[Type here]
Kata Pengantar Dengan senantiasa menyebut kebesaran nama Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmat – Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada orang tua, keluarga, sahabat, dan teman – teman seperjuangan yang telah memberikan motivasi serta kepada ibu dosen yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan modul ini. Modul pembelajaran dengan judul pengemasan hasil panen ini memuat materi – materi yang berkaitan dengan jenis – jenis kemasan yang bisa digunakan untuk mengemas hasil panen serta fungsi dari setiap kemasanya. Bahan – bahan hasil panen memiliki karakteristik yang berbeda sehingga Teknik pengemasan dan kemasan yang digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik bahan hasil panen. Penggunaan pengemasan tidak lain adalah untuk melindungi produk dari berbagai serangan kerusakan seperti hama, suhu, dan benturan. Maka kemasan dan Teknik pengemasan yang baik diperlukan untuk menjamin mutu bahan hasil panen tetap dalam keadaan baik. Penulis menyadari dalam penulisan modul ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penulisan maka dari itu kritik, dan saran menuju kearah yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan dari modul ini. Semoga segala kekurangan dari modul ini dapat dimaklumi mengingat dalam hal ini penulis juga masih dalam tahap belajar. Penulis berharap semoga modul Pengemasan Hasil Panen ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai buku pengantar dalam mata pelajaran dasar penanganan hasil pertanian di SMK/MAK TPHP kelas X semester genap. Bandung, 5 November 2021 ii
Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................................. ii Daftar Isi .......................................................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................................................ iv Glosarium......................................................................................................................... vi Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1 Kompetensi Dasar ..................................................................................................... 1 Indikator Pencapaian Kompetensi ............................................................................. 1 Deskripsi .................................................................................................................... 1 Rasionalisasi .............................................................................................................. 2 Waktu dan Prasyarat .................................................................................................. 2 Petujuk Penggunaan Modul....................................................................................... 2 Tujuan Akhir.............................................................................................................. 3 Peta Materi................................................................................................................. 4 Bab 2 Pembelajaran .......................................................................................................... 5 Kegiatan Pembelajaran (1) ........................................................................................ 5 Kegiatan Pembelajaran (2)....................................................................................... 27 Bab 3 Evaluasi .................................................................................................................... Soal .......................................................................................................................... 31 Kunci Jawaban......................................................................................................... 36 Pedoman Penilaian .................................................................................................. 37 Daftar Pustaka.......................................................................................................... 37 Lampiran.................................................................................................................. 38 iii
Daftar Gambar Gambar 1. Buah dan sayur yang sudah dikemas .......................................................5 Gambar 2. Kertas Glasin.......................................................................................... 13 Gambar 3. Kertas Perkamen .................................................................................... 14 Gambar 4. Kertas Lilin ............................................................................................ 14 Gambar 5. Kertas Container board ......................................................................... 15 Gambar 6. Kertas Chipboard ................................................................................... 15 Gambar 7. Kertas Tyvek ......................................................................................... 16 Gambar 8. Kertas Soluble ....................................................................................... 16 Gambar 9. Kertas Plastik ....................................................................................... 17 Gambar 10. Tomat kemasan kayu dan penjualannya di pasar................................ 18 Gaambar 11. Kemasan berbahan Polietilen ................................................................. 19 Gambar 12. Kemasan berbahan akrilik........................................................................ 21 iv
Cardboard Glosarium Grade Grading : Kardus : Kelompok kelas mutu berdasarkan kriteria mutu yang ditetapkan Sortasi : Kegiatan memilih dan memilah bahan berdasarkan parameter – Sizing parameter mutu menjadi kelas / kelompok : Kegiatan mengkelaskan atau memisahkan bahan dari bahan-bahan yang tidak diinginkan. : Sortasi dan grading berdasarkan perbedaan ukuran v
BAB I Pendahuluan Kompetensi Dasar 3.7 Menerapkan Pengemasan Hasil Panen 4.7 Mengemas Hasil Panen Indikator Pencapaian Komptensi 3.7 Menerapkan Pengemasan Hasil 4.7 Mengemas Hasil Panen Panen ➢ Melakukan pengemasan terhadap ➢ Menentukan kemasan yang bahan hasil panen sesuai dengan bahan hasil panen ➢ Menguraikan jenis – jenis kemasan yang dapat digunakan terhadap bahan hasil panen yang sama ➢ Menyimpulkan fungsi penggunaan kemasan terhadap bahan hasil panen Deskripsi Modul pembelajaran Pengemasan Hasil Panen ini mempelajari tentang macam – macam kemasan yang bisa digunakan untuk mengemas bahan hasil panen. Selain itu diulas juga mengenai fungsi dari setiap kemasanya. Bahan – bahan hasil panen memiliki karakteristik yang berbeda sehingga Teknik pengemasan dan kemasan yang digunakan perlu disesuaikan dengan karakteristik bahan hasil panen. Penggunaan pengemasan tidak lain adalah untuk melindungi produk dari berbagai serangan kerusakan seperti hama, suhu, dan benturan. Maka kemasan dan Teknik pengemasan yang baik diperlukan untuk menjamin mutu bahan hasil panen tetap dalam keadaan baik. 1
Rasionalisasi Tuhan telah menciptakan alam semesta diperuntukkan bagi umat-Nya. Pemanfaatan sumber daya yang ada diserahkan pada manusia, dimana untuk menunjang kehidupannya manusia memerlukan sumber pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Bahan pangan yang dibutuhkan manusia bersumber dari berbagai jenis baik berupa bahan hasil pertanian maupun hasil perikanan. Sumber-sumber bahan pangan tersebut memiliki karakteristik dan fungsi yang beraneka ragam pula. Manusia diberi Amanah untuk mengelola sumber-sumber pangan tersebut dengan sebaik-baiknya. Dengan memahami karakteristik sumber-sumber pangan dan menerapkan teknik penanganan yang tepat dan cepat, maka sumber-sumber pangan tersebut dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kemaslahatan umat manusia. Waktu Alokasi waktu untuk pembelajaran ini adalah 4 x 45 menit ( 2 pertemuan ) Untuk memperlajari penerapan pengemasan bahan hasil panen mata Prasyarat pelajaran dasar penanganan hasil pertanian untuk siswa kelas 10 semester 2 tidak ada persyaratan khusus yang harus dimiliki. Petunjuk penggunaan modul 5. Adapun petunjuk penggunaan modul ini untuk mencapai kompetensi dasar menerapkan dan melaksanakan pengemasan bahan hasil panen dalam mata pelajaran dasar penanganan hasil pertanian adalah sebagai berikut : a. Peran siswa • Siswa membaca dan menemukan informasi mengenai kompetensi dasar, tujuan, prasyarat dan ruang lingkup modul 2
• Siswa memahami dan mempelajari dengan teliti setiap materi yang terdapat dalam modul • Mencatat hal – hal yang belum dipahami dan mendiskusikanya bersama teman atau guru. • Siswa mengerjakan penugasan yang terdapat pada modul dibuku catatan masing – masing, untuk mengukur kemampuan dan pemahaman siswa. • Mempersiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menganalisis sifat bahan hasil pertanian b. Peran guru • Mengarahkan siswa untuk membaca dan menggali informasi berdasarkan kompetensi dasar, tujuan, prasyarat dan ruang lingkup modil • Bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa • Membantu siswa dalam memahami materi pada modul dengan menjawab atau menjelaskan jawaban dari pertanyaan siswa • Membentuk kelompok sesuai penugasan jika diperlukan • Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar • Mendorong siswa berdiskusi untuk dapat menggali informasi lebih dalam • Mempersiapkan dan melakukan proses penilaian atau penugasan untuk mengetahui ketercapaian pemahaman /tujuan • Mencatat ketercapaian pemahaman materi siswa dari hasil pengujian Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul analisis sifat bahan hasil pertanian, diharapkan peserta didik mampu : • Menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa atas ciptaanya mengenai bumi dan segala isinya, khususnya tumbuhan sebagaimana salah satunya dapat menjadi hasil pertanian yang sering dimanfaatkan oleh manusia. • Menerapkan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; ulet; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam kehidupan sehari – hari 3
• Dapat bekerjasama dan berdiskusi dengan baik dalam suatu kelompok • Mengembangkan pengalaman peserta didik dalam menggunakan metode ilmiah seperti merumuskan masalah, menguji hipotesis dengan percobaan, merancang instrumen percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, dapat mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan. • Menguasai konsep dan menerapkan pengetahuan mengenai sifat bahan hasil pertanian dalam kehidupan sehari – hari serta mempunyai keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang agribisnis dan pengolahan hasil pertanian. Peta Materi Pengemasan bahan hasil panen Fungsi Kemasna Teknik Pengemasan Jenis Kemasan 4
BAB 2 Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran 1 Tuj1u. an : Gambar 1. Buah dan sayur yang sudah dikemas 01 02 Melalui diskusi dan pencarian informasi Melalui penggalian informasi menggunakan modul, dan buku peserta didik dapat menguraikan kemasan apa menggunakan buku, modul dan diskusi saja yang bisa digunakan terhadap bahan hasil panen yang sama dengan peserta didik dapat Menentukan kemasan tepat dan jelas. yang sesuai dengan bahan hasil panen 03 dengan tepat, dan jelas. Melalui diskusi dan praktik peserta didik dapat melakukan pengemasan terhadap 04 bahan hasil panen dengan tepat, bertanggung jawab dan cermat. Melalui diskusi dan pencarian informasi menggunakan modul dan buku, peserta didik dapat menyimpulkan fungsi penggunaan kemasan terhadap bahan hasil panen. 5
Materi Mengemas Bahan Hasil Panen Pengemasan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kegiatan penanganan dan pengolahan hasil pertanian. Sejak bahan berada di tempat pemanenan hingga sampai ke konsumen memerlukan kegiatan pengemasan. Bahan yang dijual pada umumnya dikemas baik secara keseluruhan atau Sebagian sesuai dengan kebutuhan. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik (Good Handling Practices), pengemasan merupakan kegiatan mewadahi dan atau membungkus produk dengan memakai media atau bahan tertentu untuk melindungi produk dari gangguan faktor luar yang dapat mempengaruhi daya simpan. Pengemasan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai macam bahan pengemas. Bahan kemasan dapat berasal dari berbagai jenis baik alami maupun sintetis seperti daun, kertas, plastik, kayu, karton, kaleng, aluminium foil dan bambu. Pengemasan dapat menggunakan alat dan atau mesin dengan jenis dan spesifikasi sesuai sifat dan karakteristik hasil pertanian. Bahan kemasan tidak boleh menimbulkan kerusakan, pencemaran hasil panen yang dikemas dan tidak membawa OPT. Kegiatan pengemasan biasanya berhubungan erat dengan kegiatan pemasaran dan penyimpanan, meskipun dapat pula menjadi bagian tersendiri. Kemampuan mengemas memiliki potensi untuk dihargai secara ekonomi, tentunya harus didukung dengan pola pemasaran produk hasil kemasan yang baik. Bagaimana cara pedagang menyajikan produk-produk yang dijual dan bagaimana pula layanan yang diberikan kepada pembeli atau konsumen? Apa perbedaan diantara keduanya? Selanjutnya mari kita amati dari sisi bungkus atau kemasan yang digunakan, apa perbedaannya? Dari kedua cara pemasaran produk tersebut, apa kelebihan dan kekuranganya ? Layanan penjualan di pasar modern secara umum lebih baik dibandingkan dengan layanan di pasar tradisional. Apakah kualitas barang yang dijual di pasar tradisional lebih rendah dibandingkan dengan yang dijual di pasar modern? Pertanyaan ini sering dijawab ������benar������, bahwa kualitas barang yang dijual di pasar tradisional biasanya lebih rendah, meskipun belum tentu demikian. Kualitas barang yang ditawarkan di pasar tradisional memang sangat beragam. Keberagaman kualitas barang diperlukan guna memenuhi kebutuhan konsumen baik dari segi kemampuan membeli maupun kebutuhan barang untuk proses berikutnya. Namun demikian, terlepas dari hal tersebut perlu kita amati lebih mendalam mengapa secara umum barang dengan kualitas yang sama di pasar 6
modern lebih mahal dibandingkan dengan di pasar tradisional? Salah satu hal yang mempengaruhi kondisi tersebut adalah adanya penyajian dan kemasan yang menarik. Dari pernyataan terbut muncul pertanyaan, apakah kemasan pada bahan bertujuan untuk meningkatkan nilai jual barang? Atas dasar itu, kompetensi pengemasan dan penyimpanan bahan menjadi sangat penting dipelajari. Kompetensi tersebut mencakup tentang tujuan, prinsip dan Teknik teknik mengemas dan menyimpan bahan hasil pertanian serta praktikpraktik pengemasan yang baik. Mari kita pelajari bersama masalah kemasan ini lebih mendalam agar kita mampu melakukan pengemasan padabahan hasil pertanian dan perikanan dengan baik dan benar. Pengemasan berbagai jenis bahan hasil pertanian dilakukan dengan berbagai tujuan, sehingga bahan kemasan, desain kemasan dan berbagai hal terkait dengan kemasan dibuat dengan kriteria tertentu. Apabila Anda perhatikan buah tomat, maka dapat Anda ketahui minimal ada dua jenis kemasan, yaitu kemasan untuk panen biasanya digunakan keranjang atau karung, sedangkan kemasan untuk transportasi digunakan kotak kayu. Bila kita perhatikan lebih jauh lagi, tomat juga dijual dalam kemasan yang lebih kecil dengan menggunakan nampan kecil dari styrofoam yang ditutup dengan plastik. Pernahkah Anda mengamati produk yang lain? Proses pengemasan bahan hasil pertanian pada prinsipnya dilakukan dengan cara tertentu sesuai tujuan yang diharapkan, namun hendaknya juga memperhatikan aspek efektivitas dan efisiensinya. Prinsip-prinsip dan Teknik pengemasan harus diperhatikan agar bahan yang dikemas mendapatkan manfaat optimal dari kemasan yang diberikan. Kemasan bahan hasil pertanian dan perikanan sangat erat hubungannya dengan transportasi dan penyimpanan bahan tersebut. Teknik penyimpanan bahan hasil pertanian dan perikanan harus memperhatikan karakteristik bahan yang disimpan dan tujuan yang diharapkan. Kegiatan penyimpanan selain dipengaruhi oleh jenis kemasan juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan berbagai faktor lainnya. Pengetahuan tentang pengemasan dan penyimpanan dapat dipelajari melalui berbagai referensi. Namun jangan pernah lupa untuk mempraktikannya agar pemahaman Anda semakin dalam. Anda dapat melakukan pengayaan terhadap materi praktik yang disajikan dalam buku ini dengan dasar teori yang Anda pelajari hingga memperkuat keilmuan dan keterampilan Anda melakukan pengemasan. 7
Fungsi Kemasan Pengemasan bahan hasil pertanian sangat erat hubungannya dengan tujuan yang diharapkan atau yang diinginkan. Selain itu pengemasan juga erat hubungannya dengan waktu atau kondisi bahan hasil pertanian yang akan dikemas. Beberapa tujuan pengemasan hasil pertanian antara lain untuk melindungi bahan hasil pertanian dari kerusakan, menangani sementara bahan hasil pertanian, mempermudah proses pemasaran. Fungsi sebuah kemasan pada awalnya hanya bertujuan untuk melindungi barang atau mempermudah transportasi barang. Kemasan digunakan lebih berorientasi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang dan sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan. Namun, saat ini terjadi perkembangan fungsi dan tujuan pengemasan, diantaranya bertujuan untuk menambahkan nilai-nilai fungsional. Selain dari segi fungsi, jenis-jenis kemasan juga mengalami perkembangan, yaitu dari bahan-bahan kemasan yang terbuat dari kulit, kain, kayu, batu keramik dan kaca hingga bentuk dan model kemasan yang sangat beragam. Hal ini terjadi karena kemasan dirasakan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemasaran. Kemasan dibuat agar mampu menarik perhatian dan dapat menggambarkan keistimewaan suatu produk. Kegiatan mengemas bahan hasil pertanian dan perikanan perlu memperhatikan beberapa faktor, baik bahan yang akan dikemas, bahan kemasan, serta tujuan pengemasan. Bahan yang akan dikemas perlu dipahami karakteristiknya terlebih dahulu agar dalam menentukan proses pengemasannya mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Sebagai contoh, apabila kita akan mengemas ikan bandeng pasti akan berbeda dengan mengemas tomat. Oleh karena itu perlu ditegaskan lagi bahwa karakteristik bahan atau komoditas yang akan dikemas perlu dipahami dengan baik. Pengetahuan bahan sangat diperlukan dalam memahami pengemasan. Materi ini dapat dipelajari pada modul Penanganan Bahan 1. Menurut Anonim (2009), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan dan pembungkusan, yaitu: a. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. Kemasan tidak boleh mengakibatkan kerusakan bahan baik secara fisik, kimia maupun biologis/mikrobiologis. Produk-produk yang dikemas diharapkan mampu mempertahankan dirinya dalam kondisi lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca. Selain itu kemasan juga harus mampu melindungi produk dalam perjalanan dari produsen ke konsumen. Oleh karena itu diperlukan bahan kemasan dan desain kemasan sesuai dengan komoditas yang akan dikemas dan tujuan yang diinginkannya. 8
b. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya dapat mencegahpertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya caraperusahaan membedakan produknya. c. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Dengan kemasan yang sangat menarik diharapkan dapat memikat danmenarik perhatian konsumen. Menurut Julianti E dan Nurminah M. (2006), fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakankerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Pendapat tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian RI No 44/Permentan/OT.140/10/2009 bahwa kemasan pengemasan dilakukan untuk melindungi produk dari gangguan faktor luar yang dapat mempengaruhi daya simpan. Sesuai dengan pernyataan Julianti E dan Nurminah M (2006), fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah: 1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer. Kegiatan mewadahi dapat dilakukan sejak di lahan pertanian untuk produk hasil tanaman atau dari kapal laut untuk hasil perikanan. Produk berupa cairan, pasta atau butiran sangat besar kemungkinan tercecer, sehingga sejak penanganan awal perlu dilakukan pewadahan dengan menggunakan wadah yang sesuai dengan karakteristik komoditas tersebut. 2. Melindungi produk Produk hasil pertanian dan perikanan merupakan bahan bahan yang mudah rusak sehingga sangat perlu dilindungi dari berbagai faktor penyebab kerusakan, seperti seperti sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk. 3. Sebagai identitas produk Selain sebagai wadah dan pelindung bahan, kemasan juga berfungsi sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan. Oleh karena itu desain label pada kemasan perlu diperhatikan agar mampu memberikan informasi kepada konsumen dengan benar. 9
4. Meningkatkan efisiensi Kemasan juga diharapkan mampu memudahkan penghitungan, memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Oleh karena itu perlu diperhatikan jumlah bahan yang dikemas dalam satu kemasan (berisi 1 lusin, 1 gross dan sebagainya) agar mudah mengidentifikasinya. Kemasan merupakan salah satu cara membedakan suatu produk dari produk lainnya. Hal ini penting dalam pengelolaan persediaan maupun dalam pemasaran produk. 5. Melindungi pengaruh buruk dari produk itu sendiri Seringkali kita menemukan jenis bahan tidak boleh dibawa kedalam kendaraan (pesawat terbang, bus, dll), serta tempat tertentu dikarenakan memiliki karakteristik yang khas yang dapat mengganggu orang lain. Sebagai contoh adalah durian, buah yang nikmat dan memiliki bau atau aroma yang sangat tajam. Contoh yang lain adalah ikan asin/cumi dan berbagai produk perikanan lain yang memiliki bau yang sangat tajam. Kedua contoh tersebut meskipun memiliki harga yang relatif tinggi namun tidak setiap orang menyukainya sehingga sering dilarang dibawa di tempat tertentu. Oleh karena itu untuk membawa produk tersebut harus dilakukan dengan kemasan yang mampu melindunginya dari bau yang sangat tajam tersebut. 6. Meningkatkan pemasaran produk Kemasan dapat berfungsi sebagai identitas produk, sehingga proses identifikasi menjadi lebih efektif dan mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan yang didesain secara baik diharapkan mampu meningkatkan daya tarik calon pembeli dan sekaligus menjadi sarana informasi dan iklan. Selain itu kemasan diharapkan juga mampu memberi kenyamanan bagi pemakai. Fungsi pemasaran merupakan fungsi tambahan dari kemasan, akan tetapi dengan semakin meningkatnya persaingan dalam industri hasil pertanian, Fungsi ini justru lebih diutamakan. Beberapa cara yang dilakukan untuk meningkatkan penampilan kemasan agar mampu menarik calon pembeli adalah dengan cara membuat kemasan sebagai berikut: • dicetak dengan berbagai warna sehingga menarik dan berkesan mewah; • dapat mengesankan berisi produk yang bermutu dan mahal; • desain teknik dari wadahnya memudahkan pemakai; 10
• desain teknik wadahnya selalu mengikuti teknik mutahir sehingga produk yang dikemasnya terkesan mengikuti perkembangan terakhir. Kemasan memiliki fungsi yang penting, juga memiliki peranan yang penting bagi beberapa pihak yang terkait dengan produk yang dikemas. Peranan tersebut antara lain adalah: 1) Peranan kemasan bagi industri/produsen hasil pertanian danperikanan ✓ Pengenal jatidiri/identitas produk ✓ Penghias produk ✓ Piranti monitor ✓ Media promosi ✓ Media penyuluhan atau petunjuk cara penggunaan dan manfaat produk yang ada didalamnya 2) Peranan kemasan bagi pemerintah kemasan dapat digunakan sebagai usaha perlindungan konsumen 3) Peranan kemasan bagi konsumen kemasan dapat digunakan sebagai sumber informasi tentang isi dan produk, dan ini diperlukan dalam mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak. Setelah kita mempelajari materi diatas, banyak kelebihan kemasan yang kita ketahui. Namun demikian, perlu diketahui juga bahwa kemasan juga mempunyai kekurangan bila dalam implementasinya sengaja disalah gunakan untuk kepentingan tertentu diantaranya adalah untuk menutupi kekurangan mutu atau kerusakan produk, atau untuk mempropagandakan produk secara tidak proporsional atau menyesatkan sehingga menjurus kepada penipuan atau pemalsuan. Seperti kita ketahui bahwa adanya tahapan proses pada suatu aktivitas akan berdampak pada peningkatan biaya, termasuk juga proses pengemasan. Pengemasan bahan hasil pertanian dan perikanan dapat meningkatkan biaya produksi, dan ada kalanya biaya kemasan dapat jauh lebih tinggi dari harga isinya. Oleh karena itu kemasan yang digunakan juga harus memperhatikan sasaran konsumennya. Untuk kelompok konsumen yang mengutamakan pelayanan, maka hal ini tidak menjadi masalah, akan tetapi untuk produk-produk yang dikonsumsi oleh masyarakat umum maka biaya pengemasan yang tinggi perlu dihindari. 11
Menurut Julianti E dan Nurminah M. (2006), biaya pengemasan utama sekitar 10-15% dari biaya produk dan biaya kemasan tambahan sekitar 5-15% dari biaya produk. Penyimpanan bahan sangat dekat hubungannya dengan penataan barang. Dalam manajemen gudang ada kaidah-kaidah penataan agar penampakan gudang dapat dioptimalkan. Sebagai dasar dalam pembahasan materi ini mari kita kaji terlebih dahulu peraturan tentang wadah dan pembungkus yang terdapat dalam Permentan No 44/Permentan/OT.140/10/2009 sebagai berikut. Wadah dan pembungkus yang digunakan dalam penanganan pasca panen harus: A. Dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar. B. Dibuat dari bahan yang tidak melepaskan bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu makanan. C. Tahan atau tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran. D. Sebelum digunakan dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi. E. Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering, ventilasi yang cukup dan dicek kebersihan dan infestasi jasad pengganggu sebelum digunakan. Berdasarkan pasal tersebut, bahan yang digunakan dalam proses pengemasan harus diperhatikan dengan baik karena merupakan bagian penting dalam proses pengemasan. Seperti telah diuraikan di atas bahwa bahan kemasan dapat berupa bahan alami maupun sintetis. Bahan alami dapat berupa daun pisang, daung jagung, berbagai macam jenis serat tanaman yang dianyam dan lain-lain. Bahan kemasan sintetis dapat berupa plastik, kertas, dan lain-lain. Kedua jenis bahan kemasan tersebut pada prinsipnya dapat digunakan baik secara sendiri- sendiri maupun bersamaan. Ruang lingkup bidang kemasan saat ini sudah semakin luas, mulai dari bahan yang sangat bervariasi hingga bentuk dan teknologi kemasan yang semakin menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas, tetrapak, corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Produk dalam kantong plastik, dibalut dengan daun pisang, sekarang juga sudah berkembang sampai dalam bentuk botol dan kemasan yang cantik. 12
Jenis-Jenis Bahan Kemas dan Karakteristiknya Berikut ini adalah beberapa jenis bahan kemasan dan sifat-sifatnya menurut Anonim(2009). 1. Kemasan Kertas Ada dua jenis kertas utama yang digunakan, yaitu kertas kasar dan kertas lunak. Kertas yang digunakan sebagai kemasan adalah jenis kertas kasar, sedangkan kertas halus digunakan untuk kertas tulis berupa bukudan kertas sampul. Berikut beberapa jenis kertas kasar yang dapatdigunakan untuk kemasan: a) Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof) Gambar 2. Kertas Glasin Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas. Penambahan bahan- bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir. Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin. 13
b) Kertas Perkamen Gambar 3. Kertas Perkamen Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan(basah, kering atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, teh dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamenadalah : 1) mempunyai ketahanan lemak yang baik, 2) mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupundalam air mendidih, 3) permukaannya bebas serat, 4) tidak berbau dan tidak berasa, 5) transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin, dan 6) tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika dilapisi dengan bahan tertentu. c) Kertas lilin Gambar 4. Kertas Lilin Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74 oC dan dicampur polietilen (titikcair 100-124 oC) atau petrolatum (titik cair 40520C). Kertas ini dapat menghambat air, tahan terhadap minyak 14
dan oli serta memiliki daya rekat panas baik. Kertas lilin digunakan untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain. d) Kertas Container board Gambar 5. Kertas Container board Kertas daluang banyak digunakan dalam pembuatan kartun beralur. Adadua jenis kertas daluang, yaitu, line board disebut juga kertas kraft yang berasal dari kayu cemara dan corrugated medium yang berasal dari kayu keras dengan proses sulfat. e) Kertas Chipboard Gambar 6. Kertas Chipboard Chipboard dibuat dari kertas koran bekas dan sisa-sisa kertas. Jika kertas ini dijadikan kertas kelas ringan, maka disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau bantalan pada barang pecah belah. Kertas chipboard dapat juga digunakan sebagai pembungkus dengan daya rentang yang rendah. Jika akan dijadikan karton lipat, maka harus diberi bahan-bahan tambahan tertentu. 15
f) Kertas Tyvek Gambar 7. Kertas Tyvek Kertas tyvek adalah kertas yang terikat dengan HDPE (high density polyethylene). Dibuat pertama sekali oleh Du Pont dengan nama dagang Tyvek. Kertas tyvek mempunyai permukaan yang licin dengan derajat keputihan yang baik dan kuat, dan sering digunakan untuk kertas foto. Kertas ini bersifat : 1) no grain yaitu tidak menyusut atau mengembang bila terjadi perubahan kelembaban, 2) tahan terhadap kotoran, bahan kimia, 3) bebas dari kontaminasi kapang, dan 4) mempunyai kemampuan untuk menghambat bakteri ke dalam kemasan g) Kertas Soluble Gambar 8. Kertas Soluble Kertas soluble adalah kertas yang dapat larut dalam air. Kertas ini diperkenalkan pertama kali oleh Gilbreth Company, Philadelphia dengan nama dagang Dissolvo. Digunakan untuk tulisan dan oleh FDA (Food and Drug Administration) tidak boleh 16
digunakan untuk pangan. Sifat-sifat kertas soluble adalah kuat, tidak terpengaruh kelembaban tetapi cepat larut di dalam air. h) Kertas plastic Gambar 9. Kertas Plastik Kertas plastik dibuat karena keterbatasan sumber selulosa. Kertas ini disebut juga kertas sintetis yang terbuat dari lembaran stirena, mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : 1) daya sobek dan ketahanan lipat yang baik, 2) daya kaku lebih kecil daripada kertas selulosa, sehingga menimbulkan masalah dalam pencetakan label, 3) tidak mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH), 4) tahan terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang, dan 5) dapat dicetak dengan suhu pencetakan yang tidak terlalu tinggi, karena polistirena akan lunak pada suhu 80oC. Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas. Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertastahan lemak (grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari modifikasi kertas-kertas ini. 17
Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat dalam bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi, corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil logam yang lebih bersifat protektif. Beberapa gambar di bawah ini adalah contoh-contoh kemasan kertas. 2. Kemasan Kayu Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui oleh manusia, dan secara tradisional digunakan untuk mengemas berbagai macam produk padat seperti barang antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah karena makin langkanya hutan penghasil kayu. Desain kemasan kayu tergantung pada sifat dan berat produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan dan kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan kekuatan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti, tong kayu ataupalet sangat umum di dalam transportasi berbagai komoditas dalam perdagangan intrenasional. Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik dari resiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain yang ada di dalamnya. Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan proses alernatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk membuat kemasan yang lebih ekonomis. Kemasan kayu berbentuk kotak dan peti tetap berperan untuk berbagai produk, meskipun harus bersaing dengan drum dari polypropilen dan polietilen. Berikut beberapa bentuk kemasan yang terbuat dari kayu. Gambar 10. Tomat kemasan kayu dan penjualannya di pasar 18
Kelebihan kemasan kayu adalah memberikan perlindungan mekanis yang baik terhadap bahan yang dikemas, karakteristik tumpukan yang baik dan mempunyai rasio kompresi daya tarik terhadap berat yang tinggi. Penggunaan kemasan kayu untuk barang-barang antik dapat meningkatkan mutu produk karena adanya transfer komponen aroma dari kayu ke produk. Penggunaan petikayu untuk kemasan di beberapa negara juga masih lebih murah dibandingkan bahan pengemas lain. Selain itu negara-negara pengimpor seperti Australia juga meminta adanya sertifikat yang menyatakan kayu telah mendapat perlakuan khusus untuk mencegah penyebaran penyakit kayu atau serangga, misalnya perlakuan fumigasi atau perlakuan kimia lainnya. 3. Kemasan Plastik Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal adalah polietilen, polipropilen, poliester, nilon dan vinil film.Jenis plastik yang banyak digunakan untuk berbagai tujuan (60% dari penjualan plastik yang ada didunia) kemasan adalah polistiren, Polipropilen, polivinil klorida dan akrilik. a) Polietilen Gaambar 11. Kemasan berbahan Polietilen Polietilen (PE) adalah polimer dari monomer etilen yang dibuat denganproses polimerisasi adisi dari gas etilen yang diperoleh dari hasil samping industri minyak dan batubara. Proses polimerisasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu polimerisasi dalam bejana bertekanan tinggi (1000-300 atm) menghasilkan molekul makro dengan banyak percabangan yakni campuran dari rantai lurus dan bercabang. Cara kedua, polimerisasi dengan bejana bertekanan rendah (10-40 atm) menghasilkan molekul makro berantai lurus dan tersusun paralel. Polietilen merupakan film yang lunak, 19
transparan dan fleksibel, mempunyai kekuatan benturan dan kekuatan sobek yang baik. Pemanasan polietilen akan menyebabkan plastik ini menjadi lunak dancair pada suhu 110oC. Sifat permeabilitasnya yang rendah dan sifat mekaniknya yang baik, maka polietilen dengan ketebalan 0.001-0.01inchi banyak digunakan unttuk mengemas bahan pangan. Plastik polietilen termasuk golongan termoplastik sehingga dapat dibentuk menjadi kantung dengan derajat kerapatan yang baik. b) Polipropilen Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon, Olefane dan Profax. Sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip dengan polietilen, yaitu: ringan (densitas 0.9 g/cm3) mudah dibentuk tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam bentuk kemasan kaku lebih kuat dari polieteilen (PE). Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah pecah pada suhu -30oC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk kemasan beku. - lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan dan distribusi, daya tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah rusak oleh oksigen. Tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 1500C, sehingga dapat dipakai untuk mensterilkan bahan pangan mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit untuk dibentuk menjadi kantung dengan hasil yang baik. Polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh pelarut kecuali oleh HCl. Pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin dan asam nitratkuat. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki dengan memodifikasi menjadi OPP (oriented polyprophylene), yaitu pembuatannya dilakukan dengan menarik ke satu arah, atau menjadi BOPP (Biaxial Oriented Polypropylene), jika ditarik dari dua arah. c) Polivinil Klorida Beberapa jenis Polivinil Klorida, yaitu: 1) Plasticized Vinyl Chlorida yaitu bahan pemlastis yang digunakan adalah resin (poliester, epoksi) dan non resin (ptalat dan posfat). 20
2) Vinyl copolimer mirip dengan plastized vinil klorida, hanya mesinnya berupa polimer, sehingga dapat digunakan untuk kemasan blisterpack, kosmetika dan lain sebagainya. 3) Oriented Film adalah jenis oriented film mempunyai sifat yang luwes (lunak) dan tidak mudah berkerut. Sifat-sifat umum kemasan oriented adalah (a) tembus pandang, ada juga yang keruh, permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah; (b) tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk kemasan, mentega, margarin dan minyak goreng, kekuatan tarik tinggi dan tidak mudah sobek; (c) dipengaruhi oleh hidro karbon aromatik, keton, aldehida, ester, eter aromatik, anhidrat dan molekul-molekul yang mengandung belerang, nitrogen dan fosfor. Tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi, akan tetapi pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa pekat densitas 1.35-1.4 g/cm3. d) Akrilik Gambar 12. Kemasan berbahan akrilik Akrilik adalah nama kristal termo plastik yang jernih dengan nama dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik adalah: kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah (65.5 0C), pada suhu rendah cenderung cair, mudah rusak tergantung formula yang menyusunnya tahan terhadap petroleum, tapi terurai oleh alkohol rendah, HCl, asam pengoksidasi, keton, ester dan pelarut aromatik tidak dapat ditumbuhi kapang, peka terhadap asam kuat dan basa Akrilik banyak digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras lain, dan dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Kemasan pangan yang menggunakan akrilik adalah botol-botol minuman. 21
Teknik mengemas Pengemasan yang banyak dilakukan oleh masyarakat secara umum dilakukan secara langsung dengan menggunakan bahan kemas tertentu. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan tujuan pengemasan itu sendiri. Menurut Kitinoja (2003), kemasan membutuhkan ventilasi namun harus cukup kuat untuk mencegah kerusakan karena beban. Jika produk dikemas untuk memudahkan penanganan jenis kemasan berupa kemasan karton, krat kayu dan kemasan plastik yang kaku memiliki hasil yang lebih baik lebih baik dibanding kandengan kantong atau keranjang terbuka, karena kantongan dan keranjang tidak memberikan perlindungan terhadproduk jika ditumpuk. Kemasan karton, krat kayu dan kemasan plastik kaku, walau lebih mahal, namun lebih efisien biayanya jika digunakan untuk pasar domestik. Kemasan-kemasan tersebut dapat digunakan kembali dan dapat bertahan pada kelembaban nisbi tinggi dalam lingkungan penyimpanan. Penambahan suatu lapisan cardboard atau lembar karton sederhana terhadap krat dapat mengurangi lecet pada produk. Kemasan hendaknya tidak diisi terlalu sedikit atau terlalu banyak atau padat untuk mendapatkan hasil yang baik. Produk yang dikemas terlalu longgar dapat mengakibatkan getaran pada unitproduk lainnya yang mengakibatkan memar, sementara kalau dikemas berlebihan berakibat pada memar karena tekanan. Guna menghindari ruang antar bahan dapat ditambahkan potongan kerta sebagai pengisi ruang dalam kotak kemasan. Kemasan hendaknya memungkinkan penanganan yang cepat pada keseluruhan distribusi dan pemasaran dan dapat meminimalkan benturan akibat penanganan kasar. Produk dapat dikemas dengan tangan secara langsung untuk menghasilkan produk dalam kemasan yang menarik dengan memperhatikan ukuran bahan yang dikemas. Bahan pengemasan seperti nampan, mangkok, pembungkus, bahan sekat dan bantalan dapatditambahkan untuk membantu menghalangi pergerakan produk. Kebanyakan alat pengisi volume dirancang menggunakan berat sebagai estimasi volume, dan penyesuaian akhir dilakukan dengan tangan (Mitchell dalam Kader, 2002). Pada jenis bahan tertentu dapat diletakkan kantong kecil penyerap etilen yang ditempatkan dalam kemasan dimana di dalamnya dikemas produk sensitif terhadap etilen sehingga dapat mengurangi kecepatan pemasakan buah, de-greening sayur-sayuran atau pelayuan bunga. Pengemasan dapat juga dilakukan dengan memodifikasi atmosfer di sekitar produk dalam kemasan (pengemasan atmosfer termodifikasi atau modified atmosphere packaging atau MAP). MAP umumnya menghalangi pergerakan udara, memungkinkan proses respirasi normal produk mengurangi kadar oksigen dan meningkatkan kadar karbondioksida 22
udara didalam kemasan. Keuntungan utama tambahan penggunaan film plastik adalah mengurangi kehilangan air. MAP dapat digunakan dalam kontainer pengapalan dan dalam unit- unit kemasan konsumen. Modifikasi atmosfer dan secara aktif ditimbulkan dengan membuat sedikit vakum dalam kemasan tertutup. (seperti kantong polietilen yang tidak berventilasi), dan kemudian memasukkan campuran komposisi atmosfer yang diinginkan yang sudah jadidari luar. Secara umum, penurunan konsentrasi oksigen dan peningkatan konsentrasikarbondioksida akan bermanfaat terhadap kebanyakan komoditi. Pemilihan film polimerik terbaik untuk setiap komoditi/ kombinasi ukuran kemasan tergantung pada permeabilitas film dan laju respirasi pada kondisi waktu/suhu yang dinginkan selama penanganan. Penyerap oksigen, karbondioksida dan atau etilen dapat digunakan dalam kemasan atau kontainer untuk membantu menjaga komposisi atmosfer yang diinginkan. Pengemasan dengan atmosfer termodifikasi hendaknya selalu dipandang sebagai tambahan untuk pengelolaan suhu dan kelembaban nisbi yang baik. Perbedaan antara manfaat dan kerugian konsentrasi dari oksigen dan karbondioksida untuk setiap jenis produk adalah relatif kecil, sehingga tindakan sangat hati-hati harus dilakukan jika menggunakan teknologi ini. Rangkuman Terda2p.at beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengemasan dan pembungkusan, yaitu: a. Kemasan harus memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan. b. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. c. Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan semenarik mungkin. Sesuai dengan pernyataan Julianti E dan Nurminah M (2006), fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah: 1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer. 2. Melindungi produk 3. Sebagai identitas produk 4. Meningkatkan efisiensi 5. Melindungi pengaruh buruk dari produk itu sendiri 6. Meningkatkan pemasaran produk 23
Berdasarkan pasal tersebut, bahan yang digunakan dalam proses pengemasan harus diperhatikan dengan baik karena merupakan bagian penting dalam proses pengemasan. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, kayu, logam, fiber hingga bahan- bahan yang dilaminasi. Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan berbentuk kubus, limas, tetrapak, corrugated box, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Berikut ini adalah beberapa jenis bahan kemasan dan sifat-sifatnya yaitu Kemasan Kertas seperti (Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof), Kertas Perkamen, Kertas lilin, Kertas Container board, Kertas Chipboard, Kertas Tyvek, Kertas Soluble, Kertas plastic), Kemasan Kayu, Kemasan Plastik Seperti (Polietilen, Polipropilen, Polivinil Klorida, Akrilik). Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 44/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Penanganan Pasca Panen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik (Good Handling Practices), pengemasan pada bahan hasil panen menyesuaikan dengan karakteristik bahan dan bentuk bahan hasil panen. Tugas 3. Setelah mempelajari dan membaca materi tersebut, cobalah berkelompok dan melakukan pengemasan terhadap bahan – bahan hasil panen yang sudah disiapkan oleh guru. Untuk melakukan Teknik pengemasan diperlukan peralatan yang perlu dipersiapkan. Pada tahap pembelajaran ke – 2 siswa diminta membawa alat – alat yang akan digunakan untuk mengemas seperti gunting, cutter, dan isolatip perkelompoknya. Latihan 1. Jenis plastic yang lentur, tidak mudah sobek, tahan terhadap asarn, memiliki permeabilitas bahan yang tinggi terhadap uap air, asam dan basa biasanya digunakan untuk mengemas sayur-mayur adalah.. .. A. polyetilene (PE) B. polypropilene (PP) C. polyamida (PA) D. polysteryne (PS) E. polyvinylidenclorida (PVDC/ PVC) 24
2. Keterangan yang tidak wajib dicantumkan.pada label suatu produk makanan menurut Undang-undang RI No.18 tahun 2012 tenting pangan adalah . . .. A. layanan konsumen/call center B. nama produsen C. netto/berat bersih D. nama produk E. masa kadaluarsa 3. Bahan kemasan plastik yang digunakan untuk mengemas roti adalah dari jenis plastik........ A. HDPE B. LDPE C. OPP D. PE E. PS 4. Kertas yang digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti Susu UHT adalah … a. Kertas Glasin b. Kertas Perkamen c. Kertas Lilin d. Kertas Tyvek e. Kertas Komposit 5. Apa saja ketentuan kemasan yang harus dipenuhi sebagai kemasan berdasarkan Permentan No 44/Permentan/OT.140/10/2009 yaitu… Penilaian diri Format Penilaian Aspek perilaku yang dinilai Nama Rasa ingin Peduli Ket tahu Lingkungan Menyimak Disiplin Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut: 4 : Sangat Baik 2 : Cukup 3 : Baik 1 : Kurang 1) Pertanyaan Tertutup Isilah pernyaan berikut dengan jujur!, untuk menilai sikap selama kegiatan diskusi berlangsung. Dengan kriteria sebagai berikut: 4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai penyataan 3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai penyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 25
2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan No Pernyataan Skor Selama kegiatan pembelajaran, Saya: 1234 1 Aktif Berpendapat dengan sopan 2 Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan 3 Menerapkan kebersihan saat belajar 4 Focus saat pembelajaran 5 Mendengarkan guru 6 Disiplin saat pembelajaran 7 Tidak membuat kegaduhan 8 Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 9 Mengerjakan tugas tepat waktu 10 Bersemangat ketika belajar 2) Pertanyaan Terbuka Isilah pertanyaan tersebut dengan pernyataan singkat, padat, dan jelas! 1. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan pembelajaran ? 2. Tugas apa yang kamu kerjakan setelah kegiatan pembelajaran ? Kunci Jawaban 1. D 2. A 3. C 4. E 5. Ada 5 komponen yaitu : a) Dapat melindungi dan mempertahankan mutu isinya terhadap pengaruh dari luar. b) Dibuat dari bahan yang tidak melepaskan bagian atau unsur yang dapat mengganggu kesehatan atau mempengaruhi mutu makanan. c) Tahan atau tidak berubah selama pengangkutan dan peredaran. d) Sebelum digunakan dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi. e) Wadah dan bahan pengemas disimpan pada ruangan yang kering, ventilasi yang cukup dan dicek kebersihan dan infestasi jasad pengganggu sebelum digunakan. 26
Kegiatan Pembelajaran 2 4. Tujuan : Melalui diskusi dan praktik peserta didik dapat melakukan pengemasan terhadap bahan hasil panen dengan tepat, bertanggung jawab dan cermat Mengemas bahan hasil panen Bahan Buah – buahan, dan sayur Alat Plastik, Gunting, Styrofoam, Kotak plastic, Karton, label, Kerangka keranjang, Gunting, Pisau, Selotif transparan, Langkah – Langkah 1. Lakukanlah penerapan K3 selama melaksanakan praktek 2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktek 3. Pilih jenis kemasan sesuai karakteristik bahan hasil pertanian 4. Tuliskan langkah-langkah pengemasan bahan 5. Melakukan proses pengemasan bahan hasil panen Tugas 5.Setelah melakukan praktik kegiatan mengemas bahan hasil panen cobalah berkelompok membuat laporan hasil praktik yang dilakukan dan mencoba memaparkan hasil praktik kepada teman – teman sekelas. 27
Penilaian diri dan Kelompok 6. Penilaian Pribadi : Aspek perilaku yang dinilai Nama Rasa ingin Peduli Ket tahu Lingkungan Kerjasama Disiplin Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut: 4 : Sangat Baik 2 : Cukup 3 : Baik 1 : Kurang Pertanyaan Tertutup Isilah pernyaan berikut dengan jujur!, untuk menilai sikap selama kegiatan diskusi berlangsung. Dengan kriteria sebagai berikut: 4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai penyataan 3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai penyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan No Pernyataan Skor Selama kegiatan kelompok, Saya: 1234 1 Mengusulkan ide kepada kelompok 2 Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan 3 Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai dengan pendapat Saya 4 Ikut mengorganisasikan kelompok 5 Mendengarkan pendapat orang lain 6 Memberikan saran kepada kelompok untuk dilaksanakan 7 Ikut berdiskusi secara aktif 8 Berani mengambil keputusan secara cepat dan bisa dipertanggung jawabkan 9 Berani mencoba hal baru 10 Focus saat berdiskusi 28
Pertanyaan Terbuka Isilah pertanyaan tersebut dengan pernyataan singkat, padat, dan jelas! 6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan? Berdiskusi, bertanya kepada teman teman terkait 7. Tugas apa yang kamu kerjakan dalam kegiatan? Membuat media PPT untuk pembelajaranya 8. Bertanggung jawabkah kamu terhadap tugas yang dikerjakan? Bertanggung jawab karena selesai tepat waktu Penilaian Antarteman Nama teman yang dinilai : Nama penilai : Kelompok : Aspek perilaku yang dinilai Nama Teman Rasa ingin Peduli Ket tahu Lingkungan Kerjasama Disiplin Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut: 4 : Sangat Baik 2 : Cukup 3 : Baik 1 : Kurang Pertanyaan Tertutup Isilah pernyaan berikut dengan jujur!, untuk menilai sikap selama kegiatan diskusi berlangsung. Dengan kriteria sebagai berikut: 4 : Selalu, apabila selalu melakukan sesuai penyataan 3 : Sering, apabila sering melakukan sesuai penyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 : Kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 : Tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan No Pernyataan Skor Selama kegiatan kelompok, teman Saya: 1234 1 Mengajukan pertanyaan dengan sopan 2 Mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas dalam kelompok 3 Tidak memaksa kelompok untuk menerima usulannya 4 Menyela pembicaraan teman sekelompok 5 Menjawab pertanyaan yang diajukan teman 6 Melaksanakan kesepakatan kelompok meskipun tidak sesuai dengan pendapatnya 7 Mengganggu teman selama berdiskusi 8 Tidak fokus saat berdiskusi 29
9 Aktif mengajukan ide 10 Sibuk dengan urusannya sendiri Pertanyaan Terbuka Isilah pertanyaan tersebut dengan pernyataan singkat, padat, dan jelas! 1. Apa yang teman Saya lakukan selama kegiatan? 2. Tugas apa yang teman Saya kerjakan dalam kegiatan? 3. Kontribusi apa yang diberikan teman Saya ketika berdiskusi? 30
BAB 3 Evaluasi Soal 1. Ibu ani suatu pagi pergi ke pasar membeli beberapa sayuran untuk keperluan acara dirumahnya. Beliau membawa keranjang yang digunakan untuk memudahkanya dalam membawa belanjaanya. Namun untuk bahan – bahan yang berukuran kecil ibu ani menggunakan jenis plastik yang lentur yang disediakan oleh penjual. Selain untuk mengemas bahan dapur, plastic ini juga banyak digunakan untuk mengemas buah-buahan, sayur sayuran segar, roti, produk pangan beku dan tekstil. Plastik ini memudahkan ibu ani karen tidak mudah sobek, dan tahan terhadap asam, sehingga kemasan ini membantu ibu ani dalam menjaga kualitas sayur sesampainya dirumah. Apakah jenis kemasan yang digunakan oleh ibu ani ? a. polyetilene (pE) b. polypropilene (pp) c. polyamida (PA) d. polysteryne (pS) e. polyvinylidenclorida (pVdC) 2. Sebuah perusahaan ingin meluncurkan produk mereka yaitu sayur dan buah segar. Desain kemasan yang akan digunakan didesain sedemikian rupa untuk menjaga kualitas produk hasil panen hingga sampai kepada tingkat konsumen. Perusahaan juga memperhatikan beberapa unsur label yang harus tertera dalam kemasan seperti keterangan bahan yang dikemas, cara penyimpanan produk, dan identitas perusahaan. Selain itu kemasan yang digunakan juga harus memiliki daya Tarik terhadap konsumen dan memiliki efektivitas serta efisiensi bagi konsumen dan distributor. Maka dari uraian ini, terdapat dua daya Tarik kemasan yang perlu diperhatikan yaitu.. 31
a. Estetika dan desain b. Desain dan Visual c. Intrinsik dan Ekstrinsik d. Estetika dan Fungsional e. Intrinsik dan visual 3. Mita akan menjual buah – buahan dari hasil kebunya ke pasar. Sebelumnya mita baru belajar bercocok tanam, buah yang mita tanam diperkebunan diantaranya adalah anggur, strawberi, dan buah arbei. Ketika hendak menjual buah – buahanya Mita menggunakan kemasan dan mencantumkan identitas nama toko buahnya dan mencantumkan informasi terkait peroduk yang ia jual. Mita menyadari Hal ini perlu diperhatikan terlebih bagi usaha yang baru ia mulai. Bagi produk yang baru bersaing dipasaran tentunya harus memiliki daya tarik yang lebih agar masyarakat mampu melihat produk kita. Di bawah ini merupakan fungsi dari pengemasan sesuai uraian diatas, adalah…. a. Menjaga fisik bahan hasil panen b. Mepertahankan poduk agar bersih dan mampu bersaing c. Memberi pengenalan, keterangan, dan daya tarik penjualan d. Melayani konsumen dengan adanya custumer service e. Memiliki daya tarik untuk konsumen 4. Bau tengik pada makanan ringan umumnya disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini muncul ketika ada udara atau uap air yang masuk pada kemasan. Biasanya udara atau uap air masuk melalui plastik kemasan makanan yang transparan atau ketika proses memasukan produk dan bagian seal penutupnya kurang rapat. Beberapa kemasan untuk bahan sebaiknya tidak bisa ditembus matahari. Sehingga resiko adanya uap air maupun udara sangat kecil, dan bakteri pun tidak bisa berkembang pada kemasan tersebut. Hal ini memungkinkan makanan menjadi lebih tahan lama. 32
Berdasarkan permasalahan diatas kemasan yang dapat digunakan adalah.. a. Menggunakan kemasan polyamida (PA) b. Menggunakan kemasan Alumunium foil dengan mengurangi udara c. Menggunakan kemasan yang anti bakteri polysteryne (pS) d. Menggunakan kertas Tyvek dengan kemampuan tahan terhadap bakteri dan kimia e. Menggunakan kemasan yang terbuat dari polyvinylidenclorida (pVdC) karena tahan terhadap bahan kimia 5. Kemasan selain berfungsi untuk memudahkan pengangkutan juga diharapkan dapat melindungi kualitas buah mangga selama pengangkutan baik dari produsen ke pedagang, pengepul maupun dari pedagang pengepul ke pengecer. Suatu hari, Pak heru akan mengemas hasil panen buah mangga ke pasar. Ia memiliki 3 kemasan yaitu kemasan kayu, kemasan karton dan keranjang bambu. Ia mencoba menggunakan ke-tiga kemasan tersebut dan hasilnya, tidak ada pengaruh yang terlihat dalam perlakuan susunan buah. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pak heru perubahan kekerasan pada buah mangga tidak diakibatkan oleh tekanan dari tumpukan buah mangga dari atas, melainkan diakibatkan oleh faktor non fisik seperti keadaan suhu ataupun iklim mikro disekitar kemasan. Maka dari itu Kemasan apakah yang sebaiknya digunakan oleh pak Heru untuk mengemasanya ? a. Kemasan kayu karena secara fisik dapat menahan tekanan buah mangga dari pada karton dan keranjang bambu b. Keranjang bambu karena lebih memiliki lubang – lubang sehingga sirkulasi udara yang lebih bagus dari peti kayu dan karton. c. Kemasan kayu karena memiliki daya gesek yang rendah sehingga dapat mengurangi gesekan d. Kemasan karton karena memiliki permukaan yang lebih lunak dari kemasan kayu dan keranjang bambu e. Keranjang bambu karena bersifat ringan dan mudah dibentuk sehingga lefih fleksibel terhadap kondisi buah mangga 6. Penggunaan kemasan menggunakan Teknik vacuum packaging adalah metode kemasan yang menghilangkan udara dari paket sebelum di sealing/press. Metode ini bisa digunakan secara manual ataupun otomatis seperti memasukan produk kedalam kantong plastik vacuum, mengeluarkan udara dari dalam plastik dan penyegelan plastik. 33
Pengemasan plastik vakum diharapkan menggunakan plastik dengan ukuran yang pas sesuai dengan bentuk produk yang akan dikemas. Untuk produk yang di vacuum, kemasannya pun tidak sembarang plastik yang bisa di vacuum. Ada plastik khusus untuk vacuum jenisnya adalah nylon. Plastik nylon/ Plastik Vacuum ini memiliki tingkat elastisitas dan daya kerat yang kuat, sehingga jika sudah di vacuum dengan plastik nylon, kemasan tidak akan mudah bocor. Tujuan dari penggunaan Teknik vacumm adalah.. a. Mencegah masuknya kontaminasi bakteri dan zat kimia sehingga bahan tetap steril b. Menghilangkan oksigen dari dalam kemasan untuk mengurangi kadar kadaluarsa c. Memudahkan produk dalam keadaan segar ketika dimasukan dalam lemari pendingin d. Melindungi produk dari masuknya serangga e. Mengurangi ukuran produk agar lebih fleksibel 7. Permeabilitas bahan pengemas dipengaruhi oleh jenis bahan pengemas, ketebalan bahan pengemas, suhu dan beberapa parameter lainnya seperti kelembaban relatif. Semakin besar laju permeabilitas bahan pengemas, semakin besar laju perpindahan uap air yang dapat melewati permukaan bahan pengemas. Kegunaan permeabilitas ini adalah untuk memperkirakan umur simpan dan mempertahankan mutu produk dalam kemasan agar dapat bertahan lama dengan mutu yang tetap baik dan dapat diterima konsumen. Suatu sayuran kangkung dikemas dalam kemasan polipropilen dan polietilen. Ketika disimpan beberapa hari terlihat perbedaan dari ke dua kangkung tersebut. Kangkung yang dikemas menggunakan plastik PE memiliki bau yang lebih kuat dari kangkung yang dikemas dalam plastic PP dikarenakan karena volatile yang menimbulkan bau spesifik akan menguap dan hilang. Bau pada kangkung yang dikemas dalam plastik PP lebih terjaga daripada dalam plastik PE. Dalam hal ini permeabilitas dari kedua kemasan berpengaruh terhadap kondisi bahan yang dikemas. Semakin sedikit uap air yang dapat menembus suatu bahan kemasan, keawetan bahan pangan yang dikemas dengan bahan kemasan tersebut akan semakin lama, sehingga dapat disimpulkan bahwa.. a. Plastik polipropilen lebih menjaga kualitas kangkung sehingga tidak menimbulkan bau yang kurang sedap b. Plastik polietilen lebih menjaga kualitas kangkung sehingga tidak menimbulkan bau kyang kurang sedap 34
c. Plastik polipropilen memiliki permeabilitas yang lebih kecil dari plastic polietilen d. Plastik polietilen memiliki permeabilitas yang lebih kecil dari plastic polipropilen e. Kedua jenis plastik memiliki permeabilitas yang tinggi sehingga menimbulkan bau pada produk Essai 1. Pengemasan vakum adalah metode kemasan yang menghilangkan udara dari paket sebelum di sealing/press. Metode ini bisa digunakan secara manual ataupun otomatis seperti memasukan produk kedalam kantong plastik vacuum, mengeluarkan udara dari dalam plastik dan penyegelan plastik. Pengemasan plastik vakum diharapkan menggunakan plastik dengan ukuran yang pas sesuai dengan bentuk produk yang akan dikemas. Kemasan yang digunakan pada gambar memiliki tingkat elastisitas dan daya kerat yang kuat, sehingga jika sudah di vacuum dengan plastik tersebut, kemasan tidak akan mudah bocor. Jenis kemasan yang digunakan adalah… 2. Sebuah paket buah didistribusikan menggunakan kemasan box, namun didalamnya buah buahan yang terdiri dari pisang, apel, serta anggur juga dikemas menggunakan plastic wrapp. Buah - buahan tersebut dikemas menggunakan wrap berdasarkan jenis buah. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan fungsi dari kemasan primer yaitu wrap dan kemasan sekunder yaitu box dari bahan kertas kraft masing – masing adalah…. 3. Cara kerja Teknik pengemasan menggunakan heat sealer secara manual adalah… 35
Kunci Jawaban 1. A 2. D 3. C 4. B 5. B 6. B 7. C 8. Nylon 9. Kemasan primer : Kemasan primer memiliki fungsi yaitu untuk melindungi (protection), mengawetkan (preservation), komunikasi ke pelanggan (communication), dan termasuk fungsi artistik supaya konsumen yang melihat tertarik untuk membeli. Kemasan sekunder : Kemasan sekunder berfungsi menjamin supaya kemasan primer sampai ke tangan konsumen selalu dalam keadaan baik. Karena itu, kemasan sekunder harus didesain sedemikian rupa agar kemasan primernya selalu aman, tidak berdebu, tidak terkelupas, tidak rusak, patah, penyok, dan tidak berubah warna 10. Cara kerjanya yaitu dengan meletakkan ujung terbuka pengemas yang telah berisi bahan, tepat di bagian sealer. Lalu alat ditekan untuk merekatkan kedua bagian pengemas sehingga ujung terbukanya menutup. Terdapat indikator lampu yang menunjukkan batas waktu sealing. Jika terlalu lama, bahan pengemas dapat robek bahkan terputus. Jika terlalu cepat, pengemas tidak tertutup dengan baik, masih ada celah yang memungkinkan udara atau air masuk sehingga pengemasan menjadi kurang sempurna 36
Pedoman Penilaian Pengolahan Nilai Keterampilan : Persiapan Proses dan Sikap ∑ NK 1 Hasil Kerja Kerja 5 2 3 Skor Perolehan 4 30 Skor Maksimal 4 4 Bobot 10 60 NK Keterangan: • Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian • Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian • Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total bobot untuk komponen penilaian adalah 100 • NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor maksimal ∑ ������������������������ ������������������������������������������������������ ������������ = ������������������������ ������������������������������������������������ × ������������������������������ • NKi = Nilai Kinerja merupakan penjumlahan dari NK Daftar Pustaka Kemendikbud, 2013. Buku teks bahan ajar siswa : “Penanganan bahan hasil pertanian dan perikanan”. Untuk SMK Pertanian kls X. Tim BSE. 37
Lampiran No Komponen/sub Kmpoenen Indikator Skor penilaian Peserta didik menyiapkan alat dan 4 1. Persiapan Mengemas bahan sesuai dengan prosedur 3 a. Persiapan alat dan bahan Peserta didik membawa dan 2 - Bahan : buah – buahan, menyiapkan sebagian besar bahan 1 sayur, dan alat sesuai dengan prosedur - Alat : plastik, gunting, Peserta didik membawa dan Styrofoam, kotak plastic, menyiapkan sebagian kecil bahan karton, label, kerangka dan alat sesuai dengan prosedur keranjang, gunting, pisau, Peserta didik tidak membawa dan selotif transparan, menyiapkan bahan dan alat sesuai dengan prosedur b. Melakukan persiapan K3 selama parktik Peserta didik menerapkan dan 4 mematuhi peraturan K3 3 2. Proses dan Hasil Mengemas Peserta didik tidak menerapkan dan 2 a. Pemilihan jenis kemasan mematuhi peraturan K3 1 berdasarkan karakteristik bahan Peserta didik menerapkan dan tidak hasil panen mematuhi peraturan K3 Peserta didik tidak menerapkan dan b. Keterampilan menggunakan tidak mematuhi peraturan K3 peralatan untuk mengemas bahan hasil panen Pemilihan jenis kemasan yang tepat, 4 dengan karakteristik bahan hasil 3 panen 2 Pemilihan jenis kemasan sebagian 1 besar sudah tepat dengan 4 karakteristik bahan hasil panen Pemilihan jenis kemasan sebagian 3 kecil sudah tepat dengan karakteristik bahan hasil panen Pemilihan jenis kemasan yang kurang tepat dengan karakteristik bahan hasil panen Peserta didik mampu menggunakan peralatan untuk mengemas bahan hasil panen dengan baik, dan sesuai prosedur, Peserta didik mampu menggunakan peralatan untuk mengemas bahan hasil panen dengan sedikit terkendala dalam pengoperasian, namun sesuai prosedur 38
No Komponen/sub Kmpoenen Indikator Skor penilaian 2 Peserta didik mampu menggunakan c. Keterampilan mengemas bahan peralatan untuk mengemas bahan 1 hasil panen hasil panen dengan baik, namun tidak sesuai prosedur 4 d. Hasil pengemasan bahan hasil Peserta didik kurang mampu pertanian menggunakan peralatan untuk 3 mengemas bahan hasil panen dengan 2 e. Kesimpulan tepat, dan sesuai prosedur Peserta didik mampu melakukan 1 3. Sikap Kerja pengemasan bahan hasil panen, 4 1. Keterampilan dalam bekerja penggunaan alat dan bahan sesuai 3 prosedur 2 Salah satu penggunaan alat dan 1 bahan pada proses pengemasan 4 belum sesuai prosedur 3 Peserta didik belum sesuai dengan 2 tahap proses pengemasan, namun 1 sesuai dengan penggunaan alat dan bahan 4 Peserta didik belum sesuai tahap prosedur pengemasan dan penggunaan alat bahan Pengemasan rapih, bersih, dan tidak merusak bahan hasil panen Pengemasan kurang rapih, bersih, dan tidak merusak bahan hasil panen Pengemasan kurang rapih, kurang bersih, dan tidak merusak bahan hasil panen Pengemasan kurang rapih, kurang bersih, dan merusak bahan hasil panen Kesimpulan tepat dan relevan dengan data – data hasil pengemasan Kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengemasan Kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengemasan tetapi tidak relevan Kesimpulan tidak dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengemasan Bekerja dengan terampil (sesuai prosedur) 39
No Komponen/sub Kmpoenen Indikator Skor penilaian 3 Bekerja dengan cukup terampil 2. Tanggung jawab dalam (terdapat 1 tahapan yang tidak 2 praktik sesuai) Bekerja dengan kurang terampil ( 1 3. Konsentrasi / teliti dalam terdapat lebih dari 2 tahapan yang 4 praktik (tidak gaduh dengan tidak sesuai) 3 teman dan tidak main hp) Bekerja dengan tidak terampil (tidak sesuai prosedur 2 4. Kedisiplinan dalam bekerja Bertanggung jawab ( menggunakan (tepat waktu dan mengikuti alat dan merapihkanya kembali) 1 aturan selama praktikum) Cukup bertanggung jawab ( 4 menggunakan alat tetapi tidak 3 4. Waktu merapihkanya Kembali) a. penyelesaian pekerjaan Kurang bertanggung jawab ( 2 menggunakan alat tidak baik dan tidak benar dan tidak merapihkanya 1 kembali) Tidak bertanggung jawab ( merusak 4 alat dan menghilangkan alat) 3 Melakukan praaktik dengan 2 konsentrasi Melakukan praaktik dengan cukup 1 konsentrasi (tidak gaduh, terkadang bermain hp) 4 Melakukan praaktik dengan kurang 3 konsentrasi (tidak gaduh, tetapi 2 selalu bermain hp) 1 Melakukan praaktik dengan tidak konsentrasi ( membuat kegaduhan dan bermain hp) Bekerja dengan disiplin Bekerja dengan cukup disiplin (tidak tepat waktu tetapi mengikuti aturan) Bekerja dengan kurang disiplin (tidak tepat waktu, terkadang tidak mengikuti aturan) Bekerja dengan tidak disiplin (tidak tepat waktu dan tidak mengikuti aturan) Selesai sebelum waktu berakhir Selesai tepat waktu Selesai setelah waktu berakhir maksimal 20 menit Selesai setelah waktu berakhir lebih dari 30 menit 40
No Komponen/sub Kmpoenen Indikator Skor penilaian b. pengerjaan Laporan Selesai sebelum tenggat waktu yang 4 ditentukan Selesai tepat waktu 3 Selesai setelah tenggat waktu, namun 2 masih dalam hari itu Selesai pada ± H+1 tenggat waktu 1 yang ditentukan 41
Search
Read the Text Version
- 1 - 46
Pages: