Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore demonstrasi kontekstual modul 3.1 Eni susiana

demonstrasi kontekstual modul 3.1 Eni susiana

Published by Eni Susiana, 2023-04-19 07:08:02

Description: demonstrasi kontekstual modul 3.1 Eni susiana

Search

Read the Text Version

Hasil wawancara dengan kepala sekolah smp Negeri 2 Jelimpo Ibu Hilaria Weni, S.S Selamat pagi Bu. Apa kabar? Sesuai dengan janji Ibu, hari ini Ibu bersedia untuk diwawancarai. Selamat pagi juga. Puji Tuhan baik dan sehat. Iya, saya bersedia. Apa yang ingin Ibu tanyakan? Silahkan. 1. Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Saya lulusan Guru Penggerak angkatan pertama, jadi saya tahu tentang mana kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral. Jadi jika ada kasus yang menyangkut dua kepentingan dimana kedua kepentingan ini merupakan sama-sama benar maka ini disebut dengan dilema etika. Sedangkan bujukan moral dimana ada dua hal yang menjadi sorotan permasalahan dimana sisi yang satu benar dan yang satu salah menurut hukum/aturan yang berlaku. 2. Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Ibu, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? Sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu saya mengidentifikasi masalah tersebut, melihat siapa saja yang terlibat dalam permasalahan, menggali informasi tantang fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah tersebut. Saya juga menjalin komunikasi dengan warga sekolah dalam membahas permasalahan yang terjadi dan mencari solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Disini saya melakukan komunikasi untuk memecahkan segala masalah yang terjadi di sekolah. 3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang bisa Ibu lakukan selama ini? Langkah yang biasa saya lakukan selama ini yaitu menjalin komunikasi yang baik dengan warga sekolah untuk berdiskusi menyelesaikan masalah, menjalin komunikasi juga dengan warga masyarakat di sekotar lingkungan sekolah dan menjalin hubungan yang baik dengan tokoh masyarakat untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di sekolah. Dengan menjalin hubungan bada di sekolahik dengan berbagai pihak dapat memnyelesaikan permasalahan yang ada di sekolah.

4. Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam mengambil keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Berdasarkan pengalaman selama ini hal yang efektif dalam mengambil keputusan yaitu keberanian menghadapi segala sutuasi dan kondisi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Contohnya saya harus berani dalam menjalin komunikasi yang dengan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah di sekolah, berani menggali informasi lebih dalam terkait permasalahan tersebut dan berani meminta pendapat dengan orang/tokoh yang dianggap berpengaruh penting untuk menyelesaikan masalah tersebut. 5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambillan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Menurut saya, yang menjadi tantangan dalam mengambil keputusan pada kasus dilema etika adalah ketika pihak yang terkait dalam masalah tidak merespon ajakan untuk berkomunikasi, sehingga tidak terjalin kerjasama dalam menyelesaikan masalah. Selain itu ada juga pihak yang telibat dalam permasalahan yang tidak mau menerima pendapat oarang lain (keras kepala/menganggap pendapat dirinya lah yang paling benar). Hal inilah yang menjadi penghambat dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil diusahakan tidak merugikan salah satu pihak. 6. Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Ibu jalankan?

Dalam menyelesaikan suatu masalah, saya harus mengetahui dengan pasti apa permasalahannya. Jika permasalahannya bisa langsung diselesaikan maka saya akan bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi jika permasalahannya tidak bisa diselesaikan ditempat/cepat karena perlu menghadirkan beberapa orang yang tidak ada di lingkungan sekolah maka permasalahan tersebut perlu didiskusikan/dikomunikasikan dengan warga sekolah untuk mencari solusi terbaik. 7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Adapun faktor yang membantu saya dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah dilema etika adalah warga sekolah, warga masyarakat sekitar sekolah dan tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam kehidupn bermasyarakat 8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika? Pelajaran yang saya dapatkan dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika adalah untuk mengambil sebuah keputusan, saya perlu mempertimbangkan segi positif dan negatif dampak dari pengambil keputusan tersebut.

Hasil wawancara dengan kepala sekolah smp Negeri 1 Jelimpo Ibu Margareta Susanti, S.SPd Selamat pagi Bu. Apa kabar? Kemari saya telah menghubungi Ibu, meminta izin untuk mewawancarai Ibu. Dan Ibu bersedia untuk diwawancarai pada hari ini. Selamat pagi juga Bu Eni. Puji Tuhan baik. Iya, saya bersedia untuk diwawancarai hari ini. Apa yang ingin Ibu tanyakan? Silahkan. 1. Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Untuk mengetahui masalah tersebut meupakan dilema etika atau bujukan moral, maka saya harus mengetahui terlabi dahulu bentuk permasalahannya. Jika masalahnya dianggap kedua belah pihak dianggap benar maka permasalahan tersebut termasauk dilema etika dan jika dipandang kedua belah pihak ada yang benar dan ada yang salah maka permasalahan tersebut merupakan bujukan moral. 2. Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Ibu, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan? Dalam mengambil keputusan, pertama-tama saya mengidentifikasi masalah, melihat permasalahan tersebut secara objektif. Selanjutnya jika masalah tersebut merupakan masalah dilema etika yang berhubungan dengan siswa maka saya mengarahkan permasalahan tersebut diselesaikan oleh wali kelas terlebih dahulu, sesuiakan dengan masalahnya. Jika permasalahan ini menyangkut dengan lembaga maka saya perlu berkomunikasi dengan warga sekolah dan pihak-pihak yang terkat dalam permasalahan untuk mendapatkan masukkan dan solusi terbaik. 3. Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang bisa Ibu lakukan selama ini? Langkah dalam menyelesaikan masalah terlebih dahulu saya mengidentifikasi masalah, melihat siapa saja yang terlibat dalam permasalahan tersebut,selanjutnya saya berkomunikasi yang baik dengan warga sekolah untuk berdiskusi menyelesaikan masalah, menjalin komunikasi dengan pihak yang terkait dalam permasalahan tersebut. Saya harus melihat masalah tersebut secara objektif agar dapat mengambil keputusan yang tapat.

4. Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam mengambil keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Pengalaman selama ini hal yang efektif dalam mengambil keputusan yaitu saya bersama warga sekolah selalu berdiskusi dalam mengambil keputusan. Serta saya juga menjalin komunikasi yang baik dengan warga dan pemangku kepentingan di lingkungan masyarakat sekitar sekolah. Dengan begitu saya mendapat dukungan untuk mengambil keputasan dalam menyelesaikan masalah dilema etika. 5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambillan keputusan pada kasus-kasus dilema etika? Yang menjadi tantangan dalam mengambil keputusan, apabila pihak yang terlibat dalam permasalahan tidak bisa diajak bertemu untuk menjalin komunikasi yang baik dengan kita di sekolah ini. Saya hanya mendapatkan informasi dari pihak lain sehingga ini membuat sulit keadaan. Padahal saya harus mengetahui titik permasalahaan. Agar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan bersifat objektif. 6. Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Ibu jalankan?

Dalam menyelesaikan masalah dilema etika, saya harus melihat situasi dan kondisi. Saya harus mengetahui pasti bentuk permasalahannya. Apabila masalah bisa diselesaikan dengan segera, maka akan saya selesaikan saat itu juga. Akan tetapi jika permasalahan tersebut melibatkan orang yang tidak ada di lingkungan sekolah seperti orang tua siswa maka saya perlu menggali informasi tentang keberadaan dan kondisi orang tua siswa. Setelah itu pihak sekolah akan mengatur waktu yang tepat agar bisa berkomunikasi dengan orang tua siswa untuk menyeleaikan masalah 7. Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika? Faktor yang membantu saya dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah dilema etika adalah warga sekolah, warga masyarakat sekitar sekolah dan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan. 8. Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika? Pelajaran yang saya peroleh dari pengalaman mengambil keputusan dilema etika adalah selalu mengutamakan komunikasi dalam menyelesaikan masalah. Mencari kesepakatan dan kebaikan dalam menyelesaikan masalah. Selalu memikirkan dampak positi dan negatif dari pengambilan sebuah keputusan. Serta harus siap menghadapi resiko yang dapat terjadi setelah pengambilan keputusan.

Analisis Checklist Refleksi Hasil Wawancara 1. Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan? Adapun hal-hal yang menarik dari hasil wawancara kedua manajer sekolah yaitu  Mengidentifikasi masalah dan mengambil keputusan dengan cara berkomunikasi terhadap dewan guru, dan pihak-pihak terkait untuk mencari kesepakatan.;  Mengambil keputusan yang berpihak pada murid atau kepentingan bersama atau secara objektif.  Memperhatikan segi positif dan negatif setiap pengambilan.  Melibatkan masyarakat dan tokoh masyarakat dalam membantu menyelesaikan masalah. Adapun pertanyaan yang mengganjal yaitu:  apakah kepala sekolah SMPN 2 Jelimpo sudah menerapkan 4 paradigma, 3 prinsi dan 9 langkah pengujian. Karena beliau tidak pernah menyinggung atau dikomunikasikan kepda dewan guru tentang modul 3.1 waktu pengambilan keputusan (Beliau lulusan Guru Penggerak angkatan 1)?  Apakah kepala SMPN 1 Jelimpo sudah menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian. Sedangkan beliau belum pernah mempelajari tentang modul 3.1? Jika dibandingkan dengan yang saya pelajari di modul 3.1, kedua kepala sekolah telah menerapkan beberapa hal mengenai 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, hanya saja belum semuanya dilakukan terutama pada uji benar atau salah dan investigasi opsi trilema. Kedua kepala sekolah telah menerapkan prinsip pengambilan keputusan, dimana keputusan yang diambil merupakan keputusan hasil akhir. 2. Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan? Dari hasil wawancara kedua kepala sekolah saya menemukan persamaan yaitu:  Kedua kepala sekolah sama-sama menerapkan komunikasi yang baik dengan warga sekolah untuk menyelesaikan masalah;

 Kedua kepala sekolah selalu mengidentifikasi masalah, melihat pihak-pihak yang terlibat dan mencari solusi dengan segera.  Kedua kepala sekolah juga memperhatikan segi positif dan negatif setiap pengambilan.  Kedua kepala sekolah selalu mempertimbangkan kepentingan/kebutuhan siswa dalam mengambil keputusan. Adapun perbedaan dari kedua kepala sekolah yaitu  Kepala sekolah SMPN 2 Jelimpo lulusan dari Guru Penggerak angkatan 1 jadi beliau lebih sering terlibat langsung dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan murid. Dan beliau sering memberikan bimbingan/pemahaman langsung kepada siswa.  Kepala sekolah SMPN 1 Jelimpo jarang terlibat langsung dalam penanganan masalah yang berkaitan dengan siswa karena semua permasalahan sudah ditangani dengan baik oleh wali kelas dan bagian kesiswaan. Apabila permasalahan belum bisa diselesaikan dan perlu bantuan kepala sekolah maka kepala sekolah akan berkoordinasi dengan dewan guru, dan orang tua siswa untuk menjalin komunikasi dan bermusyawarah mencari kesepakatan. Dari wawancara ada yang menonjol yaitu  Kepala sekolah SMPN 2 Jelimpo merupakan lulusan Guru penggerak angkatan 1 dan masih muda (baru diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah sekitar 9 bulan). Beliau memiliki jiwa kepramukaan yang luar biasa.  Sedangkan Kepala Sekolah SMPN 1 Jelimpo merupakan guru senior yang memiliki pengalaman mengajar di berbagai tempat baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sudah memiliki pengalaman menjadi kepala sekolah sebelum ditugaskan ke SMPN 1 Jelimpo. 3. Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka? Adapun rencana ke depan, kedua kepala sekolah dalam mengambil keputusan yang mengandung dilema etika yaitu Setiap permasalahan akan diidentifikasi terlebih dahulu,

setelah itu dianalisis berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian keputusan. Cara mereka mengukur efektivitas pengambilan keputusan yaitu dengan melakukan uji benar-salah serta melakukan refleksi dan evaluasi terhadap ketercapaian keputusan yang diambil. Selain itu selalu menerima masukkan dari beberapa pihak yang terkait yang menjalankan keputusan tersebut. 4. Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya? Dalam pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan, siswa dan rekan guru, saya akan menerapkan:  Mengidentifikasi masalah, melihat pihak mana saja yang terlibat dalam permasalahan dan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan;  Berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pihak yang terkait dalam permasalahan  Menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan penguji keputusan. Saya akan menerapkan cara pengambilan keputusan ini sekarang juga. Kesimpulan Dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin, hendaknya memperhatikan segala aspek, memperhatikan langkah-langkah pengambilan keputusan dan merefleksikan serta menganalisis hasil keputusan yang telah diambil. Seorang pemimpin harus memiliki keberanian dalam mengambil keputusan, bertanggung jawab atas keputusan yang diambil, dan berani menghadapi resiko dari keputusan yang telah dilakukan. Seorang pemimpin juga harus bisa menerima kritikan yang timbul pada saat keputusan yang diambilnya telah berjalan dan menyikapi kritikan tersebut dengan cara positif. Sebaiknya dalam mengambil keputusan kita harus berdasarkan pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dilema etika dan 9 langkah penguji keputusan. 4 paradigma dilema etika, yakni:  Individu vs masyarakat (individual vs community)  Rasa keadilan vs rasa kasihan (justice vs mercy)

 Kebenaran vs kesetiaan (truth vs loyalty)  Jangka pendek vs jangka panjang (short term vs long term) 3 prinsip dilema etika, yakni:  Saya melakukan sesuatu yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil Akhir/End-Based Thinking).  Ikut prinsip atau aturan-aturan yang sudah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan/ Rule-Based Thinking)  Memutuskan sesuatu dilandasi pemikiran apa yang kita harapkan orang lain lakukan terhadap kita (Berpikir Berbasis rasa peduli/Care-Based Thinking) 9 langkah pengambilan dan penguji keputusan: 1. Mengenali nilai-nilai yang bertentangan 2. Menentukan siapa yang terlibat pada situasi tersebut 3. Mengumpulkan fakta-fakta relevan dengan situasi tersebut 4. Menguji benar atau salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi/perasaan, uji publikasi, dan uji panutan. 5. Menguji paradigma benar lawan benar (memakai 4 paradigma) 6. Melakukan prinsip resolusi (memakai 3 prinsip) 7. Menginvestigasi opsi trilema (pilihan keputusan yang lain) 8. Membuat keputusan 9. Melihat lagi keputusan dan refleksikan


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook