Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional Dibuat oleh Abdul Rohman Wahid CGP ANGKATAN 7 SDN NAMBO 03 KABUPATEN BOGOR
Latar Belakang Pada awal modul 2 ini, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ini membahas materi pada Modul 2.1 mengenai Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya pakai adalah Model 1: 4F (Facts, Feelings, Findings, Future)
Deskripsi Di dwi minggu ini saya akan coba masalah merefleksi pembelajaran dan yang akan aktivitas pembelajaran yang dibahas telah dilakukan di Learning Management System (LMS). Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali dengan Test Awal Paket Modul 2,dilanjutkan aktivitas pembelajaran di LMS dimulai dengan Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, 3. Ruang Kolaborasi Ruang Kolaborasi 2 Google Meet; Refleksi Terbimbing Modul Demonstrasi Kontekstual - Modul 22).
1. Facts (Peristiwa) Pembelajaran Modul 2.2 dimulai dengan mulai dari diri, kami diberikan beberapa pertanyaan tentang pengalaman yang pernah kami alami yang berhubungan dengan tugas kami sebagai pendidik yang berkaitan dengan sosial dan emosional. Bagaimana kami menghadapi krisis tersebut, bagaimana kami bisa bangkit dari krisis tersebut, serta apa yang kami pelajari dari krisis tersebut. Kemudian ada eksplorasi konsep yang berisi materi-materi tentang Kompetensi Sosial Emosional, Pembelajarannya serta Implementasinya di sekolah. Selain itu juga ada tugas-tugas yang berisi refleksi dari tiap-tiap materi yang telah kami pelajari. Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran Sosial Emosional ini dapat diimplementasikan di kelas atau sekolah dengan 4 indikator yaitu, pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran guru dan kuirkulum akademik, melalui proses menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah, serta penguatan KSE Tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan. Untuk menambah pemahaman kami dalam mendalami modul tentang pembelajaran berdifernsiasi, kami juga melakukan tatap maya dengan fasilitator dalam ruang kolaborasi yang terbagi atas 2 sesi, yaitu sesi diskusi dan sesi presentasi. Pada hari selasa tanggal 28 Februari 2023, Bapak Sariman selaku fasilitator kami memberikan pemantapan tentang modul pembelajaran sosial emosional yang kemudian kelompok kami yang terdiri dari saya sendiri Jalesa Mutiara dewi, ibu Isnita Lastyarini, Ibu Indri Marlita Sari dan Ibu Anita Cahyani diminta untuk melakukan diskusi dengan menganalisis tentang implementasi KSE. Pada hari berikutnya, 1 Maret 2023 kami melakukan presentasi hasil dari diskusi kelompok yang sudah kami kerjakan.
2.Feelings (Perasaan) Banyak hal yang saya tidak sadari sebelumnya bahwa ternyata saya sudah melakukan pembelajaran social emosial ini. Perasaan saya setelah mempelajari modul ini adalah senang dan termotivasi, dan percaya bahwa saya akan mampu menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional dengan mengintegrasikan 5 Kompetensi Sosial Emosional.
3. Findings (Pembelajaran) Dari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan. Dari modul ini saya mendapatkan pelajaran bahwa mengenali emosi diri sebelum melakukan setiap tindakan itu harus, agar tindakan tersebut tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain mengenali emosi diri, kita juga dituntut untuk mampu mengelola emosi tersebut agar kita kembali ke keadaan semula yaitu dalam keadaan yang bahagia. Selain itu, banyak lagi ilmu yang saya dapatkan di modul ini seperti kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Kesemua materi tersebut menginginkan terciptanya hubungan yang baik dan positif dengan sesama rekan kerja, dengan murid maupun dengan masyarakat disekitar kita. Kompetensi sosial emosional ini juga dapat diterapkan di kelas maupun disekolah. Penerapan PSE di kelas bisa dilakukan dengan pembelajaran secara eksplisit maupun terintegrasi dalam proses belajar guru dan kurikulum akademik. Juga dapat dilakukan dengan membentuk iklim kelas dan budaya sekolah serta dengan melakukan penguatan pada Tenaga pendidik maupun tenaga kepedidikan. Adapun tujuan utama PSE itu sendiri adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.
4. Future (Penerapan) etelah mempelajari modu1 2.2. saya bertekad untuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being)secara optimal. Saya akan berusaha menerapkan konsep pembelajaran sosial dan emosional berdasarkan kerangka kerja CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Saya akan mempraktikkan konsep kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar pengembangan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional (KSE).
Terima Kasih
Search
Read the Text Version
- 1 - 9
Pages: