Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore ayat_ayat_cinta_-_habiburrahman_s

ayat_ayat_cinta_-_habiburrahman_s

Published by HUSNUL ARIFIN,S.S, 2019-12-28 00:28:58

Description: ayat_ayat_cinta_-_habiburrahman_s

Search

Read the Text Version

Epilog Panas menyengat masih membayang-bayangi langit ”Negeri Sejuta Eksotika”. Sementara musim dingin dan semi belum berani turun menyelingi, apalagi memijat punggung kota lebih dini. Daun-daun pintu flat berbentuk kubus masih tertutup rapat, serapat burqa yang memingit wajah para wanita di pinggiran kota Kairo. Debu-debu masih menjadi raja di padang sahara. Jika mendapat restu dari gerombolan angin liar, gundukan debu pun beterbangan seakan tergelak dengan riangnya. Terbang dan mengerubungi situs-situs eksotis yang berserakan. Piramida masih saja kokoh berdiri, menjadi ikon di tengah sahara Giza. Yang selalu memancarkan keeksotisan luar biasa. Demikian pula dengan para penjaja jasa unta dan kuda, yang senantiasa membuka dinding pagi den­ gan mata malam mereka. Kemeriahan sarapan pagi dengan isy dan fûl di gerobak-gerobak bertuliskan aneka pujian masih tampak memesona. Sei­rama dengan deru bus-bus tua yang merayap membelah jalan beserbuk debu. Polisi yang berdiam di pos-pos penjagaan di sudut kota, setiap pagi masih larut dalam tilawah Al-Qur’an mereka. Laras panjang siap kokang juga tetap setia di bahu, menemani lidah mereka ”meminang” ayat demi ayat un­tuk dilantunkan dengan merdunya. Mereka seperti berpacu bersama para mahasiswa yang menegur pagi buta dengan hafalan Al- Qur’an. Layaknya se­marak mengaji yang terus berlanjut di Masjid Imam Shaleh Ja’fari, Darrasah.

284 Dua Sahara Di atas bus 80 coret pagi ini, masih terbayang-bayang petualangan pan­ jang yang saya lalui. Kecemasan dan ketakutan seakan masih menyisakan serpihannya di belahan dada saat menyusuri Kota Mati. Kenangan indah masih terhunus saat menyambangi Masjid Al-Azhar ditemani dua sahabat Mesir. Demikian pula, percakapan saya dengan penjaga sandal Masjid Husein, yang berada di mulut Khan Khalili, masih terbayang. Khan Khalili mengukir banyak kenangan dalam kanvas petualangan saya. Satu yang tidak akan pernah saya lupakan saat saya diseret seorang pemuda Mesir ke dalam tok­ onya. Namun, dengan cerdik saya pun bisa kabur dan tertawa riang. Petualangan bak seorang koboi sembari menunggangi seekor kuda di tengah sahara tentu menjadi catatan indah dalam memori perjalanan ini. Celingak-celinguk di atas kuda terasa bak tengah menumpangi tramco lansia yang berjalan tertatih, menggilas tanggul dengan gas dalamnya. Nyanyiannya mirip ayunan di atas kapal kayu di Sungai Nil, sembari di­ tem­ ani gemulai angin yang menyejukkan. Ditambah lagi dengan pe­man­ dangan yang disuguhkan di sekitarnya, sungguh memanjakan mata hingga malas berkedip. Begitu pula dengan gemerlap Sungai Nil pada malam hari juga menjadi catatan petualangan yang tidak terlupakan. Masih terbayang hebat bagaimana saya berlari terbirit-birit hingga terjepit di tengah kerumunan penumpang di atas metro hanya untuk me­ ngej­ar kereta malam ke Damietta. Napas tersengal-sengal seakan terobati ketika masih ada yang khusyuk mengaji di atas metro yang melaju bak seb­ uah halilintar. Penjual stroberi bercadar di atas naqal dan memancing di ku­bangan kerbau tampaknya sulit saya lenyapkan dari petualangan indah kala itu. Sampai berpesta ikan goreng malam itu tentu akan sulit terulang untuk episode berikutnya. Menyibak panorama eksotis di puncak Bukit Sinai menjadi kenangan yang tak terlupakan. Saya yang berpacu dengan Fadel di tengah malam yang pekat seolah-olah tengah berprofesi sebagai pendaki sejati. Sekalipun hanya

Epilog 285 bermodal napas yang sangat pas-pasan. Kedai kurma mungil di lereng bukit cadas Sinai, yang semua transaksinya menggunakan dolar Amerika, tentu menjadi memoar tak terlupakan. Berimpit-impitan kedinginan di puncak Sinai agaknya menjadi kenangan di bibir pasi para pendaki. Berjalan, menyambangi ‘Uyun Musa yang dianggap sebagai mukjizat yang tersisa menjadi langkah yang terindah yang pernah saya lakukan. Menyibak padang sahara yang terhampar luas di atas sebuah bus terasa seperti tengah dijilat-jilat lidah matahari yang menjulur-julur. Namun, semua seakan terobati ketika Hamam Firaun menampakkan romannya yang penuh keindahan. Gua belerang yang konon dianggap sebagai pusat bersemadi dan mandinya Firaun masih ternganga untuk disinggahi para pelancong. Satu hal yang barangkali tidak pernah saya lupakan, yaitu surat mis­ terius Dokter Kamal Aziz yang menjadi jendela pengembaraan kedua saya di tengah deraan penyakit. Menyelami kehidupan orang Mesir yang sesung­guhn­ ya, melalui hari-hari dengan budaya dan percakapan amiyah yang sangat ken­tal bersama mereka. Makan dengan menu yang sama, dan terhibur dengan seloroh yang sama, dari pria-pria ber-jalabiah sele­katnya. Sekalipun saya asing di hadapan mereka, dan tergeletak di tengah ketidakberdayaan bebe­rapa hari, mereka penuh hormat bahkan menyayangi saya. Sesuatu yang tidak akan pernah sama sekali saya lupakan dalam hidup. Hummayyat telah mengajarkan banyak cerita kesedihan dan duka yang membahana. Namun, di sana masih ada saja yang menebar secercah harapa­ n dengan penuh keceriaan. Pria Koptik yang memberi banyak cerita dan infor­masi turut menjadi catatan yang tak terlupakan selama dikarantina di Hummayyat. Begitulah petualangan hidup, sakit, senang, tawa, gembira, sedih, dan menangis adalah rentetan simfoni kehidupan yang tidak mungkin dic­ erai­kan. Satu yang tidak mungkin bisa dielakkan, petualangan itu suatu saat akan diakhiri. Begitu pula dengan hidup.

286 Dua Sahara Teriakan kondektur 80 coret mengusik lamunan saya ketika sampai di Hayy Tsamin. Ternyata memang iya, kali ini ritual petualangan saya berjalan beringsut, seperti siput yang tengah menapaki lumut-lumut di tembok tua, seiring dimulainya aktivitas belajar-mengajar di Universitas Al-Azhar. Ditambah lagi, tiga bulan ke depan saya akan menempuh ujian semester pertama. Itu artinya, saya harus berkuras tenaga, membaca, dan memahami tumpukan diktat kuliah. Persiapan lebih dini dan fokus amatlah penting jika ingin lulus secara mengesankan dari Universitas Al-Azhar. Sekalipun ujian mendekat, nilai-nilai religius dan historis yang saya dapat selama bertualang semakin memantapkan prinsip-prinsip hidup yang selama ini saya pegang. Semua itu adalah lentera yang akan me­ ner­ angi saya untuk petualangan selanjutnya. Menyelami berbagai situs bern­ ilai sejarah tinggi merupakan idaman semua orang. Akan tetapi, Negeri Seribu Menara amat kaya untuk itu semua. Visa seminggu seperti tidak cukup untuk menyinggahi semuanya. Lagi pula, di sana berserakan berbagai hikmah dan pelajaran. Al-Qur’an sendiri menyebutkan betapa luar biasanya negeri Mesir.

Daftar Pustaka Abdullah, Taufik (ed.), et. al. Eksiklopedi Tematis Dunia Islam, Vol: II. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. Ahimsa, Dedi. 2009. Ibunda Hajar: Kisah Kekuatan Cinta, Iman, dan Pengorbanan. Jakarta: Zaman. Al-Bajawi, Ali Muhammad, et. al. 2007. Untaian Kisah dalam Al-Qur’an. Jakarta: Darul Haq. Al-Khalidy, Shalah. 1996. Ma’a Qashashi as-Sâbiqîn fî Al-Qur’ân (Terj. Kisah-Kisah Al-Qur’an, Pelajaran dari Orang-Orang Dahulu), Vol. 1-3. Jakarta: Gema Insani Press. Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. 2007. Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Cet. I. Jakarta: Kaysa Media. Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. 2011. Atlas Agama-Agama: Meng­antar­ kan Setiap Orang Beragama Lebih Memahami Agama Masing-Masing. Jakarta: Penerbit Almahira. Al-Maghlouth, Sami bin Abdullah. 2011. Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul: Menggali Nilai-Nilai Kehidupan Para Utusan Allah. Jakarta: Penerbit Almahira. Bayumi, Abul Hamid, dkk. 1937. Al-Jughrafiyâ Al-Iqlimiyah al- Mushawwarah, Cet. II. Mesir: Maktabah Saad.

288 Dua Sahara Bucaille, Maurice. 2007. Moise et Pharaon: Les Hebreux en egypte Quelles Concordances des Livres Saint avec I’Histoire? (Firaun dalam Bibel dan Al-Qur’an: Menafsirkan Kisah Historis Firaun dalam Kitab Suci Berdasarkan Temuan Arkeologi). Bandung: Penerbit Mizania, 2007. Darusmanwiati, Aep Saepulloh. 2012. Dialog Iblis dengan Para Nabi: 99 Kisah Penyegar Iman, Cet. I. Jakarta: Penerbit Zaman. Departeman Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: Penerbit Dipenegoro. El-Fikri, Shahruddin. 2010. Situs-situs dalam Al-Qur’an: Dari Banjir Nuh hingga Bukit Thursina. Jakarta: Penerbit Republika. El-Fikri, Shahruddin. 2010. Situs-situs dalam Al-Qur’an: Dari Peperangan Daud Melawan Jalut hingga Gua Ashabul Kahfi. Jakarta: Penerbit Republika. Esposito, John L. 1999. Islam dan Politik. Jakarta: PT Bulan Bintang. Halim, Muhammad Abdul. 2003. Memahami Al-Qur’an: Pendekatan Gaya dan Tema. Bandung: Penerbit Marja. IAIN Syarief Hidayatullah. 1992. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan. Ismail, Muhammad Bakr. Qashashu Al-Qur’an min Adam ‘Alaihi As-Salam ilâ ‘Ashabu al-Fîl. Kairo: Darul Manar. Junus M.S. 2002. Fragmen Kisah-Kisah Al-Qur’an, Vol: II. Jakarta: Paramarta. Khalil, Syauqi Abu. 2003. Atlasu Al-Qur’an: ‘Amâkinu, ‘Aqwâmun wa ‘Alâmun. Bairut: Darul Fiktri Al-Mu’ashir. Khalil, Syauqi Abu. 2005. Atlasu al-Hadîst an-Nabawiy min Kutubus min al- Kutubi ash-Shihâhi as-Sittah, Cet. IV. Bairut: Darul Fiktri Al-Mu’ashir.

Daftar Pustaka 289 Mawla, M. Ahmad Jadul dan Abu al-Fadhl Ibrahim. 2009. Kisah-Kisah Al- Qur’an: dari Habil dan Qabil hingga Thalut dan Jalut, dari Ratu Bilqis hingga Ibunda Maryam, dari Siti Hawa hingga Siti Khadijah, dari Nabi Adam hingga Nabi Muhammad. Jakarta: Zaman. Mawla, Muhammad Ahmad Jadul, dkk. 1969. Qashasu Al-Qur’ân. Mesir: Maktabah Tijariyah Al-Kubra. Rohman, Izza, dkk. 2009. Buku Pintar Islam: Quran dan Tafsir, Sirah Nabi dan Hadits, Akidah, Ibadah, Muamalah, Sejarah dan Peradaban Islam Nusantara, Serba-serbi. Jakarta: Penerbit Zaman. Santoso, Agus (ed.). 2009. World Heritage Nature and Culture under the Protection of UNESCO: Afrika Utara dan Afrika Tengah. Jakarta: Bantara Publishing. Sulaiman, Musthafa Muhammad. 1994. Al-Qishatu fî Al-Qur’âni Al- Karîm wa mâ Tsâra Haulahâ min Syubhât wa Raddu ‘Alaihâ. Mesir: Mathaba’ah Amanah. Tha’imah, Shabir. 1975. Banû Isrâ’îl fî Mîzâni Al-Qur’ân al-Karîm. Bairut: Darul Jaili. Thalbah, Hisham, et. al. Al-I’jaz Ilmi fi Al-Qur’an wa as-Sunnah (Terj. Kemukjizatan Fakta Sejarah, Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits). PT Sapta Sentosa. Yahya, Harun. 2004. Pustaka Sains Populer Islami: Jejak Bangsa-Bangsa Terdahulu. Bandung: Dzikra. Zuhairi, Misrawi. 2010. Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keulamaan. Jakarta: Penerbit Kompas.



Tentang Penulis Owen Putra dilahirkan di Pasia, 31 Juli 1986 dari keluarga sederhana pasangan Yusmar (almarhum) dan Ummi Wirda. Dia menghabiskan masa belianya hingga tamat sekolah dasar di sebuah kampung yang asri bernama Simpang Tigo, Sungai Rotan, Ampek Angkat, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Berhubung dua abangnya telah melanjutkan studi di sekolah umum (SMP dan SMA), dengan dukungan spesial dari uminya, dia memutuskan melanjutkan studi ke pesantren. Dia pun nyantri selama enam tahun di Ponpes Modern Diniyyah Pasia, Ampek Angkat, Kabupaten Agam yang tidak jauh dari rumahnya. Tahun 2006 dia menamatkan studinya di pesantren dan berhasil menjadi alumnus terbaik dengan mendapat nilai jayyid jiddan (sangat memuaskan). Karena itu, pimpinan pondok merekomendasikan dirinya melanjutkan studi ke Universitas Ummul Qura Mekkah, Saudi Arabia. Akan tetapi, sebelum keluar keputusan melanjutkan studinya ke Kota Suci umat Islam itu, pada 11 Oktober 2006 dia dinyatakan lulus ujian tes Kem­ enag untuk melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar. Dia pun memutuskan terbang ke Mesir dan memilih Universitas Al-Azhar sebagai ”lembaga kehidupannya”. Selain fokus menyelesaikan studinya di Fakultas Ushuluddin Jurus­an Tafsir, dia aktif mengasah talenta menulisnya di SINAI (Studi Infor­ masi Alam Islami) yang merupakan satu-satunya forum kajian dengan kosentrasi Dunia Islam digawangi mahasiswa Indonesia di Mesir. Tu­

292 Dua Sahara lisa­ n­nya berserakan di berbagai media mahasiswa Indonesia di sana, se­ perti buletin SINAI, Mitra, Terobosan, Masisironline, Isbat, dan lain-lain. Dia aktif mengikuti dan menjuarai beberapa sayembara menulis yang diselenggarakan KBRI dan organisasi kemahasiswaan Indonesia di Mesir. Selama berdomisili di Kairo, dia juga pernah bekerja menjadi editor te­rj­emahan program ponsel islami di Perusahaan Terjemah Bayan Tech, kota Giza-Mesir, kontributor situs islami www.eramuslim.com, kontributor harian umum Duta Masyarakat (Duta), penerjemah dan penulis tetap/ lepas di sejumlah media online dan cetak nasional/lokal Indonesia, seperti Kompas.com, Eramuslim.com, Hidayatullah.com, harian Duta Masyarakat, Kompasiana, harian Padang Ekspres, Padang-Media.com, harian Singgalang, Masisironline.com, Kmm-Mesir.org, Sinaimesir.com, dan lain-lain. Selain itu, dia juga aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan Indo­ nes­ ia di Mesir, seperti Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PPMI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), SINAI, Kes­ e­pakatan Mahasiswa Minang (KMM), IKATH, dan lain-lain. Jabatan seputar kepenulisan yang pernah dipegang di antaranya: Pemred Buletin Studi Informasi Alam Islami (SINAI), Penasihat dan Editor Buletin Mitra Kesepakatan Mahasiswa Minang, KMM-Mesir, Koordinator Pengelola Website KMM-Mesir, Sekretaris Koordinator Bidang ICMI Orsat-Kairo, dan Anggota SAMAHTA (Sanggar Terjemah dan Pustaka), ICMI Orsat- Kairo. Kontak Penulis di: E-mail: [email protected] Facebook: Owen Putra

Galeri foto restoran abou romi mata uang mesir kota mati pada siang hari eksotika kairo lama toko suvenir khan khalili dpei nkajuwaalssaenlepnidraamngidkahgaizsamesir

bercengkerama dengan penjaja jasa kuda Dan Unta museum fir’aun di pusat kota kairo terminal ramses naqal dibubuhi aneka tulisan pujian Dan doa taman di kawasan villa ra’sul bar, dimyath keindahan kala matahari terbit di puncak thursina

penjual ‘isy eksotika matahari terbit di pinggiran kota kairo rumah sakit Hummayat kedai minuman di lereng bukit thursina mujama’ tahrir eksotika masjid al-azhar asy-syarief

kairo tower sungai nil pada malam hari kesibukan di bundaran tahrir bus 80-coret suvenir toko suvenir khan khalili



Panas menyengat masih membayang-bayangi langit negeri sahara, Mesir. Musim dingin dan semi belum berani turun menyelingi, apalagi memijit punggung kota lebih dini. Daun-daun pintu apartemen berbentuk kubus masih tertutup rapat. Serapat burqa yang memingit wajah para wanita di pinggiran kota Kairo. Setiap pagi, polisi yang menongkrongi pos penjagaan di sudut-sudut kota larut dalam tilawah Al-Qur’an. Laras panjang siap kokang juga setia di bahu, menemani lidah mereka “meminang” ayat demi ayat dengan merdunya. Mereka seperti berpacu dengan kawanan mahasiswa berkantong cekak, yang menegur pagi buta dengan hafalan Al- Qur’an. Layaknya semarak mengaji yang terus berlanjut di Masjid Al-Azhar Al-Syarief, Darrasah. Demikian pula dengan para penjaja jasa unta dan kuda di sahara Giza, yang senantiasa membuka dinding pagi dengan mata malam mereka, seirama deru bus reyot dan tramco tua, yang merayap membelah jalanan. Inilah romansa kota Giza hingga Thursina.  “Membaca novel ini, kita seperti ditemani membaca novel Dua Sahara. Anda tak hanya bertualang oleh penulisnya—bertamasya mendapatkan hiburan, tetapi juga beragam ke negeri tua Mesir yang penuh romantika pengetahuan dan inspirasi, seperti sejarah, kehidupan. Ceritanya utuh, mengalir, dan arsitektur, religi, bahkan tip menghadapi enak dinikmati!” beragam masalah kehidupan. Novel yang sensasional.” —Mohammad Baharun. Guru Besar Sosiologi, mantan wartawan senior —Johan Wahyudi. Penulis buku/ “Perjuangan, kegigihan, keteladan, dan motivator nasional pengorbanan menjadi warna Dua Sahara ini. Budaya dan kearifan lokal penduduk “Mesir negeri tempat lahirnya Cleopatra Mesir disajikan renyah dan larut membuka dan Firaun memiliki sejarah peradaban cakrawala pembaca. Penggalan kisah yang yang panjang. Novel ini bercerita tentang layak dibaca.” kota-kota di Mesir dengan berbagai eksotika —Nasihin Masha. Pemred Harian Republika juga sosiologi masyarakatnya. Novel ini “Umumnya, novel sekadar berisi hiburan mengalir dan enak dibaca, juga membangun sebagai obat penat. Maka, cukup sulit kecerdasan dan wawasan tentang sebuah kita menemukan added values setelah negeri yang sempat memengaruhi jalannya membacanya. Namun, Anda akan terkejut jika arah dunia.” —Geisz Chalifah. Produser Gita Cinta Production NONFIKSI/NOVEL ISLAMI Penerbit Kalil Imprint PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building Blok I, Lt. 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gramediapustakautama.com


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook