Important Announcement
PubHTML5 Scheduled Server Maintenance on (GMT) Sunday, June 26th, 2:00 am - 8:00 am.
PubHTML5 site will be inoperative during the times indicated!

Home Explore MODUL SEJARAH x SMT 1

MODUL SEJARAH x SMT 1

Published by Tambak Sihno, 2021-04-22 16:08:09

Description: MODUL SEJARAH x SMT 1

Search

Read the Text Version

Sejarah MODUL UNTUK KELAS X SEMESTER 1 Pengertian Sejarah Manusia Dan Sejarah Berpikir Sejarah Sumber Sejarah Penelitian Sejarah MA Sunan Pandanaran Sleman



Content Pengertian Sejarah Manusia Dan Sejarah Berpikir Sejarah Sumber Sejarah Penelitian Sejarah

PengertBiAaBnI Sejarah Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa Sejarah terus berkesinambungan sehingga merupakan lampau yang benar-benar terjadi, disusun ber- rentang peristiwa yang panjang. Oleh karena itu, sejarah dasarkan peninggalan-peninggalan atau bukti- mencakup bukti sejarah. Bukti-bukti/Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah. • masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, (kronologis); artinya masa lampau. Dalam bahasa Arab, sejarah dis- ebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. • ada hubungannya dengan sebab akibat; Jika kita membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti • kebenarannya bersifat subjektif sebab masih perla- gambar pohon dari sederhana dan berkembang menja- danya penelitian lebih lanjut untuk mencari kebenaran di besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan yang hakiki; raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga • peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masa- raja pada masa lampau. Dalam bahasa Yunani, kata se- kini, dan masa yang akan datang. jarah disebut istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah Pengartian Sejarah Menurut Pendapat Para Ahli adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala per- 1. Ibnu Khaldun istiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam Ibnu Khaldun, mendefinisikan sejarah sebagai cata- kehidupan umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata tan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu yang dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa lam- watak masyarakat itu. pau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut 2. Roeslan Abdulgani Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah rekonstruksi masa Roeslan Abdulgani, mengemukakan bahwa seja- lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau. rah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian- dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang seh- nya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh ingga sejarah mengandung pelajaran tentang nilai dan moral. Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan- zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah. sekarang serta arah progres masa depan. Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi; pertama penglihatan 6. J.V. Bryce ke masa silam, kedua ke masa sekarang, dan ketiga ke Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, masa yang akan datang. Atau dengan kata lain, dalam dikatakan, dan diperbuat oleh manusia. penyelidikan masa silam tidak dapat melepaskan diri 7. W.H. Walsh dari kenyataan-kenyataan masa sekarang yang sedang Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang dihadapi, dan sedikit banyak tidak dapat kita melepas- berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu me- kan diri dari perspektif masa depan. liputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting seh- 3. Moh. Yamin, SH ingga merupakan cerita yang berarti. Moh. Yamin, SH, memberikan definisi sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penye- lidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan den- gan kenyataan. 4. Herodotus 8. Patrick Gardiner Herodotus, ahli sejarah pertama dunia berkebang- Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah saan Yunani, yang mendapat julukan: The Father of His- diperbuat oleh manusia tory. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan berg- erak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diaki- batkan oleh keadaan manusia. 5. Thomas Carlyle Thomas Carlyle, memberikan definisi sejarah ada- lah peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal. Mereka, adalah penyelamat pada

danMSaenjauBrAsaBihaII 1. Ruang, waktu dan perubahan dalam kehidupan ma- nusia a. Manusia hidup dan berkreativitas dalam ruang dan waktu Dalam ilmu sejarah, manusia dalam kegiatan dengan masyarakat atau bangsanya merupakan kajian utama. Sejarah membahas aktivitas manusia pada masa lalu. Kisah manusia tersebut berkaitan dengan kehidupan manusia yang berkreasi dalam menghadapi kehidupan- nya. Kisah manusia tersebut dibatasi oleh waktu dan ruang, serta tempat manusia itu berada. Dari sudut pandang waktu kreativitas manusia pada masa lampau berbeda dengan kreativitas manusia pada masa kini. Demikian halnya dengan ruang. b. Manusia hidup dalam perubahan dan keberlanjutan Selain membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi kon- sep penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut Kuntowijoyo (2001: 14-15) meliputi perkembangan, keberlanjutan/ kesinambungan, pengulangan dan perubahan. Disebut mengalami perkembangan apabila dalam ke- hidupan masyarakat terjadi gerak secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Perkem- bangan terjadi biasanya dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lem-

baga-lembaga lama. Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa berikutnya. Sedangkan dikatakan perubah- an apabila dalam masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar. 2. Ruang Lingkup Dan Manfaat Sejarah 1. Sejarah sebagai ilmu Sejarah sebagai ilmu dapat kita lihat dari berbagai ciri. A. empiris. Empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat tergantung pada pengalaman manusia. B. memiliki objek. Objek berasal dari bahasa Latin objectus yang berarti di hadapan, sasaran, tujuan. Sejarah biasanya dimasukkan dalam ilmu tentang manusia (humaniora) kar- ena selain objek yang diteliti adalah manusia, khususnya pe- rubahan atau perkembangan manusia pada masa lalu. Oleh karena itu objek lain dari sejarah adalah waktu. Waktu di sini adalah waktu manusia. C. generalisasi. Generalisasi dari bahasa Latin generalis yang berarti umum. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, sejarah juga menarik kesimpulan-kesimpulan umum dari pengama- tan yang dilakukan. Generalisasi menunjuk pada suatu ket- eraturan, dalil atau hukum yang berlaku untuk beberapa kasus, sedangkan sejarah didefinisikan sebagai ilmu yang mengungkapkan peristiwa dalam keunikannya dimana hal- hal unik itu menunjuk kepada sesuatu yang sekali terjadi dan tidak terulang lagi. Yang jelas mengenai tempat dan waktu, situasi dan konteks tidak mungkin diulang, hanya sekali itu saja terjadi. Hal yang berulang dalam sejarah lazimnya ber- hubungan dengan pola kelakuan manusia berdasarkan ori- entasi nilai, sistem sosial, kebutuhan ekonomis, sifat psikolo- gis. D. mempunyai metode. Metode berasal dari bahasa Yu- nani methodos yang berarti cara. Menurut Sartono Karto- dirdjo (1992) metode adalah bagaimana orang memperoleh pengetahuan (how to know). Berkaitan dengan ilmu sejarah, metode sejarah ialah bagaimana mengetahui sejarah. E. Salah satu ciri penting suatu ilmu adalah teori. Teori be- rasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti renungan. Teori dalam sejarah pada umumnya berisi satu kumpulan tentang kaidah pokok suatu ilmu (Kuntowijoyo 2001:62). Teori ada- lah sangat esensial dalam kajian tentang segala (fenomena) pada masa lalu maupun masa sekarang yang tidak terbuka untuk diamati secara langsung. Fenomena kolektif itu misal- nya lembaga-lembaga, kelompok-kelompok, peristiwa-per- istiwa kolektif 2. Sejarah sebagai fakta dan peristiwa Sejarah sebagai fakta dapat didefinisikan sebagai suatu unsur yang dijabarkan baik secara langsung maupun tidak langsung dari dokumen-dokumen atau sumber sejarah sete- lah melalui serangkaian pengujian dan kritik. Ada fakta yang untuk jangka waktu lama masih belum mantap atau masih lunak, misalnya tentang pembunuhan presiden Amerika Serikat J.F. Kennedy di tahun 60-an. Siapakah pembunuhnya masih merupakan tanda tanya. Di samping itu ada banyak teori berbeda yang digunakan berkenaan dengan pem- bunuhan tersebut. Selain itu ada pula fakta keras, antara lain Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agus- tus 1945.

Sejarah sebagai peristiwa dapat dipahami sebagai ses- tutup kemungkinan sejarah sebagai kisah bersifat sub- uatu yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat pada jektif. masa lampau. Di sini, pengertian ‘sesuatu yang terjadi Subjektivitasnya ada pada bagaimana sejarah itu dis- di dalam kehidupan masyarakat’ merupakan hal pent- ampaikan, diceritakan oleh seseorang. Faktor kepentin- ing karena segala sesuatu yang terjadi yang tidak ada gan dan latar belakang penulis sejarah itu juga mem- hubungannya dengan kehidupan masyarakat bukan- pengaruhi cara penulisan sejarah. Suatu peristiwa yang lah sejarah. Berikutnya, pengertian ‘pada masa lampau’ sama dapat saja dikisahkan dengan cara berbeda oleh sangat jelas bahwa sejarah merupakan peristiwa yang dua orang atau lebih karena mereka memiliki penafsiran terjadi pada masa lalu, bukan sekarang yang menurut R. yang berbeda. Moh Ali disebut sejarah sebagai obyek. 4. Sejarah sebagai seni Namun, tidak semua peristiwa yang terjadi pada masa Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George lalu dianggap sebagai sejarah, peristiwa-peristiwa terse- Macauly Travelyan. Menurut Travelyan menulis sebuah but perlu pula diseleksi untuk mendapatkan peristiwa kisah peristiwa sejarah tidaklah mudah karena memer- yang memang penting dan berguna. Peristiwa yang lukan imajinasi dan seni. Dalam seni dibutuhkan intuisi, dapat digolongkan sebagai peristiwa sejarah haruslah emosi, dan gaya bahasa. unik, terjadi sekali saja (eenmalig) dan memiliki pengar- Intuisi dibutuhkan sejarawan terutama yang berkaitan uh yang besar pada masanya dan masa sesudahnya. dengan pemahaman langsung selama penelitian. Ser- Sejarah sebagai peristiwa tidak dapat kita amati lagi kar- ingkali untuk memilih suatu penjelasan, bukanlah ena kita tidak dapat lagi menyaksikan peristiwa tersebut. perangkat ilmu yang berjalan tetapi intuisi. Namun, Misalnya peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus meskipun mengandalkan intuisi, sejarawan harus tetap 1945 ketika itu Soekarno membacakan teks Proklamasi berdasarkan data yang dimilikinya. Kemerdekaan. 3. Sejarah sebagai cerita/kisah Sejarawan juga membutuhkan imajinasi, misalnya Sejarah sebagai cerita atau kisah adalah peristiwa se- membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang jarah yang diceritakan atau dikisahkan kembali sebagai sedang terjadi, pada suatu periode yang ditelitinya. hasil rekonstruksi ahli sejarah (sejarawan) terhadap seja- Imajinasi yang digunakan tentunya bukanlah imajinasi rah sebagai peristiwa. Sejarah sebagai cerita merupakan liar melainkan berdasarkan keterangan atau data yang rekonstruksi dari suatu peristiwa baik yang dituliskan mendukung. maupun diceritakan oleh seseorang sehingga sejarah dapat berupa kisah yang berbentuk lisan dan tulisan. Sejarah sebagai kisah merupakan peristiwa sejarah yang dikisahkan kembali atau diceritakan kembali se- bagai hasil konstruksi dari para ahli sejarah (sejarawan) terhadap sejarah sebagai peristiwa. Sehingga tidak ter-

Demikian halnya dengan emosi. Di sini penulis sejarah libatkan imajinasi dan merupakan bagian dari seni. Seja- perlu memiliki empati yang menyatukan dirinya dengan rah dapat juga disebut sebagai seni karena sejarah ber- objek yang diteliti. hubungan dengan penyimpulan dan penulisan suatu Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah gaya ba- peristiwa sejarah yang berhubungan dengan kaidah dan hasa. Dalam penulisan sejarah, sejarawan harus meng- keindahan bahasa. Selain itu sejarah memerlukan intuisi gunakan gaya bahasa yang tidak berbelit-belit, tidak atau ilham. Khususnya ketika sejarawan memilih topik, berbunga-bunga, tidak membosankan, komunikatif selama penelitian dan dalam proses penulisan sejarah. dan mudah dipahami. Khususnya dalam menghidupkan Berikutnya adalah mitos dalam sejarah. Mitos merupa- suatu kisah di masa lalu. Di sini yang diperlukan adalah kan bagian dari budaya sebagai bagian dari olah pikir kemampuan menulis secara terperinci (detail). manusia. Daya ingat manusia terbatas. Segala hal yang Namun, sejarah sebagai seni memiliki beberapa menyenangkan dirinya tentu akan selalu diingat. Inga- kekurangan yaitu sejarah sebagai seni akan kehilangan tan tersebut ditambah atau diperindah sesuka hati. Apa- ketepatan dan obyektivitasnya. Alasannya, seni meru- bila diceritakan kepada orang lain yaitu kepada anak pakan hasil imajinasi. Sementara ketepatan dan obyek- cucu maka ingatan itu akan menjadi cerita yang indah. tivitas merupakan hal yang diperlukan dalam penulisan Semakin lama, semakin indah cerita itu dan semakin sejarah. Ketepatan berarti adanya kesesuaian antara jauh isi cerita dari kejadian yang sebenarnya. Ini yang fakta dan penulisan sejarah. Sedangkan obyektivitas be- menjadi asal mula cerita-cerita kuno seperti mitos, leg- rarti tidak ada pandangan yang individual. Kedua hal ini enda, dan saga menimbulkan kepercayaan orang pada sejarawan dan Baik sejarah maupun mitos, keduanya menceritakan memberikan kesan penguasaan sejarawan atas detail masa lalu tetapi sejarah dan mitos adalah dua hal ber- tulisan sejarah. Namun, kesan akan kedua hal itu akan beda. Oleh karena merupakan dongeng, mitos biasanya hilang jika sejarah menjadi seni karena sejarah berdasar- menceritakan masa lalu dengan waktu yang tidak jelas kan fakta dan seni merupakan hasil imajinasi. Sejarah serta kejadian yang tidak masuk akal. Sedangkan sejarah yang terlalu dekat seni pun dapat dianggap telah me- memiliki waktu berlangsungnya suatu peristiwa dengan malsukan fakta. jelas serta kejadian yang rasional, terbukti secara empirik 5. Fiksi dan mitos dalam sejarah dan dapat dimengerti. Di samping itu fiksi merupakan karya rekaan yang me-

6. Tema kajian ilmu sejarah Sejarah sosial merupakan setiap gejala sejarah yang memanifestasikan kehidupan sosial suatu komunitas atau kelompok. Ruang lingkup sejarah sosial sangat luas karena hampir melingkupi segala aspek hidup manusia. Contoh lainnya adalah disertasi Prof. Sartono Kartodirdjo mengenai “Pemberontakan Petani Banten tahun 1888” (1966) di Universitas Amsterdam yang menyinggung masalah aspek, gejala dan fenomena Ratu Adil dalam pemberontakan petani di Banten. Dalam disertasinya Prof. Sartono menyoroti sebuah ‘peristiwa kecil’ dengan aktor-aktor ‘orang kecil’, ulama lokal dan petani dengan memakai pendekatan yang bercorak multidimensional.

Sejarah politik dalam historiografi Barat lazim disebut sebagai sejarah konvensional. Ciri yang menonjol dalam sejarah ini adalah deskrip- tif naratif. Proses politik diungkap- kan hanya satu dimensi yaitu di- mensi politik saja, aspek lain seperti ekonomi, sosial dan kultural kurang mendapat perhatian, sehingga berkesan datar dan kurang mem- perhatikan relief (Kartodirdjo 1992: 46). Namun, pemaparan deskriptif- naratif pada sejarah politik gaya lama digantikan sejarah politik baru dengan analisis kritis-ilmiah karena sejarah politik model baru telah mengunakan pendekatan dari ber- bagai ilmu-ilmu sosial. Kajian seja- rah politik berhubungan dengan struktur kepemimpinan, peranan elit, jaringan politik. Sejarah intelektual mempelajari ide-ide yang pernah berkembang dan berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Ide-ide tersebut terda- pat dalam filsafat, sejarah, kesusas- traan, seni lukis, patung, arsitektur, musik. Pendidikan. Seringkali ka- jian sejarah intelektual memiliki kemiripan dan saling tumpah tindih dengan sejarah mentalitas karena keduanya bersumber pada menti- fact, fakta kejiwaan atau mentalitas. Perbedaannya sejarah intelektual mempelajari ‘ide-ide’ sedangkan sejarah mentalitas mengkaji ‘keper- cayaan dan sikap-sikap rakyat’ Sejarah ekonomi adalah cabang sejarah yang paling sesuai dengan teknik-teknik kuantitatif sehingga dianggap sebagai sains atau ilmu sosial. Substansi materi sejarah ekonomi - produksi barang dan jasa, pekerjaan, penghasilan, harga – da- pat diukur (dihitung). Ada dua aliran dalam sejarah ekonomi modern yaitu mazhab Prancis Annales dan sejarah ekonomi baru. Sedangkan penganut aliran sejarah ekonomi baru meneliti aspek-aspek ekonomi dengan bantuan teori-teori yang su- dah jauh berkembang

BAB III Berpikir Sejarah 1. Kemampuan Berpikir Kronologis Kronologis mengandung arti pengetahuan tentang urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa. Pengetahuan ini sangat pent- ing dalam pelajaran sejarah yang senantiasa menekankan perlunya mengurutkan seluruh kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktunya, yakni menempatkan kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih dahulu daripada yang terjadi kemudian. Meski kemampuan berpikir kronologis merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sejarah, namun sejarah tidak dapat disamakan dengan kronik. Penger- tian kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Di dalam kronik hanya dilakukan pencatatan terhadap peris- tiwa tanpa mempedulikan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya. Sementara kronologi sangat

menekankan keterkaitan antara peristiwa yang per- tama dengan yang kedua dan selanjutnya. Kebalikan dari berpikir kronologis ada- lah berpikir anakronistis. Bila berpikir kronologis mengurut peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadiannya, maka anakronisma cara berpikir yang mencampuradukan atau memutarbalikan urutan peristiwa sehingga memberi- kan pemahaman yang salah. Cara berpikir anakronistis menyalahi gambaran waktu sebagai proses yang bergerak menurut garis lurus dari awal hingga akhir 2. Kemampuan Berpikir Pe- 3. Kemampuan Berpikir Kausalitas riodisasi Kausalitas menyangkut hubungan sebab akibat antara dua atau lebih peristiwa. Ada dua teori kausali- Periodisasi adalah pem- tas, yaitu monokausalitas dan multikausalitas. bagian waktu menurut zamannya. Istilah periodisasi a. Monokausalitas dalam bahasa Indonesia sepadan dengan penzamanan Monokausalitas adalah teori hubungan sebab aki- atau pembabakan. Ketiga istilah ini (peridisasi, penza- bat yang pertama kali muncul dalam ilmu sejarah. mana dan pembabakan) mempunyai pengertian yang Teori ini bersifat deterministic (ketergantungan), yakni sama, yakni pembagian waktu menurut zamannya. mengembalikan kausalitas suatu peristiwa, keadaan, atau perkembangan kepada satu faktor saja. Faktor itu Kata periodisasi berasal dari kata periode. Oleh kar- dipandang sebagai faktor tunggal atau satu-satunya ena itu memahami periode menjadi sangat penting faktor yang menjadi faktor kausal. dalam belajar sejarah karena dimensi waktu merupa- Deterministik dalam monokausalitas terdiri dari de- kan sesuatu yang paling mendasar dalam ilmu sejarah. terminstik geografis, deterministik rasial, dan determin- Periodisasi dalam ilmu sejarah berfungsi untuk meny- istuk ekonomis. Menurut teori determinisme geografis usun sistematika dalam penulisan sejarah. Periodisasi ini bahwa faktor geografi atau lokasi tempat tinggal diberikan berdasarkan caesuur atau pembagian waktu merupakan penyebab tunggal dari sebuah peristiwa, yang diberikan. Pemberian caesuur diberikan oleh para keadaan ataupun perkembangan suatu bangsa. Seba- pujangga untuk historiografi tradisional, dan sejarawan gai contoh, bangsa-bangsa di negeri dingin pada um- untuk historiografi modern. Keduanya mempunyai per- umnya maju oleh karena kondisi ekologinya menuntut bedaa sebagai berikut: Dalam historiografi tradisional “jiwa” yang mampu menyesuaikan diri dan mengatasi suatu zaman diberi nama menurut seorang raja yang kondisi alamiah yang berat. Sebaliknya, di negeri panas memerintah, atau dinasti yang memerintah, atau nama (tropika) alam sangat memudahkan hidup sehingga kerajaannya. Dalam historigrafi modern, pembagian tidak menimbulkan banyak tantangan. Sementara de- waktu diberikan berdasarkan penamaan kurun waktu, terministic rasila lebih menekankan faktor biologis se- bagai penentu kemajuan suatu bangsa. Periodisasi juga diberikan para sejarawan Indonesia. b. Multikausalitas Pada tahun 1957 para sejarawan Indonesia membagi Teori kausalitas yang kedua adalah multikausalitas, sejarah Indonesia menjadi enam periode, yaitu (1) Ja- yakni menjelaskan suatu peristiwa dengan memper- man Prasejarah Indonesia, (2) Jaman Kuno, (3) Jaman hatikan berbagai penyebab. Multikausalitas didasar- Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan kan pada perspektivisme, yaitu pandangan terhadap Islam di Indonesia, (4) Abad Kesembilanbelas, (5) Jaman permasalahan yang mendekati dari berbagai segi atau Kebangkian Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda, aspek dan perspektif. Perspektivisme di sini berkaitan dan (6) Jaman Jepang dan Jaman Republik Indone- dengan konsep dan pendekatan sistem. Pendekatan sia. Setiap periode tersebut berlangsung dalam kurun ini beranggapan bahwa antar unsur-unsur ada sal- waktu tertentu. Jalam prasejarah berlangsung sebelum ing ketergantungan serta saling berhubungan. Dalam abad masehi, jaman kuno beralngsung dari awal abad kaitannya dengan mencari kausalitas, maka dalam hal Masehi hingga tahun 1500, jaman pertumbuhan dan ini lebih ditekankan adanya kausalitas dan bukan mo- perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam berlangsung dari tahun 1500 hingga tahun 1800, abad kesembilan belas berlangsung dari tahu 1800 hingga tahun 1900, jaman kebangkitan nasional dan masa akhir Hindia Be- landa berlangsung dari tahun 1900 hingga 1942, dan jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia berlang- sung dari tahun 1942 hingga sekarang.

nokausalitas. Disinilah letak perbedaan antara perspektivisme dengan determinisme. Kemunculan multikausalitas disebabkan oleh keteidakmampuan monokausalitas dalam menjelaskan peristiwa, keadaan atau perkembangan. Sebagai contoh, penjelasan tentang Perang Dunia Pertama. Dalam teori monokausalitas, perang ini dijelaskan sebagai akibat dari ditembak matinya putra mahkota Kerajaan Austria di Sarajevo pada tahun 1914. Multi- kausalitas tidak puas dengan penjelasan yang menempatkan penembakan putra mahkota Kerajaan Austria itu sebagai penyebab tunggal meletusnya Perang Dunia I tersebut. Menu- rut teori multikausalitas bahwa Perang Dunia I disebabkan berbagai faktor menyangkut situasi hubungan internasional pada saat itu. Multikausalitas sangat berguna untuk memahami peubahan social. Pembicaraan ten- tang konsep perubahan social bertolak dari butir-butir referensi sebagai berikut: 1. Dinamika masyarakat menunjukkan pergerakan dari tingkat perkembangannya yang terdahulu ke yang kemudian, lazimnya dari yang sederhana ke yang lebih maju. Unsure- unsur mana yang berubah dan faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahan. 2. Dalam berbagai teori senantiasa perubahan social mempunyai arah, yaitu dari yang sederhana bentuknya ke yang kompleks, berarti yang lebih baik fungsinya untuk menye- lenggarakan proses hidupnya. Ada teori evolusi, teori kemajuan, teori Darwinisme social, teori positivis, dan lain sebagainya. Teori-teori ini masuk filsafat sejarah atau filsafat social. 3. Dalam studi sejarah tentang perubahan social yang dikaji masalah pola-pola, struktur, dan tendensi dalam proses perubahan itu. Fokus perhatian ada pada transformasi struc- tural serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Apakah struktur yang sama berasal dari struktur lain yang sama pula dan apakah faktor kausalnya? Apakah struktur yang sama be- rasal dari kausalitas yang sama dan sebaliknya apakah kausalitas yang sama selalu meng- hasilkan struktur yang sama? Sehubungan dengan tiga masalah di atas maka perlu dilakukan studi sejarah kompar- atif, yakni melakukan perbandingan antarperistiwa. Perlu ditekankan bahwa yang diper-

bandingkan bukan fakta sejarah tetapi berbagai pola, bangan imu-ilmu social. Pengaruh itu dapat digolon- tendensi, dan strukturnya. Sejarah dengan pendekatan gan ke dalam empat macam, yaitu konsep, teori, dan ilmu social mempunyai kemampuan untuk melakukan permasalahan. perbandingan antarperistiwa. Ada beberapa kemung- kinan membuat perbandingan: 5. Konsep Bahasa latin conceptus yang berarti gagasan atau 1 .Antara dua negeri dengan periode yang sama ide. Para sejarawan banyak menggunakan konsep ilmu- 2. Persamaan tema atau jenis gejala sejarah ilmu social. Sebagai contoh sejarawan Anhar Gonggong 3. Kombinasi butir pertama dan kedua. dalam disertasinya tentang Kahar Muzakkar menggu- 4. Antara dua periode yang berbeda dari satu negeri nakan konsep politik lokal untuk menerangkan konflik 5. Antara dua periode yang berbeda dari dua negeri. antargologan di Sulawesi Selatan. Konsep ilmu social 4. Kemampuan Berpikir Diakronis dan Sinkronik lain yang digunakannya adalah konsep dari psykologi Kemampuan berpikr diakronik dan sinkronik mem- etnis yang terdapat dalam masyarakat Sulawesi Sela- punyai beberapa perbedaan. Pengertian berpikir diak- tan, yaitu sirik yang berarti harga diri atau martabat. ronis adalah kemampuan memahami peristiwa den- 6. Teori gan melakukan penelusuran pada masa lalu. Sebagai Bahasa Yunani theoria berarti kaidah yang mendasa- contoh memahami Proklamasi Kemerdekaan Bangsa ri suatu gejala, yang sudah melalui verifikasi. Sebagai Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan men- contoh adalah karya sejarawan Ibrahim Alfian, Perang elusuri perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia se- di Jalan Allah. Ia menerangkan perang Aceh dengan jak masa penjajahan teori perilaku kolektif dari ilmu social. Dalam teori itu Belanda pada abad ke-17. Oleh karena itu diterangkan bahwa cara berpikir diakronis perilaku kolektif da- sangat mementing- pat timbul, melalui kan proses terjadinya dua syarat, yaitu sebuah peristiwa. ketegangan struc- Sementara berpikir tural dan keyakinan sinkronik memahami yang tersebar. Da- peristiwa dengan lam kasus perang mengabaikan aspek Aceh yang diteliti perkembangannya. Ibrahim Alfian di- Cara berpikir sinkron- jelaskan adanya ik memperluas ruang ketegangan antara dalam suatu peris- orang Aceh dengan tiwa. Sebagai contoh pemerintah colo- Proklamasi Kemerde- nial Hindia Belanda kaan 17 Agustus 1945 (ketegangan struc- dijelaskan dengan tural),dankeyakinan menguraikan berba- yang tersebar di ka- gai aspek, seperti as- langan masyarakat pek social, ekonomi, Aceh bahwa musuh politik, dan hubun- mereka adalah go- gan internasioal. Oleh longan kafir. Perten- karena itu cara ber- tangan antara kafir pikir sinkronik sangat dan muslim itulah mementingkan struktur yang terdapat dalam setiap yang menghasilkan peristiwa. ideology perang Berpikir diakronis merrupakan cara berpikir yang sabil. khas sejarah, sementara berpikir sinkronik merupakan 7. Permasalahan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu social. Dapat disim- Dalam sejarah banyak sekali permasalahan ilmu-ilmu pulkan bahwa cara berpikir sejarah itu bersifat diak- social yang dapat diangkat jadi topic-topik penelitian ronik, memanjang dalam waktu, serta memetingkan sejarah. Soal seperti mobilitas social, kriminalitas, mi- proses terjadinya sebuah peristiwa. Sedangkan cara grasi, gerakan petani, budaya istana, kebangkitan kelas berpikir ilmu-ilmu sosial itu bersifat sinkronik, melebar menengah dan sebagainya. Sebagai contoh adalah dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu karya sejarawan Sartono Kartodirdjo tentang perkem- peristiwa. bangan peradaban priyayi yang ditulis berdasarkan Cara berpikir sinkronik sangat mempengaruhi kela- permasalahan elite dalam pemerintahan colonial, ke- hiran sejarah baru yang sangat dipengaruhi perkem- munculannya, lambang-lambangnya, dan perubahan- perubahannya

BAB IIV SSuemjabraehr 1. Pengertian dan kedudukan sumber sejarah gai kerajaan tertua di Indonesia, dan keduanya menga- Sumber sejarah disebut juga data sejarah. Dalam ba- nut agama Hindu. Reflika sumber tertulis berupa pras- hasa Inggris, data adalah bentuk jamak, sedangkan ben- asti tersebut kini tersimpan di dalam Museum Nasional tuk tunggalnya datum. Kata datum berasal dari bahasa di Jakarta. Latin yang mengandung arti pemberian. Kata data dis- erap ke dalam bahasa Indonesia dengan pengertiannya Penemuan kertas menggantikan batu sebagai me- menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keteran- dia penulisan. Informasi yang diiberikan media kertas gan yang benar dan bahan nyata yang dapat djadikan lebih banyak dan lebih lengkap bila dibandingkan me- sebagai dasar kajian, analisis atau kesimpulan. dia batu. Tulisan pejabat VOC dan pemerintah kolonial Data sejarah atau sumber sejarah juga mempunyai Hindia Belanda menjadi sumber tertulis yang dijadikan pengertian seluruh informasi yang dapat dijadikan se- dasar untuk merekonstruksi masa lalu bangsa Indonesia bagai dasar untuk merekonstruksi atau menyusun kem- pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Informasi tertulis itu bali peristiwa masa lalu. Pengunaan data atau sumber dapat berupa cerita, laporan pertanggungjawaban pada dalam belajar sejarah menjadi sangat penting karena akhir masa jabatan, atau laporan pejabat kepada atasan- sejarah merekonstruksi peristiwa yang benar-benar ter- ya tentang suatu peristiwa yang terjadi di wilayahnya. jadi pada masa lalu. Kini data atau sumber tertlulis dengan menggunakan 2. Jenis sumber sejarah media kertas tersebut disimpan di dalam Arsip Nasional Data atau sumber sejarah tersebut dibagi menjadi Republik Indonesia. sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Beri- kut adalah penjelasan singkat terhadap masing-masing b. Sumber lisan data atau sumber sejarah tersebut beserta tempat un- Data atau sumber sejarah tidak semuanya ditulis. Ban- tuk memperolehnya. yak juga data atau sumber sejarah yang tidak tertulis. a. Sumber tertulis Jenis data atau sumber sejarah ini disebut sbagai data Sumber tertulis adalah keterangan tentang peristi- atau sumber lisan. Cara memperolehnya melalui teknik wa masa lalu yang disampaikan secara tertulis dengan wawancara kepada pelaku atau skasi sejarah. mengguakan media tulis sepeti batu dan kertas. Sum- Pelaku sejarah adalah orang yang secara langsung ber terulis dengan menggunakan batu disebut prasasti. terlibat dalam peristiwa sejarah. Sebagai contoh pelaku Di Indonesia, sumber tertulis berupa prasasti sangat sejarah dalam perjuangan kemerdekaan, proklamasi banyak. Dari keterangan prasasti itulah kita mengetahui kemerdekaan, peristiwa Gerakan 30 September 1965, adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Kerajaan ataupun peristiwa reformasi pada tahun 1998. Taruma Negara di Jawa Barat. Keduanya dipercaya seba- Saksi sejarah ialah orang yang mengetahui suatu per- istiwa sejarah, tetapi tidak terlibat secara langsung. Mis- alnya petani yang menyaksikan pertempuran pada masa perang kemerdekaan, atau masyarakat sekitar tempat

tinggal Presiden Sekarno di jalan Pegangsaan Timur kan langsung di lokasi, seperti Candi Prambanan, Candi yang menyaksikan pembacaan Proklamasi Kemerde- Borobuduru, dan lain sebagainya. kaan pada tanggal 17 Agustus 1945, atau orang-orang yang menyaksikan sekitar peristiwa Gerakan 30 Septem- 3. Sifat Sumber Sejarah ber 1965 maupun Reformasi tahun 1998. Sumber Primer Sumber primer disebut juga sumber utama atau sumber Arsip Nasional Republik Indonesia memiliki banyak asli. Contoh sumber primer tertulis adalah arsip-arsip. Ar- rekaman hasil wawancara mereka terhadap pelaku se- sip dikatakan sebagai sumber primer karena ditulis pada jarah. Hasil wawancara itu dapat dimanfaatkan untuk saat terjadinya peristiwa yang dilaporkan. Dalam sumber pelajaran sumber lisan. lisan yang disebut sumber primer adalah informasi yang diberikan oleh pelaku sejarah. Kelebihan dari penelitian sejarah lisan : Sumber Sekunder i. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan adanya Sumber sekunder disebut juga dengan sumber kedua. komunikasi dari dua arah (antara peneliti dengan tokoh) Contoh sumber sekunder tertulis adalah surat kabar sum- sehingga jika ada hal yang kurang jelas bisa langsung di- ber yang ditulis oleh sejarawan berdasarkan sumber prim- tanyakan pada nara sumber. er atau sumber yang bukan merupakan kesaksian lang- ii. Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis (ter- sung pada periode sejarah yang diteliti oleh sejarawan buka) karena memungkinkan sejarawan untuk mencari 4. Dokumen, artefak, fosil, dan masyarakat. informasi dari semua golongan masyarakat (baik rakyat Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, biasa sampai pejabat) yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini iii. Melengkapi kekurangan data atau informasi yang menurut Louis Gottschalk (1986; 38) seringkali digunakan belum termuat dalam sumber tertulis atau dokumen. para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama, berarti Kekurangan dari Sejarah Lisan : sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan i. Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi seja- daripada kesaksian lisan, artefak, peninggalan-pening- rah terhadap suatu peristiwa. galan terlukis, dan petilasan-petilasan arkeologis. Penger- ii. Memiliki subjektifitas yang tinggi dikarenakan sudut tian kedua diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat- pandang yang berbeda dari masing-masing pelaku dan surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang, saksi terhadap sebuah peristiwa. Sehingga mereka akan hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk me- cenderung memperberbesar peranannya dan menutupi nyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam penger- kekurangannya. tiannya yang lebih luas berupa setiap proses pembuktian c. Sumber benda yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu yang Sumber benda disebut juga sebagai sumber corporal, bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis. yaitu sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan Dari pengertian di atas, maka dapat ditarik benang mer- benda-benda kebudayaan, misalnya, alat-alat atau ben- ahnya bahwa dokumen merupakan sumber data yang da budaya, seperti kapak, gerabah, perhiasan, manik- digunakan untuk melengkapi penelitian, baik berupa manik, candi, dan patung. Sebagian sumber benda ini sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya mon- terdapat di museum, dan sebagiannya dapat disaksi- umental, yang semuanya itu memberikan informasi bagi proses penelitian.

i. Macam-Macam Bahan dan Jenis Dokumen Menurut Burhan Bungin (2008; 122) bahan dokumen itu berbeda secara gradual dengan literatur, dimana literatur merupakan bahan-bahan yang diterbitkan sedangkan dokumenter adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Mengenai bahan-bahan dokumen tersebut, Sartono Kartodirdjo (2008; 101) menyebutkan berba- gai type seperti; otobiografi, surat kabar, surat-surat pribadi, catatan harian, momorial, kliping, dokumen pemerintah dan swasta, serta cerita roman (sejarah). Bahkan untuk saat ini foto, tape, film, mikrofilm, disc, compact disk, data di server / flashdisk, data yang tersimpan di web site, dan lainnya dapat dikatakan sebagai bahan documenter. Dari bahan-bahan dokumenter di atas, para ahli mengklasifikasikan do- kumen ke dalam beberapa jenis diantaranya; Menurut Bungin (2008; 123); dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan seseorang secara tertulis tentang tinda- kan, pengalaman, dan kepercayaannya. Berupa buku harian, surat pribadi, otobiografi. Dokumen Resmi terbagi dua: pertama intern; memo, pengumuman, in- struksi, aturan lembaga untuk kalangan sendiri, laporan rapat, keputusan pimpinan, konvensi; kedua ekstern; majalah, buletin, berita yang disiarkan ke mass media, pemberitahuan. Menurut Sugiyono (2005; 82), berbentuk tulisan, gambar, dan karya. Ben- tuk tulisan, seperti; catatan harian, life histories, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan, dan lainnya. Bentuk gambar, seperti; foto, gambar hidup, sketsa, dan lainnya. Bentuk karya, seperti; karya seni berupa gambar, patung, film, dan lainnya. Menurut E. Kosim (1988; 33) jika diasumsikan dokumen itu merupakan sumber data tertulis, maka terbagi dalam dua kategori yaitu sumber resmi dan tak resmi. Sumber resmi merupakan dokumen yang dibuat/dikeluar- kan oleh lembaga/perorangan atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber resmi for- mal dan sumber resmi informal. Sumber tidak resmi, merupa- kan dokumen yang dibuat/dike- luarkan oleh individu tidak atas nama lembaga. Ada dua bentuk yaitu sumber tak resmi formal dan sumber tak resmi informal. ii. Studi Dokumen Dalam Pe- nelitian Sosial Metode dokumenter meru- pakan salah satu jenis metode yang sering digunakan dalam metodologi penelitian sosial yang berkaitan dengan teknik pengumpulan datanya. Teru- tama sekali metode ini banyak digunakan dalam lingkup kajian sejarah. Namun sekarang ini stu- di dokumen banyak digunakan oleh lapangan ilmu sosial lain- nya dalam metodologi peneliti- annya, karena sebagian besar fakta dan data sosial banyak tersimpan da- lam bahan-bahan yang berbentuk dokumenter. Oleh karenanya ilmu-ilmu sosial saat ini serius menjadikan studi dokumen dalam teknik pengumpu- lan datanya. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis do- kumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap memper- tahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan

penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena peneliti masih bisa memanfaatkan data lain. Dalam dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan in- fenomena budaya, biasanya ada data yang berupa tata stitusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya cara dan perilaku budaya serta sastra lisan. bersifat induktif. Selain itu, di dalam penelitian kualitatif juga dikenal tata cara pengumpulan data yang lazim, Artefak atau artifact merupakan benda arkeologi atau yaitu melalui studi pustaka dan studi lapangan. Studi peningalan benda-benda bersejarah, yaitu semua benda pustaka (berbeda dengan Tinjauan Pustaka) dilakukan yang dibuat atau dimodifikasi oleh manusia yang dapat dengan cara mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, dipindahkan. Contoh artefak adalah alat-alat batu, log- laporan tahunan, peraturan perundangan, dan diploma/ am dan tulang, gerabah, prasasti, senjata-senjata logam sertifikat. Sumber tertulis ini dapat merupakan sumber (anak panah, mata panah, dll), terracotta dan tanduk bi- primer maupun sekunder, sehingga data yang diperoleh natang. juga dapat bersifat primer atau sekunder. Pengumpulan data melalui studi lapangan terkait dengan situasi ala- Artefak dalam arkeologi mengandung pengertian miah. Peneliti mengumpulkan data dengan cara ber- benda (atau bahan alam) yang jelas dibuat oleh (tangan) sentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya manusia atau jelas menampakkan (observable) adanya mengamati (observasi), wawancara mendalam, diskusi jejak-jejak buatan manusia padanya (bukan benda ala- kelompok (Focused group discussion), atau terlibat lang- miah semata) melalui teknologi pengurangan maupun sung dalam penilaian. teknologi penambahan pada benda alam tersebut. Ciri penting dalam konsep artefak adalah bahwa benda ini Kajian dokumen merupakan sarana pembantu penel- dapat bergerak atau dapat dipindahkan (movable) oleh iti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan tangan manusia dengan mudah (relatif) tanpa merusak cara membaca surat-surat, pengumuman, iktisar rapat, atau menghancurkan bentuknya. pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Peneliti dengan mempelajari dokumen- Fosil dalam bahasa latin :fossa yang berarti “menggali dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai- keluar dari dalam tanah”) adalah sisa-sisa atau bekas-be- nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti. Pengumpulan kas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Un- data perlu didukung pula dengan pendokumen dengan tuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus foto, video, dan VCD. Dokumentasi ini akan berguna un- segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan tuk mengecek data yang telah terkumpul. Pengumpulan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang data sebaiknya dilakukan secara bertahap dan sebanyak terbentuk dalam batu, tumbuhan yang dikira sudah pu- mungkin peneliti berusaha mengumpulkan. Maksud- nah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil nya, jika nanti ada yang terbuang atau kurang relevan, yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat ja-

rang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu arkeologi. Secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sisa-sisa organisme. 2. Terawetkan secara alamiah. 3. Pada umumnya padat/kompak/keras. 4. Berumur lebih dari 11.000 tahun. 5. Metode dan Metodologi Pengertian metode dan metodologi mempunyai hubungan erat meskipun tetap ada perbedaan. Pengertian metode pada umumnya adalah menurut kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language: a. Suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek b. Suatu disiplin atau sistem yang acapkali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan untuk penyidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subjek. c. Suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang di- pakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni, atau disiplin tertentu. d. Suatu rencana sistematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran. e. Suatu cara memandang, mengorganisasi, dan memberikan bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik: 1) suatu cara, teknik, atau proses dari atau untuk melakukan sesuatu; 2) suatu keseluruhan keterampilan-keterampilan (a body of skills) atau teknik- teknik. Berkaitan dengan Sejarah, Sartono Kartodidjo dalam membedakan metode sebagai bagaimana memperoleh pengetahuan (how to know) dan metodologi sebagai menge- tahui bagaimana harus mengetahui (to know how to know), sehingga dalam metode sejarah adalah bagaimana mengetahui sejarah dan metodologinya adalah mengetahui bagaimana mengetahui sejarah. Pendapat lain mengenai metode sejarah adalah petun- juk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah. Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode sejarah merupakan suatu metode yang digunakan dalam proses penelitian terhadap sumber- sumber masa lampau yang dilakukan secara kritis-analitis dan sistematis dan disajikan secara tertulis. 6. Fakta Sejarah Fakta adalah hasil dari seleksi data yang terpilih. Fakta menunjukkan terjadinya suatu peristiwa di masa lampau. Fakta berasal dari bahasa latin, factus dan facerel, yang artinya selesai atau mengerjakan. Fakta sejarah adalah fakta – fakta yang berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah yang kita teliti. F. J. Tigger mendefinisikan fakta adalah sebagai hasil penyelidikan secara kritis yang ditarik dari sumber – sumber dokumenter. Sementara Louis Gottchalk mengartikan fakta sebagai suatu unsur yang dijabarkan se- cara langsung atau tidak langsung dari sumber sejarah yang dipandang kredibel, setelah diuji secara seksama dengan metode sejarah. Dari pandangan sejarah itu menunjukkan bahwa fakta dalam sejarah adalah rumusan atau kesimpulan yang diambil dari sumber sejarah atau dokumen. Fakta sejarah dibagi menjadi fakta lunak, fakta keras, inferensi dan opini. Berikut adalah penjelasan masing-masing a. Fakta lunak Fakta lunak merupakan fakta yang masih perlu dibuktikan dengan dukungan fakta – fakta lain. Para sejarawan melalui penelitian sumber – sumber sejarah mencoba mengo- lah sehingga bisa dimengerti. Tetapi bisa saja bahwa apa yang dianggap sebagai fakta belum tentu diterima oleh orang lain, sehingga tidak jarang masih mengundang perde- batan. Contohnya peristiwa supersemar merupakan fakta lunak karena masih dalam perdebatan. b. Fakta keras Fakta keras adalah fakta – fakta yang biasanya sudah diterima sebagai sesuatu peris- tiwa yang benar, yang tidak lagi diperdebatkan. Fakta ini sering disebut“fakta keras”, fakta yang sudah mapan (established) dan tidak mungkin dipalsukan lagi. Contohnya peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan faakta yang tidak bisa diubah lagi. c. Inferensi

Inferensi merupakan ide – ide sebagai benang merah yang menjem- batani antara fakta yang satu dengan fakta yang lain. Ide atau gagasan ini dapat dimasukkan dalam kategori fakta, tetapi masih cukup lemah. Karena inferensi tidak lebih dari suatu pertimbangan logis yang men- jelaskan pertalian antara fakta – fakta. d. Opini Opini mirip dengan inferensi, tetapi opini ini lebih bersifat pendapat pribadi / perorangan. Karena pendapat pribadi maka tidak didasarkan pada konsideran umum. Sedangkan salah satu benntuk informasi seja- rah, opini merupakan penilaian (value judgment) atau sangkaan prib- adi. Berdasarkan bentuknya fakta sejarah dibagi menjadi 3, yaitu : fakta mental, fakta social, dan artefak a. Fakta mental Fakta mental adalah kondisi yang dapat menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian, dan sikap yang mendasari suatu karya cipta. Jadi fakta mental bertalian dengan perilaku, ataupun tinda- kan moral manusia yang mampu menentukan baik buruknya kehidu- pan manusia, masyarakat, dan Negara misalnya, mental orang Aceh yang keras dan tak mudah menyerah, mengakibatkan pihak Belanda kewalahan dalam menghadapi perlawanannya. b. Fakta Sosial Fakta sosial adalah fakta sosial yang berdimensi sosial, yakni kondisi yang mampu menggambarkan tentang keadaan sosial, suasana zaman dan sistem kemasyarakatan, misalnya interaksi (hubungan)antarmanu- sia, contoh pakaian adat, atau pakaian kebesaran raja. Jadi fakta sosial berkenaan dengan kehidupan suatu masyarakat, kelompok masyarakat atau suatu Negara yang menumbuhkan hubungan sosial yang harmo- nis serta komunikasi yang terjaga baik. Misalnya, bangunan arsitektur Eropa di kota Indonesia. Ini menandakan Bahwa di kota bersangkutan pernah di tempati oleh orang-orang asal Eropa yang membangun ru- mah yang beraksitektur dan tidak jauh beda dengan negara asalnya. c. Artefak adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil garapan tangan manusia, contohnya candi, patung, dan perkakas.


Like this book? You can publish your book online for free in a few minutes!
Create your own flipbook