Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Topik 1 pdf

Topik 1 pdf

Published by fanyh955, 2020-06-27 02:55:41

Description: Topik 1 pdf

Search

Read the Text Version

Gambaran Umum Karya Ilmiah 1 1 GAMBARAN UMUM KARYA ILMIAH Dr. Dyah Wediningsih, M.Pd/Unisma/MK.Menulis

Gambaran Umum Karya Ilmiah 2 Dalam topik ini dibahas tentang GAMBARAN UMUM KARYA ILMIAH yang terdiri atas subtopik yang meliputi: (1) karakteristik bahasa Indonesia ilmiah, (2) ciri dan jenis karya ilmiah, dan (3) langkah- langkah penulisan karya ilmiah. Perhatikan dan pelajari topik 1 ini dengan baik dan bersungguh- sungguh. Baca berulang-ulang sampai Anda dapat memahami isinya. Kalau perlu buatlah catatan-catatan kecil untuk memudahkan memahaminya sesuai dengan cara yang Anda miliki. Pada akhirnya Anda diharapkan memperoleh kemampuan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Untuk lebih memahami dan menambah wawasan, Anda diharapkan membaca bab-bab yang relevan dengan sub-subtopik tersebut pada buku-buku yang tercantum dalam daftar bacaan.

Gambaran Umum Karya Ilmiah 3 Subtopik GAMBARAN UMUM KARYA 1.1 ILMIAH  TUJUAN Dalam topik ini dibahas tentang GAMBARAN UMUM KARYA ILMIAH yang terdiri atas subtopik yang meliputi (1) karakteristik bahasa Indonesia ilmiah, (2) ciri dan jenis karya ilmiah, dan (3) langkah-langkah penulisan karya ilmiah. Setelah mempelajari topik ini, Anda diharapkan dapat 1. menjelaskan karakteristik bahasa Indonesia ilmiah, 2. menjelaskan ciri dan jenis karya ilmiah,dan 3. menjelaskan langkah-langkah penulisan karya ilmiah. 1.1 Karakteristik Bahasa Indonesia Ilmiah Bahasa Indonesia ilmiah merupakan ragam bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi ilmiah. Ragam ini memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ragam bahasa lain. Beberapa perbedaan yang tegas antara ragam bahasa ilmiah dengan ragam bahasa umum bertautan dengan makna, konsep, dan kosakata atau istilah. Di dalam bahasa umum, suatu kata atau ekspresi dapat memiliki lebih dari satu makna. Sebaliknya, dalam bahasa ilmiah, satu kata atau istilah digunakan untuk merepresentasikan satu konsep atau makna. Prinsip ketunggalan makna ini sangat penting dalam ragam bahasa ilmiah. Hal tersebut diperlukan untuk menjamin agar tidak terjadi kerancuan dalam pemahaman konsep atau makna yang dimaksud penulis atau pembicara oleh pembaca atau pendengar. Dalam komunikasi ilmiah, terdapat beberapa fungsi bahasa yang paling dominan. Beberapa fungsi bahasa tersebut adalah: a. fungsi referensial, b. fungsi direktif, c. fungsi metalingual, dan d. fungsi fatis. Secara singkat beberapa fungsi bahasa tersebut diuraikan sebagai berikut.

Gambaran Umum Karya Ilmiah 4 a. Fungsi Referensial Fungsi referensial mengacu pada kosakata atau konsep yang sudah baku yang disepakati ilmuwan. b. Fungsi Direktif Fungsi direktif mengarah pada pembaca atau pendengar agar dapat melakukan sesuatu atau bereaksi terhadap hal yang disampaikan penulis atau pembicara. c. Fungsi Metalingual Fungsi metalingual merujuk pada pelambangan dari lambang. Dalam bahasa ilmiah, pelambangan ini sangat penting dalam pengefisienan, pengefektivan, dan penjelasan uraian atau proses. Ilmuwan atau praktisi tidak perlu menjelaskan sesuatu dengan menggunakan istilah yang panjang, tetapi cukup menggunakan lambang atau singkatan yang telah baku dan disepakati. c. Fungsi Fatis Fungsi fatis berperan untuk menjaga agar komunikasi tidak terputus. Dengan fungsi tersebut kesinambungan komunikasi dapat terjamin. Fungsi ini terutama sangat berperan dalam komunikasi lisan. Beberapa ciri khusus yang membedakan ragam bahasa ilmiah dengan ragam bahasa umum adalah sifat yang terkandung dalam bahasa ilmiah. Ciri khusus yang terkandung dalam bahasa ilmiah adalah sebagai berikut: a. konsisten, b. cendekia, c. formal dan objektif, dan d. ringkas dan padat isi. Secara singkat beberapa ciri khusus tersebut diuraikan berikut ini. (1) Konsisten Unsur-unsur bahasa, ejaan, dan tanda baca dalam bahasa Indonesia ilmiah digunakan secara konsisten. Sekali sebuah unsur digunakan sesuai dengan kaidah, unsur itu selanjutnya digunakan secara ajeg sesuai dengan kaidah penggunaannya itu. Selain itu dalam pemberian nama atau istilah, ragam bahasa ilmiah bukan saja berpijak pada kesepakatan sistem dan pola, melainkan juga berpegang pada prinsip kekonsistenan penggunaannya sesuai dengan disiplin ilmu tertentu. (2) Cendekia Kecendekiaan bahasa Indonesia ilmiah tampak pada kemampuan digunakannya dalam mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Ciri ini diwujudkan dengan penyusunan kalimat yang mencerminkan ketelitian sehingga rumusan kalimat-kalimatnya menyerupai proposisi logika. Kecendekiaan juga tampak pada ketepatan dan keseksamaan penggunaan kata.

Gambaran Umum Karya Ilmiah 5 (3) Formal dan Objektif Unsur-unsur yang digunakan dalam bahasa Indonesia ilmiah adalah unsur-unsur yang berlaku dalam situasi formal atau resmi. Adapun ciri formal tampak pada unsur kosakata, bentukan kata, dan bentukan kalimat. Sifat objektif bahasa Indonesia ilmiah diwujudkan dengan penempatan gagasan sebagai pangkal tolak agar sudut pengungkapan secara dominan bertolak dari objek yang dibicarakan. Ciri objektif juga diwujudkan pada penggunaan kata dan struktur kata. Kata-kata yang menunjukkan ciri subjektif/emosional tidak digunakan. (4) Ringkas dan Padat Ciri ringkas direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang tidak diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi pemborosan penggunaan unsur bahasa, sedangkan ciri padat berkenaan dengan kepadatan gagasan yang terungkap. Jika ciri gagasan yang terungkap sudah memadahi dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, maka ciri kepadatan telah terpenuhi. Oleh karena itu, ciri ringkas dan padat merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan. 1.2 Ciri dan Jenis Karya Ilmiah Ciri khas karya ilmiah dapat dilihat dari segi isi, bahasa, cara penalaran, dan sistematikanya. Isi karya ilmiah memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, dan lain-lain. Bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa Indonesia ilmiah yang bersifat (1) konsisten, (2) cendekia, (3) formal dan objektif, dan (4) ringkas dan padat isi. Pengungkapan ide-ide dalam tulisan ilmiah digunakan metode pemaparan tertentu yang objektif, cermat, dan jujur. Demikian pula, sistematika yang digunakan juga mengikuti sistematika yang telah dianggap baku. Berdasarkan jenis penalarannya karya ilmiah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) karya ilmiah deduktif, (2) karya ilmiah induktif, dan (3) karya ilmiah campuran. Ketiga macam karya ilmiah tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) Karya Ilmiah Deduktif Karya ilmiah deduktif adalah karya ilmiah yang didasarkan pada kajian teoretik (pustaka) yang relevan. (2) Karya Ilmiah Induktif Karya ilmiah adalah karya ilmiah yang disusun berdasarkan data empirik yang diperoleh dari lapangan. (3) Karya Ilmiah Campuran Karya ilmiah campuran adalah karya ilmiah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabung dengan data empirik yang relevan. Dalam pelaksanaannya, jenis karya ilmiah pertama (karya ilmiah deduktif) merupakan jenis karya ilmiah yang paling banyak dilakukan. Beberapa karya ilmiah yang termasuk dalam jenis-jenis

Gambaran Umum Karya Ilmiah 6 karya ilmiah tersebut di antaranya adalah makalah, artikel, dan laporan ilmiah (termasuk di dalamnya skripsi, tesis, dan disertasi). Makalah ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis perlu untuk diketahui dan diperhatikan. Penulisan makalah dilengkapi dengan penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis. Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karya ilmiah makalah bersifat objektif, tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan kriteria ini, baik tidaknya suatu makalah dapat dilihat dari signifikansi masalah atau topik yang ditulis, kejelasan tujuan penulisan, kelogisan penulisan, dan kejelasan pengorganisasian tulisannya. Artikel dibedakan dalam dua macam, yaitu artikel nonpenelitian dan artikel hasil penelitian. Artikel nonpenelitian mengacu pada semua jenis artikel ilmiah yang bukan merupakan hasil laporan penelitian. Artikel yang termasuk kategori ini antara lain berupa artikel yang menelaah teori, konsep, atau prinsip; mengembangkan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena tertentu, atau menilai suatu produk. Karena beragamnya jenisnya, maka cara penyajiannya di dalam sangat bervariasi. Artikel nonpenelitian berisi hal-hal yang esensial, karena jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10--12 halaman). Sedangkan artikel hasil penelitian merupakan laporan dalam bentuk artikel ilmiah yang ditulis dari hasil penelitian. Artikel jenis ini biasanya ditulis untuk dimuat dalam jurnal. Ciri penulisan artikel jenis ini tampak pada isi dan sistematikanya. Adapun penulisannya digunakan sistematika tanpa angka maupun abjad. Unsur pokok yang harus ada dalam artikel adalah (1) judul, (2) nama penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6) penutup, dan (7) daftar rujukan. Laporan penelitian ditulis dalam suatu format laporan. Format diartikan sebagai bentuk susunan atau organisasi suatu laporan, yaitu bagaimana bagian-bagian laporan itu diurutkan dan disusun. Laporan penelitian disajikan dengan format bebas atau format tetap. Laporan yang ditulis dengan format bebas tidak dibatasi jumlah babnya serta isi masing-masing babnya, sedangkan laporan penelitian dengan format tetap harus mengikuti aturan tertentu mengenai jumlah bab dan isi tiap-tiap babnya. Biasanya format laporan penelitian suatu lembaga berbeda dengan lembaga yang lain. 1.3 Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah Secara garis besar, langkah kegiatan penulisan karya ilmiah dapat dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu 1. Perencanaan Kegiatan perencanaan meliputi pemilihan ide pokok atau topik membatasi topik yang telah dipilih, merumuskan tujuan, menyusun kerangka karya ilmiah, dan mengumpulkan dan memilih bahan penulisan.

Gambaran Umum Karya Ilmiah 7 2. Penulisan Kegiatan penulisan berupa penguraian kerangka karya ilmiah menjadi paragraf-paragraf yang berisi kalimat-kalimat sebagai unit-unitnya. 3. Penyempurnaan Kegiatan penyempurnaan dilakukan setelah kerangka karya ilmiah diuraikan menjadi paragraf dan kalimat dalam bentuk draft karya ilmiah. Selanjutnya draft ini diperbaiki (baik isi, bahasa, maupun formatnya) untuk menghasilkan karya ilmiah dalam bentuk akhir. Langkah-langkah penulisan yang dimaksud dapat divisualkan dalam bagan berikut ini. Langkah I Langkah II Langkah III PERENCANAAN PENULISAN PENYEMPURNAAN Penulisan Topik Pendahuluan Penyempurnaan Kerangka Teks Utama Isi Pengumpulan Bahan Penutup Bahasa Daftar Rujukan Teknik Penulisan Bagan 1: Langkah Kegiatan Penulisan Karya Ilmiah Langkah kegiatan penulisan karya ilmiah tersebut tidak bersifat linier murni, artinya, masih terdapat ketumpang-tindihan tahap kegiatan. Misalnya, kegiatan pengumpulan dan pemilihan bahan yang termasuk dalam tahap perencanaan, dapat juga dilakukan pada tahap penulisan atau bahkan dalam tahap revisi.

Gambaran Umum Karya Ilmiah 8  BAHAN BACAAN Rofi’uddin, A. Roekhan, Suyono, dan Basuki, I.A. 1995. Perencanaan Makalah. Malang:IKIP Malang. (Hal. 1--2) Sakri, A., Holimin, D., dan Suryadi, A. 1993. Peningkatan Mutu Pengajaran Bahasa Indonesia Ragam Iptek di Perguruan Tinggi. Bandung: ITB Bandung. (Hal. 12--20) Suparno, Dawud, Rofi’uddin, A., dan Basuki, I.A. 1994. Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: Seksi Kajian Bahasa dan Seni FPBS IKIP Malang. (Hal. 1--25) Syafi’ie, I. 1994. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Menulis Ilmiah, dalam Bahasa Indonesia Keilmuan. Malang: Seksi Kajian Bahasa Indonesia, FPBS IKIP MALANG. (Hal. 58--76)


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook