BAB III ANALISIS PERMINTAAN PASAR UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kompetensi dasar Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa dapat mengetahui hubungan aliran pasar barang dan pasar tenaga kerja dan mampu menjelaskan pengaruh permintaan dan pergeseran permintaan serta dampak dari perubahan barang maupun harga yang terjadi di pasar B. Indikator 1. mahasiswa dapat menjelaskan keterkaitan antaran aliran barang dam aliran uang 2. dapat menyebutkan variable – variable yang dapat mempengararuhi permintaan konsumen 3. dapat memberikan keterkaitan perubahan jumlah barang dan perubahan harga yang terjadi dalam pasar C. Materi Pembelajaran 3.1 ALIRAN BARANG, UANG DAN PASAR Dalam bagian ini kita akan melihat bagaimana terjadinya aliran barang dan aliran uang dalam perekonomian yang sekaligus membentuk pasar, baik pasar barang konsumsi, maupun pasar faktor produksi. Untuk lebih jelasnya kita dapat menggambarkan sebuah aliran melingkar dari uang dan barang bagi suatu perekonomian seperti pada gambar 3.1. Kita misalkan hanya ada dua pelaksana ekonomi, yaitu sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Sektor rumah tangga mengirimkan faktor produksi yang mereka miliki seperti tenaga kerja, modal, alat- alat kapital, tanah dan keahliah (skill) ke sektor perusahaan. Sebagai imbalannya sektor perusahaan membayar harga dari masing-masing faktor produksi dalam bentuk upah dan gaji untuk tenaga kerja, sewa untuk alat-alat dan tanah, bunga untuk modal dan laba untuk keahliah atau skill. Dari mana perusahaan memperoleh uang? Perusahaan memperoleh uang dengan cara menjual barang dan jasa yang dihasilkannnya ke sektor rumah tangga dan sektor rumah tangga membayar harga barang dan jasa yang dibelinya dari sektor perusahaan. Oleh karena itu dalam diagram melingkar itu di lingkaran dalam terlihat ada aliran uang 35
dan di lingkarang luar terdapat aliran barang baik itu berupa faktor produksi maupun barang dan jasa. Dari gambar 3.1 tersebut tampak bahwa di lingkaran bagian atas terdapat pasar barang dan jasa, dimana permintaan dan penawaran barang dan jasa bertemu di situ; sedangkan di lingkaran bagian bawah terdapat pasar faktor produksi yaitu pertemuan antara permintaan dan penawaran faktor produksi. Permintaan dan penawaran itu masing-masing akan menentukan harga keseimbangan dari barang dan faktor produksi yang diperjualbelikan. Dengan melihat pada uraian di atas kiranya kita dapat mengetahui atau merumuskan fungsi peranan pasar sebagai berikut: a. Pasar berfungsi menentukan nilai atau harga barang. Dengan adanya pasar, maka harga barang dapat ditentukan melalui kekuatan permintaan dan penawaran. b. Pasar berfungsi mengorganisasikan produksi. Dengan adanya pasar, harga faktor produksi akan dapat ditentukan, demikian pula harga barang yang dihasilkan. Oleh karenanya organisasi produksi harus diatur sedemikian rupa untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan menggunakan faktor produksi dengan kombinasi yang semurah mungkin. c. Pasar berfungsi mendistribusikan produk. Dengan adanya balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemilik faktor produksi, maka barang-barang yang dihasilkan akan dapat didistribusikan diantara para pembeli. Biasanya orang yang menghasilkan banyak akan memperoleh bagian yang banyak pula, oleh karena orang yang paling produktif atau orang yang paling banyak memiliki faktor produksi akan mampu menguasai lebih banyak alat-alat pemuas kebutuhan. Pasar Barang dan Jasa Uang (Nilai Barang Dan Jasa) Rumah Tangga Perusahaan Pasar 3F6aktor Produksi Pendapatan = (upah/gaji, bunga, sewa, laba) Faktor Produksi (tenaga kerja, kapital, tanah, keahlian)
d. Pasar berinformasi melakukan penjatahan. Dengan adanya pasar dan harga, maka tidak semua permintaan selalu dipenuhi dengan produksi yang ada. Konsumsi akan dibatasi pada jumlah produksi yang ada pada tingkat harga tertentu. e. Pasar menyediakan barang dan jasa untuk masa yang akan datang. Tabung dan investasi terjadi di pasar sebagai usaha untuk mempertahankan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang. Selanjutnya, sebelum kita membicarakan teori permintaan konsumen dan teori produksi, kita akan melihat terlebih dahulu konsep dasar yang merupakan alat analisis utama dalam ilmu ekonomi, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran. Telah disinggung di depan mengenai tingkah laku konsumen yang mengambil keputusan untuk memaksimumkan kepuasan dalam membeli barang dan jasa. Keputusan yang dibuat ini didasarkan pada penghasilan dan preferensi masing-masing konsumen serta harga barang dan jasa yang tersedia. Konsumen secara perorangan tidak akan mampu mempengaruhi harga dan tersedianya barang dan jasa, tetapi tindakan konsumen bersama-sama akan membentuk sisi permintaan dalam pasar barang. Bila sisi permintaan ini dihadapkan dengan sisi tingkat produksi dimasing-masing pasar barang. 3.2 FUNGSI PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN Fungsi permintaan menunjukkan hubungan yang ada antara jumlah barang yan diminta dan semua variabel yang mempengaruhinya, sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah suatu barang yang diminta dari harga barang tersebut, dengan variabel-variabel lain dalam fungsi permintaan dianggap konstan. Jadi, kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan dimana varibel-variabel lain dianggap tetap kecuali harga barang yang bersangkutan. 37
Perlu dijelaskan bahwa penjumlahan semua kurva permintaan individual yang terdapat dalam suatu pasar disebut permintaan pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dengan menjumlahkan kurva-kurva permintaan individual (perorangan) secara horizontal pada berbagai tingka harga. 1. Variabel Bebas dalam Fungsi Permintaan Fungsi permintaan adalah spesifikasi hubungan antara jumlah barang X yang diminta dan variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan terhadap barang tersebut. Secara matematis dapat kita tuliskan X = f (Px′PA−Z, Y, S). Di sini jumlah barang X yang diminta disebut sebagai variabel tidak bebas (dependent variable) dan Px, PA-Z, Y, S, masing-masing adalah harga barang X, harga barang lain dari A sampai Z, tingkat pendapatan konsumen dan selera konsumen, merupakan variabel bebas yang mempengaruhi variabel tidak bebas. a. Harga Barang yang Diminta (Px) Harga barang ini berhubungan dengan terbalik dengan jumlah yang diminta untuk barang itu sendiri, yaitu bila harga barang X meningkat maka jumlah barang X yang diminta akan turun, ceteris paribus dan sebaliknya. b. Harga Barang Lain (PA-Z) Barang lain mempunyai hubungan dengan barang X sebagai barang pengganti atau sebagai barang pelengkap. Harga barang pengganti memasuki fungsi permintaan barang X karena adanya kesediaan konsumen untuk membeli barang yang sifatnya mengganti barang X apabila terjadi perubahan harga relatif antar barang-barang tersebut. Jika harga barang pengganti meningkat, kita berharap jumlah barang X yang diminta akan meningkat pula. Barang komplementer merupakan barang yang dikonsumsi bersama- sama dengan barang X. Apabila harga barang komplementer meningkat, kita mengharap jumlah barang X yang diminta turun karena jumlah barang komplementer yang diminta juga akan turun sesuai dengan hukum permintaan. Akibatnya untuk mengkonsumsi kedua macam barang yang saling melengkapi itu menjadi lebih malah, bila salah satunya mengalami kenaikan harga. c. Advertensi dan Promosi Kegiatan advertensi dan promosi oleh penjual barang X diharapkan mempengaruhi jumlah X yang diminta para pembeli, karena kegiatan itu 38
dimaksudkan untuk mempengaruhi selera dan pola preferensi konsumen. Advertensi barang pengganti akan mempunyai dampak negatif terhadap jumlah barang X yang dijual karena konsumen diharapkan untuk pindah dari konsumsi barang X ke konsumsi barang pengganti. Sebaliknya advertensi barang komplementer atau pelengkap akan mempunyai dampak positif, karena konsumen akan membeli barang X dan barang komplementer itu lebih banyak dan proporsional sifatnya. d. Kualitas Barang dan Rancang-Bangun (Design) Konsumen selalu menghargai kualitas dan rancang bangun yang bagus, dan konsumen diharapkan membeli lebih banyak barang apabila mereka mengerti bahwa barang itu tinggi kualitasnya dan dirancang untuk banyak pengguna, serta tampak baik dipandang mata, tetapi harga harus tetap sama. Kualitas barang ini dapat dirancang oleh perusahaan yang menghasilkannya dan dapat ditingkatkan dengan pelayanan yang baik serta pemberian garansi atau jaminan selama beberapa waktu tertentu atau perusahaan didukung dengan pekerjaan-pekerjaan yang terlatih baik. Selanjutnya pengertian konsumen mengenai kualitas serta rancang bangun ini dapat ditingkatkan lagi melalui advertensi dan promosi. e. Saluran Distribusi dan Tempat Penjualan Permintaan total terhadap hasil produksi perusahaan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah tempat penjualan atau saluran distribusinya dan juga oleh lokasi saluran penjualan tersebut. Semakin banyak saluran penjualan akan semakin banyak konsumen yang dapat dijangkau oleh perusahaan, serta dapat membuat konsumen lebih mudah mendapatkan barang yang dihasilkan perusahaan tersebut, demikian pula memungkinkan adanya pelayanan yang lebih baik memuaskan, misalnya untuk reparasi, pemberian saran-saran kepada konsumen, ataupun jaminan pelayanan yang lebih baik yang ini semua mendukung atau mendorong meningkatnya penjualan secara total. Tentunya lokasi saluran penjualan juga sangat menentukan volume penjualan. Kalau toko atau warung misalnya terletak di daerah yang ramai lalu lintasnya biasanya penjualan akan lebih rendah dibanding apabila lokasinya di sekitar pusat pembelanjaan dimana banyak orang datang. f. Penghasilan Konsumen 39
Hubungan antara penghasilan konsumen dan kualitas barang yang diminta dapat positif dan dapat pula negatif, tergantung macam barang yang dihadapi konsumen dan tingkat penghasilan konsumen. Bagaimana dengan pengaruh perubahan penghasilan masyarakat secara keseluruhan? Jika sebagian besar konsumen menilai suatu barang sebagai barang inferior, maka permintaan mereka akan berkurang bila ada kenaikan dalam tingkat penghasilan dan demikian pula sebaliknya. Di lain pihak bila barang itu normal atau superior, maka bila penghasilan konsumen meningkat jumlah barang nornal yang diminta akan meningkat pula. g. Selera dan Preferensi Konsumen Selera dan prefensi konsumen dapat mengubah permintaan akan suatu barang secara terus-menerus dengan menggeser sekelompok konsumen dari pembelian berbagai macam barang lain. Selera konsumen ini dapat dinyatakan dalam indeks preferensi konsumen. Indeks preferensi konsumen dapat dibuat dan diperbaharui setiap saat dengan dasar survei mengenai tingkah laku konsumen terhadap barang yang bersangkutan. Bila dari survei itu ditemukan kecenderungan konsumen semakin menghargai barang yang dihasilkan perusahaan atau ada keinginan keras untuk meningkatkan pembelian atau sebaliknya ada kecenderungan konsumen untuk membeli lebih banyak barang lain, maka semua perubahan preferensi itu dapat direkam dalam indeks preferensi konsumen. h. Harapan Konsumen Harapan konsumen terhadap harga dan tersedianya barang di masa depan serta kemungkinan subtitusinya akan mempengaruhi permintaan akan barag tersebut. Sebagai contoh, kalau kita merasa harga bensin akan naik maka kita cenderung untuk menambah permintaan terhadap bensin pada saat itu. Harapan konsumen dalam hubungannya dengan harga barang di masa yang akan datang memberikan dampak positif pada perusahaan bila konsumen merasa pesimis, sehingga konsumen akan meminta lebih banyak barang pada saat ini dan memberikan dampak negatif bila konsumen merasa optimis karena konsumen akan meminta lebih sedikit akan barang tersebut pada saat ini. i. Faktor-Faktor Lain 40
Setiap fungsi permintaan memiliki himpunan variabel-variabel tertentu yang mencerminkan alasan mengapa orang membeli suatu barang. Sebagai misal permintaan terhadap payung di suatu pasar tertentu pada curah hujan di daerah tertentu. Demikian pula permintaan terhadap pakaian, alat olah raga dan alat transportasi dipengaruhi oleh cuaca. Kebijakan pemenrintah juga mempengaruhi permintaan akan suatu barang. Misalnya ada keharusan memakai baju batik Korpri pada setiap tanggal 17; keharusan memakai seragam nasional untuk anak-anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Juga pemerintah dapat mengenakan tarfi impor untuk melindungi industri barang tertentu di dalam negeri. Contohnya industri karoseri mobil mendapatkan perlindungan dengan adanya kebijakan pemerintah melarang mobil jadi (built up) masuk ke Indonesia, sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap mobil rakitan dalam negeri. Selanjutnya tidak boleh dilupakan bahwa permintaan terhadap hampir semua barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk dan jumlah calon pembeli yang ada di pasar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahw dari berbagai macam variabel penentu permintaan itu, kita dapat menggolongkannya menjadi variabel strategi, variabel konsumen, variabel pesaing dan variabel lainnya. Yang termasuk variabel strategi adalah harga barang yan bersangkutan, advertensi, kualitas barang dan rancang bangun, serta saluran distribusi barang. Variabel strategi merupakan yang dapat digunakan secara langsung untuk mempengaruhi permintaan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu variabel strategi ini disebut pula sebagai variabel yang dapat dikontrol atau diawasi langsung oleh perusahaan (controllable variables). Sedangkan yang termasuk variabel konsumen adalah tingkat pendapatan, selera konsumen dan harapan konsumen terhadap harga di masa yang akan datang. Variabel pesaing mencakup harga barang subtitusi advertensi dan promosi barang lain, saluran distribusi barang lain, serta kualitas dan rancang bangun untuk barang lain. Selanjutnya yang termasuk dalam variabel adalah kebijakan pemerintah jumlah penduduk dan cuaca. Bentuk fungsi permintaan dapat linear atau tidak linear (multiplikasi) tergantung pada hasil pengumpulan data dan analisisnya. Sebagai contoh dari fungsi permintaan adalah sebagai berikut: Fungsi linear : Qx = a + b1Px + b2Py + b3A 41
Fungsi tidak linear : Qx = aPxb NcOxd Keterangan: Qx = jumlah barang X yang diminta Px = harga barang X Py = harga barang Y A = advertensi N = jumlah penduduk Ox = saluran distribusi barang X a = bagian dari jumlah barang yang diminta yang ditentukan oleh variabel lain selain yang sudah dimasukkan sebagai variabel penentu dalam fungsi tersebut b, c, d = koefisien fungsi permintaan yang menunjukkan dampak marjinal dari masing-masing variabel bebas terhadap jumlah barang yang diminta. Sebagai misal, setelah dihitung atas dasar data yang ada fungsi permintaan terhadap barang X ditemukan sebagai berikut: Qx = 5030 – 3,2Px + 1,5Py + 256Ax Usaha menemukan nailai masing-masing parameter itu disebut “estimasi”. Dengan fungsi permintaan seperti ini dan bila diketahui nilai variabel bebas Px = Rp 8; Py = Rp 6; Ax = Rp 150, maka jumlah penjualan barang X dapat diperkirakan yaitu: Qx = 5.030 – 3.200(8) + 1.500(6) + 256 (150) = 5.030 – 25.600 + 9.000 + 38.400 = 26.830 Dengan demikian atas dasar nilai yang berlaku bagi masing-masing variabel bebas dapat diperkirakan, jumlah barang X yang terjual sebesar 26.830 satuan, ceteris paribus. Langkah terakhir ini disebut sebagai “forcasing”. 2. Permintaan Kurva Permintaan Atas Dasar Fungsi Permintaan Kurva permintaan adalah suatu kasus khusus dari fungsi permintaan dengan menganggap semua variabel lain konstan, kecuali tingkat harga barang yan bersangkutan. Oleh karena itu kita dapat menuliskan fungsi permintaan sebagai Qx = a + bPx, dimana a mencakup pengaruh nilai semua variabel bebas dan variabel residu. Px 26,5 Q4x2= 53.000 – 2.000 Px
Gambar 3.2. Kurva Permintaan Pasar terhadap Barang X Kita dapat melukiskan kurva permintaan itu seperti pada gambar 3.2 asal sudah diketahui fungsinya, misalnya: Qx = 53.000 – 2.000Px Pada gambar tersebut sumbu horizontal menunjukkan jumlah barang X yang diminta dan sumbu vertikal menunjukkan tingginya, harga barang X. Pada harga Px = 0, maka Q = 53.000 dan pada Qx = 0, maka Px = 26,5. Dengan menghubungkan kedua titik itu kita dapatkan kurva permintaan akan barang X tersebut. 3. Perubahan Permintaan dan Perubahan Jumlah yang Diminta Perubahan sepanjang kurva permintaan akan terjadi bila ada perubahan tingkat harga yang bersangkutan, sedangkan lain-lain variabel tetap. Kejadian ini disebut dengan perubahan jumlah yang diminta. Apabila terjadi berupa pergeseran kurva permintaan, ini berarti dalam fungsi permintaan itu terjadi perubahan salah satu atau lebih variabel yang semula dianggap konstan, sedangkan harga barang tersebut justru tidak berubah. Kejadian ini disebut sebagai perubahan permintaan. Dalam kenyataannya, perubahan penjualan atau permintaan suatu barang dapat terjadi karena perubahan harga dan perubahan salah satu atau lebih dari “cateris paribus” secara bersama-sama. Sehingga kita harus hati-hati dalam membuat prakiraan terhadap faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang diminta itu. 4. Hubungan antara Permintaan Total, Permintaan Marjinal dan Harga Barang Kita sangat berminat untuk melihat perubahan harga dan jumlah barang yang diminta karena kita ingin mengetahui bagaimana dampaknya terhadap hasil 43
penjualan secara keseluruhan. Penerimaan total hasil penjualan selalu memainkan peranan utama dalam rangka keberhasilan suatu usaha. Penerimaan total (TR) merupakan hasil kali antara harga barang dan jumlah barang yang dijual dan faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus), maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya, sehingga penerimaan total berubah dan penerimaan marjinal juga berubah (lihat tabel 3.1). Tabel 3.1. Perubahan Tingkat Harga dan Penerimaan Total Harga Jumlah yang Diminta Penerimaan Total Penerimaan Marjinal (Rp/satuan) (satuan) (Rp) (TR) (Rp) (MR) Dari tabel 3.1 tampak bahwa harga yang tinggi tidak harus merupakan harga yang baik bagi perusahaan. Dengan cara menurunkan harga, kita dapat meningkatkan penerimaan total sampai suatu tingkat tertentu. Demikian pula harga yang terlalu rendah juga bukan merupakan strategi penjualan yan baik, meskipun ini dapat meningkatkan jumlah yang dijual, karena diikuti dengan turunnya penerimaan total. Penerimaan marjinal itu turun secara progresif menjadi noldan negatif dengan menurunnya tingkat harga barang yang diminta, sedangkan penerimaan total mula-mula meningkat, kemudian mencapai titik maksimum dan menurun sampai setinggi nol dengan menurunnya tingkat harga secara terus-menerus. Penerimaan marjinal selalu di bawah tingkat harga dan sama dengan nol pada saat penerimaan total mencapai jumlah maksimum. Karena harga maupun penerimaan marjinal sama-sama diturunkan dari penerimaan total maka antara keduanya terdapat hubungan yang khas. Hal ini dapat kita lihat sebagai berikut: TRx = Px.Qx, dimana X adalah barang X Karena Px = a + bQx, maka TRx = (a + bQx) Qx = aQx + bQx2 Penerimaan marjinal (MRx) merupakan turunan pertama dan TRx yaitu: MRx = a + 2bQx 44
Kita dapat menyimpulkan bahwa a adalah intersep baik pada fungsi harga (Px) maupun fungsi penerimaan marjinal (MRx), sehubungan kedua kurvanya harus mulai dari titik yang sama pada sumbu vertikal dan kurva MR memiliki lereng (slope) dua kali lebih besar dari pada lereng kurva harga atau kurva penerimaan rata-rata (AR) yang masing-masing ditunjukkan oleh gambar 3.3 (a) dan 3.3 (b). Dalam gambar 3.3 (a) tampak bahwa intersep kurva AR dan MR sama yaitu Rp 8,-. Lereng kurva AR = 8/8 = 1; dan lereng kurva MR = 8/4 = 2. Gambar 3.3 (b) menunjukkan kurva TR dan TR mencapai maksimum (Rp 16,-) pada saat Q = 4 dan MR = 0. Pada saat itu harga barang setinggi Rp 4,- per buah. AR akan sama dengan nol bila TR mencapai maksimum. Sekarang kita misalkan kita mempunyai fungsi permintaan P = 20 – 1/4Q, dimana P adalah harga barang dan Q adalah jumlah barang yang diminta, maka kita akan dapat mengetahui fungsi penerimaan total (TR) karena penerimaan total adalah hasil kali antara harga barang P dan jumlah barang yang diminta (Q). Kita dapat melukiskannya sebagai berikut: Px = 20 – 1/4Qx TR = PxQx = (20 – 1/4Q).Qx = 20Qx – 1/4Qx2 dimana TR adalah penerimaan total. Setelah kita mengetahui fungsi penerimaan total TR, maka kita akan dapat memperoleh dengan mudah fungsi penerimaan rata-rata (AR) dan fungsi penerimaan marjinal (MR). Penerimaan rata-rata adalah hasil bagi antara penerimaan total dan jumlah barang yang diminta (TR/Qx), sedangkan penerimaan marjinal adalah hasil bagi antara perubahan penerimaan total dan perubahan jumlah barang yang diminta (dTR/dQx). Dengan demikian maka fungsi penerimaan rata-rata adalah: AR = 20Qx − 1 Qx2 4 Qx = 20 – ¼ Qx Tampak di sini bahwa fungsi penerimaan rata-rata adalah persis sama dengan fungsi permintaan. Selanjutnya fungsi penerimaan marjinal adalah turunan pertama dari fungsi penerimaan total. Dari fungsi penerimaan total tersebut di atas dapat 45
diperoleh fungsi penerimaan marjinal yang merupakan turunan pertama dari fungsi penerimaan total, yaitu: MR = 20 – ½ Qx Jika kita perhatikan secara saksama, maka tampak bahwa intersep dari kedua fungsi tersebut yaitu fungsi penerimaan rata-rata (AR) dan fungsi penerimaan marjinal (MR) adalah sama dalam contoh kita adalah sebesar 20. Mengenai lereng kedua kurva itu tampak ada hubungannya juga yaitu bahwa lereng dari kurva penerimaan marjinal adalah dua kali lipat lereng penerimaan marjinal dan ¼ untuk kurva penerimaan rata-rata. Oleh karena itu jika kita menggambarkan kurva penerimaan rata-rata dan kurva penerimaan marjinal dalam satu bidang, maka intersep dari kedua kurva itu harus sama dan digambarkan pada satu titik pada sumbu vertikal atau sumbu harga. Kemudian kurva permintaan marjinal (MR) harus merupakan garis berat, yaitu garis yang membagi garis horizontal antara titik nol dan kurva penerimaan rata-rata pada saat harga sama dengan nol (titik Qx2) menjadi dua sama panjang (lihat gambar 3.3.a). Selanjutnya kita dapat pula menggambarkan kurva penerimaan total pada gambar 3.3.b. Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada saat penerimaan total mencapai maksimum penerimaan marjinal harus sama dengan nol, karena pada saat penerimaan total menurun, penerimaan marjinal negatif. Dengan menggunakan contoh fungsi permintaan dan penerimaan total di atas, kita dapat mengetahui harga dan jumlah yang diminta yang dapat memberikan penerimaan total dan maksimum. Jadi, dengan membuat penerimaan marjinal sama dengan nol, kita akan memperoleh penerimaan total yang maksimum. MR = 20 – ½ Qx = 0, sehingga ½ Qx = 20 Qx = 40 Harga yang membuat penerimaan total maksimum juga dapat diketahui dengan memasukkan nilai jumlah yang diminta ke dalam fungsi permintaan. Px = 20 – ¼ Qx = 20 – ¼ (40) = 10 Besarnya penerimaan total pada harga P = 10 dan jumlah yang diminta Q = 40 adalah: TR = 20.Qx – ¼ Qx2 46
= 20.(40) – ¼(1600) = 800 – 400 = 400 Perlu diketahui bahwa konsumen keputusan untuk memaksimumkan kepuasan dalam membeli baran dan jasa. Keputusan yang dibuat ini didasarkan pada penghasilan dan preferensi masing-masing konsumen serta harga barang dan jasa yang tersedia. Konsumen secara perorangan tidak akan dapat mengubah keadaan lingkungannya, tetapi secara bersama-sama dapat mempengaruhi harga dan tersedianya barang serta jasa. 3.3 ELASTISITAS Beberapa variabel bebas ada yang mampu dikuasai oleh perusahaan atau internal sifatnya seperti harga barang yang bersangkutan, pengeluaran advertensi, kualitas produk yang dihasilkan promosi penjualan. Manajer perusahaan harus mengetahui bagaimana respons atau tanggapan permintaan terhadap perusahaan dalam variabel-variabel bebas tersebut. Di samping itu ada variabel-variabel yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan atau eksternal sifatnya, seperti tingkat pendapatan dan harga barang lain, maka perusahaan juga perlu mengetahui bagaimana permintaan terhadap barang yang dihasilkan perusahaan itu dipengaruhi oleh perubahan faktor atau variabel tertentu sehingga manajer perusahaan dapat membuat reaksi dan adaptasi terhadap lingkungan perusahaan. Dalam ilmu ekonomi, ukuran terhadap kepekaan permintaan produk perusahaan itu disebut kepentingan atau elastisitas yang didefinisikan sebagai presentase perubahan jumlah yang diminta dibandingkan dengan presentase perubahan dari variabel bebas. Kalimat ini dapat kita tuliskan sebagai berikut: Elastisitas = presentase perubahan jumlah yang diminta presentase perubahan variabel bebas 1. Elasitas Harga Permintaan Elastisitas harga permintaan adalah persentase perubahan jumlah barang yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga barang tersebut. Hal ini dapat dituliskan sebagai: Eh = (presentase perubahan Qx) (presentase perubahan Px) = (dQQxx) (dPPx) 47
Permintaan dikatakan elastis bila Eh > 1, tidak elastis bila Eh < 1, dan unitary bila Eh = 1. Kita dapat membagi kurva permintaan menjadi dua daerah elastisitas yaitu pada titik tengahnya terdapat E =1, sedangkat di atas titik tengah itu Eh > 1, dan di bawah titik tentah itu Eh < 1. Dalam kenyataan sehari-hari perubahan harga dan jumlah barang yang diminta tidak selalu besar, tetapi dapat kecil sekali, sehingga untuk menghitung koefisien elastisitas kita menggunakan: Eh = (dQQxx) = dQx = Px (dPPx) Qx dPx Ini tepat sekali bila kita harus menemukan besarnya elastisitas permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Ingat bahwa dQx/dPx, adalah kebalikan dari lereng kurva permintaan b = dPx/dQx. Misalnya bila diketahui fungsi permintaan akan barang X. Qx = 20 – ¾ Px, maka Px = 8 dan Qx = 14 akan didapat koefisien elastisitas: dQx Px E = (dPx) (Qx) = −3 . 8 4 14 = −6 = 3 14 7 Dalam praktek adalah sulit bagi suatu perusahaan mengetahui kurva permintaannya, kecuali jika perusahaan itu mengubah-ubah harga barang yang dihasilkannya. Di samping itu perlu dimengerti bahwa perubahan harga yang sedikit sekali tidak akan menarik perhatian pembeli atau konsumen. Perubahan harga yang berarti (besar) akan lebih menarik perhatian konsumen. 2. Implikasi terhadap Harga Optimal Setelah diketahui bahwa permintaan terhadap hasil produksi perusahaan, maka produsen dan penjual barang dapat menolak apakah harga yang ada sudah optimal dalam kaitannya dengan tujuan perusahaan. Sebagai misal perusahaan ingin memaksimumkan laba dan biaya marjinal diketahui Rp 100,- per buah berapapun barang yang dihasilkan. Berapa laba yang dapat diperoleh perusahaan itu? Dengan kurva permintaan Qx = 200 – 0,25 Px atau dinyatakan sebaliknya sebagai: Px = (200 – Qx)/0,25 = 800/1 – 4 Qx, maka MR = 800 – 8 Qx 48
Maksimisasi laba dicapai pada saat MC = MR, dengan menemukan jumlah yang diminta Qx, dan tingkat harga Px, yaitu: 100 = 800 – 4 Qx Qx = (800 - 100)/4 = 700/8 = 87,5 = 800 – 4x Px = 800 – 350 = 450 3. Penentuan Elastisitas Harga Ada dua hal yang menentukan besarnya nilai elastisitas yaitu: a. Tingkat kemudahan barang tersebut untuk diganti dengan barang lain (subtitutability). b. Pengeluaran relatif konsumen terhadap barang tersebut. Semakin banyak tersedia barang pengganti dan semakin mudah diperoleh barang pengganti untuk barang yang dihasilkan perusahaan, akan berarti semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut. Kita perlu memahami penggantian atau subtitusi antar barang itu dalam dua bentuk, yaitu: a. Penggantian dalam jenis barang yang sama, misalnya antara rokok kretek merek Bentul dan merek Gudang Garam; atau antara kopi merek Kapal Api dan kopi merek Java. b. Penggantian antar jenis barang yang berbeda tetapi dalam kelompok barang yang sama, misalnya antara rokok kretek dan rokok putih, dan antara kopi dan teh. Jika harga semua jenis kopi naik, maka akan kecil sekali kemungkinannya terjadi penggantian antar jenis atau merek kopi, tetapi kemungkinan besar akan terjadi penggantian atau subtitusi terhadap kopi dan teh atau jenis minuman lain. Keinginan untuk menggantikan konsumsi barang dengan barang lain yang lebih murah harganya disebut sebagai efek subtitusi karena perubahan harga barang. Pengeluaran relatif konsumen atas suatu barang berhubungan dengan apa yang disebut seagai efek pendapatan dari perubahan harga barang, sebab dengan naiknya harga barang konsumen mengalami kerugian yang berupa penurunan penghasilan riel, yaitu konsumen akan membeli lebih sedikit barang tersebut termasuk barang lain yang harganya tidak naik. Semakin besar bagian anggaran konsumen yang dialokasikan pada barang tersebut akan semakin besar 49
pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumen dan elastisitas permintaannya terhadap barang itu akan rendah. 4. Elastisitas Penghasilan-Penghasilan (Ep) Elastisitas penghasilan-permintaan dapat didefinisikan sebagai presentase perubahan dalam jumlah barangyang diminta (Qx) dibagi dengan presentase perubahan dalam penghasilan (Y), ceteris. Ep = (presebtase perubahan Qx) presentase perubahan Y Dengan mengetahui besarnya koefisien elastisitas penghasilan, kita dapat mengelompokkan barang-barang ke dalam barang mewah, barang kebutuhan pokok dan barang inferior. Untuk barang mewah ditemukan bahwa presentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada presentase perubahan tingkat penghasilan konsumen, sehingga koefisiennya positif dan lebih besar dari pada 1. Telah dikemukakan bahwa pengaruh perubahan tingkat penghasilan terhadap jumlah barang yang diminta ini tercermin pada perubahan intersep kurva permintaan. Untuk barang-barang pokok keperluah sehari-hari koefisien elastisitas penghasilan-permintaan adalah positif tetapi lebih kecil dari pada 1. Ini berarti bahwa peningkatan jumlah barang yang diminta sebagai akibat meningkatnya penghasilan konsumen lebih kecil dari proporsional. Untuk barang inferior pergeseran kurva permintaan berlainan arah dengan perubahan penghasilan, artinya bila penghasilan konsumen naik, justru konsumen membeli lebih sedikit barang jenis ini. Jauh-tidaknya pergeseran ini tergantung pada besar kecilnya koefisien elastisitas penghasilan-permintaan itu. Implikasi elastisitas penghasilan terhadap perusahaan sangat besar. Apabila elastisitas penghasilan lebih besar dari pada 1, ini berarti permintaan terhadap barang tersebut akan berkembang lebih cepat dari pada peningkatan penghasilan konsumen, tetapi juga menunjukkan adanya gejolak yang tinggi dalam fluktuasi permintaan bila terjadi fluktuasi tingkat penghasilan. 5. Elastisitas Silang Elastisitas silang menunjukkan tanggapan jumlah barang X yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan dengan barang X tersebut. Barang-barang yang mempunyai hubungan ini dapat bersifat pengganti ataupun komplementer (pelengkap). 50
Jadi, elastisitas silang adalah perbandingan antara presentase perubahan dalam jumlah barang yang diminta (Qx) dan presentase perubahan harga barang lain (Py). Ini dapat kita rumuskan sebagai berikut: Es = dQx/Qx dPy/Py Apabila barang-barang itu saling mengganti sifatnya, maka koefisien elastisitas silang positif nilainya, dan apabila barang-barang itu saling melengkapi, maka koefisien elastisitas silangnya negatif nilainya. 6. Elastisitas Advertensi Kita telah mengetahui bahwa jumlah barang yang diminta tanggap terhadap advcrtensi baik advertensi perusahaan yang menghasilkan barang itu sendiri maupun advertensi oleh perusahaan lain yang menghasilkan barang sejenis ataupun jenis barang lainn tetapi mernpunyai sifat pengganti ataupun pelengkap. Elastisitas advertensi ini merupakan perbandingan antara persentase perubahan jumlah barang yang diminta dan persentase perubahan anggaran untuk advertensi tersebut. Atau dengan kata lain untuk mengetahui bagaimana tanggapan dart jumlah barang yang diminta terhadap perubahann pengeluaran untuk advertensi, kita dapat menggunakan atau melihat koefisien elastisitas advertensi. Pada umumnya kita mengharapkan bahwa koefisien elastisitas advertensi bercanda positif artinya dengan adanya tambaharl pengeluaran untuk advertensi diharapkan akan ada peningkatan dalarn jumlah barang yang dijual. Disamping itu ada elastisitas silang advertensi yaitu apakah advcrtensi itu diadakan olch perusahaan sendiri tetapi bagi jenis barang lain. Pada urnumnya diharapkan bahwa koefisien elastisitas silang advertensi itu bertanda nega if bita barang itu bersifat pengganti (substitusi), dan bertanda positif bila barang itu bersifat komplementer. Dari seluruh uraian mengenai elastisitas itu kita memahami manfaat dari pengetahuan mengenai besarnya nilai elastisitas yaitu kita memiliki suatu ikhtisar yang secara cepat mampu menunjukkan harga barang, atau kita dapat melihat apakah barang itu sifatnya subtitusi atau komplementer, barang mewah ataukah barang pokok sehari-hari dan sebagainya. Selanjutnya dengan melihat besarnya angka atau koefisien elastisitas itu kita akan mengetahui derajat keeratan hubungan antar barang, ataupun mengetahui besarnya tanggapan terhadap perubahan yang menjadi penyebabnya. 7. Hubungan TR dan Elastisitas 51
Dar i uraian sebelumnya tampak ada hubungan antara penerirnaan total dan elastisitas permintaan. Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat Tabel 3.2. Tabel 3.2. Hubungan antara Harga Penerimaan Total dan Elaitisitas PA QA TR E*/ -7 71 7 -3 E>1 -5/3 E=1 6 2 12 -1 E<1 -3/5 5 3 15 -1/3 4 4 16 3 5 17 2 6 18 1 7 19 ∆������/������ ∗/������ = ∆������/������ Contoh : Kalau harga turun dari 7 ke 6 maka jumlah yang diminta meningkat dari I ke 2: maka E=1/l: -1/7 = 1 x (-7) = -7 Semua koefisien elastisitas permintaan bertanda negatif. Oleh karena itu agar tidak menimbulkan salah pengertian yaitu E selalu lebih kecil dari satu, maka semua nilai elastisitas dinyatakan dalam nilai absolut. Jadi kalau E = -7 diartikan sebagai E= 1-71 atau E-7. Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa bila E > l, harga barang (PA) diturunkan misainya dari Rp 7, menjadi Rp 12,-. Sebalikan bila E < 1, penurunan harga barang akan menyebabkan penerimaan total turun juga. Misalnya kalau harga turun dari Rp 3, menjadi Rp2, maka penerimaan total jaga akan turun dari Rp 15, menjadi Rp 12,-. Dengan bahasan ini dapat disirnpulkan bahwa produsen harus hati-hati dalam mengambil keputusan menaikkan atau menurunkan harga dalam usahanya menaikkan penerimaan total. Sebagai akhtisar dapat dikatakan bahwa dalam bab ini kita telah mempelajari fungsi permintaan, yang menunjukkan ketergantungan jumlah barang yang diminta atau yang dijual terhadap perubahan dalam variabel yang menentukannya seperti harga barang, pendapatan, dan selera maupun advertensi dan promosi. Kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan di mana 52
hanya harga yang merupakan variabel penentu atau variabel bebas. Kemudian kita telah membedakan antara perubahan jumlah barang yang diminta atau yang dijual terhadap perubahan dalam variabel yang menentukannya seperti harga barang, pendapatan, dan selera maupun advertensi dan promosi. Kurva permintaan merupakan bagian dari fungsi permintaan dimana hanya harga yang rnerupakan variabel penentu atau variabel bebas. Kemudian kita telah membedakan antara perubahan jumlah barang yang diminta dan perubahan permintaan. Yang pertama menunjukkan pergeseran harga sepanjang kurva permintaan; sedangkan yang kedua menunjukkan pergeseran kurva permintaan pada tingkat harga yang sama sebagai akibat perubahan variabel selain harga barang yang bersangkutan (variabel yang digolongkan dalarn ceteris paribus dalam kurva permintaan). Demikian pula telah dilihat hubungan antara harga dan penerimaan total yaitu bahwa untuk kurva permintaan yang berlereng negatif, penerimaan total mula-mula naik, kemudian mencapai titik maksimum, dan akhirnya turun dengan meningkatnya jumlah barang yang diminta. Dengan sendirinya mula- mula penerimaan marginal positif, kemudian sama dengan nol dan akhirnya menjadi negatif. Sebagai penutup akhirnya dibicarakan mengenai elastisitas permintaan karena perubahan masing-masing variabel bebas yaitu elastisitas, silang, elastisitas advertensi yang masing-masing ingin melihat tanggapan jumlah barang yang dimiata bila terjadi perubahan dalam nilai variabel bebas dan fungsi permintaan. Elastisitas penghasilan berguna untuk melihat pertumbuhan dan stabilitas perusahaan; sedangkan elastisitas silang berguna untuk melihat derajat persaingan atau keeratan hubungan bagi barang yang dihasilkannya. Selanjutnya, pada bagian berikut akan dijelaskan bahwa penentuan harga barang yang dihasilkan perusahaan pasti membutuhkan pengetahuan tentang kondisi permintaan yang ada di pasar tertentu; demikian pula pengetahuan tentang jumlah barang yang diminta sebagai akibat dari perubahan variabel. 3.4 PERLUNYA ANALISIS PERMINTAAN Pemahaman terhadap konsep dasar permintaan sangat perlu bagi pembuatan perkiraan (forcasing) permintaan. Berbagai alat matematik dan statistik tidak akari bermanlaat kecuali bila hasilnya dapat dianalisis dan 53
diinterprestasikan. Analisis permintaan terhadap suatu produk yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu alat yang penting dalam suatu perusahaan. Dan perkiraan penjualan, dapat diciptakan perkiraan anggaran dan dari perkiraan anggaran perusahaan dapat menentukan: 1. Jumlah dan macam tenaga kerja yang digunakan untuk menghadapi permintaan yang akan datang. 2. Apakah peralatan produksi yang ada telah mencukupi. 3. Apakah tersedianya bahan mentah cukup untuk memenuhi permintaan yang akan datang. 4. Apakah ruangan gedung dan pabrik juga masih cukup luas di masa datang. Tanpa melihat besar kecilnya perusahaan, teknologi dan efisiensi akan tidak ada artinya bila perusahaan tidak berhasil menjual produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu harus diketahui apakah suatu pasar tersedia bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan apakah suatu pasar tersedia bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan dan bagaimana cara mempengaruhi luas pasar tersebut. Permintaan terhadap suatu produk perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dan peranan masing-masing faktor berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan antara produk yang satu dengan produk lainnya. Analisis permintaan seharusnya merupakan aktivitas dasar dalam perusahaan sebab banyak kegiatan lainnya yang bergantung pada hasil perkiraan permintaan (demand forcast) tersebut. Analisis permintaan ini memberikan dasar bagi penganalisaan pengaruh tersebut dan memperjelas faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang serta memberikan petunjuk bagaimana memanimpulasi permintaan tersebut. 3.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN 1. Fungsi Permintaan Permintaan terhadap suatu barang atau jasa ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut beberapa ada didalam dan beberapa ada di luar pengaruh atau jangkauan perusahaan. Dalam ilmu ekononli dikatakan bahwa permintaan terhadap suatu barang merupakan fungsi dari harga barang yang bersangkutan, penghasilan konsumen, harga barang lain (barang substitusi dan 54
barang komplernenter), selera konsurnen, pengeluaran advertensi, jumlah penduduk, kebijakan pemerintah, dan sebagainya. Secara matematika fungsi permintaan tersebut dapat dituliskan sebagai : Qx = f(Px, Y, Ps, Pc, T, A, Pop, G) Dimana : Qx : jumlah barang X yang diminta F : fungsi Px : harga barang X Y : penghasilan konsuunen Ps : harga barang subsitusi PC : harga barang komplementer T : Selera A : pengeluaran advertensi Pop : jumlah penduduk G : kebijakan pemerintah Jumlah barang \"X\" yang diminta disebut sebagai variabel tidak bebas dan variabel-variabel lain disebut sebagai variabel bebas. Dalam praktik, seberapa jauh kebebasan variabel-variabel tersebut masih perlu dipertanyakan karena sesungguhnya terdapat interaksi yang kompleks diantara variabel-variabel itu. Hal ini akan mempersulit analisis permintaan dan perkiraannya. Hubungan antar variabel itu tidak pernah konstan. Permintaan suatu barang pada suatu saat dipengaruhi oleh sehimpunan variabel dan pada saat yang lain dipengaruhi oleh sehimpunan variabel yang lain lagi. Atau kalau himpunan variabelnya sama, mungkin derajat pengaruhnya yang berbeda pada waktu yang berbeda. Dalam persamaan di atas sebagian besar variabel bebas telah dimasukkan, meskipurn ada variabel-variabel lain yang penting yang belum dimasukkan ada variabel-variabel lain yang penting yang belum dimasukkan untuk beberapa produk tertentu. Permintaan terhadap suatu barang dapat didefinisikan sebagai jumlah barang atau jasa yang konsumen bersedia membelinya pada suatu keadaan tertentu (harga, penghasilan pengeluaran advertensi, dan sebagainya) selama suatu periode waktu tertentu (enam bulan, satu tahun atau lima tahun). 2. Permintaan Industri dan Permintaan Perusahaan Pada umunya factor-faktor atau variable-variabel umum yang disebutkan di atas akan mempengaruhi permintaan perusahaan maupun permintaan industry, 55
meskipyn nilai dan besarnya parameter berbeda-beda. Sebagai missal dengan bertambahnya penduduk, maka permintaan terhadap produk industri akan meningkat pula. Tetapi belum tentu demikian bagi suatu perusahaan, kecuali bila ia menguasai pasar seluruhnya sehingga perubahan permintaan terhadap produk lebih kecil daripada peningkatan jumlah produk tadi. Adalah perlu untuk mengetahui beberapa cepat peningkatan permintaan dalam industri, karena perusahaan-perusahaan dalam industri itu sangat tergantung pada luasnya permintaan industri atau pasar. Apabila permintaan industri meningkat dengan cepat, maka sebagian besar perusahaan juga akan berkembang dengan cepat pula dan persaingan yang merugikan diantara perusahaan-perusahaan itu akan dapat diminimumkan. Apabila permintaan dalam industri tetap atau bahkan menurun, maka perluasan suatu perusahaan hanya dapat terjadi karena pengorbanan perusahaan yang lain. Konsumen dapat ditarik untuk membeli barang lewat perbaikan mutu barang atau dengan advertensi yang lebih gencar, walaupun ini menambah biaya perusahaan, sehingga mereka harus mengambil langkah untuk mencari pasar-pasar baru atau bersiap-siap untuk menghadapi persaingan yang ketat. Banyak asosiasi perdagangan yang menyediakan informasi dan perkiraan yang teratur mengenai kecenderungan dari suatu industri. Hal ini sangat berarti bagi perusahaan karena umumnya perusahaan tidak mampu mengumpulkan data secara lengkap dan biaya yang dibutuhkan sangat mahal. Hasil perkiraan itu harus dipelajari secara seksama sebelum perusahaan mengambil tindakan atas dasar perkiraan tersebut. Dalam analisis selanjutnya kita akan membahas permintaan perusahaan dan kita akan melihat secara teliti masing-masing variabel yang mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. 3. Permintaan antara Harga dan Jumlah Barang yang Diminta Hubungan antara harga dan jumlah barang yang dibeli atau diminta ditunjukkan oleh kurva permintaan. Jadi dalam kurva permintaaa ini faktor-faktor lain dianggap tetap (lihat gambar 3.4). 56
Px 26.5 Qx=53.000-2000 Px 53.000 Qx . Gambar 3.4 Kurva permintaan mempunyai lereng yang miring dari kiri atas ke kanan bawah. Ini berarti ada hubungan yang wajar antara jumlan barang yang diminta dan tingkat harga barang yang bersangkutan yaitu apabila harga barang meningkat maka jumlah barang yang diminta atau dibeli akan berkurang, dan sebaliknya. Dalam praktek ada keadaan yang tidak sesuai dengan hukum permintaan yaitu apabila barang itu merupakan barang inferior dimana apabila harga turun jumlah barang yang diminta juga berkurang, dan sebaliknya. Hal ini karena pembeli mengalihkan anggaran pengeluarannya untuk barang-barang yang lebih superior dan mengurangi pengeluaran untuk barang inferior. Kurva permintaan adalah bagian dari fungsi permintaan. Dalam kurva permintaan haitya terdapat hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga barang tersebut, sedangkan dalam fungsi permintaan terdapat hubungan antara jumlah barang yang diminta dan variabel-variabel bebas lainnya seperti tingkat pendapatan, selera, harga barang lain, pengeluaran advertensi, dan lain-lain. Dalam menggunakan kurva permintaan sebagai alat analisis, variabel atau faktor lain selain harga barang yang bersangkutan harus dianggap tetap (ceteris paribus). Sebab apabila tidak demikian, walaupun harga suatu barang meningkat, jumlah barang yang diminta dapat bertambah karena ada kenaikan penghasilan atau perubahan solera terhadap barang tersebut. Untuk membedakan kekuatan-kekuatan itu, kita menggunakan istilah \"perubahan jumlah barang yang diminta\" bila diakibatkan oleh perubahan harga barang yang bersangkutan, dan ini ditunjukkan oleh perubahan posisi pada kurva permintaan yang sama seperti pada Gambar 3.5.a. sedangkan terdapat 57
\"perubahan permintaan\" bila diakibatkan oleh perubahan dari variabel-variabel lain selain harga barang yang bersangkutan dan ini ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan seperti pada Gambar 3.5.b. P Px A B Px Qx Qy Gambar 3.5.a. Perubahan Jumlah yang Diminta P EF Px Qy Qx X Gambar 3.5.b. Perubahan Permintaan Jadi apabila masyarakat bertambah makmur misalnya, maka jumlah barang yang dibeli oleh konsumen bertambah, walaupun pada tingkat harga barang yang sama. Pada gambar 3.5.b. pada harga setinggi P1 jumlah barang yang dibeli bertarnbah dari QI menjadi Q2, masing-masing pada kurva permintaan _yang berbeda D1 dan D2. 3.6 KURVA PERMINTAAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dibentuk dengan cara menjumlahkan semua kurva permintaan konsumen perorangan terhadap suatu barang. Misalnya sebuah perusahaan memiliki konsumen dua orang, A dan 58
B, yang masing-masing mempunyai kurva permintaan seperti pada Gambar 3.6.a dan 3.6.b. Pada harga P3, konsumen A akan membeli barang sebanyak 5 dan konsutnen B membeli sebanyak 5 pula, maka pada harga P3 itu permintaan terhadap produk perusahaan sebanyak 10. Kemudian kalau harga turun menjadi P2, konsumen A membeli sebanyak 7 dan konsumen membeli sebanyak 6, sehingga permintaan terhadap produk perusahaan sebanyak 13. Dengan demikian kita dapat memperoleh kurva permintaan yang dihadapi industri pada Gambar 3.6.c. D. Rangkuman Permintaan terhadap suatu produk perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dan peranan masing-masing faktor berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan antara produk yang satu dengan produk lainnya. Analisis permintaan seharusnya merupakan aktivitas dasar dalam perusahaan sebab banyak kegiatan lainnya yang bergantung pada hasil perkiraan permintaan (demand forcast) tersebut. Analisis permintaan ini memberikan dasar bagi penganalisaan pengaruh tersebut dan memperjelas faktor-faktor apa yang mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang serta memberikan petunjuk bagaimana memanimpulasi permintaan tersebut. E. Pendalaman Materi 1. Dengan fungsi permintaan pasar di bawah ini tentukan harga dan jumlah barang yang dijual agar TR maksimum, kemudian pada harga Rp 10 per buah, tentukan berapa besar kofisien elastisitas permintaan. Fungsi permintaan : Y= 21,2 - 1,64 X Dimana : Y = jumlah yang diminta dan X = tingkat harga 59
Gambar 3.6.a. Penerimaan total = Jurnlah penjualan x harga Atau TR = Y.X = (21,2 – 1,64 X)X = 21,2X – 1,64 X2 Agar TR maksimum, maka Penerimaan Marginal (MR) = 0 MR = TR = 21,2 – 3,28 X = 0 3,28 X = 21,2 X = 6,46 Jadi harga barang agar penerimaan total maksimum adalah Rp 6,46 dan jumlah yang dijual Y= 21,2 - 1,64 (6,46) = 10,61 buah. Kemudian pada harga Rp 10,- per buah, berarti: jumlah yang dijual: Y = 21,2 – 1,64 (10) = 21,2 – 1,64 = 4,8 Koefisien elastisitas: ������������/������ ������������ ������ 10 ������ = ������������/������ = ������������ . ������ = −1,64. 4,8 = −3,42 2. Manajemen dari sebuah perusahaan besi baja \"Krakatau\" memperkirakan tingginya elastisitas permintaan dari produk yang dijualnya. Ep = -2 (elastisitas harga) El = 1 (elastisitas pendapatan) Ex,y = 1,5 (elastisitas silang) Dimana X adalah baja dan Y adalah alumunium. Tahun depan, perusahaan itu akan meningkatkan harga besi baja yang dijualnya dengan 6%. Manajemen perusahaan memperkirakan penghasilan tahun depan akan meningkat dengan 4% dan harga alumunium turun 2%. Jika pada saat ini jumlah baja yang dijual ada 1.000 ton. a. Berapa ton baja yang akan dapat dijualnya tahun depan? b. Berapa persen harga harus diubah agar jurnlah penjualan tahun depan tetap 1.000 ton. Jawab: ∆������/������ ������������ = ∆������/������ = −2 60
∆������/������ ������1 = ∆������/������ = 1 ∆������/������ ������������������ = ∆������������/������������ = 1,5 Karena perubahan harga : ∆Q/Q = -2 (∆P/P) = -2(6%) = -12% Karena perubahan pendapatan : ∆Q/Q = 1(∆I/I) = 1(4%) = 4% Karena perubahan harga y : ∆Q/Q = 1,5(∆PY/PY) = 1,5(-2%) = -3% Secara keseluruhan ∆Q/Q = -11% a. Sekarang baja yang dijual 1.000 ton, maka tahun depan akan terjual 890 ton baja. b. Agar penjualan baja tahun depan tetap 1.000 ton sedangkan pengaruh perubahan pendapatan + 4% dan pengaruh perubahan harga alumunium 3%, maka harga baja harus dinaikkan ½ %. Perhitungannnya adalah harga harus diubah agar ∆Q/Q berkurang sebesar (4% - 3% = 196). ∆Q/Q = -2(∆P/P) -1% = -2(∆P/P) ∆P/P = + ½ % Atau harga harus ditingkatkan sebesar ½ %. IKHTISAR ELASTISITAS Interprestasi Elastisitas Harga [������������/������] ������������/������ Nilai Elastisitas Sebutan Kenaikan Harga akan Penurunan Harga Mengakibatkan akan Mengakibatkan Eh < 1 Inelastik Penerimaan naik Penerimaan menurun Eh = 1 Penerimaan tetap Unitary elasticity Penerimaan tetap 61
Eh > 1 Elastik Penerimaan menurun Penerimaan naik Catatan: Penurunan Harga akan Q = jumlah barang yang diminta Mengakibatkan P = harga barang Jumlah diminta naik Jumlah diminta menurun Interprestasi Elastisitas Pendapatan [������������/������] dengan presentase lebih rendah ������������/������ Jumlah diminta menurun dengan presentase lebih Nilai Elastisitas Sebutan Kenaikan Harga akan tinggi Mengakibatkan EY < 0 Inferior Jumlah diminta menurun 0 < EY < 1 Kebutuhan pokok Jumlah diminta naik dengan presentase lebih rendah 1 < EY Mewah Jumlah diminta naik dengan presentase lebih tinggi Catatan: Q = jumlah barang yang diminta Y = tingkat pendapatan konsumen 62
Search
Read the Text Version
- 1 - 28
Pages: