Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore 722-Article Text-1827-1-10-20170217

722-Article Text-1827-1-10-20170217

Published by driyaningsih21, 2021-09-10 03:08:27

Description: 722-Article Text-1827-1-10-20170217

Search

Read the Text Version

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) PERENCANAAN STRATEGI BERSAING SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH SWASTA SALATIGA Dewa Made Dwi Kamayuda Program Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana Mutia Ayu Krismanda [email protected] rogram Pasca Sarjana Manajemen Pendidikan FKIP - Universitas Kristen Satya Wacana ABSTRACT This study aimed to develop competitive strategy planning in increasing number of new students in one of the private schools in Salatiga. The Design of the study is research & development and in this study is limited to the product design stage alone that produce schools competitive strategy planning in increasing the number of new students. Research instruments for gathering data are observation, interviews, FGD and study documents. Data Analysis used SWOT analysis to analyze the internal and external factors such as the school’s strengths, weaknesses, opportunities and threats in determining the appropriate competitive strategies for schools. The result of SWOT analysis indicated that the school is in quadrant position SO (Strength Opportunity), which supports an aggressive strategy by using the power of the internal environment of the school to seize the opportunities from external environment. Competitive strategy planning of the school which suggested namely: (1) Education and training for teachers: - Develop active, innovative, creative, effective and fun learning through particpated in seminars, workshops or training from both inside and outside of the school; (2) Focus on internal and external customers: Optimizing program and extracurricular activities ranging from planning, implementation, and evaluation to achieve the targets that are expected to have an opportunity to join competition with other schools, develop character building programs for students, Conducting program fun day and parenting seminar on building relationships and smooth communication between schools and parents and provides knowledge about how to educating children; (3) Teamwork: Organize retreat educators to strengthen the relationship, teamwork and equalization of school vision, Build effective and organized alumni network; (4) Engage and empower employees: Forming the evaluation team and the subject leader as an effective and efficient way to monitor and ensure the ability of the teaching profession evolved in terms of competence. Keywords: Competitive Strategy, Total Quality Manajemen, Swot Analysis 79

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 suatu arena fundamental dimana persaingan berlangsung. Hal ini berarti setiap organisasi PENDAHULUAN atau perusahaan perlu merumuskan strategi dan posisi yang tepat agar dapat memenangkan Strategi sebagai rencana jangka panjang persaingan. Lebih lanjut Porter menjelaskan organisasi berkenaan dengan bagaimana bahwa tujuan dari strategi bersaing adalah organisasi itu menyelaraskan kekuatan dan untuk membina posisi dimana suatu lembaga kelemahan internalnya dengan peluang dan dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik- ancaman eksternal untuk mempertahankan baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan keunggulan kompetitif. Strategi yang tepat atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut dapat mengantarkan organisasi atau lembaga secara positif. Sehingga untuk menciptakan pendidikan pada keberhasilan mencapai posisi bertahan yang aman (defendable tujuannya dan tetap memiliki keunggulan position) diperlukan adanya strategi bersaing kompetitif (Dessel, 2008). yang efektif yang mencakup tindakan-tindakan menyerang (ofensif) ataupun bertahan Strategi peningkatan mutu pendidikan di (defensive). Oleh karena itu penyelidikan dan sekolah dalam implementasinya tidak lepas dari analisis sumbermasing-masing kekuatan adalah manajemen peningkatan mutu sekolah. kunci untuk mengembangkan sebuah strategi. Berkaitan hal ini Usman (2002) mengatakan bahwa manajemen peningkatan mutu, Terdapat tiga pendekatan strategi generik terkandung upaya (a) mengendalikan proses yang secara potensial dapat berhasil yang berlangsung di sekolah baik kurikuler mengungguli para pesaing dalam suatu bidang maupun administrasi, (b) melibatkan proses untuk menghadapi kondisi persaingan, yaitu diagnose, dan (c)memerlukan partisipasi semua keunggulan biaya menyeluruh, diferensiasi dan pihak, kepala sekolah, guru, staf administrasi, fokus (Porter, 2007). Strategi generik peserta, didik, orang tua dan pakar. Lebih lanjut merupakan suatu pendekatan yang memung- dikatakan Usman (2002), bahwa manajemen kinkan suatu lembaga untuk mendapatkan peningkatan mutu memiliki prinsip: (1) keunggulan kompetitif yang melebihi pesaing peningkatan mutu harus dilaksanakan di lainnya dalam suatu lingkup usaha (David, sekolah, (2) peningkatan mutu dapat 2008). Oleh karena itu, setiap sekolah harus dilaksanakan dengan adanya kepemimpinan mampu mengembangkan keunggulan bersaing yang baik, (3) peningkatan mutu harus yang tidak mudah diimitasi oleh para pesaing didasarkan pada data dan fakta baik sifat lain. Keunggulan bersaing tersebut dapat kualitatif maupun kuantitatif, (4) peningkatan diciptakan melalui efisiensi, kualitas produk, dan mutu harus memberdayakan dan melibatkan inovasi (Wijaya, 2008) semua unsur yang ada di sekolah, dan (5) peningkatan mutu memiliki tujuan bahwa Strategi generik pertama adalah sekolah dapat memberikan kepuasan kepada keunggulan Biaya. Memiliki posisi berbiaya peserta didik, orang tua dan masyarakat. rendah akan membuat suatu lembaga memperoleh hasil di atas rata-rata dalam Porter (2007) mengungkapkan bahwa bidangnya meskipun ada kekuatan persaingan salah satu strategi yang dapat dirancang oleh yang besar. Posisi biaya memberikan kepada sekolah untuk menjaga dan meningkatkan daya suatu lembaga ketahanan terhadap rivalitas dari saing sekolah adalah melalui strategi bersaing. para pesaing, karena biayanya yang lebih Strategi bersaing merupakan upaya mencari posisi bersaing yang menguntungkan dalam 80

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) rendah memungkinkannya untuk tetap dapat yang dimiliki tentunya akan memperkuat menghasilkan laba setelah para pesaingnya struktur lembaga pendidikan secara maksimal. mengorbankan laba mereka demi persaingan (Porter, 2007). Dalam konteks lembaga Meskipun dalam mencapai diferensiasi pendidikan, keunggulan biaya yaitu strategi akan berarti mengorbankan posisi biaya jika sekolah dalam mengefisienkan seluruh biaya kegiatan yang dilaksanakan cukup mahal, tetapi operasionalnya sehingga menghasilkan jasa dengan melakukan diferensiasi akan membuat yang bisa dijual lebih murah dibandingkan lembaga tersebut memberikan dan menciptakan pesaingnya. Strategi keunggulan biaya ini sesuatu yang bernilai (Porter, 2007). Itulah berfokus pada harga, sehingga pada umumnya alasan untuk membayar sebuah produk atau sekolah tidak memperhatikan berbagai faktor jasa dengan harga yang tinggi. Harga tinggi pendukung dari jasa ataupun harga. Hal utama untuk sebuah produk yang ditawarkan menun- bagi pihak sekolah adalah menawarkan jasa jukkan bahwa produk tersebut sangat bernilai dengan harga yang sangat bersaing (Wijaya, dan dapat menjadi sebuah bentuk keunggulan 2008).Akan tetapi, dalam menjalankan strategi kualitas bagi produk itu sendiri (Trout dan ini setiap sekolah perlu menetapkan harga yang Rivkin, 2001). Oleh karena itu, setiap sekolah paling tepat sehingga dapat memberikan harus mencari caramelakukan diferensiasi untuk keuntungan, baik untuk jangka pendek maupun memungkinkan sekolah tersebut terus unggul, untuk jangka panjang (Lubis, 2004). mendapatkan kesetiaan dari pelanggan, mendapatkan hasil yang lebih besar daripada Strategi generik yang kedua adalah biaya diferensiasi dan juga mencegah para diferensiasi. Diferensiasi yaitu strategi suatu pesaingmengembangkan cara untuk meniru hal lembaga dalam memberikan penawaran yang unik yang ditawarkan secara tepat (David, berbeda dibandingkan dengan penawaran yang 2008). diberikan pesaing (Porter, 1992). Dalam konteks lembaga pendidikan, sekolah berusaha Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi unik dalam bidangnya dengan dan diterapkan oleh sekolah dalam mengguna- sejumlah dimensi tertentu yang secara umum kan strategi diferensiasi, yaitu sekolah harus dihargai pelanggan. Dasar pemikiran strategi memiliki guru dengan tingkat kreatifitas yang diferensiasi menuntut sekolah untuk memilih tinggi, fokus sekolah jangka panjang, kerjasama atribut, mempunyai jasa yang berkualitas yang tinggi di antara guru, perilaku guru yang ataupun fungsi yang bisa membedakan dirinya saling melengkapi, perhatian guru yang cukup dari para pesaing. Misalnya persepsi terhadap terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, keunggulan kerja, inovasi produk, pelayanan adanya keseimbangan antara hasil pendidikan yang lebih baik, citra merek yang lebih unggul dengan proses pendidikan, dan memiliki dan sebagainya (Wijaya 2008). Purwanto toleransi tinggi terhadap ketidakpastian kondisi (2011) mengemukakan bahwa faktor-faktor di sekolahnya. Hal ini bertujuan agar sekolah yang menyebabkan keberhasilan sekolah dalam dapat menikmati hasil dari usaha yang telah strategi diferensiasi meliputi; kurikulum dan dilakukan dan sekolah benar-benar dianggap program pendidikan, fasilitas, kemudahan unik (Wijaya, 2009) akses, proses pendidikan, layanan dan paska layanan pendidikan. Semakin banyak aspek Strategi generik yangketiga adalah fokus. Strategi fokus dilakukan dengan memilih suatu bagian atau kelompok bagian tertentu dan menyesuaikan strateginya untuk melayani 81

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 jasa pendidikan selalu berusaha untuk memikir- kan bagaimana cara yang tepat untuk mening- bagian atau kelompok segmen ini secara katkan kepuasan pelanggan serta memenuhi khusus. Dengan mengoptimumkan strateginya kebutuhan para pelanggan yaitu para siswa untuk segmen target yang dipilih, suatu lembaga dengan meningkatkan mutu pendidikan di fokus berupaya mencapai keunggulan bersaing sekolah. Mutu pendidikan adalah gambaran dalam segmen targetnya walaupun tidak dan karakteristik menyeluruh jasa pelayanan memiliki keunggulan bersaing secara menyeluruh pendidikan secara internal ataupun ekternal (Porter 1992). Strategi fokus yang berhasil yang menunjukkan kemampuannya memuaskan bergantung pada suatu lembaga yang memiliki kebutuhan yang diharapkan (Sagala, 2010). potensi pertumbuhan yang bagus dan lembaga Lebih lanjut Sallis (2007) mengatakan bahwa tersebut tidak memikirkan akan keberhasilan manajemen mutu adalah sebuah filosofi tentang pesaing lainnya. Melalui penerapan strategi perbaikan secara terus menerus, yang dapat fokus yang berhasil, suatu lembaga dapat mem- memberikan seperangkat alat praktis kepada peroleh keunggulan bersaing dalam target setiap institusi pendidikan dalam memenuhi konsumen yang dipilihnya walaupun ia tidak kebutuhan, keinginan dan harapan para memiliki keunggulan bersaingtingkat yang luas pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang (Hitt dkk, 1997). Dalam lembaga pendidikan, akan datang. fokus yaitu strategi sekolah dalam menggarap satu target pasar tertentu. Hal ini pada umunya Oleh karena itu tiap sekolah perlu untuk diawali dengan penentuan pangsa pasar oleh terus meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan. Di masyarakat sendiri, sekolahnya melalui strategi-strategi yang tepat terdapat tiga kelompok utama secara ekonomi demi tercapainya kepuasan siswa. Sesuai yaitu kelompok masyarakat tidak mampu, dengan yang dikatakan oleh Rahayu (2008) kelompokmasyarakat menengah dan kelompok bahwa satuan pendidikan dituntut untuk masyarakat mampu. Dalam melakukan penen- senantiasa merevitalisasi strateginya, guna tuan pangsa pasar berdasarkan tiga kelompok menjamin kesesuaian tuntutan lingkungan dan utama masyarakat tersebut, lembaga pen- persaingan dengan kekuatan internal yang didikan akan memilih dengan melihat juga pada dimilikinya. Ketidakmampuan suatu satuan kondisi sekolah itu sendiri termasuk dana pen- pendidikan dalam merespon peluang dan didikan yang diperlukan (Purwanto, 2011) ancaman eksternal, akan mengakibatkan menurunnya daya saing atau terhambatnya Lebih lanjut Wijaya (2008) menge- pencapaian kinerja satuan pendidikan. Jika hal mukakan bahwa strategi fokus biasanya juga ini dibiarkan, maka akan mengancam kelang- dilakukan untuk jasayang memang mempunyai sungan satuan pendidikan yang bersangkutan. karakteristik khusus. Misalnya, Sekolah Kristen yang hanya ditargetkan bagi siswa Kristiani Total Quality Management atau Mana- sehingga semuanya disesuaikan dengan ajaran jemen Mutu Terpadu didefinisikan sebagai agama Kristiani meskipun tidak menutup sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha kemungkinan untuk siswa yang beragama yang berupaya memaksimumkan daya saing lainnnya. Hal yang terpenting ialah fokus utama melalui penyempurnaan secara terus menerus yang telah ditentukan sebelumnya dari sebuah atas produk, jasa, manusia, proses dan ling- lembaga pendidikan dapat terlaksana. kungan organisasi. Sallis (2007) menyatakan bahwa Total Quality Management (TQM) Melalui strategi tersebut diharapkan lembaga pendidikan yang merupakan penyedia 82

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) Pendidikan adalah sebuah filosofis tentang dimana kualitas merupakan faktor penting perbaikan secara terus-menerus, yang mem- untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan berikan seperangkat alat paraktis kepada setiap karyawan serta dalam menarik konsumen/ institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, pelanggan; (c) Pendekatan Ilmiah: pendekatan keinginan, dan harapan para pelanggannya saat ini sangat diperlukan dalam penerapan TQM, ini dan untuk masa yang akan datang. Selanjut- terutama untuk mendesain pekerjaan dan nya Menurut Ishikawa dalam Nasution (2005) dalam proses pengambilan keputusan dan menyatakan bahwa TQM adalah perpaduan pemecahan masalah yang berkaitan dengan semuafungsi manajemenmeliputi semuabagian pekerjaan yang didesain tersebut. Dengan dari suatu perusahaan dan semua orang ke demikian, data diperlukan dan dipergunakan dalam falsafah holistik yang dibangun berdasar- dalam menyusun patok duga (benchmark), kan konsep kualitas, teamwork , produktifitas memantau prestasi, dan melaksanakan per- dan kepuasan pelanggan. Sehingga dapat baikan; (d) Komitmen Jangka Panjang: TQM dikatakan bahwa manajemen mutu terpadu merupakan suatu paradigma baru dalam me- adalah sebuah pendekatan dalam manajemen laksanakan bisnis. Untuk itu, dibutuhkan yang melakukan perbaikan secara terus budaya perusahaan yang baru pula. Oleh menerus terhadap produk atau jasa, sumber karena itu, komitmen jangka panjang sangat daya manusia, proses maupun lingkungan penting guna mengadakan perubahan budaya organisasi sehingga tercipta daya saing yang agar penerapan TQM dapat berjalan dengan tinggi dalam peningkatan mutu dalam sebuah sukses; (e) Kerjasama Tim (Teamwork): organisasi sehingga tercapai pemenuhan Dalam organisasi yang dikelola secara tradi- kebutuhan dan kepuasan pelanggan. sional seringkali diciptakan persaingan antar departemen yangada dalam organisasi tersebut Menurut Hansler dan Brunel dalam agar daya saingnya terdongkrak. Sementara Tjiptono dan Diana (2003), terdapat empat itu, dalam organisasi yang menerapkan TQM, prinsip utama dalam TQM, yaitu: (1) Kepuasan kerjasama tim,kemitraan, dan hubungan dijalin Pelanggan; (2) Respek Terhadap Setiap Orang; dan dibina, baik antar karyawan perusahaan (3) Manajemen Berdasarkan Fakta; (4) maupun dengan pemasok, lembaga-lembaga Perbaikan Berkesinambungan. Selanjutnya pemerintah, dan masyarakat sekitarnya; (f) Goetsch dan Davis dalam Nasution (2005) Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan: menetapkan sepuluh karakteristik dalam setiap produk dan atau jasa dihasilkan dengan pencapaian TQM yang terdiri atas: (a) Fokus memanfaatkan proses-proses tertentu di dalam Pada Pelanggan: dalam hal ini setiap organisasi suatu sistem/ lingkungan.Oleh karena itu, sistem yang menerapkan TQM harus benar-benar yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis agar kualitas yang dihasilkannya dapat makin kebutuhan dan harapan pelanggannya agar meningkat; (g) Pendidikan dan Pelatihan: bisa memuaskannya. DimanaProduk/jasa yang dalam organisasi yang menerapkan TQM, dibuat atau diberikan haruslah sesuai dengan pendidikan dan pelatihan merupakan faktor keinginan para pelanggan; (b) Obsesi terhadap yang fundamental. Setiap orang diharapkan Kualitas: dalam organisasi yang menerapkan dan didorong untuk terus belajar. Dengan TQM, obsesi utama suatu perusahaan yaitu belajar, setiap orang dalam perusahaan dapat meningkatkan kualitas baik itu kualitas produk/ meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungan kerja 83

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang profesionalnya; (h) Kebebasan yang terken- dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan dali: dalam TQM, keterlibatan dan pember- pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, dayaan karyawan dalam pengambilan keputus- mengurangi kerja mesin, dan menghemat peng- an dan pemecahan masalah merupakan unsur gunaan material; (3) Hubungan jangka panjang yang sangat penting. Hal ini dikarenakan unsur dengan pelanggan akan berpengaruh positif tersebut dapat meningkatkan‘rasamemiliki’dan bagi kinerja organisasi, antara lain dapat meres- tanggung jawab karyawan terhadap keputusan pon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, yang telah dibuat. Meskipun demikian, kebe- serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan basan yang timbul karena keterlibatan dan keinginan pelanggan; (4). Sikap pekerja yang pemberdayaan tersebut merupakan hasil dari baik akan menimbulkan partisipasi dan komit- pengendalian yang terencana dan terlaksana men pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja dengan baik; (i) Kesatuan Tujuan: Agar TQM sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan dapat diterapkan dengan baik, maka peru- tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sahaan harus memiliki kesatuan tujuan.Dengan organisasi. demikian, setiap usaha dapat diarahkan pada tujuan yang sama. Akan tetapi, kesatuan tujuan Permasalahan mengenai mutu pendi- ini tidak berarti bahwa harus selalu ada per- dikan ini terlihat di salah satu sekolah swasta di setujuan/kesepakatan antara pihak manajemen salatiga dengan menurunnya minat dan dan karyawan, misalnya mengenai upah dan kepuasan siswa untuk bersekolah di sekolah kondisi kerja; (j) Adanya Keterlibatan dan tersebut. Hal ini terlihat dari jumlah peserta didik Pemberdayaan Karyawan: agar dapat mening- baru yang sangat sedikit dan mengalami katkan kemungkinan dihasilkannya keputusan penurunan secara berkala. yang baik, rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif, karena juga mencakup Tabel 1 Jumlah Peserta Didik Tahun 2011/2012 – pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak 2015/2016 yang langsungberhubungan dengan situasikerja serta meningkatkan ‘rasa memiliki’ dan No. Tahun Jumlah Jumlah tanggung jawab atas keputusan dengan Pelajaran Rombel Siswa Baru melibatkan orang-orang yang harus melak- sanakannya. Oleh karena itu untuk meningkat- 1 2011/2012 1 6 kan mutu pendidikan di sekolah Danim (2007) menyarankan dengan melibatkan lima faktor 2 2012/2013 1 13 yang dominan. Kelima faktor tersebut yaitu: Kepemimpinan kepala sekolah, siswa, guru, 3 2013/2014 1 15 kurikulum, dan jaringan kerjasama. 4 2014/2015 1 12 Menurut Hessel yang dikutip dalam Nasution (2005) beberapa manfaat penerapan 5 2015/2016 1 17 Total Quality Management bagi organisasi antara lain: (1) Proses desain produk menjadi Dari data pada Tabel 1 diketahui bahwa lebih efektif, yang akan berpengaruh pada jumlah peserta didik baru sangat jauh dari kinerja kualitas, yaitu keandalan produk, standar yangdiinginkanbahkan jauh dari standar product features, dan serviceability; (2) pelayanan minimal yang ditentukan oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 129a/U/2004 dalam Bab III pasal 3 yang menyebutkan bahwa jumlah siswa SMP/MTs per kelas berkisar antara 30 – 40 siswa. Selain itu sumber daya manusia yaitu guru belum 84

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) memadahi karena dari 15 guru terdapat 12 guru digunakan adalah analisis matrik IFAS (Internal yang berstatus guru tidak tetap atau guru yang Factors Analysis Summary), analisis matrik diperbantukan oleh pemerintah. Kegiatan EFAS (External Factors Analysis Summary) ektrakurikuler juga terhambat karena tenaga dan analisis matrik SWOT (Strengths, pengajar yang masih kurang padahal sarana dan Weaknesses, Opportunities and Threats) prasarana di sekolah cukup memadahi seperti lab dan alat drum band. Pelatihan tenaga pendidik Dalam penelitian ini dibatasi sampai untuk peningkatan dan pengembangan mendesain produksajayaitu berupaperencanaan kompetensi guru oleh sekolah masih sangat minim strategi bersaing sekolah. Langkah-langkah dan juga program untuk menjalin kerjasama antar pengembangan ini dapat dilihat sebagaimana pendidik dan tenagakependidikansudah vakum. gambar berikut: Selain itu program untuk menjalin hubungan antar sekolah dan masyarakat dalam hal ini orang tua Menyusun Potensi dan Pengumpulan Desain belum pernah dibuat oleh sekolah hanya sebatas Rancangan Masalah Data Produk pertemuan tahunan untuk sosialisasi BOS dan Penelitian pembagian hasil belajar anak. Dari segi sarana prasarana pun masih sangat minim yaitu lab Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan komputer yang belum memadahi dan bahan pustaka di perpustakaan untuk menambah Pada tahap awal adalah menyusun rancangan referensi belajar siswa masih sangat terbatas. penelitian. Peneliti melakukan persiapan sebelum melakukan penelitian yaitu melakukan Jika hal ini terus terjadi maka dapat observasi untuk meminta ijin kepada kepala mengancam keberadaan sekolah tersebut. Oleh sekolah, melihat kondisi fisik sekolah dan karena itu melalui penelitian ini, penulis tertarik mengenali lingkungan sekolah. Kemudian melakukan penelitian “Perencanaan Strategi peneliti membuat instrumen penelitian berupa Bersaing Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu panduan wawancara dan panduan FGD. Tahap Pendidikan Di Sekolah Swasta Salatiga” untuk selanjutnya adalah potensi dan masalah dimana membantu kepala sekolah melalui pemberian dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara alternatif berupastrategi-strategi bersaing dalam kepada kepala sekolah dan guru untuk me- meningkatkan mutu sekolah. ngenali potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Peneliti melakukan identifikasi METODE PENELITIAN masalah-masalah yang terjadidi sekolah melalui wawancara dengan kepala sekolah. Kemudian Penelitian ini dilakukan di salah satu melakukan diagnosis permasalahan untuk sekolah swastadi Salatiga. Jenis penelitian yang menentukan faktor-faktor berupa kekuatan, dilakukan adalah penelitian dan pengembangan kelemahan, peluang dan ancaman melalui FGD. atau Research and Development (R & D) dari Langkah berikutnyapeneliti menetapkan tujuan Borg & Gall (1983) yang dilaksanakan dengan untuk membuat strategi peningkatan mutu tujuan untuk menghasilkan perencanaan strategi pendidikan di sekolah. Selanjutnya adalah tahap bersaing untuk meningkatkan mutu pendidikan pengupulan data yaitu peneliti melakukan sekolah. Data dikumpulkan melalui observasi, pengumpulan data melalui studi dokumen dan wawancara, FGDdanstudi dokumentasi.Teknik menganalisisfaktor-faktorkekuatan, kelemahan, analisis datayangdigunakan dalam penelitian ini peluang dan ancaman dengan menggunakan yaitu analisi SWOT. Selanjutnya teknik yang analisis SWOT sebagai landasan dalam pe- ngambilan keputusan dan hasil analisis tersebut akan menjadi acuan dalam penetapan peren- 85

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 HASIL DAN PEMBAHASAN canaan berupa strategi bersaing sekolah dalam Profil Sekolah meningkatkan mutu pendidikan. Tahap terakhir adalah desain produk dimana penelitian ini akan Visi menghasilkan rencana strategi bersaing sebagai masukan kepada sekolah dalam meningkatkan Visi sekolah yaitu Membentuk manusia “beriman, mutu pendidikan. santun, cerdas dan terampil menuju kemandirian”. Analisis data yang digunakan dalam Misi penelitian iniadalahanalisis SWOTyaitudengan menggunakan teknik analisis matrik IFAS (1) Mengembangkan relegiusitas kehidupan (Internal Factor Analysis Summary) dan siswa; (2) Mengembangkan pergaulan yang analisis matrik EFAS (External Factor sukses dengan terampil menggunakan kata: Analysis Summary) dan analisis matrik SWOT Terimakasih, Tolong, Maaf, Selamat dengan (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). tepat; (3) Menyelenggarakan KBM dan bim- Adapun langkah-langkah dalam analisis SWOT bingan secara kreatif dan efektif dan menye- adalah: (1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang nangkan untuk mengembangkan potensi aka- menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan demik dan non akademik; (4) Membiasakan ancaman yang dihadapai oleh sekolah; (2) siswa disiplin dalam memanfaatkan waktu, Menentukan faktor-faktor yang menjadi sarana dan prasarana sekolah; (5) Mengem- kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bangkan budaya menabung dalam rangka yang dihadapi olehsekolah untuk meningkatkan membentuk sikap hemat dan efisien. mutu; (3) Memberikan bobot masing-masing faktor berdasarkan tingkat kepentingannya Tujuan Jangka Pendek mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut (1) Mengembangkan budaya relegiusitas me- kemungkinan memberi dampak terhadap faktor lalui kegiatan keagamaan; (2) Mengembang- strategies; (4) Menghitung skor untuk masing- kan pendidikan berkarakter kebangsaan melalui masing faktor dengan memberikan skala mulai proses pembelajaran dan pembiasaan; (3) dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap secara aktif, kreatif dan menyenangkan; (4) konsisi sekolah yang bersangkutan. Pemberian Lulus ujian 100% pada ujian sekolah dan nilai skor untuk faktor kekuatan atau peluang mencapai rata-rata nilai UN 6,0 pada tahun bersifaat positif (kekuatan dan peluang yang 2015/2016; (5) Mencapai kriteria ketuntasan semakin besar diberi skor 4, tetapi jika kekuatan minimal belajar siswa; (6) Mencapai prestasi atau peluang kecil diberi skor 1). Pemberian akademik dan non akademik tingkat kota; (7) skor kelemahan atau ancaman adalah keba- Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak likannya. Jika nilai kelemahan atau ancaman dalam melaksanakan program sekolah; (8) sangat besar makadiberikan skor 1. Sebaliknya, Menciptakan budaya tertib, ramah, bersih, jika kelemahan atau ancaman sedikit diberi hemat dan indah. skor 4; (5) Menghitung total skor dengan mengalikan bobot dan skor untuk masing- Tujuan Jangka Panjang masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Rangkuti F, 2013). (1)Terwujudnya suasana kehidupan sekolah yang berakhlak mulia dan berkarakter kebang- 86 saan; (2) Tercapainya pembelajaran dan bim- bingan secara aktif, efektif dan efisien; (3) Ter-

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) wujudnya semangat berkompetensi secara intensif dengan faktor kelemahan. Oleh karena itu sekolah pada seluruh warga sekolah; (4) Ter-capainya dapat mengoptimalkan kekuatan yang dominan prestasi akademik dan non akademik pada yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan- tingkat kota dan provinsi; (5) Memiliki jumlah kelemahan yang ada. 2 rombongan belajar pada setiap tingkat kelas. Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal Sekolah ini memiliki 15 orang guru yang sekolah meliputi peluang dan ancaman, pemberian terdiri dari 7 guru laki-laki dan 8 guru bobot dan skor masing-masing faktor dan perempuan. Terdapat 1 guru bergelar Master dilakukan perhitungan skor akhirnya hingga (S2), 12 guru bergelar sarjana (S1), 1 guru diperoleh matrik EFAS (eksternal Factors bergelar D2 dan 1 guru lulusan SMK Diklat. Analysis Summary) dapat dilihat pada Tabel 3. Selain itu sekolah juga didukung dengan 1 orang tata usaha, 1 orang pekarya. Dari data pada tabel 3 dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor Analisis SWOT peluang adalah 3,84 sedangkan total bobot dikalikan skor pada faktor ancaman adalah Analisis SWOT dilakukan dengan 2,70 sehingga skor akhir EFAS yaitu faktor mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dikurangi faktor ancaman adalah 1,14. peluang dan ancaman melalui FGD kemudian Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut di analisis dengan menggunakan tabel matrik diketahui bahwa sekolah memiliki beberapa IFAS (Internal Factors Analysis Summary) peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mem- dan matrik EFAS (eksternal Factors Analysis berikan kontribusi dalam meningkatkan jumlah Summary). Hasil analisis faktor lingkungan peserta didik baru. internal dan eksternal sekolah kemudian diberi bobot dan skor serta dilakukan perhitungan Berdasarkan hasil analisis SWOT sekolah skor akhir dan diperoleh skor akhir IFAS tersebut diketahui skor akhir IFAS adalah 2,01 (kekuatan – kelemahan) dan skor akhir EFAS sedangkan skor akhir EFAS adalah 1,14. Hasil (peluang – ancaman). Selanjutnya hasil analisis analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di ini akan menunjukkan berada pada posisi kuadran SO (strength oportunity) yang men- manakah kondisi sekolah, apakah kuadran SO dukung strategi agresif. Sehingga pihak sekolah (Strength Opportunity), Kuadran ST (Strength dapat menggunakan kekuatan dari lingkungan Threat), KuadranWO (Weakness Opportunity) internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada atau Kuadran WT (Weakness Threat). Hasil lingkungan eksternal untuk meningkatkan jumlah analisis faktor kekuatan dan kelemahan hingga peserta didik baru. Hasil analisis tersebut ditun- diperoleh matrik IFAS (Internal Factors jukkan melalui matrik SWOT pada Gambar 2. Analysis Summary) dapat dilihat pada Tabel 2 . Dari hasil analisis SWOT tersebut maka Dari data padaTabel 2 dapat disimpulkan strategi bersaingsekolahyang perlu dibuat untuk bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor meningkatkan jumlah peserta didik baru dapat kekuatan adalah 3,64 sedangkan total bobot dilihat pada Tabel 4. dikalikan skor pada faktor kelemahan adalah 1,63 sehingga skor akhir IFAS yaitu faktor SIMPULAN DAN SARAN kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan Berdasarkan hasil analisis dan pem- adalah faktor yang lebih dominan dibandingkan bahasan, maka disimpulkan bahwa posisi sekolah berada pada kuadran SO, yaitu mendukung strategi agresif dengan menggunakan kekuatan 87

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 Tabel 2 Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) Faktor-faktor Internal Bobot Skor Total No. 0,25 Bobot x Kekuatan (Strength) Skor Guru memenuhi standard yaitu lulusan S1 dan 1 mengajar dibidang mereka masing-masing, hanya 4 1,00 terdapat satu guru yang tidak bergelar sarjana. Semangat juang / komitmen dalam pelayanan 2 mengajar para guru yang tinggi meskipun 0,23 4 0,92 0,19 3 0,57 penghasilan sangat minim 0,17 3 0,51 0,16 4 0,64 3 Sarana prasarana cukup lengkap dengan Lab yang cukup memadahi 1 3,64 0,18 2 0,36 4 Memiliki fasilitas panti asuhan bagi mereka yang 0,17 1 0,17 rumahnya jauh atau tidak dijaga orang tuanya. 0,16 1 0,16 Kerjasama yang baik dengan persekutuan Doa di 0,15 2 0,30 5 Amerika sehingga mendapat bantuan dana 0,14 1 0,14 pendidikan (siswa tidak membayar SPP) 0,10 2 0,20 0,10 3 0,30 Total Skor 1 1,63 No. Kelemahan (Weaknesses) 2,01 1 Kedisiplinan guru masih kurang, khususnya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya 2 Program pelatihan pengembangan kompetensi guru masih sangat minim Masih banyak guru menggunakan metode 3 konvensional dalam proses pembelajaran serta belum mengoptimalkan media pembelajaran Kerja sama (team work) antar guru, lembaga dalam 4 internal sekolah masih belum optimal dan hubungan kerjasama dengan alumni belum efektif 5 Supervisi dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah masih belum optimal Program untuk menjalin hubungan antar sekolah dan 5 masyarakat dalam hal ini orang tua dan SD di bawah yayasan yang sama belum ada 6 Pemanfaatan fasilitas pembelajaran yang masih belum optimal Total Skor Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan) dari lingkungan internal sekolah untuk meraih (2) Fokus pada pelanggan internal dan eksternal peluang yang ada pada lingkungan eksternal. Perencanaan strategi bersaingsekolah yangperlu - Mengoptimalkan program dan kegiatan dikembangkan adalah strategi diferensiasi, yaitu: ekstrakurikuler mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi untuk (1) Pendidikan dan pelatihan untuk guru mencapai target-target yang diharapkan sehingga memiliki peluang untuk ikut Mengembangkan pembelajaran yang aktif, berkompetisi inovatif, kreatif,efektifdanmenyenangkanmelalui keikutsertaan dalam seminar, workshop atau - Mengembangkan program character pelatihan dari dalam maupun dari luar sekolah. building untuk peserta didik 88

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) - Mengadakan program fun day dan seminar memastikan kemampuan profesi guru ber- parenting untuk menjalin hubungan dan kembang dari sisi kualitas. komunikasi yang lancar antar sekolah dan orang tua serta pembekalan pengetahuan Saran bagi kepala sekolah sebagai dalam mendidikanak manajemen puncak adalah mengoptimalkan faktor kekuatan sekolah secara maksimal dan (3) Kerjasama tim bertanggungjawab penuh terhadap pengelolaan dan peningkatan semuapotensi dan sumberdaya - Mengadakan retreat tenaga pendidik dan di sekolah sehingga visi, misi dan tujuan sekolah kependidikan untuk mempererat hubungan dapat tercapai. Selain itu kepala sekolah perlu dan kerjasama tim dan penyamaan visi melakukan evaluasi untuk melihat apakah program-program sekolah telah berjalan dengan - Membangunjaringanalumniyanglebihefektif baik atau tidak, dan dapat melihat kekurangan dan terorganisir dan kelebihan dari program yang ada. (4) Melibatkan dan memberdayakan karyawan Membentuk tim evaluasi dan subject leader yang efektif dan efisien untuk memantau dan Tabel 3 Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik EFAS (External Factors Analysis Summary) Faktor-faktor Eksternal Bobot Skor Total No. Bobot x 0,20 4 Peluang (Opportunity) 0,18 4 Skor 0,18 3 1 Memiliki Dua Sekolah Dasar di bawah yayasan yang 0,16 3 1,00 sama 0,15 3 0,80 2 Terdapat dua panti yang mendukung sekolah ini 0,60 3 Kerjasama dan sosialisasi yang baik antara sekolah- sekolah kristen 0,54 0,51 4 Kepercayaan masyarakat sekitar masih cukup tinggi 5 Dukungan dana dari pemerintah berupa Dana BOS 6 Menjalin hubungan kerjasama yang lebih erat 0,13 3 0,39 dengan alumni 1 3,84 Total Skor No. Ancaman (Threat) 1 Keterbatasan Dana yang bergantung pada donatur 0,30 2 0,60 2 Banyaknya sekolah-sekolah Negeri yang 0,20 3 0,60 bermunculan 3 0,18 3 0,54 Masyarakat yang menilai keberhasilan peserta didik 3 0,18 0,54 3 dari sisi hasil dan nilainya, bukan dilihat dari sisi 0,14 0,42 2,70 prosesnya 1 4 Tuntutan orang tua ke sekolah cukup tinggi khususnya terhadap anak pindahan 5 Latar belakang sosial orang tua kebanyakan dari kalangan ekonomi bawah Total Skor Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman) 1,14 89

Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 79 - 91 Tabel 3 Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik EFAS (External Factors Analysis Summary) Faktor-faktor Eksternal Bobot Skor Total No. Bobot x 0,20 4 Peluang (Opportunity) 0,18 4 Skor 0,18 3 1,00 1 Memiliki Dua Sekolah Dasar di bawah yayasan yang 0,16 3 0,80 sama 0,15 3 0,60 0,13 3 0,54 2 Terdapat dua panti yang mendukung sekolah ini 0,51 1 2 3 Kerjasama dan sosialisasi yang baik antara sekolah- 3 0,39 sekolah kristen 0,30 3,84 0,20 3 4 Kepercayaan masyarakat sekitar masih cukup tinggi 0,60 0,18 3 5 Dukungan dana dari pemerintah berupa Dana BOS 3 0,60 0,18 6 Menjalin hubungan kerjasama yang lebih erat 0,14 0,54 dengan alumni Total Skor 1 0,54 No. Ancaman (Threat) 0,42 2,70 1 Keterbatasan Dana yang bergantung pada donatur 1,14 2 Banyaknya sekolah-sekolah Negeri yang bermunculan Masyarakat yang menilai keberhasilan peserta didik 3 dari sisi hasil dan nilainya, bukan dilihat dari sisi prosesnya 4 Tuntutan orang tua ke sekolah cukup tinggi khususnya terhadap anak pindahan 5 Latar belakang sosial orang tua kebanyakan dari kalangan ekonomi bawah Total Skor Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman) Peluang Kuadran 1 (SO) (O) Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan 3 untuk menangkap peluang yang ada 2 (2,01 ; 1,14) Kelemahan 1 Kekuatan (W) 32 1 12 3 (S) 1 2 3 Ancaman (T) Gambar 2 Matriks SWOT 90

Perencanaan Strategi Bersaing Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Dewa Made DK. & Mutia Ayu K.) DAFTAR PUSTAKA Rochaety, E dkk. 2005. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Danim, S. 2007. Visi Baru Manajemen Aksara. Sekolah. Jakarta: BumiAksara. Sagala, S. 2010. Manajemen Strategik dalam David, F. R. 2008. Manajemen Strategis: Peningkatan Mutu Pendidikan, Konsep, Edisi 10. Jakarta: Salemba. Bandung: PTAlvabeta. Dessel, G. 2008. Human Resoure Management Sugiyono. 2014. Metode Penelitian 11th Edition. New Jersey: Person Manajemen. Bandung:Alfabeta. Prentice Hall. Tjiptono, F dan Diana, A. 2005. Total quality Sallis, E. 2007. Total Quality Management in Management. Edisi 5. Yogyakarta: Education (Manajemen Mutu Pen- Penerbit Andi. didikan). Yogyakarta: L IRCISoD. Trout, J & Rivkin, S. 2001. Differentiate Or Die: Hitt, M. A., Ireland, R. D., Hoskisson, R. E. SurvivalInOurEraof KillerCompetition, 1997. Manajemen Strategis: Menyong- Jakarta: Erlangga. song Era Persaingan dan Globalisasi. Jakarta: Erlangga. Usman, M.U. 2002.Menjadi Guru Profesional. Bandung: Cintra Umbara. Hunger, David. & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis,Yogyakarta:Andi. Purwanto, N.A. 2011. Strategi Bersaing Dalam Bisnis Pendidikan, Jurnal Manajemen Lubis. 2004. Strategi Pemasaran Dalam Pendidikan, 7 (1). Persaingan Bisnis. Medan: Universitas Sumatera Utara. Sulistyawati, Sri.2007.StrategiPerguruanTinggi Dalam Menghadapi Persaingan Global. Lupiyoadi, R. 2013. Manajemen Pemasaran Jurnal Madani, 8 (3). Jasa (Praktik dan Teori). Jakarta: PT. Salemba Empat. Wijaya, D. 2008. Pemasaran Jasa Pendidikan Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Nasution, M. 2005. Total Quality Management. Daya Saing Sekolah. Jurnal Pendidikan Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Penabur. 11 (7). Porter, M.S. 1992. Keunggulan Bersaing: Jayakumaran, M, Manoharan, C. 2011. Total Menciptakan dan Mempertahankan Quality Management In Education. Kinerja Unggul. Jakarta: Erlangga International Journal of Current Research . 33 (3),149 -153. Porter. 2007. Strategy bersaing (Competitive Strategy): Teknik Menganalisis Industri M. Manivannan, K. S. Premila. 2009. dan Pesaing, Tangerang: Karisma Applicationof Principles of Total Quality Publishing Group. Management (TQM) In Teacher Education Institutions. Journal of College Teaching Putra, N. 2012. Research & Development, & Learning – October 2009. 6 (6). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Rangkuti, F. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis:Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia Pustaka. 91


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook