MODUL 1 PENGANTAR PSIKOLOGI KOGNITIF: Definisi, Sejarah, & Perkembangan A. Definisi Psikologi Kognitif “Psikologi Kognitif adalah sebuah bidang studi tentang bagaimana manusia memahami, belajar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi” Seseorang ahli di bidang psikologi kognitif mempelajari cara manusia memahami beragam bentuk, mengapa kita bisa mengingat beberapa hal namun juga bisa lupa terhadap hal lain, atau bagaimana manusia belajar bahasa, serta bagaimana cara manusia berpikir. Psikologi kognitif, memiliki dua makna : (1) Sinonim untuk kata kognisi, sehingga mengacu pada berbagai kegiatan mental seperti persepsi, memori, bahasa, pemecahan masalah, penalaran, dan pengambilan keputusan. (2) Mengacu pada pendekatan teoritis psikologi. Pendekatan kognitif merupakan orientasi teoritis yang menekankan pengetahuan manusia dan proses mentalnya. Mengapa mahasiswa psikologi harus belajar tentang kognisi? (1) Kognisi bagian utama dan pelajaran tentang psikologi manusia. Apa yang kita lakukan selalu memerlukan persepsi, memori, bahasa, dan beberapa proses mental yang lebih rumit. (2) Pendekatan kognitif mempunyai pengaruh yang luas pada bidang psikologi yang lain. Contohnya : Psikologi sosial (Fiske & Taylor, 1991, Zebrowitz, 1990). Psikologi pendidikan (Berger, et al., 1987). Psikologi perkembangan (Simon, 1990). Psikologi konsumen (Bettman, 1986). B. Sejarah Psikologi Kognitif Psikologi berkembang menjadi sebuah ilmu diawali oleh Plato dan Aristoteles yang telah mempengaruhi pemikiran modern di bidang Psikologi dan bidang lainnya. Mereka merenungkan cara terbaik memperoleh pengertian tentang kebenaran. Plato yakin bahwa rasionalisme yaitu dengan analisis logis dapat menjawab tentang kebenaran. Sedangkan Aristoteles yakin bahwa memperoleh pengetahuan melalui empirisme yaitu dengan pembuktian empiris melalui pengalaman dan observasi. Pandangan Aristoteles ini mendasari penelitian empiris di bidang psikologi, sedangkan pandangan Plato digunakan sebagai landasan penggunaan penalaran dalam mengembangkan suatu teori. Pada abad ke-20, Psikologi telah muncul sebagai sebuah bidang studi yang mandiri. Wundt memfokuskan studi kepada struktur-struktur pikiran (disebut strukturalisme), sedangkan James dan Dewey memfokuskan studi kepada proses- proses pikiran (disebut fungsionalisme). Kemudian muncul asosianisme, digagas oleh Ebbinghaus dan Thorndike. Mereka membuka jalan menuju lahirnya behaviorisme dengan menekankan pentingnya asosiasi-asosiasi mental. Langkah lain menuju Behaviorisme adalah temuan Pavlov tentang prinsip- prinsip pengondisian klasik. Watson dan kemudian Skinner adalah pelopor utama behaviorisme. Mereka memfokuskan studi sepenuhnya pada kaitan-kaitan antara perilaku organisme dan perubahan lingkungan yang bisa memperkuat atau melemahkan kemungkinan untuk mengulangi perilaku tertentu. Sebagian besar
behavioris meninggalkan sepenuhnya konsep yang menyatakan bahwa kemajuan bisa diperoleh dari upaya psikolog yang memahami apa yang sedang berlangsung didalam pikiran individu, yang terekspresikan dalam perilaku. Namun begitu, Tolman dan peneliti behavioris sesudahnya membuktikan bahwa proses-proses kognitif berperan penting dalam mempengaruhi perilaku. Perkembangan yang lalu saling melengkapi diantara bidang-bidang studi ini mendorong lahirnya psikologi kognitif sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri, dipelopori oleh tulisan-tulisan Neisser (Sternberg, 2008). Beberapa ahli memandang bahwa titik awal mengenai psikologi kognitif, dimulai dari berdirinya laboratorium psikologi pertama dari William Wundt (1832-1920). Wilhelm Wundt (1879), kelahiran psikologi ilmiah, Wilhelm Wundt membuka laboratoriumnya di ruang kuliah kecil di Leipzig, Jerman. Peristiwa ini menandai awal dari psikologi sebagai disiplin ilmu baru yang terpisah dari filsafat dan fisiologi. Wundt mengusulkan bahwa psikologi seharusnya mempelajari pengalaman sadar, dengan menggunakan teknik yang disebut introspeksi. Introspeksi, berarti bahwa peneliti yang terlatih mengikuti secara hati-hati indera mereka dan melaporkannya secara se-objektif mungkin (Bechtel et al., 1998). Wundt juga menunjukkan pentingnya replikasi, yaitu eksperimen di mana fenomena diuji di berbagai kondisi yang berbeda (misalnya, peserta, stimulus, atau kondisi pengujian yang berbeda). Peneliti Memori Awal o Hermann Ebbinghaus (1885/1913), psikolog Jerman, menemukan metodenya sendiri untuk mempelajari memori manusia. Beliau mengkonsepsi lebih dari 2.000 suku kata tak berarti (misalnya, susunan huruf D-A-K) dan menguji kemampuannya sendiri untuk mempelajari pasangan-pasangan stimulus itu. Ebbinghaus memeriksa berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi kinerja, seperti jumlah waktu antara daftar presentasi. Ia secara khusus memilih suku kata yang tidak ada artinya sehingga rangsangan tidak bisa memiliki asosiasi sebelumnya dengan pengalaman masa lalu. Metode Ebbinghaus memiliki pengaruh terbesar dalam psikologi kognitif dan bidang-bidang lain dari psikologi eksperimental daripada teknik introspeksi Wundt. o Mary Whiton Calkins (1894), psikolog Amerika Serikat, merupakan wanita pertama yang menjadi presiden dari American Psychological Association. Calkins melaporkan fenomena memori disebut recency effect (Madigan & O’Hara, 1992). Recency effect erat kaitannya dengan fenomena Serial position effect, terkait dengan kemampuan menghafal seseorang pada suatu rangsangan visual. Serial position effect juga berkaitan dengan bagaimana memori bekerja di otak. Recency effect seringkali dikaitkan dengan primacy effect. Primacy effect adalah fenomena kognitif dimana ingatan akan item terdahulu yang sudah tersimpan dalam memori jangka panjang (Long Term Memory – LTM) lebih efisien untuk diingat daripada ingatan pada item terbaru. Recency effect adalah fenomena kognitif dimana item terakhir akan masih bisa diingat karena masih dalam memori kerja (Working memory – dimana sering juga diistilahkan sebagai Short Term Memory ) yang masih bisa disadari efeknya sebelum akhirnya masuk dalam memori jangka panjang. Dari suatu percobaan menggunakan list of Items diatas yang disajikan kepada beberapa orang selama ± 30 detik, mereka biasanya hanya akan mengingat hal-hal di kotak Primacy effect dibandingkan dengan item-item dalam kotak Recency effect. Item-item ditengah biasanya tidak terjawab oleh sebagian besar orang karena mata kita biasanya akan menangkap beberapa item pertama dan beberapa item terakhir dalam daftar item-item semacam itu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem memori manusia bekerja atas apa yang sudah tersimpan (di LTM) dan atas apa yang masih bekerja di area pengolahan informasi yaitu working memory/STM). William James; Ia terkenal karena bukunya, Principles of Psychology, yang diterbitkan pada tahun 1890 yang telah digambarkan dengan risalah psikologis yang paling signifikan yang pernah ditulis di Amerika, menekankan pada pertanyaan-pertanyaan psikologis yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini pertanda banyak topik yang saat ini memikat psikolog kognitif, seperti persepsi, atensi, penalaran, dan fenomena tip-of-the-tongue. Kontribusi James yang paling signifikan di bidang psikologi kognitif
adalah teorinya tentang memori. Ia mengusulkan dua macam memori, jangka pendek dan jangka panjang. Pendekatan Behaviorism; o J. B. Watson (1924), memprakarsai aliran behaviorisme. Aliran behavior adalah sebuah pendekatan yang hanya mengandalkan pada keobjektifan, reaksi seseorang atas suatu rangsangan/stimulus yang dapat diobservasi. Penganut aliran ini juga percaya bahwa introspeksi tidak ilmiah dan bahwa kesadaran terlalu samar-samar untuk diteliti secara tepat. o Psikologi harus fokus hanya pada reaksi objektif dan teramati; menekankan stimuli lingkungan yang menentukan perilaku; menolak spekulasi tentang pikiran internal, seperti citra, ide, atau pikiran; menghindari peserta penelitian manusia, sebagian besar penelitian dilakukan dengan hewan laboratorium (Sternberg, 1999). o Behavioris tidak memberikan kontribusi terhadap penelitian aktivitas mental. Namun, behavioris memberikan kontribusi yang signifikan terhadap metode psikologi kognitif saat ini (Simon, 1992). Behavioris menekankan bahwa konsep harus didefinisikan secara hati-hati dan tepat. Behavioris bersikeras pada pentingnya definisi operasional, definisi yang tepat yang menentukan sebenarnya bagaimana konsep diukur. Psikolog kognitif saat ini juga menekankan definisi operasional. o Behavioris juga menghargai kontrol eksperimental. Akibatnya, psikolog penelitian terutama mempelajari hewan selain daripada manusia, karena hewan dapat dipelihara dalam kondisi yang jauh lebih hati-hati dan terkendali. Pendekatan Gestalt o Psikologi Gestalt menekankan bahwa manusia pada dasarnya cenderung untuk mengatur apa yang mereka lihat secara keseluruhan daripada sebagian-sebagian. Karena psikolog Gestalt menghargai kesatuan fenomena psikologis, mereka mengkritik behavioris yang menekankan pada pemecahan perilaku ke dalam unit stimulus-respon individu (Sternberg, 1999a). o Para psikolog Gestalt juga sangat keberatan dengan teknik introspektif Wundt dalam menganalisis pengalaman menjadi komponen-komponen yang terpisah, karena Gestalt menekankan bahwa seluruh pengalaman sudah menjadi sifat yang teratur. Untuk menggambarkan organisasi ini, Gestalt membuat sejumlah dalil yang menjelaskan mengapa beberapa komponen pola tampaknya saling menyatu. Misalnya, law of proximity menyatakan bahwa kita cenderung secara mental mengelompokkan item bersama-sama ketika mereka secara fisik dekat satu sama lain. Elemen yang ditempatkan dekat satu sama lain akan sering dianggap sebagai satu kelompok. Kedekatan menyatukan mereka bersama-sama dan akan membantu untuk membentuk sosok dalam gambar. Seperti yang terlihat dalam contoh foto di samping kanan ini, balon udara merah di latar belakang seolah-olah tersentuh oleh jari telunjuk di latar depan. o Psikolog Gestalt juga menekankan pada kepentingan insight (pemahaman yang mendalam) dalam pemecahan masalah (Holyoak & Spellman, 1993). Singkatnya, bagian-bagian pada masalah kelihatan tidak berhubungan satu sama lain, tapi dengan insight yang tiba-tiba, bagian- bagian itu bergabung menjadi satu pemecahan. Contohnya dapat dilihat pada gambar mengenai 2 keledai di bawah, dimana beberapa adegan tanpa narasi dicoba dirangkai dalam satu kemasan untuk menyampaikan pesan “A divided Society?” dan “Or Alliance?”. Timbul kesan munculnya pemahaman / insight mengenai contoh jika menjadi “Divided Society” dan menjadi “Alliance”. Frederick C. Bartlett; Seorang psikolog Inggris, dengan bukunya, Remembering : An Experimental and Social Study (Bartlett, 1932), menolak metode-metode penelitian dari Ebbinghaus. Bartlett menggunakan materi yang berarti, seperti cerita yang panjang. Ia mengusulkan bahwa daya ingat adalah suatu proses
membangun yang mengikutsertakan penafsiran-penafsiran serta perubahan-perubahan dari bahan yang asli (Kendler, 1987). Munculnya Psikologi Kognitif Kontemporer; Psikolog Kognitif umumnya sepakat bahwa kelahiran psikologi kognitif harus dicantumkan pada 1956 (Eysenck, 1990; Gardner, 1985). Pada tahun tersebut, banyak peneliti menerbitkan buku-buku yang berpengaruh dan artikel-artikel mengenai perhatian (attention), daya ingat (memory), bahasa (language), formasi dari konsep dan metode pemecahan masalah (problem solving). Pada tanggal 11 September 1956, banyak peneliti penting yang menghadiri simposium di Massachussets Institute of Technology. o Antusiasme untuk pendekatan kognitif tumbuh pesat, sehingga pada tahun 1960, metodologi, pendekatan dan sikap telah berubah secara substansial (Mandler, 1985). o Titik balik penting lainnya adalah penerbitan buku Cognitive Psychology oleh Ulric Neisser (Neisser, 1967). o Peningkatan antusiasme untuk pendekatan kognitif kadang-kadang disebut “revolusi kognitif” (Bruner, 1997). Beberapa madzhab yang terdapat pada awal kemunculan Psikologi adalah: 1. Strukturalisme, mahzab ini berusaha memahami struktur (konfigurasi unsur-unsur) pikiran daan persepsi dengan menganalisis komponen-komponennya yang paling dasar. Tokohnya adalah Wundt (1832-1920), Wundt mendukung studi tentang pengalaman-pengalaman panca indera melalui intropeksi. Intropeksi adalah cara menatap ke dalam, yaitu pada kepingan informasi yang melewati kesadaran. 2. Fungsionalisme, mahzab ini berusaha memahami apa yang dilakukan manusia dan kenapa mereka melakukannya. Mahzab ini meyakini bahwa kunci untuk memahami pikiran dan perilaku manusia adalah dengan mempelajari proses-proses bagaimana dan kenapa pikirannnya bekerja. Tokohnya adalah James (1824-1910) serta Dewey (1858-1952). 3. Assosiasionisme, mahzab ini menguji bagaimana kejadian atau ide-ide dapat diasosiasikan satu sama lain di dalam pikiran untuk menghsilkan suatu bentuk pembelajaran. Tokohnya adalah Ebbinghaus (1850-1909), Ebbinghaaus mempelajari bagaimana manusia belajar dan mengingat materi melalui latihan berulang-ulang. Latihan berulang-ulang adalah pengulangan/repetisi secara sadar terhadap materi yang dipelajari. Dan repetisi ini dapat memperbaiki asosiasi-asosiasi mental menjadi lebih kuat di dalam memori. Tokoh lainnya adalah Thorndike (1874-1949), pendapatnya tentang hukum efek yaitu kepuasan adalah kunci untuk membentuk asosiasi-asosiasi. Sebuah stimulus cenderung menghasilkan respon tertentu di waktu tertentu jika sebuah organisme dihargai lebih oleh respon tersebut. 4. Behaviorisme, adalah sebuah pandangan teoritis yang berpendapat bahwa psikologi mestinya menyoroti relasi antara perilaku yang bisa diamati di satu sisi, dan peristiwa-peristiwa lingkungan atau stimulus yang mempengaruhinya di sisi lain. Tokohnya adalah Pavlov (1849-1936) dengan melakukan eksperimen stimulus respon terhadap anjing (Classical Conditioning), Watson (1878- 1958), yang memfokuskan penelitiannya pada perilaku yang bisa diamati. dan Skinner (1904-1990) yang yakin bahwa semua perilaku manusia dapat dijelaskan oleh perilaku mereka ketika bereaksi kepada lingkungan. Adanya pengkondisian operan yang melibatkan penguatan dan hukuman dapat mempengaruhi respon seseorang terhadap stimulus. 5. Behaviorisme baru, mahzab ini berpendapat bahwa untuk memahami perilaku seseorang, harus terlebih dahulu memahami maksud dan rencana perilaku tersebut. Tokohnya adalah Tolman (1932) yang yakin bahwa semua perilaku diarahkan kepada suatu tujuan. Tokoh lainnya adalah Bandura yang berpandangan bahwa pembelajaran merupakan hasil bukan hanya dari penguatan langsung terhadap perilaku, tetapi juga merupakan pengamatan-pengamatan terhadap penguatan dan penghukuman yang diterima orang lain. Pandangan ini menekankan cara kita mengamati dan memodelkan perilaku kita berdasarkan perilaku orang lain. 6. Psikologi Gestalt, yang menyatakan bahwa kita bisa memahami fenomena psikologis saat kita memandang fenomena tersebut sebagai sebuah keseluruhan yang terorganisasi dan terstruktur.
7. Kognitivisme, merupakan keyakinan bahwa kebanyakan perilaku manusia dapat dipahami berdasarkan cara mereka berpikir. Psikologi kognitif memiliki akar di dalam filsafat dan fisiologi. Keduanya membentuk arus utama dalam psikologi kognitif. Psikologi kognitif juga mendapatkan sumbangan yang besar dari bidang ilmu lain, seperti psikologi biologis. Lashley (1890-1958) yang menganggap otak sebagai pengorgainisasi yang paling aktif dan dinamis bagi perilaku dan berusaha memahami bagaiman pengorganisasian makro otak manusia dapat memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas terencana dan kompleks seperti bermain musik, dan menggunakan bahasa. Tokoh lainnya adalaah Hebb (1949) yang memiliki pandangan mengenai sebuah konsep tentang jajaran sel sebagai dasar bagi pembelajaran di dalam otak. Jajaran sel adalah struktur-struktur netral terkoordinasi yang berkembang karena mendapatkan stimulasi yang cukup sering, dan berkembang sepanjang evolusi manusia sehingga kemampuan sebuah neuron (sel saraf) untuk menstimulasi dengan neuron lain yang terhubung dengannya menjadi meningkat. Teknologi pun memberikaan sumbangan yang besar pada psikologi kognitif. Dengan kecerdasan buatan yaitu upaya maanusia untuk mengonstruksikan sistem-sistem yang menampilkan sebuah kecerdasan, atau lebih tepatnya pemrosesan informasi secara cerdas. Hal ini dapat memberikan informasi pada kita tentang bagaimana komputer memproses informasi. C. Metode dalam Psikologi Kognitif Para psikolog kognitif menggunakan sejumlah metode ketika mempelajari fenomena kognitif. Metode- metode riset yang digunakan psikolog kognitif dalam mengeksplorasi bagaimana manusia berpikir diantaranya sebagai berikut: 1. Eksperimen-eksperimen laboratorium terkontrol mengenai perilaku manusia 2. Riset psikobiologis 3. Laporan diri (seperti penceritaan verbal, penilaian diri, buku harian) 4. Studi-studi kasus 5. Pengamatan naturalistik 6. Simulasi komputer dan kecerdasan buatan (AI) Sedangkan tujuan-tujuan riset sendiri meliputi pengumpulan data, analisis data, pengembangan teori, dan perumusan hipotesis. Beberapa metode penelitian yang biasa digunakan dalam kajian Psikologi kognitif, bisa dilihat pada tabel lampiran. Daftar Pustaka Sternberg, R.J. (2009). Cognitive Psychology (5th edition). Belmont: wadsworth, Cengage Learning Solso, (2008). Psikologi Kognitif (Edisi Delapan). Jakarta: Erlangga.
Metode Eksperimen Riset Metode Psiko Laboratorium Psikobiologis Laporan D Deskripsi Metode Terkontrol Mempelajari otak Memperoleh hewan dan otak laporan partis Mendapatkan manusia, tentang sampel tentang menggunakan perkembanga performa di studi-studi kognisinya se waktu dan ruang postmortem dan atau sebagai tertentu beragam rekoleksi/men pengukuran kembali terha psikobiologis atau perkembanga teknik-teknik kognisinya pencitraan
ologi Kognitif Pengamatan Simulasi Komputer Diri Studi Kasus Naturalistik Dan Kecerdasan Buatan (Al) sipan Terlibat di dalam Mengamati studi intensif situasi kehidupan Simulasi: Berusaha an tentang individu nyata secara membuat komputer endiri tunggal, menarik langsung seperti mensimulasikan kesimpulan- di ruang kelas, performa kognitif ngingat kesimpulan tempat kerja atau manusia pada adap umum tentang rumah tugas-tugas tertentu. an perilaku AI (Artificial Intelegence): Berusaha membuat komputer mendemonstrasikan performa kognitif kecerdasan, tak perduli apakah prosesnya mirip dengan pemrosesan kognitif manusia atau tidak
Keshahihan Tinggi Rendah Tidak bisa penyimpulan diaplikasikan kausal: Tinggi penugasan Sangat Kadang-kadan secara acak Bisa pada ukuran beragam, tidak bisa terhadap apapun tergantung diandalkan subjek teknik tertentu yang Keshahihan digunakan penyimpulan kausal: Seringkali kecil Kadang-kadaa penugasan kecil kontrol eksperimental terhadap variabel bebas Sampel- sampel :Ukuran Sampel- Bisa menjadi Seringkali tidak Bisa menjdi sampel : representasi representatif representasi Representatif Keshahihan Bisa diandalkan, Tidak bisa Bisa diandalka Ekologis namun bergantung diandalkan asalkan pada tugas dan pada beberapa mempertimban konteks tempat kondisi kekuatan dan metode ini kelemahannya diaplikasikan
Sangat mustahil Tidak bisa Tidak bisa diaplikasikan diaplikasikan ang Sangat mustahil tidak Kontrol yang sepenuhnya terhadap variabel yang diteliti aang HampIr pasti kecil Kemungkinannya Tidak bisa kemungkinannya kecil diaplikasikan Tidak bisa menjadi Bisa jadi Tidak bisa representasi representatif diaplikasikan an, Keshahihan ekologis Ya Tidak bisa ngkan sangat tinggi bagi diaplikasikan a kasus individual, sulit ditarik menjadi karakteristik umum pada kasus individu lain
Informasi Biasanya tidak Banyak Banyak tentang begitu ditekankan perbedaan individual Kelebihan Riset, penskoran dan Menyediakan Akses kepada Kelemahan analisis statistic bukti ‘kuat’ bagi pengetahuan mudah dilakukan, fungsi-fungsi introspektif da membuatnya relatif kognitif dengan sudut pandan mudah untuk mengaitkan partisipan, yan diterapkan kepada mereka kepada bisa saja tidak sampel-sampel aktivitas tersedia lewat representatif dari fisiologis, lain sebuah populasi, menawarkan probabilitas menarik pandangan Ketidakmampu kesimpulan kausal alternatif bagi melaporkan pr yang shahih relatif proses-proses yang terjadi di tinggi kognitif yang kesadaran yan tidak bisa disadari Tidak selalu bisa disediakan Penceritaan ve menggeneralisasikan dengan cara dan penilaian d hasil-hasil yang lain, bisa Data yang melampaui tempat, mengarah dikumpulkaan waktu dan tugas kepada tertentu; terdapat penganalisisan perbedaaan antara individu perilaku hidup nyata dengan kelemahan kognitif yang serius Akses yang terbatas bagi kebanyakan peneliti; mensyaratkan akses kepada subjek yang tepat dan kepada
a Banyak, kaya Kemungkinan Tidak bisa dengan informasi ada, namun diaplikasikan ari mendetail tentang penekanannya ng individu-individu lebih pada Mengizinkan ng keunikan pengeksplorasian k Akses terhadap individual, bukan jangkauan luas t cara informasi mendetail perbedaannya kemungkinan yang kaya tentang bagi pemodelan individu tertentu, Aakses pada proses kognitif, termasuk informasi kekayaan mengijinkan tentang konteks informasi pengetesan yang histories dan saat ini, kontekstual, jernih untuk yang tidak bisa namun tidak bisa melihat apakah diperoleh oleh cara dicapai lewat hipotesis sudah lain, biasanya penghitungan memprediksi mengarah kepada nilai tengah secara akurat aplikasi spesial hasilnya, bisa kelompok-kelompok mengarah individu dengan kepaada pengecualian (seperti jangkauan luas anak super cerdas, aplikasi praktis individu dengan (seperti program kerusakan otak, dll) roobotik untuk melakukan pekerjan yang berbahaya) uan Bisa diaplikasikan Kontrol Keterbatasaan roses kepada oraang lain; eksperimental yang disebabkan ukuran sample yang lemah; sangat perangkat keras ng kecil dan mungkin terjadi (program- ketidakrepresentatifan perubahan program yang erbal sampel akan perilaku alamiah ditulis oleh para diri: membatasi kepastian pada partisipan periset); kita untuk akibat perbedaan- bisa perbedaan antara
dan perilaku di perlengkapan saja mempeng dalam laboratorium yang bisa jadi proses kognitif sangat mahal yang dilaporka dan sulit untuk Kemungkinan diperoleh perbedaan ant sampel-sampel kognisi yang yang kecil sesungguhnya jumlahnya; proses dan pro kebanyakan kognitif yang studi diingat-ingat lu didasarkan kepada studi- studi tentang otak-otak yang abnormal atau otak hewan sehingga generalisasi temuan bagi populasi normal agak sulit dilakukan
garuhi menyimpulkan kehadiraan kecerdasan f karakterisik populasi pengamat manusia dan an kecerdasan bagi mesin – bahkan tara di dalam simulasi-simulasi a dan yang melibatkan oduk teknik-teknik pemodelan yang uar canggih , simulasi-simulasi tersebut bisa saja tidak sempurna untuk menjadi model bagi cara otak manusiaa berpikir
MODUL 2 PERSEPSI, SENSASI, ATENSI & KESADARAN DEFINISI PERSEPSI Persepsi adalah proses memanfaatkan pengetahuan sebelumnya untuk mengumpulkan dan memaknai stimulus yang diterima oleh organ penginderaan. MODEL PERSEPSI Para psikolog yang telah mempelajari persepsi mengembangkan dua teori utama tentang cara manusia memahami dunia; teori pertama, persepsi konstruktif (constructive perception) dan teori kedua, persepsi langsung (direct perception). Kedua teori tersebut sama – sama menjelaskan persepsi namun berfokus pada tahap–tahap proses yang berbeda. Pandangan-pandangan ini dapat dikaji lebih lanjut melalui fenomena atensi dan sensasi. a) Constructive perception, yaitu stimulus yang diterima akan diseleksi oleh memori sensoris. Pandangan ini menyatakan bahwa manusia “merekonstruksi” persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensansi dengan memori. Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan pola pada stimulus asli tetap dapat dikenali karena adanya interfensi bawah – sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses pengintegrasian informasi secara spontan untuk menyusun interpretasi. b) Direct perception, Penganut pandangan ini menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara langsung dari lingkungan. Pandangan ini menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen penting dalam persepsi, dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi. Pendukung utama teori ini adalah almarhum James Gibson (1966,1979) dan para muridnya di Universitas Cornell, seperti James Cutting (1986,1993), yang menyatakan bahwa “Persepsi langsung mengasumsikan bahwa keanekaragaman lapisan-lapisan optik sama kayanya dengan keanekaragaman dalam dunia ini”. PROSES PERSEPSI Stimulus memori (atas) respon + pattern recognition atensi STM LTM PENTINGNYA PERSEPSI a) Gejala kognitif yang lebih tinggi tingkatannya. b) Dipengaruhi intelektualitas masa lalu. KONSEP DASAR DALAM MEMAHAMI PERSEPSI - James Gibson memperkenalkan konsep-konsep yang berguna untuk mempelajari persepsi. Konsep konsep tersebut seperti objek distal (eksternal), medium informasi, stimulasi proximal, dan objek persepsi. 1. Objek distal adalah objek yang berada di dunia eksternal. Contoh; wajah yang kita lihat, suara yang kita dengar. 2. Medium informasi adalah medium yang memperantarai kita untuk menangkap objek distal. 3. Stimulasi proximal adalah proses penerimaan stimulus pada reseptor indra yang tepat seperti mata, telinga, mulut, hidung, kulit dsb. 4. Objek persepsi adalah objek yang kita identifikasi berdasarkan ketiga proses diatas. - Persepsi muncul ketika objek-objek eksternal di lingkungan mempengaruhi struktur medium informasi yang akhirnya mempengaruhi reseptor indrawi kita sehingga mengarahkan atensi kita kepada pengidentifikasian objek tersebut secara internal. Dinamika proses terseut membentuk alur yang disebut kontinum persepsi.
Penjelasan lebih jauh mengenai contoh-contoh dari konsep diatas dapat dilihat pada tabel berikut: Objek Distal Medium Informasi Stimulasi Proximal Objek Persepsi Penglihatan-tampilan Cahaya yang terpantul Absorpsi foton di dalam sel-sel Wajah nenek (contoh, wajah nenek) dari wajah nenek batang dan sel-sel kerucut di (gelombang retina, yaitu permukaan elektromagnetik bisa reseptor penglihatan dilihat) dibelakang mata. Pendengaran-bunyi Gelombang-gelombang Konduksi gelombang bunyi Pohon yang tumbang (contoh, tumbangnya bunyi yang dimunculkan kepada membran basilaris, pohon) oleh tumbangnya pohon permukaan reseptor pendengaran didalam kokhlea, telinga bagian dalam Penciuman-bau Molekul-molekul yang Absorpsi molekuler di dalam Steik daging sapi (contoh, steik daging dilepaskan steik daging sel-sel epitelium penciuman, sapi yang mendesis sapi yang digoreng permukaan resptor penciuman diatas wajan di dalam rongga hidung Pengecapan-cita rasa Molekul-molekul es krim Kontak molekuler dengan Es krim (contoh, segigit es krim) yang terlepas ke udara biang-biang rasa, sel resptor maupun yang larut di pengecap lidah dan langit- Tombol-tombol dalam air. langit mulut, dipadukan pengaturan tampilan dengan stimulasi penciuman komputer Sentuhan (contoh, Tekanan vibrasi mekanis Stimulasi beragam sel-sel papan ketik komputer) di titik pertemuan antara reseptor sentuhan di dalam permukaan kulit dermis, lapisan terdalam kulit (epidermis) dan papan ketik komputer
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSEPSI 1) Objek yang dipersepsi; Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Kekhasan dari objek persepsi dapat dilihat dari beberapa karakteristik, antara lain: a. Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. b. Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. c. Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. e. Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam. 2) Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf; Saraf sensoris berguna sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan saraf motoris. Alat indera, saraf, dan pusat susunan saraf merupakan syarat fisiologis dalam proses persepsi. 3) Perhatian/ atensi; Atensi atau perhatian adalah langkah pertama sebagai suatau persiapan dalam mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek. 4) Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat. 5) Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. 6) Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 7) Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. JENIS-JENIS PERSEPSI 1) Visual Perception; Tujuan utama sistem perseptual kita adalah menentukan apa yang ada dan di mana keberadaannya, artinya menentukan identitas dan lokasi objek di dalam lapangan penglihatan kita. Selain itu, bertujuan juga untuk mempertahankan penampilan objek konsatan walaupun kesannya pada retina berubah. Kita menghayati suatu objek sebagai tetap relatif konstan tanpa memandang perubahan cahaya, posisi dari mana kita memandangnya, atau jarak objek dari kita. Kecenderungan ke arah kekonstanan ini disebut kekonstanan perseptual (perceptual constancies). Kekonstanan perseptual terdiri atas : a. Kekonstanan Ukuran; Kecenderungan ukuran adalah kita menganggap ukuran benda relatif konstan tidak peduli berapa jaraknya. Contohnya, simpan dua pensil di depan mata kita dengan jarak yang berbeda. Pensil A 20 cm dan pensil B 50 cm. Pensil B terlihat lebih kecil daripada pensil A. Namun, pada kenyataannya kedua pensil tersebut ukurannya sama. b. Kekonstanan Warna; Kecenderungan suatu objek untuk tetap kira-kira berwarna sama dengan sumber cahaya yang berbeda dinamakan kekonstanan warna. Kekonstanan warna dapat dihilangkan dengan menggerakkan benda dari latar belakangnya. Contohnya, jika kita melihat tomat yang matang melalui tabung yang menutup sekelilingnya, tomat dapat tampak berwarna apa saja, bisa biru, hijau, atau merah muda tergantung dari panjang gelombang yang terpantul. c. Kekonstanan Bentuk; Kecenderungan bentuk adalah kita menangkap bentuk konstan walaupun bayangan pada retina berubah. Contohnya, jika sebuah pintu membuka ke arah kita, bentuk bayangan pada retina mengalami seurutan perubahan. Bentuk pintu yang persegi empat menghasilkan bayangan trapezoid, saat tepi yang bergerak ke arah kita menjadi lebih lebar dibandingkan tepi yang melekat pada engsel; kemudian bentuk trapezoid menjadi semakin pipih dan akhirnya yang terproyeksi ke retina adalah suatu bentuk batang vertical yang setebal ketebalan pintu. Namun, kita tetap suatu pintu yang membuka tidak
berubah. d. Kekonstanan Terang; Kekonstanan terang adalah keterangan yang dihayati dari suatu objek tertentu sulit berubah walaupun jumlah cahaya yang dipantulkan berubah secara dramatis. Contohnya, kain beludru akan sama hitamnya di bawah cahaya matahari dengan di bawah cahaya redup, walaupun ia memantulkan ratusan kali lebih banyak cahaya jika tersinari langsung oleh cahaya matahari. 2) Depth Perception; Persepsi jarak adalah kemampuan untuk melihat dunia dalam tiga dimensi dan untuk mempersepsikan jarak. Karena ada jarak diantara kedua mata, maka akan terjadi
perbedaan gambar yang ditangkap oleh retina. Kemudian otak mengintegrasikan dua gambaran kedalam satu gambar gabungan. Persepsi kedalaman terdiri atas : a. Monocular Depth Cues; adalah persepsi yang diterima oleh satu mata yang direpresentasikan dua dimensi sebagai gambar. Monocular depth cues terdiri atas, texture gradient, relative size, interposition, linear perspective, aerial perspective, location in the picture plan, dan motion parallax. b. Binocular Depth Cues; terjadi jika kedua mata menunjukkan gambar yang diambil dari bagian yang berbeda. Yang termasuk binocular depth cues adalah binocular convergence, dan binocular disparity. Depth Perception Terlihat Lebih Dekat Terlihat Lebih Jauh terpisah Bersatu Texture gradients besar Kecil Relative size menutupi Tertutupi Interposition Dua garis parallel terlihat Dua garis parallel terlihat menjauh mendekat Linear perspective Terlihat jelas Tidak terlihat jelas Objek lebih tinggi dari Objek lebih rendah dari Aerial perspective picture plane dari atas horizon picture plane dari atas horizon Location in the picture plane Objek berjalan ke arah Objek berjalan ke arah Motion parallax yang berlawanan yang sama Binocular covergence Mata seolah tertarik ke Mata seolah tertarik ke Binocular disparity hidung Telinga Ketidaksesuaiannya besar Ketidaksesuaiannya kecil antara gambar yang dilihat oleh antara gambar yang dilihat oleh mata mata kiri dengan yang dilihat oleh kiri dengan yang dilihat oleh mata mata kanan kanan. 3) Form Perception; Persepsi bentuk adalah apa yang memungkinkan untuk membedakan satu bentuk dari bentuk yang lain. Prinsip dari rekognisi bentuk penting tidak hanya dalam memahami persepsi manusia, tetapi juga membangun mesin berdasarkan system perseptual. Persepsi bentuk terbagi dalam dua bagian, pertama, bagaimana kita merekognisi bentuk, kedua bagaimana kita merekognisi bentuk dalam suatu pola, seperti huruf dan nomor. Pendekatan gestalt mengemukakan bahwa the whole is different from the sum of its individual parts (keseluruhan lebih baik daripada bagian-bagian yang disatukan). Persepsi bentuk terdiri atas: a. Figure Ground; Kemampuan orang melihat benda tergantung dasar dan objeknya. Contohnya, ada gambar yang satu dipersepsikan sebagai pohon, persepsi kedua jika dilihat dalam bayang-bayang sebagai Gorila dan Harimau.
b. Law of Proximity; Kecenderungan untuk melihat yang dekat sebagai satu kesatuan. Contohnya: Fenomena terbacanya huruf U pada lambang Unilever c. Law of Similarity; Kecenderungan untuk mengelompokkan dilihat dari suatu persamaan. Contohnya: d. Law of Good Continuation; Kecenderungan untuk melihat suatu kesatuan dari sesuatu yang berlangsung kontinu. e. Law of Closure; Kecenderungan untuk melihat sebuah fenomena kemudian langsung membuat kesimpulannya. f. Law of Symmetry; Kecenderungan untuk mempersepsikan bentuk yang terdiri dari bayangan dari gambar aslinya. Contohnya: g. Pattern Recognition; Melihat suatu bentuk tetapi sudah terlanjur berpikir apa yang sudah umum. Contohnya:
4) Motion Perception; Persepsi gerakan tidak tergantung secara eksklusif pada gerakan objek yang diobservasi. Stimulus bergerak pada visual kontras lebih tinggi yang bergerak lebih cepat daripada stimulus pada kontras yang lebih kecil, meskipun semuanya tidak persis bergerak dengan cepat. Persepsi gerak dari objek melewati retina dari relative menjadi stabil pada latar yang tidak bergerak. Jika stimulusnya di atas kepala kita, gambar pada retina ukurannya akan membesar. Gambar stimulus itu bukan meluas pada jarak yang konstan tetapi stimulusnya mendekat. Kelemahan dari persepsi bentuk ini adalah factor informasi tentang pergerakan kepala dan mata selama informasi tentang perubahan pada gambar di retina. Yang termasuk motion perception yaitu : a. Stroboscopic Motion; adalah persepsi gerakan yang dihasilkan oleh stroboscop, yaitu sebuah alat dengan cepat memancarkan cahaya pada latar yang gelap. Jika lampu bersinar pada jarak yang tepat dan pada interval yang tepat juga akan menunjukkan cahaya sendiri yang bergerak.Jika interval waktu terlalu pendek, cahaya akan bersinar serempak. Jika intervalnya terlalu panjang, cahaya akan bersinar bergantian. Contohnya adalah film dan kartun menggunakan prinsip stroboscopic. Film akan digambarkan dengan cepat pada frame tersendiri, ditunjukkan 24 frame perdetik. Kita melihat efek yang sama dalam tanda yang ditunjukkan mengalir pada gerakan cahaya. Ternyata aliran cahaya bergerak cepat berurutan pada bola lampu tersendiri bergerak on dan off. 5) Time Perception; Pada proses persepsi waktu terdapat dua indera yang berperan penting di dalamnya, yaitu indera peraba (kulit) dan indera penglihatan (mata). Indera peraba memiliki kepekaan terhadap panas dingin (suhu) lingkungan sekitar. Tubuh manusia akan secara otomatis mengetahui waktu jika beranjak malam, akan hujan, ataupun dalam musim penghujan. Hal ini disebabkan karena perubahan suhu yang signifikan. Jika dibandingkan dengan suhu yang hangat pada siang hari, matahari yang bersinar, juga musim kemarau. Pada indera penglihatan (mata), memiliki kepekaan terhadap cahaya. Sehingga secara otomatis memberikan informasi pada tubuh ketika hari sudah malam, karena semakin berkurangnya cahaya matahari yang menjadi stimulus pada visual kita Contohnya, Orang yang hidup di gurun pasir akan lebih peka terhadap pergantian musim dibandingkan dengan orang yang hidup di wilayah beriklim tropis dalam menghadapi suhu yang berubah pada malam hari atau pada siang hari. Contoh lain menyebutkan bahwa pada siang hari orang akan bersemangat untuk melakukan aktivitas karena adanya sinar matahari, sedangkan pada malam hari orang mengurangi aktivitasnya karena pada malam hari kebanyakan waktunya digunakan untuk tidur.
STIMULUS & SENSASI 1) Macam-macam stimulus : a. Data driven : tunggal; bottom-up processing; aspek stimulus terutama karakteristik stimulus digunakan sebagai landasan utama mengenali stimulus. Contoh; pola di kiri dikenali sebagai huruf “A” sebagaimana pola di kanan, karena memiliki kesamaan karakteristik seperti yang ditunjukkan oleh pola-pola ditengah. b. Conceptually driven : kompleks; top-down processing; aspek pengetahuan (harapan, memori/ingatan, dan faktor-faktor kognisi lain sebagai landasan utama mengenali stimulus. Contoh; Seseorang bisa mengisi kalimat dengan kata-kata tidak lengkap, karena memiliki pengetahuan dan harapan yang selaras dengan kalimat yang ada di bawah. 2) Sensasi Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan. Sensasi merupakan penerimaan stimulus (rangsangan) melalui indera, dan sensasi lebih cenderung hubungannya dengan perasaan. Dan alat penginderaan itulah yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi itu sebagai proses atau pengalaman elementer yang timbul apabila satu perangsang merangsang satu reseptor atau proses merasakan. Fungsi alat indera dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Manusia dengan alat inderanya memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Proses menangkap stimuli melalui alat indera ini disebut proses sensasi. Sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Meskipun alat untuk menerima stimulus serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Kita mengenal lima alat indera atau pancaindera. Kita mengelompokannya pada tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar (eksternal) atau dari dalam diri (internal). i. Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor (misalnya, telinga atau mata). ii. Informasi dari dalam diinderai oleh ineroseptor (misalnya, system peredaran darah). iii. Gerakan tubuh kita sendiri diinderai oleh propriseptor (misalnya, organ vestibular). 2) Macam-Macam Sensasi a) Sensasi Penglihatan; Alat penginderaannya yaitu mata, dengan melalui penglihatan individu bisa melihat keindahan atau kejelekan di lingkungannya, serta mata adalah salah satu instrumen manusia untuk menerima informasi pada tahap awal dan mata adalah jendela yang
menghubungkan manusia dengan dunia. Misalnya, melihat seseorang yang cantik atau ganteng, melihat rambu-rambu lalu lintas dan sebagainya. b) Sensasi Pendengaran; Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini kita bisa membedakan suara- suara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan nada- nada musik yang indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang suara. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul suara yang kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori. Di telinga tengah ini terdapat gendang telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi getaran yang kemudian disalurkan oleh tulang martil,landasan dan sanggurdi ke telinga bagian dalam. Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat dan saraf auditori yaitu saraf pendengaran yang menghantarkan getaran atau pesan pendengaran dari koklea ke otak untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat pusat pendengaran yang akan memproses getaran-getaran yang sampai dan getaran ini akan ditafsirkan sebagai pendengaran. Disebabkan hal inilah, kita dapat menikmati sensasi pendengaran. Contohnya yaitu mendengarkan berita tentang peperangangan ataupun perdamaian, mendengarkan musik pada saat sedang bosan, mendengarkan suara-suara seperti ambulance dan sebagainya. c) Sensasi Perabaan; Alat penginderaannya yaitu kulit, dengan alat perabaan inilah kita bisa merasakan permukaan benda yang halus atau yang kasar, basah mauun kering. Dengan perabaan ini pula kita dapat merasakan rasa sakit apabila tersentuh benda tajam atau kasar. Contoh dari perabaan ini yaitu lembutnya pada saat menyentuh selimut dan kasarnya pada saat berjalan di bebatuan dan sebagainya. d) Sensasi Pengecapan; Alat penginderaannya yaitu lidah, Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor (bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letaknya yaitu pada : Rasa Asin = Lidah Bagian Depan Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi Rasa Asam = Lidah Bagian Samping Rasa Pahit = Lidah Bagian Belakang Contohnya yaitu kita dapat merasakan enaknya masakan ibu kita, pahitnya buah pare/kopi, manisnya gula, asamnya cuka, asinnya garam. Dan apabila itu semua dapat kita rasakan maka kita akan bisa membedakan mana makanan yang tidak enak dan makanan yang enak. e) Sensasi Penciuman; Alat penginderaannya yaitu hidung, dengan alat penciuman itu kita dapat membedakan mana yang wangi dan mana yang bau. Misalnya ketika seseorang memakai parfum akan tercium wanginya, tapi ketika mobil sampah lewat maka akan tercium/menyengatnya bau yang tidak sedap seperti bau busuk. PATTERN RECOGNITION 1. Definisi; Pattern recognition merupakan identifikasi dari penyusunan stimuli sensori yang kompleks. 2. Mekanisme; Ketika Seseorang mengenali sebuah pola, proses sensori mengirimkan dan mengorganisasikan informasi mentah yang disediakan oleh reseptor sensori. Dan sistem syaraf pusat (Central Nervous System) akan membandingkan stimuli sensori dengan informasi pada penyimpanan memori lain. 3. Teori-teori pattern recognition diantaranya : a. Template-matching theory; Menurut teori ini stimulus yang diterima oleh reseptor sensori kita dibandingkan dengan sejumlah set cetakan (template), yang merupakan pola spesifik yang telah disimpan dalam memori. Namun, template-matching theory ini hanya berfungsi untuk huruf-huruf tertentu dan objek simpel lain yang disajikan dalam bentuk lengkapnya. b. Prototype models; Berdasarkan teori ini, kita menyimpan prototype, yaitu abstrak, pola yang ideal dalam memori. Ketika kita melihat sebuah stimulus, kita membandingkannya dengan prototype. Kesesuaiannya tidak harus sangat tepat. Jika kesesuaiannya cukup dekat, kita akan mengenali stimulus tersebut.
c. Distinctive-feature Models; Berdasarkan teori ini, kita membuat diskriminasi diantara huruf- huruf pada dasar yang memiliki sedikit karakteristik. Karakteristik ini yang berbeda dari satu huruf dengan huruf yang lain yang disebut distinctive features. Orang mengirimkan abstrak, versi yang ideal dari masing-masing huruf dalam memori mereka. d. The Computational Approach; Pendekatan ini terdiri atas prototype approach dan distinctive-features approach, walaupun perhatiannya berbeda. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dasar komputer yang dapat menyelesaikan beberapa tugas kognitif yang dapat diperoleh manusia, seperti kecepatan, pengenalan akurat dari objek 3 dimensi. 4. Pattern Recognition dan Pemrosesan Top-down; Pendekatan ini menekankan bagaimana konsep seseorang dan proses level yang lebih tinggi mempengaruhi rekognisi pola. Berdasarkan pendekatan ini, pengetahuan kita tentang bagaimana dunia diorganisasikan membantu dalam mengidentifikasi pola. Kita berharap bentuk yang tepat ditemukan pada tempat yang tepat. Harapan ini membantu kita mengenali pola dengan cepat.
ATENSI 1) Definisi Atensi; Atensi adalah sebuah konsentrasi dari aktivitas mental. 2) Fenomena Pembagian Atensi; Konsekuensi dari tugas pembagian atensi dapat juga menyebabkan terancamnya jiwa. Manusia sangat kompeten, sebelum mereka dapat memberikan atensi pada apapun secara bersamaan. Dalam tugas pembagian atensi, orang harus mengikuti pada beberapa pesan aktif secara serempak, merespon masing-masing sesuai kebutuhan. Contohnya, mahasiswa dilatih untuk membaca cerita dengan pelan pada waktu yang sama mereka juga mengingat kata-kata yang aneh yang didiktekan oleh peneliti. Pertama, mahasiswa menemukan kesulitan untuk mengkombinasikan kedua tugasnya, kecepatan membaca mereka berkurang dan hasil tulisannya tidak terbaca. Tetapi, setelah 6 bulan pelatihan, mereka dapat membaca dengan cepat ketika mendengarkan dikte dan menuliskannya. 3) Atensi yang Selektif; Atensi yang selektif berhubungan dengan pembagian atensi. Dalam pembagian atensi, orang diberikan instruksi untuk memberikan atensi yang sama pada beberapa tugas. Pada selektif atensi, orang dilawankan dengan dua atau lebih tugas yang serempak dan dibutuhkan untuk memfokuskan atensi mereka pada salah satu serta mengabaikan yang lain. Beberapa riset di bawah ini menggambarkan upaya memahami proses atensi selektif pada manusia. a) Salah satu teknik dalam atensi yang selektif ini di cetuskan oleh Cherry (1953) disebut Shadowing Technique. Dalam Shadowing Technique, seseorang harus mendengarkan beberapa seri kata dan mengulanginya setelah dibacakan. Hasilnya menunjukkan bahwa orang sedikit menyebutkan kata tersebut pada pesan kedua. b) “Fenomena pesta cocktail” mengacu pada fenomena yang terjadi di sebuah pesta koktail atau pertemuan lain ketika kita dikelilingi oleh banyak percakapan simultan. Menurut fenomena pesta cocktail, kita sangat mungkin mendengar nama kita sendiri yang diucapkan perlahan-lahan dalam percakapan yang tidak diperhatikan. Sistem perseptual kita mengolah stimuli yang tidak diperhatikan, walaupun tidak pernah mencapai kesadaran. Tidak adanya atensi tidak menghalangi pesan sepenuhnya, tetapi lebih tepat memperlemahnya, seperti kontrol volume yang dikecilkan tetapi tidak dimatikan (Treisman, 1969). Moray (1959) menemukan bahwa orang menyebutkan nama mereka jika dimasukkan di dalamnya pesan tidak langsung. Jadi, jika dalam sebuah pesta, kemudian anda mendengar nama anda disebutkan maka anda akan mencari-cari walaupun sebenarnya tujuannya bukan kepada anda. c) studi meneliti atensi yang selektif dalam bentuk auditory task yang disebut Dichotic Listening. Prosedur umum dalam riset Dichotic Listening adalah memasang earphone pada seorang subjek dan memainkan satu pesan di salah satu telinga dan pesan lain di telinga lain. Subjek diminta untuk mengulang (atau membayangi) salah satu pesan saat terdengar. Setelah melakukan hal ini selama beberapa menit, pesan dimatikan dan subjek ditanya tentang pesan yang tidak dibayangi (unshadowed). Subjek hanya sedikit sekali dapat menceritakan tentang hal tersebut. Jawaban subjek biasanya terbatas pada karakteristik fisik suara di telinga yang tidak dibayangi-apakah suara tinggi atau rendah, pria atau wanita, dan sebagainya; ia hampir tidak dapat menceritakan isi pesan (Moray, 1969). Stimuli yang tidak diperhatikan disaring sepenuhnya (Broadbent, 1958). Treisman menemukan bahwa orang kadang- kadang mengikuti kalimat yang berarti dan mulai membayangkan pesan pada telinga bahwa mereka dianggap mengabaikan. Ketika atensi pendengaran orang dibagi, meraka dapat mengingat beberapa karakteristik dari pesan tak langsung, seperti jenis kelamin dari pembicara dan jika nama mereka disebutkan.
d) Studi yang mengkaji selective attention melalui visual task adalah Stroop effect adalah studi observasi yang menyimpulkan bahwa orang memberikan perhatian lebih pada nama stimulus warna ketika digunakan dalam mencetak sebagai kata yang tidak kongruen daripada ketika itu ditunjukkan dalam warna yang jelas dengan bentuk persegi. Orang kesulitan menyebutkan “biru” ketika tinta biru digunakan pada kata merah. Tugas stroop mengaktifkan dua jalan pada satu waktu. Jalan pertama diaktifkan dengan tugas memberi nama tinta warna, dan jalan lain diaktifkan dengan tugas membaca kata. Gangguan terjadi jika dua jalan tadi bersaing aktif secara serempak dan dikenai tugas untuk menunjukkan pada objek atensi tersebut. 4) Teori-teori atensi a) Teori Pertama Atensi; Teori pertama atensi menekankan bahwa orang sangat terbatas dalam sejumlah informasi yang dapat mereka proses pada satu waktu. Konsep teori ini seperti bottleneck. Teori ini terbatas pada kuantitas informasi yang dapat kita perhatikan. Ketika satu pesan diterima, maka pesan lain akan menghilang. Teori bottleneck ini mengganggap lemah fleksibilitas atensi manusia. b) Automatic Versus Controlled Processing; Walter Schneider dan Richard Shiffirin telah mengemukakan dua level memproses atensi yang relevan, automatic processing dan controlled processing. Automatic processing dapat digunakan pada tugas mudah termasuk item berat yang sudah biasa dilakukan. Controlled processing harus digunakan pada tugas sulit atau item tugas yang tak biasa dilakukan. Automatic processing bersifat paralel, dimana kita dapat mengerjakan dua atau lebih item pada satu waktu. Sedangkan controlled processing bersifat serial, dimana hanya satu item dapat dikerjakan pada satu waktu. Contohnya, seseorang harus menyebutkan untuk menemukan gambar pada empat target, B, P, Q, dan Y. Kemudian semua ukuran set target dan item nomor pada gambar bermacam- macam. Bagian yang sulit adalah “varied-maping condition”, item set target dan item yang tidak relevan semuanya berasal dari satu kategori. Contohnya, seseorang harus mencari kata-kata, dengan item yang tidak relevan kata-kata juga. Faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan adalah berbeda untuk dua mapping condition. Yang lebih mudah, consistent-mapping condition, waktu pembukaan adalah variabel yang mempengaruhi keakuratan, orang akan lebih akurat ketika mereka melihat masing-masing
frame lama. Orang juga akan seakurat jika ada empat huruf atau nomor pada masing-masing frame sama ketika hanya ada satu huruf atau nomor. c) Feature-Integration Theory; Anne Treisman mengemukakan feature-integration theory, kita kadang- kadang dapat memproses gambar secara otomatis, dengan memproses semua bagian gambar pada waktu yang sama, gambar lain membutuhkan focused attention dengan masing-masing item dalam memproses gambar satu waktu. Teori ini melihat proses atensi dalam 2 tingkatan utama atensi, yaitu (a) Preattentive Processing dan (b) Focused Attention. Hal lain yang diperhatikan dalam teori dari Anne Treisman ini adalah fenomena (c) Illusory conjunction. i. Tingkat pertama teori ini adalah preattentive processing, termasuk registrasi otomatis gambar menggunakan parallel processing melewati bidang. Preattentive processing, secara relative merupakan jenis level rendah pemrosesan. ii. Tingkat kedua adalah focused attention, termasuk seri pemrosesan di mana objek diidentifikasi sekali. Focused attention jenis pemrosesan yang lebih diminta, dibutuhkan ketika objek lebih kompleks. Jika gambar terisolasi diproses secara otomatis pada preattentive processing, kemudian orang harus bisa secara cepat menempatkan target diantara yang lain. Contohnya, partisipan mencari lingkaran yang ada garis dan yang tanpa garis. Maka akan lebih mudah mencari lingkaran yang ada garis. iii. Illusory Conjunctions; adalah ketidaktepatan kombinasi gambar, dimana seseorang akan cenderung mengkombinasikan satu bentuk objek dengan warna objek yang berdekatan ketika memberikan atensi. Contohnya, seseorang yang melihat X berwarna merah dan O berwarna hijau akan menyebutkan telah melihat O merah. Ketika stimulus ini dihilangkan dari fokus atensi, gambar objek menjadi tidak menempel dari yang lain dan akan dikombinasi ulang secara acak. d) Dasar Biologis dari Atensi; William James menyebutkan teknik awal yang menunjukkan imajinasi pencetus dari teknik penggunaan cerebral blood-flow dalam PET modern-day. Teknik kedua telah mengidentifikasi jaringan jaringan dari area yang melewati otak yang mendapat bermacam-macam atensi. Contohnya, ketika atensi dibutuhkan untuk mendeteksi target dalam sebuah situasi termasuk interferensi adalah pengaktifan area diantara bagian depan kortex serebral. Jaringan posterior atensi yang bertanggung jawab untuk macam-macam atensi termasuk pencarian visual, termasuk struktur terpendam dalam pusat otak seperti bagian penutup luar otak yang disebut kortex parietal. Kebanyakan peneliti menggunakan teknik regional cerebral blood-flow, menukar aliran darah yang mengindikasikan aktivitas neural. Kortex parietal menunjukkan peningkatan aliran darah ketika orang memperhatikan pada sebagian lokasi. Metode penting lain pada penelitian dasar biologis dari atensi termasuk studi klinis orang yang terluka, atau kerusakan spesifik otak yang disebabkan oleh struk, kecelakaan atau trauma lain. Orang yang mengalami kesulitan mengingat stimulus visual baru pada daerah parietal bagain hemisfer kanan otak terlihat pada nagian kiri pada dibidang visual mereka. PROSES-PROSES TERKONTROL VERSUS OTOMATIS DALAM ATENSI - Proses-proses terkontrol o Bisa diakses oleh kendali kesadaran bahkan mensyaratkan kontrol kesadaran itu sendiri. o Proses-proses ini dilakukan secara berkala. o Muncul secara berurutan, satu langkah pada satu waktu. o Contoh: proses belajar menyetir mobil untuk pertama kali, seseorang akan mengerahkan kesadarannya untuk melakukan setiap langkah (memasukkan kunci, menstarter mobil, menyesuaikan posisi duduk, menekan pedal kopling, gas, rem, dsb) pada satu waktu. - Proses-proses otomatis o Tidak melibatkan kontrol kesadaran sedikitpun. o Umumnya proses ini dilakukan tanpa campur tangan kesadaran alam sadar. o Walaupun demikian anda dapat menyadari kalau anda sedang melakukan hal tesebut. o Contohnya, seseorang yang sudah terbiasa menyetir mobil, maka ia akan menyetir secara otomatis
- Ciri-ciri proses-proses otomatis: o Tersembunyi dari alam sadar o Tidak intensional o Hanya menghabiskan sedikit sumber daya atensi. - Konsep alternatif: o Proses-proses antara yang sepenuhnya terkontrol dengan yang sepenuhnya otomatis merupakan kontinum. o Pada suatu waktu, aktivitas terkontrol yang telah terhabituasi, dapat menjadi proses otomatis. o Contoh: proses menyetir yang pada awalnya terkontrol pada saat belajar lama- kelamaan dapat menjadi proses otomatis karena sudah terbiasa. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan proses-proses terkontrol dan otomatis dapat dilihat pada table 1 berikut. Tabel 1. Sebuah Kontinum Proses-Proses Kognitif Dari Proses-Proses Terkontrol Hingga Proses-Proses Otomatis (dalam Sternberg, 2009) KARAKTERISTIK PROSES-PROSES PROSES-PROSES OTOMATIS Jumlah upaya intensional yang dibutuhkan TERKONTROL Tingkat kesadaran alam sadar Mensyaratkan upaya-upaya yang Memerlukan sedikit saja intensi Pemakaian sumber daya atensi Tipe pemrosesan sifatnya intensional atau upaya, tetapi bisa juga tidak Kecepatan pemrosesan sama sekali Kebaruan relatif tugas-tugas Mensyaratkan sepenuhnya Umumnya terjadi diluar kesadaran Tingkat pemrosesan Kesulitan tugas-tugas ksadaran dari alam sadar yang disadari meskipun sejumlah Proses-proses akuisisi proses otomatis bisa saja tersedia bagi alam sadar Menghabiskan banyak sumber Menghabiskan sedikit saja sumber daya atensi daya atensi Dilakukan secara berkala dan Dilakkan lewat pemrosesan berurutan (satu langkah pada satu parallel dan tidak mengikuti tata waktu) urutan tertentu Pengambilan keputusan Relatif cepat menghabiskan waktu jika dibandingkan dengan proses- proses otomatis Tugas-tugas baru dan belum Tugas-tugas yang sudah dikenal pernah dilakukan atau tugas akrab dan relatif dikuasai dengan dengan banyak ciri yang berubah- ciri utamanya kestabilan ubah Tingkat pemrosesa kognitif relatif Tingkat pemrosesan kognitif relatif tinggi rendah Biasanya tugas-tugas yang sulit Biasanya tugas-tugas yang relatif mudah, bahkan beberapa tugas cenderung otomatis, praktiknya sudah cukup dikuasai Seiring dengan dikuasainya praktik-praktik, banya prosedur yang rutin dan relatif stabil bisa berubah menjadi otomatis, mengakibatkan proses-proses yang sangat terkontrol sekalipun bisa menjadi otomatis sebagian atau seluruhnya. Secara alamiah, jumlah praktik yang dibutuhkan bagi proses pengotomatisasian meningkat secara dramatis saat menghadapi tugas-tugas yang sangat kompleks
- Otomatisasi: proses yang didalamnya terjadi perubahan prosedur tindakan berubah dari sangat disadari menjadi relatif otomatis - Analisis yang mendalam terhadap kesalahan-kesalahan manusiawi dalam proses otomatis dan terkontrol menemukan bahwa kesalahan bisa diklasifikasikan menjadi dua: o Kekeliruan (mistakes): kesalahan memilih suatu sasaran atau cara untuk mencapainya biasanya melibatkan kesalahan di dalam proses-proses terkontrol yang disengaja o Kealpaan (slips): kesalahan melakukan cara yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan biasanya kesalahan dalam proses-proses otomatis. Umumnya kealpaan muncul saat dua kondisi ini muncul: Kita keluar dari proses-proses rutin dan otomatis untuk melakukan proses- proses intensional terkontol yang itdak tepat Proses proses otomatis kita mengalami penginterupsian. Interupsi biasanya merupakan hasil dari kejadian atau data eksternal, namun terkadang juga hasil dari kejadian internal, seperti pikiran yang teralihkan. Berikut ini jenis-jenis kealpaan yang berkaitan dengan proses-proses otomatis Kesalahan menangkap (capture-errors) Terlupa (omissions) Mengulang (perseverations) Kesalahan deskripsi (description errors) Kesalahan data (data driven errors) Kesalahan aktivasi asosiatif (associative-activation errors) Kesalahan karena hilangnya aktivasi (loss of activatin errors) HABITUASI DAN ADAPTASI TERKAIT PROSES ATENSI TERKONTROL & PROSES ATENSI OTOMATIS - Habituasi adalah kondisi yang kita menjadi terbiasa dengan sebuah stimulus sehingga secara bertahap kita makin kurang memberikan perhatian padanya. Contohnya, saat mendengarkan bunyi detik jam didalam kamar, setelah mendengar suara detik jarum jam tersebut selama beberapa menit kita kemudian menjadi terbiasa dengan suara tersebut dan perlahan-lahan kurang memberi perhatian pada suara itu. - Dishabituasi adalah lawan dari habituasi yaitu sebuah perubahan di dalam stimulus yang dikenal mendorong kita untuk mulai memperhatikan stimulus itu lagi. Kedua proses uini berjalan otomatis, tidak melibatkan upaya sadar sedikitpun. - Adaptasi indra adalah berkurangnya atensi terhadap sebuah stimulus tetapi bukan karena keinginan dari kontrol alam sadar. Hal ini terjadi secara langsung didalam organ indera bukan di otak. Contoh: kita tidak dapat memaksakan diri kita secara sadar untuk mencium bau tubuh kita sendiri, karena hidung kita sudah terhabituasi dengan bau tersebut. Perbedaan antara adaptasi Indera dan Habituasi - Dalam adaptasi indra respon-respon berlangsung di dalam organ-organ indrawi - Dalam habituasi, respon-respon berlangsung di dalam otak (dan berkaitan dengan pembelajaran) habituasi - Perbedaan tersebut lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 2 di bawah: ADAPTASI HABITUASI Tidak bisa diakses oleh kontrol kesadaran (contoh: anda tidak dapat memutuskan seberapa Dapat diakses oleh kontrol kesadaran cepat anda bisa beradaptasi dengan bau (contoh: anda dapat memutuskan untuk tertentu) menyadari percakapan yang ada dibelakang anda, meskipun anda sudah Berkaitan erat dengan intensitas stimulus mampu menghabituasinya) (contoh: semakin besar intensitas terang cahaya, semakin kuat indra-indra beradaptasi padanya) Tidak berkaitan dengan intensitas Tidak berkaitan dengan jumlah, lamanya, dan stimulus (contoh: bunyi keras kipas angin pengulangan pengalaman sebelumnya (contoh: tau bunyi AC yang lebih tenang) resptor-reseptor indra di kulit akan merespons perubahan di dalam temperature dengan cara Berkaitan erat dengan jumlah, lamanya yang pada dasarnya sama, tidak peduli berapa dan pengulangan pengalaman kali anda sudah diberitahunan perubahannya sebelumnya (contoh: anda akan menjadi atau sebaliknya) lebih cepat terhabituasi dengan bunyi detak jam saat anda sudah lebih sering mendengarnya)
PERSEPSI DAN KESADARAN 1) Definisi Kesadaran; Kesadaran (consciousness) berarti kesiagaan (awareness). Kesadaran berhubungan dekat dengan atensi, tetapi prosesnya tidak sama. Kita tidak sadar akan tugas yang kita perlihatkan dengan automatic processing atau attentive processing. Contohnya, ketika kita berkendara, kita dapat menggunakan automatic processing untuk meletakkan kaki pada rem sebagai respon dari lampu merah. Tetapi, kamu tidak sadar penuh melakukan gerakan ini. 2) Landasan Pikir mengenai Persepsi dan Kesadaran; Pemrosesan informasi dari lingkungan adalah fungsi utama sistem sensorik tubuh, yang menyebabkan kesadaran tentang apa yang terjadi di sekitar kita juga di dalam tubuh kita. Tetapi kita tidak mungkin memperhatikan semua stimulus yanng sampai ke sistem indra kita,akan terjadi Overload stimulus. Kesadaran itu memfokuskan pada beberapa stimulus dan mengabaikan stimulus lainnya. Seringkali informasi yang dipilih berkaitan dengan dunia internal dan eksternal. 3) Kerangka Kerja Kesadaran; Kerangka kerja dari kesadaran adalah suatu upaya mengurangi variansi (keberagaman) dalam pendefinisian pengalaman subjektif yang kita sebut kesadaran. Karakteristik- karakteristik utama kerangka kerja meliputi Attention, Wakefulness, Architecture, Recall of Knowledge dan Emotive (Maclin, Maclin, & Solso, 2007). a. Attention yaitu pemusatan sumber daya mental ke hal-hal internal maupun eksternal. Contoh yang eksternal saat kita di taman kita memusatkan attention kita terhadap bunga, anak-anak, dan hal lainnya. b. Wakefulness yaitu kontinum dari tidur hingga terjaga. c. Architecture yaitu lokasi fisik struktur fisiologis yang menyokong kesadaran. Contoh elemen architecture yaitu saat kita melihat perlombaan basket di lapangan, saat ada bola yang mengarah ke arah kita, kita dengan sadar dan spontan menghindar atau menangkas bola tersebut. d. Recall of knowlodge yaitu proses pengambilan informasi tentang pribadi yang bersangkutan dan dunia sekelilingnya. e. Emotive yaitu komponen-komponen afektif yang dikondisikan dengan kesadaran. 4) Isu yang berhubungan dengan kesadaran; topik pertama terkait kemampuan kita untuk berfikir secara sadar (tentang kita yang kurang menyadari proses mental yang lebih tinggi atas apa yang terjadi), dan yang kedua terkait ketidakmampuan kita untuk menghindari kesadaran (terlihat ketika kita mencoba menekan kesadaran). a. Kesadaran tentang Proses Mental Lebih Tinggi; Nisbet dan Wilson (1977) menyadari bahwa manusia seringkali memiliki sedikit akses langsung pada pikirannya. Manusia menyadari sepenuhnya produk atau hasil dari dari proses pemikirannya, tetapi manusia biasanya tidak menyadari proses dibalik munculnya produk atau hasil pemikiran tersebut. Manusia memiliki akses terbatas pada beberapa proses pikiran, tetapi secara relatif melengkapi akses pada proses pikiran lainnya. Contoh: Ketika seseorang berhasil membuat karya inovatif, seringkali Ia tidak bisa menceritakan seluruh aspek pikir di balik karya inovatif yang dibuatnya. Ia hanya mampu mengingat hal-hal yang memberi kesan mendalam saja dan dipandang pantas mendukung pencapaian karya inovatifnya tersebut. b. Pikiran yang Ditekan; Wegner dkk., (1987) mengemukakan proses pikiran yang ditekan termasuk dua komponen, pertama merencanakan untuk mengeliminasi pikiran dari kesadaran dan yang kedua, membawa rencana dengan menekan semua bukti dari pikiran termasuk rencana original. Wegner (1992) menghubungkan komponen thought suppression dengan konsep controlled dan automatic processing. Wegner mengusulkan bahwa – ketika kita mencoba menekan pikiran – kita terlibat dalam pencarian yang terkontrol akan pikiran yang bukan merupakan pikiran yang tidak diinginkan. Pada saat yang sama, kita juga terlibat dalam pencarian otomatis untuk setiap tanda-tanda dari pikiran yang tidak diinginkan; proses ini menuntut sedikit atensi dan terjadi secara otomatis. Ketika kita berhenti berusaha untuk menekan pikiran, kita menyingkirkan pencarian yang terkontrol untuk item yang tidak relevan. Sayangnya, bagaimanapun, pencarian otomatis tetap berlanjut. Karena itu, kita mengalami rebound effect, dengan pikiran tentang topik sebelumnya yang dilarang sekarang lebih mengisi kesadaran kita! Wegner (1997) menggunakan frase ironic effects of mental control untuk menggambarkan bagaimana usaha kita bisa menjadi bumerang ketika kita mencoba untuk mengontrol isi kesadaran kita. Misalkan kita mencoba dengan berani untuk menghalau pikiran tertentu dari kesadaran. Ironisnya, pikiran yang sama itu sangat mungkin untuk terus menyusup kembali ke dalam kesadaran. i. Wegner menyebutkan bahwa jika seseorang mencoba menekan pikirannya, Ia
mencoba mengontrol pikirannya dengan memikirkan yang tidak berhubungan dengan objek pikiran yang akan ditekan. Contohnya, jika orang sedang berdiet, maka Ia secara sadar mencari item yang lain untuk dipikirkan daripada memikirkan makanan, misalnya memikirkan teman, film, atau tugas. ii. Bagaimana proses mental tinggi kita sering gagal untuk membawa informasi dalam kesadaran. Bagian dari penekanan pikiran memberi masukkan bahwa kita mengalami kesulitan menghilangkan beberapa pikiran dari kesadaran, lebih jauh lagi, godaan untuk menghilangkannya dapat menyebabkan pikiran ini kembali lebih kuat daripada sebelumnya. Contohnya; semakin orang menekan pikirannya tentang makanan ketika berdiet, maka Ia terus berusaha mengingat untuk menghindari pikiran tentang makanan dan terus berusaha melupakan “makanan”. Hal yang terjadi adalah Ia lebih intensif mengingat makanan, sehingga pikiran tentang makanan akan semakin lebih kuat.
ATENSI & KESADARAN HAKIKAT ATENSI DAN KESADARAN - Atensi adalah cara-cara kita secara aktif memproses sejumlah informasi yang terbatas dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh indra, memori yang tersimpan, dan oleh proses-proses kognitif kita yang lain. (lihat gambar 1) - Atensi mencakup proses-proses sadar maupun bawah sadar proses sadar relatif lebih mudah dipelajari, sementara proses bawah sadar lebih sulit karena tidak disadari oleh individu (lihat kembali gambar 1). Gambar 1 Proses Kesadaran & Proses Bawah Sadar dalam Atensi - Penjelasan gambar 1: Misalnya saat kita merasakan sensasi memakan gado-gado untuk pertama kali (indra pengecap melakukan sensasi) kita teringat dengan jenis makanan serupa yang pernah kita makan sebelumnya yaitu pecel (memori) kita kemudian mulai membandingkan komposisi pecel dan gado-gado (proses berfikir). Dinamika tersebut merupakan salah satu contoh terjadinya proses atensi dalam diri kita. - Kita lebih mudah mengingat informasi yang mendapatkan atensi kita ketimbang informasi yang kita abaikan. Contohnya, kita mampu mengingat informasi yang kita lihat di TV saat kita menyimak dengan seksama (memberi antensi), sementara saat kita melakukan kegiatan lain sembari menonton TV, atensi kita teralih dan kita tidak mampu mengingat informasi yang terdapat di TV. - Kesadaran mencakup perasaan tentang apa yang disadari maupun isinya, yang darinya kita bisa gunakan untuk memfokuskan pada objek atensi. Oleh karena itulah atensi dan kesadaran membentuk dua sistem operasi yang kesannya tumpang tindih (overlapping), meskipun perlu sebenarnya lebih menunjukkan sistem yang berkesinambungan (inter-correlated). o Sejumlah penelitian menemukan bahwa sejumlah pemrosesan atensi yang aktif terhadap pemrosesan indrawi, informasi yang diingat-ingat dan informasi kognitif, bisa berjalan diluar kesadaran kita. Contoh: pada saat ini anda dapat menyetir sambil secara sadar melakukan aktivitas yang lain, misal mengobrol, meskipun hal ini tidak dapat dilakukan jika anda tidak sadar sepenuhnya. - Keuntungan yang diperoleh dari atensi akan semakin besar kalau kita manjadikan proses-prosesnya disadari. Atensi yang disadari mengandung 3 tujuan bagi kognisi, yaitu: 1) Atensi membantu pemonitoran interaksi-interaksi kita dengan lingkungan. Melalui pemonitoran kita mempertahankan kesadaran tentang seberapa baiknya kita beradaptasi dengan lingkungan kita. Contoh, saat kita berada dalam kelas, kita memiliki kemampuan untuk bertahan duduk dan berperilaku berbeda seperti saat kita sedang di tengah pesta. Hal itu terjadi karena kita memberi atensi pada situasi dan interaksi kita di tengah lingkungan. 2) Atensi membantu kita mengaitkan masa lalu (memori) dan masa kini (sensasi), memberikan kita pemahaman tentang kontinuitas pengalaman (proses berpikir). Contoh, saat menonton serial sinetron di TV, seseorang mampu mengaitkan cerita dari episode baru yang sedang ia tonton dengan episode sebelumnya karena ia memberi atensi terhadap sinetron tersebut. 3) Atensi membantu kita mengntrol dan merencanakan tindakan-tindakan ke depan. Kita dapat melakukannya berdasarkan informasi yang kita peroleh dari pemonitoran dan pengaitan memori masa lalu dan pencerapan masa kini. Contoh: kita mampu melakukan tugas yang diberikan oleh atasan kita.
PEMROSESAN AMBANG SADAR - Beberapa informasi yang berada di luar kesadaran alam sadar masih dapat diakses alam sadar, minimal proses-proses kognitifnya. Informasi bagi pemrosesan kognitif yang letaknya diluar kesadaran alam-sadar ini bertempat di wilayah yang disebut ambang sadar. - Informasi ambang sadar mencakup memori-memori yang tersimpan namun tidak digunakan setiap waktu kecuali dibutuhkan. Contoh, jika ditanya apakah anda bisa mengingat tatanan kamar tidur anda. - Informasi ambang sadar juga mencakup informasi sensasi indrawi, contoh; sensasi yang sedang dirasakan telinga anda saat anda fokus membaca. - Pertandaan/priming terjadi ketika pengenalan terhadap stimuli tertentu dipengaruhi oleh presentasi sebelumnya dari stimuli yang sama atau mirip. - Fenomena “tinggal di ujung lidah, sulit untuk diungkapkan” adalah fenomena ketika kita mengalami kesulitan menarik informasi ambang sadar menuju kesadaran alam sadar. - Persepsi ambang sadar juga bisa ditemukan pada orang yang mengalami lesi (luka) di wilayah korteks visual di otak. Pasien biasanya mengalami kondisi seperti kebutaan di area korteks tertentu yang terluka. Namun begitu, mereka masih bisa menunjukkan fenomena penglihatan membuta yaitu sebuah kondisi yang penderita masih memiliki jejak kemampuan mempersepsi secara visual padahal area-area korteks visualnya mengalami kebutaan dan masih bisa merespon stimulus visual, meskipun tidak memahami apa yang dipersepsinya. Sumber Referensi: Solso, Robert L, dkk. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga Sternberg, R.J. (2009). Cognitive Psychology (5th edition). Belmont: wadsworth, Cengage Learning Anderson,J. (2000).Learning and Memory An Integrated Approach. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc. Robinson-Riegler,G & Robinson-Riegler,B.(2009). Cognitive Psychology Applying the Science of The Mind. Boston : Pearson Education,Inc. Ling,J. Catling, J. (2012). Psikologi Kognitif. Jakarta : Penerbit Erlangga Smith, E.E. Koslin, SM (2014) Psikologi Kognitif: Pikiran dan Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Matlin, M.W., (2007). Cognition. 4th ed. Fort Worth: Harcourt Brace College Publishers.
MODUL 3 MEMORI DEFINISI MEMORI - Memori atau ingatan adalah cara-cara yang kita gunakan untuk mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini (Tulving, 200b; Tulving & Craik, 2000). MODEL-MODEL MEMORI 1) MODEL MEMORI TRADISIONAL - Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968) mengusulkan sebuah model mengenai penyimpanan informasi pada manusia, yang mengonsep memori berdasarkan 3 bentuk: Tempat menyimpan sementara hasil serapan indra disebut Memori Pencatatan Indra (=Sensory Register), yaitu kemampuan memori menyimpan sejumlah informasi indra yang relative terbatas untuk periode yang sangat singkat (=Immediate Memory). Tempat menyimpan informasi untuk waktu yang singkat, disebut Memori Jangka Pendek (=Short Term Memory), yaitu kemampuan memori menyimpan informasi persepsi untuk jumlah waktu yang lebih lama namun dengan kapasitas yang relatif terbatas. Tempat menyimpan informasi untuk waktu yang sangat lama, disebut Memori Jangka Panjang (=Long Term Memory), yaitu sebuah kapasitas memori yang sangat besar dalam kemampuannya menyimpan berbagai informasi pengalaman untuk periode yang sangat panjang, bahkan untuk waktu ynag tidak terbatas. - - Gambar 1 - Model Memori Tradisional 2) MODEL TINGKAT PEMROSESAN INFORMASI - Sebuah pemisahan yang radikal dari model tiga simpanan (memori) secara tradisional adalah kerangka tingkatan-tingkatan pemrosesan, yang merumuskan bahwa memori tidak terdiri atas 3 atau berapa pun jumlah simpanan yang terpisah-pisah, namun lebih beragam disepanjang dimensi yang berkelanjutan berdasarkan kedalaman pengkodeannya (Craik & Lockhart 1972). - Dimensi yang dimaksud dalam model tingkat pemrosesan informasi ini, berangkat dari tingkat pemrosesan fisik (visual) yang memiliki tingkat kedalaman pengkodean paling sederhana. Lalu dilanjutkan ke tingkat pemrosesan akustik (suara) yang memiliki tingkat kedalaman pengkodean lebih kompleks karena membutuhkan masukan suara yang mengiringi ciri fisik tertentu. Tingkat pemrosesan Makna (Semantik) yang memiliki tingkat kedalaman pengkodean tertinggi, karena menyertakan kedalaman makna dibalik setiap ingatan visual maupun akustik atas suatu objek ingatan. - Ilustrasi ketiga memori berdasarkan tingkatan pemrosesan informasi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Kerangka pikir tingkat-tingkat pemrosesan (F Craick & E Tulving, 1972): Tingkat Pemrosesan Dasar Pemrosesan Contoh Fisik Ciri-ciri huruf yang tampak KANGKUNG semua huruf ditulis dalam secara visual huruf besar (K-A-N-G-K-U-N-G) Akustik Kombinasi-kombinasi bunyi Irama yang didengar saat suatu kata Semantik yang menyertai huruf dan diucapkan (K-A-N-G dibaca Kang, K-U-N-G kata dibaca Kung, Kang+Kung = Kangkung) Makna kata Kangkung memiliki makna sejenis sayuran air, yang berbeda dengan Sawi yang sejenis sayuran darat. 3) MODEL INTEGRATIF : MEMORI YANG SEDANG BEKERJA - Model memori yang sedang bekerja (working memory) mungkin merupakan model yang paling banyak digunakan dan diterima dewasa ini. - Memori yang sedang bekerja menyimpan hanya porsi memori jangka panjang yang diaktifkan paling belakangan, dan ia menggerakan elemen-elemen yang aktif ini kedalam dan keluar simpanan memori temporer yang singkat (Dosher, 2003). - Sedangkan Model Working Memory dari Baddeley memadukan empat elemen: Elemen pertama adalah sebuah kerangka-sketsa visuo-spasial (visuopatial sketchpad) menangani paparan informasi visual yang singkat. Elemen kedua adalah simpul fonologis (phonological loop) menangani ujaran di dalam hati yang singkat ketika (1) memahami ucapan verbal dan (2) melatih kemampuan akustik. Elemen ketiga adalah eksekutif sentral (central executive) yang mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas atensi dan mengatur respon-respon. Elemen ke empat adalah “beberapa sistem-sistem pembantu tambahan” (=Episodic Buffer) saat menggarap tugas-tugas kognitif atau perseptual lainnya. WORKING MEMORY Gambar 2 Model memori Integratif – Working Memory 4) MODEL SISTEM-SISTEM MULTI MEMORI - Gagasan utama model ini adalah bahwa sistem-sistem yang multiplikatif (=terus berlipat ganda) ikut terlibat dalam penyimpanan dan pengulangan informasi. - Tulving (1972) mengusulkan sebuah pemilahan antara 2 jenis memori. 1) Memori Semantik : Menyimpan pengetahuan dunia secara umum. Hal ini adalah ingatan kita terhadap fakta-fakta yang tidak unik bagi kita dan tidak dipanggil dalam konteks temporal dalam khusus apa pun.
2) Memori Episodik : menyimpan kejadian-kejadian atau episode-episode yang dialami secara pribadi. - sementara itu, Larry Squire menemukan konsep yang lebih luas berdasarkan riset neuropsikologis yang ia lakukan sebagai berikut: MEMORI JANGKA PANJANG Deklaratif Non-Deklaratif (Fakta) (Skill) Semantik Episodik (Pengetahuan & (Kejadian, Waktu, Pengartian) Tempat Tertentu) Kemampuan Pertandaan/ Hasil Non- prosedural (contoh: priming Pengon Asosiatif motorik, perseptual, -disian (habituasi, (perseptual, sensitisasi) kognitif semantik) 5) MODEL PERSPEKTIF KONEKSIONIS - Model ini juga dikenal sebagai model pemrosesan yang didistribusikan secara paralel - Para tokoh yang mendukung pandangan ini menyatakan bahwa berbagai konsep yang telah dijelaskan diatas, diantaranya memori yang sedang bekerja, model-model jaringan bagi memori, penyebaran aktivasi, pertandaan dan proses-proses paralel saling mengembangkan dan mendukung satu-sama lain. - Model ini digambarkan dalam ilustrasi pada gambar di bawah ini Gambar 2 Model Memori-Perspektif Koneksionis
TAHAPAN PEMROSESAN INFORMASI MENJADI MEMORI - Terdapat 3 (tiga) tahap pemrosesan informasi menjadi memori : penyandian (encoding; pemasukan pesan ke dalam ingatan), penyimpanan (storage), dan pengambilan (retrieval; pengingatan kembali apa yang telah disimpan). 1) Pertama, kita memasukkan ke dalam memori; inilah tahap penyandian. Kita mengubah (transformasi) masukan fisik (gelombang suara) yang bersesuaian dengan ucapan menjadi sandi (kode) atau representasi yang diterima oleh memori, dan kita menempatkan representasi itu ke dalam memori. Tahap ini berisi cara mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi mental di dalam memori. 2) Kedua, kita mempertahankan – atau menyimpan; inilah tahap penyimpanan (storage). Tahap ini berisi cara menahan informasi yang sudah tersimpan di dalam memori. 3) Dan ketiga, kita bisa mendapatkan kembali dari penyimpanan; inilah tahap pengambilan (pengingatan kembali) (=Retrieval). Tahap ini berisi cara memperoleh akses menuju informasi yang sudah tersimpan di dalam memori JENIS-JENIS MEMORI - Jenis-jenis memori dibedakan dalam beberapa kategori; (1) berdasarkan lama penyimpanan, (2) Berdasarkan Jenis Informasi yang disimpan. 1) Jenis memori berdasarkan lama penyimpanan a) Memori jangka pendek, situasi yang mengharuskan kita menyimpan material selama beberapa detik. b) Memori jangka panjang, situasi yang mengharuskan kita menyimpan material untuk interval yang lebih panjang – dari beberapa menit sampai tahunan. 2) Jenis memori berdasarkan jenis informasi yang disimpan a) Memori eksplisit, berkaitan dengan memori untuk fakta, terutama fakta personal seperti pengalaman kita sendiri. b) Memori implisit, mencakup memori untuk kecakapan. MEMORI JANGKA PENDEK - Pada penyimpanan jangka pendek di Short term Memory, walaupun dalam situasi di mana kita harus mengingat informasi hanya untuk beberapa detik, memori jangka pendek melibatkan ketiga tahap penyandian, penyimpanan, dan pengambilan. 1) Penyandian; Untuk menyandikan informasi menjadi memori jangka pendek, kita harus memperhatikannya. Karena kita selektif tentang apa yang kita perhatikan, memori jangka pendek hanya akan menampung apa yang kita pilih. Ini berarti sebagian besar yang kita temui tidak pernah masuk ke memori jangka pendek dan, sudah tentu, tidak dapat diambil kemudian. a) Penyandian Akustik; Kita cenderung menggunakan sandi akustik untuk mempertahankan informasi tetap aktif dengan mengulangnya – artinya, dengan mengulangnya berkali-kali kepada diri sendiri. Pengulangan merupakan strategi yang paling popular jika informasi terdiri dari butir verbal seperti angka, huruf, atau kata. Kita menyandikan tiap huruf secara akustik, kadang-kadang sebagian hilang dari sandi ini, dan kemudian berespons dengan huruf yang konsisten dengan bagian sandi yang tertinggal. Lebih sulit mengingat butir-butir yang berurutan jika mereka mirip secara akustik. Menghilangkan pemakaian sandi akustik menghapus pengingatan separuh (Zhang & Simon, 1985). b) Penyandian Visual; Jika seseorang harus menyimpan butir non-verbal (seperti gambaran yang sulit untuk dideskripsikan dan dengan demikian sulit untuk diulang secara akustik), sandi visual mungkin menjadi lebih penting. c) Memori jangka pendek terdiri dari tiga komponen yang berbeda : Buffer akustik, menyimpan secara singkat informasi dalam sandi akustik;
Buffer visual, menyimpan secara singkat informasi dalam sandi visual; Eksekutif sentral, mengawasi serta mengkoordinasikan kedua buffer (Baddeley, 1986). 2) Penyimpanan; Kapasitas Yang Terbatas; Kapasitas memori jangka pendek adalah tujuh butir, lebih atau kurang dua (7 ± 2). Chunking; Kita dapat menggunakan memori jangka panjang untuk menyandi kembali (recode) material baru menjadi unit-unit yang lebih besar dan memiliki arti dan kemudian menyimpan unit-unit tersebut di memori jangka pendek. Unit tersebut dinamakan chunk (arti katanya : gumpal, potong) dan kapasitas memori jangka pendek lebih baik diekspresikan sebagai 7 ± 2 chunk (Miller, 1956). Pembentukan chunk dapat terjadi pada angka pula. Lupa; Lupa terjadi karena butir-butir itu tergeser (displaced) oleh butir yang baru atau karena mengalami peluruhan (decay) dengan berjalannya waktu. 3) Pengambilan; Tiap butir tambahan dalam memori jangka pendek menambahkan jumlah waktu tertentu dalam proses pengambilan – kira-kira 40 milidetik. Hasil yang sama ditemukan jika butir yang dimaksud adalah huruf, kata, bunyi nada, atau gambar wajah (Sternberg, 1975). - Memori Jangka Pendek dan Proses Berpikir 1) Jika secara sadar kita mencoba memecahkan suatu masalah, kita sering menggunakan memori jangka pendek sebagai ruang kerja mental : kita menggunakannya untuk menyimpan bagian- bagian masalah serta informasi yang diambil dari memori jangka panjang yang relevan dengan masalah. 2) Memori jangka pendek digunakan bukan hanya dalam masalah numerik tetapi juga dalam seluruh masalah kompleks yang sering kita hadapi. Karena alasan ini, peneliti semakin sering menyebut memori jangka pendek sebagai “memori kerja” (working memory), dan mengkonseptualisasikannya sebagai semacam papan tulis di mana pikiran melakukan perhitungan dan menuliskan hasil parsialnya untuk digunakan kemudian (Baddeley, 1986; Just & Carpenter, 1987). 3) Kita memiliki sistem memori khusus untuk memproses bahasa. Sistem memori jangka pendek tidak terlibat dalam memahami kalimat yang relatif sederhana. Memori jangka pendek berperan sebagai back-up dalam pemahaman kalimat (McCarthy & Warrington, 1987b). 4) Jika tiba pada proses bahasa yang lebih tinggi seperti mengikuti percakapan atau membaca teks, memori jangka pendek memiliki peranan penting. Saat membaca untuk mengerti, kita seringkali secara sadar menghubungkan kalimat baru dengan kalimat sebelumnya di dalam teks. Penghubungan butir baru dengan butir lama terjadi di memori jangka pendek karena orang yang memiliki kapasitas memori jangka pendek yang lebih banyak memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan orang lain dalam membaca tes pemahaman (Daneman & Carpenter, 1980). Penelitian lain menunjukkan bahwa kemudahan suatu teks dibaca tergantung pada kemungkinan material yang saling berhubungan dan relevan masih dalam memori jangka pendek (Malt, 1985). - Transfer dari Memori Jangka Pendek menjadi Memori Jangka Panjang 1) Memori jangka pendek merupakan stasiun perhentian ke memori jangka panjang. Artinya, informasi berada di memori jangka pendek sementara ia sedang disandikan menjadi memori jangka panjang. 2) Dual-memory model, Atkinson & Shiffrin, 1968, 1971, jika informasi memasuki memori jangka pendek, ia dapat dipertahankan dengan pengulangan atau hilang karena penggeseran atau peluruhan. Selain itu, informasi dapat ditransfer, atau disalin, ke memori jangka panjang. 3) Salah satu cara untuk meningkatkan transfer adalah pengulangan. Pengulangan suatu butir bukan hanya mempertahankan memori jangka pendeknya tetapi juga menyebabkannya ditransfer ke memori jangka panjang. 4) Eksperimen pengingatan bebas (free recall), kemampuan pengingatan beberapa kata terakhir adalah tinggi, karena butir-butir di dalam memori jangka pendek lebih mudah untuk diambil. Pengingatan beberapa kata yang dipresentasikan pertama juga sangat baik. Jika kata pertama dipresentasikan, mereka masuk ke memori jangka pendek dan diulang. Karena masih sedikit yang ada di memori jangka pendek, mereka diulang lebih sering dan dengan demikian lebih besar kemungkinannya ditransfer ke jangka panjang. Saat semakin banyak butir yang dipresentasikan,
memori jangka pendek dengan cepat penuh, dan kesempatan untuk pengulangan dan transfer butir tertentu ke memori jangka panjang menurun sampai tingkat yang rendah. Sehingga, hanya beberapa butir pertama yang menikmati kesempatan ekstra untuk ditransfer, dan inilah mengapa mereka diingat sangat baik kemudian dari memori jangka panjang. Dual-memory model. Butir yang datang memasuki sistem memori melalui memori jangka pendek. Jika telah berada di memori jangka pendek, butir dapat dipertahankan di situ oleh pengulangan. Saat butir diulang, informasi tentangnya ditransfer ke memori jangka panjang. Jika pengulangan suatu butir diakhiri, butir itu segera akan diganti oleh butir yang baru masuk dan dengan demikian hilang dari memori jangka pendek. MEMORI JANGKA PANJANG - Memori jangka panjang melibatkan informasi yang dipertahankan untuk interval sesingkat beberapa menit (seperti point-point yang dibuat sebelumnya dalam suatu percakapan) atau sampai seumur hidup (sebagai kenangan masa anak-anak). - Memori melibatkan ketiga tahap penyandian, penyimpanan, dan pengambilan. 1) Penyandian Penyandian Makna; Memori jangka panjang memiliki sandi preferensinya untuk material verbal (yaitu, makna), tetapi sandi lain (kesan visual, rasa, dan bau-bauan) juga dapat digunakan. Menambahkan Hubungan Yang Bermakna; Seringkali butir-butir yang harus kita ingat adalah butir yang bermakna tetapi hubungan di antaranya tidak. Pada kasus tersebut, memori dapat ditingkatkan dengan menciptakan kaitan nyata atau artifisial antara butir- butir tersebut. Salah satu cara terbaik untuk menambahkan hubungan adalah penguraian (perluasan) makna material sambil menyandikannya. Semakin dalam atau luas kita menyandikan makna, semakin baik memorinya (Craik & Tulving, 1975). 2) Pengambilan Daya ingat yang buruk seringkali mencerminkan kegagalan pengambilan ketimbang kegagalan penyimpanan. Bukti-Bukti Adanya Kegagalan Pengambilan Setiap orang pada suatu saat mungkin tidak mampu mengingat suatu fakta atau pengalaman, dan hanya mengingatnya kemudian. Pengalaman “tip-of-the-tongue” (sudah di ujung lidah) di mana kata atau nama tertentu seolah-olah sudah teringat tetapi sulit untuk diucapkan (Brown & McNeill, 1966).
Orang yang berada di dalam pengaruh hipnosis/psikoterapi, memori yang tampaknya dilupakan sesungguhnya tidak hilang. Memori itu hanya sulit untuk diambil dan memerlukan isyarat pengambilan (retrieval cue) yang tepat (sesuatu yang dapat membantu kita mengambil suatu memori). Semakin baik isyarat pengambilan, semakin baik memori kita. Interferensi Jika kita mengasosiasikan butir yang berbeda dengan isyarat yang sama, jika kita mencoba menggunakan isyarat tersebut untuk mengambil salah satu butir (butir sasaran), butir lain mungkin menjadi aktif dan mengganggu (interferensi) pengambilan sasaran. Semakin banyak butir yang diasosiasikan dengan suatu isyarat, semakin overload dan semakin kurang efektif pengambilannya. Model Pengambilan Beberapa model pengambilan dalam memori jangka panjang didasarkan pada proses pencarian sedangkan yang lain didasarkan pada proses aktivasi. Pengambilan biasanya lebih sulit jika lebih banyak fakta yang diasosiasikan dengan isyarat pengambilan, karena tiap fakta menambah jalur yang harus dicari. Pengambilan dalam pengertian penyebaran aktivasi juga menjelaskan mengapa interferensi memperlambat pengambilan (Anderson, 1983). 3) Penyimpanan; Kecil kemungkinan bahwa segala sesuatu yang pernah kita pelajari masih terdapat di dalam memori menunggu isyarat pengambilan yang benar. Sebagian informasi hampir dipastikan hilang dari penyimpanannya (Loftus & Loftus, 1980). Pasien yang mendapatkan terapi elektrokonvulsif untuk menghilangkan depresi berat (arus listrik ringan dialirkan ke otak untuk menghasilkan kejang singkat mirip epileptik dan keadaan tidak sadar sementara). Pasien kehilangan memorinya untuk peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam bulan-bulan sebelum terapi elektrokonvulsif, tetapi tidak untuk peristiwa yang lebih awal (Squire & Fox, 1980). Selain itu, terapi elektrokonvulsif mengganggu proses penyimpanan yang mengkonsolidasikan memori baru selama periode beberapa bulan atau lebih panjang, dan informasi yang tidak dikonsolidasikan hilang dari penyimpanan. Peranan hipokampus dan amigdala, yang terletak di bawah korteks serebral, sebagai sistem referensi silang, yang mengkaitkan aspek-aspek memori tertentu yang disimpan di bagian otak yang terpisah (Squire, Cohen, & Nadel, 1984). Penyimpanan memori jangka panjang hampir dipastikan terletak di korteks, terutama di daerah di mana informasi sensorik diinterpretasikan (Zola-Morgan & Squire, 1990; Squire, 1992). - Interaksi Penyandian-Pengambilan; Dua faktor penyandian lain juga meningkatkan kemungkinan keberhasilan informasi : (a) pengorganisasian informasi pada saat penyandian; dan (b) menjamin bahwa konteks penyandian informasi mirip dengan yang akan diambil. - Organisasi 1) Semakin baik kita mengorganisasikan material yang kita sandikan, semakin mudah pengambilannya. 2) Daftar nama atau kata jauh lebih mudah diingat jika kita menyandikan informasi ke dalam kategori dan kemudian mengambilnya berdasarkan kategori demi kategori. 3) Organisasi hierarkis memungkinkan kita membagi pencarian yang besar menjadi urutan pencarian yang kecil. Dan dengan pencarian yang lebih kecil, kemungkinan kita macet karena kembali ke kata yang sama berulang kali menjadi lebih kecil pula. Kemacetan itulah yang terjadi jika kita mencari material yang tidak diorganisasikan (Raaijmakers & Shiffrin, 1981; Gillund & Shiffrin, 1984). 4) Organisasi hierarkis untuk meningkatkan kemampuan pengingatan kembali. Bagan seperti ini dibentuk menurut aturan berikut : semua butir di bawah adalah nodus (cabang) dimasukkan di dalam kelas yang dilabel oleh nodus tersebut. Sebagai contohnya, butir “perunggu”, “baja”, dan
“kuningan” dimasukkan dalam kelas yang diberi nama “logam campuran” (Dari Bower, Clark, Winzenz, & Lesgold, 1969). Organisasi hierarkis untuk meningkatkan kemampuan pengingatan kembali. Bagan seperti ini dibentuk menurut aturan berikut : semua butir di bawah adalah nodus (cabang) dimasukkan di dalam kelas yang dilabel oleh nodus tersebut. Sebagai contohnya, butir “perunggu”, “baja”, dan “kuningan” dimasukkan dalam kelas yang diberi nama “logam campuran” (Dari Bower, Clark, Winzenz, & Lesgold, 1969). - Konteks 1) Akan lebih mudah mengambil fakta atau episode tertentu jika kita berada dalam konteks yang sama di mana kita menyandikannya (Estes, 1972). 2) Konteks di mana peristiwa disandikan dengan sendirinya merupakan salah satu isyarat pengambilan yang paling kuat. 3) Konteks tidak selalu eksternal bagi individu – artinya, tidak selalu berada di lingkungan. Apa yang terjadi di dalam diri kita saat kita menyandikan informasi – keadaan internal kita – juga merupakan konteks. 4) State-dependent learning, memori sebagian tergantung pada keadaan internal selama belajar. Memori memang membaik jika keadaan internal kita selama pengambilan cocok dengan selama penyandian (Eich, 1980). Efek konteks lingkungan pada pengingatan kembali. Dalam eksperimen untuk mendemonstrasikan bagaimana konteks mempengaruhi pengingatan, salah satu kelompok penyelam menghafal daftar kata sementara mereka berada di pantai, sedangkan kelompok penyelam lain menghafal daftar kata itu sementara mereka berada di kedalaman 15 kaki. Kemudian, tiap kelompok dibagi dua dan mencoba mengingat kata baik di lingkungan yang sama dengan saat mereka menghafalnya, atau di lingkungan yang berbeda. Tidak ada efek jelas pada apakah penyelam awalnya mempelajari daftar kata di darat atau di dalam air. Tetapi penyelam yang diuji di lingkungan yang berbeda mengingat 40 persen lebih sedikit dibandingkan penyelam yang menghafal dan mengingatnya di lingkungan yang sama (Godden & Baddeley, 1975).
- Faktor Emosional dalam Pelupaan 1) Emosi dapat mempengaruhi memori jangka panjang sekurangnya melalui lima cara yang berbeda. 2) Kita cenderung berpikir tentang situasi yang bermuatan emosi, negatif dan positif, lebih banyak dari kita memikirkan situasi yang netral. Kita lebih sering mengulang dan mengorganisasikan kenangan yang menggairahkan dibandingkan kenangan yang lebih lembut. Kenangan yang lebih baik untuk situasi yang emosional ketimbang yang tidak emosional (Rapaport, 1942; Neisser, 1982). 3) Emosi dapat mempengaruhi memori melalui flashbulb memory. Flashbulb memory adalah rekaman yang gamblang dan relatif permanen tentang situasi di mana kita mempelajari peristiwa yang penting dan bermuatan emosi. Menurut Brown dan Kulik (1977), peristiwa yang penting secara luarbiasa memicu suatu mekanisme memori khusus, yang membuat rekaman permanen terhadap segala sesuatu yang dialami oleh seseorang pada saat tersebut. Seakan-akan kita membuat foto, dan inilah mengapa pengingatan itu disebut “flashbulb memory”. Flashbulb memory menjadi lebih sulit digali dengan berjalannya waktu, seperti halnya memori jangka panjang yang normal. Kenangan akan tragedi nasional dapat menjadi contoh memori normal. Alasan kita mengingat peristiwa sangat gamblang adalah karena kita terus mendengar dan membicarakannya, cara yang kita lakukan terhadap situasi lain yang bermuatan emosi. 4) Kecemasan tidak secara langsung menyebabkan kegagalan memori; namun ia menyebabkan, atau diasosiasikan, dengan pikiran yang tidak berhubungan, dan pikiran tersebut yang menyebabkan kegagalan memori dengan mengganggu pengambilan memori (Holmes, 1974). 5) Emosi juga dapat mempengaruhi memori dengan efek konteks. Pengingatan paling baik jika emosi yang dominan selama pengambilan cocok dengan yang terjadi selama penyandian (Bower, 1981). 6) Hipotesis represif, Freud menyatakan bahwa beberapa pengalaman emosional pada masa anak-anak adalah sangat traumatik sehingga membolehkan pengalaman itu masuk ke kesadaran beberapa tahun kemudian dapat menyebabkan individu yang bersangkutan mengalami kecemasan berat. Pengalaman traumatik tersebut dikatakan disimpan di bawah sadar atau direpresi; dan dapat diambil hanya jika emosi yang berkaitan dengannya dipisahkan. Represi merupakan kegagalan pengambilan akhir : akses ke memori sasaran dihambat secara aktif. Sumber Referensi: Solso, Robert L, dkk. 2008. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga Sternberg, R.J. (2009). Cognitive Psychology (5th edition). Belmont: wadsworth, Cengage Learning Anderson,J. (2000).Learning and Memory An Integrated Approach. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc. Robinson-Riegler,G & Robinson-Riegler,B.(2009). Cognitive Psychology Applying the Science of The Mind. Boston : Pearson Education,Inc. Ling,J. Catling, J. (2012). Psikologi Kognitif. Jakarta : Penerbit Erlangga Smith, E.E. Koslin, SM (2014) Psikologi Kognitif: Pikiran dan Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Matlin, M.W., (2007). Cognition. 4th ed. Fort Worth: Harcourt Brace College Publishers.
Search
Read the Text Version
- 1 - 41
Pages: