.000,- Yang telahmenjadi Pendapatan dari 1 Mei sampai 31 Desember 2020 adalah 8 bulan @ Rp 200.000,- = Rp 1.600.000,- 5. Taksiran piutang tak tertagih Untuk taksiran piutang tak tertagih ada dua cara pendekatan yang biasa digunakan yakni: a. Pendekatan Neraca b. Pendekatan Rugi/Laba Ayat jurnal penyesuaian untuk taksiran piutang tak tertagih akhir periode adalah: ... ... Beban Kerugian Piutang Rp xxx,xx - Cad. Kerugian Piutang - Rp xxx,xx Jika digunakan pendekatan neraca (taksiran piutang tak tertagih dihitung dari saldo piutang), maka yang perlu diperhatikan adalah keterangan dari data penyesuaian menurut bukti memorial dan saldo akun “Cadangan Kerugian Piutang” di Neraca Saldo sebelum penyesuaian, apakah bersaldo debet atau bersaldo kredit. Contoh: Dalan neraca saldo per 31 Desember 2020 sebelum penyesuaian terdapat perkiraan: - Piutang usaha Rp9.000.000,- (debet) - Cadangan kerugian piutang Rp 40.000,-(kredit) Data penyesuaian berdasarkan bukti memorial sebagai berikut:
PENJAHIT SATRIA BUKTI MEMORIAL : Kabag. Akuntansi Subyek Tanggal : 31 Desember 2020 Keterangan : Piutang tak tertagih ditaksir 2% dari Saldo Piutang Dibukukan Oleh, No. Akun Debet Kredit TOTAL a) Apabila Cadangan Kerugian Piutang di Neraca Saldo bersaldo Debet, maka taksiran piutang tak tertagih ditambah dengan saldo debet tersebut, jumlah inilah yang dimasukkan dalam ayat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020 sebagai berikut: Des. 31 Beban Kerugian Piutang Rp 220.000,00 - Cad. Kerugian Piutang - Rp 220.000,00 Perhitungan: Taksiran piutang tak tertagih 2% dari Rp9.000.000,- = Rp 180.000,- Cadangan kerugian piutang (Debet) = Rp 40.000,- Jumlah= Rp 180.000,- + Rp 40.000,- = Rp 220.000,- b) Apabila Cadangan Kerugian Piutang di Neraca Saldo bersaldo Kredit, maka taksiran piutang tak tertagih dikurang dengan saldo kredit tersebut, hasilnya inilah yang dimasukkan dalam ayat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020 sebagai berikut: Des. 31 BebanKerugianPiutang Rp 140.000,00 - Cad. KerugianPiutang - Rp 140.000,00
Perhitungan: Taksiran piutang tak tertagih 2% dari Rp9.000.000,- = Rp 180.000,- Cadangan kerugian piutang (kredit) = Rp 40.000,- Jumlah= Rp 180.000,- - Rp 40.000,- = Rp 140.000,- c) Apabila data penyesuaian menurut bukti memorial sebagai beirkut; No. Akun Debet Kredit TOTAL Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020 sebagai berikut: Des. 31 BebanKerugianPiutang Rp 180.000,00 - Rp 180.000,00 Cad. KerugianPiutang - Perhitungan: Cadangang kerugian piutang ditambah 2% dari Rp 9.000.000,- = Rp 180.000,- Catatan: 1. Apabila data penyesuaian dalam bukti memorial menyebutkan bahwa: - Kerugian piutang ditaksir ….% dari saldo piutang atau, - Penyisihan kerugian piutang dinaikkan menkadi …% dari saldo piutang, maka: Apabila Cadangan kerugian piutang bersaldo (Debet) ditambahkan Apabila Cadangan kerugian piutang bersaldo (Kredit) dikurangkan
2. Apabila data penyesuaian dalam bukti memorial menyebutkan bahwa: Cadangan kerugian piutang ditambah...% dari saldo piutang, jumlah yang diperoleh inilah yang dibuatkan jurnal penyesuaian dengan tidak memperhatikan apakah akun Cadangan kerugian piutang bersaldo debet atau kredit. Jika digunakan pendekatan Rugi/Laba (tkasiran piutang tak tertagih dihitung daripenjualan), menurut metode ini, jumlah taksiran kerugian atas piutang dihubungkan dengan jumlah penjualan dalam periode yang bersangkutan. Setiap akhir periode jumlah kerugian atas piutang ditaksir sekian persen dari jumlah penjualan kredit, kadang-kadang dihitung dari jumlahpenjualan bruto (penjualan kredit + Penjualan tunai). Besarnya prosentase yang digunakan berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Jumlah yang dicantumkan dalam ayat penyesuaian tidak tergantung pada saldo “Cadangan kerugian piutang” yang sudah ada sebelum ayat penyesuaian dikerjakan. 6. Penyusutan aktiva tetap Ayat jurnal penyesuaian untuk aktiva tetap akhir periode adalah: ... ... Beban Penyusutan .... Rp xxx,xx - Rp xxx,xx Akumulasi Penyusutan .... - Contoh: Dalam neraca saldo Penjahit Sintia per 31 Desember 2020: No. Akun Nama Akun Debet Kredit 121 Peralatan Rp 12.000.000,00 - 122 Akumulasi Penyusutan Peralatan - Rp 4.000.000,00 518 Beban Penyusutan Peralatan -- Data penyesian sesuai bukti memorial berikut:
PENJAHIT SATRIA BUKTI MEMORIAL : Kabag. Akuntansi Subyek Tanggal : 31 Desember 2020 Keterangan : Penyusutan peralatan untuk tahun 2020 ditetapkan Rp 2.000.000,- Dibukukan Oleh, No. Akun Debet Rp Kredit 515 Rp 2.000.000,00 Rp - 122 - 2.000.000,00 TOTAL Rp 2.000.000,00 - Ayat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020 sebagai berikut: Des. 31 Beban Peny. Peralatan Rp 2.000.000,00 - Rp 2000.000,00 Akumulasi Penyusutan Peralatan - 7. Koreksi kesalahan/pembebanan/pemindahan dari satu rekening ke rekening lainnya 8. Penerimaan/pengeluaran yang telah dicatat oleh Bank tetapi perusahaan belum mencatatnya 9. Persediaan barang dagang, khusus untuk perusahaan dagang yang mencatat persediannya menurut sistem fisik atau sistem periodic. Data penyesuaian sebagai berikut: PENJAHIT SINTIA BUKTI MEMORIAL : Kabag. Akuntansi Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek Keterangan : Gaji Karyawan Bulan Des. 2020 akan dibayar tanggal 2 Januari 2021 Dibukukan Oleh, No. Akun Debet Rp Kredit 511 Rp 8.400.000,00 Rp - 212 - 8.400.000,00 TOTAL Rp 8.400.000,00 8.400.000,00
Jurnal penyesuannya: Rp 8.400.000,00 - Des. 31 Beban Gaji - Rp 8.400.000,00 Hutang Gaji 10. Beban dibayar dimuka Untuk Beban dibayar dimuka ada dua cara pencatatan saat pembayaran beban tersebut: a) Semula dicatat sebagai “Beban” (Beban...) atau Pendekatan Rugi/Laba Jurnal saat membayar: .... .... Beban.... Rpxxx,xx - Kas - Rpxxx,xx Jurnal penyesuaian akhir periode: Rpxxx,xx - Des. 31 .... Dibayar dimuka - Rpxxx,xx Beban .... (bSeebbaens)ar yang belum menjadi b) Semula dicatat sebagai “Harta” (... dibayar dimuka) atau Pendekatan Neraca. .... .... ...... dibayar dimuka Rpxxx,xx - Kas - Rpxxx,xx Jurnal penyesuaian akhir periode: Rpxxx,xx - Des. 31 Beban .... - Rpxxx,xx ...... dibayar dimuka (bSeebbaens)ar yang telah menjadi Contoh: 1. Apabila semula dicatat sebagai “Beban” atau pendekatan Rugi/Laba: Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 akun asuransi dibayar dimuka dan
BebanAsuransi sebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit -- 114 Asuransi dibayar dimuka Rp 1.200.000,00 - 514 Beban Asuransi Data peynyesuaian per 31 Desember sebagai berikut: PENJAHIT SINTIA BUKTI MEMORIAL Dari : Kabag. Akuntansi Nomor : 02/AJP/03 Untuk : Bagian Pembukuan Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek : Setoran Modal Pemilik Keterangan : Beban Asuransi sebesar Rp 1.200.000,- dibayar tanggal 1 April 2020 untuk masa 1 tahun terhitung sejak tanggal pembayaran Diketahui Oleh, Dibukukan Oleh, (...................) (....................) Rekapitulasi: Debet Kredit No. Akun 300.000,00 - 114 Rp - Rp 300.000,00 514 300.000,00 Rp 300.000,00 TOTAL Rp Jurnal penyesuaian 31 Desember 2020: Perhitungan: Beban asuransi setahun sebesar Rp 1.200.000,- per bulan Rp 100.000,- Yang telah menjadi beban dari 1 April sampai 31 Desember 2020 = 9 bulan, yang belum menjadi beban 3 bulan @ Rp 100.000,- = Rp 300.000,- 2. Apabila semula dicatat sebagai “Harta” (... dibayar dimuka) atau Pendekatan Neraca: Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 akun Asuransi dibayar dimuka dan BebanAsuransi sebelum penyesuaian sebagai berikut:
No. Akun Nama Akun Debet Kredit Rp 1.200.000,00 - 114 Asuransi dibayar dimuka Data penyesuaian per 31 Desember berdasarkan bukti memorial sebagai berikut: PENJAHIT SINTIA BUKTI MEMORIAL Dari : Kabag. Akuntansi Nomor : 02/AJP/03 Untuk : Bagian Pembukuan Tanggal : 31 Desember 2020 Subyek : Setoran Modal Pemilik Keterangan : Asuransi dibayar dimuka Rp 1.200.000,- dibayar tanggal 1 April 2020 untuk masa 1 tahun terhitung sejak tanggal pembayaran Diketahui Oleh, Dibukukan Oleh, (...................) (....................) Rekapitulasi: No. Akun Debet Kredit - 514 Rp 900.000,00 900.000,00 900.000,00 114 - Rp TOTAL Rp 900.000,00 Rp Jurnal penyesuaian 31 Desember 2020: Rp 900.000,00 - Des. 31 Beban Asuransi - Rp 900.000,00 Asuransi dibayar dimuka (Sebesar yang telah menjadi beban) 11. Penghasilan/ Pendapatan yang masih harus di terima Jurnal penyesuaian akhir periode sebagai berikut: ... ... Piutang ... Rp xxx,xx - Pendapatan ... - Rp xxx,xx Contoh: Dalam Neraca Saldo per 31 Desember 2020 Akun Piutang bunga dan Pendapatan Bungasebelum penyesuaian sebagai berikut: No. Akun Nama Akun Debet Kredit - - 113 Piutang Bunga - - 412 Pendapatan Bunga
BAB 5 PENYESUAIAN BUKU BESAR Pada dasarnya cara memposting dari jurnal penyesuaian ke dalam buku besar yaitu sama saja dengan cara memposting jurnal umum di buku besar, sebagaimana telah di jelaskan pada sub materi sebelumnya. Untuk lebih jelas berikut ini cara memposting jurnal penyesuaian ke dalam buku besar yaitu: 1. Catat tanggal yang tercantum di dalam jurnal ke dalam lajur tanggal perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. 2. Catat jumlah debet pada jurnal ke dalam lajur debet perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. Demikian juga, catat jumlah yang harus di kredit ke dalam lajur kredit perkiraan yang bersangkutan pada buku besar. 3. Catat nomor halaman jurnal ke dalam lajur ref (referensi) pada perkiraan yang bersangkutan di buku besar. Berikut ini contoh studi kasus memposting jurnal penyesuaian ke buku besar:
BAB 6 NERACA LAJUR A. Pengertian Neraca Lajur Neraca lajur adalah kertas yang terdiri atas kolom-kolom yang digunakan untuk memberikan data tentang saldo setiap rekening, jumlah yang dibutuhkan, memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah sebuah laporan yang berisi semua data tentang akuntansi yang menjadi suatu landasan yang digunakan untuk memeriksa dengan sebuah rekening buku besar yang telah disesuaikan untuk memudahkan ketika hendak membuat laporan keuangan. Perusahaan yang berskala kecil dan tidak memiliki akun buku besar yang terlalu banyak, biasanya tidak terlalu dibutuhkan karena bisa langsung disesuaikan dengan neraca saldo yang telah ada.Namun, bagi perusahaan yang memiliki skala besar, neraca lajur memberikan kemudahan seperti contoh dalam melakukan rekap data keuangan sebelum dibuatnya penyesuaian. Laporan ini berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo perkiraan sebelum jurnal penyesuaian, perkiraan-perkiraan jurnal penyesuaian, dan saldo-saldo perkiraan setelah jurnalpenyesuaian. B. Kegunaan Neraca Lajur Neraca lajur merupakan suatu landasan untuk memeriksa dimana rekening buku besar disesuaikan, diseimbangkan dan disusun menurut cara yang sesuai dengan penyusunan rekening dalam laporan keuangan. Adapun kegunaan dari neraca lajur adalah sebagai contoh berikut: a. Berfungsi sebagai referensi dalam pembukuan ayat jurnal penutup b. Sebagai referensi dalam memeriksa data (akun dan jumlah saldo) yang akan disajikandalam laporan keuangan. c. Menggolongkan, meringkas, dan mengevaluasi pencatatan transaksi. d. Sebagai penunjuk bahwa prosedur yang dilakukan untuk menyusun laporan keuangan sudah dilaksanakan. e. Mempermudah untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan padasaat pembuatan jurmal penyesuaian
c. Bentuk dan Isi Neraca Lajur Penyusunan neraca lajur dimulai dari neraca saldo sebelum diadakan penyesuaian dan kemudian dengan memasukkan data-data penyesuaian dapatlah ditentukan data-data yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan. Neraca lajur tersebut haruslah disusun berkolom-kolom dan untuk perusahaan dagang atau jasa biasanya terdiri dari 8 kolom yaitu : Kolom neraca saldo yang terdiri dari kolom Debet dan Kredit Kolom adjustment yang terdiri dri kolom Debet dan Kredit Kolom rugi laba yang terdiri dari kolom Debet dan Kredit Kolom neraca akhir yang terdiri dari kolom Debet dan Kredit Dalam praktik penyelenggaraan akuntansi secara manual, neraca lajur memuat 5 (lima)bagian pokok yaitu : Neraca saldo Neraca saldo setelah penyesuaian Neraca saldo setelah penutupan Laporan perhitungan laba-rugi Neraca Berikut adalah beberapa contoh jenis neraca lajur perusahaan dagang maupun perusahaan jasa: a. Neraca lajur umum, digunakan untuk menganalisis saldo di akun yang berbeda dan biasanya berisi 4-6 kolom (neraca saldo, laba/rugi, neraca) b. Neraca lajur terperinci, berisi lebih banyak perincian atau informasi dan seringkali menyertakan halaman pendukung untuk menjelaskan item tertentu seperti daftar hutang piutang dagang, pengeluaran produksi, atau premi asuransi c. Neraca lajur audit, digunakan untuk menverikasi keakuratan informasi dalam menyiapkan laporan keuangan perusahaan. d. Neraca lajur 12 kolom atau 6 kolom berganda, digunakan biasanya oleh perusahaan yang memiliki pemegang saham untuk meneliti laba rugi perusahaan.
D. Cara Membuat Neraca Lajur Berikut ini adalah 5 langkah yang harus dilakukan dalam membuat atau menyusun neraca lajur perusahaan dagang ataupun jasa, yaitu: 1. Menyiapkan Format yang Berisi Jumlah Kolom yang Sesuai Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa contoh neraca lajur memiliki berbagai macam jenis dan memiliki jumlah kolom yang berbeda-beda. Biasanya format laporan ini terdiri dari beberapa kolom, di mana masing-masing dari kolom terbagi menjadi penempatan debit kredit pada transaksi atau akun yang ada: Kolom Nomor dan Nama Akun Berisi nama seluruh kode akun perkiraan yang telah disusun sebelumnya, dari nama rekening perkiraan ini juga akan ditentukan, apakah sebuah akun bernilai debet atau kredit pada setiap lajur kolom. Kolom Neraca Saldo Informasi-informasi yang tercantum pada lajur neraca saldo adalah sama persis dengan yang tercantum pada jurnal laporan neraca saldo. Sehingga jika perusahaan menggunakannya, neraca saldo dapat langsung dibuat didalamnya, tidak perlu dibuat secara terpisah. Kolom Penyesuaian Jurnal-jurnal penyesuaian yang telah dibuat akan menyesuaikan perkiraan-perkiraan neraca saldo yang sudah ada di mana jika ada perkiraan baru yang timbul maka akan dituliskan di bawah perkiraan-perkiraan neraca saldo tersebut. Kolom Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Setelah dilakukan jurnal penyesuaian, neraca saldo akan memperkirakan semua perkiraan dan saldo-saldo yang terdapat dalam lajur ini, yang nantinya akan terlihat pada laporan keuangan. Untuk perkiraan-perkiraan neraca saldo yang tidak dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, langsung dipindah ke lajur ini, tetapi bagi perkiraan yang dipengaruhi oleh jurnal penyesuaian, harus dihitung saldo perkiraan yang bersangkutan dan kemudian dipindahkan ke lajur ini.
Lajur ini pada akhirnya harus dijumlahkan kedua sisinya. Sehingga kebenaran dan ketelitian dalam lajur ini dapat terjamin. Kolom Neraca Berisi semua perkiraan riil yang merupakan perkiraan dari akun sebelumnya. Kolom neraca ini berfungsi untuk melihat jika masih ada kesalahan atau ketidaksesuaian saat menyusun neraca saldo setelah penyesuaian dan memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan. Kolom Rugi Laba Berisi semua perkiraan nominal yang merupakan perkiraan yang akan dikelompokan atau dimasukkan dalam laporan perhitungan rugi-laba. Dalam kolom ini, debit dan kredit dalam lajur rugi-laba dijumlahkan. Bila sisi kredit lebih besar sisi debitnya, maka perusahaan akan mendapat laba. Sebaliknya, bila sisi debit yang lebih besar dari sisi kredit, maka perusahaan menderita kerugian. Dari adanya penghitungan neraca lajur ini, secara tidak langsung kita akan memperoleh kemudahan dalam menyusun laporan keuangan, memiliki ringkasan data, baik data neraca saldo maupun data penyesuaian dan memudahkan dalam pengecekan kesalahan yang mungkin terjadi ketika melakukan penyesuaian. 2. Melakukan Input Nomor dan Nama Akun Langkah selanjutnya dalam membuat neraca lajur adalah meng-input nomor dan nama akun dalam kolom yang tersedia. Masukkan saldo akun dari buku besar ke dalam kolom daftar saldo yang ada di dalam lembar kerja yang tersedia. Lalu, tambahkan jumlah neraca saldo yang ada pada laporan sebelumnya.
3. Masukkan Jurnal Penyesuaian pada Kolom Penyesuaian Isilah kolom ini dengan nominal yang telah dibuat dalam laporan ayat jurnal penyesuaian sebelumnya, kemudian pindahkan saldo ke daftar yang sudah disesuaikan antara debit dan kredit. Data yang dibutuhkan untuk memasukkan data jurnal penyesuaian biasanya diperoleh dari data aset perusahaan yang mengalami penyusutan seperti pemakaian peralatan untuk operasional (furnitur, komputer, mesin, dll).
4. Menambahkan Nominal pada Neraca Saldo Setelah Penyesuaian Ketika telah ditemukan nominal atau saldo antara neraca saldo dan juga jurnal penyesuaian, langkah selanjutnya menjumlahkan atau mengurangi antar keduannya dan tulis pada kolom neraca saldo setelah penyesuaian. Jika pada kolom terdapat persamaan debit maupun kredit maka cara menghitungnya dengan cara ditambah, begitu pula sebaliknya.
5. Mengisi kolom neraca dan laba rugi Pindahkan jumlah-jumlah di dalam kolom daftar saldo, lalu sesuaikan ke dalam kolom laba rugi. Jumlahkan kolom-kolom laba-rugi dan kolom- kolom laporan posisi keuangan serta memasukkan angka laba bersih/rugi bersih sebagai angka pengumbang ke dalam kedua pasang kolom di atas dan sekali lagi menjumlahkan kolom tersebut.
Contoh neraca lajur:
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa A. Definisi Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 (2015: 1), “Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan ini menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan Keuangan menurut PSAK No. 1 (2015:2) adalah sebagai berikut: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Laporan Keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan suatu perusahaan dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data tersebut. Agar laporan keuangan dapat memenuhi fungsinya maka laporan keuangan hendaknya disusun secra baik dan benar sesuai dengan standar yang berlaku. Beberapa karakteritik kualitatif yang harus dimiliki laporan keuangan.agar berguna bagi pemakainya adalah sebagai berikut: 1.dapat dipahami 2.relevan 3.konsisten 4.keandalan 5.dapat diperbandingkan B. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Gambar 1.2 Ilustrasi Jenis-jenis laporan keuangan 1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Hasil operasi perusahaan di dapatkan dengan membendingkan pendapatan yang dihasilkan dengan beban yang dikeluarkan. Laporan laba rugi untuk perusahaan jasa terdiri dari komponen akun: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
1.Pendapatan usaha ( service revenue) merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan. Pada perushaan jasa, pendapatan utama berasal dari hasil pemberian jasa. 2.Beban operasi (operating expenses) merupakan beban yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan utama perusahaan. Contoh beban usaha adalah beban gaji, beban administrasi dll 3.Pendapatan di luar usaha (other income) merupakan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan lain di luar kegiatan utama perusahaan. Contoh: pendapatan bunga dari bank,keuntungan penjualan peralatan dan pendapatan sewa. 4.Beban di luar usaha ( other expenses) beban yang dikeluarkan untuk mendanai kegiatan lain di luar kagiatan utama perusahaan dan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama perusahaan. Contoh: beban bunga, beban karena kehilangan inventaris. Laporan laba rugi disusun dengan usruetbaangapi enhdaasipl aatkahnir.teUrnletbuikh dahulu, kemudian diikuti dengan beban, dan laba atau rugi lebih jelasnya perhatikan penyusunan laporan laba rugi Laundry Clean berikut. Pada umumnya terdapat dua bentuk laporan laba rugi, yaitu bentuk single strp dan multiple step. 1.Bentuk Single Step, merupakan laporan laba atau rugi suatu perusahaan yang disusun dengan cara menggabungkan seluruh pendapatan dalam satu kelompok dan seluruh beban dalam kelompok lain. Format laporan laba rugi bentuk single step sebagai berikut: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
1.Bentuk Multiple Step, merupakan bentuk laporan laba rugi yang memberikan informasi lebih terperinci dari pendapatan dan beban. Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan operasi dan pendapatan di luar operasi. Beban dibedakan menjadi beban operasi dan beban di luar operasi. Berikut format laporan laba rugi dalam bentuk multiple step adalah sebagai berikut: 2. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan perusahaan yang menggambarkan peningkatkan atau penurunan kekayaan selama periode tertentu. laporan ini menginformasikan perubahan ekuitas perusahaan akibat dari kegiatan pokok operasi perusahaan setelah laporan laba rugi selesai dibuat. Hal ini disebabkan karena hasil dari laporan laba rugi merupakan unsur dari laporan perubahan ekuitas. Komponen laporan perubahan ekuitasi untuk perusahaan jasa terdiri dari : 1.Modal awal,merupakan sebuah dana yang disetorkan pada awal perusahaan didirikan. Modal awal bisa berasal dari investasi awal atau penambahan investasi. 2.Laba atau Rugi merupakan hasil dari selisih pendapatan dengan beban. Jika laba akan menambah modal perusahaan, sebaliknya jika rugi akan mengurangi modal perusahaan 3.Pengambilan Pribadi (prive), yaitu pengambilan untuk kepentingan pribadi di luar kepentingan perusahaan. 4.Modal akhir, yaitu modal awal ditambah laba atau dikurangi rugi dan prive. Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Berikut laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut: 3. Laporan Posisi Keuangan Laporan Posisi Keuangan merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu, yaitu posisi aset perusahaan disatu sisi dan liabilitas serta ekuitas di sisi yang lain. Neraca dalam bahasa Inggris sering disebut balance sheet atau lembar keseimbangan. Artinya dalam laporan neraca jumlah aset harus seimbang dengan jumlah liabilitas yang ditambah dengan ekuitas. Tujuan dari dibuatnya neraca adalah sebagai informasi tentang posisi keuangan yang berbentuk liabilitas, aset, serta ekuitas dalam suatu periode akuntansi. Adapun komponen-komponen laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 1.Kelompok Aset, yaitu semua kekayaan yang dimiliki sautu perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan digunakann dalam operasi perusahaan. Aset diklasifikasikan menurut likuiditasnya yang meliputi aset lancar, investasi, aset tidak berwujud dan aset lain-lain. 2.Kewajiban, yang diklasifikasikan menurut urutan jatuh tempo. Kewajiban meliputi utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan utang lainnya. 3.Ekuitas, yang diklasifikasikan menurut kekekalan. ekuitas untuk perusahaan perseorangan adalah modal pribadi dari perseorangan. Misal: Modal Tn Satrio. Bentuk dari laporan neraca terdiri atas bentuk stafel dan skontro. 1.Laporan Posisi Keuangan Bentuk Stafel adalah bentuk neraca yang menempatkan kelompok aset di atas, sedangkat liabilitas dan ekuitas dibawahnya. Berikut laporan posisi keuangan bentuk stafel perusahaan jasa: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
2) Laporan Posisi Keuangan Bentuk Skontro, merupakan penyusunan neraca ddengan penempatan kelompok aset di ssi kiri, sedangkan liabilitas dan ekuitas di sisi kanan. Bentuk skontro disebut juga bentuk T karena bentuk laporannya memiliki dua kolom yang bersebelahan. Berikut laporan posisi keuangan bentuk skontro perusahaan jasa: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Simak Yuk ! Nona Endah memiliki hobi dalam bidang tata kecantikan, selain Nona Endah berbakat ia juga sudah sekolah khusus tata kecantikan sehingga Nona Endah senang sekali merias diri dan merias orang-orang sekitar jika ada acara tertentu. Banyaknya permintaan make up akhirnya Nona Endah mendirikan usaha salon sendiri di dekat rumahnya pada tahun 2018. Setiap bulan Nona Endah membuat laporan keuangan untuk melihat perkembangan usahanya. Berikut ini disajikan data keuangan berupa kerja kerja Salon Endah periode 31 Desember 2018. Berdasarkan dara tersebut buatlah: 1.Laporan Laba Rugi 2.Laporan Perubahan Ekuitas 3.Laporan Posisi Keuangan Bentuk Stafel 4.Laporan Keuangan Bentuk Skontro Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Penyelesaian 1.Berdasarkan data keuangan yang dimiliki Endah Salon, dapat disusun laporan laba ruginya sebagai berikut: 2. Berdasarkan data keuangan yang dimiliki Endah Salon, dapat disusun laporan perubahan ekuitas sebagai berikut: Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Search