Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis - with music

Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis - with music

Published by R Landung Nugraha, 2021-10-22 07:58:45

Description: Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis - with Bruno Marz - Lazy Song

Search

Read the Text Version

JURNAL PSIKOLOGI VOLUME 39, NO. 1, JUNI 2012: 67 – 75 Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis Enik Nur Kholidah1 FKIP Universitas PGRI Yogyakarta Asmadi Alsa2 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Abstract The purpose of this research was to test the effectiveness of training on positive thinking for reducing student’s stress level. The proposed hypothesis was that “Positive thinking training is effective for reducing students’ stress level”. The subjects of the research were 48 students from the Faculty of “P” of “K” University in Yogyakarta. They were divided into two groups, namely experimental group and control group. Each group consisted of 24 students. The experimental design used in the research was the pretest-posttest control group design. Herewith, the experimental group received treatment in the form of training on positive thinking. The students’ stress level scale (SSLS) was used to reveal whether they experienced stress disorder or not. After receiving the positive thinking training, it revealed that the stress level of the experimental group decreased compared with that of the control group (waiting list) that did not receive the training. The t-test done by analyzing the gained score differences between experimental group and control group indicated that the positive thinking training is effective for reducing students’ stress level. It was shown that the result of t count of gained score data (the increasing of positive thinking) amounts 8.232 with p=0.001 and of the reducing of positive thinking amounts -8.148 with p=0.001. Keywords : students’ stress level, positive thinking, positive thinking training. Mahasiswa adalah salah satu bagian yang dihadapi dan tentunya pantang dari civitas akademika pada perguruan menyerah pada keadaan yang ada. tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang. Untuk Problematika mahasiswa seringkali itu diharapkan mahasiswa perlu memiliki memberikan konsekuensi psikologis yang cara pandang yang baik, jiwa, kepribadian berat bagi seseorang. Seperti data yang serta mental yang sehat dan kuat. penulis rangkum dari hasil wawancara Selayaknya pula seorang mahasiswa mam- pada 200 mahasiswa di Yogyakarta, yang pu menguasai permasalahan sesulit mengaku bahwa stres bisa disebabkan apapun, mempunyai cara berpikir positif karena ketatnya persaingan dalam menca- terhadap dirinya, orang lain, mampu pai prestasi, tekanan untuk terus mening- mengatasi hambatan maupun tantangan katkan prestasi akademik yang ditunjuk- kan dengan IPK yang tinggi, ragamnya JURNAL PSIKOLOGI 67

KHOLIDAH & ALSA tugas perkuliahan, ujian tengah semester, tugas akhir/skripsi (news.okezone.com., ujian akhir semester, ujian praktikum, 2008). merasa salah memilih jurusan, nilai yang kurang memuaskan, ancaman droup out, Di luar negeripun terdapat insiden adaptasi dengan lingkungan baru, penga- yang menunjukkan adanya tanda- tanda turan waktu yang kacau, manajemen diri stres pada mahasiswa yang tidak kalah yang kurang bagus, hidup mandiri, mencengangkan. Penembakan di kampus kesulitan dalam pengaturan keuangan, Northern Illinois University menewaskan mencari tempat tinggal, gangguan hu- enam dan menciderai 15 orang mahasis- bungan interpersonal, konflik dengan wa. Pelaku penembakan diketahui berini- teman, dosen, pacar dan keluarga. sial SK berusia 27 tahun, mahasiswa Jurusan Sosiologi warga negara bagian Tuntutan kehidupan, baik dari dalam Florida. Setelah melakukan penembakan maupun dari luar kampus, menuntut brutal, SK mengakhiri hidupnya sendiri mahasiswa untuk dapat menghadapi ma- dengan senjata yang digunakan dalam salah yang muncul dengan lebih dewasa, aksi tersebut, (Jawa Pos, 16 Februari 2008). bertanggung jawab, tangguh dan kuat. Belum lagi desakan untuk menyelesaikan Data yang diperoleh dari hasil peneli- studi lulus tepat waktu, persiapan menyu- tian Sari (2003), stres pada mahasiswa sun skripsi, persiapan untuk mendapatkan akibat beban tugas sebesar 46,9%. Arta kesempatan pekerjaan atau karier setelah (2004) dalam penelitiannya menemukan lulus, tuntutan orangtua dan universitas bahwa stres pada mahasiswa yang dise- yang terlalu tinggi bagi mahasiswa, bah- babkan faktor lingkungan mencapai kan sumber stres bisa muncul dari kekha- 64,1%. Hapsari (2004) dalam penelitiannya watiran serta pikiran-pikiran negatif pada melaporkan bahwa terdapat 45,3% maha- dirinya. Cukup banyak kasus bunuh diri siswa yang sedang mengerjakan skripsi maupun mencoba bunuh diri, tindakan mengalami stres. Penelitian lain yang dila- brutal yang terjadi pada mahasiswa, hal kukan Rohmah (2006) menemukan bahwa tersebut menggambarkan adanya gejala- stres pada mahasiswa yang sedang meng- gejala stres pada mahasiswa mulai dari ambil skripsi sebesar 39,2%. Supradewi tingkat ringan sampai tingkat berat yang (2006) dalam penelitiannya melaporkan kemudian berakhir dengan sangat tragis, bahwa terdapat 44,3% mahasiswa awal hal tersebut tentunya sangat penting yang mengalami stres. untuk dikaji. Data yang didapat dari Unit Pelayan- Seorang mahasiswa berinisial ED, an Bimbingan dan Konseling pada salah berusia 23 tahun, mahasiswi dari salah satu Universitas di Yogyakarta, menyebut- satu Akademi Kebidanan di Medan men- kan bahwa sebagian besar sumber masa- coba mengakhiri hidupnya dengan terjun lah yang membuat mahasiswa mengalami dari gedung asramanya di jalan Pabrik stres adalah disebabkan ketatnya persaing- Tenun, Medan, Sumatera Utara pada an dalam mencapai prestasi, kemampuan tanggal 12 Februari tahun 2008 yang lalu, beradaptasi dengan lingkungan pergaulan ini merupakan salah satu contoh. Contoh di kampus, tugas-tugas perkuliahan, salah lain, EP, mahasiswa Fakultas ’X’ di sebuah memilih jurusan, nilai rendah terancam PTS di Yogyakarta, melakukan bunuh diri droup out, gangguan hubungan interper- karena mangalami stres dalam menyusun sonal, praktikum, manajemen waktu dan keuangan. Selain itu konflik dengan te- man, pacar, dosen dan keluarga, mencari 68 JURNAL PSIKOLOGI

BERPIKIR POSITIF, STRES PSIKOLOGIS tempat tinggal, desakan orangtua untuk tekanan yang dirasakan pada saat meng- segera menyelesaikan studi, tuntutan un- hadapi tuntutan atau harapan yang tuk berprestasi, tugas akhir menyusun menantang kemampuan seseorang untuk skripsi dan persiapan memperoleh lapang- mengatasi atau mengelola hidup. Dalam an pekerjaan atau kesempatan untuk pengertian tersebut jelas perlu adanya berkarier setelah lulus, juga dapat menjadi strategi dalam menghadapi stres agar sumber stres bagi mahasiswa. Disamping seseorang mampu melanjutkan hidupnya sumber masalah di atas yang membuat dengan sehat. Ketika individu mengalami mahasiswa menjadi stres, juga disebabkan stres seringkali tidak memiliki kemam- oleh pola pikir yang negatif terhadap puan mengatasi atau melakukan strategi dirinya, lingkungan dan masalah yang dengan tepat, sehingga permasalahan dihadapinya. yang dihadapi tidak mampu diselesai- kannya. Menurut Shenoy (2004) tuntutan Pikiran-pikiran negatif yang sering- terhadap mahasiswa bisa merupakan kali muncul dapat menyebabkan stres, sumber stres yang potensial. Sumber stres cemas maupun depresi obsesif. Sumber yang potensial memicu timbulnya stres permasalahan berupa pola pikir yang yang berhubungan dengan peristiwa aka- negatif terhadap diri, lingkungan dan demis (academic stress) maupun psikologis, masalah yang dihadapi pada hakekatnya dalam tingkat keparahan tinggi dapat merupakan suatu ancaman bagi keber- menekan tingkat ketahanan tubuh, bahkan langsungan hidup sehingga individu perlu tragisnya bisa sampai pada tindakan bru- mengantisipasinya (Stallard, 2005). Wicak- tal (anarkis) atau nekat bunuh diri. Stres sana (2005) menambahkan bahwa kondisi yang melebihi tahap tertentu apabila tidak stres dapat berlanjut menjadi gangguan dikelola dengan sebaik-baiknya akan mental dan perilaku, namun dapat pula menimbulkan berbagai masalah bagi tidak karena tergantung pada kuat lemah- mahasiswa (Romas & Sharma, 2004). nya status mental atau kepribadian sese- orang. Banyak kasus stres terjadi karena Pengelolaan stres biasanya berhu- kurang mampunya individu menghadapi bungan dengan strategi koping. Koping sumber stres ini. membantu individu menghilangkan, me- ngurangi, mengatur atau mengelola stres Stres adalah bagian yang tak terhin- yang dialaminya. Koping dipandang seba- darkan dari kehidupan sehari-hari di ling- gai faktor penyeimbang usaha individu kungan kampus. Stres yang dialami oleh untuk mempertahankan penyesuaian diri- mahasiswa dapat ditimbulkan oleh berba- nya selama menghadapi situasi yang gai sebab. Archer dan Carrol (2003) dapat menimbulkan stres (Billing & Moos, mengatakan bahwa kompetisi, kebutuhan 1984). Pengelolaan dengan pendekatan untuk tampil, dapat menyebabkan stres restrukturisasi kognitif disebut terapi bagi mahasiswa. Penyesuaian dalam kognitif yang diusulkan oleh Beck, yang kuliah, kehidupan sosial dan tanggung bertujuan untuk mengubah pola pikir jawab pribadi merupakan bagian tugas yang maladaptif. Pendekatan lain dikem- yang juga menakutkan bagi mahasiswa. bangkan oleh Meichenbaum yang disebut Kesulitan tugas pada mahasiswa dapat stress-inoculation training. Pelatihan terse- menjadi sumber stres yang utama. but dirancang dengan melatih keteram- pilan untuk mengurangi stres dalam Stres menurut Bartsch dan Evelyn mencapai tujuan pribadi (Sarafino, 1998). (2005) adalah ketegangan, beban yang menarik seseorang dari segala penjuru, JURNAL PSIKOLOGI 69

KHOLIDAH & ALSA Peale (1996) mengemukakan bahwa, per- mahasiswa yang merasa “salah jurusan”, juangan utama dalam mencapai kedamai- kurang cocok, merasa kesulitan dalam an mental adalah usaha untuk mengubah mengikuti perkuliahan akan menimbulkan sikap pikiran. Menurutnya, berpikir positif masalah yang besar, (6) Mulai memikirkan adalah aplikasi langsung yang praktis dari dan mempersiapkan karier yang ingin teknik spiritual untuk mengatasi keka- ditempuh dan mencari pekerjaan setelah lahan dan memenangkan kepercayaan lulus nanti. Stresor yang ada dapat serta menciptakan suasana yang mengun- menjadi tekanan hidup dan memicu stres tungkan bagi perkembangan hasil yang pada mahasiswa. positif. Berdasarkan uraian di atas dapat di- Penelitian Widuri (1995), Siswanto, simpulkan bahwa stres pada mahasiswa (2002) dan Lerik, (2004) mengungkapkan adalah ketegangan atau beban yang dira- bahwa sumber stres yang biasanya diha- sakan mahasiswa karena tuntutan akade- dapi oleh mahasiswa, yaitu; (1) Tingginya mik, lingkungan sosial-budaya, penyesuai- tuntutan akademik. Mahasiswa dianggap an diri dan sosial sebagai mahasiswa. sudah dewasa dan perlu belajar mandiri. Tugas-tugas kuliahpun mengandung ins- Pelatihan merupakan salah satu usaha truksi yang kompleks, waktu yang sempit untuk mengajarkan pengetahuan, kete- dan kesulitan yang cukup tinggi sehingga rampilan dan sikap untuk melaksanakan situasi yang terjadi dapat mengancam suatu pekerjaan yang berhubungan integritas individu, (2) Perubahan tempat dengan tugas tertentu (Troelove,1995). tinggal, dari yang tinggal bersama orang Berpikir positif merupakan suatu kete- tua menjadi tinggal bersama orang lain. rampilan kognitif yang dapat dipelajari Misalnya kos, kontrak atau tinggal di melalui pelatihan. Pada prinsipnya mela- tempat saudara. Di sini berarti mahasiswa lui pelatihan berpikir positif ini diharap- perlu belajar untuk mengurus kebutuhan- kan subjek mengalami proses pembela- nya sendiri, mengatur keuangan sebaik- jaran keterampilan kognitif dalam meman- baiknya dan menentukan prioritas kebu- dang peristiwa yang dialami. Limbert tuhannya secara tepat, (3) Pergantian (2004) dari penelitiannya menyimpulkan teman sebagai akibat dari perpindahan bahwa berpikir positif mempunyai peran tempat tinggal atau tempat studi, perubah- dapat membuat individu menerima situasi an relasi dari yang bersifat pribadi menja- yang tengah dihadapi secara lebih positif. di lebih bersifat fungsional. Penyesuaian dalam pergaulan muda-mudi, mencari Materi pelatihan berpikir positif sahabat baru dan menjajagi kesempatan- dalam penelitian ini berupa materi-materi kesempatan baru dalam beraktivitas, (4) yang tercakup pada aspek-aspek berikut Perubahan budaya asal dengan budaya ini: (a) Kepuasan hidup, yaitu bagaimana tempat tinggal yang baru. Menyesuaikan individu merasakan kepuasan akan hidup- dengan masyarakat sekitar dan norma- nya, (b) Harga diri. Harga diri mengarah norma yang berlaku, (5) Penyesuaian pada perasaan yakin akan kualitas diri dengan jurusan yang dipilih. Bagi yang dan menerima karakteristik pribadinya menyukai pilihannya dan merasa cocok dan (c) Optimisme. Optimisme menunjuk serta tidak kesulitan dalam mengikuti pada kemampuan melihat adanya harapan perkuliahan tidak akan menimbulkan kesuksesan akan masa depannya (Caprara masalah yang berarti. Sementara bagi & Steca 2006). Pelatihan berpikir positif diterapkan pada lembar materi untuk melawan pikiran negatif yaitu; (a) Kaca 70 JURNAL PSIKOLOGI

BERPIKIR POSITIF, STRES PSIKOLOGIS mata hitam; individu hanya melihat sesua- bebas (independent variable) dan stres pada tu secara negatif atas apapun yang terjadi, mahasiswa sebagai variabel tergantung (b) Tidak menganggap adanya hal yang (dependent variable). positif; menilai pengalaman-pengalaman positif bukan hal penting dan meng- Subjek Penelitian anggapnya hanya sebatas keberuntungan, (c) Membesar-besarkan masalah-melihat Subjek penelitian pada penelitian ini hal kecil yang buruk menjadi lebih buruk ialah 48 mahasiswa Fakultas ”K”, Univer- dari yang sebenarnya, (d) Meramalkan sitas ”P” Yogyakarta, yang menyatakan bahwa hal-hal buruk akan terjadi, yaitu: diri secara sukarela ikut sebagai subjek pembaca pikiran; berpikir bahwa dirinya penelitian dengan karakteristik sebagai mengetahui apa yang individu lain pikir- berikut: (a) Berstatus sebagai mahasiswa kan dan Peramal-berpikir bahwa dirinya aktif, (b) Memiliki tingkat stres sangat mengetahui apa yang akan terjadi tinggi dan tinggi, (c) Bersedia secara (Stallard, 2005). Dalam penelitian ini, pela- sukarela mengikuti penelitian. Dua puluh tihan berpikir positif digunakan berbagai empat peserta untuk kelompok ekspe- pendekatan agar lebih efektif dibanding- rimen dan 24 peserta untuk kelompok kan dengan hanya menggunakan satu kontrol. Guna mencapai efektivitas proses model yang berpotensi menimbulkan keje- pelatihan dan melihat seberapa besar nuhan bagi peserta. Dalam modul yang tingkat penurunan stres pada subjek, disusun, materi untuk peserta dipadukan maka pemilihan subjek difokuskan pada dengan berbagai kegiatan yang sifatnya 48 peserta yang memiliki tingkat stres menyenangkan. Modul dikemas dalam sangat tinggi dan tinggi. Penempatan berbagai bentuk presentasi dengan ta- subjek ke dalam kelompok eksperimen yangan yang menarik, disertai dengan dan kelompok kontrol dilakukan dengan diskusi, ice breaking, permainan, sharing, random assignment. Hal ini dimaksudkan sosiodrama bermain peran, memutar klip agar kedua kelompok dalam kondisi video yang menarik, melihat film, mende- relatif setara; untuk mengeliminir ancam- ngarkan musik, lembar tugas peserta, ber- an internal invaliditas. Pertimbangan nyanyi, menari ataupun aktivitas lainnya. jumlah subjek dalam pelatihan didasarkan pada pendapat Kelly (dalam Candra, 2006) Berdasarkan teori dan data beberapa yang menyatakan bahwa suatu ekspe- penelitian yang telah di uraikan di atas, rimen akan efektif dilaksanakan apabila maka hipotesis penelitian ini ialah ‘Pela- jumlah peserta antara 8 - 12 peserta. tihan berpikir positif efektif menurunkan Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok tingkat stres pada mahasiswa’. Kelompok eksperimen dan untuk kelompok kontrol, eksperimen yang mendapatkan pelatihan dalam penelitian ini masing-masing terdiri mengalami penurunan tingkat stres dari 12 orang peserta. dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan pelatihan. Instrumen Metode Alat ukur yang digunakan pada pene- litian ini adalah; Variabel (1) Skala berpikir positif. Skala ini terdiri Variabel dalam penelitian ini yaitu dari 30 aitem dan dibuat dalam bentuk pelatihan berpikir positif sebagai variabel empat pilihan untuk mengukur tinggi rendahnya berpikir positif mahasiswa. JURNAL PSIKOLOGI 71

KHOLIDAH & ALSA Skala berpikir positif mendasarkan ini adalah pre-test post-test control group pada tiga dimensi berpikir positif dari design. Caprara dan Steca (2006) yaitu: (a) Menemukan kepuasan hidup, (b) Analisis Data Perasaan berharga dan (c) Optimisme. Skala berpikir positif (SBP) telah Analisis data penelitian dilakukan disesuaikan dengan keadaan yang dengan menggunakan perangkat lunak dialami oleh mahasiswa. Aitem yang Statistical Product and Service Solution bersifat favorable dan unfavorable (SPSS) for Windows versi 11.5. Hipotesis masing-masing berjumlah 15 aitem. penelitian diuji dengan uji-t; dengan menganalisis perbedaan gained score antara (2) Skala tingkat stres. Skala tingkat stres kelompok eksperimen dan kelompok kon- pada mahasiswa untuk mengungkap trol. adanya gangguan stres, disusun berda- sarkan pendapat Sarafino (1998) yang Hasil dan Diskusi telah disesuaikan dengan stres yang dialami oleh mahasiswa, yang meng- Uji normalitas sebaran akibatkan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan fisiologis, kogni- Hasil perhitungan uji normalitas si, emosi dan perilaku sosialnya. Skala sebaran data pre-test skala berpikir positif, tingkat sres pada mahasiswa (STSM) diperoleh K-S Z sebesar 0,880 (p>0,05) dibuat sebanyak 52 aitem, 32 aitem berarti data pre-test skala berpikir positif bersifat favorable, dan 20 aitem bersifat berdistribusi normal. Analisis pada distri- unfavorable. busi data post-test skala berpikir positif diperoleh K-S Z sebesar 1,153 dengan Kedua skala diuji coba untuk menges- (p>0,05) berarti data post-test skala berpikir timasi validitas dan reliabilitasnya. positif berdistribusi normal. Analisis pada distribusi gained score (peningkatan skala Prosedur Penelitian berpikir positif), diperoleh K-S Z sebesar 0,916 dengan (p>0,05) berarti bahwa: Prosedur pelaksanaan penelitian diba- “gained score (peningkatan skala berpikir gi menjadi empat tahap yaitu; (1) Persiap- positif) berdistribusi normal”. Hasil perhi- an penelitian, (2) Seleksi subjek, (3) tungan uji normalitas sebaran data pre-test Pelaksanaan penelitian dan (4) Pengolahan skala tingkat stres pada mahasiswa, dan analisis data. Rancangan penelitian ini diperoleh K-S Z sebesar 0,801 dengan adalah penelitian eksperimen acak sebab (p>0,05) berarti data pre-test skala tingkat terdapat manipulasi pada variabel bebas stres pada mahasiswa berdistribusi nor- (independent variable) dan random assign- mal. Analisis pada distribusi data post-test ment pada kelompok-kelompok yang skala tingkat stres mahasiswa diperoleh dibandingkan (Kerlinger, 2003). Terdapat K-S Z sebesar 0,689 dengan (p>0,05) yang dua kelompok dalam penelitian ini, yaitu berarti data post-test skala tingkat stres kelompok eksperimen diberikan perla- pada mahasiswa berdistribusi normal. kuan berupa pelatihan berpikir positif dan Analisis pada distribusi gained score (penu- kelompok kontrol, dijadikan sebagai runan tingkat stres pada mahasiswa), pembanding mendapatkan pelatihan sete- diperoleh K-S Z sebesar 1,279 dengan lah penelitian selesai dilaksanakan. (p>0,05) berarti bahwa: “gained score (penu- Rancangan eksperimen untuk penelitian 72 JURNAL PSIKOLOGI

BERPIKIR POSITIF, STRES PSIKOLOGIS runan tingkat stres pada mahasiswa) kombinasi dari berbagai metode yaitu berdistribusi normal”. curah gagasan, presentasi, ceramah dengan fasilitas multi media, permainan, Uji homogenitas varians bermain peran, lembar tugas, tugas rumah, curhat dan berdiskusi. Hal ini juga Berdasarkan uji homogenitas varians merupakan nilai lebih pelatihan, sekaligus diperoleh F hitung yang tidak signifikan memperkuat pendapat sebelumnya bahwa (p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pelatihan berpikir positif tidak ada perbedaan antara varians data menyebutkan bahwa subyek merasakan antara kelompok eksperimen dan kelom- manfaat dalam mengatasi berbagai perma- pok kontrol, yang berarti bahwa: varians- salahan kehidupan. Limbert (2004) dalam nya homogen. penelitiannya juga mengungkapkan bah- wa berpikir positif mempunyai peran Analisis uji perbedaan membuat individu dapat menerima situasi yang tengah dihadapi secara lebih positif. Berdasar analisis uji perbedaan, Penelitian Susilowati, (2008) pelatihan diperoleh hasil t hitung pada data gained berpikir positif signifikan untuk mengelola score (penurunan skala tingkat stres pada depresi pada penyandang cacat tubuh, hal mahasiswa) adalah sebesar -8,148 dengan ini menunjukkan bahwa pelatihan berpikir (p<0,01), berarti bahwa hipotesis alternatif positif signifikan dalam mempengaruhi (Ha) yang menyatakan “ada perbedaan” pengelolaan depresi pada penyandang gained score skala tingkat stres pada cacat. Adapun penelitian Yanuarti (2007) mahasiswa antara kelompok eksperimen menunjukkan bahwa pelatihan berpikir dan kelompok kontrol diterima. positif berpengaruh sangat signifikan dalam menurunkan depresi. Rerata gained score (presentase penu- runan) antara skala tingkat stres pada Kesimpulan mahasiswa akhir dengan skala tingkat stres pada mahasiswa awal pada kelom- Secara garis besar dapat disimpulkan pok eksperimen (-20,16%) lebih tinggi bahwa ‘pelatihan berpikir positif efektif dibandingkan dengan kelompok kontrol untuk menurunkan tingkat stres pada (-3,87%). Dengan demikian dapat dikata- mahasiswa’. kan bahwa: “Pelatihan berpikir positif efektif menurunkan tingkat stres pada Penelitian ini memiliki keterbatasan, mahasiswa secara signifikan”. yaitu: (1) Generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada subjek yang mengalami skor Temuan hasil penelitian, secara stres pada mahasiswa dalam kategori signifikan menyatakan pelatihan berpikir sangat tinggi dan kategori tinggi saja positif efektif menurunkan tingkat stres sehingga belum diketahui efeknya pada pada mahasiswa. Hasil empiris yang stres dengan kategori sedang, rendah dan disajikan menjelaskan bahwa frame of sangat rendah, (2) Subjek dalam penelitian reference yang digunakan dalam penyu- ini terbatas pada mahasiswa Fakultas ”K” sunan pelatihan telah sesuai dengan Universitas ”P” saja dan belum diketahui sasaran dan tujuan pelatihan, yaitu efeknya pada mahasiswa lainnya, (3) rangkaian pelatihan yang dirancang secara Penelitian ini tidak mengevaluasi sampai sisitematis dan sesuai harapan. Harapan berapa lama efek pelatihan dapat berta- tersebut diungkapkan pada sesi harapan dan evaluasi. Pelatihan ini menggunakan JURNAL PSIKOLOGI 73

KHOLIDAH & ALSA han. Peneliti melakukan post-test hanya 912/10/gagal-wisuda-mahasiswi- sekali sehingga tidak dapat dilihat konsis- kebidanan-nyaris-bunuh-diri tanggal tensi peningkatan komunikasi dalam wak- 14 Februari 2008. tu yang lama, (4) Penelitian ini hanya mengukur tingkat stres saja namun tidak Hapsari, A.D. (2004). Hubungan antara mengukur aspek-aspek yang lain misalnya prokrastinasi akademi dengan tingkat mengukur tingkat kecemasan dan tingkat stres pada mahasiswa yang sedang kemandirian. mengerjakan skripsi di Fakultas Psiko- logi Universitas Gadjah Mada. Skripsi Kepustakaan (Tidak Dipublikasikan) Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Archer, J., & Carroll, C. (2003). Student Mada. stress. Diunduh dari http://www. counsel.ufl.edu/selfHelp/studentstress. Hudd, S. (2003). Stress and the college asp tanggal 14 Mei 2004. student. Couses of stress. Diunduh dari http://Lauren.tripod.com/ Arta, I.G.M.W., (2004). Studi korelasi Collegestress/id2.html tanggal 15 Juni pemenuhan kebutuhan privasi dan 2004. kecenderungan mengalami stres terha- dap lingkungan. Skripsi (Tidak Dipu- Jawa Pos (2008). Tragedi penembakan di blikasikan). Yogyakarta: Fakultas kampus Northern Illinois University, 7 Psikologi Universitas Gadjah Mada. tewas. Edisi Sabtu 16 Februari 2008. Bartsch, K., & Evelyn (2005). The wounded Kerlinger, N.F. (2003). Asas-asas penelitian healer (Terjemahan). Panji Graha, behavioral. Gadjah Mada University Semarang. Press. Billing, A.G., & Moos, R.H. (1984). Coping, Lerik, M.D.C. (2004). Terapi musik untuk stres, & social resources among adults menurunkan simtom depresi pada with unipolar depresion. Journal of mahasiwa. Tesis. (Tidak Dipublikasi- Personality and Social Psychology, 46(4), kan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi 877-891. Universitas Gadjah Mada. Candra, N.P. (2006). Orang tua dan remaja Limbert, C. (2004). Psychological well- belajar bersama tentang sex: Program bieng and satisfaction amongst mili- untuk meningkatkan komunikasi tary personel on unaccompanied orang tua dan remaja. Tesis. (Tidak tours: the impact of perceived social Dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas support and coping strategies. Journal Psikologi Universitas Gadjah Mada. of Military Psychology, 16(1), 37-51. Caprara, G.V., & Steca, P. (2006). The con- Peale, N.V. (1996). Berpikir positif. Jakarta: tribusi of self-regulatory efficacy Binarupa Aksara. beliefs in managing affect and family relationships to positive thinking and Rohmah, F.A. (2006). Efektifitas diskusi hedonic balance. Journal of Clinical and kelompok dan pelatihan efikasi diri Social Psychology, 25, 603-627. untuk mengurangi stres pada maha- siswa yang sedang skripsi. Tesis. Detiknews (2008). Mahasiswa mencoba (Tidak Dipublikasikan) Yogyakarta: bunuh diri. Diunduh dari: http://news. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah detik.com/read/2008/02/12/213236/892 Mada. 74 JURNAL PSIKOLOGI

BERPIKIR POSITIF, STRES PSIKOLOGIS Romas, J.A., & Sharma, M. (2004). Practical Fakultas Psikologi Universitas Gadjah stress management: a comprehensive Mada. workbook for managing health and promoting health. 3rd edition. Pearson: Susilowati. (2008). Pelatihan berpikir Benjamin Cummings. positif untuk mengelola depresi pada penyandang cacat. Tesis. (Tidak dipu- Sarafino, E.P. (1998). Health psychology. blikasikan). Yogyakarta: Fakultas Biopsychosocial interaction. New York: Psikologi Universitas Gadjah Mada. John Wiley & Sons, Inc. Terangduniablogspot.com. Mahasiswa bu- Sari, R.W. (2003). Pengaruh beban kerja, nuh diri karena stres. (2008), Diunduh dan dukungan sosial keluarga terha- dari:http://news.okezone.com/index.p dap stres mahasiswa. Skripsi. (Tidak hp/ReadStory/2008/01/16/1/75585/stres Dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas -urus-skripsi-mahasiswa-bunuh-diri Psikologi Universitas Gadjah Mada. tanggal 21 April 2008. Shenoy, U.A. (2004) Colledge-stress and Troelove, S. (1995). The handbook of training symptom-expression in international and development. Oxford: Blackwell students: a comperative study. Diun- Publiser Ltd. duh dari: http://scholarlib.vt.edu/thesis/ available/etd.07022001-115853 tanggal Wicaksana (2005). Depresi dan solusinya 31 Juli 2004. (Online). Diunduh dari http://www. psychology.yahoo.com bulan Januari Siswanto (2002). Menulis pengalaman 2008. emosional untuk mengurangi simtom depresi pada mahasiswa. Tesis. (Tidak Widuri, E.L. (1995). Hubungan religiusitas Dipublikasikan). Yogyakarta: Fakultas dan stres pada mahasiswa universitas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada Yogyakarta. Skripsi. (Tidak Dipublikasikan). Yogyakarta: Stallard, P. (2005). A clinician’s guide to Fakultas Psikologi Universitas Gadjah think good-feel good:using cbt with Mada. children and young people.West sussex: John Wiley & Sons. Yanuarti, E. (2007). Pengaruh pelatihan berfikir positif terhadap depresi. Tesis. Supradewi, R. (2006). Efektifitas pelatihan (Tidak dipublikasikan). Yogyakarta: dzikir untuk menurunkan stres dan Fakultas Psikologi Universitas Gadjah afek negatif pada mahasiswa. Tesis Mada. (Tidak Dipublikasikan). Yogyakarta: JURNAL PSIKOLOGI 75


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook