Topik 2 LANGKAH PTHB
1. hal2 yang selalu harus diingat....
hasil belajar adalah salah satu jenis atribut psikologis, yaitu atribut abilitas kognitif aktual
Skema Berbagai Atribut Psikologis dalam perspektif Pengukuran Psikologi / Psikometri
Tes hasil belajar termasuk maximum performance test
karakteristik masimum performance test yang optimal
Hal2 yang perlu diketahui ttg Maximum Performance Test
definisi beberapa istilah terkait maximum performance test...
langkah2 umum penyusunan alat ukur psikologi
Skema Langkah2 Umum Penyusunan Alat Ukur Psikologi (Tes & Skala)
Dalam penyusunan tes hasil belajar, wilayah pengukuran ditentukan oleh jenis hasil belajar yang dituju & domain hasil pembelajaran yang dituju
Jenis hasil pembelajaran kompetensi yang dikembangkan? misalnya: kompetensi berbahasa indonesia yang baik dan benar, kompetensi matematika khususnya teorema phytagoras, kompetensi fisika khususnya konsep berat, kompetensi penyusunan tes hasil belajar, kompetensi psikologi pendidikan dll.
domain hasil pembelajaran yang dituju yang sering dipakai? Taksonomi belajar dari Bloom (1956), Taksonomi belajar dari Anderson & Krathwohl (2001), dsb.
2. Langkah Umum Penyusunan Tes Hasil Belajar / Tes Prestasi
i. Penetapan wilayah hasil belajar yang diukur a. Pengembangan Spesifikasi Tes Hasil Belajar ii. Penetapan subjek yang dites iii. Penetapan tujuan tes iv. Penetapan materi tes v. penetapan tipe soal yang akan digunakan vi.Penetapan jumlah soal yang akan digunakan vii. Penetapan taraf kesukaran soal dan distribusinya viii. Penetapan Tabel Spesifikasi Tes / Blueprint Tes
Kegiatan operasional dalam menerjemahkan spesifikasi tes yang pertama- tama adalah b. Penulisan Soal Tes Hasil Belajar penulisan soal. Penulisan soal pada dasarnya adaah semacam “penciptaan”/”kreasi”. Kemampuan menulis soal lebih merupakan “seni” daripada ilmu, walaupun tak dapat dipungkiri pengetahuan tentang hal-hal teknis dalam penulisan soal akan meningkatkan kemampuan menulis soal. Kemampuan menulis soal menuntut kombinasi berbagai kemampuan khusus yang hanya dapat dikembangkan secara lambat-laun melalui latihan dan pengalaman, dengan selalu mengingat rambu-rambu teknis tentang penulisan soal itu. Kemampuan-kemampuan khusus secara garis besar, meliputi penguasaan akan mata pengetahuan yang diteskan, kesadaran akan tata nilai yang mendasari pendidikan, pemahaman akan karakteristik individu yang dites, kemampuan membahasakan gagasan, penguasaan teknik penulisan soal, dan kesadaran akan kekuatan dan kelemahan dalam menulis soal.
Setelah soal-soal selesai ditulis, maka soal-soal tersebut harus diuji c. Penelaahan Soal Tes Hasil Belajar kualitasnya secara teoritis. Untuk melakukan penelahaan soal diperlukan 3 (tiga) kemampuan, meliputi keahlian dalam bidang studi yang diuji, keahlian dalam bidang pengukuran, dan keahlian dalam pembahasan gagasan.
Soal-soal yang diterima secara langsung karena dianggap d. Perakitan Soal (Untuk Uji Coba) maupun yang diterima dengan revisi merupakan kumpulan soal- Tes Hasil Belajar soal, yang untuk dapat digunakan perlu ditata dengan cara tertentu (dirakit).
Setelah sejumlah butir soal ditulis dan dikaji dalam penelahaan soal, langkah e. Uji Coba Tes Hasil Belajar selanjutnya adalah pengumpulan data empiris melalui uji-coba sebagai dasar untuk memperbaiki soal-soal dan memilih soal-soal terbaik untuk disusun menjadi tes dalam bentuk akhirnya, sesuai dengan tujuan pengembangan tes yang sedang dilakukan.
Salah satu tujuan utama uji-coba (pengujian butir-butir soal secara empiris) adalah f. Analisis Butir Soal untuk mengetahui sejauhmana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah kemampuannya. Ada beberapa teknik analisis dan indeks yang telah diusulkan oleh para ahli di bidang ini. Dua indeks yang paling banyak digunakan, yaitu taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal (indeks diskriminasi).
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan atau seleksi soal, yaitu memilih mana g. Seleksi dan Perakitan Soal soal-soal yang akan dimasukan ke dalam perangkat tes bentuk akhir, dan mana yang (bentuk akhir) Tes Hasil terpaksa disisihkan. Menurut model tes klasik diperhitungkan dua parameter, yaitu taraf Belajar kesukaran p dan indeks diskriminasi rbis. Acuan pokoknya adalah spesifikasi tes. Dalam spesifikasi telah ditentukan rentangan harga p serta harga minimal rbis. Misalnya ditentukan rentangan harga p adalah 0,30 sampai 0,70 dan harga rbis yang dapat diterima minimal adalah 0,30.
Pada langkah ini, yang perlu dilakukan tinggal menampilkan tes dalam cara yang baik, h. Pencetakan Tes Hasil Belajar yang menjamin mutunya, dengan cara mencetaknya.
Tes dan kondisi penyelenggaraan testing perlu dibakukan. Pembakuan tes itu i. Penetapan Administrasi Tes Hasil Belajar Bentuk Akhir menyangkut, yaitu bahan tesnya, seperti kertas yang digunakan untuk mencetak tes, huruf yang digunakan, gambar-gambar serta tabel, kualitas cetakan, dan isi tesnya, seperti petunjuk pengerjaan tes, waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes. Pembakuan kondisi penyelenggaraan testing meliputi pembakuan kondisi ruangan, kondisi fasilitas tulis-menulis, prosedur penyelenggaraan tes, penjelasan sebelum tes dimulai, pengawasan selama tes berlangsung dan pengakhiran penyelenggaraan testing.
Ada 2 (dua) hal pokok telah menjadi bahan perdebatan dalam menginterpretasikan hasil pengukuran psikologis. Hal yang pertama adalah ada atau tidak adanya titik nol pada pengukuran psikologis. Hal yang kedua adalah apakah jarak antara titik yang satu ke titik yang lain dalam skala itu sama? Misalnya apakah perbedaan antara skor 7 dan 8 sama dengan perbedaan antara skor 5 dan 6, dan sama pula dengan perbedaan antara skor 2 dan 3? Dengan kata lain aapakah datanya data interval? Mengenai hal ini tidak ada kesatuan pendapat di antara para ahli. Dewasa ini boleh dikata telah menjadi aksioma bahwa skor mentah pada suatu hasil tes tidak punya makna kecuali kalau disertai oleh j. Penyusunan Norma Tes Hasil Belajar data pendukung yang memungkinkan orang membuat interpretasi terhadap skor tersebut. Data pendukung tersebut, misalnya data deskriptif mengenai tes itu sendiri, seperti banyaknya soal, waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes, reliabilitas dan galat baku pengukuran, validitasnya, interkorelasi antara bagian-bagian tes, dan sifat skor jabaran. Kiranya jelas bahwa tersedianya data normatif itu merupakan keharusan, agar hasil tes dapat mempunyai makna.
Setelah semua kelengkapan tes hasil belajar lengkap, baik itu sisi soal, skoring & k. Finalisasi Tes Hasil Belajar penormaan hasil tes, hingga administrasi tes hasil belajar dipenuhi sesuai tujuan, maka tes hasil belajar dianggap final dan siap digunakan.
Search
Read the Text Version
- 1 - 33
Pages: