PENGANTAR            Psikologi Industri & Organisasi                                                                                           Kajian 1 Bagian A    Selamat datang  Bagian ini adalah kajian pengantar kuliah Psikologi industri dan organisasi, yang  meletakkan ruang lingkup dan Batasan studi Psikologi industri dan organisasi, atau  yang selanjutnya disebut PIO.  Mari kita mulai…                                                                                                                         2
Isi Kajian “Pengantar PIO”:                                   PIO sebagai Ilmu (Science)                                       Bidang Kajian PIO    Isi kajian pengatar PIO ini akan berbicara 2 hal, yaitu:  1. PIO sebagai ilmu atau sains, dimana PIO akan dikaji sebagai upaya pencarian        kebenaran ilmiah pada objek material dan formal spesifik mengenai manusia dari      sisi atribut psikologisnya, khsususnya dalam setting industri dan organisasi.  2. Bidang kajian PIO, yang berisi kajian mengenai wilayah-wilayah kajian spesifik dari      ilmu PIO, disertai dengan konsekuensi-konsekuensinya terkait pengembangan      keilmuan dan bidang pekerjaan.  Mari kita mulai                                                                                                                         3
PIO / Psikologi Industri & Organisasi /                    Industrial & Organizational Psychology                  adalah Cabang Ilmu Psikologi yang menaruh perhatian                 pada studi perilaku manusia sebagai konsekuensi proses                mentalnya dalam situasi kerja, dan aplikasi prinsip-prinsip                   psikologi dalam tujuan merubah perilaku kerja (Rigio,                              2009; Spector, 2006; Muchinsky, 2003).    Pada bagian pertama, kita berbicara PIO sebagai ilmu atau science.  Mengapa?  Mari kita benang merah dari berbagai definisi PIO itu sendiri…  Dari benang merah definisi dari 3 ahli tersebut, dapat dilihat ada beberapa poin yang  perlu dikaji mengenai PIO, khususnya untuk tujuan memahami cakupan dan Batasan  kajian PIO:  1. PIO adalah cabang dari ilmu Psikologi  2. PIO mengkaji manusia dalam situasi kerja  3. PIO punya tujuan merubah perilaku kerja  Mari kita kaji satu per satu                                                                                                                         4
Jika kita membicarakan PIO sebagai cabang ilmu Psikologi, maka kita berbicara PIO  sebagai salah satu bidang ilmu khusus di kajian ilmu Psikologi.  Dari titik tersebut, perlu kita pahami kembali apa Psikologi itu dulu sebagai ilmu  Psikologi menurut Passer & Smith (2004) adalah ilmu yang mempelajari tentang    perilaku dan proses-proses mental yang menyertainya.    Perilaku merupakan tindakan manusia yang dapat diobservasi menggunakan panca  indera, artinya bisa diamati secara empiric-objektif.  Di lain pihak, proses mental merupakan pengalaman subjektif seseorang terkait  sensasi, persepsi, memori, emosi, sikap, dan berbagai proses pikir manusia.  Jika dikaitkan dengan posisi Psikologi sebagai sebuah pengetahuan ilmiah (scientific  knowledge), perlu didasari pemahaman bahwa setiap pengetahuan memiliki objek  pengetahuan berbeda-beda, yang menjadi identitas pembeda antara satu  pengetahuan dengan pengetahuan yang lain, demikian pula Psikologi.                                                                                                                         5
Mengapa?  Dengan memahami objek pengetahuan ilmu Psikologi, kita bisa membedakan ilmu  Psikologi dengan ilmu yang lain, sehingga tidak terjadi overlapping (tumpang tindih  dengan ilmu lain) dan overclaim (menyimpulkan terlalu berlebihan sehingga  menenyesatkan), terkait temuan-temuan studi Psikologi dengan temuan studi-studi  yang lain.                                                                                                                         5
Secara garis besar, objek pengetahuan adalah perhatian khusus manusia pada suatu  realitas dunia tertentu, sebagai buah dari rasa keingintahuannya.    Atensi atau perhatian manusia cenderung lebih mudah ke arah selective attention  atau perhatian terpusat, sehingga rasa keingintahuan tersebut cenderung dicurahkan  ke satu objek realitas dunia tertentu saja.  Inilah yang mendorong munculnya berbagai ilmu dengan focus pada satu objek  pengetahuan saja.    Pembicaraan tentang objek pengetahuan dalam sudut pandang filsafat ilmu, dibagi  dalam 2 identitas yang harus dipenuhi, yaitu (1) identitas objek material, dan (2)  identitas objek formal.  1. Objek material adalah realitas dunia tertentu yang menjadi focus perhatian dalam        suatu bidang pengetahuan, baik dalam bentuk objek fisik yang bisa diidentifkasi      menggunakan panca indera, atau objek non-fisik yang diidentifikasi dari      pengalaman subjektif seseorang. Contohnya: Ilmu Astronomi dan Ilmu Astrologi      sama-sama memiliki objek material berupa benda angkasa. Ilmu Kedokteran      memiliki objek material berupa tubuh manusia, sedangkan Ilmu Psikologi      memiliki objek material berupa unsur atau aspek psikologis manusia.                                                                                                                         6
2. Objek formal adalah sudut pandang tertentu mengenai objek material. Akan      melahirkan objek formal yang berbeda, jika berbeda sudut pandang bahkan pada      objek material yang sama. Contohnya, Ilmu astronomi akan berbicara mengenai      observasi benda angkasa demi mengidentifikasi bentuk, posisi, dan      pergerakannya, supaya bisa memprediksikan perilaku fisiknya, sedangkan ilmu      astrologi akan berbicara mengenai observasi benda angkasa, demi      mengidentifikasi bentuk, posisi, dan pergerakannya, dengan tujuan menentukan      nasib, jodoh, dan masa depan seseorang.                                                                                                                         6
Kedokteran berbicara mengenai fungsi tubuh manusia terkait upaya memelihara  kesehatan, pencegahan, dan pengobatan penyakit pada manusia.    Psikologi berbicara tentang psikologis manusia, yaitu mengenai perilaku dan  proses-proses mental yang menyertainya.    Dari penjelasan tersebut, tampak bagaimana posisi Psikologi diantara ilmu yang lain,  melalui pembedaan objek pengetahuannya bukan?  Demikian juga, tampak jelas posisi kajian perilaku dan proses mental dalam kajian  objek pengetahuan Psikologi, bukan?  Lalu, PIO yang dikatakan merupakan cabang ilmu Psikologi, ada dimana?                                                                                                                         7
Seperti yang sudah kita ketahui mengenai studi psikologi, perilaku manusia (sebagai  manifestasi proses mental tertentu dari manusia) secara garis besar diformulasikan  akan dipengaruhi 2 determinan, yaitu factor yang ada di dalam manusia itu sendiri,  dan factor di dalam lingkungan.    Dalam kajian Psikologi, factor lingkungan tertentu akan berkonsekuensi proses mental  tertentu pula.    Di sinilah objek formal dari PIO dibedakan dari cabang Psikologi yang lain, seperti  Psikologi Pendidikan, Psikologi Konseling, Psikologi Keluarga, Psikologi Lansia  (gerontologi), Psikologi Kepemimpinan, Psikologi Forensik, dan berbagai cabang  Psikologi lainnya.  Kekhususan objek formal dari masing-masing cabang ilmu Psikologi, dibedakan  berdasarkan kebutuhan praktis di tiap lapangan lingkungan yang membutuhkan  perspektif Psikologi secara khusus.  Misalnya,  Psikologi pendidikan berbicara tentang penerapan prinsip2 Psikologi pada kondisi  manusia mengalami pengajaran.  Psikologi konseling berbicara tentang penerapan prinsip2 Psikologi pada kondisi                                                                                                                         8
manusia berkonseling,  Psikologi keluarga berbicara tentang penerapan prinsip Psikologi pada kondisi  manusia berkeluarga.  Psikologi Lansia berbicara tentang penerapan prinsip Psikologi pada kondisi manusia  menghadapi penuaan dan terminal hidup (yaitu kematian)  Psikologi Industri dan Organisasi? PIO berbicara tentang penerapan prinsip2 Psikologi  ketika manusia sedang bekerja.  Nah…dimana letak kajian industri dan organisasi nya kalau begitu?                                                                                                                         8
Untuk memahami posisi kajian industri dan organisasi dalam kajian PIO, kita harus  pahami dahulu makna dari kata “kerja”, “bekerja” dalam setting “industri” dan  konsekuensinya berupa “organisasi”    Jika kita cari maknanya, bekerja pada umumnya akan dikaikan dengan “upaya yang  dilakukan dengan tujuan tertentu”.    Jika dilekatkan pada subjek pelaku yaitu manusia, maka “bekerja” atau working dapat  diartikan sebagai “upaya yang dilakukan manusia, baik dalam bentuk sekumpulan  tindakan dan sekumpulan pemikiran, dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu  yang disandangkan kepada manusia tertentu”.    Contohnya, (klik) mengetik disebut sebagai bekerja, karena mengetik berisi  sekumpulan tindakan ( misalnya mengangkat jari dan tangan dalam sudut tertentu,  mengetuk tuts keyboard, memikirkan huruf dari rangkaian kata yang harus diketik,  dan tindakan2 lain yang berkaitandengan bekerja mengetik)    Selain itu juga muncul istilah “pekerjaan” atau work, yang kurang lebih bermakna  “suatu tujuan tertentu yang disandangkan pada manusia, yang berisi upaya-upaya                                                                                                                         9
khas dan spesifik sebagai identitas pembeda dengan kumpulan upaya-upaya lain”.  Contohnya, (klik) sekertaris adalah sebuah pekerjaan, karena bertujuan memberikan  penugasan kepada seorang manusia untuk membantu penyelenggaraan tugas  administrative bagi pimpinan, dimana di dalamnya seorang sekertaris salah satunya  akan bekerja mengetik surat-surat pimpinan, dan (klik) bekerja membaca catatan  pimpinan.  Ketika kata “kerja” dilekatkan pada manusia, muncul juga istilah “pekerja”, yaitu  “manusia yang memiliki pekerjaan tertentu. Seorang manusia yang diangkat menjadi  sekertaris di suatu perusahaan XY, disebut sebagai pekerja perusahaan XY karena  memiliki pekerjaan yang berisi tindakan kerja khas seorang pekerja di perusahaan XY.  Demikian pula seorang penulis buku independent juga layak disebut sebagai pekerja,  karena memiliki pekerjaan yang berisi tindakan khas seorang penulis buku  independent.  Sebagai latihan, silahkan Anda inventarisasi tindakan kerja khas yang dilakukan rata2  penulis buku independent tersebut, dan bandingkanlah dengan hasil inventarisasi  tindakan kerja khas yang dilakukan rata2 sekertaris perusahaan                                                                                                                         9
Jika diperhatikan, “pekerja” terkait “pekerjaan”nya, berkaitan dengan peran untuk  mencapai tujuan tertentu, baik itu peran independent ((klik)sebagaimana seorang  penulis independent bekerja untuk tujuannya sendiri), atau peran sebagai bagian dari  suatu desain pencapaian tujuan pada suatu perusahaan / organisasi (sebagaimana  seorang sekertaris di perusahaan atau (klik) seorang karyawan karyawan pengepak  cookies di industri makanan).  Tujuan ini erat kaitannya dengan ke-industri-an, suatu bagian dari system ekonomi  berupa menghasilkan barang atau jasa tertentu, dengan tujuan memenuhi kebutuhan  orang lain (misalnya (klik) kebutuhan seseorang yang sedang galau, dimana Ia butuh  suatu buku untuk dibaca (dipenuhi oleh penulis independent tadi) sambil ngopi  ngemil cookies (dipenuhi oleh perusahaan makanan cookies)  Pertanyaan selanjutnya yang muncul, sejauh mana penghayat PIO perlu mengenal  industri?                                                                                                                       10
SERVICES               &    MANUFACTURE    Menjawab pertanyaan tersebut, cukup kita kembali ke definisi dasar Psikologi Idustri  dan Organisasi, khususnya ke objek formal PIO,    Objek formal PIO adalah penerapan prinsip2 Psikologi ketika manusia sedang bekerja.    Pertanyaannya: apa saja bentuk dasar industri, sehingga menimbulkan jenis-jenis  pekerjaan, hingga memunculkan jenis-jenis pekerja tertentu?    Secara garis besar, ada dua jenis kebutuhan utama manusia, yang dipenuhi melalui  system industri, yaitu kebutuhan akan BARANG dan kebutuhan akan JASA    Inilah yang memunculkan industri barang (klik) dan industri jasa (klik).                                                                                          11
MANUFACTURE  SERVICES    Industri barang , yaitu segala jenis kegiatan memenuhi kebutuhan orang lain dalam  bentuk barang fisik, terkait aktivitas merubah/mengolah barang mentah menjadi  barang jadi atau setengah jadi (manufaktur), menyimpan sementara (pergudangan),  menyalurkan (distribusi), atau memasarkan (marketing).    Industri jasa adalah segala jenis kegiatan memenuhi kebutuhan orang lain dalam  bentuk layanan (services), berupa pertolongan, bimbingan, arahan, pembelajaran,  atau penghiburan kepada orang lain.    Industri barang bisa dalam bentuk industri pengambilan barang mentah, industri  pengolahan, industri pembuatan barang, industri pergudangan, industri distribusi,  dan industri pemasaran.    Bentuk industri jasa bisa biasanya akan mengikuti jenis jasa yang diberikan, misalnya  industri jasa kesehatan, industri jasa pendidikan, industri jasa pelatihan, industri jasa  asuransi, industri jasa spa, industri jasa transportasi, industri jasa hiburan dll.    Menurut hematnya, penghayat PIO sudah cukup ketika mengenali berbagai jenis  “pekerja” dengan “pekerjaan” di masing-masing sector dasar industri tersebut, yaitu                                                                                                                       12
sektor industri barang dan sektor industri jasa, atau industri yang mensinergikan dua  bentuk dasar tersebut. Penghayat PIO tinggal mengembangkan aplikasi nya, sesuai  kebutuhan praktis diarea kajian penyelidikan/riset dan area aplikasi.                                                                                                                       12
Industri berawal dari pekerjaan tukang atau juru.  Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi,  pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah  dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak.  Kebutuhan manusia terus berkembang seiring berkembangnya system kehidupan  menetapnya. Misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat  menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat  untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru kemudian timbul  sebagai sumber penyedia alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu.  Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan barang-  barang kebutuhan.    Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang,  dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai  gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).    Seiring perjalanan waktu, kebutuhan setiap manusia semakin beragam. Keragaman  kebutuhan ini berkonsekuensi pada tidak terpenuhinya satu satu atau beberapa  kebutuhannya, dan hanya bisa jika saling bertukar komoditas dengan manusia atau                                                                                                                       13
keluarga atau kelompok manusia yang lain. Timbullah system ekonomi yang dimulai  dengan adanya barter.    Ketika system ekonomi berkembang dengan adanya alat tukar dan adanya system  perdagangan, manusia juga belajar bahwa menyediakan kebutuhan bagi orang lain  (seperti contohnya para tukang atau juru tadi), bisa memberikan penghasilan baginya,  yang penghasilan tersebut berupa uang dapat disimpan dan dipertukarkan kembali  dengan kebutuhan lain, entah itu barang atau jasa, bahkan dengan nilai yang lebih  besar.  Manusia lalu belajar membangun suatu industri.    Awalnya industri bisa dikelola sendiri. Lama kelamaan ketika permintaan/demand  meningkat, manusia belajar untuk mempekerjakan manusia yang lain, untuk  membantunya menyediakan komoditas dari industri yang Ia miliki agar bisa  memenuhi permintaan. Disinilah mulai muncul istilah “organisasi”, yaitu sekumpulan  manusia yang bergabung Bersama atas dasar tujuan yang sama, yaitu menyediakan  kebutuhan bagi orang lain berdasarkan arahan pemilik modal industri. Jejak2 sejarah  salah satunya mengenai adanya pekerja yang mengerjakan berbagai pekerjaan  spesifik dan adanya pertukaran komoditas dengan bangsa lain, salah satunya terekam  dalam bentuk lukisan dari jaman Mesir Kuno ini (klik).    Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan.  Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan gas maju  pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan  penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan dan  perdagangan barang secara besar-besaran dan massal pada akhir abad 18 dan awal  abad 19.    (klik) Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester, UK) dan kereta api,  lalu industri baja (di Essen, Germany) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit, USA).  Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri  kimia dan farmasi.    Terjadilah Revolusi Industri.    Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang  secara massal, pemanfaatan tenaga pekerja secara massal, dengan cepat melanda  seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur).  Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.    (klik) Gaya hidup baru sebagai warga kelas menengah, terutama dari kalangan  pekerja, menjadi tren baru yang mendorong mulai masifnya shifting alias perubahan                                                                                                                       13
perilaku orang untuk berlomba2 menjadi pekerja dari sebelumnya sebagai petani.                                                                                                                     13
Revolusi industri 1.0 seperti yang dikaji sebelumnya, ternyata tidak memuaskan  manusia.    Muncul revolusi industri 2.0 yang terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini  ditandai munculnya system conveyor belt (system ban berjalan), yang dipelopori oleh  Henry T. Ford dan diinsipirasi oleh ahli bernama Frederick Taylor dengan “scientific  management”nya.  Sistem tersebut terbukti semakin mempercepat system produksi massal (mass  production), dipelopori oleh kesuksesan perakitan Ford Model T, sebagai mobil yang  berkualitas, murah, dan daftar tunggu yang rendah.  Kemajuan tersebut disertai penemuan listrik dan mesin2 yang menggunakan sumber  energi tersebut, yang mana alat2 produksi yang menggunakan mesin2 listrik menjadi  lebih ringkas dan mempermudah assembly line atau jalur perakitan semakin efektif  dan semakin efisien.  Salah satu industri yang memetik keunggulan revolusi industri ini adalah industri  mesin perang seperti tank, pesawat, senjata. Pabrik-pabrik mesin tersebut mampu  mensuplai kebutuhan perang dunia II dengan cepat, meski di sisi lain, timbul banyak  korban jiwa akibat masifnya perang dengan disertai kehadiran mesin perang yang  massif jumlahnya.                                                                                                                       14
Revolusi industri 3.0 yang terjadi di akhir abad ke-20, ditandai dengan munculnya  otomatisasi dan digitalisasi yang memudahkan pekerjaan manusia, sehingga tidak lagi  membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan dan  menghasilkan sebuah produk. Namun di sisi lain, hal ini juga berdampak buruk,  karena berpotensi menggantikan peran manusia.  Kemajuan tersebut dipicu oleh adanya kemajuan teknologi komputer berkembang  luar biasa pesat, pasca perang dunia kedua. Penemuan semikonduktor, transistor, dan  kemudian integrated chip (IC), membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang  dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih.  Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang  mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia  sebagai operator dan pengendali lini produksi.    Revolusi Industri 4.0  Nah, inilah revolusi industri yang saat ini sedang ramai diperbincangkan.  Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi  dengan teknologi siber.  Istilah industri 4.0 sendiri berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih  Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.  Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan  pertukaran data.  Hal tersebut mencakup sistem siber-fisik, internet of things (IoT), cloud computing,  dan cognitive computing.  Revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan  berbagai bidang kehidupan manusia.  Tren ini telah mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk ekonomi,  dunia kerja, bahkan gaya hidup.  Kehadiran revolusi industri 4.0 memang menghadirkan usaha baru, lapangan kerja  baru, dan profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.  Sebagai contoh, Layanan transportasi dengan sistem ride-sharing seperti Go-  Jek dan Grab.                                                                                                                       14
SELINTAS SEJARAH P-I-O    • Bagaimana peran ilmu psikologi dalam menyikapi isu di bidang industri dan       organisasi tadi?    • Berikut ini adalah beberapa tokoh psikologi industri organisasi, yang dinilai       berperan besar dalam mendorong muncul dan berkembangnya bidang PIO.    • Wilhelm Wundt  leipzig, jerman, 1875, titik awal psikologi sebagai ilmu       pengetahuan, melalui penggunaan metode eksperimen yang dilakukannya untuk       menyelidiki kesadaran manusia. disusul pendirian laboratorium psikologi.    • Walter Dill Scott (1901)  wacana penerapan psikologi umum di industri dalam       periklanan. tahun 1903, menerbitkan buku theory of advertising muncul sebagai       buku pertama yang membahas psikologi dalam kaitan dengan aspek dunia kerja.    • Hugo Muensterberg (1913), menerbitkan buku the psychology of industrial       efficiency, yang memuat penjelasan secara lebih luas psikologi di industri.       pemikiran hugo munsterberg menekankan ada perbedaan karakter individu       dalam organisasi. ia juga menekankan perlunya meningkatkan pengaruh budaya       dan sosial pada organisasi.    • ROBERT YERKES : IMPLEMENTASI Army α dan Army β di kisaran perang dunia 1                                                                                                                       15
(1917-1918). army alpha merupakan seri tes intelijensi umum yang       dikembangkan untuk para tentara dan army beta adalah tes khusus bagi calon       tentara yang tidak dapat berbahasa inggris. yerkes sendiri adalah presiden dari       american psychology association (apa) pada tahun 1917, dimana pada masa       kepemimpinannya, apa diminta membuat prosedur untuk penerimaan tentara       atau army. prosedur penerimaan tersebut juga melihat kesehatan mental dari       calon tentara. ahli psikologi2 pada masa itu juga mulai dilibatkan menganalisa       motivasi dan moral para prajurit. Momentum ini seringkali dikaitkan dengan       momentum dimulainya era PSYCHOMETRIC APPLICATION IN TESTING,       CLASSIFYING, & TRAINING.  • KAJIAN2 TIME & MOTION STUDIES:             • Frederick Winslow Taylor, Pelopor Gerakan Scientific Management                Mencari Cara Yang Paling Efisien Untuk Melakukan Suatu Pekerjaan.             • FRANK & LILLIAN GILBERTH melakukan penelitian mengenai pemahaman                kelelahan (fatigue), skill development, studi gerak (motion studies), dan                studi waktu (time studies).             • Time-and-motion-studies Ini Berkembang Menjadi Ergonomi,                Kerekayasaan Untuk Manusia (Human Engineering) Atau Psikologi                Kerekayasaan (Engineering Psychology). Dimulai sejak masa Perang Dunia                2 (1941-1945).    • 1924 dimulai penelitian-penelitian oleh ELTON MAYO DKK di hawthorne, illinois,       usa di pabrik western electric tentang akibat2 kerja fisik dari lingkungan kerja       terhadap efisiensi kerja. ditemukan bahwa kondisi psikososial ditempat kerja       secara potensial mempunyai arti yang lebih penting dari kondisi kerja fisik        HAWTHRONE EFFECT    • Kurt Lewin mendirikan Research Center for Group Dynamic pada tahun 1945.       Research center ini banyak melakukan penelitian tentang perilaku kelompok.    • Pasca Perang Dunia (1946-1963): PIO berkembang pesat, khususnya kajian       tentang motivasi kerja. Tokohnya antara lain:    • Maslow dan Carl Roger mengemukakan teori motivasi, dimana teori tersebut       menjadi dasar dari human relation movement.    • John Locke mengemukakan teori motivasi di akhir tahun 1960. Teori John Locke       dikenal sebagai goal dari setting theory.    • Two-factor theory yang berisi kajian hygiene factor dan motivator factor, yang       dikemukakan Herzberg                                                                                                                       15
Demikian bagian pertama dari kajian pengantar PIO ini.  Pada materi pembelajaran selanjutnya, akan dibahas mengenai bidang-bidang kajian  PIO.                                                                                                                       16
                                
                                
                                Search
                            
                            Read the Text Version
- 1 - 24
 
Pages: