Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 2017-01

2017-01

Published by syafeihilman88, 2017-06-07 03:53:15

Description: 2017-01

Search

Read the Text Version

SAYA BERTANYA KEPADABANG PEPE. APAKAH SAYATIDAK MEMILIKI HAK UNTUKTINGGAL DI SINI DENGANHAK ASASI YANG SAYAMILIKI FEBRUARI 2017 | MEDIA BPP 51

Sastra Apakah Doa Bisa Mengubah Masa Depan Hari Taqwan SantosoApakah doa bisa mengubah keadaan? balas Wan- Menanggapi musibah yang menimpanya itu Wantono tono pada seorang kawan. Pagi itu rumahnya terpaku sejenak, lalu ketika warga mulai bekerja dia turut rubuh begitu saja tanpa bisa diketahui sebabnya. bekerja tanpa mengucap satu patah kata pun. Kawan yang Rumah peninggalan orang tuanya itu memang tadi memberitahukan keruntuhan rumahnya itu mengira sudah berumur, tapi tidak ada tanda-tanda bah- dia mengalami guncangan batin. Ia pun menghibur denganwa ia telah rapuh. Tidak pernah ada yang mengira, rumah berkata, “Kamu yang sabar Wan, ini adalah cobaan dariitu akan rubuh, lebih-lebih roboh begitu saja tanpa seorang Tuhan. Berdoa saja, nanti pasti ada gantinya. Bahkan lebihpun tahu alasannya. Bahkan Wantono sendiri, yang sudah baik.”bertahun-tahun berteduh di bawah atapnya, gagal mene- Si kawan terkejut mendengar balasan Wantono yang tanpamukan sebab kerobohan rumah itu. Tiang-tiangnya kemarin ekspresi, serta tidak disangka-sangka itu. Bahkan lebih lagimasih kokoh, Ia bisa memastikan kendati tidak mengecek ketika Wantono menambahkan, “Tuhan, ya? Kepercayaansecara teliti. Kayu-kayu yangmenopang atapnya juga tidak pada sosok yang mengaturseharusnya menjadi lapuk alam semesta, termasukbegitu saja sehingga akhirnya runtuhnya rumah orang tuakusempal1 secara serempak. ini sebagai cobaan. Cara ber-Wantono tinggal sendiri. Dia pikir seperti itu sebenarnyasedang berada di sawah ketika hanya satu bentuk kemalasankejadian berlangsung dan bu- berpikir. Aku sudah melatihru-buru pulang ketika seorang diri untuk tidak kalap dalamkawan datang dengan tergop- menerima kejadian-kejadianoh-gopoh untuk memberita- yang tidak kuinginkan secarahukan bahwa rumahnya roboh mendadak, jadi gagasan seper-secara misterius. Setibanya di ti itu tidak kuperlukan lagi.”lokasi, Wantono mendapati ru- Tidak disangka-sangka jawa-mah yang ketika tadi ditinggal- ban itu keluar dari mulut Wan-kannya masih utuh, sekarang tono. Jawaban itu membuattinggal puing-puing. Rumah itu kawannya terdiam, terkejutseperti habis diterjang angin dan masih tidak percaya.topan atau diguncang gempa Seolah dia lah yang terkenabumi saja. Hampir rata dengan guncangan batin sementaratanah. Wantono sendiri tenang-tenangWarga berdatangan, mereka saja. Tangannya cekatan dalammembantu Wantono untuk membersihkan pu- memilah genteng yang masihing-puing rumahnya dan membangunnya kembali. Mereka utuh dari genteng-gentengmemutus arus listrik ke rumah itu terlebih dahulu lalu pecah, untuk kemudian disusun di tempat yang telah dise-membagi tugas. Ada yang memilah material, ada pula yang diakan sebelumnya.mengangkutnya ke tempat tersedia. Material yang masih “Bayangkan kalau kau yang mengalami peristiwa ini, lalubisa digunakan seperti genteng utuh atau kayu bekas tiang, kau berdoa supaya rumahmu utuh lagi. Apa iya batu-ba-dipilah dari material yang telah menjadi sampah. Kendati tu bata yang sudah hancur itu utuh lagi, berterbangan,memunyai kesibukan mereka masing-masing, membantu menyusun diri membentuk tembok? Lalu kayu-kayu yangWantono yang tertimpa musibah tanpa disangka-sang- sudah sempal itu terpasang kembali seperti sedia kala? Ah,ka itu jauh lebih penting. Begitulah kehidupan di desa. rasanya tidak. Kau masih harus bekerja, dan kalau perluKebetulan juga, orang-orang sedesa itu sebenarnya masih melibatkan orang lain seperti yang kualami sekarang ini.saling berkerabat karena leluhur mereka, para babad desa, Kalau demikian halnya, apa gunanya berdoa?”bersaudara. “Kau?”1 Terlepas paksa. “Ya.”52 MEDIA BPP | FEBRUARI 2017

Si kawan hendak menanyakan apakah Wantono sudah membayangkan diriku mengangkat tangan, lalu nun jauhmengambil gagasan yang telah umum diyakini sebagai di sana sebuah gunung berapi meletus. Aku mengangkatkebenaran faktual di desa sebelah. Bahwa kepercayaan tanganku lagi dan sebuah gunung berapi lainnya meletus.kepada sosok di atas sana tidak lebih sebagai jalan masuk Kejadian-kejadian itu berurutan, tapi tentu saja tidak adabagi orang-orang yang hendak memanfaatkan kesem- sebab-akibat di dalamnya. Tidak berarti aku bisa membuatpatan untuk meninabobokan. Sekali seseorang berpikir gunung menjadi meletus dengan mengangkat tangan.”begitu maka ia menjadi tidak kritis terhadap segala halyang dianggap punya otoritas kelangitan sehingga mudah Dengan cara berpikir yang tidak lazim di desanya itu Wan-untuk dimanipulasi. Sialnya, di antara mereka yang punya tono tidak pernah dimusuhi, sebab ikatan kekeluargaankepercayaan semacam itu, orang-orang yang melihatnya antarwarga jauh lebih kuat dari perbedaan apa pun yangsebagai kesempatan untuk memeroleh keuntungan pribadi mereka punyai. Terlebih lagi, ia hanya tertarik pada “ga-selalu ada. gasan dari desa sebelah” itu tanpa terlibat kegiatan politis apa pun. Maka ketika banyak warga sebelah yang dibantai“Sejak kapan?” karena jalan pemikiran seperti itu, bahkan mereka yang sekadar ikut-ikutan saja juga kena getahnya, Wantono se-“Ah, itu tidak penting.” lamat. Ia tidak ikut diciduk untuk disembelih dan mayatnyaHanya dalam dua minggu, Wantono telah dapat mem- dibuang ke sungai sebagaimana orang-orang sepemikiranbangun rumahnya kembali dengan bantuan para warga. yang terlibat kegiatan politik baik langsung maupun tidak.Ia mendapat rumah yang kalau dilihat, lebih baik darirumahnya semula, tanpa doa! Bantuan berupa tenaga ...cuma-cuma yang didasari oleh kebaikan hati para warga Puluhan tahun telah berlalu sejak peristiwa runtuhnya ru-lah penyebabnya. Doa sama sekali tidak punya andil, pikir mah Wantono yang misterius dan tidak pernah terpecah-Wantono. Orang harus beraksi secara nyata, bukan me-” kan itu. Masa senjanya dilewati sendirian di rumah yangminta pada sosok yang bahkan dilihat saja enggan karena dibangun oleh gotong-royong warga setelah roboh tempomemang tidak ada, lanjutnya. Entah dulu. Wantono mendudukkan pantatitu dia yang menjadi penunggu pohon yang tubuhnya telah renta itu ditua atau yang bertahta di atas langit, sebuah kursi goyang. Sesekali dihisap-sama saja. BANYAK orang yang mengaku nya asap tembakau bakar berbalut agamis, terlalu cepat marah klobot2 yang dibuat oleh tangan-tan-Wantono kembali menjalani peker- oleh kata-kata yang sebenarnya gan tuanya sendiri. Bersama kepulanjaannya sehari-hari sebagai petani, tidak menyinggung. Khalayak asap, pikirannya melayang. Di waktunamun gagasan yang didapat dari yang tidak kritis lalu ikut-ikutan senggangnya seperti sore ini, ia masihcendekiawan sekaligus kepala desa untuk menghakimi seolah sempat memikirkan keadaan orang-sebelah itu begitu menarik sam- mengetahui duduk persoalannya orang menggunakan pisau nalar yangpai-sampai dia tidak dapat berhenti dengan baik. Inilah wujud nyata benar-benar terasah.dari memikirkannya sambil mengayunkan peninaboboan orang-orang Ia semakin miris dengan kenyataancangkul. Saat istirahat, Wantono me- bodoh oleh sekelompok orang yang ada sekarang. Gagasan yanglayangkan pikirannya lagi. “Kawanku dengan mengatas namakan dulu diterimanya sebagai sebuahbilang kalau doa mampu mengubah agama, pikirnya. keraguan, yang dimaksudkan untukkeadaan,” gumamnya sendirian sam- melatih diri agar tidak salah kaprahbil sesekali menyedot asap tembakau. dalam berpikir, hari-hari ini mewujud menjadi nyata. Gagasan bahwa agama“Katanya, dia pernah menyaksikan hanya sebagai alat untuk meninabobokan orang-orang bodoh itu,sendiri keajaiban dari ucapan-ucapan yang disebut doa itu. dulu diterima sebatas karena ia masuk akal. Sekarang ga-Saudaranya di kota sedang sakit parah. Dokter dengan gasan tersebut, bagi Wantono, sudah terbukti nyata. Ban-segala pengetahuannya tentang obat sudah tidak dapat me- yak orang yang mengaku agamis, terlalu cepat marah olehnolong lagi. Akan tetapi begitu dia meminta seorang pemu- kata-kata yang sebenarnya tidak menyinggung. Khalayakka agama untuk mendoakan kesembuhannya, saudaranya yang tidak kritis lalu ikut-ikutan untuk menghakimi seolahitu pun berangsur-angsur sembuh. Bahkan kesembuhannya mengetahui duduk persoalannya dengan baik. Inilah wujudbisa dianggap ajaib karena menurut dokter yang sama, nyata peninaboboan orang-orang bodoh oleh sekelompokkalau pun dia bisa disembuhkan dengan bantuan dokter orang dengan mengatasnamakan agama, pikirnya.tersebut maka prosesnya tidak akan memakan waktusecepat itu. Karena itu, simpulnya, doanya pasti mujarab.” Kendati miris, Wantono tidak tertarik untuk ikut andil dalam pertikaian yang terjadi dalam bentuk apa pun. Se-“Itu adalah cara berpikir yang salah kaprah,” bantah Wan- karang ia tidak lebih dari sekadar orang tua yang mencobatono pada kesimpulan yang diutarakan temannya itu. Ia untuk menghindari kesalahkaprahan dalam berpikir sedaribergumam sendirian layaknya seorang penderita gangguan muda, sejak mengenal “gagasan aneh dari desa sebelah”jiwa. “Saudara kawanku sakit parah dan dokternya sudah berpuluh tahun lalu. Wantono sadar betul bahwa usianya“angkat tangan”, adalah fakta. Alih-alih tidak tertolong, di dunia yang fana ini mungkin hanya tinggal beberapa haridia justru sembuh lebih cepat dari perkiraan, juga fakta. lagi. Maka tidak ada alasan untuk ikut nimbrung dalamTapi, dia sembuh karena didoakan seorang pemuka agama, hiruk pikuk dunia. Jauh lebih bermanfaat untuk menjalaniitu sekadar pendapat belaka. Fakta bahwa doa si pemu- hari-hari yang tersisa dengan menikmatinya.ka agama dan kesembuhannya adalah dua kejadian yangterjadi secara berurutan, tidak lantas menjadikan keduanyaterhubung dalam satu kesatuan. Dengan kata lain belumtentu ada kaitan sebab-akibat di antara keduanya. Aku bisa 2 Kulit jagung. FEBRUARI 2017 | MEDIA BPP 53

OPINI Opini Ray Septianis Kartika REPLIKASI INOVASI TEPAT GUNA R eplikasi inovasi merupakan merupakan hasil kreasi kabupaten, kota, dan indikator keberhasilan suatu provinsi (daerah). daerah dalam menjalankan inovasi daerah. Ukuran ke- Namun, replikasi belum sepenuhnya terealisa- berhasilan replikasi tersebut si, banyak kendala dan resistensi. replikasi adalah, sejauh mana inovasi yang diadopsi tidak serta merta berhasil diaplikasikan pada berbasis wilayah, artinya bisa memanfaatkan suatu daerah. Beberapa replikasi gagal karena segala potensi daerah yang ada. ketidakcocokkan iklim wilayah dengan ino- vasi yang dipilih. Ketidakcocokkan tersebut Replikasi inovasi sejatinya merupakan solusi bisa berupa karakter wilayah, minimnya yang sejauh ini bisa mengangkat taraf hidup dukungan anggaran, serta komitmen kepa- masyarakat. Seperti yang disampaikan be- la daerah yang tidak berbasis pada proses dan berapa waktu lalu oleh Asman Abnur dalam program, menjadi kendala penerapan replika- acara Forum Replikasi Nasional Inovasi Pe- si. layanan Publik di Bandung, Jawa Barat. As- man juga menuturkan replikasi adalah jalan Inovasi pilihan yang memadukan teknologi termudah bagi daerah yang minim inovasi informasi mutaakhir juga menjadi salah satu dan masih tertinggal. Pasalnya, replikasi ti- faktor yang harus diperhatikan, apakah inova- dak harus menekankan unsur kebaruan, na- si dengan teknologi informasi yang mumpuni mun bisa dilakukan dengan memperbarui di suatu daerah bisa diaplikasikan di daerah program dan kebijakan yang sudah diterap- yang masih tertinggal. Replikasi pun tidak kan di daerah lain. Replikasi sejatinya dapat serta-merta bisa dilakukan begitu saja, tidak membantu pemerintah daerah dalam men- asal menunjuk cocok atau tidak dilaksanakan jawab permasalahan daerahnya. di daerah. Perlu perencanaan dan strategi matang dengan memperhatikan berbagai po- Pemerintah melalui Kementerian PAN-RB, tensi yang ada di daerah. menegaskan banyak inovasi yang bisa dire- plikasi, baik di pemerintah pusat maupun di Untuk itu, dalam melaksanakan replika- daerah. Dari ribuan inovasi setidaknya 52 si, melibatkan pemerintah daerah penting inovasi layak untuk direplikasi. Inovasi terse- dilakukan. Pemerintah daerah berperan but terdiri dari terobosan dalam pelayanan penting dalam keberhasilan suatu replikasi dasar (kesehatan, pendidikan, dan kepen- inovasi. Sebelum replikasi diwujudkan, sebi- dudukan), pelayanan perekonomian (per- sa mungkin mereka harus mengidentifikasi izinan, infrastruktur, dan transportasi), dan segala potensi yang ada di daerahnya. selain lainnya (peningkatan kinerja dan tata kelola). itu, mereka juga harus memiliki strategi pe- Menariknya lagi, 38 inovasi (73 persennya) metaan daerah dengan mengadopsi berbagai sumber aset yang layak dikembangkan menja-54 MEDIA BPP | FEBRUARI 2017

di wajib dilakukan. Agar pelaksanaan rep- ma ini. Daerah pengadopsi bisa mengukur Ray Septianislikasi inovasi berjalan efektif, efisien, dan manfaat apa yang sekiranya bisa didapat- Kartika,tepat sasaran. kan dengan mengimplementasikan inova- si yang akan ditiru. Analisis manfaat bi- Peneliti BadanSebaliknya, pemerintah daerah tidak boleh asanya disandingkan dengan analisis biaya Penelitian dan Pengembanganasal menyetujui tawaran replikasi inovasi. yang dikeluarkan. Khususnya, manfaat Kementerian Dalam NegeriTerlebih karena hanya sebatas tuntutan dan biaya untuk pemerintah, dunia usaha,inovasi, atau karena daerah merasa sudah dan masyarakat.memenuhi kriteria, tanpa kajian matang,dan tuntutan ketika keadaan daerah sudah Kedua, kompatibilitas, kriteria ini menilaidiambang mengkhawatirkan tanpa presta- seberapa cocok inovasi yang akan di-si. Atau ketika masyarakat mulai mem- replikasi dengan kondisi dan situasi yangpertanyakan peran kepala daerah dalam akan diadopsi. Beberapa indikator sepertimembentuk daerah yang mandiri, baik budaya masyarakat dan aparatur, etos ker-dalam mengambil keputusan atau menen- ja, infrastruktur, serta lingkungan fisik dantukan model inovasi. sosial daerah pelaksana bisa diukur tingkat keharmonisannya dengan inovasi. DenganKepala daerah harus paham betul makna demikian, bisa diputuskan, semakin tinggidari replikasi itu sendiri. Selain itu komit- tingkat kecocokan, kemungkinan keber-men pelaksanaan replikasi juga sangat hasilan replikasi inovasi semakin baik.penting agar inovasi bisa dijalankan secaraberkelanjutan. Replikasi juga harus meng- Ketiga, kompleksitas. Kriteria ini menun-utamakan kesamaan karakter, situasi dan jukkan tingkat kerumitan inovasi yangkondisi daerah yang hendak direplikasi. akan direplikasi. Contohnya dalam pe-Yang tidak kalah penting adalah perlunya layanan publik dengan prinsip menyeder-dukungan dan sumber daya, melaksanakan hanakan dan memudahkan prosedur, alat,inkubasi inovasi atau percobaan inovasi, dan berkas. Namun, tak ada salahnyamelakukan dokumentasi dan duplikasi ha- daerah memahami kemampuannya, apa-sil inovasi, serta strategi menghadapi sega- kah sebuah inovasi yang akan diadopsi itula resitensi yang bisa saja terjadi. terlalu pelik untuk diadopsi atau tidak.Sehingga ketika replikasi mencapai tujuan Keempat, kebijakan. Ini merujuk pada reg-yang diharapkan, sampai suatu daerah ulasi-regulasi sebelumnya yang berlakuberhasil melaksanakan terobosan inova- di daerah. Sebelum replikasi dijalankan,si, secara otomatis akan diketahui oleh perlu dilakukan kajian hukum, adakahdaerah lain, bahkan tidak sedikit yang peraturan yang berlaku di daerah maudatang untuk belajar. pun nasional yang bertentangan dengan inovasi yang akan direplikasi. Sebaliknya,Jika kita mau berkaca pada sebuah studi bila ditemukan, regulasi yang mendukungyang dilakukan The Jawa Pos Institute of harus dijadikan sebagai penguat replikasi.Pro-Otonomi (JPIP) mengenai transfer ke- Bagi pemerintah, keabsahan hukum tentubijakan (replikasi). Ada empat kriteria yang penting agar inovasi dinilai bukan hanyaharus dilakukan dalam pemilihan inova- layak secara teknis, tetapi juga legal.si yang akan diadopsi (replikasi). Kajiantersebut adalah kajian awal adopsi inovasi Oleh karenanya, untuk mendorong pelak-melalui penetapan kriteria replikasi, yang sanaan replikasi yang cerdas dan efektif,merupakan kajian atas berbagai literatur daerah juga perlu melakukannya denganakademik dan praktis. JPIP menyebutnya terencana, sistematis, dan berorienta-dengan singkatan MK3 (Manfaat, Kom- si pada dampak. Replikasi inovasi yangpatibilitas, Kompleksitas, dan Kebijakan). dilakukan daerah bukan serta merta ter- jadi secara alamiah, akan tetapi banyakPertama, manfaat. Merujuk pada keun- hal yang harus diperhatikan, proses yangtungan relatif dari inovasi yang akan di- panjang dan tentunya kesepakatan untukadopsi, bila dibandingkan dengan praktik melaksanakan replikasi.pemerintahan sejenis yang dijalankan sela- FEBRUARI 2017 | MEDIA BPP 55

OPINI Opini Hasoloan Nadeak perlunya efisiensi pelayanan DUkcapil Belum semua Dinas Kepen- yang diberikan lebih cepat, dapat memudah- dudukan dan Pencatatan Sipil kan dalam pengumpulan data, dan hemat (Dukcapil) di Kabupaten/Kota biaya. Kemudahan juga didapatkan publik, melakukan inovasi pelayanan mereka tidak harus mengular panjang di kan- publik. Manfaat pelayanan pub- tor pemerintahan, hemat waktu, dan tidak lik yang inovatif tidak bisa diragukan lagi. harus panik karena menunggu. Inovasi pelayanan publik berperan dalam mewujudkan pemerintahan yang baik dan Pemanfaatan kemajuan teknologi dalam pe- transparan, sehingga terwujud good gover- layanan publik nyatanya tidak diaplikasikan nance. Indikasi penting mewujudkan good oleh beberapa daerah yang tertinggal jauh governance terdapat dalam PP No 37 Tahun dari segi pelayanan publik. Pelayanan masih 2007 Pelaksanaan Undang-Undang Admin- dilakukan secara manual dan tidak maksimal. istrasi Kependudukan. Dalam Pasal 21 huruf Selain itu, inovasi pelayanan publik sering di- (b) memperjelas, bupati/walikota diperin- artikan salah kaprah. Mereka beranggapan tahkan untuk melakukan kerja sama dengan inovasi yang dijalankan cukup mengandung organisasi kemasyarakatan dalam hal pe- kebaruan, tanpa berfikir efisiensi. layanan kependudukan dan pencatatan sipil. Salah satu contoh inovasi di Kota Medan, Namun, fakta saat ini, beberapa daerah abai misalnya, layanan pembuatan akta kelahiran terhadap aturan tersebut, layanan Dukcapil dan KTP elektronik sudah dilakukan dengan dikelola sendiri tanpa melibatkan pihak lain. jemput bola, datang langsung ke masyarakat, Gengsi selalu menjadi pilihan. Pada akhirnya, didukung dengan empat unit mobil jem- efisiensi seperti jauh panggang dari api. Alih- putan secara berkeliling. Namun, empat alih memberikan pelayanan yang maksimal unit mobil tidak cukup untuk Kota Medan dan memuaskan, justru malah menambah dengan penduduk lebih dari 2 juta jiwa dan beban dan setumpuk permasalahan. Im- luas 265,10 kilometer melingkupi 21 keca- basnya pelayanan publik, khususnya yang matan. Tentu itu membutuhkan dana besar berhubungan dengan pencatatan dokumen dan waktu yang tidak sebentar. kependudukan tidak ada perubahan men- dasar. Masalah yang sama masih kerap terja- Alhasil, selama satu tahun hanya melaku- di berulang-ulang. kan kunjungan sebanyak dua kali. Misalnya, yang dilakukan kepada Unit Pelayanan Teknis Sebaliknya, beberapa daerah inovatif telah Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Keca- jauh melampaui, pelayanan publik tidak matan Medan Area. UPTD yang membawa- lagi dilakukan secara manual. Mereka me- hi 41 SD dan MI, 13 TK, dengan jumlah mu- manfaatkan kemajuan teknologi informasi. rid seluruhnya 11.000 anak. Dengan hanya Teknologi memberikan manfaat bagi kedua dua kali, Dinas Dukcapil hanya mengumpul- belah pihak. Dari sisi pemerintah, pelayanan kan sekira 8.000 berkas permohonan akta ke-56 MEDIA BPP | FEBRUARI 2017

lahiran. Belum lagi masalah efisiensi. Para publik. Beberapa indikasi mewujudkan Hasoloan Nadeak,pemohon harus menunggu lama sampai pemerintahan yang baik sebenarnya bisaselesai dibuat akta kelahiran. Lebih par- saja dilakukan dengan melakukan kerjasa- Peneliti Badanah lagi, orang tua pemohon harus datang ma antarpemerintah dengan lembaga Penelitian dan Pengembanganlangsung ke Kantor Dinas Dukcapil Kota nonpemerintah, seperti RSU, RSIA, dan Kementerian Dalam NegeriMedan untuk pengambilannya. rumah bersalin. Oleh pemerintah, lemba- ga-lembaga tersebut sebaiknya diberikanSolusi pengurusan akta kelahiran di Kota ruang untuk berperan secara optimal da-Medan dengan menggandeng pihak Ru- lam kegiatan pemerintahan. Sehingga ter-mah Sakit sempat ditawarkan. Tetapi, ker- jalin sinergi antaraktor. Antara lembagaja sama tertulis tidak kunjung dilakukan. pemerintah dan nonpemerintah.Alasannya butuh sarana dan prasaranamemadai serta harus melalui sistem online. Dukungan pemerintah pusat juga tidakakhirnya pelayanan dengan menggunakan kalah penting. Kemendagri melalui Di-kendaraan seperti yang disebutkan di atas rektorat Jenderal Kependudukan danmenjadi pilihan. Pencatatan Sipil, sudah lama menampil- kan perannya dalam sebuah kebija-Lain Medan lain pula Deli Serdang. Pe- kan melalui PP No 37 Tahun 2007layanan jemput bola yang dilakukan Dinas dan mengambil keputusan melalui SuratDukcapil Kabupaten Deli Serdang, pada Mendagri No 471/1768/Sj yang mengim-2015 hanya fokus di enam kecamatan dan bau untuk melakukan berbagai penyeder-17 desa. Padahal Deli Serdang memiliki hanaan pelayanan.22 kecamatan, 327 desa, dan 13 kelurah-an. Tidak sampai di situ, Dinas Dukcapil Peran ini dapat lebih dioptimalkanhanya mampu mengumpulkan sebanyak lagi melalui penyediaan anggaran2.800 berkas dan baru 600 berkas yang sebagaimana diatur UU No 24 Tahunberhasil diselesaikan. Bayangkan perlu 2013 Pasal 87A yang berbunyi pendanaanwaktu berapa lama lagi untuk mencapai penyelenggaraan program dan kegiatanjumlah penduduk Deli Serdang sebanyak administrasi kependudukan yang meliputi1.700.000-an jiwa. kegiatan fisik dan non fisik, baik di provin- si maupun kabupaten/kota dianggarkanPelayanan jemput bola saat ini menjadi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanjapilihan pemerintah daerah, seiring Negara (APBN).dengan tuntutan inovasi pelayanan pub-lik. Beberapa manfaat yang bisa diperoleh Dengan demikian, tidak boleh ada alasandengan layanan jemput bola adalah dapat lagi bagi pemerintah daerah untuk tidakmemangkas birokrasi panjang dan berbe- melaksanakan inovasi pelayanan Duk-lit, mendekatkan pelayanan kepada mas- capil. Pelayanan Dukcapil juga tidak bolehyarakat, dan bisa memangkas “high cost dilaksanakan setengah-setengah.economy”. Pelayanan Dukcapil yang optimal sejatinyaPelayanan jemput bola seharusnya tidak dapat membuat tata kelola pemerintahansekadar diikuti sama persis di berbagai berjalan lebih efektif untuk mewujudkandaerah, kepala daerah harus benar-benar kesejahteraan bersama, karena pelayanankreatif meramu inovasi yang akan diter- publik yang baik, akan memunculkan nilai-apkan (replikasi) yang sesuai dengan ke- nilai efisiensi, keadilan, dan daya tanggap.butuhan masyarakat di daerahnya. Tidak Itu menjadi nilai penting.mungkin pelayanan jemput bola di KotaMedan dilakukan sama persis dengan Deli Selain itu juga, pelayanan Dukcapil yangSerdang yang letak geografis, luas wilayah, efisien dapat mewujudkan pemerintahandan kultur masyarakatnya berbeda. Un- yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsituk itu, pengujian terlebih dahulu penting dan Nepotisme (KKN) serta berorientasidilakukan demi efektivitas dan perbaikan pada kepentingan publik. Dengan begi-kualitas pelayanan. Tidak langsung dit- tu masyarakat bisa menilai sendiri manaerapkan yang kemudian memaksa mas- saja daerah yang berhasil melaksanakanyarakat mengeluarkan tenaga dan uang pelayanan Dukcapil, indikasinya adalahlagi untuk proses selanjutnya. kemajuan daerah dan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Saatnya daerah hadirSebenarnya banyak cara untuk mewu- dan menjadi pelindung bagi masyarakat.judkan good governance melalui pelayanan FEBRUARI 2017 | MEDIA BPP 57

Sang Demagog Ibu KotaMerujuk sigi yang dilakukan Lingkaran Survei hami, pemujaan adalah langkah yang secara otomatis Indonesia (LSI) pada awal Februari 2017 membuka potensi benci terhadap pihak-pihak yang tidak ini, sentimen agama di Ibu Kota meningkat turut meramaikan pemujaan terhadap figur-figur yang saat dalam Pilkada Serentak Februari 2017. LSI ini sedang digodok untuk mensukseskan proyek demagogi. mencatat sentimen agama memainkan peran penting dalam kontes Pilkada DKI Jakarta. Ternyata, 71,4 Demagogi ini, menurut Haryatmoko, efektif untuk meng- persen menganggap kesamaan latar belakang keyakinan galang dukungan politik dari khayalak karena memunyai merupakan salah satu faktor penting dalam memilih pemi- mekanisme yang khas: pertama, Sang Demagog selalu mpin di Ibu Kota. mencari kambing hitam atas segala masalah. Dengan cara itu, seorang demagog menjamin fanatisme kelompoknya Sementara hanya 27,2 persen saja yang menyatakan kes- dengan menghancurkan pribadi atau kelompok lain yang amaan agama tidak penting dan 1,4 persen menjawab ti- dianggap sebagai sumber permasalahan. Kepada mereka, dak tahu. Yang meyakinkan lagi, persentase tersebut terus kebencian ditumbuhkan, dipelihara, bahkan diperdahsyat meningkat dari waktu ke waktu. Pada Maret 2016, respon- intensitasnya. den yang menyatakan kesamaan agama itu penting hanya 40 persen saja. Lalu, pada Oktober meningkat menjadi 55 Kedua, argumen yang dijadikan senjata utama biasanya persen. ad hominem (menyerang pribadi orangnya) dan argumen kepemilikan kelas (gagasan seseorang tidak dapat dile- Tren ini agaknya akan terus meningkat pada putaran paskan dari lingkungan atau kelas dari mana dia berasal). kedua Pilkada Ibu Kota pada 19 April nanti. Asumsi ini Cuma, penyampaiannya tentu lebih lembut. Pasalnya, Sang memang perlu pembuktian lebih lanjut. Tetapi, gejalanya Demagog sudah mencitrakan dirinya sebagai orang yang sudah benderang terlihat. Sang Demagog Ibu Kota sejak santun. Padahal, hanya kedok belaka. Kedua argumen itu awal senyatanya memainkan isu itu. Bersama kelompok- rentan dikaitkan dengan soal SARA, yang dapat mem- nya Sang Demagog tidak segan-segan untuk memobilisasi bangkitkan sentimen agama dan kelompok. massa dengan menggunakan sentimen-sentimen primor- dial agama dibumbui etnisitas demi mencapai kepentingan Argumen-argumen itu cenderung mengalihkan perhatian politik-ekonomi pragmatis. dari substansi permasalahan, karena demagogi cenderung mencari kambing hitam. Orang dapat, misalnya, memo- Sang Demagog sangat pandai memainkan suasana dan jokkan seseorang pada soal agama atau etnis tertentu, hiruk pikuk percaturan politik Ibu Kota yang cukup mema- sehingga simpati dan dukungan kepada orang itu dapat nas lantaran membawa sentimen agama. Secara halus Sang dihambat atau bahkan direbut. Demagog seolah-olah memperlihatkan bahwa ia tidak mau ikut terlibat dan terjebak, akan tetapi secara terselubung Ketiga, seorang demagog biasanya sangat canggih dalam sebenarnya Sang Demagog memanfaatkan kondisi ini. Hal membuat skematisasi. Skematisasi merupakan mekanisme ini dapat terlihat ketika Sang Demagog menemui kelompok penyederhanaan suatu gagasan atau pemikiran supaya garis keras meskipun hanya sekadar silaturahmi. ada efektivitas sosial. Penyederhanaan itu dirumuskan da- lam bentuk opini yang membentuk keyakinan. Bahayanya Sang Demagog memanfaatkan suasana sentimen agama muncul ketika opini yang dikonstruksi tidak lebih dari se- dan akan lebih gencar lagi pasca putaran pertama Pilkada buah reduksi. Serentak Ibu Kota. Karena kalau mencoba netral dan objek- tif, Sang Demagog sadar tidak semua pemilih berwatak ra- Demagog-demagog itulah yang menghasut. Lihat saja sta- sional. Kecenderungan komunal dalam masyarakat urban tus-status di media sosial yang berisi konten-konten keag- akan tetap melihat bahwa kepentingan publik tidak begitu amaan. Pasti akan langsung mendapat samberan dari orang penting ketimbang surga dan neraka. bodoh untuk kemudian disebarluasan sambil seolah-olah menganggap dirinya juga orang beragama hanya karena Politik identitas akan tetap bermain dan getol diusung ikut menyebarluaskan konten agama yang nyata-nyata ti- Sang Demagog untuk menguasai masyarakat kontempo- dak dipahaminya secara hakiki. rer urban yang doyan mendengarkan ceramah ustadz se- lebritis produk neo-kapital. Tentunya dengan perlahan Oleh karenanya, para pemilih mesti cerdas menilai mana mendekati orang–orang yang berfatwa bahwa non-muslim seorang demogog dan mana yang memang demokrat dan tidak boleh jadi pemimpin. Cara-cara seperti ini memang nasionalis sejati. Sebab, Sang Demagog sangat pandai me- khas para demagog politik berkedok agama. mainkan emosi publik. Dengan rekam jejak intelektual, Sang Demagog menjadikannya sebagai bahan membual ke Mereka menanamkan keresahan, kemudian mengeksploi- hadapan khalayak. tasi keresahan ini agar timbul kecurigaan publik pada pi- hak-pihak yang sejatinya tidak perlu dicurigai. Sampailah Alih-alih menggunakan sedemikian rupa kadar intelek- kita semua pada titik temu—titik temu yang menjadi tu- tualnya, Sang Demagog malah menyuapi publik dengan juan para demagog, titik temu kehancuran. kotoran yang mampu memecah belah warga di Ibu Kota. Walhasil, dengan begitu Sang Demagog akan diingat se- Politik keresahan yang diusung oleh Sang Demagog tidak bagai satu-satunya politisi yang berpikiran kotor. akan bisa sempurna tanpa adanya “pemujaan”. Bisa dipa- Moh Ilham A Hamudy58 MEDIA BPP | FEBRUARI 2017

FEBRUARI 2017 | MEDIA BPP 59


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook