PENGERTIAN PUNGTUASI Pungtuasi dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis adalah pencerminan kembali dari bahasa lisan itu sendiri dalam bentuk-bentuk simbol- simbol tertulis. DASAR PUNGTUASI Dasar pungtuasi tediri dari dua aspek yakni unsur suprasegmenta dan unsur segmental. Unsur segmental adalah bagian bahasa yang terkecil, seperti fonem, kata, kalimat, dan wacana. Sedangkan unsur suprasegmental ialah tekanan keras tekanan tinngi (nada), tekanan panjang, dan tekanan dalam bentuk yang lebih luas adalah kita kenal sebagai intonasi. PENTINGNYA PUNGTUASI Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Dalam percakapan secara lisan jelas terdengar bahwa kata-kata dirangkai satu sama lain. Di sana-sini terdengar perhentian sebentar atau agak lama dengan suara menaik-menurun, di samping itu terdapat ekpresi air muka. Banyak sekali arti yang dapat diberikan kepada suatu ucapan dengan perbedaan variasi kecepatan, keras lembut, dan intonasi yang berlainan. DASAR PUNGTUASI. Unsur-unsur segmental biasanya dinyatakan secara tertulis dengan abjad, persukuan, penulisan bahasa dan sebagainya. Sebaliknya unsur suprasegmental biasanya dinyatakan dalam bentuk tertulis melalui tanda baca atau pungtuasi. Pungtuasi dibuat berdasarkan dua hal utama yang saling melengkapi, yaitu: 1. Didasarkan pada unsur suprasegmental 2. Didasarkan pada hubungan sintaksis Unsur-unsur sintaksis yang erat hubungannya tidak boleh dipisahkan dari tanda baca. Unsur-unsur sintaksis yang erat hubungannya harus dipisahkan dengan tanda-tanda baca. MACAM-MACAM PUNGTUASI A. Titik ( . ) Titik atau perhentian akhir, biasanya dilambangkan dengan tanda (.) tanda ini lazim dipakai untuk: 1) menyatakan akhir dari sebuah tuturan atau kalimat.
Bapak sudah pergi ke kantor. Tidak ada yang perlu ditakuti. Karena kalimat tanya dan kalimat perintah mengandung pengertian perhentian akhir, yaitu berakhirnya suatu tuturan, maka tanda tanya dan tanda seru digunakan dalam kalimat- kalimat tersebut selalu sebuah tanda titik. Kamu sudah mendengar berita itu? Pegilah dari situ! 2) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat dan singkatan kata atau ungkapan yang lazim pada singkatan-singkatan yang terdiri dari 3 huruf atau lebih. Dr. (Doktor) a.n (atas nama) Kol. (Kolonel) dkk. (dan kawan-kawan) Prof. (Profesor) Yth. (yang terhormat) M.Sc. (master of Science) dr. (dokter) S.H (Sarjana Hukum) Phil. ( filosofi) 3) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan jumlah, dan juga dipakai memisahkan angka jam. 1.000 123.000 567.987.456.879 Pukul 5.45.42 (pukul 5 lewat 45 menit 42 detik) B. Koma ( , ) Koma atau perhentian antara yang menunjukan suara menaik ditengah-tengah tutur biasanya dilambangkan dengan tanda (,) di samping itu dinyatakan dalam kalimat, koma (,) juga dipakai untuk tujuan tertentu. Dalam hal-hal berikut dapat digunakan tanda koma: 1) Untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, antara kalimat setara yang menyatakan pertentangan , antaara anak kalaimat dan induk kalimat Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi maksudnya tidak tercapai.
2) koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentis (keterangan-keterangan tambahan yang biasanya ditempatkan dalam tanda kurung) dan unsur yang tak restriktif. Kedatangannya, seperti yang diinginkan dari dulu, tidak disambut dengan upacara besar-besaran. 3) Tanda koma diprergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimatnya atau untuk memisahkan induk kalaimat dengan sebuah bagian pengantar yang terletak sebelum induk kalimat. Bila hujan berhenti, ia akan mulai menenanami sawahnya. 4) Koma digunakan untuk menceraikan kata-kata yang disebut berturut-turut Ia membeli seekor ayam, dua ekor kambing, lima puluh kilo gula, sebagai oleh-oleh untuk orang tuanya. 5) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan transisi yang terdapat pada awal kalimat, misalnya; jadi, oleh karena itu, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi, di samping itu. Di samping itu, kenyataan dan sejarah juga menujukkan bahwa gerakan mahasiswa itu tidak berlangsung lama. 6) Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah baca atau keragu-raguan Meragukan : Di luar rumah kelihatan suram. Jelas : Di luar rumah, rumah kelihatan suram. Jelas : Di luar rumah, kelihatan suram. 7) Tanda koma dipakai untuk menandakan seseorang yang diajak bicara : Saya selalu mendoakamu, agar engkau selalu berhasil dalam memperjuangkan nasibmu. Saya setuju, Saudara. 8) Tanda koma dipakai juga untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya: Jendral SBY, presiden republik Indonesia, dengan sekuat tenaga berusaha untuk menyelamatkan rakyat Indonesia. 9) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata yang efektif seperti wah, aduh kasihan, dari bagian kalimat laiannya. Aduh, betapa sedih nasibnya. Wah, sungguh hebat hasil yang mereka capai. 10) Tanda koma dipakai untuk memisahkan ucapan langsung dari bagian kalimat lain: Kata ayah, ”saya akan mengurus sendiri persoalan ini”.
11) Tanda koma dipergunakan juga untuk berbagai maksud sebagai berikut: a. memisahkan nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal b. menceraikan nama yang dibalikan c. memisahkan nama keluarga dari gelar akademik d. untuk menyatakan angka desimal Bila Saudara ingin menyurati saya alamatkanlah ke Fakultas Bahasa dan Seni, Jln. Belibis, Air Tawar, Padang. Kiram, Yanuar. A.K. Pardede, S.S., M.A. Tanah itu panjangnya 25,56. C. Titik Koma ( ; ) Titik koma dipakai dalam hal-hal berikut: 1. Untuk memisahkan dua bagian kalaimat yang sederajat, di mana tidak dipergunakan kata-kata sambung. Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang atlit yang mengandung harapan; seorang aktor yang sangat baik. 2. Titik koma dipergunakan juga untuk memisahkan anak kalimat yang sederajat: Ia mengatakan bahwa ia sudah kecapaian; ia membenci pekerjaan itu; sebab ia itu ingin segera meningggalkan pekerjaan itu yang sudah dijalankannya bertahun-tahun lamanya. 3. Untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang yang mengandung subjek yang sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa, teristmewa titik koma itu dipergunakan bila dalam bagian kalimat terdahulu telah dipergunakan koma: Tingkat kultural suatu bangsa menentukan kekuatan teknik, industri dan pertanian; dengan demikian menentukan kegiatan ekonomi. 4. Memisahkan ayat-ayat atau perincian-perincian yang bergantung pada suatu pasal atau pada suatu induk kalimat: Menurut penyelidikan lembaga tersebut,kekurangan yang menyolok dikalanagan para mahasiswa ,khususnya para mahasiswa baru, antara lain: 1. pengetahuan umum mereka kebanyakan berada di bawah taraf; 2. tidak cukup menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Inggris; 3. tidak mampu membaca table, grafik, mempergunakan register dan kamus;
4. cara belajar mereka kurang efisien; 5. cara berfikir mereka jauh dari memedai. Dengan mempergunakan titik koma, penulis dapat terhindar dari 3 kemungkinan kesalahan: 1) Berhenti secara tiba-tiba pada suatu rangkaian kalimat-kalimat pendek yang terpisah yang diakhiri dengan biasa; 2) Menghilangkan kejemuan(monotoni) 3) Menghindari kekaburan dari sebuah kalimat yang berbelit-belit yang dipisahkan oleh sebua koma saja. D. Titik Dua ( : ) Titik dua yang biasanya dilambangkan dengan tanda (:), biasanya dipergunakan dalam hal-hal berikut: 1. Sebagai penghantar sebuah kutipan yang panjang, baik yang diambil dari sebuah buku, majalah dan sebagainya, maupun dari sebuah ucapan langsung: Dalam sebuah karangannya yang berjudul “Pembelajaran Bahasa Indonesia” I.R. Poedjawijatna mengatakan:”maka dari itu sekarang sudah saatnya mewujudkan tujuan umum pembelajaran bahasa Indonesi, yakni dengan cara: membimbing anak (orang yang belum tahu betul akan bahasa itu) supaya dapat mempergunakan dan menerima (mengerti) bahasa itu sebaik- baiknya.”(BKI) 2. Titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan yang lengkap, tetapi diikuti suatu rangkaian atau pemerian: Manusia terdiri dari dua bagian: jiwa dan raga. 3. Titik dua tidak dipakai kalau perincian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan: Di warung itu dapat dibeli: sayur-sayuran, gula, tembakau, buah-buahan, barang pecah-belah kopi, dan roti. 4. Titik dua dipergunakan juga sebagai penghantar sebuah pernyataan atau kesimpulan: Kenyataanya adalah sebagai berikut: bahasa Indonesia dan Matematika merupakan mata pelajaran dasar, bahasa Prancis dan bahasa Jerman merupakan pilihan.
5. Walaupun sangat jarang, titik dua dapat juga dipergunakan untuk memisahkan dua kalimat yang sederajat, sedangkan bagian yang kedua menerangkan atau menegaskan bagian yang pertama: Tiap pelari cepat sudah seharus menjaga gizi dan kesehatannya: Roby adalah seorang pelari jarak pendek. 6. Titik dua dipakai sebuah kata atau frasa yang memerlukan pemeriaan: Ketua panitia : S. Sastrdinata Wakil Ketua : Adiarta Sekretaris : Anita 7. Dalam teks darama atau dialog, titik dua dipakai sesudah kata yang menunjukkan pelaku percakapan: David : He, Abil, kemarilah apa artinya tulisan itu? Bahasa Latinkah ini? Abil : (Tetap membunyikan orgel) Alaaah apa gunanya? David : Gunanya? demi kepentingan orgel mu yang terkutuk itu. E. Tanda Kutip (“) Tanda kutip biasa nya dilambangkan dengan tanda (“….”) atau(`….`),dipergunakan dalam hal-hal berikut: 1. Untuk mengutip kata-kata seseorang atau sebuah kalimat atau suatu bagian yang penting dari buku, majalah dan sebagainya: Ia mengatakan,”saya harus pergi.” Bila hanya ada satu yang dikutip tidak perlu mempergunakan titik dua Ia berteriak “tembak!”kepada anak buahnya. 2. Tanda kutip dipergunakan untuk menulis judul karangan (artikel) syair bab buku: Ia menulis sebuah artikel dalam majalah bulanan itu dengan judul ”Pemuda dan Dekadensi Moral”. 3. Tanda kutip dipakai untuk menyatakan sebuah kata asing atau sebuah kata yang diistimewakan atau mempunuyai arti khusus: Ia menyatakan bahwa semuanya sudah “Ok”. 4. Tanda kutip dalam tanda kutip: bila terdapat sebuah kutipan dalam sebuah kutipan, maka masing-masingnya harus dibedakan dengan tanda kutip yang berlainan: Yanto berkata,”tiba-tiba saya mendengar suatu suara berseru`siapa itu?`
5. Tanda kutip tunggal dipakai untuk mengapit terjemahan atau penjelasan sebuah kata atau ungkapan asing: Teriakan-teriakan binatang dan orang primitif oleh Mamat disebut “gerak- gerik bunyi”. 6. Di samping hal-hal yang diuraikan diatas, perlu kiranya diminta perhatian atas pemakaian koma, titik dan huruf kapital dalam contoh berikut yang juga mempergunakan tanda kutip itu: “Hendaknya demikian,”kita harus sadar untuk melaksanakan tugas kita masing-masing dengan baik.” 7. Akhirnya dapat diberikan pula cara pengalineaan dalam karangan-karangan yang mengandung dialog-dialog.tiap pembicaraan baru betapapun pendeknya selalau dimulai dengan alinea baru: Nenek iu kemudian pergi, ketika Bujang akan membanting kartu, tangan Maya menahan. “Nanti dulu,”kata Maya. “Apa?” “Kau terlalu banyak berdusta, aku yakin sekarang bahwa benar seperti yang dikatakan oleh orang-orang yang mandi itu….” “Neneku gila?”Tanya Bujang,”begitu maksudmu?” “ya.” “Kau menghina keluarga kami!”(MP). F. Tanda Tanya (?) Digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Dalam suatu pertanyaan langsung Kapan kau menyelesaikan tugas itu? Bukankah kau yang diserahi pekerjaan itu? Dalam hubungan ini dapat ditegaskan bahwa tanda Tanya tidak boleh dipergunakan dalam ucapan tak langsung: Ia menanyakan apa yang harus dikerjakan. 2. Tanda tanya dipergunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau ketaktentuan untuk maksud tersebut tanda tanya harus ditempatkan dalam tanda kurung (?), misalnya: Pengarang itu lahir tahun 1886 (?) dan meninggl tahun 1968.
3. Tanda tanya kadang-kadang dipergunakan juga untuk mengantikan suatu bentuk sarkastis: Ia seorang gadis yang cantik (?) dan peramah. G. Tanda Seru (!) Tanda seru yang dilambangkan dengan (!), biasanya digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Untuk menyatakan suatu pernyataan yang penuh emosi. Kata seru biasanya dimasukkan juga dalam golongan ini. Mustahil! hal semacam ini tidak boleh terjadi! Perhatian! Perhatian! Tanda seru tidak selalu dipakai di belakang kata-kata seru. Misalnya dalam contoh berikut terdapat juga kata seru, tetapi tidak ada keharusan untuk mempergunakan kata-kata itu: “He, dari mana kamu!” Katanya penuh keheranan. 2. Tanda seru selalu dipergunakan untuk menyatakan suatu perintah: Pergilah segerah kerumahnya! Bawalah dia kemari! 3. Tanda seru dipakai untuk menyatakan bahwa orang yang menggunakan sesuatu sebenarnya tidak setuju atau sependapat dengan apa yang dikutip itu: Dataran-dataran itu dianggap sebagai berikut(!) pendaratan makhluk angkasa luar bumi pada jaman lampau. H. Tanda hubung (-) Tanda hubung dilambangkan dengan tanda (-) dipergunakan dalam hal-hal berikut: 1. memisahkan suku kata yang terdapat pada akhir baris: Mungkin tidak ada konsensus apakah pembangunan itu, apa defenisi- nya dan bagaimana caranya. 2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung bagian-bagian dari kata ulang: Rumah-rumah, bermain-main, sekalai-kali, pertama-tama 3. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan: Ber-evolusi, be-revolusi; be-ruang,ber-uang; Padanya ada uang dua puluh lima-ribuan(20x5000) Padanya ada uang dua –puluh-lima-ribuan(1×25000)
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan: se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; ke-dengan angka; angka dengan –an; dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata: Se-Indonesia, se-Jakarta; hadiah ke-3, ulangan ke-5; tahun 20-an; SIM-nya, rahmat-Nya. I. Tanda Pisah atau dash (--) Tanda pisah bisanya dilambangkan dengan tanda (--), digunakan untuk beberapa hal berikut: 1. Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan Ada kritik yang menyatakan bahwa cara penyiar kita mempergunakan bahasa Indonesia--khusus dalam pengucapannya--kurang baik. 2. Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subjek atau bagian kalimat, sehingga menjadi lebih jelas: Rumah, hewan, makanan--semuanya musnah dilanda banjir. 3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan berarti sampai dengan, sedangkan bila dipakai antara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai. Ia dibesarkan di Bandung dari tahun 1945--1970 4. Tanda pisah dipakai juga untuk menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar: Hanya satunya kesenangannya–makan pisang. 5. Untuk menyatakan suatu ujaran yang terputus atau suatu keragu-raguan: Di dalam belukar itu terdapat seekor– seekor– tak dapat saya pastikan binatang apa itu. J. Tanda Ellips (titik-titik) Tanda elips biasanya dilambangkan dengan tiga titik(…), dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut: 1. Untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus, atau menyatakan ujaran yang terputus- putus dengan tiba-tiba. Ia harusnya …. Seharusnya… sudah berada disini. 2. Tanda elilps dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan. Mental menjalankan kekeuasaan dalam negara modern…perlu dibina.
3. Tanda ellips yang dipergunakan pada akhir kalimat karena menghilangkan bagian tertentu sesudah kalimat itu berkhir, menggunakan empat titik, yaitu satu sebagai titik bagi kalimat sebelumnya, dan tiga bagi bagian yang dihilangkan Demi kelancaran tata tertib hal ini sungguh perlu…sehigga tiap orang yang agak “keluar dari rel”, lantas ditindak. 4. Tanda ellips dipergunakan juga untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat. Gaji kecil, tetapi ia memiliki mobil luks, rumah yang mewah , malah sebuah bungalow di puncak. entalah dari mana ia mengumpulkan semua kekayan itu….! K. Tanda Kurung ( ) Tanda kurung dilambangkan dengan ( ), digunakan untuk menyatakan hal-hal berikut. 1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelas Peranan IRRI (Internasional Rice Research Institute) adalah untuk menciptakan berbagai varietas. 2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan. Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatakan pembelajaran) ini ada metode dan sistemnya. 3. Mengapit angka atau huruf yang memperinci satu keterangan , misalnya: Agar seminar mengambil keputusan dengan pikok-pokok berikut: 1) Standarisasi perlu, mengapa? (Di sini sudah menyangkut: fungsi dan nilai) 2) Siapa yang melaksanakan? a. Organisasi;lembaga khusus b. Personalia; staf ahli; c. Perguruan tinggi (komplemen) 3) Persoalan teknik diserahkan kepada lembaga. L. TandaKurung Siku Dilambangkan dengan tanda [ ]. Tanda ini dipergunakan untuk maksud berikut: 1. Dipakai untuk menerangkan sesuatu di luar jalannya teks, atau sisipan keterangan (interpolasi) yang tidak ada hubungan dengan teks.
Sementara itu lingkungan pemuda dari kampus ini berhubungan [maksudnya:berhubungan] dengan kenyataan-kenyataan di luar kampusnya. 2. Mengapit keteranga atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung. (hanya menggunakan nada atau kombinasi nada-nada dan apa yang saya sebut persendian [atau mungkin kata lain perjedahan atau juncture itu]) M. Garis Miring (/) Biasanya dillambangkan dengan(/),dipakai untuk: 1. Pengganti kata dan, atau, per, atau memisah-misahkan nomor alamat yang mempunyai fungsi yang berbeda: Begitu pula pembentukan kata/istilah-istilah berdasarkan pinjam terjemahan banyak terdapat dalam bahasa Indonesia. 2. Penomoran kode surat No.1/225-a-I N. Huruf Kapital Biasanya digunakan dalam hal-hal berikut: 1. Huruf awal dari kata pertama dalam sebuah kalimat dan dapat juga dipergunakan pada huruf awal dari kata pertama dalam suatu baris sajak, walaupun penyair-penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan tersebut: Ia meninggalkan rumah tanpa pamit Tuhan ku akan datang dan lalu, Badan ku akan jadi dua, Tapi luka-luka jiwaku, Dapat difajar masa ku muda(PB) 2. Huruf kapital dipergunakan pula di depan nama diri, nama tempat, bangsa, negara, organisasi, bahasa, nama bulan dan hari, Tuhan, dan sifat-sifat Tuhan yang mempergunakan kata maha-. Nama diri : Adi ,Nina Nama tempat : Bogor, Bandung Bangsa, Negara, Bahasa : Inggris, Indonesia, bahasa Indonesia 3. Huruf kapital dipergunakan pula bagi judul-judul buku, pertunjukan, nama harian, makalah, artikel,dan sajak. Dalam hal ini biasanya kata-kata yang penting saja
ditempatkan dalam huruf kapital, sedangkan kata-kata yang tidak penting tetap dalam huruf kecil. Bahasa dan kesusastraan Indonesia sebagai cerminan manusia Indenesia baru. 4. Huruf kapital dipergunakan juga pada kata-kata biasa yang mendapat arti istmewa, terutama dalam personifikasi: Keseimbangan yang keempat adalah keseimbangan dengan alam yang ghaib.(N) Seperti wajah merah membarah, Dalam bakaran api nyata, Biar jiwaku habis terlebur, Dalam kobaran nyala raya (PB) O. Huruf Miring 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Misalnya: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya: Huruf terakhir kata abad adalah d. Dia tidak diantar, tetapi mengantar. Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan. 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana. Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia. Catatan: a. Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. b. Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah. c. Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring. d. PUEBI 2015 menggunakan frasa bahasa daerah atau bahasa asing, sedangkan pedoman ejaan sebelumnya memakai frasa bukan bahasa Indonesia. e. PUEBI 2015 menambahkan catatan bahwa nama diri dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. P. Huruf Tebal 1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. Misalnya: (1) Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. (2) Kata e dalam ungkapan ora et labora berarti 'dan'. Catatan PUEBI 2015 menambahkan klausul ini. Huruf tebal tidak dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Untuk tujuan ini, gunakan huruf miring. 2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian-bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab. Misalnya: 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kondisi kebahasaan di Indonesia yang diwarnai oleh satu bahasa standar dan ratusan bahasa daerah—ditambah beberapa bahasa asing, terutama bahasa Inggris— membutuhkan penanganan yang tepat dalam perencanaan bahasa. Agar lebih jelas, latar belakang dan masalah akan diuraikan secara terpisah seperti tampak pada paparan berikut.
1.1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap yang beragam terhadap penggunaan bahasa yang ada di Indonesia, yaitu (1) sangat bangga terhadap bahasa asing, (2) sangat bangga terhadap bahasa daerah, dan (3) sangat bangga terhadap bahasa Indonesia. 1.1.2 Masalah Penelitian ini hanya membatasi masalah pada sikap bahasa masyarakat Kalimantan terhadap ketiga bahasa yang ada di Indonesia. Sikap masyarakat tersebut akan digunakan sebagai formulasi kebijakan perencanaan bahasa yang diambil. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa masyarakat Kalimantan, khususnya yang tinggal di kota besar terhadap bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Pindai (Scan) di sini untuk membaca lebih detail mengenai pungtuasi dari laman PUEBI daring
DIKSI PAHAMI DULU YUK! Yang dimaksud dengan pemilihan kata adalah kegiatan memilih kata untuk menemukan kata yang sesuai dengan makna dan situasi yang diinginkan. Hasil pemilihan kata disebut pilihan kata. Dalam menulis karya ilmiah pilihan kata merupakan hal yang sangat penting karena ketidaksesuaian pilihan kata dapat menyebabkan terganggunya komunikasi. Gagasan yang hendak disampaikan kepada pembaca menjadi tidak jelas dan memungkinkan timbulnya kesalahpahaman. Agar pemilihan kata dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan pilihan kata yang mendukung gagasan, pikiran, dan perasaan secara efektif, perlu diperhatikan syarat-syarat: (1) ketepatan, (2) kecermatan,dan (3) keserasian. Beberapa syarat tersebut diuraikan berikut ini. a. Ketepatan Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan seseorang menentukan suatu kata yang secara tepat mewakili gagasan yang hendak disampaikan untuk dirangkaikan dalam kalimat. Dengan demikian, kata yang terpilih tidak menimbulkan kerancuan atau kekaburan makna, atau arti, gagasan yang dipahami pembaca sama dengan gagasan yang hendak disampaikan penulis. Ketepatan pilihan kata semacam ini dapat diperoleh jika penulis memahami makna setiap kata secara tepat dan memahami pula perbedaan antara makna dasar (denotatif) dan makna tambahan (konotatif) dari setiap kata yang dipergunakan. Selain itu, pemilihan kata dalam penulisan ilmiah hendaknya didasarkan pada kosakata bahasa Indonesia ragam baku. Unsur kebakuan pemakaian kata tampak pada a) penggunaan pilihan kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan suatu gagasan secara tepat, dan b) penggunaan pilihan kata atau kelompok kata yang sesuai dengan kaidah gramatika yang benar. PerhatikanContoh pemakaian kata yang bercetak miring berikut ini. (1) Framework kebijakan untuk mengatasi ketidakadilan terhadap perempuan berdasarkan ajaran Islam telah disusun oleh Komnas Perempuan. (2) Setelah mereview secara total konsep akuntansi zakat dan pajak disusunlah model pembukuan zakat yang ditekankan pada prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan.
Kata framework dan mereview dalam kalimat tersebut digunakan secara salah. Kata yang lebih sesuai adalah kerangka kerja dan mengkaji atau meninjau.Meskipun artinya sama, kata framework dan mereview bukan merupakan kosakata baku bahasa Indonesia. Penggunaan kata-kata atau istilah yang berasal dari bahasa asing dalam penulisan karya ilmiah dilakukan jika istilah-istilah itu memang sangat diperlukan. Jika untuk menyatakan konsep-konsep dalam bahasa asing itu dapat dilakukan dengan kata-kata atau istilah bahasa Indonesia, maka pemakaian istilah-istilah asing itu hendaknya dihindari Kata atau kelompok kata yang digunakan dalam menulis karya ilmiah harus sesuai dengan maksud yang hendak dituturkan. Perhatikan penggunaan beberapat istilah dalam kutipan berikut ini. (1) Jumlah utang luar negeri yang berdominasikan utang luar negeri swasta dari tahun ke tahun terus meningkat.(Penggunaan bentukan kata berdominasikan tidak tepat, yang tepat adalah didominasi). (2) Ajaran Islam bukan saja mengatur bagaimana makhluk mengabdi kepada penciptanya melainkan juga mengatur bagaimana dilakukan muamalah. (Penggunaan bentukan kata dilakukan tidak tepat, yang tepat adalah melakukan). Kata atau kelompok kata yang digunakan dalam menulis karya ilmiah juga harus terhindar dari makna konotatif, yaitu kata-kata yang dapat membangkitkan kesan emosi (perasaan). Kata-kata yang digunakan hendaknya kata-kata yang bermakna denotatif, yaitu makna lugas, makna yang tidak menimbulkan salah pengertian. Contoh (3) Pendidikan agama hendaknya menjadi prioritas agar bangsa Indonesia tidak terperosok ke jurang keruntuhan dan krisis moral yang makin mendalam. (4) Rintihan pengelola pendidikan madrasah menggetarkan perasaanpemerintah sehingga pemerintahmengulurkan tanganmenolong mereka darikesulitan pendanaan. KECERMATAN Kecermatan dalam pemilihan kata adalah kemampuan memilih kata yang benar- benar diperlukan untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan tertentu. Dengan sikap cermat dapat dihindarkan pemakaian kata yang mubazir. Ketidakcermatan pemilihan kata dapat disebabkan beberapa hal berikut. a. Penggunaan kata yang bermakna jamak secara berganda Contoh (5) Sebagian besar guru-guru agama belum berlatar belakang pendidikan agama.
b. Penggunaan kata yang mempunyai kemiripan makna atau fungsi secara berganda Contoh (6) Penambahan anggaran pendidikanadalah merupakanupaya pemerintah meningkatkan kinerja penyelenggaran pendidikanagar supaya mutu pendidikan dapat ditingkatkan. c. Penggunaan kata yang bermakna saling secara berganda Contoh (7) Kedua kubu delegasi partai Islam yangsaling bermusuhan itu berunding. d. Penggunaan kata yang tidak diperlukan Contoh (9) Seminar ini diadakan untuk membicarakan tentang upaya mewujudkan kesetaraan gender melalui pendidikan Islam. (10) Islam adalah agama yang sangat memperhatikan daripada persoalan gender yang menjadi isu di dunia. Pengggunaan kata-kata yang tercetak miring pada Contoh tersebut tidak cermat. Oleh karena, (a) kata sebagian besar dan pekerja-pekerja bermakna jamak, (b) kata adalah dan merupakan berfungsi sama, (c) kata agar dan supaya keduanya bermakna sama atau mirip, (d) kata saling dan bermusuhan bermakna saling, dan (e) kata tentangdan daripada tidak diperlukan. Dengan demikian, penggunaan kata tersebut mestinya sebagai berikut. (5a) Sebagian besar guru agama belum berlatar-belakang pendidikan agama. (5b) Guru-guru agama belum berlatar-belakang pendidikan agama. (6a) Penambahan anggaran pendidikanadalah upaya pemerintah meningkatkan kinerja penyelenggaran pendidikanagar mutu pendidikan dapat ditingkatkan. (6b) Penambahan anggaran pendidikanmerupakanupaya pemerintah meningkatkan kinerja penyelenggaran pendidikansupaya mutu pendidikan dapat ditingkatkan. (7a) Kedua kubu delegasi partai Islam yangbermusuhan itu berunding. (17b) Kedua kubu delegasi partai Islam yangsaling memusuhi itu berunding. (9a) Seminar ini diadakan untuk membicarakanupaya mewujud-kan kesetaraan gender melalui pendidikan Islam. (10a) Islam adalah agama yang sangat memperhatikanpersoalan gender yang menjadi isu di dunia.
KESERASIAN Keserasian dalam pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata sesuai dengan konteks atau situasi pemakaiannya. Yang dimaksud dengan konteks adalah kelaziman penggunaan kata tertentu dalam kelompok kata sekalipun terdapat kata-kata lainnya yang bersinonim. Adapun yang dimaksud dengan situasi adalah kelaziman penggunaan kata tertentu dalam penulisan atau pembicaraan sesuai dengan suasana dan status sosial pembaca. Perhatikan penggunaan kata minta dan mohon dalam kalimat berikut ini. (11a) Saya mintaBapak bersedia memberi izin kepada kami. (11b) Saya mohon Bapak bersedia memberi izin kepada kami.
KALIMAT EFEKTIF Kalimat adalah serangkaian kata yang tersusun secara bersistem sesuai dengan kaidah yang berlaku untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang relatif lengkap.Kesatuan kalimat dalam bahasa tulis dimulai dari penggunaan huruf kapital pada awal kalimat dan diakhiri dengan penggunaan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru pada akhir kalimat. Dalam pengertian itu, ciri bersistem dan lengkap sangatlah penting karena kehilangan kedua ciri itu akan menyebabkan rangkaian kata yang tersusun tidak memenuhi syarat sebuah kalimat. Rangkaian kata yang demikian tidak bisa mendukung gagasan, pikiran, atau perasaan yang hendak disampaikan oleh penulis kepada orang lain. Dengan demikian, kalimat yang tersusun menjadi tidak efektif. Beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menulis kalimat efektif adalah (1) kelengkapan, (2) kesejajaran, (3) kebernalaran, (4) kecermatan,dan (5) kegramatikalan. KELENGKAPAN Kalimat yang efektif harus memiliki unsur-unsur yang lengkap sesuai dengan pola yang dipilih. Agar kelengkapan dapat terpenuhi, subjek kalimat harus ada, predikat harus jelas, objek kalimat harus disertakan jika predikatnya berupa kata kerja transitif, pelengkap juga harus disertakan jika predikatnya berupa kata kerja yang menghendaki pelengkap, dan pemenggalan tidak dilakukan pada kalimat majemuk dengan tanpa mengubah strukturnya. (1) Dalam seminar kemarin menghasilkan lima kesimpulan penting. Kalimat (1) dikatakan tidak lengkap karena tidak ada subjeknya. Jika seminar kemarin merupakan bagian yang hendak dijelaskan sebagai subjek, maka penempatan kata depan dalamjustru meniadakan fungsinya sebagai subjek. Karena itu, kata depan dalam harus dihilangkan sehingga kalimat berubah menjadi (1a) Seminar kemarin menghasilkan lima kesimpulan penting.
KESEJAJARAN Kalimat efektif harus menampilkan kesejajaran antara gagasan yang diungkapkan dengan bentuk bahasa yang dipergunakan. Syarat ini penting untuk memperoleh pengungkapan gagasan yang sistematis sehingga mudah dipahami pembaca. PerhatikanContoh kalimat-kalimat berikut! (2) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi pimpinan belum menyetujuinya. (3) Peningkatan hasil pendidikan madrasah dapat dilakukan dengan: a. menyediakan sarana belajar-mengajar yang memadahi, b. guru disiapkan yang berkompetensi tinggi, dan c. dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan. (1) Kedua kalimat tersebut tidak memperlihatkan kesejajaran. Karena itu, perlu diubah menjadi kalimat yang efektif. Pada kalimat (2) ketidaksejajaran terletak pada penggunaan kata diusulkan (bentuk pasif) dan kata menyetujui (bentuk aktif). Penyejajaran kedua bentuk kata itu dapat dilakukan dengan menyamakan kedua bentuk itu menjadi bentuk pasif semua atau aktif semua. Dengan demikian, kalimat itu diubah menjadi (2a) Program kerja ini sudah lama diusulkan, tetapi belum disetujui pimpinan. (2b) Kami sudah lama mengusulkan program kerja ini, tetapi pimpinan belum menyetujuinya. KEBERNALARAN Kalimat efektif harus memenuhi syarat kebernalaran, yakni hubungan yang masuk akal antarbagian yang hendak dihubungkan atau penggunaan kata-kata yang maknanya sesuai dengan gagasan yang hendak disampaikan. PerhatikanContoh kalimat-kalimat berikut ini! (3) Saya belum jelas terhadap pendapat Anda mengenai sifat tama’ terhadap kekayaan dan kedudukan. (4) Pemerintah menangguhkan pembayaran dana pendidikan APBN yang tidak dikucurkan karena kucuran dana tersebut dikhawatirkan akan dipakai untuk beaya pemulihan ekonomi. Kedua kalimat tersebut tidak bernalar. Kalimat (3) mestinya yang belum jelas adalah pendapat Anda, sedangkan ungkapan yang benar adalah saya belum memahami atau belum mengerti. Pada kalimat (4) ketidaklogisan tampak pada pernyataan pemerintah menangguhkan dana yang tidak dikucurkan. Agar menjadi kalimat bernalar, kalimat tersebut diubah menjadi
(3a) Saya belum memahami penjelasan Anda mengenai sifat tama’ terhadap kekayaan dan kedudukkan. (4a) Pemerintah menangguhkan pembayaran dana pendidikan APBN. Dana tersebut dikhawatirkan akan dipakai untuk beaya pemulihan ekonomi. KECERMATAN Syarat kecermatan dalam kalimat efektif adalah penggunaan bagian-bagian yang benar-benar diperlukan, dan sebaliknya tidak menggunakan bagian-bagian yang tidak diperlukan. Caranya adalah dengan menghindari pengulangan subjek, bentuk-bentuk bersinonim atau sama fungsi, dan bentuk-bentuk jamak secara berganda. PerhatikanContoh berikut ini! (5) Sebelum rencana pembelajaran diimplementasikan di kelas, rencana pembelajaran ini sebaiknya dicek terlebih dahulu. (6) Madrasah adalah merupakan pendidikan Islam yang telah berkembang sejak masa kesultanan hingga sekarang. (7) Semua gedung-gedung madrasah itu dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Ketidakcermatan kalimat (5) tampak pada pengulangan bagian rencana pembelajaran ini, kalimat (6) pada penggunaan kata adalah merupakan, kalimat (7) pada penggunaan semua gedung-gedung. Agar cermat, kalimat-kalimat itu diubah menjadi (5a) Sebelum diajukan, rencana pembelajaran ini sebaiknya dicek terlebih dahulu. (6a) Madrasah adalah pendidikan Islam yang telah berkembang sejak masa kesultanan hingga sekarang. (7a) Semua gedung-gedung madrasah itu dibangun atas swadaya masyarakat setempat. Selain hal tersebut, kecermatan suatu kalimat ditunjukkan oleh penggunaan kata penghubung secara tepat. Kata penghubung ialah semua kata atau ungkapan yang digunakan oleh penulis untuk menghubungkan bagian-bagian kalimat atau menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Kata penghubung antarbagian kalimat yang lazim dipakai dalam penulisan kalimat antara lain katadan, atau, tetapi, ketika, jika, asalkan, agar, supaya, meskipun, sebagai, sebab, karena, dan bahwa. Pada kenyataanya dalam pemakaian bahasa Indonesia sering ditemukan beberapa kesalahan, yaitu makin kaburnya batas pemakaian penghubung antarbagian kalimat dan penghubung antarkalimat. Contoh
(8) Sebagian siswa tidak menjalankan ibadah dengan baik. Meskipun mereka telah dibekali pengetahuan yang cukup. (9) Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Yaitu jika dikakukan maka yang mengerjakan akan mendapat pahala, jika tidak maka akan ia berdosa. Kata meskipun dan yaitu yang seharusnya berfungsi sebagai penghubung antarbagian kalimat digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Bandingkan dengan kalimat berikut ini! (8a) Sebagian siswa tidak menjalankan ibadah dengan baik meskipun mereka telah dibekali pengetahuan yang cukup. (9a) Salat merupakan ibadah wajib bagi umat Islam, yaitu jika dilakukan maka yang mengerjakan akan mendapat pahala, jika tidak maka ia berdosa. Kata penghubung antarkalimat yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia antara lain (oleh) karena itu, namun, kemudian, selain itu, bahkan, setelah itu, sementara itu, walaupun demikian, dan sehubungan dengan itu. KEGRAMATIKALAN Kalimat yang gramatikal adalah kalimat yang mengikuti kaidah tata bahasa yang telah ditetapkan. Kegramatikalan suatu kalimat ditunjukkan oleh kejelasan struktur, ketaatasasan penggunaan imbuhan, ketepatan penggunaan struktur pasif, dan kelengkapan keterangan kalimat. Berikut ini disajikan contoh-contoh kalimat yang tidakgramatikal. a. Kejelasan Struktur Kalimat Kalimat yang strukturnya jelas adalah kalimat yang memiliki kejelasan tipe struktur yang digunakan. Ketidakjelasan struktur kalimat dapat dilihat berikut ini. (9) Untuk program yang bernuansa spiritualitas sudah dirancang cukup baik, namun belum dilaksanakan secara optimal oleh civitas dalam hal ini sering masih terkendala oleh sumber beaya. (10) Sinergitas mengenai pendidikan tinggi dan pesantren diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kesatuan moralitas-rasionalitas dan ruhaniah-jasmaniah. Kalimat tersebut akan menjadi lebih jelas maknanya jika strukturnya diubah sebagai berikut.
(9a) Program yang bernuansa spiritualitas sudah dirancang cukup baik. Namun, belum dilaksanakan secara optimal oleh civitas akademik karena terdapat kendala pada faktor pendanaan. (10a) Sinergitas pendidikan tinggi dan pesantren diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki tingkat moralitas-rasionalitas yang tinggi. . b. Ketaatasasan penggunaan imbuhan Dalam bahasa Indonesia awalan me-N dan ber- digunakan secara taat asas pada verba aktif. Imbuhan tersebut sering digunakan secara tidak taat asas. Contoh (11) Saya akan kemukakan hasil kajian implementasi kebijakan pendidikan nasional dalam proses pembelajarandi tiga PTI. (12) Anda harus tunjukkan bukti-bukti yang mendukung teori Smith (2003) mengenai idealisasi kebijakan pendidikan. Kedua Contoh tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah dalam kalimat tersebut terjadi penanggalan awalan meN- pada verba kemukakan dan tunjukkan, atau terjadi kekeliruan penempatan unsur keterangan predikat akan dan harus? Kalau kedua kalimat tersebut merupakan kalimat aktif, kedua kalimat itu harus diperbaiki sebagai berikut. (11a) Saya akan mengemukakan hasil kajian implementasi kebijakan pendidikan nasional dalam proses pembelajaran di tiga PTI. (12a) Anda harus menunjukkan bukti-bukti yang mendukung teori Smith (2003) mengenai idealisasi kebijakan pendidikan. Bisa juga kedua kalimat tersebut merupakan strukturpelaku + verbatanpa awalandi-. Jika demikian, di antara pelaku dan verba tidak disisipi oleh unsur lain. Jadi, unsur akandan harus dikedepankan, seperti terlihat dalam kalimat berikut. (11b) Akan saya kemukakan hasil kajian implementasi kebijakan pendidikan nasional dalam proses pembelajaran di tiga PTI. (12b) Harus Anda tunjukkan bukti-bukti yang mendukung teori Smith (2003) mengenai idealisasi kebijakan pendidikan. Imbuhan yang sering digunakan secara salah adalah akhiran-nya.Akhiran – nyamerupakan akhiran posesif orang ketiga tunggal. Dalam penulisan surat resmi sering terdapat kesalahan sebagai berikut. (13) Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. (14) Terima kasih atas kesediaannya untuk menjadi narasumber pada seminar ini.
Kalimat tersebut seharusnya diubah sebagai berikut. (14a) Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih. (15a) Terima kasih atas kesediaan Saudara untuk menjadi narasumber pada seminar ini. c. Kelengkapan struktur kalimat pasif Predikat kalimat pasif yang pelakunya orang pertama atau orang kedua tidak dapat dibentuk dengan menggunakan awalan di-. Berikut ini Contoh kalimat pasif yang tidaktepat. (16) Sudah disadari oleh kita bahwa mutu pendidikan di madrasah perlu ditingkatkan. (17) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik gedung madrasah terpadu telah diperkirakan oleh kami akan selesai akhir bulan ini. (18) Penyusunan tugas akhir ini harus dikerjakan oleh kamu secepat mungkin. Kalimat tersebut dapat diubah strukturnya sebagai berikut. (16a) Sudah kita sadari bahwa mutu pendidikan di madrasah perlu ditingkatkan. (17a) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik gedung madrasah terpadu telah kami perkirakan akan selesai akhir bulan ini. (18a) Penyusunan tugas akhir ini harus kamu kerjakan secepat mungkin. Perhatikan Contoh berikut ini. (19) Sudah mereka sadari bahwa mutu pendidikan di madrasah perlu ditingkatkan. (20) Secara keseluruhan tahap pembangunan fisik gedung madrasah terpadu telah mereka perkirakan akan selesai akhir bulan ini. (21) Penyusunan tugas akhir ini harus mereka kerjakan secepat mungkin. Kalimat pasif yang pelakunya orang ketiga, predikatnya menggunakan awalan di. Dengan demikian, ketiga kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut ini. (19a) Sudah disadari oleh mereka bahwa mutu pendidikan di madrasah perlu ditingkatkan. (3220)a) SSeucdaarha kemseelruerkuahansatdaahraip pbeamhwbaangueknsapnafnissiik geekdsupnogr mnaodnrmasiaghas tseermpaadkuintemlaehledmipaehrksierjaakkatnahoulenh1m99er3e.ka akan selesai akhir bulan ini. ((2313a)) PSeencyaurasukneasneltuurguahsanakthahiraipniphemarbuasndgikuenrajnakfaisninkytaelsaehcepmaetrmekuangkin. perkirakan selesai akhir bulan ini. (34) Penyusunan laporan akhir bulan ini harus dia kerjakan secepat mungkin. 32) Sudah mereka sadari bahwa ekspansi ekspor nonmigas semakin melemah sejak tahun 1993.
d. Kelengkapan keterangan kalimat Dalam penulisan surat resmi sering terdapat kesalahan yang berupa penggunaan keterangan secara tidak lengkap. Hal ini dapat dilihat pada Contoh berikut ini. (22) Memenuhi permintaan Saudara, bersama ini kami kirimkan daftar peserta pesantren ramadhan tahun ini. Kalimat tersebut, terasa janggal jika urutan bagian-bagiannya diubah menjadi sebagai berikut. (22a) Bersama ini kami kirimkan daftar peserta pesantren ramadan tahun ini memenuhi permintaan Saudara. Kalimat (22a) itu akan terasa lebih lancar jika bagian memenuhi permintaan Saudara didahului dengan kata untuk, sehingga kalimat itu menjadi (22b) Bersama ini kami kirimkan daftar peserta pesantren Ramadan tahun ini untuk memenuhi permintaan Saudara.
Search
Read the Text Version
- 1 - 26
Pages: